PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TERI DENGAN ALAT TANGKAP PAYANG JABUR MELALUI PENDEKATAN BIO-EKONOMI DI PERAIRAN TEGAL MANAGEMENT OF STOLEPHORUS SP RESOURCES USING BOAT SEINE THROUGH BIO-ECONOMIC APPROACH IN TEGAL WATERS Sri Mulyani 1), Subiyanto
2)
dan Azis Nur Bambang 2)
Abstract The condition of Anchovy resources in Tegal area with empasshized on Bio-economic aspect were for resource management strategy were studied during 2004. Boat Seine Capture fisheries statistic data from 1990 to 2003, especially from various fish landing places belong to Tegal Regency were collected. The MSY of Anchovy resource caught with Beach seine in Tegal area was 676.588,06 kg per year and MEY 675.461,86 kg per year, while optimum effort was 18.778,07 trips per year. Various strategic effort to manage Anchovy resources in Tegal water such as fishing quota 28,58 kg per trip, close season, fishing area zonation were needed more over management institution such as Community Based Resources Management by local communities supported by lafal aspect and local regulation is important. Key words
: Anchovy, Boat Seine, Bio-economic, Maximum Sustainable Yield, Maximum Economic Yield Abstrak
Studi tentang kondisi sumber daya ikan di perairan Tegal dalam rangka strategi pengelolaan pemanfaatan yang berkelanjutan dengan pendekatan Bio-Ekonomi telah dilakukan pada tahun 2004. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah data hasil tangkapan Payang jabur selama 14 tahun dari 1990 – 2003, yang diambil dari beberapa Tempat Pedaratan Ikan di wilayah Tegal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa MSY sumberdaya ikan Teri sebesar 676.588,06 kg/tahun, sebesar MEY 675.461,86 kg/tahun, sedangkan upaya penangkapan optimumnya sebesar 18.778,07 trip/tahun. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur di perairan Tegal diperlukan beberapa upaya strategi pengaturan yang antara lain berupa kuota hasil tangkapan sebesar 28,58 kg/trip, pembatasan waktu penangkapan serta zonasi daerah penangkapan. Disamping itu perlu dibentuk lembaga pengelola sumber daya berbasis komunitas yang memiliki kekuatan hukum dan didukung dengan suatu peraturan daerah Kata-kata kunci
1) 2)
: Sumberdaya Ikan Teri, Payang Jabur, Pendekatan Bio-Ekonomi, Maximum Sustainable Yield, Maximum Economic Yield
Staf Pengajar FPIK Universitas Panca Sakti Tegal Staf Pengajar FPIK UNDIP
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
PENDAHULUAN
kapal, menggunakan alat bantu untuk
Perairan Tegal merupakan perairan dangkal dengan gugusan karang jeruk yang diduga sebagai fishing ground yang baik kehidupan ikan Teri. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hutomo et al. (1987) yang menyatakan bahwa Teri mempunyai sifat pelagik
yang
umumnya
hidup
dalam
gerombolan (shoaling), menghuni perairan pesisir dan estuaria, tersedianya banyak makanan dan kadar garam yang relatif rendah. Penangkapan dilakukan
dengan
ikan
Teri
banyak
menggunakan
alat
tangkap sejenis Payang dan bermacammacam
alat
lainnya
sebagai
hasil
modifikasinya. Pemberian nama Payang alat tangkap sejenis pukat kantong atau pukat pantai (boat seine) yang bagian kantongnya tangkap
ini
terbuat khusus
dari
waring.
digunakan
Alat untuk
menangkap ikan pelagis kecil khususnya ikan Teri (Stolephorus sp) dan alat tangkap ini bukan alat tangkap musiman kecuali pada musim barat. nelayan tidak melaut karena ombak besar. Nama Payang jabur (alat tangkap) berasal dari nama daerah (lokal) Tegal. Dalam memanfaatkan sumberdaya ikan Teri nelayan berusaha melakukan usaha
penangkapan
ikan
sebanyak
mungkin tanpa adanya pembatasan dan menggunakan teknologi penangkapan yang lebih efisien, yaitu peningkatan teknologi dengan cara mengganti alat tangkapannya dengan lebih efisien, memperbesar ukuran
mendeteksi tingkat kelimpahan sediaan ikan ataupun alat bantu mengumpulkan gerombolan ikan. Secara umum dari teknis produksi,
peningkatan
penangkapan
ikan
teknologi
diharapkan
meningkatkan
akan
efisiensi
teknis
penangkapan, sedangkan dari sisi ekonomi, peningkatan teknologi dapat menurunkan biaya penangkapan. Penangkapan ikan Teri dilakukan dengan menggunakan alat tangkap Payang jabur di Tegal dan sekitarnya. Dalam pengelolaan
sumberdaya
khususnya
sumberdaya
perairan
Tegal
perikanan
ikan
Teri
dilakukan
di
dengan
banyaknya alat tangkap yang dioperasikan di perairan pantai, sedangkan areal daerah penangkapannya terbatas, sehingga sering terjadi
konflik
pemanfaatan
diantara
nelayan. Oleh karena itu dalam penelitian lanjutan
ini
akan
dikaji
pengelolaan
sumberdaya ikan Teri ditinjau dari aspek bio-ekonomi
dengan
memperhatikan
tingkat pengusahaan sumberdaya ikan Teri terhadap
biaya
penangkapan
setiap
kilogram ikan pada tingkat produksi lestari. Mengingat
peningkatan
penangkapan
akan
masalah
teknologi
berkaitan
dengan
kelimpahan/kesediaan
sumberdaya
perikanan,
karakteristik
ekonominya,
produksi maka
stok dan untuk
mengkajinya digunakan pendekatan bioekonomi. Dengan pendekatan ini akan diperoleh
suatu
konsep
bagaimana
pengelolaan sumberdaya perikanan akan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
tetap lestari dan menguntungkan dari
8 orang dan TPI Muarareja sejumlah 1
sudut ekonomi.
