PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL SAHABAT TERHADAP

Download Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol. 4. No. 1 April 2015. 31. Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Ma...

1 downloads 600 Views 552KB Size
Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi Uthia Estiane -

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. Due to heavy social adjustment problems and its effects to freshmen students in college, this study is aimed to determine whether there is an effect of best friend social support on freshmen students’ social adjustment to college. Freshmen students batch 2013 in Universitas Airlangga (N=203) completed psychological scale questionnaires Satisfaction of Social Support Questionnaire (SSQ-S) and Social Adjustment Sub Scale from Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). Results reveal freshmen students’ social adjustment to college effected 4,8% by best friend social support. The other 95,2% effected by other dimensions of best friend social support and the factors could effect social adjustment in college. Good social support sources could lead them to good social adjustment to college, in order to achieve good performance and accomplishment in college. Keywords: Social Adjustment to College; Best Friend Social Support; Freshmen Students Abstrak. Mempertimbangkan besarnya permasalahan penyesuaian sosial yang dialami serta dampaknya bagi mahasiswa baru di perguruan tinggi, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi. Angket Social Support Questionnaire-Satisfaction (SSQ-S) dan Social Adjustment Sub Scale skala Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) disebarkan pada 203 orang mahasiswa baru Universitas Airlangga tahun angkatan 2013. Hasil yang diperoleh adalah terdapat pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi sebesar 4,8%. 95,2% pengaruh disebabkan oleh dimensi-dimensi lain dari dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial terhadap lingkungan perguruan tinggi lain. Pemilihan sumber-sumber dukungan sosial yang baik bagi mahasiswa baru dapat membantu proses penyesuaian diri secara sosial mereka terhadap lingkungan perguruan tinggi, sehingga mahasiswa baru dapat beradaptasi dan berprestasi dengan baik. Kata kunci: Penyesuaian Sosial di Lingkungan Perguruan Tinggi; Dukungan Sosial Sahabat; Mahasiswa Baru

Korespondensi: Uthia Estiane, e-mail: [email protected] --Fakultas Psikologi Univeritas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286

29

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4 No. 1 April 2015

Uthia Estiane, ---

PENDAHULUAN

Menurut White & Watt (dalam Gutama,

Menyesuaikan diri di perguruan tinggi selepas bangku sekolah menengah dapat menjadi transisi yang sulit bagi banyak mahasiswa. Masa transisi dari bangku sekolah menuju bangku perkuliahan adalah sebuah proses yang kompleks. Di Indonesia, sebagian besar remaja yang lulus dari sekolah menengah, melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi (Monks, 2002). Keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi sendiri memiliki berbagai alasan. Dari keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi, memperoleh gelar, menambah pengetahuan, hingga pengembangan diri (Sharma, 2012). Perguruan tinggi bukanlah sekadar jalur pendidikan lanjutan dari sekolah menengah. Menurut merupakan

Salam suatu

(2004), yang

perguruan hakiki

dari

tinggi taraf

pendidikan tinggi sesuai dengan tuntutan dari pendidikan tinggi. Memasuki perguruan tinggi berarti melibatkan diri di dalam situasi hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan sekolah menengah. Konsekuensinya, manusia wajib melakukan adaptasi dengan dunia baru yang penuh dengan liku-liku dan seluk beluk serta penuh resiko, khususnya adaptasi pola berpikir, belajar, berkreasi dan bertindak dalam menjalani kehidupan di kampus.

30

2004) penyesuaian diri yang paling nampak pada

mahasiswa

baru

berkaitan

sistem pembelajaran yang sekolah

menengah.

