PDF (NASKAH PUBLIKASI)

Download AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-EKS .... Kualitas Audit. Menurut DeAngelo (2004: 336) dalam Jurnal Riset Akuntansi Indones...

0 downloads 434 Views 312KB Size
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: INDAH PUJIASTUTI B 200 100 159

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA.

Yang ditulis oleh : INDAH PUJIASTUTI B200 100 159 Penandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Juli 2014 Pembimbing

( Drs. Atwal Arifin, Akt, M.Si )

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

( DR. Triyono, M.Si )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA

Indah Pujiastiti B200100159

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: [email protected]

Abstract: This research has entitled "Analysis of Factors Which Affecting the Quality of Environmental Audit in Regency/Municipal throughout Ex Surakarta Residency". The goal of this research is to provide empirical evidence about the influence of the independence, objectivity, work experience, knowledge and integrity of auditors on audit quality in the Regency/Municipality throughout Ex Surakarta Residency. This research uses a quantitative approach. The data used in this research is primary data. In this research, the primary data used was a questionnaire that presented directly to the auditor or examiner staff who worked on the Inspectorate Office of the District/Municipal throughout Ex Surakarta. Data analysis tool used in this research is multiple linear regression analysis. The data collection technique used was survey method. The results of this research indicated that (1) The independence doesn't affect of audit quality, with a significance value of 0.104 > 0.01 (2) the objectivity affect of audit quality, with a significance value of 0.004 < 0.01 (3) work experience does not affect the quality audit, with a significance value 0.480 > 0.01 (4) knowledge has no effect on audit quality, with a significance value of 0.110 > 0.01 and (5) affect the integrity of audit quality, with a significance value of 0.000 < 0.01.

Keywords: Independence, Objectivity, Work Experience, Knowledge, Integrity, Quality Audit.

PENDAHULUAN Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi 2002). Terdapat dua jenis audit, yaitu audit eksternal dan audit internal. Audit eksternal dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan pasal 23E ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri. Audit internal atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) dilaksanakan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen dan Badan Pengawasan Daerah. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja dan mempunyai tujuan yaitu membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik. Sebagaimana definisi kualitas audit yang dikemukakan oleh De Angelo (1981a) kualitas audit merupakan kemampuan auditor dalam mendeteksi kesalahan pada laporan keuangan dan melaporkannya pada pengguna laporan keuangan. Peluang mendeteksi kesalahan tergantung pada kompetensi auditor, kompetensi auditor merupakan auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kualitas audit sulit diukur secara objektif, sehingga para peneliti sebelumnya menggunakan berbagai dimensi kualitas audit. Diantaranya yaitu Mock dan Samet (1982) menyimpulkan lima karakteristik kualitas audit, yaitu perencanaan, administrasi, prosedur, evaluasi dan perlakuan. Sedangkan Carcello et al (1992) menyimpulkan faktor pengalaman, pemahaman industri klien, respon atas kebutuhan klien dan ketaatan pada standar umum audit adalah faktor-faktor penentu kualitas audit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alim et al (2007) menemukan bukti empiris dan menjelaskan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Selain itu, dijelaskan pula bahwa interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian De Angelo (1981), Mayangsari (2003) dan Christiawan (2005).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) tentang pengaruh objektivitas terhadap kualitas pemeriksaan dan hasil yang diperoleh positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat objektivitas auditor, maka semakin baik kualitas auditnya atau pemeriksaannya. Sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens, 2004). Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh seorang auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yaitu pengetahuan yang dimiliki auditor. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan pekerjaannya. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan yang baik yang dimiliki oleh seorang auditor dapat digunakan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif. Selain beberapa faktor tersebut, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu faktor integritas auditor. Integritas dapat dijadikan tolak ukur bagi auditor dalam menguji semua keputusan yang diambil dan juga merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik. Menurut Sukriah et al (2009) integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diperoleh hasil bahwa seorang auditor harus memiliki integritas yang tinggi untuk dapat meningkatkan kualitas audit.