orang dari 1 orang.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
melanjutkan
tentang
dicapai dalam penelitian ini dan mengingat
pengelolaan sumberdaya Teri dengan alat
kondisi wilayah serta keterbatasan waktu,
tangkap Payang jabur di Tegal, sedangkan
maka
tujuannya adalah untuk mengkaji :
mempergunakan metode studi kasus di
1. Hasil
penelitian
Berdasarkan sasaran yang ingin
tangkapan
lestari
penelitian
ini
dilakukan
dengan
(MSY)
perairan pantai Tegal. Dalam metode studi
sumberdaya Teri dengan alat tangkap
kasus ini pengambilan data meliputi :
Payang jabur di Tegal
tingkat pengusahaan (trip), produksi hasil
2. Hasil ekonomi maksimum (MEY) yang optimum
(kg),
pembiayaan
dan
pengelolaan
pendapatan usaha penangkapan Payang
sumberdaya Teri dengan alat tangkap
Jabur di tegal dan masing-masing diselidiki
Payang jabur di Tegal.
secara mendalam di 4 TPI pada bulan
3. Peranan
pada
tangkapan
MEY
dalam
pengelolaan
sumberdaya Teri dengan alat tangkap
Pebruari – Maret 2004 yang dikerjakan langsung olah peneliti di wilayah studi.
Payang jabur di perairan Tegal HASIL DAN PEMBAHASAN METODOLOGI PENELITIAN Payang Materi
atau
obyek
yang
termasuk
penangkapan
tradisional
alat yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
keberadaannya
usaha penangkapan Payang jabur yang
Indonesia sampai saat ini tetap dianggap
beroperasi di perairan pantai Tegal dengan
penting
materi utama adalah hasil tangkapan ikan
maupun penyerapan tenaga kerja. Dalam
Teri. Sedangkan pencatatan data diperoleh
perkembangannya alat tangkap Payang
dari hasil monitoring kegiatan pelelangan
jabur
ikan di empat lokasi Tempat Pendaratan
dipergunakan oleh nelayan setempat sejak
Ikan (TPI) yang terdapat disepanjang
masa penjajahan Belanda. Alat tangkap
pantai Tegal, meliputi respondeng di TPI
Payang jabur dalam perkembangannya
Suradadi sejumlah 8 orang dari 45 orang,
pernah mengalami kejayaan pada tahun
TPI Larangan sejumlah 17 orang dari 145
70-an. Perkembangan alat tangkap Payang
orang, TPI Tegalsari sejumlah 4 orang dari
jabur di Tegal tersaji pada Tabel 1.
baik
di
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
untuk dilihat
Tegal
perikanan dari
sudah
laut
produktivitas
dikenal
dan
Tabel 1.
Perkembangan Alat Tangkap Payang jabur di Kota Tegal Th. 1998 – 2003
No.
Tahun
1 2 3 4 5 6
1998 1999 2000 2001 2002 2003
Sumber
Kab. Tegal (Unit) 63 70 121 146 190 190
Kota Tegal (Unit) 9 9 9 9 9 9
Jumlah
Peningkatan (%)
72 79 130 155 199 199
9,72 64,56 19,23 28,39 0,00 121,90 24,38
Jumlah Rata-Rata Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah)
:
Berdasarkan
pengamatan
dan
masyarakat pesisir Tegal, dan sebagai
wawancara dengan nelayan Payang jabur
penyuplai bahan baku industri pengolahan
di Tegal kendala dalam perkembangan
ikan Teri nasi di daerah Pemalang dan
perikanan Payang jabur adalah masih
Kendal.
adanya sifat nelayan setempat yang hanya
Produksi dan nilai produksi ikan
bergantung pada satu jenis alat tangkap,
Teri di perairan terdiri dari dua jenis, yaitu
yaitu Payang jabur. Nelayan Payang jabur
Teri
di
untuk
perkembangan produksi dan nilai produksi
lain
dari kedua jenis ikan Teri ini tersaji pada
Tegal
belum
menggunakan
jenis
termotivasi alat
tangkap
sebagai upaya diversifikasi alat dalam
nasi
Tabel 2.
usahanya, sehingga frekuensi usahanya masih sangat tergantung pada keberadaan ikan Teri. Hasil
tangkapan
utama
alat
tangkap Payang jabur adalah jenis ikan Teri, yang terdiri dari dua jenis yaitu Teri nasi dan Teri jawa. Usaha penangkapan Payang jabur di Tegal merupakan salah satu
penopang
utama
perekonomian
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
dan
Teri
jawa.
Adapun
Tabel 2.
Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi dari Kedua Jenis Ikan Teri di Tegal
Ikan Teri Teri Nasi Teri Jawa Produksi Nilai Produksi Produksi (kg) (Rp) (kg) (kg) 1990 7.866 844.516 405.269.450 333.778 1990 7.866 844.516 1991 6.965 343.746 327.516.100 175.706 1991 6.965 343.746 1992 10.232 331.866 250.206.200 169.899 1992 10.232 331.866 1993 6.839 487.190 566.652.300 357.458 1993 6.839 487.190 1994 6.208 317.402 615.071.162 171.389 1994 6.208 317.402 1995 6.730 265.362 541.535.047 82.141 1995 6.730 265.362 1996 12.493 592.713 1.149.113.400 308.774 1996 12.493 592.713 1997 11.738 445.341 887.570.850 313.475 1997 11.738 445.341 1998 14.076 508.668 2.265.331.800 316.729 1998 14.076 508.668 1999 20.780 858.696 3.322.796.000 234.278 1999 20.780 858.696 2000 14.424 522.065 2.329.253.300 190.060 2000 14.424 522.065 2001 28.590 756.477 6.561.475.700 430.630 2001 28.590 756.477 2002 26.345 424.749 6.451.330.060 328.164 2002 26.345 424.749 2003 23.634 649.79411.520.923.142 410.724 2003 23.634 649.794 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah) Tahun
Trip
Hasil tangkapan per unit usaha (Catch per Unit Effort-CPUE) alat tangkap
Teri nasi dan Teri jawa di perairan Tegal selama 14 tahun tersaji pada Tabel 3.
