JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI SARANA LEGITIMASI: DAMPAKNYA TERHADAP TINGKAT AGRESIVITAS PAJAK Dwi Ratmono Winarti Monika Sagala Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Abstrak: Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap Tingkat Agresivitas Pajak. Berdasar teori legitimasi, terdapat dugaan bahwa perusahaan menggunakan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dalam rangka menjaga citra (image) di mata masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Hipotesis yang diajukan adalah pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak dalam rangka menjaga citranya. Penelitian ini bertujuan menguji generalisasi temuan Lanis dan Richardson (2012) dalam konteks Indonesia. Sampel terdiri atas perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat agresivitas pajaknya. Hasil ini memberikan dukungan empiris untuk teori legitimasi bahwa perusahaan selalu berusaha mendapat dukungan dari lingkungan institusionalnya. Kata kunci: pengungkapan CSR, agresivitas pajak, effective tax rates, legitimasi Abstract: According to legitimacy theory, there is a possibility that companies use corporate social responsibility (CSR) disclosure as a mean to maintain their image. The objective of this study is to examine the effect CSR disclosure on corporate tax aggressiveness. The independent variable is used in this study is corporate social responsibility disclosure. While the dependent variable in this study is tax aggressiveness that measured using proxy effective tax rates (ETR).The objective of this study to test the generalization of Lanis and Richardson’s finding (2012). Samples were selected by probability sampling method and finally obtained 125 non-financial companies that fulfill the criteria. Data were analyzed using ordinary least square regression analysis model. The result shows that the lower the level of CSR disclosure of a corporation, the higher is the level of tax aggressiveness. This result provides an empirical support for legitimacy theory. Keywords: corporate social responsibility, tax aggressiveness, effective tax rates, legitimacy
pendapatan.
Pendahuluan Terdapat
perbedaan
menyebabkan
perspektif
Perbedaan
inilah
yang
tujuan dari perusahaan
tentang pajak antara pemerintah dengan
sebagai wajib pajak bertentangan dengan
manajemen perusahaan. Bagi pemerintah,
tujuan pemerintah untuk memaksimalkan
pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
penerimaan dari sektor pajak. Berbagai
merupakan salah satu sumber pendapatan utama.
Sebaliknya,
bagi
upaya
manajemen
perusahaan yang dirancang khusus untuk
perusahaan pajak
meminimalkan beban pajak secara agresif
merupakan biaya yang akan mengurangi
merupakan fenomena yang umum di
sebagai
wajib
pajak
badan,
16
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 seluruh negara. Agresivitas pajak dapat
rangka memperoleh citra (image) yang
didefinisikan sebagai semua upaya yang
baik di mata masyarakat. Lanis
dilakukan
Richardson (2012) berargumen bahwa
oleh
manajemen
untuk
menurunkan jumlah beban pajak
dari
CSR dianggap
yang
oleh
dalam
seharusnya
dibayar
sebagai faktor
keberhasilan dan
dan
kunci
kelangsungan
perusahaan (Lanis dan Richardson, 2012).
hidup perusahaan karena pada hakekatnya
Sementara, Frank, Lynch dan Rego (2009)
aktivitas perusahaan tidak terlepas dari
mendefinisikan agresivitas pajak sebagai
kontrak sosial dengan
sebuah tindakan merekayasa pendapatan kena
pajak
tindakan
Dalam rangka memperoleh citra
yang dirancang melalui
perencanaan
pajak
masyarakat.
yang
baik
tersebut,
perusahaan
baik
menunjukkan kepada publik, termasuk
menggunakan cara yang tergolong legal
dengan mengungkapkannya dalam laporan
(tax avoidance)
tahunan, bahwa mereka telah melakukan
maupun
ilegal
(tax
evasion).
banyak aktivitas CSR. Perusahaan yang
Perusahaan
melakukan
mengungkapkan banyak informasi tentang
berbagai upaya yang termasuk dalam
aktivitas CSR-nya berharap memperoleh
kategori agresivitas
legitimasi dari publik bahwa aktivitasnya
menyebabkan masyarakat.
yang
citra
pajak negatif
dapat di mata
telah
sesuai
ekspektasi
masyarakat.
Agresivitas pajak dalam
Dengan mengungkapkan aktivitas CSR,
pandangan masyarakat merupakan suatu
perusahaan berusaha menunjukkan bahwa
kegiatan yang tidak bertanggung jawab
mereka memberikan kontribusi penting
secara sosial
bagi
dan tidak sah (Lanis dan
masyarakat.
