PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK R. ZAIFUL ARIEF (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Sampang) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dikantor Pelayanan Pajak Sampang dengan jumlah 52 responden untuk dijadikan populasi. Tujuannya adanya penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor Pajak Sampang. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganilisis data dan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus regresi linear berganda dan penyelesaiannya menggunakan SPSS 16.0. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis interpretasi data yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan di kantor Pelayanan Pajak Sampang. Hal ini di buktikan karena t hitung 1.854 > t tabel 1,664 (XI), dan t hitung 1,854 > t tabel 1.664 (X2). Dengan demikian hipotesis no (Ho) ditolak. Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Motivasi dan Kinerja ABSTRACT This research conducted in Sampang Tax Office which population number were 52 (fifty two) respondents. The research objective is to know the effect of satisfactory and motivation on tax officers’ productivity. Than, the researcher analyzed the data and tested the hypothesis using double linear regretion and SPSS 16.0. Researcher concluded the result in interprating the data which satisfactory and motivation effected on tax officers’ productivity positively and significantly, it was proven in statictical data that t test 1.854 > t table 1,664 (XI), dan t test 1,854 > t table 1.664 (X2). So, Nol Hypothesis (H0) is rejected. Keywords: satisfactory, motivation and productivity Pendahuluan Kinerja sebenarnya merupakan konsep yang sangat lengkap, baik pengertian maupun pengukurannya yang sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi. Sehingga pengukuran kinerja hendaknya menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam. Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja berperan dalam perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai
untuk mendukung pengembangan perusahaan. Perusahaan ini mampu bertahan karena memiliki potensi sumber daya manusia dengan kapabilitas yang beragam dan kompeten sehingga mampu menghadapi dan menjalani fungsi kegiatan produksi yang berdasarkan teknologi. Di sisi lain, perusahaan juga harus menjalankan fungsi sosial secara internal dan eksternal untuk menja351
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
min kesejahteraan para anggotanya juga berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Masalah motivasi kerja dapat menjadi sulit dalam menentukan imbalan dimana apa yang dianggap penting bagi seseorang karena sesuatu yang penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang lain. Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006 : 45). Apabila nilai ini tidak terjadi, maka akan terwakili individu-individu yang mengeluarkan tingkat biaya tinggi, yang sebenarnya berlawanan dengan kepentingan organisasi. Rendahnya kinerja karyawan dan motivasi karyawan yang dihadapi sebenarnya merupakan permasalahan klasik namun selalu update untuk didiskusikan. Penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji (2007) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo
dan Wahyuddin (2003) mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan dalam penelitian ini juga menyatakan motivasi merupakan faktor dominan yang Motivasi karyawan tidak kalah lebih pentingnya dalam memberikan hubungan terhadap perusahaan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Motivasi juga bisa memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan organisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan individual tersebut. Dengan adanya motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan tercakup pula. Sehingga motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Kepuasan kerja sebagai bentuk reaksi yang dirasakan karyawan banyak mendapat perhatian dikalangan
352
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
peneliti. Kepuasan kerja sangat penting artinya baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Bidang ini sangat menarik perhatian para akademisi maupun para praktisi perusahaan. Kepuasan kerja merupakan salah satu bentuk perilaku kerja karyawan yang didefinisikan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau sisi hasil emosional yang positif atas penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. . Alasan peneliti memilih objek di Kantor Pajak Sampang karena peneliti ingin mengatahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu peneliti mengajukan sebuah penelitian dengan judul ”Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (Studi Kasus Kantor Pajak Sampang)” .
kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Pajak Sampang. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Sampang 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Kantor Pajak Sampang
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kepuasan kerja Pengertian kepuasan kerja tidak saja bermanfaat bagi perusahaan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja, tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh karyawan sebagai salah satu upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada ahirnya masyarakat dapat menikmati hasil yang maksimal dari upaya perbaikan tersebut. Kepuasan afektif ini difokuskan pada suasana hati mereka saat bekerja. Perasaan positif atau suasana hati yang positif mengindikasikan kepuasan kerja. Sedangkan kepuasan kerja kognitif adalah kepuasan yang didapatkan dari penilaian logis dan rasional terhadap kondisi, peluang dan atau ”out come”. Kepuasan kerja itu dianggap sebagai hasil dari pengalaman karyawan dalam hubungannya dengan nilai sendiri seperti apa yang dikehendaki dan diharapkan dari pekerjaannya. Pandangan tersebut dapat disederhanakan bahwa kepuasan kerja merupa-
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Pajak Sampang ? 2. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor Pajak Sampang ? 3. Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja dan motivasi secara bersama–sama terhadap kinerja pegawai Kantor Pajak Sampang ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan
353
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
kan suatu sikap dari individu dan merupakan umpan balik terhadap pekerjaannya. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan emosi yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penilaian kerja seseorang atau pengalaman kerja. Terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan kerja. a. Kepuasaan adalah respon emosional dari situasi kerja. b. Kepuasan kerja adalah seberapa hasil yang didapatkan atau apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan c. Kepuasan kerja menggambarkan pula perilaku Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. (Robbins, 2006 : 56) Terdapat lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab. b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji. c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan. d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju.
