PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN

Download ROSYIDIN 105011000159. “Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah. Kedoya Selatan Jakarta Barat” Skripsi, Jurusan...

0 downloads 503 Views 1MB Size
SKRIPSI

PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI MTs. AL-KHAIRIYAH KEDOYA SELATAN JAKARTA BARAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh : ROSYIDIN NIM : 105011000159

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2011 M.

i

ii

iii

iv

ABSTRAKSI

ROSYIDIN 105011000159 “Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat” Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwasanya ibadah puasa tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual semata atau kewajiban yang diperintahkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Namun, dibalik perintah kewajiban berpuasa tersebut terdapat hikmah dan manfaat bagi penganut-Nya yang menjalankannya secara baik dan benar. Mengadakan penelitian di MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat tahun pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII yang berjumlah 150 orang dan mengambil sampel sebanyak 30 orang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, instrumen yang digunakan berupa angket dan hasilnya akan diuji dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai rhitung sebesar 0,559 sedangkan rtabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,361 dan pada taraf signifikansi 1% adalah 0,463, dengan demikian rhitung lebih besar daripada rtabel baik pada taraf signifikansi 5% (0,559 > 0,361) maupun pada taraf signifikansi 1% (0,559 > 0,463), artinya hipotesa alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa nihil ditolak (Ho), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang cukup atau sedang antara variabel X dengan variabel Y.

v

KATA PENGANTAR

‫بسن اهلل الرحوي الرحِين‬ Puji syukur Kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Puasa Sunnah (Puasa Senin Kamis) Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ( UIN ). Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang dihadapi, namun Al hamdulillah dapat teratasi. Selama menyusun skripsi ini, banyak ilmu dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Ayahanda tercinta Bapak H. Shidiq (Alm) dan Ibunda Hj. Muniroh yang telah mendidik penulis dengan rasa cinta, kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga dan penulis berjanji akan membalas semua kebaikan yang ayahanda dan ibunda berikan kepada penulis serta mengamalkan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan ketika masih dibangku kuliah. Skripsi yang penulis buat ini dipersembahkan untuk semua orang-orang yang menyayangi penulis baik di keluarga, kampus maupun di lingkungan sekitarnya. Selanjutnya juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususya kepada : 1.

BAZIS Jakarta Barat yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama 3 tahun.

2.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.

Ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh jajaran staf Pendidikan Agama Islam.

vi

4.

Drs. H. M. Alisuf Sabri, sebagai dosen skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Dosen penasehat akademik Bpk. Yudi Munadhi M,Ag.

6.

Ibu Nadiaturiza S.Pd. sebagai kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah ini.

7.

Staf TU dan Seluruh guru-guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat yang telah memberikan informasi dan data-data melalui angket yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi.

8.

Rekan-rekan Jurusan PAI angkatan 2005, khususnya kelas D yang telah memberikan kepada penulis akan motivasi dan humor yang tidak akan penulis lupakan.

9.

Kepada seluruh keluarga besar penulis yang bawel menyuruh penulis untuk segera menyelesaikan skripsi dan tak henti-hentinya memberi semangat dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Kepada wanita yang penulis cintai Ana Noviana A.Md yang selalu berkata kepada penulis : “Semangat ya”. Alhamdulillah berkat do‟amu skripsinya sudah selesai. Dan juga untuk semua orang-orang yang penulis cintai dan sayangi. Akhirnya dengan ketulusan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Semoga Allah swt. memberikan limpahan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini. Amiin.. Jakarta, Oktober 2011 Dzulhijjah 1432 H

Rosyidin,

vii

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv ABSTRAKSI........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................... x LEMBAR UJI REFERENSI ............................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Puasa 1. Definisi Puasa ............................................................................... 6 2. Macam-macam Puasa ................................................................... 9 3. Hikmah Puasa ............................................................................... 11 4. Indikator Puasa Yang Baik ........................................................... 16 B. Hakikat Kesehatan Mental 1. Pengertian Kesehatan Mental........................................................ 21 2. Kedudukan dan Fungsi Kesehatan Mental Bagi Individu ............ 22 3. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental .............. 23 4. Indikator Kesehatan Mental .......................................................... 25 C. Puasa Dan Kesehatan Mental 1. Hubungan Puasa Dengan Kesehatan Mental................................. 26 2. Kerangka Berfikir Dan Hipotesis .................................................. 27

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 28 B. Variabel Penelitian .............................................................................. 28 C. Metode Penelitian ............................................................................... 28 D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 29 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 29 F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Kependidikan MTs. Al-Khairiyah 1. Sejarah Singkat MTs. Al- Khairiyah............................................. 34 2. Letak Geografis MTs. Al-Khairiyah ............................................. 35 3. Visi, Misi, dan Strategi MTs. Al-Khairiyah.................................. 36 4. Sarana dan Prasarana .................................................................... 37 5. Keadaan Siswa dan Tenaga Kependidikan ................................... 38 6. Kurikulum MTs. Al-Khairiyah ..................................................... 40 7. Prestasi-prestasi MTs. Al-Khairiyah ............................................. 40 B. Deskripsi Data .................................................................................... 40 C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................ 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 66 B. Saran.................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

UJI REFERENSI BAB

No.

Pengarang

Judul

Hal Ceklist Dosen

BAB I PENDAHULUAN

1.

2. 3.

BAB II KAJIAN TEORI

4. 5. 6. 7. 8.

9.

10.

11.

12. 13. 14. 15. 16. 17.

18.

Undangundang RI No. 2/1989,

Sistem Pendidikan Nasional Beserta Peraturan Pelaksanaannya, Zuhairini, et. Filsafat Pendidikan al, Islam, Zakiah Darajat. Peranan Agama dan Kesehatan Mental El-Bahayi elAl-syiam Choli M. Baghir alFiqih Praktis Habsyi Slamet Abidin Fiqih Ibadah Ahmad Isa Al-Fiqih Muyassar Asyur Drs. Dedi Pedoman Puasa Junaidi Tuntunan dan Permasalahannya Zakiah Darajat Puasa Meningkatkan Kesehatan mental Utsman Ibn Durroh al-Nashihin Hasan Ahmad al-Syakir Ahmad Puasa Menuju Syarifuddin Sehat Fisik dan Psikis Edi A. Effendi Ribuan Hikmah Puasa Wahjoetomo Puasa Dan Kesehatan Zakiah Darajat Kesehatan Mental Jalaludin dan Pengantar Ilmu Ramayunis Jiwa Agama Sururin Ilmu Jiwa Agama Mustafa Fahmi Penyesuaian Diri Pengertian dan Perananannya Dalam Kesehatan Mental Ahamad Jiwa Dalam AlMubarok Qu’an

x

1

2 2

7 7 8 10 12

13

14

16

19 21 22 22 23 24

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

19.

Dadang Hawari

20.

Yusak Burhanudin Hermawan Wasito

21.

22.

Nana Sudjana

23.

Suharisimi Arikunto

Al-Qur’an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan Jiwa Kesehatan Mental

26

Pengantar Metodologi Penelitian Penelitian dan Penelitian pendidikan Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

30

27

31

31

“ Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul “ Pengaruh Puasa terhadap kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah kedoya Selatan Jakarta Barat” yang disusun oleh Rosyidin, NIM 105011000159, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 14 Oktober 2011.

Jakarta, 15 Oktober 2011 Mahasiswa ybs,

Dosen Pembimbing

Rosyidin

Drs. H. M. Alisuf Sabri

NIM. 105011000159

NIP . 150 034 454

xi

DAFTAR TABEL Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.

Kisi-kisi Instrument Penelitian ................................................................ 31 Skor Item Alternatif Jawaban Angket Responden ................................... 31 Interpretasi Nilai Product Moment .......................................................... 33 Data Sarana Dan Prasarana ...................................................................... 37 Keadaan Siswa/i MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat ................................. 38 Keadaan Tenaga Edukatif dan Non Edukatif MTs. Al-Khairiyah ........... 39 Pengaruh puasa terhadap aktifitas ............................................................ 41 Puasa menghindarkan sifat malas ............................................................ 41 Puasa dapat menanamkan kejujuran ......................................................... 42 Meninggalkan aktifitas yang tidak bermanfaat ketika berpuasa .............. 42 Merasa senang ketika menjalankan puasa ............................................... 43 Semangat belajar saat menjalankan puasa ............................................... 43 Puasa meningkatkan konsentrasi belajar ................................................. 44 Puasa dapat meningkatkan iman dan takwa ............................................. 44 Puasa menghilangkan rasa dendam ......................................................... 45 Puasa menghindarkan sifat marah ........................................................... 45 Menjalankan puasa dengan terburu-buru ................................................. 46 Puasa membuat pikiran jernih .................................................................. 46 Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT .................................. 47 Puasa menghilangkan rasa takut ............................................................... 47 Melatih diri untuk terbiasa berpuasa ........................................................ 48 Puasa menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat ..................... 48 Puasa atas kemauan diri sendiri ............................................................... 49 Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar ................ 49 Puasa dapat menjadikan disiplin waktu ................................................... 50 Puasa yang baik dan benar akan memperoleh pahala .............................. 50 Kecemasan dapat teratasi .......................................................................... 51 Menyikapi ujian dan cobaan dengan kesabaran ....................................... 52 Memohon pertolongan ketika dihadapkan masalah yang sulit ................. 52 Hari-hari selalu dilalui dengan kegembiraan ........................................... 53 Tidak berputus asa ketika cita-cita tidak terwujud .................................. 53 Bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan .......................... 54 Tidak mengurung diri ketika dihadapkan masalah .................................. 54 Meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah ...................................... 55 Merasa berdosa ketika berbohong ........................................................... 55 Menerima kekurangan diri dengan lapang dada ....................................... 56 Selalu mengalami kecemasan setiap hari .................................................. 56 Jujur tidak penting..................................................................................... 57 Tidak mengendalikan emosi ketika marah .............................................. 57

xii

40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.

Bila musibah datang mudah panik ............................................................ 58 Rasa takut selalu memggangu perasaan dan pikiran................................. 58 Menghadapi masalah dengan sendiri ........................................................ 59 Mempunyai cita-cita tetapi malas berusaha dan belajar ........................... 59 Mudah tersinggung ketika teman berbicara .............................................. 60 Membiarkan kesedihan dan ketakutan berkepanjangan ........................... 60 Tidak pernah mempunyai tujuan hidup .................................................... 61 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan ........................................................ 62

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana terdapat dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 memuat Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut : “Pendidikan Nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1 Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi atau kemampuan dasar yang dimiliki manusia. Dalam proses tersebut manusia membutuhkan adanya bantuan dari orang lain untuk membimbing, mendorong dan mengarahkan agar berbagai potensi tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal sehingga hidupnya kelak dapat meraih kesuksesan. Dengan demikian dia akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Pendidikan juga berusaha untuk mengembangkan aspek-aspek kepribadian anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat ruhaniah, termasuk aspek individualitas, sosialitas, moralitas maupun aspek religius. Sehingga dengan pendidikan itu akan tercapai kehidupan yang harmonis dan seimbang antara kebutuhan aspek material dengan kebutuhan mental spiritual serta antara dunia dan akherat. Hal ini juga ditegaskan Zuhairini bahwa “Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

1

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-3, hal. 68.

1

potensi-potensi pribadinya, rohani (pikiran, rasa, karsa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan).2 Dalam

hubungannya

dengan

aspek

ruhaniah

seseorang

sangat

berhubungan erat sekali dengan kebutuhan perkembangan jiwa dan mental seseorang. Oleh karena itu, aspek tersebut tidak kalah penting dari aspek-aspek lainnya. Sementara itu, kesehatan mental yang kita ketahui bersama adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejala-gejala penyakit

jiwa.

