PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TERI DENGAN ALAT

Download wilayah Tegal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa MSY sumberdaya ikan Teri sebesar ... Kata-kata kunci : Sumberdaya Ikan Teri, Payang Jabur...

0 downloads 553 Views 92KB Size
PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TERI DENGAN ALAT TANGKAP PAYANG JABUR MELALUI PENDEKATAN BIO-EKONOMI DI PERAIRAN TEGAL MANAGEMENT OF STOLEPHORUS SP RESOURCES USING BOAT SEINE THROUGH BIO-ECONOMIC APPROACH IN TEGAL WATERS Sri Mulyani 1), Subiyanto

2)

dan Azis Nur Bambang 2)

Abstract The condition of Anchovy resources in Tegal area with empasshized on Bio-economic aspect were for resource management strategy were studied during 2004. Boat Seine Capture fisheries statistic data from 1990 to 2003, especially from various fish landing places belong to Tegal Regency were collected. The MSY of Anchovy resource caught with Beach seine in Tegal area was 676.588,06 kg per year and MEY 675.461,86 kg per year, while optimum effort was 18.778,07 trips per year. Various strategic effort to manage Anchovy resources in Tegal water such as fishing quota 28,58 kg per trip, close season, fishing area zonation were needed more over management institution such as Community Based Resources Management by local communities supported by lafal aspect and local regulation is important. Key words

: Anchovy, Boat Seine, Bio-economic, Maximum Sustainable Yield, Maximum Economic Yield Abstrak

Studi tentang kondisi sumber daya ikan di perairan Tegal dalam rangka strategi pengelolaan pemanfaatan yang berkelanjutan dengan pendekatan Bio-Ekonomi telah dilakukan pada tahun 2004. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah data hasil tangkapan Payang jabur selama 14 tahun dari 1990 – 2003, yang diambil dari beberapa Tempat Pedaratan Ikan di wilayah Tegal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa MSY sumberdaya ikan Teri sebesar 676.588,06 kg/tahun, sebesar MEY 675.461,86 kg/tahun, sedangkan upaya penangkapan optimumnya sebesar 18.778,07 trip/tahun. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur di perairan Tegal diperlukan beberapa upaya strategi pengaturan yang antara lain berupa kuota hasil tangkapan sebesar 28,58 kg/trip, pembatasan waktu penangkapan serta zonasi daerah penangkapan. Disamping itu perlu dibentuk lembaga pengelola sumber daya berbasis komunitas yang memiliki kekuatan hukum dan didukung dengan suatu peraturan daerah Kata-kata kunci

1) 2)

: Sumberdaya Ikan Teri, Payang Jabur, Pendekatan Bio-Ekonomi, Maximum Sustainable Yield, Maximum Economic Yield

Staf Pengajar FPIK Universitas Panca Sakti Tegal Staf Pengajar FPIK UNDIP

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

PENDAHULUAN

kapal, menggunakan alat bantu untuk

Perairan Tegal merupakan perairan dangkal dengan gugusan karang jeruk yang diduga sebagai fishing ground yang baik kehidupan ikan Teri. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hutomo et al. (1987) yang menyatakan bahwa Teri mempunyai sifat pelagik

yang

umumnya

hidup

dalam

gerombolan (shoaling), menghuni perairan pesisir dan estuaria, tersedianya banyak makanan dan kadar garam yang relatif rendah. Penangkapan dilakukan

dengan

ikan

Teri

banyak

menggunakan

alat

tangkap sejenis Payang dan bermacammacam

alat

lainnya

sebagai

hasil

modifikasinya. Pemberian nama Payang alat tangkap sejenis pukat kantong atau pukat pantai (boat seine) yang bagian kantongnya tangkap

ini

terbuat khusus

dari

waring.

digunakan

Alat untuk

menangkap ikan pelagis kecil khususnya ikan Teri (Stolephorus sp) dan alat tangkap ini bukan alat tangkap musiman kecuali pada musim barat. nelayan tidak melaut karena ombak besar. Nama Payang jabur (alat tangkap) berasal dari nama daerah (lokal) Tegal. Dalam memanfaatkan sumberdaya ikan Teri nelayan berusaha melakukan usaha

penangkapan

ikan

sebanyak

mungkin tanpa adanya pembatasan dan menggunakan teknologi penangkapan yang lebih efisien, yaitu peningkatan teknologi dengan cara mengganti alat tangkapannya dengan lebih efisien, memperbesar ukuran

mendeteksi tingkat kelimpahan sediaan ikan ataupun alat bantu mengumpulkan gerombolan ikan. Secara umum dari teknis produksi,

peningkatan

penangkapan

ikan

teknologi

diharapkan

meningkatkan

akan

efisiensi

teknis

penangkapan, sedangkan dari sisi ekonomi, peningkatan teknologi dapat menurunkan biaya penangkapan. Penangkapan ikan Teri dilakukan dengan menggunakan alat tangkap Payang jabur di Tegal dan sekitarnya. Dalam pengelolaan

sumberdaya

khususnya

sumberdaya

perairan

Tegal

perikanan

ikan

Teri

dilakukan

di

dengan

banyaknya alat tangkap yang dioperasikan di perairan pantai, sedangkan areal daerah penangkapannya terbatas, sehingga sering terjadi

konflik

pemanfaatan

diantara

nelayan. Oleh karena itu dalam penelitian lanjutan

ini

akan

dikaji

pengelolaan

sumberdaya ikan Teri ditinjau dari aspek bio-ekonomi

dengan

memperhatikan

tingkat pengusahaan sumberdaya ikan Teri terhadap

biaya

penangkapan

setiap

kilogram ikan pada tingkat produksi lestari. Mengingat

peningkatan

penangkapan

akan

masalah

teknologi

berkaitan

dengan

kelimpahan/kesediaan

sumberdaya

perikanan,

karakteristik

ekonominya,

produksi maka

stok dan untuk

mengkajinya digunakan pendekatan bioekonomi. Dengan pendekatan ini akan diperoleh

suatu

konsep

bagaimana

pengelolaan sumberdaya perikanan akan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

tetap lestari dan menguntungkan dari

8 orang dan TPI Muarareja sejumlah 1

sudut ekonomi.

