THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PEMAHAMAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DENGAN INDIKATOR UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD) PADA TOPIK FISIOLOGI TUMBUHAN Ria Yulia Gloria1, Sudarmin2, Wiyanto3, Dyah Rini Indriyanti4 1 IAIN Syekh Nurjati Cirebon email:
[email protected] 2 UNNES, Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang email:
[email protected] 3 UNNES, Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang email:
[email protected] 4 UNNES, Kampus Sekaran Gunung Pati Semarang email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru Biologi. Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester tujuh berjumlah 40 orang yang sudah mendapatkan mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada semester sebelumnya. Pengambilan data dilakukan melalui tes soal yang memuat soal pemahaman dengan indikator Understanding by Design (UbD) menurut Wigins (2000). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan cara memberikan soal Fisiologi Tumbuhan yang memuat enam aspek pemahaman yang terdiri dari menjelaskan, menginterpretasikan, mengaplikasikan, perspektif, empati, dan memiliki pengetahuan diri. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada mahasiswa yang memiliki pemahaman yang buruk setelah mendapatkan mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Sebesar 52% mahasiswa memiliki pemahaman pada kriteria sedang, 40% pada kriteria baik, dan 8 % termasuk pada kriteria sangat baik. Dari enam aspek pemahaman yang dianalisis, aspek mampu mengaplikasikan paling dikuasai oleh mahasiswa, yaitu 27 %. Sedangkan aspek pemahaman yang paling sedikit dikuasai oleh mahasiswa adalah aspek pengetahuan diri, yaitu 5%. Keywords:. Pemahaman, Understanding by Design
mengerjakannya, hal ini sama dengan memanggang dengan mata tertutup. Bransford, et al. (2000), menyatakan bahwa manusia belajar dengan pemahaman dari pada dengan mengingat sekumpulan fakta atau seperangkat prosedur. Makna pemahaman memuat banyak kriteria yang harus diperhatikan. Pemahaman berbeda dengan pengetahuan, meskipun banyak yang menganggap keduanya tanpa perbedaan. Pengetahuan hanya mengatakan sebuah “fakta”, sedangkan pemahaman selain dapat menyebutkan faktanya tetapi juga dapat memahami maknanya. Sebagai contoh pada
1. PENDAHULUAN Salah satu ciri keberhasilan dari suatu pembelajaran adalah tercapainya pemahaman dari seluruh peserta didik. Apakah yang dimaksud dengan pemahaman dan mengapa ia menjadi begitu penting? Menurut Bierce (1906) dalam Wiggins (2012b), pendidikan adalah sesuatu yang mengungkapkan ke arah kebijaksanaan dan menyamarkan dari kebodohan mereka yang kurang paham. The Cake Bible (1988) dalam Wiggins (1998) mengatakan jika memanggang tanpa adanya pemahaman tentang bahan-bahan dan tidak memahami bagaimana
1248
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
topik Fotosintesis pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, mahasiswa yang mampu menyebutkan reaksi proses fotosintesis, artinya dia sudah mengetahui. Sedangkan mahasiswa dapat dikatakan memahami jika dapat menjelaskan apa fungsi air, CO2, klorofil, dan sinar matahari kaitannya dengan proses fotosintesis. Dengan demikian memahami lebih bersifat luas dan mendalam dibandingkan dengan sekedar mengetahui. Beberapa pendapat mengenai pemahaman memperkuat pentingnya untuk memiliki dan dapat mengembangkan pemahaman. Pendapat Gardner (1991), pemahaman interpersonal membutuhkan pengertian tak ternyatakan tetapi sangat nyata, gaya berbeda. Piaget (1973), pemahaman siswa mengungkapkan dirinya dengan melalui inovasi siswa didalam aplikasi. Gadamer (1994), memahami dimulai ketika sesuatu mengarah kepada diri sendiri, merupakan pemahaman diri. Wiggins (2012), memberi pengertian mengenai pemahaman, yaitu pemahaman mengacu pada sesuatu yang dapat ditransferkan yang memiliki ide-ide besar dan memiliki nilai abadi di balik topik tertentu. Wiggins juga membedakan dengan jelas antara pemahaman dan pengetahuan, yang keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Tabel 1. Memperlihatkan perbedaan mendasar dari pengetahuan dan pemahaman.