LANDASAN TEORI 1. Pengertian Auditing Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan (Agoes 2004:3). Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan audit sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan (Halim, 1997: 1). 2. Jenis Audit Menurut William et al yang diterjemahkan oleh Rajoe et al (2003:6) menyatakan ada tiga jenis audit, yaitu: a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) c. Audit Operasional (Operational Audit) 3. Standar Audit a. Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan independen dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan menyusun laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadahi atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadahi untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadahi, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Prosedur Audit Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu (Mulyadi, 2002: 82). 5. Tujuan Audit Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan dalam semua hal material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 72-73): a. Asersi Keberadaan atau Keterjadian Asersi keberadaan atau keterjadian ini berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. b. Asersi Kelengkapan Asersi kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan. c. Asersi Hak dan Kewajiban Asersi hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. d. Asersi Penilaian atau Alokasi Asersi penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponenkomponen aktiva, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. e. Asersi Penyajian dan Pengungkapan Asersi penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, disajikan dan diungkap semestinya. 6. Bukti Audit a. Data Akuntansi Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan keuangan dengan jalan 1) menganalisis dan me-review, 2) menelusuri kembali langkahlangkah prosedur yang diikuti dalam proses pembuatan lembaran kerja dan alokasi yang bersangkutan, 3) menghitung kembali dan melakukan rekonsiliasi jumlah-jumlah yang berhubungan dengan penerapan informasi yang sama (Mulyadi, 2002: 75).

b. Informasi Penguat Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan inspeksi dan pemeriksaan fisik serta informasi yang dikembangkan oleh auditor yangmemungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat (Mulyadi, 2002: 76). 7. Kualitas Audit Menurut DeAngelo (2004: 336) dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Semua pelanggaran tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan bergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut. 8. Independensi Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002: 26-27). Menurut Rahayu dan Ely (2009) independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan audit. 9. Objektivitas Objektivitas merupakan keharusan yang dilakukan oleh seorang auditor. Para auditor harus objektif dalam melakukan aktivitas pelaporan. Lisda (2007) mengungkapkan bahwa auditor harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari timbulnya pertentangan. Dalam prinsip tersebut dinyatakan bahwa objektivitas adalah suatu aktivitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan auditor. 10.

Pengalaman Kerja Menurut Loehoer (2002) dalam Mabruri et al (2010) pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan semua benda alam, keadaan, gagasan dan penginderaan. Untuk membuat audit judgement, pengalaman

merupakan komponen keahlian audit yang penting dan merupakan faktor yang sangat vital dan mempengaruhi suatu judgement yang kompleks. 11.

Pengetahuan Pengetahuan seorang auditor dalam bidang audit juga dapat mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan. Menurut Brown et al (1983) dalam Mardisar et al (2007) perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi (Tubbs 1992). Perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan (Brown et al 1983) dalam Mardisar et al (2007).

12.

Integritas Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit. Auditor dituntut untuk jujur dengan taat pada peraturan, tidak menambah atau mengurangi fakta dan tidak menerima segala sesuatu dalam bentuk apapun. Auditor juga harus memiliki sikap berani dan bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Integritas juga merupakan tanggungjawab auditor untuk tidak merugikan orang lain, memperbaiki hasil kerjanya, konsisten terhadap pekerjaan serta bersikap sesuai norma dan berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.

13.

Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sukriah et al (2009) tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompensasi auditor terhadap peningkatan kualitas pemeriksa. Berdasarkan penelitian tersebut maka diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian, semakin banyak pengalaman kerja yang diperoleh, semakin objektif auditor dalam melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki oleh auditor, maka semakin meningkatkan dan semakin baik kualitas pemeriksaan yang dilakukan. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang selaras dengan topik ini juga dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang melakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan serta integritas auditor terhadap kualitas audit di lingkungan Pemerintah Daerah. Dalam

penelitian tersebut hasil yang diperoleh menyebutkan bahwa objektifitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah daerah. Sedangkan untuk faktor independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Queena dan Abdul (2012) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit aparat inspektorat kota/kabupaten di Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan purposive sampling, untuk menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu yaitu yang sudah pernah mengikuti pelatihan (diklat) sebagai auditor.

METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa yang berupa hubungan atau pengaruh antar variabel. Di dalam penelitian ini hubungan atau pengaruh yang diteliti meliputi independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan serta integritas auditor terhadap kualitas audit di lingkungan Kabupaten/Kota Se-Eks Karesidenan Surakarta. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan akan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dengan kriteria responden yaitu auditor dan staf pemeriksa yang bekerja pada kantor inspektorat Kabupaten/Kota Se-Eks Karesidenan Surakarta. 2. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah kuesioner yang disajikan langsung kepada auditor atau staf pemeriksa yang bekerja pada Kantor Inspektorat Kabupaten/Kota Se-Eks Karesidenan Surakarta. 3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey method (metode survey), yaitu menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden yaitu auditor dan staf pemeriksa pada Kantor Inspektorat Kabupaten/Kota Se-Eks Karesidenan Surakarta. Kuesioner berasal dari penelitian terdahulu sehingga sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Sukriah et al

(2009) untuk variabel independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, integritas auditor dan kualitas audit. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5 untuk mendapatkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan jawaban sangat setuju dengan memberi tanda silang pada jawaban yang akan dipilih oleh responden pada lembar kuesioner. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. a. Uji Kualitas Data Uji kualitas data digunakan untuk mengukur kualitas data penelitian yang ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan digunakan valid dan reliabel. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011: 52). Metode yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (momen products correlation) (Agung, 2010: 89-90). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: n( xy )  ( x)( y ) rxy  n ( x 2 )  (  x ) 2 n (  y 2 )  ( y ) 2





Keterangan: r = Koefisien korelasi Products momen x = skor jawaban y = skor tinggi n = jumlah sampel Apabila r > y dari rtabel dengan taraf signifikan di bawah 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kuesioner sebagai alat ukur tersebut adalah valid.

2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,05. b. Uji Asumsi Klasik Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar data yang akan dimasukkan dalam model regresi telah memenuhi ketentuan atau syarat regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedasitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu uji normalitas yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah one sample kolmogorov smirnov (K-S). Besarnya tingkat K-S dengan tingkat signifikan diatas 0,05 berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. 2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi > 0,10 atau sama dengan nilai multikolinearitas < 10. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya heteroskedasitas adalah dengan menggunakan uji glejser test. Uji glejser test dilakukan dengan mengapsolutkan nilai residual, kemudian hasil absolut residual diregresikan dengan variabel independen. Apabila probabilitas signifikannya > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. c. Uji Regresi Linier Berganda Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen; independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan

integritas secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit dengan persamaan sebagai berikut: KA = α + β1 I + β2 O + β3 PK + β4 P + β5 IA + € Keterangan: KA : Kualitas audit Α : Nilai intersep (konstanta) Β : Koefisien arah regresi I : Independensi Auditor O : Objektivitas Auditor PK : Pengalaman Kerja Auditor P : Pengetahuan Auditor IA : Integritas Auditor € : Error d. Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah penelitian. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari fit of goodnessnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik F, nilai statistik t dan nilai koefisien determinasi. 1) Uji Signifikansi Model (Uji F) Uji F adalah alat untuk menguji apakah model dari penelitian tersebut sudah fit (sesuai) atau tidak. Kriteria pengujian dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:  Jika nilai Fhitung > Ftabelberarti ada pengaruh secara serentak dari semua variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya model regresi yang digunakan fit of goodness.  Jika nilai Fhitung < Ftabel berarti tidak ada pengaruh secara serentak dari semua variabel independen terhadap variabel dependen, yang berartimodel regresi tidak fit of goodness. 2) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikan parameter individual (uji t) dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel lainnya konstan. Pengujian hipotesis uji-t adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut:  Menentukan Ho dan Ha Ho : b1 = 0 : Tidak ada pengaruh yang secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel intervening.