orang dari 1 orang.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk

melanjutkan

tentang

dicapai dalam penelitian ini dan mengingat

pengelolaan sumberdaya Teri dengan alat

kondisi wilayah serta keterbatasan waktu,

tangkap Payang jabur di Tegal, sedangkan

maka

tujuannya adalah untuk mengkaji :

mempergunakan metode studi kasus di

1. Hasil

penelitian

Berdasarkan sasaran yang ingin

tangkapan

lestari

penelitian

ini

dilakukan

dengan

(MSY)

perairan pantai Tegal. Dalam metode studi

sumberdaya Teri dengan alat tangkap

kasus ini pengambilan data meliputi :

Payang jabur di Tegal

tingkat pengusahaan (trip), produksi hasil

2. Hasil ekonomi maksimum (MEY) yang optimum

(kg),

pembiayaan

dan

pengelolaan

pendapatan usaha penangkapan Payang

sumberdaya Teri dengan alat tangkap

Jabur di tegal dan masing-masing diselidiki

Payang jabur di Tegal.

secara mendalam di 4 TPI pada bulan

3. Peranan

pada

tangkapan

MEY

dalam

pengelolaan

sumberdaya Teri dengan alat tangkap

Pebruari – Maret 2004 yang dikerjakan langsung olah peneliti di wilayah studi.

Payang jabur di perairan Tegal HASIL DAN PEMBAHASAN METODOLOGI PENELITIAN Payang Materi

atau

obyek

yang

termasuk

penangkapan

tradisional

alat yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah

keberadaannya

usaha penangkapan Payang jabur yang

Indonesia sampai saat ini tetap dianggap

beroperasi di perairan pantai Tegal dengan

penting

materi utama adalah hasil tangkapan ikan

maupun penyerapan tenaga kerja. Dalam

Teri. Sedangkan pencatatan data diperoleh

perkembangannya alat tangkap Payang

dari hasil monitoring kegiatan pelelangan

jabur

ikan di empat lokasi Tempat Pendaratan

dipergunakan oleh nelayan setempat sejak

Ikan (TPI) yang terdapat disepanjang

masa penjajahan Belanda. Alat tangkap

pantai Tegal, meliputi respondeng di TPI

Payang jabur dalam perkembangannya

Suradadi sejumlah 8 orang dari 45 orang,

pernah mengalami kejayaan pada tahun

TPI Larangan sejumlah 17 orang dari 145

70-an. Perkembangan alat tangkap Payang

orang, TPI Tegalsari sejumlah 4 orang dari

jabur di Tegal tersaji pada Tabel 1.

baik

di

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

untuk dilihat

Tegal

perikanan dari

sudah

laut

produktivitas

dikenal

dan

Tabel 1.

Perkembangan Alat Tangkap Payang jabur di Kota Tegal Th. 1998 – 2003

No.

Tahun

1 2 3 4 5 6

1998 1999 2000 2001 2002 2003

Sumber

Kab. Tegal (Unit) 63 70 121 146 190 190

Kota Tegal (Unit) 9 9 9 9 9 9

Jumlah

Peningkatan (%)

72 79 130 155 199 199

9,72 64,56 19,23 28,39 0,00 121,90 24,38

Jumlah Rata-Rata Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah)

:

Berdasarkan

pengamatan

dan

masyarakat pesisir Tegal, dan sebagai

wawancara dengan nelayan Payang jabur

penyuplai bahan baku industri pengolahan

di Tegal kendala dalam perkembangan

ikan Teri nasi di daerah Pemalang dan

perikanan Payang jabur adalah masih

Kendal.

adanya sifat nelayan setempat yang hanya

Produksi dan nilai produksi ikan

bergantung pada satu jenis alat tangkap,

Teri di perairan terdiri dari dua jenis, yaitu

yaitu Payang jabur. Nelayan Payang jabur

Teri

di

untuk

perkembangan produksi dan nilai produksi

lain

dari kedua jenis ikan Teri ini tersaji pada

Tegal

belum

menggunakan

jenis

termotivasi alat

tangkap

sebagai upaya diversifikasi alat dalam

nasi

Tabel 2.

usahanya, sehingga frekuensi usahanya masih sangat tergantung pada keberadaan ikan Teri. Hasil

tangkapan

utama

alat

tangkap Payang jabur adalah jenis ikan Teri, yang terdiri dari dua jenis yaitu Teri nasi dan Teri jawa. Usaha penangkapan Payang jabur di Tegal merupakan salah satu

penopang

utama

perekonomian

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

dan

Teri

jawa.

Adapun

Tabel 2.

Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi dari Kedua Jenis Ikan Teri di Tegal

Ikan Teri Teri Nasi Teri Jawa Produksi Nilai Produksi Produksi (kg) (Rp) (kg) (kg) 1990 7.866 844.516 405.269.450 333.778 1990 7.866 844.516 1991 6.965 343.746 327.516.100 175.706 1991 6.965 343.746 1992 10.232 331.866 250.206.200 169.899 1992 10.232 331.866 1993 6.839 487.190 566.652.300 357.458 1993 6.839 487.190 1994 6.208 317.402 615.071.162 171.389 1994 6.208 317.402 1995 6.730 265.362 541.535.047 82.141 1995 6.730 265.362 1996 12.493 592.713 1.149.113.400 308.774 1996 12.493 592.713 1997 11.738 445.341 887.570.850 313.475 1997 11.738 445.341 1998 14.076 508.668 2.265.331.800 316.729 1998 14.076 508.668 1999 20.780 858.696 3.322.796.000 234.278 1999 20.780 858.696 2000 14.424 522.065 2.329.253.300 190.060 2000 14.424 522.065 2001 28.590 756.477 6.561.475.700 430.630 2001 28.590 756.477 2002 26.345 424.749 6.451.330.060 328.164 2002 26.345 424.749 2003 23.634 649.79411.520.923.142 410.724 2003 23.634 649.794 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah) Tahun

Trip

Hasil tangkapan per unit usaha (Catch per Unit Effort-CPUE) alat tangkap

Teri nasi dan Teri jawa di perairan Tegal selama 14 tahun tersaji pada Tabel 3.