Untuk
menjaga
Ricahrdson). Tindakan perusahaan dalam
legitimasi yang diperoleh dari aktivitas
hal meminimalkan pembayaran pajak
CSR tersebut, perusahaan berusaha tidak
tidak sesuai dengan pandangan dan
akan
harapan masyarakat karena pajak yang
agresivitas pajak, yang dapat merusak
dibayar perusahaan memiliki impikasi
citranya
penting bagi
masyarakat.
masyarakat
pendanaan
barang
pendidikan,
kesehatan,
dalam
publik
hal
seperti
melakukan
yang
legitimasi
infrastruktur,
kegiatan,
telah
baik
Menurut tersebut
termasuk
di
mata
argumen
teori
maka
terdapat
hubungan negatif antara pengungkapan
pertahanan nasional, dan sebagainya.
CSR dan agresivitas pajak. Semakin
Pada sisi lain, corporate social
banyak pengungkapan CSR perusahaan,
responsibility (CSR) dipandang sebagai
semakin kecil tingkat agresivitas pajak.
suatu tindakan strategik perusahaan dalam
Lanis 17
dan
Richardson (2012)
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 telah menguji secara empiris argumen
dkk., 2003; Djankov, 2008): (a) tingkat
teori legitimasi tersebut dengan meneliti
perlindungan investor yang lemah, (b)
pengaruh pengungkapan CSR terhadap
kepemilikian terkonsentrasi, (c) sumber
agresivitas pajak. Hasilnya mendukung
pendanaan utama perusahaan dari bank,
teori legitimasi bahwa perusahaan yang
dan (d) tingkat manajemen laba yang
mempunyai tingkat pengungkapan CSR
tinggi.
yang tinggi cenderung rendah tingkat
generalisasi temuan penelitian CSR dan
agresivitas
masih
agresivitas pajak terdahulu seperti Lanis
menjadi pertanyaan penelitian apakah
dan Richardson (2012) ke dalam konteks
temuan Lanis dan Richardson (2012)
Indonesia.
pajaknya.
Namun
untuk sampel perusahaan di Australia tersebut
dapat
digeneralisasikan
Hal
ini
mungkin
membatasi
Kontribusi penelitian ini adalah
ke
sebagai berikut. Pertama, penelitian ini
konteks lain. Hal ini karena setiap negara
berkontribusi menjelaskan secara empiris
menerapkan peraturan perpajakan yang
berbagai pelanggaran etika bisnis dengan
berbeda. Selain karena perbedaan regulasi
menggunakan
perpajakan,
hasil
kedok penutup (Chih et al., 2008; Hong
penelitian Lanis dan Richardson (2012)
dan Andersen, 2011). Sebagai contoh,
perlu diuji lebih lanjut ke konteks negara
perusahaan
dengan lingkungan institusional yang
skandal manipulasi laba terbesar dalam
berbeda.
sejarah Amerika Serikat pada tahun 2000
validitas
eksternal
aktivitas
Enron
CSR
yang
sebagai
melakukan
Tujuan dari penelitian ini adalah
ternyata melakukan aktivitas CSR secara
menguji generalisasi temuan Lanis dan
intensif (Kim et al., 2012). Bukti ini
Richardson (2012) tentang pengaruh
mengindikasikan
pengungkapan CSR terhadap tingkat
sebagai
agresivitas
perusahaan.
menyesatkan pemangku kepentingan dari
CSR
aktivitas
pajak
Kebanyakan
penelitian
dan
sarana
penggunaan untuk
pelanggaran
atau
etika
bisnis
dalam
kasus
agresivitas pajak terdahulu dilakukan
perusahaan.
dalam konteks bisnis Barat (common law)
Indonesia, masih terbatas penelitian yang
sehingga generalisasinya dalam konteks
menguji apakah aktivitas CSR digunakan
Indonesia
masih
menjadi
pertanyaan
untuk menutupi pelanggaran etika bisnis
penelitian
yang
penting.
Perbedaan
seperti agresivitas pajak. Penelitian ini
Indonesia
berkontribusi untuk memberikan bukti
termasuk kluster negara-negara code law
empiris tersebut sehingga dapat menjadi
dengan karakteristik antara lain (Leuz
sumber informasi bagi stakeholders dalam
konteks
institusional
yaitu
18
Kedua,
menipu
CSR
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 mengevaluasi
pengungkapan
CSR
dimana perusahaan berada. Legitimasi ini
perusahaan.
menyebabkan perusahaan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat
TELAAH PUSTAKA
meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
Teori Legitimasi
Teori legitimasi menyatakan organisasi bukan hanya memperhatikan hak-hak
Teori
legitimasi
didasarkan
investor tetapi juga memperhatikan hak
pada
publik (Deegan dan Brown, 1996).
