Materi 7 Ekonomi Mikro - Universitas Esa Unggul

Dalam ekonomi industri terdapat dua sisi yang menarik, di satu sisi ekonomi industri merupakan seperangkat konsep dan analisa mengenai persaingan dan ...

84 downloads 713 Views 865KB Size
Materi 7 Ekonomi Mikro Struktur dan Tipe Pasar

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami model struktur pasar yang ada, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna (pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik, dan pasar oligopoli).

Dosen : Elistia, SE, MM [email protected]

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017

MATERI 7 Struktur Pasar dan Tipe Pasar

A. Pendahuluan Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barangbarang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Secara makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah (Hasibuan, 1994). Ekonomi Industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ekonomi Industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar, perilaku pasar dan kinerja pasar. Dalam ekonomi industri terdapat dua sisi yang menarik, di satu sisi ekonomi industri merupakan seperangkat konsep dan analisa mengenai persaingan dan monopoli dengan berbagai macam pasar yang berada di antara keduanya. Di sisi lain, ekonomi industri juga berkaitan dengan pasar riil yang sangat diramaikan oleh adanya persaingan antar perusahaan (Jaya, 2001). Beberapa alasan Ekonomi Industri menjadi semakin penting untuk dipelajari, baik di negaranegara maju maupun di negara yang sedang berkembang: •

Pertama, praktek-praktek struktur pasar yang semakin terkonsentrasi dalam kegiatan bisnis dan praktek-praktek perilakunya menimbulkan kerugian bagi konsumen.



Kedua, semakin tinggi konsentrasi industri cenderung mengurangi persaingan antar perusahaan sehingga menciptakan perilaku yang kurang efisien.



Ketiga, konsentrasi industri yang tinggi membawa konsentrasi kekayaan yang melemahkan usaha-usaha pemerataan, baik dilihat dari pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, maupun kesempatan berusaha.



Keempat, kaitan struktur industri dengan penyelesaian masalah-masalah ekonomi membawa lebih jauh intervensi pemerintah.



Kelima, kajian-kajian tentang struktur-perilaku dan kinerja industri tidak terlepas dari masalah-masalah produksi dan distribusi (Hasibuan, 1994).

B. Pendekatan SCP (Structure – Conduct – Performance) Mason dan Bain dalam Lipczynski (2005) menjelaskan struktur pasar mempengaruhi perilaku perusahaan, dari perilaku ini akan menimbulkan strategi untuk mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik. Dengan melihat struktur, perusahaan akan mengetahui kekuatan dari sautu perusahaan. Perusahaan akan menetapkan strategi-strategi yang sesuai dengan kekuatan perusahaan pesaing. Strategi-strategi ini yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sederhananya, pendekatan SCP ini digunakan untuk mengetahui kondisi struktur dan persaingan usaha dalam suatu industri dilihat dari struktur industri, perilaku perusahaan, dan kinerja perusahaan. Pendekatan ini awalnya digunakan pemerintah untuk menganlisis keadaan suatu industri sehingga dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang akan merugikan konsumen. Dalam perkembangannya, pendekatan ini digunakan untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan kondisi pasar. Hubungan variabel ini adalah linier yaitu struktur mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi kinerja. Pada perkembangannya, hubungan ini bisa dibalik dan saling mempengaruhi.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

1

Beberapa aspek yang dipelajari dalam kaitannya dengan struktur-perilaku-kinerja industri. •

Aspek kebebasan memilih dan berusaha walaupun masih ada intervensi pemerintah yang pada akhirnya akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan,



Aspek peluang yang sama, baik dalam pengertian sebagai pembeli dan penjual, maupun dalam kesempatan, dan pemerataan pendapatan,



Aspek keadilan dan kewajaran terhadap praktek-praktek bisnis yaitu melalui pelarangan praktek-praktek bisnis yang tidak wajar dan adanya kepastian hukum,



Aspek kesejahteraan masyarakat, yaitu efisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi, kesempatan kerja, kestabilan harga, kesehatan, dan lingkungan yang bersih,



Aspek kemajuan, yaitu adanya kebebasan, keadilan dan kesejahteraan.

Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara Structure – Conduct – Perfomance seperti yang dikutip dari Talattov (2010) :

Gambar 7.1 Hubungan Structure – Conduct – Perfomance (SCP)

STRUCTURE

CONDUCT

PERFORMANCE

Sumber : Talattov, 2010

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

2

C. Struktur Pasar (Market Structure) Defenisi pasar adalah sebagai suatu kelompok penjual dan pembeli yang mempertukarkan barang yang dapat disubstitusikan. Kemampuan substitusi barang merupakan kunci pokok sehingga ekonomi muncul sebagai daya tarik bagi pasar-pasar individu. Tiap pasar dibatasi oleh dua dimensi yaitu jenis produk dan daerah geografis (Jaya, 2001). Struktur pasar merupakan suatu variabel yang digunakan untuk menentukan perilaku perusahaan dan interaksi antara perilaku dan struktur pasar menentukan kinerja. Selanjutnya kinerja mempunyai pengaruh terhadap pembentukan struktur. Dalam struktur pasar selain memperhatikan jumlah perusahaan juga harus memperhatikan ukuran atau besaran distribusi dari perusahaan tersebut. Secara teoritis struktur pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi tiga yaitu pasar persaingan monopoli, oligopoli dan monopolistik. Struktur pasar dapat dilihat dari tiga hal yaitu jumlah perusahaan, tipe produksi dan hambatan masuk (Hasibuan, 1994). Ringkasan tipe-tipe struktur pasar dapat dilihat pada Tabel 7.1 Tabel 7.1 Tipe-Tipe Struktur Pasar Tipe Pasar

Jumlah Perusahaan

Tipe Produksi

Hambatan Masuk

1. Persaingan Sempurna

Banyak

Homogen

Bebas

2. Persaingan Tidak Sempurna a. Persaingan Monopolistik b. Oligopoli

Banyak

Diferensiasi

Bebas

Sedikit

Homogen atau ter-Diferensiasi Diferensiasi

Terbatas

c. Monopoli

Satu atau Kolusi

Sangat terbatas

Sumber: Hasibuan, 1994

D. Struktur dan Tipe Pasar Struktur pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya. Dibagi kedalam beberapa bagian yaitu: 1. Pasar persaingan sempurna: Jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Persaingan akan terjadi apabila penjual dan pembeli dalam jumlah besar mengadakan saling hubungan secara aktif dengan maksud memaksimumkan keuntungan dan kepuasan atas dasar harga-harga yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Jumlah penjual dan pembeli banyak. 2. Pasar persaingan tidak sempurna yang terdiri atas: a) Pasar monopoli: Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. b) Pasar oligopoli: Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. c) Pasar persaingan monopolistik: Bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

3

E. Pasar Persaingan Sempurna Dalam analisis ilmu ekonomi pada kondisi pasar persaingan sempurna, yaitu suatu kondisi pasar yang paling ideal yang menjamin terwujudnya kegiatan produksi barang yang optimal dan efisien. Suatu kondisi ideal yang sangat diharapkan. Walaupun demikian dalam kenyataan kondisi ideal ini sangat sulit untuk diwujudkan, yang ada hanya ciri-ciri pasar yag mendekati sempurna. Dalam analisis kita tentang struktur pasar walaupun sulit diwujudkan adanya pasar persaingan sempurna, tidak ada salahnya kita coba untuk lebih memahaminya, karena dengan ini kita akan lebih mudah untuk mempelajari kondisi dan struktur pasar yang lain. Pasar Persaingan Sempurna, disebut juga dengan Pasar Kompetitif Sempurna (Perfectly competitive market), adalah suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli yang memperdagangkan produk identik, sehingga masing-masing dari mereka akan menjadi penerima harga. Dalam definisi lain disebutkan bahwa: industri di mana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.