Payang jabur dengan hasil tangkapan ikan Tabel 3. Hasil tangkapan per unit usaha (Catch per Unit Effort-CPUE) alat tangkap Payang jabur dengan hasil tangkapan ikan Teri nasi dan Teri jawa di perairan Tegal selama 14 tahun Peningkatan Peningkatan Peningkatan Tahun Teri Nasi Teri Jawa Jumlah (%) (%) (%) 1990 42,43 64,93 107,36 1991 25,23 -40,55 24,13 -62,84 49,35 -54,03 1992 16,60 -34,18 15,83 -34,39 32,43 -34,28 1993 52,27 214,78 18,97 19,84 71,24 119,64 1994 27,61 -47,18 23,52 23,99 51,13 -28,23 1995 12,21 -55,79 27,22 15,75 39,43 -22,88 1996 24,72 102,50 22,73 -16,52 47,44 20,32 1997 26,71 8,05 11,23 -50,57 37,94 -20,03 1998 22,50 -15,74 13,64 21,38 36,14 -4,75 1999 11,27 -49,90 30,05 120,37 41,32 14,35 2000 13,18 16,87 23,02 -23,40 36,19 -12,41 2001 15,06 14,31 11,40 -50,48 26,46 -26,90 2002 12,46 -17,30 3,67 -67,83 16,12 -39,07 2003 17,38 39,51 10,12 175,92 27,49 70,53 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal, 2003 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tegal, 2003 (Data yang diolah)

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa

Teri dengan alat tangkap Payang jabur di

peningkatan CPUE baik ikan Teri nasi

perairan

maupun Teri jawa mengalami fluktuatif dari

kg/tahun. Sedangkan Maximum Economic

tahun ke tahun. Secara keseluruhan CPUE

Yield diperoleh tingkat upaya penangkapan

terendah pada tahun 2002 sebesar 16,12

optimum sebesar 18.778,07 trip dan stok

kg/trip, sedangkan tertinggi pada tahun

maksimum lestari sumberdaya Teri dengan

1990 sebesar 107,36 kg/trip.

alat tangkap Payang jabur di perairan

Tegal

sebesar

676.588,06

Tegal sebesar 675.461,86 kg/tahun. Pengelolaan

Sumberdaya

secara

Berdasarkan

Ekonomi

hasil

penelitian

diperoleh bahwa pengelolaan sumberdaya

Tingkat pemanfaatan pada tahun

ikan Teri, baik Teri nasi maupun Teri jawa

2003, tingkat upaya penangkapan sebesar

telah

23.634

hasil

fishing). Kecenderungan terjadinya over

tangkapan ikan Teri sebesar 649.794 kg.

fishing ditandai dengan hasil tangkapan

Hal ini berarti telah melebihi Maximum

yang semakin kecil dari tahun ke tahun.

Sustainable Yield diperoleh tingkat upaya

Perbedaan perhitungan MSY dan MEY

penangkapan optimum sebesar 19.576,77

antara jenis ikan Teri nasi dan Teri jawa

trip dan stok maksimum lestari sumberdaya

tersaji pada Tabel 4.

trip

Tabel 4. Jenis

dengan

produksi

mengalami

lebih

tangkap

(over

Perbedaan Tingkat Pengusahaan antara Jenis Ikan Teri Nasi dan Teri Jawa. EMSY

MSY

TR

TC

Profit

Teri Nasi

20.235,23

354.025,97 8.296.800.233,78 1.011.761.314,38 7.285.038.919,41

Teri Jawa

18.944,77

323.296,74 2.563.137.507,82

EMEY

MEY

947.238.495,06 1.615.899.012,76

TR

TC

Profit

Teri Nasi

19.001,42

352.709,81 8.265.955.181,22

950.071.209,25 7.315.883.971,97

Teri Jawa

15.444,14

312.258,09 2.475.621.644,57

772.206.768,56 1.703.414.876,02

Berdasarkan Tebal 4 terlihat bahwa tingkat

pada ikan Teri jawa, karena harga jual Teri

pengusahaan Teri nasi lebih besar dari

nasi lebih tinggi dari pada Teri jawa.

pada

tingkat

pengusahaan

Teri

jawa.

Purwanto

(2003)

menyatakan

Namun bila dilihat dari segi keuntungan

bahwa perkembangan usaha penangkapan

(profit)

ikan

ikan

Teri

nasi

memperoleh

sebenarnya

tidak

berbagai

ikan Teri jawa baik dalam tingkat MSY

mempengaruhinya.

maupun MEY. Hal ini menunjukkan bahwa

dan harga ikan merupakan dua faktor

harga jual ikan Teri nasi lebih besar dari

utama yang menentukan perkembangan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

perikanan

ekonomi

dari

keuntungan yang lebih besar dari pada

industri

kekuatan

terlepas

Biaya

yang

penangkapan

tangkap.

Adanya

keuntungan, yang merupakan surplus dari

penangkapan

perolehan

perikanan terbuka dengan sifat pemilikan

usaha

mendorong

penangkapan nelayan

ikan untuk

mengembangkan

armada

penangkapannya.

