Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Mahasiswa D3 Administrasi Negara FIS Unesa Oleh: Arik Susanti *) Abstrak Kesulitan yang dihadapi mahasiswa ketika mereka harus menulis dalam bahasa Inggris adalah tidak dapat menentukan makna kata, menentukan ide pokok serta menentukan kalimat yang menjadi pendukung ide pokok. Selain itu proses pembelajarannya masih bersifat tradisional. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Selain itu juga mengembangkan keterampilan kooperatif yang meliputi: menghargai pendapat, mengambil giliran, berbicara, mendengarkan, bertanya, dan memeriksa ketepatan. Kata Kunci : Pembelajaran kooperatip, CIRC, hasil belajar 1. Pendahuluan Dewasa ini banyak pengaruh yang diakibatkan oleh globalisasi, salah satunya adalah kurikulum pendidikan tinggi. Karena itu perlu diadakan reformasi kurikulum melalui penyempurnaan kurikulum yang berbasis kompetensi. Dengan kurikulum tersebut diharapkan (a) dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif yang lebih merata persebarannya, (b) dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, hak asasi manusia, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (c) mampu membentuk tamatan yang memiliki karakter atau kepribadian yang kuat, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar, berpola hidup sehat dan menghargai seni, (d) Lebih demokratis karena dapat disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan daerah serta kemampuan dan motivasi belajar peserta didik dengan mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional dan kompetensi yang ditentukan (Triana, 2003:113).
*) Penulis adalah dosen bahasa Inggris di jurusan PMP-KN FIS UNESA
1
Visi kurikulum berbasis kompetensi mempunyai dampak yang besar terhadap strategi pembelajaran mahasiswa jurusan Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya. Mata kuliah bahasa Inggris 4 SKS yang dibagi dalam dua pertemuan yaitu bahasa Inggris I dan bahasa Inggris II masing-masing berbobot 2 SKS. Dengan mata kuliah tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjawab tantangan KBK, sehingga desian pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi setiap mata kuliah tersebut. Seperti diketahui tujuan pembelajaran bahasa Inggris I maupun II adalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah
keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada mata kuliah bahasa Inggris II yang bertujuan untuk mengembangkan keempat keterampilan berbahasa yang lebih menekankan pada keterampilan menulis. Setelah mahasiswa tamat atau lulus dari perguruan tinggi, mereka dapat menulis surat lamaran pekerjaan dalam bahasa Inggris dan berkomunikasi dengan bahasa Inggris secara aktif. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa berpikir bahwa pembelajaran menulis khususnya bahasa Inggris itu sangat sulit dan proses pembelajaran yang membosankan (Susanti, 2001:1).
Kesulitan mahasiswa
tersebut dapat ditemukan ketika mereka harus mentransfer ide dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Kesulitan yang kedua adalah mahasiswa tidak dapat menentukan makna kata atau phrase yang ada dalam sebuah tulisan. Selain itu proses pembelajarannya pun masih bersifat tradisional yaitu dengan menekankan hasil tulisan mahasiswa bukan pada proses yang seharusnya dilakukan (Syamsi, 2003:136). Para mahasiswa langsung berpraktik menulis tanpa belajar bagaimana caranya menulis. Dosen biasanya menyediakan beberapa macam topik dan meminta peserta didik untuk memilih salah satu dan mereka langsung menulis. Setelah selesai, hasil tulisan mereka dikumpulkan, dikoreksi dan dinilai oleh guru. Kegiatan yang terus-menerus terjadi seperti ini mengakibatkan para mahasiswa merasa jenuh dan kurang menyenangi pembelajaran menulis. Pada akhirnya mereka berpendapat bahwa kegiatan menulis meupakan suatu beban yang
2
memberatkan. Sebagai akibatnya mereka enggan menulis dalam bahasa Inggris sehingga kemampuan mereka sangat rendah. Untuk menciptakan keberhasilan pendidikan khususnya pembelajaran keterampilan menulis perlu diciptakan suatu kondisi belajar mengajar yang efektif, yaitu suatu kondisi dimana mahasiswa secara aktif melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran dan guru/dosen memberi bantuan serta memberi motivasi pembelajar dalam belajar. Minat pengaruhnya besar sekali terhadap belajar, sebab dengan minat mahasiswa akan melakukan sesuatu yang diminatinya (Usman, 2000:27) Untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa yang tinggi, seharusnya dipilih metode pengajaran yang sesuai. Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang dapat mendorong mahasiswa menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Selain itu model ini berguna dalam menumbuhkan kerjasama, kemampuan membantu teman dan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan. Penelitian ini memfokuskan pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Ada beberapa alasan mengapa digunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu, (1) mahasiswa memperoleh pengetahuan sendiri melalui interaksi dengan mahasiswa lain, (2) mahasiswa belajar lebih terarah, (3) dapat meningkatkan motivasi mahasiswa, (4) anggota kelompok heterogen dan saling membantu satu sama lain, (5) dapat diterapkan di semua pokok bahasan, (6) mahasiswa terlibat pada suatu workshop penulisan, yang dimulai dari penulisan buram, perevisian dan pengeditan karya sesama teman dan persiapan penerbitan karya kelas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses belajar mengajar keterampilan menulis bahasa Inggris di Prodi Administrasi Negara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (2) respon mahasiswa setelah belajar menulis bahasa Inggris di Prodi Administrasi Negara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan yang terakhir adalah (3) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. 2. Pembelajaran Kooperatif 3
Seperti diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas yang praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu mahasiswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilanketerampilan dasar sampai pemecahan masalah (Nur, 2005:1). Dengan model pembelajaran ini guru dapat memotivasi seluruh mahasiswa dan menumbuhkan sikap belajar aktif pada mahasiswa. Mahasiswa harus bersikap aktif selama proses belajar megajar, yaitu dengan membaca, menulis, mendengarkan penjelasan guru, bertanya pada guru mengenai
materi pelajaran yang belum
dipahami, menjawab pertanyaan dari guru, berpendapat atau berdiskusi dengan dengan teman selama proses pembelajaran. Dengan model seperti ini besar kemungkinan proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik. Dengan model pembelajarn ini mahasiswa akan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen sehingga mereka akan dapat membantu satu sama lain dalam menuntaskan bahan ajar akademiknya. Masih
menurut
Nur
(2005:80-84)
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif, guru dapat mencapai tiga tujuan pembelajaran penting. (1) Hasil belajar akademik. Selain bertujuan sosial, model ini juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja mahasiswa dalam tugas-tugas akademik. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian mahasiswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu, model pembelajaran ini juga dapat memberi keuntungan baik pada mahasiswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Mahasiswa kelompok bawah dapat memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. (2) Tujuan yang kedua dari pembelajaran ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda baik ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada mahasiswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama, saling tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan koopertaif, belajar menghargai satu sama lain. (3) Tujuan yang ketiga adalah pengembangan
4
keterampilan sosial. Pada model ini guru mengajarkan keterampilan kepada mahasiswa tentang kerjasama dan kolaborasi. Menurut Nur (2005:5) ada lima model dalam pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan yaitu,
(1) Students Teams Achievement Division
(STAD). Pada tipe ini mahasiswa bekerja dengan kelompok heterogen dalam mendiskusikan suatu masalah, kemudian presentasi di depan kelas dan guru memberi komentar atas hasil presentasi. Kelompok yang terbaik akan mendapat penghargaan. (2) Teams-Games Tournament (TGT). Tipe ini hampir sama dengan STAD, tetapi ada unsure kegembiraan karena adanya penggunaan permainan. (3) Jigsaw II merupakan kelompok yang berbagi tugas. Dengan kata lain setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda. (4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yaitu tipe yang digunakan untuk pengajaran menulis dan membaca. Dalam proses penulisan mahasiswa terlibat dalam workshop penulisan yang dimulai dari pemulisan buram, menulis draft, saling melakukan perevisian dan pengeditan karya sesama teman, dan persiapan untuk pemublikasian. (5) Team Accelerated Instruction (TAI). TAI mempunyai persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim –tim pembelajaran. Tetapi
mempunyai perbedaan yaitu STAD dan TGT menggunakan sebuah
tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. STAD dan TGT diterapkan pada hampir semua kelas III –VI.
3. Teori yang Mendasari Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari ide bahwa untuk dapat belajar seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh teori belajar sebagai berikut: Teori Belajar Konstruktivisme Secara sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu pengetahuan itu bukanlah fakta yang ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Menurut pandangan teori ini, belajar merupakan proses aktif dari subyek pembelajar untuk merekonstruksi makna 5
sesuatu itu entah teks, kegiatan dialog, pengalaman fiktif, dan lain-lain. Belajar merupakan peoses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang (Sadiman, 2004).
