PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Download Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan. (Diklat) Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Studi Kasus: LPMP Sulawesi. Te...

0 downloads 580 Views 634KB Size
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3583-3592

e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Studi Kasus: LPMP Sulawesi Tenggara) Muh. Ednan Fajri Gunadi1, Satrio Agung Wicaksono2, Fajar Pradana2 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tenggara adalah unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi. Untuk melaksanakan tugas tersebut LPMP Sulawesi Tenggara melakukan kegiatan diklat yang dalam pelaksanaannya mendapatkan beberapa masalah. Masalah pertama adalah proses pendaftaran yang dilakukan secara manual sehingga terjadinya tumpukan antrian calon peserta. Masalah kedua, proses pengolahan data dilakukan secara terpusat sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk melakukan pengolahan data. Masalah ketiga, penyebaran informasi yang dilakukan secara manual sehingga mempengaruhi kinerja panitia. Masalah keempat, penyerahan sertifikat peserta yang sering terjadi kehilangan atau terselip. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, didapatkan solusi yaitu mengembangkan sistem informasi manajemen DIKLAT yang dikembangkan menggunakan metode prototype throw-away. Metode prototype throw-away dipilih karena dengan menggunakan metode tersebut dapat memahami kebutuhan pengguna pada tahap awal sehingga mengurangi resiko kegagalan sistem. Hasil dari penelitian ini, didapatkan 1 iterasi yang menghasilkan 34 kebutuhan fungsional, dan 1 kebutuhan non fungsional. Berdasarkan hasil pengujian validasi didapatkan bahwa seluruh fungsi dapat berjalan dengan baik dengan hasil status valid. Berdasarkan hasil pengujian compatibility didapatkan bahwa pada browser Safari versi 11 ke bawah, Opera versi 47, Google Chrome versi 61 dan IOS Sistem versi 11 ke bawah tidak ditemukan masalah apapun. Berdasarkan hasil pengujian UAT, didapatkan bahwa pada semua fungsi yang diujikan dapat diterima oleh pengguna. Kata kunci: Prototype, Pengembangan Sistem Informasi, Sistem Informasi Manajemen, UAT

Abstract Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) of Southeast Sulawesi is a technical implementation unit with the task of undertaking quality assurance of primary and secondary education in the province. To carry out these tasks LPMP Southeast Sulawesi conduct training activities which in its implementation get some problems. The first problem is the registration process is done manually so that the pile of queues of prospective participants. The second problem, the data processing is done centrally so it takes additional time to perform data processing. Third problem, the dissemination of information done manually so as to affect the performance of the committee. The fourth problem is the submission of participant certificates that are often lost or tampered. Based on these problems, the solution is to develop a management information system developed using throw-away prototype method. Throw-away prototype method is chosen because by using the method can understand the needs of users in the early stages thereby reducing the risk of system failure. The results of this study, obtained 1 iteration that produces 34 functional requirements, and 1 non-functional needs. Based on the results of validation testing found that all functions can run well with valid status results. Based on the results of compatibility testing found that in the Safari browser version 11 and below, Opera version 47, Google Chrome version 61 and IOS System version 11 and below no problems found. Based on UAT test results, it is found that all tested functions can be accepted by the user. Keywords: Prototype, Information System Development, Management Information System, UAT