adanya fenomena kontak sosial antara
Kegiatan CSR yang dilakukan
sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan sebuah tujuan organisasi
perusahaan
dan
diungkapkan
tersebut seharusnya kongruen dengan
laporan tahunannya dapat dipandang
nilai-nilai yang ada didalam sebuah
sebagai suatu usaha untuk memenuhi
masyarakat. Menurut teori ini, tindakan
harapan-harapan
organisasi haruslah mempunyai aktivitas
perusahaan. Perusahaan yang berusaha
dan kinerja yang dapat diterima oleh
untuk
masyarakat. Menurut Gray et al. (1995),
perusahaan dengan norma-norma yang
legitimasi diperoleh organisasi ketika
ada di dalam masyarakat dapat dianggap
dalam kondisi atau status ketika sistem
sah dalam masyarakat dan dapat terus
nilai sebuah entitas kongruen dengan
bertahan menjalankan bisnisnya.
masyarakat
dalam
terhadap
menyelaraskan
aktivitas
sistem nilai sosial yang lebih besar di mana entitas merupakan salah satu bagian
Pengungkapan CSR dan Agresivitas
darinya. Ketika terjadi sebuah disparitas
Pajak
(ketidaksesuaian) antara kedua sistem
Pengungkapan CSR telah menarik
tersebut maka terjadi sebuah ancaman pada
banyak penelitian akuntansi selama dua
legitimasi masyarakat.
dekade.
mendefinisikan
Aktivitas CSR dilakukan perusahaan untuk
menunjukkan
sistem
Gray
sebagai
nilai
et
al.
pengungkapan
(1995) CSR
proses penyediaan informasi
perusahaan telah selaras dengan sistem
yang
sosial
akuntabilitas sosial. Pengungkapan
CSR
dalam
suatu
di
beroperasi.
mana
perusahaan
Berdasar
teori
tersebut
ini
dapat
dirancang
laporan
untuk
tahunan
menunjukkan
oleh
diajukan argumen bahwa pengungkapan
perusahaan sebenarnya tidak diwajibkan
CSR
tetapi sebagai wujud tanggung jawab
dilakukan
perusahaan
untuk
sosial perusahaan kepada
mendapatkan legitimasi dari masyarakat
19
masyarakat
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 maka
suatu
perusahaan
mayoritas
timbul
dalam
upaya
menerapkan
melakukan pengungkapan CSR dalam
prinsip-prinsip
laporan tahunannya. Pengungkapan CSR
perusahaan meliputi tindakan-tindakan
merupakan
yang
proses
pengkomunikasian
dampak sosial dan lingkungan
dari
pajak
kelompok khusus yang berkepentingan
pajak.
terhadap
masyarakat
keseluruhan. Deegan
Selain
(2002)
mengurangi
pajak
kewajiban
perusahaan
dan
perencanaan
secara itu menurut
dalam
untuk
pajak perusahaan melalui penghindaran
kegiatan ekonomi organisasi terhadap
dan
dapat
CSR
Pengembangan Hipotesis
Lanis dan
Perusahaan merupakan salah satu
Richardson (2013) menyatakan bahwa
wajib pajak dalam bentuk usaha tetap yang
pengungkapan CSR dipandang sebagai
mempunyai kewajiban untuk membayar
sarana yang digunakan oleh menajemen
pajak. Sebagai wajib pajak, perusahaan
perusahaan dalam berinteraksi dengan
ikut berkontribusi dalam pembangunan
masyarakat
nasional. Dari perspektif masyarakat,
yang
lebih
luas
untuk
mempengaruhi persepsi.
perusahaan sudah seharusnya membayar
Agresivitas pajak adalah strategi
pajak kepada negara karena perusahaan
perusahaan yang tidak sesuai dengan
telah
harapan masyarakat (Lanis dan Richarson
penyediaan barang publik (public goods)
(2013). Pembayaran pajak perusahaan
sehingga perusahaan dapat melakukan
seharusnya
memiliki
bagi
usahanya dan mendapatkan laba. Oleh
masyarakat
dan
karena
karena itu, perusahaan sudah seharusnya
implikasi sosial
mendapatkan
manfaat
atas
membentuk fungsi yang penting dalam
tidak
membantu mendanai penyediaan barang
karena dengan begitu akan lebih banyak
publik dalam masyarakat termasuk
dana yang dapat digunakan oleh negara
hal
seperti
nasional, transportasi
hal-
pendidikan, pertahanan
Dalam teori legitimasi dinyatakan
penegakan
bahwa sistem nilai perusahaan sejalan
hukum (Friese, dkk, 2008 dalam Lanis
dengan sistem nilai dari sistem sosial yang
dan
Akhirnya,
lebih besar di mana perusahaan merupakan
seperti yang ditunjukkan oleh William
bagiannya. Sistem nilai perusahaan ini
(2007) dalam Lanis dan Richardson
ditunjukkan dari kepatuhan perusahaan
(2012), isu yang paling signifikan yang
membayar pajak dan tidak berupaya untuk
Richardson,
dan
pelanggaran pajak,
untuk menyejahterakan masyarakat.
kesehatan masyarakat, umum,
melakukan
2012).
