0
PENTINGNYA PERAWATAN PADA WANITA SELAMA NIFAS Masa nifas adalah suatu rentang waktu yang amat penting bagi kesehatan ibu dan anak setelah melewati masa hamil dan melahirkan. Pada masa ini terjadi banyak perubahan penting dan berpengaruh terhadap ibu.Sehingga diperlukan penyesuaian, baik penyesuaian fisiologi maupun psikologis.Perubahan peran ibu memerlukan adaptasi psikologis. Dimana peran dan tanggung jawab seorang wanita menjadi bertambah seiring dengan hadirnya bayi yang baru dilahirkannya. Dorongan serta perhatian anggota keluarga sangat diperlukan sebagai dukungan positif bagi ibu dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan.Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan kemudian mengalami gangguan-gangguan psikologis. Selain perubahan psikologis, juga terjadi perubahan-perubahan fisiologiselama masa nifas. Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993).Namun beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan banyak ditemuidan dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal.1991) ataupun singkat. Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting, agar ibu mampu merawat bayinya maupun dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Juga untuk memenuhi kebutuhankebutuhan ibu selama masa nifas tersebut Perawatan Bagi Wanita Nifas
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata “puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali ke
1
keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adannya perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas 1)Suhu Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih dari 38°C. Bila terjadi peningkatan melebihi 38°C selama 2 hari berturut-turut, maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang diikuti HIS pengiring menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama pada multipara, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea. 2) Pengeluaran lochea Pengeluaran lochea terdiri dari : a. Lochea rubra ( hari ke 1 – 2) Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo, dan mekonium b. Lochea sanguinolenta (hari ke 3 – 7 ) Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan. c. Lochea serosa ( hari ke 7 – 14) Berwarna kekuningan. d. Lochea alba ( hari ke 14 – selesai masa nifas) Hanya merupakan cairan putih, lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent. 3) Payudara Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
2
4) Traktus Urinarius Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalamipenurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis. 5) System Kardiovarkuler Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa, setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil. 2.1.3 Hal-hal yang dibutuhkan seorang wanita selama masa nifas 1) Dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 2)Dorongan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
Contoh perawatan bagi wanita nifas oleh tenaga kesehatan (bidan) 2.2.1 Perawatan Masa Nifas oleh tenaga kesehatan (bidan) Perawatan puerperium dilakukan dalam bentukpengawasan sebagai berikut : a. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan. b. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus. c. Payudara Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
3
Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna. d. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta e. Luka jahitan Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, turbor, dan tumor ). f. Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang. g. Diet Diet harus sangat mendapat perhatian dalam nifas karena makanan yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu serta dapat mempengaruhi susunan air susu. Maka dari itu disarankan untuk makan makanan yang bermutu, bergizi dan cukup kalori.Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan. h. Miksi Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, pengeluaran urindapat dikaterisasi. i. Defekasi Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi dapat diberikan laksans per oral atau perektal. j. Kebersihan diri Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin. k. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40 hari (16 minggu post partum) l. Imunisasi Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.