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

3583

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

1. PENDAHULUAN Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tenggara adalah unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) yang mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD, 2015). Untuk melaksanakan tugas tersebut, LPMP Sulawesi Tenggara menyediakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) untuk pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan DIKLAT tersebut terdiri dari beberapa proses, yaitu proses pendaftaran peserta, proses pengolahan data peserta, proses penyebaran informasi, dan proses penyerahan sertifikat. Proses pendaftaran peserta terdapat masalah tumpukan antrian. Masalah tersebut disebabkan oleh proses yang dilakukan masih secara manual yaitu peserta antri mengambil dan mengisi formulir pendaftaran dan kemudian menunjukan berkas-berkas pendukung lainnya kepada panitia. Terkadang terdapat peserta yang berkas-berkas pendukungnya terselip sehingga membutuhkan waktu tambahan. Hal ini tentu berdampak pada waktu pelaksanaan kegiatan DIKLAT. Pengolahan data peserta terdapat masalah pada lambatnya proses-proses pengolahan data peserta yang disebabkan oleh data peserta yang disimpan secara terpusat. Pengolahan data tersebut meliput, pembuatan absensi, penentuan lokasi mess dan penentuan lokasi ruangan DIKLAT. Proses penyebaran informasi dalam pelaksanaan kegiatan DIKLAT dilakukan masih secara manual, seperti pemberitahuan bagi peserta kumpul di lapangan untuk mengikuti acara pembukaan kegiatan. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan panitia mendatangi kamar mess peserta lalu memberitahukan secara langsung. Dengan cara penyebaran informasi seperti itu, berdampak pada kinerja panitia yaitu menambah kerjaan panitia yang seharusnya hanya fokus pada persiapan kegiatan. Setelah peserta melakukan DIKLAT, peserta mendapatkan sertifikat yang menandakan bahwa peserta tersebut telah selesai mengikuti kegiatan DIKLAT. Proses penyerahan sertifikat terdapat masalah sertifikat yang terselip atau hilang ketika dititipkan pada dinas kabupaten/kota. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3584

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dibutuhkan sebuah sistem informasi manajemen DIKLAT pada LPMP Sulawesi Tenggara yang dapat mempermudah proses-proses yang dilakukan dalam kegiatan DIKLAT, seperti proses pendaftaran peserta dengan mengganti proses yang sebelumnya berbasis kertas menjadi berbasis digital sehingga tidak terjadi penumpukan antrian peserta seperti sebelumnya, proses pengolahan data peserta yang sebelumnya dilakukan secara terpusat menjadi terbagi dalam kategori-kategori tertentu sehingga mempercepat pengolahan data, proses penyebaran informasi yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan mendatangi kamar peserta menjadi otomatis dengan sistem mengirimkan pesan singkat ke semua peserta untuk memberitahukan informasi-informasi penting menggunakan sms gateway sehingga panitia tidak perlu menambah kerjaan dan dapat fokus pada tugas pokoknya, dan yang terakhir proses penyerahan sertifikat yang sebelumnya dititipkan pada Dinas Pendidikan kabupaten/kota menjadi sertifikat secara langsung diterima oleh peserta ketika kegiatan diklat telah selesai dengan sistem mencetak sertifikat yang dilakukan oleh panitia, lalu diserahkan kepada peserta. Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu jenis sistem informasi yang ditujukan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen dan untuk pengambilan keputusan (Kadir, 2003). Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Diklat dilakukan dengan menggunakan metode prototype. Metode prototype dipilih karena cocok pada tipe proyek yang penggunanya merupakan pemula dalam menggunakan sistem informasi (Verma, 2014). Selain itu, dengan menggunakan metode prototype, pengembang dapat memahami kebutuhan pengguna pada tahap awal sehingga mengurangi resiko kegagalan sistem karena kesalahan sistem dapat ditemukan lebih awal (Dwivedi, 2016). Dalam penelitian ini, Dalam penelitian ini, menggunakan prototype dengan tipe throwaway. Pendekatan ini memperluas analisis persyaratan sistem dengan tujuan mengurangi biaya siklus hidup secara keseluruhan. Pada pendekatan ini, prototype berfungsi untuk memperjelas persyaratan dan memberikan informasi tambahan bagi manajer untuk menilai resiko. Setelah evaluasi selesai, prototype dibuang dan prototype tidak digunakan sebagai dasar untuk pengembangan sistem lebih lanjut (Sommervile, 2003).

