pengaruh lingkungan terhadap kesehatan - FKM UAD

Kesehatan Lingkungan. Di Dunia. • Tingkatan kelangsungan hidup dasar dari kualitas lingkungan sudah dapat dicapai. • Namun malaria dan malnutrisi teta...

16 downloads 605 Views 11MB Size
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN Dyah Suryani, S.Si, M.Kes FKM UAD

PENDAHULUAN • Perubahan paradigma sakit ke paradigma sehat • Definisi sehat (WHO) : Keadaan lengkap dari sehat jasmani, rokhani dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, serta dapat bekerja secara produktif; • Definisi WHO telah diterima secara luas, namun indikatornya belum berkembang, masih pakai indikator penyakit.

Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan, terutama aspek :

• Gaya hidup Miras, rokok, narkoba, makanan berlemak, dsb.

• Bahan toksik mikroorganisme patogen, logam berat, B3 dsb.

• Bahaya fisik kebisingan, sinar ultra-violet, debu di udara

• Keadaan lainnya kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan, dll.

Tingkatan Perhatian thd Kesehatan Lingkungan :

• Bare Survival Pengendalian wabah utama dan pengendalian minimal sanitasi makanan dan minuman

• Control of Disease and Injury Pengendalian penyakit endemis, gizi dan luka

• Efficient Performance Diet yang bagus, pemeliharaan lingkungan

• Comfort Kepuasan lingkungan, estetika dan kenyamanan hidup

• Human Survival Kelangsungan hidup species manusia

Tingkatan Kesehatan Lingkungan Di Dunia • Tingkatan kelangsungan hidup dasar dari kualitas lingkungan sudah dapat dicapai • Namun malaria dan malnutrisi tetap merupakan masalah ekstensif  Di AS masih punya masalah penyakit menular  Peningkatan penggunaan bahan B3 menyebabkan penyakit degeneratif dan kanker

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN • Status kesehatan merupakan refleksi dari hasil akhir interaksi kompleks antara sistem biologis internal dan sistem lingkungan eksternal secara keseluruhan; • Sistem penyangga kehidupan menyediakan kebutuhan dasaraktivitas manusia; • Akibat aktivitas manusia (industri, pertanian, transportasi, pemukiman, dsb) menghasilkan limbah dan residu; • Limbah dan residu selanjutnya mempengaruhi sistem penyangga kehidupan dan juga kesehatan manusia.

Residu dan Limbah

Sistem Penyangga Kehidupan

Aktivitas Manusia

Bahaya Lingkungan

Hubungan manusia dan lingkungan

Sumber Perubahan Lingkungan • Aktivitas manusia Terutama pembangunan industri, transportasi dan pemukiman menghasilkan limbah yang menurunkan kualitas lingkungan • Aktivitas Alam Letusan gunung berapi, banjir, badai, gempa bumi merubah kualitas air, udara, tanah, makanan, vektor atau manusia sendiri • Komponen lingkungan bertindak sebagai media atau perantara terjadinya penyakit di masyarakat

Upaya Kesehatan Lingkungan Sumber Perubahan Primer Aktivitas manusia atau alamiah

Komponen Lingkungan Air Udara Tanah Makanan Vektor

Masyarakat Sasaran Umur Kelamin Lokasi

Sumber Perubahan Sekunder

Model hubungan interaksi komponen lingkungan dengan manusia

Efek Sehat atau Sakit

Air

Mati Tangan Air Limbah dan Tinja

Makanan

Manusia

Serangga Tikus Sakit Tanah

Rantai penularan penyakit yang bersumber dari air limbah tinja kepada manusia

Pengendalian efektif • Air limbah dan tinja merupakan sumber infeksi virus, bakteri, protozoa, maupun cacing; serta bahan kimia beracun dan berbahaya lainnya; • Pengendalian penularan penyakit yg paling efektif adalah dengan memutuskan mata rantai penularan langsung pada sumbernya;

Lingkungan

Genetik

Kesehatan Masyarakat

Perilaku

Pelayanan Kesehatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat menurut H.L. Bloom

H

A E

Keseimbangan ekosistem yang dinamis

A A E

E

Kualitas lingkungan lebih baik

Kualitas lingkungan tambah jelek

Model interaksi Host – Agent – Environment

Ekosistem • Ekosistem adalah tatanan segenap komponen lingkungan yang merupakan kesatuan yang utuh menyeluruh yang saling berinteraksi membentuk keseimbangan yang stabil dan dinamis. • Keseimbangan ekosistem yang stabil namun dinamis ini dapat rusak apabila terjadi pencemaran lingkungan yang berlebihan (baik oleh aktivitas manusia ataupun peristiwa alam) yang melewati daya lenting ekosistem tersebut.

Sumber Emisi

Efek Klinis

Masuk ke lingkungan

Kerusakan Fungsi/struktur

Pajanan thd manusia

Dosis Internal

Dosis Efektif Biologis

Dosis Target Organ

Mata rantai kesehatan lingkungan

Peran Lingkungan Dalam Menimbulkan Penyakit • Lingk sbg faktor predisposisi (Faktor kecenderungan) • Lingk sbg penyebab penyakit (Penyebab langsung penyakit) • Lingk sbg media transmisi penyakit (Sebagai perantara penularan peny) • Lingk sbg faktor mempengaruhi perjalanan suatu penyakit (Faktor penunjang)

Pengertian Kesehatan Lingkungan Definisi • Kes lingk mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

WHO • Kes lingk adalah ilmu dan ketrampilan yg memusatkan perhatian pada usaha pengendalian faktor fisik di lingkungan manusia yang diperkirakan merugikan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia

Ilmu kes lingk merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada :

Usaha perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staff, pengarahan, koordinasi, penggalian dana, serta evaluasi semua aktivitas pengendalian lingkungan sehingga meningkatkan perkembangan fisik, derajat kesehatan serta kelangsungan hidup manusia.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

• • • • • • •

Penyediaan air Pengelolaan limbah Sanitasi makanan Sanitasi pemukiman dan TTU Pencemaran lingkungan Pengendalian vektor & rodent Keselamatan & kesehatan kerja

Kesehatan Lingkungan Di Indonesia • Negara tropis kepulauan yang memiliki keuntungan dan kerugian • Keuntungan : - Temperatur panas, masyarakat religius • Kerugian : - Udara lembab - Banyak genangan air - Pendidikan rendah - Adat istiadat tradisional - Sanitasi lingkungan belum baik - Awal industrialisasi: pencemaran

Sekian, Terima kasih atas perhatian anda

DASAR-DASAR EKOLOGI

LATAR BELAKANG

KONFERENSI PBB TENTANG LINGKUNGAN HIDUP [STOCKHOLM CONFERENCE 1972]

KOMISI SEDUNIA UNTUK LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN [WORLD COMMISSION ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT] LAPORAN BRUNTLAND 1987 HARI DEPAN KITA BERSAMA [OUR COMMON FUTURE] PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN [SUSTAINABLE DEVELOPMENT]

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) [ENVIRONMENTAL IMPACT ANALYSIS (EIA)] RKL DAN RPL MANAJEMEN LIMBAH INDUSTRI (MLI)

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN • • • •

ILMU LINGKUNGAN tidak begitu tepat bila disamakan dengan EKOLOGI ILMU LINGKUNGAN adalah ENVIRONMENTAL SCIENCE EKOLOGI adalah ENVIRONMENTAL BIOLOGY ILMU LINGKUNGAN disusun oleh : Biologi, Fisika, Geografi, Ilmu Kimia, cabang ilmu lainnya • EKOLOGI hanyalah salah satu cabang atau penyusun ilmu lingkungan • “The Study of Environmental Science encompasses the field of ecology, geophysics, geochemistry, forestry, public health, meteorology, agriculture, oceanography, soil science, and mining, civil, petroleum, and power engineering” (Parker, 1990)

MAKHLUK HIDUP (BIOTA)

TEMPAT TINGGAL (RUMAH TANGGA, HABITAT, TANAH, AIR DAN UDARA)

EKOLOGI ILMU PENGETAHUAN (LOGOS) MEMPELAJARI HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MAKHLUK HIDUP (BIOTA) DENGAN TEMPAT TINGGAL (OIKOS)NYA

BIOSAINS ILMU LINGKUNGAN KEHAYATAN (Life “Environmental” Science) ANATOMI

MORFOLOGI

EMBRIOLOGI

FISIOLOGI

ETHOLOGI

SOSIOLOGI

TAKSONOMI

EVOLUSI

GENETIKA

EKOLOGI OCEANOGRAFI GEOLOGI

GEODESI

OCEANOLOGI

GEOGRAFI

AGRONOMI

METEOROLOGI

HIDROLOGI

LIMNOLOGI

FISIKOSAINS ILMU LINGKUNGAN KEBENDAAN (Physical “Environmental” Science) EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU-ILMU LINGKUNGAN (Tandjung, 1992a)

ILMU LINGKUNGAN

ORGANISME

HABITAT HUBUNGAN TIMBAL BALIK

- ANATOMI - MORFOLOGI - EMBRIOLOGI - FISIOLOGI - ETHOLOGI - SOSIOLOGI - TAKSONOMI - EVOLUSI - GENETIKA

BIOSAINS

EKOLOGI

- GEODESI - GEOLOGI - GEOGRAFI - AGRONOMI - HIDROLOGI - LIMNOLOGI - OCEANOGRAFI - OCEANOLOGI - METEOROLOGI

FISIKOSAINS

HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU LINGKUNGAN (Tandjung, 1992a)

HUKUM KEKEKALAN ENERGI (HUKUM TERMODINAMIKA I) Energi yang tersedia di dalam lingkungan jumlahnya tertentu, tetap, tidak berubah. Jumlah energi itu tidak dapat ditambah ataupun dikurangi

HUKUM ENTROPI (HUKUM TERMODINAMIKA II) Energi yang tersedia tersebut tidak dapat dipakai semuanya untuk menghasilkan kerja, tidak dapat mencapai efisiensi 100%, pada setiap proses pemakaian energi selalu ada sisa energi yang tidak terpakai disebut entropi

ENERGI MATAHARI ENERGI PANAS

DAERAH DINGIN/ SUBTROPIK/LAUT

DAERAH PANAS/ KHATULISTIWA/DARAT ENERGI (ANGIN) MENGGERAKKAN

AIR

KITIRAN/TURBIN

GELOMBANG

GENERATOR

OTEC

TENAGA LISTRIK TENAGA MESIN, dll

ENERGI DILESTARIKAN TIDAK ADA YANG HILANG HANYA BERUBAH BENTUK (Tandjung, 1992a)

GULA GLUKOSA

CO2 + 6.H2O Akar : Ubi Batang : Sagu Buah : Padi

Kelapa : Minyak Alpokat Durian

BIOSINTESIS I Tepung (Pati) dan Sellulosa

BIOSINTESIS II Lemak

N, P, K , dll Kacang Kedelei Mete

BIOSINTESIS III Protein

ENERGI PANAS YANG JATUH KE BUMI DIPAKAI OLEH TUMBUHAN (HUTAN) DAN GENANGAN AIR, SERTA DIPANTULKAN OLEH LAHAN TERBUKA, DAN BANGUNAN. SEMAKIN BANYAK TUMBUHAN, UDARA SEMAKIN SEJUK. SEMAKIN BANYAK BANGUNAN UDARA SEMAKIN PANAS (TANDJUNG, 1992a)

MANUSIA MENJADIKAN BUAH-BUAHAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER ENERGI. ENTROPINYA BERUPA KULIT BUAH ADALAH SUMBER ENERGI BAGI SEMUT (TANDJUNG, 1992a)

JERAMI SEBAGAI ENTROPI DAPAT DIGUNAKAN LAGI UNTUK BAHAN BAKU KERTAS, MAKANAN TERNAK, DAN KEPERLUAN LAIN (TANDJUNG, 1998)

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN KEDELEI UNTUK PAKAN TERNAK

(TANDJUNG, 1998)

(MILLER, 1975)

LINGKUNGAN HIDUP ADALAH KESATUAN RUANG DENGAN SEMUA : - BENDA - DAYA - KEADAAN, dan - MAKHLUK HIDUP, termasuk didalamnya MANUSIA dan PERILAKUNYA YANG MEMPENGARUHI: - KEBERLANGSUNGAN PERIKEHIDUPAN - KESEJAHTERAAN MAKHLUK SERTA MAKHLUK HIDUP LAINNYA (BAB I, Ps.1:1)

UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP

• DISEBUT SUMBER DAYA • SUMBER DAYA DIBEDAKAN ATAS: – SUMBER DAYA MANUSIA

– SUMBER DAYA ALAM HAYATI – SUMBER DAYA ALAM NON-HAYATI – SUMBER DAYA BUATAN

(UUPLH I. Ps.1:10)

LINGKUNGAN HIDUP SUMBER DAYA ADALAH UNSUR LINGKUNGAN HIDUP

SDM MANUSIA

SD HAYATI (BIOTIC)

SD NON-HAYATI (FISIK=ABIOTIC)

SD BUATAN UUPLH, 1997

ABIOTIC ENVIRONMENT [ A ] / FISIK BIOTIC ENVIRONMENT [ B ] / HAYATI

CULTURAL ENVIRONMENT [ C ] / SOSEKBUD ENVIRONMENT (LINGKUNGAN HIDUP) TERDIRI ATAS A,B,C ENVIRONMENT (Tandjung, 1982)

SISTEM SOSEKBUD

BIOFISIK ENVIRONMENT (LINGKUNGAN HIDUP) TERDIRI ATAS A,B,C ENVIRONMENT (Tandjung, 1982)

SOSEKBUD (Kependudukan)

Keluaran

Unit Produksi (Usaha)

Unit Konsumsi (Jasa) Masukan

Ekstraksi Pemanfaatan

Residu (Pencemaran)

BIOFISIK (Lingkungan Hidup) Tumbuhan (kayu, rotan, karet, tembakau, padi, buah-buahan, rempah-rempahan, dll), Satwa (hewan ternak, ikan, daging), Mikrobia (untuk proses pembuatan bir, tempe, oncom, yakult), Air (mineral), Udara (gas alam), Lahan (pertanian), mineral (pertambangan), dan Energi (sinar surya)

A-B

ABIOTIC ENVIRONMENT [ A ] / FISIK

BIOTIC ENVIRONMENT [ B ] / HAYATI

A–B-C A-C

B-C

CULTURAL ENVIRONMENT [ C ] / SOSEKBUD ENVIRONMENT (LINGKUNGAN HIDUP) TERDIRI ATAS A,B,C ENVIRONMENT (Tandjung, 1982)

B

A

C KOMPONEN FISIK [A] SANGAT MEMPENGARUHI KOMPONEN HAYATI [B] DAN SOSIAL [C]

B

A

C KEADAAN LINGKARAN YAANG MEMPERLIHATKAN PENGARUH KOMPONEN SOSIAL BUDAYA [C] SANGAT DOMINAN, misalnya : di Bali

TRIHITA KARANA RESOURCES MANAGEMENT HOUSE

HOME YARD

REGION

3 COMPONENTS SHRUB FLOWER

PARAHYANGAN

HABITAT 1

MEDIUM SIZED TREES : FRUITS

PAWONGAN

HABITAT 2

PALEMAHAN

HABITAT 3

TALL TREES: WOOD VARIETY OF SPECIES

HABITAT VARIATIONS

ECOLOGICAL DIVERSITY (BIODIVERSITY) AND SPATIAL ARRANNGEMENT

ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI. DI DALAM EKOSISTEM HUTAN TERDAPAT ALIRAN ENERGI PADA RANTAI MAKANAN, ANTARA LAIN : TUMBUHAN  SERANGGA  BURUNG  SERIGALA  HARIMAU. DAUR MATERI TERBENTUK SAAT ORGANISME YANG MATI, DIROMBAK OLEH MIKROBA, HASIL PEROMBAKAN MERUPAKAN NUTRIEN (HARA) UNTUK TUMBUHAN (TANDJUNG, 1998)

RANTAI MAKANAN DALAM EKOSISTEM PERAIRAN FITOPLANKTON  ZOOPLANKTON  IKAN KECIL  IKAN BESAR  MANUSIA

(TANDJUNG, 1992a)

AKUMULASI BIOLOGIK DAN PENGGANDAAN BIOLOGIK PADA EKOSISTEM PERAIRAN. - KONSENTRASI DDT DI DALAM AIR YANG SEMULA HANYA 0.00003 ppm MENJADI 0.006 ppm DI DALAM FITOPLANKTON ADALAH CONTOH AKUMULASI BIOLOGIK OLEH FITOPLANKTON. - KONSENTRASI DDT YANG SEMULA 0.006 ppm DI DALAM FITOPLANKTON DAN AKHIRNYA MENJADI 25 ppm DI DALAM TUBUH BURUNG ADALAH CONTOH PENGGANDAAN BIOLOGIK

INSEKTISIDA ORGANOCHLORIN YANG DILARANG DAN TAHUN MULAI TIDAK BOLAH DIPAKAI DI USA NO.