20
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 melakukan kegiatan agresivitas pajak yang
diperoleh perusahaan karena melanggar
dapat merugikan banyak pihak. Tindakan
norma sosial adalah jumlah penjualan
agresivitas pajak muncul karena adanya
yang turun karena masyarakat yang tahu
perbedaan tujuan anatara pemerintah dan
tentang
pentingnya
perusahaan sebagai wajib pajak. Oleh
produk
perusahaan
karena itu, perusahaan sudah seharusnya
cenderung
melakukan tanggung jawab sosial melalui
produk. Lanis dan Richardson (2012)
pengungkapan dalam laporan tahunan
menyatakan
untuk mendapatkan kepercayaan dari
sebuah perusahaan
publik. Avi-Yonah (2008) dalam Lanis
tindakan agresivitas pajak dinilai secara
dan
sosial
Richardson
(2012)
menyatakan
bahwa pajak perusahaan hanya dapat
yang
memang
dilakukan
memiliki
masyarakat umumnya,
luas.
enggan untuk
bahwa dengan
demikian
yang
tidak bertanggung
dan membeli
melakukan
jawab oleh
laporan tahunan perusahaan
untuk
agresivitas
pajak yang sama di Australia. Hasil
Namun pada
perusahaan
tersebut
Deegan et. al. (2002) menganalisis
perusahaan
implikasi
memboikot
publik.
dikaitkan dengan CSR jika pembayaran pajak
CSR
penelitian menyimpulkan
melakukan
hubungan
antara
bahwa
ada
perhatian
kegiatan meminimalkan jumlah pajak
masyarakat
yang dibayar karena merasa terbebani
lingkungan tertentu dan pengungkapan
dengan tanggung jawab yang ada. Lanis
CSR dalam laporan tahunan. Sementara
dan
menyatakan
itu, Lanis
dengan mengambil sikap pasif
melakukan
Richardson
bahwa
(2012)
terhadap isu-isu
dan
sosial,
Richardson (2013)
penelitian tentang agresivitas
terhadap perpajakan, perusahaan dapat
pajak pada perusahaan pertambangan di
memperoleh legitimasi dari masyarakat
Australia.
serta dapat mempertahankan kedudukan
aktivitas CSR dilakukan perusahaan untuk
yang baik dengan otoritas pajak dengan
menunjukkan sistem nilai perusahaan telah
cara mematuhi dan semangat dalam
selaras dengan sistem sosial di mana
mengikuti
perusahaan tersebut beroperasi. Berdasar
hukum
perpajakan
yang
berlaku. Agresivitas
Menurut
teori
legitimasi,
teori ini dapat diajukan argumen bahwa pajak
memberikan
pengungkapan CSR dilakukan perusahaan
dampak buruk yang signifikan bagi
untuk
perusahaan itu sendiri. Watson
(2011)
masyarakat di mana perusahaan berada.
menyatakan bahwa dampak buruk yang
Perusahaan yang telah mengungkapkan
21
mendapatkan
legitimasi
dari
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 banyak informasi CSR dalam laporan
H1:
tahunannya dalam rangka memperoleh citra
berpengaruh
yang
agresivitas pajak
baik
tersebut
berusaha
untuk
mempertahankannya. Salah satu upayanya
tingkat
pengungkapan negatif
CSR
terhadap
Model penelitian ini disajikan pada
adalah mengurangi atau tidak melakukan
gambar
tindakan agresivitas pajak yang dapat
dihipotesiskan
merusak citra yang sudah baik melalui
terhadap
pengungkapan CSR. Dengan demikian
perusahaan. Untuk meningkatkan validitas
dapat diajukan argumen bahwa semakin
internal hasil penelitian maka ditambahkan
banyak pengungkapan CSR maka semakin
tiga variabel kontrol ke dalam model yaitu
rendah
capital intensity, inventory capacity, dan
tingkat
agresivitas
pajak
perusahaan.
1.
Pengungkapan berpengaruh
tingkat
CSR negatif
agresivitas
pajak
ukuran perusahaan.