e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh karyawan. jika karyawan puas dengan pekerjaannya, maka ia akan betah bekerja pada organisasi tersebut. Dengan mengerti output yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui penyebab yang bisa mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor penentu kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI) (Luthans dan Spector dalam Robins, 2006:52) yaitu : 1. Pekerjaan itu sendiri 2. Gaji 3. Supervisor 4. Rekan kerja Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, dan menyebabkan individu tersebut berbuat atau melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. (Hamzah, 2012:3). Pendapat lain mengatakan motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan
354
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
untuk memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006:31). Selain itu motivasi juga merupakan suatu perubahan tenaga di dalam pribadi atau diri seseorang yang ditandai dengan adanya dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (McDonald dalam Wasty Soemanto, 2006 :203). Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003:102). Teori motivasi terdiri dari, pertama content theories atau teori kepuasan yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, megarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Kedua adalah process theory atau teori proses yaitu menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan Menurut Gibson (dalam Suharto dan Budi Cahyono,2005: 62). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam (diri sendiri) atau internal tention, hal yang menyebabkan, menyalurkan dan merupakan latar belakang yang melandasi perilaku seseorang. Manusia dalam suatu kegiatan tertentu bukan saja berbeda dalam kemampuannya, namun juga
berbeda dalam kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Disamping itu motivasi bukan satu-satunya yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi pegawai. Ada beberapa faktor yang terlibat, yaitu tingkat kemampuan dan tingkat pemahaman seseorang pegawai yang diperlukan untuk mencapai prestasi tinggi. Motivasi, kemampuan dan pemahaman saling mendukung, jika salah satu faktor ini rendah maka tingkat prestasi cenderung menurun, walaupun faktor-faktor lain tinggi. Motivasi timbul diakibatkan oleh dua faktor yaitu: faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang sedang faktor eksternal adalah faktor di luar diri seseorang. Pendapat lain juga menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik atau faktor diluar diri seseorang yang disebut ekstrinsik (Wahyosumidjo, 2001: 120). Oleh karena itu, dalam meningkatkan nilai motivasi dapat dilakukan dengan memberikan semangat kepada setiap pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dorongan ini dapat berupa penghargaan kepada setiap pegawai yang memunyai kinerja yang baik atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengertian kinerja Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau pres-
355
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
tasi kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. (Maier dalam As’ad, 2003 :75). Kinerja merupakan derajat penyusunan tugas yang mengatur pekerjaan seseorang. Jadi, Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan atau menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Byars dan Rue dalam Utomo, 2006 : 57). Aspek – Aspek Penilaian Kinerja Karyawan 1. Penilaian Kinerja Yang dimaksud dengan system penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. 2. Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu: a. Tujuan evaluasi Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kompensasi.
suatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan. Pengukuran Kinerja karyawan Untuk mencapai kedua sasaran tersebut maka digunakanlah berbagai metode pengukuran kinerja karyawan yaitu: 1. Rangking, adalah dengan cara membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik. 2. Perbandingan karyawan dengan karyawan, adalah suatu cara untuk memisahkan penilaian seseorang ke dalam berbagai faktor. 3. Skala grafis, adalah metode yang menilai baik tidaknya pekerjaan seorang karyawan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut. 4. Checklists, adalah metode penilaian yang bukan sebagai penilai karyawan tetapi hanya sekedar melaporkan tingkah laku karyawan. Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, kemampuan dan integritas pribadi. Terdapat enam kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja secara individu. 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektivitas 5. Kemandirian 6. Komitmen kerja
b. Tujuan pengembangan Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian kinerja karyawan adalah: se-
356
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
Metode Penelitian
Hasil dan simpulan Data
Penelitian kuantitatif
Berdasarkan hipotesis, me-nunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan produktivitas pada karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja (r = 0,252; p = 0,011).
