PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA

Download BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN. HIPOTESIS PENELITIAN ..... Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model pembelajaran sebagai ...

0 downloads 732 Views 1MB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009 )

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Prasarat Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Diajukan Oleh Tri Retno Herminingsih S 8105036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

TESIS PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009 )

Disusun Oleh TRI RETNO HERMININGSIH S 8105036

Telah Disetejui Oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal :

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Soetarno, M.Pd. NIP.19480713 197304 1 001

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001

Mengetahui Ketua Program Studi TP

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001

commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009 ) Oleh

TRI RETNO HERMININGSIH S 8105036

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal : ........................

Jabatan

Nama

Tanda Tangan

Ketua

:

: .............................

Sekretaris

:

: ..............................

Anggota:

: 1. .

: ..............................

2.

: ..............................

Surakarta, Mengetahui Direktur PPs UNS

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

commit to user iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama

: Tri Retno Herminingsih

NIM

: S8105036

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK TERHADAP

PRESTASI

BELAJAR

BIOLOGI

DITINJAU

DARI

MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Yang membuat pernyataan,

Tri Retno Herminingsih

commit to user iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

™ KEBAHAGIAAN ADALAH PADA SAAT BISA  MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN.    ™ ORANG YANG BAIK ADALAH ORANG YANG PALING  BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN    ™ SIAPAPUN YANG BERHENTI BELAJAR AKAN  MEMBUAT DIRINYA TUA, MESKIPUN DIA BERUSIA  DUA PULUH TAHUN ATAU DELAPAN PULUH TAHUN.  SEDANGKAN YANG TIDAK BERHENTI BELAJAR  AKAN TETAP MUDA. HAL YANG TERPENTING  DALAM HIDUP ADALAH UNTUK TETAP MENJAGA  PEMIKIRAN KITA SELALU MUDA ( HENRY FORD) 

commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama peneliti memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang mengambil judul : “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBEALAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP ( Penelitian Pada Siswa SMP Negeri 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009). Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta ”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soetarno, M.Pd dan Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., selaku pembimbing tesis. Terima kasih atas bimbingan dan arahan serta perhatian dan pengertian yang demikian besar kepada peneliti dalam proses penyusunan tesis. 2. Segenap dosen/staf pengajar pada Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro dan SMP Negeri 1 Mandiraja, yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama peneliti menempuh pendidikan pascasarjana. 4. Seluruh keluargaku, yang senantiasa memberikan doa, spirit dan motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. 5. Pihak-pihak lain, yang tidak cukup untuk disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu peneliti selama menempuh pendidikan pascasarjana. Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas dengan pahala yang berlipat ganda, amin. Akhir kata, peneliti berharap tesis ini bisa bermanfaat, baik

bagi

peneliti

pribadi

maupun

bagi

pihak-pihak

lain

yang

berkepentingan. Banjarnegara,

Okotber 2009

Tri Retno Herminingsih

commit to user vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...

iii

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………...

iv

KATA PENGANTAR ………………………............……....……………...

vi

DAFTAR ISI ……………………………………………….……………….

viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….

xi

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK ..…………………….…………………….

xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….

xiv

ABSTRAK .......... ………………………………………………………….

xv

ABSTRACT ...........................……………………………………………...

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..

1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………........

7

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………...

8

D. Perumusan Masalah …………………………………………........

8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................

9

F. Manfaat Penelitian ..........................................................................

9

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

… …

A. Kajian Teoritis ……………………………………………………

11

1. Media Pembelajaran ………………………………………….

11

commit to user viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2.

Media Video Compact Disc (VCD) ....……………………… .

18

3.

Media Cetak.... ……………………………………………….

27

a.Buku Teks…......…………………………………………….

28

b.Lembar Kerja Siswa ……………………………………….

32

4.

Prestasi Belajar ……………………………………………….

38

5.

Motivasi Belajar ........................................................................

42

6. Pendidikan Biologi ...........................…………………………

59

B. Kerangka Berpikir ………………………………………………..

63

C. Hipotesis Penelitian ………………………………………………

67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………..

68

B. Metode Penelitian ............................................................................

68

C. Populasi ...........................................................................................

68

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..

73

1. Instrumen Penelitian ………………………………………….

73

2. Uji Coba Instrumen …………………………………………

74

E. Teknik Analisis Data .......................................................................

82

1. Uji Prasyarat Analisis ..……………………………………….

82

2. Uji Hipotesis ………………………………………………….

83

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Sekolah ………………………………………………….

87

1. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro ……………….

87

2. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Mandiraja ………………….

90

B. Hasil Penelitian ..............................................................................

92

commit to user ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Pengujian Hipotesis ......................................................................

101

D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................

106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................

116

A. Kesimpulan .....................................................................................

116

B. Implikasi .........................................................................................

117

C. Saran ...............................................................................................

119

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

122

LAMPIRAN .................................................................................................

123

commit to user x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL No. Tabel Tabel 1

Nama Tabel

Hlm

Ungkapan Siswa Menghadapi Keberhasilan dan Kegagalan ……………………………………… ……….

50

Tabel 2

Indikator Materi Pembelajaran Biologi .............................

63

Tabel 3

Daftar Nama SMP Negeri 1 di Wilayah Kabupaten Banjarnegara ....................................................................

69

Tabel 4

Hasil Pengujian Kesetaraan …...........................................

71

Tabel 5

Distribusi Skor untuk Pernyataan Soal Mendukung ........

73

Tabel 6

Distribusi Skor untuk Pernyataan Soal Tidak Mendukung

74

Tabel 7

Interprestasi Koefisien Reliabilitas ................ ..................

77

Tabel 8

Interprestasi Indeks Kesukaran Soal ……….....................

80

Tabel 9

Interprestasi Daya Beda ……………… ...........................

81

Tabel 10

Analisis Varians Dua Arah ............................................

84

Tabel 11

Analisis Varians Prestasi Belajar Biologi ........................

85

Tabel 12

Hasil Analisis Data Tes Akhir ........ .................................

93

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Menggunakan Media Cetak ................................... .................................

93

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Menggunakan Media VCD ................................... .................................

94

Tabel 15

Hasil Analisis Data Motivasi ............................................

96

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Skor Tes Motivasi Menggunakan Media Cetak ................................... .................................

96

Tabel 14

commit to user xi

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 17

digilib.uns.ac.id

Distribusi Frekuensi Skor Tes Motivasi Menggunakan Media VCD ................................... .................................

98

Tabel 18

Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Liliefors

101

Tabel 19

Hasil Uji Two Way Anava ……………………………..

102

commit to user xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

No. Gambar

Nama Gambar

Halaman

Gambar 1

Diagram Cone of Learning ......... ...........................

16

Gambar 2

Diagram Nilai Tes Akhir Media Cetak ...................

94

Gambar 3

Diagram Nilai Tes Akhir Media VCD ...................

95

Gambar 4

Diagram Nilai Tes Motivasi Media Cetak ...............

97

Gambar 5

Diagram Nilai Tes Motivasi Media VCD ...............

99

commit to user xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Judul/ Isi Lampiran

Halaman

1.

Instrumen Penelitian Tes Biologi ……………………………….

125

2.

Instrumen Penelitian Tes Motivasi ……………………………….

135

3.

Silabus dan RPP Pembelajaran Biologi …………………………

142

4.

Tabel Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Biologi untuk Uji Validitas …………………………………………………….…..

146

Tabel Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Biologi untuk Uji Reliabilitas ………………………………………………….…..

151

6.

Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Biologi ……….

152

7.

Tabel Hasil Uji Coba Tes Motivasi Belajar Biologi untuk Uji Validitas …………………………………………………….…..

153

Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar Biologi ………………………………………………..….

164

9.

Tabel Kerja Uji Kesetaraan Sampel …………………………..…

166

10.

Analisis Kondisi Awal Sampel (dg alat bantu SPSS )…………….

167

11.

Analisis Data Skor Motivasi Siswa ………………………………

172

12.

Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi …………………………….

179

13.

Deskripsi Data Motivasi Belajar Biologi ……………….……….

187

14.

Uji Persyaratan Analisis …………….……………………………

189

15.

Uji Homogenitas Populasi ……………………………………….

202

16.

Uji Hipotesis Penelitian ………………..……………….……….

203

17.

Uji Signifikansi Perbedaan Mean Tiap-tiap Sel …………………

227

5.

8.

commit to user xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK TRl RETNO HERMlNINGSIH. NIM. S8105036 Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran VCD Dan Media Cetak Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Siswa SMP Kelas VIII ( Penelitian Pada Siswa SMP Negeri 1 di Kabupaten Banjamegara) Tahun Pelajaran 2008/2009. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd Pembimbing II : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). Sejauh mana perbedaan pengaruh penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi. (2). Sejauh mana perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi. (3). Sejauh mana interaksi pengaruh antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen dengan rancangan factorial 2×2 dan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kabupaten Banjarnegara. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik Purposive Sample. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswasiswi kelas VIII SMP Negeri 1 Purwonegoro dan SMP Negeri 1 Mandiraja, setiap kelas ada 40 siswa yang di gunakan sebagai kelas kontrol dan satu kelas untuk kelas eksperimen berjumlah 40 siswa, Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan Teknik Analisis Varians (ANAVA) Dua Jalur. Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji validitas dengan korelasi Product Moment dan reliabilitas menggunakan faktorial validity. Hasil uji hipotesis menunjukkan : (1) Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan media cetak dengan media VCD terhadap prestasi belajar Biologi. Model pembelajaran dengan menggunakan media VCD menghasilkan prestasi belajar Biologi yang lebih baik dibandingkan dengan media cetak. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Biologi yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran VCD lebih baik daripada menggunakan media cetak. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 34,438 > F tabel (=0,05) = 4,091; (2) Terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Biologi. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata antara motivasi berprestasi tinggi dan rendah Dapat disimpulkan bahwa skor prestasi belajar Biologi yang memiliki xv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

motivasi belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajari rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh F hitung = 124,796 > F tabel (=0,05) = (4,091); (3) Tidak terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Biologi. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh F hitung ( 0,467). Adapun F tabel diketahui sebesar (4,091). Karena F hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Biologi. Temuan dalam penelitian ini dapat memperkuat teori-media pembelajaran dan teori-teori mengenai motivasi belajar. Selanjutnya dengan penerapan media pembelajaran dengan VCD, maka guru diharapkan : (1) Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran. (2) Memiliki ketrampilan untuk menumbuhkan motivasi belajar secara aktif.

xvi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

TRI RETNO HERMININGSIH. NIM. S8105036 The Effect of VCD and Printed Media Learning Media Use on Biology Learning Achievement Viewed from Learning Motvation in VIII Graders of Junior High School (A Research on the Students of SMP Negeri 1 in Banjarnegara Regency) in the School Year of 2008/2009. Thesis, Education Technology Study Program, Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University. Pembimbing I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd Pembimbing II : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd The objectives of research are to know: (1) the difference of VCD and Printed Media use effect on biology learning achievement (2) the difference of high and low learning motivation effect on biology learning achievement. (3) the interaction of the effect of learning media use and learning motivation on biology learning achievement. This study employed a quantitative method using experimental approach with a 2 x 2 factorial design and analytical descriptive data display. The population of research is the VIII graders of SMP Negeri 1 of Banjarnegara Regency. The sampling technique employed was purposive sampling. The sample of research was the VIII graders of SMP Negeri Purwonegoro and SMP Negeri 1 Mandiraja, with one class consisting of 40 students used as control and one class consisting of 40 students used as experimental class. Meanwhile the technique of collecting data used was questionnaire and test. Technique of analyzing data used was a two-way variance analysis (ANOVA) technique. Before conducting analysis, the validity test was done using Product moment correlation and reliability was test using factorial validity. The result of hypothesis testing shows that: (1) there is the different effect between the use of learning model using printed media and VCD on the biology learning achievement. The learning model using VCD media provides the better biology learning achievement compared with the printed media. It can be concluded that the Biology learning achievement taught using VCD learning media is better than that using printed media. It can be seen from the F statistic value = 34,438 > F table (=0.05) = 4,091; (2) there is different effect between the student with high achievement motivation and the one with low achievement motivation on Biology learning achievement. Thus, it can be concluded that there is mean difference between high and low achievement motivations. It can be concluded that the score of Biology learning achievement of the students with high achievement xvii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

motivation is better than those with low achievement motivation. It can be seen from the result of F test = 124,796 > F table (=0.05) = (4,091); (3) there is an interaction of the effect of learning media use and learning motivation on biology learning achievement. It can be seen from the result of f statistic (0,467). F table is (4,091). Because F statistic is lower than F table, the null hypothesis is supported. It means that there is not an interaction of the effect of learning media use and learning motivation on biology learning achievement. The findings of research confirm the learning theories and theories concerning learning motivation. Furthermore, by applying the learning media with VCD, the teacher is expected to: (1) have skill in using the learning model as an attempt of improving learning quality, and (2) have skill in growing the active learning motivation.

xviii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada kurun waktu dewasa ini, masalah pendidikan menjadi perhatian dari berbagai pihak, baik dari kalangan pendidikan itu sendiri, para ahli atau pakar bidang lain, maupun dari masyarakat umum. Adapun yang mereka bahas adalah menurunnya atau rendahnya mutu pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Ujian Nasional dengan standar 4,26 saja pada tahun lalu (2004/2005) di Jawa Tengah terdapat 25 % siswa tingkat SMP tidak lulus (berhasil). Pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan telah melakukan berbagai upaya, antara lain : 1. Peningkatan alokasi anggaran pendidikan menjadi 20 % 2. Pembaharuan kurikulum. 3. Pendidikan dan penataran, workshop guru. 4. Bantuan Operasional Siswa (BOS). 5. School grant, Block grant. Namun ternyata dari hasil uji coba ujian nasional tahun 2006 masih banyak siswa yang tidak lulus. Hal ini membuat gelisah semua pihak : guru, siswa, orang tua, dinas terkait, pakar pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum. Saefudin Azwar (2000 : 13) menyatakan :“Pendidikan merupakan suatu sistem komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha – usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar perlu selalu

commit to user 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 2

ditingkatkan”. Salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar siswa adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menantang siswa untuk menyelesaikan permasalahan (soal). Kegiatan proses pembelajaran, guru sebagai pendidik atau pengajar, sedangkan siswa sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran, para guru dituntut memiliki kualifikasi dan kompetensi–kompetensi tertentu antara lain strategi, metode, dan teknik pembelajaran serta menyiapkan (menggunakan) media pembelajaran yang menarik dan mengaktifkan siswa. Media pembelajaran merupakan saluran komunikasi yang berperan penting dalam penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena proses pembelajaran hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Guru sebagai pengantar pesan berupa isi pelajaran yang dituangkan dalam simbolsimbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal kadang kala tidak berhasil (gagal) dipahami oleh siswa. Kegagalan (ketidakberhasilan) dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati perlu alat bantu (media) agar apa yang disampaikan tidak terlalu verbalistis. Upaya peningkatan prestasi belajar dapat dilakukan guru (pengajar) sebagai jantung proses pembelajaran harus disiapkan supaya memiliki kemampuan

(skill)

dan

kreatifitas

(creativity)

mengembangkan

media

pembelajaran yang menarik, interaktif dan berdasarkan kurikulum yang benar. Media pembelajaran yang tepat sangat memungkinkan siswa lebih cepat menyerap materi dan kemampuan yang diharapkan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 3

Kemp and Dayton (dalam Mohamad Ahsan, 2006 : 3) mengemukakan kontribusi media pembelajaran : 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2. Pembelajaran dapat lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan. 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 8. Peran guru berubahan kearah yang positif. Oemar Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2005 : 15) mengemukakan : “Pemakaian

media

pembelajaran

dalam

proses

pembelajaran

dapat

membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.Vernon A. Magnesen (dalam Bobbi De Pocter, 2000 : 57) mengemukakan : “Kita belajar : 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam pembelajaran diperlukan media yang dapat dipandang, didengar dan didiskusikan agar mampu menarik perhatian serta melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan media yang bisa dilihat, didengar serta penampilan dan ilustrasi yang menarik maka

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 4

siswa akan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dan akhirnya mendapatkan prestasi belajar yang optimal. Salah satu media audio visual (pandang dengar) yang mampu menarik perhatian dan memberikan motivasi belajar adalah Video Compact Disc (VCD). Media gambar yang diproyeksikan melalui video ini dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian pebelajar kepada pelajaran yang akan diterima, dengan demikian siswa akan mengingat materi pelajaran semakin banyak dan hasil belajarpun semakin baik. Menggunakan media VCD program dapat diatur oleh pemakai dalam hubungannya dengan penampilan materi yang diinginkan, sajian program dapat dipilih, dihentikan untuk dipelajari lebih cermat. Bagian tersebut dapat dipadu dengan bingkai lain sesuai yang diinginkan sehingga dengan demikian para pemakai alat tersebut ada interaktif positif, seperti yang dikemukakan (dalam Ronal H. Anderson, 1983 : 106) : “Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan bagi penyajian itu. Beberapa jenis

efek

visual

yang

bisa

didapat

dengan

video

antara

lain

:

penyingkatan/perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan” Split/Multiple screen image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yang lembut dari gambar/babak ke gambar/babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat)”. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu VCD pembelajaran biologi yang diterbitkan Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Kemampuan film atau video melukiskan gambar hidup dan suara