4
Asuhan Lanjutan Masa Nifas di Rumah oleh bidan 1) Prinsip pemberian asuhan lanjutan pada masa nifas di rumah meliputi: a. Asuhan postpartum di rumah berfokus pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. b. Pemberian asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga dilakukan dalam suasana rileks dan kekeluargaan. c. Perencanaan kunjungan rumah. d. Keamanan 2) Perencanaan kunjungan rumah meliputi: a. Kunjungan rumah tidak lebih 24-48 jam setelah pasien pulang. b. Memastikan keluarga sudah mengetahui rencana kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan telah direncanakan bersama. c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. d. Merencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat serta perlengkapan yang digunakan. e. Memikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan baik dengan keluarga. f. Melakukan tindakan yang sesuai standar pelayanan kebidanan dalam pemberian asuhan. g. Membuat pendokumentasian hasil kunjungan. h. Meyediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan 3) Keamanan pada saat kunjungan rumah meliputi: a. Mengetahui alamat lengkap pasien dengan jelas. b. Menggambar rute alamat pasien. c. Memperhatikan keadaan di sekitar lingkungan rumah pasien sebelum kunjungan. d. Memberitahu rekan kerja ketika melakukan kunjungan. e. Membawa telepon selular sebagi alat komunikasi. f. Membawa cukup uang. g. Menyediakan senter (kunjungan malam hari). h. Memakai tanda pengenal dan mengenakan pakaian yang sopan. i. Waspada pada bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama
5
kunjungan. j. Menunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan. k. Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan. 4)Pelaksanaan Asuhan Masa Nifas Di Rumah Kunjungan postnatal rutin meliputi : a. Kunjungan rumah dilakukan minimal dua kali setiap hari. b. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir. c. Mengajarkan ibu untuk merawat diri. d. Memberikan saran dan nasehat sesuai kebutuhan dan realistis. e. Bidan harus sabar dan telaten menghadapi ibu dan bayi. f. Melibatkan keluarga saat kunjungan rumah. Pengamatan pada psikologi ibu meliputi : a. Memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya masa nifas. b. Bidan mengobservasi perilaku keluarga. c. Meluangkan waktu untuk sharing dengan ibu dan keluarga. d. Memberikan dukungan. e. Melakukan dokumentasi pasca kunjungan. f. Perencanaan skrining test. g. Memberikan penyuluhan sehubungan dengan kebutuhan pada masa nifas. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas 1) Gizi Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit). 2) Kebersihan diri Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.
6
3) Istirahat / tidur Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri. 4) Pemberian ASI Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI; mengajarkan cara perawatan payudara. 5) Latihan/ senam nifas Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat bantu mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal. 6) Hubungan seks dan Keluarga Berencana Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat kontrasepsi KB. 7) Tanda-tanda bahaya masa nifas Pendidikan kesehatan tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi: berikan pendidikan kesehatan tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya berupa: perdarahan dan pengeluaran abnormal, sakit daerah abdomen/punggung, sakit kepala terus menerus/penglihatan kabur/nyeri ulu hati, bengkak pada ekstremitas, demam/muntah/sakit saat BAK, perubahan pada payudara, nyeri/kemerahan pada betis, depresi postpartum.
Simpulan Perawatan nifas merupakan perawatan yang diberikan pada wanita selama masa nifas berlangsung.Yaitu sejak setelah melahirkan sampai pulihya kembali organ-
7
organ reproduksi seperti saat sebelum hamil. Selama masa nifas berlangsung perlu diperhatikan aspek-aspek klinik yang terjadi selama masa nifas agar dapat menentukan hal-hal apa saja yang perlu mendapatkanperhatian khusus. Perawatan nifas akan lebih efektif apabila melibatkan peran bidan sebagai tenaga kesehatan. Perawatan kebidanan bagi wanita nifas berupa kunjungan yang dilakukan oleh bidan kepada wanita yang sedang nifas.Kunjungan tersebut dilakukan sebanyak empat kali dengan waktu yang telah ditetukan.Kunjungannifas ini dimaksudkan untuk memantau kondisi ibu nifas tetap baik.Selama kunjungan tersebut juga dilakukan perawatan- perawatan yang kemudian dilanjutkan dengan asuhan lanjutan di rumah oleh bidan yang bertugas.Pedidikan kesehatan masa nifas dapat diselipkan disela-sela perawatannifas.
Saran-Saran Para wanita yang sedang mengalami masa nifas hendaknya melakukan perawatan nifas yang akan lebih efektif jika mendapatkan bantuan dari seorang bidan sebagai tenaga kesehatan, Para bidan dalam memberikan asuhan menerapkan cara-cara yang sesuaidengan asuhan kebidanan.
DAFTAR RUJUKAN Abestiani. 2012. Makalah Asuhan Kebidananpada Ibu Nifas(online), ( http:// bestianinil.wordress.com/2012/05/05/makalah asuhan-kebidanan-padaibu-nifas/), diakses 9 Desember 2013. Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Marisisinaga. 2010. MasaNifas(online), (http://marisisinaga .blogspot.com/2010/11/masa-nifas.html?m=1), diakses 9 Desember 2013.
8
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Sastrawinata, Sulaiman.1983. Obstetri Fisiologi. Badung: ELEMAN.