INSEKTISIDA

TAHUN

NO.

INSEKTISIDA

TAHUN

1

DDT

1968

6

KEPONE

1976

2

ALDRIN

1975

7

MIREX

1976

3

DIELDRIN

1975

8

HEPTACHLOR

1978

4

TOXAPHENE

1976

9

CHLORDANE

1978

5

ENDOSULFAN

1976

10

ENDRIN

1979

Sementara itu, dua puluh satu (21) Insektisida Organofosfat (misalnya: diazinon, malathion) dilarang pemakaiannya di USA sejak tahun 1976

Sumber : •

Prof. Dr. SHALIHUDDIN DJALAL TANDJUNG, M.Sc. GURU BESAR EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN – UGM PUSAT STUDI LINGUNGAN HIDUP UNIVERSITAS GADJAH MADA 2006

EKOSISTEM SEBAGAI LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA

“Ilmu lingkungan adalah ilmu inter-disipliner untuk mengukur dan menilai perubahan dan dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem; sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengelola ekosistem tersebut demi kelulushidupan (survival)-nya sendiri” (Johnson 1977). Prinsip dasar ilmu lingkungan: manusia pada hakekatnya adalah bagian dari lingkungan alam (ekosistem) dimana ia hidup. Apabila kita ingin menanggulangi permasalahan lingkungan, maka kita perlu terlebih dahulu memahami sistem lingkungan dimana kita berada.

EKOSISTEM adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari berbagai spesies makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik (materi dan energi). memiliki komponen dan menjalankan fungsi/ proses tertentu yang saling

berkaitan dan bergantung satu dengan yang lainnya.

Bagi setiap makhluk hidup, komponen ekosistem: (1) menyediakan sumber daya untuk kebutuhan hidup, dan (2) membentuk kondisi lingkungan

EKOSISTEM KOMPONEN EKOSISTEM

BIOTIK Manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme.

ABIOTIK 1. Faktor kimiawi 2. Faktor fisis

FUNGSI EKOSISTEM (Proses  Dinamika)

ALIRAN ENERGI Sumber: Matahari

DAUR MATERI Jumlah materi di alam (atmosfer, hidrosfer, litosfer) tertentu dan terbatas

HUKUM TOLERANSI: Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tsb.

Rendah

SUHU

Suhu yang tidak dapat ditoleransi (tidak ada individu)

Kisaran suhu optimal (jumlah individu banyak)

Suhu yang menyebabkan cekaman fisiologis (jumlah individu sedikit)

Suhu yang menyebabkan cekaman fisiologis (jumlah individu sedikit)

Suhu yang tidak dapat ditoleransi (tidak ada individu)

JUMLAH POPULASI

KISARAN TOLERANSI POPULASI IKAN HIU THD. SUHU AIR SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIS:

Tinggi

**Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

DAUR NITROGEN Kegiatan manusia yang mempengaruhi laju & keseimbangan daur N: • Penggunaan pupuk Pembakaran hutan Pencemaran (NOx)

Jelaskan komponen dan fungsi ekosistem yang ditunjukkan gambar ini !

Dalam ilmu lingkungan, manusia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan / ekosistemnya. * Ekologi adalah ilmu yang mendasari Pengetahun Lingkungan

CONTOH EKOSISTEM

Daratan: hutan tropis, hutan konifer, gurun pasir, savana, lahan pertanian. Perairan (akuatik): danau, sungai, laut. Peralihan antara daratan dan perairan: lahan basah (rawa, hutan bakau pesisir).

CONTOH EKOSISTEM Ekosistem juga dapat dibedakan menjadi: A. Ekosistem alami, dan B. Ekosistem binaan/terbangun (kota, desa, lahan pertanian) Ekosistem Alami mengalami proses-proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia.

Ekosistem Binaan membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi/materi oleh manusia agar dapat dipertahankan dalam kondisinya.

KONSEP EKOLOGI : (Matra/Dimensi Ekologi)

MANUSIA

Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antar keenam komponen ekosistem ini harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.

TUMBUHAN*

HEWAN*

faktor biotik faktor abiotik

TANAH * Faktor biotik lain adalah mikroba dan organisme lain yang a.l. berperan dalam penguraian bahan organik; dan dapat ditemukan di tanah, air, udara atau pada organisme lain.

AIR

UDARA

Dalam memandang lingkungan dengan pendekatan ekosistem, perlu juga dilihat keterkaitan antar ekosistem dalam skala ruang (bentang alam) yang lebih luas. Contoh: Suatu daerah aliran sungai (DAS) terdiri dari berbagai bagian yang berbeda. hulu, a.l. : Kegiatan dan/atau kerusakan yang terjadi diKegiatan daerahdi hulu sungai akan berdampak • penebangan hutan di pegunungan terhadap kondisi bagian hilir sungai.  konversi lahan untuk perkebunan  pertambangan

Kegiatan sepanjang sungai, a.l. : • pembangunan permukiman

Dampak di daerah hilir a.l. : • erosi  banjir  pencemaran

Daerah muara sungai/ pesisir : • pencemaran air dan tanah

EKOSFER (=BIOSFER) adalah keseluruhan ekosistem di Bumi; meliputi semua bagian Bumi yang mengandung kehidupan (terdiri dari komponen biotik yang berinteraksi dengan lingkungan abiotik yang merupakan bagian dari atmosfer, hidrosfer & litosfer).

Bagaimana kita memandang bumi ?

Konsep Gaia (Lovelock 1979): Biosfer adalah suatu kesatuan yang mengatur diri sendiri (self-regulating) dan mampu mempertahankan kondisi Bumi dengan mengendalikan lingkungan kimiawi dan fisis. Jadi, Bumi adalah suatu super-ekosistem dimana banyak proses dan umpan balik saling berinteraksi untuk menjaga kondisi kimiawi dan fisis di Bumi. Dalam hal ini, makhluk hidup memiliki peran terpenting dalam menjaga keseimbangan (homeostasis).

Bumi sebagai pesawat ruang angkasa (Odum 1989): Bumi dapat dianalogikan dengan suatu pesawat ruang angkasa yang sangat besar karena merupakan suatu benda/kesatuan yang ‘melayang’ di angkasa luar, dengan sistem pendukung kehidupannya sendiri (dalam bentuk udara, air, makanan, energi). Dengan adanya tekanan penduduk, pencemaran, dan pengelolaan yang buruk, maka sistem pendukung kehidupan ini menjadi terancam; ibarat berkurangnya persediaan oksigen bagi astronot dalam suatu pesawat ruang angkasa.

TANTANGAN BAGI KITA !!! 1 Menjaga lingkungan kita agar dapat terus menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan. 2 Menjaga lingkungan kita agar berada dalam kondisi yang diperlukan.

Percobaan yang Gagal ‘Biosphere-2’ : •suatu percobaan utk membuat sistem yang mandiri (self-sustaining) dan terisolasi dari dunia luar. •tujuan: mempelajari cara kerja Bumi & mengembangkan sistem yang berpotensi untuk digunakan dalam perjalanan luar angkasa, atau untuk hidup di planet lain. •tahun 1991 di Arizona (AS), biaya US $ 200 juta. •dalam bangunan ‘rumah kaca’ seluas 1,3 ha, dibuat tiruan atmosfer, hidrosfer & litosfer, dalam berbagai ekosistem (hutan tropis, gurun pasir, lahan pertanian, lautan dll). •delapan orang direncanakan hidup di dalamnya selama dua tahun, tanpa bantuan apa pun dari luar. •antara lain, dimasukkan 4.000 jenis tumbuhan & hewan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan 900.000 galon air sebagai ‘laut’.

Apa yang terjadi? Biosphere-2 gagal mensimulasikan Bumi dengan baik, dan tidak dapat mempertahankan kondisinya  percobaan bertahan kurang dari 2 tahun: [kandungan O2 terus menurun; CO2 meningkat; 19 dari 25 spesies vertebrata kecil menjadi punah; hampir semua serangga/penyerbuk punah; beberapa spesies hewan & tumbuhan merajalela; perairan tercemar nutrien; udara meracuni manusia]

Kesimpulan : Manusia belum dapat memahami dan mensimulasikan kompleksitas keterkaitan dalam biosfer

Oleh : Dyah Suryani, S.Si, M.Kes

• PERMASALAHAN LINGKUNGAN MULAI AKTIF BERSAMAAN DENGAN REVOLUSI HIJAU + 2 ABAD YANG LALU • PERUBAHAN DARI PERTANIAN MENJADI KAWASAN INDUSTRI, YG MENYEBABKAN PENCEMARAN MENINGKAT • WALAUPUN PERUSAHAAN KADANG2 TELAH MEMPUNYAI AMDAL ATAU SERTIFIKAT ISO 14001, TETAPI MASIH SERING BERMASALAH PADA PENCEMARAN LINGKUNGAN • KARENA PENERAPAN YANG MASIH KURANG BAIK. JADI TERGANTUNG PADA SUMBER DAYA MANUSIANYA.

SEJARAH KERUSAKAN LINGKUNGAN 1. KARENA PERTANIAN –

– –

PEMBUKAAN HUTAN (KEGIATAN PEMBABAT-AN DAN PEMBAKARAN) DAPAT MENGHILANGKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KARENA PERTANIAN BERPINDAH: MAKA FUNGSI HUTAN MENJADI PADANG RUMPUT KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG TERJADI: • •

PADA MUSIM KEMARAU: TERJADI KEKERINGAN (EL NINO) PADA MUSIM HUJAN: TERJADI BANJIR (LA NINA)

2. KARENA PETERNAKAN – KARENA JUMLAH PENDUDUK MENINGKAT, MAKA KEBUTUHAN MAKAN JUGA MENINGKAT: KEBUTUHKAN HEWAN MENINGKAT – UNTUK PETERNAKAN DIBUTUHKAN LAHAN DAN TUMBUH2AN SEHINGGA LAHAN JADI TANDUS

3. KARENA INDUSTRIALISASI KARENA INDUSTRIALISASI: KEBUTUHAN EKSPLORASI MINYAK BUMI MENINGKAT, SEHINGGA – TERJADI PENCEMARAN UDARA – TERJADI PENCEMARAN AIR – TERJADI LIMBAH PADAT

4. KARENA PERTAMBANGAN •



AKTIVITAS PERTAMBANGAN DAN PENGECORAN LOGAM: MENYEBABKAN PENCEMARAN AIR DAN PENCEMARAN UDARA KHUSUSNYA GAS SULFUR DIOKSIDA AKIBAT PENAMBANGAN: LINGKUNGAN BEKAS PENAMBANGAN RUSAK, SUPAYA BAIK MAKA HARUS DIREKLAMASI KEMBALI

2. ISU LINGKUNGAN GLOBAL • MERUPAKAN KEJADIAN2 KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG MENJADI PERHATIAN SELURUH MASYARAKAT NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL

a. ISU MINAMATA I • •

TERJADI PADA TAHUN 1953 PENYAKIT MINAMATA YANG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN METHIL MERCURI DARI PABRIK PLASTIK PVC PT. CHISSO.



AIR LIMBAH YG MENGANDUNG MERCURI (Hg) HANYA DIBUANG KE PERAIRAN MINAMATA, SEHINGGA MENGANGGU RANTAI PERAIRAN



Hg DISERAP PLANKTON, PLANKTON DIMAKAN IKAN DAN IKAN DIKONSUMSI MANUSIA



PENCEMARAN MENCAPAI TINGKAT BERACUN DISEBUT: PERLIPATAN BIOLOGI ATAU BIOLOGICAL MAGNIFICATION

b. ISU MINAMATA II • •

TERJADI PADA TAHUN 1964-1965 LOKASI DI PANTAI NIIGATA JEPANG UTARA



PENYEBABNYA: PENCEMARAN LIMBAH PABRIK ALAT LISTRIK SHOWA DI TEPI SUNGAI AGANO

c. ISU MINAMATA III • • •

TERJADI PADA TAHUN 1973 DI GOSHONOOOURA DI P.AMAKUSA PENYEBABNYA: BIOAKUMULASI LIMBAH AIR RAKSA YANG MASUK DALAM TUBUH MANUSIA

d. SEBELUM TAHUN 1970 DI IRAK: • TERJADI KERACUNAN ROTI DARI BAHAN GANDUM YANG DIAWETKAN DENGAN FUNGISIDA AIR RAKSA (SEHARUSNYA BAHAN TERSEBUT UNTUK MENYEMPROT BIBIT). • GEJALA TIMBUL SETELAH BEBERAPA MINGGU ATAU BULAN • KORBAN KERACUNAN METIL Hg 6.500 ORANG DAN 450 MENINGGAL

DI JEPANG: • TERJADI PENYAKIT REMATIK DENGAN GEJALA RASA NYERI YANG HEBAT, DISEBUT SEBAGAI PENYAKIT ITAI-ITAI (ADUH-ADUH), YANG TERJADI AKIBAT PENCEMARAN KADMIUM (Cd) DARI TAMBANG SENG (Zn) PT. MAKIOKO Co.

KASUS PETERNAKAN ITIK DI GREAT SOUTH BAY NEW YORK: • LIMBAH SISA MAKANAN, KOTORAN, SISA PEMBERSIH DAN OBAT2-AN ITIK DIBUANG KE PERAIRAN BEBAS. • SEHINGGA RASIO NITROGEN DAN FOSFOR DALAM AIR TURUN SAMPAI DI BAWAH NORMAL, SEHINGGA FITOPLANKTON TIDAK BISA HIDUP, OTOMATIS IKAN OASTER HANYA SEDIKIT, AKHIRNYA NELAYAN KELAPARAN DAN BANYAK YANG MENINGGAL.

e. ISU LUBANG OZON •



MENIPISNYA LAPISAN OZON OLEH ADANYA SEKELOMPOK ZAT KIMIA YANG DISEBUT CLOROFLUOROCARBON (CFC). ZAT KIMIA INI SAMA SEKALI TIDAK TERBENTUK OLEH ALAM, TETAPI SEPENUHNYA BUATAN MANUSIA

• FUNGSI OZON: MENYERAP SINAR ULTRA VIOLET (UV) GELOMBANG PENDEK YG BERBAHAYA BAGI MAKHLUK HIDUP DAN BENDA MATI LAINNYA YG TURUN KE BUMI.

• CFC DIGUNAKAN UNTUK: – INDUSTRI ELEKTRONIK – INDUSTRI KARET, PLASTIK BUSA, ATAU KEMASAN AEROSOL – MESIN PENDINGIN SEPERTI: AC DAN KULKAS

• DAMPAK CFC PADA MANUSIA: – KANKER KULIT – PENYAKIT MATA KATARAK – MENURUNNYA KEKEBALAN TUBUH MENYEBABKAN: • INFEKSI • BIAYA KESEHATAN MENINGKAT • PRODUKTIVITAS SDM MENURUN

f. HUJAN ASAM (PH < 5,6) •

GAS SO2 YANG TERDAPAT DI ATMOSFER MELALUI PROSES KIMIA BERUBAH MENJADI ASAM.



ASAM TURUN KE BUMI BERSAMA HUJAN, SEHINGGA SIFAT AIR HUJAN MENJADI ASAM.

