PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS

Download pupuk dari sampah organik daun ketapang, dengan judul “PENGARUH. KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPU...

0 downloads 693 Views 3MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Oleh: Yosephin Nugrahanti Handayani NIM : 131434013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Oleh: Yosephin Nugrahanti Handayani NIM : 131434013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor) Yang diajukan oleh : Yosephin Nugrahanti Handayani NIM : 131434013

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ.) NIP/NPP : P.2237

ii

Tanggal : 14 Juni 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor) Dipersiapkan dan ditulis oleh : Yosephin Nugrahanti Handayani NIM : 131434013 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Pada Tanggal : 24 Juli 2017 dan dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua

: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd

......................

Sekretaris

: Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc.

......................

Anggota

: Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ. ......................

Anggota

: Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc.

......................

Anggota

: Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd.

......................

Yogyakarta, 24 Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,

Rohandi, Ph.D

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Kupersembahkan untuk:  Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, Mba Ajeng, Mba Vivin Mas Ari, dan Mikaela yang tak pernah lelah selalu mendukung moril maupun materiil.  Kekasih hati Yulius Anggit Dwi Kuncara yang selalu membantu dan mendukung dalam pembuatan skripsi ini.  Sahabat tersayang dan semua teman-teman Pendidikan Biologi Angkatan 2013 yang membantu dengan candaan ringan yang menenangkan hati saat pikiran sudah buntu.  Almamaterku  USD dan Pendidikan Biologi.

Motto : “Don’t be afraid about the RISK, every step you take, the RISK always following behind” “Intelligence without ambition is a bird without wings - Salvador Dali 19041989” “Konsisten tidak mungkin ditiru -Kristian Hornsleth-“

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2017 Penulis,

(Yosephin Nugrahanti Handayani)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma Nama

: Yosephin Nugrahanti Handayani

Nomor Induk Mahasiswa

: 131434013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor) Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 24 Juli 2017 Yang menyatakan

Yosephin Nugrahanti Handayani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)” Yosephin Nugrahanti Handayani NIM: 131434013 ABSTRAK Penggunaan pupuk anorganik sebagai salah satu penunjang untuk meningkatkan produksi tanaman khususnya sayuran, masih sering dilakukan di Indonesia. Padahal hal tersebut dapat merusak kesuburan tanah jika dipakai terusmenerus. Pupuk organik sebagai alternatif dari pupuk anorganik, sebenarnya mudah dan murah untuk dibuat. Salah satunya daun ketapang (Terminalia catappa) yang memiliki kandungan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk kandang, dedak dan dolomite terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah) bayam cabut (Amaranthus tricolor). Dalam penelitian ada 4 kelompok yang dibandingkan yaitu dari 3 kelompok perlakuan (P1, P2, P3) dan 1 kelompok kontrol. Analisa data kuantitatif dilakukan dengan uji Anova. Analisa data kualitatif dilakukan berdasarkan data hasil perhitungan uji Anova dan data hasil pengamatan serta ditunjang dengan data sekunder yang selama penelitian juga diukur yaitu suhu udara, kelembaban udara, pH tanah, kelembaban tanah dan kandungan N, P dan K pada tanah dan pupuk ketapang. Pupuk kompos daun ketapang diaplikasikan pada saat awal sebelum penanaman dengan komposisi P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). Hasil analisa statistik pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah menunjukkan beda nyata. Perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah ditemukan antara masing-masing perlakuan dengan kontrol. Kontrol justru menunjukkan pertumbuhan paling baik. Pada pengukuran parameter jumlah daun tidak menunjukkan adanya beda nyata. Kata Kunci :

Daun ketapang (Terminalia catappa), bayam cabut (Amaranthus tricolor), pupuk kompos.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE COMPOSITION EFFECT OF KETAPANG LEAVES (Terminalia catappa), MANURE, BRANS AND DOLOMITE AS COMPOST FERTILIZER TO THE GROWTH OF PULLED UP SPINACH (Amaranthus tricolor)

Yosephin Nugrahanti Handayani Student Number: 131434013

ABSTRACT

The use of unorganic fertilizer as one of the subtances to improve the product of plant specially vegetables is frequently used in Indonesia, infact it can damage the soil fertility, if it is used continously. Organic fertilizer as an alternative of unorganic fertilizer, basically is easy and cheap to make. One of them is ketapang leaf (Terminalia catappa) which has nutrient subtances useful for plants. This experimental research aims to know the effect of compost fertilizer made of ketapang leaves,manure, brans and dolomite to the growth (plant height, the sum of leaves and the wet weight) of the pulled spinach (Amaranthus tricolor). In this research, there are four groups (P1, P2, P3) and one controlled group. Quantitative data analysis is carried out with Anova test. Qualitative data analysis is carried out based on the data of calculation result og Anova test and the data of perception result, and is also added with secunder data which is in this research is also measured, namely air temperature, air humidity, soil pH, soil humidity and the subtancesof N, P and K in soil and ketapang fertilizer. Ketapang compost fertilizer is applied in the begining before planting with the composition P1 (30%), P2 (50%), P3 (70%). Tied variable in this research is the growth of spinach, including the height of plant, the sum of leaves and the wet weight of spinach (Amaranthus tricolor). The statistic analysis result of the height growth of plant and the wet weight of plant show real differences. The difference of height growth of plant and the wet weight are found between each treatments controlly. The control shows the best growth in parameter measurement, the sum of leaves doesn’t show the real difference.

Key words :

Ketapang leaves (Terminalia catappa), pulled up spinach (Amaranthus tricolor), compost fertilizer.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Komposisi Pupuk Kompos Berbahan Daun Ketapang (Terminalia Catappa), Pupuk Kandang, Dedak, Dan Dolomite Terhadap Pertumbuhan Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor)”. Laporan penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada 1. Tuhan yang Maha Esa. 2. Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dengan sadar dari awal penyusunan sampai terselesaikannya skripsi ini. 4. Orang tua tersayang, yang selalu memberi kasih sayang, cinta, motivasi dan doanya. Kakak-kakak, keponakan dan sepupu yang selalu menyemangati dan menghibur saat penulis sedang jenuh. 5. Teman-teman angkatan 2013 tersayang yang selalu memberi motivasi, dukungan dan semangat. Terimakasih atas pertemanan dan kebersamaan dalam suka dan duka. 6. Pak Slamet sebagai penjaga Kebun Percobaan Biologi, yang telah membantu peneliti selama proses penelitian di kebun. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh darisempurna. Oleh karena itu, saran, dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

(Penulis)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................iii HALAMAN MOTO ..................................................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................v PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............vi ABSTRAK .................................................................................................................vii ABSTRACT .................................................................................................................viii KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix DAFTAR ISI ..............................................................................................................x DAFTAR TABEL ......................................................................................................xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................5 C. Tujuan Penelitian .........................................................................................5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................5

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tanaman Bayam ..........................................................................................7 1. Amaranthus tricolor ............................................................................10 B. Morfologi Pada Tanaman Bayam ................................................................11 1. Akar .....................................................................................................10 2. Batang..................................................................................................10 3. Daun ....................................................................................................10 4. Bunga ..................................................................................................10 5. Biji .......................................................................................................11 C. Varietas Bayam ............................................................................................11 D. Hama dan Penyakit ......................................................................................12 1. Hama ...................................................................................................12 a. Ulat Daun (Spodoptera sp.) .....................................................12 b. Siput.........................................................................................12 c. Lalat (Liriomyza sp.)................................................................13 d. Kutu Daun (Myzus persicae, Thrips sp.) .................................13 e. Cacing Liang (Radhopolus similis) .........................................13 f. Uret (Exopholishypoleuca, leucopholis rorida, phyllophaga helleri) .........................................................................................14 g. Gulma ......................................................................................14 2. Penyakit ...............................................................................................15 a. Kekurangan Mangan (Mn) ......................................................15 b. Jamur Downy Mildew ..............................................................15 c. Spinach Blight .........................................................................16

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Noda Daun ...............................................................................16 e. Orange Rust .............................................................................16 f. Bercak dan Busuk Daun ...........................................................16 g. Busuk akar ...............................................................................17 h. Busuk Batang dan Cabang ......................................................18 i. Karat Putih................................................................................18 j. Mosaik ......................................................................................19 E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) ..................................19 1. Batang..................................................................................................21 2. Daun ....................................................................................................21 3. Bunga ..................................................................................................22 4. Buah ....................................................................................................22 F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang ......................................................23 G. Pupuk Kompos.............................................................................................23 H. Manfaat Kompos..........................................................................................26 1. Aspek Ekonomi ...................................................................................26 2. Apek Lingkungan ................................................................................26 3. Bagi Tanah dan Tanaman ....................................................................26 I. Penelitian Relevan .........................................................................................27 J. Kerangka Berfikir..........................................................................................30 K. Hipotesa .......................................................................................................31

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................32 B. Batasan Penelitian ........................................................................................34 C. Alat dan Bahan .............................................................................................35 D. Cara Kerja ....................................................................................................36 1. Desain Penelitian .................................................................................36 2. Persiapan Tempat Penelitian ...............................................................37 3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian ..................................................37 4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang ...37 5. Penimbangan Media Tanam ................................................................38 6. Penanaman Bayam Cabut....................................................................39 a. Seleksi Biji ...............................................................................39 b. Pembenihan Bayam Cabut dan Penyemaian ...........................40 c. Seleksi Bibit Bayam Cabut dan Pemindahan ..........................40 7. Aklimatisasi.........................................................................................41 8. Pemeliharaan Tanaman Bayam Cabut ................................................41 a. Penyiraman ..............................................................................41 b. Penyiangan Gulma ..................................................................41 9. Pengambilan Data ...............................................................................42 a. Tinggi Tanaman .......................................................................42 b. Jumlah Daun ............................................................................42 c. Berat Basah ..............................................................................43

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Analisis Data ...................................................................................43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .............................................................................................................46 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut .....................................46 2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut...........................53 3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut ...................................................58 4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian ...................................62 B. Pembahasan ..................................................................................................65 C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala ...........................................................78 D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi ......................79

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................81 B. Saran.............................................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................83 LAMPIRAN ...............................................................................................................86

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kandungan Gizi Bayam Dalam 100 gram Bahan ......................................8 Tabel 2.2 Varietas Bayam ..........................................................................................11 Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan ..................................................33 Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag ..........................................34 Tabel 4.1 Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol dan Tiga Perlakuan Lain ...........................................................................................46 Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman........................................49 Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman ..........................................................50 Tabel 4.4Selisih Pertambahan Daun Bayam Tiap Perlakuan.....................................53 Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun .............................................56 Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan ..............................................58 Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah ...............................................60 Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah .................................................................61 Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos .................................................................66 Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal ..........................................................67

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa) ............................20 Gambar 2.2 Literatur Map..........................................................................................29 Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir .......................................................................30 Gambar 3.1 Denah Penelitian ....................................................................................36 Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut .............................48 Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut ..............................54 Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan ...................................................59 Gambar 4.4 Hama Ulat yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut ............................70 Gambar 4.5 Hama Belalang yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut ....................71 Gambar 4.6 Daun yang Terjangkit Penyakit Downy Mildew ....................................73

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap perlakauan ..............................................86 Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman .....................87 Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan ...............88 Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan ...........................................92 Lampiran 5. Data selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan .............................................96 Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun ..........................97 Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan ............................98 Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah ............................99 Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah ....................................100 Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara..................................102 Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah .................................................................103 Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah .................................................105 Lampiran 13. Silabus .................................................................................................107 Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP) .......................................115 Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) ...........................................................123 Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) ...........................................................122 Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanaman .......................127 Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial ............................................................128 Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi ................................................130 Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan ................................................131

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan .................................................132 Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Pembelajaran (Pos Test) .....................................................................134 Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif ...........................................136 Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos..............137 Lampiran 25. Alat yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian..........139 Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut Ke Polybag ...................................141 Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada Saat Panen ..................................................................................................142 Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang ........................................................143

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satu kekayaan di Indonesia yang banyak dikembangkan adalah budidaya sayuran. Sayuran adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh manusia karena kandungan vitamin, mineral dan seratnya yang baik bagi kesehatan manusia. Sayuran di Indonesia memang bukan sebagai makanan pokok, namun sebagai makanan pelengkap, walaupun hanya sebagai makanan pelengkap, sayuran tetap digemari di kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi, sedang dan rendah dengan beragam usia. Salah satu sayuran yang banyak digemari adalah bayam (Amaranthus sp.), terbukti dari banyaknya jenis bayam yang ditanam di Indonesia sekurang-kurangnya terdapat 13 spesies tanaman bayam salah satunya yaitu bayam cabut (Amaranthus tricolor). Tanaman bayam merupakan komoditas sayuran yang terpenting dan bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Tanaman bayam mengandung serat yang tinggi, sehingga bayam sangat dianjurkan untuk pasien penderita kanker usus besar dan untuk orang-orang yang memiliki kesusahan buang air besar. Selain itu, bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, rendah kalori, namun sangat tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien lainnya. Bayam mengandung flavonoid

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Produksi bayam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 produksinya mencapai 152.334 ton dan meningkat menjadi 160.513 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di atas, tidak mengherankan bila bayam disebut sebagai tanaman komoditas sayuran yang sangat digemari di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan budidaya tanaman bayam adalah aplikasi penggunaan pupuk. Pupuk merupakan sumber nutrisi utama bagi tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi setiap hari, tumbuhan memerlukan beberapa nutrisi seperti mineral dan air. Nutrisi tersebut diserap oleh akar, batang dan daun. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Peranan ketiga unsur hara tersebut sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman (Wididana, 1993). Pupuk yang beredar di masyarakat saat ini belum cukup memiliki standar kualitas yang baik. Seringnya penggunaan pupuk anorganik dapat menyebabkan turunnya senyawa atau bahan di dalam tanah, sehingga kehidupan berbagai mikroba dalam tanah menjadi terdesak. Sementara keberadaan berbagai mikrobia sesungguhnya sangat diperlukan karena membantu menguraikan bahan organik yang ada dalam tanah sehingga mudah diserap tumbuhan, oleh sebab itu diharapkan petani dapat beralih untuk menggunakan pupuk organik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal dari bahan organik yakni tumbuhan, hewan dan bakteri yang telah melalui proses rekayasa, dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan organik dan baik untuk pertumbuhan tanaman bayam. Keuntungan utama menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik juga dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah dan dapat untuk memulihkan kondisi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik. Produk pupuk organik juga lebih sehat, dan ramah lingkungan serta mengurangi dampak negatif dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan (Susetya, 2012). Peneliti tertarik untuk menjadikan daun ketapang (Terminalia catappa) sebagai bahan utama dalam penelitiannya karena daun ketapang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Menurut Orwa (2009) daun ketapang memiliki kandungan nitrogen sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Selain itu di lingkungan kampus banyak terdapat pohon ketapang yang daunnya hanya dicampur menjadi satu dengan daun lainnya dalam bak penampungan dan dijadikan pupuk, namun tidak murni daun ketapang. Hal ini yang menjadi alasan utama peneliti memilih daun ketapang sebagai bahan utama untuk pembuatan pupuk kompos. Selain itu, pemilihan bayam sebagai tanaman percobaan karena umur panen bayam yang pendek yaitu sekitar 1 bulan, dan juga bayam menjadi komoditas sayuran yang memiliki banyak penggemar di Indonesia, terutama ibuibu hamil, karena kandungan zat besi yang ada pada daun bayam baik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

dikonsumsi ibu-ibu hamil. Selain itu kandungan nitrogen (N) pada sampah organik dalam daun ketapang yang sudah gugur dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman melalui proses pengomposan agar mudah diserap oleh tanaman. Pemanfaatan sampah organik daun ketapang sebagai pembuatan pupuk juga dilatarbelakangi oleh program NAWACITA (sembilan cita) yang ingin di wujudkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla yang dalam salah satu program kerjanya, yaitu pada NAWACITA 7 yang berbunyi

“Kami

akan

mewujudkan

kemandirian

ekonomi

dengan

menggerakkan sektor - sektor strategis ekonomi domestik”. Pada NAWACITA 7 tersebut terdapat target yang ingin dicapai yaitu “Membangun Kedaulatan Pangan”. Salah satu program kerja dari Kementrian Pertanian yaitu 1000 desa pertanian organik yang memiliki 2 program yaitu 1) Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan, 2) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan kegiatan Perluasan Areal, Pengelolaan Lahan Pertanian dan fasilitasi Pupuk serta pestisida. Dengan indikator kegiatannya adalah Jumlah Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) (Unit). Oleh karena itu peneliti memilih topik seputar pembuatan pupuk dari sampah organik daun ketapang, dengan judul “PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut (Amaranthus tricolor)? 2. Komposisi pupuk kompos manakah yang paling optimal untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)?

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut (Amaranthus tricolor) 2. Mengetahui komposisi pupuk kompos yang paling optimal bagi pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Mendapatkan pembuatan

pupuk

pengetahuan dan

dan

aplikasinya

pengalaman

pada

tanaman

baru bayam

tentang cabut

(Amaranthus tricolor), serta memberi kesadaran baru bagi peneliti untuk menggunakan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

2. Bagi Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan baru seputar bahan baku dasar pembuatan pupuk kompos yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar sehingga dapat menghemat biaya pembuatan pupuk kompos.