Gambar 1. Model Penelitian
Pengungkapan CSR (Jumlah item yang diungkapkan/jumlah item maksimum menurut indeks)
Agresivitas Pajak (Beban pajak penghasilan menurut pajak/laba sebelum pajak menurut akuntansi)
Variabel Kontrol Capital intensity (CINT) (Total aset tetap/total aset) Inventory Turnover (INVT) (Total persediaan/total aset) Size (SIZE) (Logaritma natural total aset)
METODE PENELITIAN
perusahaan non-keuangan yang listing di
Populasi dan Sampel
Bursa Efek Indonesia periode 2011-
Populasi dalam penelitian
yang ini
2013. Alasan memilih perusahaan non-
digunakan
keuangan sebagai sampel perusahaan
adalah seluruh
22
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 adalah
karena
perusahaan
keuangan
memiliki karakteristik keuangan berbeda
dengan
perusahaan
tahun 2014, sehingga data yang
yang
sudah
lainnya,
tersedia secara lengkap
adalah data laporan tahunan dan
sehingga dapat menimbulkan bias hasil
laporan keuangan
penelitian. Hal ini dikarenakan oleh
sampai tahun 2013.
peraturan pemerintah yang cenderung
2. Perusahaan
perusahaan
tidak
mengalami
mempengaruhi nilai ETR perusahaan
kerugian selama tahun penelitian.
keuangan
Hal ini karena akan menyebabkan
sehingga
perusahaan
berbeda
lainnya
dengan
(Lanis
dan
Richardson,2012). Pengambilan penelitian
ini
sampel
dilakukan
menggunakan
metode
nilai ETR
menjadi
sehingga
akan
negatif
menyulitkan
penghitungan.
dalam
3. Perusahaan
dengan
yang
memiliki
ETR antara 0-1 sehingga dapat
probability
sampling dengan teknik pengambilan
mempermudah
sampel menggunakan random sampling.
penghitungan,
Kriteria-kriteria pengambilan
rendah nilai ETR (mendekati 0)
sampel
dalam dimana semakin
dalam penelitian ini adalah sebagai
maka
berikut:
semakin agresif terhadap pajak.
1. Perusahaan laporan
dan
satuan nilai rupiah dalam laporan
laporan
keuangannya.
keuangan selama 3 tahun berturutturut (2011-2013) diakses
dianggap
4. Perusahaan yang menggunakan
mempublikasikan
tahunan
perusahaan
yang dapat
dari
situs
BEI
Variabel Penelitian
(www.idx.co.id) atau dari situs
Variabel
dependen
dalam
perusahaan dan memiliki data
penelitian ini adalah agresivitas pajak.
lengkap yang dibutuhkan dalam
Agresivitas pajak merupakan salah satu
penelitian ini. Alasan
cara
tahun
yang
dilakukan oleh suatu
sebagai
perusahaan untuk meminimalkan beban
karena tarif
pajak yang akan dibayar dengan cara
perpajakan yang baru berlaku pada
yang legal maupun ilegal. Adapun yang
tahun 2010, yaitu Undang-undang
menjadi proksi utama dalam penelitian
Pajak Penghasilan No.36 tahun
ini adalah Effective Tax Rates (ETR) yang
2008. Penelitian ini dimulai pada
menggambarkan persentase total beban
sampel
2011-2013
memilih
penelitian
23
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 pajak penghasilan perusahaan
yang
dari
dibayarkan
seluruh
Labor
total
Practices
(LP),
Responsibility (PR), dan Society (SO).
pendapatan sebelum pajak. Selain itu,
Pengukuran ini dilakukan dengan
ETR merupakan proksi yang paling
membandingkan item pada
banyak
dengan
digunakan
dalam
Product
penelitian
item
yang
check list diungkapkan
terdahulu dan untuk mengetahui adanya
perusahaan. Apabila item i diungkapkan
agresivitas pajak dapat dilihat dari nilai
maka diberikan nilai 1, jika item i tidak
ETR yang rendah (Lanis dan Richardson,
diungkapkan maka diberikan nilai 0
2012).
Proksi ETR dapat dihitung dari
pada check list. Total check list dihitung
rasio beban pajak penghasilan menurut
untuk mendapatkan jumlah item yang
pajak dibagi dengan pendapatan sebelum
diungkapkan
pajak menurut akuntansi. ETR yang
pengungkapan masing-masing perusahaan
rendah
pajak
kemudian dihitung dengan jumlah item
penghasilan lebih kecil dari pendapatan
yang diharapkan diungkapkan. Indeks
sebelum pajak sehingga menjadi indikasi
pengungkapan CSR sendiri didasarkan
tingkat agresivitas pajak yang tinggi. Hal
pada indikator GRI yang berjumlah 75
ini
item.
menunjukan
karena
terdapat
beban
kecenderungan
lebih rendah dari seharusnya.
penelitian pengungkapan
digunakan dalam rangka meningkatkan
independen
ini
adalah
Indeks
Variabel kontrol dalam penelitian
perusahaan membayar beban pajak yang
Variabel
perusahaan.
validitas internal hasil penelitian. Fokus
dalam tingkat
penelitian
ini
adalah
pengaruh
pengungkapan CSR terhadap agresivitas
CSR. Pengungkapan
tanggung jawab sosial menggunakan
pajak
indikator Global Reporting Initiative
pengungkapan CSR perlu dikendalikan.
yang
website
Variabel kontrol yang digunakan meliputi
Global
capital intensity, inventory intensity, dan
diperoleh
dari
http://www.globalreporting.org.
sehingga
variabel
Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah
ukuran
rerangka
membuat
tersebut kemungkinan mempengaruhi besar
sustainability reports yang terdiri atas
kecilnya tingkat agresivitas pajak (Lanis
prinsip-prinsip
dan Richardson, 2012).
pelaporan
untuk
pelaporan,
panduan
pelaporan dan standar pengungkapan
perusahaan.
