Pengaruh Pengawasan dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Nurul Afifah, Tri Murwaningsih, Susantiningrum Prodi Ekonomi BKK Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret
[email protected]
Abstract:.The objectives of this research are to investigate: (1) to a partially significant effect of the work supervision and the work motivation on the work satisfaction of the staff of the Department of Education, Youth, and Sports of Surakarta City (2) and to a simultaneously significant effect of the work supervision and the work motivation on the work satisfaction of the staff of the Department of Education, Youth, and Sports of Surakarta City. This research used the descriptive quantitative research method. Its population was all of the staffs of the Office of Education, Youth, and Sports of Surakarta City as many as 80 persons. The samples of the research consisted of 49 persons or 60% of the population. They were taken by using the proportional random sampling technique. The data of the research were gathered through questionnaire, and they were then statistically analyzed by using the correlational and multiple regression analyses. The results of the research are as follows: (1) there is a partially significant effect of the work supervision and the work motivation on the work satisfaction (2) and there is a simultaneously significant effect of the work supervision and the work motivation on the work satisfaction. Each independent variable has a contribution to the dependent variable. The relative contribution of the work supervision to the work satisfaction is 43.60%, and that of the work motivation to the work satisfaction is 56.40%. Furthermore, the effective contribution of the work supervision to the work satisfaction is 29.33%, and that of the work motivation to the work satisfaction is 37.95%. Keywords: supervision, motivation, and work satisfaction A. Pendahuluan
pengawasan
Organisasi efektif
dapat
apabila
manajemen
seperti
berjalan
tahapan
fungsi-fungsi
sesuai
perencanaan,
apapun
dilaksanakan
pekerjaan dengan suatu
agar
bisa
berjalan
rencana.
Sebagus
rencana,
bentuk
pengorganisasian, pengawasan dan
organisasi dan personil pelaksananya,
motivasi
tanpa
yang
ada
di
dalamnya
adanya
berfungsi dengan baik, serta unsur-
maka tidak
unsur
harus
penunjangnya
tersedia
dan
faktor
pengawasan
akan berguna karena
disadari
bahwa
memenuhi persayaratan. Dari fungsi
sebagai
di atas, maka fungsi pengawasan
keterbatasan. Fungsi perencanaan,
menjadi
pengorganisasian,
sangat
penting
karena
pelaksana
manusia memiliki
personil,
dan
pengarahan tidak akan efektif tanpa
kenyataan
adanya
dikatakan bahwa pemberian motivasi
fungsi
pengawasan
Handoko:2001).
(Hani
Pengawasan
penting
tersebut
karena
maka
dengan
motivasi
merupakan penemuan dan penerapan
diharapkan
cara serta alat untuk menjamin bahwa
bekerja keras dan antusias untuk
rencana telah dilaksanakan sesuai
mencapai produktivitas kerja yang
dengan
ditetapkan.
tinggi. Jika peningkatan motivasi kerja
Pengawasan bisa bersifat positif dan
pegawai dilakukan secara optimal
negatif,
yang
telah
bersifat
setiap
dapat
pegawai
mau
positif
apabila
maka dapat tercipta pula kualitas dan
mencoba
untuk
kepuasan kerja bagi setiap pegawai.
mengetahui apakah tujuan organisasi
Tanpa adanya motivasi dari para
dicapai dengan efisien dan efektif.
pegawai
Sedangkan
bersifat
kepentingan perusahaan maka tujuan
negatif apabila pengawasan mencoba
yang telah ditetapkan tidak akan
untuk menjamin bahwa kegiatan yang
tercapai. Sebaliknya apabila terdapat
tidak diinginkan tidak akan terjadi atau
motivasi
muncul.
demikian
pegawai
beberapa
merupakan
pengawasan
pengawasan
Dengan
pengawasan tahapan,
memiliki
yaitu
pelaksanaan,
yang
besar
maka suatu
standar
keberhasilan
penentuan
ukuran
mencapai tujuannya.
pengambilan tindakan.
