PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN ASING DAN MANAJEMEN

Download 3 Nov 2015 ... Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi,. Fakultas ... asing (X1), dan manajemen laba (X2) terhadap agresivita...

0 downloads 446 Views 455KB Size
1

2

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN ASING DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2103) SOGA1, NOHOLO2, PONGOLIU3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo Sitti Wahyuningsih Soga. 921 411 026. 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan Asing dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2011-2013). Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Sahmin Noholo, SE., MM dan Yayu Isyana Pongoliu, SE., M.Sc. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari struktur kepemilikan asing (X1), dan manajemen laba (X2) terhadap agresivitas pajak (Y). Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dengan mengunduh laporan keuangan tahunan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian sebanyak 123 Perusahaan Manufaktur, pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Jumlah sampel yang dijadikan objek penelitian adalah 63 perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Analisis data dalam penelitian ini multiple. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial struktur kepemilikan asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas pajak, dan manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Secara simultan variabel bebas yakni struktur kepemilikan asing dan manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,477 yang berarti bahwa sebesar 47,7% besarnya Agresivitas Pajak Perusahaan Manufaktur dipengaruhi oleh Struktur Kepemilikan Asing dan praktek Manajemen Laba. Kata Kunci: Struktur Kepemilikan Asing, Manajemen Laba, Agresivitas Pajak

________________________ 1

Sitti Wahyuningsih Soga. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Sahmin Noholo, SE., MM. Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Yayu Isyana Pongoliu, SE., M.Sc. Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo

3

PENDAHULUAN Sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar negara, pajak merupakan hal yang krusial, baik itu dari segi pelaksanaan, pemungutan, maupun peraturan perundang-undangannya (Putri, 2014). Perusahaan dalam penghitungan pajaknya menggunakan dasar penghasilan kena pajak dan tarif yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) menjelaskan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Semakin besar laba perusahaan, berarti semakin tinggi pula pajak yang harus dibayar perusahaan. Sebaliknya semakin kecil laba perusahaan, maka semakin sedikit pajak yang ditanggung perusahaan. Inilah yang menjadi awal permasalahan

agensi

antara

perusahaan

dengan

pemerintah.

Perbedaan

kepentingan dari fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan kontinyu tentu bertolak belakang dengan kepentingan dari perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Hardika, 2007 dalam Kurniasih dan Sari, 2013). Bagi manajer, semakin kecil pajak yang dibayarkan kepada pemerintah berarti semakin kecil pula kewajibannya. Oleh karenanya, manajer selalu berusaha agar laba perusahaan terlihat lebih rendah daripada laba yang sesungguhnya diperoleh. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisir beban pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan. Hal ini dapat dilakukan

manajer

karena

kesuperiorannya

dalam

menguasai

informasi

perusahaan dibanding pemerintah. Manajer mengetahui mana informasi yang harus diungkapkan, dan mana informasi yang harus disembunyikan, ditunda pengungkapannya, maupun diubah untuk mengatur laba perusahaan. Manajer menjadi mempunyai kesempatan untuk mengatur laba perusahaan sehingga pajak yang harus dibayar perusahaan dari periode ke periode dapat lebih rendah dibandingkan kewajiban pajak yang sesungguhnya. Setiap kesempatan akan selalu dimanfaatkan manajer untuk meminimalisir pajak, baik ketika harus membayar pajak tahunannya maupun ketika pemerintah mengganti peraturan perundangundangan perpajakan (Sulistyanto, 2008: 96).

