Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
PENGARUH EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Salbiah dan Ridha Rizky Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Abstract : The purpose of this study was to prove the effect of budgets on performance evaluation SKPD Provincial Government of Sumatera Utara. The problem statement in this study is to what extend the usage of budget significantly influence the performance SKPD of North Sumatera Provincial Government. The methodology used is simple random sampling method, the respondents is the Head of Sub Division, and Staff at each SKPD Provincial Government of Sumatera Utara. Hypothesis testing is done by using multiple linear regression analysis, prior to the multiple linear regression analysis first tested the classical assumptionsThe results of hypothesis testing indicate that the variable budget evaluation showed a significant effect on performance variables SKPD Provincial Government of Sumatera Utara. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling secara acak sederhana (random sampling), responden dari penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian, maupun Staff yang ada di masing-masing SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel evaluasi anggaran menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kata kunci: evaluasi anggaran, kinerja, SKPD. PENDAHULUAN Dalam upaya mencapai suatu kinerja organisasi dengan baik, maka diperlukannya suatu rencana kerja yang baik, terarah, dan komperehensif, sehingga mudah bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan operasional dari organisasi tersebut. Adapun yang dihasilkan tersebut disajikan dalam anggaran yang disusun oleh manajemen berdasarkan target yang disesuaikan dengan kondisi maupun kebutuhan organisasi, yang periodenya bersifat satu tahun, maupun periode yang bersifat lebih dari satu tahun, dan disusun dengan format tertentu. Menurut Hansen dan Mowen (2004:354), “anggaran adalah suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk
menterjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasi”. Kemudian menurut Freeman dalam Nordiawan (2006:48), “anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas”. Anggaran-anggaran ini kemudian disusun dan dikelompokkan berdasarkan tujuan-tujuan yang akan di capai oleh suatu organisasi. Pada fungsi perencanaan, anggaran direncanakan dan disusun untuk menjadi suatu pedoman kerja dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian dalam fungsi pengorganisasian, anggaran merupakan alat koordinasi seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut, sedangkan dalam fungsi pengawasan, anggaran akan
42
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2, April 2012
menjadi standar atau tolok ukur yang akan dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Hasil dari perbandingan ini akan dievaluasi oleh manajemen sehingga kegiatan organisasi berjalan secara efektif dan efisien. Evaluasi anggaran dilaksanakan untuk maksud mencari kemungkinan terjadinya suatu penyimpangan dalam anggaran tersebut. Evaluasi anggaran pada dasarnya adalah proses membandingkan antara anggaran yang disusun dengan pelaksanaannya, sehingga dari perbandingan ini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengukur efisiensi serta penilaian terhadap kinerja. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau ouput dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan (PP Nomor 58 Tahun 2005). Dalam pendekatan kinerja, APBD disusun berdasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran. Dalam penyelenggaraan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota mengacu pada ketentuan pasal 18 Undangundang Dasar 1945 yang dalam pelaksanaannya telah mengalami beberapa perubahan dan perubahan yang terakhir Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Perubahan ini membawa perubahan terhadap fundamental dalam hubungan tata pemerintah dan hubungan keuangan, sekaligus membawa perubahan penting dalam pengelolaan anggaran daerah, dimana telah diberikan hak otonomi terhadap daerah. Menurut UU No. 32 / 2004 (2004:4), “Otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Dari pengertian ini, tergambar jelas bahwa daerah yang diberikan hak otonom oleh
43
pemerintah pusat harus mengurus dan mengatur kepentingan daerahnya sendiri. Penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara evaluasi anggaran dan kinerja telah diteliti secara luas, dan hasil yang yang diperoleh juga bervariasi. Hasil penelitian Alim (2008:74) menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran, sasaran anggaran, revisi anggaran, evaluasi anggaran dan interaksinya secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Kemudian hasil penelitian Istiyani (2009:74) memberikan kesimpulan bahwa partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, dan kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung. Sedangkan evaluasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung. Selanjutnya hasil penelitan Christie (2009:85) menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran, dan evaluasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian di atas yang berbeda, maka penulis termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian tentang evaluasi anggaran dan kinerja organisasi pemerintah daerah yang berada di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan penulis adalah: “apakah evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara?” TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu. Anggaran merupakan sebagai suatu bentuk standar
Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