Kesehatan

mental

bertujuan

mencegah

timbulnya

gangguan/penyakit jiwa dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 hal yang dapat mempengaruhi seseorang yaitu : perasaan, pikiran, kelakuan, kesehatan badan. Dari pengertian di atas, telah jelaslah bahwa aspek ruhaniah seseorang dapat dibina dan dibimbing dengan cara mengenal dan mengimplementasikan pengamalan-pengamalan dasar agama yang kuat, sehingga kebutuhan-kebutuhan mental seseorang dapat terlaksana dan seimbang. Di dalam ajaran Islam yang membawa obat kejiwaan dan ketentraman batin, tidak mudah diterima oleh khalayak atau masyarakat, bila disajikan dengan cara yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa seseorang. Agama dapat berfungsi sebagai pengendali perbuatan dan perkataan. Apabila agama itu masuk ke dalam kepribadian seseorang, maka kepribadian itulah yang menggerakan orang bertindak dan berprilaku. Sementara itu Prof. Dr. Zakiah Darajat mengatakan dalam bukunya Peranan Agama dan Kesehatan Mental, yaitu ; dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang yang beriman yang hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak beragama atau acuh yak acuh terhadap agamanya.3 Agaknya cukup logis bila melihat bahwa setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secara rutin demi kebaikan bagi penganutnya itu sendiri. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan 2

Zuhairini, et. al, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-2, h. 151 3 Zakiah Darajat, Peranan Agama dan Kesehatan Mental ,(CV. Haji Massagung, 1994), h. 56

2

ikut berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang ada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindak ibadah setidak-tidaknya akan memberikan rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Sembahyang, do‟a-do‟a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya. Oleh karena itu, penulis

mencoba

mencari

pengaruh

ajaran-ajaran

agama

Islam

dalam

mengembangkan kesehatan mental bagi penganutnya dan juga bagi masyarakat luas. Segala macam ibadah yang menjadi obat bagi aneka penyakit-penyakit rohani, baik itu shalat, puasa, zakat maupun ibadah-ibadah lainnya yang positif dan bermanfaat bagi diri maupun alam sekitarnya, merupakan cara dalam membentuk dan meningkatkan kesehatan mental seseorang. Salah-satu ibadah yang dapat mencegah perbuatan maksiat dan menenangkan hati adalah ibadah puasa. Puasa yang artinya menahan lapar, haus, dan perbuatan-perbuatan tercela. Puasa juga mengurangkan kesempatan untuk makan dan minum pada seseorang, artinya berkurangnya makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut, maka akan berkurang otot dalam tubuh manusia. Sehingga dorongan hawa nafsu pada seseorang akan menurun pula. Dari pengertian puasa di atas, dapat disimpulkan bahwa salah-satu tujuan puasa ialah mengalahkan musuh-musuh Allah yaitu setan. Setan itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui syahwat. Syahwat itu bisa kuat dengan sebab makan dan minum. Dengan demikian dengan berpuasa, seseorang tidak bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. Puasa juga dapat melatih kejujuran, dan dapat pula menyehatkan jasmani dan rohani seseorang apabila dikerjakan secara benar, mengetahui rukun-rukunnya serta mengikuti syariat hukum Islam. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul : “Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. AL-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat “ sebagai karya ilmiyah dalam bentuk skripsi. Selain dari hal tersebut diatas, yakni memberikan pemahaman khususnya kepada umat Islam terutama orang awam, bahwa puasa tidak hanya dipandang sebagai perintah menurut hukum Islam semata, tanpa melihat secara lebih jauh

3

bagaimana sebenarnya pengaruh puasa bagi kesehatan mental anak. Padahal kesehatan mental penting untuk kehidupannya terutama terhadap kejiwaan anak.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Pembatasan Masalah Untuk menghindari perbedaan persepsi maka perlu mengarahkan

pembatasan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut: a. Puasa yang dimaksud adalah puasa sunnah (puasa Senin dan Kamis). b. Pengaruh puasa yang dimaksud adalah pengaruh terhadap kesehatan mental, yakni terhindarnya siswa dari gejala gangguan jiwa seperti mudah emosi, merasa tidak tenang, ketakutan, kecemasan, dan rasa tidak nyaman. c. Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VIII MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat tahun 2010-2011.

2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis perlu menetapkan perumusan masalah. Perumusan masalahnya ialah: a. Apakah ada pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ? b. Sejauh mana pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa.

2.

Untuk mengetahui sejauh mana nilai kontribusi pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa.

D. Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan pentingnya pengaruh puasa bagi kesehatan mental.

4

2. Menambah tingkat pemahaman terhadap ibadah yang dapat menyehatkan mental. 3. Memotivasi diri untuk dapat mengimplementasikan ibadah-ibadah seperti puasa serta dapat mengembangkan budaya berpuasa dalam kehidupan seharihari. 4. Untuk menambah khazanah keilmuan terutama dalam dunia pendidikan.

5

BAB II KAJIAN TEORI

A. HAKIKAT PUASA 1. Definisi Puasa Menurut bahasa syiam, puasa berarti “ menahan dari sesuatu”4. Menurut syara’ ialah : “menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti makan, minum dan bersenggama dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah SWT semata-mata, dengan disertai niat syarat-syarat tertentu.5 Adapun puasa dalam istilah fiqih adalah :

ُ‫س مَعَ نِيَ ِة الصِيَام‬ ِ ‫ب الشَ ْم‬ ِ ْ‫ع اْل َفجْ ِر اِلَى غُرٌو‬ ِ ‫ع ِمنَ طُلٌ ْو‬ ُ ‫ك الْاكْلُ وَالَشرَبُ وَالجِمَا‬ ُ ‫الصِيَا ُم هٌوَتَ ْر‬ ‫هللِ َتعَالَى‬ Artinya : Puasa ialah meninggalkan makan, minum, dan jima’ mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah swt.6 Sedangkan menurut Imam Barakat Abdullah Ba‟lawiy Al-Hadad7 menyebutkan bahwa puasa itu memiliki ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh (dengan istri) mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan suatu niat (ibadah). Sedangkan jiwa/ruh dari puasa ini adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, dan sebaliknya melakukan amala-amalan fardhu (wajib). Dengan demikian, orang berpuasa dari makan, minum dan bersetubuh di siang hari tetapi tidak menahan diri dari perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, baik perkataan maupun perbuatan, maka ia hanya akan mendapat rasa haus dan lapar semata. Ketentuan yang mewajibkan puasa ialah firman Allah swt.

4

El-Bahayi el-Choli, Al syiam, (Cairo : Qadadar Street ), Seri II, hal. 20 M.Baghir al-Habsyi, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), Cet ke-I, hal. 341 6 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 342 7 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 343 5

6

           

   Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang-orang bertaqwa (QS. Al-Baqarah, ayat 183).8

Adapun Syarat Wajib dan Sahnya Puasa sebagai berikut: 1.

Syarat wajib puasa a.

Beragama Islam

b.

Baligh dan berakal ; anak-anak belumlah diwajibkan berpuasa, tetapi apabila kuat mengerjakannya, boleh diajak berpuasa sebagai latihan.

c.

Suci dari haidh dan nifas ( ini tertentu bagi wanita )

d.

Kuasa ( ada kekuatan), kuasa disini artinya tidak sakit dan bukan yang sudah tua. Orang sakit dan orang tua, mereka boleh tidak berpuasa, tetapi wajib membayar fidyah.

2.

Syarat sahnya puasa ; a.

Islam

b.

Tamyiz, artinya orang-orang/anak-anak yang dapat membedakan antara baik dan buruk, tegasnya bukan anak yang terlalu kecil dan bukan orang gila.

c.

Suci dari haidh dan nifas, wanita yang sedang haidh dan nifas tidak sah jika mereka berpuasa, tetapi wajib qadha pada waktu lain, sebanyak bilangan hari yang ia tinggalkan. Tidak di dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.9

d.

8

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta 1983), Cet. Ke-9, hal. 35 9 Slamet Abidin, Fiqih Ibadah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), Cet. ke-I, hal. 252-253

7

Dalam melaksanakan ibadah puasa, disyaratkan melakukan hal-hal sebagai berikut; 1.

Niat Puasa harus dengan niat didalam hati yang diucapkan pada malam harinya

(puasa Ramadhan). Sempurnanya niat harus jelas untuk berpuasa besok memenuhi kewajiban karena Allah swt, berikut sabda Nabi saw :

(‫ل الفَجْرِ فَلَا صِيَا ُم لَهُ ) رواه الخوسة‬ َ ‫ي لَ ْن يَجْوَ ُع الصَيَامُ قَ ْب‬ ْ َ‫ه‬ Artinya : Barangsiapa tidak berniat berpuasa pada malam hari sebelum fajar tiba, maka tidak puasa baginya ( HR. Lima ahli hadits ).10

2.

Sahur Makan sahur menurut ijma‟ umat Islam adalah sunnah dan tidak berdosa

bila ditinggalkan. Waktu sahur adalah dari pertengahan malam sampai terbit fajar dan disunnatkan mengakhirkannya. Sabda Nabi Saw.

) ‫تَسَحُرُوْا فَاِىَ فِي السَحُوْ ُر بَرَكَ ُة ( رواه البخارى و هسلن‬ Artinya : Makan sahurlah kamu karena makan sahur itu barokah ( HR. Bukhari Muslim).11 Orang yang berpuasa hendaknya menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan seperti makan, minum, bersenggama dan juga harus menahan diri dari godaan-godaan yang berupa hinaan dari orang lain maupun cacian. Oleh karena itu, apabila sedang berpuasa maka perbanyaklah bersabar dalam menghadapi tantangan untuk menjalankan ibadah puasa.12 Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu : 1.

Yang wajib qadha saja a.

Makan atau minum secara sengaja,termasuk juga memasukan sesuatu benda,bukan makanan ke dalam tubuh melalui saluran yang biasa, seperti: mulut, hidung, dan telinga. 10

Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 248 Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 249 12 Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 250 11

8

b.

Muntah dengan sengaja.

c.

Haid dan nifas.

d.

Istimna‟ (masturbasi), yaitu dengan sengaja melakukan sesuatu yang menimbulkan rangsangan syahwat dan menyebabkan keluarnya mani.

e.

Membatalkan niat puasa.

f.

Makan, minum, atau melakukan jima‟ karena mengira matahari telah terbenam atau fajar belum terbit.13

g.

Gila.

h.

Murtad.

i.

Pingsan, apabila pingsan seluruh siangna dan tidak sadar sesaat pun, alau saar diwaktu siang,maka puasanya tetap sah.

2.

Yang wajib qadha dan kaffarat Tidak ada larangan bagi seorang suami melakukan jima‟ dengan istrinya

dimalam hari dimalam ramadhan. Tetapi jika ia melakukan di siang hari, ketika sedang berpuasa, maka selain batal puasanya ia pun wajib kaffarat selain mengqadha. Adapun kaffaratnya memerdekakan budak, atau jika tidak mampu memerdekakan budak, maka berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi akan orang miskin ( masing-masing sebanyak satu mudd atau kira-kira 600 gr makanan pokok).14

2. Macam-macam puasa Puasa dalam Islam terbagi atas dua bagian, yaitu ; puasa wajib dan puasa sunnah (tatawwu). 1. Puasa wajib, yang termasuk puasa wajib yaitu : puasa ramadhan, puasa kaffarat dan puasa nadzar. a. Puasa ramadhan Puasa bulan ramadhan diwajibkan berdasakan firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah ayat 185 :

13 14

Ahmad Isa Asyur, Al Fiqih Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 203 M. Baghir Al Habsyi, Fiqih Praktis, h. 30

9

           

         Artinya : Bulan ramadhan yan padanya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk serta pemisah antara hak dan batil, maka barangsiapa kamu menyaksikan bulan ini hendaklah berpasa (QS. Al-Baqarah: 185).15 b. Puasa kaffarat Puasa kaffarat yaitu puasa penganti pelanggaran tertentu pada waktu berpuasa ramadhan atau ketika sedang melaksaakan ibadah Haji. c. Puasa nadzar Puasa nadzar yaitu puasa yang dilakukan kaena ada tekad atau janji dari individu itu sendiri. 2. Puasa Sunnah, yang termasuk puasa sunnah, yaitu :16 a. Puasa enam hari di bulan syawal. Abu Ayyub ra. Menginformasikan, Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhon, lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka nilainya seperti puasa sepanjang tahun.”(HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi) b. Puasa Arafah untuk selain yang sedang berhaji ( 9 Dzulhijjah ). Muhammad Rasulullah saw. bersabda: “Puasa pada Arofah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yakni satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang”.(HR. Muslim) c. Puasa hari Asyura ( 10 Muharram). Tentang pahalanya ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw: “Puasa hari Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa selama satu tahun yang lalu.” (HR. Muslim dari Abi Qotadah) 15

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta 1983), Cet. Ke-9, hal. 25 16 Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Cahaya salam, 2006), hal. 383-385

10

d. Puasa tiga hari pertengahan bulan.