atau
bekerjasama
memiliki
pelaksanaan dan pembandingan serta
Pada
untuk
hal
para
tersebut
jaminan
organisasi
atas dalam
Pengawasan dan motivasi kerja hanya merupakan salah satu faktor
dasarnya,
perusahaan
dari
bagi
organisasi
bukan
saja
yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai
suatu
organisasi.
mengharapkan pegawai yang mampu,
Pengawasan terhadap pegawai yang
cakap,
berjalan dengan baik maka akan
dan
terampil,
tetapi
yang
terpenting mereka mau bekerja giat
mengurangi
dan berkeinginan untuk mencapai
pegawai,
hasil kerja yang optimal. Peningkatan
pemberian motivasi yang cukup baik
sikap, kemauan, dan kemampuan
akan meningkatkan kinerja pegawai
pegawai
dan
dapat
serangkaian
dilakukan pemantauan
dengan
tingkat demikin
pada
kesalahan pula
akhirnya
dengan
mampu
dan
memberikan kepuasan kerja pegawai
perhatian tindakan nyata agar tercapai
sehingga akan tercapai apa yang
suatu kepuasan dalam bekerja. Dari
menjadi tujuan organisasi. Pemberian
motivasi dari pimpinan memuaskan
para
yang cukup
pegawai
akan
kerjapun
dapat
dirasakan
oleh
kepuasan
kerja
berbagai
aspek
pegawai.
mendorong bekerja dengan sebaikbaiknya,
sehingga
proses
suatu
B. Kajian Pustaka
pekerjaan dapat berjalan dengan baik.
Faktor-faktor
Oleh karena itu, pihak organisasi
berpangkal
dituntut
pekerjaan seperti gaji, kesempatan
untuk
prosedur
dapat
menciptakan
pengawasan
dari
serta
promosi, motivasi, perhatian dan reka-
memperhatikan pemberian motivasi
rekan sekerja. Disamping itu juga
yang baik sehingga pegawai dapat
berasal dari faktor-faktor lingkungan
memperoleh kepuasan dalam bekerja
kerja
dengan hasil kerja yang maksimal.
(supervisi), kebijakan dan prosedur,
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta merupakan organisasi
pemerintah
Kementerian
di
Pendidikan
bawah Nasional
seperti
gaya
pengawasan
keanggotaan kelompok kerja, serta kondisi kerja. Menurut (2009:856),
Veithzal kepuasan
Rivai
kerja
pada
yang bergerak di bidang pendidikan
dasarnya bersifat individual. Setiap
baik perencanaan, pelayanan maupun
individu mempunyai tingkat kepuasan
pelaksana teknis yang dituntut untuk
yang berbeda-beda sesuai dengan
bekerja secara efisien dan optimal.
sistem
Untuk
dirinya.
mencapai
hal
itu
Dinas
nilai
yang
berlaku
Makin
tinggi
dalam
penilaian
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
terhadap kegiatan dirasakan sesuai
perlu
dengan
menentukan
tujuan
berupa
keinginan
individu,
maka
perencanaan. Agar perencanaan bisa
makin tinggi kepuasannya terhadap
berjalan secara baik maka diperlukan
kegiatan tersebut. Dengan kata lain,
pengawasan
kepuasan merupakan evaluasi yang
yang
baik
pula.
Penyelesaian suatu pekerjaan tidak
menggambarkan
cukup dengan adanya pengawasan
perasaan sikapnya senang atau tidak
saja, namun faktor motivasi juga perlu
senang, puas atau tidak puas dalam
diperhatikan.
bekerja.
Dengan
pengawasan
Hal
seseorang
yang
sam
atas
juga
yang teratur serta didukung motivasi
dikemukakan oleh Kotler (2002 : 42)
yang baik maka akan meningkatkan
dimana
kepuasan
semangat tujuan
kerja
organisasi
kerja
diartikan
untuk
mencapai
sebagai
perasaan
senang
serta
kepuasan
kecewa
seseorang
yang
atau muncul
setelah
membandingkan
persepsi/kerjanya suatu
tergantung
Pengawasan yang merupakan
kinerja
salah satu aspek yang menyebabkan
harapan-
kepuasan kerja dapat diidentifikasi
terhadap
produk
harapannya.
