PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PROSOSIAL SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017
Assyfah Rahma Dhini SMP Negeri 15 Yogyakarta, Universitas PGRI Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK ASSYFAH RAHMA DHINI. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Untuk Mengingkatkan Sikap Prososial Siswa Kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016-2017. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Juni 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta sebanyak 35 siswa. Subjek penelitian dipilih bagi siswa yang memiliki sikap prososial cenderung rendah yang nantinya akan diberikan perlakuan (treatment) sejumlah 16 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik uji paired t-test. Hasil analisis uji-t = 13,215 dengan nilai p = 0,000 berarti p < 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya peningkatan skor sikap prososial sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dengan begitu pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa dengan kemampuan serta kompetensi yang ada, diharapkan guru bimbingan dan konseling mampu menjalankan program maupun layanannya dengan berbagai upaya dalam rangka meningkatan wawasan dan pemahaman siswa tentang sikap prososial. Peran penting guru dan sekolah dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan konseling dapat memberikan dukungan siswa dalam peningkatan sikap prososial siswa menjadi lebih baik. Kata kunci: bimbingan kelompok, teknik sosiodrama, sikap prososial
ABSTRACT ASSYFAH RAHMA DHINI. The Influence of Group Guidance Services With Sociodrama Technique To Improve Prosocity Attitude for VII C Grade Students of Junior High School (SMP N) 15 Yogyakarta Academic Year 2016-2017. Essay. Yogyakarta. Faculty of Teaching and Education PGRI University Yogyakarta. June 2017.
The purpose of this research is to determine the effect of group counseling services with sociodrama techniques to improve the attitude of prosocial for VII C grade students of Junior High School (SMP N) 15 Yogyakarta. Population of the research covers all students of class VII C Junior High School (SMP N) 15 Yogyakarta for 35 students. Research subjects were selected for students who have prosocial behavior tend to be low which will be given treatment (treatment) a number of 16 students. Data collection method use it questionnaire. Data analysis is done using statistical analysis paired t-test. The result of t-test = 13,215 with p = 0,000 means p <0,05 there is significant difference between before and after giving of group guidance service with sociodrama technique. This difference indicates an increase in prosocial attitude score before and after the giving of group guidance service with sociodrama technique. Thus the provision of guidance services group with effective sociodrama techniques to improve the attitude of prosocial class VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. The implication of this research is that with the ability and the existing competence, it is expected that guidance and counseling teacher can run the program and its service with various efforts in order to improve the students' insight and understanding about prosocial attitude. The important role of teachers and schools in the process of implementation of counseling guidance services can provide student support in improving students' prosocial attitudes for the better. Keywords: group guidance, sociodrama technique, prosocial attitude
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan salah satu cabang ilmu pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa (konseli) agar dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki serta dapat memandirikan siswa untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya. Setiap pelaksanaan kegiatan dalam bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh sesorang yang ahli dibidangnya atau seseorang yang professional yaitu konselor yang memiliki kualifikasi akademik Sarjana pendidikan (S-1) di bidang bimbingan dan konseling, sehingga konselor dapat melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Konseli dapat menceritakan segala permasalahannya baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada konselor. Dalam menyelenggarakan kegiatan konseling, perlu diingat seorang konselor harus mengikuti kaidah-kaidah (asas-asas) yang telah ditetapkan. Prayitno (2009:115) menyatakan “asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani”. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maka dari itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Kelebihan manusia sebagai makhluk sosial yaitu kesediaannya memberikan pertolongan dan mengulurkan tangan kepada orang lain termasuk kepada keluarga, kelompok atau komunitasnya, bahkan siap menolong orang tidak dikenal, dari etnis atau bangsa lain tanpa pamrih dan tanpa meminta imbalan. Perilaku menolong menggambarkan manusia sebagai makhluk yang tidak egois, dapat bekerjasama, dermawan, mampu untuk memberikan perhatian yang nyata untuk kesejahteraan