3. Bagi Dunia Pendidikan Dapat mengenalkan kepada siswa-siswi tentang pengolahan pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman, dan mengaplikasikannya pada tanaman, serta dapat menjadi bahan pembelajaran mengenai cara bercocok tanam, yang nantinya disesuaikan dengan materi pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) adalah salah satu jenis sayuran daun dari famili Amaranthaceae yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Rasa pada tanaman bayam yang enak, teksturnya lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut serta

dapat memperlancar pencernaan. Tanaman bayam

merupakan tanaman semusim berbentuk perdu (semak). Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat – urat daun yang jelas. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman maupun ketiak – ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing. Ukuran biji sangat kecil dan berbentuk bulat. Batangnya banyak mengandung air (herbaceus), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Sistem perakarannya menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm dan memiliki akar tunggang karena termasuk kelas Dycotyledonae (Rukmana, 1994). Bayam banyak mengandung vitamin dan garam-garam mineral penting yang diperlukan tubuh seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

Tabel 2.1. Kandungan gizi bayam dalam 100 gram bahan Kandungan gizi

Jumlah

Kalori

36 Kal

Protein

3,5 g

Lemak

0,5 g

Hidrat arang

6,5 g

Vitamin B1

908 mg

Vitamin A

6.090 S.I.

Vitamin C

80 mg

Kalsium

267 mg

Fosfor

67 mg

Besi

3,9 mg

Air

86,9 g Sumber : Nazaruddin, 1994

Tanaman bayam pada mulanya dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama di negara-negara berkembang. Bayam merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. (Rukmana, 1994). Menurut Heyne (1987), klasifikasi dalam tata nama tanaman bayam termasuk kedalam :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

Kingdom Divisi

: Plantae : Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Caryophyllales

Familia

: Amaranthaceae

Genus

: Amaranthus

Spesies

: Amaranthus tricolor Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat diusahakan secara komersil di sawah, kebun/tegalan, namun bisa pula secara sambilan untuk kebutuhan sehari-hari di pekarangan yang sempit sekalipun. Derajat keasaman tanah (pH) yang diinginkan untuk pertumbuhannya adalah antara 6-7. Lahan pertanaman dengan pH yang kurang dari 6 akan menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sedangkan pH di atas 7 menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun bewarna putih kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang masih muda). Pada tanah yang asam, bayam akan sukar tumbuh. (Hukum, dkk, 1990). Secara umum penjelasan mengenai bayam cabut (Amaranthus tricolor) yang dibudidayakan di Indonesia menurut Rukmana (1994) adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

1. Amaranthus tricolor Bayam tipe ini tergolong bayam cabut. Warna daun hijau dan ada yang berwarna kemerah-merahan. Bunganya kecil dan berkelompok pada ketiak daun dan ujung batang. Bayam ini banyak diusahakan oleh petani karena pertumbuhannya cepat dan cepat berbunga.

B. Morfologi Tanaman Bayam 1. Akar Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang. 2. Batang Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras, berkayu dan bercabang banyak. 3. Daun Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan kadang berduri. 4. Bunga Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual, yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga. 5. Biji Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna cokelat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah.

C. Varietas Bayam Ada beberapa varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia, berikut ini adalah tabel varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia: Tabel 2.2 Varietas Bayam Varietas Raja

Ciri Tanaman Bercabang banyak, batang dan daun berwarna hijau kekuning-kuningan.

Giti Hijau

Sedikit bercabang, batang dan daun berwarna hijau muda.

Giti Merah

Sedikit

bercabang,

batang

berwarna

kemerah-

merahan, dan daunnya belang merah. Sumber : Rukmana, 1994

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

D. Hama dan Penyakit Pengertian hama secara luas yaitu organisme yang mengurangi ketersediaan, mutu, dan jumlah sumber daya tanaman bagi manusia. Pengertian lain yaitu semua binatang atau serangga yang dalam aktvitas hidupnya memakan tanaman yang dibudidayakan sehingga merugikan kepentingan hidup mausia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan. Dalam pengertian tersebut istilah hama dilihat dari segi kepentingan manusia, bukan merupakan istilah ekologi. Kebanyakan binatang hama adalah serangga. (Suyanto, 1994). 1. Hama yang dapat menyerang tanaman bayam menurut Anonim (2015) antara lain : a. Ulat Daun (Spodoptera sp.) Ulat daun adalah yang paling rawan muncul di tanaman bayam. Hama ini memakan daun bayam sehingga meninggalkan bekas gigitan berlubang-lubang. Untungnya perlindungan untuk hama ini cukup mudah, yaitu dengan menggoyangkan tanaman atau menyemprotkan air hingga hama tersebut jatuh. Penggunaan pestisida kimia juga dapat mengatasi hama ini, hanya saja tidak disarankan karena akan memberikan dampak buruk kepada konsumen. b. Siput Siput tergolong jarang untuk menyerang bayam, tetapi dalam beberapa kasus, siput juga tergolong sebagai hama untuk tanaman bayam. Hama ini akan memakan daun bayam sehingga mengakibatkan bayam menjadi tidak sehat serta kualitasnya menurun. Cara mengatasinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

dapat dengan penyiraman rutin. Jika diperlukan, dapat menggunakan pellet besi fosfat sebagai jebakan untuk membunuh hama. c. Lalat (Liriomyza sp.) Serangga ini sangat mengganggu untuk kehidupan bercocok tanam para petani. Lalat dapat menyebabkan daun rusak, berlubang, hingga layu. Serangga ini cukup menyusahkan karena tidak cukup dengan menggoyangkan tanaman saja seperti ulat daun, memang dengan menggoyangkannya lalat akan pergi, tetapi lalat dapat dengan cepat kembali sehingga metode ini tergolong tidak efektif. Terdapat metode tradisional mengusir lalat yaitu dengan menggantungkan plastik berisi air di sekitar tanaman. Menggunakan pestisida kimia juga bisa namun sebaiknya dihindarkan. d. Kutu Daun ( Myzus persicae, Thrips sp.) Hama ini sulit terlihat karena efek yang diberikan pun tidak begitu terlihat jika dalam skala kecil. Kutu Daun menyerap cairan daun bayam sehingga daun menjadi tidak sehat. Jika sudah parah, daun akan berbentuk melengkung dan berpilin, bahkan daun akan rontok dan pertumbuhan bayam akan sangat lambat. Hama ini dapat diatasi dengan penyemprotan air secara rutin (menyiram). e. Cacing Liang (Radhopolus similis) Hama ini menghisap cairan pada akar tanaman, ciri-ciri tanaman yang terserang hama ini adalah pertumbuhan tanaman menjadi lambat, tanaman menjadi kerdil, serta menghasilkan bunga yang kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

Pengendalian untuk hama ini adalah dengan menggunakan nematisida seperti furadan G yang ditaburkan pada media tanam sesuai aturan yang tertera dalam kemasan. Aplikasi furadan G juga harus diperhatikan, karena furadan adalah pestisida kimia dan memiliki residu yang kurang baik. (Sugiarto, 2011). f. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri) Hama uret merupakan Famili Scarabaeidae Sub Famili Melolonthinae dari ordo Coleoptera yang mempunyai siklus hidup sempurna (metamorfose sempurna) dari telur, larva (uret), kepompong dan serangga dewasa/kumbang (puthul). Hama uret yang paling merugikan pada fase larva karena pada fase ini aktif

menyerang perakaran

tanaman. Gejala serangan yang ditimbulkan hama uret yaitu tanaman kelihatan layu dan tanaman mudah dicabut karena sebagian atau seluruh akar dimakan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan penangkapan massal, melakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm sehingga larva dan kepompong dapat keluar, dikumpulkan serta dimusnahkan sehingga akan mengurangi populasi hama uret. Di samping itu hama uret akan terkena alat pengolah lahan dan kena sinar matahari sehingga akan mati. (Nur, 1999). g. Gulma Jenis gulma yang menyerang tanaman bayam biasanya berupa rumput – rumputan seperti rumput teki dan alang-alang, gulma biasa dibawa oleh burung yang tidak sengaja menjatuhkan biji dari tanaman gulma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

tersebut ke lokasi penelitian. Ciri – ciri dari gulma sendiri tumbuh mengganggu tanaman budidaya, dengan gejala yaitu lahan banyak ditumbuhi tanaman liar. Pencegahan dengan menggunakan bioherbisida yang ramah lingkungan atau herbisida sintetis.

2. Penyakit - penyakit yang sering menyerang tanaman bayam menurut Anonim (2015) adalah sebagai berikut: a. Kekurangan Mangan (Mn) Seringkali pada musim kemarau atau cuaca yang sangat panas, bintikbintik kuning pada tulang daun tanaman bayam akan bermunculan. Hal ini menandakan bayam tersebut tidak sehat, yaitu kekurangan zat Mn. Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan bayam jauh lebih lambat karena tepi-tepi daun akan mengering. Penyakit ini dapat dihindari dengan memberikan zat kapur pada tanah sekitar bayam tersebut. Untuk penyembuhannya dapat menggunakan multitonik mengandung zat mangan yang diberikan ke dalam tanah. b. Jamur Downy Mildew Serangan penyakit bayam ini dapat terlihat dengan ditandai munculnya penguningan pada daun bagian atas dimana bagian bawah daun berwarna hijau keunguan. Jika dibiarkan, seluruh daun pada bayam akan berubah warna menjadi cokelat. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang basah atau cuaca yang terlalu dingin. Pemetikan daun harus dilakukan untuk mencegah menyebarnya penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

c. Spinach Blight Penyakit ini ditandai dengan kemunculan permukaan daun muda yang menguning disertai dengan daun yang menyempit dan menggulung. Penyebabnya adalah virus Mozaik Cucumber. Jika ada bayam yang terinfeksi,

lebih baik

segera dicabut

dan

dihancurkan untuk

menghindari penyebaran. Dapat dicegah dengan pembersihan gulma di sekitar tanaman bayam dengan rutin. d. Noda Daun Gejala penyakit ini dapat terlihat dengan adanya noda-noda berwarna cokelat pada sebagian daun. Jika tidak diberikan perawatan, noda tersebut akan meluas merusak daun bahkan menghancurkannya. Daun yang terinfeksi harus segera dipetik dan dibakar agar penyakit tidak menyebar. e. Orange Rust Gejala penyakit ini berupa bintik kuning terang pada permukaan bawah daun yang kemudian akan tampak jelas sorus-sorusnya yang berwarna kuning terang sampai orange. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan jenis Puccinia aristidae. (Tim Penyususn Kamus PS, 1997). f. Bercak dan Busuk Daun Di Irian Jaya terdapat bercak dan busuk daun yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani Kühn. Jamur ini mempunyai beberapa nama lain (sinonim) antara lain Corticum solani dan Thanatephorus cucumeris. Daun bayam yang tua kadang-kadang membusuk dan berjamur hitam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

mengkilat

yang

terdiri

atas

konidiofor

dan

konidium

jamur

Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini sama dengan yang oleh Hadisoeganda (1996) disebut sebagai penyakit busuk basah. Pada daun bayam sering terdapat bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora beticola Sacc. (Hadisoeganda, 1996), seperti yang terdapat pada daun bit. (Semangun, 2000). g. Busuk Akar Di daerah tembakau Besuki, bayam (Amaranthus lividus L.) sering terjangkit busuk akar dan busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Pythium aphanidermatum Fitz. Dari bayam, jamur dapat menular ke tembakau di pembibitan. Di bogor, bayam (Amaranthus tricolor) terserang oleh Pythium butleri Subr. yang menyebabkan penyakit rebah semai (damping off). Pythium butleri Subr dianggap sinonim dengan Pythium

aphanidermatum

Fitz.

Jamur

penyebab

penyakit

ini

mempunyai miselium yang kasar, kadang-kadang lebarnya sampai 7μm. Suatu hal yang menarik pada Pythium aphanidermatum Fitz adalah terdapatnya sporangium yang bentuknya tidak teratur, seperti batang atau bercabang-cabang, yang dipisahkan dari ujung hifa. Alat ini sering disebut “prasporangium”, ukurannya dapat sampai 800 x 20 μm.jamur ini juga dapat membentuk sporangium yang bulat atau jorong. Oospora halus dengan dinding yang agak tebal, bergaris tengah 17-19 μm. (Semangun, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

h. Busuk Batang dan Cabang Di Jawa terdapat busuk batang dan cabang yang disebabkan oleh kapang Rhizopus sp. kapang ini lebih bersifat saprofitik, sehingga pada umumnya hanya menyerang tanaman yang sangat lemah, atau hidup pada jaringan yang sudah diserang oleh organisme lain. bagian tanaman yang terserang diliputi oleh lapisan seperti beledu bewarna kelabu hitam. (Semangun, 2000). i. Karat Putih Pada bermacam-macam bayam sering terdapat karat putih (white rust), yang disebabkan oleh jamur Albugo candida yang memiliki sinonim Cystopus candidus Lev. Adanya jamur ini di jawa sudah dilaporkan oleh Raciborski pada tahun 1900 dengan nama Cystopus bliti. Penyakit ini juga terdapat di Singapura, Malaysia dan Thailand. Di Singapura jamurnya dideterminasi sebagai Cystopus bliti. Karat putih membentuk bercak-bercak putih yang agak melepuh pada daun, terutama pada sisi bawah. Batang muda dan bunga dapat terserang juga. Penyakit dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Spora jamur dipencarkan oleh angin, hujan dan serangga. Penyakit ini dibantu oleh cuaca yang sejuk dan basah. Pada umumnya penyakit tidak perlu dikendalikan. Jika penyakit selalu timbul dengan merugikan, tanaman-tanaman yang sakit dibongkar dan dibakar. Lahan jangan ditanami dahulu dengan bayam. Tanaman dapat disemprot dengan fungisida tembaga sesuai takaran. (Semangun, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

j.

Mosaik Pada tanaman bayam di sekitar Bandung terdapat gejala klorotik sistemik pada daun, daun menjadi tidak rata, terdapat bagian yang bewarna

hijau

tua

seperti

melepuh.

Tanaman

terhambat

pertumbuhannya. Penyakit mosaik ini terbukti disebabkan oleh virus mosaik mentimun (Cucumber Mosaic Virus, CMV) (Sutarya, 1990).

E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) Pohon ketapang adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang yang memiliki nama latin Terminalia catappa. Terminalia catappa merupakan pohon besar dengan tinggi mencapai 25 m dan gemang batang sampai 1.5 m. Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat. Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara. Namun pada wilayah Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan. Pohon ini biasa ditanam di Australia bagian utara dan Polinesia, India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan Afrika Barat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. abangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda. Terminalia catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar. Secara umum bentuk dari ketapang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1. Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa) Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Menurut Heyne (1987), tanaman ketapang dalam sistematik tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

Ordo

: Myrtales

Famili

: Combretaceae

Genus

: Terminalia

Spesies

: Terminalia catappa Menurut Lemmens (1992), mendeskripsikan Tanaman Ketapang

(Terminalia catappa) sebagai berikut : 1. Batang Batangnya memiliki diameter sampai 1,5 m, memiliki batang yang berkayu (lignosus) yaitu batang yang keras dan kuat. Sifat permukaan batang beralur (sulcatus) yaitu jika membuju batang terdapat alur-alur yang jelas. Arah tumbuhnya batang tegak lurus ke atas atau erectus. Percabangan pada tanaman ini termasuk simpodial karena batang pokok sukar untuk ditentukan, sedangkan arah tumbuh cabangnya mendatar atau horizontalis yaitu antara cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 90ᵒC. 2. Daun Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun ketapang (Terminalia catappa) termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Terminalia catappa memiliki bentuk tangkai daun seperti bentuk tangkai daun tumbuhan pada umumnya, yaitu berbentuk silinder dengan sisi agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Ketapang memiliki helaian daun bundar telur terbalik. Helaian di pangkal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

berbentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah. Daun ketapang memiliki daun berambut halus di sisi bawah dan berbentuk lebar dibagian tengah daun, ujung daun meruncing, tepi daun yang merata, daging daun tipis dan memiliki tulang daun menyirip. 3. Bunga Berukuran sangat kecil, berwarna kuning atau putih terkumpul dalam bulir yang berada dekat ujung ranting dengan panjang 8 – 25 cm. Bunga Terminalia catappa tidak memiliki mahkota, memiliki kelopak berjumlah 5 yang memiliki bentuk seperti piring atau lonceng ukuran 4 – 8 mm dan berwarna putih atau krem. Benang sari berada dalam 2 lingkaran yang tersusun masing – masing 5. Buah batu berbentuk bulat telur gepeng, bersegi atau bersayap sempit denga ukuran 2,5 - 7 x 4 – 5,5 cm berwarna hijau-kuningmerah atau ungu kemerahan saat telah masak. 4. Buah Bentuk dari buah pohon katapang ini seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah kecokelatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai bahan antibakteri adalah daun ketapang (Hardhiko et al., 2004). Daun ketapang mengandung beberapa kandungan kimia. Ketapang mengandung senyawa seperti flavonoid (Lin dkk., 2000), triterpenoid (Gao dkk., 2004), tanin (Ankamwar, 2010), alkaloid (Mandasari, 2006), steroid (Babayi dkk., 2004), asam lemak (Jaziroh, 2008), diterpen, saponin, dan senyawa fenolik (Pauly, 2001). Tumbuhan Ketapang memiliki kandungan tanin terhidrolisis dengan konsentrasi tinggi (Howell, 2004). Zat kimia yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang yang diduga bersifat sebagai antibakteri adalah tanin (Chee Mun, 2003). Menurut Orwa, et al (2009) daun ketapang juga memiliki kandungan nitrogen (N) sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Kandungan N dalam daun ketapang sebesar 3,92% ini berpotensi untuk penyubur tanaman melalui proses pengomposan.