Abu Dzar Al-Ghifari ra. Mengungkapkan, Muhammad Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, apabila engkau hendak berpuasa sunnah pada setiap bulannya, maka laksanakanlah pada tanggal 13 (tiga belas, 14 (empat belas), dan 15 (lima belas)”. (HR. Tirmidzi) e. Puasa hari Senin dan Kemis. Usamah bin Zaid ra. Mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad saw. sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu seorang sahabat bertanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab, “ Sesungguhnya amal perbuatan manusia diangkat menuju Allah pada hari Senin dan Kamis”. (HR. Abu Dawud) f. Puasa sunnah Nabi Dawud As “Puasa sunnah yang terbaik adalah puasa yang dilakukan Nabi Dawud, sehari ia berpuasa dan sehari berikutnya tidak”. (HR. Bukhori Muslim) g. Puasa di bulan Sya‟ban. „Aisyah ra. Menuturkan, “Aku tidak melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa satu bulan penuh, selain pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau pada bulan-bulan yang lai berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Jama‟ah ahli hadits) Adapun waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa, ialah : 1. Diharamkan berpuasa pada dua hari raya ( Idul fitri dan Idul adha ) 2. Diharamkan berpuasa pada hari Tasrik, yaitu tangal 11, 12, 13 Dzulhijjah 3. Tidak boleh berpuasa pada hari syak ( diragukan ) 4. Tidak boleh seorang istri berpuasa tatawwu tanpa seizin suaminya 5. Dimakruhkan berpuasa sepanjang tahun.

3. Hikmah Puasa Meskipun di dalam salah satu hadits qudsi dinyatakan bahwa puasa itu untuk Allah swt dan Dia sendiri yang akan membalasnya, yang karena ia merupakan ibadah yang bersifat mahdhah (langsung kepada Allah swt) dan

11

ghairu ma’qulatil ma’na (supra-rasional) artinya tidak dapat dicerna dengan akal. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa puasa itu sepi dari hikmah, manfaat, dan faedah bagi pelakunya. Orang-orang beriman diwajibkan berpuasa dan dianjurkan puasa sunnat lantaran puasa ini memberikan pengaruh dan hikmah untuk meningkatkan nilai-nilai manusia dan mempertinggi mutunya, yang meliputi aspek; ruhaniah (kejiwaan), ijtimaiyah (sosial), dan shihiyah ( kesehatan).17 a. Aspek Kejiwaan Dalam aspek ruhaniyah (kejiwaan) ini, puasa memberikan bagi pelakunya, antara lain. 1. Puasa melatih pelakunya untuk memiliki watak dan ahklak yang mulia serta menanamkan sifat-sifat kepribadian yang luhur, seperti amanah, jujur, dan dapat dipercaya serta membiasakann diri takut kepada Allah swt baik di saat sendiri maupun saat beramai-ramai karena tidak ada yang mengawasi orang yang berpuasa kecuali kepada Allah swt. 2. Puasa membiasakan pelakunya untuk bersikap sabar, tahan penderitaan, serta melatih jiwa dan membantu pengendaliannya hingga ia memiliki sikap takwa dan suka menyuburkannya; sebagaimana yang dinyatakan dalam surat AlBaqarah 183. 3. Sikap takwa yang dapat ditumbuhkan oleh puasa ini menunjukkan besarnya faedah puasa dan hikmahnya yang sangat tinggi yaitu membiasakan jiwa orang yang berpuasa meningglkan keinginan-keinginan nafsu yang dibolehkan demi melaksanakan perintah Allah swt dan mengharap pahala dari-Nya, sehingga terdidiklah kemauan dan tabiatnya melembaga menjadi jiwa takwa dengan merasa ringan meningglkan segala yang diharamkan.

b. Aspek Sosial Dalam aspek ijtimaiyah (sosial) ini, puasa memberikan kepada pelakunya beberapa manfaat di antaranya,

17

Drs. Dedi Junaedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya, (Akademika Pressindo, 2004), Cet. Ke-1, hal. 11-15

12

1. Puasa membiasakan umat (pelakunya) untuk berdisiplin dan bersatu-padu, cinta keadilan dan persamaan antarsesama. Puasa juga membentuk sifat kasih (rahmat) dan ihsan pada orang-orang mukmin, hingga masyarakat terjaga dari kejahatan dan kerusakan karena telah tercipta solidaritas yang tinggi dan ukhuwah yang berdasarkann pada iman di antara mereka. 2. Puasa memberikan pengalaman langsung tentang keadaan dan penderitaan yang dialami oleh kaum fakir miskin atau mereka yang menderita musibah kelaparan dan sebagainya. Lantaran memiliki pengalaman ini, akan tumbuh dalam diri ( orang-orang berpuasa) rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama, khususnya terhadap mereka yang melarat. Hal ini sejalan dengan perbuatan Nabi Yusuf saat ditanya : “mengapa Anda banyak berpuasa, padahal Anda seorang pemegang pembendaharaan negara?” Jawab Yusuf: “Saya takut kenyang lalu melupakan orang-orang yang lapar (miskin). c. Aspek Kesehatan Fisik Dalam aspek ini, puasa dapat memberikan manfaat bagi pelakunya, antara lain bahwa puasa dapat membersihkan perut (usus) dan memperbaiki pencernaan serta membersihkan badan dari kotoran yang merusak (lemak). Rasulullah saw pernah besabda “Puasalah kalian, supaya kalian hidup sehat.” (HR. Ibnu Sunniy dan Abu Nuaim). Selain itu, para ahli kedokteran juga mengakui bahwa banyak penyakit yang berasal dari masalah perut. Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa ibadah puasa adalah terapi mujarab untuk menyegarkan kembali jasmani manusia. Eksperiman menunjukan banyak gejala penyakit yang bisa ditangkal dengan menjalani terapi puasa. d. Aspek Kesehatan Mental 1. Puasa sebagai pencegah gangguan kejiwaan Pakar ilmu jiwa menyimpulkan bahwa yang mendorong/melatar belakangi manusia bertindak, berprilaku dan bekerja adalah berdasarkan kebutuhankebutuhan yang dapat dibagi kepada dua macam,18 yaitu; a)

Kebutuhan jasmani

18

Zakiah Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989), hal 26

13

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan pokok dari kebutuhan manusia, jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan terguncang atau terasa sakit. Diantara kebutuhan yang dirasakan oleh manusia adalah makan, minum, dan seks. Proses jasmani ini berjalan terus menerus mulai dari si anak lahir sampai tua. Makanan dan minuman adalah kebutuhan tubuh yang berkepanjangan, terjadinya tidak dipelajari dan tidak dapat dielakan. Karena itulah manusia selalu berusaha mencari makanan dan minuman agar ia dapat menyambung hidupnya. Puasa mengurangkan kesempatan untuk makan, dan berkurangnya makanan dan minuman yang masuk, maka akan berkurang otot-otot dalam tubuh manusia. Sehingga dorongan hawa nafsu akan menurun pula.19 Salah-satu tujuan dari puasa ialah mengalahkan musuh-musuh Allah yaitu setan. Setan itu masuk ke dalam manusia melalui syahwat. Syahwat itu biasa kuat dengan sebab makan dan minum. Cara untuk mencegah setan itu ialah dengan sedikit makan atau berpuasa.20 Kebutuhan seks juga tidak dipelajari akan tetapi kebutuhan mulai dirasakan apabila manusia sudah mencapai kematangan tertentu, yang dimulai dari masa remaja. Dirasakan kebutuhan tersebut juga menimbulkan ketegangan tertentu pada tubuh. Hal inilah yang mendorog manusia mencari jalan untuk memenuhinya.21 Diantara hikmah puasa yang terpenting ialah memperkuat mental, sehingga dapat menguasai dorongan yang datang dari dalam diri berupa dorongan biologis, maupun kegoncangan emosi yang diakibatkan oleh tidak tersalurnya dorongan biologis itu. b) Kebutuhan rohani Dari segi kejiwaan, diakui bahwa suatu kebiasaan dalam memenuhi kebutuhan akan mendorong orang untuk melakukannya pada waktu-waktu yang telah menjadi kebiasaannya itu. Sebabnya adalah karena pemenuhan kebutuhan tersebut mendatangkan kepuasan dan kelegaan. Apabila manusia mampu mengendalikan diri dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang pokok 19

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 30 Utsman Ibn Hasan Ibn Ahmad al-Syakir, Durroh al-Nashihin, Indonesia : Dar al-Ihya al-Kutub al-„Arabiyyah, ttp, hal 13 21 Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal. 28 20

14

tersebut, ia akan sering melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain dan selanjutnya akan menyebabkan pertengkaran, perkelahian bahkan yang dapat membahayakan orang banyak.22 Dapatlah kita katakan bahwa puasa merupakan salah satu cara pengendalian dri manusia dalam menghadapi kebutuhan pokoknya yang dinamakan puasa orang awam atau puasa yang paling sederhana. Puasa yang demikian itu telah memenuhi syarat minimal untuk sahnya puasa dan dapat menjadi alat pencegah ( preventif ) terhadap terjadinya gangguan kejiwaan.23 2. Puasa sebagai pembinaan kesehatan mental Yang dituntut oleh puasa adalah kejujuran terhadap dirinya sendiri disamping jujur kepada orang lain. Karena puasa itu ibadah batin yang tidak biasa disaksikan oleh panca indra dengan ibadah lain yang hanya mengetahuinya ialah Allah swt. Sifat jujur telah tertanam pada diri seseorang, maka dirinya akan merasa tentram, ia tidak akan dihinggapi oleh rasa takut atau rasa dosa, karena segala sesuatunya jelas dan tidak ada yang palsu atau disembunyikan. Dalam ilmu kesehan mental, terdapat suatu cara penyesuaian diri yang tidak sehat yang disebut pembelaan ( sancity ), yaitu orang yang tidak berani mengakui kepada dirinya bahwa ia telah melangar nilai-nilai yang dianutnya sendiri.24 Ibadah puasa mencegah terjadinya gangguan-gangguan kejiwan. Nilai puasa itu benar-benar menjangkau lubuk yang terdalam pada diri manusia yang menunjang kepada pembinaan ahklak mulia. 3.

Puasa sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan Pengobatan kejiwaan yang paling baik adalah menghilangkan penyebab

terjadinya gangguan tersebut. Diantara penyebab gangguan kejiwaan yang banyak terdapat adalah rasa berdosa atau bersalah dan rasa dendam. Apabila seseorang merasa dirinya bersalah kepada manusia atau berdosa kepada Allah swt, ia akan menderita, dan penderitaan tersebut semakin lama semakin berat, ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang agak 22

Utsman al-syakir, Durroh al-Nashihin, hal 31 Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 12 24 Darajat, Puasa Meningkatkan kesehatan Mental, hal 32 23

15

berat disertai dengan penyakit jasmani bahkan mungkin akan mengubah jalan hidupnya. Penderitaan yang amat berat adalah merasa berdosa, ia telah mencoba dan mohon ampun kepada Allah swt, namun rasa dosa dan penyesalannya tidak hilang juga. Maka laksanakanlah puasa, terlebih lagi di bulan Ramadhan dengan tekun serta perbanyak ibadah, amal shaleh dan mohon ampun kepada Allah swt.25

4. Indikator Puasa Yang Baik Sedemikian penting dan baiknya hikmah puasa bagi berbagai segi kehidupan manusia, tentunya setiap orang ingin melaksanakannya, meraih manfaat dan keuntungan bagi dirinya, terutama manfaat rohaniah-kejiwaan yang sangat didambakan oleh setiap orang. Berikut ciri puasa yang baik, antara lain :26 a. Dapat mengantarkan sikap hidup takwa Orang yang bertakwa sebagai buah dari ketaatan dan kepatuhan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya akan selalu berkata benar, berkata yang menyejukkan, bertindak jujur dan adil, dermawan, memenuhi janji, tidak mendendam, berkasih sayang, dan sebagainya. Berbagai bentuk ahklak mulia itulah indikasi takwa yang bisa terlihat karena hakikat takwa tempatnya tersembunyi, yaitu di dalam hati nurani yang tidak tampak kecuali oleh Allah swt. Puasa dalam hal ini akan bisa mengantar manusia kepada ketakwaan yang lebih baik daripada sebelumnya. Puasa melatih manusia ikhlas hati, mawas diri, amanah, jujur, bekerja tanpa pamrih, takut dan malu semata-mata karena merasa berada dalam pengawasan Allah swt. Takwa merupakan target yang hendak dicapai dari aktivitas puasa, bukan lapar, haus, atau mengekang seks semata, seperti pada agama-agama lain yang berarti semakin menderita maka nilai puasa semakin baik. Nabi saw. Menjelaskan bahwa ada sekian banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh hasil 25

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 20 Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani Press, 2003), Cet. Ke-1, hal. 175-230 26

