ISSN 23376686 ISSNL 23383321
PENCEGAHAN GANGGUAN KECEMASAN DENGAN INTERVENSI BERBASIS WEB Septirina Rahayu Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Email:
[email protected] Abstrak: Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan penyakit atau gangguan kronis yang umum dan sering terjadi di masyarakat dengan prevalensi cukup tinggi. Proses berubah dan peristiwa akut dapat menjadi stimulus yang menyebabkan seseorang mengalami ansietas. Ansietas dapat terjadi pada semua kelompok usia, hampir 50 % terjadi pada orang dewasa dengan gejala seperti kesulitan tidur, distrakbiliti, iritabilitas serta agitasi. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan informatika perawat terhadap dokumentasi keperawatan (2) mengetahui pentingnya penggunaan tehnologi dalam asuhan keperawatan (3) membangun kepercayaan diri perawat yang secara langsung mempengaruhi keselamatan pasien, kualitas perawatan serta dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dan data lainnya. Dapat disimpulkan bahwa: (1) Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan yang komplek berkaitan dengan perasaan takut (2) Penatalaksanaan kecemasan tidak hanya cukup dengan pengobatan psikofarmaka tetapi dapat juga dengan psikoterapi Cognitif Behavior Terapi ( CBT) (3) Psikoterapi CBT dapat dilakukan melalui intervensi berbasis web. Kata kunci: Generalized Anxiety Disorder, Intervensi berbasis web, terapi CBT (Cognitif Behavior Therapy) Abstract: Generalized Anxiety Disorder (GAD) is a chronic disease or disorder are common and often occur in people with relatively high prevalence. The process of change and acute events can be a stimulus that causes a person to experience anxiety. Anxiety can occur in any age group, nearly 50% occur in adults with symptoms such as difficulty sleeping, distrakbiliti, irritability and agitation. The method used in this paper is to study literature and other data . The purpose of scientific writing is (1) to increase knowledge of informatics nurses to nursing documentation (2) recognize the importance of the use of technology in nursing care (3) build confidence nurses that directly affect patient safety, quality of care and nursing documentation. It can be concluded that: (1) Anxiety is an emotional state that complex associated with feelings of fear (2) Management of anxiety not only enough medication psikofarmaka but can also psychotherapy cognitive Behavior Therapy (CBT) (3) Psychotherapy CBT can be done through interventions based web Keywords: Generalized Anxiety Disorder, webbased interventions, therapy CBT (cognitive Behavior Therapy)
PENDAHULUAN
tumpukan kertas inilah yang akan didapatkan saat membeli suatu tehnologi dalam bentuk paten. World Wide Web atau internet penggunaannya berawal di negara Amerika Serikat melalui lembaga pendidikan dan penelitian, sedangkan penggunaan web untuk kepentingan bisnis baru dilakukan sejak tahun 1995. Di Indonesia sendiri internet lebih diasosiasikan untuk kepentingan bisnis dan enter tainment. Keunggulan menggunakan internet selain dapat menjadi sumber informasi dalam bidang apa pun, jalur atau akses dalam informasipun dapat menjadi lebih mudah dan murah. Tidak berbeda dengan penggunaan sistem informasi dibidang kesehatan, sistem informasi dan kesehatan juga tidak kalah bersaingnya dengan ke majuan tehnologi informasi dibidang lain, penggu naan internet ini salah satunya dapat juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan keperawatan sehingga proses perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan kinerja kesehatan menjadi lebih berkua litas. Salah satu contoh penatalaksanaan klien dengan kecemasan tidak hanya diberikan pengobatan psiko farmaka saja, namun juga dilakukan dengan pende katan psikoterapi CBT.