Payang jabur dengan hasil tangkapan ikan Tabel 3. Hasil tangkapan per unit usaha (Catch per Unit Effort-CPUE) alat tangkap Payang jabur dengan hasil tangkapan ikan Teri nasi dan Teri jawa di perairan Tegal selama 14 tahun Peningkatan Peningkatan Peningkatan Tahun Teri Nasi Teri Jawa Jumlah (%) (%) (%) 1990 42,43 64,93 107,36 1991 25,23 -40,55 24,13 -62,84 49,35 -54,03 1992 16,60 -34,18 15,83 -34,39 32,43 -34,28 1993 52,27 214,78 18,97 19,84 71,24 119,64 1994 27,61 -47,18 23,52 23,99 51,13 -28,23 1995 12,21 -55,79 27,22 15,75 39,43 -22,88 1996 24,72 102,50 22,73 -16,52 47,44 20,32 1997 26,71 8,05 11,23 -50,57 37,94 -20,03 1998 22,50 -15,74 13,64 21,38 36,14 -4,75 1999 11,27 -49,90 30,05 120,37 41,32 14,35 2000 13,18 16,87 23,02 -23,40 36,19 -12,41 2001 15,06 14,31 11,40 -50,48 26,46 -26,90 2002 12,46 -17,30 3,67 -67,83 16,12 -39,07 2003 17,38 39,51 10,12 175,92 27,49 70,53 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah)
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa
Teri dengan alat tangkap Payang jabur di
peningkatan CPUE baik ikan Teri nasi
perairan
maupun Teri jawa mengalami fluktuatif dari
kg/tahun. Sedangkan Maximum Economic
tahun ke tahun. Secara keseluruhan CPUE
Yield diperoleh tingkat upaya penangkapan
terendah pada tahun 2002 sebesar 16,12
optimum sebesar 18.778,07 trip dan stok
kg/trip, sedangkan tertinggi pada tahun
maksimum lestari sumberdaya Teri dengan
1990 sebesar 107,36 kg/trip.
alat tangkap Payang jabur di perairan
Tegal
sebesar
676.588,06
Tegal sebesar 675.461,86 kg/tahun. Pengelolaan
Sumberdaya
secara
Berdasarkan
Ekonomi
hasil
penelitian
diperoleh bahwa pengelolaan sumberdaya
Tingkat pemanfaatan pada tahun
ikan Teri, baik Teri nasi maupun Teri jawa
2003, tingkat upaya penangkapan sebesar
telah
23.634
hasil
fishing). Kecenderungan terjadinya over
tangkapan ikan Teri sebesar 649.794 kg.
fishing ditandai dengan hasil tangkapan
Hal ini berarti telah melebihi Maximum
yang semakin kecil dari tahun ke tahun.
Sustainable Yield diperoleh tingkat upaya
Perbedaan perhitungan MSY dan MEY
penangkapan optimum sebesar 19.576,77
antara jenis ikan Teri nasi dan Teri jawa
trip dan stok maksimum lestari sumberdaya
tersaji pada Tabel 4.
trip
Tabel 4. Jenis
dengan
produksi
mengalami
lebih
tangkap
(over
Perbedaan Tingkat Pengusahaan antara Jenis Ikan Teri Nasi dan Teri Jawa. EMSY
MSY
TR
TC
Profit
Teri Nasi
20.235,23
354.025,97 8.296.800.233,78 1.011.761.314,38 7.285.038.919,41
Teri Jawa
18.944,77
323.296,74 2.563.137.507,82
EMEY
MEY
947.238.495,06 1.615.899.012,76
TR
TC
Profit
Teri Nasi
19.001,42
352.709,81 8.265.955.181,22
950.071.209,25 7.315.883.971,97
Teri Jawa
15.444,14
312.258,09 2.475.621.644,57
772.206.768,56 1.703.414.876,02
Berdasarkan Tebal 4 terlihat bahwa tingkat
pada ikan Teri jawa, karena harga jual Teri
pengusahaan Teri nasi lebih besar dari
nasi lebih tinggi dari pada Teri jawa.
pada
tingkat
pengusahaan
Teri
jawa.
Purwanto
(2003)
menyatakan
Namun bila dilihat dari segi keuntungan
bahwa perkembangan usaha penangkapan
(profit)
ikan
ikan
Teri
nasi
memperoleh
sebenarnya
tidak
berbagai
ikan Teri jawa baik dalam tingkat MSY
mempengaruhinya.
maupun MEY. Hal ini menunjukkan bahwa
dan harga ikan merupakan dua faktor
harga jual ikan Teri nasi lebih besar dari
utama yang menentukan perkembangan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
perikanan
ekonomi
dari
keuntungan yang lebih besar dari pada
industri
kekuatan
terlepas
Biaya
yang
penangkapan
tangkap.
Adanya
keuntungan, yang merupakan surplus dari
penangkapan
perolehan
perikanan terbuka dengan sifat pemilikan
usaha
mendorong
penangkapan nelayan
ikan untuk
mengembangkan
armada
penangkapannya.