E.1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Di dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap, masih diperlukan beberapa karakteristik (syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna: 1. Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product) 2. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi sempurna (perfect know-ledge) 3. Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output pasar (small relatively output) 4. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker) 5. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)

Berikut ini penjelasannya : 1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product) Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama

2. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari siapa pun produk dibeli, harga yang berlaku adalah sama. Demikian halnya dengan perusahaan, hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar, dengan jumlah pembeli yang banyak dimungkinkan pembeli dengan cepat mengetahui kondisi pasar, termasuk harga-harga yang berlaku dan perubahannya.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

4

3. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output) Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri. 4. Perusahaan Menerima Harga yang Ditentukan Pasar (Price Taker) Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir c) adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar. Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum. 5. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit) Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Pengertian mobilitas mencakup pengertian geografis dan antarpekerjaan. Maksudnya, faktor produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan leluasa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri (dalam industri masih memberikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tidak tertarik Iagi atau gagal, dengan segera dapat keluar. Apabila kondisi tersebut terpenuhi dalam pasar yang baik, maka pasarnya adalah pasar persaingan sempurna. Dalam kondisi ini, harga barang yang diproduksi sama dengan marginal cost dan semua barang yang diproduksi dilakukan dengan cara biaya yang terendah. Suatu kenyataan juga apabila persaingan dapat dihambat dengan adanya aturan dari pembuat kebijakan. Beberapa ekonom berargumen bahwa tujuan kebijakan persaingan tidak harus menjadi persaingan sempurna, namun adalah sasaran yang lebih realistik, seperti dalam workable competition. Teori pasar contestable (workable competition) menetapkan bahwa suatu industri terdiri atas satu atau sedikit pelaku usaha dapat efisien. Dasar pemikirannya adalah bahwa pelaku usaha incumbent akan mempertahankan harga dekat pada tingkat harga persaingan karena ancaman yang datang dari pelaku usaha baru. Apabila pelaku usaha incumbent meningkatkan harga, akan masuk pelaku usaha baru (tidak ada barrier to entry) dan pelaku usaha baru akan dapat berproduksi seefisien pelaku usaha incumbent (akses teknologi). Selanjutnya, apabila harga turun sebagai akibat masuknya pelaku usaha baru, pelaku usaha baru ini dapat dengan cepat keluar pasar dan tanpa biaya dan tidak ada hambatan keluar (Khemani, R.S., (2005). Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan sempurna, di mana perusahaan-perusahaan kecil yang menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik sebagaimana diuraikan di atas. Namun demikian, menilik karakteristiknya, ada beberapa industri yang mendekati bentuk pasar persaingan sempurna, produk pertanian, perkebunan, peternakan, seperti beras, industri tempe, tahu.

F. Pasar Monopoli Bentuk pasar Monopoli terbentuk pada suatu situasi dimana hanya terdapat penjual dan pembeli tunggal di dalam pasar. Sebagai definisi, kurva permintaan yang dihadapi perusahan monopolis dalam kurva permintaan industri adalah kurva menurun. Sehingga, perusahaan monopolis memiliki kekuatan besar dalam menentukan harga yang dikenakan yaitu sebagai penentu harga (price setter) dan bukannya pengikut harga (price taker). Suatu industri dikatakan berstruktur monopoli (monopoly) bila hanya ada satu produsen atau penjual (single firm) tanpa pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial. Output yang dihasilkan tidak mempunyai substitusi (closed substitution).