dengan

berbeda dengan

Proses pembelajarannya

yang berlangsung lebih cepat, tuntutan akan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi,

materi pembelajaran yang

dengan

sekolah

menengah,

cara

berbeda mengajar

dosen, pengurusan perkuliahan yang dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa; hal-hal tersebut menyebabkan mahasiswa baru membutuhkan proses dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa baru dituntut untuk dapat mengerti tentang tata etika yang berlaku dalam lingkungan kampus, khususnya tentang asas-asas etika kehidupan kampus yang ideal dan yang dapat dikembangkan dalam lingkungan masyarakat kampus. Mahasiswa baru diharapkan untuk tidak memiliki perilaku-perilaku yang menyimpang dan kejahatan yang bertentangan dengan etika kehidupan kampus. Etika kehidupan kampus ini ingin mengantarkan mahasiswa baru agar memiliki sikap dan perilaku yang tertib, teratur, dan kondusif bagi mahasiswa untuk mengikuti pendidikan selama duduk sebagai mahasiswa (Sujana, 2004). Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang paling sulit berhubungan dengan penyesuaian

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

sosial. Meskipun tidak semua remaja mengalami

Keberhasilan di perguruan tinggi tidak hanya

masa badai dan tekanan, namun sebagian

dikaitkan dengan kurikulum dan jumlah waktu

besar remaja mengalami ketidakstabilan dari

belajar saja, faktor lingkungan dari perguruan

waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha

tinggi pun ikut mempengaruhi keberhasilan,

penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan

seperti pola interaksi dosen pengajar dengan

harapan sosial yang baru. Hal ini tentunya

mahasiswa, mahasiswa dengan teman sebaya,

memicu timbulnya berbagai permasalahan bagi

dan lain-lain. Dengan kata lain, aspek perguruan

mahasiswa baru sebagai remaja.

tinggi sebagai suatu sistem sosial turut berperan

Dari beberapa hasil wawancara terhadap mahasiswa baru angkatan 2013 di Universitas Airlangga

menunjukkan

terhadap pencapaian prestasi mahasiswa. Sebuah

studi

oleh

Brier

dan

Paul

bahwa

terdapat

(2001) merujuk pada aspek “friendsickness”

sosial

terhadap

sebagai sebuah determinan dari penyesuaian

lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa

diri seseorang di perguruan tinggi. Mereka

baru

Perbedaan-

menggagas hal ini dari studi sebelumnya yang

perbedaan yang mereka rasakan, transisi dari

menyatakan bahwa ketika seseorang kehilangan

dunia sekolah menuju dunia perkuliahan ini,

kelompok teman akrab mereka, dan mereka

menjadi pemicu utama munculnya berbagai

berada pada lingkungan yang tidak akrab, akan

permasalahan mahasiswa baru. Beberapa hal

muncul perasaan sedih secara emosional dan

yang dapat mempengaruhi performa individu di

rasa kehilangan yang mendalam. Para peneliti

perguruan tinggi, diantaranya lokasi, kebiasaan

menyimpulkan bahwa semakin erat sebuah

belajar, jarak dari rumah dan faktor personal

kelompok pertemanan, maka semakin sulit pula

lainnya (Morgans, 2002).

bagi para anggotanya untuk berubah tanpa teman-

permasalahan

di

penyesuaian

Universitas

Airlangga.

White & Watt (dalam Gutama, 2004)

teman lama mereka. Hal ini menunjukkan bahwa

menyebutkan, mahasiswa baru lebih sering

diantara bagian yang tersulit dari penyesuaian

mengalami gangguan perilaku karena mereka

sosial mahasiswa baru adalah meningkatnya

berada pada masa transisi. Mahasiswa baru

pengaruh dari kelompok sebaya dalam perubahan

dihadapkan pada situasi baru yang asing dan suatu

perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru,

kehidupan baru yang penuh dengan tantangan,

nilai-nilai baru, serta penolakan dari lingkungan

sedangkan di sisi lain mereka memiliki berbagai

sosial yang baru (Nurdin, 2009).

pengalaman dan kebiasaan lama yang belum

Penyesuaian ke perguruan tinggi terdiri dari

tentu sesuai dengan kehidupan baru mereka.

berbagai tuntutan yang berbeda dalam bentuk dan

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

31

Uthia Estiane, ---

tingkatan, serta membutuhkan banyak respon

humor;

coping atau penyesuaian (Sharma, 2012). Dalam

sosial; memiliki kemampuan untuk bekerja sama

menghadapi

ini,

dan menaruh minat terhadap orang lain; memiliki

terdapat mahasiswa yang mampu menyesuaikan

minat yang besar dalam melakukan pekerjaan dan

diri dengan mudah namun ada pula mahasiswa

bermain; memiliki perkembangan kebiasaan yang

yang mengalami kesulitan. Kemampuan dalam

baik; adaptabilitas, memiliki kepuasan dalam

mengembangkan hubungan yang baru dan

bekerja dan bermain; serta memiliki orientasi

efektif dengan lingkungan, dapat menjadi elemen

yang menandai adanya realitas sosial (Schneiders,

penting dari penyesuaian sosial.

