PENGARUH KOMPETENSI, INTEGRITAS, OBJEKTIVITAS DAN

Download Peranan Aparat pengawas intern pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih. Penelitian ...

0 downloads 546 Views 134KB Size
PENGARUH KOMPETENSI, INTEGRITAS, OBJEKTIVITAS DAN INDEPENDENSI APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) TERHADAP KUALITAS AUDIT

THE INFLUENCE OF COMPETENCE, INTEGRITY, OBJECTIVITY, AND INDEPENDENCY OF GOVERNMENT’S INTERNAL SUPERVISOR OFFICIALS ON AUDIT QUALITY

Hasbia Masran¹, Gagaring Pagalung², Abdul Hamid Habbe ¹Staf Inspektorat, Kabupaten Maros ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi : Hasbia Masran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan HP : 0811411885 Email : [email protected]

2 ABSTRAK Peranan Aparat pengawas intern pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang (1) pengaruh kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi aparat pengawas intern pemerintah (APIP) di Inspektorat Kabupaten Maros terhadap kualitas audit. (2). Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang secara langsung diberikan kepada seluruh aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Maros sebanyak 60 orang. Data dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi, sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kab. Maros secara simultan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Variabel integritas berpengaruh paling dominan terhadap kualitas audit aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Maros. Kata Kunci : kompetensi, integritas, objektivitas, independensi, dan kualitas audit

ABSTRACT The role of goverment’s internal supervisor officials is necessary to promote the establishment of good governance and clean governance. The aims of the research were to analyze and obtained empirical evidence on (1) the influence of competence, integrity, objectivity, and independency of goverment’s internal supervisor officials on audit quality, and (2) the most dominant variable influencing audit quality in the Inspectorateof Maros Regency. The research used primary data obtained through questionnaire given directly to all government’s internal supervisor officials in the Inspectorate of Maros Regency consisting of 60 people. The data were analyzed using multiple linear regression analysis which had been examined using classical assumption before. Independent variables in the research were competence, integrity, objectivity, and independency, while dependent variable was audit quality. The results of the research indicate that competence, integrity, objectivity, and independency of government’s internal supervisor officials in the Inspectorate of Maros Regency simultaneously have a positive influence on audit quality. Integrity variable is the most dominant variable influencing the audit quality. Integrity variable is the most dominant variable influencing the audit quality of government’s internal supervisor officials in the Inspectorate of Maros Regency. Key words: competence, integrity, objectivity, independency, audit quality

3

PENDAHULUAN Lahirnya wacana Good Governance berakar dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada praktik pemerintahan, seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penyelenggaraan urusan publik yang bersifat sentralistis, non-partisipatif serta tidak akomodatif terhadap kepentingan publik, telah menumbuhkan rasa tidak percaya dan bahkan antipati kepada rezim pemerintahan yang ada. Komitmen dari pemerintah untuk memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pada berbagai aspek dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang diamanatkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam ketetapan No.XI/MPR/1998 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN sudah menjadi agenda yang harus dilaksanakan guna tercapainya transparansi dan akuntabilitas publik. Hal tersebut merupakan tantangan berat tugas pengawasan di masa depan yang harus dihadapi dengan komitmen dan profesionalisme Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Sejak tahun 2004 hingga 2010

pengelolaan keuangan daerah kabupaten Maros

sangatlah buruk, selama 6 (enam) tahun berturut-turut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini “Pernyataan Menolak Memberikan Opini” atau Disclaimer of Opinion atas Laporan Keuanga Daerah (LKPD) Kabupaten Maros. Pergantian pimpinan daerah di tahun 2010 membawa nuansa dan harapan baru bagi masyarakat Kabupaten Maros. Komitmen Kepala Daerah (Bupati Maros) untuk menjadikan Kabupaten Maros menjadi lebih baik dengan motto “ Maros lebih baik “ di sambut gembira dan penuh antusias oleh semua kalangan. Akhirnya usaha untuk menjadikan Kabupaten Maros menjadi lebih baik membuahkan hasil, LKPD Kabupaten Maros TA. 2011 dan 2012 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dan akhirnya, berkat kerja keras semua pihak Badan Pemeriksa Keuangan memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas LKPD Kab. Maros TA. 2013. Semua keberhasilan ini tidak lepas dari peranan Inspektorat Kab. Maros yang memperoleh mandat dari Bupati Maros untuk melakukan pengawasan dan pembinaan pada semua SKPD secara intensif, khususnya dalam tata kelola keuangan daerah. De-Angelo (1981) dalam Alim dkk (2007), mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi auditee. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. (Peraturan Kepala BPKP No. Per211/K/JK/2010).

