PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN

Download Vol.7 No.2,September 2017. Jurnal Riset Akuntansi JUARA dan membayar pajak terutang, membayar tunggakan dan menyetorkan kembali surat pembe...

3 downloads 938 Views 498KB Size
PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET Ni Putu Yuria Mendra (Universitas Mahasaraswati Denpasar) [email protected] Abstrak This study aimed to determine the effect of Implementation of E-filing System to Taxpayer Compliance with the Understanding of the Internet as moderating Variables at KPP Pratama South of Badung. This research data obtained from questionnaires distributed to taxpayers registered in KPP Pratama South of Badung with sampling incidental method. The population of this research is Individual Taxpayer registered as E-filing Taxpayer in KPP Pratama Badung Selatan with 100 respondents as sample. The instrument test using Validity and Reliability test. Classic assumption test used is normality test, multicollinearity test and heterokedastisity test. Hypothesis test used is Moderated Regression Analysis. The results of this study indicate that 1) Application of E-filing System has a positive effect on Taxpayer Compliance. 2) Understanding the Internet can moderate the influence of E-filing System Application to Taxpayer Compliance. This research indicates that the application of E-filing System has a positive effect on Taxpayer Compliance. Therefore, the Directorate General of Taxation should further socialize E-filing in terms of the benefit that can be felt by the Taxpayer to further increase the Taxpayer Compliance. Keywords: E-filing, Taxpayer Compliance, Internet. I. PENDAHULUAN Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan secara langsung yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak. Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan kas Negara. Penerimaan terbesar dalam Negara didapat melalui sektor pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan Negara yang diharapkan dari sektor pajak. Negara mentargetkan penerimaan negara dan hibah sebesar Rp 1.546,7 triliun rupiah (RAPBN 2016). Berdasarkan Menu Kinerja Penerimaan Portal DJP, penerimaan pajak secara keseluruhan per 31 Desember 2016 mencapai Rp 1.105 triliun atau sebesar 81,54% dari target penerimaan pajak di APBN Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.355 triliun. Penerimaan total tumbuh sekitar 4.13% dibandingkan dengan 2015. Jumlah penerimaan itu sudah meliputi hasil tax amnesty (pengampunan pajak) sampai periode kedua yang berakhir 31

222

Desember 2016. Penerimaan dari uang tebusan sebesar Rp 107 trililun yang secara detail Rp 103 triliun merupakan uang tebusan, Rp 739 miliar dari pembayaran bukti permulaan, serta Rp 3,06 triliun dari pembayaran uang tunggakan penagihan pajak sedangkan total dana repatriasi luar negeri yang masuk sebesar Rp 141 triliun, dana deklarasi luar negeri sebesar Rp 1.013 triliun dan dana repatriasi dalam negeri sebesar Rp 3.143 triliun. Menurut Mulyani (2016) berdasarkan data Ditjen Pajak, tercatat 347.033 wajib pajak ikut serta dalam program ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak selalu berupaya mengoptimalkan pelayanan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk tertib sebagai Wajib Pajak, salah satunya dengan melakukan reformasi perpajakan. Gunadi dalam Rahman (2010:210) menyatakan bahwa reformasi perpajakan meliputi dua area, yaitu reformasi kebijakan pajak berupa regulasi atau peraturan perpajakan seperti undang-undang perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan. Agar tujuan tersebut tercapai, program reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dan komprehensif melalui perubahan-

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

perubahan dalam bidang struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, dan pelaksanaan Good Governance (Sari, 2013). Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan proses bisnis yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan menerapkan sistem e-filing yang resmi diluncurkan pada bulan Mei Tahun 2004. E-filing merupakan layanan pengisian dan penyampaian Surat Pemberitahuan Wajib Pajak yang dilakukan secara elektronik melalui sistem online yang realtime kepada Direktorat Jenderal Pajak melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau melalui Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penerapan sistem e-filing tersebut, diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mempersiapkan dan menyampaikan SPT karena dapat dikirimkan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang digunakan Wajib Pajak untuk perhitungan, pengisian dan penyampaian SPT. Berikut ini rasio penggunaan sistem e-filing oleh Wajib Pajak Orang Pribadi: Tabel 1.1 Rasio Penggunaan Sistem E-filing Tahun 2014-2016