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

5

F.1. Faktor – faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan (barriers to entry) bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dilihat dari penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi hambatan teknis (technical barriers to entry) dan hambatan legalitas (legal barriers to entry). a) Hambatan Teknis (Technical Barriers to Entry) Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm). Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh beberapa hal: 1. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien. 2. Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit (AC) makin rendah (decreasing MC and AC). 3. Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi produksi. Kelompok konglomerat di Indonesia mempunyai kemampuan monopoli secara teknis, karena mampu mengontrol faktor produksi berupa bahan baku (misalnya batu kapur untuk pabrik semen). Selain bahan baku, faktor produksi yang dimonopoli konglomerat adalah SDM berkualitas, di mana tamatan-tamatan universitas top di Indonesia kebanyakan bekerja di perusahaan konglomerat, dibanding perusahaan kecil. Lokasi produksi yang khusus juga menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan teknis (biaya transportasi sangat rendah) yang menyebabkan daya monopoli. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis disebut perusahaan monopolis alamiah (natural monopolist).

b) Hambatan Legalitas (Legal Barriers to Entry) 1. Undang-undang dan Hak Khusus Tidak semua perusahaan mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien tetapi memiliki daya monopoli. Hal itu dimungkinkan karena secara hukum mereka diberi hak monopoli (legal monoply). Di Indonesia, Badan-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak yang memiliki daya monopoli karena undang-undang. Berdasarkan undang-undang tersebut mereka memiliki hak khusus (special franchise) untuk mengelola industri tertentu. 2. Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta Tidak semua monopoli berdasarkan hukum (undang-undang) mengakibatkan inefisiensi. Hak paten (patent right) atau hak cipta adalah monopoli berdasarkan hukum karena pengetahuan-kemampuan khusus (special knowledge) yang menciptakan daya monopoli secara teknik. Seorang yang mempunyai kemampuan menulis yang baik, memiliki hak monopoli atas bukunya bila mengurus hak cipta. Seseorang yang menemukan resep masakan atau ramuan Obat, memiliki hak monopoli atas penemuannya bila mengurus hak paten.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

6

Berdasarkan uraian-uraian di atas, industri penyediaan tenaga listrik (industri listrik) di Indonesia dikatakan berstruktur pasar monopoli, karena: 1. Hanya ada satu produsen, yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2. Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi, walaupun sumber tenaga listriknya memiliki beberapa alternatif (diesel, tenaga air, tenaga uap, dan nuklir) 3. Perusahaan-perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik karena ada hambatan (barrier to entry), yaitu hak monopoli PLN berdasarkan Undang-Undang. Namun PLN memiliki anak perusahaan dan vendor/supplier yang berasal dari perusahaan negeri dan swasta, seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

PT Indonesia Power PT Indonesia Comnet Plus PT Pelayanan Listrik Nasional Batam PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal PT PLN Batu Bara PT Pembangkitan Jawa Bali PT Prima Layanan Nasional Enjiniring PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Majapahit Holding BV PT Haleyora Power

Kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai Pasar Monopsoni, yaitu jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli.

G. Pasar Persaingan Monopolistik Teori pasar persaingan monopolistik (monoplistic competition) dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli (monopoly). Ekonom yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan terhadap dua model di atas adalah Peirro Sraffa (Universitas Cambridge), kemudian diikuti oleh Hotelling dan Zeothen. Pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an, model persaingan monopolistik dikembangkan secara intensif terutama oleh Joan Robinson (ekonom Inggris) dan Edward Chamberlain (ekonom Amerika Serikat). Struktur pasar persaingan monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Di dalam industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar-masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan terdiferensiasi (differentiated product). Namun perbedaan barang antara satu produk (merek) dengan produk (merek) yang lain tidak terlalu besar. Diferensiasi ini mendorong perusahaan untuk melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan sangat mungkin saling menjadi substitusi. Perusahaan memiliki kemampuan monopoli yang relatif terbatas/kecil. Pasar monopolistik (kadang disebut juga pasar persaingan monopolistik atau pasar monopolistis) adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

7

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing. Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