4

Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. (Mulyadi,2002). Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip Objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. (Mulyadi, 2002). Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Arens dkk (2008), menyatakan nilai auditing sangat tergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya independen dalam fakta (independence in fact) tetapi juga independen dalam penampilan (independence in appearance). Adapun tujuan

dalam penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh Kompetensi,

Integritas, Objektivitas dan Independensi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di Inspektorat Kab. Maros terhadap kualitas audit, dan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit. Sukriah dkk (2009), melakukan pengujian terhadap faktor pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Sepulau Lombok. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengalaman kerja, objektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sedangkan secara simultan, kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Harhinto (2004), telah melakukan penelitian mengenai pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit dari 19 KAP di Surabaya, Malang dan Jember. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengalaman dan pengetahuan auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Sedangkan besarnya tekanan dari klien dan lamanya hubungan dengan klien (audit tenure) berhubungan negatif dengan kualitas audit. Akan tetapi telaah rekan auditor tidak memliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

5

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan April 2014. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah tipe penelitian kausalitas yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supeno, 1999). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor pada Inspekorat Kabupaten Maros sebagai responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor pada Inspektorat Kabupaten Maros. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Pengukuran variabelvariabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan tertutup diadopsi dari penelitian Fahdi (2012). Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya yang ada.Adapun persamaan regresinya sebagai berikut: Y = ∝ + 1

1+

2

2+

3

3

+ 4

4

+e

HASIL PENELITIAN Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui, menguji serta memastikan kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, dimana variabel tersebut terdistribusi secara normal, bebas dari multikolonieritas dan heteroskedastisitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat tampilan pada gambar 1. Pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

6

Hasil uji Multikolinieritas berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel independen kompetensi dan independensi mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Studentized Residual. Hasil pengujian tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Analisis Regresi Berganda Besarnya pengaruh variabel independen yaitu Kompetensi, Integritas, Objektivitas dan Independensi dengan variabel dependen yaitu Kualitas Audit secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda, sebagai berikut : Y = 12,416 + 0,184 X1 + 0,282 X2 + 0,219 X3 + 0,166 X4 + e Model tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Koefisien regresi variabel X1 (Kompetensi) diperoleh sebesar 0,184 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Koefisien regresi variabel X2 (Integritas) diperoleh sebesar 0,282 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa integritas auditor yang makin tinggi dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Koefisien regresi variabel X3 (Objektivitas) diperoleh sebesar 0,219 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa objektivitas auditor yang makin tinggi dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Koefisien regresi variabel X4 (Independensi) diperoleh sebesar 0,166 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa independensi auditor yang makin tinggi dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Uji Simultan (Uji F) Dari hasil pengujian terhadap uji simultan ANOVA atau F test seperti yang ditampilkan pada tabel 3. diperoleh nilai Fhitung sebesar 43,395 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit atau dapat dikatakan bahwa kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi, aparat inspektorat secara simultan berpengaruh

7

terhadap kualitas audit. Secara lebih tepat, nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dimana jika Fhitung > Ftabel maka secara simultan variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada taraf α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang/df1 (k) = 4 (jumlah variabel independen) dan derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = 55, diperoleh nilai Ftabel 2,61. Dengan demikian, nilai Fhitung 43,395 lebih besar dari nilai Ftabel (2,61). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi, secara bersama-sama mempengaruhi variabel kualitas audit. Uji Parsial (Uji t) Test Hipotesis Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit, dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 3,040 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004. Apablia dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang dari 0,05, ini berarti variabel kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel kompetensi adalah positif, hal ini berarti meningkatnya persepsi responden terhadap kompetensi dapat berakibat pada peningkatan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima. Artinya kompetensi yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Test Hipotesis Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit, dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 5,186 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apablia dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang dari 0,05, ini berarti variabel integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel integritas adalah positif, hal ini berarti meningkatnya persepsi responden terhadap integritas dapat berakibat pada peningkatan kualitas audit. Integritas memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor. Dengan demikian dapat disimpulkan H2 diterima. Artinya integritas yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Test Hipotesis Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit, dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 3,655 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Apablia dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang dari 0,05, ini berarti variabel objektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel objektivitas adalah positif, hal ini berarti meningkatnya persepsi responden terhadap objektivitas dapat berakibat pada peningkatan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H3 diterima. Artinya objektivitas yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan.

8

Test Hipotesis Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit, dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 3,948 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apablia dilihat dari nilai signifikasinya yang kurang dari 0,05, ini berarti variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel independensi adalah positif, hal ini berarti meningkatnya persepsi responden terhadap independensi dapat berakibat pada peningkatan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H4 diterima. Artinya independensi yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan estimasi regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah 0,742 artinya 74,2% variasi dari semua variabel bebas seperti Kompetensi, Integritas, Objektivitas dan Independensi dapat menerangkan variabel tak bebas yaitu kualitas audit, sedangkan sisanya sebesar 25,8% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Maros secara simultan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Variabel integritas berpengaruh paling dominan terhadap kualitas audit aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Maros. Hipotesis pertama menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi adalah 0,184. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat De-Angelo (1981), bahwa kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harhinto (2004), bahwa keahlian yang diproyeksikan dalam intensitas pengalaman dan tingkat pengetahuan auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya

9

jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitankesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Hipotesis variabel integritas (X2) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi adalah 0,282. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat Wurangin (2005), yang mendefinisikan integritas yaitu sebagai suatu elemen karakter yang mendasari pengakuan profesional, integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa sehingga laporan yang disajikan itu dapat menjelaskan suatu kebenaran akan fakta, karena dengan cara itulah maka masyarakat dapat mengakui profesionalisme seorang akuntan. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Purwanti (2009), melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Integritas dan Objektivitas auditor pada kantor Akuntan publik di Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan objektivitas. Hipotesis variabel objektivitas (X3) yang diproyeksikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel objektivitas adalah 0,219. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sukriah dkk (2009), yang menyatakan obyektifitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, dan juga PERMENPAN No: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dinyatakan bahwa auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang didefinisikan oleh Halim (2001), objektivitas adalah suatu bentuk pikiran seseorang. Seseorang dikatakan objektif apabila ia selalu mengungkapkan fakta secara apa adanya. Disamping objektif, setiap auditor juga harus independen yang berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung kepada pihak lain.