1964).

permasalahan-permasalahan

Menurut

tanggung

jawab

Arkoff (1968) meyakini bahwa penyesuaian

sosial

diri di perguruan tinggi mencerminkan tentang

individu yang berbeda-beda dapat disebabkan

bagaimana seorang individu mencapai tuntutan-

oleh

tuntutan yang ada dan memberi dampak

penyesuaian

beberapa faktor,

perkembangan psikologis,

dan

kondisi

(1964),

rasa

kondisi

kemampuan

Schneiders

memiliki

diri

yakni

dan

kondisi

kematangan, lingkungan,

dan

fisik, faktor

terhadap

pertumbuhan

faktor

Rice,

FitzGerald

&

pribadinya.

(1990)

Lapsley,

mengungkapkan

budaya. Kondisi lingkungan di sini meliputi

bahwa untuk dapat melewati masa transisi ini

kondisi rumah, keluarga, dan sekolah, baik itu

dengan baik, dibutuhkan tingkat adaptasi yang

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Ketika

tinggi dari remaja. Selaras dengan pernyataan di

berhadapan dengan lingkungan baru, mahasiswa

atas Tinto (1993) mengungkapkan, kemampuan

membutuhkan dukungan sosial yang tinggi agar

dalam mengatur dan menyeimbangkan antara

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan

kehidupan sosial dan akademik dapat membantu

perguruan tinggi, baik secara akademik maupun

proses penyesuaian diri pada mahasiswa di

sosial.

lingkungan perguruan tinggi. Penyesuaian yang baik adalah penyesuaian

Dukungan

sosial

yang

baik

dari

yang ditandai dengan adanya pengetahuan dan

lingkungan dapat membantu mahasiswa baru

pandangan terhadap diri sendiri dan orang

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan

lain;

penerimaan

dan menghadapi masa transisinya dengan baik

sosial; pengendalian diri dan perkembangan

(Cutrona, 1996). Individu dengan lingkungan

diri yang baik; memiliki tujuan dan arah yang

sosial

jelas; memiliki sudut pandang, penilaian dan

instrumental maupun informasi yang baik ketika

pandangan hidup yang memadai; memiliki rasa

mereka membutuhkan, menunjukkan tingkatan

32

adanya

obyektivitas

dan

yang

penuh

dukungan

emosional,

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

stres dan gejala depresi yang lebih rendah dalam

lebih tinggi daripada kualitas lingkungan sosial

menghadapi

dibandingkan

yang rendah. Semakin tinggi kualitas lingkungan

dengan mereka yang tidak (Cohen & Wills, 1985;

sosial yang dimiliki, maka semakin tinggi pula

Thoits, 1995).

tingkat kepuasan terhadap dukungan sosial yang

peristiwa

Sarason

hidup

bahwa

dimiliki. Semakin rendah kualitas lingkungan

dukungan sosial yang diperoleh individu berasal

sosial yang dimiliki, maka semakin rendah pula

dari lingkungan keluarga dan teman sebaya.

tingkat kepuasan terhadap dukungan sosial yang

Mahasiswa baru yang meninggalkan lingkungan

dimiliki. Tinggi rendahnya tingkat kepuasan

keluarganya untuk belajar di perguruan tinggi,

terhadap lingkungan sosial dapat mempengaruhi

praktis

dengan

pola perilaku yang ditunjukkan oleh individu

lingkungan teman sebayanya. Martin, Swartz-

terhadap lingkungan sosialnya, maka dalam

Kulstad,

hal ini kualitas dari lingkungan sosial dapat

lebih

dukungan dari

(1990)

sering

dan

berinteraksi

Madson

yang

hubungan

memberikan

menyatakan

(1999)

dirasakan

oleh

pertemanan

kontribusi

menemukan, mahasiswa

mereka

terhadap

memberikan dampak

terhadap

kemampuan

dapat

penyesuaian sosial dari individu, dalam penelitian

proses

ini khususnya pada lingkungan perguruan tinggi

penyesuaian mahasiswa di perguruan tinggi.

dari mahasiswa baru.