Latar belakang penulisan ilmiah ini adalah bahwa kemajuan perkembangan komputer dan tele komunikasi telah membawa dunia era globalisasi dengan begitu pesatnya. Penggunaan sistem infor masi dibidang kesehatan tidak kalah bersaingnya dengan kemajuan tehnologi informasi dibidang lain, penggunaan internet ini salah satunya dapat juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan keperawatan sehingga proses perencanaan, pelaksa naan serta pemantauan kinerja kesehatan menjadi lebih berkualitas. Salah satu contoh penatalaksanaan klien dengan kecemasan tidak hanya diberikan melalui pengobatan psikofarmaka saja, namun juga dapat dilakukan dengan pendekatan psikoterapi Cognitif Behavioral Therapy (CBT). Penggunaan komputer dalam perkembangannya saat ini, merupakan suatu peralatan yang canggih dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran Rahman, dkk (2014, 2). Sudah saatnya kini bangsa Indonesia bangkit dan berkembang dalam bidang tehnologi informasi. Bentuk dari tehnologi itu sendiri merupakan kumpulan pengetahuan yang di tuangkan melalui kumpulan tumpukan kertas dan Jurnal Ilmiah Widya
1
Volume 3 Nomor 3 Agustus Desember 2016
Septirina Rahayu, 1 5
Permasalahan dalam pelaksanaan CBT yang seringkali ditemukan adalah ketersediaan pengobatan, akses, biaya dan kurangnya praktisi yang terlatih untuk melakukan CBT, sehingga memberikan dam pak pada kurangnya layanan kesehatan jiwa yang optimal. Hasil penelitian Tranaeus (2007) menyata kan klien dengan kecemasan yang diberikan terapi CBT berbasis komputerisasi lebih baik dibandingkan dengan diberikan CBT melalui tatap muka. Dengan sistem informasi klinis komputerisasi sebagai du kungan layanan online, diharapkan gangguan kece masan dapat memberikan efektifitas dan pengaruh yang lebih baik. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah: (1) meningkatkan pengetahuan informatika perawat ter hadap dokumentasi keperawatan (2) mengetahui pentingnya penggunaan tehnologi dalam asuhan keperawatan (3) membangun kepercayaan diri pera wat yang secara langsung mempengaruhi keselama tan pasien, kualitas perawatan serta dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan dalam penu lisan ini adalah studi pustaka dan data lainnya.
PEMBAHASAN Teknologi Informasi Masih ada dari sebagian orang yang belum dapat membedakan pengertian antara tehnologi informasi dan sistem informasi. Tehnologi informasi dipandang sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia, salah satu faktor yang menyebabkan tehnologi infor masi penting dikembangkan di Indonesia adalah bangsa Indonesia lebih senang menggunakan dan memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi daripada berminat untuk dapat menguasai dan mengembangkannya. Menurut Satyawan (2013, 60) sistem merupakan kumpulan dari komponen atau bagian yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, sedangkan infor masi diartikan sebagai data. Kedua kata tersebut memberikan makna sistem informasi diartikan seba gai suatu sistem yang diciptakan manusia yang terdiri dari komponen atau bagian yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi. Sedangkan tehnologi informasi merupakan suatu sistem atau tehnologi yang digunakan untuk mengolah data meliputi kegiatan memproses, mendapatkan, menyusun atau menyimpan serta memanipulasi data dalam berbagai macam metode yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu relevan, akurat dan tepat waktu sehingga dapat digunakan untuk berbagai 2 Jurnal Ilmiah Widya
Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan Intervensi Berbasis Web
keperluan seperti keperluan pribadi, pendidikan, bisnis dan pemerintahan serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Penggunaan internet selain telah dirasakan sangat banyak manfaatnya, namun ada juga tantangan dalam tehnologi informasi ini. Salah satu tantangan baru dari kemajuan tehnologi informasi ini terletak pada penyedia informasi sendiri yaitu bagaimana suatu informasi dapat diakses dengan mudah, cepat, tepat dan global. Keberhasilan persaingan penggunaan internet tergantung pada banyaknya tanggapan ma syarakat pengguna internet, yang perlu diingat dalam hal ini adalah bahwa internet merupakan homepage untuk pemajangan datadata produk, informasi serta pelayanan dan email untuk melakukan interaksi. Kecemasan Kecemasan merupakan salah satu bentuk dari gangguan kejiwaan yang sering terjadi dan dialami oleh masyarakat. Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang komplek berkaitan dengan perasaan takut, sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung berdebar, nafas pendek atau nyeri dada (Keliat, 2012;15). Sekitar 85% individu yang mengalami depresi, memiliki kecemasan yang signifikan, se dangkan 90 % individu yang mengalami kecemasan mengalami depresi. Gejala yang sering dialami oleh individu dengan gangguan kecemasan adalah gelisah, mudah marah, perasaan sedih, impulsif, palpitasi, kehilangan energi, penurunan konsentrasi, nyeri dan ketegangan otot, sakit kepala, bahkan hingga muncul ketakutan dan rasa putus asa (Tiller, 2012; 28 ). Kedua gangguan depresi dan kecemasan tersebut dapat terjadi secara bersamasama, dan hal ini tentunya akan menjadi sulit untuk membedakan atau mengidentifikasi pengobatan dari kedua jenis gang guan ini. Banyak orang tidak mencari pengobatan jika mengalami gangguan ini. Mereka beranggapan bahwa pengobatan tersebut tidak cukup efektif untuk mengatasi kondisi kegelisahan yang dialaminya. Pendapat ini didukung oleh penelitian (Tiller,2012; 31) di Australia yang menunjukkan bahwa 40 % dari orang dengan gangguan kecemasan tidak mencari pengobatan dan hanya 45 % pengobatan yang dita warkan dapat menguntungkan penderita yang menga lami gangguan kecemasan. Melihat dampak yang ditimbulkan dari gangguan kecemasan dapat meng ganggu aktivitas seseorang menjadi tidak produktif dalam aktivitas seharihari dan juga dapat menim bulkan ketergantungan pada orang lain, maka pengobatan dan perawatan yang efektif dan tepat Volume 3 Nomor 3 Agustus Desember 2016
Septirina Rahayu, 1 5
Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan Intervensi Berbasis Web
pada gangguan ini sangat diperlukan. Penatalaksanaan kecemasan sendiri saat ini tidak hanya cukup diberikan dengan pengobatan psiko farmaka saja melainkan juga dapat dilakukan melalui tindakan perawatan yang efektif dengan pendekatan psikoterapi. Psikofarmaka atau farmakoterapi lebih difokuskan untuk lebih menurunkan aktivitas struktur limbik otak (efek bottom up), sedangkan psikoterapi cenderung dilakukan untuk meningkatkan aktivitas area frontal (efek top down). Terapi Kognitif (Cognitif Behavior Therapi) Psikoterapi yang telah efektif digunakan dan memberikan manfaat besar adalah terapi kognitif CBT (Cognitif Behavior Therapi). Terapi ini mudah diterapkan dalam praktik keperawatan, prinsipprin sip yang diterapkan dalam terapi ini adalah mendidik pasien, melatih keterampilan tehnik relaksasi dasar dan mengembangkan keterampilan pasien untuk mengidentifikasi ancaman, merubah fikiran, pera saan, persepsi dan tingkah laku maladaptif. Terapi ini memiliki waktu yang terbatas dan mendorong kete rampilan self help, berfokus pada masalah, bersifat induktif dan mengharuskan klien untuk mengem bangkan dan mempraktekan keterampilan dalam kegiatan pekerjaan atau aktivitas yang diberikan. Beberapa hasil penelitian CBT yang telah dila kukan oleh perawat di Indonesia antara lain penelitian (Caturini dan Handayani, 2014;43). Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan yang bermakna ke cemasan, mekanisme koping, dan harga diri rendah sebelum dan sesudah pemberian CBT (p value < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang bermakna pada pasien yang mendapatkan CBT dibandingkan yang tidak mendapatkan CBT. Pene litian lain yang dilakukan oleh (Keliat, Yulia Wardani, Sudiatmika, 2013;15). Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan lebih besar pada pasien yang mendapatkan CBT daripada yang tidak mendapatkan CBT dan REBT dengan p value < 0,05. Selain psikoterapi CBT, psikoterapi lainnya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan ada lah terapi PMR (Progressive Muscle Relaxation) atau relaksasi otot progresif. Indikasi dari terapi ini adalah dilakukan pada seseorang yang mengalami insomnia, mengalami kecemasan dan depresi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tobing, 2012; 3). ditemukan bahwa penurunan ansietas dan depresi serta peningkatan kemampuan relaksasi dan memaknai hidup klien kanker yang mendapatkan PMR dan logoterapi ( p value < 0,05). Jurnal Ilmiah Widya