G. Pupuk Kompos Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau sisa hasil panen yang dibusukkan pada suatu tempat, terlindungi dari matahari dan hujan, serta diatur kelembabannya dengan menyiram air apabila terlalu kering (Hardjowigeno, 1989). Proses pengomposan bisa berlangsung apabila bahanbahan mentah telah dicampur secara merata, pengomposan dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu : tahap aktif, dan tahap pematangan. Pada tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik, yang mengakibatkan suhu tumpukan kompos akan tinggi dan pH kompos meningkat. Suhu akan meningkat menjadi 50 – 70ᵒC, dan akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang berperan aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik yaitu mikroba yang aktif pada suhu yang tinggi. Pada saat terjadi proses ini, maka proses dekomposisi bahan organik juga berlangsung (Isroi, 2007). Dekomposisi secara aerob adalah modifikasi yang terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik dengan kehadiran oksigen. Dalam proses ini banyak koloni bakteri yang berperan akibat dan ditandai dengan adanya perubahan temperatur 35ᵒC bakteri yang berperan adalah Phsycrophile. Antara termperatur 35-55ᵒC yang berperan adalah bakteri mesofilik. Pada temperatur tinggi (di atas 85ᵒC) yang banyak berperan adalah bakteri termofilik. Hasil dari dekomposisi bahan organik secara aerobik adalah CO2, H2O (air), Humus, dan energi. Proses dekomposisi bahan organik secara aerobik disajikan sebagai berikut: mikroba aerob Bahan organik

CO2 +H2O + Humus + Hara + Energi

Hasil dari proses pengomposan secara aerobik berupa bahan kering dengan kelembaban 30-40%, bewarna cokelat gelap, dan remah. (Djuarnani dkk, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

Sedangkan Dekomposisi secara anaerob adalah modifikasi yang terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik tanpa oksigen. Berikut mekanisme pengomposan secara anaerob: Mikroba anaerob Bahan Organik

CH4 + hara + humus

Pada proses anaerob reaksi berlangsung secara bertahap. Tahap pertama, beberapa jenis bakteri fakultatif akan menguraikan bahan organik menjadi asam lemak. Kemudian diikuti tahap kedua, dimana kelompok mikroba lain akan mengubah asam lemak menjadi amoniak, metan, karbondioksida dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam proses anaerobik lebih rendah dibanding aerobik. Pengomposan anaerob akan menghasilkan gas mentah (CH4), karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat. Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternative (biogas). Sisanya berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padatan ini yang disebut kompos. Namun, kadar airnya masih tinggi sehingga sebelum digunakan harus dikeringkan. (Djuarnani dkk, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

H. Manfaat Kompos Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik. Selain itu Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek: 1. Aspek Ekonomi a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah b. Mengurangi volume/ukuran limbah dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya. 2. Aspek Lingkungan a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan. 3. Bagi Tanah dan Tanaman a. Meningkatkan kesuburan tanah b. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah - Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah - Meningkatkan aktivitas mikroba tanah c. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen). d. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman e. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman f. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

I. Penelitian Relevan Beberapa penelitian yang terkait adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2008) dalam skripsinya yang berjudul

Pengaruh

Kompos

dan

Pupuk

Anorganik

Terhadap

Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Alluvial Karawang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktor Tunggal dengan 6 perlakuan yaitu kontrol, kompos, anorganik, (kompos + ½ anorganik), (½ kompos + ½ anorganik), dan (kompos + anorganik). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Pengaruh pemberian kompos pada umumnya menghasilkan tinggi tanaman, bobot basah tanaman, bobot tongkol dan bobot biji jagung, serta K-tersedia, serapan K dan N tanaman lebih tinggi daripada pengaruh pupuk anorganik. Bobot tongkol dan bobot biji jagung tertinggi dicapai pada perlakuan kompos. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) dalam skripsinya yang berjudul Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus tricolor). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas tanamn bayam yang terdiri dari 2 varietas yaitu bayam putih dan bayam merah. Faktor kedua adalah dosisi pupuk kompos enceng gondok yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 ton/ ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data dianalisis dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5% dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dari bahan dasar enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, dan berat tanaman kering per tanaman. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Suleiman, et.al (2015) dalam International Journal of Advance Agricultural Research yang berjudul Effects of tillage and Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performance of Capsicum chinense Jacq. Penelitian ini menggunakan Randomised Complete Block Design (RCBD) dengan empat replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1 menggunakan metode pengomposan statis. Penelitian ini menunjukkan hasil kenaikan unsur hara pada tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen Capsicum chinense Jacq menjadi sangat baik dibanding perlakuan kontrol yang tidak menggunakan aplikasi pupuk kompos. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Aiyelari, et.al (2015) dalam skripsinya yang berjudul Effects of Terminalia Catappa Leaves with Poultry Manure Compost, Mulching and Seedbed Preparation on the Growth and Yield of Okra (Abelmoschus esculentus l. Moench). Penelitian ini menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan tiga replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

menggunakan metode pengomposan statis. Hasil dari penelitian ini tanah yang dicampur dengan pupuk kompos daun ketapang dapat meningkatkan produksi tanaman okra, dibanding dengan kontrol yang hanya memakai tanah tanpa pupuk kompos daun ketapang. Penelitian oleh Simbolon (2008) menunjukkan hasil pemberian kompos berpengaruh pada tinggi tanaman, bobot basah tanaman, bobot tongkol dan bobot biji jagung, serta K-tersedia, serapan K dan N tanaman lebih tinggi daripada pengaruh pupuk anorganik. Penelitian oleh Suleiman (2015). Hasil penelitian ini kenaikan unsur hara pada tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen Capsicum chinense Jacq menjadi sangat baik dibanding kontrol.

Penelitian oleh Aiyelari, et.al (2015). Hasil dari penelitian ini tanah yang dicampur dengan pupuk kompos daun ketapang meningkatkan produksi tanaman okra, dibanding dengan kontrol. Penelitian oleh Nugroho (2011). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk organik dari bahan dasar enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, dan berat tanaman kering per tanaman.

Mencoba memanfaatkan daun ketapang untuk dijadikan pupuk kompos yang nantinya akan diaplikasikan pada tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

Diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). Gambar 2.2 Literatur Map

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

J. Kerangka Berfikir Pemanfaatan daun ketapang yang kurang maksimal dan kandungan nitrogen yang terdapat pada daun ketapang sebesar 3,92%, dan penelitian sebelumnya yang pernah memanfaatkan daun ketapang sebagai pupuk kompos dan mengaplikasikannya ke tanaman okra dan

Capsicum chinense,

menunjukkan hasil yang baik pada pertumbuhan dan hasil panennya, dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang berupa tanah tanpa pupuk kompos ketapang. Hal ini menyebabkan peneliti memutuskan untuk memilih daun ketapang sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Dengan kandungan dari daun tanaman ketapang itu sendiri, dan ditambah beberapa campuran lain dalam pembuatan pupuk kompos padat diharapkan mampu untuk menyuburkan tanaman, khususnya pada tanaman bayam cabut. Berikut ini adalah bagan kerangka berfikir : Kandungan N (3,92%) dan ketersediaan daun ketapang (Terminalia catappa) yang melimpah. Dimanfaatkan dengan mengolah daun ketapang (Terminalia catappa) menjadi pupuk kompos organik.

Diharapkan mampu menyuburkan tanaman, khususnya tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor).

Penelitian terdahulu menggunakan daun ketapang sebagai bahan pembuatan pupuk kompos dan mengaplikasikannya pada tanaman.

Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kompos dari daun ketapang menyebabkan pertumbuhan dan hasil panen menjadi lebih baik dari kontrol.

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

K. Hipotesa Hipotesa dari penelitian ini adalah : 1. Perbedaan komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang memiliki pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). 2. Kelompok perlakuan yang dapat memberikan pengaruh paling optimal terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor) adalah perlakuan 2 (P2), yaitu 50% pupuk ketapang, dan 50 % tanah (1:1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pemberian pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). Adapun tiga variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi pemberian pupuk kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dolomite, dan dedak, dengan 3 komposisi pupuk kompos yang berbeda-beda yang pertama yaitu 30% daun ketapang, 35% pupuk kandang, 28% dedak, 7% dolomite (P1), 50% daun ketapang, 25% pupuk kandang, 20% dedak, 5% dolomite (P2), 70% daun ketapang, 15% pupuk kandang, 12% dedak, 3% dolomite (P3). Variabel bebas dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan penggunaan pupuk kompos daun ketapang menurut Yuh-Minghuang (2011) dalam penelitian milik Aiyelari (2015) dan Suleiman (2015) yaitu 1 : 1 yang dibuat variasi perbandingan dari komposisi normal tersebut. 2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor).

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

3. Variabel kontrol meliputi : semaian bayam berumur 14 hari dan frekuensi penyiraman dengan air sumur sebanyak 300 ml dilakukan tiap hari pada pagi hari dan sore hari, namun penyiraman dapat disesuaikan dengan keadaan cuaca. Jika hujan turun penyiraman tidak dilakukan karena dapat menyebabkan busuk akar.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 kelompok, yaitu 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol, masing-masing 10 kali pengulangan pada tiap kelompok. Kelompok perlakuan tersebut yaitu kelompok perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3) dan kontrol. Rincian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan No

Unsur

Kontrol

P1

P2

P3

1

Daun ketapang

0

30%

50%

70%

2

Pupuk kandang

0

35%

25%

15%

3

Dedak

0

28%

20%

12%

4

Dolomite

0

7%

5%

3%

5

EM-4

0

Tetap

Tetap

Tetap

6

Air

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

100%

100%

100%

100%

Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag No

Komposisi

Pupuk Ketapang

Tanah

(per polybag)

(per polybag)

Total

1

30%

0,6 kg

1,4 kg

2 kg

2

50%

1 kg

1 kg

2 kg

3

70%

1,4 kg

0,6 kg

2 kg

4

Kontrol

0

2 kg

2 kg

Kegiatan penelitian meliputi : persiapan peralatan dan bahan, pembuatan pupuk kompos, persiapan media tanam dalam polybag, pembenihan / penyemaian, penanaman, pemeliharaan yang termasuk di dalamnya penyiraman, penyiangan gulma dan penanggulangan hama.

B. Batasan Penelitian Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan penelitian antara lain sebagai berikut : 1. Sampel tanaman bayam cabut berjumlah 40 tanaman yang didapatkan dengan cara menyemai di dalam pot yang telah diisi tanah yang didapatkan di kebun percobaan biologi. 2. Bibit bayam yang digunakan adalah varietas giti hijau, yang merupakan jenis bayam cabut asal Thailand, umur panen 30 hari. Tinggi pada saat panen sekitar 20-30 cm. Dengan sedikit percabangan. Batang bewarna hijau muda dan daun bewarna hijau. (Nazaruddin, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

3. Daun ketapang yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos diperoleh dari lingkungan Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan. Pengumpulan daun ketapang dilakukan dengan berkoordinasi dengan petugas kebersihan Universitas Sanata Dharma dan dibantu oleh beberapa teman. 4. Waktu pelaksanaan dilakukan selama 3 bulan pada tahun 2017, dari bulan Februari sampai Mei. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 5. Variabel pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)

C. Alat dan Bahan Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang dipinjam dari Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma dan beebrapa adalah milik pribadi, diawali dengan pembuatan proposal dan daftar alat dan bahan beserta jumlah yang ingin dipinjam di Laboratorium Biologi, setelah itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium. Alat yang digunakan selama penelitian berupa terpal ukuran 4x6 meter, cangkul, karung, pisau, golok, polybag, sekop, spidol permanen, tali rafia, termohigrometer digital, timbangan digital, timbangan gantung, pH meter, kamera, pot, ember, label, soil tester dan gelas ukur plastik. Bahan yang digunakan selama penelitian adalah daun ketapang, dolomite, tanah, air, dedak, kotoran sapi, EM-4, tetes tebu, air sumur, dan benih bayam cabut (Amaranthus tricolor).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

D. Cara Kerja 1. Desain Penelitian Rancangan Acak Lengkap (Complete Randomized Design) merupakan salah satu rancangan paling sederhana dalam rancangan percobaan. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena pengacakan perlakuan dilakukan di seluruh unit percobaan. RAL digunakan pada percobaan yang media tanam dan tempat penelitiannya sama / homogen (Tanujaya, 2013).

Gambar 3.3 Denah Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

2. Persiapan Tempat Penelitian Tempat penelitian berada di Kebun Percobaan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Tempat penelitian terbagi menjadi dua yaitu tempat pembuatan pupuk kompos padat yang sekaligus digunakan sebagai tempat fermentasi pupuk kompos dan tempat penanaman dan pengaplikasian pupuk kompos terhadap bayam cabut. Pada tempat penanaman berbentuk balok dan berukuran 1,5x2 meter. Ruangan tersebut sudah di pasangi paranet putih untuk meminimalisir hama pengganggu tanaman penelitian dan mengontrol curah hujan yang menetes pada tanaman penelitian.

3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian Alat penelitian yang digunakan meminjam dari Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sedangkan beberapa bahan penelitian dibeli di toko pertanian daerah Maguwoharjo yang lokasinya terdekat dari tempat penelitian. Namun, bahan utama yaitu daun ketapang didapatkan dari sampah daun ketapang yang banyak terdapat di dalam Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan.

4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang Proses pengomposan adalah proses dekomposisi materi organik menjadi pupuk kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme secara aerobik dalam kondisi terkendali. Pengomposan sendiri merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, dansampah rumah tangga) dengan suatu perlakuan khusus. Hampir semua bahan yang pernah hidup, tanaman atau hewan akan membusuk dalam tumpukan kompos. (Outterbridge, 1991). Cara pembuatan pupuk kompos padat adalah dengan cara mencampurkan bahan organik seperti daun ketapang, dedak, dolomite dan pupuk kandang secara merata sesuai ketentuan dosis yang telah ditentukan sebelumnya, setelah itu melarutkan EM-4 dengan air, lalu disiramkan ke bahan organik tadi secara merata sambil diaduk menggunakan cangkul dan garpu, lalu disiram dengan air untuk menjaga kelembaban, kemudian tutup adonan pupuk kompos dengan terpal

penutup,

perhatikan

suhu

adonan,

suhu

ideal

proses

pengkomposan adalah maksimal 45ᵒC. Jika suhu naik, buka terpal beberapa saat untuk menurunkan suhu adonan, jika suhu turun tambahkan dan perhatikan penutup agar suhu dan kelembaban tetap terjaga. Pupuk dicek secara berkala 3 hari sekali. Proses fermentasi dilakukan selama 1 bulan.

5. Penimbangan Media Tanam Media tanam digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh. Penimbangan media tanam memerlukan alat dan bahan seperti cangkul, terpal, sekop, polybag, tanah, air, dan pupuk kompos. Prosesnya adalah dengan mencampurkan tanah dengan pupuk kompos berbahan dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

daun ketapang yang sudah matang sesuai komposisi perlakuan yang telah ditentukan. Kemudian semua bahan media tanam disiapkan, tanah dan pupuk kompos ditimbang dengan timbangan digital sesuai komposisi pada tabel 3.2. Setiap polybag berisi 2 kg media tanam yang sudah dicampur sebelumnya. Selain membagi media tanam dalam polybag untuk pemindahan hasil semaian, media tanam juga ditaruh pada pot ukuran kecil sebagai tempat untuk penyemaian bibit bayam cabut, media tanam dalam pot ukuran kecil hanya berupa tanah yang terdapat di sekitar lokasi penelitian yang dicampur sekam agar saat pemindahan meminimalisir akar yang patah.

6. Penanaman Bayam Cabut Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman tanaman adalah biji bayam cabut, air, tanah, pupuk kompos, dan wadah. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Seleksi Biji Bertujuan untuk mendapatkan biji dengan kualitas cukup baik untuk di jadikan bahan tanam. Langkah yang dilakukan adalah memasukkan biji bayam cabut ke dalam wadah berisi air, di diamkan selama 1 malam lalu menyisihkan biji bayam cabut yang terapung. Biji bayam cabut yang terapung tidak digunakan sebagai bahan untuk bertanam karena tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

memiliki isi lembaga yang penuh sehingga biji yang terapung dibuang. Biji bayam cabut yang dapat ditanam adalah biji yang tenggelam dalam air. b. Pembenihan bayam cabut dan penyemaian Pembenihan bayam cabut menggunakan biji bayam cabut yang tenggelam. Biji bayam cabut di benihkan dalam pot yang telah berisi campuran tanah yang berasal dari sekitar lokasi penelitian yang dicampur dengan sekam. Penambahan sekam bertujuan agar saat pemindahan tanaman bayam lebih mudah mencabutnya sehingga dapat meminimalisir patahnya akar. Benih bayam cabut di siram seperlunya dan diletakkan pada tempat yang terhindar dari hama, atau tempat dengan intensitas matahari cukup baik agar proses pembenihan dapat berjalan dengan baik. Kegiatan penyiraman pada tahap penyemaian dilakukan setiap pagi dan sore hari (Pitojo, 2003). c. Seleksi bibit bayam cabut dan pemindahan Bibit bayam cabut yang sudah berumur ± 2 minggu setelah semai di seleksi dengan ketentuan : tinggi sama yaitu antara 710 cm. Memiliki jumlah daun 4-7 helai daun. Bibit bayam yang layak dipindahkan ke media yang lebih besar (polybag) sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Bibit yang dipindah adalah bibit yang memenuhi kriteria tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

7. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah proses penyesuaian bibit tanaman pada media tanam baru. Proses ini dilakukan selama 3 hari setelah melakukan pemindahan bibit bayam cabut (Amaranthus tricolor) pada media yang lebih besar yaitu polybag. 8. Pemeliharaan tanaman bayam cabut Pemeliharaan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor) dilakukan untuk menjaga kondisi tanaman. Peralatan dan bahan yang digunakan adalah alat siram berupa gelas ukur agar pemberian airnya dapat diatur sesuai takaran. a. Penyiraman Penyiraman tanaman bayam cabut menggunakan air sumur yang terdapat pada lokasi penelitian dengan pH 7,1 dan dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, dengan menyesuaikan cuaca. Jika hujan, maka penyiraman tidak dilakukan. b. Penyiangan gulma Penyiangan terhadap gulma bertujuan agar pertumbuhan tanaman bayam cabut tidak terganggu. Penyiangan tanaman bayam cabut dilakukan setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

9. Pengambilan Data Pengambilan data dimulai setelah bibit dipindah ke polybag yang sudah diberi perlakuan pupuk sesuai komposisi yang telah ditentukan. Pengambilan data dilakukan tiap 2 hari sekali. Pengambilan data yang dilakukan meliputi : a. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman agar tetap sama setiap hari dilakukan dengan menancapkan lidi di samping tanaman yang telah diberi tanda menggunakan tipex, tanda tersebut diberikan pada lidi di samping pangkal akar. Pengukuran menggunakan penggaris atau mistar berukuran 50 cm. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 2 hari sekali, dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke media polybag, yaitu pada saat bibit berumur 5 hari setelah dipindah di dalam polybag (setelah aklimatisasi). b. Jumlah Daun Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun yang tumbuh pada batang pokok tanaman, dan pada cabang batang tanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 hari sekali dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke polybag, yaitu pada saat tanaman berumur 3 hari setelah dipindah di dalam polybag (setelah aklimatisasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

c. Berat Basah Perhitungan berat basah dilakukan dengan menggunakan alat timbang berupa timbangan digital. Perhitungan berat basah bayam cabut tiap perlakukan dilakukan saat masa panen bayam cabut yaitu sebulan setelah aklimatisasi.