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 5

memberinya daya tarik tersendiri. Media tersebut dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. Pembelajaran dengan media VCD dapat lebih menarik, media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswaa tetap terjaga dan memperhatikan, kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubahubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa terbawa dan berfikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. Media lain yang digunakan dalam penelitian ini disamping media audio visual yang berupa VCD pembelajaran adalah media cetak yang berupa buku dan LKS. Dua komponen pokok media cetak adalah materi teks verbal dan visual dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi dan teori belajar. Kemp dan Dayton (dalam Mohamad Ahsan, 2006 : 3) menyatakan bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Saat ini media cetak masih menjadi bahan ajar yang sangat baku untuk dipergunakan secara luas di sekolah-sekolah. Bahan ajar cetak (buku, LKS) merupakan media yang paling mudah diperoleh dan lebih standar. Dengan menggunakan media buku dan LKS, siswa diarahkan oleh pengajar untuk membaca dan memahami perintah yang ada dalam LKS dan mengerjakan tugas-tugas (kegiatan), mengerjakan soal dengan cara membaca buku-buku materi yang telah disiapkan berdasarkan materi (pokok bahasan). Melalui media buku dan LKS tersebut siswa diberi stimulus

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 6

(rangsangan) yang akan menimbulkan motivasi untuk mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan kegiatan sesuai petunjuk LKS serta membaca buku materi dan mengerjakan evaluasi. Proses Pembelajaran menggunakan media VCD maupun media cetak akan lebih menarik siswa, sehingga akan menumbuhkan motivasi belajar. Tampilan VCD maupun media cetaka yang menarik perhatian akan memberikan rangsangan (stimulus) dan menantang siswa untuk lebih jauh mempelajari atau mendalami materi pembelajaran yang disajikan. Winkel (1996 : 150) menyatakan : “Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan”. Berdasarkan hal tersebut maka motivasi menyebabkan siswa terdorong dan bergairah untuk melakukan kegiatan pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar. Para siswa dapat menentukan sendiri hasil apa yang dapat dicapai, perilaku khusus apa yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah dan tujuan belajar yang ingin dicapai dapat dipersiapkan secara baik dan dapat diukur oleh siswa itu sendiri. Dengan motivasi belajar yang tinggi diharapkan adanya upaya-upaya untuk lebih memahami materi pelajaran dan akhirnya tercapai prestasi belajar yang baik, karena siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila dia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa bila memiliki motivasi besar, dengan demikian akan mencapai prestasi yang tinggi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 7

Arti pentingnya pengukuran prestasi belajar dalam dunia pendidikan tidak dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar (2000 : 13) menyatakan : “Pendidikan merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar siswa perlu selalu ditingkatkan”. Peranan proses pembelajaran, prestasi tidak saja menjadi ukuran keberhasilan siswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih dari itu prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran dan keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi belajar sendiri dalam proses pembelajaran dipandang dari sudur kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan guru memperhatikan semua aspek tersebut. Berdasarkan uraian tersebut yang telah dikemukakan menarik perhatian penulis sehingga dalam penelitian ini selanjutnya akan dibahas secara mendalam mengenai pengaruh penggunaan media pembelajaran VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar Biologi ditinjau dari motivasi belajar.

B. Identifikasi Masalah Sejalan dengan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul antara lain :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 8

1. Masih rendahnya prestasi belajar biologi sehingga masih diperlukan peranan guru

dalam

proses

belajar

mengajar

dengan

menggunakan

media

pembelajaran yang tepat. 2. Masih rendahnya motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Biologi. 3. Kurangnya interaksi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Biologi sehingga prestasi belajar biologi rendah.

C. Pembatasan Masalah Penelitian ini akan meneliti semua masalah yang telah diidentifikasikan di atas dan dibatasi pada masalah sebagai berikut : 1. Ruang lingkup penelitian terbatas pada pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan media VCD dan media cetak pada tahun pelajaran 2008/2009 semester 2. 2. Tes prestasi belajar biologi dan penilaian dikembangkan oleh peneliti sendiri, yaitu aspek kognitif siswa kelas VIII semester 2. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi pada faktor motivasi.

D. Perumusan Masalah Sebagaimana uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi ?.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 9

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi ?. 3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi ?.

E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengukur sejauh mana perbedaan pengaruh penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi. 2. Untuk mengukur sejauh mana perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi. 3. Untuk mengukur sejauh mana interaksi pengaruh antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta untuk lebih mendukung teori-teori yang telah ada yang berhubungan dengan media pembelajaran dan motivasi belajar. b. Sebagai acuan dan dasar penelitian lebih lanjut. c. Sebagai bahan masukan untuk pengelola pendidikan khususnya tingkat SMP.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 10

2. Manfaat Praktis a. Dengan mengetahui hasil penelitian, dapat digunakan sebagai pedoman guru dalam upaya peningkatan prestasi belajar. b. Sebagai bahan acuan bagi guru dan pengelola sekolah untuk membimbing siswa yang memiliki motivasi rendah serta prestasi yang rendah. c. Sebagai bahan masukan bagi guru tentang upaya penggunaan media pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan prestasi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 11

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (1996:8) mengatakan : “the term refers to anything that carrierries information between a source and a receiver”. Jadi media sebagai perantara (penghubung) yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan–pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud–maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (1996:8) mengemukakan: “ A Medium (plural, media) is a means of communication and source of information. Derived from the Latin Word Meaning “beetwen”, the term refer to anything that carries information beetwen a source and receiver. Exemple include video, television, diagrams, printed material, computer program, and instructors. These are considered instructional media when they provide messages with an instructional purpose. The purpose of media to facilitate communication and learning”. Suatu medium (jamak, media) adalah pengertian dari sebuah komunikasi dan sumber informasi. Diperoleh dari kata Latin yang artinya ”antara”, istilah ini mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi antara sumber dan penerima. Contoh meliputi video, televisi,

commit to user 11

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 12

diagram, hasil cetakan, program komputer dan instruktur. Semua media ini menyediakan pesan tentang perintah yang dimaksud. Tujuan media untuk memudahkan komunikasi dan proses belajar. Menurut Association of Education Communication Tecnology (AECT) pengertian media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi/pesan. (Arief S. Sardiman, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito 2005:6). Disamping itu sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming dalam Arsyad adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Istilah mediator media menunjukkan fungsi dan peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan materin pelajaran. Mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Fleming dalam Azhar Arsyad, 2004:7). NEA (National Education Association) berpendapat media adalah segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Ahmad Rohani (1997:3), menyatakan : Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara sarana/alat untuk proses komunikasi (Proses Belajar Mengajar). Arief S. Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 13

(2005:7) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi. Berdasarkan batasan tersebut maka media pembelajaran adalah segala sarana (perangkat) atau alat yang digunakan sebagai perantara dan menyalurkan pesan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran (instruksional). Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang batasan pengertian media, maka peneliti dapat memberikan suatu ketetapan bahwa media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima sehingga terjadi komunikasi yang menghasilkan pengertian yang sama antara keduannya. Media pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan berfikir, merasakan, perhatian dan motivasi. b. Jenis Media Pembelajaran Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan tehnologi oleh Seel Glasgow (2000:181-183) dibagi dalam dua kategori, yaitu media tradisional dan media tehnologi mutakhir. 1) Media Tradisional Yang terdiri dari a) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, film strips, b) Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan buku, c) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge, d) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televise,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 14

video, e) Cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, work book, majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas, f) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan, g) Realita yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka). 2) Media Teknologi Mutakhir Yang terdiri dari a) media berbasis telekomunikasi yaitu, telekonferen, kuliah jarak jauh, b) media berbasis mikroprosesor yaitu komputer assisted instruction,

permainan

computer,

sistem

tutor

intelifend,

interaktif,

hypermedia, compact (video) disc. Pendapat lain dikemukakan oleh Leshin, Pollock & Reigeluth (Azhar Arsyad (2005:36) mengklasifikasikan media dalam lima kelompok : a) Media berbasis manusia : guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok. b) Media berbasis cetak : buku penuntun (LKS), buku latihan, alat Bantu kerja dan lembaran lepas. c) Media berbasis Visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide). d) Media berbasis Audio Visual (video, film, program slide – slide, tape, televisi). e) Media berbasis komputer : pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hipertes. Anderson dalam (Mohammad Ahsan, 2006:3) mengelompokkan media instruksional terdiri dari ; a) Audio yaitu pita audio (rol atau kaset), piringan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 15

audio, radio (rekaman siaran), b) Cetak yaitu buku teks terprogram, buku pegangan manual, buku tugas, LKS dan sejenisnya. c) Audio Cetak yaitu buku latihan dilengkapi kaset, gambar/poster, d) Proyeksi visual diam yaitu poster, film bingkai (slide), film rangkai (berisi pesan verbal), e) Proyeksi visual diam dengan audio yaitu film bingkai (slide) suara, film rangkai suara, f) Visual gerak yaitu film bisu, g) Visual gerak dengan audio yaitu film suara, video / VCD / DVD,

h) Benda yaitu benda nyata, model tiruan (mock up),

i)

Komputer yaitu media berbasis computer, CAI (Computer Assisted Instructional), CMI (Computer Managed Instructional).

c. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi seorang guru sebagai komunikasi atau penyampai pesan. Siswa sebagai komunikan atau penerima pesan. Namun pada kenyataannya dalam proses komunikasi, audiens belum tentu dapat menangkap semua informasi yang disampaikan oleh komunikator dengan baik, ada kalanya penafsiran berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Edgar Dale dalam diagram Cone of Learning memberi penekanan terhadap pentingnya media pembelajaran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 16

CONE OF LEARNING WE TEND TO REMEMBER ……….

OUR LEVEL OF INVOLVEMENT

10% of what we read READING

20% of what we hear

Verbal Receiving

HEARING WORDS

30% of what we see

PASSIVE

LOOKING AT PICTURES WATCHING A MOVIE

50% of what we hear and see

Visual Receiving

LOOKING AT AN EXHIBIT WATCHING A DEMONSTRATION

70% of what we say

SEEING IT DONE ON LOCATION PARTICIPATING IN A DISCUSSION GIVING A TALK

90% of what we say and do

DOING A DRAMATIC PRESENTATION SIMULATING THE REAL EXPERIENCE ` DOING THE REAL THING

Receiving and Participating Doing

ACTIVE

Gambar 1 : Diagram Cone of Learning Sumber : Journal of Emergency Medical Services, as Adapted from

Dale Edy Berdasarkan diagram tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca dapat menyerap ingatan 10 %, dengan mendengar dapat mengingat 20 %, dengan melihat gambar dapat mengingat 30 %, dengan mendengar dan melihat dapat menyerap ingatan 50 %, dengan apa yang kita katakan dapat menyerap 70 %, dengan apa yang kita katakan dan kerjakan menyerap 90 %. Jadi media memiliki kegunaan memperjelas pesan agar apa yang disampaikan tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 17

indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Arief S. Sadiman, Rahadjo, Anung Haryono, Rahardjito (2005 : 17) menyatakan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. 3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat menimbulkan kegairahan (motivasi) belajar. Oemar Hamalik dalam (Azhar Arsyad, 2005:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan, kegitan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

2. Media Video Compact Disc (VCD) a. Pengertian Video Compact Disc (VCD) Video Compact Disc adalah media komunikasi Audio Visual yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar dan suara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 18

Tian Belawati (2003:6:1) menyatakan bahwa kaset video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran. James W. Brown, Richard B. Levis & Fred F (2003:232), menyatakan Video adalah termasuk media visual dengan gerakan (motion visual) dimana gambar bergerak dapat memberi petunjuk untuk menekankan penemuan penting, untuk menggambarkan beberapa bentuk umum, untuk menawarkan pedoman, untuk membantu menempatkan, memilih, mendapatkan dan mengajar. Ronald H. Anderson (1987:104), menyatakan dengan menggunakan video, matra koginitif dapat dikembangkan, yakni yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya : pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu obyek atau benda bergerak, penyimpangan dalam gerak interaktif antara obyek dan benda. Menggunakan video, dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum hukum dan prinsip-prinsip tertentu, menunjukkan contoh bersikap dan berbuat dalam suatu penampilan khususnya yang menyangkut interaksi manusiawi. Dalam hal ini siswa dapat mengamati dan langsung mendapat atau koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi syarat. Prawoto (1999:101) menyatakan video menyajikan materi visual yang kemiripannya dekat dengan obyek yang asli, baik mengenai bentuk, warna dan gerakannya untuk makhluk yang bergerak. Demikian pula dengan suara yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 19

disajikan berasal dari benda atau makhluk hidup yang menghasilkan suara tersebut dan atau suara yang ditambahkan berupa suara tiruan atau buatan. Sejalan

dengan

pandangan

di

atas

Azhar

Arsyad

(2005:49)

mengemukakan bahwa kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini pada umumnya dapat digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Media ini dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep konsep

yang

rumit,

mengajarkan

ketrampilan,

menyingkat

atau

memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. James W. Brown, Richard B. Levis & Fred F (2003:233-234) mengungkapkan beberapa sumbangan khusus dari gambar bergerak untuk pengajaran (pembelajaran) yaitu : a. Gambar bergerak berhubungan langsung dengan ingatan dan emosi serta pendengaran. Dari gerakan diberi warna dan suara sesuai adegan dan kadang–kadang ditayangkan adegan khayalan. b. Gambar bergerak digunakan oleh beberapa cendekiawan sebagai tantangan untuk belajar. Mereka mengurangi ketergantungan pada kata-kata. c. Gambar bergerak membatasi rentang waktu dan ruang yang dialami penonton dari dulu, sekarang dan yang akan datang. d. Gambar bergerak menunjukan kejadian yang nyata dan rekayasa peristiwa dapat dikelompokan atau ditekankan untuk belajar secara pelan atau gerakan yang dirubah dengan kecepatan gambar, setengah detik adegan dapat diperagakan untuk 4 menit atau lebih atau dengan waktu pengambilan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 20

gambar yang diubah, setangkai bunga menjadi mekar dalam beberapa jam bisa ditunjukan dalam sesaat. e. Gambar bergerak merekam sejarah sekarang dan ditayangkan dengan cepat ke seluruh dunia. Mereka juga mendramatisir peristiwa nyata yang sekarang atau dulu. Ketika gambar-gambar dari benda nyata tidak cukup, dapat ditayangkan sesuai dengan kenyataannya. f. Dengan menyajikan pengalaman secara kelompok, gambar bergerak menyediakan dasar yang umum untuk mengubah ide sebaik untuk meningkatkan pemahaman perbedaan sikap. Sumbangan khas dari gambar bergerak memiliki kapasitas untuk menunjukan, menerangkan, melaporkan hal yang berhubungan dengan kenyataan, tindakan, sikap dan impian yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian di atas maka video yang merupakan salah satu jenis gambar bergerak untuk tujuan kognitif, psychomotor, afektif maupun yang bersifat sekedar memberi informasi. Ronald H. Anderson (1983 : 105) menyatakan untuk tujuan psikomotor video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan ketrampilan yang menyangkut gerak. Alat tersebut dapat diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Tujuannya adalah mengajarkan koordinasi alat tertentu misal : berenang, senam dan lain-lain. Sejalan dengan hal tersebut, James W. Brown, Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad (1983:234) menyatakan : “Tujuan psychomotor (skill) dapat disajikan dengan pengembangan kemampuan atau ketrampilan dengan gerakan gambar seperti merangkai komponen, PPPK atau memahat”. Reaksi yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 21

akan ditunjukan audien adalah mengenal, menganalisa kemampuan untuk melakukan tugas khusus dan meniru dengan memperagakannya, dengan demikian maka audien (siswa) dapat langsung mendapat umpan balik secara visual

terhadap

kemampuan

mereka

mencobakan

ketrampilan

yang

menyangkut gerakan tadi. Untuk tujuan afektif dapat digunakan berbagai tehnik dan efek yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, perasaan dan akhirnya dapat mempengaruhi sikap. James W. Brown, Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad (1983:234) menyatakan : “Gambar bergerak dapat diperlihatkan dengan jelas untuk membantu atau mempengaruhi pikiran penonton, setuju atau tidak, dengan menghargai apa yang digambarkan dan dibicarakan”. Tujuan infomasi video merupakan media yang paling baik, karena dapat menggambarkan sesuatu yang nyata disertai suara yang berupa penjelasan sesuai tujuan. James W. Brown, Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad (1983:234) menyatakan : “Informational motion pictures are perhaps the most typical, most widely available type. Didactic informational film or video productions approach subject logically, and analyze and present in order the main points to be shown”. Gambar bergerak (filem) bisa jadi menggambarkan ciri khas, jenis yang paling

banyak

tersedia

yang

bersifat

mendidik

berupa

informasi

filem/pembuatan vidio dengan pendekatan secara logis dan bersifat menganalisa sehingga tujuan utama nampak jelas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 22

b. Pembelajaran Menggunakan VCD Pembelajaran menggunakan

audio

menggunakan visual

VCD

dimana

adalah

VCD

akan

pembelajaran memproduksi

yang dan

menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan-peralatan mekanis dan elektrolis untuk menyampaikan pesan-pesan (Miarso, 1994:41). Media VCD digunakan untuk pembelajaran karena mempunyai beberapa kelebihan seperti dikemukakan Ronald H. Anderson (2007:105-107) : 1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerakan yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari siswa. Umpamanya ; program pendek (vignette) yang memperlihatkan interaksi orang-orang. Dengan melihat program ini siswa dapat melihat apa yang “harus atau jangan” dilakukan. 2) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang terpilih, misalnya saja kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan ketrampilan interpersonal, seperti teknik wawancara, memimpin sidang, memberi ceramah dan sebagainya. Semua ini dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap suatu ketrampilan sebelum terjun ke dalam arena yang sebenarnya. 3) Menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyaji itu. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain : penyingkatan / perpanjangan waktu, gambaran

