Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) NOOR DWI LESTARI Amd.Keb DESA BLOK C I MADU RETNO KECAMATAN KARANG BINTANG KABUPATEN TANAH BUMBU Lidia Widia Email :
[email protected] ABSTRACT Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. WHO pada tahun 2009 menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak Eksklusif. Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum bayi berusia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Metode pada penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan pengukuran sekali dan dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square untuk mengetahui ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan pada alpha 0,05 (5%) menunjukkan bahwa ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan dengan nilai p = 0,025 (≤ 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan .Saran dari penelitian ini adalah Diharapkan dengan hasil penelitian ini tingkat kesadaran responden untuk dapat meningkatkan pemberian asi eksklusif pada bayinya karena begitu banyak manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif dan juga sudah di tunjukkan pada hasil penelitian tersebut. Kata Kunci: ASI Eksklusif, Pekerjaan Ibu PENDAHULUAN ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara (Vivian, N., 2011).
Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. WHO pada tahun 2009 menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak Eksklusif. Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan
40
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 sebelum bayi berusia 6 bulan (WHO, 2009). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, presentase bayi yang menyusui ASI Eksklusif pada bayi usia 6 bulan hanya 30,2% dari 80% target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat (Riskesdas, 2007). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan Desember, pencapaian ASI Eksklusif umur 0-6 bulan rata-rata sebesar 42,32% sangat jauh dari harapan yang ditargetkan sebesar 80% (Dinprov, 2014). Menurut laporan rutin Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu pencapaian ASI Eksklusif pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan Desember dari 10 kecamatan hanya mencapai 1368 orang (32,09%) dari jumlah ibu menyusui sebanyak 4263 sangat jauh dari target 80% yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Dinkes, 2014). Didapatkan data tentang Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Batulicin 1 pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan Desember dari 28 posyandu diperoleh data sebanyak 723 ibu yang mempunyai bayi dan menyusui, namun yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 98 ibu (13,50%) dari 98 ibu, yang memberikan ASI Eksklusif hanya 6 ibu yang bertstatus bekerja yang tetap memberikan ASI Eksklusif, sisanya sebanyak 92 orang yang memberikan ASI Eksklusif yang tidak bekerja, dan sisanya yang tidak memberikan ASI Eksklusif dan tidak bekerja sebanyak 625 orang (86,50%) (Puskesmas Batulicin 1, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan pada Desember 2015 diperoleh data sebanyak 46 ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan, namun yang memberikan ASI Eksklusif hanya 3 ibu dan berstatus tidak bekerja, sisanya sebanyak 43 ibu yang tidak memberikan
ASI Eksklusif, dari 43 ibu tersebut yang bersatatus bekerja diluar rumah sebanyak 8 ibu dan sisanya sebanyak 35 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif dan tidak bekerja (BPM Noor LD, 2014). Menurut Riskesdas 2007, hal ini menandakan hanya sedikit anak Indonesia yang memperoleh kecukupan nutrisi dari ASI. Pada ASI berperan penting dalam proses tumbuh kembang fisik dan mental anak dengan dampak jangka panjangnya. Seperti yang kita ketahui saat ini kebanyakan ibu berstatus sebagai bekerja. Kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung ibu untuk memerah ASI maupun membawa bayinya. Akibatnya tidak semua ibu bisa menyusui bayinya secara eksklusif (Riskesdas, 2007). Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja lakilaki dan 35,37% pekerja wanita. Wanita yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan mereka seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita (BPS, 2003). Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM secara umum. Seperti diketahui bayi yang tidak diberi ASI dan makanan pendamping setelah usia 6 bulan yang teratur, baik dan tepat, dapat mengalami kekurangan gizi. Pemberian ASI secara baik, benar dan makanan pendamping yang diolah sendiri merupakan upaya untuk cegah tangkal yang utama dalam mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak (Roesli , 2005). Salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan
41
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia (Riskesdas, 2007). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, S., 2005). Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya adalah Ada Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan pengukuran sekali dan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, S., 2005). Dalam pengambilan desain ini dikarenakan waktu peneliti dalam melakukan penelitian sangat terbatas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, S., 2009). Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar lebih dari 100, maka ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, S., 2006). Melihat pada pendapat di atas maka dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 46 ibu. Dalam penelitian kriteria sampel meliputi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan (Hidayat, A., 2012). Definisi operasional pada penelitian ini untuk variabel Independen Bekerja parameternya yaitu bekerja dan tidak bekerja alat ukurnya kuesioner dengan skala ukur nominal dan untuk definisi operasional variabel Dependen Pemberian ASI Eksklusif, parameternya adalah Memberikan dan tidak memberikan dengan alat ukur kuesioner dan skala ukur nominal. Jenis data primer dikumpulkan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada responden sebagai obyek penelitian, sedangkan jenis data sekunder yaitu data pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di dapat dari pengambilan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu (2014), data Puskesmas Batulicin 1 (2014) dan data BPM Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Analisa Univariat adalah analisa data yang digunakan dalam penelitian yang mengidentifikasikan karakteristik masingmasing variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi dan ukuran presentase atau proporsi (Notoatmodjo, S., 2005). Analisis Univariat dalam penelitian yang dilakukan pada saat Posyandu di BPM Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan. 1. Status Pekerjaan dengan Ibu Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan Status Pekerjaan Ibu pada penelitian ini di kategorikan menjadi 2 kriteria yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 5.1 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Ibu
42
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 No
Persentase (%) 1. Bekerja 13 28,3 2. Tidak Bekerja 33 71,7 Jumlah 46 100 (Sumber : Data Primer, Tahun 2015)
2.