E. Metode Analisis Data Analisa data secara kuantitatif menggunakan uji F atau uji Anova (Analysis of Variance) uji ini digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari 2, misalnya 3 kelompok, 4 kelompok atau lebih. (Suparno Paul, 2011). Uji Anova yang digunakan adalah One Factor Between Subject Design. Uji Anova jenis ini digunakan untuk mengetes tiga atau lebih kelompok yang terpisah secara independen. Berikut ini adalah langkah dalam analisa data secara manual : Data hasil pengamatan kondisi tanaman untuk setiap aspek (jumlah daun, tinggi tanaman, dan berat basah) akan dimasukkan pada tabel seperti di bawah ini : Ulangan 1 2 3 4 5 dst

P1

P2

P3

K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

Rumus statistik ditemukan oleh Ronald A. Sehingga disebut statistik F (Suparno Paul, 2011), rumus uji Anova independen sebagai berikut : Ho : μ1=μ2=μ3 Hi : non Ho

F observe

Mean Square

MS between

MS within

SS total = SS between + SS within Untuk menghitung kebebasan, menggunkan rumus : Df untuk SS between = (K-1) Df untuk SS within = (N-K) Df untuk SS total = N-1 K = jumlah kelompok treatment N = jumlah seluruh sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

Selanjutnya dapat dibuat tabel yang menunjukkan hubungan angka-angka tersebut yaitu : Sumber Variasi

SS

Df

MS=SS/df

F=Msbetween / MS within

Between Within Total

Setelah numerator atau Df between dan denumerator atau Df within ditemukan, maka cocokkan pada gambar tabel nilai kritikal untuk α = .05 untuk mencari Fcritical. Jika Fobserve > Fcritical maka signifikan. Maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Analisis statistik dilakukan berdasarkan pertambahan tinggi tanaman bayam dilihat dari hasil perhitungan rata-rata pada setiap pengukuran dari data tersebut dapat dilihat pertambahan tingi tanaman bayam cabut. Ratarata pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada kontrol, P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%) tiap kali dilakukan pengukuran dan pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.2 : Tabel 4.1. Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol dan Tiga Perlakuan Lain. Pengukuran Ke-

Perlakuan dan Ulangan Kontrol

P1 (30%)

P2 (50%)

P3 (70%)

1

35.5

31.5

15

14.5

2

29

19

16.5

25.5

3

33.5

36

19

22.5

4

37

26

19.5

14

5

22.5

19

22.9

22.5

6

33.8

23.4

26

14

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

23.2

26.5

14.5

18.7

8

28.8

16.5

13.8

22

9

30

26

16.2

17.7

10

29.5

22.7

19.2

15.8

Tinggi tanaman penelitian merupakan salah satu paramater yang dapat diukur untuk mengetahui adanya pertumbuhan pada suatu tanaman. Tabel 4.2 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman penelitian pada kontrol, P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Pada pengukuran ke-12 dapat dilihat yang memiliki rata-rata tinggi tanaman secara berturut-turut adalah perlakuan kontrol yaitu sebesar 36,7 tertinggi kedua yaitu perlakuan 1 sebesar 31,8 tertinggi ketiga adalah perlakuan 3 sebesar 25,15 dan yang terendah adalah perlakuan 2 sebesar 24,6. Pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada 4 perlakuan yang diamati dan diukur pertumbuhannya dapat dilihat pada gambar 4.1. Pertumbuhan tinggi tanaman pada bayam cabut merupakan pertumbuhan primer yang dipengaruhi oleh aktifitas sel meristem apikal yang memanjang dan membelah. Aktifitas pembelahan sel meristem apikal tersebut memerlukan zat-zat hasil dari fotosintesis sebagai sumber energi. Berikut ini adalah gambar 4.1:

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN BAYAM CABUT Perlakuan Kontrol

Perlakuan P1 (30%)

Perlakuan P2 (50%)

Perlakuan P3 (70%)

40 30 20 10 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Pada gambar 4.1 terlihat bahwa kontrol maupun P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%), mengalami laju pertambahan tinggi yang naik secara perlahan tanpa terjadi lonjakan. Terdapat perbedaan pada tingkat laju pertumbuhan paling tinggi yaitu pada kontrol, dan diikuti oleh P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tinggi tanaman bayam cabut. Hasil

uji

normalitas pada aspek tinggi

tanaman bayam

cabut

menghasilkan p value (sig) = 0,598 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas juga dilakukan pada aspek tinggi tanaman bayam cabut dan didapatkan hasil p value (sig) = 0,664 > 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

sama (homogen). Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, dilanjutkan dengan uji Anova, hasil uji normalitas dan homogenitas tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran no 2. Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman ANOVA Tinggi_Tanaman Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

965.384

3

321.795

Within Groups

822.420

36

22.845

1787.804

39

Total

F 14.086

Sig. .000

Hasil uji analisa varian pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa p value (sig) tinggi tanaman 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan tinggi tanaman pada setiap kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan tinggi antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan tinggi antar kelompok perlakuan dan kontrol. Adanya perbedaan tinggi tanaman pada tiap kelompok perlakuan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk, faktor eksternal dan internal dari tanaman itu sendiri (data selisih tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran no. 1, sehingga harus dilakukan uji post hoc, ada banyak macam uji post hoc, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tukey yang sering disebut sebagai Honesty Significant Difference (HSD). Hasil post hoc yang telah dilakukan yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok P1 dengan beda nyata sebesar 5.62000, kelompok kontrol berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

nyata dengan kelompok P2 dengan beda nyata sebesar 12.02000 dan berbeda nyata dengan kelompok P3 dengan beda nyata sebesar 11.56000. Data tinggi tanaman tiap pengukuran dapat dilihat pada lampiran no. 3. Berikut ini adalah hasil uji Post Hoc tinggi tanaman : Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman. Post Hoc Tests Multiple Comparisons Tinggi_Tanaman Tukey HSD 95% Confidence Interval Mean (I) (J) Difference (IBayam Bayam J) Std. Error

Sig.

Lower Bound Upper Bound

Kontrol P1

5.62000

2.13752

.058

-.1368

11.3768

P2

12.02000*

2.13752

.000

6.2632

17.7768

P3

11.56000*

2.13752

.000

5.8032

17.3168

Kontrol

-5.62000

2.13752

.058

-11.3768

.1368

P2

6.40000*

2.13752

.024

.6432

12.1568

P3

5.94000*

2.13752

.041

.1832

11.6968

-12.02000*

2.13752

.000

-17.7768

-6.2632

P1

-6.40000*

2.13752

.024

-12.1568

-.6432

P3

-.46000

2.13752

.996

-6.2168

5.2968

-11.56000*

2.13752

.000

-17.3168

-5.8032

-5.94000*

2.13752

.041

-11.6968

-.1832

P1

P2

P3

Kontrol

Kontrol P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

P2

.46000

2.13752

.996

-5.2968

6.2168

*. The mean difference is significant at the 0.05 level. Homogeneous Subsets Tinggi_Tanaman Tukey HSDa Subset for alpha = 0.05 Bayam

N

1

2

P2

10

18.2600

P3

10

18.7200

P1

10

24.6600

Kontrol

10

30.2800

Sig.

.996

.058

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

Kelompok kontrol (tanah 2kg) menunjukkan rerata tinggi tanaman yang paling baik, hal ini dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen yang diperoleh dari kondisi tanah penelitian yang unsur-unsurnya sudah tersebar cukup merata sehingga memudahkan tanaman untuk menyerap unsur-unsur tersebut dan menyebarkannya ke seluruh bagian tubuhnya. Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji tanah mengandung unsur N sebesar 0,20%. Selain mengandung N, tanah penelitian juga mengandung unsur P sebesar 492 mg/100g dan K sebesar 43 mg/100g. Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup (Brady and Weil, 2002). Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3-, yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan pengaturan yang baik, N diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3-, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap NH4+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobile, mudah sekali terlindi dan mudah menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi. Fosfor (P) merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein (Gardner et al., 1991; Lambers et al, 2008). Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4) (Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut sangat bervariasi. (Richardson et al, 2005; Hao et al, 2008). Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman. Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman karena adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Pembelahan sel yang dihasilkan dari pembelahan sel dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman.

2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut Berikut ini adalah tabel pertambahan jumlah daun tanaman bayam cabut tiap kali dilakukan pengamatan : Tabel 4.4 Selisih Pertambahan Jumlah Daun Bayam Tiap Perlakuan Pengukuran ke-

Perlakuan Kontrol

P1 (30%)

P2 (50%)

P3 (70%)

1

80

67

46

50

2

48

40

42

58

3

58

80

42

55

4

87

43

53

39

5

33

56

63

55

6

69

64

100

33

7

101

45

36

47

8

65

53

45

45

9

52

65

55

43

10

58

62

48

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

Salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun, karena terdapat zat hijau daun. Salah satu aspek yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan suatu tanaman adalah jumlah daun pada setiap tanaman. Pada tabel 4.5 dapat dilihat pada pengukuran ke-12 rata-rata jumlah daun secara berturut-turut adalah yang paling tinggi dimiliki oleh perlakuan kontrol yaitu sebesar 72,3 tertinggi kedua adalah perlakuan 1 sebesar 65,5 tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 60,2 dan yang terendah dimiliki oleh perlakuan 3 yaitu sebesar 53,2. Pertambahan jumlah daun setiap pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.2 :

PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN TANAMAN BAYAM CABUT Perlakuan Kontrol

Perlakuan P1 (30%)

Perlakuan P2 (50%)

Perlakuan P3 (70%)

80 60 40 20 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut

Pada gambar 4.2 terlihat grafik pertambahan jumlah daun pada kontrol dan 3 perlakuan lain. Pada kontrol, titik awal pertambahan jumlah daun pada pengukuran ke-3, saat umur bayam cabut 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan satu (30%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

pengukuran ke-2 saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan dua (50%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi pada pengukuran ke-3 pada saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada perlakuan ketiga (70%) titik awal pertumbuhan jumlah daun terjadi pada pengukuran ke-4 pada saat tanaman bayam cabut berumur 6 hari setelah pengukuran pertama. Lonjakan pertambahan jumlah daun terjadi pada kontrol di pengukuran ke5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan pertumbuhan terjadi lagi pada perlakuan 1 (30%) pada pengukuran ke 5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan juga terjadi pada perlakuan ketiga (70%) saat umur tanaman bayam cabut 20 hari. Dari gambar 4.2 yang berisi pertambahan jumlah daun bayam cabut dapat disimpulkan bahwa media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman bayam cabut. Dilakukan uji normalitas pada jumlah daun tanaman bayam cabut dan hasilnya adalah p value = 0,438 > 0,05. Artinya H0 diterima, data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas yang telah dilakukan pada jumlah daun tanaman bayam cabut menunjukkan hasil p value (sig) = 0,300 > 0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau setiap kelompok tanaman bayam cabut homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas, homogenitas jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun ANOVA Jumlah_Daun Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

1926.200

3

642.067

Within Groups

8665.400

36

240.706

10591.600

39

Total

F 2.667

Sig. .062

Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) jumlah daun 0,062 > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kesimpulan yaitu tidak ada perbedaan pada pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam cabut pada setiap kelompok perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan pertumbuhan jumlah daun antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan pertumbuhan jumlah daun tanaman pada setiap kelompok perlakuan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk yang telah ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal dari tanaman itu sendiri. Karena hasil uji Anova tidak signifikan pada pertumbuhan jumlah daun, maka tidak dilanjutkan dengan uji post hoc. Data jumlah daun tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 4 dan data selisih jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no. 5. Komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang tidak diberikan pada perlakuan kontrol sehingga pada perlakuan kontrol media tanamnya hanya berupa tanah sebanyak 2 kg, dan memberikan hasil yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

(tanah 2 Kg) mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang cukup untuk merangsang pertumbuhan daun, dimana unsur nitrogen dan kalium menurut Lingga dan Marsono (2008) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan daun serta berperan untuk memperkuat daun agar tidak gugur. Berdasarkan hasil uji analisis tanah mengandung N sebesar 0,20 dan K sebesar 43. Hal ini dipengaruhi oleh ketiga unsur-unsur yang terkandung dalam tanah sudah terurai secara merata sehingga mudah diserap oleh tanaman. Sedangkan pada perlakuan lainnya, pupuk kompos jika menurut pengamatan sudah cukup matang, tetapi ternyata jika diaplikasikan langsung pada tanaman bayam, pupuk belum dapat diserap dengan maksimal dan menyebabkan tanaman kelompok perlakuan kontrol yang media tanamnya tidak menggunakan pupuk sama sekali menjadi lebih baik pertumbuhannya dibanding kelompok perlakuan lain. Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tanaman yakni sebagai tempat untuk fotosintesis. Jumlah daun yang banyak menyebabkan fotosintesis menjadi lancar. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang dan tanah menyebabkan daun menjadi lebih besar dan berwarna hijau. Unsur magnesium merupakan unsur hara makro yang diperlukan tanaman sebagai unsur pembentuk klorofil. Pada perlakuan kontrol (tanpa kompos) rerata jumlah daun semakin meningkat, hal ini disebabkan karena tercukupinya jumlah air dan unsur hara yang diserap secara merata sehingga tidak menghambat proses fotosintesis dan transpirasi daun, hal ini akan berdampak baik pada kenaikan jumlah daun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut Berat basah tanaman menurut Lakitan (1996), merupakan berat segar tanaman pada saat tanaman masih hidup dan ditimbang secara langsung sesaat setelah dipanen, sebelum tanaman menjadi layu akibat kehilangan air. Berat basah tanaman berkurang pada siang hari karena laju transpirasi meningkat sehingga kadar air menurun. Pengukuran berat basah tanaman dilakukan sesaat setelah bayam dicabut pada saat panen, karena jika dibiarkan terlalu lama maka bayam hijau (Amaranthuss tricolor) akan kehilangan banyak air. Rata-rata hasil pengukuran berat basah tanaman bayam cabut dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan Perlakuan

Kontrol

P1 (30%)

P2 (50%)

P3 (70%)

Rata-rata

60,1 g

40,8 g

38,4 g

29,6 g

Rata-rata hasil berat basah tanaman bayam cabut yang tertinggi adalah pada perlakuan kontrol sebesar 60,1 g, tertinggi kedua adalah perlakuan 1 sebesar 40,8 g, tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 38,4 g dan terendah adalah perlakuan 3 sebesar 29,6 g (data hasil pengukuran berat basah tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 6). Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan Berdasarkan gambar 4.3 rata-rata berat basah tanaman bayam cabut diatas dapat dilihat jelas bahwa berat basah tanaman bayam cabut paling tinggi, untuk itu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan anova, dengan hasil uji normalitas pada berat basah tanaman bayam cabut adalah p value = 0,4384> 0,05. Artinya H0 diterima, data H0 diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas yang telah dilakukan pada jumlah daun tanaman bayam cabut menunjukkan hasil p value (sig) = 0,961 > 0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas, homogenitas dapat dilihat pada lampiran no 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah ANOVA Berat_Basah Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

4955.675

3

1651.892

Within Groups

8017.300

36

222.703

12972.975

39

Total

F 7.417

Sig. .001

Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) berat basah 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kesimpulan yaitu ada perbedaan pada berat basah tanaman bayam cabut pada setiap kelompok perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan berat basah antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah adanya perbedaan pertumbuhan berat basah tanaman pada setiap kelompok perlakuan dan kontrol hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk ketapang yang telah ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal dari tanaman itu sendiri. Hasil uji Anova pada berat basah adalah signifikan sehingga harus dilanjutkan oleh uji post hoc atau uji lanjutan untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hasil uji post hoc pada berat basah yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok P1 dan beda nyatanya sebesar 19.30000, kontrol juga berbeda nyata dengan kelompok P2 dengan besar beda nyata sebesar 21.70000. Kelompok kontrol juga berbeda nyata dengan P3 dengan beda nyata sebesar 30.50000. Hasil uji post hoc sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah Multiple Comparisons Berat_Basah Tukey HSD 95% Confidence Interval Mean (I) (J) Difference (IBayam Bayam J) Std. Error

Sig.

Lower Bound Upper Bound

Kontrol P1

19.30000*

6.67387

.031

1.3257

37.2743

P2

21.70000

*

6.67387

.013

3.7257

39.6743

P3

30.50000*

6.67387

.000

12.5257

48.4743

-19.30000*

6.67387

.031

-37.2743

-1.3257

P2

2.40000

6.67387

.984

-15.5743

20.3743

P3

11.20000

6.67387

.350

-6.7743

29.1743

-21.70000*

6.67387

.013

-39.6743

-3.7257

P1

-2.40000

6.67387

.984

-20.3743

15.5743

P3

8.80000

6.67387

.557

-9.1743

26.7743

*

6.67387

.000

-48.4743

-12.5257

P1

-11.20000

6.67387

.350

-29.1743

6.7743

P2

-8.80000

6.67387

.557

-26.7743

9.1743

P1

P2

P3

Kontrol

Kontrol

Kontrol

-30.50000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

Homogeneous Subsets Berat_Basah Tukey HSDa Subset for alpha = 0.05 Bayam

N

1

2

P3

10

29.6000

P2

10

38.4000

P1

10

40.8000

Kontrol

10

Sig.