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Pada proses pembelajaran bahasa Inggris II yang ditekankan pada keterampilan menulis digunakan model pembelajaran kooperatif CIRC. Pertamatama dosen mempersiapkan materi pembelajaran. Diawal pertemuan dilaksanakan pembelajaran langsung dimana dosen memberikan penjelasan awal tentang materi yang akan dipergunakan selanjutnya. Setelah itu dosen membentuk kelompok dengan anggota yang berkemampuan heterogen. Kegiatan yang kedua adalah penyajian materi. Dalam kegiatan ini dibagai menjadi tahapan-tahapan. Tahap pertama, pendahuluan yaitu kegiatan yang menekankan pada apa yang akan dipelajari mahasiswa dalam kelompok
dan menginformasikan hal-hal yang
penting dengan tujuan untuk memotivasi mahasiswa. Kegiatan yang kedua adalah pengembangan yaitu mengembangkan materi ajar sesuai dengan apa yang dipelajari mahasiswa dalam kelompok. Didalam kelompok mahasiswa belajar memahami dan memaknai dari materi ajar dan berlatih menjawab pertanyaan serta menyusun kalimat acak menjadi satu paragrap yang bagus. Jika semua anggota kelompok telah paham, dosen baru beralih pada sub topik yang lain. Jika belum anggota kelompok harus menjelaskan pada anggota kelompok lainnya yang belum jelas. Meskipun bekerja dalam kelompok mahasiswa tetap bekerja secara mandiri yaitu mengerjakan tugas tanpa kerja sama dan jika telah selesai dicocokan dengan sesama anggota yang lainnya. Dosen juga memberi evaluasi diakhir kegiatan pembelajaran secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui nilai perkembangan individu peserta didik dan dapat dikembangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. Setelah diketahui nilai perkembangan kelompok dosen memberikan sertifikat kepada kelompoh yang mendapatkan skor tertinggi. Setelah mahasiswa memahami teori, mereka berlatih untuk menulis sebuah paragraph. Kegiatan ini dilaksanakan dengan model pembelajaran CIRC. 6
Kegiatan pertama diawali dengan penentuan topik, setelah itu penulisan topik sentence. Untuk menghasilkan paragrap yang bagus mahasiswa membuat pertanyaan yang mendukung dari topik sentence tersebut. Kemudian dibuat supporting points (poin-poin pendukung) yang dilanjutkan dengan kalimat penutup. Jika penulisan kerangka ini telah selesai, mahasiswa baru dapat mengembangkannya menjadi paragrap. Teman sesama anggota akan saling merevisi dan memberikan ide dari tulisan tersebut. Guru juga dapat memberi masukan. Setelah kegiatan ini selesai, hasil karya tersebut dapat dipublikasikan dalam bentuk mading. Guru juga memberi sertifikat atau penghargaan pada kelompok dengan skor yang tertinggi.
5. Keterampilan Menulis Keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbicara. Dalam keterampilan menulis orang harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan seperti tata bahasa, penulisan dan lain sebagainya karena jika ini diabaikan orang akan memahami tulisan ketika berbeda maknanya dengan apa yang kita maksud. Dalam menulis orang tidak langsung memahami makna yang ada sehingga pembaca harus membaca beberapa kali. Menurut Young dan Savage (1982:60) ada 4 jenis tulisan yaitu, tulisan narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi. Narasi adalah tulisan yang ditulis berdasarkan keterangan waktu untuk menceritakan suatu kejadian secara fiktif. Karangan deskripsi adalah karangan yang bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa secara jelas kepada pembaca seakan-akan pembaca melihat sendiri kejadian tersebut. Eksposisi adalah adalah karangan menjelaskan cara-cara atau langakah-langkah untuk mencapai suatu tujuan yang disertai dengan contoh atau fakta yang ada. Sedangkan karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembacanya agar setuju dengan apa yang dikatakan oleh penulis.