10

Hipotesis keempat menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel independensi adalah 0,166. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis ini

sejalan dengan pendapat De-Angelo (1981) bahwa

kemungkinan dimana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Namun demikian, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Samelson dkk (2006), yang menyimpulkan bahwa independensi tidak mempunyai hubungan dengan kualitas audit. Pengujian ini didukung oleh penelitian Alim (2007), yang menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal yang sama dilakukan Wati dkk (2010), menguji pengaruh independensi terhadap kinerja auditor pemerintah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa semakin independensi seorang auditor maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kompetensi, integritas, objektivitas dan independensi, secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Inspektorat Kabupaten Maros. Dan variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit adalah variabel integritas. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka di sarankan agar penelitian selanjutnya lebih memperluas objek penelitian pada aparat inspektorat kabupaten/kota seProvinsi Sulawesi Selatan, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi.

11

DAFTAR PUSTAKA Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika auditor sebagai Variabel Moderasi. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi X. Arens, A. Alvin, Randal J.E dan Mark S.B. (2008). Auditing and Assurance Services An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga. De-Angelo, L.E. (1981). Auditor Independence, “Low Balling” and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Fahdi, Muhammad. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Halim, Abdul. (2001). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan), Jilid I, Edisi Kedua (Revisi), UPPAMP YKPN, Yogyakarta. Harhinto, Teguh. (2004). Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Edisi I Yogyakarta : BPFE Mulyadi, (2002). Auditing. Buku I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) No. Per211/K/JK/2010, Tentang Standar Kompetensi Auditor. Purwanti, Asri Indah. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Samelson, D., Lowenshon, S., and Johnson, L. (2006). The Determinants of Perceived Audit Quality and Auditee Satisfaction in Local Government. Journal of Public Budgeting, Accounting, & Financial Management, Vol. 18, No. 2 Sukriah, Ika, Akram dan Biana Adha Inapty. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XII. Wati, Elya, Lismawati dan Nila Aprilia. (2010). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Wurangian, Hanny. (2005). Integritas dan Obyektivitas Auditor pada KAP serta Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, Majalah Ekonomi (Th XV, No. 3A Desember), Universitas Airlangga, Surabaya.

12

HASIL UJI SPSS OUTPUT SPSS UJI ASUMSI KLASIK Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Charts

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 12,416 2,779 KOMPETENSI ,184 ,060 ,242 1 INTEGRITAS ,282 ,054 ,374 OBJEKTIVITAS ,219 ,060 ,307 INDEPENDENSI ,166 ,042 ,289 a. Dependent Variable: HSLAUDIT

T

Sig.

Collinearity Statistics Tolerance

4,467 3,040 5,186 3,655 3,948

,000 ,004 ,000 ,001 ,000

t

Sig.

,690 ,842 ,621 ,818

VIF 1,449 1,188 1,610 1,222

OUTPUT SPSS UJI REGRESI (UJI F DAN UJI t) Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model

1

(Constant) KOMPETENSI INTEGRITAS OBJEKTIVITAS INDEPENDENSI

Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 12,416 2,779 ,184 ,060 ,242 ,282 ,054 ,374 ,219 ,060 ,307 ,166 ,042 ,289

Collinearity Statistics Tolerance

4,467 3,040 5,186 3,655 3,948

,000 ,004 ,000 ,001 ,000

,690 ,842 ,621 ,818

VIF 1,449 1,188 1,610 1,222

13

Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAa Df

Model

Sum of Squares Mean Square F Sig. Regression 260,419 4 65,105 43,395 ,000b 1 Residual 82,515 55 1,500 Total 342,933 59 a. Dependent Variable: HSLAUDIT b. Predictors: (Constant), INDEPENDENSI, INTEGRITAS, KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS

Tabel 4. Hasil Uji t

Model

1

(Constant) KOMPETENSI INTEGRITAS OBJEKTIVITAS INDEPENDENSI

Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 12,416 2,779 ,184 ,060 ,242 ,282 ,054 ,374 ,219 ,060 ,307 ,166 ,042 ,289

t

4,467 3,040 5,186 3,655 3,948

Sig.

,000 ,004 ,000 ,001 ,000

Collinearity Statistics Tolerance VIF ,690 ,842 ,621 ,818

a. Predictors: (Constant), INDEPENDENSI, INTEGRITAS, KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS

1,449 1,188 1,610 1,222

14