NIKOTIN DAN MEROKOK

Download untuk merokok seperti biar lebih gagah, kuat dan berjiwa laki-laki atau hanya sekedar ingin mengurangi stress. Padahal sebenarnya semua ora...

0 downloads 437 Views 85KB Size
Nikotin dan Merokok Oleh : Anglia Febrina

Merokok sepertinya menjadi salah satu kebutuhan bagi sebagian manusia di dunia termasuk Indonesia. Berbagai alasan kuat selalu mengiringi alasan orang-orang yang mencoba untuk merokok seperti biar lebih gagah, kuat dan berjiwa laki-laki atau hanya sekedar ingin mengurangi stress. Padahal sebenarnya semua orang termasuk perokok itu sendiri telah mengetahui zat-zat berbahaya yang terkandung berdampak buruk bagi kesehatan dirinya sendiri dan orang sekitarnya. Nikotin adalah zat dalam tembakau yang dapat menyebabkan kecanduan. Zat tersebut merangsang berbagai reseptor nikotinik di dalam otak. Jalur-jalur neural yang teraktivasi merangsang neuron-neuron dopamine di daerah mesolimbik yang tampaknya berperan dalam menghasilkan atau menguatkan efek sebagian besar obat-obatan kimia (Stein dkk., 1998). Beberapa pemikiran mengenai kemampuan tembakau untuk menyebabkan kecanduan dapat dinilai dengan mempertimbangkan seberapa besar pengorbanan yang dilakukan orang-orang agar tetap dapat menghisapnya. Contohnya, pada abad ke-16 di Inggris, satu ons tembakau dibarter dengan satu ons perak. Orang-orang miskin menjual milik mereka yang tidak seberapa agar dapat memenuhi pipa mereka dengan tembakau beberapa kali sehari. Bahkan hukuman dan eksekusi di depan umum yang direkayasa oleh Sultan Murad IV dari Turki selama abad ke-17 tidak membuat takut mereka yang menjadi sasaran hukumannya yang sudah kecanduan tanaman tersebut (Brecher, 1972). Pravelensi dan Konsekuensi Kesehatan Rokok dalam beberapa cara bertanggung jawab atas satu dari setiap enam kematian di Amerika Serikat, menewaskan lebih dari 1.100 orang setiap hari. Rokok tetap menjadi satu-

satunya penyebab kematian dini yang paling dapat dicegah di Amerika Serikat serta di berbagai Negara lain di dunia. Tembakau menewaskan lebih banyak orang Amerika setiap tahun dibanding gabungan dari AIDS, kecelakaan mobil, ganja, kokain, heroin, pembunuhan, dan bunuh diri. Kanker paru-paru menewaskan lebih banyak orang dibanding berbagai jenis kanker lain, dan merokok mungkin menjadi penyebab 87 persen dari kasus kanker paru-paru. Risiko kesehatan secara signifikan lebih rendah pada para perokok cerutu dan yang menggunakan pipa karena mereka jarang menghirup asapnya ke dalam paru-paru; Meskipun demikian, para perokok tersebut mengalami peningkatan risiko kanker mulut. Di antara berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan, dan hampir pasti disebabkan atau diperparah oleh kebiasaan merokok dalam waktu lama adalah emfisema, yaitu kanker laring dan esophagus, dan sejumlah penyakit kardiovaskular. Komponen yang kemungkinan paling berbahaya dalam asap tembakau adalah nikotin, kabon monoksida, dan tar; yang terakhir terutama mengandung beberapa hidrokarbon tertentu, yang banyak di antaranya disebut karsinogen (Jaffe, 1985). Berbagai resiko kesehatan karena merokok menurun secara dramatis selama kurun waktu 5 hingga 10 tahun setelah berhenti merokok, hingga ke tingkat yang sedikit lebih besar dari para non perokok, namun jaringan paru-paru yang terlanjur rusak tidak dapat diperbaiki lagi (Jaffe, 1985). Seperti halnya alkohol, kerugian, kerugian sosioekonomi karena merokok sangat besar. Setiap tahun para perokok bersama-sama mengumpulkan lebih dari 80 juta hari kerja hilang dan 145 juta ketidakmampuan, jauh lebih banyak dari kolega mereka yang tidak merokok. Hilangnya produktivitas tersebut ditambah biaya perawatan kesehatan yang berhubungan dengan kebiasaan merokok membengkak hingga lebih dari 65 miliar dolar setiap tahunnya di Amerika Serikat. Atau, bila dilihat dengan cara lain, angka tersebut sama dengan 178 juta dolar per hari, jumlah