4

Tidak semua perusahaan berani mengambil strategi agresivitas pajak, beberapa penyebabnya adalah risiko terhadap sanksi atau beban biaya yang signifikan. Adapula terkait dengan pencitraan perusahaan yang senantiasa melakukan bisnis dengan beretika, ataupun selalu menjunjung corporate good governance, maupun yang masih beranggapan bahwa agresivitas pajak sama halnya dengan penggelapan pajak (Rusydi dan Martani, 2014). Data Direktorat Perpajakan menyebutkan bahwa realisasi penerimaan PPh Non Migas pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 413 Triliun dari rencana APBN-P Rp. 464 Triliun. Rencana APBN-P 2013 untuk PPh 25/29 yang merupakan pajak penghasilan badan adalah sebesar Rp. 180 Triliun, sedangkan realisasi penerimaannya hanya sebesar Rp. 151 Triliun atau sebesar 84,34% dari rencana APBN-P (www.pajak.go.id. diakses 24 Januari 2015). Menurut Rusydi dan Martani (2014) berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya tingkat kepatuhan perpajakan di Indonesia, oleh karenanya hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi adanya praktik tax avoidance dalam perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Asing dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada BEI Tahun 2011-2013)” KAJIAN TEORITIS 1. Agresivitas Pajak Frank dkk (2009) seperti yang dikutip oleh Suyanto (2012), menjelaskan bahwa agresivitas pajak merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak baik secara legal (tax avoidance) maupun ilegal (tax evasion). Perusahaan menganggap pajak sebagai tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Hal ini dikarenakan pembayaran pajak penghasilan bagi perusahaan merupakan transfer kekayaan dari perusahaan kepada pemerintah maka beban pajak yang dibayarkan tersebut dianggap oleh perusahaan sebagai biaya yang sangat besar. Walaupun tindakan pajak yang diambil tidak

5

menyalahi peraturan yang ada, tetapi semakin perusahaan mengambil langkah penghindaran pajak dengan memanfaatkan celah-celah dari peraturan yang ada maka tindakan tersebut akan dinilai semakin agresif (Fatharani, 2012). 2. Manajemen Laba Menurut Scott (2000) dalam Suyanto (2012), manajemen laba adalah tindakan manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan kepentingan pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan metode akuntansi. Manajemen laba merupakan suatu tindakan oportunistik yang dilakukan

oleh

manajemen

untuk

memaksimalkan

utilitasnya

dalam

menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political cost. Manajemen laba juga merupakan bentuk efficient contracting, dimana manajemen laba memberikan kepada manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008) mengungkapkan bahwa terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba, yaitu: 1.

Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan

utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan. 2.

Debt Covenant Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit

cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. 3.

Political Cost Hypothesis Sejalan dengan perkembangan bisnis perusahaan maka hubungan bisnis

yang dijalin perusahaan akan semakin meluas, termasuk dengan pemerintah. Hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pemerintah ini juga merupakan pemicu terjadi permasalahan agensi antara kedua belah pihak ini.

6

Dalam hubungan agensi ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan dapat diterima oleh semua pihak. Permasalahan agensi akan muncul apabila ada pihak yang tidak mau menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya. 3. Struktur Kepemilikan Asing Struktur kepemilikan perusahaan timbul akibat adanya perbandingan jumlah pemilik saham dalam perusahaan. Sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, masyarakat luas, pemerintah, pihak asing, maupun orang dalam perusahaan tersebut (manajerial). Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Semakin banyak pihak yang butuh informasi tentang perusahaan, maka semakin detail pula pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur kepemilikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kepemilikan yang tersebar dan kepemilikan yang terkonsentrasi. Roche (2005) dalam Murniati (2012), berpendapat bahwa kepemilikan yang tersebar ini merupakan model dari negara-negara common law seperti Amerika Serikat dan Inggris. Outsider system atau

Anglo-Saxon

ini

merupakan

market-based

model

yang

dikarakteristikkan oleh perusahaan dengan kepemilikan privat dan individualis, pasar modal yang mapan dan likuid, jumlah pemegang saham yang banyak, dan konsentrasi investor yang kecil. Pengendalian perusahaan diwujudkan melalui pasar dan external investor. Menurut Bai et al. (2004) dalam Murniati (2012) kepemilikan yang terkonsentrasi ini dikarakteristikkan oleh perusahaan di negara-negara yang sedang berkembang (seperti Indonesia, Korea) dan Continental Europea. Murniati (2012) mengidentifikasikan lagi kepemilikan yang terkonsentrasi menjadi beberapa bagian, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, kepemilikan keluarga dan kepemilikan asing.