Permasalahan yang ditemukan dalam pelak sanaan terapi CBT ini adalah sebagian besar dari penderita mengalami ketidakmampuan untuk men jalani terapi disebabkan karena akses dan biaya serta kurangnya tenaga terlatih untuk melaksanakan CBT, sehingga akan memberikan dampak pula terhadap kualitas pelayanan kesehatan jiwa menjadi tidak optimal. Berbicara masalah akses berkaitan erat dengan masalah sistem informasi klinis komputerisasi sebagai fasilitas yang dapat memberikan dukungan layanan secara online. Saat ini sistem informasi klinis komputerisasi banyak tersedia untuk pelayanan kesehatan jiwa dan dapat dijadikan andalan yang sangat mudah diakses dengan biaya yang relatif murah serta efisien. Salah satu sistem informasi yang berkembang saat ini adalah world wide web atau internet. Website saat ini telah dikembangkan kembali menjadi responsive web design (RWD), dengan menggunakan web responsive pengguna dapat mengakses dengan mudah website tersebut dengan menggunakan berbagai macam gadget seperti laptop, smartphone, ataupun tablet (Alatas, 2013 ;116). Pencegahan Gangguan Kecemasan Melalui Intervensi Berbasis WEB. Menurut Christensen (2014;8195). telah mela kukan uji coba terkontrol secara acak untuk meng evaluasi efektifitas program pencegahan kecemasan serta faktorfaktor yang dapat meningkatkan kece masan dengan intervensi berbasis web dengan situs active program “esova”. Penggunaan intervensi berbasis web ini dapat menyediakan media pengiri man yang sangat berpotensi dan bermanfaat karena dapat diakses, diterima dan global serta ditemukan secara efektif dalam memberikan psikoterapi CBT dalam pengaturan klinis terhadap gangguan depresi dan kecemasan. Keterlibatan ditingkatkan dengan push faktor yaitu faktorfaktor seperti pengingat atau pembinaan. Program pencegahan yang dikirim dalam jumlah populasi yang cukup besar ini berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan, sehingga kebutuhan akan email pengingat dan komunikasi melalui telpon akan mempengaruhi kepatuhan dan efektifitas dari terapi yanag diberikan. Intervensi website yang disediakan berupa psiko edukasi, CBT, promosi aktifitas fisik dan latihan re laksasi dengan sebagian besar berfokus pada CBT. Keempat komponen tersebut disediakan dengan pan dangan bahwa dengan menggabungkan keempat in tervensi tersebut dapat memberikan dampak yang 3
Volume 3 Nomor 3 Agustus Desember 2016
Septirina Rahayu, 1 5
Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan Intervensi Berbasis Web
kondisi aktif, telepon dibuat setiap minggu untuk me meriksa kemajuan peserta dan untuk mengingatkan mereka menyelesaikan modul dan / atau untuk menyelesaikan program. Pengingat telepon dimak sudkan sebagai pengingat murni, tidak ada pemberian terapi, dan dibuat oleh pewawancara telepon. Pang gilan telepon ditulis dan didasarkan pada script email. Jika terdapat masalah teknis disebut Trial Manager. Panggilan telepon umumnya berlangsung antara 30 detik sampai 2 menit. Panggilan telepon dibuat terlepas dari apakah peserta menyelesaikan program atau tidak. Peserta dalam kondisi aktif ditambah dengan email pengingat. Email pengingat dikirim setiap minggu sama halnya pada penggunaan telpon juga tidak ada pemberian terapi. Hasil yang diperoleh semua peserta mengalami penurunan kecemasan pada saat baseline selesai. Program yang paling disukai dalam situs ini adalah dengan email pengingat dan telpon pengingat dengan alasan tarif lebih mudah terjangkau, sedangkan kepatuhan terhadap intervensi berbeda secara signifikan sesuai dengan kondisi peserta. Peserta dengan kondisi menerima pengingat dapat menyelesaikan 10 modul, sedangkan peserta yang tidak menerima pengingat hanya mampu menyelesaikan sepertiga dari modul yang ada. Penelitian lain oleh Khanna (2015; 294).tentang pelatihan tehnologi web untuk terapis dalam pengem bangan kompetensi terapi CBT (Cognitif Behavior Therapy), hasil penelitian menyatakan pentingnya metode pelatihan untuk terapis dalam bentuk program pelatihan berbasis web untuk menghasilkan terapis yang profesional dalam memberikan terapi CBT sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, aksesibi litas, efisiensi biaya serta bersifat mendidik dan interaktif. Salah satu faktor utama yang menjadi hambatan dalam intervensi kecemasan berbasis web untuk akses pasien CBT adalah kurangnya tenaga profesional terlatih dalam penggunaan media tersebut dan tidak bisa dihindari bahwa semua tehnologi yang ada saat ini menggunakan program berbasis web.