60.1000 .350

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian Hasil analisis kandungan unsur yang terdapat dalam kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) dengan memasukkan sampel pupuk kompos dan tanah pada Laboratorium Penguji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta yang berada di timur Stadion Maguwoharjo dan tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian, hasil keluar 2 minggu setelah memasukkan sampel. Parameter yang ingin diuji kandungannya dalam pupuk kompos dan tanah adalah unsur N, P dan K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

karena keterbatasan dana dan unsur tersebut merupakan unsur makro yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Hasil pengujian pupuk kompos adalah sebagai berikut N (Nitrogen) total sebesar 0,88 %, P (Phospor) total sebesar 0,97 % dan K (Kalium) total sebesar 0,81 %. Pada hasil uji sampel tanah didapatkan hasil yaitu N (Nitrogen) total sebesar 0,20 %, P (Phospor) potensial sebesar 492 mg/100g dan K (Kalium) potensial sebesar 43 mg/100g. Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen bagi tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman yakni pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji kompos daun ketapang mengandung unsur N sebesar 0,88%. Selain mengandung N kompos daun ketapang juga mengandung unsur K sebesar 0,81%. Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur berbagai proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman. Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman dikarenakan adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Hasil dari pembelahan sel pada tanaman ini dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman. Data hasil pengujian pupuk dan tanah di Laboratorium BPTP dapat dilihat pada lampiran no 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

Dalam pembuatan pupuk kompos terdapat bahan utama yaitu daun ketapang, dalam pembuatan pupuk kompos daun ketapang memiliki 3 komponen utama yaitu sumber karbohidrat dan sumber glukosa, sumber karbohidrat didapatkan dari dedak, dan sumber glukosa didapatkan dari cairan molase atau tetes tebu. Sumber karbohidrat dan glukosa sangat bermanfaat bagi mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan glukosa dan karbohidrat sebagai sumber metabolisme energi (Juanda, 2011). Pembuatan pupuk kompos dilakukan selama 1 bulan mulai dari tanggal 28 Februari 2017 sampai dengan 28 Maret 2017, artinya selama itulah mikroorganisme melakukan aktivitas. Yuwono (2009) menjelaskan proses pembentukan humus sebagai kompos alami yang tertumpuk di dalam tanah hingga bertahun-tahun. Pada saat pertama bahan kompos tertumpuk, suhu dan pHnya masih sama dengan kondisi lingkungan yaitu pH 6 dan suhu rata-rata 18-25ᵒC, tergantung pada lokasi pembuatannya. Masing-masing bahan organik yang bertumpuk ini mengeluarkan panas atau masih bernafas secara alami. Panas tertinggi akan berada atau terkumpul pada bagian tengah tumpukan bahan atau disebut hot spot. Panas yang menyebar mengakibatkan keluarnya kandungan air pada bahan dan Kelembaban meningkat, sehingga membantu menciptakan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi aktivitas mikroorganisme dalam bahan yang berdampak pada suhu meningkat dan pH turun (menjadi asam). Jika suhu lebih dari 40ᵒC, kegiatan bakteri mesofilik akan terhenti dan diganti dengan jamur termofilik, pada kenaikan temperatur ini, bahan akan semakin memadat karena air dalam bahan keluar (berkeringat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

Akibatnya suplai oksigen lama kelamaan akan berkurang. Kondisi kekurangan oksigen ini akan menyebabkan bakteri aerobik dan organisme lainnya terbunuh secara bertahap, sehingga pengomposan berangsur-angsur akan diambil alih oleh mikroorganisme anaerob yang bekerja tanpa oksigen. Kondisi pH akan meningkat menjadi basa kembali. Bersamaan dengan ini berbagai gas akan dihasilkan seperti amonia, gas nitrogen, metan dan lain sebagainya. Jika suhu mencapai 60ᵒC jamur termofilik akan mati dan perannya digantikan oleh bakteri aktinomisetes termofilik hingga temperatur 86ᵒC. Penguapan air pada bahan terjadi pada suhu tinggi sehingga mengakibatkan kadar air bahan akan turun. Pada temperatur maksimum semua organisme akan mati kemudian temperatur akan berangsur normal. Bahan yang semula padat menjadi longgar, menyebabkan oksigen tersirkulasi dengan baik sehingga mikroorganisme aerobik memulai aktivitasnya kembali untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang masih belum menjadi kompos.

B. Pembahasan Setiap tanaman membutuhkan nutrisi (makanan) untuk kelangsungan hidupnya. Tanah sebagai media tanam utama, harus mempunyai unsur hara yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman, dibagi menjadi tiga golongan. Unsur hara makro primer, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Unsur hara makro sekunder sedang, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

seperti sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Dan yang ketiga adalah unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo) (Yuwono, 2009). Kompos yang sudah jadi atau siap digunakan untuk memupuk tanaman mengandung sebagian besar unsur hara makro primer, makro sekunder dan unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Berikut ini adalah unsur hara ideal yang terkandung di dalam pupuk kompos : Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos No

Komponen

Kandungan (%)

1

Kadar Air

41,00 - 43,00

2

C-Organik

4,83 - 8,00

3

N

0,10 - 0,51

4

P2O5

0,35 - 1,12

5

K2O

0,32 - 0,80

6

Ca

1,00 - 2,09

7

Mg

0,10 - 0,19

8

Fe

0,50 - 0,64

9

Al

0,50 - 0,92

10

Mn

0,02 - 0,04 Sumber : Effi (dalam Yuwono, 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

Kesalahan dosis pemberian salah satu unsur tersebut sebenarnya akan menyebabkan kurang optimumnya hasil yang diperoleh sebab salah jika N diberikan kurang maka N akan menjadi pembatas dari P dan pada kondisi yang demikian, tanggapan tanaman terhadap pemupukan P sangat tergantung pada tersedianya unsur N di dalam tanah (Havlin et al, 2005). Menurut Wang et al. (2007) dan Homer (2008) bahwa kondisi pertumbuhan tanaman yang baik akibat tercukupinya hara N akan menyebabkan tanaman mampu menyerap P lebih efektif. Pada umumnya tanggapan tanaman terhadap suatu unsur hara bisa berubah-ubah tergantung pada status ketersediaan unsur hara lainnya dan adanya pengaruh dari lingkungan(Fahmi dkk., 2010). Hasil pengujian pupuk dan tanah penelitian yang dijadikan sebagai media tanam, menunjukkan perbandingan sebagai berikut: Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal Unsur

Pupuk Ketapang

Tanah Penelitian

Pupuk Kompos Ideal

N

0,88 %

0,20 %

0,10-0,51 %

P

0,97 %

492 mg/100g

0,35-1,12 %

K

0,81 %

43 mg/100g

0,32-0,80 %

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa kandungan unsur nitrogen (N) dalam pupuk daun ketapang melebihi batas kandungan nitrogen pada pupuk kompos ideal sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam terutama pada jumlah daun. Dari hasil uji statistik jumlah daun juga menunjukkan bahwa hasilnya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

signifikan, sehingga diduga bahwa yang menyebabkan jumlah daun tidak berbeda nyata adalah unsur nitrogen yang terlalu banyak pada pupuk kompos daun ketapang. Jika tanaman kelebihan unsur N, maka dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terlihat pada rata-rata pengukuran jumlah daun pada perlakuan 3 dengan komposisi pupuk yang diberikan sebesar 70% (1,4 kg) hasilnya paling kecil dibandingkan dengan kontrol. Pada kontrol hanya menggunakan tanah yang terdapat di sekitar lokasi penelitian dan setelah dilakukan uji di laboratorium, hasil kandungan unsur N pada tanah yang digunakan pada kontrol yaitu sebesar 0,20 % dan masuk ke dalam kandungan ideal. Hasil pengukuran pada tinggi tanaman, rata-rata tertinggi diperoleh oleh kontrol hal ini juga dapat disebabkan oleh jumlah N yang terlalu banyak dapat menyebabkan unsur N akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap tanaman dan pertumbuhan tanaman bayam cabut pada perlakuan P1, P2 dan P3 terhambat pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman bayam cabut dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada beberapa faktor yang berpotensi menghambat proses pertumbuhan tanaman yaitu :

1. Serangan Hama dan Penyakit Pertumbuhan tanaman bayam cabut antar perlakuan sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah hormon dan gen pada tanaman tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah air, cahaya, nutrisi, Kelembaban, suhu, oksigen, dan pH. Selain faktorfaktor tersebut, pertumbuhan bayam cabut juga dipengaruhi oleh hama atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

penyakit bawaan dari biji yang mengganggu pertumbuhan tanaman bayam cabut sejak dibeli dari toko pertanian. Serangan hama dan penyakit yang berasal dari luar, serta iklim. a. Hama 1) Ulat (Spodoptera sp.) Ulat yang menyerang tanaman bayam adalah jenis ulat grayak yang memiliki ciri-ciri, tubuhnya bewarna hijau tua, hijau muda dan ada juga yang bewarna putih agak bening jika masih kecil. Ulat ini memakan daun tanaman bayam cabut, sehingga meninggalkan bekas berupa daun yang rombeng dan bolong. Saat ditemukan ulat ini sedang bersembunyi dengan menempel pada bagian bawah daun dan batang daun. Warna tubuh yang seperti warna lingkungan sekitarnya membuat ulat ini sangat sulit ditemukan jika tidak mengamati tanaman dengan jeli. Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan mengambil ulat tersebut dan dimusnahkan, jika sudah terlalu parah, dibasmi dengan petisida organik yang telah dipersiapkan sebelumnya yang terbuat dari air sari tembakau, daun mindi, daun pepaya, laos, kunyit, jahe, bawang putih, gadung dan daun sirih yang difermentasi selama 2 minggu dari tanggal 1 April 2017 sampai tanggal 15 April 2017. Sebelum digunakan, pestisida sebanyak 500ml dicampur air sebanyak 300ml agar tidak terlalu pekat. Adanya hama ulat menyebabkan pertumbuhan jumlah daun pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

tanaman bayam cabut terganggu karena daun menjadi bolong dan ada pula yang dimakan ulat hingga habis. Penggunaan pestisida organik digunakan sejak tanaman berumur 2 hari setelah dipindah ke dalam polybag yaitu pada tanggal 16 April 2017 karena pada tanggal ini tanaman belalang sudah diserang oleh hama ulat dan belalang. Penyemprotan pestisida terakhir dilakukan dua hari sebelum panen yaitu tanggal 4 Mei 2017 karena dirasa sudah tidak ada serangan hama yang begitu berarti lagi. Penyemprotan pestisida alami seharusnya dilakukan setiap didapati adanya hama, namun hal itu menyesuaikan dengan cuaca yang cukup labil, karena mengingat penyemrotan hama dilakukan pada pagi atau sore hari tergantung cuaca, jika hujan tidak dilakukan penyemprotan pestisida.

Gambar 4.4 Hama Ulat yang menyerang tanaman bayam cabut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

2) Belalang (Valanga nigricornis, Oxya chinensis, Locusta migratoria) Belalang menyerang tanaman bayam cabut pada bagian daun dengan ciri-ciri belalang ada yang bewarna cokelat, kuning dan hijau muda, kebanyakan belalang meninggalkan bekas pada daun berupa daun yang rombeng dan bolong-bolong yang cukup besar. Belalang ini hinggap dan berpindah-pindah sehingga sulit sekali dibasmi. Pembasmian terhadap hama belalang ini dilakukan sama dengan pembasmian hama ulat yaitu dengan pestisida organik. Yang membedakan adalah jika ditemukan belalang hanya diusir keluar dari lokasi penlitian karena penangkapan belalang cukup sulit dilakukan. Pada saat ditemukan belalang sedang bertengger pada batang daun, ada pula yang kedapatan sedang memakan tanaman penelitian hingga daunnya habis tanpa tersisa. Gambar hama belalang dapat dilihat pada gambar 4.5, sebagai berikut :

Gambar 4.5 Hama belalang yang menyerang tanaman bayam cabut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

b. Penyakit Penyakit yang menjangkit tanaman bayam cabut selama masa penelitian berlangsung yaitu serangan bulai atau downy mildew, dengan gejala yaitu pada daun timbul bercak warna putih kekuningan, umumnya bulat dengan batas yang jelas seperti mengikuti alur tulang daun (Nurasanah dkk, 2016). Kadang-kadang bercak menyatu membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku, mengering dan mudah hancur. Pada pagi hari yang dingin timbul miselium dan konidium (Pratama dkk, 2013). Daun yang terjangkit penyakit downy mildew telah terlihat sejak hari ke 16 yaitu pada tanggal 30 April 2017, namun karena dirasa belum terlalu parah dan masih berupa bercak kekuningan akhirnya dibiarkan dulu sambil melihat perkembangan selanjutnya. Namun setelah didiamkan hingga keesokan hari, dan semakin parah karena permukaan daun yang semakin cokelat karena mengering dan terkena air hujan ditumbuhi oleh jamur. Akhirnya dilakukan pencegahan penyebaran dengan cara memetik daun yang terjangkit penyakit downy mildew. Pemetikan daun dimulai dari batang daun. Penyakit downy mildew ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar tempat penelitian yang terlalu lembab sehingga menyebabkan tumbuhnya jamur pada permukaan daun yang terjangkit penyakit ini. Gambar daun yang terjangkit penyakit downy mildew dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

Gambar 4.6 Daun yang terjangkit penyakit downy mildew

2. Faktor-Faktor Lain a. Iklim Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di desa Paingan, Kabupaten Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan mulai dari pembuatan pupuk hingga panen dari tanggal 28 Februari 2017 sampai dengan 6 Mei 2017 (2 bulan 8 hari). Menurut Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG), musim kemarau tahun ini mundur 1-2 dasarian (sepuluh hari) dari kondisi normal dan akan terjadi secara bertahap mulai April 2017 mulai dari Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulonprogo, hingga Kabupaten Sleman bagian Utara. Setelah itu, kemarau akan terjadi secara total di DIY mulai Mei hingga Oktober

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

2017. Suatu wilayah dikatakan telah memasuki musim kemarau apabila intensitas curah hujan telah tercatat kurang dari 50 milimeter perdasarian. Pada Maret 2017, curah hujan di DIY mulai mengalami penurunan dari rata-rata harian saat musim hujan. Sedangkan masa transisi pergantian musim atau pancaroba baru terjadi pada awal April. Adapun pada pertengahan Februari hingga 22 Februari, kondisi curah hujan di DIY masih cukup tinggi dengan rata-rata lebih kurang 150 milimeter perminggu. Terjadinya anomali cuaca ini menyebabkan curah hujan yang tidak menentu selama masa penelitian (Sigit, 2017).

b. Suhu Udara Suhu udara juga dipengaruhi oleh cuaca. Hujan yang sering turun selama masa penelitian menyebabkan suhu udara pada tempat penelitian berada antara 26,1ᵒC – 35,4ᵒC. Pengukuran Suhu udara menggunakan alat yaitu termohigrometer yang diletakkan di tengahtengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit. Menurut Warisno dan Kres (2010), suhu udara pada kisaran tersebut termasuk suhu yang panas. Tanaman bayam cabut yang merupakan tanaman sayuran hijau akan dapat tumbuh dengan optimal pada suhu udara 20-30ᵒC. Kenaikan suhu yang drastis hingga mencapai 35,4ᵒC karena pengukuran dilakukan pada pagi hari setiap pukul 08.00 WIB dan terkadang suhu di tempat penelitian tidak stabil bisa optimal bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

juga hingga 35,4ᵒC. Data pengukuran suhu udara selama penelitian dapat dilihat pada lampiran no 10.

c. Kelembaban Udara Pada saat penelitian dilakukan pengukuran Kelembaban udara menggunakan termohigrometer dengan cara menyimpannya di tengah-tengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit. Kelembaban udara tempat penelitian berkisar anatara

50-92%.

Kondisi lembab menyebabkan banyaknya air yang diserap ke dalam tanaman sehingga mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Kelembaban yang optimum untuk pertumbuhan bayam cabut adalah 40-60% (Anonim, 2011). Menurut Yusni B (2001) tanaman bayam cabut cocok bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang air / becek. Jika dilihat dari hasil pengukuran Kelembaban udara pada tempat penelitian, sudah dapat dikatakan baik karena saat Kelembaban udara terendah 50% hanya terjadi pada 1 kali saja yaitu pada tanggal 16 April 2017 yaitu pada hari kedua setelah bayam dipindah ke polibag. Keadaan saat pengukuran hari itu dapat dikatakan suhu cukup panas sebesar 35,5ᵒC, sehingga mempengaruhi pengukuran Kelembaban yang mencapai 50%. Kelembaban udara sebesar 50% masih masuk dalam Kelembaban udara ideal bagi tanaman bayam, namun seterusnya Kelembaban udara di tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

penelitian mencapai hingga 92%. Menurut Cahyono (2003) Kelembaban udara yang lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur serta kualitas daun akan jelek. Sebaliknya jika Kelembaban terlalu rendah akan menyebabkan kenaikan suhu dan dehidrasi pada tanaman. Kelembaban udara tinggi menyebabkan transpirasi menjadi lambat, sehingga penyerapan unsur hara juga akan lambat. Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir pertumbuhan jamur, fungi, bakteri, yang dapat merugikan tanaman. Data Kelembaban dan suhu udara secara lengkap dapat dilihat pada lampiran no 10.

d. pH Tanah dan pH Pupuk Ketapang Pada saat pengukuran pH tanah dilakukan dengan cara memilih 3 polybag dari tiap kelompok perlakuan dengan cara pengamatan dan dipilih mana yang terlihat basah, sedang dan kering setelah

itu

baru

dilakukan

pengukuran

pH

tanah

dengan

menggunakan alat yaitu soil tester dengan cara menusukkannya ke dalam tanah yang ada di polybag dan ditunggu selama ± 5 menit. Hasil pengukuran pH tanah adalah pH terendah didapat 4,4 dan yang tertinggi mencapai 6,3. Menurut Rukmana (2010), kisaran pH yang baik sebagai syarat tumbuh tanaman bayam cabut adalah 6-7. Derajat keasaman (pH) sangat penting bagi pertumbuhan tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

bayam cabut, menurut Rukmana (2010) bila pH tanah di atas 7 pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning-kuningan (klorosis) akibat ketersediaan unsur nitrogen, besi, mangan, borium dan tembaga relatif sedikit. Sebaliknya pada pH dibawah 6 pertumbuhan tanaman bayam cabut akan menurun akibat unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium dan magnesium menurun dengan cepat. Terjadinya kelainan pada tanah yang memiliki pH di bawah 6 karena unsur alumunium, besi dan mangan merupakan racun bagi tanaman tersebut. Hasil pengukuran pH tanah yang lengkap dapat dilihat pada lampiran no. 11. Saat

pembuatan

pupuk

ketapang,

dilakukan

pula

pengukuran pH pupuk secara berkala tiap 3 hari sekali dan didapati hasil pengukuran terakhir pada tanggal 28 Maret 2017, didapati hasil pengukuran pH pupuk ketapang sebesar 6. Menurut Yuwono (2009), pH pupuk optimal untuk digunakan pada tanaman berkisar antara 68. Dapat disimpulkan bahwa pupuk ketapang yang dibuat telah memenuhi standar pH pupuk yang telah siap digunakan. Pengukuran pH pupuk ketapang dapat dilihat pada lampiran no. 28.

e. Kelembaban Tanah Pada

saat

penelitian

juga

dilakukan

pengukuran

Kelembaban tanah dengan menggunakan alat soil tester dengan cara menusukkannya ke tanah pada polybag yang ingin diukur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

ditunggu selama ± 5 menit. Pengukruan Kelembaban tanah sama seperti pengukuran pH tanah yaitu dipilih 3 polybag tiap kelompok perlakuan dan diobservasi mana yang basah, sedang dan kering setelah itu baru dilakukan pengukuran Kelembaban tanah. Pada pengukuran Kelembaban tanah cukup sulit karena jika dilihat dari permukaan tanah terlihat kering tapi jika digali sedikit kedalam, tanahnya

cukup

lembab

dan

basah,

sehingga

pengukuran

Kelembaban tanah bisa dibilang cukup sulit. Hasil pengukuran Kelembaban tanah terendah yaitu 2% dan tertinggi yaitu 6%. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh alat yang error karena satu alat dipakai oleh seluruh mahasiswa lain yang juga penelitian di kebun percobaan dan dikalibrasi hanya seminggu sekali, sehingga bisa saja alat error karena kurang dikalibrasi secara rutin. Hasil pengukuran kelembaban tanah dapat dilihat pada lampiran no. 12.