Rumusan Masalah
Penelitian PT. Pupuk Sariwidjaja Palembang
Sumber: Skripsi
1. Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan produktifitas kerja karyawan pada PT.Pupuk Sariwidjaja Palembang ?
Judul Penelitian
1.
Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan
Kajian Empiris
No
Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Kepuasan kerja yang dialami oleh setiap pegawa berbeda-beda. Tetapi ada kondisi yang dapat memberikan kepuasan kerja dalam diri setiap pegawai. Sikap-sikap pegawai terhadap pekerjaannya dapat didasarkan atas berbagai karakteristik yang menjadi pertimbangan setiap pekerja (pegawai) seperti gaji/upah, kondisi kerja dan kesempatan promosi. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap masa depan. Penelitian Terdahulu Penelitian ini mempunyai kesamaan dan perbedaan terhadap peneliti terdahulu. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut disajikan tabel terkait dengan peneliti terdahulu sehingga bisa lebih mudah untuk dimengerti.
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban atas permasalahan penelitian yang sifatnya sementara dan perlu dibuktikan kebenarannya secara faktual. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Diduga kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan positif
357
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang. H2 : Diduga motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang. H3 : Diduga kepuasan kerja dan motivasi secara bersama–sama berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang.
lam pengukuran variabel kepuasan kerja adalah pekerjaan itu signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai kantor pajak Sampang sendiri, gaji, supervisor dan rekan sekerja. Dengan klasifikasi sangat Setuju = 5, Setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2,sangat tidak setuju = 1. 2. Motivasi (X2) Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi adalah persepsi mengenai adanya tantangan pekerjaan, persepsi mengenai kemampuan karyawan untuk mengatasi kesukaran. Dengan klasifikasi sangat Setuju = 5, Setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2,sangat tidak setuju = 1. 3. Kinerja (Y) Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan pada Pegawai Kantor Pajak Kendaraan di Sampang tersebut. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan, dan standar profesional kerja. Deskripsi Populasi Populasi penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak ± 52
METODE PENELITIAN Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel Definisi Konsep Berdasarkan judul yang dikemukakan diatas, dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel terikat dengan simbol (Y) dan variabel bebas dengan simbol (X). Lebih lengkapnya pengertian variabel adalah sebagai berikut : a) Variabel bebas (independent variabel). Variabel ini yang terdiri atas: Kepuasan kerja (X1), motivasi (X2). b) Variabel terikat (dependent variabel). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Kinerja pegawai kantor (Y). Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabelnya adalah: 1. Kepuasan Kerja (X1) Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Indikator yang digunakan da358
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
pegawai (Study kasus Kantor Pajak Sampang). Metode/Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan dan dipilih oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data yang dikehendakinya, agar kegiatan perolehan data tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah, pendapat ini menurut Suharsimi (dalam Riduwan, 2010 : 51). Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Wawancara 2) Kuesioner 3) Observasi
Teknik Pengujian Hipotesis 1. Uji F (Uji Signifikasi Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (independent) secara simultan atau serempak terhadap variabel terikat (dependent) menurut Mudrajat Kuncoro dalam bukunya yang berjudul “Metode Kuantitatif” menyebutkan bahwa untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan atau keseluruhan adalah sebagai berikut : Pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA (analysis of variance) Kriteria hipotesa yang digunakan dalam uji F ini adalah : Ho : β = 0, Artinya apakah semua variabel bebas bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel terikat Ha : β ≠ 0, Artinya semua variabel bebas secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel terikat Kaedah Pengujiannya adalah : Apabila F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara simultan atau bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya jika F-hitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara simultan atau bersama-sama variabel bebas tidak mempenga-
Metode Analisis Data Untuk mendapatkan suatu kesimpulan dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan atau dengan kata lain digunakan rumusrumus atau perhitungan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat digambarkan secara spesifik. Analisa Regresi Linier berganda, persamaan umumnya : Y = a + b1X1 + b2X2 + bnXn + e (Sugiyono, 2007 : 275) Keterangan : Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta Garis Regresi x1 = Kepuasan Kerja x2 = Motivasi e = standar Error/Kesalahan dianggap nol.