maksimal serta memberikan kesempatan untuk pen derita secara efektif mengurangi kecemasan yang di alaminya. Semua intervensi pencegahan yang dita warkan tersebut merupakan program berbasis penga turan pengobatan yang dinamakan ESofa website intervensi. Lima intervensi yang dilakukan berlangsung dalam periode 10 minggu dengan pembagian kelom pok satu (website aktif) menerima intervensi ga bungan. Kelompok dua (website aktif dengan tele pon) menerima program web yang sama ditambah panggilan telepon pengingat mingguan. Kelompok tiga (website aktif dengan email) yang diterima program web ditambah otomatis email pengingat mingguan. Kelompok empat (kontrol) menerima situs plasebo. Kelompok lima (kontrol dengan telepon) menerima situs plasebo ditambah telepon panggilan pengingat. Dapat menjadi pertimbangan bahwa email pengingat lebih murah dari pengingat telepon. Program CBT (Cognitif Behavior Therapi) Program terpadu yang diberikan meliputi psiko edukasi (minggu ke 12), CBT (minggu ke 37), relaksasi (minggu ke 89), dan promosi aktivitas fisik (minggu ke 10). Program psikoedukasi (modul 1 dan 2) memberikan informasi tentang stres, ketaku tan, dan kecemasan, deskripsi pemikiran cemas, di ferensiasi kecemasan dari gangguan kecemasan lain, faktor risiko kecemasan, komorbiditas dan konse kuensi dari kecemasan dan perawatan yang tersedia. Program CBT (modul 37) ditujukan pada fikiran cemas dan kekhawatiran meliputi tindakan yang mengkhawatirkan, dan isi dari kekhawatiran. Infor masi ini berasal dari bahanbahan yang telah dite mukan untuk mengurangi kecemasan. Sedangkan program PMR (modul 8) menginstruksikan peserta tentang cara mengurangi ketegangan dan merilekskan otot yang bertujuan untuk mendorong relaksasi dan membantu untuk mengidentifikasi ketegangan. Modul meditasi mindfulness (modul 9) membantu peserta dalam keadaan sadar untuk mengatur nafas dan gerak tubuh, mengakui fikiran dan gangguan eksternal tetapi tetap fokus pada fikiran saat ini. Modul akhir adalah aktivitas fisik (modul 10), aktivitas fisik berdasarkan tahapan perubahan teori. Situs web kontrol adalah versi yang disesuaikan pada kondisi kontrol Health Watch yang dikembangkan untuk National University di Australia. Website ini juga dapat memberikan informasi tentang kesehatan umum seperti gizi, kesehatan jantung, dan lainlain. Scripted panggilan telepon pengingat dalam Jurnal Ilmiah Widya
PENUTUP Kesimpulan 1. Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan yang komplek berkaitan dengan perasaan takut 2. Penatalaksanaan kecemasan tidak hanya cukup dengan pengobatan psikofarmaka tetapi juga de ngan psikoterapi Cognitif Behavior Terapi (CBT) 3. Psikoterapi CBT dapat dilakukan melalui inter vensi berbasis web. 4
Volume 3 Nomor 3 Agustus Desember 2016
Septirina Rahayu, 1 5
Pencegahan Gangguan Kecemasan Dengan Intervensi Berbasis Web
Saran 1. Perkembangan tehnologi informasi yang terus berkembang dan tidak dapat dihindari ini menjadi tantangan perawat di Indonesia untuk mening katkan program pelatihan berbasis web dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis internet (web). 2. Psikoterapi CBT yang merupakan salah satu pen cegahan dari gangguan kecemasan yang dapat dilakukan melalui intervensi berbasis web tidak menutup kemungkinan juga dapat diterapkan di Negara Indonesia. 3. Media ini sangat berpotensi dan bermanfaat selain mudah diakses dan di terima juga biaya relatif mudah terjangkau, sehingga pelayanan kesehatan yang berkualitas diharapkan dapat terwujud.