Ketiga
selain
variabel
Capital intensity menggambarkan
dengan 75 pengungkapan yang meliputi
seberapa
Environment (EN), Human Right (HR),
diinvestasikan dalam bentuk aset tetap.
24
besar
aset
perusahaan yang
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Capital
intensity
menurut
Lanis dan
regression dengan persamaan berikut: TAGit = α0 + β1 CSRIit + β2 CINTit + β3 INVNTit + β4 SIZEit + e
Richardson (2012) dihitung dari rasio total asset tetap bersih dibagi total asset. Inventory
intensity
proporsi
persediaan
terhadap
total
Inventory
intensity
menggambarkan Keterangan: TAGit
yang dimiliki
aset
: agresivitas pajak diukur menggunak an proksi ETR : konstanta : koefisien
perusahaan.
merupakan subtitusi
dari capital intensity yang menurut Lanis dan Richardson (2012) diukur melalui rasio
α0 β1,β2,β3,β4 regresi CSRIit : pengungkapan item CSR perusahaan i tahun ke-t CINTit : capital intensity INVNTit : inventory intensity SIZE it : ukuran perusahaan e : error (kesalahan pengganggu)
total persediaan dengan total asset. Ukuran perusahaan (size) merupakan
tingkat
ukuran besar kecilnya suatu perusahaan. Untuk
mengukur
tingkat
ukuran
perusahaan diproksikan dengan Ln total asset. Penggunaan
natural
log
pada
penelitian ini digunakan untuk mengurangi fluktuasi data tanpa mengubah proporsi nilai asal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini disajikan hasil dan Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini
menggunakan
pembahasan temuan penelitian. Tabel 1
analisis multiple
menyajikan pemilihan sampel penelitian.
Tabel 1. Sampel Penelitian Keterangan
2011
2012
Perusahaan non-keuangan yang terdaftar selama periode 2011-2013 Perusahaan yang baru listing pada tahun 2011 Perusahaan yang baru listing pada tahun 2012 Perusahaan yang baru listing pada tahun 2013 Perusahaan yang delisting tahun 2011 Perusahaan yang delisting tahun 2012 Perusahaan yang delisting tahun 2013 Perusahaan yang tidak mengungkapkan annual report 3 tahun berturut-turut
369 (23)
(26)
(26)
(6) (26)
Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR
(35)
(35)
(35)
25
383
2013 416
(20) (24) (5) (4)
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Perusahaan yang tidak menggunakan satuan nilai Rupiah
(41)
(41)
(41)
Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian
(19)
(37)
(64)
Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun Penelitian
(85)
(85)
(85)
Perusahaan yang tidak memiliki nilai ETR 0-1 Total perusahaan yang menjadi objek penelitian per Tahun
(10) 125
(10) 125
(10) 125
Total observasi penelitian tahun 2011-2013 Data outlier Total observasi penelitian
375 (5) 370
Tabel 2 merupakan analisis
independen dan variabel kontrol
deskriptif untuk variabel dependen,
sebagai berikut:
Tabel 2. Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
ETR 370 0,006485 0,558622 CSR 370 0,026667 0,706667 CINT 370 0,001168 0,888600 INVNT 370 0,000033 0,716832 SIZE 370 24,701323 32,996969 Valid N 370 (listwise) Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2015 Tabel
0,244396 0,153153 0,267951 0,187512 28,471356
0,083745751 0,097200643 0,205368049 0,154068843 1,611866033
menunjukkan
CSR sampel penelitian ini cukup
analisis deskriptif dengan jumlah
rendah karena jauh di bawah skor
sampel 370 perusahaan. Rata-rata
maksimum 1.