Sumber: Data primer yang diolah (2017) Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2014-2016 jumlah Wajib Pajak yang menggunakan e-filing mengalami naikturun. Jika partisipasi Wajib Pajak dalam penggunaan e-filing masih rendah maka akan mengakibatkan return yang diterima Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga rendah. Hal ini akan merugikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang sudah mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menciptakan sistem informasi yang lebih baik demi memberikan kemudahan dalam administrasi perpajakan. Penggunaan e-filing memanfaatkan jaringan internet maka untuk dapat menggunakan e-filing, Wajib Pajak dituntut untuk dapat mengoperasikan internet namun disisi lain, masyarakat Indonesia tepatnya di Bali Vol.7 No.2,September 2017

yang dapat mengoperasikan internet dapat dikatakan belum banyak. Berdasarkan statistik pengguna internet bahwa survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini mengindikasikan kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei yang dilakukan APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet. Pengguna internet mayoritas dikuasai oleh laki-laki sebesar 52,5% dan perempuan sebesar 47,5% dengan pengakses internet berumur 35-44 tahun. Pengakses internet paling muda didapat pada rentang umur 10-24 tahun. Dari survai tersebut terlihat penggunaan internet didominasi oleh orang dewasa. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu mengenai kepatuhan Wajib Pajak, diantaranya penelitian yang memiliki hasil sejenis yang dilakukan oleh Siti (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh peningkatan kepatuhan Wajib Pajak sebelum dan sesudah program E-SPT dalam melaporkan SPT masa PPN yang di terima dan penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2013) menunjukan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan yang terdiri dari rekstrukturisasi organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan teknologi informasi, penyempurnaan sumber daya manusia, dan pelaksanaan Good Governance berpengaruh positif Kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian sejenis lainnya memiliki hasil berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009) sebagian besar dalam kategori baik dan Sistem Administrasi Perpajakan modern tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Menurut Astuti (2015) memiliki hasil penerapan sistem e-filing dinilai mampu mengatasi permasalaham antrian penyampaian SPT dan memberi banyak manfaat baik bagi WP maupun KPP. Realisasi pelaporan SPT Tahunan PPh belum berjalan maksimal karena terdapat kelemahan dari penerapan sistem tersebut sedangkan menurut Susanto (2011) menunjukkan hasil faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing adalah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap terhadap penggunaan, kesukarelaan menggunakan dan norma subyketif. Mayoritas responden Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

223

dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa e-filing dapat diterima sebagai sistem pelaporan pajak secara online dan realtime. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas dan dari uraian mengenai beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang memiliki hasil berbeda, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkaji adakah pengaruhnya penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak berdasarkan kenyataan bahwa kepatuhan Wajib Pajak masyarakat Indonesia masih rendah. Selain itu, peneliti juga ingin meneliti apakah pemahaman terhadap internet dapat memoderasi hubungan antara penerapan sistem e-filing dengan kepatuhan Wajib Pajak karena untuk dapat menggunakan e-filing, Wajib Pajak harus dapat mengoperasikan internet. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dengan ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Moderasi pada KPP Pratama Badung Selatan”. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori ini sama seperti reason action theory yaitu intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang dikeluarkan individu untuk melakukan suatu perilaku. 2.2 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmuilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku seorang individu. Menurut Sakeh dan Susilowati (2004) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara

224

utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang dianggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal individu itu sendiri. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan sedangkan komitmen normatid melalui legitimasin (normative commitment through legitimaty) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusunan hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku. 2.3 Pajak Pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1) adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Secara umum, pajak merupakan sumbangan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah yang dipaksakan berdasarkan undang-undang. Fungsi dari pajak itu sendiri yaitu fungsi budgetair yang merupakan pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membayai pengeluaran-pengeluarannya, dan fungsi mengatur (regularend) yang merupakan pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 2.4 Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Rahman (2010:32) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, sedangkan menurut Nasucha (2004) Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Jadi, Kepatuhan Wajib Pajak adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, kewajiban perpajakan meliputi mendaftarkan diri, menghitung

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

dan membayar pajak terutang, membayar tunggakan dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan. 2.5 Penerapan Sistem E-Filling Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan, pemasangan, pemanfaatan. E-filing merupakan bagian dari sistem dalam administrasi pajak yang digunakan untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime kepada kantor pajak. Penerapan sistem e-filing adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem yang digunakan untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. 2.6 Pemahaman Internet Internet (Interconnected-networking) merupakan rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Menurut Conner (2005) mendefinisikan internet adalah: “Internet, sistem informasi global berbasis komputer. Internet merupakan jaringan komputer yang saling terkoneksi. Tiap jaringan komputer dapat mencakup puluhan, ratusan bahkan ribuan komputer, dan memungkinkan mereka untuk berbagi informasi satu dengan yang lain dan untuk berbagi sumber-sumber daya komputerisasi seperti super komputer yang kuat dan database informasi.”Dewasa ini, sesuai dengan perkembangan internet yang sangat pesat, tujuan internet tidak hanya untuk keperluan militer, akan tetapi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari, diantaranya: Memperoleh informasi, Menambah pengetahuan, dan Memberikan kecepatan untuk mengaksesnya. 2.7

Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Salah satu cara mengoptimalkan pelayanan tersebut adalah dengan memperbarui atau menyempurnakan sistem administrasi perpajakan atau biasa dikenal dengan istilah sistem administrasi perpajakan modern yang dilakukan melalui reformasi administrasi perpajakan yang diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanannya kepada Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Maka dibuatkan sistem e-filing tersebut, yang dimana penerapan sistem e-filing adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem yang Vol.7 No.2,September 2017

digunakan untuk menyampaikan SPT secara online yang realtime yang diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Hasil penelitian Astuti (2015), Ony dan Gartina (2014), dan Irmayanti (2013) menunjukkan pengaruh positif antara penerapan e-filing terhadap kepatuhan Wajib. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: H1: Penerapan Sistem E-filing berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Badung Selatan. 2.8 Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Moderasi. Sistem e-filing merupakan layanan pengisian dan penyampaian SPT Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam penyampaian SPT dengan memanfaatkan jaringan internet. Menurut Conner (2005), pemahaman internet adalah mengerti benar tentang apa itu internet dan mengetahui bagaimana cara menggunakan internet. Untuk dapat menggunakan sistem tersebut, Wajib Pajak dituntut untuk mengerti atau paham terhadap internet yaitu mengetahui bagaimana cara mengoperasikan internet. Apabila Wajib Pajak tidak dapat mengoperasikan internet, penerapan sistem tersebut tidak berpengaruh apa-apa terhadap kenyaman dan kemudahan dalam penyampaian SPT kepada kantor pajak yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian Nurhidayah (2015) menunjukkan hasil pemahaman internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H2: Pemahaman Internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Badung Selatan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Badung Selatan yang bergerak dibidang pelayanan pajak dan berlokasi di Jalan Tantular No. 4, Badung Selatan, Denpasar. Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

225

3.2

Objek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan pemahaman internet sebagai variabel moderasi di KPP Pratama Badung Selatan. 3.3 1)

Identifikasi Variabel Variabel Terikat (Variabel Dependen) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak (Y) menurut Sri dan Ita (2009) adalah sebagai berikut: Kepatuhan untuk mendaftarkan diri, Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak, Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan Kuesioner dengan skala likert 1-5 untuk mengukur jawaban dari responden. 2)

Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem E-filing (X1). Terdapat beberapa keuntungan diterapkannya sistem e-filing bagi Wajib Pajak yaitu: Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja (24 jam dalam 7 hari); Penghitungan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat karena terkomputerisasi; Mengisi SPT lebih mudah karena pengisian SPT dalam bentuk wizard; Data yang disampaikan Wajib Pajak selalu lengkap karena adanya validasi pengisian SPT; Lebih ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan kertas; dan Tidak merepotkan karena dokumen pelengkap tidak perlu dikirim kembali kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative (AR). Indikator tersebut diukur dengan menggunakan Kuesioner dengan skala likert 1-5 untuk mengukur jawaban dari responden. 3)

Variabel Moderasi Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel pemoderasi adalah Pemahaman Internet (Z). Internet memberikan beberapa manfaat bagi kehidupan sehari-hari, diantaranya: Memperoleh informasi; Menambah pengetahuan; dan Kecepatan mengakses. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 untuk mengukur jawaban dari responden. Kuesioner diambil dari penelitian Nurhidayah (2015).

226

3.4

Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak E-filing di KPP Pratama Badung Selatan Tahun 2017 sebanyak 51.662 Wajib Pajak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Insidental. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin menurut Sugiyono (2010:131) adalah sebagai berikut: n=N/〖1+Ne〗^2 ……………………..(1) n=51.662/(1+51.662(0,10)^2 n=51.662/517,62 n=99,8 (dibulatkan menjadi 100) Keterangan: n = besaran sampel N = besaran populasi e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. 3.5

Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan kuisioner yang di susun untuk memperoleh data Kepatuhan Wajib Pajak, Penerapan E-Filling, dan Pemahaman Internet. 3.6 Teknik Analisis Data 1) Uji Instrumen Menurut Ghozali (2016) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jika korelasi item terhadap skor total lebih besar dari 0,30 maka instrumen penelitian dikatakan valid. Menurut Ghozali (2016), reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, jika koefisien Cronbach Alpha > 0,7 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. 2) Uji Asumsi Klasik Ghozali (2016) menyebutkan uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: uji normalitas, uji heterokadastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