antara
dan Kepuasan
pada
kerja
sebagai
proses
untuk
“menjamin”
hasil
intrinsik,
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
persepsi
pegawai
manajemen tercapai. Ini berkaitan
sehingga
dengan cara-cara membuat kegiatan-
kepuasan kerja adalah tingkat dimana
kegiatan sesuai yang direncanakan.
seorang pegawai merasa positif atau
Sondang
negative tentang berbagai segi dari
menyatakan
bahwa
“Pengawasan
pekerjaan,
merupakan
usaha
sadar
ekstrinsik,
dan
terhadap
pekerjaannya,
tempat
kerja,
dan
hubungan dengan rekan kerja. Berdasarkan
P.
sistematik
penjabaran
Siagian
untuk
(2005:125)
lebih
dan
menjamin
yang
bahwa semua tindakan operasional
ada di atas maka yang dimaksud
yang diambil dalam organisasi benar-
dengan
pada
benar sesuai dengan rencana yang
penelitian ini adalah sikap (positif)
telah ditetapkan”. Sedangkan menurut
yang ditunjukkan pegawai terhadap
Ulbert
pekerjaannya,
berpendapat
kepuasan
berdasarkan situasi
kerja
yang
timbul
penilaian
terhadap
kerja.
Penilaian
ini
Silalahi
(2002
merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai hubungan yang erat dengan
fungsi-fungsi
perasaan senang atau tidak senang,
lainnya,
terutama
puas
perencanaan”.
tidak
puas.
Apabila
173)
“Pengawasan
bahwa
diekspresikan oleh pegawai dalam
atau
:
manajemen
dengan
fungsi
Pendapat
lain
pegawai merasa bahwa pekerjaannya
mengatakan bahwa pengawasan ialah
sesuai
yang
mencakup upaya memeriksa apakah
diharapkannya dan mampu memenuhi
semua terjadi sesuai dengan rencana
kebutuhan-kebutuhannya
yang
dengan
apa
maka
ditetapkan,
perintah
yang
karyawan akan merasa puas dan
dikeluarkan, prinsip yang dianut dan
sebaliknya.
tentang
juga dimaksudkan untuk mengetahui
digunakan
kelemahan dan kesalahan agar dapat
dalam penelitian ini adalah Kondisi
dihindari kejadiannya dikemudian hari,
kerja,
Harahap (2001:10).
kepuasan
Indikator kerja
yang
kompensasi
nonfinansial,
tanggungjawab, promosi, hubungan rekan kerja.
Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan
bahwa
pengawasan
merupakan suatu proses supervisi
kepuasan
dalam
pemenuhan
yang dilaksanakan terhadap seluruh
kebutuhan-kebutuhan
pribadi.
kegiatan organisasi agar pelaksanaan
Menurut Miftah Toha (2009 : 203)
pekerjaan
mengatakan bahwa “ motivasi adalah
dapat
berjalan
sesuai
dengan apa yang direncanakan dan dapat
mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
proses psikologi”. Dengan
demikian
disimpulkan
Adapun
faktor-faktor
dapat
bahwa
motivasi
yang
merupakan unsur pendorong dalam
mempengaruhi pengawasan adalah
diri seseorang untuk melakukan suatu
akurat, tepat waktu, obyektif dan
kegiatan
menyeluruh, terpusat pada titik-titik
memperoleh atau mencapai apa yang
pengawasan
menjadi
strategi,
realistis,
dengan
tujuan
keinginannya.
ingin
faktor-faktor
terkoordinasi, fleksibel, diterima oleh
yang mempengaruhi motivasi kerja
anggota organisasi.
adalah gaji, afiliasi, pengakuan dan
Selain pengawasan, salah satu
penghargaan,
pemberian
perhatian
yang menjadi factor kepuasan kerja
yang tulus, kekuasaan, kebanggaan,
adalah
persaingan, partisipasi, prestasi, dan
pakar
motivasi. ekonomi
Pada
umumnya
mendefinisikan
motivasi sebagai dorongan kerja yang
informasi. Penelitian
ini
didukung
oleh
timbul pada diri seseorang untuk
penelitian sebelumnya yang dilakukan
berperilaku dalam mencapai tujuan
oleh Anwar Prabu pada tahun 2005
yang
dengan
telah
ditentukan.