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

Penelitian ini dilakukan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ainur Rofiq pada tahun 2013 yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Pelatihan (SIMPEL) pada Lembaga XYZ”. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang telah dilakukan adalah pada metode yang diterapkan sehingga memiliki tahapantahapan yang berbeda. 2. METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan alur dari model prototype (throw-away) sehingga tahap-tahap dalam penelitian ini adalah seperti pada Gambar 1.

3585

adalah teori tentang sistem informasi, sistem informasi manajemen, business process modelling notaion (BPMN), pemodelan, prototype model, SMS Gateway, dan Pengujian perangkat lunak. 2.2 Analisis Kebutuhan Tahap analisis kebutuhan ini, dimulai dari tahap pengumpulan kebutuhan yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak LPMP dan pengamatan dokumen. Data yang didapatkan dalam wawancara tersebut adalah data mengenai masukan-masukan yang dibutuhkan dalam proses pendaftaran, data pendukung dalam proses pengelolaan data peserta, dan data yang dibutuhkan dalam proses penyebaran informasi dan data-data non fungsional. 2.3 Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan proses bisnis dilakukan dengan memodelkan proses bisnis yang sudah berjalan sebelumnya dan memodelkan proses bisnis yang baru. Untuk memodelkan proses bisnis yang sebelumnya, dibutuhkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan dalam tahap analisis kebutuhan. Sedangkan untuk memodelkan proses bisnis yang baru, dibutuhkan kerja sama antara pihak pengembang dengan pihak LPMP untuk menentukan pada proses yang mana yang benar-benar membutuhkan otomatisasi. 2.4 Pengembangan Prototype Pada tahap ini, prototype dikembangkan dengan membuat quick design dari sistem berdasarkan analisis kebutuhan dan pemodelan proses bisnis. Quick design tersebut berupa mock up desain sistem yang ringkas dan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui apakah prototype yang dibuat telah memenuhi kebutuhan client. Jika prototype telah memenuhi kebutuhan client, selanjutnya prototype digunakan sebagai referensi dalam perancangan sistem yang sebenarnya. 2.5 Evaluasi Client

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

2.1 Studi Literatur Dalam melaksanakan penelitian ini, dibutuhkan beberapa literatur yang digunakan sebagai dasar teori. Literatur-literatur tersebut Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Dalam pengembangan sistem informasi manajemen DIKLAT menerapkan metode prototype, oleh karena itu dibutuhkan evaluasi client untuk mengetahui apakah rancangan prototype dapat diterima oleh client. Hal tersebut dapat dilakukan melalui wawancara kepada client dengan memberikan prototype sistem yang dapat dijalankan kemudian

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

membandingkannya dengan kebutuhan yang telah didapatkan diawal. Jika telah memenuhi, proses pengembangan lanjut pada tahap implementasi, jika belum maka akan terjadi iterasi dimana proses pengembangan kembali pada tahap perancangan hingga seluruh kebutuhan telah terpenuhi. 2.6 Perancangan Sistem Tahap perancangan ini dilakukan dengan berpacu pada hasil pemodelan proses bisnis dan hasil pengembangan prototype pada tahap sebelumnya. Perancangan dilakukan dengan merancang beberapa diagram, yaitu perancangan use case diagram, perancangan use case scenario, perancangan sequence diagram, perancangan diagram Kelas dan perancangan basis data. 2.7 Implementasi Pada tahap ini, perangkat lunak dikembangkan berdasarkan perancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrogramman php, html, css, javascript, json, dan menggunakan mySql sebagai server basis data. Pemrogramman php yang digunakan menggunakan konsep OOP (Object Oriented Programming) dengan menggunakan framework codeigniter. 2.8 Pengujian Pada tahap ini, perangkat lunak yang telah dikembangkan akan diuji untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang telah dianalisis diawal. Selain itu pengujian juga dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat lunak telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan kebutuhan diawal, maka akan kembali ke tahap implementasi. Dalam penelitian ini, pengujian yang digunakan adalah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3586