Dukungan sosial dari teman sebaya merupakan faktor pembentuk penyesuaian sosial terhadap

Penyesuaian Sosial di Lingkungan Perguruan

lingkungan perguruan tinggi yang penting,

Tinggi

karena teman sebaya dapat bertindak sebagai

Baker & Siryk (1984) mengungkapkan

panutan, menjadi acuan grup, seorang pendengar,

bahwa bagaimana mahasiswa menyesuaikan

seseorang yang dapat mengerti, seorang kritikus,

diri selama tahun pertama di universitas, dapat

seorang penasihat, dan seorang pendamping

menjadi landasan bagi kemampuan adaptasi

(Richey & Richey, 1980; Tokuno, 1986).

mereka terhadap peristiwa-peristiwa berikutnya

Brissette, mengutarakan,

Scheier, ada

&

Carver

kemungkinan

(2002)

selama kehidupan mereka di perguruan tinggi.

bahwa

Studi menyebutkan bahwa 20% hingga 25%

perbedaan kualitas lingkungan sosial berdampak

mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan

secara kritis terhadap tingkat penyesuaian diri

pendidikan

yang lebih baik. Hal ini dapat berarti, kualitas

Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20%

lingkungan sosial yang tinggi mampu memberikan

hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan

tingkat kepuasan terhadap dukungan sosial yang

universitas di tahun berikutnya (Grayson &

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

tahun

keduanya

(Hamilton

&

33

Uthia Estiane, ---

Grayson, 2003). Morgans (2002) menyatakan, hal

Diperoleh 203 subyek dengan rentang usia 18-21

ini disebabkan oleh kegagalan mahasiswa baru

tahun. Komposisi subyek laki-laki dan perempuan

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

adalah 115 dan 244 orang. Dari seluruh subyek, 77

barunya, pada tahun pertamanya di perguruan

orang berasal dari Program Studi S1 Psikologi, 79

tinggi.

orang berasal dari Program Studi S1 Akuntansi, 45 Penelitan terdahulu menyebutkan bahwa

orang berasal dari Program Studi S1 Manajemen,

apabila mahasiswa mampu menyesuaikan diri

20 orang berasal dari Program Studi S1 Sosiologi,

secara akademik dengan baik, maka baiklah

43 orang berasal dari Program Studi S1 Farmasi,

seluruh kemampuan penyesuaian dirinya terhadap

dan 95 orang berasal dari Program Studi S1 Biologi.

lingkungan perguruan tinggi (dalam Morgans,

Instrumen penelitian yang digunakan

2002). Sebuah tinjauan artikel oleh Creedon dan

adalah pengembangan dari dua skala psikologis:

Pantages (1978) menyebutkan, apabila berbicara

(1) Social Support Questionnaire (SSQ), yang

tentang penyesuaian diri terhadap lingkungan

disusun oleh Sarason, Levine, Basham dan

perguruan tinggi, sangatlah penting untuk tidak

Sarason (1983). Skala pengembangan tersebut

hanya melihatnya dari satu aspek saja, namun ke

terdiri dari dua dimensi yakni Perceived Availabity

lebih banyak aspek. Berdasarkan hasil tinjauan

of Social Support/Perasaan akan Tersedianya

tersebut, penyesuaian sosial di perguruan tinggi

Dukungan Sosial dan Satisfaction with Social

memiliki porsi yang sama pentingnya dengan

Support/Kepuasan terhadap Dukungan Sosial,

penyesuaian di perguruan tinggi secara akademik.