(mean)
ETR
2
Std. Deviation
0,2444
Tabel 3 menunjukkan hasil
agresivitas
pengujian regresi setelah semua
pajak yang cukup tinggi. Sementara
asumsi regresi OLS (asumsi klasik)
tingkat
CSR
terpenuhi. Uji statistik t digunakan
mempunyai rata-rata 0,15 sehingga
untuk mengetahui pengaruh masing-
dapat disimpulkan pengungkapan
masing
menunjukkan
adalah tingkat
pengungkapan
26
variabel
independen
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 terhadap dependen. Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Unstandardized Coefficients B Std. Error
Variabel Konstanta
0,422
0,077
CSR
0,171 0,055
0,044 0,022
CINT
0,075 -0,008 5,220 (0,000) 0,094
INVNT SIZE Nilai F (signifikansi) Adjusted R-squared
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
5,480 0,000 0,182 0,135
0,029 0,003
2,617 0,018 2,524 0,012
0,138 2,569 0,011 -0,147 -2,859 0,004
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa
meskipun
variabel
pengaruh negatif pengungkapan CSR
CSR
memiliki koefisien
sama-sama
positif sebesar 0,171 dan signifikansi
terhadap
sebesar 0,018 (signifikan pada alpha
penelitian Lanis dan Richardson (2012)
5%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
menunjukkan bahwa semakin tinggi
bahwa variabel ETR dipengaruhi oleh
tingkat
CSR, dimana CSR berpengaruh positif
semakin rendah tingkat agresivitas pajak.
terhadap ETR. Semakin tinggi nilai CSR
Sementara
maka semakin tinggi nilai ETR dimana
menunjukkan bahwa semakin rendah
nilai
tinggi
tingkat pengungkapan CSR maka tinggi
menunjukkan tingkat agresivitas pajak
tingkat agresivitas pajak perusahaan.
yang rendah. Hasil pengujian pada tabel
Kedua
3
tingkat
legitimasi bahwa perusahaan yang citra
pengungkapan CSR berpengaruh negatif
telah baik melalui pengungkapan CSR
terhadap tingkat agresivitas pajak.
cenderung tidak akan merusak citra
Hasil pengujian menunjukkan dukungan
tersebut dengan melakukan agresivitas
terhadap hipotesis penelitian, dimana
pajak. Pada sisi lain, perusahaan yang
tingkat
citra kurang baik karena tidak banyak
ETR
yang
menunjukkan
terhadap
semakin
bahwa
pengungkapan tingkat
CSR
negatif
agresivitas
pajak.
agresivitas
menunjukkan
pajak.
pengungkapan
hasil
hasil
ini
mengungkapkan
penelitian
mendukung
aktivitas agresif
maka
ini
teori
CSR
Namun, temuan penelitian ini berbeda
cenderung
dengan Lanis dan Richardson (2012)
berbagai upaya agar dapat membayar 27
lebih
CSR
Hasil
melakukan
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 pajak lebih rendah daripada seharusnya.
yang besar cenderung mempunyai aset
Hasil ini menjelaskan bahwa semakin
yang besar. Semakin besar perusahaan
tinggi perusahaan melakukan aktivitas
cenderung
CSR,
sikap
dan sumber dana yang baik dalam
dimiliki
menjalankan perusahaan. Perusahaan
perusahaan dicerminkan dalam sikap
menggunakan sumber dana yang dimiliki
patuhnya
dalam membayar jumlah
untuk melakukan tax planning yang baik,
beban pajak yang telah ditetapkan atau
namun perusahaan tidak selalu dapat
dapat disimpulkan perusahaan semakin
menggunakan
tidak agresif terhadap pajak. Hasil
dimilikinya
penelitian ini mendukung teori legitimasi
planning dikarenakan ada kemungkinan
yang menjelaskan bahwa pengungkapan
menjadi sasaran dari keputusan dan
tanggung
kebijakan pemerintah.
maka
semakin
tanggung jawab
yang
jawab
perusahaan legitimasi
sosial
untuk dari
perusahaan
tinggi
dilakukan
mendapatkan
masyarakat
berada.
manajemen
sumber untuk
daya
yang
melakukan
tax
Hasil pada tabel 3 menunjukkan variabel
dimana
Legitimasi
mempunyai
INVNT berpengaruh positif signifikan
ini
terhadap ETR. Hal ini menunjukkan
menyebabkan perusahaan terhindar dari
bahwa semakin tinggi nilai intensitas
hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat
persediaan yang dimiliki perusahaan
meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
maka
Teori legitimasi menyatakan organisasi
perusahaan untuk meminimalkan pajak
bukan hanya memperhatikan hak-hak
yang dibayarkan. Hal ini disebabkan
investor tetapi juga memperhatikan hak
persediaan akan habis dalam jangka
publik (Deegan dan Brown, 1998).
waktu
Dalam hasil pengujian regresi
yang
semakin
yang
Semakin
rendah
singkat
tinggi
keiginan
(satu
nilai
tahun).