3) Menilai Goodness of Fit Suatu Model Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari koefisien determinasi, dan uji F, dan uji t. Moderated Regression Analysis (MRA) Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji interaksi yang sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen), teknik analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan variabel moderator. Berikut ini persamaan regresi untuk menentukan jenis variabel pemoderasi menurut Ghozali (2016:219), Yi = α + β1Xi + β2Zi + β3Xi*Zi + ε ……………. 2) 4)

Keterangan: Yi = kepatuhan Wajib Pajak α = bilangan konstanta β = koefisien arah persamaan penelitian X = penerapan sistem e-filing Z = jenis variabel moderator ε = kesalahan penganggu IV. 4.1

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jika korelasi item terhadap skor total lebih besar dari 0,30 maka instrumen penelitian dikatakan valid. Berdasarkan Lampiran 1 semua item pertanyaan korelasinya diatas 0,3, maka semua instrumen dikatakan valid. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, jika koefisien Cronbach Alpha > 0,7 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. Berdasarkan Lampiran 1 semua instrumen koefisien Cronbach Alpha > 0,7, maka semua item pertanyaan dikatakan reliabel. Vol.7 No.2,September 2017

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Ujinormalitasdatabertujuanuntukmenguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan untuk menguji normalitas adalah One Sample KolmogorovSmirnov (K-S) Test. Residual berdistribusi normal apabila tingkat signifikannya menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test dapat di lihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,077 dan signifikansi pada 0,197. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data residual berdistribusi normal. 2)

Uji Heterokedastisitas Pengujian Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansi. Jika tingkat Signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari heterokedastiditas. Hasil uji dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil pengujian heterokedastisitas menunjukan nilai probabilitas signifikansi masing-masing variabel bebas (0,275; 0,543; 0,348) lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heterokedastisitas. 3)

Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk membuktikan atau menguji adanya hubungan yang linier (multikolinieritas) antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Pedoman untuk mengetahui apakah antara variabel bebas yang lain tidak terjadi multikolinieritas apabila mempunyai nila VIF (Varians Inflation Factor) kurang dari 10 dan angka tolerance lebih dari 0,1. Berdasarkan pengolahan tersebut dapat dilihat bahwa nilai masing-masing variabel memiliki nilai VIF (1,202; 4,898; 5,322) di bawah 10 dan nilai tolerance (0,832; 0,204; 0,188) diatas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikolinieritas antar variabel bebas tersebut. 4.3 Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan Lampiran 2 Nilai Adjusted R Square adalah 0,492. Hal ini berarti Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-filing sebesar 49,2% terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sedangkan sisanya 50,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.. Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

227

4.4 Uji F Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0 yang dapat dilihat di Lampiran 2, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil uji serempak diperoleh nilai Fhitung 32,961 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa modelnya Fit. 4.5 Uji t Pengujian yang dilakukan secara parsial terhadap parameter dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada Lampiran 2. ,dengan taraf signifikansi 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima apabila Sig. t < = 0,05, dan Ho diterima dan Ha ditolak apabila Sig. t > 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Badung Selatan. Lampiran 2 menunjukkan variabel Penerapan Sistem E-filing memiliki nilai koefisien sebesar 0,053 dan nilai Uji t regresinya 4,223 tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, Penerapan Sistem E-filing berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Maka H1 diterima. 2) Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Moderasi.. Lampiran 2 menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,016 dan nilai Uji t regresinya 7,305 dan signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Pemahaman Internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diterima. Maka H2 diterima 4.6 Moderated Regression Analysis (MRA) Berdasarkan Lampiran 2 dapat dibuat persamaan regresi yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut: Y = 34,567 + 0,053X + 0,785Z + 0,016X*Z……………………………….(3) Keterangan: Y = Kepatuhan Wajib Pajak X = Penerapan Sistem E-filing Z = Pemahaman Internet Berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar 34,567. Hal ini dapat diartikan apabila variabel