SUMBER HUJAN ASAM: ADALAH GAS SO2 PROSES ALAM: KEGIATAN GUNUNG BERAPI KEGIATAN MANUSIA: PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL MINYAK BUMI DAN BATUBARA

MISAL: DI AMERIKA SERIKAT TERJADI PENCEMARAN SO2 TETAPI TERJADINYA HUJAN ASAM DI KANADA DI INGGRIS DAN JERMAN TERJADI PENCEMARAN SO2: TETAPI TERJADINYA HUJAN ASAM DI SKANDINAVIA

g. EFEK RUMAH KACA DENGAN MENINGKATNYA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN MANUSIA, TELAH MENINGKATKAN PELEPASAN CO2 KE UDARA. EFEK RUMAH KACA (ERK): MENERUSKAN SINAR MATAHARI DARI LUAR KE DALAM, SEHINGGA GAS CO2 YANG MENGAMBANG DI MIKROSFER, BERSIFAT SEBAGAI KACA, SEHINGGA BUMI MENJADI SEMAKIN PANAS (KARENA TEMPERATUR NAIK) CO2 DI UDARA OLEH TUMBUHAN HIJAU DIAMBIL UNTUK FOTOSINTESIS. SAMBIL MENGELUARKAN O2 UNTUK PERNAFASAN KITA. CO2 HANYA DAPAT DIBERSIHKAN OLEH HUTAN YANG BERDAUN HIJAU DI DAERAH TROPIS.

MENGAPA EFEK RUMAH KACA DITAKUTKAN? KARENA BILA BUMI SEMAKIN PANAS, MAKA ES DI KUTUB UTARA BISA MENCAIR DAN AKHIRNYA MEMBANJIRI DARATAN YANG LEBIH RENDAH, SEHINGGA DARATAN AKAN BERUBAH MENJADI LAUTAN.

Dampak ERK pada lingkungan

h.ISU BERKURANGNYA HUTAN TROPIS FUNGSI HUTAN DI SINI UTK MEMPERTAHANKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN MELESTARIKAN SUMBER DAYA ALAM. DARI HASIL SURVEI UNEP 1981-1985: HUTAN TROPIS SETIAP TAHUN BERKURANG 1.100 HA. Daerah yang mempunyai hutan terbanyak: Brazil 180 Ha, Indonesia 192 Ha dan Zaire/Afrika 91 Ha.

Menurut kelayakan lingkungan: UNTUK KESEIMBANGAN GAS CO2 + O2, MAKA SETIAP WILAYAH HARUS MEMPUNYAI 30% HUTAN. Pada negara maju hanya terdapat: 7-22% hutan, Amerika: 11-22%, Belanda 7% Perancis 20% dan Jerman 20% Semuanya masih di bawah standar 30%

Dampak hutan pada lingkungan

ISU LINGKUNGAN LAIN DI INDONESIA •

ISU PORSEA (TERJADI DI DATARAN TINGGI DI PINGGIR DANAU TOBA SUMUT) TAHUN 1989 INDUSTRI PULP (BAHAN DASAR KERTAS) SANGAT MAJU TAHUN 1993 MEMPRODUKSI RAYON SECARA KOMERSIAL

• •

DAMPAKNYA: TERJADI PENGGUNDULAN HUTAN DI SEKITAR DANAU TOBA, YANG MENYEBABKAN TURUNNYA AIR PERMUKAAN TAHUN 2000: TERJADI KEBOCORAN GAS AMONIAK DARI PT. PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN 2004 TELUK BUYAT: TERJADI PENCEMARAN LOGAM BERAT DI TELUK BUYAT, AKIBAT PENAMBANGAN EMAS PT. NEWMOUNT MINAHASA RAYA DI SULAWESI UTARA BAGIAN SELATAN

• KASUS BUANGAN INDUSTRI MINYAK BUMI DI CIREBON: LIMBAH CAIR HANYA DIBUANG KE SUNGAI TANPA DIOLAH TERLEBIH DAHULU, SEHINGGA TANAMAN PADI MATI, MASYARAKAT PROTES, KEMUDIAN ADA GANTI RUGI • KASUS BUANGAN LIMBAH INDUSTRI BUMBU MASAK DI JATIM LIMBAH BUMBU MASAK (YANG MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA) DIBUANG KE SUNGAI, IKAN MATI, KULIT GATAL2, DIPROTES MASYARAKAT DAN DITUTUP. SETELAH ADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL), PABRIK BOLEH BEROPERASI LAGI

PENCEMARAN UDARA

TIM PENGAMPU DKL

UDARA •

ADALAH CAMPURAN GAS YANG TERDAPAT PADA LAPISAN YANG MENGELILINGI BUMI.



UDARA SANGAT DIBUTUHKAN OLEH MAKHLUK HIDUP YAITU PENTING DALAM PERNAFASAN. MAKHLUK HIDUP ( HEWAN DAN MANUSIA ) BERNAFAS DG MENGHIRUP OKSIGEN DAN MENGELUARKAN KARBONDIOKSIDA. TUMBUHAN AKAN MENYERAP KARBONDIOKSIDA YG DIGUNAKAN DALAM PROSES FOTOSINTESIS DI SIANG HARI DAN MENGHASILKAN OKSIGEN.



KOMPONEN UDARA YG BERSIH DAN KERING : - NITROGEN : 78.09 % OKSIGEN : 20,94 % - ARGON : 0,93 % KARBONDIOKSIDA : 0.032%

• PESEDIAAN UDARA DI BUMI TIDAK PERNAH MENGALAMI KEKURANGAN. YANG MENGALAMI PERUBAHAN ADALAH KUALITAS DARI UDARA TERSEBUT. FAKTOR LINGKUNGAN SANGAT MEMPENGARUHI KUALITAS UDARA SEPERTI : KETINGGIAN TEMPAT, DAN YANG PALING PENTINGA ADLAH AKTIVITAS YANG DILAKUKAN MAKHLUK HIDUP DI LINGKUNGAN TERSEBUT TERUTAMA AKTIVITAS MANUSIA. KEGIATAN MANUSIA DLM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUPNYA TERKADANG TIDAK TERKENDALI DAN TIDAK MENGINDAHKAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN DI LINGKUNGAN SEKITARNYA. HAL YANG DEMIKIAN INI YANG DAPAT MENIMBULKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN KHUSUSNYA PENCEMARAN UDARA

PENCEMARAN UDARA ADALAH ADANYA BAHAN ATAU ZAT ASING YG TERDAPAT DI UDARA DLM JUMLAH YG DAPAT MENYEBABKAN PERUBAHAN KOMPOSISI ATMOSFER DALAM KEADAAN NORMAL SAMPAI MENIMBULKAN PENURUNAN KUALITAS UDARA ATAU UDARA TIDAK BISA LG BERFUNGSI SEBAGAMANA MESTINYA. BAHAN ATAU ZAT ASING YG DAPAT MENIMBULKAN PENCEMARAN UDARA DISEBUT POLUTAN UDARA POLUTAN UDARA INI BERASAL SEBAGIAN BESAR DARI AKTIVITAS MANUSIA SEPERTI : AKTIVITAS PABRIK, KENDARAAN, PEMBAKARAN DLL. SEMAKIN PADAT MANUSIA DALAM SUATU WILAYAH SEMAKIN TINGGI PULA POLUTAN UDARA YG DIHASILKAN DAN PENCEMARAN UDARA SEMAKIN TINGGI



PENYEBAB PENCEMARAN UDARA YG DISEBABKAN OLEH KEGIATAN MANUSIA : 1. DEBU/PARTIKEL DARI KEGIATAN INDUSTRI 2. PENGGUNAAN ZAT KIMIA YG DISEMPROTKAN DI UDARA 3. GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL



PENYEBAB PENCEMARAN UDARA OLEH ALAM : 1. DEBU AKIBAT LETUSAN GUNUNG BERAPI 2. PROSES PEMBUSUKAN SAMPAH ORGANIK 3. GAS GAS HASIL PROSES ALAMI

PENCEMARAN UDARA BEBAS ( OUTDOOR ) • PADA DASARNYA DIBAGI MENJADI 4 GOLONGAN POLUTAN UDARA YAITU : 1. BELERANG/SULFUR ( S) 2. NITROGEN ( N ) 3. KARBON ( C ) 4. GAS DAN PARTIKEL BERBAHAYA LAINNYA

POLUTAN GOLONGAN BELERANG •

1. 2. 3.

SULFUR OKSIDA ( SOX ) BISA BERUPA SO2 ATAU SO3. GAS SO2 BERBAU TAJAM DAN TIDAK MUDAH TERBAKAR SEDANGKAN GAS SO3 BERSIFAT REAKTIF SUMBER PENCEMAR YG MENGHASILKAN SOX ADALAH : HASIL PEMBAKARAN DG BAHAN BAKAR FOSIL PROSES INDUSTRI SEPERTI : PEMURNIAN MINYAK, PELEBURAN BAJA DLL AKTIVITAS GUNUNG BERAPI

AKIBAT DARI ADANYA GAS SOX DI UDARA DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA HUJAN ASAM. ARTI DARI HUJAN ASAM : HUJAN ASAM DIDEFINISIKAN SEBAGAI SEGALA MACAM HUJAN DENGAN PH DI BAWAH 5,6. HUJAN SECARA ALAMI BERSIFAT ASAM (PH SEDIKIT DI BAWAH 6) KARENA KARBONDIOKSIDA (CO2) DI UDARA TP DG ADANYA GAS SOX DAPAT MENYEBABKAN PENURUNAN PH YG DRASTIS HUJAN ASAM LEBIH TAPAT DISEBUT DEPOSISI ASAM ( PERUBAHAN BENTUK ), ADA 2 JENIS YAITU : 1. DEPOSISI KERING : KONTAK LANGSUNG DENGAN UDARA YANG MENGANDUNG ASAM, DEKAT DENGAN SUMBER PENCEMAR 2. DEPOSISI BASAH : PARTIKEL PARTIKEL ASAM MENEMPEL PADA AWAN, JIKA TURUN HUJAN ASAM LARUT PADA AIR HUJAN SEHINGGA KADAR PH AIR HUJAN MENJADI ASAM.

PROSES TERJADINYA HUJAN ASAM

AKIBAT HUJAN ASAM • •



PADA HEWAN DAN TUMBUHAN DAPAT MEMBUNUH SECARA TIDAK LANGSUNG PADA MANUSIA BERDASARKAN HASIL PENELITIAN, SULPHUR DIOXIDE YANG DIHASILKAN OLEH HUJAN ASAM JUGA DAPAT BEREAKSI SECARA KIMIA DIDALAM UDARA, DENGAN TERBENTUKNYA PARTIKEL HALUS SUPHATE, YANG MANA PARTIKEL HALUS INI AKAN MENGIKAT DALAM PARU-PARU YANG AKAN MENYEBABKAN PENYAKIT PERNAPASAN. SELAIN ITU JUGA DAPAT MEMPERTINGGI RESIKO TERKENA KANKER KULIT KARENA SENYAWA SULFAT DAN NITRAT MENGALAMI KONTAK LANGSUNG DENGAN KULIT. KOROSI HUJAN ASAM JUGA DAPAT MEMPERCEPAT PROSES PENGKARATAN DARI BEBERAPA MATERIAL SEPERTI BATU KAPUR, PASIRBESI, MARMER, BATU PADA DIDING BETON SERTA LOGAM. ANCAMAN SERIUS JUGA DAPAT TERJADI PADA BAGUNAN TUA SERTA MONUMENT TERMASUK CANDI DAN PATUNG. HUJAN ASAM DAPAT MERUSAK BATUAN SEBAB AKAN MELARUTKAN KALSIUM KARBONAT, MENINGGALKAN KRISTAL PADA BATUAN YANG TELAH MENGUAP. SEPERTI HALNYA SIFAT KRISTAL SEMAKIN BANYAK AKAN MERUSAK BATUAN.

GOLONGAN NITROGEN • NITROGEN MERUPAKAN KOMPONEN UDARA TERBANYAK. GAS INI ASERING DISEBUT GAS LEMAS KRN APABILA TERHIRUP OLEH MANUSIA BISA MENYEBABKAN MATI LEMAS. POLUTAN NITROGEN BS BERUPA : NOX ( NO DAN NO2 ), AMONIAK ( NH3 ). • NOX ( NO DAN NO2 ) KEDUANYA MEMPUNYAI SIFAT YG BERBEDA TETAPI SAMA SAMA BERBAHAYA BAGI KESEHATAN. GAS INI DAPAT MENIMBULKAN HUJAN ASAM SEPERTI PADA GOL SULFUR. SUMBER PENCEMAR NITROGEN YG TERBESAR ADALAH BERASAL DARI PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL. • AMONIAK ( NH3 ) GAS YG TIDAK BERWARNA DG KADAR 50 PPM MEMBERIKAN BAU YG MENYENGAT. DIBENTUK DARI PROSES DEKOMPOSISI ASAM AMINO OLEH BAKTERI ( DLM PEMBUSUKAN )

• PENGARUH NITROGEN TERHADAP TUMBUHAN DAN HEWAN ADALAH PENGARUH TIDAK SECARA LNGSUNG MEMATIKAN • PENGARUH PADA KESEHATAN MANUSIA, N YG TERTIMBUN DALAM PARU PARU BS MENYEBABKAN BENGKAK PD PARU PARU SEHINGGA SULIT UNT BERNAFAS. KONSENTRASI GAS N YG TERLALU TINGGI DPT MENYEBABKAN GANGGUAN PD SISTEM SARAF YG MENYEBABKAN KEJANG KEJANG, JIKA TERPAPAR TRS DPT MENYEBABKAN KELUMPUHAN. PENIMBUNAN NOX PD PARU PARU DAPAT BERSIFAT KARSINOGENIK.

GOLONGAN KARBON/C • POLUTAN DR GOLONGAN KARBON BS BERUPA CO, CO2 DAN HIDROKARBON/ HC. • SUMBERNYA PALING BANYAK BERASAL DARI SISA PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL • GAS CO JIKA TERDAPAT BANYAK DI UDARA DAPAT MENYEBABKAN KERACUNAN KARENA DAYA IKAT HEMOGLOBIN DARAH LBH KUAT DENGAN GAS CO DARIPADA DG GAS OKSIGEN PADAHAL YG DIBUTUHKAN TUBUH ADALAH OKSIGEN. SEMAKIN BANYAK TERJADI IKATAN DG GAS CO DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN • GAS CO2 BANYAK TERDAPAT DI UDARA SEMAKIN TINGGI AKTIVITAS MANUSIA MAKIN BANYAK CO2 YG DIHASILKAN

• AKIBAT DARI JUMLAH CO2 YG MENINGKAT ADALAH TERJADINYA EFEK RUMAH KACA DAN PADA AKHIRNYA DAPAT MENYEBABKAN PEMANASAN GLOBAL

• EFEK RUMAH KACA MENINGKATNYA KADAR GAS CO2 DI UDARA DAPAT MENIMBULKAN EFEK RUMAH KACA.. MATAHARI MEMANCARKAN GELOMBANG PANAS BERUPA SINAR INFRA MERAH KE BUMI YG AKAN DIPANTULKAN KEMBALI OLEH BUMI. AKTIVITAS MANUSIA YG PADAT MENINGKATKAN JML GAS CO2 DI UDARA. GAS CO2 INI BERSIFAT SEPERTI KACA YG DAPAT MENGHAMBAT PEMANTULAN PANAS OLEH BUMI SEHINGGA GELOMBANG PANAS TERPERANGKAP DI BUMI KRN TDK BS DIPANTULKAN

EFEK RUMAH KACA ATAU PERISTIWA TERPERANGKAPNYA PANAS DI BUMI KRN TIDAK BS DIPANTULKAN KEMBALI DAPAT MENIMBULKAN EFEK YG LEBIH PARAH JIKA TDK SEGERA DITANGANI DG BENAR. • EFEK LEBIH LANJUT YG DITIMBULKAN DARI RUMAH KACA ADALAH PEMANASAN GLOBAL/ GLOBAL WARMING. PANAS YG TIDAK BISA DIPANTULKAN AKAN MENINGKATKAN SUHU BUMI DAN INI MEMBAWA BANYAK DAMPAK YAITU : IKLIM YG TIDAK MENENTU, MENCAIRNYA ES DI KUTUB SEHINGGA PERMUKAAN AIR LAUT AKAN MENINGKAT DAN BISA MENENGGELAMKAN SEJUMLAH PULAU.

