OPTIMASI HASIL DAN KADAR BIOETANOL TONGKOL JAGUNG

Download 31 Ags 2016 ... http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk halaman 1-6. ISSN 2503-4146. ISSN 2503-4154 (online). 1. OPTIMASI HASIL DAN KAD...

2 downloads 569 Views 406KB Size
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol.1, No. 2, Agustus 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk

halaman 1-6 ISSN 2503-4146 ISSN 2503-4154 (online)

OPTIMASI HASIL DAN KADAR BIOETANOL TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.) DITINJAU DARI NISBAH KO-KULTUR RAGI DAN PENGADUKAN Tiara Osa Meutia*, A. Ign. Kristijanto, dan Sri Hartin Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen SatyaWacana, Salatiga * Keperluan korespondensi, email: [email protected] Received: July 22, 2016

Accepted: August 15, 2016

Online Published: August 31, 2016

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil dan kadar bioetanol dari tongkol jagung dengan yield dan kadar yang optimal (Zea mays L.) ditinjau dari nisbah ko-kultur (ragi tape dan ragi roti), dengan pengadukan dan tanpa pengadukan, serta interaksi antara keduanya.Data dianalisis dengan rancangan perlakuan Faktorial (4x2) dan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah nisbah ko-kulturragi tape danragi roti yang terdiridari 4 arasyaitu, 7,5% : 7,5% ; 10% ; 5% ; 15% : 5% ; dan 20% : 5%. Sebagai factor kedua adalah pengadukan yang terdiri dari 2 aras yaitu dengan pengadukan dan tanpa pengadukan. Fermentasi dilakukan selama 24 jam pada suhu ruang, dengan penambahan ragi tape terlebih dahulu, kemudian setelah 24 jam ditambah dengan ragi roti dan fermentasi dilanjutkan sampai 72 jam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil (yield) sebesar 19,80 % dan kadar etanol hasil distilasi yaitu 8,19 % yang paling optimal pada nisbah ragi tape 10% dan ragi roti 5% dengan perlakuan pengadukan. Bioetanol diuji sesuai parameter SNI 7390:2012 tentang Standar dan Bahan Bakar Nabati Jenis Bioetanol. Bioetanol belum memenuhi SNI, tetapi sudah memenuhi beberapa parameter seperti keasaman sebagai CH3COOH, kandungan sulfur, tembaga (Cu), dan ion klorida. Kata Kunci: bioetanol, lignoselulosa, tongkoljagung, ragi tape, ragi roti.

ABSTRACT This research aims to get results and the levels of bioetanol from corncob with optimal levels and yield (Zea mays l.) in terms of ratio of ko-kultur (yeast bread yeast and tape), with stirring and without stirring, as well as the interaction between the two. Data were analyzed with Factorial treatment design (4 x 2) and draft the basic design of Random groups (RAK) with 4 replicates. As the first factor is the ratio of co-culture of yeast and yeast bread tape consists of 4 levels,4, 7.5%: 7.5%; 10%; 5%; 15%: 5%; and 20%: 5%. As the second factor is the stirring consists of 2 levels with churning and without stirring. Fermentation is carried out during 24 hours at room temperature, with the addition of yeast tape first, and then after 24 hours plus with yeast bread and fermentation continued until 72 hours. Based on the research results obtained results (yield) of 19.80% and the rate of ethanol distillation results i.e. 8.19% the most optimal ratio of yeast tape 10% and 5% with bread yeast treatment stirring. Bioetanol tested according the parameters of the SNI 7390:2012 about standards and the Biofuel Types Bioetanol. Bioetanol has not met the SNI yet, but already fulfill some parameters such as the acidity as CH3COOH, sulphur, copper (Cu), and chloride ion. Key words: bioetanol, lignocellulose, corncob, yeast of tape, yeast of bread.

1

2

Meutia dkk., Optimasi Hasil dan Kadar Bioetanol

hidrolisis

PENDAHULUAN

dan

fermentasi.

Untuk

dapat

mengoptimalkan kedua proses tersebut, Kebutuhan energi bahan bakar yang berasal dari eksplorasi fosil terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri dan ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi masalah besar ketika negara belum bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM), sedangkan cadangan sumber energi tersebut makin terbatas [1].

energi terbarukan berupa bahan bakar atau

bioenergi

menggantikan

bahan

ditingkatkan,

bakar

fosil

yang

semakin menipis seperti dalam Inpres No 1/2006 dan Perpres No 5/2006 tentang kebijaksanaan

energi

nasional.

bahan

nabati

(BBN)

bakar

Contoh

cair

yaitu

pengganti bensin yang bernama bioetanol. Bioetanol

dapat

digunakan

teknik

ko-kultur.