Selanjutnya

dikatakan

bersama

ikan

atas

penangkapan

tersebut.

sediaan ikan

Pada

ikan,

akan

industri

berkembang

hingga dicapai keseimbangan bionomis.

bahwa pada saat upaya penangkapan

Pada

masih relatif rendah, peningkatan upaya

penangkapan rata-rata per satuan berat

penangkapan

peningkatan

ikan setara dengan harga jual ikan. Tingkat

perolehan mencapai maksimum. Setelah

perubahan perolehan nelayan dari usaha

itu, perolehan menurun dengan semakin

penangkapan

meningkatnya intensitas penangkapan.

industri penangkapan ikan sebagai dampak

diikuti

Sedangkan

oleh

menurut

Nikijuluw

dari

kesetimbangan

ikan

tersebut

dan

perkembangan

perubahan teknologi

penangkapan

(2002), dalam pengendalian sumberdaya

ditentukan

perikanan dapat dilakukan dengan cara

permintaan (Purwanto, 1988).

pengendalian

ekonomi,

yaitu

suatu

pada

Purwanto

biaya

elastisitas (2003)

harga

menyatakan

pengendalian sumberdaya menggunakan

bahwa

pemanfaatan

variabel

secara

berlebihan akan mengakibatkan

ekonomi

pengendalian

sebagai

upaya

instrumen

penangkapan.

hilangnya

sumberdaya

manfaat

ikan

ekonomi

yang

diperoleh

bila

Kegiatan penangkapan ikan sebagai suatu

sebenarnya

dapat

usaha atau kegiatan ekonomi dapat diberi

pemanfaatan

sumberdaya

insentif untuk tumbuh atau sebaliknya

secara benar. Hal ini menjadi salah satu

disinsentif untuk tidak tumbuh dengan cara

penyebab kemiskinan nelayan pada daerah

manipulasi atau mengubah salah satu

padat

variabel ekonomi yang berpengaruh pada

kegiatan

eksistensi dan keberlangsungan kegiatan

dikendalikan

ekonomi tersebut. Variabel ekonomi yang

perikanan

dipergunakan terdiri dari harga ikan, harga

diindikasikan oleh volume produksi dan

faktor input, subsidi, pajak, biaya untuk

keuntungan ekonomi yang lebih rendah

memperoleh izin.

dibandingkan

Intensitas

penangkapan

penangkapan.

dilaksanakan

Perkembangan

penangkapan

yang

menyebabkan ini

tidak

efisien,

tingkat

tidak kegiatan yang

optimumnya.

ikan

Sementara itu, persaingan bebas antara

sebesarnya tidak hanya ditentukan oleh

nelayan berskala usaha kecil dengan yang

faktor biologi tetapi juga oleh kekuatan

berskala besar menyebabkan nelayan skala

ekonomi. Oleh karena itu, untuk melihat

usaha

dampak perubahan teknologi penangkapan

efisiensi usaha yang lebih rendah menjadi

terhadap perkembangan perikanan, perlu

pihak yang kalah bersaing.

dianalisi tingkat kesetimbangan ekonomi yang

akan

dicapai

oleh

industri

kecil,

yang

umumnya

memiliki

Dalam kondisi open acces, suatu perikanan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

akan

mencapai

titik

keseimbangan pada tingkat Eoa, dimana

tahun

permintaan total (TR) sama dengan biaya

kemiskinan pada nelayan secara struktur.

total (TC) yang berarti bahwa pelaku

Menurut

perikanan

menyebabkan

hanya

opportunitas

saja

menerima dan

rente

biaya ekonomi

ke

tahun

akan

(2000a),

Dahuri

kemiskinan

mengakibatkan

nelayan

secara

mengalami

terstruktur,

sumberdaya saja (tidak untung). Tingkat

berikut :

effort pada posisi ini adalah tingkat effort

1. Biaya tinggi yang harus dibayar

keseimbangan

2. Penerimaan

atau

disebut

sebagai

“bioeconomic aquilibrium of open acces

yang

yang

rendah

sebagai

dari

penjualan ikan hasil tangkapan.

fishery”. Keuntungan lestari (sustainable

Dalam

profit) akan diperoleh secara maksimum

komponen

pada tingkat upaya EMEY, dimana jarak

merupakan kegiatan yang

vertikal terbesar terjadi antara penerimaan

menyangkut

dan biaya yang diperoleh.

melibatkan banyak orang atau pihak, tidak

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perikanan

Payang

jabur

utama

nelayan

sebagai

masyarakat

pesisir

banyak

multi-aspek,

variabel

dan

saja dibatasi oleh dimensi ekonomi tetapi

hasil

juga aspek sosial, budaya dan karakter,

tangkapan utama ikan Teri memperoleh

dimensi teknis, biologis sumberdaya, serta

keuntungan yang maksimal terjadi pada

dimensi prasarana usaha. Selain itu juga

tingkat pemanfaatan antara EMEY sebesar

terdapat faktor-faktor eksternal di luar

16.277,80 trip dan EMSY sebesar 18.243,61

kontrol nelayan yang ikut mempengaruhi

trip.

upaya

kondisi dan derajat kehidupan nelayan

penangkapan Payang jabur pada tahun

sehingga membuat pemberdayaan nelayan

2003 mencapai 23.634 trip. Hal ini berarti

menjadi sulit.

Sedangkan

dengan

pemberdayaan

tingkat

tingkat upaya Payang jabur di perairan Tegal pada saat ini telah lebih tangkap (over fishing).

Analisis Musim Penangkapan Daerah penangkapan ikan Teri di

Pengelolaan sumberdaya Teri telah

perairan pantai Tegal baik secara spasial

melebihi MSY dan dalam segi keuntungan

maupun temporal, tidak terlalu banyak

(profit)

upaya

mengalami perubahan yang berarti. Secara

penangkapan dari tahun ke tahun akan

spasial daerah penangkapan selalu berada

mengurangi

dan

di sekitar perairan karang jeruk, sedangkan

sampai pada akhirnya jika tingkat upaya

secara temporal kegiatan penangkapan

terus meningkat maka akan terjadi total

ikan Teri di perairan pantai Tegal dilakukan

pembiayaan

hampir sepanjang tahun tanpa mengalami

dengan

peningkatan

tingkat

(TC)

keuntungan

sama

dengan

total

penerimaan (TR). Bila upaya penangkapan

fluktuatif musiman yang mencolok.