persediaan,
ditunjukkan pada tabel 3., variabel
mencerminkan semakin rendah nilai
CINT berpengaruh positif signifikan
harga
terhadap ETR. Hal ini menunjukkan
pengurang dalam laba sebelum pajak
bahwa semakin tinggi nilai CINT maka
yang
semakin rendah sikap agresivitas pajak
menjadi lebih tinggi. Hal tersebut karena
yang dilakukan oleh perusahaan. Hai ini
nilai intensitas persediaan diukur dari
berhubungan dengan aset yang dimiliki
total akhir persediaan. Nilai harga pokok
suatu perusahaan
berhubungan
persediaan sendiri dihitunng dari jumlah
perusahaan,
persediaan awal ditambah dengan total
dengan
besar
yang kecilnya
perusahaan
pokok
persediaan
membuat
sebagai
total beban pajak
pembelian persediaan selama satu tahun 28
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 dikurangi dengan persediaan akhir.
karena terdapat
Dalam model regresi yang ditunjukkan
Selain itu, informasi laporan tahunan
pada
hanya
tabel
4.5.,
variabel
SIZE
berasal
unsur subjektivitas.
dari
website
BEI,
berpengaruh negatif signifikan terhadap
sehingga penelitian ini mengasumsikan
ETR. Hal ini menunjukkan semakin
bahwa apabila item pengungkapan CSR
besar ukuran perusahaan maka tingkat
tidak
agresivitas
tahunan
pajaknya
akan
semakin
diungkapkan maka
dalam
perusahaan
laporan tidak
tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian
melakukan aktivitas CSR sesuai dengan
Lanis dan Richardson (2012).
item tersebut. Penelitian mendatang dapat menguji lebih lanjut dengan memperhatikan beberapa keterbatasan
Kesimpulan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menguji
apakah
menganalisis
dan
corporate
social
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
responsibility
berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan non- keuangan
Balakrishnan, K., J. Blouin, and W, Guay. 2011. “Does Tax Aggressiveness Reduce Financial Reporting Transparency?”. www.google.co.id. Diakses tanggal 14 Desember 2014.
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.
Hasil penelitian secara
Bichta,
empiris menunjukkan bahwa corporate social
responsibility
berpengaruh
negatif terhadap agresivitas pajak. Hasil
Brown and Deegan. 1998. The Public Disclosure Of Environmental Performance Information – A Dual Test Of Media Agenda Setting Theory And Legitimacy Theory. Accounting & Business Riset, Vol. 29, No.1,pp 21-41. Winter Issue.
analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa pengaruh negatif tersebut terjadi karena perusahaan yang rendah tingkat pengungkapan CSR cenderung lebih agresif melakukan berbagai upaya agar dapat meminimalkan jumlah pajak yang
Chariri, A.,& Ghozali, I. 2007. Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
harus dibayar. Terdapat beberapa keterbatasan dalam
Frank, M.M., Lynch, J.L. and Rego, S.O. 2009. Tax reporting aggressiveness and its relation to aggressive financial reporting. The Accounting Review 84, 467-496.
penelitian ini, antara lain perbedaan penilaian dalam menganalisis mengidentifikasi
item
C. 2003. “Corporate Social Responsibility A role in Government Policy and Regulation “.Social Science Research Network.
dan
pengungkapan
CSR pada laporan tahunan perusahaan
29
JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 2 / TAHUN 2015 Frank, M.M., Lynch, J.L. and Rego, S.O. 2009. Are financial and tax reporting aggressiveness reflective of broader corporate policies? The Accounting Review, 84 (2), 467-496.
Lanis, R. And G. Richardson. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness : An Empirical Analysis. J.Account. Public Policy, pp.86-108.
Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Lanis, R. And G. Richardson. 2013. “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: a test of legitimacy theory”. Accounting Auditing and Accountability Journal, Vol.26 No 1, pp.75-100.
Gray, R., Kouhy, R., Lavers, S., 1995. Corporate social and environmental reporting: a review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure. Accounting, Auditing & Accountability Journal 8 (2), 47–77.
Sari,
S., and Newberry, K. 1997. Determinant of The Variability in Corporate Effective Tax Rates: Evidence from Longitudinal Data. Journal of Accounting and Public Policy, 1-34.
D.K., dan D. Martani. 2010. Ownership Characteristics, Corporate Governance, and Tax Aggressiveness. The 3rd Accounting The 2nd Doctoral Colloquium.
Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2013 . Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal tahun 2013. www.google.co.id. Diakses tanggal 2 Desember 2014.
Timothy, Y.C. 2010. Effects of Corporate Governance on Tax Aggressiveness. www.google.co.id. Diakses tanggal 8 Desember 2014.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2013. Fasilitas dan Insentif Pajak Pengahasilan Indonesia. www.google.co.id. Diakses tanggal 2 Desember 2014.
Watson, L. 2011. “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: An Examination of Unrecognized Tax Benefits”. Social Science Research Network. Watson, L. 2012. “Corporate Social Responsibility, Tax Avoidance and Tax Aggresiveness”. Pennsylvania : The Pennsylvania State University.
KPMG. 2007. Tax and Corporate Social Responsibility. www.google.co.id. Diakses tanggal 8 Desember 2014.
30