orang lain, dan merasa bahwa dirinya mempunyai kemampuan memberikan bantuan pada orang lain. Di dalam ajaran agama kita diwajibkan untuk saling tolong menolong. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat kedua Allah SWT berfirman “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggara. Dan bertakwalah kamu kepad Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. Sikap tolong menolong memiliki manfaat tersendiri yaitu dapat mengenal orang lain yang belum dikenal dan lebih mengenal pribadi seseorang yang sudah dikenal. Dengan begitu tolong menolong juga dapat memperluas jaraingan sosialisasi seseorang. Di zaman yang sudah maju ini, masyarakat khususnya para remaja yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah dalam bersosialisasi para remaja sering membuat kelompok-kelompoknya sendiri, sehingga siswa pilah-pilih dalam menolong seseorang baik itu dalam sekolah (akademik) maupun lingkungan masyarakat. Seperti yang diamati peneliti saat melaksanakan PPL BK Sekolah di SMP Negeri 15 Yogyakarta bahwa banyak siswa yang membuat kelompokkelompoknya sendiri. Siswa yang membuat kelompok-kelompoknya sendiri memiliki keengganan untuk bergaul dengan teman-teman yang lain apalagi untuk menolong teman satu kelas. Contoh kasus dalam pembelajaran yang kerap terjadi adalah saat ada pembentukan kelompok belajar. Dalam kelompok belajar, bapak atau ibu guru telah membentuk sendiri kelompok belajar dan ada juga memberi kebebasan siswa untuk membentuk kelompok belajarnya sendiri. Kelompok belajar yang telah dibentuk bapak atau ibu guru, beberapa siswa yang didalamnya merasa tidak nyaman dengan teman satu kelompoknya sehingga dapat membuat siswa kurang berkonsentrasi, penurunan nilai, bahkan dapat menghambat proses pembelajaran. Lain halnya kelompok belajar yang dibentuk siswa sendiri seringkali anggota kelompoknya adalah teman satu kelompok diluar kelompok belajar. Padahal pembentukan kelompok dalam pembelajaran bertujuan siswa dapat saling bekerjasama, menghargai dan tolong-menolong saat proses pembelajaran tersebut. Sehingga tidak terjadi kesenjangan kelompok dalam kelompok tugas. Jika siswa sering berperilaku memilah-milih teman dalam bergaul maka siswa akan menjadi pribadi yang memiliki ego tinggi, tidak menghargai orang lain, kurang perduli kepada sesama, tidak mau berbagi kepada yang membutuhkan dan masih banyak lagi. Sebaliknya jika remaja dapat bersosialisasi tanpa melihat suatu kelompok atau tidak memilah-milih teman maka siswa akan menjadi pribadi yang lebih mudah untuk melewati tahap perkembangan sosialnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru bimbingan dan konseling (konselor sekolah) memberikan layanan berupa layanan bimbingan kelompok. Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat menambahkan teknik pendukung di dalamnya. Teknik pendukung tersebut seperti program home room, karyawisata, diskusi kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama dan pengajaran remedial. Untuk memperoleh keberhasilan dalam bimbingan kelompok, peneliti bermaksud menggunakan teknik sosiodrama dalam menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Konselor sekolah belum mencoba menerapkan teknik sosiodrama dalam variasi layanan bimbingan kelompok. Jadi penerapan teknik sosiodrama belum dapat dipastikan dapat membantu menyelesaikan masalah siswa yang akan
2.
3.
4.
5.
6.
B.
diteliti. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan teknik sosiodrama dalam pelaksanaan bimingan kelompok. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Sikap Prososial Siswa. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Proses pembelajaran menjadi terhambat. b. Penurunan nilai dalam pembelajaran. c. Kurang konsentrasi dalam belajar. d. Kurangnya rasa peduli antar teman. e. Siswa tidak mampu bersosialisasi secara optimal. f. Keberhasilan penerapan teknik sosiodrama belum dapat dipastikan. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, pembatasan dalam penelitian ini adalah pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan sikap prososial siswa. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat berpengaruh untuk meningkatkan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta ? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan pada ilmu bimbingan dan konseling kelompok. b. Manfaat Praktis 1) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang bimbingan dan konseling khususnya bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan sikap prososial siswa. 2) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan layanan dan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama siswa di sekolah.