PARTIKEL BERBAHAYA LAINNYA DI UDARA • NIKEL SUMBER : MINYAK DISEL, BATU BARA, ASAP TEMBAKAU, BHN KIMIA DAN KATALIS, BAJA EFEK ; KANKER PARU PARU • ARSENIK SUMBER : BATU BARA, PETROLEUM, DETERJEN, PESTISIDA EFEK ; KANKER • TIMBAL SUMBER : GAS BUANG KENDARAAN EFEK : KERUSAKAN OTAK, GANGGUAN TINGKAH LAKU,KEMATIAN

PENCEMARAN UDARA RUANGAN ( INDOOR ) SANGAT PENTING DIPERHATIKAN KRN SEBAGIAN BESAR WAKTU SESEORANG DIHABISKAN DI RUANGAN, BAIK DI RUMAH, KANTOR ATAU TEMPAT AKTIVITAS LAINNYA SUMBER PENCEMAR UDARA DI RUANGAN : 1. ROKOK MEROKOK DI RUANGAN SEBAIKNYA DIHINDARI APALAGI DI RUANGAN TERTUTUP. HAL INI DISEBABKAN KRN ASAP ROKOK MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA YG BERSIFAT KARSINOGENIK UNTUK PEROKONYA ATAUPUN ORANG LAIN YG MENGHISAP ASAPNYA ( PEROKOK PASIF ) 2. PEMBAKARAN MISALNYA ADANYA TUNGKU PERAPIAN ATAU DAPUR YG TIDAK MEMILIKI SALURAN UNTUK ASAP

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DI RUANGAN MISAL MESIN FOTOKOPI, PENGGUNAAN KARPET, KASUR 4. PENGGUNAAN AC UDARA DI RUANG BER AC BISA MENJADI SARANA PENULARAN PENYAKIT ( AIRBORNE DISEASE )

DAMPAK PENCEMARAN PARTIKEL / DEBU YG ADA DI UDARA • PENYAKIT ANTRAKOSIS ADALAH PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN YG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN DEBU BATU BARA. PENYAKIT INI BIASA TERJADI PD PEKERJA TAMBANG BATU BARA ATAU YG BERSINGGUNGAN DG BATU BARA. MASA INKUBASI 2-4 TAHUN DITANDAI DG SESAK NAFAS. • PENYAKIT SILIKOSIS DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN DEBU SILIKA BEBAS BERUPA SiO2 YG MASUK DLM PARU PARU KEMUDIAN MENGENDAP. SUMBER PENCEMAR : INDUSTRI BESIBAJA, KERAMIK, PENGECORAN BETON, PROSES PERMESINAN SEPERTI MENGIKIR, MENGGERINDA

• PENYAKIT ASBESTOSIS DISEBABKAN OLEH DEBU ATAU SERAT ASBES. ASBES ADALAH CAMPURAN DR BERBAGAI MACAM SILIKAT TERUTAMA MAGNESIUM SILIKAT • PENYAKIT BERILIOSIS DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN DEBU BERILIUM YG MENYEABKAN NASIPHARINGITIS, BRONKHITIS DAN PNEUMONITIS. SUMBER : INDUSTRI LOGAM CAMPUR BERILIUM TEMBAGA, INDUSTRI FLUORESENS, PEMBUATAN TABUNG RADIO • PENYAKIT BISINOSIS DISEBABKAN KRN DEBU KAP[AS ATAU SERAT KAPAS DI UDARA YG TERHIRUPMASUK KE PARU PARU. SUMBER : INDUSTRI PEMINTALAN BENANG, TEKSTIL DAN GARMEN

Pencemaran air TIM PENGAMPU DKL

AIR ADALAH SENYAWA KIMIA YG SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN MAKHLUK HIDUP. FUNGSI AIR DLM KEHIDUPAN TDK DPT DIGANTIKAN OLEH SENYAWA YG LAIN. PENGGUNAAN AIR YG SANGAT VITAL ADALAH SEBAGAI AIR MINUM. HAL INI DIGUNAKAN UNT MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DALAM TUBUH MANUSIA UNTUK MELARUTKAN BERBAGAI JENIS ZAT DLM TUBUH, AIR MENJAGA KESTABILAN SUHU TUBUH DAN JUGA BERPERAN PENTING DLM TRANSPORT MAKANAN DI TUBUH MENURUT NOTOADMOJO 2003 SEKITAR 55-60% BERAT BADAN ORG DEWASA TERDIRI DARI AIR, ANAK ANAK SEKITAR 65% DAN BAYI SEKITAR 80%.

SUMBER AIR



AIR BERASAL DARI : 1. AIR HUJAN ATAU AIR ANGKASA 2. AIR PERMUKAAN 3. AIR TANAH

KETIGA JENIS AIR INI TERKAIT DALAM SUATU SIKLUS YG DISEBUT SEBAGAI SIKLUS HIDROLOGI BERDASARKAN KUALITAS DAN KUANTITAS URUTAN PRIORITAS SUPLAI AIR : 1. AIR TANAH SBG URUTAN PERTAMA 2. AIR PERMUKAAN SBG URUTAN KEDUA 3. AIR HUJAN SBG URUTAN TERAKHIR

• PERANAN AIR YG SANGAT VITAL INI MENYEBABKAN AIR MENDUDUKI KEBUTUHAN PRIMER BAGI MANUSIA. • SEIRING DG PERKEMBANGAN MANUSIA SUMBER SUMBER AIR BERSIH PUN SEMAKIN TIDAK MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA DITAMBAH DENGAN BANYAKNYA AKTIVITAS MANUSIA YANG MENGHASILKAN ZAT SISA YG BISA MENJADI POLUTAN BAGI AIR. APALAGI JIKA KEGIATAN MANUSIA TERSEBUT TIDAK MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN MAKA PENCEMARAN TERHADAP AIR AKAN SEMAKIN TINGGI

PENCEMARAN AIR • ADLAH MASUKNYA ATAU DIMASUKANNYA MAKHLUK HIDUP, ZAT, ENERGI ATAU KOMPONEN LAIN KE DALAM AIR SEHINGGA KUALITAS AIR TURUN SAMPAI TINGKAT TERTENTU YG MENYEBABKAN AIR TIDAK LAGI BERFUNGSI SESUAI DG PERUNTUKANNYA. • POLUTAN AIR ADALAH KOMPONEN YG MENGAKIBATKAN POLUSI ATAU PENCEMARAN DI DALAM AIR. JENIS DAN SUMBER POLUTAN AIR INI SANGAT BANYAK DAN BERVARIASI. PENYUMBANG POLUTAN AIR PALING BANYAK ADALAH BERASAL DARI AKTIVITAS MANUSIA.

BERDASARKAN SIFAT SIFATNYA POLUTAN DIBAGI : •

PADATAN TERSUSPENSI ( SUSPENDED SOLID/SS ) ADALAH ZAT PADAT YG MEMPUNYAI DIAMETER 1 mm YG DAPAT MENYEBABKAN KEKERUHAN DLM AIR. KEGIATAN YG MENIMBULKAN SS NON ORGANIK CONTOHNYA INDUSTRI DG BAHAN BAKU DR SEMEN, BEBERAPA PERTAMBANGAN. SUMBER SS ORGANIK CONTOHNYA AIR LIMBAH PERKOTAAN, INDUSTRI PULP DAN KERTAS



BAHAN ORGANIK DAN NON ORGANIK 1. BAHAN ORGANIK : KEBERADAANNYA DLM AIR BS MEMPENGARUHI NILAI BOD DAN COD. SUMBER : LIMBAH RUMAH TANGGA, INDUSTRI MAKANAN, KIMIA, PULP DAN KULIT

2. BAHAN NON ORGANIK : TERMASUK ZAT ASAM, ALKALI, GARAM DAN LOGAM. BERASAL DARI INDUSTRI PERTAMBANGAN, KIMIA, PULP, ELEKTROPLATING DAN KERAMIK. •

ZAT ZAT RACUN ORGANIK DAN NON ORGANIK ZAT RACUN ADALAH ZAT KIMIA YG MEMBERI PENGARUH BURUK PD KESEHATAN MANUSIA 1.

2.

ZAT RACUN ORGANIK : ZAT ZAT SINTETIS YG DIPRODUKSI DI INDUSTRI MERUPAKAN CAMPURAN BAHAN ORGANIK YG MENGANDUNG PHOSPHOR, CHLORINE, MERKURI YG BERPENGARUH BURUK TERHADAP LINGKUNGAN ZAT RACUN NON ORGANIK : ZAT LOGAM KADMIUM, TIMAH, KROM, MERKURI DAN ZAT NON LOGAM SEPERTI SIANIDA DAN ARSENIK. ZAT INI BERASAL DR LIMBAH INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN



MINYAK DAN LEMAK BANYAK DIJUMPAI PADA LIMBAH RUMAH TANGGA DAN RESTORAN YG DIBUANG DI SUNGAI ATAU GOT SALURAN AIR. MINYAK MINERAL DAPAT DIJUMPAI DI AIR LIMBAH INDUSTRI , TRANSPORTASI DAN PERTAMBANGAN.



BAHAN NUTRISI DAN SENYAWA BELERANG 1.

2.

BAHAN NUTRISI ( NITROGEN DAN FOSFAT ) : ZAT INI BERASAL DR LIMBAH RUMAH TANGGA, PUPUK YG BERLEBIHAN, LIMBAH INDUSTRI DAN DETERGEN SINTETIS. KEBERADAAN LIMBAH INI JIKA TEREAPAT DI PERAIRAN DPT MENYEBABKAN EUTROFIKASI SENYAWA BELERANG ( H2S) : SULFIDA YG MENYEBABKAN PENCEMARAN AIR BERASAL DR LIMBAH RUMAH TANGGA, KOTORAN MANUSIA, AIR LIMBAH DR PEMBANGKIT GAS. H2S MEMPUNYAI DAYA REDUKSI YG KUAT SHG DPT MERUSAK FASILTAS YG DILEWATI DAN MENIMBULKAN BAU YG MENYENGAT.

• ZAT PEWARNA DAN ZAT BERBAU BUSUK DAPAT MENGGANGGU JIKA DIBUANG DI LINGKUNGAN PERAIRAN. SUMBER : AIR LIMBAH INDUSTRI PENCELUPAN, KIMIA, PEMROSESAN PRODUK PERTANIAN DAN LAUT. • BAKTERI COLI :BERASAL DR KOTORAN MANUSIA YG DIBUANG DI PERAIRAN SEHINGGA AIR BISA TERCEMAR BAKTERI LAIN : DARI PROSES PEMBUSUKAN SAMPAH YG ADA DI PERAIRAN

PARAMETER YG DIGUNAKAN DLM PENGUKURAN PENCEMARAN AIR

• • • • • • • • •

NILAI PH AIR SUHU WARNA, BAU, RASA JUMLAH PADATAN NILAI BOD/COD BAKTERIOLOGIS KANDUNGAN MINYAK KANDUNGAN LOGAM BERAT KANDUNGAN BAHAN RADIOAKTIF

KASUS KASUS PENCEMARAN AIR • PENCEMARAN AIR SUNGAI KRN SAMPAH : PEMBUANGAN SAMPAH YG SEMBARANGAN DI SUNGAI MENYEBABKAN TUMPUKAN SAMPAH DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI. PERURAIAN OLEH BAKTERI PD SAMPAH TERSEBUT DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN KESEHATAN PD MASYARAKAT YG MENGGUNAKAN AIR TERSEBUT. MENIMBULKAN BAU MENYENGAT KRN PROSES PEMBUSUKAN YG TERJADI. TUMPUKAN SAMPAH YG ADA DI SEPANJANG SUNGAI DAPAT MENGGANGGU ALIRAN SUNGAI DAN BISA MENYEBABKAN BANJIR

• PENCEMARAN AIR KRN LOGAM BERAT KASUS YG PALING TERKENAL ADALAH : TRAGEDI MINAMATA ATAU MINAMATA DISEASE. CHISO CORPORATION YG MEMPRODUKSI PUPUK TERNYATA MEMBUANG LIMBAH YG MENGANDUNG MERKURI DI TELUK MINAMATA. HAL INI MENYEBABKAN TERJADINYA TRAGEDI MINAMATA. KENAPA KASUS MINAMATA BISA TERJADI?????? ( PEMUTARAN FILM TRAGEDI MINAMATA )

• PENCEMARAN AIR OLEH MIKROORGANISME LIMBAH RUMAH SAKIT YG DIBUANG BEGITU SJ TANPA ADANYA TREATMENT TERLEBIH DAHULU MEMBAWA SEJUMLAH MIKROORGANISME PATOGEN YG BISA TERSEBAT DAN MENGINFEKSI MASYARAKAT YG MENGGUNAKAN AIR TERSEBUT. MISAL PEMBUANGAN LIMBAH RS NON TREATMEN KE SUNGAI •

PENCEMARAN LOGAM KADMIUM YG DIBUANG DIPERAIRAN SUMBER : PENYEPUHAN SCR ELEKTORLISIS, ZAT WARNA PLASTIK, CAT DAN TINTA, BAHAN PADUAN DLM BATERAI, KEPERLUAN INDUSTRI DAMPAK : JIKA TERPAPAR TERUS MENERUS DPT BERSIFAT KARSINOGENIK. JIKA TERMINUM DAPT MENYEBABKAN GANGGUAN GINJAL DAN HATI

PENCEMARAN TANAH

Pencemaran Tanah Daratan mengalami pencemaran bila ada bahan organik ataupun anorganik yang berada di permukaan tanah menyebabkan kerusakan daratan sehingga tidak memberi daya dukung lagi bagi manusia.

Pencemaran Tanah • Sebagaimana udara dan air, tanah merupakan komponen penting dalam hidup kita. • Tanah berperan penting dalam : - pertumbuhan mahluk hidup, - memelihara ekosistem, dan - memelihara siklus air

Sumber pencemaran tanah • pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat (ilegal dumping), • kebocoran limbah cair dari industri atau fasilitas komersial, • kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, • zat kimia, atau limbah, yang kemudian tumpah ke permukaan tanah. • Akibat aktivitas alam

Pencemaran Tanah • Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. • Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. • Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

• Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang terkumpul pada suatu tempat pembuangan akhir (TPA) atau dump station • limbah padat dapat berupa bahan organik ataupun anorganik • Bahan buangan anorganik sulit didegradasi oleh mikroorganisme

• Semakin sedikit bahan anorganik dan semakin banyak bahan organik dianggap baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan • Bahan anorganik dikumpulkan dan di daur ulang agar tetap ramah lingkungan

Daur ulang kertas • Dibuat bubur pulp lagi untuk bahan kertas, cardboard dan produk-produk kertas lainya • Dihancurkan untuk dijadikan bahan pengisi, bahan isolasi • Diinsenerasi sebagai penghasil panas

Bahan Organik • Dibuat kompos untuk pupuk tanaman • Diinsenerasi sebagai penghasil panas

Tekstil dan pakaian bekas • Dihancurkan untuk dipakai sebagai bahan pengisi atau bahan isolasi • Diinsenerasi sebagai penghasil panas • Disumbangkan kepada yang memerlukan

Gelas atau kaca • Dibersihakan atau dipakai lagi (botol) • Dihancurkan untuk bahan membuat gelas baru • Dihancurkan dan dicampur aspal untuk bahan pengeras jalan • Dihancurkan dan dicampur pasir dan batu untuk membuat bata semen

Logam • Dicor untuk pembuatan logam baru yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan • Langsung digunakan lagi bila keadaannya masih baik dan memungkinkan

Karet, kulit, dan plastik • Dihancurkan dan digunakan sebagai bahan pengisi atau bahan isolasi • Diinsenerasi sebagai penghasil panas

Masalah daur ulang limbah buangan padat • Luas daratan yang terbatas saat ini makin sempit dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan lahan untuk daerah pemukiman, untuk pertanian, lahan industri, dan juga tempat untuk penimbunan limbah hasil kegiatan manusia. • Daerah yang digunakan sebagai tempat pembuangan akhir lamakelamaan akan semakin luas karena jumlah bahan buangan yang semakin banyak. • Maka perlu dipikirkan cara pemanfaatan limbah buangan tersebut sehingga tidak mengurangi lahan pemukiman,pertanian, dan industri, sekaligus sabagai usaha mengurangi pencemaran daratan.