Selanjutnya
dikatakan
bersama
ikan
atas
penangkapan
tersebut.
sediaan ikan
Pada
ikan,
akan
industri
berkembang
hingga dicapai keseimbangan bionomis.
bahwa pada saat upaya penangkapan
Pada
masih relatif rendah, peningkatan upaya
penangkapan rata-rata per satuan berat
penangkapan
peningkatan
ikan setara dengan harga jual ikan. Tingkat
perolehan mencapai maksimum. Setelah
perubahan perolehan nelayan dari usaha
itu, perolehan menurun dengan semakin
penangkapan
meningkatnya intensitas penangkapan.
industri penangkapan ikan sebagai dampak
diikuti
Sedangkan
oleh
menurut
Nikijuluw
dari
kesetimbangan
ikan
tersebut
dan
perkembangan
perubahan teknologi
penangkapan
(2002), dalam pengendalian sumberdaya
ditentukan
perikanan dapat dilakukan dengan cara
permintaan (Purwanto, 1988).
pengendalian
ekonomi,
yaitu
suatu
pada
Purwanto
biaya
elastisitas (2003)
harga
menyatakan
pengendalian sumberdaya menggunakan
bahwa
pemanfaatan
variabel
secara
berlebihan akan mengakibatkan
ekonomi
pengendalian
sebagai
upaya
instrumen
penangkapan.
hilangnya
sumberdaya
manfaat
ikan
ekonomi
yang
diperoleh
bila
Kegiatan penangkapan ikan sebagai suatu
sebenarnya
dapat
usaha atau kegiatan ekonomi dapat diberi
pemanfaatan
sumberdaya
insentif untuk tumbuh atau sebaliknya
secara benar. Hal ini menjadi salah satu
disinsentif untuk tidak tumbuh dengan cara
penyebab kemiskinan nelayan pada daerah
manipulasi atau mengubah salah satu
padat
variabel ekonomi yang berpengaruh pada
kegiatan
eksistensi dan keberlangsungan kegiatan
dikendalikan
ekonomi tersebut. Variabel ekonomi yang
perikanan
dipergunakan terdiri dari harga ikan, harga
diindikasikan oleh volume produksi dan
faktor input, subsidi, pajak, biaya untuk
keuntungan ekonomi yang lebih rendah
memperoleh izin.
dibandingkan
Intensitas
penangkapan
penangkapan.
dilaksanakan
Perkembangan
penangkapan
yang
menyebabkan ini
tidak
efisien,
tingkat
tidak kegiatan yang
optimumnya.
ikan
Sementara itu, persaingan bebas antara
sebesarnya tidak hanya ditentukan oleh
nelayan berskala usaha kecil dengan yang
faktor biologi tetapi juga oleh kekuatan
berskala besar menyebabkan nelayan skala
ekonomi. Oleh karena itu, untuk melihat
usaha
dampak perubahan teknologi penangkapan
efisiensi usaha yang lebih rendah menjadi
terhadap perkembangan perikanan, perlu
pihak yang kalah bersaing.
dianalisi tingkat kesetimbangan ekonomi yang
akan
dicapai
oleh
industri
kecil,
yang
umumnya
memiliki
Dalam kondisi open acces, suatu perikanan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
akan
mencapai
titik
keseimbangan pada tingkat Eoa, dimana
tahun
permintaan total (TR) sama dengan biaya
kemiskinan pada nelayan secara struktur.
total (TC) yang berarti bahwa pelaku
Menurut
perikanan
menyebabkan
hanya
opportunitas
saja
menerima dan
rente
biaya ekonomi
ke
tahun
akan
(2000a),
Dahuri
kemiskinan
mengakibatkan
nelayan
secara
mengalami
terstruktur,
sumberdaya saja (tidak untung). Tingkat
berikut :
effort pada posisi ini adalah tingkat effort
1. Biaya tinggi yang harus dibayar
keseimbangan
2. Penerimaan
atau
disebut
sebagai
“bioeconomic aquilibrium of open acces
yang
yang
rendah
sebagai
dari
penjualan ikan hasil tangkapan.
fishery”. Keuntungan lestari (sustainable
Dalam
profit) akan diperoleh secara maksimum
komponen
pada tingkat upaya EMEY, dimana jarak
merupakan kegiatan yang
vertikal terbesar terjadi antara penerimaan
menyangkut
dan biaya yang diperoleh.
melibatkan banyak orang atau pihak, tidak
Berdasarkan hasil penelitian bahwa perikanan
Payang
jabur
utama
nelayan
sebagai
masyarakat
pesisir
banyak
multi-aspek,
variabel
dan
saja dibatasi oleh dimensi ekonomi tetapi
hasil
juga aspek sosial, budaya dan karakter,
tangkapan utama ikan Teri memperoleh
dimensi teknis, biologis sumberdaya, serta
keuntungan yang maksimal terjadi pada
dimensi prasarana usaha. Selain itu juga
tingkat pemanfaatan antara EMEY sebesar
terdapat faktor-faktor eksternal di luar
16.277,80 trip dan EMSY sebesar 18.243,61
kontrol nelayan yang ikut mempengaruhi
trip.
upaya
kondisi dan derajat kehidupan nelayan
penangkapan Payang jabur pada tahun
sehingga membuat pemberdayaan nelayan
2003 mencapai 23.634 trip. Hal ini berarti
menjadi sulit.
Sedangkan
dengan
pemberdayaan
tingkat
tingkat upaya Payang jabur di perairan Tegal pada saat ini telah lebih tangkap (over fishing).
Analisis Musim Penangkapan Daerah penangkapan ikan Teri di
Pengelolaan sumberdaya Teri telah
perairan pantai Tegal baik secara spasial
melebihi MSY dan dalam segi keuntungan
maupun temporal, tidak terlalu banyak
(profit)
upaya
mengalami perubahan yang berarti. Secara
penangkapan dari tahun ke tahun akan
spasial daerah penangkapan selalu berada
mengurangi
dan
di sekitar perairan karang jeruk, sedangkan
sampai pada akhirnya jika tingkat upaya
secara temporal kegiatan penangkapan
terus meningkat maka akan terjadi total
ikan Teri di perairan pantai Tegal dilakukan
pembiayaan
hampir sepanjang tahun tanpa mengalami
dengan
peningkatan
tingkat
(TC)
keuntungan
sama
dengan
total
penerimaan (TR). Bila upaya penangkapan
fluktuatif musiman yang mencolok.
