MOTIVASI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI

Download hemodialisa sedangkan motivasi negatif karena keinginan yang kurang dalam menjalani terapi hemodialisa. Hasil dari penelitian ini sebagian ...

0 downloads 349 Views 101KB Size
MOTIVASI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG DILAKUKAN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD KABUPATEN JOMBANG LIANDA AGNES PUSPITA 11001026 Subject: Motivasi, Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisa

DESCRIPTION Permasalahan yang dialami pasien gagal ginjal kronis adalah frustasi,putus asa, marah dan adanya perasaan tidak percaya terhadap diagnosa dokter. Pasien juga mengalami permasalahan dengan sosial dimana anggapan dari masyarakat dan keluarga yang menganggap bahwa mereka adalah individu yang cacat. Motivasi merupakan faktor utama dalam melakukan hemodialisa secara rutin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran motivasi pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisa. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif .Menggunakan satu variabel yaitu motivasi pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisa. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan hemodialisa di RSUD Jombang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling dan diperoleh sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi pasien gagal ginjal kronik yang dilakukakan hemodialisa sebagian besar responden memiliki motivasi positif yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) karena keyakinan dan harapan yang kuat dan yang memiliki motivasi negatif sebanyak 13 responden (43,3%) hal ini di karenakan keinginan yang kurang dalam menjalani terapi hemodialisa. Berdasarkan hasil skor T motivasi positif di karenakan harapan yang kuat dan keyakinan yang sehati akan mendorong motivasi untuk menjalankan terpi hemodialisa sedangkan motivasi negatif karena keinginan yang kurang dalam menjalani terapi hemodialisa. Hasil dari penelitian ini sebagian besar memiliki motivasi positif. Untuk memilik keyakinan,keinginan dan harapan syarat penting dalam pemberian edukasi pada pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan terapi hemodialisa agar pasien dapat menjalani terapi sesuai jadwal.

ABSTRACT The problems that patients with chronic kidney disease have, are frustration, hopeless that anger and a sense of confidentless with diagnosis of doctors. They also have social problems that come from assumptions of their community and family that they are individuals with disabilities. Motivation is the major factor perform routine hemodialysis. This study is conducted to describe the motivation of patients with chronic kidney disease who perform hemodialysis. Design of this study is descriptive with quantitative approach. Using one variable is motivation of patiens with cronic kidney disease perform hemodialysis. The population in this study is all of patients with chronic kidney disease perform hemodialysis in RSUD Jombang. Taking sample uses accidental sampling and get of 30 respondents. Collecting data uses closed questionnaire. The data processing include editing, coding, scoring, tabulating. The results show that the motivation of patients with chronic kidney disease perform hemodialysis is positive and the majority respondents of that perform it, consist of 17 respondents (56.7%) because of strong beliefs and expectations and which has a negative motivation by 13 respondents (43.3%) because, the lack of desire perform hemodialysis therapy. Based on the result of T-score is positive motivation. Because of the strong expectations and beliefs will encourage motivation to run hemodialysis therapy but negative motivation because the lask of desire perform hemodialysis therapy. The results of this study the most respondent have positive motivation. To have beliefs, desires and expectations are important requirements provide education to patients with chronic kidney disease perform hemodialysis therapy so that they can undergo therapy suitable with schedule. Keywords: Motivation, Chronic Renal Failure, Hemodialysis Contributor

: Nurul Hidayah, S. Kep. Ns. M. Kep Budi Prasetyo, S.Kep. Ns Date : 28 Mei 2014 Type Material :Laporan Penelitian Identifier :Open Document Right : Summary

:

LATAR BELAKANG Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irrevarsibel.Pengobatan yang dapat dilakukan adalah hemodialisa, yang dilakukan apabila dengan terapi konservatif sudah tidak efektif lagi dalam mempertahankan kehidupan. Akan tetapi hemodialisa mempunyai efek samping masalah yang sering timbul dari psikologisnya yang menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Gagal ginjal kronik saat ini merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat selain insiden dan

prevalensinya yang semakin meningkat, juga pengobatan pengganti ginjal yang harus dijalani oleh penderita gagal ginja lmerupakan pengobatan yang sangat mahal yang harus di tanggung oleh penderita dan keluarganya (Bahri, 2005). Bila tidak dengan segera diatasi sipenderita yang mengalami gagal ginjal pada akhirnya akan menemui kematian (Mambo, 2006). Pasien sering mengalami permasalahan yang bersifat psikologis. Permasalahan psikologis yang dialami pasien adalah frustasi, putus asa, marah dan adanya perasaan tidak percaya terhadap diagnosa dokter, bahkan marah pada dokter ketika diberi tahu bahwa dia mengalami gagal ginjal kronik dan harus menjalani hemodialisa. Selain psikologis pasien juga mengalami permasalahan dengan sosial dimana anggapan dari masyarakat dan keluarga yang menganggap bahwa mereka adalah individu yang cacat. Adanya anggapan seperti ini akan menghambat pasien dalam menjalani terapi (Djoko, 2008). Dari permasalah yang timbul maka motivasi merupakan faktor utama dalam melakukan hemodialisa secara rutin. Motivasi adalah merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu yang menunjukan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Irwanto, 2002) Dari data Indonesian Renal Registry (suatu kegiatan registrasi dari perhimpunan nefrologi Indonesia) pada tahun 2007 jumlah pasien di seluruh Indonesia yang menjalani hemodialisis mencapai 2146 orang dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan yaitu menjadi 2260 orang (Litbangkes, 2006). Berdasarkan data dari rekam medik RSUD AWS Samarinda, jumlah kunjungan penderita penyakit gagal ginjal kronis di unit hemodialisa pada tahun 2011 tercatat 885 kunjungan dari 145 penderita gagal ginjal kronik (GGK), dan pada tahun 2012 tercatat 1.241 kunjungan dari 205 penderita gagal ginjal kronik. Data tersebut menunjukan adanya kecenderungan peningkatatan kasus dari tahun ke tahun. Data dari RSUD Jombang pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal kronik yang melakukan tindakan hemodialisa di unit hemodialisa pada tanggal 25 februari 2014. Berdasarkan dari 5 responden yang bersediadiwawancarai yang terdapat 3 responden yang keinginananya kurang dalam menjalankan terapi hemodialisa mereka melakukan cuci darah bukan karena keinginannya sendiri melainkan dorongan dari keluarga 2 responden yang mempunyai harapan dan keyakinan menjalankan terapi hemodialisa. Keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Dampak psikologis pasien gagal ginjal kronik yang menjalani program terapi seperti hemodialisa dapat dimanifestasikan dalam serangkaian perubahan perilaku antara lain menjadi pasif, ketergantungan, merasa tidak aman, bingung dan menderita. Maka di butuhkan motivasi pada diri pasien sendiri motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi diperlukan pasien gagal ginjal untuk mendorong perilaku mereka agar rutin dalam menjalani terapi hemodialisis dan juga pengobatan lainnya (Bukhori, 2006) Terapi hemodialisa diperlukan pada pasien gagal ginjal kronis agar dapat mempertahankan hidup dan menjaga kualitas hidup penderita sampai beberapa tahun. Terapi tersebut dapat berupa tindakan konservatif seperti pengaturan diet maupun terapi penggantian ginjal (dialysis atau transplantasi ginjal). Hemodialisa merupakan salah satu dialisis yang saat ini banyak dilakukan oleh pasien gagal ginjal . Hemodialisa di definisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membrane semipermeabel (alatdialisis) kedalam dialisat. Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul pada pasien gagal ginjal kronik, peran perawat sangat penting, diantaranya sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan khususnya tentang penyakitnya, pembatasan diet, cairan, prosedur yang akan dilakukan. Perawat sebagai motivator yaitu mendorong perilaku agar rutin dalam menjalankan terapi hemodialisa dan pengobatan lainnya (Brunner & Suddarth, 2002). Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang gambaran motivasi pasien gagal ginjal kronis yang dilakukan hemodialisa di RSUD Kabupaten Jombang. METODOLOGI Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013). Sesuai dengan judul yang diambil oleh peneliti, maka desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu desain yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei tanya jawab dengan penyebaran kuesioner. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan disajikan hasil penelitian pada tanggal 14 – 25 Mei 2014 tentang gambaran motivasi pasien gagal ginjal kronis yang dilakukan hemodialisa di RSUD Kabupaten Jombang dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak 30 orang. Didapatkan bahwa sebagian besar responden memmpunyai motivasi positif sebanyak 17 responden (56,7%) Berdasarkan hasil penelitian yang berada pada tabulasi, menunjukkan bahwa pasien di ruang hemodialisa RSUD Jombang mengalami motivasi negatif (13 responden) dan dapat dijelaskan bahwa pada kuesioner yang berjumlah 15 pernyataan, pernyataan yang sering mendapat nilai rendah adalah pernyataan yang berisikan tentang pengakuan responden tentang keinginan yang kurang dalam menjalankan terapi hemodialisa. Motivasi positif sebanyak 17 responden hal ini dipengaruhi oleh harapan dan keyakinan yang kuat.