T.
Hani
judul
“Pengaruh
Motivasi
Handoko (2000: 252) mengatakan
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
bahwa
motivasi
adalah
Badan
dalam
pribadi
seseorang
keadaan yang
Berencana
Koordinasi
Keluarga
Nasional
Kabupaten
mendorong keinginan individu untuk
Muara Enim”. Dan penelitian yang
melakukan kegiatan tertentu untuk
dilakukan oleh Yuli Wardani pada
mencapai suatu tujuan. Sedangkan
tahun 2011 dengan judul :“Pengaruh
menurut Robbins (2002: 55) motivasi
Pengawasan Melekat dan Motivasi
adalah kemauan untuk berjuang atau
terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT.
berusaha ke tingkat yang lebih tinggi
Bank Surabaya”.
menuju tercapainya tujuan organisasi
Dari uraian di atas, selanjutnya
dengan syarat tidak mengabaikan
dapat
kemampuannya untuk memperoleh
bahwa
dibangun
kerangka
Manajemen
berfikir
mempunyai
beberapa fungsi pokok yang antara lain
perencanaan,
Hal
lain
yang
juga
dapat
pengawasan,
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu
penyusunan
motivasi. Motivasi adalah dorongan
personalia, dan pengarahan. Dengan
baik berasal dari dalam diri seseorang
memperhatikan pendapat yang telah
maupun yang berasal dari luar yang
dikemukkan pleh para ahli tersebut
menggerakkan
dapat diketahui bahwa pengawasan
melaksanakan
merupakan
salah
mencapai tujuan.
manajemen,
dimana
pengorganisasian,
satu
fungsi
seseorang pekerjaan
untuk
pengawasan
Pengawasan dan motivasi kerja
sangat penting bagi jalannya kegiatan
hanya merupakan salah satu faktor
dalam suatu organisasi.
yang mempengaruhi kepuasan kerja
Pengawasan dilaksanakan agar
pegawai
suatu
organisasi.
rencana kerja dan tahapan pekerjaan
Pengawasan terhadap pegawai yang
bisa berjalan sesuai dengan rencana.
berjalan dengan baik maka akan
Sebagus
mengurangi
bentuk
apapun organisasi
suatu
rencana,
dan
personil
pegawai,
tingkat demikin
kesalahan pula
dengan
pelaksananya, tanpa adanya faktor
pemberian motivasi yang cukup baik
pengawasan
akan meningkatkan kinerja pegawai
maka
tidak
akan
berguna karena harus disadari bahwa
dan
manusia sebagai pelaksana memiliki
memberikan kepuasan kerja pegawai
keterbatasan.
Dengan
sehingga akan tercapai apa yang
pengawasan
organisasi
adanya dapat
pada
akhirnya
mampu
menjadi tujuan organisasi.
mengontrol apakah terdapat masalah
Berdasarkan tinjauan pustaka,
yang menyebabkan pegawai tidak
maka kerangka pemikiran konseptual
dapat menyelesaikan pekerjaan, dan
dalam
mendeteksi
dalam diagram berikut:
apa
masalah
dalam
Dengan
demikian,
yang
menjadi
proses
bekerja.
maka
pegawai
penelitian
pada
pengawasan
akhirnya maka
meningkatkan kepuasan kerja para pegawai.
Y
dengan akan
digambarkan
X1
tidak akan kesulitan dalam bekerja yang
ini
X2
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir C. Metode Penelitian Penelitian Pengawasan
kerja terhadap kepuasan kerja adalah
tentang dan
Pengaruh
Motivasi
Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ini
teknik angket dalam bentuk skala Likert. Hasil uji realibilitas instrumen
Dinas
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
X1 sebesar 0,872; X2 sebesar 0,905;
Kota Surakarta pada. Penelitian ini
dan untuk X3 sebesar 0,666 yang
termasuk jenis penelitian deskriptif
apabila dikonsultasikan dengan rtabel
kuantitatif dan memiliki dua variabel
dengan taraf sigifikasi 0,05 dan jumlah
independent
yaitu:
sampel sebanyak 15 maka didapat
pengawasan dan Motivasi kerja; dan
nilai rtabel sebesar 0,514. Sehingga
satu
nilai Cronbach’s Alpha X1, X2, dan X3
dilaksanakan
di
Kantor
di
dalamnya
variabel
dependen
yaitu
kepuasan kerja. Populasi
> 0,5140 maka instrumen variabel X1, dalam
X2 dan X3 dinyatakan reliabel. Dalam
penelitian ini adalah pegawai Dinas
penelitian ini terdapat dua variabel
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
prediktor dan satu variabel kriterium.