16

dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Hal ini karena dia dalam berpuasa tidak berupaya meningkatkan kadar ketakwaannya. b. Membangun kepercayaan diri Secara psikis, do‟a memiliki pengaruh terhadap rohani. Senjata orang beriman ini menjadikan jiwa tenang dan tabah. Doa memperkuat semangat juang dan mendatangkan optimisme. Dengan doa, manusia memiliki kepercayaan diri sehingga tidak minder. Doa adalah terapi psikomatik seperti takut, cemas, raguragu, dan sebagainya. Ia stabilisator jiwa terutama saat jiwa mengalami guncangan dan tekanan berat seperti stres dan depresi. Anjuran itu bertambah kuat menjelang waktu-waktu yang diduga kuat doa akan mudah dikabulkan, di antaranya yaitu waktu antara azan dan iqamah, waktu berpergian, waktu sulit dan terdesak, waktu turun hujan (pertama kali), waktu perang berkecamuk, hari jum‟at, hari Arafah, malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Lailatul Qadar, doa orang yang llemah dan tertindas, serta doa saat tengah menjalani ibadah puasa. c. Mampu mengurangi tekanan jiwa Problem utama kesehatan jiwa manusia adalah timbulnya berbagai stresor psikososial pada masyarakat, seperti ketidakmampuan mengikuti perkembangan zaman, kesenjangan komunikasi, beban kerja yang menumpuk, target yang tidak tercapai, dan persaingan tidak sehat. Akibatnya, banyak orang menderita ketegangan, kecemasan, depresi, tidak puas, kecewa, curiga berlebihan kepada orang lain, dan sebagainya. Tekanan-tekanan psikologis seperti kescewa, tidak bahagia, tajut, dan persaingan tidak sehat, berkorelasi tinggi terhadap menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan intervensi penyakit yang dapat diketahui dari fisik, tingkah laku, alam perasaan, dan cara berpikir seseorang. Salah satu hikmah puasa adalah melatih dengan sengaja tidak memenuhi kebutuhan pokok jasmani pada waktu yang biasa. Jika orang berpuasa karena Allah merenungkan pengalaman tidak terpenuhinya kebutuhan pokok sehari-hari, ia akan menemukan suatu pelajaran dan latihan menghadapi kesulitan. Apabila kemampuan menghadapi dorongan dan kebutuhan pokok jasmani berhasil diraih dalam berpuasa selama satu bulan, maka seharusnya secara berangsur-angsur ia

17

dapat melatih diri untuk menghadapi kebutuhan pokok kejiwaan dan sosial yang selama ini tidak dapat diatasinya. d. Memupuk Solidaritas Sosial Banyak orang menyerukan solidaritas sosial, namun banyak pula yang hanya sebatas retorika, teori, aksesoris, dan kata-kata, belum pada tahapan aksi dan praktik langsung. Di sinilah nilai kelebihan dari puasa yakni dapat memupuk solidaritas sosial. Seperti kita ketahui, sebagian masyarakat terdiri dari golongan dhuafa dan mustadh‟afin. Mereka apakah lemah karena faktor kultural atau struktural mengalami kesusahan dan penderitaan hidup. Setiap dari mereka manahan lapar dan dahaga, sementara belak makanan tidak ada sama sekali kalau tidak menipis. Puasa baginya adalah hal wajar yang dialami mereka sehari-hari. Ditambah lagi ketika berpuasa dia tidak bisa turut bersuka cita asaat berbuka kecuali sekadar syukur di tenga sebagian masyarakat merayakan buka puasa dengan pesta. Mereka membutuhkan kasih sayang dan kepedulian. Dengan puasa, orang-orang kaya akan merasakan betapa sakit dan perihnya menahan lapar, padahal itu hanya sementara waktu. Perasaan ini akan mengingatkan mereka kepada sebagian saudaranya yang dhuafa dan mustadh‟afin yang senantiasa merasakan lapar dan dahaga sepanjang waktu. Dari pengalaman ini, maka akan timbullah sikap murah hati, guna menolong mereka yang serba kekurangan dan lemah, yang pada akhirnya akan melahirkan pula sikap kasih sayang kepada sesama muslim. Maka jelaslah kehidupan masyarakat muslim akan semakin kokoh dan lestari.27 e. Sebagai pengendalian diri Kemampuan mengendalikan diri amat penting dalam kehidupan manusia. Apabila seseorang tidak mampu mengatasi dorongan dan kebutuhannya dengan cara yang baik dan wajar, ia akann sering menghadapi kesulitan, misalnya melanggar kaidah-kaidah agama, keetentuan hukum, hak orang lain, merugikan

27

Edy A. Effendi, Ribuan Hikmah Puasa, (Jakarta: Puspa Swara, 1997), Cet. Ke-1, hal. 40

18

diri sendiri, bahkan lebih dari itu dapat menimbulkan bencana perkelahian, peperangan, dan permusuhan antar negara, suku, ras dan golongan. Ukuran kemampuan pengendalian diri seseorang bergantung pada nafsu. Seseorang yang mampu mengendalikan nafsu, ia juga tidak akan mampu mengendalikan akal dan hatinya. Dilihat dari funngsinya, nafsu yang menyertai hidup dan kehidupan dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, nafsu yang melayani kepentingan dan kebutuhan jasmani, dan kedua, hafsu yang melayani kepentingan dan kebutuhan rohani. Puasa dalam hal ini melatih manusia mengendalikan diri selain meningkatkan keimanan. Anjuran berpuasa dengan menehan diri dari kata-kata dan prilaku negatif seperti emosi, jorok, dusta, dan lainnya, melatih manusia untuk menghindari kejahatan seperti memprovokasi dan berkarakter mulia seperti berkasih sayang. f. Menyehatkan emosional Puasa erat kaitannya dengan kemampuan menahan diri (imsak). Puasa merupakan wahana penempatan mental hingga seseorang mampu bertahan menghadapi ujian dan cobaan serta siap menghadapi perjuangan dan pengorbanan yang lebih berat. Puasa melatih kedisiplinan dan mengendalikan diri. Mengendalikan

diri

luas

cakupannya,

termasuk

di

dalamnya

adalah

mengendalikan diri dari sikap emosional. Aktivitas puasa sangat efektif dalam upaya melatih sikap meredam marah. Marah berasal dari nafsu yang dibimbing setan. Setan masuk ke dalam manusia melalui aliran darah. Dalam kondisi berpuasa, tubuuh lemah akibat manahan haus dan lapar. Kondisi ini akan menjadikan kekuatan dan energi setan turut melemah. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa puasa adalah perisai (junnah). Temasuk perisai dari gangguan marah yang disebabkan oleh nafsu setan. Orang yang menjadikan puasa dituntut untuk memelihara emosinya. Emosi tidak boleh dibiarkan lepas. Puasa itu mulia. Kemulian puasa tidak boleh dirusak dengan prilaku kampungan yang tidak terkontrol dan jangan menjadikan nilai puasa lenyap.

19

g. Dapat melatih kesabaran Menurut sahabat Ali bin Abi Thalib dan Imam al-Ghazali, sabar dibagi menjadi tiga macam, yaitu : (1) sabar dalam ketaatan, yakni menahan kesusahan dan kesukaran dalam mengerjakan amal ibadah,(2) sabar dari kamaksiatan, yakni menahan diri dari mengerjakan kemaksiatan, kemungkaran, dan kedurhakaan, dan (3) sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan, yaitu tabah, tidak mengeluh, serta tidak berputus asa atas musibah dan berbagai penderitaan hidup yang menimpanya. Karena kaitannya yang lekat antara puasa dan kesabaran, Al-Qur‟an sering menyebut puasa dengan menggunakan bahasa sabar. Allah swt. berfirman, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar (puasa) dan shalat...’ (al-Baqarah : 45) Dengan latihan kesabaran, secara psikis orang yang berpuasa lebih memiliki kesiapan dan ketahanan dalam menghadapi derita, ujian, dan cobaan hidup (tahammul) sebab dia telah terlatih, terbiasa, dan tertempa mentalnya. Dia tidak mudah mengeluh dan berputus asa. Menurut pandangan Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, sebagaimana ditulis Wahjotomo dalam keadaan lapar karena puasa sebenarnya akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu : 1. Bersih hati, bersinarnya kecerdasan dan tembusnya penglihatan mata hati. 2. Halus dan bersihnya hati yang dengan itu dipersiapkan untuk memperoleh ketekunan berzikir. 3. Terlepasnya dari nafsu-nafsu yang hina, sehingga terhindar dari jebakanjebakannkenikmatan, kegembiraan, dan kufur nikmat. 4. Tidak melupakan cobaan Allah yang ditimpakan kepada orang lain. 5. Hancurnya nafsu-nafsu syahwat pada perbuatan-perbuatan maksiat ataupun jahat. 6. Menolak tidur atau dapat mengurangi frekuensi tidur yang tinggi. 7. Memudahkan dorongan untuk semakin rajin beribadah. 8. Memiliki badan yang sehat sehingga kecil kemungkinan untuk menggapai penyakit. 9. Dapat meringankan biaya pembelanjaan.

20

10. Lebih kemungkinan untuk hidup tidak boros, sehingga dapat menyisihkan kelebihan makan atau lainnya untuk para yatim dan fakir miskin.28

B. HAKIKAT KESEHATAN MENTAL 1. Pengertian Kesehatan mental Berikut ini merupakan beberapa definisi kesehatan mental, ialah ; a. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa dan gejala penyakit jiwa. Berbagai kalangan psikiatri ( kedokteran jiwa ) menyambut baik definisi ini. Menurut definis ini, seseorang dikatakan bermental sehat bila terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, yaitu adanya cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang. b.

Kesehatan mental adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat atau lingkungannya. Definisi ini luas, definisi pertama diatas karena berhubungan dengan kehidupan manusia secar umum. Menurut definisi ini seseorang dikatakan bermental sehat bila ia menguasai diri sehingga ia terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang menyebabkan frustasi.

c.

Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan untuk mengembangkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Dalam hal ini seseorang harus mengembangkan dan

memanfaatkan

potensi

yang

dimilikinya

sehingga

ia

dapat

membahagiakan dirinya dan orang lain serta tidak mengganggu hak-hak orang lain. d.

Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa

yang terjadi, dan

merasakan secara positif

kebahagiaan dan kemampuan dirinya.29 Apabila ditinjau dari etimologi, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa 28

Wahjoetomo, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), h. 6 Prof. Dr. Zakiah Darajat, Kesehatan Mental , Jakarta : PT.Toko Gunung Agung 2001, hal. 4-6 29

21

yunani, kesehatan mental terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental). Pengertian kesehatan mental yang dikemukakan oleh Sigmund freud membatasi pengertian kesehatan mental itu pada “rasa tanggung jawab” seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Marie Jahoda kesehatan mental tidak hanya terbatas kepada absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa. Tetapi memiliki sifat atau karakteristik seperti : memiliki sikap kepribadian terhadap diri sendiri dalam arti ia mengenal dirinya dengan baik, memiliki pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri.30

2. Kedudukan dan fungsi kesehatan mental bagi individu Para ahli kesehatan mental telah sepakat bahwa kedudukan kesehatan mental dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : a.

Kesehatan mental sebagai kondisi ( keadaan) Kedudukan kesehatan mental sebagai kondisi (keadaan) mengacu kepada

pengertian diatas, seperti terhindar dari gangguan kejiwaan (neorosis) dan penyakit kejiwaan (psychoses). Selain itu juga mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang

lain, dan dengan masyarakat di mana ia hidup, mampu

mengendalikan diri dalam berbagai masalah serta terwujudnya keserasian dan keharmonisan antara fungsi-fungsi kejiwaan. b.

Kesehatan mental sebagai ilmu pengetahuan Sebagai ilmu psikologi, kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan

semua

potensi

yang

ada

pada

manusia

seoptimal

mungkin.

Serta

memanfaatkannya sebaik-baiknya agar terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan. c.

Kesehatan mental sebagai terapi kesehatan mental dan juga sebagai ilmu jiwa

terapan, mengkaji dan mengembangkan teknik- konseling dan terapi kejiwaan.31

30

Jalaludin dan Ramayunis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Kalam Mulia, 1993), cet. Ke-1, hal. 76 31 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 145-148.