359
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
ruhi variabel terikat (Sudjono, 2009:59). Dengan rumus Fhitung sebesar : Fhit =
b Sb
R 2 / k 1 1 R 2 / n k
= Koefisien regresi = Standar error dari koefisien regresi
a. Menggunakan uji 2 pihak ( /2 = 0,025), tingkat signifikan ( ) yang digunakan adalah 5% dan tingkat kebenaran 95%. b. Menentukan Thitung
Dimana : R2 = Koefisien regresi berganda k = Jumlah variabel dalam hal ini ada empat yaitu produk, harga, pelayanan dan Kepuasan konsumen N = Jumlah pengamat. 2. Uji T (uji t) merupakan uji koefisien regresi secara parsial atau satu persatu, apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan. Untuk menguji hipotesa ini digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut : a. Kriteria hipotesa yang digunakan dalam uji t ini adalah : Ho : bi = 0 Ha : bi 0 Ho diterima apabila t ( /2; n-k) ≤ t hitung ≤ t ( /2; n-k) Ho ditolak apabila t hitung > t ( /2; n-k) atau t hitung <- t ( /2; n-k) Adapun rumus untuk uji t (t hitung) menurut Djarwanto (1996 : 185) adalah : b T= Sb Dimana :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Hasil Penelitian Pada tahap ini penulis akan menyajikan data dan informasi yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian berlangsung. Penyajian data ini merupakan hasil yang diambil atau diangkat dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Uraian singkat tentang proses penelitian, dari awal sampai diperolehnya data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang telah diajukan, serta menganalisis data yang telah disusun dalam bentuk penyajian data. Sebelum dicatat ke obyek penelitian, terlebih dahulu diperlukan tahap demi tahap, dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian tidak mengalami kesulitan dan hambatan. Tahap pertama yang dilakukan peneliti yakni merumuskan masalah yang telah mengalami perbaikan dan penyempurnaan. Tahap kedua yakni menyusun proposal yang juga telah mengalami proses seminar dan perbaikan. Dilanjutkan dengan mencari data yang dipergunakan ke objek penelitian. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan angket ke360
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
pada masing-masing pegawai. Pengukuran skor angket (kuisioner) penelitian menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 tingkat, dimana responden memilih salah satu derajat nilai tersebut. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sangat setuju = 5, setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Analisa Data Hasil Penelitian Responden Tentang Kepuasan Kerja (X1) Berdasarkan jawaban responden mengenai disiplin kerja maka dapat diketahui skor yang tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagi berikut : Sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4, dan sangat setuju 5. Mengenai kepuasan kerja yang meliputi pekerjaan itu sendiri, gaji, supervisor dan rekan sekerja. hasil kuisioner menunjukkan 15 responden atau 29 % dari 52 responden yang ada menyatakan bahwa kepuasan kerja pegawai di KPP Bangkalan sangat setuju. Kemudian 24 responden atau 46 % menyatakan setuju 9 responden 17 % menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 6 % menyatakan tidak setuju, dan 1 atau 2 % responden menyatakan sangat tidak setuju. Hasil Penelitian Responden Motivasi Kerja (X2) Berdasarkan jawaban responden mengenai motivasi kerja pegawai maka dapat diketahui skor tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagai
berikut : Sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, kurang setuju = 3, setuju = 4, dan sangat setuju = 5.\ Mengenai motivasi kerja ini, dilihat dari persepsi mengenai adanya tantangan pekerjaan, persepsi mengenai kemampuan karyawan untuk mengatasi kesukaran, 2 responden atau 4 % menyatakan bahwa motivasi kerja pegawai di KPP Bangkalan tidak setuju, 14 responden atau 28 % cukup setuju, 28 responden atau 56 % menyatakan setuju, 8 responden atau 16 % menyatakan sangat setuju. Hasil Penelitian Responden Kinerja Pegawai Kantor (Y) Berdasarkan jawaban responden mengenai kinerja pegawai kantor, maka dapat diketahui skor tertinggi bernilai 5 dan skor terendah bernilai 1 dengan batasan kategori sebagai berikut : Sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, kurang setuju = 3, setuju = 4, dan sangat setuju = 5. Mengenai kinerja pegawai kantor ini, dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan, dan standar profesional kerja. 1 responden atau 2 % menyatakan bahwa kinerja pegawai di KPP Sampang sangat tidak setuju, 3 responden atau 6 % menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 23 % menyatakan kurang setuju, 25 responden atau 48 % menyatakan setuju, dan 11 atau 21 % menyatakan sangat setuju. Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Dengan mengacu pada kebenaran yang ada dan hipote-
361
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
