OBESITAS KEHAMILAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. ABDOER RAHEM KABUPATEN SITUBONDO FERI CAHYADI 11001111 Subject : Obesitas, Pre Eklampsi, Ibu Hamil
DISCRIPTION Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur derajat kesehatan. Di Indonesia 3 kematian ibu terbesar salah satunya disebabkan oleh preeklamsia / eklampsia yang disebabkan karena obesitas selama kehamilan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas kehamilan dengan pre eklampsia. Jenis penelitian analitik dengan rancang bangun korelasional dengan variabel independent yaitu obesitas kehamilan dan variabel dependen pre eklampsi. Populasi sebanyak 155 responden dengan sampel sebanyak 144 ibu. Teknik sampling total sampling. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23-27 April 2014 dengan menggunakan observasi rekam medik. Teknik analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami obesitas yaitu sebanyak 97 responden (67,4%), dan sebagian besar responden mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 102 responden (70,8%). Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,014 maka ρvalue = 0,014 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan obesitas kehamilan dengan preeklampsi pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Simpulan dalam penelitian ada hubungan obesitas kehamilan dengan pre eklampsia pada ibu hamil, oleh sebab itu ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan rutin kepada dokter kandungan setiap bulan karena sangatlah penting, agar perkembangan berat badan, urin serta tekanan darah ibu dapat terpantau dengan baik. ABSTRACT The maternal mortality rate is on of the indicators used to measure health status. In indonesia there are three largest maternal death, one of them is caused by pre eclamsia because of obesity in pregnancy. The purpose of this study was to determine the relationship of obesity pregnancy with pre eclamsia. Design of this study is analytical with correlation. The independent variable is obesity pregnancy and the dependent is pre eclamsia. The population is 155 respondents with a sampel of 144 mothers. The technique uses total sampling. It had been conducted on 23-27 April 2014 with observations using medical records. The data analysis use chi square test.
The results showed that the majority of respondents who have obesity get 97 respondents (67.4%), and most respondents who have savere pre eclamsia get 102 respondents (70.8%). The results of count chi square test with significant level = 0.05 mean that value = 0.014 get value = 0.014 < = 0.05 is meant. By H1 acceptable with pre eclamsia and we conclude that obesity pregnancy has relationship with pre eclamsia in RSUD Dr. Abdoer Rahem at Situbondo. We conclude in this study that the obesity of pregnancy has relationship with pre eclamsia in preegnant mother. The pregnant wom therefore, the pregnant mothers are expected to carry out regular checks to the gynecologist every month because of very important, in order to monitor the development of body weight, maternal urine and blood pressure well. Keywords : Obesity, Pregnancy, Pre eclamsia Contributor
: Sulis Diana, S.ST., M.Kes. Umul Fatkhiyah, S.Kep. Ns Data : 17 Mei 2014 Type Material : Laporan Penelitian URL : Right : Summary : LATAR BELAKANG Preeklamsia merupakan kasus yang menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Preeklampsi tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Dan di Indonesia 3 kematian ibu terbesar salah satunya disebabkan oleh preeklamsia / eklampsia yang disebabkan karena obesitas selama kehamilan (Sungkar, 2013). Pre eklamsia telah diketahui terdapat telah lebih dari 10% wanita hamil yang gemuk dan 12% wanita gemuk yang mengalami morbiditas, dibandingkan dengan 4,8% pada populasi yang memiliki berat badan normal. Obesitas pada ibu hamil meningkatkan mortalitas dan morbiditas janin. Identifikasi abnormalitas konginital sulit dan studi bersifat ambivalen tentang ensidensi abnormalitas konginital pada wanita obesitas. Hal ini tampaknya berkaitan dengan adanya resistensi insulin pada ibu yang memiliki glukosa darah tinggi dan/atau insulin yang mengakibatkan hiperinsulinemia pada janin. Angka mortalitas perinatal juga meningkat pada janin dari ibu obesitas (Linda, 2010) World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 % diantaranya terjadi di negara berkembang mencapai 100-1000/100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar antara 7-15/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia dengan angka kejadiannya berkisar antara 0,51% – 38,4% (Depkes RI, 2010). Di Provinsi jawa Timur pada tahun 2012 angka kemtian ibu sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Ditinjau dari penyebab kematian, 25,09 % kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, Preekalmpsia / Eklampsia sebesar 34,71 %, infeksi 