G.1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah 1. Produk yang terdiferensiasi (differentiated product) Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam pasar persaingan sempurna konsumen membeli barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistik yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh kemasan, merek, dan pelayanannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk produk-produk sabun mandi, pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang gadis yang biasa menggunakan sabun mandi bermerek "Sutera”, sulit untuk pindah ke merek lain. Dia dapat membedakan produk sabun kesukaannya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki daya monopoli, walau terbatas. Namun demikian di antara produk-produk tersebut sebenarnya dapat saling menjadi substitusi. Misalnya, dalam keadaan tertentu (sedang berada di desa), sabun mandi merek kesayangan tidak ada maka merek lain dapat menggantikan tanpa menimbulkan dampak negatif secara teknis (kesehatan terganggu). Karena itu, persaingan monopolistik berada di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli, seperti digambarkan dalam Diagram 7.1 di bawah ini.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

8

2. Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number of firms) Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik banyak. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian, dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri (independence decision of price and output), karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.

3. Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit) Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan monopolistik proses masuk-keluar akan terhenti bila semua perusahaan hanya memperoleh laba normal.

H. Pasar Oligopoli Struktur pasar atau industri oligopoli (oligopoly) adalah pasar (industri) yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk memengaruhi harga pasar. Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Dari definisi di atas, kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli. Para ekonom pada umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik dan oligopoli. Dalam semua bentuk pasar itu para penjual memerhatikan respon pembeli, tetapi dalam oligopoli para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya. Di dalam ketiga pasar yang disebut terdahulu, kurva-kurva permintaannya diturunkan dari data tentang konsumen. Tapi dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil. Ini memang sulit diramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva permintaannya.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

9

H.1. Karakteristik Pasar Olipogoli Oligopoli (dari ὀλίγος (olígos), berarti "banyak", dan πωλεῖν (polein), berarti "menjual") adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Oligopoli memiliki struktur pasarnya sendiri. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaanperusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barangbarang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel. Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum anti monopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Walaupun demikian, kartel tetap ada baik dalam lingkup nasional maupun internasional, formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, di mana terdapat sejumlah kecil penjual dengan jenis produk yang homogen. Kartel dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka memperoleh market power. Market power ini memungkinkan mereka mengatur harga produk dengan cara membatasi ketersediaan barang di pasar. pengaturan persediaan dilakukan dengan bersama-sama membatasi produksi dan atau membagi wilayah penjualan. Dari definisi di atas kita dapat melihat beberapa unsur penting (karakter) pasar oligopoli. • • • •

I.

Hanya sedikit perusahaan dalam industri (few number of firms) Produknya homogen atau terdiferensiasi (homogen or diferentiated product) Pengambilan keputusan yang saling memengaruhi (interdependence decisions) Kompetisi nonharga (non pricing competition)

Elemen Struktur Pasar

Dalam struktur pasar terdapat beberapa elemen-elemen yang termasuk didalamnya yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar dan hambatan-hambatan untuk masuk. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini. 1. Pangsa Pasar (Market Share) Pangsa pasar adalah perbandingan antara hasil penjualan suatu perusahaan dengan total industri. Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, dan besarnya berkisar antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar dapat dihitung dengan

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

10

beberapa cara yaitu berdasarkan nilai penjualan, unit penjualan, unit produksi dan kapasitas produksi. Pada produk yang bersifat homogen biasanya pangsa pasar diukur dengan menggunakan unit atau volume penjualan sedangkan pada pasar yang produknya heterogen, pangsa pasar dihitung terhadap total penjualan. Pangsa pasar merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan karena secara umum terdapat korelasi yang postif antara pangsa pasar dengan profitabilitas atau keuntungan (Yunianti, 2001). Perusahaan dengan pangsa pasar lebih baik akan mendapatkan keuntungan dari penjuakan produk atau kenaikan harga sahamnya sehingga dapat dikatakan bahwa pangsa pasar merupakan tujuan atau motivasi suatu perusahaan. Tabel 7.2 Tipe-tipe Pasar Tipe Pasar Monopoli murni