sumberdaya Teri dengan menggunakan alat tangkap Payang jabur meningkat dari
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Nilai Indeks Musiman (MI) upaya
Tegal per bulan tersaji pada Tabel 5.
penangkapan ikan Teri di perairan pantai Tabel 5. Nilai Indeks Musiman (MI) Upaya Penangkapan Ikan Teri di Perairan Pantai Tegal Rata-Rata Indeks No. Bulan Musiman 140 (%) Januari
96,92
2
Pebruari
95,46
3
Maret
132,66
4
April
118,31
5
Mei
95,88
6
Juni
104,33
7
Juli
91,28
8
Agustus
9
September
10 Oktober
104,40
100 80 60 40
86,96 109,75
11 Nopember
82,45
12 Desember
83,06
Jumlah
120 Rata-Rata IM (%)
1
20 0 1
1201,47
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Bulan
Berdasarkan
time
Menurut Hurasan et al (1994)
series terhadap “Indeks Musiman” dengan
dalam penelitian pemataan lokasi dan
menggunakan metode persentase rata-rata
musim penangkapan ikan umpan hidup
jalan PRD (Method of Percentage Moving
yang
Average) diperoleh bahwa upaya usaha
(Stolephorus
CPUE alat tangkap Payang jabur di Tegal
Maluku
sangat
bulannya
musim penangkapan jenis ikan ini terjadi
berkisar antara 82,45 % sampai dengan
pada bulan Nopember sampai dengan
118,31 %. Indeks Musiman tertinggi terjadi
April.
pada
Pengelolaan Sumberdaya Ikan Teri
fluktuatif
bulan April
perhitungan
pada
tiap
sebesar 118,31
%,
sedangkan terendah terjadi pada bulan Nopember
sebesar
menunjukkan
82,45 bahwa
%.
Hal
didominasi spp)
Tengah,
jenis di
ikan
sekitar
mendapatkan
puri
perairan bahwa
dengan Payang Jabur
ini
kegiatan
Berdasarkan perhitungan MSY dan
penangkapan ikan Teri di perairan pantai
MEY menunjukkan bahwa besarnya upaya
Tegal terjadi sepanjang tahun, dengan
penangkapan alat tangkap Payang jabur
hasil tangkapan yang relatif merata setiap
sudah mengalami lebih tangkap (over
bulannya.
fishing). Walaupun kondisi penangkapan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ikan Teri telah over fishing tetapi kegiatan
intensif dapat menyebabkan kerusakan
penangkapan Teri tetap intensif bahkan
stok ikan secara total.
terus berkembang, terlihat dari jumlah alat tangkap
yang
semakin
(1997)
menyarankan
tiap
bahwa dalam pengoperasian alat tangkap
tahunnya. Hal ini terjadi karena harga jual
tetap harus dilakukan secara hati-hati
Teri cenderung tinggi terutama harga Teri
dengan pembatasan jumlah alat tangkap,
nasi, akibatnya nelayan tetap melakukan
mengurangi jumlah kapal yang beroperasi,
kegiatan penangkapan ikan Teri dengan
membatasi
menggunakan alat tangkap Payang jabur.
melebihi kondisi MSY dari stok ikan yang
Dengan
ada.
pengelolaan
banyak
Effendi
sumberdaya
ukuran
Sedangkan
perikanan yang benar, maka populasi ikan
(2002),
dapat
sumberdaya
dimanfaatkan
tanpa
harus
mata
jaring,
menurut
untuk
Hutabarat
mengatasi
perikanan
tidak
di
masalah Indonesia,
mengurasnya sampai habis dengan cara
pemerintah telah memberikan petunjuk-
melakukan penangkapan ikan secara terus
petunjuk kebijaksanaan pengelolaan dalam
menerus yang dapat mengakibatkan efek
menangani masalah pembangunan sektor
membahayakan bagi persediaan ikan (over
perikanan dan kelautan untuk masa
fishing). Oleh karena itu ada dua cara
dan masa mendatang dengan :
penangkapan yang berbeda, yaitu :
1. Memanfaatkan sumberdaya atau jasa
1. Menangkap ikan-ikan yang berukuran
kelautan secara optimal, efisien dan
besar saja dari suatu populasi akan
berkelanjutan
menyebabkan turunnya ukuran ikan
2. Meningkatkan
secara perlahan-lahan. Akibatnya para
pengendalian
nelayan akan menangkap ikan yang
dan perikanan
rata-rata
berukuran
kecil
sehingga
mereka harus membutuhkan upaya
kini
pengawasan sumberdaya
dan kelautan
3. Merehabilitasi ekosistem habitat pesisir dan laut
yang lebih besar agar supaya dapat
4. Menerapkan IPTEK dan manajemen
menjaga jumlah hasil tangkapan yang
profesional pada setiap mata rantai
sama (dalam berat)
usaha bidang kelautan dan perikanan.
2. Penangkapan
yang
intensif
dapat
mengakibatkan turunnya jumlah hasil tangkapan secara keseluruhan dan hal ini juga memaksa para nelayan untuk
5. Membangun dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif 6. Memberdayakan 7. Mengembangkan
agar dapat menjaga jumlah tangkapan
jaringan ekonomi
sama.
