PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI BAKTERI PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L.)
HARMOKO NPM. 0710 483010 699 ABSTRAK Terjadinya penurunan produktivitas tanaman kacang tanah di Kabupaten Batang Hari salah satu faktor disebabkan serangan hama penyakit. Adanya dampak negatif dari pestisida maka dibutuhkan teknologi alternatif untuk meningkatkan produksi pertanian yang lebih aman. Teknologi yang memungkinkan untuk dikembangkan dan relatif aman adalah pemanfaatan PGPR. PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas satu faktor yaitu pemberian Bakteri PGPR dengan 6 tingkat perlakuan dan 4 ulangan, dengan jumlah pengambilan tanaman sampel sebanyak 3 tanaman per petak. Adapun perlakuannya sebagai berikut, Po (Tanpa pemberian PGPR), P1 (Konsentrasi 5 cc PGPR/L), P2 (Konsentrasi 10 cc PGPR/L), P3 (Konsentrasi 15 cc PGPR/L), P4 (Konsentrasi 20 cc PGPR/L), P5 (Konsentrasi 25 cc PGPR/L). Analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan (DNMRT) taraf 5%. pemberian bakteri PGPR berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan hasil per hektar dari tanaman kacang tanah. Pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 cc / L air adalah konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Key words : kacang tanah, Arachis hypogaea L.,bakteri PGPR, PENDAHULUAN Kabupaten Batanghari Tahun 2011 pertanaman tercatat 38 hektar dengan produksi 60 ton dan produktivitas 1,62 ton
/ha. Sebagai gambaran luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas tanaman kacang tanah di Kabupaten Batanghari tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 Luas tanam, Luas panen, produktivitas dan produksi tanaman kacang tanah Kabupaten Batanghari tahun 2007-2011 No Tahun Luas Tanam Luas panen Produktivitas Produksi (ton) (ha) (ton/ha) (ton/ha) 1
2007
77
50
1,94
97
2 2008 65 46 1,91 88 3 2009 91 91 1,46 133 4 2010 60 60 1,98 119 5 2011 38 37 1,62 60 Sumber Data : Dinas pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Batanghari Tahun 2012 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari tahun ke tahun telah terjadi penurunan luas tanam. Serangan hama dan penyakit adalah salah satu faktornya,
sehingga petani lebih memilih untuk membudidayakan tanaman yang lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, akhir-akhir ini, teknologi unggul Plant Growth Promoting
Rhizobacteria atau disingkat dengan PGPR telah cukup berhasil mengendalikan berbagai penyakit pada komoditas sayuran. PGPR merupakan sekumpulan bakteri yang berasal dari rhizospere tanaman, khusus untuk PGPR yang bersumber dari akar bambu dan akar rumput gajah mengandung bakteri Pseudomonas flourenscens dan Bacilus polymixa dan dapat dipindahkan dari habitat aslinya ke habitat lain. Pada habitat baru bakteri ini dapat berfungsi sama baiknya dengan habitat sebelumnya asalkan syarat tumbuh terpenuhi. Mikroorganisme dalam PGPR dapat bermanfaat bagi kesehatan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai fungsi. Sebagai kumpulan bakteri tanah, PGPR mempengaruhi tanaman secara langsung melalui kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh tanaman sehingga memiliki ketahanan terhadap serangan penyebab penyakit. Sedangkan secara tidak langsung berkaitan dengan kemampuannya menekan aktivitas pathogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik bagi penyebab penyakit terutama pathogen tular tanah (Samsudin, 2008; Widodo, 2006). Ketahanan tanaman terhadap serangan penyebab penyakit ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor tanaman itu sendiri, penyebab penyakit (pathogen) serta lingkugan tempat tumbuh tanaman. Lingkungan tumbuh tanaman dapat berupa lingkungan abiotik maupun biotik. Lingkungan biotik termasuk di dalamnya mikroorganisme yang ada di dalam tanah tempat tumbuh tanaman. Keberadaaannya merupakan penghuni asli tanah setempat atau hasil introduksi dari lokasi lain, berupa: bakteri, jamur maupun jenis lainnya. (Anonim, 2012b) Kloepper Schroth (1978) mengatakan bahwa kamampuan PGPR sebagai agen pengendalian hayati adalah karena kemampuannya bersaing untuk mendapatkan zat makanan, atau karena hasil-hasil metabolit seperti siderefor, antibiotic, atau enzim