Ho : b2 = 0 : Tidak ada pengaruh yang secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b3 ≠ 0 : Ada pengaruh yang secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel intervening. Ha : b4 ≠ 0 : Ada pengaruh yang secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.  Menentukan tingkat signifikan α = 0,05 ; df = n-1  Mencari nilai thitung yang rumusnya: o Thitung =bi– β  Seb Keterangan: bi = Koefisien regresi β = Koefisien beta Seb = Standar eror koefisien regresi  Menentukan kriteria pengujian Ho diterima apabila = - tabel < thitung < thitung Ho diterima apabila = - tabel > thitung atau thitung > ttabel 3) Uji Koefisien Determinasi (R2) Ghozali (2011) uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dari hasil pengujian di atas, dapat dijelaskan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Dalam tabel regresi diperoleh nilai t-hitung untuk variabel independensi sebesar 0,104 > 0,05 sehingga H1 ditolak, artinya kualitas audit tidak dipengaruhi tinggi rendahnya independensi. Berdasarkan analisis regresi liniar berganda menunjukkan bahwa independensi mempunyai parameter yang positif, berarti semakin tinggi tingkat independensi sehingga semakin baik kualitas audit. 2. Pengaruh Objektivitas Auditor terhadap Kualitas Audit Pengujian terhadap hipotesis 2 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh signifikansi objektivitas terhadap kualitas audit, dalam tabel regresi diperoleh t-hitung untuk variabel independensi sebesar 0,004 < 0,05 sehingga H2 diterima, artinya kualitas audit dipengaruhi oleh objektivitas.

Berdasarkan hasil pengujian analis regresi linier berganda menunjukkan bahwa objektivitas mempunyai parameter yang positif, berarti semakin tinggi tingkat objektivitas maka semakin berkualitas auditnya. 3. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor terhadap Kualitas Audit Pengujian terhadap hipotesis 3 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat pengaruh signifikan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. dalam tabel regresi diperoleh t-hitung untuk variabel pengalaman kerja sebesar 0,480 > 0,05 sehingga H3 ditolak, artinya kualitas audit tidak dipengaruhi oleh pengalaman kerja. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi liniar berganda menunjukkan bahwa pengalaman kerja mempunyai parameter yang positif, maka semakin banyak pengalaman kerja berarti semakin meningkat kualitas auditnya. 4. Pengaruh Pengetahuan Auditor terhadap Kualitas Audit Pengujian terhadap hipotesis 4 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh signifikansi pengetahuan terhadap kualitas audit. Dalam tabel regresi diperoleh nilai t-hitung untuk variabel pengetahuan sebesar 0,110 > 0,05 sehingga H4 ditolak, artinya kualitas audit tidak dipengaruhi oleh pengetahuan. Berdasarkan hasil analisis regresi liniar berganda menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai parameter yang positif, berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan sehingga semakin baik kualitas auditnya. 5. Pengaruh Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit Pengujian terhadap hipotesis 5 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh signifikansi integritas terhadap kualitas audit. Dari tabel regresi diperoleh nilai t-hitung untuk variabel integritas sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H5 diterima, artinya kualitas audit dipengaruhi oleh integritas. Berdasarkan hasil analisis regresi liniar berganda menunjukkan bahwa integritas mempunyai parameter yang positif, berarti semakin tinggi tingkat integritas maka semakin baik kualitas auditnya.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil data dan hasil hipotesis pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Dapat dibuktikan oleh uji hipotesis nilai signifikansi variabel objektivitas sebesar 0,004 yang artinya objektivitas signifikan pada taraf 1% yaitu 0,004 < 0,01, sehingga H2 diterima.

2. Integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Dapat dibuktikan oleh uji hipotesis nilai signifikansi variabel integritas sebesar 0,000 yang artinya integritas signifikan pada taraf 10% yaitu 0,000 < 0,10, sehingga H5 diterima. 3. Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Dapat dibuktikan oleh uji hipotesis nilai signifikansi variabel independensi sebesar 0,104 yang artinya independensi tidak signifikansi pada taraf 10% yaitu 0,104 > 0,10, sehingga H1ditolak. 4. Pengalaman kerja auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Dapat dibuktikan oleh uji hipotesis nilai signifikansi variabel pengalaman kerja sebesar 0,480 yang artinya pengalaman kerja tidak signifikansi pada taraf 10% yaitu 0,480 > 0,10, sehingga H4 ditolak. 5. Pengetahuan auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Dapat dibuktikan oleh uji hipotesis nilai signifikansi variabel pengetahuan sebesar 0,110 yang artinya pengetahuan tidak signifikansi pada taraf 10% yaitu 0,110 > 0,10, sehingga H5 ditolak. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh kantor Akuntan Publik Edisi III. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Agung Rai, I Fusti. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Grafindo Andriopoulus. Agung Santoso. (2010). Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian Di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Jurnal Penelitian. Hlm. 117. Alim, M.N., T. Hapsari dan L. Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Arens, Alvin A., and J.K. Loebecke. 1996. Auditing: Pendekatan Terpadu. Jakarta: Buku Satu Salemba Empat. Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian, Independensi dan Etika terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Asih, D. A. T. 2006. ”Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing”. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