4,98 %, Jantung 8,25%, Lain – lain 26,98%. Hingga tahun 2011 penyebab utama kematian ibu di Jawa Timur adalah perdarahan. Namun pada tahun 2012 penyebab utama kematian ibu bergeser ke Preekalmpsia / Eklampsia. Tren Preeklampsia / Eklampsia sebagai penyebab kematian ibu mengalami kenaikan semenjak tahun 2009. Pada tahun 2009, 25,93% kematian ibu disebabkan preeklampsia / eklampsia. Pada tahun 2010 naik menjadi 26,92 % dan 27,27 % pada tahun 2011 (Raharja, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2014 di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo, pada tahun 2012 didapatkan 124 ibu hamil dengan pre eklampsi dan pada tahun 2013 didapatkan sebanyak 155 ibu hamil dengan pre eklampsi dan 1 ibu hamil mengalami kematian akibat pre eklampsi. Penyebab terjadinya preeklampsia sampai saat ini belum diketahui, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia salah satunya yaitu kegemukan / obesitas selama kehamilan (Kurnia, 2013). Obesitas kehamilan adalah kenaikan berat badan pada ibu hamil melebihi 12-16 kg berat badan normal (Detiana, 2010). Obesitas kehamilan merupakan ancaman yang cukup serius, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan (Siswono, 2007). Obesitas selama kehamilan berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada ibu hamil, dimana dapat menyebabkan hipertensi, hyperkolesterol, hyperglikemia yang dikenal dengan (3H). Hypertensi pada kehamilan membuat janin meninggal, plasenta terputus, Intra Uterine Grow Retardation (IUGR), Intra Uterine Fetal Dead (IUFD), dan abortus (Sarwono, 2006). Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, pencegahan yang dapat dilakukan yakni ibu hamil diharapkan melakukan pemeriksaan rutin kepada dokter kandungan setiap bulan karena sangatlah penting, agar perkembangan berat badan, urin serta tekanan darah ibu dapat terpantau dengan baik. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi suplemen di saat hamil. Sebaiknya ibu menjalani pola makan yang sehat dengan menu seimbang mengingat obesitas merupakan salah satu faktor pencetus preeklamsia. Idealnya pola makan yang sehat dan menu seimbang dan menjaga berat tubuh sejak sebelum hamil atau ketika merencanakan kehamilan dapat mengurangi risiko terkena preeklamsia. Peran perawat diharapkan lebih aktif dalam mengadakan penyuluhan dan kegiatan yang dapat mengurangi obesitas, melakukan pengawasan secara ketat dan lebih teliti pada saat pemeriksaan kehamilan untuk deteksi dini. Agar ibu mengerti akan bahaya obesitas dalam kehamilan yang mengaibatkan preeklamsia (Sungkar, 2013). Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitiannya tentang obesitas kehamilan dengan preeklamsia pada ibu hamil. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2010). Rencang bangun penelitian yang digunakan adalah korelasional yaitu jenis penelitian mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat menjadi, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas kehamilan dengan preeklamsi pada ibu hamil.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten situbondo, didapatkan data umum dan data khusus. Data umum mencakup empat karakteristik responden yaitu berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berusia <20 tahun yaitu sebanyak (42,4%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa kurang dari setengah responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 53 responden (36,8%). Karakteristik responden nerdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 89 responden (61,8%) dan karakteristik responden paritas didapatkan bahwa sebagian besar responden primigravida yaitu sebanyak 87 responden (60,4%). Sedangkan pada data khusus menncakup dua karakteristik responden berdasarkan obesitas kehamialan dan preeklamsia. Karakteristik responden berdasarkan obesitas kehamilan didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami obesitas yaitu sebanyak 97 responden (67,4%) dan karakteristik responden berdasarkan preeklamsia didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 102 responden (70,8%). Dari hasil perhitunagan tabulasi silang didapatkan bahwa sebagian besar responden obesitas mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 75 responden (52,1%) dan sebagian kecil responden tidak obesitas mengalami pre eklampsia ringan yaitu sebanyak 20 responden (13,9%). Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,014 maka ρvalue = 0,014 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan obesitas kehamilan dengan preeklampsi pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden obesitas mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 75 responden (52,1%) dan sebagian kecil responden tidak obesitas mengalami pre eklampsia ringan yaitu sebanyak 20 responden (13,9%). Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,014 maka ρvalue = 0,014 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan obesitas kehamilan dengan preeklampsi pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Preeklamsi adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala utama hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas. Preeklamsi memperlihatkan gejala hipertensi, edema, dan proteinuri. Kadang-kadang hanya hipertensi dengan proteinuri atau hipertensi dengan edema (Sastrawinata, 2005). Meskipun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklamsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklamsia yaitu riwayat preeklamsia, primigravida, kehamilan ganda, riwayat penyakit dan obesitas (kegemukan) (Kurnia, 2013). Kenaikan berat badan pada ibu hamil melebihi 12-16 kg berat badan normal. Obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti preeklamsia, diabetes gestasional, hipertensi, dan lain-lain (Detiana, 2010). Kehamilan dikaitkan dengan peningkatan tuntutan terhadap sistem kardiovaskuler sebagian adanya akibat unit fotoplasental dan peningkatan ukuran uterus, payu dara dan lain-lain. Obeistas menambah tuntutan pada proses ini. Untuk setiap tambahan 100 g lemak dalam tubuh, curah jantung harus meningkat sebesar 3050 mL/mnt. Kondisi ini juga disertai dengan peningkatan volume darah. Bila
peningkatan beben terjadi dalam jumlah bermakna, otot jantung dapat mengalami hipertrofi yang akan mengganggu fungsi nprmal jantung. Selain itu, hipertensi mungkit telah ada pada wanita gemuk sebelum ia hamil. Pre eklamsia telah diketahui terdapat telah lebih dari 10% wanita hamil yang gemuk dan 12% wanita gemuk yang mengalami morbiditas, dibandingkan dengan 4,8% pada populasi yang memiliki berat badan normal. Tinjauan sistematik terhadap BMI dan resiko pre eklamis menunjukkan bahwa preeklamsi secara khas meningkat dua kali lebih besar pada setiap 5-7 kg/m2. Resiko tromboelisme dua kali lebih besar pada wanita obesitas. Obesitas pada ibu nhamil meningkatkan mortalitas dan morbiditas janin. Identifikasi abnormalitas konginital sulit dan studi bersifat ambivalen tentang ensidensi abnormalitas konginital pada wanita obesitas. Hal ini tampaknya berkaitan dengan adanya resistensi insulin pada ibu yang memiliki glukosa darah tinggi dan/atau insulin yang mengakibatkan hiperinsulinemia pada janin. Angka mortalitas perinatal juga meningkat pada janin dari ibu obesitas. Terdapat peningkatan dua kali lipat untuk terjadinya lahir mati dan kematian pada neunatus, belum diketahui penjalasan yang mendasari kematian ini. Hasil jangka panjang juga buruk untuk janin dari ibu obesitas. Neonatus yang memiliki berat badan besar yang tidak sesuai dengan usia gestasi tampak sangat beresiko tinggi mengalami obesitas dimasa dewasa (Linda, 2010). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu mengalami pre eklampsi karena mengalami obesitas atau kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang berlebih merupakan gejala pre eklampsi pada ibu hamil. Kenaikan berat badan yang berlebih menunjukkan adanya penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh atau disebut oedema yang merupakan pertanda pre eklampsi. KESIMPULAN Berdasarkan penyajian dan pengolahan data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar responden mengalami obesitas 2. Sebagian besar responden mengalami pre eklampsia berat 3. Hasil hitungan uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 dimana didapatkan ρvalue = 0,014 maka ρvalue = 0,014 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan obesitas kehamilan dengan preeklampsi pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini disarankan dapat dikembangkan lebih baik lagi bagi peneliti selanjutnya, dimana peneliti selanjut hendaknya dapat melakukan penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsi pada ibu hamil. 2. Praktis a. Bagi Profesi Diharapkan tenaga keshatan khususnya perawat dapat memberikan penyuluhan atau konseling kepada ibu hamil mengenai faktor resiko terjadinya preeklampsi pada ibu hamil sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu.
b. Bagi Ibu Hamil Oleh karena itu, ibu hamil hendaknya menjaga berat badannya selama hamil agar mengalami kenaikan secara normal. Cara yang dapat dilakukan oleh ibu adalah dengan berolahraga ringan secara teratur, makan dengan menu gizi seimbang namun tidak berlebih, dan istiharat yang cukup. 3. Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi bagi mahasiswa khususnya tentang preeklampsi pada ibu hamil. b. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukkan bagi Rumah Sakit dalam melakukan penatalaksanaan pre eklampsi pada ibu hamil, selain hal tersebut rumah sakit diharapkan memberikan konseling atau penyuluhan khususnya tentang faktor resiko obesitas dengan terjadinya preeklampsi pada ibu hamil. ALAMAT CORRESPONDESI E-mail :
[email protected] No. HP : +6282338013020 Alamat : Asembagus, Situbondo