Kategori
Kategori
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa status ibu yang bekerja hampir setengahnya (28,3%) dan status ibu yang tidak bekerja Sebagian besar (71,7%). Pemberian ASI Eksklusif pada BayiUsia 6-12 Bulan Pemberian ASI Eksklusif pada penelitian ini dikategorikan menjadi 2 kriteria, yaitu memberikan dan tidak memberikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 5.2 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan: No Kategori Kategori Persentase (%) 1. Memberikan 6 13,0 2. Tidak 40 87,0 Memberikan Jumlah 46 100 (Sumber : Data Primer, Tahun 2015) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebagian kecil (13,0%) dan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif hampir seluruhnya (87,0%). Analisa Bivariat Analisa Bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel indevenden dan variabel devenden yang diteliti (Notoatmodjo, S., 2010). Analisa Bivariat dalam penelitian ini dilakukan dilakukan pada saat Posyandu di BPM Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan ini, yaitu mencari Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 5.3 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan ASI.Eksklusif Status Pekerjaan
Tidak Bekerja Bekerja
Total Tidak Memberikan Memberikan 31 2 (94%) (6%) 9 (69%)
4 (31%)
33 (100%) 13 (100%)
Total 40 (87%)
6 (13%)
46 (100%)
(Sumber: Data Primer, Tahun 2014) Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa, dari 46 ibu yang mempunyai bayi, yang berstatus tidak bekerja dan tidak memberikan ASI Eksklusif hampir seluruhnya (94%), ibu yang berstatus tidak bekerja dan memberikan ASI Eksklusif sebagian kecil (6%), ibu yang berstatus bekerja dan tidak memberikan ASI Eksklusif sebagian besar (69%) dan ibu yang berstatus bekerja dan memberikan ASI Eksklusif hampir setengahnya (31%). Berdasarkan analisis uji ChiSquare Test yang dilakukan terhadap Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di peroleh nilai value Asymp. Sig. (2-sided) 0,025 ≤ α 0,05 sehingga Ha dinyatakan diterima ada hubungan yang bermakna antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang
43
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan”. Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa bekerja adalah salah satu alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dapat di lihat pada tabel 5.3 bahwa ibu yang berstatus bekerja dan tetap memberikan ASI Eksklusif hanya hampir setengahnya (31%). Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa ibu yang berstatus bekerja hampir setengahnya (28,3%) dan ibu yang berstatus tidak bekerja sebagian besar (71,7%). Status pekerjaan memang menjadikan salah satu alasan ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanti, E (2011) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah status pekerjaan, bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibuibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya. Status pekerjaan sebagai salah satu alasan ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya maka di perlu di tekankan bahwa bekerja tidak menjadikan sebuah alasan ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, seperti halnya yang kita ketahui bahwa masih banyak cara atau solusi yang di tawarkan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif walapun ibu dalam keadaan sedang bekerja, dan yang terpenting disini adalah perubahan mindset serta komitment sebagai orang tua yang selalu mementingkan kesehatan dan tumbuh kembang si buah hati. Seperti menyiapkan ASIperah sekurangkurangnya 2 minggu sebelum masuk kerja, ASI perah diberikan dengan sendok/ cangkir dan jangan dengan dot, perahlah ASI di tempat kerja tiap 2-3 jam, perbanyak minum terutama sebelum dan sesudah menyusui atau
memerah ASI dan susuilah bayi selama bersama ibu. Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebagian kecil (13,0%) dan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak hampir seluruhnya (87,0%). Kendala pemberian ASI Eksklusif memang salah satunya adalah ibu yang berstatus bekerja, seperti halnya yang kita ketahui sejalan dengan pendapat Vivian, N (2011) bahwa banyak sekali manfaat-manfaat ASI yang baik untuk bayi, seperti adanya kandungan Nutrisi (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain : lemak, karbohidrat, protein, garam, mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama satu bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama enam bulan kedua dalam tahun pertama, dan sepertiga nutrisi atau lebih selama tahun kedua, ASI mengandung Zat Protektif, dengan adanya zat protektif dalam ASI maka bayi jarang mengalami sakit, mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik, bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik, mengurangi kejadian karies dentis, dan mengurangi kejadian maloklusi, selain ituibu juga dapat mencurahkan rasa kasih sayangnya pada buah hatinya pada saat menyusui. Jadi sangat disayangkan jika bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif pada ibunya. Peneliti sangat mengharapkan adanya perubahan atau kesadaran ibuibu maupun para calon ibu setelah mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayinya. Seperti yang kita ketahui rendahnya pemberian ASI ini merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