sumberdaya Teri dengan menggunakan alat tangkap Payang jabur meningkat dari

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Nilai Indeks Musiman (MI) upaya

Tegal per bulan tersaji pada Tabel 5.

penangkapan ikan Teri di perairan pantai Tabel 5. Nilai Indeks Musiman (MI) Upaya Penangkapan Ikan Teri di Perairan Pantai Tegal Rata-Rata Indeks No. Bulan Musiman 140 (%) Januari

96,92

2

Pebruari

95,46

3

Maret

132,66

4

April

118,31

5

Mei

95,88

6

Juni

104,33

7

Juli

91,28

8

Agustus

9

September

10 Oktober

104,40

100 80 60 40

86,96 109,75

11 Nopember

82,45

12 Desember

83,06

Jumlah

120 Rata-Rata IM (%)

1

20 0 1

1201,47

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12

Bulan

Berdasarkan

time

Menurut Hurasan et al (1994)

series terhadap “Indeks Musiman” dengan

dalam penelitian pemataan lokasi dan

menggunakan metode persentase rata-rata

musim penangkapan ikan umpan hidup

jalan PRD (Method of Percentage Moving

yang

Average) diperoleh bahwa upaya usaha

(Stolephorus

CPUE alat tangkap Payang jabur di Tegal

Maluku

sangat

bulannya

musim penangkapan jenis ikan ini terjadi

berkisar antara 82,45 % sampai dengan

pada bulan Nopember sampai dengan

118,31 %. Indeks Musiman tertinggi terjadi

April.

pada

Pengelolaan Sumberdaya Ikan Teri

fluktuatif

bulan April

perhitungan

pada

tiap

sebesar 118,31

%,

sedangkan terendah terjadi pada bulan Nopember

sebesar

menunjukkan

82,45 bahwa

%.

Hal

didominasi spp)

Tengah,

jenis di

ikan

sekitar

mendapatkan

puri

perairan bahwa

dengan Payang Jabur

ini

kegiatan

Berdasarkan perhitungan MSY dan

penangkapan ikan Teri di perairan pantai

MEY menunjukkan bahwa besarnya upaya

Tegal terjadi sepanjang tahun, dengan

penangkapan alat tangkap Payang jabur

hasil tangkapan yang relatif merata setiap

sudah mengalami lebih tangkap (over

bulannya.

fishing). Walaupun kondisi penangkapan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

ikan Teri telah over fishing tetapi kegiatan

intensif dapat menyebabkan kerusakan

penangkapan Teri tetap intensif bahkan

stok ikan secara total.

terus berkembang, terlihat dari jumlah alat tangkap

yang

semakin

(1997)

menyarankan

tiap

bahwa dalam pengoperasian alat tangkap

tahunnya. Hal ini terjadi karena harga jual

tetap harus dilakukan secara hati-hati

Teri cenderung tinggi terutama harga Teri

dengan pembatasan jumlah alat tangkap,

nasi, akibatnya nelayan tetap melakukan

mengurangi jumlah kapal yang beroperasi,

kegiatan penangkapan ikan Teri dengan

membatasi

menggunakan alat tangkap Payang jabur.

melebihi kondisi MSY dari stok ikan yang

Dengan

ada.

pengelolaan

banyak

Effendi

sumberdaya

ukuran

Sedangkan

perikanan yang benar, maka populasi ikan

(2002),

dapat

sumberdaya

dimanfaatkan

tanpa

harus

mata

jaring,

menurut

untuk

Hutabarat

mengatasi

perikanan

tidak

di

masalah Indonesia,

mengurasnya sampai habis dengan cara

pemerintah telah memberikan petunjuk-

melakukan penangkapan ikan secara terus

petunjuk kebijaksanaan pengelolaan dalam

menerus yang dapat mengakibatkan efek

menangani masalah pembangunan sektor

membahayakan bagi persediaan ikan (over

perikanan dan kelautan untuk masa

fishing). Oleh karena itu ada dua cara

dan masa mendatang dengan :

penangkapan yang berbeda, yaitu :

1. Memanfaatkan sumberdaya atau jasa

1. Menangkap ikan-ikan yang berukuran

kelautan secara optimal, efisien dan

besar saja dari suatu populasi akan

berkelanjutan

menyebabkan turunnya ukuran ikan

2. Meningkatkan

secara perlahan-lahan. Akibatnya para

pengendalian

nelayan akan menangkap ikan yang

dan perikanan

rata-rata

berukuran

kecil

sehingga

mereka harus membutuhkan upaya

kini

pengawasan sumberdaya

dan kelautan

3. Merehabilitasi ekosistem habitat pesisir dan laut

yang lebih besar agar supaya dapat

4. Menerapkan IPTEK dan manajemen

menjaga jumlah hasil tangkapan yang

profesional pada setiap mata rantai

sama (dalam berat)

usaha bidang kelautan dan perikanan.

2. Penangkapan

yang

intensif

dapat

mengakibatkan turunnya jumlah hasil tangkapan secara keseluruhan dan hal ini juga memaksa para nelayan untuk

5. Membangun dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif 6. Memberdayakan 7. Mengembangkan

agar dapat menjaga jumlah tangkapan

jaringan ekonomi

sama.