kecanggihan
Makna dari fakta
Isi dari fakta yang koheren
“tori” yang menyediakan koheren dan makna dari fakta tersebut
Klaim diverifikasi
yang Teori dalam proses, yang bisa menjadi keliru
Benar atau salah
Keadaan tingkatan
Saya tahu sesuatu mungkin benar
Saya faham mengapa ini, dan yang menjadikannya pengetahuan
Saya menanggapi petunjuk dengan apa yang saya ketahui
Saya menilai kapan waktu dan tidaknya dalam menggunakan apa yang saya ketahui
Pemahaman dari desain terbalik atau Understanding by Design (UbD) menurut Wiggins (2012a) terdiri dari enam aspek yaitu menjelaskan, menginterpretasikan, mengaplikasi, perspektif, empati, dan memiliki pengetahuan diri. Menjelaskan berarti mahasiswa memiliki kemampuan menggeneralisasi, menjelaskan fakta dan fenomena, menyediakan data, dan memiliki wawasan yang kredibel. Menginterpretasi berarti mahasiswa mampu menceritakan cerita bermakna, menguraikan catatan yang jelas dari catatan yang kompleks, memberi dimensi historis atau pribadi, dan dapat mengungkap ide atau peristiwa. Mengaplikasi berarti mahasiswa dapat menerapkan sesuatu dengan cara efektif, dan dapat menerapkan apa yang sudah diketahuinya. Perspektif artinya mahasiswa dapat melihat dan mendengar dari sudut pandang orang lain, dapat menyimpulkan asumsi diatas ide dan teori, dan bersikap kritis. Berempati artinya mahasiswa dapat menemukan nilai dari yang dianggap aneh atau asing. Memiliki pengetahuan diri berarti menunjukkan kesadaran metakognitif, menerima masukan dan kritik tapa defensif. Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan adalah mata kuliah yang termasuk kedalam kelompok mata kuliah yang sulit dipahami. Konsep-konsep yang dipelajari pada perkuliahan Fisiologi Tumbuhan memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah pemahaman. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui bagaimana pemahaman yang dimiliki oleh
Tabel 1. Perbedaan pengetahuan dengan pemahaman Pengetahuan Pemahaman Fakta
UAD, Yogyakarta
dari atau
1249
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
mahasiswa calon guru. Maka tujuan utama dari penelitian ini adalah mencari informasi mengenai tingkat pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru Biologi. Aspek pemahaman apa yang paling dikuasai oleh mahasiswa, dan aspek pemahaman apa yang kurang dimiliki.
UAD, Yogyakarta
aspek. Rata-rata mahasiswa setelah mereka mendapatkan mata kuliah fisiologi tumbuhan, tidak ada yang memiliki pemahaman yang buruk. Mahasiswa calon guru biologi memiliki pemahaman sedang dan baik, hanya 8% saja yang memiliki kriteria pemahaman sangat baik.
2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian survey yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian. Penelitian survey merupakan prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana peneliti mengadministrasikan survey pada suatu sampel atau pada seluruh populasi untuk mendeskripsikan ciri yang ingin diketahui (Creswell, 2015 ; Creswell, 2014). Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak 40 mahasiswa, yang sudah mendapatkan mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Partisipan mendapat pembelajaran pada perkuliahan Fisiologi Tumbuhan dengan bermacam metode dan model pembelajaran. Pembelajaran yang diterima meliputi teori dan praktikum. Untuk memperoleh data mengenai pemahaman mahasiswa, digunakan instrumen berupa soal Fisiologi Tumbuhan sebanyak 30 item soal. Indikator pemahaman yang digunakan adalah indikator pemahaman menurut Wigins (2012a), yang terdiri dari enam aspek. Enam aspek pemahaman yang ingin diketahui adalah menjelaskan, menginterpretasikan, mengaplikasikan, perspektif, berempati, dan memiliki pengetahuan diri. Soal Fisiologi Tumbuhan terdiri dari tiga topik yaitu topik biofisika, topik biokimia, dan topik biopertumbuhan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif, untuk menggambarkan bentuk pemahaman dari partisipan.