Keliat. B.A. et al., Managemen Kasus Gangguan Jiwa : CMHN (Intermediate Course). EGC: Jakarta. 2012 Khanna, S. Muniya. Bringing Technology of Training: Webbased Therapist Training To Promote The Development of Competent Cognitif Behavioral Therapist. Published by Elsevier Lid. All Rights Reserved.2015 Meimaharani,Rizkysari & Diana Laily. Perancangan E Commerce Goody Bag Spunbond Menggunakan QR Code Berbasis Web Responsif. Prosiding SNATIF Ke1. ISBN: 2014 Rahman. R.J, Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya R. Optimalisasi Macromedia Flash untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Jurnal Pendidikan Teknologgi Informasi dan Komunikasi. Volume 1, Nomor 2. ISSN:19799264.2008 Satyawan A.H, Bambang Hariadi, Tan Amelia. Jurnal Sistem Informasi. http// jurnal. stikom edu/index php/jsika.2013 Tiller, Jhon W.G. Depression And Anxiety. Artikel MJA Suppl 4. 2014 2012 Tobing, L. Duma..Tesis. Pengaruh Progressive Muscle Relaxaion (PMR) dan Logoterapi Terhadap Perubahan Ansietas, Depresi, Kemampuan relaksasi dan kemampuan Memaknai Hidup Klien Kanker di Rumah Sakit Dharmais Jakarta. Tidak dipublikasikan. 2012 Tranaeus, S., Computer Based Cognitif Behavioral Therapy for Anxiety Disorder or Depresion, http://www.sbu.se/200703e, 2007, diunggah tanggal 6 April 2015 Zakiyah. Pengaruh dan Efektifitas Cognitif Behavioral Therapy (CBT) Berbasis Komputer Terhadap Klien Cemas dan Depresi. EJurnal Widya Kesehatan dan Lingkungan, Volume 1, No.1. ISSN 2338 7793. 2014
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Husein. Responsive Web Design dengan PHP dan Bootstrap. Loko Media 2013. Yogyakarta. 2013 Baco, Syarifudin, M. Swandi, A. Rahman Amal. Rancangan Sistem Informasi Jurnal Ilmu Ilmu Tehnik Berbasis Web Universitas Islam Makasar. Jurnal Iltek Vol.7, No.13. 2012 Caturini S. Endang & Siti Handayani. Pengaruh Cognitif Behavioral Therapy (CBT) Terhadap Perubahan Kecemasan, Mekanisme Koping, Harga Diri Pada Pasien Gangguan Jiwa Dengan Schizofrenia di RSJD Surakarta. Jurnal Ilmu Terpadu Kesehatan , Volume 3, No 1. 2014 Christensen, Helen. , Phillip Baterhamm, Andrew M.,Kathleen M.,Kanupriya K., Justin K.,Kylie B. Prevention of Generalized Anxiety Disorder Using a Web Intervension, i chill: Randommized Controlled Trial. Vol 16, No.9 September. University Of New South Wales : Australia. 2014
Jurnal Ilmiah Widya
5
Volume 3 Nomor 3 Agustus Desember 2016