PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MANUNGGAL JAYA DI BOYOLALI
SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh: ISWATUN HASANAH B 100 100 072
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan CV. Manunggal Jaya di Boyolali. Jumlah anggota populasi sebanyak 125 orang karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Dan penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk mengukur pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu program keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel independent (X) dan kinerja karyawan sebagai variabel dependent (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini dibantu dengan program Stastitical for Product and Service Solution (SPSS) versi 17. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan CV. Manunggal Jaya Boyolali. Berdasarkan hasil pengujian empiris variabel program keselamatan dan kesehatan kerja memiliki nilai koefisien sebesar 0.725 dengan nilai t hitung 4.923 serta nilai signifikansi 0.001. Kata Kunci: Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kinerja Karyawan
1
PENDAHULUAN Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam setiap aktivitas organisasi. Menurut Robbins (2006), organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Dalam kenyataan masih banyaknya suatu organisasi yang tidak menyadari akan hal ini, dimana organisasi hanya mementingkan keuntungan yang ingin dicapai melainkan tidak memperhatikan hal-hal lain seperti keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, padahal hal ini adalah faktor penting yang harus diperhatikan apalagi organisasi yang bergerak dibidang konstruksi, hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan tidak berkembangnya jasa konstruksi di Indonesia dikarenakan pengusaha dan top manajemen tidak mau mengakui bahwa mereka perlu membentuk kembali budaya perusahaan. Sasaran utama yang ingin dicapai Manajemen Proyek Konstruksi yaitu menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sasaran, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan. Dari pernyataan diatas jelas bahwa perusahaan jasa konstruksi memberi dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, namun kenyataannya pelaksanaan usaha jasa konstruksi memiliki hambatan dan masalah yang dihadapi yang menjadi fenomena umum bahwa setiap sektor usaha tidak hanya memiliki kelebihan tetapi banyak kekurangan yang ada dalam menjalankan usahanya.
2
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh keselamatan dan kesehatan karyawan dengan kinerja karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, hal ini disebabkan
kondisi pekerja
yang maksimal akan
mempengaruhi hasil kinerjanya. Selain itu, apabila perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang mengerjakan tanggung jawabnya. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah “Seberapa besar Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV Manunggal Jaya di Boyolali”. Berdasarkan perumusan permasalahan tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk “Mengetahui seberapa besar pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya di Boyolali”.
TINJAUAN PUSTAKA Kinerja merupakan aspek terpenting dalam pencapaian tujuan, pencapaian tujuan dengan secara maksimal merupakan buah dari kinerja tim atau individu yang baik. Begitu pula sebaliknya, kegagalan dalam mencapai sasaran yang dirumuskan merupakan akibat dari kinerja tim atau individu yang tidak efisien. Kinerja menurut Rivai (2000:13) dalam bukunya yang berjudul Performance Appraisal mengungkapkan bahwa dengan kinerja karyawan yang tinggi diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan perusahaan. Mangkunegara (2000:67) juga beranggapan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan. Sedangkan Pendapat dari ahli yang lain, Bernandin dan Russell yang dikutip oleh Gomes dalam penelitian Rahman (2013:33) mengungkapkan bahwa kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Kinerja
3
merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffn dalam Yullyanti, 2009:133).
Sedangkan
menurut
Vroom
(dalam
Yullyanti, 2009:133) kinerja merupakan hasil perkalian antara motivasi dengan kemampuan. Secara umum digunakan dua kriteria utama dalam menentukan faktor penilaian karya pegawai (kinerja), yakni bahwa faktor tersebut harus relevan dengan pelaksanaan tugas–tugas jabatan (job relatedness) serta dapat diukur (measurable). Dalam proyek konstruksi, rasio kinerja adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metode dan alat. Sukses dan tidaknya proyek konstruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi adalah material, machines, men, method, money. Wulfram (dalam Malik, 2013:34). Suatu lingkungan kerja yang aman membuat pekerja menjadi sehat dan produktif. Faktor lingkungan kerja juga dapat meliputi hal – hal yang berhubungan dengan proyek konstruksi secara langsung seperti tekanan yang berlebihan terhadap jadwal pekerjaan, peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja yang tidak memadai, kurangnya
pelatihan
keselamatan
kerja
yangdiberikan pada pekerja, kurangnya pengawasan terhadap keselamatan kerja para pekerja. Untuk memudahkan penilaian kinerja, standar pekerjaan harus diukur dan dipahami secara jelas, suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut oleh pekerjaan tertentu. Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. Penerapan standar diperlukan untuk mengetahui apakah kinerja karyawan sesuai sasaran yang diharapkan sekaligus melihat besarnya penyimpangan dengan cara membandingkan antara hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan, oleh karena itu adanya suatu standar yang baku merupakan tolak ukur bagi kinerja yang akan dievaluasi.
4
Menurut Dharma (2002:164), ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer dapat dilihat dari beberapa faktor penyebabnya, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang diterapkan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan
oleh
para
karyawan.
OHSAS
dalam
Malik (2013:9)
mendefinisikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor) dan juga tamu atau orang lain yang berada ditempat kerja. Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang – undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husan (dalam tulisan Kusuma, 2010:4).
