Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
Pengembangan Alat Transportasi Sungai di Jakarta (Studi Kasus : Banjir Kanal Barat) Dudit Aditya Danniswara
Ir. Oemar Handojo, M.Sn
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : transportasi, kapal , sungai, Jakarta, macet Abstrak Jakarta sebagai kota metropolitan yang jumlah penduduk setiap tahunnya bertambah, berakibat pada tingginya jumlah kendaraan bermotor sebagai kebutuhan bertransportasi. Macet dan polusi udara merupakan konsekuensi nyata dari permasalahan tersebut. Berbagai Program Pemprov DKI Jakarta dalam penyediaan moda transportasi umum terus digalakan demi menunjang kebutuhan publik dalam bertansportasi dan mereduksi jumlah pemakaian kendaraan bermotor pribadi. Di sisi lain banyak sungai di Jakarta yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai prasarana baru dalam sarana bertransportasi, sebagai latar belakang tidak seimbangnya jumlah kendaraan bermotor di jalur darat dengan pembangunan infrastrukturnya. Dengan dukungan program Pemprov DKI Jakarta periode 2014-2019 dalam merevitalisasi sungai-sungai di Jakarta, maka perancangan program alat transportasi air menjadi salah satu solusi dalam menanggapi berbagai permasalahan tersebut Jakarta Waterbus menjadi terobosan baru dalam bertransportasi umum di Jakarta Akhirnya program ini menjadi sebuah rangkaian dengan moda transportasi umum lainnya yang saling mendukung untuk mentuntaskan masalah kemacetan di ibukota.
Abstract As a metropolitan city, Jakarta's citizen increasing significantly every year and this causing the high amount of vehicle for transportation. Traffic and air pollution are the real consequences from those problems. Various DKI Jakarta government's programs has been planned to afford public transportation demands and reduce the amount of personal vehicle usage.
In the other hand, there are rivers in Jakarta which actually can be used as new way for transportation to solve the unbalanced number of vehicle on land and the infrastructure buildance problems.
With the support of DKI Jakarta government 2014-2019 period programs to revitalized rivers in Jakarta, the designing of water transportation will be one solution toward those problems mentioned. Jakarta Waterbus becomes a new invention for public transportation in Jakarta. In the end, this program will be a compact arrangement with another public transportations to solve traffic jam problems in the capital city.
Pendahuluan Jakarta, sebagai ibukota negara dengan penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa (Badan Pusat Statistik, tahun 2010), atau meningkat sebanyak 1.318.344 jiwa dari 10 tahun sebelumnya, merupakan kota terpadat di Indonesia. Banyaknya lapangan pekerjaan yang menjanjikan membuat kota ini kerap menjadi magnet bagi penduduk daerah untuk menetap di Jakarta. Akibatnya, jumlah penduduk Jakarta kian bertambah banyak. Sementara hal ini tidak diimbangi oleh pembangunan infrastruktur. Dari jumlah penduduk sebanyak itu praktis membutuhkan sarana transpotasi yang tidak sedikit untuk menunjang kebutuhan masyarakat Jakarta dalam bertransportasi. Pada tahun 2010 saja, jumlah kendaraan di Jakarta sudah mencapai 11.362.396 unit (Polda Metro Jaya). Terdiri dari 8.244.346 unit kendaraan roda dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat. Seiring dengan jumlah unit kendaraan yang terus bertambah, praktis menambah kemacetan di jalan-jalan ibukota. Jalur-jalur darat sebagai prasarana kebutuhan berkendara motor tidak mampu mengimbangi jumlah kendaraan bermotor sendiri yang semakin tahun jumlahnya semakin meningkat. Sebagai salah satu solusi, sungai-sungai di Jakarta kemudian diteliti oleh pemprov DKI guna menjadi media baru sebagai prasarana bertransportasi. Pada tahun 2007, pemerintah provinsi Jakarta dibawah kepemimpinan mantan gubernur Sutiyoso sebenarnya sudah membuat proyek transportasi umum untuk sungai Ciliwung, bagian Banjir Kanal Barat (BKB) yang diberi nama “Waterway” guna mengurangi kemacetan di jalan - jalan Jakarta. Proyek Waterway Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Judul Artikel
dengan menggunakan kapal KM Kerapu dibuat untuk menjadi kendaraan transportasi alternatif di tengah kemacetan jalan ibukota. Kurang dari setahun beroperasi, proyek Waterway tersebut dihentikan. Masih banyaknya sampah yang menggenangi sungai, kurang memadainya teknologi, desain kapal yang kurang efisien, serta sistem menejemen yang tidak baik menyebabkan proyek tersebut akhirnya dihentikan. Sampai dengan 2012 ini, proyek tersebut tidak dilanjutkan kembali. Padahal seiringnya peningkatan jumlah kendaraan di jalan Jakarta, proyek transportasi di Banjir Kanal Barat (BKB) tersebut dianggap sangat berpotensi sebagai sarana transportasi alternatif demi meminimalisir kemacetan di ibukota. Program moda transportasi umum terus digalakan Pemprov DKI dibawah kepimpinan Gubernur Joko Widodo. Lima program besar Pemprov DKI yang pernah dicanangkan mantan Gubernur DKI, Sutiyoso, dalam menyediakan jasa transportasi publik meliputi Angkutan Umum, Transjakarta, Commuter Line, MRT, dan Waterbus, diteruskan kembali oleh Gubernur Joko Widodo. Tujuannya adalah menyediakan jasa transportasi bagi publik untuk beralih ke moda transportasi umum karena semakin macetnya kondisi di ibukota akibat banyaknya penggunaaan kendaraan bermotor saat ini.
Proses Studi Kreatif Proses Studi untuk waterbus menganilis dari 2 aspek, yaitu desain kapal KM Kerapu, sebagaimana yang diterapkan pada program Waterway DKI Jakarta pada tahun 2007 lalu, dibawah kepemimpinan mantan Gubernur DKI, Sutiyoso, dan aspek lainnya adalah mengenai Banjir Kanal Barat sebagai jalur transportasi waterbus beserta sistemnya.
Skema Pintu KM Kerapu (dokumen pribadi, 26 Desember 2012) Ketika kapal KM Kerapu akan berhenti di pelabuhan, maka kondektur akan menuju ke kapala kapal untuk mengambil tali yang diletakkan pada bagian depan kapal ke tiang dermaga. Kondektur akan berjalan melewati sisi kiri kapal meuju tempat tali tersebut. Namun ketika kondisi kapal masih sedang melaju, kondektur harus melawan tekanan angin yang dihasilkan oleh lajuan kapal. Parahnya ketika kondisi cuaca sedang tidak baik, hujan misalnya, maka kondektur harus tetap menyeberang lewat sisi kapal hanya dengan berpegangan pada grip yang tersedia.
Sistem keluar-masuk penumpang Waterbus (26, Desember 2012) KM Kerapu hanya menggunakan satu pintu sebagai akses keluar-masuk pengunjung. Hali ini akan memperlama waktu evakuasi penumpang. Apalagi posisi kapal waterway yang digunakan sebagai alat transportasi umum dimana sistem seperti ini harusnya menjadi poin penting dalam pemecahan masalah desain. Jumlah kapasitas penumpang pada Waterway yang hanya dapat menampung sebanyak 24 orang menyebabkan program ini kurang mencapai tujuan sebagai alat transportasi angkut masal.
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Selanjutnya adalah penggunaan mesin kapal yang menggunakan mesin jenis outboard dimana membutuhkan space untuk keperluan baling-baling. Rendahnya volume air pada Banjir Kanal Barat ketika musim kemarau menjadi pentyebab utama permasalahan desain karena baling-baling mesin akan menyentuh ke dasar sungai sehingga kapal tidak dapat beroperasi. Masih banyaknya sampah yang menggenangi sungai di Banjir Kanal Barat juga dapat menyangkut ke baling-baling mesin sehingga menjadi mesin menjadi macet.
Banjir Kanal Barat, Jakarta Banjir Kanal Barat dipilih dan dianalisis sebagai rencana untuk program trayek Jakarta Waterbus. Kawasan ini dipilih meninjau dari program sebelumnya, Waterway, pada tahun 2007 dibawah kepengurusan mantan Pemprov Jakarta pada masa itu, Sutiyoso. Program sebelumnya yang hanya mempunyai trayek Karet-Halimun kini diperpanjang sesuai dengan meningkatnya kebutuhan publik Jakarta dalam beraktivitas transportasi umum. Konsep yang ditawarkan pada Waterbus menganalisis dari sistem yang diterapkan pada moda transportasi umum lainnya, seperti Transjakarta dan Commuter Line. Sebisa mungkin sistem yang digunakan dapat menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi dan membantu calon penumpang dari segi kenyamanan dan keamanan dalam bertransportasi. Kesimpulan dari analisis yang didapat menghasilkan hal-hal yang menjadi batasan dalam perancangan desain alat transportasi sungai di Jakarta. Batasan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Kapal KM Kerapu yang hanya menggunakan 1 pintu sebagai akses keluar-masuk pengunjung akan memakan waktu yang lama Posisi area pelemparan tali pada KM Kerapu tidak ergonomis, dapat membahayakan operator kapal. Kurangnya jumlah kapasitas penumpang Posisi lambung kapal KM Kerapu yang terlalu tinggi sementara posisi waterline dengan dengan dasar sungai Banjir Kanal Barat rendah, sehingga ketika sungai dalam keadaan surut, kapal tidak dapat beroperasi Mesin yang digunakan pada KM Kerapu adalah mesin outboard, sementara di Sungai Ciliwung masih banyak terdapat sampah yang berpotensi menyangkut pada baling-baling mesin kapal. Banjir Kanal Barat merupakan trayek yang ditargetkan untuk program Jakarta Waterbus. Sistem yang digunakan menganalisis dari kekurangan pada sistem moda transportasi umum lainnya di Jakarta.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Judul Artikel
Hasil Studi dan Pembahasan
Skema desain pintu Waterbus (dokumen pribadi,26 Desember 2012)
Skema desain poperator Waterbus (dokumen pribadi,26 Desember 2012)
Akan ditambahkan 2 pintu yang berada di dalam ruangan untuk mengakses ke bagian kepala kapal sehingga kondektur tidak perlu berjalan menyeberang dari belakang ke bagian depan kapal melalui luar ruangan untuk mengurangi resiko kondektur terpeleset jatuh ke air. Pada bagian pintu yang 1 lagi terletak dibagian belakang kapal. Desain Waterbus dirancang dengan menggunakan 3 pintu tambahan untuk kondektur. 2 pintu di pasang di depan dengan masing-masing untuk keperluan area pelemparan tali dan yang 1 lagi untuk area pelemparan jangkar.
Skema peletakkan kursi Waterbus (dokumen pribadi,26 Desember 2012)
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Sistem pemasangan kursi penumpang mirip seperti yang diterapkan pada bus kota, dimana semua kursi penumpang menghadap ke depan. Hal ini untuk mengurangi resiko mabuk laut/air jika ada kursi penumpang yang menghadap belakang. Sementara desainnya mengacu pada standar ergonomi sarana duduk serta antropometri orang Indonesia. Pintu sebanyak 4 buah dipasang dengan formasi 2 sisi kanan dan 2 di sisi kiri kapal. 2 buah pintu di kanan bukan merupakan pintu akses keluar masuk penumpang mengingat posisi halte berada di kiri kapal, namun tetap digunakan apabila dalam kondisi darurat sebagai jalur evakuasi. Dalam ongkos produksi, pembuatan desain badan sisi kanan dan kiri juga menjadi lebih murah ketimbang harus berbeda desainnya pada sisi kanan dan kiri kapal.Posisi pintu yang satu berada di bagian tengah kapal guna mempermudah sirkulasi akses masuk penumpang, sementara satu posisi berada di belakang untuk akses keluar kapal. Pintu Waterbus merevisi dari bentuk waterway tahun 2007 lalu dimana hanya terdapat 1 pintu di bagian belakang kapal sebagai akses keluar-masuk pengunjung. Pada Waterbus ini terdapat 2 pintu terpisah yang masing-masing sebagai pintu masuk dan pintu keluar pengunjung. Sistem desain pintu seperti ini mampu mengefisiensi waktu dalam hal menaik-turunkan penumpang. Sistem mekanisme yang digunakan adalah sliding seperti yang diaplikasikan pada Transjakarta dan Commuter Line untuk mengefisiensi area kabin penumpang.
Desain dan Posisi Mesin Waterbus Mesin Waterbus menggunakan jenis Solar Marine Water jet sistemnya mirip seperti yang ditemukan pada sebuah jetski, dimana tidak propulsi mesin berada di dalam kapal. Tidak seperti mesin Outboard pada Waterway yang posisi baling-balingnya berada di luar. Sistem seperti ini menghindari tersangkutnya sampah pada baling-baling kapal dan tidak akan menabrak dasar sungai ketika kondisi sungai dalam keadaan surut. Bagian bawah kapal dibuat datar dengan pertimbangan jarak antara water line dengan dasar sungai Banjir Kanal Barat yang tidak tinggi.
Pada bagian sistemnya, konsep Jakarta Waterbus mengadopsi dari sistem yang diterapkan pada Transjakarta, yang sudah familiar pada publik Jakarta sehingga lebih cepat dalam pengaplikasiannya. Namun, diferensiasi dengan transportasi umum yang lainnya Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Judul Artikel
seperti Transjakarta dan Commuter Line terletak pada sistem penempatan tempat duduk penumpang, Pada Waterbus, kuota penumpang pada satu armada dibatasi sehingga tidak memungkinkan adanya penumpang yang berdiri di Waterbus tersebut. Hal ini akan meminimalisir keadaan penuh-sesak penumpang pada suatu transportasi umum yang dapat mengakibatkan berbagai tindak kejahatan seperti pencopetan dan pelecehan seksual.
Trayek Jakarta Waterbus Trayek Jakarta Waterbus mengambil kawasan Banjir Kanal Barat yang sudah dianalisis sebelumnya dengan jumlah sebanyak 6 halte dan dibagi menjadi 2 koridor. Adanya area Pintu Air Karet pada wilayah Karet, Jakarta, ditetapkan sebagai tempat transit dari koridor 1 (Manggarai-Pintu Air Karet) menuju koridor 2 (Pintu Air Karet-Roxy). Moda transportasi umum alternatif ini menjadi suatu rangkaian dengan 2 moda transportasi lainnya yang akan saling mendukung, yaitu Transjakarta dan Commuter Line.
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Penutup Waterbus dirancang sebagai solusi atas kebutuhan masyarakat Jakarta dalam bertransportasi. Terlalu penuhnya jalur darat menjadikan Sungai Banjir Kanal Barat menjadi suatu media baru dalam pemecahan permasalahan tersebut. Desain Waterbus merivisi dari kegagalan KM Kerapu pada program tahun 2007 lalu di Jakarta pada sungai yang sama. Diharapkan Waterbus menjadi suatu alat transportasi alternatif baru demi memenuhi kebutuhan publik, khusunya warga Jakarta.
Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh Ir. Oemar Handojo, M. Sn
Daftar Pustaka
-
Shahab, Alwi. 2009. Batavia Kota Banjir
-
Adhi KSP, Robert. 2010. Banjir Kanal Timur, Karya Anak Bangsa
-
Numberi, Freddy. 2011. Transportasi dan Perubahan Iklim. Kontribusi Transportasi Indonesia dalam rangka Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
-
boatdesign.com
-
pemprovdki.go.id
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7