Boyton W.C., Johnson, R.N., Kell, G.W. 2002. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. Boyton W.C., Johnson, R.N., Kell, G.W. 2003. Modern Auditing. Edisi Ke-7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Carcello, J.V., Roger, Hermanso., Neal, dan Mc Grath. 1992. Audit Quality Attribute: The Perception of Audit Partners, Preparers and Financial Statement Users, Auditing. Sarasota, Spring, Vol 11. Christiawan, Y. J. 2002. Jurnal. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92. DeAngelo, L.E. 1981a. Auditor Independence, “Low Balling” and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics. pp. 113-127. Deis, D.R. dan Giroux, G.A. 1992. Determinants of Audit Quality Ni The Public Sector. The Accounting Review, 67, 3, 462-479. Djarwanto. !996. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Liberty. Yogyakarta. Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu. 2009. Auditing. Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Falah, S. 2005. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. 1997. Auditing 1(Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan) Edisi kedua. Yogyakarta: UPP. AMP YKPN. Halim, Abdul. 2004. Auditing dan Sistem Informasi. Edisi Pertama Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Harhinto, T. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas Audit, Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur. Tesis Universitas Diponegoro, Tidak Dipublikasikan. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Indah, Siti Nurmawar. 2010. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang)”. Irawati, Nur. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing. Yogyakarta: STIE. Kusharyanti. 2003. Temuan Penelituian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkuinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi. Lisda, Ruslina SE, M.Si. 2007. “Pengaruh Kompetensi dan Objektivitas Fungsi Auditor Internal terhadap Pelaksanaan Pengendalian Intern di Hotel Bintang Empat dan Lima di Kota Bandung”. Jurnal Vol VII Nomor 1. Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari. 2007. “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Mock, T. J. dan M. Samet. 1982. A Multi Attribute Model for Audit Evaluation. In Proceedings of the VI University of Kansas Audit Symposium. Mulyadi. 1998. Sistem Akuntansi 1. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64. 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pusdiklatwas BPKP. 2005. Kode Etik dan Standar Auditing. Edisi Ke-4. Queena, Precilia Prima dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Journal of Accounting.Vol. 1 (2): 1-12. Rajoe, P.A., Gania, G., Budi, I.S. 2003. Modern Auditing Jilid 1 (edisi 7). Jakarta: Erlangga.

Samsi, Nur. 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol 1 No 2. Sekar, Mayangsari. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI. Surabaya. Setyaningrum, Dyah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK-RI. Artikel. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 2007 tentang Indikator Kualitas Audit. Standar Profesional Akuntan Publik No. 1 tentang Standar Audit. Sukriah, Akram dan Inapty. 2009. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang. Sutton, S. G. 1993. “Toward an Understanding of the Factors Affecting the Quality of the Audit Process.” Decision Sciences,24:88-105. Tan, Tong Han dan Alison Kao. 1999. Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity: Journal of Accounting Reseach 2:209-223. Trisnaningsih, S. 2007. Jurnal. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar. Tubbs, Richard M. 1992. The Effect of Experience on The Auditor Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Refiew, 783-801. Wibowo, Sutrisno. 2006. Implementasi Relationship Marketing pada Industri Hospitality. Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yenny. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit yang Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik “The Big Four”. Jakarta. Yulian Ayuningtyas, Harvita.2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Pada Auditor InspektoratKota/Kabupaten di Jawa Tengah). Semarang: Universitas Diponegoro.