44
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 kualitas SDM secara umum. Salah satunya dengan adanya kerja sama yang lebih terarah lagi antara Pihak Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan dengan bidan-bidan desa yang bersangkutan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk ibu dan bayinya. Jadi tidak ada alasan lagi bagi ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya setelah mereka mengetahui manfat-manfaat ASI Eksklusif sekalipun mereka bekerja diluar rumah, ASI dapat diperah dan disimpan di freezer agar ASI tetap segar dan nutrisi bayi terpenuhi, ASI dapat bertahan selama 1 minggu bahkan lebih, asalkan penyimpanannya juga baik dan rebus kembali ASI jika bayi menginginkannya dengan hangat kuku. Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, yang berarti salah satu yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya pemberian ASI secara Eksklusif yaitu bagi ibu yang berstatus bekerja karena adanya keterbatasan waktu untuk memberikan ASI pada bayinya. Kesimpulan 1. Sebagian besar (71,7%) ibu berstatustidak bekerja dan hampir setengahnya ibu berstatus bekerja (28,3%). 2. Hampir seluruhnya (87,0%) ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dan sebagian kecil (13,0%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif. 3. Ada hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Noor Dwi Lestari.,Amd,Keb terletak di Desa Blok C1 Madu Retno Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Saran Di harapkan bagi instansi kesehatan Hendaknya pada saat posyandu dilakukan penyuluhanpenyuluhan untuk ibu-ibu maupun para calon ibu (Bumil) untuk mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-12 bulan. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Khairil (2008). Makalah Wanita Karier dalam Pandangan.http//fdj.blogspot.com. 28 April 20149. Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu (2013). Data Laporan Jumlah Bayi yang Memberikan ASI Eksklusif .Tanah Bumbu. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2013). Laporan ASI eksklusif. Dinas Kesehatan Provinsi.Kalimantan Selatan. Hidayat, Alimul Aziz (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta. Hidayat, Alimul Aziz (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta. Judarwanto (2006). Cara Agar Produksi ASI Banyak. http// askep.net.com. 16 April 2014. Kurniawan, Indra (2009). Manfaat Pemberian ASI Ekskklusif. http//search. asieksklusif.com. 12 April 2014.
45
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 40-46 Lubis, Ritayani (2013). Persentase Ibu yang Memberikan ASI Saja.http//daatboh.html.com. 02 Mei 2014. Neni, Utami (2012). Begini Cara Wanita Karir Memberi ASI Bayinya. http// atjehpost.com. 12 April 2014. Notoatmodjo, Soekidjo (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Purwanti , Eri (2011). Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas. EGC. Jakarta. Rekam Medis, BPM Noor Dwi Lestari Tanah Bumbu Rika, Situmorang (2006). Wanita Karier dan Kewajibannya. http//majlistalimsurabaya. Wordpress.com. 16 April 2014. Riset Kesehatan Dasar (2007). Laporan ASI Eksklusif. Riset Kesehatan Dasar. Indonesia. Roesli (2005). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Rineka Cipta. Jakarta. Saleha, Sitti (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Salemba Medika. Jakarta. Setiawan (2010). Penerapan Metodologi Panelitian Ilmu Keperawatan. http//www.republika.co.id. 29 Maret 2014. Sitepoe, Mangku (2013). ASI Eksklusif Arti Penting Bagi Kehidupan. Indeks.Jakarta.
Soekanto, Soerjono (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sugiyono (2010).Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sulistyawati (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi. Yogyakarta. Trihendradi, Cornelius (2010). Step By Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Andi. Yogyakarta. Vivian, Nanny (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika. Yogyakarta.
46