uang yang cukup untuk memberi makan 19.000 anak selama setahun atau untuk membangun sebuah rumah sakit besar untuk pengajaran di kota besar. Munculnya data bahwa merokok berkontribusi terhadap berbagai masalah ereksi pada laki-laki, tidak mengherankan mengingat nikotin menyempitkan pembuluh darah. Memunculkan beberapa iklan layanan masyarakat di televisi pada tahun 1998 yang bertujuan membuat masyarakat berpikir dua kali bila menganggap merokok adalah sesuatu yang sangat seksi. Rokok bukan satu-satunya bentuk nikotin yang berbahaya bagi kesehatan. Tembakau tanpa asap sangat populer dikalangan laki-laki berusia muda, dengan pravalensi diperkirakan berkisar 9 persen pada laki-laki berusia 18 hingga 24 tahun (USDHHS, 1996). Menariknya, penggunaan tembakau tanpa asap lebih tinggi dikalangan perempuan muda etnis Indian dibanding pada kaum perempuan dan sebagian besar kaum laki-laki etnis lain. Konsekuensi Perokok Pasif Sebagaimana telah kita ketahui selama bertahun-tahun, bahaya merokok terhadap kesehatan tidak terbatas pada mereka yang merokok. Asap yang berasal dari ujung rokok yang menyala, yang disebut asap yang kedua (secondhand smoke), atau asap tembakau lingkungan (ATL), mengandung konsentrasi ammonia, karbon monoksida, nikotin, dan tar yang lebih tinggi dibanding asap yang dihirup oleh perokok. Asap tembakau lingkungan dianggap bertanggung jawab atas lebih dari 50.000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 1993 Environmental Protection Agency menggolangkan ATL sebagai bahan berbahaya setingkat dengan asbes dan radon. Efeknya mencakup hal-hal berikut : a. Nonperokok dapat menderita kerusakan paru-paru, kemungkinan permanen, karena

terpapar asap rokok dalam waktu yang lama. Mereka yang hidup bersama perokok memiliki resiko tertinggi. Kelainan paru-paru prakanker ditemukan pada mereka yang

hidup bersama perokok. Selain itu, sebagian besar nonperokok sangat tidak menyukai bau asap dari tembakau yang terbakar, dan beberapa diantaranya mengalami reaksi alergi terhadapnya. b. Para nonperokok beresiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. c. Bayi yang dilahirkan oleh para ibu yang merokok selama kehamilan lebih mungkin lahir secara premature, memiliki berat badan lahir rendah, dan cacat lahir. d. Anak-anak dari orang tua yang merokok lebih mungkin mengalami infeksi

pernapasan atas, bronkitis, dan infeksi telinga bagian dalam dibanding anakanak usianya yang orang tuanya tidak merokok.

Dalam tahun-tahun terakhir berbagai pemerintah lokal telah mengeluarkan peraturan mengenai merokok ditempat-tempat umum dan tempat kerja. Merokok dilarang di banyak supermarket, rumah sakit, bis, dan kantor pemerintah serta seluruh penerbangan domestik di Amerika Serikat. Dari penjelasan hal-hal diatas, marilah kita terapkan pola hidup yang sehat pada diri kita dan orang-orang disekitar kita karena, tidak ada satu dampak positifpun dalam merokok.

REFERENSI Davidson G.C., Neale J.M., Kring A.M. (2010) Psikologi Abnormal Edisi 9. RajaGrafindo Persada: Jakarta.