22

Dalam dunia Islam kedudukan, fungsi, dan peranan kesehatan mental tampak lebih jelas lagi. Maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi adalah untuk beribadah dalam pengertian luas. Ibadah dalam pengertian, kegiatannya mencakup seluruh aspek kegiatan manusia. Baik yang bersifat i‟tiqad, pikiran, amal sosial, jasmani, rohani, akhlak dan keindahan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Dari beberapa ciri-ciri atau criteria jiwa yang sehat adalah mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri baik dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Penyesuaian diri atau pribadi adalah, penerimaan individu terhadap dirinya, tidak benci, lari, dongkol atau tidak percaya padanya. Kehidupan kejiwaannya ditandai oleh sunyi dari kegoncangan dan keresahan jiwa yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas dan tidak puas. Keadaan konflik yang umum dalam kehidupan sehari-hari mencakup pula fakta kejiwaan lainnya, yaitu takut dan cemas. Sesungguhnya frustasi, konflik, dan cemas merupakan suatu rangkaian, yang unsur-unsurnya berkaitan satu sama lainnya.32 a. Frustasi Frustasi merupakan pernyatan sikap seseorang akibat adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau adanya suatu hal yang menghalangi keinginannya. Contonya banyak sekali seperti yang terdapat pada kehidupan kita sehari-hari, contoh yang sederhana sikap seorang anak yang tidak dapat berbuat sekehendak hatinya karena ia harus menaati peraturan orang tuanya. Misalnya, makan, minum, tidur, dan bermain. Ada berbagai sikap yang ditunjukkan oleh seseorang bila menghadapi rasa frustasinya, orang yang sehat mentalnya dapat menerima frustasi itu untuk sementara, sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan untuk mencapai keinginannya. Sebaliknya, orang yang tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara yang wajar. Ia berusaha mengatasinya dengan caranya sendiri, tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya misalnya, dengan kekerasan. 32

Mustafa Fahmi, Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam Kesehatan Mental, (ter) Zakiah Daraadjat, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1982), cet. 1, hal. 20

23

b. Konflik Apabila dalam diri seseorang terdapat dua dorongan atau lebih yang salin bertentangan dan tidak dipenuhi dalam waktu yang bersamaan dapat menyebabkan adanya konflik jiwa pada seseorang. Konflik jiwa ini dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: 1) Pertentangan antara dua hal yang diinginkan tetapi tidak mungkiin diambil keduanya. 2) Pertentangan antara dua hal berbeda yang salah satu diantarana sangat diharapkannya, sementara satu lainnya ingin dihindari. Konflik ini terjadi apabila ada dua macam keinginan yang salin bertentangan atau saling menghalangi. 3) Pertentangan antara dua hal yang tidak diinginkan, yaitu sama-sama tidak disenangi jika salah satu dihindari maka harus menghadapi yang lainnya, yang juga tidak diinginkan. c. Kecemasan Kecemasan adalah luapan berbagai emosi yang menjadi satu. Kecemasan ini terjadi ketika seseorang sedang menghadapi sesuatu yang menekan perasaan dan menyebabkan pertentangan batin dalam dirinya. Dalam kecemasan terdapat segi yang disadari seperti rasa takut, terkejutt, tidak berdaya, rassa dosa atau bersalah, terancam, dan sebagainya.

4. Indikator Kesehatan Mental Menurut Kitab suci Al-Quran, ketenangan jiwa ditandai dengan rasa aman, bebas dari rasa takut dan sedih baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian orang yang sudah mencapai tingkat ketenangan dia selalu aman karena berada disisi Allah swt, yakin akan kebenaran dan tidak pernah takut maupun cemas dalam menghadapi masalah. Tingkatan ini disebut the Meaning of the Glorious Quran artinya puncak dari kebahagiaan seorang mukmin.33 Yang dimaksud dengan Indikator kesehatan mental atau ciri mental yang sehat adalah dasar-dasar yang harus di tegakkan manusia guna mendapatkan

33

Ahmad Mubarok, Jiwa Dalam Alquran, ( Jakarta: PT Paramadina, 2000), cet. Ke-1. hal. 82

24

kesehatan mental dan terhindarnya dari gangguan kejiwaan. Diantara prinsip tersebut adalah sebagai berikut: Menurut organisasi kesehatan se-dunia (WHO), memberikan kriteria jiwa yang sehat sebagai berikut : a. Memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri b. Memiliki keterpaduan atau integrasi diri c. Memiliki perwujudan diri sebagai proses kematangan diri d. Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktifitas sosial, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal e. Berminat dalam tugas dan pekerjaan f. Memiliki agama, cita-cita, dan falsafah hidup g. Pengawasan diri h. Rasa benar dan tanggung jawab.34 Selanjutnya dikemukakan bahwa setiap gangguan dalam perkembangan kesehatan jiwa tersebut di atas yang menjelma sebagai perubahan dalam fungsi jiwa seseorang itu, merupakan gangguan di bidang kejiwaan. Di pihak lain ada yang memberikan criteria jiwa atau mental yang sehat, adalah sebagai berikut : 1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya. 2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya. 3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima. 4) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.35 Berkenaan dengan pribadi normal dan mental yang sehat, DR. Kartini Kartono mengutip Principles of Abnormal Psychology karangan Maslow and Mittleman, yaitu sebagai berikut : a. Memiliki rasa aman (sense of security) yang tepat, mampu berhubungan dengan orang lain dalam bidang kerja, pergaulan dan dalam lingkungan keluarga.

34

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, hal. 145-148 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), cet. Ke-2, Hal. 11-12 35

25

b. Memiliki penilaian ( self evaluation) wawasan diri yang rasional dengan harga diri yang tidak berlebihan, memiliki kesehatan secara moral, dan tidak dihinggapi rasa bersalah. Selain itu juga dapat menilai prilaku orang lain yang rasional dan tidak menusiawi sebagai gejala prilaku yang menyimpang. c. Mempunyai spontanitas dan emosional yang tepat. d. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu memuaskannya dengan cara yang sehat, namun tidak diperbudak oleh nafsunya sendiri. e. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup dengan memilliki motif hidup yang sehat dan kesadaran tinggi. b. Memiliki tujuan hidup yang wajar, tepat, dan realitas sehingga bisa dicapai dengan kemampuan sendiri serta memilliki keuletan dalam mengejar tujuan hidupnya agar bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.36 Berdasarkan uraian-uraian diatas mengenai indikator kesehatan mental, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental mengandung banyak arti, yakni tidak hanya terhindarnya seseorang dari gejala gangguan-gangguan kejiwaan tetapi lebih bersifat kemampuan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.

C. Puasa Dan Kesehatan Mental 1.

Hubungan Puasa Dengan Kesehatan Mental Peranan puasa dalam menciptakan kesehatan mental cukup besar, baik

sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan, sebagai pencegahan agar tidak terjadi gangguan kejiwaan, maupun sebagai alat untuk kesehatan mental. Dalam ibadah puasa, kejujuran yang dituntut adalah jujur terhadap diri sendiri di samping jujur kepada orang lain. Orang yang tahu persis apakah seseorang itu berpuasa atau tidak, adalah dirinya sendiri. Orang lain dapat dibohonginya. Sebab menelan air waktu berkumur-kumur sudah menyebabkan 36

Yusak Burhanudin, Kesehatan Mental, (Bandung, PT. Pustaka Setia, 1999), Cet. 1, hal. 13-14

26

puasa itu batal, walaupun ia meneruskan puasanya, tidak makan, minum maupun yang membatalkan puasa. Puasa juga merupakan hubungan ruhani antara mahkluk dengan kholiknya, orang yang sedang mengerjakan puasa dengan khusus tidak akan merasa sendiri. Puasa bertujuan agar manusia selalu dekat dengan Allah SWT, sehingga mendorong manusia untuk berusaha dan tidak tergelincir serta terperosok kepada gelisah, bersalah, dan tidak tenang. Adapun kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa seperti cemas, adanya konfllik, hingga timbul rasa gelisah dan frustasi. Oleh karena itu, hubungan ibadah puasa dengan kesehatan mental sangat erat, karena ibadah puasa mampu menyehatkan mental manusia. 2.

Kerangka Berpikir Dan Hipotesis Adapun kerangka berfikir tersebut, bahwa penulis berkesimpulan yakni

adanya pengaruh antara ibadah puasa dengan kesehatan mental. Apabila siswa menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar, maka jiwa atau mentalnya akan baik, karena jiwa atau mental yang sehat akan mempengaruhi gaya hidup yang normal, berkepribadian yang baik hingga dapat tercipta masyarakat yang baik pula. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis nihil ( Ho ) dan hipotesis alternatif ( Ha ), dengan : Ho

= Tidak terdapat pengaruh yang positif antara hubungan puasa terhadap kesehatan mental siswa.

Ha

= Terdapat pengaruh yang positif antara hubungan puasa terhadap mental, yang tercermin prilaku siswa.

27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai penelitian adalah MTs. Al-Khairiyah jalan Azalea 2 Kedoya Selatan Jakarta Barat. Sedangkan waktu dan pelaksanaannya adalah pada hari Senin, tanggal 2 Mei - 31 Agustus 2011.

B. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 2. Puasa adalah variabel (X) sebagai variabel terikat. 3. Kesehatan mental adalah variabel (Y) sebagai variabel bebas.

C. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat dan sifnifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang hasil temuannya diperoleh melalui hitungan atau statistik yang berbasis angka. Pendekatan kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendekripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antar variabel. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis yakni penelitain yang menggambarkan, mengungkapkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian secara jelas dan apa adanya, sehingga hasil penelitian ini dapat tergambarkan dengan jelas. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena yang terjadi di lapangan mengenai berbagai gejala yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, yaitu melalui angket, observasi dan wawancara.

28

D. Populasi dan Sampel Penelitian Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau peritiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik dalam suatu penelitian.37 Dalam penelitian ini yang menjadi objek populasi adalah seluruh siswa dan siswi kelas VII MTs Al-Khairiyah yang terdiri dari 150 orang siswa. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya.38 Sampel diambil dengan mengunakan teknik non probility sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang) dengan memakai model accidental sampling yaitu pengambilan secara kebetulan, yang mudah ditemui dan dijangkau. Yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto adalah jika populasinya lebih dari 100 orang maka diambil adalah 10-15% atau 20-25%. Dan dalam penelitian ini penulis mengambil atau menggunakan yang 20%, yakni mengambil sebanyak 30 sampel dari jumlah populasi keseluruhan kelas VII yang berjumlah 150 siswa.

E. Teknik Pengumpulan data Dalam upaya pengumpulan data penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua metode pendekatan penelitian, yaitu: 1.

Penelitian kepustakaan (Libery Research) Bertujuan untuk memberi literatur buku-buku dan teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi.

2.

Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.

37

Hermawan Wasito, Pengantar metodologi Penelitian, (Jakarta; PT. Gramedia persada Utama, 1992), h. 49 38 Nana Sudjana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung; Sinar Baru, 1989), h. 84

29

Untuk memperoleh data di lapangan ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Seringkali orang mengartikan observasi sebagai kegiatan yang sempit, yakni mengamati sesuatu dengan menggunakan mata. Padahal observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas sekolah, keadaan guru dan murid, perlengkapan sekolah dan lain-lain. b. Wawancara (interview) Wawancara yang sering disebut dengan interview adalah sebagai dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau data dari yang diwawancarakan.39 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah MTs. Al-Khairiyah yakni Ibu Nadiaturriza, guna mendapatkan informasi tentang pelaksanaan puasa sunnah (Senin dan Kamis), kondisi kesehatan mental siswa, latar belakang berdirinya sekolah, tentang fasilitas yang mendukung terlaksananya proses belajar mengajar, keadaan guru dan murid dan juga tentang bagaimana pelaksanaan puasa bagi siswa dan siswi di sekolah MTs. Al-Khairiyah. c. Angket atau Kuesioner Untuk mendapatkan data yang komprehensif, penulis menyebarkan angket yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh data penelitian. Dalam hal ini penulis meyebarkan angket kepada siswa dan siswi MTs. Al-Khairiyah kelas VIII yang berjumlah 30 siswa

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Yogyakarta:Rineka Cipta, 1998), Cet. 9, Hal. 120

30

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel Kewajiban Puasa

Indikator

Nomor Soal

Keutamaan Puasa

15, 20

Preventif

Mencegah perbuatan keji

1, 2, 3, 4, 12

Curative

Memiliki jiwa yang sehat

5, 6, 7, 9, 14

Hikmah Puasa

8, 10, 11, 13, 16, 17,

Fungsi Puasa

Konstruktif

18, 19 Kesehatan Mental

1. Pentingnya jujur 2. Sabar

6, 18 dalam 3, 4, 20

menghadapi ujian. 3. Mengendalikan emosi.

