Metode Analisis Kelembagaan

Metode Analisis Kelembagaan ... Analisis ditujukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menjadi tantangan dan kendala dalam melakukan pendampingan,...

12 downloads 443 Views 32KB Size
Metode Analisis Kelembagaan Untuk membahas eksistensi dan kinerja kelembagaan formal dan non formal, digunakan analisis sebagai berikut: 1. Pendekatan SCP (Structure, Conduct, Performance) diadaptasi dari Erlinda Muslim, dkk., (2008); Schraven (2008), dan Harris, B (1979). Metode ini digunakan pertama kali oleh pakar ekonomi dalam menganalisis pasar.

Structure, mengacu pada pola hubungan fungsional antara satu fenoma dengan fenomena lain dalam satu satuan kegiatan. Pengungkapan struktur dalam kelembagaan didasarkan pada peubah-peubah sebagai berikut: •

Motivasi

munculnya

kelembagaan:

Apa

yang

mendorong

munculnya

kelebagaan? •

Landasan legalisasi eksistensi kelembagaan.



Penetapan

posisi

personal

dalam

struktur

organisasi

kelembagaan,

pergantian pengurus, siklus kepengurusan, dll

Conduct,

menunjukkan

perilaku

personal

dalam

menjalankan

organisasi

kelembagaan. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai pilihan kegiatan yang diaplikasikan dalam kelembagaan, akses individu terhadap kebijakan, dll. Penampilan conduct ini disajikan dalam tabel frequensi.

Performance, menunjukkan wujud kegiatan yang sudah dikerjakan kelembagaan dan melibatkan partisipasi kelompok dan kualitas hasil. Tampilan performance menunjukkan identifikasi kegiatan, aktor (pelaku), waktu penyelesaian, capaian output yang sudah dihasilkan dalam periode waktu tertentu (misalnya satu tahun), manfaat yang diperoleh dan prediksi dampaknya. Analisis keefektifan kelembagaan dilakukan dengan membandingkan implementasi kegaitan dengan perencanaan yang dibuat. Secara kuantitatif efektifitas dinyatakan dalam persentasi yang mencerminkan rasio output terhadap input. Contoh paling sederhana:

1

Jika lembaga itu pada awal kegiatan merencanakan akan melakukan 10 kegitan dalam kurun waktu satu tahun, maka jika dalam evaluasi hanya berhasil 6 kegiatan. Efektifitas kelembagaan adalah 60 %. Dan seterusnya 2. Analisis lingkungan internal (ALI) dan analisis lingkungan eksternal (ALE) mengikuti cara Fardiaz (2000) dan Rangkuti (1998). Analisis Lingkungan Internal (ALI) Analisis ditujukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari poses pendampingan eksisting. Setiap variabel yang terungkap akan dinilai menurut skala dan bobot sehingga menghasilkan nilai skor tertentu. Penentuan skala dan bobot dilakukan berdasarkan professional judgment Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) Analisis ditujukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menjadi tantangan dan kendala dalam melakukan pendampingan, mulai dari aspek kebijakan, hingga implementasi di lapangan. Terhadap variabel yang diungkap diberikan nilai menurut skala dan bobot yang diberikan. Seperti halnya pada ALI, penentuan skala dan bobot dilakukan berdasarkan professional judgment. Dari ALI dan ALE tersebut disusun strategi pengembangan efektivitas kelembagaan formal dan informai menggunakan analisis kepentingan dan kepuasan dengan pendekatan Kuadran Importan Performance Analisys. 3. Pendekatan Kuadran Importan Performance Analisys Analisis ini ditujukan untuk mengungkap sejauhmana kelembagaan formal dan atau kelembagaan non formal tersebut memberikan manfaat kepada audiens. Pendekatan ini pada intinya didasarkan pada analisis kepuasan audiens terhadap kinerja kelembagaan, mengacu pada Baehaqi, 2009; Jauch & Glueck, 1998; dan John A.Martilla & John C James, 1977.

2

Kepentingan (Y)

Pendekatan kuadran ini didasarkan pada hasil ALI dan ALE, yang ditampilkan sbb:

Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran IV (Berlebihan)

Tingkat Kepuasan (X)

Gambar 1. Kuadran Importance Performance Analysis (KIPA)

Ada empat kuadran dalam KIPA, meliputi: •

Kuadran I = Prioritas Utama. Kuadran ini memuat kegiatan yang dianggap penting oleh audiens tetapi pada kenyataannya kegiatan itu belum sesuai dengan harapan audiens. Tingkat kinerja kelembagaan lebih rendah dari tingkat harapan audiens. Pelaksanaan kegiatan ini harus lebih ditingkatkan lagi performansnya

agar memenuhi

harapan audiens. •

Kuadran II = Pertahankan prestasi. Kegiatan yang dilakukan kelembagaan (formal dan atau non formal) yang masuk dalam kuadran ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut penting dan memiliki kinerja yang tinggi. Kegaitan kelembagaan ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya.



Kuadran III = Prioritas Rendah. Kegiatan lembaga yang termasuk dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh audiens dan pada kenyataannya kinerjanya juga tidak terlalu istimewa. Peningkatan

kegiatan

lembaga

yang

masuk

dalam

kuadran

ini

dapat

dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan audiens sangat kecil.

3



Kuadran IV = Berlebihan. Kuadran ini memuat kegiatan lembaga yang dianggap kurang penting oleh audiens dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja kegiatan lembaga pada kuadran ini hanya memboroskan sumberdaya.

Daftar Pustaka Baehaqi, W.A. 2009 Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah Dengan Metode Importance Performance Analysis. http://eprints.undip.ac.id/2868/ Erlinda Muslim, Vivi Evertina, Rahmat Nurcahyo . 2008. Structure, Conduct, And Performance Analysis In Palm Cooking Oil Industry In Indonesia Using Structure Conduct Performance Paradigm (SCP). Proceeding, International Seminar on Industrial Engineering and Management Santika Hotel, Jakarta, October 25th, 2008 Fardiaz, D. 2000. Panduan Analisis SWOT. Lokakarya Manajemen. PAATP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Harris, B. 1979. A Model of Rice Marketing Margin in Indonesia. Foor Research Institute Studio. Vol. XIII, No.2. Rangkuti, 1998. Analisis SWOT untuk Membedah Kegiatan Bisnis. Gramedia. Schraven,J. 2008. Structure Conduct Performance Analysis og Internet. http://www. Prnejoutnal.com/article/pdf, diunduh tgl 12 juli 2010 Jauch and Glueck. 1998. Bussiness Policy and Strategic Management. Dalam B.T Cahyono (ed). Analisis Bisnis Retail. Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI. Jakarta. Hal 22 – 26. John A. Martilla and John C. James. 1977. Importance-Performance Analysis. The Journal of Marketing Vol. 41, No. 1 (Jan., 1977), pp. 77-79 . Published by: American Marketing Association. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/1250495

Semoga bermanfaat

4