Dalam

keadaan

yang

terlalu ekstrim penangkapan ikan yang

ekonomi

masyarakat kelautan dan perikanan

menaikkan usaha penangkapan mereka yang

sosial

8. Mengembangkan sistem perikanan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

informasi

dan

memperkuat

dan

memperkuat

kelautan

dan

9. Mengembangkan

sistem

dan

mekanisme hukum dan kelembagaan

habitat

ekosistem

maupun

pencemaran.

hukum dan kelembagaan nasional dan internasional

pesisir

Hutabarat

(2002)

menyatakan

bahwa sumberdaya perikanan merupakan

10. Menanamkan wawasan kelautan pada seluruh masyarakat. Pemerintah

sumberdaya

yang

bersifat

dapat

diperbaharui (renewable), namun dalam

dalam

membangun

memperbaharui kembali dirinya berjalan

sektor perikanan dan kelautan mencakup

secara lambat sekali. Jika dieksploitasi jauh

empat misi, yaitu :

melebihi

dari

1. Peningkatkan peran sektor perikanan

untuk

membentuk

kemampuan

sumberdaya

diri

kembali,

dan kelautan sebagai sumber sebagai

mengakibatkan

sumber pertumbuhan ekonomi

menjadi tidak dapat diperbaharui lagi (non

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,

perikanan

dan

kelautan,

renewable). perikanan

sumberdaya Pengelolaan

yang

baik

tersebut sumberdaya

yaitu

dengan

khususnya nelayan dan petani ikan

memanfaatkan populasi ikan tanpa harus

kecil

menguras habis sumberdaya perikanan

3. Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung

serta

kualitas

lingkungan

tersebut.

Jika pengelolaan sumberdaya

perikanan

dilakukan

dengan

cara

perairan tawar, pesisir, pulau-pulau

melakukan penangkapan ikan secara terus

kecil dan lautan

menerus

4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa

memperhitungkan

kemampuan sumberdaya tersebut untuk memperbaharui, akan membahayakan bagi

Penurunan jumlah stok ikan di perairan

tanpa

Jawa

juga

oleh

Menurut Gulland (1991), ada dua

beberapa hasil survai, antara lain oleh

pengertian tentang kondisi tangkap lebih,

Bappenas (2002) yang menyatakan bahwa

yaitu tangkap pertumbuhan (growth over

dalam pengelolaan sumberdaya kelautan

fishing) dan tangkap lebih peremajaan

dan

(recruitment over fishing). Kondisi tangkap

perikanan

pemanfaatan pemanfaatan

didukung

persediaan ikan (over fishing).

dibeberapa

lokasi

mengalami

tingkat

telah

terjadi

manakala

kegiatan perikanan banyak menangkap

exploitation). Kondisi ini berdampak negatif

individu-individu ikan yang terlalu muda,

terhadap keanekaragaman komunitas ikan

sehingga

di

mereka untuk mencapai ukuran dewasa,

dan

tinggi

pertumbuhan

(over

perairan

yang

lebih

tingkat

pendapatan

tidak

ada

kesempatan

bagi

nelayan. Selain itu, kerusakan lingkungan

Sedangkan

wilayah

peremajaan manakala kegiatan perikanan

laut

dan

pesisir

semakin

meningkatm baik berupa kerusakan fisik

tangkap individu

terjadinya banyak

yang

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

siap

tangkap

lebih

tertangkap

individu-

memijah

(spawing

untuk

Dahuri (2000b) menyatakan bahwa

memproduksi individu-individu ikan muda

Kawasan pesisir sarat dengan masalah-

mengecil (terancam).

masalah sosial ekonomi dan budaya yang

stock),

sehingga

peluang

Dewasa

ini

pemanfaatan

memiliki implikasi terhadap pengelolaan

sumberdaya hayati pesisir dan lautan telah

wilayah

menjadi

menonjol, yaitu bahwa kawasan pesisir

suatu

bidang

kegiatan

yang

pesisir.

Masalah

yang

sangat

dikendalikan oleh pasar, yang berkembang

umumnya

secara dinamis dan tanpa memperdulikan

sumberdaya milik bersama. Hal ini berarti

keseimbangan alam. Kemampuan untuk

bahwa sumberdaya kawasan pesisir ini

memperbaiki

tidak

diri

sebagian

besar

memiliki

dimiliki

status

sebagai

oleh

siapapun

dan/atau

setiap

orang.

Akibatnya

sumberdaya tersebut sudah tidak dapat

dimiliki

mengimbangi pesat dan tidak terkontrolnya

pemanfaatan sumberdaya pesisir menjadi

laju eksploitasi. Kerusakan pengelolaan

tidak bisa dikontrol, karena tidak ada

hayati

ini,

tekanan

diperparah

lingkungan

pencemaran

dengan

adanya

keputusan kolektif. Kelebihan pemanfaatan

perairan

karena

eksploitasi sumberdaya terjadi dimana-

mengalami

mana yang akhirnya membuat sumberdaya

meningkat

rusak dan memberikan produktivitas, hasil

yang

kecenderungan

yang

intensitanya dari waktu ke waktu. Dalam ikan

Teri

pengelolaan

dengan

dan pendapatan yang rendah. Hal ini

sumberdaya

menggunakan

alat

tangkap Payang jabur di perairan Tegal haruslah economic

ditinjau

melalui

approach.

oleh

Oleh

terjadi pula pada pengelolaan sumberdaya ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur di perairan Tegal.

Bio-technicokarena

itu,

Pengelolaan perikanan

sumber

daya

trend

semakin

menunjukkan

terdapat empat persyaratan yang harus

meningkat dan mendekati pemanfaatan

dipenuhi oleh suatu jenis alat tangkap ikan

maksimum, yaitu titik dimana eksploitasi

untuk dikembangkan, yaitu :

telah

1. Aspek

biologi,

pengoperasian

alat

mendekati

kondisi

yang

membahayakan

bagi

tangkap tersebut tidak mengganggu

lingkungan

sumberdaya

atau merusak kelestarian sumberdaya

Berbagai resiko dan kerusakan lingkungan

perikanan.

yang diakibatkan oleh aktivitas manusia

2. Aspek teknis, alat tangkap tersebut efektif untuk dioperasikan 3. Aspek sosial, alat tangkap tersebut dapat diTerima oleh masyarakat 4. Aspek ekonomi, usaha penangkapan tersebut bersifat menguntungkan.

dan

kelestarian alam.

tersebut apabila dibiarkan akan menjadi ancaman

bagi

kelestarian

sumberdaya

alam itu sendiri dan lingkungan sekitar. Kondisi di atas dapat terjadi antara lain dikarenakan oleh anggapan masyarakat bahwa sumberdaya perikanan dan kelautan merupakan sumberdaya milik bersama,