7

4. Kerangka Pemikiran Perusahaan Agency Problem

Struktur Kepemilikan (Asing)

Manajer dan Pemerintah

Corporate Governance yang baik

Income minimization

Tidak Melakukan Agresivitas pajak

Agresivitas Pajak

5. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya dan kerangka pemikiran tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Diduga struktur kepemilikan asing berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan manufaktur H2: Diduga

manajemen laba berpengaruh

terhadap

agresivitas pajak

perusahaan manufaktur H3: Diduga struktur kepemilikan asing dan manajemen laba berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan manufaktur METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independen (struktur kepemilikan asing dan manajemen laba) dan 1 variabel dependen (agresivitas pajak). Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunaan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di BEI tahun 2011-2013 (63 perusahaan).

8

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : APit = α + α1DAit + α2FOit + ₑ Uji asumsi klasik yang akan digunakan adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Untuk menguji hipotesi digunakan pengujian yakni Uji F, Uji T, dan Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada 63 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mnggunakan data struktur kepemilikan asing, manajemen laba, dan agresivitas pajak. Data dalam penelitian dalam bentuk data tahunan dan diolah dengan bantuan E-Views. Berdasarkan hasil pengujian normalitas, diperoleh nilai signifikansi Jarque Bera sebesar 0,069. Nilai signifikansi pengujian normalitas lebih besar dari nilai alpha 0,05 (0,069>0,05) sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel ini mengikuti distribusi normal. Pengujian autokorelasi menggunakan metode Durbin Watson, hasilnya dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson pengujian sebesar 2,176, nilai ini lebih besar dari nilai du (1,7833) dan lebih kecil dari nilai 4-du (2,2167), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi. Berdasarkan hasil pengolahan, VIF pengujian dibawah 10, sehingga data memenuhi uji multikolinearitas. Hasil pengujian heterokedastisitas didapat nilai probabilitas dari thitung X1 sebesar 0,7121 dan thitung X2 sebesar 0,1932. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai alpha (0,05), dengan demikian tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi. Hasil regresi data panel dengan bantuan E-Views 6 ditampilkan pada tabel berikut ini:

9

Dependent Variable: AGR_PAJAK? Method: Pooled Least Squares Date: 03/11/15 Time: 09:09 Sample: 1 3 Included observations: 3 Cross-sections included: 63 Total pool (balanced) observations: 189 Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C 0.400166 SK_ASING? -0.003105 MAJ_LABA? 0.002757 Fixed Effects (Cross) _AISA--C -0.123024 _AKPI--C 0.168313 _AMFG--C -0.014670

Variable

0.042926 0.000689 0.001303

9.322306 -4.506707 2.116196

0.0000 0.0000 0.0363

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)

0.655081 0.477058 0.275856 9.435987 15.05755 3.679761 0.000000

Mean dependent var 0.303733 S.D. dependent var 0.381466 Akaike info criterion 0.528492 Schwarz criterion 1.643378 Hannan-Quinn criter. 0.980159 Durbin-Watson stat 2.176522

Sumber: Pengolahan Data E-Views 6 Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan program E-Views 6 di atas maka diperoleh model regresi sebagai berikut: 𝑌 = 0,400 − 0,0031𝑋1 + 0,002𝑋2 + 𝑒 Hasil Uji Parsial (Uji t) Hasil pengujian dengan menggunakan E-Views 6 adalah sebagai berikut: Tabel 10: Hasil Pengujian Parsial

(Constant)

Nilai Koefisien (tHitung) 9,322306

Struktur Kepemilikan Asing

-4,506707

0,0000

1,972

Manajemen Laba

2,116196

0,0363

1,972

Model

Signifikansi

tTabel

Keterangan

0,0000 Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan

Sumber: Pengolahan Data Eviews 6 Hasil Uji Simultan (Uji F) Tabel 11: Hasil Pengujian Simultan F-Hitung

Probabilitas

F-Tabel

Ketentuan Alpha

Keterangan

3,679761

0,000000

3,04

0,05

Berpengaruh Signifikan

Sumber: Pengolahan Data Eviews 6 Interpretasi Koefisien Determinasi Nilai Koefisien Determinasi diambil dari Adjusted R Square karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu variabel. Berdasarkan tabel diperoleh nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,477.