Kondisi Utama

Contoh

Suatu perusahaan yang memiliki 100 PLN, TELKOM, PAM persen dari pangsa pasar

Perusahaan yang Suatu perusahaan yang memiliki 50-100 Surat kabar lokal atau dominan persen dari pangsa pasar dan tanpa nasional, film kodak, (Dominant firm) pesaing yang kuat batu baterai. Oligopoli ketat

Penggabungan empat perusahaan Bank-bank lokal, sabun, terbesar yang memiliki pangsa pasar 60- rokok, dan semen 100 persen. Kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga relatif mudah

Oligopoli loggar

Penggabungan empat perusahaan terbesar yang memiliki pangsa pasar 4060 persen. Kesepakata diantara mereka untuk menetapkan harga sebenarnya tidak mungkin.

Persaingan monopolistik

Banyak pesaing yang efektif, tidak satupun Pedagang eceran, yang memiliki lebih dari 10 persen pangsa penjual pakaian pasar.

Persaingan murni

Lebih dari 50 persen pesaing yang mana Peternakan, Pertanian, tidak satupun yang memiliki pangsa pasar Perkebunan, Perikanan yang berarti

Kayu, perkakas rumah tangga, mesin-mesin kecil, perangkat keras, majalah, obat-obatan.

Sumber: Jaya, 2001

Semakin besar pangsa pasar maka semakin besar pula hak monopoli bagi perusahaan yang bersangkutan. Derajat kekuatan pasar pada umunya akan muncul ketika pangsa pasar mencapai 15 persen, pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu 25-30 persen derajat monopoli akan menjadi signifikan, dan pada tingkat 50-60 persen biasanya perusahaan mempunyai kekuatan pasar yang sangat besar. Kesukesan perusahaan biasanya selain digambarkan oleh profit tetapi juga oleh besarnya pangsa pasar.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

11

2. Konsentrasi Pasar (Concentrate) Konsentrasi (pemusatan) merupakan tingkat oligopoli dimana kombinasi pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan oligopoli tersebut membentuk suatu tingkatan pemusatan dalam pasar. Penerimaan rata-rata industri yang telah terkonsentrasi akan lebih tinggi daripada penghasilan dari jenis industri yang kurang terkonsentrasi. Pengertian konsentrasi sangat erat hubungannya dengan pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam suatu industri. Hal ini dapat dimaklumi karena konsentrasi adalah besarnya pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan relatif terhadap pangsa pasar total yang biasanya diambil dari pangsa pasar perusahaan terbesar dalam industri dimana perusahaan-perusahaan tersebut berada. Semakin besar pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan tesebut relatif terhadap pasar total, maka dapat dikatakan bahwa industri tersebut mempunyai tingkat konsentrasi yang tinggi.

3. Hambatan Untuk Masuk (Barrier to Entry) Menurut Asian Development Bank (2001) barrier to entry dapat didefenisikan sebagai setiap bentuk karakteristik pasar yang menghambat pendatang (entrant) baru untuk bersaing atas dasar yang sama dengan perusahaan yang sudah ada. Dalam defenisi ini, kombinasi biaya yang hilang (sunk cost) dan skala ekonomi dapat menjadi barrier to entry. Menurut Bain (1956) penentu utama kondisi entry adalah skala ekonomi yang besar, diferensiasi produk dan keuntungan biaya absolut anatara perusahaan yang ada dengan yang baru. Kondisi entry sangat menentukan degree of competition (tingkat kompetisi) baik yang aktual maupun yang potensial sehingga dapat diduga mempengaruhi kinerja dan struktur. Pesaing potemsial adalah perusahaanperusahaan di luar pasar yang mempunyai kemungkinan untuk masuk dan menjadi pesaing yang sebenarnya (Jaya, 2001). Menurut Geroski dalam Satriawan dan Wigati, (2002) entry dapat didefenisikan sebagai : • • • • •

Masuknya perusahaan baru kedalam suatu industri; Entry ditandai dengan didirikannya perusahaan baru dalam industri yang serupa oleh perusahaan yang masih beroperasi dalam industri tersebut; Pengambilalihan (akuisisi) suatu perusahaan oleh perusahaan lain satu lingkup industri; Penggabungan beberapa macam produk oleh perusahaan yang masih beroperasi dalam industri tersebut sehingga menciptakan pangsa pasar baru; Masuknya perusahaan yang dimiliki oleh pemodal asing ke industri dalam negeri.