Motivasi dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang diterima. Niven (2002) menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam menjalani hemodialisa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Togatorop (2011) yang menyatakan bahwa motivasi pasien GGK dalam kategori positif sebesar 62,5% (20 orang) dan kategori negatif sebesar 37,5% ( 12 orang). Hal ini secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Motivasi pasien dipengaruhi oleh berbagai multidimensi hidup yang sangat luas seperti, kesehatan fisik, keadaan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial (dukungan sosial), keyakinan pribadi, dan status sosial ekonomi (CDC, 2011). Peneliti berasumsi bahwa pasien yang memeiliki keyakinan, harapan dan keingian yang kuat bisa menumbuhkan motivasi yang positif pemberian edukasi pada pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan terapi hemodialisa agar pasien dapat menjalani terapi sesuai jadwal. Hasil penelitian yang di dapatkan bahwa dari 30 respoden dewasa muda < 65 tahun yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Masa dewasa awal adalah periode akhir remaja yaitu >18 tahun, dimana masa dewasa adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis Patricia (2006). Sayuti (2007) menjelaskan bahwa orang yang bersifat egois dan kemanjamanjaan biasanya akan kurang peka dalam menerima motivasi yang diberikan sehingga agak sulit untuk dapat bekerjasama dalam membuat motivasi seseorang. Oleh karena itu, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berfikir. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan pribadi seseorang. Pada usia <65 tahun merupakan usia dewasa muda dan kematangan pribadi seseorang. Pada usia tersebut responden mulai mempunyai pemikiran yang peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar, sehingga pada usia <65 tahun secara tidak langsung tertanam motivasi pada dirinya sehingga terdorong untuk melakukan terapi hemodialisa. . KESIMPULAN Berdasarkan penyajian dan pengolahan data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Motivasi positif sebanyak 17 responden (56,7%) dan yang mempunyai motivasi negatif sebanyak 13 responden (43,3%).

SARAN 1. Bagi Responden Diharapkan pasien dapat mempertahankan untuk rutin menjalani terapi hemodialisa. 2. Bagi Tempat Penelitian

3.

Pertahankan edukasi sehingga pasien termotivasi untuk menjalani terapi hemodialisa. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain yang berbeda seperti desain analitik, faktor-faktornya, dengan jumlah responden diperbanyak agar hasil yang diteliti dapat akurat serta dapat mengembangkan penelitian kearah yang lebih luas.

Alamat correspondensi : [email protected]