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 23

dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “split / multiple screen image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yang lembut dari satu gambar/ babak ke gambar/ babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat). 4) Anda akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran / latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan. 5) Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas, dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas– kelas. 6) Sesuai kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan. Keuntungan menggunakan video dikemukakan oleh Azhar Arsyad (2005:49-50) : 1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 24

2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkahlangkah dan cara yang benar dalam berwudhu. 3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan. 4) Film dan video yang mengandung nilai – nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas. 5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas. 6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. 7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatannya normal memakan waktu satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar. Keterbatasan yang terdapat pada video dikemukakan oleh Ronald H. Anderson (1983 : 107), yaitu :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 25

1) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan, dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan digunakan. 2) Menyusun naskah atau scenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita waktu. 3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya. 4) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek. 5) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak. 6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film / gambar diam. 7) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih haruslah berhati-hati sekali. Contoh : warna-warna merah dan hijau dengan kepekatan tertentu akan terlihat sama pada layar TV hitam putih. Sedapat mungkin usahakan membuat grafis dengan warna hitam putih atau kelompok abu-abu. 8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan. Pembelajaran dengan VCD dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan

perangkat

keras

di

dalam

proses

pengajaran.

VCD

memungkinkan memproyeksikan gambar hidup, pemutaran kembali suara dan penayangan visual yang berukuran besar. Menggunakan VCD dibutuhkan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 26

Video Player ataupun CD Room, adapun cara menggunakannya adalah sebagai berikut : masukan VCD ke dalam tempat Compact Disc, setelah itu pilih tombol sesuai fungsinya : a. Eject berfungsi untuk membuka dan menutup tempat kaset VCD. b. Power berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan VCD. c. Next berfungsi untuk menayangkan tayangan berikutnya. d. Minimize untuk memperkecil tayangan. e. Maximal untuk memperbesar tampilan. f.. FB untuk memperlambat gerakan. g. FF untuk mempercepat gerakan. h. Return untuk kembali ke tayangan sebelumnya. i. Mute untuk menghentikan suara. j. Pause untuk menghentikan tampilan. Pembelajaran dengan media VCD dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap berikut : a. Kegiatan Awal, meliputi (1) motivasi dan appersepsi, (2) pengajuan tujuan yang hendak dicapai. b. Kegiatan Inti, berisi (1) penjelasan singkat tentang garis besar materi yang akan dipelajari, (2) pembelajaran menggunakan VCD sesuai cara penggunaan yang telah dijelaskan didepan, dimana pada materi penting VCD dapat dipelankan, dihentikan dan siswa dapat melakukan pengamatan (observasi), mencatat hal-hal yang penting serta mendiskusikan dengan teman.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 27

c. Kegiatan diskusi dan tanya jawab. Kegiatan Akhir, berisi (1) kesimpulan hasil diskusi dan penekanan kembali hal – hal penting dalam materi, (2) evaluasi.

3. Media Cetak Media cetak saat ini memiliki kontribusi yang besar dalam proses pembelajaran. Salah satu alasan media cetak masih menjadi media utama di sekolah adalah, karena lebih mudah diperoleh dan lebih standar. Bates, Heinich dalam Tian Belawati (2003 : 9.3) mengungkapkan 5 (lima) sudut penilaian yang dapat digunakan untuk melihat aspek positif dari penggunaan media (bahan ajar) cetak : a. Dari sudut media Media cetak merupakan media yang paling mudah diperoleh dan lebih sederhana disbanding program komputer (Bates, 1985), dapat dipelajari dan dibaca dimana saja, kapan saja, tidak perlu alat khusus dan mahal memanfaatkannya. b. Dari sudut pengajaran Bahan ajar (media) cetak lebih unggul dibanding media lain, karena merupakan media yang canggih dalam hal mengembangkan kemampuan belajar siswa tentang fakta dan mampu memahami prinsip –prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 28

c. Dari sudut kualitas penyampaian Media cetak dapat memaparkan kata – kata, angka – angka, gambar, diagram. Jika biaya bukan merupakan masalah maka media cetak dapat dipresentasikan lengkap dengan ilustrasi berwarna. d. Dari sudut penggunaan Bahan ajar (media) cetak bersifat self sufficient dimana untuk menggunakannya tidak diperlukan alat lain, mudah dibawa karena bentuknya kecil dan ringan, informasi di dalamnya dapat cepat diakses dan mudah dibaca secara sekilas oleh penggunanya. e. Dari segi ekonomis Media cetak relatif murah untuk diproduksi dan dibeli serta dapat dipergunakan berulang–ulang. Disamping itu, pengirimannya relatif lebih mudah, efisien, cepat dan ongkosnya relatif lebih murah. Penelitian ini media cetak yang digunakan adalah buku dan LKS.

4. Buku Teks a. Pengertian Buku Teks Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992 : 5), mengemukakan pengertian buku teks sebagai berikut “Buku teks adalah media pembelajaran yang umumnya digunakan di sekolah-sekolah pada saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pembelajaran, uraian, contoh dan latihan”. Tarigan (1985 : 13) menyatakan Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang tertentu yang disusun oleh para pakar dalam ilmu itu untuk maksud –

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 29

maksud dan tujuan pembelajaran yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang mudah difahami oleh pemakainya. Buku teks menyajikan materi pembelajaran secara berurutan sesuai kurikulum, mendetail dan dikemas secara sistematis. Seel and Richey (1994 : 38) mengemukakan “The most basic level, simple textbook provide sequentally organized, get randomly accessible information in “user – friendly” manner. Artinya pada level yang paling dasar, buku teks yang sederhana dapat diorganisasikan secara urut namun demikian juga dapat diatur menurut selera pemakainnya. Berdasarkan beberapa batasan di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh seorang atau tim yang merupakan akar dalam bidang ilmu tertentu, sesuai dengan kurikulum, berisi urutan kegiatan, uraian, contoh dan latihan. b. Pembelajaran dengan Media Buku Teks Buku teks atau buku ajar merupakan media pembelajaran yang sangat membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan telah dapat dimanfaatkan berulang-ulang dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana (1995 : 170) mengemukakan : Pemanfaatan buku teks sebagai media pembelajaran sangat penting. Siswa dapat menggunakan buku teks sebagai sumber ilmu, oleh karenanya membaca buku teks adalah keharusan bagi siswa. Dengan membaca buku teks siswa menjadi lebih kaya informasi dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan guru. Buku teks dapat membantu guru dalam menyajikan materi pelajaran secara mendetail dan memudahkan siswa untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 30

mempelajarinya. Oinstein & Lasley (2000 : 229) mengemukakan bahwa buku teks dapat : 1) Menyediakan sebuat Outline yang dapat digunakan guru dalam rencana pembelajaran, unit dan pelajaran. 2) Meringkas banyak hal yang berhubungan dengan informasi. 3) Menyediakan sebuah sumber yang biasa atau lazim untuk semua siswa dapat mengikuti. 4) Memungkinkan siswa untuk membawa pulang dalam bentuk yang tepat, hampir semua materi yang mereka butuhkan untuk belajar. Menyediakan guru dengan ide-ide mengenai organisasi informasi dan aktivitas. 5) Memasukan gambar, grafik, peta dan materi ilustrasitif yang lain memudahkan dalam memahami materi. 6) Memasukan alat bantu mengajar yang lain seperti ringkasan dan pertanyaan. Zainudin Arif & W.P. Napitupulu (1997 : 39) mengemukakan bahwa buku mempunyai sifat khusus yang membuatnya unggul untuk media pembelajaran, yaitu : 1) Buku secara aktif membantu proses belajar mandiri. 2) Buku lebih mudah dibawa dan diproduksi. 3) Buku dapat meliputi bidang pengetahuan yang lebih luas dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 31

4) Buku meningkatkan pemahaman dan penalaran sehingga para pembaca dapat memikirkan dan meninjau dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan program yang terikat waktu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

media buku

teks sangat bermanfaat, praktis,

meningkatkan

pemahaman, memperluas wawasan, mengarahkan kegiatan, memberikan ringkasan materi dan masih banyak lagi keuntungan yang lain. Senada dengan pendapat di atas Flanagan (1991 : 10) mengemukakan keuntungan menggunakan buku teks sebagai berikut : 1) Terorganisasi, buku teks menyediakan sebuah arti dari pembelajaran yang terorganisasi. 2) Terorganisasi karena menekankan aspek penting dari sebuah topik, buku memberikan panduan pada guru. 3) Buku teks menunjukkan kerjasama materi di setiap tempat,

meringkas

informasi yang relevan ke dalam suatu tunggal, kompak dan bentuknya ekonomis. 4) Buku teks berisi saran untuk aktivitas pembelajaran yang lebih jauh bisa membantu pembelajaran individu. Menurut Tian Belawati (2003 : 95) kelemahan buku cetak antara lain : 1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materibersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan. 2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari buku cetak tersebut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 32

3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukanyang memiliki

banyak

kemungkinan

jawaban

atau

pertanyaan

yang

membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam. 4) Tidak dapat mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena buku cetak ditulis pada tingkat baca tertentu. 5) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami. 6) Cenderung digunakan sebagai hapalan. Ada sebagian guru yang menuntut siswanya untuk menghapal data, fakta, dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan buku cetak hanya sebatas alat bantu menghapal. 7) Kadangkala memuat terlalu banyak terminology dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa. 8) Presentasi satu arah karena buku cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.

5. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) a. Pengertian Lembar kerja Siswa ( LKS ) Suyitno (1997 : 7 ) mengemukakan lembar kerja siswa adalah media cetak yang berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi informasi soal-soal atau pertanyaan yang harus dijawab. Lembar Kerja Siswa (LKS) ini sangat baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik. Penggunaan strategi heuristik LKS dipahami dalam penerapan metode penemuan terbimbing. Sedangkan strategi ekspositorik LKS dipakai untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 33

memberikan latihan-latihan pengembangan. Lembar kerja siswa ini sebaiknya dirancang dan dikembangkan oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. Winkel (1996 : 425) mengemukakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa berisikan rumusan tujuan instruksional yang akan dicapai, kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan, alat-alat pelajaran yang akan digunakan, tugastugas yang harus diselesaikan. Hal senada dikemukakan oleh Budiyanto (1988 : 1) yang menyatakan bahwa lembar kerja siswa berisi tentang ringkasan materi, tugas-tugas, dan evaluasi. Menurut Tobing dalam (Nurlaeli, 2006 : 23) bahwa lembar kerja siswa adalah suatu lembaran yang diberikan kepada siswa sebagai sarana dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Lembar kerja siswa dapat digunakan sebagai sarana pengajaran individual mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin bertanggungkawab dan dapat mengambil keputusan. Lembar kerja siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap pemahaman konsep (menyampaikan pemahaman konsep). Karena lembar kerja siswa dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pemanfaatan lembar kerja siswa pada tahap pemahaman konsep berarti lembar kerja siswa dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap pemahaman konsep.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 34

Tian Belawati (2003 : 323) menyatakan : LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Suwardi (2004 : 2) menyatakan : “Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah seperangkat pertanyaan dan tugas yang disusun dalam suatu lembaran untuk memahami suatu konsep”. Seangkan menurut Sudharto (1988 : 1) “LKS adalah sebuah buku yang berisi tentang materi untuk memperkaya, memperdalam dan mengembangkan buku pokok”. Selanjutnya menurut Rumarhobo dalam (Nurlaeli, 2006 : 26) bahwa lembar kerja siswa yang baik harus memenuhi persyaratan didaktik dan konstruktif. Persyaratan konstruksi meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna lembar kerja siswa yaitu peserta didik. Sedangkan syarat didaktik artinya bahwa lembar kerja siswa tersebut haruslah memenuhi asas-asas belajar yang efektif. Berpijak dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah sebuah buku / lembaran yang berisi ringkasan materi, kegiatan pembelajaran tugas dan latihan (evaluasi) yang harus dikerjakan siswa untuk memahami suatu konsep (materi) sebagai tujuan pembelajaran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 35

b. Pembelajaran dengan media LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk media cetak lain yang seringkali digunakan bersamaan dan sebagai tambahan buku cetak yang telah lama digunakan menjadi acuan dalam pembelajaran. LKS memuat berbagai permasalahan berupa ringkasan materi dan berbagai permasalahan yang dapat dimanfaatkan untuk member tugas tambahan, pekerjaan rumah dan kegiatan proses pembelajaran. Menurut Heinich dkk (1985 : 108) umumnya penerapan printed material (media dalam bentuk cetakan) adalah penyajian kandungan informasi. Para siswa diberi tugas membaca dan memegang tanggung jawab materi selama diskusi dan tes. Guru membuat lembar materi yang diterapkan untuk presentasi atau digunakan oleh siswa untuk mempelajarinya. Pada mulanya pemakaian LKS merupakan wujud dari perkembangan teori tentang belajar, yang mengedepankan adanya Stimulus dan Respon (SDR), tokoh yang terkenal dalam teori ini adalah Thorndike. Pendapat Thorndike dalam Driscoll (1994 : 17) bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh kejadian di dalam lingkungannya, yang akan memberikan pengalamanpengalaman tertentu kepadanya. Belajar disini merupakan perubahan yang terjadi berdasarkan hubungan antara Stimulus dan respon, yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap adanya rangsangan dari luar. Teori stimulus dan respon terdapat faktor yang sangat penting yaitu faktor umpan balik (feed back), karena berdasar pada konsep pemberian stimulus maka penerima respons dengan sendirinya akan memberikan juga respons kembali

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 36

terhadap tugas dan memberikan umpan balik (feed back). Skinner menjelaskan bahwa pengorganisasian struktur tugas dan umpan balik dapat memberikan kemudahan terhadap hilangnya rasa takut, oleh karena itu umpan balik (feed back) dapat memusatkan perhatian pada perilaku pembelajar. Tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa akan tahu apakah respon yang diberikan telah benar atau belum. Setiap kali materi pembelajaran selesai dilaksanakan maka siswa segera memperoleh umpan balik. Respon yang benar diberi stimulus yang keberadaannya dapat memantapkan respons yang telah diberikan. Penguatan (reinforcement) ternyata memberikan pengaruh (umpan balik) sehingga belajar akan terasa lebih mudah dalam memahami permasalahan (materi). LKS bertujuan untuk mengarahkan siswa melalui tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai suatu pemahaman terhadap konsep tertentu. Oleh karena tujuan akhir dari pemberian LKS adalah tercapainya pemahaman pada diri siswa terhadap suatu konsep, maka media LKS harus disusun secara sistematis dan memenuhi beberapa persyaratan : 1). Pemilihan kosakata yang digunakan sebagai perintah atau pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan berbahasa penggunaan LKS. 2). Gambar, grafik dan ilustrasi yang disusun dalam LKS harus jelas dan tidak menimbulkan kebingungan pada pengguna LKS. 3). Tugas dan pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga apabila siswa mampu menyelesaikan tugas dan pertanyaan suatu LKS, maka siswa yang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 37

bersangkutan telah memahami dan menemukan suatu konsep yang dipelajari. Melalui media LKS pengajar mendapat kesempatan untuk menarik siswa agar secara aktif terlibat dengan materi (konsep) yang dibahas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam menggunakan media LKS sebagai salah satu bentuk media cetak (printed material) adalah dengan menerapkan metode “SQ3R”, seperti yang diungkapkan oleh Robert Heinich, M. Molenda, J.D. Russel, Smaldino (1996 :111) menyatakan bahwa saat menggunakan media dalam bentuk cetakan (printed material) sebagai pedoman, tugas utama guru adalah melibatkan siswa supaya menggunakan metode “SQ3R” Survey (memeriksa/meninjau),

Question

(menanya),

Read

(membaca),

Recite

(menceritakan), dan Review (meninjau ulang). Survey menghendaki siswa untuk menyaring materi dan membaca rangkuman. Pada langkah Question siswa menulis daftar pertanyaan untuk dijawab pada saat membaca. Pada tingkat Read siswa dianjurkan mencari susunan materi, member tanda kurung pada ide pokoknya, menggaris bawahi informasi-informasi terperinci dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ditulis pada langkah sebelumnya. Pada langkah Recite siswa disuruh untuk menuangkan isi dari apa yang sudah mereka pelajari / baca dengan bahasa mereka sendiri yaitu berupa rangkuman / kesimpulan. Tahap Review menganjurkan siswa untuk memeriksa materi segera setelah membacanya pada hari berikutnya, seminggu kemudian dan sebagainya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 38

Budiyanto (Sumaryo, 2001 : 6) menyatakan “LKS berisi ringkasan materi, tugas-tugas dan evaluasi”. Ringkasan dimaksudkan untuk menyegarkan ingatan siswa terhadap pokok bahasan yang disampaikan. Tugas dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan terhadap pokok bahasan yang dipelajari. Evaluasi dimaksudkan untuk menguji tingkat penggunaan siswa terhadap materi suatu bahasan. Penggunaan media LKS memiliki keuntungan sebagai berikut: 1). LKS memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap kreatif, aktif dan bertanggung jawab. 2). LKS memupuk sikap siswa untuk belajar mandiri. 3). LKS memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan lebih, untuk belajar lebih cepat (sesuai kemampuan). 4). LKS memungkinkan guru untuk lebih mencurahkan perhatian pada siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah. 5). Siswa dapat mengulang materi dalam LKS, dan dapat mengikuti urutan pikiran secara logis.

6. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Zaenal Arifin (1990 : 2) menyatakan bahwa : “Prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatic. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi banyak digunakan dalam

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 39

berbagai bidang. Berbagai bidang tersebut prestasi diartikan dengan kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Reigeluth (1983 : 20) menyatakan : “that achievement learn is as result of effort of sameone action after performing a effort learn “ ( prestasi belajar adalah sebagai hasil usaha atau tindakan seseorang setelah mengadakan usaha belajar) Syaiful Bahri (1994 : 19) mengemukakan bahwa : “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”. Belajar menurut Sardiman A.M. (2001 : 20) adalah “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru”. Winkel (1996 : 53) menyatakan : “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas. Berdasarkan batasan diatas maka pengertian prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari suatu aktifitas (kegiatan) yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai maupun sikap. Nana Sudjana (1995 : 22) memberikan batasan prestasi belajar sebagai berikut : “Prestasi belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Benyamin S. Bloom membagi kawasan belajar yang selanjutnya disebut tujuan pendidikan menjadi tiga,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 40

yakni kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar haruslah mencerminkan ketiga kawasan atau tujuan belajar itu. Saefudin Azwar (2000 : 9) secara implisit menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah perfoma maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang diajarkan. Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha maksimal yang dapat diperoleh siswa dalam menguasai materi pelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Fungsi Prestasi Belajar Dalam bidang pengajaran prestasi belajar memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Hasil (prestasi) belajar berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern artinya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat keberhasilan (produktivitas) instansi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 41

5)

Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap anak didik terhadap materi pelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan acuan perbaikan, remedial teaching. Anastasi (1982 : 3) menyatakan fungsi penilaian adalah untuk

mengetahui perbedaan antar individu atau antar reaksi pada individu. Aiken (1997 : 114) mengemukakan : “Sebuah penilaian dapat berfungsi ganda yaitu untuk mengetahui seberapa banyak materi telah dipelajari seorang siswa dan bagaimana kemampuannya dibandingkan dengan siswa lain, juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengajar para siswa. Menurut pendapat Robert L. Linn dan Norman E. Groundlund (2000 : 141) menyatakan bahwa : “ Pada akhir segmen pembelajaran, tujuan utama tes adalah untuk mengukur perluasan hasil pembelajaran dan standar prestasi yang telah diterima. Tes ini dapat digunakan untuk memberikan pengulangan kembali kepada siswa , memberikan siswa dorongan untuk mengambil pekerjaan yang lebih menantang, mengerjakan tugas remidi dan mengukur pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tingkat yang diharapkan “ Cronback dalam Zaenal Arifin (1990 : 4) menyatakan fungsi prestasi belajar adalah : 1) Sebagai umpan balik bagi pengajar dalam mengajar. 2)

Untuk keperluan diagnostik.

3)

Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

4)

Untuk keperluan seleksi.

5)

Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 42

6)

Untuk menentukan isi kurikulum.

7)

Untuk menentukan kebijakan sekolah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Dimyati dan Mudjiono (1999 : 238) menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern sebagai berikut : 1) Faktor intern : sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan ajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang telah tersimpan, rasa percaya diri, intelegensi, keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar. 2) Faktor ekstern : guru, sarana prasarana belajar, kondisi pembelajaran, kebijakan penilaian, kurikulum yang diterapkan dan kondisi lingkungan sosial siswa. Aiken (1997 : 109) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai berikut : 1) Faktor endogen, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : kesehatan, intelegensi, motivasi, kejelasan tujuan 2) Faktor eksogen, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi : lingkungan (keluarga, masyarakat, sekolah), sumber belajar dan sarana prasarana.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 43

7. Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi belajar Salah satu faktor dari dalam siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motovasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam disir siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006:75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensia yang cukup tinggi, bisa gagal karen akurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Stephen N. Elliot, Thomas R. Kratochwill, Joan Littlefield Cook, John F. Travers (2000 : 332): Motivation is an important psycological onstruct that affect learning and performance in at least four ways: a). Motivation increasees an individual’s energy and activity level. b). Motivation directs and individual toward certain goals. c). Motivation promotes initiation of certain activities and persistence in those activities. d). Motivation affects that learning strategies and cognitive processes an individual employ

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 44

Dari pengertian diatas motivasi merupakan bangunan psykologi penting yang mempengaruhi belajar dan kinerja sekurang – kurangnya dalam 4 cara yaitu enambah tingkat kegiatan dan kekuatan individu; mengatur individu kearah tujuan tertentu; meningkatkan inisiasi kegiatan tertentu secara terus menerus serta mempengaruhi strategi belajar dan proses kognisi. Motivasi dapat meningkatkan intensitas dan inisiasi kegiatan, kekuatan dan proses kognisi individu kearah tujuan yang dikehendaki. Dengan motivasi setiap individu dapat melakukan segala daya untuk mencapai tujuannya.

M. Alisuf Sabri (2001 : 90) mengemukakan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M (1998 : 71) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 45

sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu : 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Berdasarkan dari beberapa pendapat yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

b. Macam-macam Motivasi Belajar Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto (1998 : 64) bahwa motif itu ada tiga golongan yaitu :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 46

1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya. 2) Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan. 3) Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita. Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1990 : 74 ) mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya. Selanjutnya Sartain (1998 : 62) membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut : 1) Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya. 2) Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 47

Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah : (a) Adanya kebutuhan (b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri (c) Adanya cita-cita atau aspirasi. (2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Berdasarkan perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 48

tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 49

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

d. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 50

Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah : 1) Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan. 2) Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah. 3) Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang. 4) Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin. 5) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 6) Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin. 7) Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa. 8) Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar. Menurut Sardiman A.M (1990:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya ; a) memberi angka, b) hadiah, c) saingan/kompetisi, d) memberi ulangan, e)

mengetahui hasil, f) pujian, g)

hukuman, h) hasrat untuk belajar, i) minat, j) tujuan yang diakui. Berdasarkan uraian tersebut di atas merupakan pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 51

motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.

e. Teori Motivasi 1) Teori Atribusi Rasa harga diri menjadi salah satu landasan konseptual teori atribusi, dimana rasa harga diri merupakan sumber motivasi yang kuat, karena rasa itu berfungsi sebagai suatu standar untuk menilai diri. Weiner dalam Winkel (1996:160-161) memandang kaitan teori atribusi dan belajar di sekolah adalah bahwa kebanyakan alasan yang diketengahkan oleh para siswa untuk menjelaskan kegagalan atau keberhasilan mereka dalam menghadapi tugastugas belajar, dapat dikategorikan dalam tiga dimensi yaitu : internal versus eksternal (terletak pada siswa sendiri atau diluar siswa); stabil versus labil ( tidak berubah atau mudah berubah); dapat dikontrol versus tidak dapat dikontrol (dikuasai atau diatur sendiri atau diatur oleh sumber lain). Isi

alasan-alasan

siswa

untuk

menjelaskan

keberhasilan

atau

kegagalannya dalam rangka berprestasi dalam belajar, dibatasi pada empat alasan pokok yaitu kemampuan akademis (ability), usaha (effort), kesulitan tugas belajar yang dibebankan (task difficulty) dan nasib (luck). Jika masingmasing dari empat alasan ini, ternyata pandangan kebanyakan siswa adalah sebagai berikut : a) Kemampuan akademis adalah internal, stabil dan tidak dapat dikontrol. b) Usaha adalah internal, labil dan dapat dikontrol.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 52

c) Kesulitan tugas belajar adalah eksternal, stabil dan tidak dapat dikontrol. d) Nasib adalah eksternal, labil dan tidak dapat dikontrol. Ungkapan-ungkapan siswa dalam menghadapi keberhasilan (sukses) dan kegagalan dapat digambarkan pada tabel 1. Tabel 1 : Ungkapan siswa menghadapi keberhasilan dan kegagalan Dimensi 1

Stabil

Labil

Dimensi 2 Internal, bila - sukes - gagal

Kemampuan akademis “Saya pandai” “Saya bodoh”

Usaha “Saya sangat rajin” “Saya kurang belajar”

Eksternal, bila - sukses - gagal

Kesulitan tugas belajar “Test amat mudah” “Test terlalu sukar”

Usaha “Kebetulan untung” “Kena nasib malang”

Diadaptasi dari Weiner dalam Winkel (1996:161)

Berdasarkan tabel di atas mengungkapkan : bila seorang siswa berhasil baik pada suatu test, dia mengatakan pada diri sendiri bahwa dia cukup pandai bukan bahwa test itu sangat mudah, dia kebetulan untung atau berusaha kuat selama persiapan. Siswa lain yang gagal dalam test itu, dapat mengatakan kepada diri sendiri bahwa test itu terlalu sukar atau dia kebetulan bernasib buruk; bukan bahwa dia kurang berusaha atau memang terlalu bodoh. Pada umumnya manusia, termasuk siswa di sekolah cenderung untuk mengatribusikan sukses / keberhasilan pada diri sendiri; serta kegagalan cenderung diatribusikan kepada unsur / faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol. Faktor penyebab orang cenderung demikian adalah gambaran diri yang positif dan rasa harga diri. Rotter dalam Winkel (1996:162) mengemukakan tentang sumber tanggung jawab (locus of control) sebagai

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 53

berikut : bahwa ada orang yang berkeyakinan bahwa mereka sendiri bertanggung jawab terhadap arah hidupnya; sukses atau gagal tergantung dari kemampuan serta usaha sendiri. Sebagai konsekuensi orang yang bercirikan demikian suka bekerja dalam lingkungan dimana kemampuan dan usaha akan membawa sampai keberhasilan. Covington dan Olemich dalam Winkel (1996:164) memusatkan perhatian pada hubungan antara motivasi untuk mencapai hasil maksimal dalam belajar demi pengayaan diri (achievement), atribusi bila dialami sukses atau kegagalan, keyakinan tentang kemampuan dalam belajar serta rasa harga diri. Menurut pandangan mereka hal-hal itu terkombinasi dalam berbagai pola, sehingga dapat dibedakan tiga kelompok siswa : a). Siswa yang berorientasi pada pengejaran keberhasilan Mereka menilai tinggi hasil yang maksimal dan memandang kemampuan sebagai sesuatu yang selalu dapat ditingkatkan, dia menetapkan suatu “ Sasaran belajar” untuk menyangkut diri lebih jauh. Keberhasilan biasanya diatribusikan pada usahanya sendiri, sehingga merasa bertanggung jawab terhadap taraf prestasi belajar. Sekali – sekali gagal tidak terlalu dirisaukan karena kegagalan tidak terlalu mengancam harga diri dan keyakinan tentang kemampuan. b). Siswa yang berorientasi pada menghindari kegagalan Mereka memandang kemampuannya sebagai suatu yang tidak dapat mengalami perubahan, tidak yakin benar tentang potensi yang dimilikinya dan kurang memiliki rasa harga diri lepas dari taraf prestasi belajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 54

Sasarannya “Sasaran prestise”, untuk memberikan kesan yang baik untuk orang lain dan kepada diri sendiri. Yang menjadi pertimbangan pokok adalah : jagnan sampai gagal. Kemajuan belajarnya hanya minimal. c). Siswa yang berorientasi pada sikap pasrah terhadap kegagalan Mereka memiliki sikap yang mengimplikasikan keyakinan bahwa kegagalan

telah

menjadi

nasibnya

dan

biang

keladinya

adalah

kemampuannya yang kurang serta tidak dapat diperbaiki lagi, mereka menerima kegagalan.

2) Teori Motivasi ARCS John M. Keller dalam Driscoll (1994:314) menyebutkan empat kondisi (aspek) motivasi yang harus dipenuhi siswa dalam bermotivasi yaitu : Attension (perhatian), Relevance (keterkaitan), Confidence (Keyakinan), satisfaction (Kepuasan). Penerapannya dalam pembelajaran adalah : a) Attension, yaitu peserta didik harus memiliki perhatian dan keinginan belajar tentang suatu materi. b) Relevance, yaitu peserta didik harus percaya bahwa hal yang dipelajari ada kaitannya dengan dirinya dalam memenuhi kebutuhan tertentu. c) Confidence, yaitu peserta didik harus yakin akan kemampuan diri mempelajari suatu materi dan harus menghilangkan kekhawatirannya bahwa suatu materi tidak mampu ia pelajari secara efektif. d) Satisfaction, yaitu belajar harus menghasilkan rasa puas untuk mendorong keinginan tetap belajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 55

f.

Pengaruh Motivasi terhadap Pembelajaran Motivasi telah menjadi gagasan sentral dalam riset pendidikan dan psychology semenjak 6 tahun silam dan memainkan peranan penting pada sejumlah

teori

tentang

perkembangan

manusia

dan

pembelajaran.

Pembelajaran dan motivasi sama pentingnya dalam penampilan; belajar memungkinkan kita untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang baru dan motivasi memberikan pendorong untuk menunjukkan apa yang akan kita pelajari. Umumnya orang yang termasuk termotivasi lebih akan mencapai level yang lebih tinggi. Stephen N. Elliot (2000:332) menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah struktur psychology yang penting yang mempengaruhi pembelajaran dan penampilan, yaitu : 1) Motivasi meningkatkan energi individual dan tingkat aktivitas (Pintrich, mark, & boyle, 1993). Hal ini mempengaruhi tingkatan dimana seorang individu lebih senang menggunakan aktivitas yang jelas lebih sering. 2) Motivasi mengarahkan individu kepada tujuan yang jelas. Motivasi mempengaruhi pilihan yang dibuat seseorang dan hasilnya mereka mendapatkann manfaat. 3) Motivasi menunjukkan permulaan dari aktivitas yang jelas dan ketekunan dalam aktivitas (Stipek, 1998). Hal ini memungkinkan bagi orang untuk memulai segala sesuatu dari mereka sendiri, tetap dalam menghadapi kesulitan, dan menyimpulkan sebuah latihan pada pemberhentian sementara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 56

4) Motivasi mempengaruhi strategi pembelajaran dan proses pola pikir seorang pekerja (Dweck & Elliott, 1983). Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa orang akan memberikan perhatian terhadap sesuatu, belajar dan mempraktekkannya, dan mencoba untuk mempelajarinya dalam bentuk arti. Hal ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mencari pertolongan ketika mereka menemukan kesulitan. Hal lain yang berhubungan dengan motivasi dalam pembelajaran adalah motivasi instrinsik (motivasi dalam diri) dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instriksi yaitu adanya keinginan sendiri untuk belajar, tanpa adanya bujukan dari luar. Hal ini adalah kenyataan ideal yang dapat menghasilkan pembelajaran yang sungguh-sungguh dan masalah pelajaran yang sedikit. Motivasi ekstrinsik adalah adanya dorongan belajar karena adanya pengaruh / bujukan dari luar misalnya tanda nilai penghargaan dari laur dan penghargaan nyata lainnya.