Kota Surakarta yang berjumlah 80
Permasalahan
pegawai
diselesaikan
adalah
pengaruh
menentukan
diambil
dan
sampel
60%
sebagai
menggunakan random
dan
dari
populasi
sampel
dengan
teknik
sampling.
proportional
jumlah
sampel
sampel sebanyak 59 pegawai. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data
mengenai
dan
yang
akan mencari besar
sumbangan atau kontribusi. Sehingga teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan analisis regresi ganda.
pengaruh pengawasan dan motivasi
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil penyebaran angket kepada 49 responden, diperoleh data
tentang pengawasan dalam penelitian
uji
ini yang terdiri dari 14 pertanyaan.
signifikansi variabel X1, X2, dan Y
Jumlah skor hasil pengumpulan data
sebesar 0,203, 0,139, dan 0,083 yang
pengawasan adalah ∑ X1 = 1597.
apabila dibandingkan dengan taraf
Dengan demikian, tingkat persentase
signifikansi 5% maka nilai X1 dan X2 >
pengawasan sebesar 1597 : 2744 =
0,05,
0,5819 atau sebesar 58, 19%.
bahwa sampel yang diambil berasal
Dari hasil penyebaran angket
normalitas
diperoleh
sehingga
dari
dapat
populasi
yang
nilai
disimpulkan
berdistribusi
tentang motivasi kerja yang terdiri dari
normal. Uji linearitas dalam penelitian
19 pertanyaan kepada 49 responden
ini menggunakan Test for Linearity
diperoleh skor hasil pengumpulan
pada taraf signifikansi 0,05. Nilai
data motivasi kerja sebesar ∑ X2 =
signifikansi variabel X1 dengan Y
2451.
adalah
Dengan
demikian,
tingkat
0,995
sedangkan
nilai
persentase motivasi kerja sebesar
signifikansi variabel X2 dengan Y
2451 : 3724 = 0,6581 atau sebesar
sebesar 1, 764. Nilai signifikansi
65, 81%.
linearitas variabel X1 dan X2 > 0,05
Dari hasil penyebaran angket
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepada 49 responden, diperoleh data
model yang diambil memiliki korelasi
tentang kepuasan kerja (Y)
dalam
yang linear. Uji autokelasi dengan
penelitian ini yang terdiri dari 12
melihat VIF(Varians Inflation Factor)
pertanyaan
yang diperoleh sebesar 1, 123 yang
Jumlah
skor
hasil
pengumpulan data kepuasan kerja
artinya kurang dari 5
adalah ∑Y= 1511. Dengan demikian
dikatakan
tingkat persentase kepuasan kerja
multikolinieritas antar variabel bebas.
pegawai sebesar 1511:2156 = 0,1008
Uji autokorelasi dalam penelitian ini
atau sebesar 70,08% dan belum
dapat diketahui dengan melihat nilai
mencapai skor maksimal, berarti ada
Durbin-Watson. Nilai Durbin-Watson
hal-hal yang belum terpenuhi untuk
yang diperoleh sebesar 2, 122 yang
mencapai kepuasan kerja pegawai
bila
yang maksimal.
autokorelasi menurut Singgih Santoso
Uji normalitas dalam penelititan ini
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Test
dengan
bantuan program SPSS 17. Dari hasil
Maka dapat
tidak
disesuaikan
terdapat
dengan
kriteria
(2001) maka nilai D-W berada di antara -2 dan 2 yaitu 2, 122 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
antara
variabel X1 dan X2 tidak terdapat
indikasi
autokorelasi.