Tempat Pembuangan Akhir • Sistem Operasional Pengelolaan Sampah Saat Ini Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni : pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir/pengolahan. Tahapan kegiatan tersebut merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan dapat disebut sebagai sub sistem

Pengumpulan Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat pembuangan sementara (TPS/Dipo). Untuk melakukan pengumpulan (tanpa pemilahan), umumnya melibatkan sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu tertentu

Pengangkutan Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan tenaga yang pada periode waktu tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Tempat Pembuangan akhir/Pengolahan Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Sidik et al (1985)mengemukakan bahwa ada dua proses pembuangan akhir, yakni : open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary lanfill (pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup; sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup.

Tehnologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum digunakan adalah :

1. Teknologi pembakaran (Incinerator). Dengan cara ini dihasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Keuntungan lainnya dari penggunaan alat ini adalah :

a) dapat mengurangi volume sampah  75% - 80% dari sumber sampah tanpa proses pemilahan, b) abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimbunan pada lahan kosong, rawa ataupun daerah rendah sebagai bahan pengurug, dan c) pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas  300 ton/hari dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik sehingga energi listrik ( 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses (Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 1985).

2. Teknologi komposting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat struktur tanah. 3. Teknologi daur ulang yang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti: kertas, plastik logam dan kaca/gelas.

Permasalahan pengolahan sampah cara lama 1. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan berupa komposting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan, dan hal ini akan memerlukan dana maupun menyita waktu

Permasalahan sosial dan lingkungan yang timbul karena TPA - dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri serta bibit penyakit lain; - dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat tercium dari puluhan bahkan ratusan meter; dan - dapat mengurangi nilai estetika dan keindahan lingkungan

2. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya a. Perlu lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak lahan yang tidak terpakai. Apalagi bila kota menjadi semakin bertambah jumlah penduduknya, maka sampah akan menjadi semakin bertambah baik jumlah dan jenisnya. Hal ini akan semakin bertambah juga luasan lahan bagi TPA. Apabila instalasi Incinerator yang ada tidak dapat mengimbangi jumlah sampah yang masuk jumlah timbunannya semakin lama semakin meningkat. Lalu dikhawatirkan akan timbul berbagai masalah sosial dan lingkungan

b. Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan lebih lanjut. Apalagi bila letak TPA jauh dan bukan di wilayah otonomi. c. Pembuangan sistem open dumping dapat menimbulkan beberapa dampak negatip terhadap lingkungan. Pada penimbunan dengan sistem anarobik landfill akan timbul leachate di dalam lapisan timbunan dan akan merembes ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Leachate ini sangat merusak dan dapat menimbulkan bau tidak enak, selain itu dapat menjadi tempat pembiakan bibit penyakit seperti : lalat, tikus dan lainnya (Sidik, et al, 1985).

d. Pembuangan dengan cara sanitary landfill, walaupun dapat mencegah timbulnya bau, penyakit dan lainnya, tetapi masih memungkinkan muncul masalah lain yakni :

-.Timbulnya gas yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Gas-gas yang mungkin dihasilkan adalah : methan, H2S, NH3 dan lainnya. Gas H2S dan NH3 walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak sehingga dapat merusak sistem pernafasan tanaman dan membuat tanaman kekurangan gas oksigen dan akhirnya mati. -.Pada proses penimbunan, sebaiknya sampah diolah terlebih dahulu dengan cara dihancurkan dengan tujuan untuk memperkecil volume sampah agar memudahkan pemampatan sampah. Untuk melakukan ini tentunya perlu tambahan pekerjaan yang berujung pada tambahan dana

3. Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya - Dihasilkan

abu ( 15%) dan gas yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Selain itu gas yang dihasilkan dari pembakaran dengan menggunakan alat ini dapat mengandung gas pencemar berupa : NOx., SOx dan lain-lain yang dapat mengganggu kesehatan manusia;

3. Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya

- dapat menimbulkan air kotor saat proses pendinginan gas maupun proses pembersihan Incinerator dari abu maupun terak. Kualitas air kotor dari instalasi ini menyebabkan COD meningkat dan pH menurun;

3. Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya

- memerlukan biaya yang besar dalam menjalankan Incinerator. Untuk menangani sampah  800 ton/hari memerlukan investasi Rp. 60 milyar, sedangkan dari hasil penjualan listrik yang dihasilkanhanya Rp. 2,24 milyar/tahun;

3. Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya - butuh keahlian tertentu dalam penggunan alat ini. Sebagai contoh pada penanganan sampah di Surabaya, tehnologi ini sudah digunakan sejak tahun 1990, namun tanpa didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memahami filosofi alat ini, akibatnya pada tahun kedua terjadi kerusakan. Hal ini tentu menambah beban dalam perolehan dana bagi perbaikannya. Belum lagi sampah yang akan menumpuk dengan tidak berfungsinya alat ini.

3. Penggunaan Incinerator dalam pengolahan sampah memiliki beberapa kelemahan, di antaranya

- Penggunaan Incinerator ini tidak dapat berdiri sendiri dalam pemusnahan sampah, tetapi masih memerlukan landfill guna membuang sisa pembakaran;

4. Belum maksimalnya usaha pemasaran bagi kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah kota;

5. Belum maksimalnya upaya sistem daur ulang menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi;

6. Sulitnya mendapatkan tambahan biaya bagi peningkatan kesejahteraan petugas yang terlibat dalam penanganan sampah. Hal ini tentu akan berakibat pada kegairarahan kerja yang rendah dari para pengelola sampah.

Sampah Perkotaan • Dengan asumsi volume sampah yang tidak terolah sebanyak 600 ton per hari, maka diperkirakan dalam 1 (satu) bulan tumpukan sampah yang tidak terolah bisa mencapai 18.000 ton. Dan sampah tersebut akan menggunung. Otomotis sampah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas lingkungan sekitar. Di mana diameter dampaknya bisa mencapai 0 sampai 10 km dari lokasi.

• Kegiatan penimbunan sampah akan berdampak terhadap kualitas tanah (fisik dan kimia) yang berada di lokasi TPA dan sekitarnya. Tanah yang semula bersih dari sampah akan menjadi tanah yang bercampur dengan limbah/sampah, baik organik maupun an-organik, baik sampah rumah tangga maupun limbah industri dan rumah sakit. Tidak ada solusi yang konkrit dalam pengelolaannya, maka potensi pencemaran tanah secara fisik akan berlangsung dalam kurun waktu sangat lama.

Strategi Pengolahan Sampah TPA

Distribusi sampahartikel dap

SANITARI LANDFILL Sampah ditumpuk dalam satu lahan. Lahan tempat sampah tersebut sebelumnya digali dan tanah liatnya dipadatkan. Lahan ini disebut ground liner.

Sanitary Landfill Usai tanah liat dipadatkan, tanah kemudian dilapisi dengan geo membran, lapisan mirip plastik berwarna yang dengan ketebalan 2,5 milimeter yang terbuat dari High Density Polyitilin, salah satu senyawa minyak bumi. Lapisan ini lah yang nantinya akan menahan air lindi (air kotor yang berbau yang berasal dari sampah), sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah.

Sanitary Landfill Di atas lapisan geo membran dilapisi lagi geo textile yang gunanya memfilter kotoran sehingga tidak bercampur dengan air lindi. Secara berkala air lindi ini dikeringkan.

Sanitary landfill Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk diatas lapisan geo textille ini kemudian ditutup dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah menyebarnya gas metan akibat proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa oksigen.

Sanitary landfill Geo membran ini juga akan menyerap panas dan membantu proses pembusukan. Radiasinya akan dipastikan dapat membunuh lalat dan telur-telurnya di sekitar sampah. Sementara hasil pembusukan samapah dalam bentuk compos bisa dijual.

Sanitary Landfill Gas metan ini juga yang pada akhirnya digunakan untuk memanaskan air hujan yang sebelumnya ditampung untuk mencuci truk-truk pengangkut sampah, jika truk sampah yang bentuknya tertutup dicuci setiap kali habis mengangkut sampah, tidak akan menebarkan bau ke lokasi TPA.

Insenerator / pembakaran • Sampah yang dapat dibakar dimasukan ke dalam tempat penyimpanan atau penyuplai • Sampah diatur hingga rata lalu dimasukan kedalam tungku pembakar/insenerator • Hasil pembakaran berupa abu dan gas.

Insenerator / pembakaran Dalam proses insinerasi sampah, terdapat banyak polutan yang dilepaskan, baik ke udara maupun ke media lainnya. Dioxin adalah polutan yang paling terkenal berbahaya yang dihasilkan dari proses insinerator. Dioxin dapat menyebabkan gangguan kesehatan secara luas, termasuk kanker, kerusakan sistem kekebalan, reproduksi, dan permasalahan-permasalahan dalam pertumbuhan. Secara umum, insinerator merupakan sumber dioxin yang utama.

Insenerator / pembakaran insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang dapat mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.

Insenerator / pembakaran insinerator juga merupakan sumber utama polutan-polutan logam berat, seperti timah (Pb), kadmium (Cd), arsen (As) dan kromium (Cr). Polutan-polutan lain yang dihasilkan dari insinerator yang juga perlu diperhatikan antara lain adalah senyawa–senyawa hidrokarbonhalogen (non-dioxin), gas-gas penyebab hujan asam, partikulatpartikulat yang dapat mengganggu fungsi paru-paru, dan gas-gas efek rumah rumah kaca. Namun demikian, klasifikasi polutan-polutan yang dihasilkan insinerator masih belum lengkap, dan masih banyak lagi senyawa-senyawa yang belum teridentifikasi dalam bentuk emisi dan abu di udara.

Insenerator / pembakaran Insinerator juga seringkali dianggap sebagai penghasil energi, karena dipandang mampu membangkitkan listrik. Bagaimanapun, analisis siklus -hidup yang rinci menunjukkan bahwa ternyata insinerator membuang energi lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkannya.

Kenapa insenerator lebih banyak membutuhkan energi dari pada menghasilkan energi ?? Hal ini disebabkan karena material yang diinsinerasi harus diganti dengan material atau produk baru. Ekstraksi dan memproses bahan-bahan dasar, dan membuatnya menjadi produk-produk baru memerlukan lebih banyak energi –dan menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan yang lebih besar– dibandingkan dengan pemanfaatan ulang, atau memproduksinya kembali dari material daur ulang

Open dumping pengelolaan sampah hanya dengan menimbunnya tanpa menggunakan tanah penutup

Pencemaran Air Tanah oleh Sampah • Dari proses penimbunan sampah baik dari pengepresan ataupun pembusukan dalam skala besar maka akan timbul air lindi (air perasan sampah yang berbau tidak sedap) • Apabila air tersebut meresap dalam tanah dapat mencemari kualitas air tanah dan menjadikan warga sekitar kekurangan air bersih.

Contoh kasus Ribuan warga Kelurahan Bantargebang, Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur Batu yang bermukim di sekitar kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, mengalami kesulitan air bersih. Hal ini terjadi karena empat dari enam sumur artetis di empat kelurahan tersebut rusak. Pemprov DKI Jakarta tidak peduli atas kondisi tersebut.Tidak berfungsinya empat sumur artetis itu, juga dikhawatir berjangkit penyakit karena warga mengonsumsi air sumur biasa yang tercemar limbah sampah TPA. Direktur LSM Environment Community Union (ECU), Benny Tunggul Hasiholan, mengatakan rusaknya sumur artetis merupakan tanggung jawab Pemprov DKI (Republika, 14/4/05).

Sampah Medis Teknologi pengelolaan limbah medis yang sekarang jamak dioperasikan, hanya berkisar antara masalah tangki septik dan insinerator. Keduanya sekarang juga terbukti memiliki nilai negatif besar.

Sampah medis Tangki septik banyak dipersoalkan lantaran rembesan air dari tangki yang dikhawatirkan dapat mencemari tanah. Dan kadang ada beberapa rumah sakit yang membuang hasil akhir dari tangki septik tersebut langsung ke sungaisungai. Sehingga dapat dipastikn sungai tersebut mulai mengandung polusi zat medis.

Sampah medis Sedangkan insenerator, yang menerapkan teknik pembakaran pada sampah medis, juga bukan berarti tanpa cacat. Badan Perlindungan Lingkungan AS menemukan bahwa teknik insenerasi merupakan sumber utama zat dioksin yang sangat beracun. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa zat dioksin inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya kanker pada tubuh.

Sampah medis Hal menarik dalam masalah ini adalah ditemukannya teknik pembakaran baru dengan menggunakan sinar matahari. Selain menutup kemungkinan timbulnya asap penyebab dioksin, juga menghemat ongkos operasi yang perlu dikeluarkan.

Sampah medis • Pembakaran dengan sinar matahari Modelnya sederhana. Berupa kotak serupa microwave, terdiri dari dua buah kotak saling mengisi yang dilapisi aluminium foil. Selembar kaca mika transparan menjadi penutup dan dua buah cermin saling berhadapan menjadi reflektor yang paling sukses mengantarkan panas ke kotak.

Sampah medis • Pembakaran dengan sinar matahari Dengan waktu 20 menit, temperatur yang tercipta bisa mencapai 150 derajat Celcius. Sebuah titik panas yang dianggap bisa memusnahkan bakteri.

Pengolahan Sampah Medis Di Indonesia • Yang paling utama masih mengunakan tangki septik • Sudah mulai digunakan insenerator untuk bahan bahan infeksius • Bahan non-infeksius diserahkan pada dinas kebersihan kota

Ramidiasi adalah upaya pembersihan tanah

Remediasi • • • • • • •

Yang perlu diketahui sebelum melakukan remidiasi : Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak, Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut, Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P), Jenis tanah, Kondisi tanah (basah, kering), Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut, Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

Macam remidiasi • Remidiasi on-site • Ramidiasi off-site

Remidiasi on-site Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Ramidiasi off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremidiasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi : • stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb • inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus • penerapan immobilized enzymes • penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.

Pencemaran Tidak Mengenal Batas Negri • Pencemaran disuatu negara akan berakibat di negara lain Contoh : Sampah radio aktif dari musibah reaktor nuklir Chernobyl Uni Soviet menyebar keseluruh Eropa

Musibah PLTN Chernobyl, Ukraina meledaknya reaktor Chernobyl semula dirahasiakan oleh pemerintah USSR, namun pada tanggal 29 april 1986 pagi, radiasi kadar tinggi terdetaksi di Swedia, denmark, Norwegia, Firlandia, dan negara-negara eropa lainnya.

Eropa menjadi heboh, baru 12 jam kemudian pengumuman TV Moscow menyingkap musibah tersebut. Diberitakan ada satu reaktor nuklir di Chernobyl meledak. Dan kemudian diketahui bahwa sebenarnya 36 jam sebelum siaran TV tersebut sudah 2000 orang meninggal

penyebab meledaknya reaktor Chernobyl adalah human error. Pada saat pengujian kerja turbin-turbin pabrik dalam latihan menghadapi keadaan emergency, terlalu banyak sistem keamanan dimatikan. Hal ini menyebabkan aliran air pendingin menurun dengan cepat dan 200 ton uranium menjadi sangat panas, sampai 2800 derajat, yang lalu meledak dasyat

• Pada saat itu 1700 ton graphite pijar membumbung ke udara. Uranium fuel meleleh sambil melepaskan isotop-isotop yang ditinjau dari toksikologi radioaktivitas sangat tinggi kadar racunya. Isotop tersebut terdorong ke atas oleh panas dan disirkulasikan keseluruh penjuru.

Akibat bencana Chernobyl • Penduduk sekitar area pabrik terkena radiasi 20-100 REM sehingga terancam kanker dan melahirkan bayi cacat • Angin saat itu bertiup ke barat laut wilayah pertanian dan perternakan, sehingga tanaman dan hewan di Ukraina rusak, tidak aman dikonsumsi • Lahan pertanian seluas 150 km2 terkontaminasi dan tidak mungkin lagi digunakan selama puluhan tahun

Suksesi TIM DKL

• Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula.