8. Pendidikan Biologi

Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada mahluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu. a. Struktur Keilmuan Biologi Agar siswa SMP dapat mempelajari Biologi dengan benar, maka biologi harus dikenalkan secara utuh, baik menyangkut obyek, persoalan,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 57

maupun tingkat organisasi dari benda-benda hidup. Benda hidup merupakan obyek biologi yang mencakup : 1) Plantae : tumbuhan. 2) Animalium : hewan termasuk manusia. 3) Fungi : jamur. 4) Archebacterium : kelompok bakteri yang termasuk organisasi prokarion yang memiliki komponen 165 mirip RNA ribosom yang terdapat di dalam tulang punggung unit ribosom kecil, metagen dan sulfur, sehingga umumnya hidup pada tempat panas dan panas. 5) Eubacteria : kelompok bacteri yang cukup beragam, umumnya memiliki pigmen fotosintetik, bentuk selnya membulat atau batang lurus. Tema / Persoalan biologi yang dikembangkan oleh BSCS dalam Pedoman khusus pengembangan silabus (2003 : 5) sebagai berikut : 1) Pola-pola evolusi dan produk perubahan (evoluation patterns and products of change). 2) Interaksi dan interdependesi. 3) Penjagaan / pemeliharaan keseimbangan yang dinamik. 4) Pertumbuhan, perkembangan, diferensiasi. 5) Kelangsungan genetik. 6) Energi, materi dan organisasi. 7) Sains, tehnologi dan masyarakat.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 58

Tema/persoalan sains dari aspek biologi (living science) menurut Walden university dalam pedoman pengembangan silabus (2003 : 4) sebagai berikut : 1) Sturktur dan fungsi dalam sistem kehidupan. 2) Reproduksi dan penurunan sifat. 3) Regulasi dan tingkah laku. 4) Populasi dan ekosistem. 5) Keragaman dan adaptasi organsime.

b. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi tertentu dalam mata pealjaran tertentu yang harus dimiliki siswa; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran. Standar kompetensi pada mata pelajaran biologi tingkat SMP adalah sebagai berikut : 1) Menggunakan alat dan tehnik serta keselamatan kerja dalam mengamati gejala kehidupan dengan cermat. 2) Mengaplikasikan konsep keaneka ragaman mahluk hidup berdasarkan ciri – ciri kehidupannya. 3) Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antara komponen, serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 4) Mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 59

5) Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ pada manusia dan vertebrata dengan lingkungan, tehnologi dan masyarakat. 6) Mengaplikasikan konsep pertumbuhan dan perkembangan kelangsungan hidup, dan pewarisan sifat pada organisme serta kaitannya dengan lingkungan, tehnologi dan masyarakat. Standar kompetensi kelas VIII semester 2 SMP adalah mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ pada manusia vertebrata dengan lingkungan, tehnologi dan masyarakat. Ruang lingkup materi kelas VIII semester 2 meliputi : 1) Sistem pernapasan pada manusia dan vertebrata. 2) Sistem peredaran darah pada manusia. 3) Sistem ekskresi pada manusia. 4) Sistem syarat dan alat indra pada manusia. Penelitian ini selanjutnya dipilih materi pelajaran tentang : (1) Sistem pernapasan pada manusia. (2) Sistem peredaran darah. Indikator dari materi tersebut diatas adalah seperti tampak pada tabel 2.

No. 1.

Tabel 2 : Indikator materi pembelajaran biologi Materi Indikator Sistem pernapasan 1.1.

membandingkan macam – macam organ

pada manusia.

penyusun sistem pernapasan pada manusia. 1.2.

menjelaskan fungsi masing – masing organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.

1.3.

menjelaskan

commit to user

perbedaan

antara

proses

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 60

inspirasi dan ekpirasi pada pernapasan. 1.4. membedakan

pernapasan

dada

dan

pernapasan perut. 1.5.

menyebutkan

3

penyakit

pada

sistem

pernapasan. 2.

Sistem peredaran darah pada manusia.

2.1. Membandingkan macam organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia. 2.2. Menjelaskan fungsi jantung, pembuluh darah, darah pada manusia. 2.3. Mendata contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari – hari dan upaya mengatasinya.

B. Kerangka Berfikir 1.

Perbedaan Pengaruh antara Penggunaan Media VCD dan Penggunaan Media Cetak terhadap Prestasi Belajar Biologi Video Compact Disk (VCD) adalah media komunikasi audio visual yang

digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar dan suara. Dengan VCD siswa dapat melihat sekaligus mendengar penjelasan tentang materi pembelajaran dengan gambar, suara ilustrasi musik yang menarik membuat siswa tetap terjaga, memperhatikan dengan konsentrasi dan memberikan pengalaman yang tak terduga, missal : sirkulasi darah atau sistem peredaran darah pada manusia dimana siswa dapat melihat dan mendengar penjelasan siklus peredaran darah dengan gambaran (ilustrasi) yang memikat

dan diiringi musik yang

menarik.

terjaga,

Hal

tersebut

membua

audien

selalu

commit to user

antusias

untuk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 61

memperhatikan, apabila ada yang belum jelas dapat dipelankan atau dihentikan untuk diamati sehingga akhirnya siswa semakin memahami dan menguasai materi pembelajaran dan akhirnya mendapat prestasi belajar biologi yang baik. Media cetak adalah media visual yang mudah diperoleh dan lebih sederhana, dapat dipelajari dan dibaca dimana saja dan kapan saja serta tidak perlu alat khusus dan mahal untuk memanfaatkannya. Media cetak memiliki kelemahan antara lain : a. Mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linier mampu mempresentasikan secara berurutan. b. Presentasi satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif tanpa pemahaman memadai. Berdasarkan uraian tersebut di atas media VCD membuat komunikasi lebih jelas, dan pengalaman belajar lebih konkrit dibanding dengan media cetak. Dengan demikian maka media VCD diasumsikan berpengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar biologi.

2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa SMP Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan dan menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai dan prestasi belajar menjadi baik. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat (tinggi) memiliki energi yang banyak untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 62

melakukan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi belajar biologi yang tinggi akan bersungguhsungguh dalam pembelajaran biologi yang ditunjukkan dengan semangat yang tinggi, konsentrasi belajar yang tinggi, tekun, ulet, disiplin dan berusaha semaksimal mungkin serta pantang menyerah menghadapi persoalan yang dianggap sulit. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar yang baik. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah diibaratkan seperti mobil yang kehabisan bensin (energi) dimana siswa tidak bergairah belajar, tidak konsentrasi (mudah terganggu), daya juang rendah, malas, mudah putus asa dan gelisah, hal tersebut menyebabkan prestasi belajar menjadi rendah. Berdasarkan hal tersebut maka motivasi belajar sangat vital dan berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. Semakin tinggi motivasi belajar biologi seseorang maka semakin tinggi prestasi belajar biologi, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar biologi seseorang semakin rendah pula prestasi biologinya.

3. Interaksi Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi Faktor penentu keberhasilan belajar dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri siswa. Adakalanya siswa lebih menitik beratkan pada faktor dari dalam diri siswa, namun ada pula yang menitik beratkan pada faktor dari luar siswa. Ada juga siswa yang dapat menggabungkan dua faktor tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini pengaruh dari luar adalah media

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 63

pembelajaran, sedangkan pengaruh dari dalam adalah motivasi belajar, selanjutnya pengaruh dua faktor dalam penelitian ini disebut dengan interaksi. Seperti dijelaskan dimuka pembelajaran menggunakan media memberikan pengalaman yang tak terduga, menarik, menyenangkan, membuat audien (siswa) menjadi antusias, selalu terjaga, dan menyenangkan. Hal tersebut menyebabkan dan membangkitkan semangat serta motivasi belajar pada diri siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan menyebabkan siswa memiliki semangat, daya juang yang tinggi, tekun ulet dan konsentrasi yang akhirnya akan mencapai prestasi belajar yang baik.

C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara 2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara 3. Terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di 2 (dua) SMP Negeri yaitu SMP Negeri 1 Purwonegoro, SMP Negeri Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009, di Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena penelitian diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, khususnya mengenai data motivasi belajar siswa. Ditinjau dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk eksperimen semu, karena peneliti mengamati orang lain yang sedang mengadakan eksperimen. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dengan menggunakan desain faktorial 2 x 2 dan dianalisis dengan menggunakan statistik uji F.

C. Populasi 1. Penetapan Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 yang ada di Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 20 sekolah dengan perincian sebagai berikut :

commit to user 68

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 69

Tabel 3 : Daftar Nama SMP Negeri 1 di Wilayah Kabupaten Banjarnegara No. NPSN Nama Alamat 1 20304032 SMPN 1 Banjarmangu Jl. Raya Banjarmangu 2 20304031 SMPN 1 Banjarnegara Jl. Dipayuda No. 9 3 20304030 SMPN 1 Batur Jl. Raya Batur 4 20304029 SMPN 1 Bawang Bawang 5 20304028 SMPN 1 Kalibening Jl. Catur Marga 6 20304027 SMPN 1 Karangkobar Jl. Leksana Karangkobar 7 20304026 SMPN 1 Madukara Jl. Raya Madukara 8 20304025 SMPN 1 Mandiraja Jl Mandiraja 9 20304011 SMPN 1 Pagedongan Jl. Raya Pagedongan 10 20304037 SMPN 1 Pagentan Jl. Raya 94 11 20304040 SMPN 1 Pandanarum Jl. Pandanarum 12 20304038 SMPN 1 Pejawaran Jl. Raya Pejawaran 13 20304039 SMPN 1 Punggelan Jl. Pasar Manis 14 20304061 SMPN 1 Purwareja Klampok Purwareja Klampok 15 20304050 SMPN 1 Purwonegoro Purwonegoro 16 20304049 SMPN 1 Rakit Jl. Raya Rakit 17 20304048 SMPN 1 Sigaluh Bojanegara 18 20304047 SMPN 1 Susukan Jl. Raya Susukan 19 20304046 SMPN 1 Wanadadi Wanadadi 20 20304045 SMPN 1 Wanayasa Jl. Raya Wanayasa Sumber : Kantor DIKNAS Kabupaten Banjarnegara

2. Tehnik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan tehnik sampel bertujuan (Purposive Sample). Menurut Arikunto (1997:117), bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sample yang besar dan jauh. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut : 1. SMP Negeri 1 Mandiraja 2. SMP Negeri 1 Purwonegoro

= 1 kelas = 1 kelas

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 70

Menurut peneliti bahwa sampel yang ditentukan tersebut sudah memenuhi pertimbangan yaitu sesuai dengan tujuan penelitian serta antar SMP Negeri 1 yang ada di Kabupaten Banjarnegara sudah mempunyai standar yang sama yaitu Sekolah Standar Nasional (SSN). 3. Uji Kesetaraan Uji kesetaraan (kesamaan rata-rata) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Menurut Sudjana ( 2005:239) langkah-langkah pengujian kesetaraan adalah sebagai berikut : Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : X1 = X2 H1 : X1 ≠ X2 Keterangan : X1 = Rata-rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja X2 = Rata-rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro Apabila varians dari kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah statistik dengan rumus sebagai berikut : t= S

X1 - X 2 1 1 ---- + ---n1 n2

dengan : (n1 - 1)S12 + (n2 – 1)S22 S2 = -----------------------------n1 + n2 - 2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 71

Keterangan : X1 = Rata rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja X2 = Rata rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro n1 = Banyaknya siswa kelas belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja n2 = Banyaknya siswa kelas prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro S12 = Varians nilai kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja S22 = Varians nilai kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro Derajat kebebasan untuk tabel t adalah (n1 + n2 - 2) dengan peluang (1−α) α = taraf signifikan. Dalam penelitian ini diambil taraf signifikan 5%. Dengan kriteria pengujian jika −t tabel
t tabel 1,980

Hasil pengujian kesetaraan pada lampiran 10 maka diperoleh nilai thitung = 0,109 dan ttabel =1,980 yang berarti bahwa thitung = 0,109 < ttabel =1,980 dengan tingkat probabilias 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 78. Hal ini menunjukkan bahwa harga thitung > ttabel , sehingga dapat dimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa terdapat kesamaan rata-rata (setara) kondisi kelas antara SMP Negeri 1 Mandiraja dengan SMP Negeri 1 Purwonegoro.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 72

4. Definisi Operasional Variabel Untuk menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhadap isi penelitian maka diberikan batasan definisi sebagai berikut : a. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Dalam penelitian ini media yang digunakan yaitu Cetak dan VCD.

c. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah Hasil belajar mata pelajaran Biologi meliputi konsep-konsep yang diajarkan di kelas VIII yang ditunjukkan dengan skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal ulangan. Dalam penelitian ini pengambilan data prestasi belajar menggunakan instrumen tes. d. Motivasi Belajar Motivasi relajar adalah aspek psikologi seseorang berupa dorongan yang datang dari dalam diri siswa (intrinsik) untuk belajar Biologi yang ditunjukkan dengan skor. Dalam penelitian ini pengambilan data motivasi belajar menggunakan instrumen angket.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 73

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian a. Variabel Bebas 1). Penggunaan Media Pembelajaran Data dari variabel media pembelajaran yang diperoleh melalui eksperimen semu, dimana peneliti tidak melaksanakan penelitian sendiri, namun peneliti

mengamati

jalannya eksperimen yang

dilaksanakan oleh guru biologi. Penggunaan media VCD dan media cetak

berupa

buku

dan

LKS

yang

dilaksanakan

oleh

guru

dikonsultasikan kepada peneliti, kemudian peneliti memberi ramburambu dan prosedur penggunaan media VCD dan media cetak yang melakukan proses belajar mengajar. 2). Motivasi Belajar Data berupa motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan kuesioner atau angket. Angket dalam penelitian ini berjumlah 45 butir pertanyaan, yang terbagi menjadi pertanyaan mendukung dan pertanyaan tidak mendukung. Tiap butir soal terdapat 4 alternatif pilihan jawaban. Keterangan selengkapnya mengenai ketentuan pemberian skor dalam angket penelitian ini seperti terlihat dalam tabel 5 dan tabel 6. Tabel 5 : Distribusi skor untuk pernyataan soal mendukung Jawaban

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

Skor

4

3

2

1

Sumber : Saefudin Azwar (1998 : 140)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 74

Tabel 6 : Distribusi skor untuk pernyataan soal tidak mendukung Jawaban

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

Skor

4

3

2

1

Sumber : Saefudin Azwar (1998 : 140) b. Variabel terikat Untuk memperoleh data berupa prestasi belajar biologi, peneliti menggunakan instrument penelitian berupa test kemampuan (achievement test). Tes kemampuan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar Biologi berjumlah 40 butir soal yang dibuat sendiri oleh peneliti, sebelum digunakan pada responden penelitian sesungguhnya, test tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui soal–soal mana yang memenuhi syarat penyusunan test yang baik yaitu : validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Skor dalam analisis butir soal tersebut menggunakan nilai 1 untuk responden yang menjawab benar dan nilai 0 unuk responden yang menjawab salah.

2. Uji Coba Instrumen Instrument penelitian yang telah selesai disusun kemudian diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal dalam instrument penelitian. Hasil analisis uji coba dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah suatu butir soal dalam instrument penelitian layak atau tidak layak untuk digunakan sebagai instrument pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 75

Uji coba penelitian (try out) dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitan dilakukan. Pada angket motivasi belajar siswa, try out berfungsi untuk menentukan item–item pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa yang memenuhi syarat sebagai alat pengumpulan data, antara lain validitas da reliabilitas. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 – 5 maret 2007 yang melibatkan 40 responden selain sampel penelitian. Setelah data diujicobakan, kemudian diadakan penskoran dan analisis sementara, maka hasilnya dapat menentukan : a. Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kesahihan suatu instrument. Tehnik uji validitas yang digunakan adalah tehnik faktorial validity. Sutrisno Hadi (1983) mengemukakan, bahwa penilaian terhadap validitas faktor suatu alat pengukur harus ditinjau dari segi apakah items yang disangka mengukur faktor – faktor tertentu telah benar - benar dapat memenuhi fungsinya mengukur faktor – faktor yang dimaksudkan. Lebih lanjut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa untuk dapat menyelesaikan penilaian itu dapat ditempuh dua jalan : 1) Mengecek kecocokan antara items dengan keseluruhan items dengan keseluruhan items. 2) Mengecek kecocokan antara items dengan alat pengkur lain yang telah dipandang memiliki validitas yang tinggi. Dengan penelitian penulis menggunakan cara yang pertama, yakni mengukur kecocokan antara item dan skor keseluruhan item. Sedangkan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 76

validitas dihitung dengan menggunakan rumus product moment yang dirumuskan : N Σ XY – (Σ X) - (Σ Y) r xy

=

{N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y2 – (Σ Y)2 }

(Sumber : Sudjana, 2002 : 369) Keterangan : r xy

= Koefisien validitas

N

= Jumlah responden

Σ XY

= Jumlah butir dikalikan skor total

ΣX

= Jumlah skor tiap butir item soal

ΣY

= Jumlah skor total

Keputusan uji : r xy < r tab : butir pertanyaan tersebut valid r xy ≥ r tab : butir pertanyaan tersebut invalid / tidak valid Dalam penelitian ini taraf signifikan α = 5%, N = 40, r tabel = 0,312. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya apabila alat ukur itu diteskan berkali – kali. Dalam penelitian ini estimasi reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal, dimana keseluruhan instrument dibelah menjadi sebanyak jumlah item – itemnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Saifuddin Azwar (2000, h : 182), yakni sebagai berikut :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 77

Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada kelompok subjek (single trial administration). Komputasi koefisien reliabilitas dilakukan setelah keseluruhan instrument yang telah dikenakan pada subjek itu dibelah menjadi beberapa bagian menjadi dua, tiga, atau empat bahkan dapat dibelah menjadi sebanyak jumlah item – itemnya. Sedangkan rumus reliabilitas yang digunakan adalah rumus KR-20 yang dirumuskan :

Σ p(1-p)

k r11 =

1k-1

σ t2

(Sumber : Suharsini Arikunto, 1996 : 111) Keterangan : r11 = koefisien reliabilitas KR-20 k

= banyaknya butir soal

p

= proporsi jumlah siswa yang menjawabbenar = indeks kesukaran soal

σ t2 = varians total Interpretasi dari koefisien reliabilitas dapat diperhatikan pada tabel 7. Tabel 7 : Interprestasi koefisien reliabilitas Besarnya nilai r Interprestasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat rendah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 78

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrument tes prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 6. Berdasarkan tabel pada lampiran 4 atau lampiran 6, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan validitas dan reliabilitas diperoleh rhitung pada setiap pertanyaan pada 40 butir soal variabel prestasi belajar yang dipilih, nilainya lebih besar dari rtabel sebesar 0,312 dan koefisien reliabilitas 0,798. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertanyaan yang tergabung dalam variabel prestasi belajar adalah valid dan reliabel untuk dijadikan instrumen dalam penelitian. Hasil perhitungan pengujian validitas dan reliabiltas instrumen motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. Berdasarkan tabel pada lampiran 7 atau lampiran 8, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan validitas dan reliabilitas diperoleh rhitung pada setiap pertanyaan yang dipilih pada variabel motivasi belajar nilainya lebih besar dari rtabel sebesar 0,312, dengan koefisien reliabilitas 0,940. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertanyaan yang tergabung dalam variabel prestasi belajar adalah valid dan reliabel untuk dijadikan instrumen dalam penelitian. b. Tingkat kesulitan soal Validitas dan reliabilitas merupakan syarat keabsahan instrument yang berupa angket yang menggunakan skala sikap. Sedangkan untuk instrument yang berupa tes kemampuan (achievement test) selain validitas dan reliabilitas masih harus ditambah lagi dengan tingkat kesulitan soal (disimbolkan dengan p) serta daya beda / diskriminasi soal (disimbolkan d). Prosedur untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 79

menentukan indeks kesukaran soal untuk instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Membuat tabulasi skor butir dan skor total setiap responden 2) Menentukan jenjang skor perolehan menurut besarnya skor total jawaban, dimulai dari yang tertinggi sampai yang rendah. Selanjutnya kelompok tinggi disingkat T dan kelompok rendah R. 3) Menentukan jumlah responden untuk masing – masing kelompok baik kelompok tinggi maupun rendah. Karena jumlah responden dalam penelitian ini 40 orang, maka penentuan jumlah masing – masing kelompok 50% dari jumlah seluruh responden diambil dari atas merupakan kelompok tinggi lalu sisanya 50% diambil dari bawah adalah kelompok rendah. 4) Menentukan indeks kesukaran soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut : p=

ni N

(Sumber : Saefuddin Azwar : 112) Keterangan : p

= Indeks kesukaran soal

ni

= banyaknya siswa yang menjawab benar

N

= banyak responden yang mengikuti tes

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 80

5) Setelah diperoleh nilai p dari hasil perhitungan lalu diadakan interprestasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks kesukaran soal seperti pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8 : Interprestasi indeks kesukaran soal P Interprestasi 0,00 – 0, 30

Sukar

0,30 – 0, 70

Sedang

0,70 – 1,00

Mudah

Sumber : Suharsimi Arikunto (1997:24) c. Daya beda / Diskriminasi soal Daya beda / diskriminasi soal adalah kemampuan suatu alat ukur dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Daya beda atau diskriminasi suatu alat ukur merupakan proporsi penjawab item benar antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Prosedur untuk menentukan daya beda / diskriminasi instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Membuat tabulasi skor butir dan skor total setiap responden. 2) Menentukan jenjang skor perolehan menurut besarnya skor total jawaban, dimulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Selanjutnya kelompok tinggi disingkat T dan kelompok rendah R. 3) Menentukan jumlah responden untuk masing – masing kelompok baik kelompok tinggi maupun rendah. Karena jumlah responden dalam penelitian ini 40 orang, maka penentuan jumlah masing – masing kelompok 50% dari jumlah seluruh responden diambil dari atas

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 81

merupakan kelompok tinggi lalu sisanya 50% diambil dari bawah adalah kelompok rendah. 4) Menentukan indeks daya beda / diskriminasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

d=

n iT

n iR

N iT

N iR

Sumber : Saefuddin Azwar, h:112) Keterangan : d

= indeks daya beda / diskriminasi soal

n iT = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi n iR = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah N iT = banyaknya siswa pada kelompok tinggi N iR = banyaknya siswa pada kelompok rendah 5) Setelah diperoleh nilai d dari hasil perhitungan lalu diadakan interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks daya beda / diskriminasi seperti tampak pada tabel 9. Tabel 9 : Interprestasi daya beda/diskriminasi soal Rentang Interpretasi 0,00 – 0,20

Jelek

0,20 – 0,40

Cukup baik

0,40 – 0,70

Baik

0,70 – 1,00

Sangat baik

Sumber : Suharsimi Arikunto (1997 : 223) Hasil perhitungan indeks kesukaran dan daya beda masing-masing butir soal dapat dilihat pada lampiran 4.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 82

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah populasi

berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Uji Liliefors, yang dirumuskan : (Oi - Ei) χ =Σ Ei Dimana : χ = nilai Chi kuadrat O = nilai observasi yang diamati E = nilai yang diharapkan I = indeks = 1, 2, …. K

(Sumber : Sudjana, 2002 : 273)

Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikan ∝ = 0,05, yaitu data dikatakan normal bila harga χ2 yang diperoleh dari perhitungan lebih kecil dari harga χ2 pada tabel. Sebaliknya jika harga χ2 hasil penelitian lebih besar dari harga χ2 tabel maka data dikatakan tidak normal.

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasu mempunyai varian yang sama. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan Uji Barlett yang dirumuskan :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 83

Varians terbesar F= Varians terkecil (Sumber : Sudjana, 2002 : 250) Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikan 0,05, yaitu jika F hitung < F tabel maka sampel berasal dari populasi yang homogen.

2. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua tentang perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi maka diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji F. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Menurut Walpole, Ronald E. (1995:149) Untuk uji analisis menggunakan statistik mencari koefisien F, dengan rumus : r

JKT = ∑ i =1

c

∑ xij − j =1

r

JKB =

∑ Ti i =1

c c

JKK =

2

r

JKG = JKT – JKB - JKK

2



∑T . j j =1

T 2 .. rc

T ..2 rc

2



T ..2 rc

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 84

Sumber Keragaman Nilai tengah baris Nilai tengah kolom

Tabel : 10 Analisis of Variance Klasifikasi Dua Arah Jumlah Derajat Kuadrat Kuadrat Bebas Tengah JKB s 12 = JKB r–1 r −1 JKK

k–1

Galat (Error)

JKG

(r – 1) (c – 1)

Total

JKT

Rc – 1

s 22 =

F hitung 2

f1 =

s1 2 s3

f2 =

s1 2 s3

JKK c −1

s 32 = JKG (r − 1) (c − 1)

2

Kesimpulan : Hasil F dibandingkan dengan F tabel dalam taraf signifikansi 0,005, jika Fhitung > Ftabel maka terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dan jika Fhitung < Ftabel maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Teknik yang digunakan adalah dengan uji Analisis Varian dua arah (Two Way Anava). Analisis dua arah digunakan untuk melihat pengaruh dua variabel yang berbeda suatu variabel (Ispriyadi, 2002 : 850). Untuk uji analisis menggunakan statistik mencari koefisien F, dengan rumus : a. FR =

b. FC =

MSR MSw MSC MSW

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 85

c. F1 =

MSRC MSw

Keterangan : FR = F untuk row FC = F untuk colom F1 = F untuk interaksi MSR = Mean Sum Squares Between Row MSC = Mean Sum Squares Between Colom MS1 = Mean Sum Squares Between Interaction MSW = Mean Sum Squares Between Within Cells Tabel 11 : Analisis Varian Prestasi Belajar Biologi Menurut Media Pembelajaran dan Tingkat Motivasi Belajar Sumber Variasi Tingkat Motivasi (R) Media Pembelajaran (C) Interaction (RxC) Within Cells (W)

Derajat Kebebasan (df) n-1

Sum of Square (SS) SSR

Mean Square (MS) MSR

n-1

SSC

MSC

df R x df C

SS1

MS1

(RxC) (n - 1)

SSW

MSW

F

Total

Kesimpulan : Hasil F dibandingkan dengan F tabel dalam taraf signifikansi 0,005, jika F hitung > F tabel maka terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Dan jika F hitung < F tabel maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho) diterima.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 86

Selanjutnya analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui keunggulan salah satu media pembelajaran dalam mereduksi prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah dan motivasi tinggi dengan taraf signifikansi α= 0.05. Uji ini hanya berlaku untuk dua kelompok yang sama banyak datanya dengan rumus : (Sudjana, 2000 : 269)  Xi - Xj  Q = ------------RKD ------n

Kriteria pengujian : tolak Ho bila Q hitung > Q tabel (a, db).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Sekolah

1. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro SMP Negeri 1 Purwonegoro beroperasi sejak tanggal 9 Oktober 1982, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor : 0298/0/1982, dengan Nomor Induk Sekolah (NSS): 09.1.2.1038.23.01.08.360 dengan menempati areal lahan seluas 13.200 m2. SMP Negeri 1 Purwonegoro merupakan SMP Negeri ke dua berdiri untuk Kabupaten Banjarnegara setelah SMP Negeri 1 Banjarnegara. SMP Negeri 1 Purwonegoro terletak di pinggir Jalan Utama Lintas Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara. Lokasi sekolah yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah merupakan modal awal dalam pengembangan sekolah menuju sekolah yang bermutu. Lingkungan pendidikan SMP Negeri 1 Purwonegoro didukung oleh faktor pendukung berupa masyarakat sekolah yang relatif homogen, dukungan kerja sama dari tokoh masyarakat yang cukup tinggi untuk pendidikan, serta perhatian dari alumni yang sangat mendukung pengembangan program sekolah. Dilihat dari tingkat perekonomian masyarakat lingkungan sekolah pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian kecil berprofesi sebagai pegawai negeri dan Swasa. Jenjang perekonomian masyarakat secara umum berada pada tingkat ekonomi menengah kebawah, namun demikian motivasi dan perhatian masyarakat terhadap pendidikan

commit to user 87

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 88

cukup tinggi, hal ini terlihat dari animo masyarakat menyekolahkan anaknya setiap tahun :

a. Kurikulum Saat ini ada dua kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1 Purwonegoro, yaitu Kurikulum 2004 untuk Kelas IX dan KTSP untuk Kelas VII dan Kelas VIII. Khusus KTSP pelaksanaannya disesuaikan dengan BSNP. Sampai saat ini, SMP Negeri 1 Purwonegoro sudah menyiapkan silabus mata pelajaran kelas VIII dan kelas IX berikut muatan lokalnya. Pemahaman guru tentang KTSP belum maksimal. Guru yang memahami dan dapat mengaplikasikan KTSP dengan benar baru sekitar 75%. Diharapkan pada tahun 2010 seluruh guru sudah memahami dan mengaplikasikan KTSP dengan baik dan benar.

b. Kepegawaian Guru SMP Negeri 1 Purwonegoro berjumlah 34 orang. Dari segi pendidikan 1 orang (2.94%) berpendidikan S2, 30 orang (88,24%) S1 dan 3 orang (8,82%) berpendidikan D3. Rasio guru dengan siswa adalah 1:16. Dari segi pengalaman mengajar, lebih 60% memiliki pengalaman mengajar di atas 12 tahun. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran yang bermutu. Juga dapat dijadikan panutan bagi guru yang masih memiliki pengalaman mengajar yang baru. Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran dapat dimaksimalkan apabila didukung oleh sarana prasana yang mendukung. Fakta lain yang dapat diungkap adalah guru

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 89

dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kemampuan akademik yang dimilikinya. Tenaga administrasi berjumlah 14 orang. Tenaga administrasi mayoritas berpendidikan SMA. c. Kesiswaan Jumlah siswa SMP Negeri 1 Purwonegoro pada Tahun Pelajaran 2008/2009 berjumlah 680 orang, yang tersebar ke dalam 22 kelas. Kelas VII : 8 rombongan belajar, VIII : 7 rombongan belajar, Kelas IX : 7 rombongan belajar. Satu rombongan belajar akan diproyeksikan menjadi kelas Sekolah Standar Nasional (SSN). Animo siswa untuk melanjutkan ke SMP Negeri 1 Purwonegoro tergolong tinggi. Pada tahun pelajaran 2008/2009, rasio pendaftar dengan siswa yang diterima adalah 1: 2,87. Dari segi input siswa, yang dijaring berdasarkan SKHUN, maka pada tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata input mata pelajaran yang di-Ujian Nasionalkan adalah 6,68. Beasiswa disediakan bagi siswa yang kurang mampu. Jenis beasiswa yang terdapat di SMP Negeri 1 Purwonegoro adalah Beasiswa BKM. Dengan beasiswa ini diharapkan siswa tidak ada yang putus sekolah karena kekurangan biaya.

d. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Purwonegoro dari segi kuantitas sudah mencukupi. Ruang belajar berjumlah 21 kelas, Laboratorium IPA 2, Laboratorium Komputer 1 ruang, Perpustakaan 1 ruang. Tetapi, hampir 10% ruang belajar perlu rehabilitasi karena bangunan sudah terlalu tua, dibangun pada tahun 1983. Sarana penunjang pembelajaran juga cukup mendukung. Selengkapnya dapat dilihat pada profil SMP Negeri 1 Purwonegoro.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 90

e. Pembiayaan Pembiayaan untuk pengelolaan kegiatan SMP Negeri 1 Purwonegoro didukung oleh pembiayaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Banjarnegara dana dekonstrasi Propinsi Jawa Tengah dan dana dari komite sekolah. Pada tahun 2008/2009, dana dari APBD berjumlah Rp. 61.000.000, dari dana dekonstrasi Propinsi Jawa Tengah Rp. 245.000.000 dan dari komite sekolah Rp. 486.000.000

2. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Mandiraja a. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai kurikulum telah diberlakukan di Indonesia yang selalu dievaluasi dan diperbaharui seiring dengan perkembangan dan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada tahun 2004 pemerintah memberlakukan kurikulum yang penekanannya pada kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran sehingga kurikulum 2004 disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ). Namun kurikulum 2004 masih bersifat umum artinya untuk semua satuan pendidikan yang setingkat diperlakukan sama baik materi maupun beban pelajaran. Kurikulum merupakan pedoman operasional dari suatu satuan pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 91

pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu maka kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyusunan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Dengan latar belakang tersebut maka diperlukan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Perubahan kurikulum dari kurikulum 2004 ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini disikapi oleh SMP Negeri 1 Mandiraja dengan menyusun KTSP yang merupakan program untuk mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan di SMP Negeri 1 Mandiraja b. Kepegawaian Guru SMP Negeri 1 Mandiraja berjumlah 34 orang. Dari segi pendidikan 1 orang (2.94%) berpendidikan S2, 30 orang (88,24%) S1 dan 3 orang (8,82%) berpendidikan D3. Rasio guru dengan siswa adalah 1:16. Berdasarkan pengalaman mengajar lebih 60% memiliki pengalaman mengajar di atas 12 tahun. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran yang bermutu. Juga dapat dijadikan panutan bagi guru yang masih memiliki pengalaman mengajar yang baru. Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran dapat dimaksimalkan apabila didukung oleh sarana prasana yang mendukung. Fakta lain yang dapat diungkap adalah guru dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 92

kemampuan akademik yang dimilikinya. Tenaga administrasi berjumlah 14 orang. Tenaga administrasi mayoritas berpendidikan SMA. c. Kesiswaan Jumlah siswa SMP Negeri 1 Mandiraja pada Tahun Pelajaran 2008/2009 berjumlah 766 orang, yang tersebar ke dalam 21 kelas. Kelas VII 7 rombongan belajar, VIII 6 rombongan belajar. Kelas IX 7 rombongan belajar. Satu rombongan belajar akan diproyeksikan menjadi kelas Sekolah Standar Nasional (SSN). Animo siswa untuk melanjutkan ke SMP Negeri 1 Mandiraja tergolong tinggi, hal ini terlihat jumlah pendaftar pada pelajaran 2007/2008 sebanyak 325 dan pada tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 385 orang. Pada tahun pelajaran 2008/2009, rasio pendaftar dengan siswa yang diterima adalah 1:5,51. Dari segi input siswa, yang dijaring berdasarkan SKHUN, maka pada tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata input mata pelajaran yang di-Ujian Nasional-kan adalah 7,79. Beasiswa disediakan bagi siswa yang kurang mampu. Jenis beasiswa yang terdapat di SMP Negeri 1 Mandiraja adalah Beasiswa Bakat dan Prestasi. Beasiswa ini diharapkan untuk memotivasi siswa agar dapat beprestasi lebih baik.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Prestasi Belajar Data hasil belajar Biologi siswa diperoleh dari tes akhir yang diberikan pada kedua kelas sampel yaitu kelas dengan pembelajaran dengan menggunakan media cetak diikuti oleh 40 orang siswa dan kelas pembelajaran

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 93

dengan menggunakan media VCD diikuti oleh 40 orang siswa. Nilai tertinggi pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak 88,5 dan nilai terendah 56, sedangkan nilai tertinggi pada kelas VCD 96 dan nilai terendah 59,5. Analisis prestasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan kelas menggunakan media VCD terangkum dalam tabel berikut : Tabel 12 : Hasil analisis data tes akhir Kelas sampel N ∑ Nilai Min Mak x

SD

1

Media Cetak

40

2.777,5

56,00 88,50 65,26

6,88 47,36

2

VCD

40

3.026,5

59,50 96,00 75,66

7,98 63,67

No.

S2

Sumber : Lampiran 12 Tabel 13 : Distribusi Frekuensi nilai tes akhir menggunakan media cetak Prestasi Belajar

Valid

56,00 58,50 61,00 63,50 66,00 68,50 71,00 73,50 76,00 78,50 81,00 83,50 88,50 Total

Frequency 1 1 5 4 6 4 8 2 3 2 2 1 1 40

Percent 2,5 2,5 12,5 10,0 15,0 10,0 20,0 5,0 7,5 5,0 5,0 2,5 2,5 100,0

Valid Percent 2,5 2,5 12,5 10,0 15,0 10,0 20,0 5,0 7,5 5,0 5,0 2,5 2,5 100,0

Cumulative Percent 2,5 5,0 17,5 27,5 42,5 52,5 72,5 77,5 85,0 90,0 95,0 97,5 100,0

Sumber : Lampiran 12 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan menggunakan media pembelajaran media cetak jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah 65 yaitu 11 orang siswa atau 27,5%, sedangkan yang mendapat nilai diatas 75 hanya 9

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 94

orang siswa atau 22,5%. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 65 - 75 sebanyak 20 orang siswa atau 50%. Hasil nilai tes akhir media cetak dapat dilihat pada gambar diagram 2. Gambar 2 : Diagram Nilai Tes Akhir Media Cetak

Histogram for Media= Kelas Kontrol dengan Media Cetak

Frequency

12 10 8 6 4 2 0

Mean = 65.2625

Std. Dev. = 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 6.88177 N = 40

Prestasi Belajar

Adapun hasil analisis data distribusi frekuensi nilai tes akhir dengan menggunakan media VCD dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 14 : Distribusi frekuensi nilai tes akhir media VCD Prestasi Belajar Frequency Valid

59,50 62,00 64,50 67,00 69,50 72,00 74,50 77,00 79,50 82,00 84,50 87,00 92,00 96,00 Total

1 1 1 3 5 7 3 6 3 3 2 3 1 1 40

Percent 2,5 2,5 2,5 7,5 12,5 17,5 7,5 15,0 7,5 7,5 5,0 7,5 2,5 2,5 100,0

Sumber : Lampiran 12

commit to user

Valid Percent 2,5 2,5 2,5 7,5 12,5 17,5 7,5 15,0 7,5 7,5 5,0 7,5 2,5 2,5 100,0

Cumulative Percent 2,5 5,0 7,5 15,0 27,5 45,0 52,5 67,5 75,0 82,5 87,5 95,0 97,5 100,0

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 95

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan menggunakan media pembelajaran media VCD jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah 65 yaitu 3 orang siswa atau 7,5%, sedangkan yang mendapat nilai diatas 75 yaitu 19 orang siswa atau 47,5%. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 65 - 75 sebanyak 18 orang siswa atau 45%. Hasil nilai tes akhir media VCD dapat dilihat pada gambar diagram 3. Gambar 3 : Diagram Hasil nilai tes akhir media VCD

Histogram for Media= Kelas Eksperimen dengan Media VCD

Frequency

10 8 6 4 2 0 60.00

70.00

80.00

90.00

Mean = 75.6625 Std. Dev. =

100.007.97945 N = 40

Prestasi Belajar

2. Hasil Motivasi Belajar Data hasil belajar Biologi siswa diperoleh dari tes akhir yang diberikan pada kedua kelas sampel yaitu kelas dengan pembelajaran dengan menggunakan media cetak yang diikuti oleh 40 orang siswa dan kelas pembelajaran dengan menggunakan media VCD diikuti oleh 40 orang siswa. Skor tertinggi pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak 135 dan skor terendah 96 dan rata-rata 117, sedangkan skor tertinggi pada kelas

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 96

VCD 137 dan skor terendah 96 dan rata-rata 116,675, dapat dilihat pada lampiran 13. Analisis motivasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas media cetak dan kelas VCD terangkum dalam tabel berikut : No.

Tabel 15 : Hasil analisis data motivasi Kelas sample N ∑ Nilai Min Mak x

S2

SD

1

Media Cetak

40

4.680

96

135

117,17

10,69 114,20

2

VCD

40

4.667

96

137

116,68

9,20

84,58

Sumber : Lampiran 13 Tabel 16 : Distribusi frekuensi skor tes motivasi belajar menggunakan Media Cetak Skore Motivasi Frequency Valid

96 98 99 103 106 107 108 110 111 112 113 114 116 117 119 121 122 123 124 125 126 127 130 131 133 135 Total

2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 2 40

Percent 5,0 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 5,0 5,0 5,0 2,5 5,0 7,5 5,0 2,5 2,5 5,0 2,5 2,5 5,0 100,0

Sumber : Lampiran 13

commit to user

Valid Percent 5,0 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 5,0 5,0 5,0 2,5 5,0 7,5 5,0 2,5 2,5 5,0 2,5 2,5 5,0 100,0

Cumulative Percent 5,0 7,5 10,0 12,5 15,0 20,0 25,0 27,5 30,0 35,0 40,0 42,5 45,0 50,0 55,0 60,0 62,5 67,5 75,0 80,0 82,5 85,0 90,0 92,5 95,0 100,0

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 97

Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah siswa yang mendapat skor dibawah 100 sebanyak yaitu 4 orang siswa atau 10%, sedangkan yang mendapat skor diatas 120 sebanyak 18 orang siswa atau 45%, Siswa yang mendapat skor antara 100 – 120 sebanyak 18 orang siswa atau 45%. Hasil tes motivasi belajar dengan menggunakan media cetak dapat dilihat pada gambar diagram 4. Gambar 4 : Diagram Nilai Tes Motivasi Belajar Media Cetak

Histogram for Media= Kelas Kontrol dengan Media Cetak

Frequency

8

6

4

2

0 100

110

120

Skore Motivasi

130

Mean = 117 Std. Dev. = 10.687 N = 40

Analisis motivasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas media cetak dan kelas VCD terangkum dalam tabel berikut :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 98

Tabel 17 : Distribusi frekuensi skor tes motivasi belajar menggunakan Media VCD Skore Motivasi Frequency Valid

96 101 102 103 104 106 107 109 110 112 113 115 116 117 119 121 122 123 124 125 126 127 129 130 137 Total

Percent

1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 5 2 1 2 3 3 1 1 2 2 1 1 1 40

Valid Percent

2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 12,5 5,0 2,5 5,0 7,5 7,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 2,5 100,0

2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 2,5 2,5 5,0 12,5 5,0 2,5 5,0 7,5 7,5 2,5 2,5 5,0 5,0 2,5 2,5 2,5 100,0

Cumulative Percent 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 17,5 22,5 25,0 27,5 30,0 32,5 37,5 50,0 55,0 57,5 62,5 70,0 77,5 80,0 82,5 87,5 92,5 95,0 97,5 100,0

Sumber : Lampiran 13 Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah siswa yang mendapat skor dibawah 100 sebanyak yaitu 1 orang siswa atau 2,5%, sedangkan yang mendapat skor diatas 120 sebanyak 17 orang siswa atau 42,5%, Siswa yang mendapat skor antara 100 – 120 sebanyak 22 orang siswa atau 55%. Hasil tes motivasi belajar dengan menggunakan media VCD dapat dilihat pada gambar diagram 5.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 99

Gambar 5 : Diagram Nilai Tes Motivasi Belajar Media VCD

Histogram for Media= Kelas Eksperimen dengan Media VCD

10

Frequency

8

6

4

2 Mean = 116.68 Std. Dev. = 9.197 N = 40

0 100

110

120

130

140

Skore Motivasi

Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Rata-rata hasil prestasi belajar pada mata pelajaran Biologi siswa kelas dengan menggunakan media pembelajaran VCD lebih tinggi dibandingkan hasil prestasi belajar dengan menggunakan media cetak. Tingkat keragaman hasil prestasi belajar pada mata pelajaran Biologi siswa kelas pembelajaran dengan media VCD lebih tinggi daripada kelas media cetak. Artinya, kemampuan siswa kelas media pembelajaran dengan VCD lebih seragam dibandingkan dengan kelas media pembelajaran media cetak. Nilai Maksimum tes akhir kelas pembelajaran dengan VCD 96 lebih tinggi dari media pembelajaran media cetak 88,5.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 100

3. Pengujian Persyaratan Analisis a. Pengujian Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Package Sosial Science). Berdasarkan uji Liliefors pada kelas eksperimen yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002:466) sehingga akhirnya diperoleh p = 0,200 dan taraf uji signifikansi α = 0,05. Data sampel dikatakan berdistribusi normal p > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Uji normalitas pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media VCD juga dilakukan dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Package Sosial Science). Berdasarkan uji Liliefors pada kelas pembelajaran dengan menggunakan VCD yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002:467), sehingga diperoleh nilai p = 0,200 dan taraf uji signifikansi α = 0,05. Data sampel dikatakan berdistribusi normal p > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil pengujian normalitas data untuk pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan media VCD dapat disajikan pada tabel 18.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 101

No.

Tabel 18 : Hasil perhitungan uji normalitas dengan uji Liliefors Kelas P α Kesimpulan Keterangan

1.

Media_Cetak

0,200

0,05

p > 0,05

Data normal

2.

VCD

0,104

0,05

p > 0,05

Data normal

Sumber : Lampiran 14

b. Pengujian Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartleth. Sesuai dengan ketentuan, kriteria homogenitas menurut uji Bartleth adalah apabila F hitung

< F

tabel,

maka data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari

populasi yang homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan SPSS pada lampiran 14 maupun menggunakan Ms Excel pada lampiran 15 menunjukkan data prestasi belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol homogen. Selanjutnya dapat disimpulkan kedua populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) atau berasal dari populasi yang homogen, sehingga memenuhi persyaratan pengujian selanjutnya.

C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk menguji tiga hipotesis yang telah dirumuskan di bab II yaitu : (1). terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media Cetak dan media VCD terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, (2) terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 102

Banjarnegara (3). terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa serta perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa tersebut adalah teknik statistik uji beda dua rata-rata dan analisis varians (ANOVA) dua arah. Teknik analisis ini digunakan untuk menguji interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis variansi (uji F), maka seluruh variansi data yang berasal dari kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan pembelajaran dengan menggunakan media VCD telah memenuhi persyaratan dan dinyatakan normal dan homogen. Oleh karena itu, dengan terpenuhinya sifat normalitas dan homogenitas maka ANOVA dua jalur dapat dijalankan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan ANOVA dua jalur yaitu untuk melihat perbedaan berdasarkan tingkat motivasi belajar (rendah dan tinggi), media pembelajaran yang digunakan antara media cetak dan media VCD. Adapun hasil analisis Anava dua jalur akan diuraikan pada tabel 19 berikut : Sumber Variansi

Tabel 19 : Hasil uji Two Way ANOVA Sig. F tabel Keputusan F hitung

Media_Pembelajaran

34,438

0,00

4,091

Ho : ditolak

Motivasi_Belajar

124,796

0,000

4,091

Ho : ditolak

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 103

Media * Motivasi

0,467

0,496

4,091

Ho : diterima

Sumber : Lampiran 16 Tabel 17 : Hasil uji Two Way ANOVA Media Motivasi

Video Compact Disk ( VCD )

Media_Cetak

Motivasi_Rendah N = 20 X = 63,88 Motivasi_Tinggi N = 20 X = 75,00 Total N = 40 X = 69,44

N = 20 X = 69,38 N = 20 X = 81,95 N = 40 X = 75,66

Total N = 40 X = 66,63 N = 40 X = 78,48 N = 80 X = 72,55

1. Pengujian Hipotesis Pertama Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji ANOVA yaitu untuk menguji apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan media cetak dan media VCD terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 12 diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar dengan menggunakan media cetak dan menggunakan media VCD dengan kriteria pengujian satu ujung adalah menolak Ho apabila Fhitung > F

tabel

dan menerima Ho apabila F

hitung

≤ F tabel.

Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F diperoleh F tabel = 4,091 dan Fhitung = 34,438 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat kebebasan dk = 1. Ternyata harga F

hitung

>F

tabel

(34,438 >

4,091), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan pengaruh yang berarti terhadap penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan media VCD terhadap

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 104

prestasi belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 di Kabupaten Banjarnegara. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara diterima.

2. Pengujian Hipotesis Kedua Untuk menguji hipotesis kedua digunakan uji ANOVA yaitu untuk menguji apakah ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran13 diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar rendah dan motivasi belajar tinggi terhadap prestasi belajar sisa dilakukan pengujian satu ujung adalah menolak Ho apabila Fhitung > F tabel dan menerima Ho apabila Fhitung ≤ F tabel.

Hasil uji menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F

diperoleh harga Ftabel = 4,091 dan Fhitung = 124,796 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat kebebasan dk = 1 ternyata harga F

hitung

> F

tabel,

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan pengaruh yang berarti antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan uji ANAVA dua jalur yaitu untuk menguji apakah terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 105

motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 14 diketahui bahwa interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi digunakan kriteria pengujian satu ujung (uji F) adalah menerima Ho, apabila Fhitung ≤ Ftabel dan menolak Ho apabla F hitung > Ftabel. Hasil uji menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F diperoleh harga F tabel = 4,091 dan Fhitung = 0,467 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 1. Ternyata harga F

hitung

> F tabel,

sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten

Banjarnegara.