kinerja yang ditargetkan, yang mencakup rencana-rencana manajemen dalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasi aktivitas. Secara umum anggaran dimaksud menggambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat dicapai dengan baik (Garrison dan Norren, 2000:402). Dalam pengertian lain, anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter, standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu tertentu, dan biasanya berjangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001:488). Anggaran (budget) adalah konsep yang membantu manajemen, konsep budget terdapat dalam fungsi manajemen, membantu dan mempermudah manajemen dalam mencapai tujuannya, dan memiliki sifat-sifat dan persyaratan yang harus dimiliki agar konsep ini dapat berfungsi sebagai alat manajemen (tools of management) yang memudahkan manajemen dalam mencapai tujuannya (Harahap, 2001:15). Semua hal yang telah dirincikan diatas tentunya tidak boleh bertolak belakang dengan fungsi anggaran yang sebenarnya. Menurut Mulyadi (2001:502) fungsi anggaran yaitu: 1. anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja, 2. anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang, 3. anggaran berfungsi sebagai alat penghubung berbagai unit organisasi dalam perusahaan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas, anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya, 4. anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan yang lemah bagi perusahaan, 5. anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
Karakteristik Anggaran Sebelum menyusun anggaran, manajemen terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana bentuk karakteristik anggaran yang baik yang akan digunakan. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:73), anggaran memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: 1. anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut, 2. dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non moneter (contoh unit yang terjual atau diproduksi), 3. biasanya meliputi waktu selama satu tahun, dalam bisnis-bisnis yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, mungkin ada dua anggaran pertahun misalnya, perusahaan busana biasanya memiliki anggaran musism gugur dan anggaran musim semi, 4. merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuantujuan anggaran, 5. usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran, 6. setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu, 7. secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan. Dari pemaparan terhadap karakteristik tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran merupakan satuan keuangan maupun non keuangan, yang berisi komitmen dan disetujui oleh pihak yang berwenang, yang berisikan lima Budgetary Goal Characteristics, yaitu Partisipasi Penyusunan Anggaran (Budgetary Participation), Kejelasan Sasaran Anggaran (Budget Goal Clarity), Evaluasi Anggaran (Budgetary Evaluation), Umpan Balik Anggaran (Budgetary Feedback), dan Kesulitan Sasaran Anggaran (Budget Goal Difficulty) yang hanya dapat di ubah dalam kondisi tertentu, kemudian secara berkala dibandingkan dan dianalisis serta dijelaskan, pada umumnya dalam jangka waktu satu tahun.
44
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2, April 2012
Evaluasi Dalam melakukan sebuah kegiatan, evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kesalahan atau kekurangan dari proses maupun hasil akhir dari kegiatan yang telah dilakukan, yang berguna melakukan untuk perubahan atau perbaikan pada kegiatan berikutnya. Menurut kamus besar Indonesia, (1978:45) evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Pada dasarnya evaluasi berfungsi sebagai alat kontrol dalam upaya untuk mencapai tujuan dari suatu tindakan. Namun, selain fungsi tersebut, evaluasi juga memiliki tiga fungsi utama dalam menganalisis kebijakan. 1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuantujuan tertentu dan target tertentu telah dicapai. 2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. 3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan (Wahab,2002: 51). Evaluasi Anggaran Menurut Kennis (1979:710) Evaluasi anggaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menelusuri penyimpangan atas anggaran ke departemen yang bersangkutan dan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja departemen. Menurut Brownell et.al dalam Arifin (2007:27) evaluasi yang bersifat punitive dapat menyebabkan rendahnya motivasi, sebaliknya evaluasi yang bersifat
45
supportive dapat menghasilkan sikap dan tingkah laku positif. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi anggaran merupakan tindakan yang dilakukan untuk menelusuri penyimpangan atas anggaran dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya dan digunakan sebagai dasar penilaian kinerja. Dimana apabila evaluasi yang dilakukan bersifat punitive maka motivasi menjadi rendah, dan sebaliknya jika evaluasi yang dilakukan bersifat supportive akan menghasilkan tingkah laku yang positif dan dapat meningkatkan kinerja manajemen. Kinerja Kinerja merupakan suatu tindakan dalam menjalankan dan menghasilkan suatu kegiatan kerja yang direncanakan baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Menurut Mangkuprawira (2007:http://ronawajah.wordpress.com) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Berdasarkan uraian dari pendapat diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja merupakan tingkat keberhasilan seseorang, kelompok, atau organisasi selama periode tertentu dalam mencapai sasaran, tujuan misi dan visi yang telah ditentukan sebelumnya. Kinerja SKPD Pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan satuan unit kerja yang membantu pemerintah dalam mengurus organisasi pemerintahan. Dalam SKPD, pengukuran kinerja dilakukan untuk mengukur seberapa baik SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepada SKPD selama suatu periode tertentu.
Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
Menurut Stoner dalam Warisno (2009:10), kinerja (performance) merupakan kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kelompok, atau organisasi. Pada sektor pemerintahan, kinerja dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai oleh pegawai pemerintah atau instansi pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode. Pengukuran kinerja pemerintah diarahkan pada masing – masing satuan kerja yang telah diberikan wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri – sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada suma satuan kerja yang ada. Namun, dalam penukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran, serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan (Mahsun, 2006:198). Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja pemerintah menunjukkan kemampuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun akan sangat sulit untuk menilai sejauh mana kinerja keberhasilan dan ketidakberhasilan, kebijakan atau program pemerintah jika tanpa adanya indikator kinerja yang ditetapkan. Pengaruh Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Kinerja suatu organisasi pemerintah tidak hanya dinilai dari motivasi ataupun kemampuan suatu organisasi dalam menyelesaikan suatu program yang telah dibuat. Namun, kinerja juga dinilai dari seberapa bijak organisasi tersebut untuk mengelola dan memanfaatkan anggaran yang telah ditetapkan. Untuk menilai itu diperlukannya evaluasi anggaran demi mengetahui sejauh mana kinerja dari organisasi tersebut. Evaluasi anggaran menunjuk pada luasnya perbedaan anggaran yang digunakan kembali oleh individu pimpinan departemen dan digunakan dalam evaluasi kinerja mereka (Kennis, 1979:710). Dengan dilakukannya evaluasi anggaran, maka akan diketahui
kinerja organisasi pada periode itu, dan diharapkan akan meningkatkan kinerja organisasi pada periode berikutnya. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah di ketahui dalam suatu masalah tertentu. Berikut digambarkan hubungan antara evaluasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Evaluasi Anggaran (X)
Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dalam upaya peningkatan kinerja, SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melakukan evaluasi terhadap anggaran yang telah dibuatnya. Evaluasi anggaran pada dasarnya adalah proses membandingkan anggaran yang telah ditentukan dengan pelaksanaannya. Kemudian dari hasil evaluasi anggaran ini dapat ditentukan penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan ini akan digunakan sebagai dasar untuk mengukur efisiensi serta penilaian kinerja. Menurut Brownell et.al dalam Arifin (2007:27) evaluasi yang bersifat punitive dapat menyebabkan rendahnya motivasi, sebaliknya evaluasi yang bersifat supportive dapat menghasilkan sikap dan tingkah laku positif. Pada umumnya pemberian imbalan maupun sanksi kepada para bawahan dengan pertimbangan terpenuhi atau tidaknya anggaran, maka akan mempengaruhi perilaku dan sikap yang akan membawa dampak terhadap kinerja para pelaksana anggaran itu sendiri (Arifin, 2007:27). Evaluasi anggaran yang dilakukan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk di uji secara empiris.