Suksesi Merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya Permulaan, perkembangan dan akhirnya Mencapai kestabilan pada fase klimaks.

• Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. • Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan.

Proses Suksesi selalu Progresif (mengalami Kemajuan), Sehingga terdapat dua pengertian: 1. Pergantian progresif pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat yang ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi. 2. Pergantian Progresif dalam bentuk pertumbuhan (bentuk kehidupan).

Penyebab Suksesi 1. Iklim 2. Topografi Erosi Pengendapan (denudasi) 3. Biotik

Macam Suksesi Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi : 1. Suksesi primer Suksesi yang terjadi belum ada vegetasinya atau di daerah yang tadinya sudah ada vegetasi, kemudian terganggu (misalnya terbakar), sehingga daerah tersebut menjadi kosong sama sekali.

2. Suksesi sekunder: Suksesi yang terjadi pada habitat yang pernah ditumbuhi vegetasi kemudian mengalami gangguan, tetapi gangguan tersebut tidak merusak total organisme sehingga dalam komunitas tersebut, substrat lama dan kehidupan masih ada. Gangguan alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan oleh kegiatan manusia contoh:pembukaan areal hutan.

Ada beberapa macam tipe Suksesi yaitu: * Hidrosere: Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch . Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere . * Halosere: Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.

* Xerosere: Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch. * Psammosere : Suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir. * Lithosere : Suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan. * Serule : Suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen / konsumen.

Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut : • Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan. • Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu. • Kehadiran pemencar benih.

• Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan. • Jenis substrat baru yang terbentuk • Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.

Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominant. Terdapat beberapa pendapat yaitu: • Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks (Clements).

Hipoteis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin dominan. Teori informasi : Teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah antara teori mooklimaks dan teori poliklimaks.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PENGERTIAN SUMBERDAYA ALAM

Sumberdaya: 1. Segala sumber persediaan yang secara potensial dapat didaya-gunakan 2. Segala masukan (input) dalam suatu proses produksi yang dapat menghasilkan produk (barang /jasa) yang bermanfaat

Sumberdaya Alam: 1. Persediaan Total (PT): semua unsur lingkungan yang dapat berfungsi sbg sumberdaya 2. Sumberdaya: sebagian dari PT yang dapat diupayakan perolehannya 3. Cadangan: bagian dari sumberdaya yg telah diketahui dg pasti, kuantitas & kualitasnya

“Semua benda hidup dan mati yg terdapat secara alamiah di bumi, Bermanfaat bagi manusia, Dapat dimanfaatkan oleh manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Keberadaannya & ketersediaannya: 1. Sebaran geografisnya tdk merata 2. Pemanfaatannya tgt teknologi 3. Kalau diolah menghasilkan produk dan limbah

WUJUD FISIK SUMBERDAYA ALAM

RADIASI MATAHARI

UDARA

HUTAN HUTAN AIR

LAHAN

MINERAL MINERAL MINERAL

AIR

HUTAN

LAHAN

Kepemilikan Penggunaan

MINERAL

Air Asin Air Tawar: Permukaan Tanah Es/Salju Atmosfer

H. Lindung H. Produksi H. Suaka alam H.Wisata H. Tmn Nas.

Strategis (A) Vital (B) Lain (C)

INTERAKSI yg BERKESETIMBANGAN

Pertumbuhan Ekonomi

Kehidupan SOSPOL

Kelestarian Fungsi Lingkungan

PEMANFAATAN LIMBAH

Penggunaan kembali (Reuse) Menggunakan kembali untuk keperluan yang sama, tanpa pengolahan atau perubahan bentuk. Daur ulang (Recycle) Mengolah limbah secara fisik atau kimiawi untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain. Perolehan kembali (Recovery) Memproses limbah untuk memperoleh kembali salah satu atau lebih materi/komponen yang terkandung di dalamnya.

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

IPTEK (PRODUKSI) BERSIH  Suatu konsep alternatif bagi sistem industri/produksi yang mencegah terjadinya pencemaran, menghilangkan limbah dan produk berbahaya, dan mengurangi penggunaan dan pembuangan bahan mentah, air dan energi. Keseluruhan sistem industri “dari hulu ke hilir” diyakinkan untuk tidak merusak lingkungan.  Mempertimbangkan perbaikan dalam hal: 1 Seleksi bahan mentah, ekstraksi dan pemrosesan.

2 Konseptualisasi produk, rancangan dan perakitan. 3 Transportasi materi pada setiap tahapan 4 Penggunaan dalam skala industri dan rumah tangga. 5 Pemasukan kembali produk ke dalam sistem industri atau ke lingkungan bila tidak lagi digunakan.  Teknologi ini bersifat: proaktif, preventif, terpadu dan kontinu (“dari hulu ke hilir”).  Biaya eksternalitas di-internalisasi (dimasukkan ke dalam biaya industri/produksi).

*Ingat Produksi/Disain Hijau dari Modul 4 (Pengelolaan Lingkungan)

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Art Explosion® 1998

PENANGGULANGAN: USULAN PRIORITAS UNTUK MENGATASI MASALAH PENGGUNAAN MATERI DAN LIMBAH PADAT YANG DIHASILKAN Prioritas pertama

Pencegahan awal / primer

dari pencemaran & limbah  Hilangkan penggunaan zat

Prioritas kedua

Pencegahan sekunder dari

pencemaran & limbah  Gunakan kembali (reuse)  Perbaiki produk yang rusak

kimia berbahaya dalam

 Lakukan daur ulang

proses industri

 Buat kompos

 Beli produk yang lain  Kurangi penggunaan produk berbahaya  Kurangi pengemasan &

 Beli barang-barang yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang

Prioritas terakhir

Pengelolaan limbah  Olah limbah untuk mengurangi toksisitas  Bakar limbah (insinerasi)  Kubur limbah dalam landfill  Keluarkan limbah ke lingkungan untuk pembuangan atau pengenceran

bahan dalam produk

 Buat produk tahan lama yang mudah diperbaiki, dapat didaur ulang atau dapat digunakan kembali (reusable)

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Sumber: Miller 2000

Bagaimana menangani limbah?  Penanganan limbah umumnya masih dilakukan dengan teknologi konvensional yang bersifat: reaktif, kuratif dan „ujung pipa‟ (end-of-pipe)  Pada teknologi konvensional, biaya pengolahan limbah merupakan biaya eksternal bagi industri.

Penanganan limbah gas : empat cara untuk memisahkah partikulat dari gas buangan pembangkit

listrik atau industri. Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Cunningham & Saigo 1999

a) PRIMER

b) SEKUNDER

c) TERSIER

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Miller 2000

Penanganan limbah padat : limbah dapat dimasukkan sistem pembakaran (incineration) yang mengendalikan pencemaran, atau tempat pembuangan akhir (sanitary landfill) yang didisain dengan baik. Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Raven et al. 1998, Miller 2000

Penanganan limbah berbahaya/beracun : Limbah dimasukkan ke dalam tanki/drum yang ditutup dengan kotakkotak beton, kemudian disimpan dalam ruang bawah tanah.

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)

Ilustrasi: Raven et al. 1998, Miller 2000

Manajemen pengelolaan lingkungan

KEBIJAKAN YG BERTANGGUNG-JAWAB

Aturan Main

Ajakan/ Himbauan

Aksi-aksi

Penggunaan SDA secara efisien Menghindari degradasi fungsi / kualitas lingkungan Meminimumkan resiko bagi masa depan

Standar Aman Minimum (Baku Mutu Minimum)

Hindari gangguan (irreversibel) Common property

Hindari gangguan (irreversibel) lingkungan ambien lokal

Penggunaan SDA non-reversibel secara lestari

Mekanisme pasar yg bersahabat/ ramah lingkungan

Dukungan LITBANG yg relevan

Kebijakan PSDALH ditujukan pada upaya :

Mengelola sumberdaya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui , 



Melalui penerapan teknologi ramah lingkungan (2) lingkungan;

menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari perusakan sumberdaya alam dan pencemaran

Dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.

(3) mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara bertahap;



Keterbukaan: Persyaratan "pemberitahuan" perlu dimasukkan sehingga semua peraturan mengenai lingkungan yang dapat berdampak terhadap perdagangan tidak bermakna ganda secara internasional. Keabsahan: Tindakan perlindungan lingkungan yang membatasi perdagangan harus sah; jadi didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.



Standardisasi, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI BIDANG Lingkungan



Kebijakan PSDALH ditujukan pada upaya :

menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari 

(3) mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara bertahap;

perusakan sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan 

Keterbukaan: Persyaratan "pemberitahuan" perlu dimasukkan sehingga semua peraturan mengenai lingkungan yang dapat berdampak terhadap perdagangan tidak bermakna ganda secara internasional. Keabsahan: Tindakan perlindungan lingkungan yang membatasi perdagangan harus sah; jadi didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.



Standardisasi, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI BIDANG Lingkungan



Kebijakan PSDALH ditujukan pada upaya :

Mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara bertahap

KETERBUKAAN

Persyaratan "pemberitahuan" perlu dimasukkan sehingga semua peraturan mengenai lingkungan yang dapat berdampak terhadap perdagangan tidak bermakna ganda secara internasional.

KEABSAHAN

Tindakan perlindungan lingkungan yang membatasi perdagangan harus sah; Jadi didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Tanggung Jawab

Keberlanjutan

Manfaat

Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan

Manusia seutuhnya

Masyarakat seluruhnya

IMTAQ & IPTEKS

TANTANGAN PSDA-LH MASA DEPAN

Dinamika Kependudukan

Pencemaran Udara dan Air

Degradasi Lahan & Hutan

Permintaan Lingkungan Buatan

Degradasi Lingkungan Alam

Sampah, Limbah, BBB

Banjir & Kekeringan

SDA - LINGKUNGAN HIDUP & PENGELOLAANNYA

LINGKUNGAN

Pembinaan Konservasi Rehabilitasi

Tenaga Kerja

DIKLAT

M A

S

EKSPLOITASI

N U

D A

PENGOLAHAN

BAHAN BAKU MENTAH

PRODUKSI

KONSUMSI LIMBAH

S I A

MANFAAT LAIN / WISATA

IPTEK

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LH

ARAHAN GBHN 1999 Mengelola SDA & Daya Dukungnya bagi kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi Memanfaatkan SDA dg Konservasi, Rehabilitasi, Penghematan menerapkan teknologi ramah lingkungan Mendelegasikan bertahap wewenang Pengel. SDA-LH kepada daerah

Mendayagunakan SDA unt kemakmuran rakyat dg kelestarian fungsi , keseimbangan ekologi-ekonomi-budaya serta penataan ruang

Menerapkan indikator kelestarian

1. …. Proses yg secara berkelanjutan mengoptimalkan manfaat SDA & SDM melalui penyerasian aktivitas manusia sesuai dg kemampuan / daya dukung SDA

Peningkatan Kesejahteraan RAKYAT

Konservasi

Rehabilitasi

Penghematan

Kerusakan SDA dan pencemaran LH semakin mengancam keberlanjutan pembangunan

Krisis Ekonomi Moneter

Lemahnya penegakan hukum

Rendahnya komitmen penaatan hukum

Rendahnya Kepedulian Lingkungan

Hambatan Hak Pemilikan

Kualitas hidup manusia Indonesia semakin menurun , indikatornya:

Penyakit akibat Pencemaran Air & udara

Kematian bayi lahir

Gizi Anak BALITA

Pudarnya BudayaKearifan Masyarakat SDA-LH

Kualitas Kawasan Konservasi/ Lindung

Perubahan lingkungan hidup global semakin mengancam kualitas lingkungan biosfer, indikatornya:

Suhu bumi meningkat

Perubahan pola iklim

Penipisan Lapisan Ozon

Pengelolaan SDA-LH telah berkembang menjadi isu-isu politik yg dapat mengancam sinergisme antar daerah

Sumberdaya Air: Permukaan Bawah tnh

Kuantitas Kualitas Distribusi

Sumberdaya Lahan & Hutan

GOOD ENVIRONMENTAL GOVERNANCE

Birokrasi Profesional Integritas- moral

Lembaga Legislatif & Peradilan

Independen BerkeadilanKo ntrol sosial yg efektif

Masyarakat yang MADANI

Desentralisasi PSDA-LH yg efektif berdayaguna

Permasalahan Pengelolaan Lingkungan Di Indonesia • TERbatasnya dana pengelolaan LH baik APBD atau APBN • Tidak terarahnya pengelolaan LH baik di pusat atau di daerah • Instrumen ekonomi (pajak, iuran, atau retribusi) bagi usaha pemanfaatan SDA belum memperhitungkan biaya pengelolaan lingkungan

Tugas • Buat uraian singkat tentang Keterkaitan antara ketahanan nasional, wawasan nusantara, dan ketahanan lingkungan untuk membentuk masyarakat madani

RADIASI SURYA

Pancaran Radiasi Surya • Radiasi surya (surya = matahari) sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. • Permukaan matahari bersuhu 6000 K, dengan jarak dari bumi 150 juta Km • Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360 Wm2, yang sampai ke permukaan bumi setengah dari yang diterima di puncak atmosfer. • Rata-rata 30% radiasi yang sampai dipermukaan bumi dipantulkan kembali ke angkasa luar.

Karakteristik Radiasi Surya dan Bumi •

Setiap benda di alam yang bersuhu 0 K (-273 o C) memancarkan radiasi berbanding lurus dengan pangkat empat suhu permukaannya (Hukum Stefan – Boltzman) F = ε σ T4

F = Pancaran RAdiasi (Wm2) ε = emisivitas permukaan, bernilai satu untuk benda hitam (black body radiation), sedangkan untuk benda-benda alam berkisar 0.9-1.0) σ = tetapan Stefan – Boltzman (5.67 10-8 Wm2) T = Suhu permukaan (K)

Sistem Kesetimbangan Panas di Bumi

Kenaikan suhu rata-rata bumi selama 157 tahun terakhir

Radiasi Gelombang pendek dan panjang • Panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi • Matahari (suhu 6000 K) mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0.3 – 4.0 μm • Bumi suhu 300 K (27oC) memancarkan radiasi dengan panjang gelombang 4 – 120 μm, • Karena panjang gelombang radiasi surya relatif pendek dibandingkan benda-benda alam lainnya maka disebut radiasi gelombang pendek. • Radiasi bumu/benda-benda yang ada dibumi disebut radiasi gelombang panjang.

Penerimaan Radiasi Surya di Permukaan Bumi • Bervariasi menurut tenpat dan Waktu • Skala makro menurut tempat ditentukan oleh letak lintang dan keadaan atmosfer terutama awan • Skala mikro arah lereng menentukan jumlah radiasi surya yang diteima

Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro

• Jarak antara matahari dan Bumi • Panjang hari dan sudut datang • Pengaruh atmosfer bumi

Neraca Energi pada Permukaan Bumi • Neraca energi pada permukaan bumi

Qn = Qs + Ql – Qs – Ql Qn = Radiasi Netto (Wm2) Qs dan Qs = radiasi surya yang datang dan keluar (Wm2) Ql dan Ql = radiasi gelombang panjang yang datang dan keluar (Wm2) • Radiasi surya (Qs) bernilai 0 pada malam hari, radiasi netto (Qn) bernilai negatif. • Siang hari Qs jauh lebih besar sehingga Qn positif. • Qn yang positif akan digunakan untuk memanaskan udara (H), penguapan (λE), pemanasan tanah/lautan (G) dan kurang dari 5 % untuk fotosintesis (berlakiu bila tidak ada adveksi panas/pemindahan panas secara horisontal)

Konsentrasi beberapa gas rumah kaca selama 2000 tahun terakhir

Komponen radiative forcing dari manusia dan alam (radiasi matahari).