dengan total aitem sebanyak 27 butir dan enam

Sayangnya, topik ini jarang menjadi fokus kajian

rentang pilihan jawaban. Nilai koefisien korelasi

utama. Padahal kemampuan mahasiswa baru

aitem total bergerak dari angka 0,326 hingga

dalam

lingkungan

0,777. Koefisien reliabilitas alpha cronbach yang

perguruan tinggi dapat menjadi landasan bagi

diperoleh sebesar 0,916, menunjukkan bahwa

perkembangan kemampuan penyesuaian diri

instrument tersebut reliabel. Penelitian ini

lainnya pada mahasiswa baru.

berfokus pada dimensi Satisfaction with Social

menyesuaikan

sosial

di

Support/Kepuasan terhadap Dukungan Sosial

METODE PENELITIAN

atau Social Support Questionnaire–Satisfaction (SSQ-S). (2) Social Adjustment Sub Scale dari

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa

Student Adaptation to College Questionnaire

baru angkatan 2013 Universitas Airlangga, salah

(SACQ), yang disusun oleh Baker & Siryk (1986).

satu universitas negeri terbaik di Indonesia.

Skala tersebut terdiri dari empat indikator yakni

34

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

General/Umum,

Other

People/Orang

Lain,

dengan pengujian hipotesis menggunakan teknik

Nostalgia/Rasa Rindu, dan Social Environment/

analisis regresi linier sederhana. Wawancara pada

Lingkungan Sosial, dengan total aitem sebanyak

beberapa subyek dilakukan untuk memperkaya

20 butir dan empat rentang pilihan jawaban.

pemahaman mengenai latar belakang masalah

Nilai koefisien korelasi aitem total bergerak dari

penelitian.

angka 0,309 hingga 0,535. Koefisien reliabilitas alpha cronbach yang diperoleh sebesar 0,856, menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Data

yang

dikumpulkan

tersebut

kemudian dilakukan uji asumsi klasik: (1) Uji normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dengan hasil signifikansi skala dukungan sosial sahabat sebesar 0,067 dan skala penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi sebesar 0,127, menunjukkan bahwa kedua distribusi data instrumen tersebut adalah normal. (2) Uji linieritas dengan menggunakan Test for Linearity dengan hasil nilai signifikansi linieritas kedua variabel sebesar 0,000, menunjukkan bahwa asumsi linieritas pada penelitian ini dapat terpenuhi. (3) Uji heterokedastisitas dengan melakukan identifikasi model scatter plot. Hasil uji menunjukkan bahwa pada gambar terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas (melebar atau menyempit), serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedasdisitas pada model regresi. Setelah dilakukan uji asumsi klasik, analisis data pada penelitian ini dilanjutkan Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

35

Uthia Estiane, ---

HASIL DAN BAHASAN Hasil penelitian disajikan dalam tabel-tabel berikut: Tabel 1 Model Summary Analisis Regresi Linier Sederhana

Model Summaryb Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate 1 .219a .048 .043 .18824 a. Predictors: (Constant), Var_Y b. Dependent Variable: Var_X Tabel 2 Anova Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Model Sum of Squares 1 Regression .357 Residual 7.122 Total 7.479 a. Predictors: (Constant), Var_Y b. Dependent Variable: Var_X

ANOVAb df Mean Square 1 .357 201 .035 202

F 10.083

Sig. .002a

Tabel 3 Coefficients Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.152 .356 Var_Y .015 .005 .219 a. Dependent Variable: Var_X Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa model

signifikansi

0,002.

t 11.647 3.175

Oleh

Sig. .000 .002

karena

kriteria

summary pada penelitian ini menunjukkan nilai

pengujian taraf signifikansi < 0,05 Ho ditolak dan

R = 0,219 dan R Square = 0,048 di mana memiliki

signifikansi > 0,05 Ho diterima, maka hasil dari

arti bahwa 4,8% variabel X mempengaruhi

penelitian ini adalah Ho ditolak (signifikansi

variabel Y (95,2% dipengaruhi oleh variabel lain).

< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

Pada tabel 2 hasil tabel anova diperoleh

pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap

nilai F hitung sebesar 10,083 dengan taraf

36

penyesuaian

sosial

mahasiswa

baru

di

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

lingkungan perguruan tinggi.

arti bahwa 4,8% variabel X mempengaruhi

Sedangkan pada tabel 3, tabel Coefficients menunjukkan

bahwa

nilai

dari

variabel Y (95,2% dipengaruhi oleh variabel lain).

konstanta

Hasil ini dapat disebabkan karena adanya dimensi

regresi dukungan sosial sahabat = 4,125 dan

dari dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor

nilai konstanta regresi penyesuaian sosial di

yang mempengaruhi penyesuaian sosial terhadap

lingkungan perguruan tinggi = 0,015. Sehingga

lingkungan perguruan tinggi lain yang tidak

dapat dibentuk persamaan garis regresi linier

diteliti oleh penulis. Selain dukungan sosial dari

sederhana sebagai berikut:

sahabat, sumber dukungan sosial juga berasal

Y = 4,125 + 0,015X

dari keluarga. Dukungan sosial dari keluarga

Persamaan garis regresi linier sederhana

juga diprediksi memiliki kontribusi terhadap

di atas memiliki arti, tingginya nilai penyesuaian

kemampuan penyesuaian sosial mahasiswa baru

sosial mahasiswa baru di lingkungan perguruan

di lingkungan perguruan tinggi. Sedangkan

tinggi dapat diprediksi dengan menjumlahkan

menurut Schneiders (1964), faktor-faktor yang

nilai dari konstanta regresi penyesuaian sosial

dapat mempengaruhi penyesuaian sosial di

di lingkungan perguruan tinggi sebesar 4,125,

lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa baru

dengan nilai dari konstanta regresi dukungan

selain faktor lingkungan adalah faktor kondisi

sosial sahabat sebesar 0,015 dikalikan besar nilai

fisik, faktor perkembangan dan kematangan,

dari dukungan sosial sahabat.

faktor psikologis, dan faktor budaya. Faktor-

Pada tabel 2 hasil tabel anova diperoleh

faktor tersebut perlu diteliti lebih jauh terkait

nilai F hitung sebesar 10,083 dengan taraf

besar kontribusi yang dapat diberikan terhadap

signifikansi

kemampuan penyesuaian sosial mahasiswa baru

0,002.

Oleh

karena

kriteria

pengujian taraf signifikansi < 0,05 Ho ditolak dan signifikansi > 0,05 Ho diterima, maka hasil dari

di lingkungan perguruan tinggi. Hasil

temuan

dalam

penelitian

ini

penelitian ini adalah Ho ditolak (signifikansi

mendukung asumsi dari Brissette, Scheier, &

< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

Carver (2002) yang menyatakan bahwa perbedaan

pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap

kualitas lingkungan sosial berdampak secara

penyesuaian

kritis terhadap tingkat penyesuaian diri yang

sosial

mahasiswa

baru

di

lingkungan perguruan tinggi.

lebih baik. Kualitas lingkungan sosial yang tinggi

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa model

dapat memberikan tingkat kepuasan terhadap

summary pada penelitian ini menunjukkan nilai

dukungan sosial yang lebih tinggi daripada

R = 0,219 dan R Square = 0,048 di mana memiliki

kualitas lingkungan sosial yang rendah. Kepuasan

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

37

Uthia Estiane, ---

terhadap lingkungan sosial yang tinggi dapat

menengah akan bermanfaat selama minggu-

mempengaruhi pola perilaku individu dengan

minggu pertama memasuki perguruan tinggi,

lingkungan sosialnya,

ini

akan tetapi pada minggu-minggu berikutnya

dapat berdampak pula terhadap kemampuan

selama semester pertama akan lebih bermanfaat

penyesuaian sosial dari individu. Hasil penelitian

apabila memiliki hubungan yang dekat dengan

ini

teman-teman yang baru di kampus.

menunjukkan

dalam penelitian

bahwa

dukungan

sosial

dari sahabat yang diperoleh mahasiswa baru,

Kemampuan untuk menyesuaikan diri

dapat berdampak positif terhadap kemampuan

secara sosial di lingkungan perguruan tinggi

penyesuaian

merupakan hal yang penting. Karena kegagalan

sosial

mereka

di

lingkungan

perguruan tinggi.