Penggunaan teknik ko-kultur dalam proses fermentasi untuk memproduksi bioetanol ternyata memberikan hasil yang lebih baik daripada

penggunaan

kultur

murni

S.cerevisae maupun kultur tunggal ragi tape[4]. Berdasarkan

latar

belakang

diatas

maka tujuan penelitian adalah memper-

Sudah saatnya penggunaan sumber

nabati

dapat

dihasilkan

dari

bahan

olehhasil (yield) dan kadar bioetanol optimal dari tongkol jagung (Zea mays L.) ditinjau dari nisbah ko-kultur (ragi tape dan ragi roti), dengan pengadukan dan tanpa pengadukan, dan interaksi antara keduanya.

METODE PENELITIAN Bahan dan Piranti Bahan

yang

digunakan

dalam

bergula (molase, aren, nira dan lainnya),

penelitian ini adalah tongkol jagung, molase,

bahan berpati (singkong, jagung, sagu, dan

ragi tape dibeli dari pasar di Salatiga, dan

jenis umbi lainnya), dan bahan berserat

ragi roti dibeli dari toko roti di Salatiga.

seperti lignoselulosa[2]. Penggunaan bahan

Bahan kimia yang digunakan antara

baku yang jauh lebih murah dan tersedia

lain NaOH, H2SO4, Nutrient Broth, standar

banyak, yakni bahan lignoselulosa dari

glukosa, reagensia DNS, dan KNa Tartrat.

limbah industri pertanian dan kehutanan perlu

terus

dikembangkan.

Salah

satu

Piranti drying

yang

cabinet,

digunakan

antara

autoclave,

lain

inkubator

limbah pertanian yang banyak ditemukan

Autonics TC45, bejana fermentasi, magnetic

adalah tongkol jagung.

stirrer, waterbath Memmert, spektrofoto-

Karakteristik tongkol

kimia

jagung

sangat

pembuatan tenaga kadar

senyawa

dan

fisika

cocok

dari untuk

meter UV-VIS, 1 set peralatan distilasi, alkoholmeter.

alternatif (bioetanol),

kompleks

lignin

dalam

tongkol jagung adalah 6,7-13,9 %, untuk hemiselulosa 39,8 %, dan selulosa 32,345,6 %[3].

Metode Delignifikasi dan Hidrolisis Serbuk tongkol jagung dideliginifikasi b

dengan NaOH0,25 M (1:8) ( /v) dengan 0

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

autoclave 121 C selama 30 menit kemudian

dalam pembuatan bioetanol adalah proses

dicuci sampai pH netral dan dikeringkan

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 1-6

0

3

dalam drying cabinet suhu 50 C selama 24

Semua nisbah diberi perlakuan pengadukan

jam [5]. Serbuk tongkol jagung delignifikasi

dan tanpa pengadukan.

b

dihidrolisis dengan H2SO4 15% (1:10) ( /v)

Distilasi

0

dalam refluks 100 C selama 120 menit[6].

Larutan hasilfermentasididistilasi pada o

suhu 78,5 C selama ±4 jam sampai tidak Fermentasi

ada yang menetes lalu diukur kadar etanol

Filtrat hasi lhidrolisis dinetralkan

dengan alkoholmeter.

sampai pH 4,6 lalu ditambah molase dan akuades dengan perbandingan substrat: molase:akuades (6:2:2). Larutan difermenv

tasi dengan nisbah ragi tape:ragi roti (%; /v) 7,5:7,5 ; 10;5 ; 15:5 ; 20;5 dengan penambahan ragi tape terlebih dahulu kemudian setelah 24 jam ditambah dengan ragi roti

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil (Yield) Bioetanol Purata yield etanol hasil distilasi (% ± SE) hasil interaksi nisbah ko-kultur ragi dan pengadukan berkisar antara 14,191 ± 0,509 sampai 14,760 ± 0,339 (Tabel1).

dan fermentasi dilanjutkan sampai 72 jam. Tabel 1. RataanYield Etanol (% ± SE) Dari Hasil Interaksi Antara Nisbah Ko-Kultur Ragi dan Proses Pengadukan. Pengadukan 7,5 : 7,5 P1 W = 0,167 P2 W = 0,167

NisbahRagi Tape : Ragi Roti (%) 15 : 5 10 : 5

20 : 5

15,991 ± 0,245 (a) (b)

18,070 ± 0,730 (a) (d)

16,376 ± 0,486 (a) (c)

14,191 ± 0,509 (a) (a)

17,297 ± 1,260 (b) (b) W = 0,796

19,802 ± 0,809 (b) (d) W = 0,796

17,778 ± 1,161 (b) (c) W = 0,796

14,760 ± 0,339 (a) (a) W = 0,796

Keterangan : *W = BNJ 5%; *P1 = Tanpa Pengadukan ; P2 = Pengadukan *Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna sebaliknya angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan berbeda bermakna.