7, 9, 13

4. Menyesuaikan diri.

1, 2, 5, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 19

5. Kasih sayang.

17, 11

Tabel 2 Skor Item Alternatif Jawaban Angket Responden Positif

Negatif

Jawaban

Skor

Jawaban

Skor

Sangat Setuju

4

Sangat Setuju

1

Setuju

3

Setuju

2

Tidak Setuju

2

Tidak Setuju

3

Sangat Tidak Setuju

1

Sangat Tidak Setuju

4

31

F. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Langkah-langkah yang digunakan dalam mengolah data adalah sebagai berikut: a. Editing : yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh dari angket dan mendata jika ada pertanyaan yang belum diisi. b. Coding : yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori untuk masingmasing variabel. Pengkodean data berarti memberikan simbol berupa angka pada jawaban-jawaban responden tersebut. Simbol angka inilah yang disebut kode. c. Tabulating : yaitu memasukkan data yang sudah diberi kode kedalam tabel untuk memudahkan membaca data. Tabulasi juga merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukan data ke dalam tabel. Sedangkan data hasil wawancara dan observasi akan diolah melalui tahap : a. Klasifikasi terhadap jawaban yang sama dan berbeda. b. Kategorisasi melalui pengumpulan jawaban berdasarkan aspek-aspek masalah yang sama. c. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan cara mempersamakan, memperbandingkan terhadap aspek-aspek masalah yang sama. d. Kemudian data tersebut di interpretasi terhadap jawaban yang menonjol dengan mengacu kepada kerangka berpikir. Yakni, menjelaskan secara terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.

2. Teknik Analisa Data Setelah dilakukan pengolahan data, maka data tersebut di analisa dengan menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya sebagai berikut :

rxy =

𝐍∑𝒙𝒚 – (∑ 𝒙 )(∑ 𝒚) (𝐍∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐 (𝐍∑𝒚𝟐 − (∑𝒚)𝟐

Keterangan : r = Angka indeks korelasi r product moment koefisien korelasi N = Jumlah responden

32

X = Nilai puasa Y = Nilai kesehatan mental Kemudian setelah menganalisa hubungan antara kedua variabel di atas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” a.a Product moment serta menarik kesimpulan dengan 2 cara yaitu : 11. Interpretasi kasar/ sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi „r‟ product moment seperti dibawah ini: Table 3 Interpretasi Nilai Product Moment Fxy

Interpretasi

0,00-0,20

Antara variabel x dan y ada korelasi tetapi sangat lemah atau rendah

0,20-0,40

Antara variabel x dan y ada korelasi tetapi lemah

0,40-0,70

Antara variabel x dan y ada korelasi yang sedang

0,70-0,90

Antara variabel x dan y ada korelasi yang kuat

0,90-1,00

Antara variabel x dan y ada korelasi yang sangat kuat

12. Interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment untuk memudahkan pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dapat ditempuh dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment dengan cara : 1. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). 2. Menguji

kebenaran

dari

hipotesa

diajukan

dengan

jalan

membandingkan besarnya “r” product moment dengan nilai tabel, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (df) dengan rumus df=N-nr untuk df taraf signifikansi 1% dan 5%. Keterangan : Df = dagress of fredom N = number of cases Nr= banyaknya variabel yang dikorelasikan

33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Al-Khairiyah 1. Sejarah Singkat MTs. Al-Khairiyah Pada mulanya di tahun 1968 Yayasan Islam Al-Khairiyah berawal dari pendirian Majlis Taklim oleh kaum bapak dan ibu di rumah pimpinannnya sendiri yakni Al Mukarram Al Ustadz H. Siddiq yang diprakarsai oleh putranya sendiri Al Ustadz H. Munadi, dari majlis taklim tersebut diubah menjadi Madrasah Diniyah dengan jumlah murid 47 orang putera dan puteri, dengan satu ruang belajar, bertempat di rumah pimpinannya sendiri yaitu Al Ustadz H. Siddiq pada tahun 1969. Mengenai penamaan nama Al-Khairiyah tersebut diberikan langsung kepada pimpinannya sendiri yakni Al Mukarram Al Ustadz H. Siddiq. Kata “khair” yang artinya baik sedangkan kata Khairiyah artinya yang terbaik. Dengan penamaan tersebut diharapkan madrasah Al-Khairiyah dapat menjadi yang terbaik dari segi keilmuan dan pengajaran. Penamaan tersebut masih berjalan dan tidak diubah sama sekali, sehingga madrasah Al-Khairiyah bisa dikenal dahulu sampai sekarang. Dari tahun ke tahun madrasah diniyah mengalami peningkatan dan mengingat masa depan anak (siswa-siswinya) yang akan berkembang dan mengalami penyesuaian diri dengan perkembangan maka pada tahun 1970 pimpinan, pengurus serta masyarakat mengadakan musyawarah dengan maksud merubahnya menjadi madrasah Ibtidaiyah, dengan harapan mereka yang tidak tertampung di SD Negeri dapat ditampung di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah. Madrasah Ibtidaiyah ini mempunyai murid sebanyak 400 orang putera dan puteri dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada petang hari serta dengan 8 orang guru.

34

Tahun demi tahun Madrasah Al-Khairiyah banyak mengeluarkan lulusan dan mereka melanjutkan pendidikannya antara lain ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 filial (MTsN 12 sekarang) yang berlokasi di jalan Salam Jakarta Barat cabang MTsn 1 Mampang Prapatan Jakarta Selatan dan ke Madrasah Tsanawiyah Ass‟adatul Abdiyah yang berlokasi di Jln. Tanjung Duren Grogol Jakarta Barat serta ke sekolah lain-lain. Mengingat sekolah SMP/MTs pada waktu itu jaraknya berjauhan dengan tempat tinggal murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah, maka pada tahun 1982 pimpinan dan pengurus serta dewan guru Yayasan Al-Khairiyah bermusyawarah untuk mendirikan sebuah sekolah lanjutan pertama (MTs), agar anak didik yang telah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah tetap dapat melanjutkan di lingkungan yayasan itu sendiri, sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya dan dapat dijangkau dengan mudah. Pada bulan Juli 1984 di mulailah tahun ajaran pertama dengan satu kelas dan jumlah siswanya sebanyak ± 50 orang putera dan puteri. Pada tahun kedua yaitu tahun 1985 jumlah siswanya bertambah menjadi 130 orang. Pada tahun berikutnya (1986) jumlah siswanya lebih banyak yakni 210 orang putera dan puteri. Sedangkan pada tahun 1987 jumlah siswanya menurun menjadi 120. Pada tahun ajaran 1998/1999 ini jumlah siswanya sebanyak kurang lebih 105 orang putera dan puteri.40 Adapun mengenai informasi sejarah berdirinya MTs. Al-Khairiyah ini, penulis mengambil dari data sekolah dan hasil wawancara dengan kepala sekolah MTs. Al-Khairiyah serta dari pihak keluarga pendiri sekolah MTs. Al-Khairiyah. 2. Letak Geografis MTs. Al-Khairiyah MTs. Al-Khairiyah berlokasi di kawasan Kedoya Selatan tepatnya di jalan Azalea II Blok A Perum PT. Aneka Elok Kelurahan Kedoya Selatan kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Daerah ini belum begitu maju dalam pendidikan (khususnya pendidikan agama) namun masyarakat sudah mulai dapat memahami arti pendidikan baik dari segi manfaat maupun keutamaannya. Keadaan demikian 40

Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah, Jakarta, 22 Mei 2011.

35

terjadi disebabkan karena ada sebagian penduduk yang berusaha untuk mengubah sikap acuh tak acuh terhadap pendidikan selama ini. Ditinjau dari lokasinya MTs. Al-Khairiyah letaknya jauh dari keramaian kota dan dapat dengan mudah ditinjau dengan kendaraan umum. Jarak dari jalan raya Kedoya ke lokasi sekitar 200 meter. Oleh karena itu letaknya strategis sekali dan memenuhi syarat untuk lokasi lembaga pendidikan. 3. Visi, Misi dan Strategi MTs. Al-Khairiyah Visi : “Unggul dalam prestasi, menguasai keterampilan dan tekhnologi serta berwawasan global atas dasar iman dan takwa terhadap Allah swt”. Misi : a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, kontekstual berbasis iman dan takwa. b. Membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk membangun peserta didik yang cerdas terampil, kreatif, sehat jasmani dan rohani, dan memiliki keunggulan dalam bidang akademik dan non akademik. Strategi : 1. Penataan Sekolah: a. Penyempurnaan sistem kerja untuk meningkatkan kualitas pelayanan b. Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara maksimal. c. Optimalisasi pemanfaatan SDM yang ada. d. Pelaksanaan visi, misi, dan strategi sekolah secara maksimal. 2. Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar: a. Tepat dalam perencanaan, efektif dalam pelaksanaan serta tepat dalam pemberdayaan kegiatan evaluasi. b. Menumbuhkan keunggulan kompetitif secara kreatif. c. Mengembangkan / merintis kelas unggulan.

36

4. Sarana dan Prasarana Sarana fisik sekolah ini terdiri dari satu bangunan milik sendiri dengan tujuh ruangan yaitu 5 buah ruang kegiatan belajar mengajar, satu ruang kepala sekolah dan wakil, satu ruangan guru, satu ruang kantor tata usaha bagian administrasi dan bendahara, dua ruang WC untuk putera dan puteri. Setiap ruang dilengkapi dengan peralatan seperti : ruang belajar dengan peralatan belajar mengajar, ruang kantor dilengkapi dengan alat-alat kantor, juga terdapat data kepegawaian yang memuat data nama-nama guru dan pegawai, latar belakang pendidikannya serta terdapat pula keadaan siswa serta meja dan kursi. Ruang guru dilengkapi dengan meja, kursi dan lemari tempat penyimpanan bukubuku setiap guru. Dalam ruang ini pula papan jadwal pelajaran dan lain-lain. Sarana dan prasarana atau fasilitas yang diterima oleh MTs. Al-Khairiyah ini antara lain dari Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan ( Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ) berupa buku paket dan beberapa buah buku pegangan untuk guru bidang studi seperti : Buku Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika.41 Selain sarana akademis sebagaimana dikemukakan di atas tersedia pula lapangan olah raga serba guna, karena

selain di gunakan untuk berolahraga

digunakan pula untuk upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari Nasional. Olah raga yang diajarkan seperti : bola volly, bulu tangkis dan tenis meja. Sedangkan untuk kegiatan olah raga lainnya seperti : sepak bola, lari estafet digunakan lapangan lain yang terletak diluar lingkungan sekolah yang berjarak sepuluh meter dari sekolah. Tabel 4 Data sarana dan prasarana No.

Sarana dan Prasarana

Keterangan

1.

Ruang Belajar

5 lokal

2.

Ruang Kantor

2 ruang

41

Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah

37

3.

Ruang Perpustakaan

1 ruang

4.

Lapangan Olahraga

Ada

5.

Ruang Ibadah/Musholla

1 ruang

6.

Kantin

Ada

7.

WC Guru dan Murid

2 ruang

8.

Meja Belajar

100 Meja

9.

Kursi

200 Kursi

10.

Komputer+Printer

Ada

11.

Kalkulator dan Mesin tik manual

Ada

12..

Laptop

Ada

Adapun sarana dan prasarana ini penulis memperolehnya dari hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait serta meminta data sekolah mengenai sarana dan prasarana yang ada di MTs. AlKhairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat. 5. Keadaan Siswa dan Tenaga Kependidikan a. Jumlah siswa Keadaan siswa ditinjau dari kuantitas MTs. Al-Khairiyah keseluruhan berjumlah

orang siswa yang terbagi dalam 5 kelas, dengan perincian sebagai

berikut : Tabel 5 Keadaan Siswa/i MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat Tahun 2011/2012 No.

Kelas

1.

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

Kelas VII

61

53

114

2.

Kelas VIII

78

72

150

3.

Kelas IX

55

52

107

194

177

371

Jumlah

38

Jumlah siswa yang sekolah di MTs. Al-Khairiyah ini adalah mayoritas masyarakat sekitar (masyarakat yang berdomisili di sekitar Kedoya Selatan). Karena di daerah ini hanya ada satu sekolah MTs yaitu MTs. Al-Khairiyah. b. Jumlah Tenaga Edukatif dan Non Edukatif Tabel 6 Keadaan Tenaga Edukatif dan Non Edukatif MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan

Guru

No.

Nama

Pendidikan

Jabatan

1.

H. Munadi HS

Pesantren

Kpl. Yayasan

2.

Nadiaturriza S.pd.i

S1

Kpl. Sekolah

SKI

3.

Alwanah, S.ag

S1

Guru

Fiqih

S1, S2

Guru

Matematika

4.

