PENGARUH AIR KELAPA MUDA (COCOS

Download dianggap sebagai minuman untuk menghilangkan rasa haus saja, padahal air ... Masalah kesehatan yang berhubungan dengan hematologi masih ser...

0 downloads 465 Views 113KB Size
PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera L.) VARIETAS MACROCORPU TERHADAP KONDISI HEMATOLOGI MENCIT (Mus musculus) GALUR BALB C Yunita D. Safitri*, Umie Lestari2, Nuning Wulandari2 1) Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang 2) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5, Malang, Indonesia *Email: [email protected] ABSTRAK: Air kelapa muda memiliki kandungan nutrisi seperti zat besi, vitamin B6, vitamin C, dan asam folat, yang berkaitan dengan hematologi. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh air kelapa muda terhadap kondisi hematologi mencit. Parameter yang digunakan berupa kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, dan jumlah leukosit. Darah mencit diambil dari jantung setelah pemberian air kelapa selama 21 hari, kemudian dihitung kadar hemoglobinnya menggunakan spektrofotometer, dihitung jumlah eritrosit dan leukositnya mengunakan hemasitometer improved neubauer. Hasil penelitian menunjukkan air kelapa meningkatkan rerata kadar hemoglobin, eritrosit, dan leukosit tertinggi pada dosis 0,3 ml/g.bb. Kata Kunci: air kelapa muda, hematologi, hematopoesis, hemoglobin, eritrosit, leukosit

ABSTRACT: Young coconut water has some health nutritional content such as Fe, vitamin B6, Vitamin C and folic acid which related to hematology. This research was conducted to elucidate young coconut water effect on hematology condition of mice. Parameter of this reseach such as hemoglobin level, erythrocyte and leukocyte count. The blood of the mice was taken from the heart 21 days after giving coconut water treatment. Hemoglobin level was measured using a spectrophotometer in 540 nm wavelength, erythrocyte and leukocyte counts calculated using hemocytometer improved neubauer. The result showed that young coconut water increase on the average of hemoglobin level, erythrocyte and leukocyte counts optimally in 0,3 ml/g weight. Keywords: young coconut water, erythrocyte, leukocyte

hematology,

hematopoesis, hemoglobin,

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang seluruh bagian dari tanaman bisa dimanfaatkan dalam kehidupan (Aristya dkk, 2008). Bagian dari tanaman kelapa yang sering dimanfaatkan masyarakat luas adalah buahnya yang terdiri dari daging buah dan airnya. Sebagian masyarakat mengkonsumsi air kelapa hanya dianggap sebagai minuman untuk menghilangkan rasa haus saja, padahal air kelapa memiliki kandungan gizi tinggi seperti mineral, vitamin dan gula serta asam amino esensial yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi yang dimiliki air kelapa muda memiliki peranan penting untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satunya yang berhubungan dengan hematologi. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan hematologi masih sering terjadi di Indonesia. Anemia berhubungan erat dengan fungsi sel darah merah yang mengandung molekul hemoglobin dan berperan dalam penganguktan oksigen serta memberi warna merah pada darah. Anemia merupakan suatu kondisi

1

2

kekurangan hemoglobin dalam darah (Sloane, 2010). Kekurangan zat besi dalam keadaan lanjut menyebabkan pembentukan sel darah merah tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh yang disebut sebagai keadaan anemia (Depkes, 2013). Permasalahan jumlah sel darah putih juga menjadi salah satu masalah yang berkaitan dengan hematologi. Menurut Sloane (2004), beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh jumlah leukosit salah satunya adalah leukimia. Menurut Hoffbrand & Moss (2013), leukimia merupakan kelainan yang ditandai dengan akumulasi leukosit di sumsum tulang dan darah tepi. Vitamin, mineral dan gizi seperti zat besi, asam folat, asam lemak, asam amino, vitamin B6 dan vitamin C memiliki peranan dalam proses pembentukan sel darah. Menurut Hoffbrand & Moss (2013), untuk pembentukan hemoglobin zat besi diangkut oleh protein transferin ke eritroblas dalam sumsum tulang merah untuk berikatan dengan protein globin, dibantu oleh vitamin B6 yang menjadi salah satu koenzim dan vitamin C yang berperan dalam mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) pada usus halus sehingga mudah diabsorpsi untuk proses sintesis hemoglobin di dalam eritroblas (Sembiring dkk, 2012). Peranan asam folat hubungannya dengan eritropoesis adalah dalam proses sintesis DNA di sumsum tulang merah untuk pematangan inti eritroblas (Hoffbrand & Moss, 2013). Salah satu bahan makanan yang mengandung gizi adalah air kelapa. Di dalam air kelapa terkandung beberapa vitamain, mineral dan gizi yang diperlukan dalam pembentukan sel darah. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini dicobakan air kelapa yang diberikan kepada mencit (Mus musculus) galur Balb C normal untuk diketahui kondisi hematologinya. METODE Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan umur 8 minggu sebanyak 24 ekor yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu P0, P1, P2, dan P3. Kelompok P0 diberikan aquabidest tanpa air kelapa, kelompok P1 diberikan air kelapa dosis 0,3 ml/g.bb, kelompok P2 diberikan air kelapa dosis 0,5 ml/g.bb, kelompok P3 diberikan air kelapa dosis 0,7 ml/g.bb. Pemberian air kelapa dilakukan secara sonde lambung setiap hari selama 21 hari. Parameter yang diukur adalah kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan jumlah leukosit. Pada minggu ke 3 setelah perlakuan, mencit dibedah kemudian diambil darahnya dari jantung untuk diukur kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, dan jumlah leukositnya. HASIL 1. Kadar Hemoglobin Data pengukuran rerata kadar hemoglobin pada mencit (Mus musculus) yang diberi air kelapa ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata Kadar Hemoglobin Mencit (Mus musculus) yang Diberi Air Kelapa pada Berbagai Variasi Dosis No 1 2 3 4