Berdasarkan Tabel1. Dapat dilihat

banyak

glukosa

yang

digunakan

dalam

bahwa hasil (yield) etanol meningkat pada

fermentasi, maka semakin meningkat kadar

nisbah ragi tape 10 % :ragi roti 5 % dengan

etanol sehingga semakin banyak yield yang

perolehan hasil 19,802 ± 0,809 % dengan

diperoleh.

pengadukan, sedangkan hasil etano lyang tidak diaduk pada semua nisbah lebih

Kadar Etanol

rendah. Hasil (yield) etanol dar inisbah ragi

Purata kadar etano ltongko ljagung hasil

tape 15 % :ragi roti 5% maupun ragi tape

distilasi (% ± SE) hasil interaksi nisbah ko-

20% :ragi roti 5% lebih sedikit karena kadar

kultur ragi dan pengadukan berkisar antara

etano llebih rendah. Rendahya kadar etanol

4,683 ± 0,121 sampai 8,190 ± 0,019 (Tabel

terkait dengan glukosa yang digunakan

2).

dalam

fermentasi

(Tabel

3).

Semakin

4

Meutia dkk., Optimasi Hasil dan Kadar Bioetanol

Tabel 2. Rataan Kadar Etanol Hasil Distilasi (% ± SE) Ditinjau dari Interaksi Antar Nisbah Ragi dan Proses Pengadukan NisbahRagi Tape : Ragi Roti (%)

Pengadukan 7,5 : 7,5 P1 W = 0,138 P2 W = 0,138

15 : 5

10 : 5

20 : 5

5,740 ± 0,062 (a) (b)

6,830 ± 0,073 (a) (c)

5,633 ± 0,065 (a) (b)

4,683 ± 0,121 (a) (a)

6,658 ± 0,087 (b) (b) W = 0,103

8,190 ± 0,019 (b) (d) W = 0,103

6,878 ± 0,200 (b) (c) W = 0,103

5,543 ± 0,081 (b) (a) W = 0,103

Keterangan : *W = BNJ 5% *P1 = TanpaPengadukan ; P2 = Pengadukan *Angka-angka yang diikutiolehhuruf yang sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara bermakna sebaliknya angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan berbeda bermakna.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat

pengadukan menghasilkan kadar etanol yang

bahwa kadar etanol meningkat pada nisbah

lebih tinggi dibandingkan tanpa pengadukan

ragi tape 10 % :ragi roti 5 % dengan

karena ragi dapat bekerja optimal. Hal itu

pengadukan sebesar 8,19 % maupun tanpa

dikarenakan pengadukan berfungsi untuk

pengadukan 6,830 %. Kadar etanol pada

meratakan kontak sel dan substrat, menjaga

nisbah ragi tape 10 % :ragi roti 5%

agar mikroorganisme tidak mengendap di

meningkat karena glukosa yang digunakan

bawah dan meratakan temperatur[8]. Kadar

untuk

etanol pada nisbah ragi tape 10 % :ragi roti

fermentasi

lebih

banyak

dibandingkan nisbah lainnya (Tabel 3).

5%

Namun, kadar etanol dengan perlakuantan

digunakan untuk fermentasi lebih banyak

papengadukan seluruhnya lebih rendah

dibandingkan nisbah lainnya.

dari

yang

diaduk.

Perlakuan

karena

glukosa

yang

dengan

Tabel 3. RataanGlukosaFermentasi ( Pengadukan Pengadukan

) Interaksi Berbagai Nisbah Ragi dan Proses

Nisbah Ragi Tape : Ragi Roti (%) 7,5 : 7,5

P1 W = 0,900 P2 W = 0,900

meningkat

15 : 5

10 : 5

20 : 5

7,143 ± 1,439 (a) (b)

15,023 ± 1,703 (a) (c)

4,969 ± 1,529 (a) (a)

4,426 ± 1,878 (a) (a)

9,977 ± 1,970 (b) (a) W = 0,672

17,974 ± 2,106 (b) (b) W = 0,672

8,308 ± 2,240 (b) (a) W = 0,672

7,531 ± 1,942 (b) (a) W = 0,672

Keterangan : *W = BNJ 5% *P1 = TanpaPengadukan ; P2 = Pengadukan *Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan anta rperlakuan tidak berbeda secara bermakna sebaliknya angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama antar baris atau lajur yang sama menunjukkan antar perlakuan berbeda bermakna.