• Perbandingan antara radiasi gelombang pendek (surya) yang dipantulkan dengan yang datang disebut albedo permukaan • Di Atmosfer, uap air dan CO2 adalah penyerap radiasi gelombang panjang utama. Energi radiasi yang diserap oleh kedua gas tersebut dipancarkan kembali ke permukaan bumi diiringi dengan peningkatan suhu udara (efek rumah kaca = green house effect). • Seperti rumah kaca, radiasi surya mampu menembus atap kaca karena energinya besar, sedangkan radiasi gelombang panjang dari dalam rumah kaca tidak mampu menembus atap kaca sehingga terjadi penimbunan energi yang berlebihan dalam rumah kaca tersebut yang meningkatkan suhu udara. • Gas Rumah Kaca (GRK) = uap air, CO2 dan methane) dapat menyebabkan pemanasan global

Model iklim dengan dan tanpa memasukkan faktor manusia

Pengukur Radiasi Matahari Sunshine Pyranometer - SPN1

•Global (Total) and Diffuse irradiance in W.m-2 •WMO sunshine threshold: 120 W.m-2 direct beam •No moving parts, shade rings or motorised tracking The new Sunshine Pyranometer is a patented, meteorological class instrument for measuring global and diffuse radiation and sunshine duration

Cahaya • Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman • Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi • Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton • Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm • Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer • Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu • Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme bukaan stomata • Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe tanaman C3, C4, CAM • C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi • Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi matahari yang mampu diserap tanaman:ild • ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik menyebabkan pertumbuhan tanaman 90% maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda tergantung morfologi daun • Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman) maupun sistem tanam • Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan (mutual shading) • Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis tanaman perlu dilakukan kajian mengenai jarak tanam yang menyebabkan tercapainya ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan lahan maupun habitus tanaman (morfologi tanaman) • Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik, ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih banyak untuk keperluan vegetatif • Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi Matahari ke Bumi • Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi) • Panjang hari • Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di daerah sub-tropik • Keberadaan radiasi, sering terbatas di subtropik pada musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi matahari merupakan kendala utama pertanian di sub-tropik • Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas), relatif konstan, 12 jam/hari • Yang sering menjadi faktor pembatas adalah masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan • Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi. • Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan • Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman • Meskipun dengan semakin dewasa umur tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi • Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama rumputan • Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh semakin cepat • Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan gulma • Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk pertumbuhan

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro • Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40% • Mengurangi aliran udara disekitar tajuk • Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil (60-70%) • Mengurangi laju evapotranspirasi • Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman

Hasil penelitian pada tembakau



• • •

Dampak pemberian naungan pada pertanaman tembakau : Laju transpirasi tanaman tembakau menurun sebesar 45,6% Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60% Kadar air daun meningkat Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman muda • Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah • IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun, suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki perakaran yang tidak berkembang • IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih rendah dari IC penuh (stek kakao diberi naungan dengan intensitas sedang) • Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 50% • Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 30%-50%

• Naungan dapat menghindari fluktuasi temperatur yang tinggi dan kadar air tanah • Naungan dapat digunakan sebagai saranan konservasi tanah, karena meningkatkan jumlah pori penyedia air tanah (melalui pengaturan temperatur dan evaporasi) • Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat morfologis tanaman. Puncak fotosintesis terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Kekurangan Air Diatasi dg naungan

• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi tanaman

Pengaruh lingkungan (Tekanan) • Pengaruh merusak yang dipaksakan, dikendalikan oleh lingkungan • Respon adaptasi, dikendalikan oleh tanaman

• Kerusakan: kematian sebagian organ maupun keseluruhan tanaman, penurunan pertumbuhan karena kelainan fisiologis • Kerusakan: resistensi tanaman terhadap tekanan lingkungan berkurang • Respon beradaptasi, merupakan pengendali yang halus terhadap resistensi • Resistensi bisa elastis (terbalikkan) maupun plastis (tidak terbalikkan)

• Resistensi elastis, efek mekanisme fisiologis (lebih besifat fisiologis) • Resistensi plastis, efek adaptasi morfologis • Tekanan cahaya bisa menimbulkan respon fisiologis (dalam aktivitas fotosintesis) maupun respon morfologis (berubahnya ukuran daun dll) • Kedua respon tsb memerlukan fleksibilitas fenotipe

Respon Morfologi • Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter tanaman, sudut percabangan, jumlah daun, luas daun dll • Mikromorfologi: kandungan klorofil daun, ketebalan daun dll • Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh, diameter tanaman lebih cepat naik di tempat tanpa naungan, sudut percabangan lebih besar ditempat ternaungi, luas daun lebih besar di tempat ternaungi, begitu juga dengan jumlah daun • Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang, ketebalan daun lebih tinggi di tempat terang

Toksikologi Lingkungan LINGKUNGAN

ABIOTIK

BIOTIK

FISIK

KIMIA

PRODUSEN

-Sinar matahari -Suhu -hujan -arus laut

-Kandungan oksigen -Unsur nutrisi -Kadar garam

-Autotrof

KONSUMEN

-primer (herbivora) -Sekunder (karnivora) -tertier (omnivora) ---detritivora(pemakan sisa)

PENCEMARAN LINGKUNGAN Sumber pencemar

Udara Tanah

Erosi

Air Tawar Sedimen

Drainase

Laut sedimen

Inhalasi

Rantai pakan Darat

Rantai pakan Air Organisme air

Manusia dewasa Anak

Pencemaran Udara

Tinggi dari permukaan laut(Km)

Komposisi udara kering terdiri dari: -Gas nitrogen (N2) = 78% -Oksigen O2 = 21% - Argon = <1% -Uap air = 0,01% (daerah subtropik) = 5% daerah tropik yang lembab

90 80

70 60

Panas lewat ozon

Mesosfer

50

Stratosfer

40

30

Lapisan ozon

20

10

Troposfer 0

-100

Arah angin

Panas dari bumi -80

-60

-40

Suhu (oC)

-20

0

+20

Gas Pencemar

Sembilan jenis bahan pencemar:

-Oksida karbon: -Oksida belerang -Oksida nitrogen -Komponen organik volatil -Suspensi partikel

CO; CO2 SO2; SO3 NO; NO2; N2O CH4; C6H6 debu; karbon; logam; nitrat; sulfat; butiran cairan H2SO4; PCB; dioksin; pestisida

-Oksida fotokimia -Substansi radioaktif -Panas -Suara Anak-anak peka terhadap polusi udara karena: -Menghirup udara lebih banyak daripada orang dewasa -Kurang cepat bereaksi drpd orang dewasa -Lebih banyak bermain diluar ruangan

CO2,NO2,CO,SO2 Pb,Hg,Cd

Gambar. proses pencemaran udara

Polusi karbon monoksida (CO)

Sumber Pencemar:

-Gas buang kendaraan bermotor - Emisi pabrik : Industri Pembangkit tenaga listrik -Asap rokok ----- 1000 – 5000 ppm CO Standar: Maksimum

9 ppm selama 8 jam 20 ppm selama satu jam

Toksisitas: -mirip flu -silent killer - Kronis -5-6jam Gejala

Sakit kepala Pening Lemah Mual

Mekanisme toksisitas

CO di Udara

Paru-paru

Darah

COHb-Intensitas iakatannya 250XO2

Jaringan kurang oksigen Nekrosis 1

2

3

Gambar 1: carbon dioksida (1), carbom monoksida(2), Eritrocyt mengikat carbonmonoksida

1

2

Gambar: paru-paru (1), Eritrocyt mengikat carbon-monoksida, tak ada tempat ikatan untuk oksigen (2)

Mati

Gejala tosisitas CO

Tabel 1. Gejala toksisitas CO dan hubungannya dengan kadar CO dalam darah COHb (%)

Gejala yang ditimbulkannya

0 – 10

Tidak ada gejala atau asymptomatik

10 –20

Leher seperti tercekik, sedikit sakit kepala, dilatasi pembuluh darah tepi/kulit, dyspnea

20 –30

Sakit kepala, fatigue, pening

30 – 40

Sakit kepala yang sangat, lemah, pening, gangguan penglihatan, mual, muntah dan kolaps

40 –50

Mirip seperti diatas, kecenderungan terjadi kolaps sangat pasti, denyut nadi cepat, laju respirasi juga meningkat.

50 –60

Pulsus nadi dan laju respirasi meningkat, konvulsi intermiten

60 – 70

Koma, konvulsi intermiten, dan mungkin kematian

70 – 80

Pulsus nadi lemah, respirasi lemah, kematian dalam beberapa jam

80 – 90

Kematian dalam waktu satu jam

90-

Kematian dalam beberapa menit

Toksisitas O3

Ada dua bentuk ozon (O3): -Ozon yang buruk: -Terbentuk dari energi matahari dengan reaksi fotokimia -terjadi waktu siang hari -Terdapat di lapisan troposfer -Ozon yang baik: -Terdapat dilapisan stratosfer -Berguna untuk menahan sinar ultraviolet dari sinar matahari -Dipecah pada peristiwa polusi udara oleh Cl (dari freon) O3

terhisap

Kontak dengan jaringan paru

Lama menghirup Gejala: -iritasi hidung dan tenggorokan -Ekskresi mukus meningkat -Iritasi mata dan sakit kepala -Sesak nafas

energi kimia

Kerusakan paru permanen

sakit dibagian dada

merusak jaringan

Standar baku mutu air Air sungai: -Kekeruhan(mg/L) -pH -DO (oksigen terlarut -BOD (mg/L) -COD (mg/L) -Partikel (mg/L) -Nitrat (mg/L) -Nitrit (mg/L) -Fosfat (mg/L) -Fenol mg/L)

------

150 5-9 6 10 20 150 10 1 0,5 0,002

Pencemaran air: 1. Mikro-organisme

2. Inorganik nutrisi tanaman 3. Limbah organik 4. Kimia inorganik 5. Kimia organik 6. Sedimen 7. Radioaktif

-Bakteri: typhoid, kolera, desentri, enteritis -Virus: Hepatitis, polio -Protozoa: amoeba, Giardia -Cacing: Schistosoma Nitrat, fosfat Logam : Pb, Cd, Hg Minyak, plastik, pestisida, detergen Pasir, lumpur Ra, U, dsb

desa

kota

pertanian peternakan

pemukiman industri

pengolahan limbah

Muara sungai

Gambar. Proses pencemaran air

Asal/ jenis air 1.

Air sungai

Harus memenuhi kriteria: BOD, COD, DO dsb Tempat pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga

2.

Danau/waduk: sering terjadi proses Eurtrifikasi enceng gondok Disebabkan masuknya pupuk pertanian dalam waduk waktu hujan

3.

Laut

: Pencemaran : kimia toksik dan plastik, lumpur dari limbah, minyak Tempat penampunga aliran muara sungai

4.

Air tanah

Pencemaran dari bunker, bensin, bahan kimia dsb. Karena bocornya tempat penyimpanan bahan kimia dibawah tanah

Bahan kimia, bensin dsb

1 galon/hari

50.000 penduduk menderita

PENGENDALIAN VEKTOR

• PERJUANGAN MANUSIA MELAWAN VEKTOR SUDAH TERJADI SANGAT LAMA. • SEBAGIAN VEKTOR MENYERANG MANUSIA SECARA LANGSUNG UNTUK MENGHISAP DARAHNYA • SEBAGIAN LAGI ADA YG MEMAKAN TANAMAN DAN HEWAN TERNAKNYA SERTA MERUSAK BARANG BARANG. • SEBAGIAN LAGI HIDUP DI PEMUKIMAN MANUSIA SEHINGGA MENIMBULKAN GANGGUAN FISIK MAUPUNPSIKIS PADA PEMUKIMAN

• LINGKUNGAN PEMUKIMAN MANUSIA DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA LENGKAP DENGAN FASILITAS YANG AKAN MEMBUAT MANUSIA MENJADI NYAMAN UNTUK MENJALANI HIDUPNYA. • HAL TERSEBUT TERNYATA MENJADI EKOSISTEM YG BAGUS JUGA UNTUK BEBERAPA MAKHLUK HIDUP YG DISEBUT VEKTOR. • VEKTOR ADALAH MAKHLUK HIDUP YANG MEMPUNYAI SIFAT MERUGIKAN ATAU PARASIT TERHADAP MAKHLUK HIDUP LAINNYA YG HIDUP BERSAMA DENGANNYA.

• 1. 2.

3.

MASALAH YANG TIMBUL SEHUBUNGAN DG VEKTOR PEMUKIMAN DIGOLONGKAN MENJADI 3 YAITU : MASALAH YG NYATA : KEADAAN YG NYATA NYATA MENYIMPANG SEBAGAI AKIBAT DARI ADANYA VEKTOR TERSEBUT. CONTOHNYA : TERJADINYA KASUS DBD MASALAH POTENSIAL : MASALAH YG SEBENARNYA BELUM NAMPAK NYATA TETAPI BERPOTENSI UNTUK MUNCUL PADA SAAT TERTENTU DIMANA KONDISI LINGKUNGAN MENDUKUNG. MASALAH SEMU : DITENTUKAN OLEH MANUSIA YG TINGGAL DI PEMUKIMAN TSB. VEKTOR AKAN TERASA MENGGANGGU UNT SESEORANG TP BLM TENTU DG ORG LAIN

• 1.

2. 3.

MASALAH VEKTOR PEMUKIMAN MUNCUL SEBAGAI KUMPULAN DARI FAKTOR FAKTOR : TINGKAT BAHAYA, KERUGIAN DAN GANGGUAN YG DITIMBULKAN OLEH VEKTOR TSB TINGKAT POPULASI VEKTOR DI LINGKUNGAN TSB TINGKAT TOLERANSI PEMUKIM TERHADAP KEBERADAAN VEKTOR DI LINGKUNGANNYA

MASALAH BAHAYA DAN GANGGUAN YANG DITIMBULKAN OLEH VEKTOR DI BIDANG KESEHATAN TIDAK BISA DIUKUR SEPERTI PADA BIDANG PERTANIAN

• 1.

2.

3.

BEBERAPA CONTOH HEWAN YANG DIANGGAP SEBAGAI VEKTOR ATAU VEKTOR : LALAT : KEBIASAAN HIDUP DI TEMPAT YG KOTOR DAN TERSEDIA BANYAK BAHAN ORGANIK. DAPAT MENJADI VEKTOR PENYEBAB SAKIT DISENTRI, DIARE DAN CACINGAN NYAMUK : ADA YG SENANG HIDUP DI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR. POTENSIAL MENYEBARKAN PENYAKIT SEPERTI MALARIA, DBD KECOA : SENANG TINGGAL DI TEMPAT YG KOTOR DAN KAYA AKAN MATERI ORGANIK. DAPAT MENJADI VEKTOR BEBERAPA JENIS PENYAKIT

VEKTOR AKAN MENJADI MASALAH DI PEMUKIMAN JIKA JUMLAH ATAU POPULASI VEKTOR TERSEBUT TINGGI DI LINGKUNGAN TERSEBUT

HAL INI BERARTI BAHWA TITIK KUNCI DALAM MENGHADAPI MASALAH VEKTOR ADALAH “BAGAIMANA MENGENDALIKAN POPULASINYA SAMPAI TINGKAT YANG TIDAK MEMBAHAYAKAN, TDK MERUGIKAN DAN TIDAK MENGGANGGU”

• SEBENARNYA DI EKOSISTEM MANAPUN POPULASI VEKTOR ITU ADA, HANYA SAJA JUMLAH POPULASINYA CENDERUNG DALAM KONDISI STABIL DAN TIDAK MEMBAHAYAKAN. TETAPI PADA SAAT SAAT TERTENTU POPULASI VEKTOR INI AKAN MENGALAMI KENAIKAN KARENA FAKTOR LINGKUNGAN YG BERUBAH DAN MEMBERIKAN DUKUNGAN UNTUK PERKEMBANGAN VEKTOR TERSEBUT.

FAKTOR YG MEMPENGARUH KEPADATAN VEKTOR : MAKANAN YG TERSEDIA DI ALAM, MUSUH ALAMI ( PREDATOR, PARASIT, PATOGEN ). KETIKA POPULASI VEKTOR TERSEBUT SUDAH MENCAPAI TITIK PUNCAK MAKA AKAN TERJADI PERSAINGAN DI ANTARANYA UNT MEMPEROLEH MAKANAN. HAL INILAH YG JUGA SGB KONTROL TERHADAP POPULASI VEKTOR FAKTOR LINGKUNGAN FISIK SEPERTI CUACA, SUHU UDARA, KELEMBAPAN JUGA BERPERAN PENTING DLM POPULASI VEKTOR INI.