pengujian validasi, pengujian compatibilty dan pengujian user acceptance test (UAT). 2.9 Penarikan Kesimpulan Pada tahap ini, penarikan kesimpulan dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Penarikan kesimpulan didapatkan dari hasil seluruh proses yang ada, yaitu proses analisa kebutuhan, proses perancangan, proses implementasi, dan proses pengujian. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses Bisnis Usulan Proses ini dimulai dari dimulai dari panitia melakukan aktivitas mengirim surat undangan kegiatan DIKLAT kepada dinas pendidikan kota, kemudian pihak dinas pendidikan kota memilih calon peserta yang akan mengikuti kegiatan DIKLAT. Kemudian dilanjutkan dengan peserta memasukan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), lalu sistem melakukan pengecekan apakah NUPTK tersebut tersedia di DAPODIK. Jika NUPTK tidak tersedia, maka sistem akan memberitahukan bahwa data peserta tidak ditemukan dan proses pendaftaran tidak dapat dilanjutkan. Namun jika NUPTK tersedia, maka akan menghasilkan data peserta yang selanjutnya sistem akan menampilkan data tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan peserta melengkapi data yang selanjutnya akan diolah oleh sistem. Setelah itu, panitia melakukan verifikasi data peserta untuk mengetahui apakah data peserta telah lengkap atau belum. Selanjutnya sistem memberikan username dan password kepada peserta yang nantinya akan digunakan peserta untuk dapat melakukan tiga hal, yaitu mengunduh modul panduan, melihat dan mengubah data peserta, melihat lokasi ruangan dan lokasi mess. Alur proses tersebut digambarkan pada Gambar 2.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

3587

Gambar 2. Proses Bisnis Pendaftaran

3.2 Pemetaan Proses Bisnis Pemetaan proses bisnis dilakukan setelah analisis proses bisnis dilakukan. Pada tahap ini, aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam proses bisnis usulan dipetakan dengan diberikan kode khusus masing-masing aktivitas, dan keterangan singkat mengenai aktivitas tersebut. Daftar proses bisnis tersebut diberikan kode dalam Tabel 1 dan pemetaan proses bisnis dijelaskan dalam Tabel 2.

AKT03

BPM01

Memberitah ukan kepada peserta data peserta tidak tersedia

Sistem memberitahukan data peserta tidak tersedia dalam aplikasi DAPODIK dan tidak dapat melakukan pendaftaran

AKT04

BPM01

Mengirimka n data peserta

Aplikasi DAPODIK mengirimkan respon atas permintaan data yang sebelumnya dikirimkan oleh Sistem

AKT05

BPM01

Menampilka n data peserta

Sistem menampilkan data peserta yang didapatkan dari aplikasi DAPODIK

AKT06

BPM01

Melengkapi data peserta

Peserta melengkapi data yang dibutuhkan dalam proses pendaftaran

AKT07

BPM01

Mengolah data peserta

Sistem mengolah data peserta yang didapatkan dari aplikasi DAPODIK. Pengolahan data berupa penentuan ruangan dan penentuan mess peserta

AKT08

BPM01

Melakukan verifikasi peserta

Panitia melakukan verifikasi untuk mengecek berkas kelengkapan peserta

Tabel 1. Pemetaan Proses Bisnis Kode Proses Bisnis

Nama Proses Bisnis

BPM01

Proses pendaftaran

BPM02

Proses penyebaran informasi

BPM03

Proses penyerahan sertifikat

Tabel 2. Pemetaan Proses Bisnis Kode Aktivit as

Kode Proses Bisnis

Nama Aktivitas

Keterangan

AKT01

BPM01

Memasukan NUPTK

Peserta memasukan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK)

AKT02

BPM01

Melakukan pengecekan NUPTK

Sistem melakukan pengecekan NUPTK yang telah dimasukan oleh peserta ke aplikasi DAPODIK untuk mendapatkan data peserta