Kadar etanol hasil penelitian ini lebih tinggi

dibandingkan

beberapa

penelitian

bioetano llainnya dengan substrat tongkol

v

jagung. Diperoleh kadar etanol 3,2 % ( /v) dari

tongko

ljagung

3

%

b

( /v)

yang

difermentasi dengan jamur Aspergillusniger

JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 2, Agustus 2016, hal. 1-6

5

dan Saccharomyces cerevisiae (dari ragi

Kesesuaian Hasil Bioetanol dengan SNI

roti) selama 96 jam [9].

7390:2012

Penelitiannya

lainnya, diperoleh kadar etanol sebesar 5,34

Hasil dan kadar bioetanol tongkol

% dari tongkol jagung yang dihidrolisis

jagung yang optimal diuji sesuai parameter

dengan H2SO4 2% dan difermentasi dengan

SNI 7390:2012. Bioetanol sudah memenuhi

S.cerevisiae selama 3 hari (72 jam) [6].

beberapa sebagai

parameter

seperti

CH3COOH,

keasaman

kandungan

sulfur,

tembaga (Cu), dan ion klorida (Tabel4).

Tabel 4. Kesesuaian Hasil Bioetanol dengan SNI 7390:2012, Bioetanol Terdenaturasi untuk Gasohol Parameter Uji

Satuan

Persyaratan

Bioetanol Uji

Status

ppm, maks

0,1

0

Memenuhi

mg/kg, maks

30

26,000 ± 1,664

Memenuhi

Kadar ion klorida

ppm, maks

20

0

Memenuhi

Kandungan belerang (S)

ppm, maks

50

16,000 ± 2,353

Memenuhi

Kadar tembaga (Cu) Keasamansebagai CH3COOH

Min/Maks

Pertanian. Manado: Universitas Sam

KESIMPULAN Berdasarkan

hasil

penelitian

Ratulangi.

dapat

disimpulkan bahwa hasil (yield) bioetanol

[3] Fachry, A. R., Astuti, P., dan Puspitasari, T.G. (2013). Pembuatan Bioetanol Dari

optimal adalah 19,802 ± 0,809 % dengan

Limbah Tongkol Jagung dengan Variasi

kadar etanol sebesar 8,190 ± 0,019 %

Konsentrasi Asam Klorida dan Waktu

dihasilkan pada nisbah ragi tape 10 % dan

Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia 1 (19).

ragi roti 5% dengan perlakuan pengadukan.

[4] Arnata, I W., &Anggraeni, A. A. M. D., 2013,Rekayasa

DAFTAR RUJUKAN

Bioproses

Produksi

Bioetanol dari Ubi Kayu dengan Teknik Ko-Kultur

[1] Susilowati, 2011, Pemanfaatan Tongkol

Ragi

Jagung Sebagai Bahan Baku Bioetanol

Saccharomyces

Dengan Proses Hidrolisis H2SO4 dan

Agrointek 7 (1).

Fermentasi Saccharomyces cerevisae.

[5]

Sukumaran,

R.K.,

Tape

dan

cerevisae.

Jurnal

Singhania,

R.R.,

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik.

Mathew, G.M., & Pandey, A., 2009,

Semarang: Universitas Diponegoro.

Cellulase Production Using Biomass

[2] Mailool, J. Ch., Molenaar R., Tooy, D., &

Feed Stock and its Application in

Longdong, Bioetanol

I.A., Dari

2013, Singkong

Produksi

Lignocellulose

(Manihot

Bioethanol

utilissima) dengan Skala Laboratorium. Jurusan

Teknik

Pertanian,

Fakultas

Saccharification

Production.

Energy 34 (2) : 421-424.

for

Renewable

6

Meutia dkk., Optimasi Hasil dan Kadar Bioetanol

[6] Yonas, M. I., Isa, I., & Iyabu, H., 2013, Pembuatan Bioetanol Berbasis Sampah Organik Batang Jagung. [7] Arnata, I Wayan., Dwi S., dan Richana N., 2009, Bioprocess Technology to Produce Bioethanol from Cassava by Co-Culture

Trichoderma

viride,

Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae.

Prosiding.

Conference

on

International

Biotechnology

for

Sustainable Future. [8] Kurniawan, S., Juhanda, S., Syamsudin, R., & Lukman, M.A., 2011. Pengaruh Jenis dan Kecepatan Pengaduk pada Fermentasi Etanol Secara Sinambung dalam Bioreaktor Tangki Berpengaduk Sel Tertambat. Jurnal STU, ISSN: 16931750. [9] Oktavia, M., Mardiah, E., & Chaidir, Z., 2013, Produksi Bioetanol Dari Tongkol Jagung

dengan

Metoda

Simultan

Sakarifikasi dan Fermentasi. Jurnal Kimia Unand 2(1): 107-112.