C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala 1. Penelitian ini hanya mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman. 2. Hama yang menyerang tanaman penelitian cukup banyak sehingga mempengaruhi hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

3. Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau, seharusnya panas, namun masih turun hujan pada saat proses pengambilan data sehingga mempengaruhi hasil penelitian. 4. Pengomposan pupuk ketapang dilakukan selama satu bulan.

D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan dalam pembelajaran biologi untuk kelas XII. Materi pokok “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” menggunakan kurikulum 2013. Khususnya pada kompetensi

dasar

mengevaluasi

3

“Memahami,

pengetahuan

faktual,

menerapkan, konseptual,

menganalisis

dan

prosedural,

dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”. Pada pembelajaran untuk materi pokok “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” siswa dapat melaksanakan percobaan sederhana sesuai dengan kompetensi dasar 4.1 yang berbunyi “Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.”. Percobaan yang dilakukan siswa berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Saat melakukan pengamatan di luar kelas maupun melakukan percobaan, siswa akan dibentuk ke dalam kelompok agar lebih mudah mengorganisirnya. Siswa diajak untuk mengamati tumbuhan yang ada di dalam lingkungan sekolah dan mencari faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diamati tersebut. Contoh percobaan sederhana yang dapat dilakukan siswa adalah membuat pupuk kompos dari sampah organik yang tersedia di sekitar lingkungan. Hasil percobaan siswa berupa laporan kelompok dan presentasi singkat mengenai hasil percobaan tersebut. Instrumen pembelajaran

dapat

dilihat

pada

lampiran

no.13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pupuk kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dedak dan dolomite berpengaruh pada tinggi dan berat basah tanaman bayam cabut, terutama pada media yang komposisinya paling kecil yaitu P1 (30%). Hal ini karena pupuk yang dihasilkan belum cukup matang. 2. Pertumbuhan optimal bayam cabut (Amaranthus tricolor) ada pada media tanam dengan pupuk berkomposisi daun ketapang (Terminalia catappa) paling kecil yaitu P1 (30%).

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

B. Saran Berikut ini adalah saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dari penulis : 1. Hendaknya memilih bahan utama untuk membuat pupuk kompos yang cepat terurai agar masa fermentasi pupuk berjalan cepat agar tidak memakan waktu banyak. 2. Fermentasi pupuk berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan atau lebih, karena selulosa pada daun ketapang termasuk tebal sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk diurai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aiyelari, E.A., Ogunsesi, A., Oluwa, Ade, O.O., 2015, Effects of Terminalia Catappa leaves with Poultry Manure compost, Mulching and Seedbed preparation on the Growth and Yield of okra (Abelmoschus esculentus l. Moench), Skripsi, University of Ibadan. Ankamwar, B., 2010, Biosynthesis of Gold Nanoparticles (Green- Gold) Using Leaf Extract of Terminalia catappa, E-J. Chem., 7(4): 13341339. Anonim, 2011, http://koperasitanituwed.blogspot.com/2011/12/budidaya-tanamanbayam.html, Diakses tanggal 24 Mei 2017. Anonim, 2015, Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bayam, http://agroteknologi.web.id/cara-pengendalian-hama-dan-penyakittanaman-bayam/, diakses tanggal 28 Mei 2016. Babayi, H., Kolo, I., Okogun, J.I., Ijah, U.J.J., 2004, The antimicrobial Activities of Methanolic Extract of Eucalyptus camaldulensis and Terminalia catappa Againt some Pathogenic Microorganisms, An Int. J. Niger. Soc. for Experiment. Bio, 16(2): 106-111. Barker, A.V., dan D.J, Pilbeam, 2007, Hand Book of Plant Nutrition, CRC Press, New York. BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. www.bps.go.id. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Brady, N.C., dan R.R, Weil, 2002, The Nature and Properties of Soils, 13 Edition, Upper Saddle River, New Jersey. Cahyono, Bambang, 2003, Tekhnik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau, Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. Chee Mun, F, 2003, Ketapang (Cattapa) LeavesBlack Water : Understanding Black Water. I N B S F o r u m I n d e x, Http://www.joyabetta.com/., diakses tanggal 28 Mei 2016. Djuarnani, Nan, Kristian, Setiawan, Budi, 2005, Cara Cepat Membuat Kompos, Agromedia Pustaka, Jakarta. Fahmi, Arifin, Syamsudin, Sri, Nuryani, H, Utami dan Radjagukguk, Bostang, 2010, Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Tanah Regosol dan Latosol, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, Volume 10, Nomor 3/2010. Gao, J., Tang, X., Dou, H., Fan, Y., Zhao, X., Xu, Q., 2004, Hepatoprotective Activity of Terminalia catappa L. Leaves and Its Two Triterpenoids, J. Pharm and Pharmacol, 56(1): 17. Gardner, F.P., R.B, Pearce dan R.L, Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya - (Physiology of Crop Plants), Ul-Pres, Jakarta. Hadisoeganda, 1996, Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia. Monograft, Bandung. Hao, X., F, Godlinski dan C, Chang, 2008, Distribution of phosphorus forms in soil following long-term continuous and discontinuous cattle manure applications, So/7 Science Society of America Journal, 72, 90-97.

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hardhiko, R.S., Suganda, A.G dan Sukandar, E.Y. ( 2004) Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol, Ekstrak Air Daun yang Dipetik dan Daun Gugur Pohon Ketapang (Terminalia cattapa). Acta Pharamaceutica Indonesia. XXIX :129-133. Hardjowigeno, S, 1989, Ilmu Tanah, Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta. Homer, E.R., 2008, The effect of nitrogen application timing on plant available phosphorus, Thesis, Graduate School of The Ohio State University, USA. Howell, A.B, 2004, Hydrozable Tannin Extracts from Plants Effective at Inhibiting Bacterial Adherence to Surfaces. United States Patent Application no. 20040013710.http://www.worldagroforestry.org/treedb2/AFTPDFS/Ca esalpinia_sappan.pdf, diakses 25 Juli 2017. Isroi, 2007, Pengomposan Limbah Padat Organik, www.ipard.com/artperkebunan/komposisilimbahpadatorganik.pdf, diakses tanggal 28 Mei 2016 Kate, 2013, Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kritis, www.kajianteori.com, diakses tanggal 25 April 2017. Lakitan, B., 1996, Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lemmens, R.H.M.J., 1992, Prosea, Plant Resources of South-East Asia 3, Dye and Tannin-Producing Plants, diterjemahkan oleh N. WulijarniSoetjipto, Prosea, Bogor. Lin, Y., Kuo, Y., Shiao, M., Chen, C., Ou, J., 2000, Flavonoid Glycocides from Terminalia catappa L, J. Chin. Chem. Soc., 47(1): 253-256. Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta. Mandasari, I., 2006, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Kloroform Daun Ketapang (Terminalia catappa Linn), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Semarang. Nazaruddin, 1994, Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah, PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Nugroho, Delta Setya, 2011, Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.), Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Nur, Tjahjadi, 1999, Hama dan Penyakit Tanaman, Kanisius, Yogyakarta. Nurasanah., Kurniawan, Hendra, Bettiza, Martaleli, 2016, Identifikasi dan Klasifikasi Jenis Penyakit Pada Daun Tanaman Semangka Berdasarkan Tekstur Gray Level Cooccurrence Matrix dan Warna HSV Menggunakan Metode Probabilistic Neural Network Pada Perkebunan Semangka di Galang Batang Bintan, Artikel Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji. Orwa.,et al., 2009, Caesalpiniasappan Linn. Agroforestry Database 4.0. Pauly, G., 2001, Cosmetic, Dermatologycal And Pharmaceutical Use of An Extract of Terminalia catappa, United State Patent Application.

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pitojo, Setijo, 2003, Benih Cabai, Kanisius, Yogyakarta. Pratama, Wirandha Ryan, Jusak, Sudarmaningtyas, Pantjawati, 2013, Jurnal Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 2, 2338-137X. Rahayu, D.S., Kusrini, D., Fachriyah, E., 2008, Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Metode 1,1-, Difenil-2- Pikrilhidrazil (DPPH), Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas Diponegoro. Rukmana, Rahmat, 1994, Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta. Rukmana, Rahmat, 2010, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta. Semangun, Haryono, 2000, Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sigit, Agus, 2017, Musim Kemarau Diprediksi Mulai April, KR Jogja, http://www.krjogja.com/web/news/read/25009/Musim_Kemarau_Dipre diksi_Mulai_April, diakses 22 Mei 2017. Simamora, Suhut dan Salundik, 2006, Meningkatkan Kualitas Kompos, Agromedia Pustaka, Jakarta. Simbolon, Indra Gunawan, 2008, Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Alluvial Karawang, Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Sugiarto, 2011, Macam-Macam Hama dan Penyakit Pada Tanaman Serta Cara Pengendaliannya, https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-macamhama-dan-penyakit-pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/, diakses tanggal 4 Mei 2016. Suleiman, A.A., E.A., Aiyelari, I.J.J., Otene, 2015, Effects of tillage and Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performance of Capsicum chinense Jacq., International Journal of Advance Agricultural Research, 73-82. Suparno, Paul, 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Susetya, S.P, 2001, Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik, Pustaka Baru, Yogyakarta. Sutanto, Rachman, 2002, Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta. Sutarya, Rahmat, 1990, Identifikasi Penyakit Mosaik pada Tanaman Bayam; Suyanto, Agus, 1994, Hama Sayur dan Buah, Penebar Swadaya, Jakarta. Tanujaya, B., 2013, Penelitian Percobaan, Rosda, Jakarta. Tim Penyusun Kamus PS, 1997, Kamus Pertanian Umum, Penebar Swadaya Grup, Jakarta. Wididana, G. N. , 1993, Peranan Effective Microorganism 4 Dalam Meningkatkan Kesuburan dan Produktivitas Tanah, Dalam Seminar Indonesia Kyusei Nature Farming Societies, Jakarta, hal. 17. Yusni, B., Nurudin, Azis, 2001, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta. Yuwono, Dipo, 2009, Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan

Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan Ulangan K P1 P2 1 35.5 31.5 15 2 29 19 16.5 3 33.5 36 19 4 37 26 19.5 5 22.5 19 22.9 6 33.8 23.4 26 7 23.2 26.5 14.5 8 28.8 16.5 13.8 9 30 26 16.2 10 29.5 22.7 19.2 ∑ 302.8 246.6 182.6 2 ∑ 91687.84 60811.56 33342.76

P3 14.5 25.5 22.5 14 22.5 14 18.7 22 17.7 15.8 187.2 35043.84

K2 1260.25 841 1122.25 1369 506.25 1142.44 538.24 829.44 900 870.25 9379.12

P12 992.25 361 1296 676 361 547.56 702.25 272.25 676 515.29 6399.6

P22 P32 225 210.25 272.25 650.25 361 506.25 380.25 196 524.41 506.25 676 196 210.25 349.69 190.44 484 262.44 313.29 368.64 249.64 3470.68 3661.62

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tinggi_Tanaman N Normal Parameters

a,,b

Most Extreme Differences

40

Mean

22.9800

Std. Deviation

6.77061

Absolute

.121

Positive

.121

Negative

-.088

KolmogorovSmirnov Z

.768

Asymp. Sig. (2tailed)

.598

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Tinggi_Tanaman Levene Statistic .531

df1

df2 3

Sig. 36

.664

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan Kontrol Ulangan K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 Jumlah Rata-rata

14/4 8 6,5 7,5 6 5,5 6,2 8,3 4,2 7,5 4,5 64,2 6,42

16/4 9 7 8 6,4 5,6 7,5 9 4,8 9 6,5 72,8 7,28

18/4 10,5 8,6 10,5 8,3 6,1 8,3 11,5 5,5 9,9 7 86,2 8,62

20/4 13,5 11,3 12,5 10,5 6,1 10,3 12,5 7 12 8,3 104 10,4

22/4 16,5 13,3 16 12,3 6,5 13 14,2 8,8 14 9,7 124,3 12,43

Tanggal 24/4 26/4 20 25,5 16,3 18,5 20 23,5 16 19,2 7,1 9 15,6 18 16,5 19 11,8 14,7 16,7 18,7 12 14 152 178,1 15,2 17,81

28/4 27,5 21,3 26,5 23,5 10,7 22,5 21,5 17,7 22,5 18 211,7 21,17

30/4 30,5 24,5 29 27 13 26 23 21,5 26 21 241,5 24,15

2/5 34,5 27 30 31,5 17,5 29 25,2 24 28,5 25 272,2 27,22

4/5 39 28 35 36 23 34,5 29 28 33 30 315,5 31,55

6/5 43,5 35,5 41 43 28 40 31,5 33 37,5 34 367 36,7

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%) Ulangan P1-1 P1-2 P1-3 P1-4 P1-5 P1-6 P1-7 P1-8 P1-9 P1-10 Jumlah Rata-rata

14/4 8,5 7,5 9 6 6,5 7,6 5 7 7 7,3 71,4 7,14

16/4 9,5 8,3 9,8 7,5 9 8,5 7 7,5 7,7 8,5 83,1 8,31

18/4 10,5 10 11,5 9 10 10,3 8,2 8 9 9,9 96,4 9,64

20/4 12 10,5 13,5 8,3 10 11,3 9 8 9 10,5 104,1 10,41

22/4 13,3 12 16,5 11 11,2 14 10 9,8 10,6 11,5 119,9 11,99

24/4 16,5 13,1 19,1 13 12,3 15,5 12,5 10,5 12,3 12,5 137,3 13,73

Tanggal 26/4 19,5 14,2 22,2 15 13,7 17 14,2 11,7 14,7 15,2 157,4 15,74

28/4 22,5 17 26 17,5 15 18,5 17,5 14,2 17,7 17 182,9 18,29

30/4 26 18,5 28,5 20,5 18 21 21,5 16 20,5 18 208,5 20,85

2/5 30 20,5 32 22,8 21,2 23,5 23,5 18,2 23,5 21,5 236,7 23,67

4/5 34,5 22,6 36,5 27,5 23 26,5 27 20,5 27 26 271,1 27,11

6/5 40 26,5 45 32 25,5 31 31,5 23,5 33 30 318 31,8

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%) Ulangan P2-1 P2-2 P2-3 P2-4 P2-5 P2-6 P2-7 P2-8 P2-9 P2-10 Jumlah Rata-rata

14/4 5,5 6,5 6,5 8,5 6,6 5 5,5 5,2 7,3 6,8 63,4 6,34

16/4 6,2 7,5 7,5 9,1 7,3 5,8 6,1 6 6,2 8 69,6 6,96

18/4 7,5 7,8 7,8 10,2 7,6 6 6,2 6,2 7,3 7,9 74,5 7,45

20/4 7,2 9 8,5 10,2 8,5 8 6,5 6,5 7,6 8,8 80,8 8,08

22/4 8,5 10,3 9 12,5 9,5 9 7,8 7,8 9,3 10 93,7 9,37

Tanggal 24/4 26/4 9,5 11,3 11 12,5 10,3 12,4 12,7 14,2 11,2 13 10,3 13,5 8,5 9,5 8,5 9,5 10 11 12 13,5 104 120,4 10,4 12,04

28/4 11,7 14 15 16,5 15,3 16,5 10,5 10,5 12 16 138 13,8

30/4 15 16,5 17,5 18,5 18 20,7 12,5 12,5 14,5 18,5 164,2 16,42

2/5 15,6 18 19,3 22,5 21 24 14,5 14 17 19,7 185,6 18,56

4/5 17,7 20 22 25,5 24,3 28,5 16,5 15,5 20 23,5 213,5 21,35

6/5 20,5 23 25,5 28 29,5 31 20 19 23,5 26 246 24,6

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%) Ulangan P3-1 P3-2 P3-3 P3-4 P3-5 P3-6 P3-7 P3-8 P3-9 P3-10 Jumlah Rata-rata

14/4 4,5 5 6,5 6 7,5 7 6,3 7 7,3 7,2 64,3 6,43

16/4 5 6,2 7,3 7,3 8 7,7 8 7,3 7,2 7,5 71,5 7,15

18/4 5,5 6,7 7,5 7,5 9,2 8,5 8,5 8,3 8 7,6 77,3 7,73

20/4 6,2 7,5 8 7,5 9 9 8,8 9 8,8 8,7 82,5 8,25

22/4 6,5 10,2 9,2 8,2 11,2 11 9,8 11 9,5 9,2 95,8 9,58

Tanggal 24/4 26/4 8 8,5 11,5 13,5 10,8 12 9,3 9,5 13,5 15 10,7 11,2 10,5 12,5 12,5 13,5 10,8 12 10,3 11,2 107,9 118,9 10,79 11,89

28/4 9 15,5 15,3 10,7 15,5 12,5 14 15 13,5 13,5 134,5 13,45

30/4 12 19 17,5 12,2 21 14,5 16 17,5 16 15 160,7 16,07

2/5 13 21 20,5 14 22,6 15,5 19 20,5 18 17 181,1 18,11

4/5 15 26 23,5 16 25,5 18 21 24 20,5 19 208,5 20,85

6/5 19 30,5 29 20 30 21 25 29 25 23 251,5 25,15

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan Kontrol Ulangan K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 Jumlah Rata-rata

14/4 8 8 7 8 6 7 8 7 8 5 72 7,2

16/4 9 9 7 10 1 8 11 7 9 6 77 7,7

18/4 15 12 13 14 3 10 19 8 14 7 115 11,5

20/4 24 17 16 22 4 16 24 11 16 8 158 15,8

22/4 30 19 23 26 5 20 37 18 21 10 209 20,9

Tanggal 24/4 26/4 48 63 29 30 42 51 43 59 7 9 37 44 49 65 36 41 30 39 27 31 348 432 34,8 43,2