Uji
2,01174, maka nilai t variabel X1 dan
heteroskidastisitas dilakukan dengan
X2 lebih kecil disbanding nilai t tabel.
menggunakan uji park diperoleh nilai t
Sehingga dapat dikatakan tidak ada
untuk variabel X1 sebesar 0, 115 dan
masalah heteroskidastisitas.
untuk
Hipotesis I
X2 sebesar
0,
352
yang
dikonsultasikan dengan tabel t 47= Berdasarkan hasil perhitungan
variabel
tabel
dengan Kepuasan Kerja (Y).
Pearson
Correlations
dapat dilihat bahwa:
(X1)
2. Nilai r hitung antara variabel
1. Nilai r hitung antara variabel Pengawasan
Pengawasan
(X1)
dengan
Motivasi
kerja
(X2)
dengan
Kepuasan Kerja (Y) adalah 0,697
Kepuasan Kerja (Y) adalah 0,639
dengan
dengan
Sedangkan nilai r tabel untuk N =
signifikansi
0,000.
signifikansi
Sedangkan nilai r tabel untuk N =
49
49
dibandingkan
adalah
dibandingkan
0,281. maka
Apabila didapat
adalah
0,000.
0,281. maka
Apabila didapat
r
r
hitung > r tabel, yaitu 0,697 >
hitung > r tabel, yakni 0,639 >
0,281. Oleh karena itu, maka Ho
0,281. Oleh karena itu, maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga
ditolak dan Ha diterima sehingga
terdapat pengaruh yang signifikan
terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara Motivasi
secara
antara
kerja (X2) terhadap Kepuasan
terhadap
Kerja (Y). Nilai r hitung sebesar
Kepuasan Kerja (Y). Nilai r hitung
0,697 maka didapat hubungan
sebesar
parsial
Pengawasan
(X1)
0,639
hubungan
yang
maka
didapat
yang kuat antara variabel Motivasi
kuat
antara
(X2) dengan Kepuasan Kerja (Y).
Uji hipotesis II
maka didapat F hitung > F tabel, yakni
Berdasarkan perhitungan tabel
47,432 > 3,20. Oleh karena itu, maka
ANOVA didapat bahwa nilai F hitung
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
antara variabel bebas dengan variabel
terdapat pengaruh yang signifikan
terikat
dengan
secara bersama-sama antara variabel
signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F
Pengawasan (X1) dan Motivasi (X2)
tabel untuk df1= 2 dan df2= 46 (49-2-
terhadap Kepuasan Kerja (Y).
1) adalah 3,20. Apabila dibandingkan
Persamaan Regresi Linear
adalah
47,432
Persamaan
regresi
yang
penelitian
ini
dapat
diketahui:
diperoleh dalam penelitian ini adalah
Tingkat
Ŷ = -11, 073 + 0,478X1 + 0,527X2. Ŷ :
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kepuasan kerja; X1 : Pengawasan; X2
Kota
: Motivasi kerja. Adapun hasil dari
58,19%; b) Tingkat motivasi kerja
perhitungan Sumbangan Relatif (SR)
pegawai Dinas Pendidikan Pemuda
dan Sumbangan Efktif (SE), diperoleh
dan Olahraga Kota Surakarta adalah
nilai SR variabel X1 terhadap Y
sebesar 65, 81%; c) Tingkat kepuasan
sebesar 43,60 % dan SR variabel X2
kerja
terhadap
Pemudan
Y
sebesar
56,40
%.
pengawasan
a)
Surakarta
pegawai
Dinas
adalah
Dinas
dan
sebesar
Pendidikan
Olahraga
Kota
Sedangkan SE variabel X1 terhadap Y
Surakarta adalah sebesar 70, 08%. 2)
sebesar 29,34 % dan SE variabel X2
Dari persamaan garis regresi linear
terhadap Y sebesar 37,95 %.