46
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2, April 2012
Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat di percaya, dapat di sangkal, atau di uji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena -fenomena. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka penulis mengemukakan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain kausal. Menurut Umar (2008:35) desain kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubunganan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan apakah ada pengaruh antara evaluasi anggaran sebagai variabel independen terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel dependen. Definisi Operasional Menurut Jogiyanto (2004:56), ”variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Berikut variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel independen dan variabel dependen. Variabel Independen (bebas) Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu evaluasi anggaran. Evaluasi anggaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menelusuri penyimpangan atas anggaran ke departemen yang bersangkutan dan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja departemen (Kennis, 1979:710).. Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi
47
Sumatera Utara. Variabel kinerja SKPD diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney et. al.,1963, meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, dan kinerja. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masingmasing variabel X (Evaluasi anggaran) dan variabel Y (Kinerja Pemerintah SKPD) adalah skala Likert. Skala tersebut digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Populasi Penelitian Populasi menurut Sugiono (2007:72), merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Selain itu, populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:75). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 51, yaitu menggunakan SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara sebagai unit analisis. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina 2008:75). Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling secara acak sederhana (random sampling), dimana informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Responden dari penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian, maupun Staff yang ada di masing-masing SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. SKPD yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, antara lain:
Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
n= Dimana : n : jumlah sampel N : jumlah populasi : % kelonggaran ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung jumlah sampel : n= n = 45,23 (dibulatkan menjadi 45) Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini berjumlah 45 responden. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan datu sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (objek penelitian). Sumber data primer didapat dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden. Instrumen dalam kuesioner evaluasi anggaran diadopsi dari Kennis (1979:703), kuesioner kinerja manajerial diadopsi dari Mahoney et. al., (1963:210). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik kuesioner dan teknik wawancara. Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Sebelum pembagian kuesioner, dilakukan pengajuan surat izin dari universitas kepada SKPD yang menjadi objek penelitian. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua sampel. Kuesioner di kumpul kembali 2 minggu setelah kuesioner dibagikan kepada responden. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka mereka diberikan waktu 2 hari. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur data yang telah di dapat setelah
penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistik Product and Services Solution) versi 17.0. for windows, dengan kriteria sebagai berikut: 1. jika rhitung Positif, dan rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid 2. jika rhitung Negatif, dan rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid (Priyatno, 2010:90). Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian. Instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:110). Instrument yang digunakan dalam pengujian ini adalah Cronbach alpha. Pengukuran dikatakan reliable apabila nilai Cronbach alpha ≥ 0,6. Selain itu, pengujian reliabilitas dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukuran (Priyatno, 2010:97). Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah metode deskriptif dan metode analisis kuantitatif. 1. Metode Deskriptif Metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkan data, dan menginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai masalah yang diteliti. Masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 2. Metode Analisis Kuantitatif Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Pada metode ini peneliti menggunakan metode analisis regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel
48
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2, April 2012
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Analisis data menggunakan bantuan Software SPSS versi 17.0.for windows dengan rumus: Y = a + bX + e Keterangan: Y = Kinerja Manajerial di SKPD a = Konstanta b = Koefisien arah regresi X = Evaluasi Anggaran e = Error (Pengganggu) Uji Normalitas Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak, yang dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik. Dalam mendeteksinya dilakukan dengan cara melihat grafik histogram dan kurva normal probabilitas plot. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang baik pada sisi kanan. Pada kurva normal probabiliti plot, data dikatakan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada suatu model adalah dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan nilai residualnya. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu evaluasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi variabel dependen. Hipotesis
49
penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana. Uji Signifikasi (Uji - t) Uji-t merupakan salah satu pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan di uji adalah: H0 : b = 0, hal ini berarti tidak ada pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Ha : b ≠ 0, hal ini berarti evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Uji hipotesis ini dilakukan dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan: jika signifikasi < 0,05, maka H0 diterima jika signifikasi > 0,05, maka Ha ditolak. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol sampai dengan satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independensi terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati nol menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi dependen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Dari 51 kuesioner yang dikirim kepada responden hanya 45 kuesioner yang dikembalikan. Artinya response rate dari penelitian ini sebesar 88,26% dan observasi penelitian ini berjumlah 45 sampel. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan peneliti, maka diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel evaluasi
Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