ekstraselluer yang bersifat antagonis melawan pathogen. Kemampuan PGPR dalam mensintesis dan mengubah konsentrasi fitohormon mengakibatkan tanaman tahan terhadap serangan penyakit, sehingga menarik untuk dikaji untuk tujuan perlindungan tanaman akan sangat membantu dalam pengurangan penggunaan pestisida kimia sistesis yang diketahui dapat menurunkan kualitas produk pertanian akibat efek residu yang ditinggalkan. (Anonim, 2012a). BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian, tanggal 30 Mei 2014 sampai 5 September 2014. Ketinggian tempat 12 M dpl, pH tanah 6,0 dan jenis tanah tempat penelitian yaitu PMK ( Podzolik Merah Kuning). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas Kelinci, pupuk kandang, pupuk urea, KCL, TSP, insektisida Regent, furadan, Dithane-45, akar bambu, gula, terasi, dedak, air dan penyedap rasa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, timbangan analitik, papan merk, alat tulis, pagar mulsa, Tugal kayu, gelas ukur, kep, kompor, kain, jerigen dan dandang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas satu faktor yaitu pemberian Bakteri PGPR dengan 6 tingkat perlakuan dan 4 ulangan, dengan jumlah pengambilan tanaman sampel sebanyak 3 tanaman per petak. Adapun perlakuannya sebagai berikut: Po : Tanpa pemberian PGPR P1 : Konsentrasi 5 cc PGPR / L P2 : Konsentrasi 10 cc PGPR / L P3 : Konsentrasi 15 cc PGPR / L P4 : Konsentrasi 20 cc PGPR / L P5 : Konsentrasi 25 cc PGPR / L Untuk melihat pengaruh terhadap variabel yang diamati, maka data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan New Multiple Range Test ) pada tarap uji 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Tinggi Tanaman Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Tinggi Tanaman (cc/L) (cm) 25 54,21 a 20 48,75 b 15 46,25 c 10 42,29 d 5 40,00 e 0 33,17 f Tabel 3. Jumlah cabang Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Jumlah Cabang (cc/L) (cabang) 25 6,75 a 20 6,00 b 15 5,50 c 10 5,00 d 5 4,67 d 0 4,17 e Tabel 4. Jumlah Polong Berisi Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Jumah Polong Berisi per Tanaman (cc/L) (polong) 25 28,33 a 20 27,17 a 5 22,58 b 15 22,17 b 10 22,08 b 0 21,92 b Tabel 5. Bobot Biji per Tanaman Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Bbot Biji per Tanaman (cc/L) (g) 25 8,95 a 20 7,77 b 15 7,42 b 10 7,10 bc 5 6,42 c 0 5,59 c Tabel 6. Bobot 100 Biji Kering Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Berat 100 Biji (cc/L) (g) 25 46,37 a 20 44,75 ab 15 43,49 bc 10 43,04 bc 5 41,63 c 0 41,62 c
Tabel 7. Hasil per Hektar Menurut Pemberian Konsentrasi Bakteri PGPR Konsentrasi Bakteri PGPR Hasil per Hektar (cc/L) (ton) 25 1,715 a 20 1,426 b 15 1,328 bc 10 1,257 cd 5 1,124 d 0 0,956 e Hasil percobaan menunjukan bahwa patogen, Sintesis metabolit yang bersifat anti pemberian bakteri PGPR dengan konsentrasi jamur seperti antibiotik, enzim yang yang berbeda berpengaruh terhadap tinggi mendegradasi dinding sel jamur, atau tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah hidrogen sianida yang menekan pertumbuhan polong berisi per tanaman, bobot biji per jamur patogen dan mampu berkompetisi tanaman, bobot 100 biji, dan hasil per hektar dengan patogen untuk nutrisi atau tempat di dari tanaman kacang tanah. akar. (Anonim 2012f) Pemberian bakteri PGPR pada Pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 cc/L memberikan pengaruh konsentrasi 25 cc/L memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang terhadap bobot biji pertanaman dan bobot 100 per tanaman, ini menunjukan bahwa semakin biji kering dan jumlah polong berisi per tinggi jumlah pemberian bakteri PGPR maka tanaman, percobaan ini menunjukan bahwa akan semakin meningkatkan pertumbuhan semakin banyak jumlah bakteri PGPR yang tanaman kacang tanah. Hal ini diduga bakteri diberikan maka akan semakin meninggkatkan PGPR bekerja secara maksimal dalam bobot biji kacang tanah. Hal ini diduga karena memproduksi hormon pemacu pertumbuhan pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 tanaman dan dalam memproduksi antibiotik cc/L mampu meningkatkan penyerapan unsur serta aktif menjadi pesaing patogen penyebab P dan K yang tersedia dalam tanah oleh penyakit, sehingga tanaman terlihat baik tanaman, sehingga pembentukan biji berjalan dalam pertumbuhannya. optimal. Unsur P terhadap hasil biji kacang Bakteri PGPR mampu mengikat tanah berperan mempercepat pembungaan dan nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi pemasakan biji dengan sempurna, nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah memperbesar persentase pembentukan bunga menjadi amonia kemudian disalurkan ke