Perlakuan Aquabidest (P0) Air Kelapa 0,3 ml (P1) Air Kelapa 0,5 ml (P2) Air Kelapa 0,7 ml (P3)

Rerata Kadar Hemoglobin (g/dL) 12,2 14,0 13,6 13,3

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa secara nominal air kelapa meningkatkan rerata kadar hemoglobin mencit kelompok P1, P2, dan P3 apabila dibandingkan dengan kelompok P0. Kenaikan rerata kadar hemoglobin tertinggi

3

adalah pada P1 (kelompok mencit yang diberi air kelapa dosis 0,3 ml/20g bb mencit) sebesar 14,0 g/dl, sedangkan kenaikan rerata kadar hemoglobin terendah adalah pada kelompok P3 (kelompok mencit yang diberi air kelapa dosis 0,7 ml/20g bb) yaitu sebesar 13,3 g/dl. Analisis statistika menunjukkan nilai Sig. 0,098 > 0,05, hal tersebut berarti bahwa hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis nihil diterima yaitu tidak ada pengaruh secara signifikan air kelapa terhadap kadar hemoglobin mencit. 2. Jumlah Eritrosit Data pengukuran rerata jumlah eritrosit pada mencit (Mus musculus) yang diberi air kelapa ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rerata Jumlah Eritrosit Mencit (Mus musculus) yang Diberi Air Kelapa pada Berbagai Variasi Dosis No 1 2 3 4

Perlakuan Aquabidest (P0) Air Kelapa 0,3 ml (P1) Air Kelapa 0,5 ml (P2) Air Kelapa 0,7 ml (P3)

Rerata Jumlah Eritrosit (x106 sel/mm3) 8,7 9,5 9,0 8,9

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa secara nominal air kelapa meningkatkan rerata jumlah eritrosit mencit kelompok P1, P2, dan P3 apabila dibandingkan dengan kelompok P0. Kenaikan rerata jumlah eritrosit tertinggi adalah pada P1 (kelompok mencit yang diberi air kelapa dosis 0,3 ml/20g bb) sebesar 9,5 x 106 sel/mm3, sedangkan kenaikan rerata jumlah eritrosit terendah adalah pada kelompok P3 (kelompok mencit yang diberi air kelapa dosis 0,7 ml/20g bb mencit) yaitu sebesar 8,9 x106 sel/mm3. Analisis statistika menunjukkan nilai Sig. 0,476 > 0,05, hal tersebut berarti bahwa hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis nihil diterima yaitu tidak ada pengaruh secara signifikan air kelapa terhadap jumlah eritrosit mencit. 3. Jumlah Leukosit Data pengukuran rerata jumlah leukosit pada mencit (Mus musculus) yang diberi air kelapa ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Rerata Jumlah Leukosit Mencit (Mus musculus) yang Diberi Air Kelapa pada Berbagai Variasi Dosis No 1 2 3 4

Perlakuan Aquabidest (P0) Air Kelapa 0,3 ml (P1) Air Kelapa 0,5 ml (P2) Air Kelapa 0,7 ml (P3)

Rerata Jumlah Leukosit (x103 sel/mm3) 9,3 10,1 9,1 8,8

Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa secara nominal rerata jumlah leukosit pada kelompok P1 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan kelompok P0, sedangkan pada kelompok P2 dan P3 rerata jumlah leukositnya mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan kelompok P0. Kenaikan rerata jumlah leukosit tertinggi adalah pada P1 (kelompok mencit yang diberi air kelapa dengan dosis 0,3 ml/20g bb.mencit) yaitu sebesar 10,1 x 103 sel/mm3, sedangkan penurunan rerata jumlah leukosit tertinggi adalah pada kelompok P3 yaitu sebesar 8,8 x 103 sel/mm3, sehingga diketahui rerata jumlah leukosit terendah adalah pada kelompok P3. Analisis statistika menunjukkan nilai Sig. 0,860 > 0,05, hal tersebut berarti bahwa hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis

4

nihil diterima yaitu tidak ada pengaruh secara signifikan air kelapa terhadap jumlah leukosit mencit. PEMBAHASAN Proses pembentukan sel darah merah (eritropoesis) dan sintesis hemoglobin terjadi di dalam sumsum tulang merah. Zat besi yang terkandung dalam air kelapa diduga memiliki peranan sebagai penyusun utama ikatan kimia hemoglobin yang menjadi salah satu komponen pembentukan sel darah merah. Zat besi dengan heme berikatan dengan protein globulin untuk membentuk hemoglobin (Sediaoetama, 2010). Penyerapan zat besi dari makanan yang akan digunakan dalam pembentukan hemoglobin diduga dipengaruhi oleh zat lain, yaitu vitamin C. Vitamin C yang terkandung dalam air kelapa diduga berperan dalam meningkatkan proses penyerapan zat besi dalam tubuh untuk mempercepat sintesis hemoglobin. Menurut Sembiring dkk (2012), vitamin C berfungsi mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Argana dkk (2004) menambahkan bahwa vitamin C dan zat besi membentuk senyawa askorbat besi kompleks yang mudah larut dan mudah diabsorbsi untuk proses sintesis hemoglobin di dalam eritroblas. Vitamin B6 yang juga terkandung dalam air kelapa diduga berperan sebagai koenzim dalam reaksi pembentukan hemoglobin. Zat lain yang diduga berperan dalam pembentukan sel darah merah yang juga ditemukan pada air kelapa adalah asam folat yang memiliki peranan dalam sintesis DNA untuk pengaturan pematangan inti eritroblas (sel yang terdapat pada sumsum tulang merah, yang akan berkembang menjadi eritrosit) (Hoffbrand & Moss, 2013). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa air kelapa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit maupun jumlah leukosit mencit. Hasil penelitian ini menunjukkan meskipun air kelapa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan leukosit, tetapi air kelapa cenderung meningkatkan rerata kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit serta mempertahankan jumlah leukosit pada kisaran nilai normal hematologi mencit. Sel darah merah berkaitan erat dengan proses pertukaran oksigen di dalam tubuh oleh molekul hemoglobin, sedangkan sel darah putih erat kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan air kelapa terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, maupun jumlah leukosit. Berdasarkan hal tersebut meskipun tidak ada pengaruh secara signifikan air kelapa terhadap kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa cenderung meningkatkan rerata kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit pada dosis optimal 0,3 ml/g.bb mencit.

PENUTUP Kesimpulan Pada penelitian ini air kelapa yang diberikan pada mencit tidak berprngaruh terhadap hematologi mencit yang meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan jumlah leukosit. Air kelapa secara nominal cenderung meningkatkan

5

kadar hemoglobin dan rerata jumlah eritrosit serta mempertahankan jumlah leukosit pada kisaran nilai normal pada dosis optimal 0,3 ml/20g.bb. Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh air kelapa muda terhadap kondisi hematologi mencit dengan ditambahkan kontrol negatif sebagai pembanding dan perlu adanya penelitian menggunakan hematology analyzer untuk mengukur kondisi hematologi agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan lengkap. DAFTAR RUJUKAN Argana, G., Kusharisupeni. & Utari, D. M. 2004. Vitamin C sebagai Faktor Dominan untuk Kadar hemoglobin pada Wanita Usia 20-30 Tahun. Jurnal Kedokteran Trisakti. 23 (1) : 6-14. Aristya, V. E., Prajitno, J., Supriyanta & Taryono. 2008. Kajian Aspek Budaya dan Identifikasi Keragaman Morfologi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di Kabupaten Kebumen. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Hallberg, L. 1998. Does Calcium Interfere with Iron Absorption. The American Journal of Clinical Nutrition. 68 : 3-4. Harahap, D. H., Fahrimal, Y. & Budiman, H. 2013. Gambaran Darah Tikus yang Diinfeksikan Trypanosoma evansi dan Diberi Ekstrak Daun Serai (Wedelia biflora). Jurnal Medika Veterinaria. 7 (2) : 126-129. Hoffbrand, A. V. & Moss, P. A. H. 2013. Kapita Selekta Hematologi Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Marcel, I. 2015. Mouse Biomethodology. San Antonio: Laboratory Animal Resources Center University of Texas. Sediaoetama, A. D. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Sembiring, A., Tanjung, M. & Sabri, E. 2012. Pengaruh Ekstrak Segar Daun Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Mencit Jantan (Mus musculus L.) Anemia Strain Ddw melalui Induksi Natrium Nitrit (NaNO2). Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatra Utara. Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Yong, J. W. H., Ge, L., Ng, Y. F. & Tan, S. N. 2009. The Chemical Composition and Biological Properties of Coconut (Cocos nucifera L.) Water. Molecules, (14): 5144-5164.