Weiss (1965) mendefenisikan entry mencakup dua hal yaitu nama perusahaan baru dan terdapat bangunan baru dalam suatu industri. Sedangkan Besanko, Dranove, dan Shanley, (1996) menyatakan bahwa entry dapat didefenisikan sebagai masuknya suatu produk baru/jasa baru yang ditawarkan oleh perusahaan yang telah atau baru beroperasi ke dalam suatu pasar atau industri.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

12

J.

Perilaku (Conduct) Pasar

Perilaku pasar yang dimaksud adalah pola tanggapan dan penyesuaian yang dilakukan suatu perusahaan di dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Perilaku pasar terkait dengan tindakan apa yang harus dilakukan suatu perusahaan dalam menghadapi pesaingnya terhadap harga, tingkat produksi, kualtas produk, tindakan promosi, dan hal lainnya yang bekaian dengan kegiatan operasional perusahaan (Greer, 1992). Scherer (1990) menyataka terdapat tiga kriteria untuk melihat peilaku industri yaitu strategi harga, kondisi entry dan tipe produk. Martin dalam Yunianti (2001) menyatakan bahwa perilaku strategis perusahaan hanya ada pasar oligopoli. Perilaku industri dapat dilihat pada strategi perusahaan dalam menentukan jumlah dominasi output, penentuan harga, advertensi, pemilihan teknologi, kegiatan dalam pasar dan juga dalam kebijakan produk. Sedangkan menurut Jaya (2001) pada perusahaan ada beberapa perilaku yang terjadi antara lain penetapan harga, strategi produksi, kolusi dan penawaran vertikal. Lipczynski (2005), mengemukakan 6 variabel utama perilaku pelaku pasar (conduct) yaitu tujuan perusahaan, kebijakan harga, karakteristik produk, pengembangan produk, kolusi, dan merger. Disamping itu, perilaku perusahaan juga dapat diterangkan melalui strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi. 1. Strategi Produk Strategi produk harus mengikuti perkembangan produk itu sendiri. Dikatakan pula bahwa suatu produk memiliki daur hidup tersendiri yang terdiri dari fase pengembangan perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Siklus hidup produk merupakan jalur yang akan ditempuh oleh penjualan dan keuntungan produk selama hidupnya (Kotler dan Armstrong, 2006). Strategi produk dapat dilakukan dengan cara differensiasi produk dan strategi pengiklanan. Hal ini dilakukan selain untuk membuat produk lebih dikenal karena memiliki cirri khas, juga agar produk dapat laku di pasaran. Selain itu yang paling penting diperhatikan adalah variasi produk, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi, dan retur.

Gambar 7.2. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

13

2. Strategi Harga Dalam pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh pasar. Perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga atau disebut pula price takers. Dalam pasar persaingan tidak sempurna (monopoli, monopsoni, oligopoli, dan oligopsoni) perusahaan dapat menentukan harga. Dalam pasar monopoli dan oligopoli dikenal adanya istilah diskriminasi harga dengan memaksimumkan keuntungan dan menciptakan suatu penghalang bagi perusahaan baru yang akan masuk ke pasar monopsoni (jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli) maupun oligopsoni (bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen/reseller). Kebijakan harga yang perlu ditentukan adalah harga katalog, diskon, potongan khusus, periode pembayaran, dan persyaratan kredit. 3. Strategi Promosi Promosi merupakan salah satu perilaku perusahaan yang memaksimalkan keuntungan. Strategi promosi yang dijalankan perusahaan dalam industrinya adalah melalui promosi dalam bentuk iklan, distribusi produk, diskon atau potongan harga, product display di tempat penjualan, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Promosi dapat dikatakan efektif jika dapat membuat konsumen mengetahui kelebihan dari suatu produk dibandingkan produk lain sehingga dapat mendorong mereka untuk membeli produk. Perusahaan juga sebaikanya menyusun strategi yang diperlukan dalam promosi penjualan, periklanan, personal selling, public relations, dan direct marketing. 4. Strategi Distribusi Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Strategi yang perlu diperhatikan adalah saluran distribusi, cakupan distribusi, kelengkapan produk, lokasi, persediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi.