Dalam
keadaan
yang
terlalu ekstrim penangkapan ikan yang
ekonomi
masyarakat kelautan dan perikanan
menaikkan usaha penangkapan mereka yang
sosial
8. Mengembangkan sistem perikanan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
informasi
dan
memperkuat
dan
memperkuat
kelautan
dan
9. Mengembangkan
sistem
dan
mekanisme hukum dan kelembagaan
habitat
ekosistem
maupun
pencemaran.
hukum dan kelembagaan nasional dan internasional
pesisir
Hutabarat
(2002)
menyatakan
bahwa sumberdaya perikanan merupakan
10. Menanamkan wawasan kelautan pada seluruh masyarakat. Pemerintah
sumberdaya
yang
bersifat
dapat
diperbaharui (renewable), namun dalam
dalam
membangun
memperbaharui kembali dirinya berjalan
sektor perikanan dan kelautan mencakup
secara lambat sekali. Jika dieksploitasi jauh
empat misi, yaitu :
melebihi
dari
1. Peningkatkan peran sektor perikanan
untuk
membentuk
kemampuan
sumberdaya
diri
kembali,
dan kelautan sebagai sumber sebagai
mengakibatkan
sumber pertumbuhan ekonomi
menjadi tidak dapat diperbaharui lagi (non
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,
perikanan
dan
kelautan,
renewable). perikanan
sumberdaya Pengelolaan
yang
baik
tersebut sumberdaya
yaitu
dengan
khususnya nelayan dan petani ikan
memanfaatkan populasi ikan tanpa harus
kecil
menguras habis sumberdaya perikanan
3. Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung
serta
kualitas
lingkungan
tersebut.
Jika pengelolaan sumberdaya
perikanan
dilakukan
dengan
cara
perairan tawar, pesisir, pulau-pulau
melakukan penangkapan ikan secara terus
kecil dan lautan
menerus
4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
memperhitungkan
kemampuan sumberdaya tersebut untuk memperbaharui, akan membahayakan bagi
Penurunan jumlah stok ikan di perairan
tanpa
Jawa
juga
oleh
Menurut Gulland (1991), ada dua
beberapa hasil survai, antara lain oleh
pengertian tentang kondisi tangkap lebih,
Bappenas (2002) yang menyatakan bahwa
yaitu tangkap pertumbuhan (growth over
dalam pengelolaan sumberdaya kelautan
fishing) dan tangkap lebih peremajaan
dan
(recruitment over fishing). Kondisi tangkap
perikanan
pemanfaatan pemanfaatan
didukung
persediaan ikan (over fishing).
dibeberapa
lokasi
mengalami
tingkat
telah
terjadi
manakala
kegiatan perikanan banyak menangkap
exploitation). Kondisi ini berdampak negatif
individu-individu ikan yang terlalu muda,
terhadap keanekaragaman komunitas ikan
sehingga
di
mereka untuk mencapai ukuran dewasa,
dan
tinggi
pertumbuhan
(over
perairan
yang
lebih
tingkat
pendapatan
tidak
ada
kesempatan
bagi
nelayan. Selain itu, kerusakan lingkungan
Sedangkan
wilayah
peremajaan manakala kegiatan perikanan
laut
dan
pesisir
semakin
meningkatm baik berupa kerusakan fisik
tangkap individu
terjadinya banyak
yang
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
siap
tangkap
lebih
tertangkap
individu-
memijah
(spawing
untuk
Dahuri (2000b) menyatakan bahwa
memproduksi individu-individu ikan muda
Kawasan pesisir sarat dengan masalah-
mengecil (terancam).
masalah sosial ekonomi dan budaya yang
stock),
sehingga
peluang
Dewasa
ini
pemanfaatan
memiliki implikasi terhadap pengelolaan
sumberdaya hayati pesisir dan lautan telah
wilayah
menjadi
menonjol, yaitu bahwa kawasan pesisir
suatu
bidang
kegiatan
yang
pesisir.
Masalah
yang
sangat
dikendalikan oleh pasar, yang berkembang
umumnya
secara dinamis dan tanpa memperdulikan
sumberdaya milik bersama. Hal ini berarti
keseimbangan alam. Kemampuan untuk
bahwa sumberdaya kawasan pesisir ini
memperbaiki
tidak
diri
sebagian
besar
memiliki
dimiliki
status
sebagai
oleh
siapapun
dan/atau
setiap
orang.
Akibatnya
sumberdaya tersebut sudah tidak dapat
dimiliki
mengimbangi pesat dan tidak terkontrolnya
pemanfaatan sumberdaya pesisir menjadi
laju eksploitasi. Kerusakan pengelolaan
tidak bisa dikontrol, karena tidak ada
hayati
ini,
tekanan
diperparah
lingkungan
pencemaran
dengan
adanya
keputusan kolektif. Kelebihan pemanfaatan
perairan
karena
eksploitasi sumberdaya terjadi dimana-
mengalami
mana yang akhirnya membuat sumberdaya
meningkat
rusak dan memberikan produktivitas, hasil
yang
kecenderungan
yang
intensitanya dari waktu ke waktu. Dalam ikan
Teri
pengelolaan
dengan
dan pendapatan yang rendah. Hal ini
sumberdaya
menggunakan
alat
tangkap Payang jabur di perairan Tegal haruslah economic
ditinjau
melalui
approach.
oleh
Oleh
terjadi pula pada pengelolaan sumberdaya ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur di perairan Tegal.
Bio-technicokarena
itu,
Pengelolaan perikanan
sumber
daya
trend
semakin
menunjukkan
terdapat empat persyaratan yang harus
meningkat dan mendekati pemanfaatan
dipenuhi oleh suatu jenis alat tangkap ikan
maksimum, yaitu titik dimana eksploitasi
untuk dikembangkan, yaitu :
telah
1. Aspek
biologi,
pengoperasian
alat
mendekati
kondisi
yang
membahayakan
bagi
tangkap tersebut tidak mengganggu
lingkungan
sumberdaya
atau merusak kelestarian sumberdaya
Berbagai resiko dan kerusakan lingkungan
perikanan.