6. Konsep Belajar Yang dimaksud dengan konsep belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses menguasai atau memperoleh pengetahuan atau 7
keterampilan dalam bidang tertentu dengan jalan studi, mencari pengalaman atau karena diajar. Dengan kata lain belajar adalah suatu aktivitas untuk menguasai dan memperoleh pengetahuan. Menurut Kimble dan Garmezy yang dikutip dari Brown (1987:7)mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang secara relatif tetap dalam tendensi tingkah laku ini adalah hasil pengukuran praktis. Belajar bersifat aktivitas dan proses. Aktivitas dan proses ini berada dalam kesadaran manusia. Itu sebabnya adanya orang yang mengatakan bahwa belajar adalah proses sadar yang merupakan hasil dari pengajaran.
7. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptive kuantitatif. Sedangkan subjek penelitian ini adalah mahasiswa D III Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya dengan jumlah 40 mahasiswa. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dan CIRC.
8. Hasil Penelitian a. Proses Belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Kooperatif 1) Proses Belajar dengan Menggunakan Tipe CIRC Pembelajaran kooperatif dengan tipe CIRC bertujuan untuk dapat menulis dengan mudah dan gampang sehingga akan menghasilkan sebuah tulisan yang indah dan menarik. Selain itu, model ini juga bertujuan agar kegiatan menulis menjadi proses pembelajarn yang menarik dan inovatif sehingga mahaiswa tidak berpikir bahwa menulis itu susah. Pada tipe CIRC, pada kegiatan pendahuluan dosen juga memotivasi mahasiswa tentang pengalaman mereka yang tidak terlupakan. Dari pertanyaan tersebut mahasiswa akan menjawab sesuai dengan pengalaman dirinya. Kegiatan seperti ini akan membuat mahasiswa siap untuk mengikuti perkuliahan. Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan ini dosen membagikan teks bacaan dan menyuruh mahasiswa untuk 8
membaca teks dan menjawab pertanyaan yang disediakan oleh dosen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini: People tend to keep their money in a bank because they want it safe. Besides, saving in a bank draws interest. There are several kinds of deposits such as Tabanas, Taska, Palapa, Demand deposits, time deposits. Demand deposits is also called checking accounts. People may save and withdraw their money any time needed. If customers have time deposits the money put in a saving accounts remains in a bank for period of time. The interest depends on the economic conditions and the bank condition. Any time the customers withdraw some of their money, they know exactly the restKemudian berlatih untuk membuat
ringkasan atau rangkuman. Jika proses ini sudah dapat berjalan dengan baik, guru akan meminta mahasiswa untuk memulai proses penulisan yang dimulai dari penulisan buram, menulis draft, perevisian, pengeditan dan persiapn publikasi. Tugas ini dilakukan secara individu oleh mahasiswa.
Adapun contoh pertanyaan adalah sebagai berikut (1) What are the advantages of having money in a bank ? (2) Mention some kinds of deposits? (3) Can customers withdraw their money put in a saving accounts after being saved one or two days ? (4) How is the interest ? (5) How do the customers know exactly the rest of their money after the withdraw ?
Setiap kelompok telah mempunyai satu teks judul bacaan. Kemudian guru meminta mereka untuk membaca teks yang telah mereka miliki. Setiap mahasiswa membaca teks sendiri untuk memahami maksud dan makna dari teks tersebut. Setelah itu mereka mendiskusikan inti dari teks tersebut. Ketika menjawab pertanyaan, mahasiswa harus meggunakan kalimat lengkap. Dengan kemampuan tata bahasa yang telah mereka miliki dan pelajari mereka mulai berlatih untuk menjawab pertanyaan secara tertulis sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ketika mereka menjawab pertanyaan harus dalam bentuk kalimat lengkap. Ketika menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa kelompok yang menjawab sebagai berikut: (1) Because safe and getting interest (2) safe and get interest (3) safe, getting interest and withdraw every time when it needed. 9