K. Kinerja (Performance) Setiap perusahaan pasti akan mempunyai tujuan untuk menguasai pasar, tujuan itu yang disebut dengan kinerja. Kinerja pasar dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang disesuaikan dengan struktur dan perilaku pasar dengan tujuan akhir memperoleh keuntungan. Secara lebih rinci kinerja dapat dilihat dari laba, efisiensi, pertumbuhan (termasuk peluasan pasar), kesempatan kerja, prestise profesional, kesejahteraan personalia, dan juga kebanggaan kelompok. Kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek, namun biasanya dipusatkan pada tiga aspek pokok yaitu, efisiensi, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi (Jaya, 2001). Menurut Jaya (2001) ada 4 tujuan kinerja, yaitu : 1. Efisiensi dalam pengalokasian sumberdaya 2. Kemajuan teknologi dan penggunaannya 3. Keseimbangan dan distribusi 4. Dimensi lain berupa kebebasan individu dalam memilih, keamanan dari bahaya yang mengancam dan keanekaragaman budaya yang ada

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

14

Daryanto (2004) mengungkapkan yang dimaksud dengan kinerja adalah : 1. Apakah perusahaan-perusahaan meningkatkan kesejahteraan ekonomi ? 2. Apakah mereka bekerja secara efisien, menghindari pemborosan faktor-faktor produksi yang langka sifatnya ? 3. Apakah alokasi faktor-faktor produksi telah efisien secara ekonomis? 4. Apakah perusahaan-perusahaan secara efektif meningkatkan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi ? Menurut Jaya (2001) dalam kinerja pasar terdapat konsekuensi dan kekuatan pasar yaitu kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mempengaruhi harga produk-produk yang mereka jual kepada konsumen. Pada kenyataannya kekuatan pasar dapat mempengaruhi secara mencolok terhadap harga, keuntungan, inovasi, keadilan dan nilai-nilai lainnya. Dalam kinerja juga memperhatikan pertumbuhan dan kelayakan, hal ini dikarenakan pertumbuhan dan kelayakan membutuhkan usaha yang cermat, menunjukkan bagian-bagiannya dan kemungkinan pengaruh-pengaruh monopoli yang ditimbulkannya.

Tugas Kelompok Individu dan Kelompok Mahasiswa : 1. Buatlah ringkasan dari materi Struktur Pasar (tugas individu). Dikerjakan tulis tangan ataupun di ketik, kemudian di print diserahkan kepada Dosen selambatnya tgl 28 Mei 2017 2. Carilah contoh jenis produk dan nama perusahaan yang termasuk kategori pasar : 1) Pasar Persaingan Sempurna 2) Pasar Monopoli 3) Pasar Oligopoli 4) Pasar Persaingan Monopolistik

3. Carilah masing – masing 2 kasus permasalahan ataupun kinerja perusahaan dari 4 (empat) tipe pasar tersebut. Ketentuan: Nomor 2 dan 3, adalah tugas kelompok. Penulisan diketik di Microsoft Word, kemudian di email ke ketua kelas, dari ketua kelas mengirimkan kembali ke Dosen via email ke [email protected]. Tugas ini dikumpulkan selambatnya tgl 28 Mei 2017.

Materi 7. Struktur dan Tipe Pasar

15