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia
2. Aspek teknis, alat tangkap tersebut efektif untuk dioperasikan 3. Aspek sosial, alat tangkap tersebut dapat diTerima oleh masyarakat 4. Aspek ekonomi, usaha penangkapan tersebut bersifat menguntungkan.
dan
kelestarian alam.
tersebut apabila dibiarkan akan menjadi ancaman
bagi
kelestarian
sumberdaya
alam itu sendiri dan lingkungan sekitar. Kondisi di atas dapat terjadi antara lain dikarenakan oleh anggapan masyarakat bahwa sumberdaya perikanan dan kelautan merupakan sumberdaya milik bersama,
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
sehingga setiap orang atau pemanfaat
swasta, perguruan tinggi dan kalangan
berlomba-lomba
peneliti lainnya.
sumberdaya
untuk
tersebut
memanfaatkan tanpa
adanya
Pengelolaan
Sumberdaya
satupun aturan yang membatasinya. Hal ini
Perikanan
dilakukan
atau
diartikan sebagai suatu strategi untuk
bahwa
mencapai pembangunan yang berpusat
memanfaatkan
pada masyarakat dan dilakukan secara
karena
pemanfaat orang
setiap
mempunyai
lain
juga
sumberdaya
orang
asumsi
akan
tersebut
bila
tidak
dimanfaatkan semaksimal mungkin. yang
Berbasis
Komunitas
dapat
terpadu dengan memperhatikan dua aspek kebijakan,
yaitu
aspek
ekonomi
dan
Pengelolaan sumberdaya perikanan
ekologi, dimana dalam pelaksanaannya
baik
status
terjadi pembagian tanggung jawab dan
dapat
wewenang
akan
pemanfaatan
memberikan
sumberdaya
yang
antara
pemerintah
disemua
diatus sedemikian rupa sehingga keadaan
level dalam lingkup pemerintahan maupun
sumberdaya dapat berkelanjutan (lestari).
sektoral dengan pengguna sumberdaya
Dengan demikian generasi saat ini dapat
alam
memanfaatkan sumberdaya secara optimal
sumberdaya pesisir (Dahuri et al, 2001)
tanpa
mengurangi
dalam
pengelolaan
bagi
Pemanfaatan potensi sumberdaya
generasi yang akan datang untuk ikut pula
perikanan laut di perairan pantai Utara
menikmatinya. Dalam pengelolaan potensi
Jawa (Laut Jawa) telah mengalami lebih
wilayah
tangkap
pesisir
kesempatan
(masyarakat)
dan
laut
yang lestari
(over
fishing).
Menurut
(sustainable) menjadi sangat penting baik
Departemen Kelautan dan Perikanan dan
bagi
sendiri
Puslitbang Oseanografi LIPI (2001), tingkat
(nelayan), pemerintah, maupun bagi pihak-
pemanfaatan sumberdaya perikanan laut
pihak
secara keseluruhan di Laut Jawa tahun
masyarakat yang
pesisir
itu
berkepentingan
dengan
lingkungan pesisir dan laut tersebut. Salah
satu
usaha
dalam
potensi sumberdaya ikan pelagis kecil
lestasi
sebesar 340 ton per tahun, sedangkan
jalan
Pengelolaan
produksinya sekitar 507,53 ton per tahun
Perikanan
Berbasis
pengelolaan sumberdaya ditempuh
dengan
Sumberdaya
2001 telah mencapai 137,38 % dengan
secara
Komunitas. Dalam Pengelolaan Pengelolaan
atau
sekitar
149,27
%
dari
potensi
sumberdaya perikanan.
Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas
Untuk mengatasi hasil tangkapan
ini, yang dimaksud dengan masyarakat
yang cenderung mengalami penurunan
adalah segenap komponen yang terlibat
dilakukan
baik
sumberdaya perikanan, antara lain :
secara
langsung
langsung
dalam
maupun
tidak
pemanfaatan
dan
upaya-upaya
pemulihan
1. Penyuluhan tentang :
pengeloaan sumberdaya pesisir dan lautan,
a. Kondisi sumberdaya yang ada
diantaranya adalah masyarakat lokal, LSM,
b. Jumlah alat tangkap optimum
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
c.
Akan adanya over fishing.
2. Sosialisasi
mempertimbangkan segenap aspek sosial-
kegiatan-kegiatan
ekonomi-budaya dan aspirasi masyarakat
pelestarian sumberdaya, melalui :
pengguna (stakeholder), serta lingkungan,
a. Diversifikasi
tangkap
meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,
dengan alat tangkap yang ramah
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
lingkungan, seperti gill net.
pengawasan dan pengendalian lingkungan
jenis
alat
b. Pembatasan waktu penangkapan
hidup.
ikan agar memberi kesempatan pada c.
ikan
untuk
melakukan
Pengelolaan Perikanan
Sumberdaya
Berbasis
Komunitas
dapat
pemijahan
diartikan sebagai suatu strategi untuk
Zonasi wilayah penangkapan yang
mencapai pembangunan yang berpusat
mengalami over fishing
pada masyarakat dan dilakukan secara
3. Pengurangan jumlah trip sampai 25,86
terpadu dengan memperhatikan dua aspek
% untuk hasil tangkapan Teri secara
kebijakan,
umum, untuk Teri nasi sebesar 19,60
ekologi, dimana dalam pelaksanaannya
%, sedangkan untuk Teri jawa sebesar
terjadi pembagian tanggung jawab dan
34,65 %.
wewenang
4. Pembatasan
kouta
yaitu
aspek
antara
ekonomi
pemerintah
dan
disemua
penangkapan
level dalam lingkup pemerintahan maupun
Payang jabur dengan hasil tangkapan
sektoral dengan pengguna sumberdaya
ikan Teri sebesar 28,58 kg/trip. Untuk
alam
Teri
sumberdaya pesisir (Dahuri et al, 2001)
nasi
sebesar
14,92
kg/trip,
sedangkan Teri jawa sebesar 13,21 kg/trip.
Pembatasan
penangkapan
ini
bertujuan
(masyarakat) Dalam
dalam
pengelolaan
pengelolaan sumberdaya
kuota
perikanan khususnya ikan Teri di perairan
untuk
Tegal, harus dilakukan secara terpadu
mempertahankan harga jual ikan Teri,
berbasis
baik Teri nasi maupun Teri Jawa di
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pantai
pasaran agar tetap tinggi, sehingga
Berbasis
meskipun volume penangkapan rendah
diberikanan kesempatan
tetapi
jawab
nelayan
keuntungan
tetap
cukup.