METODE PENELITIAN Kerangka pemikiran untuk mengadakan penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan:
Indikator Kinerja Karyawan:
-Membuat kondisi kerja yang aman
- Kualitas kerja
-Pendidikan dan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja
- Kuantitas kerja
-Penciptaan lingkungan kerja yang sehat
- Kehadiran di tempat kerja
-Pelayanan
- Jangka waktu pekerjaan
kebutuhan
karyawan - Pelayanan Kesehatan
5
Variabel bebas (X) yaitu keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu kinerja karyawan Berdasarkan pengamalan laporan keuangan laba rugi menunjukan bahwa laba perusahaan pada tahun 2011-2013 mengalami penurunan, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Data Primer adalah Data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk laboratorium (Nasution dalam, Sulistyarini 2006:50). Penelitian ini dapat diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada para pekerja konstruksi bangunan di CV Manunggal Jaya Boyolali. Data Sekunder adalah data atau sumber yang didapat dari bahan bacaan (Nasution dalam, Sulistyarini 2006:51). Penelitian ini data sekunder diperoleh dari perusahaan yang dapat dilihat dokumentasi perusahaan, buku-buku referensi, dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis data yang menggunakan perhitungan regresi sederhana dengan program IBM Stastitical for Product and Service Solution (SPSS) versi 17, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Y = 11,028 + 0,725X+e Konstanta sebesar 11,028dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa apabila keselamatan dan kesehatan kerja (X) nilainya adalah 0, maka kinerja karyawan (Y) nilainya adalah sebesar 11,028. Koefisien regresi X yaitu keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,725. Apabila keselamatan dan kesehatan kerja bertambah nilainya, maka akan meningkatkan kinerja karyawan, dengan demikian dapat diketahui bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini variabel program keselamatan dan kesehatan kerja dapat diketahui nilai thitung 4,923 dengan taraf signifikansi p-value sebesar 0,000< α = 0,05. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
6
Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Signifikansi hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja dikemukakan oleh Dharma (2002:164) yang menyatakan bahwa ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer dapat dilihat dari beberapa faktor penyebabnya, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang diterapkan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, karyawan memiliki tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup tinggi sehingga mempunyai dampak positif terhadap pekerjaannya dalam meningkatkan kinerja mereka. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Paramitha (2012) dalam Jurnal Administrasi Bisnis Volume I hasil penelitian berupa variabel keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Kemudian mendukung pula penelitian yang dilakukan oleh Ryska Rahman (2013) Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ceria Utama Abadi Cabang Palembang hasil penelitiaanya ialah, variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
KESIMPULAN Dari hasil analisis regresi linier sederhana yang dilakukan diperoleh hasil persamaan regresi sebesar Y = 11,028+ 0,725X. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel Y kinerja karyawan CV. Manunggal Jaya di Boyolali. Pengaruh signifikan terlihat dari hasil uji t memperoleh nilai t hitung sebesar 4,923 diterima taraf signifikan 5 % (p<0.05) maka program keselamatan dan kesehatan kerja yan diterapkan di CV. Manunggal Jaya di Boyolali berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kemudian
nilai
koefisien
determinasi
R
Square
sebesar
0,389
menunjukkan bahwa 38,9% peningkatan kinerja karyawan dipengaruhi oleh
7
program keselamatan dan kesehatan kerja, sedangkan sisanya 61,1% (100%38,9%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini misalnya pendidikan dan pelatihan, gaya kepemimpinan, dan kompensasi.
SARAN Perusahaan harus mempertahankan program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada perusahaan yang telah diterapkan selama ini, agar kinerja karyawan tetap berada pada tingkat yang tinggi. Dan perusahaan harus senantiasa menyediakan alat pelindung diri menurut ketentuan batas waktu agar selalu dalam kondisi layak pakai sehingga dapat melindungi karyawan dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Selain mempertahankan program keselamatan dan kesehatan kerja, untuk meningkatkan kinerja karyawan proyek konstruksi sebaiknya pihak manajemen lebih memperhatikan aspek peraturan dan prosedur K3 karena dari hasil penelitian pengaruh terkecil diperoleh dalam kinerja karyawan. Perusahaan perlu memperhatikan apakah peraturan dan prosedur yang berlaku sudah dijalankan sesuai dengan apa yang telah di tetapkan oleh pihak manajemen. Kemudian departemen keselamatan dan kesehatan kerja (HSE) harus secara berkala memberikan pelatihan dan pendidikan mengenai sistem prosedur kerja, audit keselamatan, pemakaian alat pelindung diri, sistem inspeksi dan pemeliharaan peralatan. Hal ini yang paling penting ialah menciptakan kesadaran yang tinggi kepada semua karyawan terhadap pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Kesadaran yang dimiliki setiap karyawan mampu mendukung tercapainya tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan yaitu
8
mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja. Kesadaran dari para pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja harus ditingkatkan karena pada umumnya kecelakaan - kecelakaan kerja yang terjadi adalah faktor kelalaian pekerja itu sendiri. Dan perusahaan perlu memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar aturan - aturan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dimaksudkan agar karyawan lebih disiplin dan juga untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau kerusakan akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Christina, Wieke Yuni. 2012. Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 6, No. 1. Darma, S. 2002. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: CV. Rajawali. Fathoni, Abdurrahman. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Semarang. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset. Mangkunegara, Prabu Anwar A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
9
Mathis, Robert L. & Jackson. John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Nasution S. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Paramita, C. C. P dan Wijayanto, Andi. 2012. “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) APJ Semarang”. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1) : 1-7. Rivai, Veithzal. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Yogyakarta: PT. Raja Grafndo. Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Saputra, Dody. 2012. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. DyStar Colours Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Diambil pada 29 September 2012 dari repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57093 Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PT. Alfabeta Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service. Yullyanti, Ellyta. 2009. Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Volume 16, No 3.
10