Tabel 2. Kriteria Pemahaman Mahasiswa SKOR
KRITERIA
JUMLAH
%
0-25
Buruk
0
0
26-50
Sedang
21
52
51-75
Baik
16
40
76-100
Sangat baik
3
8
Pemahaman mahasiswa yang diperoleh berkaitan dengan topik perkuliahan yang sudah ditempuh. Topik perkuliahan yang kompleks dan sulit akan merangsang mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya, hal ini sesuai dengan teori belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural dimana pengetahuan tersebut akan diperoleh pada orang yang sedang belajar (Dahar, 2011). Pemahaman juga akan diperoleh karena proses berpikir yang dilakukan bersamaan dengan banyaknya informasi berupa pengetahuan yang diperoleh dan masuk kedalam otak (Tawil dan Liliasari, 2013). Model, strategi dan teknik pembelajaran yang disampaikan dosen saat mata kuliah fisiologi tumbuhan berlangsung, berpengaruh terhadap terbentuknya pemahaman mahasiswa. Karna pemahaman dan cara berpikir diperoleh dengan cara latihan yang terus menerus. B. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Per Aspek Pemahaman . Pemahaman mahasiswa terdiri dari enam aspek, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, mengaplikasi, perspektif, empati, dan memiliki pengetahuan mengenai diri sendiri. Gambar 1. Menampilkan perbedaan aspek pemahaman yang diperoleh mahasiswa setelah perkuliahan Fisiologi Tumbuhan. Dari keenam aspek tersebut
3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemahaman Mahasiswa Calon Guru Biologi Tabel 2. menampilkan laporan hasil penelitian mengenai kriteria pemahaman yang diperoleh mahasiswa setelah mendapatkan tes pemahaman dengan enam
1250
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
sebagian besar mahasiswa memiliki aspek pemahaman menjelaskan (29%), sementara aspek pemahaman mengenal diri sendiri memiliki nilai terendah (5%). Kemampuan menjelaskan lebih banyak dikuasai oleh mahasiswa karena pada umumnya perkuliahan akan melatih mahasiswa untuk menjelaskan, misalnya dengan paparan teori yang diberikan dosen saat perkuliahan berlangsung, atau diskusi yang sering dilakukan oleh mahasiswa. Anderson dan Krathwohl (2010), proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem. Model ini dapat diturunkan dari teori sebagaimana sering terjadi dalam pembelajaran sains. Aspek pemahaman yang lainnya yang juga banyak dimiliki oleh mahasiswa yaitu aspek pemahaman mengaplikasikan, selisih presentasenya hanya 2% dibandingkan dengan aspek pemahaman menjelaskan. Hal ini membuktikan bahwa perkuliahan Fisiologi Tumbuhan yang bukan hanya perkuliahan teori tetapi juga terdapat kegiatan praktikum, epektif dalam membentuk pemahaman mahasiswa. Aspek pemahaman terendah yang diperoleh mahasiswa dalam penelitian ini adalah aspek pemahaman memiliki pengetahuan diri. Aspek pengetahuan diri kemungkinan sukar dibentuk karena topik perkuliahan lebih banyak memuat hal-hal yangberupa konsep, dan kurang bersifat kontekstual. 35 30 25 20 15 10 5 0
29
C. Pemahaman Mahasiswa Per Aspek Pada Tiap Topik Fisiologi Tumbuhan. Tabel 3. Menampilkan kemampuan pemahaman mahasiswa calon guru biologi per aspek pada tiap topik. Aspek pemahaman empati merupakan aspek pemahaman yang paling besar terbentuk pada topik biokimia. Sedangkan pemahaman terendah adalah pada aspek memiliki pengetahuan diri, terutama pada topik biopertumbuhan. Dari ketiga topik yang diamati, aspek pemahaman yang terbesar rata-rata terdapat pada topik biokimia, kecuali aspek pemahaman perspektif . Tabel 3. Tingkat pemahaman mahasiswa per aspek tiap topik Aspek pemaham an Menjelask an Interpreta si
Aplikasi Perspekti f Empati Peng.diri
Topik pada Fisiologi Tumbuhan Biofisi Biokim Biopertumbu ka ia han (%) (%) (%) 22,02
31,55
26,43
36,54
39,42
24,04
22,27
43,64
29,09
39,73
30,14
30,14
36,67 40,63
58,33 56,25
5 3,13
Gambar 2. memperlihatkan perbedaan kemampuan pemahaman per aspek untuk tiap topik . Pada grafik terlihat pemahaman untuk topik biokimia menonjol untuk tiap aspek pemahaman, hal ini menjelaskan topik biokimia dapat membentuk pemahaman lebih baik dibandingkan topik biofisika dan biopertumbuhan. Topik biokimia termasuk topik yang sulit pada perkuliahan Fisiologi Tumbuhan, oleh karena itu perlu keterampilan berpikir kritis agar mahasiswa dapat memahami konsep yang terdapat didalamnya. Dengan pemahaman mahasiswa seperti pada Gambar 2, maka konsep-konsep sulit pada topik biokimia akan dapat diatasi oleh mahasiswa.