• DALAM MENANGANI POPULASI VEKTOR DI PEMUKIMAN ADA SATU HAL YG HARUS DITEKANKAN YAITU : “ VEKTOR TIDAK MUNGKIN DIBERANTAS HABIS KECUALI PADA POPULASI YG BENAR BENAR TERISOLASI DAN DALAM AREA YG SANGAT TERBATAS “ • SEHINGGA YG ADA ADALAH CARA PENGENDALIAN VEKTOR PEMUKIMAN DAN TINDAKANNYA PUN TIDAK BOLEH SAMPAI MERUSAK KELESTARIAN DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN BAIK DLM JANGKA PENDEK ATAU JANGKA PANJANG



SANITASI LINGKUNGAN MENJADI CARA YG PALING JITU DALAM UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR PEMUKIMAN



INFORMASI YG PENTING DALM UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR ADA BEBERAPA YAITU : MENGETAHUI IDENTITAS VEKTOR SASARAN. HAL INI BERGUNA DLM MENENTUKAN TEKNIK ATAU CARA YG AKAN DITEMPUH UNT MELAKUKAN PENGENDALIAN MENGETAHUI SIFAT DAN CARA HIDUP VEKTOR SASARAN. MEMILIH ALTERNATIF CARA PENGENDALIAN MEMILIH PESTISIDA YG TEPAT JIKA MEMANG MEMERLUKAN PENGGUNAAN PESTISIDA MENENTUKAN CARA APLIKASI PESTISIDA YG DISESUAIKAN DG SIFAT DAN KARAKTER VEKTOR YG AKAN DIKENDALIKAN

1.

2. 3. 4. 5.

• KONSEP PEST CONTROL ( PC ) DIARTIKAN SBG PENGENDALIAN VEKTOR. DALAM PELAKSANAANNYA PC TERNYATA SANGAT TERGANTUNG PADA PEMAKAIAN PESTISIDA, ADANYA PENYEMPROTAN BERKALA SEBAGAI TIDAKAN PREVENTIF. HAL INI TERNYATA MENIMBULKAN BANYAK SEKALI EFEK SAMPING TERUTAMA MASALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PENGGUNAAN BAHAN AKTIF PESTISIDA

• KONSEP INTEGRATED PEST MANAGEMENT ( IPM ) HAL INI ADALAH PENYEMPURNAAN DR PC, DI SINI MULAI DICARI ALTERNATIF PENGENDALIAN VEKTOR TANPA MENGGUNAKAN PESTISIDA DAN DIGUNAKAN CARA CARA ALAMI AGAR LEBIH RAMAH LINGKUNGAN IPM ADALAH PEMANFAATAN SEMUA TEKNIK YG ADA DLM SUATU PROGRAM TERPADU UNT MENGENDALIKAN VEKTOR SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA VEKTOR ITU TDK MENIMBULKAN KERUGIAN SEMENTARA AKIBAT SAMPING TERHADAP LINGKUNGAN DAPAT DITEKAN SEMINIMAL MUNGKIN

• 1. 2. 3. 4.

PRODUK DARI KONSEP IPM ADALAH : POPULASI VEKTOR DAPAT TERUS DITEKAN DIBAWAH AMBANG BATAS PENGGUNAAN PESTISIDA DAPAT DIKURANGI SEHINGGA MENGURANGI EFEK SAMPING YG DITIMBULKANNYA PENGGUNAAN METODE NON PESTISIDA DITINGKATKAN KESELURUHAN PROGRAM PENGENDALIAN ITU EFEKTIF, EFISIEN, AMAN, TIDAK BERBAHAYA DAN DAPAT DITERIMA DI MASYARAKAT.

• PENGENDALIAN VEKTOR DI PEMUKIMAN INI AKAN SEMAKIN BERHASIL DENGAN SISTEM PROMOSI KESEHATAN UG GENCAR. • KEBERHASILAN SUATU PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR SANGAT TERGANTUNG PD KONDISI SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA MASYARAKAT. • UNTUK DAPAT MENCAPAI HASIL YG MEMUASKAN PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR HARUS DIDUKUNG DG SISTEM PROMOSI KESEHATAN AGAR DAPAT MENGUBAH POLA PIKIR, SIKAP DAN PERILAKU WARGA

• SALAH SATU CONTOHNYA ADALAH KETIKA WABAH DEMAM BERDARAH TERJADI PADA SUATU DAERAH, MUNCUL ISTILAH 3M YG BERARTI MENGURAS MENGUBUR DAN MENUTUP TEMPAT PENAMPUNGAN AIR. HAL INI DILAKUKAN DG GENCAR SEHINGGA MASYARAKAT SANGAT MENGINGAT DAN MELAKUKAN HAL TERSEBUT. PENGENDALIAN VEKTOR PEMUKIMAN HARUS MELIBATKAN BERBAGAI SEKTOR YANG ADA DALAM LINGKUNGAN PEMUKIMAN TERSEBUT

• PENGENDALIAN VEKTOR PEMUKIMAN PADA INTINYA ADALAH UPAYA MEMODIFIKASI LINGKUNGAN JANGAN SAMPAI MEMBERIKAN DAYA DUKUNG YG BAGUS UNT PERKEMBANGBIAKAN VEKTOR DENGAN MEMINIMALISIR HAL HAL YG DAPAT MEMACU HAL TSB SEPERTI PENGOLAHAN SAMPAH YG BAIK, SALURAN AIR LIMBAH YG BAIK DAN RAPAT, LINGKUNGAN YG BERSIH DAN KEBIASAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT DARI WARGA SETEMPAT

MANAJEMEN RISIKO BENCANA

TUJUAN • Menjelaskan risiko terhadap tiap bahaya; • Menjelaskan Unsur Berisiko (UB) tiap bahaya di Perkotaan dan Pedesaan; • Mendefinisikan waktu kerentanan setiap unsur berisiko dan tiap bahaya; • Membuat daftar sifat tiap UB sehingga rentan pada bahaya;

UNSUR BERISIKO BAHAYA

+ UNSUR BERISIKO

+ KERENTANAN

= RISIKO

3 komponen penting dalam penentuan risiko harus diukur secara terpisah: probabilitas munculnya bahaya, unsur-unsur beresiko dan kerentanan unsur-unsur yang beresiko

PENILAIAN RISIKO • Suatu proses partisipatoris yang mengidentifikasi unsurunsur yang berisiko pada setiap jenis bahaya dan menganalisis akar penyebab kenapa unsur ini berisiko

PENILAIAN RISIKO Penilaian Risiko adalah proses yang meramalkan risiko terhadap kemungkinan bencana dengan cara: – Mengidentifikasi setiap unsur yang berisiko untuk setiap jenis bahaya – Menganalisis akar penyebab kenapa unsur-unsur ini berisiko

PENILAIAN RISIKO • Kita harus menyadari bahwa analisis risiko adalah suatu proses yang rumit/kompleks • Kerangka kerja analisis risiko harus sederhana agar berguna, tapi kompleks agar sesuai kenyataan • Analisis risiko harus spesifik terhadap letak, sektor, kelompok yang berkepentingan, dll. • Risiko bersifat dinamis dan sering bertumpuk • Risiko seringkali tak dapat diubah • Risiko dan kemiskinan sangat berkaitan, tetapi tak saling mewakili

PENILAIAN RISIKO KEMAMPUAN DAN KERENTANAN

Risiko sangat berhubungan dengan kemampuan dan kerentanan. Penilaian risiko adalah suatu proses yang kompleks;

PENILAIAN RISIKO KEMAMPUAN DAN KERENTANAN

• Penilaian risiko harus : – Mengidentifikasi tiap unsur yang berisiko ; – Menimbang konteks perkotaan dan pedesaan secara berbeda sementara mengidentifikasi unsur beresiko; – Mengkaji kemungkinan dampak tiap bahaya pada setiap unsur berisiko; – Identifikasi karakter fisik, bahan, sosial, perilaku setiap UB yang membuatnya rentan terhadap bahaya tertentu;

PENILAIAN

RISIKO

KEMAMPUAN DAN KERENTANAN

• Mempelajari peran faktor waktu dalam mengurangi atau meningkatkan kerentanan dan dampaknya, karena: – Kerentanan dapat meningkat atau berkurang dalam jangka menengah atau panjang; – Dampak tergantung pada waktu terjadinya bahaya (siang hari, malam hari, bulan dalam tahun berkaitan dengan kegiatan mata pencaharian);

PENILAIAN RISIKO LOKASI

UNSUR BERISIKO

AKIBAT PADA TIAP UNSUR BERESIKO

Kota

Orang

Luka, mati, kelaparan, trauma

Bangunan (rumah, lainnya) Infrastruktur (jalan, jembatan, telekomunikasi, listrik, air) Industri

Rusak total/sebagian Rusak sebagian/total

KARAKTERISTIK KERENTANAN YANG MENYEBABKAN BERESIKO Umur, gender, keseatan fisik, sosial, ekonomi, komposisi penduduk (demografi) Bangunan, , bahan, rancangan, lokasi, tinggi Ukuran, tinggi/dalam, rancangan, bahan, tingkat paparan

Kerusakan Ukuran, jenis hasil, jenis hasil, bangunan, hasil, jenis bahan mentah bahan mentah, mesin (pekerja, manajemen)

PENILAIAN RISIKO LOKASI

UNSUR BERISIKO

AKIBAT PADA TIAP UNSUR BERESIKO

Desa

Panen dan makanan ternak Lingkungan

Rusak, terbakar

Tanah Sistem Irigasi Ternak

KARAKTERISTIK KERENTANAN YANG MENYEBABKAN BERESIKO Tinggi, ketergantungan pada air atau tidak

Kerusakan pada vegetasi, merusak tumbuhan dan hewan, merusak saluran air dan pegunungan, dll

Jenis kemiringan, tumbuhan dan hewan yang ada

Erosi, salinitas (garam), endapan, penggurunan Endapan, rusaknya saluran air, rusaknya mesin (traktor, turbin) Luka, mati, sakit

Lokasi, unsur tanah, kemiringan Lokasi, rancangan, bahan bangunan Lokasi, karakter ternak, kesehatan

HUKUM LINGKUNGAN

MAKNA LINGKUNGAN HIDUP •

Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada. 2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup. 3. Keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama: • Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup. • Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.

• Menurut Undang Undang No. 32 Tahun 2009, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP • Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan • Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undangundang Dasar 1945





Kebijakan pembangunan Nasional menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan ketiga pilar pembangunan yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 dengan PP No. 25 Tahun 2000, Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya ada di Daerah, maka kebijakan nasional dalam bidang lingkungan hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan program yang disebut sebagai pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Program itu mencakup : 1. Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. 2. Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam. 3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup. 4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup. 5. Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam dan Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.

MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN PENYEBABNYA • Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor,limbah industri, limbah pariwisata, limbah rumah sakit. • Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.

• Masalah-masalah yang paling serius mengancam kemajuan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia adalah: 1. Dorongan yang keliru yang menghambat penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan Sumber daya alam memberikan kontribusi yang besar kepada PDB Indonesia dan anggaran belanja Pemerintah. Sektor pertanian, kehutanan, dan pertambangan menyumbang sekitar 25% PDB Indonesia dan sekitar 30% dari seluruh penerimaan anggaran Pemerintah (pada tahun 2005, pajak penghasilan atas migas mencapai 7% dari pendapatan, dan penerimaan bukan pajak atas pendatan sumber daya alam mencapai 22% dari pendapatan negara). Namun, kebijakan makro ekonomi Indonesia (kebijakan pendapatan pajak dan bukan pajak serta pola perimbangan keuangan) tampaknya mendorong terjadinya pengurasan sumber daya akibat penggunaan yang terusmenerus karena melalui kebijakan-kebijakan ini pemerintah kabupaten, berdasarkan pendapatan sumber daya dan bukan kinerja atau kepengurusan, tidak memperoleh pendapatan pajak yang memadai dari usaha kehutanan dan perikanan (yang terkait dengan sumber daya lain), dan tidak mengizinkan diberikannya sumbangan amal oleh individu atau badan usaha.

2. Kesenjangan antara kebijakan dan praktek setelah desentralisasi

dapat memperlambat perbaikan yang signifikan pada kualitas lingkungan Di bawah sistem desentralisasi, kini sedang diujicoba sampai sejauh mana pemerintah daerah merasa terikat oleh garis kebijakan nasional; pelayanan sipil tidak lagi merupakan bagian dari rantai komando terpadu, badan-badan regulator di banyak provinsi dan kabupaten kini berada langsung di bawah perintah gubernur atau bupati yang seringkali juga menjadi penyokong proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan yang harus diatur. Meskipun adanya investasi yang besar pada kebijakan lingkungan dan pengembangan kepegawaian, pelaksanaan peraturan dan prosedur di lapangan masih buruk. Masalah-masalah ini tidak mungkin dapat diatasi di bawah sistem desentralisasi kecuali jika pendekatan yang lebih efektif dapat dikembangkan.

Banyak provinsi dan kabupaten membuat penafsiran-penafsiran baru mengenai peraturan yang ada, atau berupaya mencari prosedur peraturan yang seluruhnya baru. Meskipun sebagian inovasi ini memperkuat pengendalian lingkungan, namun sebagian besar malah mengendurkan pengendalian atau bahkan mengabaikan seluruh standar nasional.

3. Persepsi masyarakat tentang masalah lingkungan dan prioritas

pembangunan Pemerintah Kesadaran masyarakat penting dalam upaya mengatasi masalah lingkungan di Indonesia, dari risiko bencana alam sampai konservasi biodiversitas. Warga masyarakat yang terinformasi dan sadar dapat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan dan dapat membentuk kelompok untuk peningkatan upaya penanganan di tingkat politik maupun pemerintah daerah. Namun, di tingkat yang lebih luas, nilai-nilai lingkungan belum tertanam dengan kuat pada masyarakat sehingga mereka kurang menghargai sumber daya alam dan pelayanan lingkungan. Partisipasi dan suara dalam pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan yang baik. Bencana-bencana lingkungan yang baru-baru ini terjadi (banjir, lumpur, kebakaran, erosi) memang telah mendorong perhatian yang lebih besar kepada masalah lingkungan, namun pengkajian lebih lanjut mengenai pengetahuan, sikap dan praktek masih perlu dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman ini mencapai masyarakat di luar pusatpusat perkotaan, dan apa saja sarana yang paling cocok untuk membangun di atas kesadaran dasar ini.

4. Manfaat sosial, lingkungan dan ekonomi, risiko dan biaya langkahlangkah alternatif pembangunan Di Indonesia, kebijakan energi, praktek sektor kehutanan dan masalah perubahan iklim saling berhubungan erat. Bahan bakar fosil mendominasi konsumsi energi di Indonesia, di daerah pedesaan maupun perkotaan, dan Indonesia secara bertahap sedang meningkatkan penggunaan energi yang dihasilkan oleh batu bara (sekitar 40% pada tahun 2002). Indonesia juga merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, yang memproduksi 80% gas rumah kaca dari perubahan penggunaan lahan selain penebangan hutan dan kebakaran hutan/gambut. Kebijakan energi nasional mendorong peningkatan pemanfaatan sumber energi yang dapat diperbaharui termasuk biomassa, panas bumi dan tenaga air. Pada saat yang sama, Pemerintah merencanakan pemanfaatan batu bara berskala besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak. Peningkatan pemanfaatan batu bara dapat menimbulkan dampak lingkungan negatif yang signifikan terkait dengan kandungan sulfur yang tinggi dan dampak potensial terhadap hutan akibat pembukaan lahan. Solusi energi alternatif diperlukan bagi daerah-daerah yang lebih terpencil dengan harga yang sesuai dan dukungan sektor publik.

KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DITINGKAT GLOBAL DAN NASIONAL • Kesadaran Lingkungan Hidup di tingkat global maupun nasional di awali dengan kesadaran hati dari masing-masing individu terhadap lingkungan hidup yang mendorong perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan, kemudiandilanjutkan dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup

• Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pendidikan yang perlu bagi kita dalam menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan hidup. • Pendidikan lingkungan Hidup (environmental education - EE) adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru

• Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi dengan mata ajaran yang telah ada.

Tugas • Carilah contoh kasus pelanggaran hukum lingkungan

Terima Kasih