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer AKT09

BPM01

Memberika n username dan password

Setelah panitia melakukan verifikasi, sistem memberikan username dan password kepada peserta yang berfungsi untuk dapat melakukan beberapa aktivitas lain

AKT10

BPM01

Mengambil modul panduan

Peserta dapat mengambil modul panduan dengan syarat peserta masuk ke dalam sistem terlebih dahulu menggunakan usename dan password yang sebelumnya telah diberikan

AKT11

BPM01

Melihat lokasi mess dan lokasi ruangan

Peserta melihat lokasi mess dan lokasi ruangan diklat yang akan ditempati saat kegiatan DIKLAT dengan syarat peserta masuk ke dalam sistem terlebih dahulu menggunakan usename dan password yang sebelumnya telah diberikan

AKT12

BPM01

Melihat dan mengubah data peserta

Peserta dapat melihat dan mengubah data peserta yang telah dimasukkan dalam proses pendaftaran sebelumnya

3.3 Spesifikasi Kebutuhan Kebutuhan fungsional dan non fungsional didapatkan dari pemetaan proses bisnis yang telah dibahas sebelumnya. Kebutuhan fungsional terbagi menjadi 4 bagian, yaitu kebutuhan fungsional aktor pengguna, kebutuhan fungsional aktor peserta, kebutuhan fungsional aktor panitia, dan kebutuhan fungsional aktor admin. Kebutuhan fungsional aktor pengguna terdapat 2 fungsional. Kebutuhan fungsional aktor peserta terdapat 7 fungsional. Kebutuhan fungsional aktor panitia terdapat 21 fungsional. Kebutuhan fungsional aktor admin terdapat 4 fungsional. Sedangkan untuk kebutuhan non-fungsional hanya terdapat 1, yaitu Kompatibilitas.

3588

3.4 Pemodelan Use Case Diagram Pemodelan use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan perangkat lunak yang akan dibuat. Pemodelan ini dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional yang telah didapatkan sebelumnya. Pemodelan use case diagram digambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Use Case Diagram Peserta

3.5 Pemodelan Use Case Skenario Pemodelan Use case skenario merupakan alur jalannya proses use case dari sisi aktor dan sistem. Use case yang telah dimodelkan sebelumnya akan dijelaskan alur jalannya proses use case tersebut. Pada penelitian ini, use case skenario yang ditampilkan hanyalah proses melakukan pendaftaran yang dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Use Case Skenario Proses Melakukan Pendaftaran Alur proses Melakukan Pendaftaran Deskripsi

Use case ini menjelaskan bagaimana aktor pengguna dapat melakukan pendaftaran. Use case ini merupakan aktivitas yang dihasilkan dari fungsional SIM-D-01

Aktor

Pengguna

Pre-Condition

Aktor mengakses halaman awal sistem

Basic Flow

1. Peserta memasukan NUPTK pada formulir yang disediakan oleh sistem 2. Sistem mengirimkan NUPTK yang telah dimasukan oleh peserta kepada aplikasi DAPODIK untuk mendapatkan data peserta 3. Sistem menampilkan data peserta yang didapatkan dari aplikasi DAPODIK 4. Aktor melengkapi data

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Alur proses Melakukan Pendaftaran 5. Sistem mengolah data peserta yaitu menentukan lokasi ruangan peserta, dan menentukan lokasi mess peserta 6. Sistem menyimpan data Alternativeflow

PostCondition

3.a Sistem menampilkan pemberitahuan data peserta tidak ditemukan pada aplikasi DAPODIK 3.a.1 Kembali ke langkah 1 Aktor mendapatkan pemberitahuan data telah disimpan dan menunggu verifikasi panitia