27 17 12
UAD, Yogyakarta
10 5
1 2 3 4 5 6 Ket: 1=Menjelaskan; 2=interpretasi; 3=aplikasi; 4=perspektif; 5=empati; 6=memiliki pengetahuan diri
Gb 1. Grafik Tingkat Pemahaman Mahasiswa
1251
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Aspek pemahaman pada topik biofisika dari masing-masing aspek tidak terlalu jauh berbeda, meskipun besarnya tidak ada yang melebihi aspek pemahaman pada topik biokimia. Dengan bentuk pemahaman seperti itu memungkinkan mahasiswa lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak yang terdapat pada topik biofisika. Bentuk pemahaman pada topik biopertumbuhan, setiap aspek pemahaman memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Pada aspek menjelaskan biopertumbuhan memiliki persentase paling tinggi. Pada aspek aplikasi persentase biopertumbuhan hampir sama dengan topik biofisika, pada aspek perspektif keduanya sama besar, sedangkan pada aspek empati dan memiliki pengetahuan diri topik biopertumbuhan memiliki persentase yang terendah. Kemampuan pemahaman tiap mahasiswa dari setiap aspek yang berbeda di setiap topik. Data yang didapat dari penelitian ini penting diketahui sebagai informasi pada bagian pemahaman, yang mana mahasiswa sudah cukup baik dan pemahaman yang mana yang perlu ditingkatkan. Aspek pemahaman mengetahuin diri sendiri dan empati perlu ditingkatkan agar lebih baik, terutama untuk topik biopertumbuhan.
UAD, Yogyakarta
Kriteria pemahaman mahasiswa calon guru dengan indikator pemahaman dari Understandi by design (UbD) yang meliputi enam aspek pemahaman termasuk kedalam kriteria baik, sedang dan sangat baik. Diantara ketiganya kriteria sedang adalah yang paling dominan (52%). Tingkat Pemahaman Mahasiswa Per Aspek Pemahaman terbentuk beragam, aspek pemahaman paling dominan dimiliki mahasiswa, sedangkan aspek memiliki pengetahuan diri merupakan aspek pemahaman yang paling rendah dimiliki oleh mahasiswa. Pemahaman Mahasiswa Per Aspek Pada Tiap Topik Fisiologi Tumbuhan yang paling dominan adalah aspek pemahaman empati, dimana paling besar terbentuk pada topik biokimia (58,33%). Sedangkan yang terendah adalah pada aspek memiliki pengetahuan diri, yaitu pada topik biopertumbuhan (3,13%) 5. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W., dan Krathwohl, David R. (2010). Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bransford, J., Brown, A., & Cocking, R. (Eds). (2000). How people learn: Brain, mind, experience, and school. Washington, DC: National Research Council. Creswell, J.W. (2015). Riset Pendidikan : Perencanaan Pelaksanaan dan Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Creswell, J. W. (2014). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga Gadamer, H. (1994). Truth and Method. New York : Continuum. Gardner, H. (1991). The unschooled mind: How children think and how
Ket: 1=Menjelaskan; 2=interpretasi; 3=aplikasi; 4=perspektif; 5=empati; 6=memiliki pengetahuan diri
Gb2. Grafik Pemahaman Mahasiswa per Aspek Pemahaman pada tiap topik 4. KESIMPULAN
1252
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
schools should teach. New York : Basic Books. Piaget, J. (1973). To Understanding to Invent: The future of education. New York: Grossman’s Publishing Co. Tawil dan Liliasari (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makasar : Badan Penerbit UNM
UAD, Yogyakarta
Wiggins, G dan McTighe, J. (2012a). Pengajaran Pemahaman melalui Desain. Jakarta : Indeks Wiggins, G dan McTighe, J. (2012b). Understanding by Design Framework. Alexandria USA : ASCD. [online] Tersedia: www.ASCD.ORG Wiggins, G dan McTighe, J. (1998). Understanding By Design (1 st ed.) Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
1253