Eva Musyrifah, S.pd.i, M.si

B.Studi

5.

Abdillah, S.pd

S1

Guru

Olah Raga

6.

Dian R, S.pd

S1

Guru

Sejarah

7.

Fahkril Amin, Amd

D3

Guru

TIK

8.

Ahmad Fahmi,

S1

Guru

Fisika

9.

Siti Khadijah, S.pd

S1

Guru

Kesenian

10.

H. Fakhrurozi, S.pd.i

S1

Guru

Bhs.Arab

11.

H. Ramli

S1

Guru

PPKN

12.

Nadiratul afifah, SE

S1

Guru

Akuntansi

13.

Fathullah

SMA

Merbot

14.

Fathuridho

SMA

Pesuruh

15.

Fakhroin

SMA

Pesuruh

16.

Suhendra

SMP

Pesuruh

Guru yang mengajar di MTs. Al-Khairiyah berjumlah 11 orang, yaitu 90% Sarjana Pendidikan dan 10% Pendidikan Diploma.

39

6. Kurikulum MTs. Al-Khairiyah Adapun kurikulum yang digunakan MTs. Al-Khairiyah adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) artinya kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, yakni oleh sekolah atau penyelenggara pembelajaran dan disusun oleh kepala sekolah dan para staf guru pengajar. Komponen yang ada di MTs. Al-Khairiyah terdiri dari tujuan pendidikan sekolah, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan RPP. 7. Prestasi - prestasi yang di dapat MTs. Al-Khairiyah Adapun prestasi-prestasi yang di dapat MTs. Al-Khariyah antara lain: a.

Juara II lomba cerdas cermat yang dilaksanakan UIN Syarif Hidayatullah 2010

b.

Juara II uji kompetensi yang dilaksanakan MTsn. 10 Jakarta 2010

c.

Juara II Hazir Marawis Se-Jabotabek dan Banten 2009

d.

Juara II MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur‟an)

tingkat kelurahan Kedoya

Selatan 2009

B. Deskripsi Data Didalam penelitian ini penulis mengumpulkan dua jenis data, yaitu data mengenai puasa (variabel x) dan kesehatan mental (variabel y) di MTs. AlKhairiyah kedoya selatan jakarta barat. Berdasarkan data tersebut, kemudian data ini akan dituangkan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan hasilnya dalam bentuk persentase perolehan. Selanjutnya dua jenis data tersebut dikorelasikan dengan rumus korelasi product moment dengan mencari nilai korelasi dan setelah itu diinterpretasikan hasilnya.

40

C. Analisis dan Interpretsi Data 1.

Analisa data dan Interpretasi data pelaksanaan puasa sunnah Senin dan Kamis a.

Analisa tabel data pelaksanaan puasa siswa MTs. Al-Khairiyah Tabel 7 Puasa berpengaruh positif terhadap aktivitas NO 1

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

3

10%

30

100 %

Jumlah

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresenrase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat berpengaruh positif terhadap aktifitas. Tabel 8 Puasa dapat menghindarkan sifat malas NO 2

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

9

30%

C. Tidak Setuju

5

16,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

41

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (16,67%). Maka hal ini menandakan

bahwa

sebagian

besar

siswa

merasakan

puasa

mampu

menghindarkan siswa dari sifat malas. Tabel 9 Puasa dapat menanamkan kejujuran NO

3

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

12

40%

B. Setuju

15

50%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,66%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menanamkan kejujuran bagi siswa. Tabel 10 Meninggalkan aktifitas yang tidak bermanfaat ketika berpuasa NO 4

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

15

50%

B. Setuju

13

43,33%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

42

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjauhkan siswa dari aktifitas yang tidak bermanfaat dan sia-sia. Tabel 11 Merasa senang ketika menjalankan puasa NO 5

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

9

30%

C. Tidak Setuju

3

10%

D. Sangat Tidak Setuju

2

6,67%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa membuat rasa senang dan bahagia ketika menjalankan ibadah puasa. Tabel 12 Semangat belajar saat menjalankan puasa NO 6

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

43

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat membuat menjadi semangat belajar. Tabel 13 Puasa meningkatkan konsentrasi belajar NO

Alternatif Jawaban 7

F

P (%)

A. Sangat Setuju

18

60%

B. Setuju

9

30%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

2

6,67%

Jumlah

30

100 %

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Tabel 14 Puasa dapat meningkatkan iman dan takwa NO 8

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

18

60%

B. Setuju

7

23,33%

C. Tidak Setuju

5

16,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

44

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (23,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (16,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Tabel 15 Puasa menghilangkan rasa dendam NO 9

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

4

13,33%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghilangkan rasa dendam dihati antar siswa. Tabel 16 Puasa menghindarkan sifat marah NO 10

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

12

40%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

6

20%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

45

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (20%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghindarkan diri dari sifat marah terhadap sesama. Tabel 17 Menjalankan puasa dengan terburu-buru NO 11

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

18

60%

B. Setuju

9

30%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawa setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam menjalankan ibadah puasa tidak terlalu terburu-buru. Tabel 18 Puasa membuat pikiran jernih NO 12

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

14

46,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

46

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,66%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa mampu membuat fikiran siswa menjadi lebih jernih. Tabel 19 Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt NO 13

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

15

50%

B. Setuju

10

33,33%

C. Tidak Setuju

4

13,33%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (33,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Tabel 20 Puasa menghilangkan rasa takut NO 14

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

12

40%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

2

6,67%

30

100 %

Jumlah

47

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghilangkan rasa takut dalam hati. Tabel 21 Melatih diri untuk terbiasa berpuasa NO 15

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

17

56,67%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (56,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasa dilatih agar terbiasa dan rajin berpuasa. Tabel 22 Puasa menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat NO 16

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

10

33,33%

C. Tidak Setuju

6

20%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

48

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (33,33%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (20%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat dan sia-sia. Tabel 23 Puasa atas kemauan diri sendiri NO 17

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

14

46,67%

B. Setuju

14

46,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam melaksanakan ibadah puasa atas kemauan sendiri dan tidak dalam keadaan dipaksa. Tabel 24 Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar NO 18

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

12

40%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

49

Dari pernyataan tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa mampu menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Tabel 25 Puasa dapat menjadikan disiplin waktu NO 19

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

18

60%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

-

-

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjadikan lebih disiplin waktu dari awal masuk sampai akhir jam sekolah. Tabel 26 Puasa yang baik dan benar akan memperoleh pahala NO 20

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

18

60%

B. Setuju

10

33,33%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

50

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (33,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa telah menjalankan puasa dengan baik dan benar guna memperoleh pahala dari Allah swt. b.

Interpretasi data pelaksanaan puasa MTs. Al-Khairiyah Dari hasil data jawaban angket pelaksanaan puasa di MTs. Al-Khairiyah

menunjukkan angka positif. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa yang sebagian besar merasakan puasa sangat berpengaruh positif bagi dirinya baik dari segi aktivitas maupun prilakunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan puasa di MTs. Al-Khairiyah sudah berjalan dengan baik. 2.

Analisa dan interpretasi data tentang kesehatan mental a.

Analisa tabel data kondisi kesehatan mental siswa MTs. AlKhairiyah bersifat positif Tabel 27 Kecemasan dapat teratasi NO 1

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

15

50%

B. Setuju

14

46,67%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%), dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa kecemasan yang dihadapi siswa dapat teratasi dengan baik.

51

Tabel 28 Menyikapi ujian dan cobaan dengan kesabaran NO 2

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

15

50%

B. Setuju

13

43,33%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawan setuju berpresentase (43,33%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu menyikapi ujian dan cobaan dengan kesabaran. Tabel 29 Memohon pertolongan ketika dihadapkan masalah yang sulit NO 3

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

15

50%

B. Setuju

12

40%

C. Tidak Setuju

3

10%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (40%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa selalu memohon pertolongan kepada Allah swt dari pada berdiam diri dan berputus asa.

52

Tabel 30 Hari-hari selalu dilalui dengan kegembiraan NO 4

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

13

43,33%

B. Setuju

14

46,67%

C. Tidak Setuju

3

10%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (43,33), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam melalui hari-hari selalu gembira meskipun ada yang masih belum merasakan kegembiraan. Tabel 31 Tidak berputus asa ketika cita-cita tidak terwujud NO 5

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

12

40%

B. Setuju

17

56,67%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (56,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa tidak akan mudah berputus asa ketika cita-cita mereka tidak terwujud di kemudian hari.

53

Tabel 32 Bertanggung jawab terhadap perbuatan yang telah dilakukan NO 6

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

13

43,33%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa akan bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang telah dilakukan secara bijak. Tabel 33 Tidak mengurung diri ketika dihadapkan masalah NO 7

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

17

56,67%

B. Setuju

11

36,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (56,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa tidak akan mengurung maupun berdiam diri ketika dihadapkan masalah.

54

Tabel 34 Meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah NO 8

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

12

40%

B. Setuju

13

43,33%

C. Tidak Setuju

4

13,33%

D. Sangat Tidak Setuju

1

3,33%

30

100 %

Jumlah

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa selalu meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah. Tabel 35 Merasa berdosa ketika berbohong NO 9

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

11

36,67%

B. Setuju

17

56,67%

C. Tidak Setuju

2

6,67%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas menunjukkan siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (56,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa takut dosa apabila hendak berbohong kepada orang lain.

55

Tabel 36 Menerima kekurangan diri dengan lapang dada NO 10

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

16

53,33%

B. Setuju

13

43,33%

C. Tidak Setuju

1

3,33%

D. Sangat Tidak Setuju

-

-

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju berpresentase ( 53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa menerima kekurangan diri dengan lapang dada. b. Analisa tabel data tentang kesehatan mental siswa MTs. AlKhairiyah bersifat negatif Tabel 37 Selalu mengalami kecemasan setiap hari NO 1

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

3

10%

C. Tidak Setuju

17

56,67%

D. Sangat Tidak Setuju

10

33,33%

30

100 %

Jumlah

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (33.33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (56,67%) dan siswa menjawab setuju berpresentase (10%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami kecemasan setiap hari.

56

Tabel 38 Jujur tidak penting NO 2

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

6

20%

C. Tidak Setuju

13

43,33%

D. Sangat Tidak Setuju

11

36,67%

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (43,33%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (20%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa berpendapat kejujuran begitu penting dalam kehidupan sosial. Tabel 39 Tidak bisa mengendalikan emosi ketika marah NO 3

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

1

3,33%

C. Tidak Setuju

15

50%

D. Sangat Tidak Setuju

14

46,67%

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (50%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa mampu mengendalikan emosi ketika pada saat marah.

57

Tabel 40 Bila musibah datang mudah panik NO 4

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

4

13,33%

C. Tidak Setuju

17

56,67%

D. Sangat Tidak Setuju

9

30%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (56,67%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa ketika musibah datang mereka tidak panik. Tabel 41 Rasa takut selalu menggangu perasaan dan pikiran NO 5

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

5

16,67%

C. Tidak Setuju

7

23,33%

D. Sangat Tidak Setuju

18

60%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (23,33%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (16,67%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa berpendapat ketakutan tidak akan menggangu perasaan dan pikiran.

58

Tabel 42 Menghadapi masalah dengan sendiri NO 6

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

4

13,33%

C. Tidak Setuju

18

60%

D. Sangat Tidak Setuju

8

26,67%

30

100 %

Jumlah

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (26,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (60%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam menghadapi permasalahan selalu meminta pendapat orang lain dan tidak sendiri. Tabel 43 Mempunyai cita-cita tetapi malas berusaha dan belajar NO 7

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

3

10%

C. Tidak Setuju

14

46,67%

D. Sangat Tidak Setuju

13

43,33%

30

100 %

Jumlah

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (43,33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (46,67%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (10%). Hal ini menandakan bahwa siswa tidak malas berusaha dan belajar dalam menggapai cita-cita.

59

Tabel 44 Mudah tersinggung ketika teman berbicara NO 8

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

3

10%

C. Tidak Setuju

15

50%

D. Sangat Tidak Setuju

12

40%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawan sangat tidak setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (50%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (10%). Hal ini menandakan bahwa siswa tidak mudah tersinggung ketika teman sedang berbicara. Tabel 45 Membiarkan kesedihan dan ketakutan berkepanjangan NO 9

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

1

3,33%

C. Tidak Setuju

15

50%

D. Sangat Tidak Setuju

14

46,67%

30

100 %

Jumlah

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju bepresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (50%) dan siswa yang yang menjawab setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa siswa tidak merasa sedih dan takut yaang berkepanjangan.