Dari tiga jawaban yang terkumpul, guru dapat menjelaskan bahwa secara lisan mereka dapat menjawab pertanyaan. Tetapi dalam bentuk tertulis jawaban tersebut belum lengkap karena kalimat yang mereka ucapkan tidak mempunyai Subjek (S) dan Predikat (P). Padahal kalimat yang baku minimal mempunyai S dan P. Untuk membentuk kalimat lengkap, sebelum menjawab pertanyaan guru meminta semua kelompok kooperatif untuk menganalisa pertanyaan no 1. What are the advantages of having money in a bank? Dari kalimat tersebut guru menanyakan kepada mahasiswa, mana yang termasuk S. Ada yang menjawab the advantages, the advantages of having money in the bank, atau having money in a bank. Setelah itu guru bertanya, apa predikat dari kalimat tersebut. Ketika ditanya predikat banyak mahasiswa yang belum paham. Kemudian guru memberi contoh kalimat sebagai berikut; I am S
P
a teacher Comp
Setelah mendapat contoh tersebut mahasiswa menjadi paham bahwa Predikat biasanya adalah kata to be atau kata kerja (verb). Mereka mendiskusikan dengan kelompok kooperatif macam-macam to be. Ada banyak to be yang mereka ketahui yaitu, is, am ,are, was, were, been, dan be. Akhirnya mereka paham, bahwa dalam pertanyaan no 1 yang dimaksud dengan P adalah are dan S adalah the advantages of having money in the bank. S dan P sudah diketahui maka mereka mulai menyusun kalimat sesuai dengan aturan yaitu sebagai berikut: S
+
P
The advantages of having money in the bank are safe and getting interest. Semua soal latihan yang diberikan oleh guru tersebut diselesaikan dengan baik oleh semua mahasiswa karena mereka selalu mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Selama mahasiswa bekerja dalam kelompok kooperatif tugas guru tetap membimbing mahasiswa yang masih belum dapat bekerja secara kooperatif dalam kelompok belajar tersebut agar setiap anggota kelompok dapat bekerjasama
10
dengan anggota kelompoknya secara maksimal serta berbagi tugas dengan anggota kelompoknya. Setelah seluruh mahasiswa paham bagaimana membuat kalimat, tugas selanjutnya adalah mahasiswa mulai membuat cerita sederhana. Cerita tersebut dapat dimulai dari topik atau tema. Ini dapat dipilih dari lingkungan kehidupan sehari-hari mereka. Setelah menentukan tema, maka mereka dapat membuat kerangka karangan. Tujuannya agar mahasiswa dapat bercerita secara urut dan runtut. Salah satu contoh dari tugas mahasiswa adalah sebagai berikut: Sebelum membuat sebuah paragrap, harus ditentkan tema atau topik dari suatu permasalahan. Topik yang ditentukan adalah Salsa’s Birthday. Adapun contoh kerangka karangan sebagai berikut: 1)
2)
Orientation Where: It was held in Indah Hotel When: Last Sunday at 07.00 pm Who are invited: all of my friends Events: (1) Before going to the party, I prepared the prize to Salsa. (2) I choosed a beautiful gown and some accessories. (3) The Situation during the party: (a) the party was wonderful (b) there are many friends (c) there are many delicious foods, fruits, cakes and drinks (d) there was full of music (e) The decoaration very romantic bacause there were many colourfull flowers and lamps (f) there were many games (4) I feel very happy because I meet with my best friend.
Setelah itu mahasiswa dapat melanjutkan proses penulisan paragrap. Adapun contoh penulisan dari karangan tersebut adalah sebagai berikut: Last Sunday at 7.00 pm I was going to Salsa’s birtday in Indah Hotel. Before I went there, I prepared prize for Salsa. I also prepared the gown that I would wear in the party. In that party I want to look beautiful so I will wear a good gown but I don’t have it. So that I borrowed it from my sister. I wore white gown and some accesories. I and Bella went there by motorcycle. After arriving there, we meet with Salsa. She is very beautiful with wearing pink gown. During the party, is very wonderful, because there were many old friends in senior high school. There were many games. The decoration was very romantic. There were many delicious foods, fruits, cakes, and drinks. I feel very happy because I could meet my best friends they are Atika, Aida, Novi and Tommy.