Dengan

demikian

hippotesis

ketiga

yang

menyatakan bahwa terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, ditolak. Berdasarkan deskripsi data penelitian menunjukkan rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan menggunakan media pembelajaran media cetak sebesar 75,00 dan standar deviasi sebesar 5,4. Selanjutnya rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan menggunakan media pembelajaran VCD sebesar 81,95 dan standar deviasi sebesar 5,66. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan menggunakan media pembelajaran media cetak dengan siswa yang mepunyai

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 106

motivasi belajar tinggi dan menggunakan media pembelajaran VCD diuji dengan uji Tukey. Tabel 18 : Perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari motivasi belajar rendah Media Media_Cetak VCD Q hitung Q tabel Pembelajaran α = 0,05 Rata_rata 69,44 81,95 Rata_rata Kuadrat dalam (RKD) Derajat Kebebasan

22,50

2,97

2,83

76 Sumber : Lampiran 17

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji uji Tukey menghasilkan Qh = 2,97 ternyata lebih tinggi dari Qt = 2.83 dengan df = 76 pada taraf kepercayaan α = 0.05. Dengan demikian Ho untuk uji lanjut ditolak dan Ha untuk uji lanjut diterima. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan menggunakan model pembelajaran media cetak memperoleh prestasi belajar lebih tinggi, dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dengan menggunakan moedia pembelajaran VCD.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Cetak dan Media VCD Terhadap Prestasi Belajar Biologi Proses

pembelajaran

pada

prinsipnya

merupakan

proses

pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 107

belajar. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Menyadari pentingnya pengembangan kreativitas peserta didik, maka dalam pembelajaran Biologi telah dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar Biologi. Pada awal pelaksanaan penelitian siswa merasa heran, sebab pembelajaran yang mereka laksanakan berbeda dari biasanya. Kemudian setelah itu diberikan penjelasan lebih lanjut tentang pembelajaran yang akan diterapkan. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media VCD membuat siswa selalu aktif belajar dengan melakukan berbagai kegiatan untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya. Karena pengajaran dengan media VCD membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Hal ini tampak dari sikap siswa ketika mengikuti pelajaran Biologi dengan bersemangat dan penuh antusias. Semua siswa mempelajari materi ajar mereka masing-masing, setelah mereka mengerti dan memahami materi yang disajikan didalam VCD kemudian mereka mengerjakan tugas-tugas yang ada didalam modul dengan sebaik-baiknya. Apabila ada yang tidak mereka mengerti, mereka langsung bertanya pada guru, sehingga guru memiliki kesempatan yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak untuk memberikan bantuan dan perhatian individual kepada setiap siswa yang membutuhkannya tanpa mengganggu dan melibatkan seluruh kelas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 108

Berbeda dengan kelas dilaksanakan pembelajaran media cetak, guru menerangkan pelajaran dan siswa memperhatikan keterangan guru, kemudian siswa

memindahkannya

ke

buku

catatan

mereka

masing-masing.

Pembelajaran menjadi kurang efektif, karena ketika ada pertanyaan atau soalsoal yang dilemparkan guru pada siswa, maka siswa yang mampu menjawab atau mengerjakan soal hanya siswa-siswa yang pandai saja, sementara yang tidak mengerti berdiam diri menunggu jawaban dari siswa lain atau menunggu guru menuliskan jawaban di papan tulis. Berdasarkan uraian tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada kelas pembelajarn dengan media VCD lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas media cetak dengan pembelajaran konvensional. Siswa kelas media VCD lebih antusias dan tinggi semangatnya untuk belajar, sedangkan aktivitas siswa pada kelas media cetak kadang mengalami peningkatan dan kadang mengalami penurunan. Kondisi ini disebabkan pembelajaran konvensional tidak mendorong siswa semangat belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2002:205) bahwa pembelajaran modul memungkinkan siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-masing. Tingginya rata-rata prestasi belajar Biologi siswa kelas media VCD tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan siswa, karena belajar yang berhasil haruslah melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas psikis seperti berfikir dan aktivitas fisik seperti berbuat. Seperti yang diungkapkan oleh J. Piaget dalam Rohani (2004:7) bahwa seorang anak

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 109

berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan berbuat sendiri. Hasil tes akhir menunjukan bahwa kualitas hasil belajar Biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan media VCD dapat meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil perolehan nilai masing-masing kelas. Nilai rata-rata kelas siswa yang diajarkan dengan pembelajaran media VCD lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siswa yang diajarkan dengan pembelajaran media cetak. Kenyataan ini diperkuat bahwa tingkat penguasaan materi pelajaran kelas media VCD tergolong tinggi sedangkan kelas media pembelajaran masih tergolong rendah karena masih banyak yang memperoleh nilai rendah. Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan dan dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi dengan mengunakan media VCD lebih baik dari kelas pembelajaran media cetak terlihat bahwa prestasi belajar Biologi siswa dengan menggunakan pembelajaran media VCD dapat meningkat, peningkatan yang dicapai lebih besar daripada pembelajaran dengan menggnunakan media cetak. Hal ini berarti hipotesis diterima yaitu terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 110

2. Perbedaan Pengaruh antara Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah Terhadap Prestasi Belajar Biologi Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi diterima (terbukti). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar Biologi yang tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya apabila diajar degan menggunakan media VCD. Siswa yang bermotivasi tinggi akan leih mudah mengerti dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk selanjutnya guru yang mengampu mata pelajaran Biologi tetap menggunakan pembelajaran dengan media VCD untuk dapat meninkatkan prestasi belajar Biologi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang lemah, prestasi belajar Biologi siswa yang diajar dengan media VCD lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan media cetak. Lebih lanjut dapat diungkap bahwa siswa yang bermotivasi rendah yang diajar dengan media pembelajaran VCD, prestasi belajar biologi yang diperoleh lebih tinggi. Kondisi ini dikarenakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media VCD lebih menenekankan pada proses belajar mengajar yang dijalankan. Sistem pembelajaran ini lebih mendapatkan perhatian siswa antara lain dari efek penyajian yang berupa gambar, selain itu fokus pada kegiatan proses belajar megajar juga dapat ditampilkan berupa hiburan dari penyaji. Selanjutnya guru yang memberikan mata pelajaran Biologi diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 111

kepada para siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah, dengan harapan para siswa tersebut akan lebih tertarik, memahami dan merasa terpacu untuk beljar lebih giat. Para siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung mmendapatkan presasi belajar yang tinggi, sehingga perlu diberikan dorongan yang baik dengan cara para guru naupun orang tua siswa untuk motivasi belajar yang baik bagi setiap siswa naupun anaknya. Lebih jauh dapat diungkapkan bahwa motivasi merupakan hal yang harus selalu dimiliki oleh siswa. Banyak strategi, yeknik, pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar sisw. Guru dituntut selalu melihat dan memperhatikan tingkat motivasi belajar tiap individu siswa sehingga guru memiliki referensi untuk membimbing. Disisi lain guru hendaknya menjelaskan pada seluruh siswa tetang kompetensi yang harus dikuasai setiap mulai proses belajar mengjar. Aspek motivasi siswa Motivasi belajar siswa juga memiliki motivasi siswa dalam belajar memiliki berbagai macam tingkatan. Seorang siswa yang sekolah memiliki motivasi belajar yang tinggi akan rajin mengerjakan segala tugas yang dibebankan kepadanya. Siswa juga akan rajin belajar untuk mengulang semua materi pelajaran yang diberikannya, sehingga pada akhirnya akan mampu mengerjakan soal ujian yang berakibat pada perolehan prestasi yang tinggi pula. Seorang siswa yang memiliki motivasi yang rendah akan malas untuk belajar sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajarnya. Lingkungan keluarga juga mempunyai hubungan yang erat, terutama yang berkaitan dengan upaya pemotivasian siswa dalam belajar. Keluarga

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 112

merupakan lembaga pendidikan utama yang berada di luar sekolah yang memberikan andil utama dan mendasar di dalam pembentukan sikap, kepribadian dan kebiasaan. Menurut Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga diartikan sebagai serangkaian usaha menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi dalam proses belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan proses belajar yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar yang memberi arah kepada proses belajar itu dalam mencapai tujuan . Lebih jauh menurut Sardiman (2006: 85) ”menjelaskan tentang motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat”. Hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar akuntansi yang baik, berarti adanya dorongan untuk mempelajari akuntansi dengan baik serta mempunyai arah yang jelas untuk mencapi tujuan yang dicapai. Secara umum motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 113

3. Interaksi Pengaruh Antara Penggunaan Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Biologi Apabila ditinjau dari prinsip pengajaran yang terletak pada keaktifan belajar siswa, maka tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat membuatnya lebih aktif belajar dan media pembelajaran tertentu yang diterapkan dapat pula mendukung keaktifan siswa yang diunggulkan oleh motivasinya. Makin tinggi motivasi siswa diharapkan makin aktif belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran VCD maupun Media Cetak memberikan peluang yang lebih besar terhadap siswa yang mempunyai motivasi tinggi untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses belajar, sebab pembelajaran ini menuntut siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara aktif. Selanjutnya bagi siswa yang diajar dengan media pembelajaran media cetak keaktifan siswa yang mempunyai motivasi tinggi untuk mencari dan menemukan masalah terbatas oleh keaktifan guru. Sebab para siswa menerima pelajaran secara pasif dan terikat pada penjelasan guru. Dengan demikian siswa yang suka mengeluarkan pendapat dan langkah urutan pengajarannya bisa terhambat, sehingga akhirnya motivasi belajar mereka yang lebih tinggi terhadap pelajaran Biologi tidak berkembang secara optimal. Bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah terhadap materi pelajaran kimia tentu ia akan kurang aktif dalam proses belajar-mengajar, akibatnya akan sulit memperoleh basil belajar yang lebih tinggi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 114

Apabila ditinjau dari situasi belajar yang dapat melayani keaktifan belajar siswa terutama apabila dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip yang bisa tertinggal jika tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Pembelajaran dengan media VCD akan lebih efektif, namun hal ini berlaku bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi, yakni siswa yang memberikan perhatian secara penuh terhadap pelajaran. Sementara bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, akan mengalami hambatan belajar, apabila metode ini mengajarkan ajaran untuk mencari jawaban ditambah dengan kejelasan tujuan yaitu dengan penemuan sendiri. Ditinjau dari proses berfikir yang dilakukan dalam kedua media pembelajar ini, pemeblajaran dengan menggunakan media cetak lebih sesuai bagi siswa yang bermotivasi rendah, sebab pada media pembelajaran ini keaktifan belajar siswa banyak mendapat bantuan dari siswa lain dan guru. Berbekal penjelasan guru, proses belajar dari awal sampai akhir pelajaran dan contoh-contoh soal yang diberikan, kemungkinan keinginan belajar mereka akan bisa dimotivasi, semakin lama dapat merancang mereka untuk memberi perhatian pada pelajaran. Keadaan ini membuat mereka lebih aktif dalam proses belajar dibanding dengan siswa lainnya dengan menggunakan pembelajaran media VCD. Di sisi lain keaktifan siswa yang mempunyai pembelajaran sulit berkembang, karena kengiatan belajar sangat tergantung kepada motivasi dan karakteristik individu. Pada materi pembelajaran diskusi kelompok ini siswa betul-betul dituntut perhatiannya kepada pelajaran, karena mereka harus

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 115

mengkait-kaitkan

materi

pelajaran

dan

berusaha

membeberkan

atau

mencetuskan pendapatnya sendiri. Selanjutny dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar yang menggunakan media cetak akan memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah dibandingkan menggunakan metode pembelajaran dengan menggunakan media VCD.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 116

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Hasil tersebut dibuktikan dengan uji F yang diperoleh Fhitung = 34,438 dan Ftabel = 4.091 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat kebebasan dk = 1, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan pengaruh yang berarti terhadap penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan media VCD terhadap prestasi belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 di Kabupaten Banjarnegara. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, diterima. 2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk pembelajaran dengan menggunakan media cetak diperoleh Fhitung = 124,796 dan harga Ftabel = 4,091 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat kebebasan dk = 1, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan pengaruh yang berarti antara motivasi belajar tinggi dan motivasi

commit to user 116 116

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 117

belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan media pembelajaran media cetak. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, diterima. 3. Tidak terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa harga Fhitung < Ftabel, (0,467 > 4,091), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, ditolak.

B. Implikasi Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan, maka implikasi hasil penelitian yang dikemukakan berkisar pada ruang lingkup permasalahan tersebut : 1. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, para guru dituntut menguasai berbagai media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus memperhatikan karakteristik

commit to user 117

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 118

siswa. Dengan menguasai berbagai macam media pembelajaran, guru dapat menguasai kelebihan dan kelemahan masing-masing media pembelajaran. Selanjutnya dengan mengetahui karakteristik siswa, guru dapat menentukan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa. 2. Pembelajaran bidang studi Biologi akan diperoleh prestasi belajar yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa penerapan media pembelajaran tertentu pada kelompok subyek yang berbeda karakteristiknya akan memberikan prestasi belajar yang berbeda pula. 3. Pembelajaran Biologi dengan menggunakan media VCD dapat berjalan lebih efektif, maka peran laboratorium sebagai sarana unjuk kerja siswa dalam upaya membuktikan hipotesis dari permasalahan yang dihadapi siswa, harus lebih dioptimalkan. Laboratorium adalah unit yang terintegrasi dalam proses pembelajaran Biologi. Hal lainnya adalah, siswa harus lebih banyak didekatkan sebanyak mungkin pada kenyataan bahwa segala fenomena yang ia temukan di dunia ini, adalah dapat dipelajari dari pendekatan Biologi, sehingga ia merasa tertarik untuk mempelajari Biologi secara lebih baik. 4. Pembelajaran Biologi dengan menggunakan media cetak dapat berjalan lebih efektif, diusahakan setiap siswa dapat dibentuk menjadi kelompok diskusi, sehingga dalam setiap kelompok diberi subpokok bahasan yang berbeda, sehingga setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam

commit to user 118

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 119

upaya membantu teman satu kelompoknya, sehingga beban siswa yang memiliki kemampuan akademis lebih baik dari yang lain dapat dikurangi. Di samping itu, interaksi siswa ditingkatkan dengan membuat satu kelompok lanjutan, dimana setiap siswa yang memiliki subpokok bahasan yang sama dari setiap kelompok bergabung kembali membuat kelompok ahli, kemudian dari diskusi. kelompok ahli, kembali lagi ke kelompok asal. Sehingga interaksi sesama siswa dapat terjadi berulang-ulang kali. Semakin banyak interaksi yang terjadi semakin besar efektivitas pembelajaran. 5. Penelitian ini model pembelajaran dengan menggunakan media VCD sangat sesuai dengan siswa yang memiliki karakteristik motivasi belajar tinggi, dan kurang membantu bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan pada pembelajaran menggunakan media cetak, bersesuaian dengan tingkat motivasi belajar siswa baik rendah maupun tinggi.

C. Saran Bertitik tolak dari kesimpulan dan implikasi yang diuraikan tersebut, maka beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan media cetak sebaiknya terus dipandu oleh guru terutama di sekolah-sekolah yang terbatas sarana dan prasarana pembelajarannya karena penerapan pembelajaran ini relatif mudah dilaksanakan, sehingga jika ada deviasi dapat diminimalkan. Di samping itu, agar interaksi sesama siswa dapat berjalan lebih baik, alokasi waktu diberikan secara lebih luas. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa

commit to user 119

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 120

pembelajaran dengan media cetak dengan penekanan interaksi antar siswa mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu bagi guru yang menerapkan pembelajaran dengan media cetak sebaiknya menggunakan pembelajaran dengan VCD. 2. Pada saat pembelajaran sedang berlangsung peran guru di kelas sangat dominan dalam mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan menumbukan bekerja sama.Usaha untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien, pemahaman guru mengenai kemampuan awal siswa mutlak diperlukan baik dalam perancangan pembelajaran maupun pada saat pelaksanaan pembelajaran. Perbedaan kemampuan awal sangat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar, oleh karena itu setiap guru Biologi harus mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan awal siswa. 3. Pembelajaran dengan menggunakan media VCD membutuhkan guru yang terampil mengelola pembelajaran dan untuk mencari stimulus/bantuan lainnya dalam upaya mempermudah siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.Bantuan tersebut dapat berupa peran laboratorium, media belajar, observasi lapangan, kerja praktek. Guru tidak saja dituntut aktif, kreatif dan terampil namun guru dituntut memiliki etos kerja, dedikasi yang tinggi dan memilliki perhatian penuh terhadap perkembangan siswa-siswanya. 4. Penelitian ini baru mengungkap pengaruh dua model pembelajaran yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar, sehingga membuka kesempatan

commit to user 120

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 121

bagi peneliti lain untuk meneliti lebih luas dan mendalam terhadap model pembelajaran lain yang berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar. Untuk mengungkap lebih jauh, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya guna memperbaiki kualitas hasil belajar khususnya mata pelajaran biologi. 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pembelajaran media cetak dan media VCD cukup berarti untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa yang bermotivasi tionggi, sehingga peneliti lain hendaknya melakukan penelitian

yang

mengkaji

model-model

pembelajaran

yang

dapat

meningkatkan prestasi belajar bagi siswa bermotivasi rendah. 6. Bagi peneliti lain hendaknya melakukan replikasi eksperimen model pembelajaran yang telah dijalan ini dengan modifikasi, seperti memperluas sampel dari sekolah-sekolah yang terletak di pedesaan atau melakukan eksperimen di kelas dalam waktu yang lebih lama dari waktu pelaksanaan eksperimen peleitian ini.

commit to user 121