dalam menyesuaikan diri secara sosial terhadap

Hasil penelitian ini juga mendukung

lingkungan perguruan tinggi dapat berakhir

temuan yang menyatakan bahwa dukungan

dengan

sosial teman sebaya memberikan dampak positif

universitas (Morgans, 2002). Sesuai dengan hasil

bagi penyesuaian sosial terhadap lingkungan

studi yang menunjukkan bahwa 20% hingga 25%

perguruan

mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan

tinggi

pada

mahasiswa

baru,

keputusan

meninggalkan

diantaranya penemuan oleh Martin, Swartz-

pendidikannya

Kulstad, dan Madson (1999) yang menemukan

& Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20%

bahwa dukungan yang dirasakan oleh mahasiswa

hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan

dari

dapat

universitas di tahun yang berurutan (Grayson

proses

& Grayson, 2003). Alasan akan tingginya angka

hubungan

memberikan

pertemanan

kontribusi

mereka

terhadap

penyesuaian mahasiswa di perguruan tinggi. Hasil yang sama ditemukan dari penelitian oleh Swenson, Nordstrom, & Hiester (2008), yang menyatakan bahwa hubungan dengan

tahun

untuk

keduanya

(Hamilton

keluarnya mahasiswa dari universitas adalah karena banyaknya kesulitan yang dihadapi dan stressor pada awal kehidupan di universitas. Pascarella

dan

Terenzini

(1991)

teman sebaya memberikan fungsi yang positif

menjelaskan proses transisi ke perguruan tinggi

terhadap kehidupan pada masa kanak-kanak,

sebagai

remaja, dan dewasa. Dari sini dapat diasumsikan

melibatkan proses pembelajaran kembali dari

bahwa hubungan dengan teman/sahabat dapat

aspek sosial dan psikologis secara signifikan,

pula memberikan manfaat bagi remaja pada

dalam menghadapi pergulatan dengan ide-ide

masa transisi ke perguruan tinggi. Hubungan

baru, dosen-dosen baru, teman-teman baru

yang dekat dengan sahabat pada masa sekolah

dengan nilai yang berbeda-beda, kebebasan baru,

38

sebuah

keterkejutan

budaya

yang

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

kesempatan baru, serta tuntutan-tuntutan baru

individu dalam `mengatasi permasalahan dan

secara sosial. Untuk itu diperlukan suatu upaya

menghadapi masa transisinya dengan baik.

baik dari perguruan tinggi maupun instansi terkait guna mengembangkan program-program pembimbingan

terhadap

mahasiswa

baru

yang lebih intensif, agar mahasiswa baru tidak mengalami

keterkejutan

SIMPULAN DAN SARAN

budaya lingkungan

perguruan tinggi secara berlarut-larut.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap

Selaras dengan itu studi oleh Mattanah

penyesuaian sosial mahasiswa baru di lingkungan

et. al. (2010) mengungkapkan bahwa program

perguruan tinggi sebesar 4,8%. 95,2% pengaruh

intervensi yang dibimbing oleh teman sebaya

disebabkan oleh dimensi-dimensi lain dari

dapat memberikan dampak yang positif terhadap

dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor yang

kemampuan

mempengaruhi

penyesuaian

sosial

terhadap

penyesuaian

sosial

terhadap

lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa

lingkungan perguruan tinggi lain yang tidak

setara jenjang S1. Hal ini senada dengan pendapat

diteliti oleh penulis.

dari Cutrona (1996) yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang baik dapat membantu