menjadi biji dan sebagai bahan penyusun inti tanaman. Bakteri akar ini juga mampu sel, lemak dan protein. Unsur K terhadap biji menyediakan beragam mineral yang kacang tanah selain meningkatkan kualitas dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau biji (rasa, warna dan berat) juga sebagai belerang. PGPR juga memacu peningkatan katalisator dalam transormasi tepung, gula hormon tanaman. Peningkatan hormon dan lemak. (anonim 2013) tanaman inilah yang secara langsung Hasil per hektar tertinggi didapat pada mempengaruhi pertumbuhan tanaman. pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 (Anonim,2012f). cc/L , percobaan ini menjunjukan bahwa Bakteri ini sanggup membunuh pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 organisme patogen atau penyakit tanaman cc/L mampu menekan patogen yang setelah bakteri tersebut berkembang biak merugikan, memperbaiki perakaran tanaman, dengan baik. Agen pengendali biologis yang dan meningkatkan ketersediaan unsur hara telah banyak diteliti adalah genus Bacillus, yang selanjutnya berdampak positif terhadap Streptomyces, Pseudomonas, Bulkholderia pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. dan Agrobacterium. Mikroba tersebut Bakteri Pseudomonas menghasilkan menekan pertumbuhan penyakit melalui fitohormon atau faktor tumbuh (growth mekanisme: Induksi resistensi sistemik dari regulator) yang menyebabkan tanaman tanaman, Produksi siderofor yang mengkhelat menghasilkan akar rambut dalam jumlah yang besi sehingga besi tidak tersedia untuk lebih besar sehingga meningkatkan
permukaan absortif akar untuk menyerap unsur hara. Fitohormon yang dihasilkan adalah asam indol asetat (Indole acetic acid, IAA), sitokinin, giberelin. (Anonim, 2012f) KESIMPULAN Pemberian bakteri PGPR berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan hasil per hektar dari tanaman kacang tanah. Pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 cc / L air adalah konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kacang tanah. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1991. Jambi Dalam Angka. Kantor Statistik Provinsi Jambi. Dalam Proposal Skripsi Adi Warman 1994. Pengaruh Dosis Kapur Dan Mulsa Alang-Alang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea. L) Ditanah Podsolik Merah Kuning. STIP-GK Muara Bulian. Batang Hari. ----------, 2009. Budidaya Tanaman Kacang Tanah. Yrama Widya, Bandung. ----------. 2010. Ditjen Pertanian Tanaman Pangan ----------, 2010. Membuat PGPR Dengan Mudah. www.Gerbangpertanian.com ----------, 2011. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Batanghari. ----------, 2012a. Pengambilan Dan Pembiakan PGPR. www.pertaniansehat.co.id -----------,2012b. PGPR Mengendalikan Layu Dan Menyuburkan Tanaman. www.gerbangpertanian.com ----------,
2012c. Apa Itu www.jogjatani.16mb.com
PGPR.
-----------, 2012d. Perbanyakan Bakteri PGPR
Secara Sederhana. Desimustar.wordpress.com
----------, 2012e. Pembuatan Dan Pengaplikasian PGPR. Kuliahagroteknologi.blogspot.com ----------, 2012f. Membuat dan mengembangkan PGPR. petanigunungkidul.blogspot.com/ ----------, 2013 Skripsi Sumiyati 2013. Pengaruh dosis pemberian Trichoderma sp terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) STIP-GK Muara bulian. Batang hari AAK,
1991. Kacang Yogyakarta.
Tanah
Kanisius.
Adi Sarwanto, 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah Dilahan Sawah Dan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta. Danarti dan nijiyati. S, 1993. Palawija. Budidaya Dan Analisa Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Kloeper,J.w and M. N. Schroth. 1978. Rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman. www.pertaniansehat.or.id Samsudin. 2008. pengendalian hama dengan insektisida botani. www.pertanian sehat.or.id Somatdja, 1993. Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 1. Kacang-Kacangan. Gramedia. Jakarta. Dalam Proposal Skripsi Adi Warman 1994. Pengaruh Dosis Kapur Dan Mulsa AlangAlang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea. L) Ditanah Podsolik Merah Kuning. STIP-GK Muara Bulian. Batang Hari. Sumarno, 1987. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapto, 1993. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Dalam Skripsi Yesi Rosita 2003. Respon Kacang Tanah Terhadap Pemberian Dolomit. STIP-GK Muara Bulian. Batang Hari. Widodo. 2006. Peran mikroba bermanfaat dalam pengelolaan terpadu hama dan penyakit tanaman.