11
Tulisan tersebut harus dikerjakan secara individu. Setelah selesai mereka dapat bertukar pekerjaan untuk memberikan pendapat atas tulisan teman tersebut. Mereka juga dapat berkonsultasi dengan guru untuk mendapatkan hasil tulisan yang bagus. Dari contoh pekerjaan mahasiswa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kesalahan yang telah dibuat oleh mahasiswa diantaranya adalah sebagai berikut. 1) I was going to Salsa’s party Last Sunday. Karena itu merupakan kalimat yang terjadi pada waktu lampau, cukup digunakan past tense. Jadi kalimat yang benar adalah I went to Salsa party. 2) Pada umumnya mahasiswa masih kesulitan dalam menggunakan pronouns (kata ganti orang). Contohnya adalah sebagai berikut: I prepared prize for Salsa. Seharusnya cukup ditulis dengan I prepared prize for her. We meet with Salsa seharusnya cukup ditulis We meet her. I and Bella seharusnya ditulis Bella and I. 3) Kesalahan yang lainnya adalah masih ada mahasiswa yang belum paham tentang penggunaan Subjek dan Predikat. Ada kalimat yang tidak memakai Subjek. Contoh: During the party, is very wonderful seharusnya ditulis dengan During the party, the situation is very wonderful 4) Rata-rata kesalahan yang juga dibuat oleh mahasiswa adalah mereka tidak konsisten dengan tenses yang digunakan. Kalau menggunakan past tense seharusnya konsisten dan tidak menggunakan bentuk present karena kejadian tersebut sudah terjadi. Contoh I feel very happy seharusnya ditulis I felt very happy. the situation is very wonderful seharusnya ditulis the situation was very wonderful Dari contoh pekerjaan mahasiswa yang mewakili dapat diklasifikasikan bahwa pada umumnya makna yang terkandung dari sebuah karangan tersebut dapat ditangkap dan dipahami oleh pembaca. Tetapi mereka masih membuat beberapa kesalahan yang tidak terlalu signifikan. Ini berarti ketika mereka menulis dan ada beberapa kesalahan yang telah saya sebutkan diatas, pembaca masih dapat menangkap dan memahami makna dari cerita tersebut.
b. Keterampilan Kooperatif yang Dikembangkan Pada Mahasiswa 12
Sesuai dengan pendapat Nur (2005:80) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif guru dapat mencapai tiga tujuan yaitu hasil belajar akademik, dapat menerima perbedaan terhadap orang lain seperti ras, agama, ataupun budaya dan tujuan yang ketiga adalah untuk pengembangan keterampilan sosial. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif mahasiswa akan mempunyai sikap lebih menghargai pendapat lain. Ini dapat diketahui dari hasil pengamatan peneliti yaitu sebanyak 29 mahasiswa atau 72,5% menghargai teman yang sedang mengungkapkan pendapatnya. Dengan model pembelajaran kooperatif mereka juga dapat berbagai tugas sesuai dengan kemampuannya. Hal ini dilakukan oleh sebanyak 30 mahasiswa atau 75%. Dengan pembelajaran kooperatif, guru dapat memotivasi mahasiswa untuk berbicara. Dengan kelompok kooperatif mahasiswa dimotivasi untuk berbicara dengan sesama teman. Itupun dengan kelompok yang kecil. Berdasarkan hasil pengamatan sebanyak 20 mahasiswa atau 50% mahasiswa sudah mempunyai keberanian untuk berbicara. Keterampilan lain yang dikembangkan adalah keterampilan untuk mendengarkan secara aktif. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat diketahui sebanyak
35
mahasiswa
atau
87,5%
mempunyai
kemampuan
untuk
mendengarkan secara aktif. Pada keterampilan bertanya sebanyak 45% mahasiswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya. Dalam pembelajaran kooperatif mahasiswa tidak berada dalam tugas sebanyak 25% mahmahasiswa. Dan keterampilan yang terakhir adalah memeriksa ketepatan. Berdasarkan hasil pengamatan sebanyak 42,5% mahasiswa telah melaksanakan keterampilan memeriksa ketepatan.