10

PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Struktur Kepemilikan Asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas pajak dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini dikarenakan thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai ttabel. Pengaruh negatif ini dikarenakan perusahaan yang terdapat kepemilikan asing didalamnya memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap reputasi perusahaan. Oleh karena hal inilah, perusahaan yang terdapat kepemilikan asing di dalamnya lebih memilih untuk meminimalkan tindakan pajak agresif karena salah satu kerugian dari tindakan tersebut yakni martabat perusahaan yang akan menjadi kurang baik apabila ditemukan akibat audit oleh pihak fiskus atau para pemeriksa pajak. Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian menemukan bahwa secara parsial dengan tingkat kepercayaan 95%, manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Pengaruh positif dari manajemen laba berarti bahwa apabila terjadi penurunan pada manajemen laba maka akan terjadi penurunan pula pada agresivitas pajak perusahaan, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga (simultan) ditemukan bahwa secara simultan variabel Struktur Kepemilikan Asing dan Manajemen Laba) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Agresivitas Pajak Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Hal ini karena Fhitung

penelitian ini sebesar 3.679761 lebih besar dari nilai F-tabel. Dapat pula

disimpulkan bahwa variabel-variabel telah mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat karena nilai RSquare sebesar 47,7%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan bahwa variabel struktur kepemilikan asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Agresivitas Pajak perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, variabel

11

manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap Agresivitas Pajak perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 20112013 dan secara simultan terdapat pengaruh dari Struktur Kepemilikan Asing dan Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak perusahaan Manufaktur

yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 dengan nilai koefisien determinasi 47,7%. Hasil tersebut menunjukan bahwa pihak manajer berusaha untuk melaporkan laba demi untuk memaksimalkan pengelolaan perusahaan dengan jalan membuat laba perusahaan makin kecil ataupun makin besar, tergantung dari tujuan manajer selaku pengelolah perusahaan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran penelitian ini adalah sebagai berikut kepemilikan asing merupakan suatu modal yang harus dijaga oleh pihak manajer perusahaan, dalam hal ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga akan menghasilkan laba dan kemakmuran bagi pihak investor. Cara yang harus dilakukan sebaiknya dengan cara yang jujur dan menjunjung tinggi agensi teori dan kesepakatan yang telah disepakati sejak awal. Selain itu, tindakan manajemen laba merupakan suatu tindakan yang ilegal karena sifatnya tindakan yang menguntungkan manajer dan dapat merugikan pihak berkepentingan lainnya karena dengan manajemen laba yang pengungkapan informasi tidak sesuai dengan apa yang terjadi di perusahaan. Untuk itu pihak manajer sebaiknya lebih fokus kepada penekanan biaya dan memaksimalkan penjualan untuk pendapatan yang lebih besar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan motivasi bagi pihak bawahannya dalam mencapai target dan tujuan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Fatharani, Nazhaira. 2012. Pengaruh Karakteristik Kepemilikan, Reformasi Perpajakan, dan Hubungan Politik Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 20072010. Skripsi Universitas Indonesia: Depok 2012.

12

Kurniasih, Tommy., Maria M. Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1, Februari 2013: Universitas Udayana. Murniati, Sari. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi Pada Keluarga Terhadap Agresivtas Pajak Perusahaan. Skripsi. Universitas Indonesia: Depok 2012. Putri, Lucy Tania. 2014. Pengaruh Likuiditas, Manajemen Laba dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Artikel Universitas Negeri Padang: Padang 2014. Rusydi, M. Khoiru., Dwi Martani. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Aggressive Tax Avoidance. Jurnal SNA 17 Mataram, Universitas Mataram, Lombok 2014. Sulistyanto, Sri. 2008, “Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris”, Grasindo. Jakarta. Suyanto, Krisnata Dwi dan Supramono. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 16, No. 2 Mei 2012, hlm.167-177.