28/4 72 40 52 65 15 45 68 46 54 48 505 50,5

30/4 73 43 52 79 18 82 70 56 54 49 576 57,6

2/5 85 46 57 82 21 83 103 60 57 59 653 65,3

4/5 85 49 61 87 28 83 103 60 53 62 671 67,1

6/5 88 56 65 95 39 76 109 72 60 63 723 72,3

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%) Ulangan P1-1 P1-2 P1-3 P1-4 P1-5 P1-6 P1-7 P1-8 P1-9 P1-10 Jumlah Rata-rata

14/4 8 8 8 8 7 8 9 8 7 9 80 8,0

16/4 10 9 9 11 8 9 9 7 7 10 89 8,9

18/4 11 10 11 10 9 10 10 8 7 12 98 9,8

20/4 11 10 19 10 11 11 10 8 9 17 116 11,6

22/4 17 16 30 12 15 14 14 11 11 14 154 15,4

Tanggal 24/4 26/4 32 46 22 30 45 51 25 28 31 40 24 36 25 35 21 33 25 32 33 45 283 376 28,3 37,6

28/4 51 36 55 35 46 38 37 35 37 49 419 41,9

30/4 54 39 57 39 53 49 47 41 40 52 471 47,1

2/5 60 45 63 39 54 51 49 44 46 62 513 51,3

4/5 70 46 69 47 61 61 52 50 55 70 581 58,1

6/5 75 48 88 51 63 72 54 61 72 71 655 65,5

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan JumlahDaun Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%) Ulangan P2-1 P2-2 P2-3 P2-4 P2-5 P2-6 P2-7 P2-8 P2-9 P2-10 Jumlah Rata-rata

14/4 8 7 8 7 7 7 7 7 7 7 72 7,2

16/4 9 7 8 8 8 9 7 8 8 7 79 7,9

18/4 8 8 7 10 8 13 6 7 9 7 83 8,3

20/4 9 10 13 9 8 16 6 8 9 8 96 9,6

22/4 13 15 17 12 11 30 7 11 15 16 147 14,7

Tanggal 24/4 26/4 23 31 23 27 19 31 20 27 23 30 45 56 12 21 20 31 17 24 30 35 232 313 23,2 31,3

28/4 31 33 34 25 31 62 24 35 34 36 345 34,5

30/4 43 33 40 41 33 62 35 40 40 45 412 41,2

2/5 45 40 43 47 47 90 36 43 43 48 482 48,2

4/5 50 47 50 52 57 86 38 51 50 50 531 53,1

6/5 54 49 50 60 70 107 43 52 62 55 602 60,2

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%) Ulangan P3-1 P3-2 P3-3 P3-4 P3-5 P3-6 P3-7 P3-8 P3-9 P3-10 Jumlah Rata-rata

14/4 6 8 7 7 7 8 8 7 7 7 72 7,2

16/4 7 9 7 8 8 9 9 8 7 7 79 7,9

18/4 7 10 7 6 9 9 10 10 9 7 84 8,4

20/4 7 10 7 6 9 9 8 9 8 7 80 8,0

22/4 9 16 11 8 15 13 9 13 14 13 121 12,1

Tanggal 24/4 26/4 16 21 35 38 23 20 13 28 24 29 12 25 19 25 21 26 18 19 20 27 201 258 20,1 25,8

28/4 23 43 38 24 39 30 33 33 28 28 319 31,9

30/4 28 46 40 28 43 32 35 37 30 35 354 35,4

2/5 33 53 46 34 46 29 38 44 34 37 394 39,4

4/5 34 64 56 39 49 29 43 45 40 30 429 42,9

6/5 56 66 62 46 62 41 55 52 50 42 532 53,2

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Data Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan

Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan Ulangan K P1 P2 P3 K2 P12 P22 P32 1 80 67 46 50 6400 4489 2116 2500 2 48 40 42 58 2304 1600 1764 3364 3 58 80 42 55 3364 6400 1764 3025 4 87 43 53 39 7569 1849 2809 1521 5 33 56 63 55 1089 3136 3969 3025 6 69 64 100 33 4761 4096 10000 1089 7 101 45 36 47 10201 2025 1296 2209 8 65 53 45 45 4225 2809 2025 2025 9 52 65 55 43 2704 4225 3025 1849 10 58 62 48 35 3364 3844 2304 1225 ∑ 651 575 530 460 45981 34473 31072 21832 2 ∑ 423801 330625 280900 211600

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah_Daun N Normal Parametersa,,b

Mean Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute

40

Test of Homogeneity of Variances Jumlah_Daun

55.4000 16.47967

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

1.268

3

36

.300

.137

Positive

.137

Negative

-.087

KolmogorovSmirnov Z

.868

Asymp. Sig. (2-tailed)

.438

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan

Berat Basah Bayam Cabut Tiap Perlakuan (gram) Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ Rerata

KONTROL 72 43 61 70 27 83 65 54 69 57 601 60,1

P1 53 64 64 32 35 31 36 24 36 33 408 40,8

P2 20 30 24 54 55 72 28 30 34 37 384 38,4

P3 18 41 39 17 19 47 24 42 36 13 296 29,6

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat_Basah N Normal Parametersa,,b

40

Mean

42.2250

Std. Deviation Most Extreme Differences

18.23843

Absolute

.138

Positive

.138

Negative

-.084

Kolmogorov-Smirnov Z

.871

Asymp. Sig. (2-tailed)

.434

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Berat_Basah Levene Statistic .098

df1

df2 3

Sig. 36

.961

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah

Hasil Uji Pupuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

Hasil Uji Tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara

Hari Tanggal

Keterangan Suhu

Kelembaban

Udara

Udara

11/4

28,2 ᵒC

81 %

14/4

30,8 ᵒC

72 %

16/4

35,5 ᵒC

50 %

18/4

28,4 ᵒC

82 %

20/4

34,4 ᵒC

64 %

22/4

30 ᵒC

80 %

24/4

33,8 ᵒC

68 %

26/4

32,1 ᵒC

68 %

28/4

33,2 ᵒC

77 %

30/4

33 ᵒC

71 %

2/5

35,4 ᵒC

60 %

4/5

26,1 ᵒC

92 %

6/5

26,3 ᵒC

92 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah

Hari, tanggal 14/4

16/4

18/4

20/4

22/4

Keterangan K1:5

P1 5 : 5,1

P2 3 : 5,2

P3 2 : 5,3

K 5 : 5,1

P1 9 : 5,4

P2 5 : 5,4

P3 5 : 6,1

K 9 : 5,2

P1 10: 5,2

P2 9 : 6

P3 9 : 5,3

K6:5

P1 4 : 5,4

P2 3 : 5,4

P3 7 : 5,2

K 2 : 4,3

P1 5 : 6,1

P2 4 : 5,4

P3 1 : 5,2

K 7 : 4,4 K 1 : 5,4

P1 9 : 6,1 P1 6 : 6

P2 2 : 5,4 P210 : 6

P3 3 : 5,2 P3 2 : 5,4

K 3 : 5,1

P1 2 : 6

P2 7 : 5,3

P3 9 : 5,4

K 7 : 5,1 K 10 : 5,1

P1 1 : 6 P1 3 : 6

P2 4 : 6 P2 6 : 5,4

P3 5 : 5,25 P3 2 : 5,4

K 5 : 5,3

P1 7 : 6

P2 8 : 5,4

P3 1 : 6

K 4 : 5,2

P1 10 : 6

P2 5 : 5,4

P3 8 : 5,1

K 7 : 5,1

P1 8 : 5

P2 3 : 5,4

P3 6 : 6,1

K 10 : 4,4

P1 6 : 5,4

P2 4 : 5,2

P3 1 : 5,3

K 1 : 5,2

P1 10 : 5

P2 9 : 5,3

P3 4 : 6,1

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24/4

K 10 : 5,3

P1 9 : 5,4

P2 3 : 5,4

P3 1 : 5,2

K 1 : 5,3

P1 3 : 5,3

P2 1 : 6

P3 7 : 5,4

K3:5

P1 10 : 6

P2 7 : 6

P3 3 : 6,2

K 5 : 5,1

P1 7 : 6

P2 4 : 5,3

P3 4 : 5,3

K 8 : 5,1

P1 4 : 5,3

P2 6 : 5,3

P3 5 : 5,3

K 1 : 4,4

P1 10 : 5,3

P2 1 : 5,3

P3 1 : 5,1

28/4

K5:5 K2:5 K 7 : 5,2

P1 2 : 5,4 P1 4 : 5,4 P1 10 : 6

P2 1 : 6 P2 10 : 6,1 P2 2 : 6,1

P3 10 : 6 P3 6 : 6,1 P3 9 : 6

30/4

K 5 : 5,1 K6:6 K 9 : 5,2 K 2 : 5,3 K 6 : 5,4 K1:6 K 10 : 5,3 K 6 : 5,1 K 7 : 5,3 K 5 : 5,3

P1 2 : 5,4 P1 10 : 6,1 P1 1 : 6 P1 2 : 6 P1 6 : 6,1 P1 1 : 6,1 P1 6 : 6,2 P1 10 : 6,3 P1 1 : 6,3 P1 7 : 6,2

P2 1 : 6,1 P2 10 : 6 P2 2 : 6 P2 3 : 6,2 P2 1: 6,2 P2 2: 6,2 P2 4 : 6,2 P2 2 : 6,2 P2 9 : 5,4 P2 1 : 6,3

P3 2 : 6,2 P3 9 : 6,2 P3 1 : 6,2 P3 6 : 6,2 P3 4 : 6,2 P3 2 : 6,3 P3 2 : 6,1 P3 8 : 6,2 P3 4 : 6,3 P3 1 : 6,2

K 10 : 5,2

P1 4 : 6,1

P2 8 : 6,3

P3 2 : 6,2

K 8 : 5,3

P1 1 : 6,2

P2 2 : 6,2

P3 5 : 6,2

26/4

2/5

4/5

6/5

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah

Hari, tanggal 14/4

16/4

18/4

20/4

22/4

24/4

Keterangan K1:5

P1 5 : 5

P2 3 : 4

P3 2 : 4

K5:5

P1 9 : 4

P2 5 : 4

P3 5 : 4

K9:4 K6:5

P1 10: 4 P1 4 : 4

P2 9 : 3 P2 3 : 4

P3 9 : 4 P3 7 : 4

K2:6

P1 5 : 3

P2 4 : 4

P3 1 : 4

K7:6 K1:4

P1 9 : 3 P1 6 : 4

P2 2 : 4 P210 : 3

P3 3 : 4 P3 2 : 4

K3:5

P1 2 : 3

P2 7 : 4

P3 9 : 3

K7:5 K 10 : 5

P1 1 : 4 P1 3 : 3

P2 4 : 3 P2 6 : 4

P3 5 : 4 P3 2 : 3

K5:4

P1 7 : 3

P2 8 : 4

P3 1 : 3

K4:4

P1 10 : 4

P2 5 : 4

P3 8 : 4

K7:5

P1 8 : 5

P2 3 : 4

P3 6 : 2

K 10 : 6

P1 6 : 3

P2 4 : 4

P3 1 : 4

K1:4

P1 10 : 5

P2 9 : 4

P3 4 : 2

K 10 : 4

P1 9 : 4

P2 3 : 4

P3 1 : 4

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K1:4

P1 3 : 4

P2 1 : 3

P3 7 : 4

K3:5

P1 10 : 3

P2 7 : 3

P3 3 : 2

K5:5

P1 7 : 3

P2 4 : 4

P3 4 : 4

K8:5

P1 4 : 4

P2 6 : 4

P3 5 : 4

K1:5

P1 10 : 4

P2 1 : 4

P3 1 : 5

28/4

K5:6 K2:5 K7:4

P1 2 : 4 P1 4 : 4 P1 10 : 3

P2 1 : 3 P2 10 : 2 P2 2 : 2

P3 10 : 3 P3 6 : 2 P3 9 : 3

30/4

K5:5 K6:3 K9:4 K2:4 K6:4 K1:3 K 10 : 4 K6:5 K7:4 K5:4

P1 2 : 4 P1 10 : 3 P1 1 : 3 P1 2 : 3 P1 6 : 3 P1 1 : 2 P1 6 : 2 P1 10 : 2 P1 1 : 2 P1 7 : 2

P2 1 : 3 P2 10 : 2 P2 2 : 3 P2 3 : 2 P2 1: 2 P2 2: 2 P2 4 : 2 P2 2 : 2 P2 9 : 4 P2 1 : 2

P3 2 : 2 P3 9 : 2 P3 1 : 2 P3 6 : 2 P3 4 : 2 P3 2 : 1 P3 2 : 2 P3 8 : 2 P3 4 : 2 P3 1 : 2

K 10 : 4

P1 4 : 3

P2 8 : 2

P3 2 : 2

K8:4

P1 1 : 2

P2 2 : 2

P3 5 : 2

26/4

2/5

4/5

6/5

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Silabus

Silabus Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas

: XII

Semester

: Gasal

Kompetensi Inti

:

KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang, dan menggambar) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu Pertumbuhan dan Perkembangan 1.1 Mengagumi,

1. Pertumbuhan

1. Konsep Pertumbuhan dan Observasi

menjaga,

dan

melestarikan

Perkembangan

Mengamati

 Faktor

luar

 Mengamati

faktor

lingkungan

pada

menonton

keteraturan

dan

 Kerja ilmiah,

Perkembangan

kompleksitas

dan

ciptaan

Tuhan

dalam

tentang

ruang

pertumbuhan

tanaman sekitar video

pertumbuhan

di dan

tentang dan

6 JP

 Buku

Biologi

SMA kelas X

sikap ilmiah,

 Internet

dan

 Artikel tentang

keselamatan

pertumbuhan

kerja

dan perkembangan

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu lingkup, objek dan

2. Merencanakan

perkembangan tumbuhan

permasalahan

dan

Menanya (siswa dimotivvasi

Biologi

Merancang

untuk membuat pertanyaan

Percobaan

tentang pertumbuhan dan

menurut

agama

yang

 Membuat

dianutnya.

perkembangan tumbuhan)

2.1 Berperilaku ilmiah (jujur,

disiplin,

 Apa

yang

dimaksud

percobaan

pertumbuhan

dan

pembuatan

perkembangan?

rancangan

jawab,

pupuk

peduli,

santun,

kompos

mempengaruhi

ramah lingkungan,

dengan

pertumbuhan

gotong

mengkaji

perkembangan

kerjasama,

cinta

artikel

Percobaan

 Video

tentang

pertumbuhan dan

Tes  Post Test

perkembangan tumbuhan.

dan

dan pada

tumbuhan?  Mengapa

damai,

responsif

video tentang

dan

proaktif)

pembuatan

mengalami

dalam melakukan

pupuk

dan perkembangan?

percobaan

kompos.

dan

 Laporan

tumbuhan

 Faktor apa sajakah yang

tanggung

royong,

Portofolio

tumbuhan pertumbuhan

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu diskusi di dalam

Mencoba

kelas maupun di

 Mencari

luar kelas.

di

sekitar lingkungan untuk diamati

3.1

tumbuhan

Menjelaskan pengaruh

faktor

dan

mencoba

mengkaitkannya

dengan

faktor internal dan eksternal

internal dan faktor

yang

eksternal terhadap

pertumbuhan

pertumbuhan

perkembangan tumbuhan.

dan

mempengaruhi dan

perkembangan

Menalar

makhluk hidup.

 Menganalisis faktor internal dan

4.1 Menyusun laporan hasil

percobaan

tentang

pengaruh

faktor

eksternal

terhadap

eksternal

yang

mempengaruhi pertumbuhan

dan

perkembangan tumbuhan.  Menarik

kesimpulan

proses

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu pertumbuhan

dan

tentang

konsep

perkembangan

pertumbuhan

dan

tanaman.

perkembangan serta faktorfaktor yang mempengaruhi. Mengkomunikasikan  Mempresentasikan

hasil

kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan.

2. Melakukan Tentang Dan

Percobaan Pertumbuhan

Perkembangan

Tumbuhan. Mengamati  Membaca artikel tentang pembuatan pupuk kompos

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu dan

menonton

video

pembuatan pupuk kompos Menanya Guru

memancing

siswa

bertanya seputar faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan

tumbuhan:  Apa hubungan faktor-faktor internal

dan

eksternal

dengan pertumbuhan dan perkembangan?  Bagaimana

langkah-

langkah

melakukan

percobaan/

eksperimen

penelitian?

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu  Apa hubungan antara pupuk kompos

dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan tumbuhan? Mencoba  Membuat

rancangan

percobaan penanaman dan pengaplokasian

pupuk

kompos.  Melakukan

percobaan

penanaman

dan

pengaplikasian

pupuk

kompos.  Melakukan pengamatan dan pengambilan data.

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Pembelajaran

Penilaian

Alokasi

Sumber Belajar

Waktu Menalar  Mengolah

data

hasil

percobaan.  Menjawab dan

permasalahan

mencari

hubungan

faktor-faktor

terhadap

pertumbuhan

dan

perkembangan.  Menarik kesimpulan dari percobaan

yang

telah

dilakukan. Mengkomunikasikan  Melaporkan hasil percobaan secara lisan (presentasi) dan secara tertulis (laporan).

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan

: SMA

Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas

: XII

Alokasi Waktu

: 6 JP

Materi Pokok

: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

A. Kompetensi Inti KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak

(menulis,

membaca,

menghitung, mengarang, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116

menggambar) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar 1.1

Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut agama yang dianutnya.

2.1

Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.

3.1

Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

4.1

Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

C. Indikator 1.1.1 Menjaga kesehatan dan kebersihan dalam diri siswa. 2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan percobaan. 2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan. 2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan diskusi dan presentasi. 3.1.1 Menjelaskan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan. 3.1.2 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117

4.1.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil diskusi. 4.1.2 Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1.3 Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar.

D. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1 Selama proses pembelajaran siswa mampu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. 2.1.1.1 Siswa mampu bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan. 2.1.2.1 Siswa mampu bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan. 2.1.3.1 Siswa

dapat

bersikap

santun

dan

bertanggung

jawab

dalam

berargumentasi dalam kegiatan diskusi dan presentasi. 3.1.1.1 Siswa

mampu

menjelaskan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan diskusi kelompok. 3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan hasil percobaan. 4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan mempresentasikan hasil diskusi secara singkat di depan kelas. 4.1.2.1 Setelah merancang desain percobaan, siswa mampu melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118

4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam bentuk laporan tertulis.