sis yang telah dilakukan, maka disini akan dikemukakan gambaran hasil perhitungan analisis statistik pengaruh variabel bebas X1 (Kepuasan Kerja) dan X2 (Motivasi) terhadap variabel terikat Y (Kinerja). Dari hubungan antara X dan Y tersebut nantinya akan dapat dilihat ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel tersebut. Apabila langkah statistik telah diperoleh melalui hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, maka peneliti dengan wawasan yang dimilikinya akan dapat menganalisa angka – angka yang telah diperoleh tersebut dan akan dijabarkan secara naratif (melalui uraian – uraian yang ada) sehingga menghasilkan analisa yang relatif sempurna. Untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan ini benar atau tidaknya, maka peneliti akan menyajikan serangkaian data hasil perhitungan statistik yang akan dianalisa yaitu sebagai berikut:
maan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 6,432 + 0,442 X1 + 0,230 X2 Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Konstanta (a) = 6,432 menunjukkan jika tidak ada pengaruh kualitas produk dan pelayanan maka kepuasan konsumen meningkat 6,432. b. Koefisien Kepuasan Kerja (X1) β1= 0,442 menunjukkan besarnya pengaruh X1 (Kepuasan kerja) terhadap Y (Kinerja Pegawai) menunjukkan nilai positif. Dengan kata lain jika X1 (Kepuasan Kerja) meningkat 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan nilai Y (Kinerja Pegawai) sebesar 0,442 satuan dengan anggapan X2 (Motivasi) tetap atau konstan. c. Koefisien Motivasi (X2) β2= 0,230 menunjukkan besarnya pengaruh X2 (Motivasi) terhadap Y (Kinerja Pegawai) menunjukkan nilai yang positif. Dengan kata lain jika X2 (Motivasi) meningkat 1 satuan maka menyebabkan kenaikan Y (Kinerja Pegawai) sebesar 0,230 satuan dengan anggapan X1 (Kepuasan Kerja) tetap atau konstan. Dengan analisis regresi linier berganda tersebut, maka dapat dilihat bahwa koefisien regresi yang paling besar adalah variabel kepuasan kerja yaitu sebesar 0,535.
Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi berganda yang menjadi model dalam penelitian ini ditentukan dengan meregresikan data hasil kuisioner yaitu produk, harga, dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada kerajinan tersebut. Nilai koefisien yang dihasilkan dengan program SPSS versi 16.00 dan proses regresi berganda Berdasarkan tabel hasil perhitungan regresi linier berganda tersebut diatas maka dapat disusun persa-
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menyatakan besarnya
362
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
pengaruh dari variabel bebas yang dianalisi secara bersama – sama terhadap variabel terikat yaitu kepuasan konsumen. Berikut ini akan disajikan hasil pengelolaan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Berdasarkan hasil pengelolaan di atas didapatkan bahwa koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,485 dimana nilai tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat antara kepuasan kerja (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai kantor (Y). Sedangkan dari hasil pengelolaan di atas juga diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,235. Nilai tersebut mempunyai arti bahwa adanya variasi terhadap naik turunnya kinerja pegawai kantor (Y) adalah 23,5% dipengaruhi oleh perubahan variabel kepuasan kerja (X1) dan motivasi (X2) secara bersama – sama. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 76,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor. Ha : b1+b2<0 : ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor. Dari hasil perhitungan dapat di ketahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam pengujian ini diketahui bahwa Fhitung sebesar 7,546 dan Ftabel sebesar 3,115. dan hasil tersebut dapat diketahui Fhitung > Ftabel (7,546 > 3,115). Dengan demikian Ho yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja, dan motivasi terhadap kinerja pegawai kantor diterima dan Ha sebagai hipotesis altenatif ditolak. Dari hasil perhitungan dapat pula diketahui bahwa : Fhit (7,546) > Ftab (3,115) yang berarti kepuasan kerja, dan motivasi bersama-sama mempengaruhi kinerja pegawai kantor. Uji Signifikan Persial (Uji T) Uji T ini disebut juga dengan uji persial yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui masing – masing variabel bebas mempunyai pengaruh secara persial yang signifikan terhadap variabel tergantungnya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung
Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F yang biasa disebut dengan uji hipotesis simultan adalah sebuah pengujian statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama – sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam pengujian uji F ini digunakan signifikan 5% atau 0,05 sehingga didapat Ftabel 3,115. Berikut tabel tentang uji F. Hipotesis statistik tersebut adalah: Ho : b1+b2>0 : tidak ada pengaruh yang
363
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