60

Tabel 46 Tidak pernah mempunyai tujuan hidup NO 10

Alternatif Jawaban

F

P (%)

A. Sangat Setuju

-

-

B. Setuju

4

13,33%

C. Tidak Setuju

12

40%

D. Sangat Tidak Setuju

14

46,67%

30

100 %

Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (40%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tujuan hidup dan cita-cita. c. Interpretasi data tentang kondisi kesehatan mental siswa MTs. AlKhairiyah Dari hasil data jawaban angket kesehatan mental siswa di MTs. AlKhairiyah menunjukkan angka positif. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa yang sebagian besar

menyatakan kondisi kesehatan mentalnya sangat

berpengaruh positif bagi dirinya baik dari segi mentalnya, aktivitas maupun prilakunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi kesehatan mental siswa di MTs. Al-Khairiyah dalam keadaan sehat dan baik. 3.

Analisa Statistik dan Interpretasi Hasilnya Setelah memperoleh gambaran tentang kondisi puasa dan kesehatan

mental siswa MTs. Al-Khairiyah, maka langkah berikutnya adalah mencari angka korelasi antara variabel X ( puasa) dan variabel Y ( kesehatan mental) yang dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

61

Tabel 47 Tabel kerja atau tabel perhitungan Responden (N)

X

X2

Y

Y2

XY

1

60

3600

70

4900

4200

2

68

4624

70

4900

4760

3

70

4900

71

5041

4970

4

70

4900

70

4900

4900

5

72

5184

69

4761

4968

6

75

5625

70

4900

5250

7

67

4489

65

4225

4355

8

65

4225

65

4225

4225

9

71

5041

70

4900

4970

10

68

4624

60

3600

4080

11

64

4096

65

4225

4160

12

69

4761

72

5184

4968

13

64

4096

70

4900

4480

14

65

4225

70

4900

4550

15

64

4096

68

4624

4352

16

70

4900

72

5184

5040

17

66

4356

62

3844

4092

18

71

5041

70

4900

4970

19

65

4225

60

3600

3900

20

60

3600

60

3600

3600

21

68

4624

65

4225

4420

22

55

3025

60

3600

3300

23

66

4356

70

4900

4620

24

71

5041

70

4900

4970

25

76

5776

70

4900

5320

26

61

3721

60

3600

3660

62

27

72

5184

60

3600

4320

28

58

3364

60

3600

3480

29

61

3721

60

3600

3660

30

66

4356

65

4225

4290

1998

133776

1989

132463

132830

Jumlah

Setelah

diketahui

N=30,

∑X=1998,

∑Y=1989,

∑X2=133776,

∑Y2=132463, ∑XY=132830, maka dapatlah dicari indeks korelasinya, dengan menggunakan rumus :

Rxy =

Rxy

= =

=

=

=

N∑𝑥𝑦 – (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦) [(N∑𝑥 2 − (∑𝑥)]2 [(N∑𝑦 2 − (∑𝑦)2 ] 30.132830 – (1998 )(1989) [(30.133776 − (1998)]2 [(30.132463 − (1989)2 ] 3984900 – 3974022 4013280 −3992004 x [(3973890 − 3956121 )] 10878 21276 x (17769 ) 10878 35916053244 10878 19443 ,59

= 0,5594 Dari perhitungan di atas ternyata angka kerelasi antar variabel X (Puasa) dan variabel Y

(Kesehatan Mental) bertanda positif dengan memperhatikan

besarnya rxy yang diperoleh sebesar 0,5594.

63

Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, ternyata besarnya rxy (0,5594) yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 yang berarti hubungan antara variabel X dan variabel Y berkorelasi positif cukup atau sedang. Selanjutnya untuk mengetahui apakah itu signifikan atau tidak maka “r” hasil

perhitungan

dibandingkan

dengan

“r

tabel”.

Dan

sebelum

membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df ( degrees of freedom) yakni dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : df : degreess of freedom N : number of cases Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan angka yang diperoleh df = N – nr df

= 30 – 2 = 28

rhit

= 0,559

rtab

= pada taraf signifikansi 5% = 0,361

rtab

= pada taraf signifikansi 1% = 0,463 Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata df sebesar 28,

pada taraf signifikansi 5% diperoleh “r” tabel = 0,361 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh “r” tabel = 0,463 , jika dilihat pada harga “r” tabel tersebut rxy hitung lebih besar dari pada harga “r” tabel, baik pada taraf signifikansi 5% (0,559 > 0,361) maupun pada taraf sinifikansi 1% (0,559 > 0,463) artinya hipotesa alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa nihil ditolak (Ho), dengan demikian terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel X dab variabel Y.

64

Setelah ada korelasi maka dihitung seberapa besar kontribusinya dengan menggunakan koefisien determinasi (KD), adalah : KD = 𝑟 2 x 100% = (0, 55)2 x 100% = 0,3025 x 100% = 30,25% Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan mental siswa dipengaruhi oleh puasa sebesar 30,25%, sedangkan 69,75% ditentukan oleh faktor lain. Dengan demikian nilai korelasi pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa di MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat adalah sedang atau cukup. Adapun puasa dapat mempengaruhi jiwa mental siswa, apabila puasa semakin rendah, maka kesehatan mental siswapun akan berkurang. Ini berarti semakin tinggi nilai puasa siswa, maka semakin dapat pula siswa memenage dan menjaga jiwanya dari hal-hal yang merusak dirinya sehingga terwujud dalam implementasi sikap yang lebih baik

65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh puasa terhadap kesehatan mental, akhirnya penulis memaparkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengaruh puasa terhadap kesehatan mental menghasilkan nilai yang valid sebesar 0,559. Angka tersebut berada pada rentangan 0,40-0,70. Dengan demikian pengaruh puasa terhadap kesehatan mental adalah cukup atau sedang. 2. Mengenai sejauh mana tingkat pengaruh puasa terhadap kesehatan mental adalah 30,25% sedangkan 69,75% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menuangkan saran dalam rangka sebagai motivasi dan nasehat-nasehat dari penelitian yang diadakan di sekolah MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat, antara lain : 1. Para guru perlu ditingkatkan kerjasama yang baik, khususnya guru agama dalam

rangka

menjawab

segala

permasalahan-permasalahan

yang

kontemporer, memberikan pemahaman ajaran-ajaran agama secara jelas sehingga siswa dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Para

siswa

agar

terus

meningkatkan

motivasi

belajarnya

dan

mengimplementasikan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt dalam kehidupan sekolah, keluarga maupun masyarakat. 3. Para orang tua agar terus mengawasi dan memberikan arahan serta bimbingan kepada anak-anak dalam bersikap maupun berprilaku dalam mempraktekan ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits.

66

Daftar Pustaka Abidin, Slamet, Fiqih Ibadah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), Cet.I Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta 1983), Cet. Ke-9 Al-Syakir, Utsman, Durroh al-Nashihin, Indonesia : Dar al-Ihya al-Kutub al„Arabiyyah Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta :Rineka Cipta, 1998), Cet XI. Asyur, Ahmad Isa, Al Fiqih Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994) Baghir al-Habsyi, Muhammad, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. I

Burhanuddin, Yusak, Kesehatan Mental, (Bandung, PT. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1 Darajat, Zakiah, Peranan Agama dan Kesehatan Mental ,(CV. Haji Massagung, 1994). --------------------, Kesehatan Mental , Jakarta : PT.Toko Gunung Agung 2001 --------------------, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989. Effendi, Edy A., Ribuan Hikmah Puasa, (Jakarta: Puspa Swara, 1997), Cet. Ke-1. El-Bahayi el-Choli, Al-Syiam (Cairo : Qadadar Street ), Seri II

Fahmi, Mustafa, Penyesuaian Diri Pengertian Dan peranannya Dalam Kesehatan Mental, (ter) Zakiah Daraadjat, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1982), cet. 1 Hawari, Dadang, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), cet. Ke-2

67

Hamid, Syamsul Rija. Buku Pintar Agama Islam, (Cahaya salam, 2006).

Jaya, Yahya, Spiritualisasi Islam Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian Dan Kesehatan Mental, (Jakarta : CV Ruhama, 1993). Junaedi, Dedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya, (Akademika Pressindo, 2004), Cet. Ke-1. Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Mubarok, Ahmad., Jiwa Dalam Alquran, ( Jakarta: PT Paramadina, 2000), Cet. Ke-1. Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi), ( UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007), Cet. 2 Ramayunis dkk, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Kalam Mulia, 1993), cet. Ke-1. Sudjana, Nana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung :Sinar Baru, 1989). Sururin, Ilmu Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004 Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PR Grafindo Persada, 1995). Cet IX, h. 72

Syarifuddin, Ahmad, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani Press, 2003), Cet. Ke-1. Undang-undang RI No. 2/1989, Sistem Pendidikan Nasional Beserta Peraturan Pelaksanaannya, ( Jakarta, CV Eko Jaya 1990 ) Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Gramedia Persada Utama, 1992). Wahjoetomo, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-2.

68

Lampiran 1 : Quesioner Angket Penelitian tentang Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa MTs. Al-Khairiyah A. Petunjuk 1. Dibawah ini terdapat 40 pertanyaan, baca dan pahamilah pertanyaannya. 2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check list (√ ) pada salah satu pilihan yang tersedia dikolom. 3. Angket ini diberikan dalam rangka penelitian ilmiah, mohon angket ini diisi dengan jawaban yang jujur sesuai dengan hati dan diri anda sendiri. 4. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya. 5. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju B. Identitas responden Nama : Kelas : Nb : Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai-nilai anda disekolah. No. Pernyataan SS 1. Jika Puasa dilakukan dengan baik dan benar, maka ada pengaruhnya terhadap aktifiitas saya seharihari. 2. Berpuasa menghindarkan saya dari sifat pemalas 3. Dengan puasa kejujuran akan tertanam 4. Ketika berpuasa segala aktifitas yang tidak berguna saya tinggalkan 5. Merasa senang ketika menjalankan Puasa 6. Semangat belajar ketika menjalankan ibadah puasa 7. Konsentrasi belajar lebih fokus ketika berpuasa 8. Puasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. 9. Rasa dendam akan hilang ketika menjalankan puasa 10. Puasa menghindarkan saya dari sifat marah 11. Saya tidak terburu-buru dalam melaksanakan puasa 12. Puasa membuat fikiran saya jernih 13. Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. 14. Rasa takut hilang saat menjalankan ibadah puasa 15. Puasa melatih diri saya untuk gemar berpuasa

69

S

TS

STS

16. 17. 18. 19. 20.

Puasa dapat menjaga lisan saya dari perkataan yang tidak bermanfaat Jika menunaikan puasa, atas kemauan diri saya sendiri Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar Puasa dapat menjadikan anda disiplin waktu Melaksanakan puasa dengan baik dan benar, akan berpengaruh juga terhadap perolehan pahala

Kesehatan Mental 1. Pernyataan Positif No. Pernyataan SS 1. Kecemasan yang saya hadapi dapat diatasi. 2. Kesabaran adalah cara untuk menyikapi cobaan atau ujian yang menimpa diri. 3. Kepada Allah lah saya memohon pertolongan saat saya dihadapkan pada masalah yang sulit. 4. Hari-hari selalu saya lalui dengan kegembiraan. 5. Tidak terwujudnya sesuatu yang saya harapkan membuat saya tidak mudah kecewa dan putus asa. 6. Ketika melakukan sesuatu, maka saya harus berani mempertanggung jawabkannya. 7. Saya tidak suka mengurung diri berlarut-larut. 8. Ibu dan bapak guru sering membimbing saya untuk mengatasi persoalan pribadi. 9. Saya merasa berdosa, ketika berbohong pada orang tua. 10. Kekurangan yang ada dalam diri saya, saya terima dengan lapang dada.

S

TS

STS

S

TS

STS

2. Pernyataan Negatif No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pernyataan SS Saya selalu mengalami kecemasan. Jujur itu tidak penting. Saya tidak bisa mengendalikan emosi saya, ketika saya sedang marah. Bila musibah datang saya mudah panic. Rasa takut selalu menggangu perasaan dan pikiran saya. Orang tua tidak pernah memperhatikan

70

7. 8. 9. 10.

permasalahan saya. Saya mempunyai cita-cita, tetapi saya malas untuk belajar dan berusaha. Ketika teman berbicara saya mudah tersinggung. Ketakutan dan kesedihan saya berkepanjangan dan sangat lama. Dalam hidup saya tidak pernah mempunyai tujuan apa-apa.

.....Atas partisipasi anda, saya ucapkan terima kasih banyak

71

72