anggaran berpengaruh positif terhadap variabel kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumater Utara, dengan tingkat kepercayaan anggaran sebesar 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim (2008) dan penelitian Christie (2009) yang menyatakan bahwa evaluasi anggaran memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja. Penelitian Alim (2008) yang menyatakan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial menggunakan sampel sebanyak 92 responden dari total 119 kuesioner yang telah dibagikan dan kembali. Sedangkan penelitian Christie (2009) yang menyimpulkan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan. Penelitian tersebut menggunakan 15 orang responden yang merupakan manajer pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan dengan menggunakan teknik sensus. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengungkapakan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dengan nilai R sebesar 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara evaluasi anggaran dengan kinerja mempunyai hubungan yang rendah, yaitu sebesar 30,6%. Dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 50%. Nilai R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,094 atau 9,4%. Ini menjelaskan bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (evaluasi anggaran) sebesar 9,4% dan selebihnya 90,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan dijelaskan oleh variabel motivasi, komitmen, partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan sebagainya. Standart error of the estimate memiliki nilai sebesar 5,9369 dimana semakin kecil nilai ini, maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi evaluasi anggaran. Hasil ini membuktikan bahwa semakin tinggi evaluasi anggaran yang dilakukan, maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila semakin
rendah evaluasi anggaran yang dilakukan, maka semakin rendah pula kinerja yang dihasilkan. Koefiesn korelasi sebesar 0,316 menyatakan bahwa evaluasi anggaran memberikan pengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti setiap adanya penambahan evaluasi anggaran sebesar 1%, maka akan diikuti dengan kenaikan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,316 dengan asumsi pada variabel lain tidak ada perubahan atau tetap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Berdasarkan hasil ini maka Ha diterima dan H0 ditolak. Apabila Ha diterima berarti variabel evaluasi anggaran berpengaruh terhadap variabel kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,094 atau 9,4%. Ini menjelaskan bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (evaluasi anggaran) sebesar 9,4%. Sedangkan 90,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan dijelaskan oleh variabel motivasi, komitmen, partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan sebagainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim (2008) dan penelitian Christie (2009) yang menyatakan bahwa evaluasi anggaran memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja. Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiyani (2009) yang menyatakan bahwa evaluasi anggaran tidak berpengaruh secara terhadap kinerja aparat Pemda Kabupaten Temanggung. Hal ini dimungkinkan karena kepemimpinan di tempat responden bekerja kurang perduli terhadap ketetapan anggaran
50
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 2, April 2012
yang telah dibuat, sehingga evaluasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi tersebut. Keterbatasan Penelitian Walaupun penelitian telah diselesaikan, namun peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dari penelitian ini yang dikarenakan penggunaan kuesioner. Karena penggunaan kuesioner, ada kemungkinan responden menjawab kuesioner dengan tidak serius, sehingga jawaban yang diberikan kurang tepat dan tidak sesuai. Selain itu, kemungkinan responden juga tidak konsentrasi dalam pengisian kuesioner, sehingga ada pertanyaan dalam kuesioner yang susah dijawab. Hal ini bisa terjadi dikarenakan responden sibuk pada saat pengisian kuesioner yang diberikan. Saran Berdasarkan keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran untuk para peneliti selanjutnya agar tidak mendapatkan hambatan pada saat melakukan penelitian. Berikut saran yang diberikan penulis kepada peneliti selanjutnya. 1. Ada baiknya jika peneliti selanjutnya menambahkan menambah beberapa variabel yang mungkin, berpengaruh dalam melakukan penelitian tentang kinerja pemerintahan seperti variabel kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, variabel moderating seperti locus of control, yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap kinerja Pemerintahan. 2. Dalam melakukan penelitian, sebaiknya peneliti menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung kepada objek penelitian. Dengan observasi diharapkan peneliti akan memperoleh data dan hasil yang lebih akurat. Selain itu, kebanyakan objek penelitian hanya bersedia datanya diambil apabila dilakukan dengan observasi karena tidak perlu menunggu waktu yang lama seperti pada saat harus mengisi kuesioner. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Selain itu juga untuk
51
melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pendorong pengembangan kinerja pada masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Adi Saputro, Gunawan, dan Asri, Marwan, 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi 2003/2004. Cetakan Pertama. BPFE Jogjakarta. Alim, Nizarul M, 2008. Efektivitas Perpaduan Komponen Anggaran dalam Prosedur Anggaran: Pengujian Kontijensi Matching, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.10,No.2. Nov 2008. Anthony, R., Vijay Govindarajan, 2005. Management Control System. Jilid I dan II, terjemahan Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Arifin, Johan, 2007. Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Efisiensi Biaya. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol.9 No.1, Januari 2007. Hal 23-35. ISSN:1410-9018, Medan. Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya. Enho, Yohanes, 2008. “Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan, dan Pelatihan, serta Latar Belakang Pendidikan dalam Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Medan’, Skripsi, Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan. Garrison, Ray H dan Eric W.Noreen, 2000. Akuntansi Manajerial. Edisi 1. Terjemahan Totok Budisantoso. Salemba Empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Peranggaran.Edisi 1. Cetakan Kedua. PT Raja Grafindo, Jakarta. Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 2004/2005) Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Salbiah, Ridha Rizky: Pengaruh Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja…
Kumorotomo, Wahyudi dan Erwan Agus Purwanto, 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep, dan Aplikasinya, Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta. Mahoney, T.A., T.H Jerde dan S.J.Karol, 1963. Developmen of Managerial Performance : A Research Approach, Cincinatti: South Westrn Publishing. Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama, Badan Penebitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa.
Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Nordiawan, Deddi, Iswahyudi Sondi Putra, Maulidah Rahmawati, 2007. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS, Cetakan Pertama, Penerbit Media Komunikasi, Yogyakarta.
52