masing – masing variabel bebas dengan nilai ttabel. Dalam pengujian ini juga digunakan taraf signifikan sebesar 5% =0,05 dan df = n – k – 1 = 49 Hasil penelitian pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai untuk menguji hipotesa yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka digunakan uji t student dengan langkahlangkah sebagai berikut : Ho : b1 > 0 (tidak ada pengaruh X1 terhadap Y) Ha : b1 > 0 (ada pengaruh X1 terhadap Y) Nilai Ttabel =1,664 Hasil Thitung = 3,109 Kriteria pengujian : Ho diterima jika -t (a/2, n-k) < thitung < t (a/2,n-k) Ho ditolak jika thitung > t (a/2, n-k) atau < -t (a/2, n-k) Karena thitung (3,109) > ttable (1,664) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja pegawai. 1. Hasil penelitian pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai untuk menguji hipotesa yang menyatakan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka digunakan uji-t student dengan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : b2 > 0 (tidak ada pengaruh X2 terhadap Y) Ha : b2 > 0 (ada pengaruh X2 terhadap Y) Nilai Ttabel = 1,664 Hasil Thitung = 1,854 Kriteria pengujian :
Ho diterima jika – t(a/2, n-k) < thitung < t (a/2, n-k) Ho ditolak jika thitung > t (a/2, n-k) atau < -t (a/2, n-k) Karena thitung (1,854) > ttabel (1,664) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa motivasi ada pengaruh terhadap kinerja pegawai. Dengan hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah kepuasan kerja (X1) mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini telah dibuktikan dengan perbandingan thitung =3,109 > ttabel =1,664 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk motivasi (X2) berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang juga telah dibuktikan dengan perbandingan thitung =1,854 > ttabel=1,664, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Variabel Dominan Berdasar hasil perhitungan diatas, variabel X1 (kepuasan kerja) mempunyai r parsial yang paling besar yaitu 0,392. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh paling dominan terhadap produktivitas kerja tidak terbukti, karna dari kedua variabel tersebut yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah kepuasan kerja.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, koefisien determinasi total menunjukkan nilai sebesar 22 persen. Nilai tersebut meng-
364
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor, R. ZAiful Arief
Work Productivity) “Jurnal.Vol. 1, No.1 Putu Yudha Asteria Putri & Made Yeni Latrini. 2003” Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Sektor Publik, DenganMoh As’ad. 2003. InRole Performance Dan Innovative Performance Sebagai Varibel Mediasi”. JRBI. Vol.1,No.1 Riduwan, 2010. “Dasar – Dasar Statistik”. Bandung : Alfabeta – Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia) Jawa Barat. Cet. Ke – 8. Riduwan, 2010. “Metode Penelitian Bisnis” Bandung : Alfabeta – Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia) Jawa Barat. Cet. Ke – 15. Robbins, 2006, “Perilaku Organisasi”. Jakarta: Salemba Empat. Robbins, 2001. “Perilaku Organisasi”. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono Prof, 2010 “Statistik Untuk Penelitian”, Bandung : Alfabeta Anggota IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia) Suharto dan Cahyono Budi. 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, di sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah”, JRBI. Vol. 1, No.1,
indikasikan bahwa 22 persen perubahan dari variabel dependen yang dalam hal ini adalah kinerja dipengaruhi oleh model penelitian ini. Sedangkan sisanya sebesar 78 persen dijelaskan oleh error dan variabel lain di luar model. Terdapat dua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Dari hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepuasan kerja yang dialami oleh karyawan berpengaruh terhadap kinerja. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka kinerja karyawan akan meningkat, hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 diterima. 2. Motivasi kerja yang dialami oleh karyawan berpengaruh terhadap kinerja. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka kinerja karyawan akan meningkat, hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 diterima.
DAFTAR PUSTAKA Bahri Syaiful,2011, “Psikologi Belajar”. Jakarta: Anggota IKAPI. Edisi Revisi. Hamzah. 2012, “ Teori Motivasi & Pengukurannya” Jakarta: PT Bumi Askara. Cet ke-9. Hasibuan, M., 2007, “Manajemen Sumber Daya Manusia” Bumi Aksara, Indonesia Jakarta. Nuzsep Almigo. 2004”Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktifitas Kerja Karyawan (The Relation Between Job Satisfaction and The Employees
365
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomer 2, Desember 2016, hlm 351-366
Suharto dan Cahyono Budi. 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia, di sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah”, JRBI. Vol. 1, No.1, januari 2005: 13-3
366