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

sehingga setiap orang atau pemanfaat

swasta, perguruan tinggi dan kalangan

berlomba-lomba

peneliti lainnya.

sumberdaya

untuk

tersebut

memanfaatkan tanpa

adanya

Pengelolaan

Sumberdaya

satupun aturan yang membatasinya. Hal ini

Perikanan

dilakukan

atau

diartikan sebagai suatu strategi untuk

bahwa

mencapai pembangunan yang berpusat

memanfaatkan

pada masyarakat dan dilakukan secara

karena

pemanfaat orang

setiap

mempunyai

lain

juga

sumberdaya

orang

asumsi

akan

tersebut

bila

tidak

dimanfaatkan semaksimal mungkin. yang

Berbasis

Komunitas

dapat

terpadu dengan memperhatikan dua aspek kebijakan,

yaitu

aspek

ekonomi

dan

Pengelolaan sumberdaya perikanan

ekologi, dimana dalam pelaksanaannya

baik

status

terjadi pembagian tanggung jawab dan

dapat

wewenang

akan

pemanfaatan

memberikan

sumberdaya

yang

antara

pemerintah

disemua

diatus sedemikian rupa sehingga keadaan

level dalam lingkup pemerintahan maupun

sumberdaya dapat berkelanjutan (lestari).

sektoral dengan pengguna sumberdaya

Dengan demikian generasi saat ini dapat

alam

memanfaatkan sumberdaya secara optimal

sumberdaya pesisir (Dahuri et al, 2001)

tanpa

mengurangi

dalam

pengelolaan

bagi

Pemanfaatan potensi sumberdaya

generasi yang akan datang untuk ikut pula

perikanan laut di perairan pantai Utara

menikmatinya. Dalam pengelolaan potensi

Jawa (Laut Jawa) telah mengalami lebih

wilayah

tangkap

pesisir

kesempatan

(masyarakat)

dan

laut

yang lestari

(over

fishing).

Menurut

(sustainable) menjadi sangat penting baik

Departemen Kelautan dan Perikanan dan

bagi

sendiri

Puslitbang Oseanografi LIPI (2001), tingkat

(nelayan), pemerintah, maupun bagi pihak-

pemanfaatan sumberdaya perikanan laut

pihak

secara keseluruhan di Laut Jawa tahun

masyarakat yang

pesisir

itu

berkepentingan

dengan

lingkungan pesisir dan laut tersebut. Salah

satu

usaha

dalam

potensi sumberdaya ikan pelagis kecil

lestasi

sebesar 340 ton per tahun, sedangkan

jalan

Pengelolaan

produksinya sekitar 507,53 ton per tahun

Perikanan

Berbasis

pengelolaan sumberdaya ditempuh

dengan

Sumberdaya

2001 telah mencapai 137,38 % dengan

secara

Komunitas. Dalam Pengelolaan Pengelolaan

atau

sekitar

149,27

%

dari

potensi

sumberdaya perikanan.

Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas

Untuk mengatasi hasil tangkapan

ini, yang dimaksud dengan masyarakat

yang cenderung mengalami penurunan

adalah segenap komponen yang terlibat

dilakukan

baik

sumberdaya perikanan, antara lain :

secara

langsung

langsung

dalam

maupun

tidak

pemanfaatan

dan

upaya-upaya

pemulihan

1. Penyuluhan tentang :

pengeloaan sumberdaya pesisir dan lautan,

a. Kondisi sumberdaya yang ada

diantaranya adalah masyarakat lokal, LSM,

b. Jumlah alat tangkap optimum

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

c.

Akan adanya over fishing.

2. Sosialisasi

mempertimbangkan segenap aspek sosial-

kegiatan-kegiatan

ekonomi-budaya dan aspirasi masyarakat

pelestarian sumberdaya, melalui :

pengguna (stakeholder), serta lingkungan,

a. Diversifikasi

tangkap

meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,

dengan alat tangkap yang ramah

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

lingkungan, seperti gill net.

pengawasan dan pengendalian lingkungan

jenis

alat

b. Pembatasan waktu penangkapan

hidup.

ikan agar memberi kesempatan pada c.

ikan

untuk

melakukan

Pengelolaan Perikanan

Sumberdaya

Berbasis

Komunitas

dapat

pemijahan

diartikan sebagai suatu strategi untuk

Zonasi wilayah penangkapan yang

mencapai pembangunan yang berpusat

mengalami over fishing

pada masyarakat dan dilakukan secara

3. Pengurangan jumlah trip sampai 25,86

terpadu dengan memperhatikan dua aspek

% untuk hasil tangkapan Teri secara

kebijakan,

umum, untuk Teri nasi sebesar 19,60

ekologi, dimana dalam pelaksanaannya

%, sedangkan untuk Teri jawa sebesar

terjadi pembagian tanggung jawab dan

34,65 %.

wewenang

4. Pembatasan

kouta

yaitu

aspek

antara

ekonomi

pemerintah

dan

disemua

penangkapan

level dalam lingkup pemerintahan maupun

Payang jabur dengan hasil tangkapan

sektoral dengan pengguna sumberdaya

ikan Teri sebesar 28,58 kg/trip. Untuk

alam

Teri

sumberdaya pesisir (Dahuri et al, 2001)

nasi

sebesar

14,92

kg/trip,

sedangkan Teri jawa sebesar 13,21 kg/trip.

Pembatasan

penangkapan

ini

bertujuan

(masyarakat) Dalam

dalam

pengelolaan

pengelolaan sumberdaya

kuota

perikanan khususnya ikan Teri di perairan

untuk

Tegal, harus dilakukan secara terpadu

mempertahankan harga jual ikan Teri,

berbasis

baik Teri nasi maupun Teri Jawa di

Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pantai

pasaran agar tetap tinggi, sehingga

Berbasis

meskipun volume penangkapan rendah

diberikanan kesempatan

tetapi

jawab

nelayan

keuntungan

tetap

cukup.

Masyarakat dalam

ini,

Sistem

masyarakat

dan tanggung

melakukan

pengelolaan

Karena

terhadap sumberdaya yang dimiliki, dimana

semakin banyak volume penangkapan

masyarakat sendiri yang mendefinisikan

atau tinggi penawaran akan berakibat

kebutuhan, tujuan dan aspirasinya serta

penurunan harga ikan.

masyarakat

Dalam

yang

mendapatkan

masyarakat/komunitas.

pengelolaan

sumberdaya

keputusan

perikanan harus dilakukan secara terpadu,

Disamping

yaitu suatu pengelolaan sumberdaya yang

sumberdaya

berkesinambungan dan dinamis dengan

masyarakat

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

itu

pula

demi itu, pesisir harus

yang

membuat

kesejahteraannya. dalam

pengelolaan

terpadu

berbasis

melibatkan

berbagai

pihak yang mempunyai kekuatan hukum,

tingkat upaya penangkapan optimum

sehingga apabila terjadi pelanggaran dalam

sebesar

pelaksanaan kesepatan dapat diselesaikan

maksimum lestari sebesar 312.258,09

dengan hukum dan peraturan yang telah

kg/tahun.

disepakati.

15.444,14

4. Pengelolaan

trip

sumberdaya

dan

ikan

stok

Teri

dengan alat tangkap Payang jabur di KESIMPULAN DAN SARAN

perairan Tegal saat ini sudah lebih tangkap dengan effort sebesar 23.634

Kesimpulan

trip dan produksi sebesar 649.794 kg.

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini,

maka

dapat

ditarik

beberapa

Saran

kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil

tangkapan

Dari kesimpulan tersebut dapat (MSY)

disarankan untuk pengelolaan sumberdaya

sumberdaya Teri dengan alat tangkap

ikan Teri dengan alat tangkap Payang jabur

Payang

di perairan Tegal perlu dilakukan strategi

jabur

676.588,06 Maximum

di

lestari Tegal

kg/tahun, Economic

sebesar

sedangkan sebesar

1. Pengurangan jumlah trip sampai 25,86

untuk

% untuk hasil tangkapan Teri secara

pengelolaan sumberdaya Teri saat ini

umum, untuk Teri nasi sebesar 19,60

effort optimumnya sebesar 18.778,07

%, sedangkan untuk Teri jawa sebesar

trip.

34,65 %.

675.461,86

Yield

pengelolaan berupa :

kg/tahun,

maka

2. Sumberdaya Teri nasi pada Maximum Sustainable penangkapan

Yield

tingkat

optimum

2. Pembatasan

kouta

penangkapan

upaya

Payang jabur dengan hasil tangkapan

sebesar

ikan Teri sebesar 28,58 kg/trip. Untuk

20.235,23 trip dan stok maksimum

Teri

lestari sebesar 354.025,97 kg/tahun,

sedangkan Teri jawa sebesar 13,21

sedangkan Maximum Economic Yield

kg/trip.

tingkat upaya penangkapan optimum sebesar

19.001,42

trip

dan

nasi

Payang

maksimum lestari sebesar 352.709,81

waring)

Sustainable penangkapan

jabur

4. Pembatasan

3. Sumberdaya Teri jawa pada Maximum Yield

tingkat

optimum

14,92

kg/trip,

3. Modifikasi alat (kantong alat tangkap

stok

kg/tahun.

sebesar

terutama

tidak

menggunakan

waktu

penangkapan

pada

musim

pemijahan

upaya

(musim rawan penangkapan), yaitu

sebesar

pada bulan Januari sampai dengan

18.944,77 trip dan stok maksimum

Pebruari.

lestari sebesar 323.296,74 kg/tahun, sedangkan Maximum Economic Yield

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

5. Untuk akurasi data produksi Teri, perlu adanya penelitian tentang alat tangkap lain yang hasil tangkapannya Teri.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir. Sutrisno Anggoro, MS. dan Ir. Asriyanto, DFG., MS. selaku tim perevisi, serta semua pihak

yang

telah

mendukung

hingga

selesainya penyusunan artikel ini

DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2002. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Makalah dalam Forum Komunikasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas, Pantai Utara Jawa Bagian Barat. PIU-PCO Co-Fish, Ambarawa. Dahuri,

R. 2000a. Pemberdayaan Sumberdaya Kelautan untuk Kesejahteraan Masyarakat. LIPI dan Ditjen P3K, Jakarta. b

. 2000 . Strategi dan Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia dalam Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB dan Proyek Pesisir, Bogor.

Gulland, J.A. 1991. Fish Stock Assessment. A Manual of Basic Methods. John Wiley & Son. Chichester. Hutomo, M., Burhanuddin, A. Djamali dan S. Martosewojo. 1987. Sumber Daya Ikan Teri di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI. Jakarta. Hutabarat, S. 2002. Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Makalah Seminar Nasional SUPM Negeri Tegal tanggal 20 Desember 2002. Hurasan, M.S., RS. Amran dan H. Luthfie. 1994. Pemetaan Lokasi dan Musim Penangkapan Ikan Upan Hidup di Sekitar Perairan Maluku Tengah. Journal Penelitian Perikanan Laut No. 90 Tahun 1994. Sub Bagian Penelitian Perikanan Laut, Ambon Purwanto. 1988. Bio-Ekonomi Perubahan Teknologi Penangkapan Ikan dan Bio-Ekonomi Penangkapan Ikan : Model Statik. Jurnal dalam majalah Oseana Volume XV. No. 3 . 2003. Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Makalah dalam Workshop Pengkajian Sumberdaya Ikan. Masyarakat Perikanan Nusantara, Jakarta Pusat

Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. 2001. Laporan Akhir Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan, Jakarta

Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pustaka Cidesindo, Jakarta.

Dahuri, R., J. Rais, SP. Ginting dan Sitepu. 2001. Pengelolaan sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Agromedia. Bogor.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com