KAJIAN TEORI 1. Layanan Bimbingan Kelompok a. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok Achmad Juntika Nurihsan (2006:23) mengemukakan “bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyamapaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial”. Tohirin (2007:170) mengemukakan layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Jumlah anggota yang ideal dalam layanan bimbingan kelompok 8-10 orang.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang layanan bimbingan kelompok diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dari bimbingan dan konseling dengan jumlah anggota 8-35 orang yang berguna untuk membantu individu dalam pengembangan dan pemecahan masalah dengan memanfaatkan suasana dan dinamika kelompok di dalamnya sehingga dapat tercapainya tujuan bersama. b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok Tujuan layanan bimbingan kelompok adalah sebagai layanan untuk mendorong perwujudan sikap prososial siswa, pengembangan potensi diri individu dan sosial secara optimal seperti berlatih meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, memberi dan menerima pendapat orang lain, menanggapinya, menjalin hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya dan berlatih bertanggungjawab terhadap sikap dan keputusan yang sudah diambil. 2. Sosiodrama a. Pengertian Sosiodrama Winkel (2004:571) “sosiodrama adalah dramatisasi dari persoalanpersoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial”. Menurut Tohirin (2007:293) mengemukakan bahwa sosiodrama adalah suatu cara membantu memecahkan masalah (sosial) yang dialami siswa melalui drama. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial, sehingga konseli dapat memecahkan masalah sosial memalui peranan yang diperankanya. Berdasarkan bebrapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama adalah suatu teknik dalam layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan permainan peran seputar permasalahan sosial yang timbul serta bertujuan untuk memecahkan masalah sosial (hubungan antar manusia). b. Tujuan Sosiodrama Sosiodrama memiliki tujuan untuk mendidik kembali individu yang mengalami masalah sosial yang hampir sama dan memberi pengetahuan tentang seputar pergaulan sosial sehingga individu dapat mengubah sikapsikap tertentu serta meningkatkan kamampuan bergaul dengan orang lain secara wajar dan sehat. 3. Sikap Prososial a. Pengertian Sikap Prososial Menurut Siti Mahmudah (2011:54) perilaku prososial adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif dari si penolong. Menurut Suryanto (2012:167) perilaku prososial adalah suatu tindakan yang berupa tindakan menolong yang bertujuan untuk menguntungkan orang lain atau suatu kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah suatu bentuk tindakan yang menguntungkan orang lain atau suatu kelompok yang dilakukan dengan sukarela, misalnya menolong. b. Indikator Sikap Prososial Indikator-indikator yang termasuk dalam perilaku prososial adalah menolong orang lain, berbagi dan menyumbang (dermawan), bekerjasama, kejujuran. C. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan bentuk preexsperimental. Bentuk penelitian pre-exsperimental menggunakan one-group pretestposttest design. Desain one-group pretest-posttest ini melakukan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama (pre-test) dilakukan untuk melihat kondisi sampel sebelum
diberikan treatment yaitu tingkat sikap prososial siswa sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik soiodrama dan pengukuran kedua (post-test) dilakukan untuk mengetahui tingkat perilaku prososial siswa setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik soiodrama oleh peneliti. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hipotesis terbukti atau terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk mengingkatkan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. Dari hasil analisis uji-t = 13,215 dengan nilai p = 0,000 < 0,05 berarti pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh untuk meningkatkan sikap prososial siswa. E. KESIMPULAN Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ditemukan adanya perbedan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya peningkatan skor sikap prososial sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dengan begitu pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengruh untuk meningkatan sikap prososial siswa kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta. F. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Terjemahan dan Tafsir Untuk Wanita. Bandung: Jabal Ahmad Juntika Nurihsan. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama Dayakisni & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang Press Sitti Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta Tatiek Romlah. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada Winkel W.S dan Marastuti, S. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi