2013 PENGEMBANGAN MINAT BACA MASYARAKAT : UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN DESA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT BACA MASYARAKAT PENGGUNANYA
OLEH : MURNIATY, S.SOS. PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU
Disampaikan Pada : DISKUSI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN TANGGAL 18-19 MARET 2013 DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH TARUTUNG (SUMATERA UTARA)
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan
Minat
Baca
Masyarakat:
Upaya
Perpustakaan
Sekolah
dan
Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya” ini
dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bahan bacaan bagi peserta Pelatihan Pengelola
perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa pada tanggal 18 – 19 Maret 2013 di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah di Tarutung (Sumatera Utara). Pelatihan ini
diikuti oleh 35 orang peserta pengelola perpustakaan sekolah dan 35 orang peserta
pengelola perpustakaan desa yang berasal dari berbagai sekolah dan desa yang ada di sekitar Kota Tarutung (Sumut).
Isi makalah bersifat teoritis dan praktis sehingga di dalamnya selain banyak
menguraikan teori-teori juga hal-hal yang bersifat teknis/praktis, karena tujuannya
adalah untuk memberikan gambaran secara teoritis dan praktis bagaimana
penyelenggaraan sistem pelayanan yang baik di perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan desa.
Semoga apa yang penulis sajikan memberikan banyak manfaat bagi para peserta
pelatihan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi para pengelola perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa di tanah air. Akhir kata, tiada gading yang
tak retak, tiada manusia yang sempurna. Mohon maaf atas kekurangan yang mungkin ada.
Wassalam Penulis Murniaty, S.Sos.
i
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar...........................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................... 1. Pendahuluan.......................................................................................
2. Fakta Yang Ada Di Luar Perpustakaan ................................... 3. Pengertian Membaca ...................................................................... 4. 5. 6. 7.
Pengertian Minat Baca, Biasa membaca, Gemar
Membaca ............................................................................................. Isu Yang Berkaitan Dengan Rendahnya Minat Baca ........ Peran Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa ...
Kebijakan Pemerintah Dalam Menumbuhkan dan
i
ii 1 2 3 4 6
Meningkatkan Minat Baca ...........................................................
11
Tentang Perpustakaan ...............................................................
11
Minat Baca ...................................................................................
13
Masyarakat ...........................................................................................
15
Minat Baca Siswa ..............................................................................
16
Minat Baca Masyarakat ..................................................................
17
Daftar Rujukan ...........................................................................................
19
7.1 Melalui “Payung Hukum” UU Nomor 43 Tahun 2007 7.2 Wewenang Pemerintah Dalam meningkatkan
8. Upaya Pemerintah Dalam Mengembangkan Minat Baca 9. Upaya Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan
10. Upaya Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan
11. Penutup ................................................................................................
ii
17
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
PENGEMBANGAN MINAT BACA MASYARAKAT : UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN DESA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT BACA MASYARAKAT PENGGUNANYA Oleh : Murniaty, S.Sos.
1. Pendahuluan Perpustakaan adalah sarana “umum” yang menyediakan sumber bacaan bagi
masyarakat. Kata “umum” berarti merujuk pada semua orang, tidak ada pengecualian, karena meningkatkan minat baca semua orang merupakan tujuan utama perpustakaan.
Tujuan meningkatkan minat baca masyarakat tidak mudah dicapai oleh
perpustakaan. Hal ini memerlukan campur tangan pihak lain yaitu, pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Tugas pemerintah adalah
memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai, seperti perpustakaan, taman bacaan, dan pusat-pusat informasi lainnya serta memberikan subsidi bahan-bahan
bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan mudah. Di sisi lain antara lembaga pendidikan dan keluarga harus ada hubungan yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan
membiasakan diri membaca dan mendiskusikan isi bahan bacaan serta mengurangi frekuensi menonton televisi. Pendidik juga harus dapat memfasilitasi kebutuhan bahan
bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan sekolahnya. Lingkungan atau
masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar, sehingga masyarakat akan
mengikuti ketentuan yang diterapkan di lingkungan masyarakat tersebut. Lebih baik lagi bila lingkungan masyarakat tersebut di fasilitasi oleh keberadaan perpustakaan desa, perpustakaan umum, atau taman bacaan masyarakat yang dapat mengakomodasi kebutuhan membaca masyarakatnya.
Rendahnya minat baca masyarakat
adalah masalah klasik yang sering kali
diperbincangkan baik dalam diskusi, seminar, ataupun pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya. Tetapi apakah benar minat baca masyarakat rendah ?
1
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
2. Fakta Yang Ada di Luar Perpustakaan Pernyataan yang menyimpulkan minat baca masyarakat rendah, khususnya
masyarakat Indonesia kiranya perlu dikaji ulang kembali. Menurut pengamatan penulis pernyataan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Banyak masyarakat/anak-anak sekolah yang SUKA, SANGAT SUKA, BAHKAN “GILA MEMBACA”. Beberapa fakta yang dapat menunjukkan hal tersebut antara lain :
Toko-toko buku selalu ramai dikunjungi masyarakat/anak sekolah.
Mencari buku sambil jalan-jalan (ke Mall sambil belanja, makan siang, atau nonton) lebih menyenangkan daripada mencari buku di perpustakaan.
Masyarakat rela membeli buku daripada meminjam buku di perpustakaan. - Lebih enak membaca buku baru daripada buku lama.
- Buku baru lebih meningkatkan semangat seseorang untuk membaca.
Buku-buku di perpustakaan cenderung buku lama, informasinya tidak up to date, lusuh dan berdebu.
Membaca buku di rumah lebih nyaman dan menyenangkan karena bisa santai, sambil ngemil daripada di perpustakaan.
Perpustakaan tidak buka 24 jam.
Ruangan, sarana dan fasilitas toko buku lebih menyenangkan dibanding perpustakaan.
Penjaga toko buku lebih ramah, berpenampilan menarik, dibanding pustakawan yang cenderung sebaliknya.
Dari fakta-fakta yang terlihat ini menunjukkan bahwa sebenarnya bukan minat
membaca masyarakat yang rendah, melainkan kurangnya sarana dan fasilitas yang dapat mendukung untuk membaca, terutama sarana dan fasilitas perpustakaan yang
memadai, karena perpustakaan merupakan salah satu fasilitas publik yang menyediakan bahan bacaan secara gratis kepada masyarakat.
2
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
3. Pengertian Membaca Pada dasarnya membaca adalah salah satu media penyerapan ilmu pengetahuan
dan informasi, karena kemampuan baca yang tinggi akan memacu seseorang untuk
mengembangkan diri melalui penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Membaca juga merupakan kegiatan yang memberdayakan beberapa indra secara
bersamaan, karena melalui membacalah maka ilmu dapat direkam lebih banyak dan lebih lama.
Apakah manfaat membaca ? Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab karena
menyangkut banyak faktor. Faktor pertama yang harus dikaji adalah mengetahui
apakah membaca adalah suatu kebutuhan, suatu aktivitas rutin, atau hanya sekedar
mengisi waktu luang. Faktor kedua harus mengetahui jenis bahan bacaan apa yang sering dibaca oleh seseorang dan selanjutnya mengevaluasi bahan bacaan tersebut
berkualitas atau tidak atau hanya sekedar menambah informasi belaka. Walaupun manfaat membaca sulit didefenisikan, namun secara umum manfaat membaca dapat
diuraikan sebagai berikut : • •
Suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang dibaca. Upaya menambah ilmu pengetahuan, mendapatkan
gagasan baru, memperluas
cakrawala, wawasan dan pandangan, memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dan mempertinggi kemampuan untuk berfikir dan menilai lewat bacaan.
Suatu cara untuk memperoleh keterampilan ataupun kualifikasi tertentu. Misalnya, melalui membaca, pembaca mengharapkan adanya suatu hasil secara langsung yang
bersifat praktis seperti untuk lulus dalam suatu ujian atau mempelajari suatu •
keahlian.
Suatu cara untuk memperoleh kepuasan pribadi, karena membaca hanya sebagai rekreasi dan mengisi watu luang.
Membaca sebagai proses komunikasi antara penulis dan pembaca - Penulis (komunikator)
3
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
- Karya Tulis (pesan komunikasi)
- Pembaca (komunikan sasaran komunikasi)
- Perpustakaan (sebagai perantara/mediator antara penulis dengan pembaca).
Menurut A. Ridwan Siregar (2004 : 128) : “Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, membaca pada umumnya adalah untuk memperoleh manfaat langsung. Untuk tujuan akademik, membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum sekolah atau pendidikan. Di luar instansi formal, masyarakat membaca untuk tujuan praktis langsung yang biasanya berhubungan dengan perolehan keterampilan”. Sementara di negara-negara maju, kebiasaan membaca sudah merupakan
kebutuhan. Kebutuhan yang harus terpenuhi, karena apabila tidak membaca terasa ada
yang kurang. Apabila ingin mengetahui tentang sesuatu maka akan mencari jawaban dengan membaca. Bila hal ini dibandingkan dengan negara-negara berkembang sangat jauh berbeda. Di negara-negara berkembang, apabila orang ingin tahu sesuatu maka dia akan cenderung kepada budaya bertanya, berkumpul, dan mengobrol.
Tidak diragukan lagi, bahwa membaca merupakan sarana penting bagi setiap
orang yang ingin maju. Karena dengan membaca membuat seseorang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Dengan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkankan kreativitas berfikir.
Apabila masyarakat Indonesia sudah menyadari betapa pentingnya membaca,
apa tujuan membaca, serta merasakan besarnya manfaat membaca, sudah pasti dengan sendirinya minat baca masyarakat akan meningkat. Sehingga kegiatan membaca akan mendapat ruang dan waktu tersendiri setiap hari pada tiap pribadi seseorang dan akan
menganggap buku sebagai sahabat dan akan menarik perhatian daripada aneka acara di telivisi-televisi.
4. Pengertian Minat Baca, Biasa Membaca, Gemar Membaca Minat membaca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati)
untuk membaca. Adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca sudah merupakan
dasar untuk tumbuhnya minat baca. Minat baca tanpa didukung oleh fasilitas untuk membaca tidak akan berkembang menjadi budaya baca.
4
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Minat baca memang sulit didefinisikan secara tegas dan jelas. Namun Prof. A.
Suhaenah Suparno dari IKIP Jakarta memberi petunjuk mengenai hal ini yaitu :
“Tinggi rendahnya minat baca seseorang seharusnya diukur berdasarkan frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya. Namun perlu ditegaskan bahwa bacaan itu bukan merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah. Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambah pengetahuan umum”. Biasa membaca adalah membaca tanpa ada dorongan pihak lain. Kebiasaan
membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan
keterampilan bawaan. Kebiasaan membaca dapat dikembangkan dan dibina melalui
kegiatan belajar mengajar. Tetapi perlu juga diingat bahwa kebiasaan membaca tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap seseorang/masyarakat, tetapi juga
ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan untuk memperoleh berbagai bahan bacaan. Ketersediaan artinya, tersedianya bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sedangkan kemudahan untuk memperoleh adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana seseorang/masyarakat bisa dengan mudah memperoleh berbagai bahan bacaan.
Gemar membaca adalah membaca dengan senang hati. Pembudayaan kegemaran
membaca dalam hal ini dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Pada satuan pendidikan, dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan
perpustakaan sebagai proses pembelajaran, sedangkan pada masyarakat, hal itu dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu.
Pemerintah berperan sangat penting di dalam meningkatkan minat baca
masyarakat yaitu melalui undang-undang tentang perpustakaan. Di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar
membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam.
Di dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (4) dijelaskan pula: pembudayaan kegemaran
membaca pada masyarakat, meliputi gerakan buku murah, penerjemahan, penerbitan
5
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
buku berkualitas, dan penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum (kantor, ruang tunggu, terminal, bandara, rumah sakit, pasar, dan mall). Sedangkan
pasal-pasal lain yang berkaitan dengan pembudayaan kegemaran membaca antara lain:
Pasal 4 : Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,
meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan
Pasal 7
:
pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah berkewajiban: e) menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan;
Pasal 50 : Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi dan mendorong
pembudayaan kegemaran membaca dengan menyediakan bahan bacaan
bermutu, murah, dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang mudah diakses.
5. Isu Yang Berkaitan Dengan Rendahnya Minat Baca
Seperti telah penulis katakan sebelumnya, isu-isu mengenai minat baca
masyarakat Indonesia sejak dahulu telah sering dibicarakan pada pertemuanpertemuan ilmiah, seperti seminar, workshop, pelatihan-pelatihan, ataupun pertemuanpertemuan ilmiah lainnya. Hingga saat ini masalah ini tetap menarik untuk dibicarakan.
Walaupun telah banyak kalangan yang membahas isu ini secara luas, namun tetap saja di lapangan isu tentang minat baca di Indonesia dikatakan masih rendah. Menurut hasil
penelitian, Indonesia masih berada pada urutan ke 96 di bawah Malaysia. Bahkan untuk Asia Tenggara hanya ada 2 negara yang berada di bawah urutan Indonesia yaitu Kamboja dan Laos.
Padahal kalau kita cermati penerbitan koran dan majalah di
Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap
perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia. Akhirnya timbul satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang komprehensif : “Mengapa minat baca masyarakat Indonesia dikatakan masih rendah ?
6
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Bila kita menyimak pertanyaan di atas ternyata ada beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia, antara lain:
Ketidak mampuan membaca masyarakat (buta aksara) Data dari UNESCO menyatakan bahwa sekitar 1,35 milyar penduduk dunia atau
sekitar sepertiga penduduk dunia mengalami buta aksara. Sebagian besar buta aksara tersebut dialami oleh wanita atau 1 : 2 antara pria buta aksara dengan wanita. Sebagian besar penduduk buta aksara tersebut adalah penduduk negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.
Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia buta aksara tergolong masih relatif
tinggi. Setelah hampir 68 tahun merdeka, pemberantasan buta huruf masih juga belum tuntas. Data Badan Pusat Statistik 2010 menunjukkan, penduduk buta aksara
usia 15 tahun ke atas masih tercatat 5,3 persen atau sekitar 8,3 juta orang yang tersebar di seluruh propinsi (BPS, Statistik Indonesia 2010)
Mengapa hingga kini jumlah penduduk buta aksara masih tinggi? Salah satu
jawaban yang dapat diberikan karena setiap tahun masih terus terjadi adanya siswa
usia sekolah dasar yang tidak sekolah atau tidak tertampung di SD kelas 1, 2, dan 3 yaitu sekitar 200.000 – 300.000 orang yang disinyalir kembali buta aksara.
Kondisi pendidikan di Indonesia.
Sampai dengan tahun 2013 kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat
memperihatinkan. Salah satu indikatornya adalah masih banyaknya anak-anak usia
sekolah dasar yang tidak tertampung untuk bersekolah karena jumlah sekolah yang ada tidak dapat menampung anak usia sekolah.
Indikator lainnya adalah program sekolah kurang mendukung anak biasa
membaca.
Metode pembelajaran yang sering diberikan oleh guru seringkali
mengedepankan budaya menghafal bukan berpikir aktif, kreatif, dan inovatif, serta minimnya tugas membaca yang diberikan kepada siswa sekolah.
7
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia juga belum
mendukung kepada peserta didik. Semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan siswa membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari •
informasi lebih dari apa yang diajarkan Kondisi perbukuan di Indonesia.
Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih
adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang
mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air. Penyebaran buku yang tidak merata ini penyebabnya
bisa karena kendala geografis dan infrastruktur transportasi dan juga karena kemiskinan atau keadaan ekonomi masyarakat yang kurang menguntungkan,
•
karena buku bukan suatu komoditas yang murah.
Rendahnya Dukungan Lingkungan Keluarga dan Masyarakat Rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariannya hanya
disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek
penumbuhan minat baca pada keluarga. Ditambah lagi kebiasaan masyarakat Indonesia yang turun temurun dan sudah mendarah daging dimana masyarakat
sudah terbiasa dengan cara mendongeng dan berceritera yang sampai saat sekarang
masih berkembang di masyarakat Indonesia. Sangat jarang ditemukan keluarga •
yang sangat mendukung anaknya untuk gemar membaca di rumah. Budaya Baca Bersaing Dengan Budaya Menonton
Budaya baca yang rendah seringkali harus bersaing dengan budaya menonton
masyarakat Indonesia yang cenderung lebih tinggi. Masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game online dan tayangan televisi yang tidak mendidik, bahkan
kebanyakan acara-acara yang ditayangkan lebih banyak yang mengalihkan
perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat negatif.
8
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
•
Kurangnya Sarana dan Fasilitas Untuk Membaca Minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman
bacaan, sudut baca, dan lain-lain. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat.
6. Peran Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan memiliki peran sangat penting
dalam upaya memperluas wawasan serta menambah pengetahuan. Secara teoritis sebagian besar masyarakat kita telah mengetahui akan hal tersebut, meskipun dalam
prakteknya masih sedikit yang benar-benar memperlakukan perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan dan informasi. Dalam hal ini peran pustakawan juga sangat
dibutuhkan untuk memberdayakan perpustakaan sehingga timbul minat baca.
Peran apa yang bisa diberikan oleh perpustakaan dalam upaya meningkatkan
minat baca masyarakat ? Tentu satu hal yang tidak dapat diabaikan adalah bahwa
perpustakaan berdiri karena adanya kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menyebarluaskan informasi
kepada para penggunanya. Dengan demikian perpustakaan memiliki peran yang sangat penting sebagai lembaga penyedia informasi bagi masyarakat penggunanya. Menurut
Undang-Undang
No.
43
Tahun
2007
tentang
Perpustakaan:
“Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Dari pusat sumber informasi ini, masyarakat dapat memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan dalam upaya meningkatkan kualitas diri, baik perpustakaan perguruan
tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, perpustakaan desa maupun perpustakaan umum.
Undang-undang Dasar 1945 juga telah mengamanatkan dalam rangka
meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan.
9
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Dalam upaya peningkatan minat baca, setiap jenis perpustakaan mempunyai
kelompok sasaran masyarakat tertentu. Perpustakaan sekolah melayani siswa dan para guru di lingkungan sekolahnya, perpustakaan umum dan desa melayani masyarakat umum dan masyarakat desa di lingkungan daerahnya, perpustakaan perguruan tinggi
melayani sivitas akademikanya, dan perpustakaan khusus melayani staf di lingkungan lembaga induknya.
Menurut A. Ridwan Siregar (2004: 134) :“Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di lingkungan suatu sekolah. Pelanggan utamanya adalah guru-guru sebagai pendidik dan siswa-siswi sebagai peserta didik. Perpustakaan ini memegang peranan yang sangat penting sebagai pusat sumber belajar (learning resource center) untuk menunjang kurikulum dan proses belajar mengajar”. Sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan sekolah digunakan untuk
menyimpan semua bahan pengajaran (instructutional material) seperti buku, majalah, filmstrip, buku paket, dan bahan bukan buku lainnya, serta semua alat yang diperlukan
untuk menggunakan bahan-bahan tersebut, yang dapat dipinjam oleh guru atau siswa, guna mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah: perpustakaan masyarakat sebagai salah
satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan masyarakat pedesaan,
yang
merupakan
bagian
integral
dari
kegiatan
pembangunan
desa/kelurahan. Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang menjadi kewajiban pemerintah desa.
Menurut lokasinya perpustakaan desa tidak terbatas kepada perpustakaan yang
terletak di pedesaan, tetapi secara luas juga mencakup semua perpustakaan yang ada di
wilayah desa/kelurahan dalam sebuah kota. Kepala Desa/Kelurahan secara fungsional adalah penanggung jawab pelaksana penyelenggaraan perpustakaan desa/kelurahan.
Sedangkan pelaksana kegiatan sehari-hari perpustakaan desa/kelurahan dilakukan
oleh pengelola perpustakaan desa/kelurahan yang ditunjuk langsung oleh Kepala Desa.
10
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Adapun peran perpustakaan desa adalah:
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupun terekam.
2. Mensosialisasikan manfaat perpustakaan.
3. Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat.
4. Menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat komunikasi dan informasi.
5. Menjadikan perpustakaan desa sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bahan bacaan hiburan sehat.
Bila kita melihat begitu besarnya peran perpustakaan desa di masyarakat maka
jelaslah bahwa keberadaan sebuah perpustakaan desa di tengah-tengah masyarakat
desa menjadi begitu penting sebagai lembaga penyedia informasi bagi masyarakat di
sekitar perpustakaan desa dan sebagai lembaga yang dapat memfasilitasi minat baca masyarakat desa.
7. Kebijakan Pemerintah Dalam Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
Berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menumbuhkan dan meningkatkan
minat baca masyarakat banyak sekali kebijakan-kebijakan yang sudah diberikan oleh pemerintah, di antaranya adalah :
7.1 Melalui “Payung Hukum” UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan : Salah satu elemen penting dalam peningkatan minat baca masyarakat adalah
pemerintah. Pemerintah dalam hal ini sebagai penentu kebijakan utama dalam mengokohkan tanggung jawabnya terhadap undang-undang dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan minat baca masyarakat.
Keberadaan perpustakaan merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam
mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan minat baca. Oleh karena itu, pada
tahun 2007 lalu pemerintah telah menetapkan undang-undang mengenai perpustakaan
dan segala aspek yang berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan perpustakaan terhadap peningkatan minat baca masyarakatnya.
11
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Peran aktif pemerintah dalam meningkatkan minat baca masyarakat melalui
perpustakaan merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam memperluas
wawasan serta menambah pengetahuan bangsa. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah mengenai sistem nasional perpustakaan selalu diupayakan mempunyai keterkaitan
secara fungsional dengan sistem pendidikan nasional. Bahwa, sistem nasional perpustakaan dan sistem pendidikan nasional secara bersama-sama berfungsi sebagai
wahana untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas sebagai bagian yang inheren dari pembentukan watak serta peradaban bangsa, sesuai dengan isi undang-undang tentang perpustakaan yang dimaksud.
Pemerintah di dalam penetapannya mengenai Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2007 Tentang Perpustakaan menyatakan bahwa, masyarakat mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan; mengusulkan keanggotaan Dewan Perpustakaan; mendirikan dan/atau
menyelenggarakan perpustakaan dan berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan yang pada akhirnya masyarakat di daerah
terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis sekalipun berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus; dan juga masyarakat yang memiliki
cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial juga berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan
keterbatasan masing-masing, sehingga pemerintah memiliki kewajiban sebagaimana
pekerjaan rumah yang harus segera direalisasikan. Secara lebih terinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung sistem pendidikan nasional;
2. menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;
3. menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air;
4. menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia);
5. menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan;
12
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
6. meningkatan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan;
7. membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan;
8. mengembangkan Perpustakaan Nasional; dan
9. memberikan penghargaan kepada setiap orang yang menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno, sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang telah ditetapkan.
7.2 Wewenang Pemerintah dalam Meningkatkan Minat Baca Pemerintah dalam meningkatkan minat baca juga memiliki wewenang, yaitu:
1. Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
3. Mengalihmediakan naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan didayagunakan.
Sehingga pemerintah benar-benar memiliki perannya di dalam pengembangan perpustakaan guna meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Pemerintah
juga
memiliki
kebijakan-kebijakan
yang
segeranya
dapat
disimpulkan bahwa kebijakan tersebut mampu mengacu pada kontribusi bagi perkembangan perpustakaan, oleh karena itu pemerintah di dalam penetapan undangundang tentang perpustakaan memberikan kebijakan mengenai layanan perpustakaan, sebagaimana penjelasan di bawah ini:
1. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.
2. Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.
3. Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
13
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
4. Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.
5. Layanan
perpustakaan
diselenggarakan
sesuai
dengan
standar
perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.
nasional
6. Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan.
7. Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika. Layanan
tersebut
bertujuan
untuk
meningkatkan
jumlah
pengguna
perpustakaan dan meningkatkan mutu layanan perpustakaan, yang dilakukan
berdasarkan atas kerja sama dan peran serta dari masyarakat dalam pembentukan, penyelenggaraan, pengelolaan, pengembangan dan pengawasan perpustakaan itu sendiri.
Penetapan undang-undang tentang perpustakaan yang ditujukan untuk
perkembangan perpustakaan melalui layanan yang diberikan, tentunya tidak terlepas
dari penetapan kebijakan pemerintah yang tercantum di dalam Pasal 44 mengenai dewan perpustakaan, bahwasanya:
1. Presiden menetapkan Dewan Perpustakaan Nasional atas usul Menteri dengan memperhatikan masukan dari Kepala Perpustakaan Nasional.
2. Gubernur menetapkan Dewan Perpustakaan Provinsi atas usul kepala perpustakaan provinsi.
3. Dewan Perpustakaan Nasional bertanggung jawab kepada Presiden dan Dewan Perpustakaan
Provinsi
bertanggung
jawab
kepada
gubernur.
Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berjumlah 15 (lima belas) orang yang berasal dari: • • • • • •
3 (tiga) orang unsur pemerintah;
2 (dua) orang wakil organisasi profesi pustakawan; 2 (dua) orang unsur pemustaka; 2 (dua) orang akademisi;
1 (satu) orang wakil organisasi penulis; 1 (satu) orang sastrawan;
14
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
• • • •
1 (satu) orang wakil organisasi penerbit;
1 (satu) orang wakil organisasi perekam;
1 (satu) orang wakil organisasi toko buku; dan 1 (satu) orang tokoh pers.
4. Dewan perpustakaan dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh seorang sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota dewan perpustakaan.
5. Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertugas: •
•
•
memberikan pertimbangan, nasihat, dan saran bagi perumusan kebijakan dalam bidang perpustakaan;
menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap penyelenggaraan perpustakaan; dan
melakukan pengawasan dan penjaminan mutu layanan perpustakaan.
Jadi, pemerintah dalam hal ini memiliki banyak kebijakan-kebijakan yang sangat
berpengaruh di dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mecerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, penuh dedikasi
dan berintelektual tinggi, yang direalisasikan melalui penetapan kebijakan-kebijakan pada pemanfaatan fasilitas serta pelayanan perpustakaan kepada pengguna
perpustakaan, agar bangsa Indonesia memiliki rasa cinta dan perhatian terhadap keberadaan perpustakaan di negerinya sendiri.
8. Upaya Pemerintah Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Selain menentukan kebijakan-kebijakan, upaya lain yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mengembangkan minat baca masyarakat adalah:
Mendorong berdirinya semua jenis perpustakaan. Membina semua jenis perpustakaan.
Memberi bantuan koleksi perpustakaan.
Memberi bantuan perluasan layanan perpustakaan: mobil Perpustakaan Keliling, dan sebagainya.
Memfasilitasi gerakan-gerakan peningkatan minat baca.
15
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Memberi penghargaan kepada penggerak-penggerak peningkatan minat baca. Mengangkat duta baca.
Mempromosikan minat baca melalui berbagai media.
Mempromosikan minat baca dalam berbagai kegiatan. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
Dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan minat baca secara tidak langsung, seperti pameran perpustakaan, dan sebagainya.
9. Upaya Perpustakaan Sekolah Dalam Mengembangkan Minat Baca Siswa Tidak hanya pemerintah, upaya mengembangkan minat baca siswa juga
dilakukan oleh perpustakaan sekolah dengan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan
yang dapat merangsang minat baca siswa, antara lain:
Guru pustakawan perlu menerbitkan daftar buku anak-anak sehingga dapat merangsang minat anak-anak/siswa untuk membaca
Mengundang pustakawan dan para guru agar bekerjasama dalam merencanakan kegiatan promosi minat baca.
Mengadakan lomba minat baca di sekolah.
Memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak atau siswa yang paling sering mengunjungi perpustakaan.
Melaksanakan program wajib baca di sekolah.
Menjalin kerjasama antar perpustakaan sekolah.
Memberikan tugas baca setiap minggu dan melaporkan hasil bacaannya. Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil membaca.
Menugaskan siswa belajar ke perpustakaan apabila guru tidak hadir atau pada jam istirahat sekolah.
Menerbitkan majalah/buletin sekolah.
Memberikan waktu khusus kepada siswa untuk membaca. Menyelenggarakan pameran buku secara periodik.
16
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
10. Upaya Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Peran perpustakaan desa sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar dan
pusat rekreasi bagi masyarakat desa tidak kalah pentingnya
dalam upaya
mengembangkan minat baca masyarakat. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh perpustakaan desa berkenaan dengan hal ini, antara lain: • Membangun kemitraan dengan berbagai instansi,
organisasi atau kelompok-
kelompok masyarakat yang memiliki tujuan yang sama, misalnya Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), kelompok remaja Karang Taruna, kelompok membaca masyarakat misalnya Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB).
• Mengadakan kegiatan membaca bersama anggota masyarakat dengan memilih tema bacaan yang sesuai dengan bulan yang sedang berlangsung misalnya bulan Oktober dipilih buku tentang Sumpah Pemuda, bulan April membaca buku tentang Kartini.
• Olah Raga rutin di halaman perpustakaan desa yang diselingi dengan kegiatan membaca.
• Outbond bersama buku
• Menonton film bareng dengan tema cerita anak-anak.
• Menggelar aneka lomba, misalnya lomba membaca puisi, lomba membuat resensi buku, lomba membuat orang-orangan penjaga sawah, lomba mewarnai, termasuk lomba membaca.
• Mempromosikan koleksi perpustakaan melalui perpustakaan keliling dan akses internet gratis.
11. Penutup
Pengembangan minat baca pada masyarakat, khususnya masyarakat desa dan
siswa sekolah merupakan tugas berat, karena tugas pengembangan minat baca ini diperlukan campur tangan dari berbagai pihak , yaitu pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, keluarga, dan lingkungan masyarakat, serta harus didukung adanya sarana dan fasilitas yang memadai.
Kebiasaan membaca tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap
masyarakat, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan untuk
17
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
memperoleh berbagai bahan bacaan. Ketersediaan artinya, tersedianya bahan pustaka yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan untuk memperoleh adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat bisa dengan mudah memperoleh berbagai bahan bacaan yang diinginkan. aktif,
Selain pemerintah, guru pustakawan dan pengelola perpustakaan desa harus kreatif dan inovatif melakukan berbagai kegiatan yang dapat merangsang
pengguna perpustakaan untuk memiliki minat baca.
18
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.
Daftar Rujukan
Daryono. 2009. Pengembangan Minat Baca Masyarakat. Up-load di :
http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/06/01/pengembangan-minat-baca-masyarakat/
Jaya, Ridhona. 2011. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Penerapan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Up-load di : http://www.pemustaka.com/peran-pemerintah-dalam-meningkatkan-minatbaca-masyarakat-melalui-penerapan-undang-undang-nomor-43-tahun-2007tentang-perpustakaan.html
Perpustakaan Nasional RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpusnas RI. Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan : Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press. Anonim. Peningkatan Budaya Baca. Up-load di :
http://perpustakaan.pinrangkab.go.id/index.php/84-tentang-kami/84-budaya-baca
19
Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.