diperoleh: Ŷ = -11, 073 + 0,478X1 + 0,527X2. Hasil persamaan tersebut di
E. Simpulan dan Implikasi
atas dapat ditafsirkan bahwa rata-rata
Simpulan yang dapat diambil
satu
unit
kepuasan
kerja
berdasarkan hasil pengujian hipotesis
diperkirakan
dan analisis data yang dilakukan
menurunkan
dalam penelitian ini adalah sebagai
peningkatan atau penurunan satu unit
berikut: 1) Terdapat pengaruh yang
pengawasan
(X1),
signifikan antara pengawasan dan
mengalami
peningkatan
motivasi kerja secara parsial terhadap
penurunan
kepuasan
Dinas
peningkatan atau penurunan satu unit
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
motivasi kerja (X2). 3) Besarnya
Kota Surakrta; 2) Terdapat pengaruh
sumbangan
yang signifikan antara pengawasan
masing-masing
dan motivasi kerja secara simultan
sebagai berikut: a) Sumbangan relatif
terhadap kepuasan kerja pegawai
pengawasan (X1) sebesar 43,60%; b)
Dinas
Sumbangan relatif motivasi kerja (X2)
kerja
pegawai
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga Kota Surakarta.
sebesar
Temuan lain yang diperoleh dari
efektif
meningkatkan
(Ŷ)
sebesar
0,478
dan
sebesar
yang
atau
0,527
variabel
pengawsan
c)
pada
akan
pada
diberikan
56,40%;
oleh adalah
Sumbangan
(X1)
29,34%;
adalah
motivasi kerja (X2) sebesar 37,95%
berikut:
1)
Dari
deskripsi data yang diperoleh dalam
Sumbangan
sebesar
hasil analisis dalam penelitian ini sebagai
d)
atau
efektif
Implikasi
dari
berdasarkan
penelitian
simpulan
yang
ini telah
dipaparkan adalah sebagai berikut: 1)
Implikasi
Teori:
Hasil
berarti
tujuan
organisasi
dapat
tercapai yang pada akhirnya akan menimbulkan bekerja.
kepuasan
Sehingga
dalam
Pengawasan
penelitian ini dapat digunakan untuk
berpengaruh
mendukung
dan
kerja. Selain pengawasan, kepuasan
pemantapan teori ilmu pengetahuan
kerja juga dipengaruhi oleh motivasi
manajemen sumber daya manusia
kerja, baik motivasi dari dalam diri
khusunya dalam bidang pengawasan,
perseorangan maupun motivasi dari
motivasi kerja, dan kepuasan kerja
luar. Motivasi kerja yang tinggi akan
pegawai; serta penelitian ini dapat
mendorong
dijadikan sebagai pemantapan teori
tinggi
untuk kepuasan kerja. Hasil penelitian
pegawai akan menghasilkan suatu
ini mendukung penelitian sebelumnya
hasil kerja
yang dilakukan
akhirnya mereka akan memperoleh
pengembangan
oleh Anwar Prabu
pada tahun 2005 “Pengaruh
dengan judul
Motivasi
Kepuasan
Kerja
Koordinasi
pula
terhadap
semangat yang
kepuasan
kerja
pada
yang baik
yang
akhirnya
dan pada
kepuasan dalam bekerja.
Terhadap
Pegawai
Keluarga
Badan
Berencana
Nasional Kabupaten Muara Enim”.
Daftar Pustaka Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Dan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Wardani pada tahun 2011 dengan judul
:“Pengaruh
Melekat
dan
Kotler,
Pengawasan
Motivasi
Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
terhadap
Disiplin Kerja Karyawan PT. Bank Surabaya”. 2) Implikasi praktis:
Tingkat
kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh
adanya
motivasi
pengawasan
kerja.
dan
Pelaksanaan
pengawasan bertujuan menjamin agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan secara maksimal, sesuai dengan yang diharapkan.
Jika
pekerjaan
benar
Prabu, A. 2005. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Kabupaten Muara Enim. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, vol. 3 no.6. Rivai,
Veitzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephens P. 2002. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Prenhallindo Utama. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Toha,
Miftah. 2009. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Ulbert Silalahi. 2002. Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi. Bandung : Sinar Baru. Wardani, Yuli. 2011. Pengaruh Pengawasan Melekat dan Motivasi terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Bank Surabaya. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Surabaya.