PUSTAKA ACUAN Arkoff, A. (1968). Adjustment and Mental Health. New York: McGraw-Hill. Baker, R. W., & Siryk, B. (1984). Measuring adjustment to college. Journal of Counseling Psychology, 31, 179-189. ______________________(1986). Exploratory Intervention With a Scale Measuring Adjustment to College. Journal of Counseling Psychology, Vol. 33, No. 1, 31-38. ______________________ (1989). Student Adaptation to College Questionnaire: Manual. Los Angeles: Western Psychological Services. Brier, S. & Paul, E. L. (2001). Friendsickness in the transition to college: Precollege predictors and college adjustment correlates. Journal of Counseling and Development, 79, 77-88. Brissette, I., Scheier, M.F., Carver., C.S. (2002). The Role of Optimism in Social Network Development, Coping, and Psychological Adjustment During a Life Transition. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1, 102-111. Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, social support and the buffering hypothesis. Psychological Bulletin, 98, 310–357. Creedon, C. F., & Pantages, T. J. (1978). Studies of college attrition: 1950-1975. Review of Education Research, 48, 49-101. Cutrona E.C. (1996). Social Support in Couples. New Delhi: SAGE Publications,. Inc. Direktur Pendidikan Universitas Airlangga. (2013). Data Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Tahun Ajaran 2013/2014. Surabaya: Sub Unit Pendidikan Universitas Airlangga. Fokus. (2013, Oktober). 11 Prodi UA Masuk Jajaran Prodi Terbaik di Indonesia. PIH Unair 2013 [on-line].

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015

39

Uthia Estiane, ---

Diakses pada tanggal 22 Januari 2014 dari http://warta.unair.ac.id/warta.1508.html. Grayson, J.P., & Grayson, K. (2003). Research on retention and attrition. Does money matter: Millennium Research Series, No. 6. Montreal: The Canada Millennium Scholarship Foundation. Gutama, P. S. (2004). Hubungan Antara Locus Of Control Eksternal Dengan Kecemasan Terhadap Kegagalan Pada Mahasiswa Tahun Pertama. Skripsi (tidak di terbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. ____________(2008). Perkembangan Anak, Jilid 1 (6th ed). Jakarta: Erlangga. Lapsley, D. K., Rice, K. G., & FitzGerald, D. P. (1990). Adolescent attachment, identity, and adjustment to college: Implications for the continuity of adaptation hypothesis. Journal of Counseling & Development, 68, 561–565. Martin, W. E., Swartz-Kulstad, J. L., & Madson, M. (1999). Psychological factors that predict the college adjustment of first-year undergraduate students: Implications for college counselors. Journal of College Counseling, 2 (2), 121-133. Mattanah, J.F., et. al. (2010). Journal of College Student Development, Vol. 51, No. 1, 93-108. Monks, J.F. Knoers, P.M.A., & Haditono, RS. (2002). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Morgans, K. A. (2002). The Social and Academic Adjustments of Students to College Life . National Undergraduate Research Clearinghouse, 5. Available online at http://www.webclearinghouse.net/ volume/ diakses 21 Juni 2013. Nurdin. (2009). Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Penyesuaian Sosial Siswa Disekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. IX, No.1, April 2009. Pascarella, E.T., & Terenzini, P.T. (1991). How College Affects Students. San Francisco: Jossey-Bass. Richey, M.H. & Richey, H.W. (1980). The significance of best-friend relationship in adolescence. Psychology in the Schools, 17, 536-540. Salam, B. (2004). Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B, Sarason B.R. (1983). Assessing Social Support: The Social Support Questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 44:127-39. Sarason, B.R., Pierce, G.R., Sarason I.G. (1990). Social Support an Interactional View. New York: John Willey. Sarason, S.B. (1990). The Predictable Failure of Educational Reform: Can We Change Course Before It’s Too Late? San Fransisco: Jossey-Bass. Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston. Sharma, B. (2012). Adjustment and Emotional Maturity Among First Year College Student. Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology, Vol. 10, No. 2, 32-37. Sujana, N. (2004). Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa Baru Memasuki Perguruan Tinggi. Surabaya: UPT-MKU Universitas Airlangga. Swenson, L.M., Nordstrom, A., Hiester, M. (2008). Journal of College Student Development, Vol. 49, No. 6, 551-567. Thoits, P. A. (1995). Stress, coping and social support processes: Where are we? What next? Journal of Health and Social Behavior, 36 (Suppl. 1), 53–79. Tinto, V. (1993). Leaving College: Rethinking the Causes and Cures of Student Attrition. Second Edition. Chicago: University of Chicago Press. Tokuno, K. A. (1986). The early adult transition and friendships: Mechanism of support. Adolescence, 21, 293-606.

40

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015