E. Materi Pembelajaran 

Pertumbuhan dan perkembangan.



Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

F. Model dan Metode Pembelajaran 

Model pembelajaran kooperatif.



Metode pembelajaran : diskusi, eksperimen, presentasi.

G. Sumber Belajar/ Alat dan Bahan Sumber belajar : Buku Biologi SMA kelas X, hasil karya ilmiah, laporan hasil penelitian, internet, LKS. Alat: 1. Kertas 2. Pensil / Ballpoint 3. LCD 4. Laptop 5. Polybag 6. Mistar 7. Termometer Bahan: 1. Pupuk Kompos berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk kandang, dolomite dan dedak 2. Bibit tanaman bayam dan air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119

H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan Pertama (2x45 menit) kondisi 1. Guru memulai pelajaran dengan Pendahuluan Menyiapkan belajar mengucapkan salam, mengecek 15 menit kehadiran siswa, dan berdoa bersama. Apersepsi 2. Guru menampilkan gambar tentang pertumbuhan dan perkembangan. Motivasi

Orientasi

Inti 60 Menit Mengamati

Menanya

Mencoba

Menalar

3. Guru memberikan pertanyaan tentang proses apa yang terjadi pada video tersebut? 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Guru membagi siswa dalam kelompok. 6. Mengamati video tentang pertumbuhan dan perkembangan 7. Membaca artikel tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 8. Siswa dibimbing untuk membuat pertanyaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan. 9. Guru membagikan LKS 1. 10. Menggali informasi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan melalui tayangan video/ gambar/ animasi, buku, dan sumber lain. 11. Diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. 12. Diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. 13. Siswa diminta untuk mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan pertumbuhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

Kegiatan

Penutup menit

Fase Mengkomunikasikan

14.

Evaluasi

15.

15 Rangkuman

16.

Refleksi

17.

Tindak Lanjut

18.

Kegiatan Guru dan Siswa perkembangan. Presentasi hasil diskusi tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Guru memberi pertanyaan secara lisan berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Guru membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran. Guru mengajak siswa merefleksikan hasil belajar. Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel tentang langkahlangkah melakukan percobaan dan penyusunan laporan hasil percobaan.

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan Kedua (2x45 menit) kondisi 1. Guru memulai pelajaran dengan Pendahuluan Menyiapkan belajar mengucapkan salam, mengecek 10 menit kehadiran siswa, dan berdoa bersama. 2. Guru mengingatkan tugas yang Apersepsi pada pertemuan sebelumnya. 3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk mengambil LKS 2. Motivasi 4. Guru membawa hasil pupuk kompos yang telah matang dan siap pakai. Guru menunjuk beberapa perwakilan siswa untuk mengamati warna, aroma dan tektur pada pupuk kompos tersebut. Orientasi 5. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. 6. Siswa diajak untuk mengamati Inti 65 Menit Mengamati video pembuatan pupuk kompos.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121

Menanya

Mencoba

Menalar

Mengkomunikasikan Evaluasi

Penutup menit

15 Rangkuman Refleksi

Tindak Lanjut

Kegiatan Fase Pertemuan Ketiga (2x45 menit) kondisi Pendahuluan Menyiapkan belajar 10 menit

Apersepsi

Motivasi

7. Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah melakukan percobaan/eksperimen. 8. Siswa dibagi ke dalam kelompok, dan berdiskusi dalam kelompok untuk membuat rancangan percobaan 9. Siswa berdiskusi merancang percobaan tentang pertumbuhan dan perkembangan bersama kelompoknya. 10. Mempresentasikan hasil rancangan percobaan. 11. Guru memberikan pertanyaan secara lisan berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan. 12. Guru membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran. 13. Siswa diajak untuk melakukan refleksi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. 14. Siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan dan LKS 2 yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk kompos untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan berdoa bersama. 2. Guru mengingatkan siswa mengenai tugas untuk membawa alat dan bahan dan LKS 2 yang digunakan untuk penanaman. 3. Guru bertanya, apa kegunaan dari alat dan bahan yang dibawa tersebut? Agar pikiran siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122

terpancing. Orientasi Inti 65 Menit Mengamati

Menanya

Mencoba

Menalar

Mengkomunikasikan

Penutup menit

Evaluasi 15 Rangkuman

Refleksi Tindak lanjut

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Siswa diajak untuk menonton video pengaruh faktor eksternal dan internal pada tanaman. 6. Siswa dipancing untuk bertanya tentang faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 7. Siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya dan mulai melakukan rancangan percobaan yang telah dibuat sebelumnya. 8. Siswa diminta menghubungkan pengaruh faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. 9. Setiap kelompok mempresentasikan secara singkat hasil diskusi. 10. Guru memberikan post test. 11. Guru membimbing siswa merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari. 12. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. 13. Guru meminta siswa untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya.

I. Penilaian



Jenis penilaian : Tes (post test), dan Non-test (lembar observasi : lembar penilaian sikap sosial, lembar penilaian presentasi, lembar penilaian kegiatan percobaan, lembar penilaian laporan percobaan,



Instrumen : soal post test, dan rubrik penilaian (terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123

Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)

LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1)

Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan A. Tujuan 3.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan

perkembangan

melalui

kegiatan

diskusi

kelompok.

B. Alat dan Bahan Alat tulis, video tentang proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup

C. Cara Kerja 1. Ambillah LKS dan bacalah dengan cermat 2. Lakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan dan diamati faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tersebut. 3. Catat dan diskusikanlah hal tersebut dengan teman kelompokmu. 4. Presentasikan secara singkat hasil diskusi di depan kelas.

D. Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan? 2. Tumbuhan apa saja yang kamu amati di lingkungan sekitar? 3. Sebutkan

2

faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

perkembangan tumbuhan! 4. Bagian tumbuhan manakah yang dipengaruhi oleh faktor tersebut?

dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124

5. Bagaimana hubungan faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang diamati? Jawaban: .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ............................................................................................................................ E. Kesimpulan ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125

Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2)

LEMBAR KERJA SISWA 2 (LKS 2) Judul : Merancang Percobaan Penanaman dan Pengaplikasian Pupuk A. Tujuan 3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan hasil percobaan. 4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan

dan

perkembangan

tumbuhan

dan

mempresentasikan hasil diskusi secara singkat di depan kelas. 4.1.2.1 Setelah

merancang

desain

percobaan,

siswa

mampu

melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam bentuk laporan tertulis.

B. Alat dan Bahan Alat tulis, bibit bayam, polybag, air, pupuk kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dedak dan dolomite. C. Instruksi 1. Tanaman bayam dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangannya. 2. Tanaman bayam juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126

3. Buatlah langkah kerja percobaan penanaman dan pengamatan tanaman bayam berdasarkan video dan artikel tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang telah dicari sebelumnya. 4. Aplikasikan pupuk daun ketapang yang telah pada tanaman bayam, dan diamati faktor internal dan eksternal yang ada.

D. Hasil Rancangan ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127

Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tempat Percobaan

Pengukuran Ke-

1 2 dst

Aspek yang diamati Suhu

Kelembaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128

Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial

Lembar Penilaian Sikap Sosial Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas/ semester

: X/ 1

Indikator

:

2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan percobaan. 2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan. 2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan diskusi dan presentasi.

Aspek Bekerjasama

Kritis

Proaktif

Rubrik Penilaian Sikap Sosial Skor Indikator 3 1. Aktif dalam kegiatan kelompok, 2. Mau melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan 3. Sering membantu/ menolong sesama yang kesulitan 2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator 1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator 3 1. Selalu menanggapi permasalahan dengan masuk akal 2. Selalu mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada (Cece, 1996 dalam Kate, 2013). 2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator 1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator 3 Suka melakukan sesuatu tanpa diminta terlebih dahulu 2 Terkadang melakukan sesuatu tanpa diminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129

Rubrik Penilaian Sikap Sosial Aspek Skor Indikator terlebih dahulu 1 Melakukan sesuatu dengan diminta terlebih dahulu (Pasif) 3 1. Segera melakukan sesuatu yang diminta oleh sesama dengan baik Responsif 2. Melakukan sesuatu sesuai dengan instruksi 3. Suka menanggapi pertanyaan dan pendapat sesama 2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator 1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator 3 1. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik Bertanggungjawab 2. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, dan tidak malu meminta maaf. 3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat 2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator 1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator 3 1. Tidak berkata-kata kotor dan kasar 2. Tidak menyela pembicaraan orang lain Santun 3. Menghormati orang yang lebih tua. 2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator 1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator Skor Maksimal : 18 Nilai akhir =

x 100

Kriteria Penilaian Afektif

Rentang Nilai ≥ 75 65 – 74 56 – 64 50 – 55 ≤ 50

Kriteria A B C D E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130

Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi

Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas/ semester

: X/ 1

Indikator

:

4.1.1 Merancang desain penelitian mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil diskusi.

No

Kelompok

Aspek Penilaian Penggunaan Kekompakan Bahasa

Isi Presentasi

Skor

1 2 Dst

Aspek Penggunaan Bahasa

Kekompakan

Isi Presentasi

Skor Maksimal : 9

Rubrik Penilaian Kegiatan Presentasi Skor Kriteria Penyampaian presentasi menggunakan bahasa yang 3 baik, jelas, dan sopan Memenuhi 2 dari 3 kriteria 2 Memenuhi 1 dari 3 kriteria 1 Saat presentasi tidak bergantung pada satu orang saja 3 saat presentasi, seluruh anggota kelompok berkontribusi dalam presentasi, contohnya dalam menjawab pertanyaan, saling percaya antar anggota kelompok, contohnya tidak meremehkan kemampuan antar anggota kelompok. Memenuhi 2 dari 3 kriteria 2 Memenuhi 1 dari 3 kriteria 1 Sesuai dengan permasalahan, dan jelas 3 Memenuhi 2 dari 3 kriteria 2 Memenuhi 1 dari 3 kriteria 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131

Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan

Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan Topik kegiatan Hari/ tanggal Kelas No

Nama

: : : Aspek Penilaian Persiapan Pelaksanaan

Hasil

Jumlah Skor

Nilai

1 2 Dst

Rubrik Penilaian Kegiatan Percobaan Aspek Skor Kriteria Pemilihan alat dan bahan sesuai kebutuhan, Persiapan 3 menggunakan alat keselamatan kerja, alat dan bahan yang dibawa lengkap (tidk ada yang lupa dibawa saat hari H percobaan) Telah melakukan 2 dari 3 kriteria 2 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria 1 Bekerja sesuai langkah kerja yang telah dirancang Pelaksanaan 3 bersama, antar anggota kelompok kompak, tidak bergantung pada satu orang dalam kelompok. Telah melakukan 2 dari 3 kriteria 2 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria 1 Data dan kesimpulan yang ada faktual, akuran dan jelas. Hasil 3 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria 2 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria 1 Skor Maksimal : 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132

Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan

Lembar Penilaian Laporan Percobaan Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

:X/1

No 1

Langkah Tujuan

1 2

Tujuan Alat dan Bahan

3

Waktu dan Tempat Cara Kerja

4

5

Data

Skor Kriteria Penulisan sesuai dengan rumusan masalah, 3 berkaitan dengan isi Memenuhi 2 dari 3 kriteria 2 Memenuhi 1 dari 3 kriteria 1 Tidak ditulis 0 Penulisan sesuai dengan 2 Pengelompokkan alat dan bahan sesuai, 3 penulisan sesuai dengan judul Pengelompokkan alat dan bahan kurang sesuai, 2 penulisan alat dan bahan terkadang sesuai dengan judul Pengelompokkan alat dan bahan tidak sesuai, 1 penulisan alat dan bahan tidak sesuai dengan judul Tidak ditulis 0 Penulisan sesuai dengan kenyataan 3 5

4 3 2 1 0 10

8

Penulisan selalu menggunakan kalimat pasif, tulisan sistematis, alat dan bahan sesuai, jelas dan tidak ambigu. Memenuhi 4 dari 5 kriteria Memenuhi 3 dari 5 kriteria Memenuhi 2 dari 5 kriteria Memenuhi 1 dari 5 kriteria Tidak ditulis Penulisan data lengkap, jelas dan data sesuai dengan lembar observasi, sesuai dengan isi laporan, sesuai dengan kaidah penulisan dan penyusunan laporan Memenuhi 4 dari 5 kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133

No

Langkah

6

Hasil dan Pembahasan

7

8

Skor 6 4 2 0 30

Kesimpulan

3

Kedisiplinan

2 1 0 3 1 0

Skor Maksimal : 62 x 100

Kriteria Memenuhi 3 dari 5 kriteria Memenuhi 2 dari 5 kriteria Memenuhi 1 dari 5 kriteria Tidak ditulis Menyajikan data dalam bentuk tabulasi, grafik atau diagram, ada keterkaitan antara uraian, isi, contoh, dengan bukti, penulisan menggunakan tata bahasa dan ejaan yang betul, sesuai dengan tujuan percobaan, menjelaskan rumusan masalah, menggunakan landasan teori yang dicantumkan sumbernya, menggunakan landasan teori yang relevan, penulisan menggunakan bahasa sendiri, penulisan sesuai dengan EYD Penulisan singkat, jelas dan ditulis berdasarkan hasil penelitian. Memenuhi 2 dari 3 kriteria. Memnuhi 1 dari 3 kriteria. Tidak ditulis. Pengumpulan hasil kerja sebelum waktu yang telah disepakati, atau tepat waktu. Pengumpulan hasil kerja sesudah waktu yang telah disepakati bersama Tidak mengumpulkan hasil kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134

Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Pembelajaran (Post test)

Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Pembelajaran (Post test) Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

:X/1

Kisi-kisi soal

:

Indikator

3.1.1 Menjel askan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan 3.1.2 Menga nalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil penelitian.

Mengi ngat 1

Nomor Soal dan Tingkat Pembelajaran Memah Menerap Mengan Mengeva Mencipta ami kan alisis luasi kan 3

2

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135

Soal dan Rubrik Penilaian Post Test No Soal Jawaban 1 Sebutkan dan Siswa dapat menjawab dengan tepat, jelaskan 2 faktor mencakup semua poin. yang Siswa dapat menjawab walaupun kurang mempengaruhi mencakup semua poin. pertumbuhan dan Tidak menjawab sama sekali. perkembangan pada tumbuhan? 2

3

4

Berdasarkan soal nomor 2, jelaskan pengaruh dan hubungan dari faktor-faktor tersebut terhadap tumbuhan.

Apa yang terjadi pada tanaman jika salah satu dari faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi? Bagaimana langkah-langkah melakukan percobaan dari hasil rancangan yang telah kamu buat?

Skor Maksimal : 80 x 100

Skor 20 10 0

Siswa mampu menyebutkan hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap pertumbuhan tanaman dengan lengkap dan jelas. Siswa mampu menjawab hubungan faktor internal terhadap pertumbuhan. Siswa dapat menjawab hubungan faktor eksternal terhadap pertumbuhan Tidak menjawab sama sekali.

20

Siswa dapat menjawab dengan tepat

20

Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat Tidak menjawab sama sekali.

10 0

Siswa dapat menjawab dengan tepat Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat

20 15

Tidak menjawab sama sekali.

0

15 10 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136

Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif

Lembar Panduan Penilaian akhir Aspek Kognitif Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

:X /1

No

Nama Siswa

Nilai Post Test

Nilai Akhir Laporan Percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137

Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos

Semua Bahan Padat (daun ketapang, dedak, dolomit, dan kotoran sapi) ditimbang menggunakan timbangan gantung

Semua bahan cair dicampur dalam satu tempat dan dicampur air 10 liter.

Semua bahan padat dicampur jadi satu di atas terpal dan diaduk hingga rata

S e m u a b a h a n c ai r (tS ete esm teu ba u,b Ea Mh 4,a ain r)c diai tarS e k (t m aret u mes a e te n bb a g u, h gE a uM n n 4, c a ai ai k r) di r

Semua bahan cair (tetes tebu, EM4, air)ditakar menggunakan gelas ukur

Lalu dimasukkan ke dalam tempat siram.

Setelah itu disiram menggunakan bahan cair yang sudah dicampur air dan diaduk kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138

Setelah itu pupuk diungkep selama bulan. Setiap 2 hari sekali pupuk diukur suhu dan kelembaban pupuk, juga suhu dan kelembaban udara jika terlalu panas, terpal dapat dibuka, jika terlalu kering dapat dilakukan penyiraman dengan air pada pupuk dan diaduk.

S e m u a Pupuk dikeringkan dibawah b sinar matahari sampai a benar-benar kering h a n c a i r ( t e t e s

Setelah sebulan pupuk siap digunakan.

t e b u , E M 4 , a i r ) d i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139

Lampiran 25. Alat Yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian

A.Soil tester

B. Termohigrometer digital

A

B

C. pH meter dan gelas ukur Plastik

D. Mistar / Penggaris (50cm)

C

E.Timbangan digital dan timbangan gantung

E

D

F.Pacul, Ember dan Termometer

F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140

G

G. Lokasi Penanaman Bayam cabut di dalam paranet yang ada di Kebun Percobaan sedangkan lokasi Pembuatan pupuk di rumah sawah yang ada di Kebun Percobaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141

Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut ke Polybag

A

B A. Bayam Cabut yang sudah disemai

B. Dicabut perlahan dengan dicongkel menggunakan jari tangan agar akar tidak patah

C D

C. Ditanamn dalam polibag dengan kedalaman 4 cm diberi anjir dan diikat dengan tali rafia

D. Bayam Cabut yang sudah dipindah ke polibag. .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142

Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada Saat Panen

A

B

B. Penyemprotan dengan pestisida A. Penyiraman dilakukan Pagi

C

dan Sore Tergantung Cuaca, Air yang digunakan sebanyak 300 ml.

C. Menyiapkan bahan pembuatan pestisida

D

untuk

E

D. Pada awal Penelitian dilakukan persiapan media dengan melakukan penimbangan E. Penimbangan berat basah saat Panen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143

Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang

Tanggal/bulan

pH Pupuk Ketapang

28/2

4

3/3

4,3

4/3

4,3

6/3

4,3

9/3

6

12/3

6,1

15/3

6,5

18/3

6,5

21/3

6,3

24/3

6,3

28/3

6