c. Respon Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Kooperatif Diakhir proses pembelajaran, mahasiswa diberi angket yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon mereka setelah mengikuti perkulihan bahasa Inggris. Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa sebanyak 75 % mahasiswa
13
menjawab senang sekali sedangkan 10% menjawab senang mengikuti perkuliahan dan sebanyak 7, 5% menjawab kurang senang dan tidak senang. Terdapat 50% mahasiswa yang menjawab senang sekali terhadap materi ajar bahasa Inggris, 20 % menjawab senang dan sisanya 15% dan 10% menjawab kurang senang dan tidak senang. Terhadap bahan tertulisnya yang berbentuk hand out atau lembar kegiatan mahasiswa sebanyak 12,5% menjawab senang sekali, sedangkan sebanyak 47,5% menjawab senang dan sebanyak 25%
dan 15% mahasiswa
menjawab kurang senang dan tidak senang terhadap bahan tertulisnya. Dari angket yang disebarkan kepada mahasiswa diperoleh bahwa sebanyak 25% mahasiswa merasa senang sekali dengan sistem evaluasi yang dilakukan oleh guru, sedangkan 30% dari mahasiswa menjawab senang dan sebanyak 25% dan 20% menjawab kurang senang dan tidak senang dengan sistem evaluasi tersebut. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan menggairahkan karena sebanyak 65% mahasiswa menjawab sangat senang, 22,5% mahasiswa menjawab senang dengan suasana kelas sedangkan sisanya menjawab kurang senang sebanyak 10% dan menjawab tidak senang sebanyak 2,5% Sebanyak 42,5% mahasiswa menjawab senang sekali dan sebanyak 40% menjawab senang dengan cara mengajar guru dan sisanya sebanyak 7,5% kurang senang dan 10% mahasiswa menjawab tidak senang dengan cara mengajar guru. Sebanyak 17,5% mahasiswa merasa senang sekali dengan cara penilaian yang dipakai oleh guru. Sedangkan sebanyak 37,5% mahasiswa menjawab senang sedangkan sebanyak 22,5% mahasiswa menjawab kurang senang dan senang dengan sistem penilaian yang dipakai oleh guru.
14
tidak
Cara pemberian tugas yang dilakukan oleh guru sebanyak 62,5% mahasiswa merasa senang sekal, sebanyak 15% mahasiswa menjawab senang dan sisanya 12,5% mahasiswa menjawab kurang senang dan tidak senang. Sebanyak 85% mahasiswa merasa senang sekali untuk mengikuti proses pembelajaran berikutnya dan sebanyak 10% mahasiswa menjawab senang dan sebanyak 2,5% mahasiswa menjawab kurang senang dan tidak senang untuk mengikuti proses pembelajaran berikutnya.
d. Hasil Belajar Menulis Bahasa Inggris dengan Model Kooperatif Tipe CIRC Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dengan model kooperatif tipe CIRC maka sebelum diadakan penelitian mahasiswa diberi pre-tes. Nilai rata-rata pada pre tes yaitu 54, 45. Setelah diadakan pre tes maka mahasiswa diberi treatmen (proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif) agar diperoleh hasil yang memuaskan. Setelah diberi treatemen, kemudian mahasiswa diberi pos tes.dan nilai rat-rata pada pos tes adalah 68,15. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan, maka hasil tersebut dihitung dengan t-tes dan diperoleh hasil sebesar 3,468. Setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan tingkat kepercayaan 5%, diketahui t = 2,860. Ternyata harga t > t 0,05, maka dalam proses pembelajaran tersebut terdapat perubahan yang signifikan.
9. Simpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kelompok belajar kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Selain itu dengan model pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan sosial individu seperti, keberanian untuk berbicara, mengundang orang lain untuk mengungkapkan pendapat, dan lain-lain.
15
Daftar Pustaka
Brown, Douglas. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Byrne, Don. 1984. Teaching Writing Skill. New York: Barners and Nobble Inc Desi, Azizah. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi SMU. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Ibrahin, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya: University Press. Indah, Nur. 2004. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN I Kalitengah Lamongan. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Nur, Muhammad. 2005. Pemeblajaran Kooperatif. Suarabya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA Sadiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Soekemi, Kem., Soewono, Lestari, Lies Amin. 2000. Metodologi Penelitian Bahasa. Suarabaya: UNESA University Press Susanti, Arik. 2002. Teaching Reading Using Comics As Supplement Material in Junior High School. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Syamsi, Kastam. 2003. Mencari Alternatif Model Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Makalah Seminar Nasional Bahasa, Seni, dan Pembelajarannya: Surabaya, 6 Oktober 2003 Tatik, Rustin Rahayu Ningsih.2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di SMPN 32 Surabaya. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA Triana, Dinny Devi. 2003. Pembelajaran Praktik Tari Melalui Metode Global dan Metode Proyak dalam Krurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah Seminar Nasional Bahasa, Seni, dan Pembelajarannya: Surabaya, 6 Oktober 2003 Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru yang Profesional. Remaja Rosda Karya: Bandung Young, Rosalie M. Dan Savage, Harriet H. 1982. Better Learning. New Jersey : Prentice Hall 16