Masyarakat dalam
ini,
Sistem
masyarakat
dan tanggung
melakukan
pengelolaan
Karena
terhadap sumberdaya yang dimiliki, dimana
semakin banyak volume penangkapan
masyarakat sendiri yang mendefinisikan
atau tinggi penawaran akan berakibat
kebutuhan, tujuan dan aspirasinya serta
penurunan harga ikan.
masyarakat
Dalam
yang
mendapatkan
masyarakat/komunitas.
pengelolaan
sumberdaya
keputusan
perikanan harus dilakukan secara terpadu,
Disamping
yaitu suatu pengelolaan sumberdaya yang
sumberdaya
berkesinambungan dan dinamis dengan
masyarakat
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
itu
pula
demi itu, pesisir harus
yang
membuat
kesejahteraannya. dalam
pengelolaan
terpadu
berbasis
melibatkan
berbagai
pihak yang mempunyai kekuatan hukum,
tingkat upaya penangkapan optimum
sehingga apabila terjadi pelanggaran dalam
sebesar
pelaksanaan kesepatan dapat diselesaikan
maksimum lestari sebesar 312.258,09
dengan hukum dan peraturan yang telah
kg/tahun.
disepakati.
15.444,14
4. Pengelolaan
trip
sumberdaya
dan
ikan
stok
Teri
dengan alat tangkap Payang jabur di KESIMPULAN DAN SARAN
perairan Tegal saat ini sudah lebih tangkap dengan effort sebesar 23.634
Kesimpulan
trip dan produksi sebesar 649.794 kg.
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini,
maka
dapat
ditarik
beberapa
Saran
kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil
tangkapan
Dari kesimpulan tersebut dapat (MSY)
disarankan untuk pengelolaan sumberdaya
sumberdaya Teri dengan alat tangkap
ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur
Payang
di perairan Tegal perlu dilakukan strategi
jabur
676.588,06 Maximum
di
lestari Tegal
kg/tahun, Economic
sebesar
sedangkan sebesar
1. Pengurangan jumlah trip sampai 25,86
untuk
% untuk hasil tangkapan Teri secara
pengelolaan sumberdaya Teri saat ini
umum, untuk Teri nasi sebesar 19,60
effort optimumnya sebesar 18.778,07
%, sedangkan untuk Teri jawa sebesar
trip.
34,65 %.
675.461,86
Yield
pengelolaan berupa :
kg/tahun,
maka
2. Sumberdaya Teri nasi pada Maximum Sustainable penangkapan
Yield
tingkat
optimum
2. Pembatasan
kouta
penangkapan
upaya
Payang jabur dengan hasil tangkapan
sebesar
ikan Teri sebesar 28,58 kg/trip. Untuk
20.235,23 trip dan stok maksimum
Teri
lestari sebesar 354.025,97 kg/tahun,
sedangkan Teri jawa sebesar 13,21
sedangkan Maximum Economic Yield
kg/trip.
tingkat upaya penangkapan optimum sebesar
19.001,42
trip
dan
nasi
Payang
maksimum lestari sebesar 352.709,81
waring)
Sustainable penangkapan
jabur
4. Pembatasan
3. Sumberdaya Teri jawa pada Maximum Yield
tingkat
optimum
14,92
kg/trip,
3. Modifikasi alat (kantong alat tangkap
stok
kg/tahun.
sebesar
terutama
tidak
menggunakan
waktu
penangkapan
pada
musim
pemijahan
upaya
(musim rawan penangkapan), yaitu
sebesar
pada bulan Januari sampai dengan
18.944,77 trip dan stok maksimum
Pebruari.
lestari sebesar 323.296,74 kg/tahun, sedangkan Maximum Economic Yield
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
5. Untuk akurasi data produksi Teri, perlu adanya penelitian tentang alat tangkap lain yang hasil tangkapannya Teri.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir. Sutrisno Anggoro, MS. dan Ir. Asriyanto, DFG., MS. selaku tim perevisi, serta semua pihak
yang
telah
mendukung
hingga
selesainya penyusunan artikel ini
DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2002. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Makalah dalam Forum Komunikasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas, Pantai Utara Jawa Bagian Barat. PIU-PCO Co-Fish, Ambarawa. Dahuri,
R. 2000a. Pemberdayaan Sumberdaya Kelautan untuk Kesejahteraan Masyarakat. LIPI dan Ditjen P3K, Jakarta. b
. 2000 . Strategi dan Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia dalam Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB dan Proyek Pesisir, Bogor.
Gulland, J.A. 1991. Fish Stock Assessment. A Manual of Basic Methods. John Wiley & Son. Chichester. Hutomo, M., Burhanuddin, A. Djamali dan S. Martosewojo. 1987. Sumber Daya Ikan Teri di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI. Jakarta. Hutabarat, S. 2002. Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Makalah Seminar Nasional SUPM Negeri Tegal tanggal 20 Desember 2002. Hurasan, M.S., RS. Amran dan H. Luthfie. 1994. Pemetaan Lokasi dan Musim Penangkapan Ikan Upan Hidup di Sekitar Perairan Maluku Tengah. Journal Penelitian Perikanan Laut No. 90 Tahun 1994. Sub Bagian Penelitian Perikanan Laut, Ambon Purwanto. 1988. Bio-Ekonomi Perubahan Teknologi Penangkapan Ikan dan Bio-Ekonomi Penangkapan Ikan : Model Statik. Jurnal dalam majalah Oseana Volume XV. No. 3 . 2003. Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Makalah dalam Workshop Pengkajian Sumberdaya Ikan. Masyarakat Perikanan Nusantara, Jakarta Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. 2001. Laporan Akhir Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan, Jakarta
Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pustaka Cidesindo, Jakarta.
Dahuri, R., J. Rais, SP. Ginting dan Sitepu. 2001. Pengelolaan sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Agromedia. Bogor.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com