228

X, Z dan X*Z tidak mengalami perubahan maka Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 34,567. Nilai koefisien variabel Penerapan Sistem E-filing sebesar 0,053 dengan signifikansi 0,000. Variabel Pemahaman Internet memberikan nilai koefisien 0,785 dengan signifikansi 0,001. Variabel pemoderasi (interaksi antara Penerapan Sistem E-filing dan Pemahaman Internet) memberikan nilai koefisien 0,016 dengan signifikansi 0,000. Ketiga variabel ini dapat disimpulkan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak karena memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05. Oleh karena itu, persamaan ini diterima atau dengan kata lain Pemahaman Internet dapat digunakan sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini. 4.7 Pembahasan 1) Penerapan Sistem E-filing berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Penerapan Sistem E-filing berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak karena Penerapan Sistem E-filing merupakan salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. E-filing merupakan bagian dari reformasi administrasi perpajakan yang bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak dalam pembuatan dan penyerahan laporan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak. Penerapan Sistem E-filling diharapkan dapat memberikan kenyaman dan kepuasan bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dengan diterapkannya sistem e-filing diharapkan dapat meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Semakin baik Penerapan Sistem E-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Irmayanti (2013). 2) Pemahaman Internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemahaman Internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Dengan adanya pemahaman internet yang dikuasai oleh Wajib Pajak, membuat sistem e-filing tersebut berjalan dengan baik dan membuat Wajib Pajak patuh dalam melaporkan atau menyampaikan SPT karena sistem e-filing merupakan layanan pengisian dan penyampaian Surat Pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk memberikan

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet. Semakin baik Pemahaman Internet yang dimiliki Wajib Pajak akan mendorong Wajib Pajak untuk menggunakan sistem e-filing sehingga semakin meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Nurhidayah (2015). V. P E N U T U P 5. Simpulan dan Saran Simpulan dari Penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem E-filing berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemahaman Internet dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Saran yang dapat diberikan yaitu Direktorat Jenderal Pajak hendaknya lebih mensosialisasikan E-filing dan hendaknya prosedur penggunaan sistem E-filing lebih disederhanakan supaya sistem E-filing mudah dipelajari bagi Wajib Pajak yang belum pernah menggunakan sistem E-filing. DAFTAR PUSTAKA Angkoso, Berly. 2010. Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan, Pengetahuan Dasar Wajib Pajak tentang Perpajakan, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Astuti, Inne. 2015. Analisis Penerapan E-filing sebagai Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gresik Utara. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Surabaya. Vol. 3 No. 3. Ayu Mirza, Suhadak dan Rizki. 2015. Analisis Efektivitas dan Kelayakan Sistem Pelaporan Pajak Menggunakan E-filing terhadap Kepuasan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Vol.7 No.2,September 2017

Kamelia, Siti. 2008. Analisis Pengaruh Kepatuhan wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Program e-SPT dalam Melaporkan SPT Masa PPN. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kirana, Gita. 2010. Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang. Madewing, Irmayanti. 2013. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hassanuddin Makassar. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Novarina, Ayu. 2005. Implementasi Electronic Filing System (E-Filing) dalam Praktik Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana Magister Kenotariatan. Universitas Diponegoro Semarang. Nur, Lim. 2010. Analisis Penerapan Sistem Pelaporan Pajak dengan Aplikasi E-filing secara Online. Jurnal Akuntansi. Universitas Multimedia Nusantara. Vol. X No. X. Banten. Nurhidayah. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem E-filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel Pemoderasi pada KPP Pratama Klaten. Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Ony dan Gartina. 2015. Penerapan E-filing dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Formal pada KPP Pratama Bandung Karees. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia. Patar dan Deni. 2015. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada KPP Pratama Cibinong. Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No: 25-31. Rachdianti, Yuniar. 2011. Hubungan antara Self-Control dengan Intensitas Penggunan Internet Remaja Akhir. Skripsi. Fakultas Psikologi non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Rahayu, Sri dan Salsalina, Ita. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

229

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi. Vol.1, No: 119-138. Rahman, Abdul. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis dan Perusahaan. Bandung: Nuansa. Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT. Refika Aditama. Sisilia, Tjahjanulin, dan Muhammad. 2015. Implementasi Program E-filing dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang. Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Lampiran 1

230

Sugihanti, Winna. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Menggunakan E-filing. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Wibisono, Hermawan. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: CV Andi Offset.

Tabel 1 Validitas dan Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

Tabel 2 Validitas dan Reliabilitas Penerapan Sistem E-Filling

Vol.7 No.2,September 2017

Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

231

Tabel 3 Validitas dan Reliabilitas Pemahaman Internet

Lampiran 2

232

Tabel 4 Statistik Deskriptif

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET

Tabel 5 Uji Normalitas

Tabel 6 Uji Multikolinearitas

Tabel 7 Uji Heterokedastisitas

Tabel 8 Uji t dan Moderated Regression Analysis

Vol.7 No.2,September 2017

Jurnal Riset Akuntansi

JUARA

233

Tabel 9 Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 10 Uji F

234

PENERAPAN SISTEM E-FILING, KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMAHAMAN INTERNET