3.6 Perancangan Sequence Diagram Sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Pada penelitian ini, sequence diagram yang ditampilkan hanyalah proses melakukan pendaftaran. Sequence diagram melakukan pendaftaran adalah sebuah alur yang dijalankan oleh aktor pengguna. Aktor pengguna ini dapat melakukan pendaftaran pada sistem dengan memasukkan NUPTK pada sistem, kemudian sistem akan

mengirimkan NUPTK tersebut ke aplikasi DAPODIK untuk mengetahui apakah pengguna tersebut terdaftar sebagai pendidik dan atau tenaga kependidikan. Selanjutnya jika pengguna terdaftar, sistem akan mendapatkan data peserta tersebut dan jika pengguna tidak terdaftar dalam aplikasi DAPODIK, maka sistem akan menampilkan pemberitahuan bahwa peserta tidak terdaftar dalam aplikasi DAPODIK dan peserta tidak dapat melanjutkan proses pendaftaran. Data yang dikirimkan aplikasi DAPODIK belum lengkap untuk digunakan dalam proses pendaftaran. Oleh karena itu, pengguna wajib melengkapi data tersebut. Setelah pengguna berhasil melakukan pendaftaran, panitia akan melakukan verifikasi untuk melihat apakah data peserta yang telah dimasukkan telah lengkap atau belum. Jika data peserta telah lengkap panitia menekan tombol verifikasi dan sistem akan mengirimkan username dan password yang dapat digunakan untuk pengguna masuk ke dalam sistem sebagai peserta dan dapat melakukan proses-proses lainnya. Alur tersebut digambarkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Sequence Diagram Melakukan Pendaftaran

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3589

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

3590

3.7 Perancangan Class Diagram Class diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Dalam pemodelan class diagram Sistem Informasi Manajemen Dikalt terdapat sembilan belas kelas yang berperan sebagai controller, dimana kelas-kelas tersebut merupakan extend dari kelas CI_Controller. Selain kelas controller, dalam pemodelan class diagram Sistem Informasi Manajemen Dikalt terdapat sembilan kelas yang berperan sebagai model, dimana kelas-kelas tersebut merupakan extend dari kelas CI_Model. Tiaptiap kelas tersebut merupakan digunakan dalam melakukan query ke dalam basis data. Class diagram tersebut digambarkan pada Gambar 5.

Gambar 6. Physical Data Model

3.9 Implementasi Antarmuka Implementasi antarmuka dilakukan untuk menjabarkan antarmuka sistem informasi manajemen DIKLAT yang telah dikembangkan. Implementasi antarmuka yang akan dijabarkan hanya yang terdapat pada proses pendaftaran. Antarmuka sistem tersebut digambarkan pada Gambar 7. Gambar 5. Class Diagram m_peserta

3.8 Perancangan Physical Data Model Perancangan physical data model digunakan untuk memodelkan rancangan basis data yang dibutuhkan oleh sistem. Perancangan ini didapatkan dari hasil perancangan class diagram. Perancangan ini merancang semua struktur basis data mulai dari nama tabel, nama kolom, kedudukan kolom, tipe data pada kolom dan relasi tabel. Perancangan physical data model digambarkan pada Gambar 6.

Gambar 7. Antarmuka Halaman Daftar

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

3591

3.10 Pengujian Validasi Pengujian validasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat dieksekusi dengan baik. Pengujian validasi ini terbagi empat bagian yaitu pengujian validasi aktor pengguna, pengujian validasi aktor peserta, pengujian validasi aktor panitia dan pengujian validasi aktor admin. Pengujian validasi dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Pengujian Black-Box Melakukan Pendaftaran Nama Kasus Uji Objek Uji Tujuan Pengujian

Prosedur Uji

Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian

Status Validasi

Melakukan pendaftaran. SIM-D-01 Pengujian dilakukan untuk memastikan aktor pengguna dapat melakukan pendaftaran pada sistem 1. Aktor memasukkan NUPTK 2. Aktor melihat data dari DAPODIK 3. Aktor melengkapi data yang dibutuhkan 4. Aktor menekan tombol daftar Sistem dapat mengolah dan menyimpan data peserta ke dalam database. Sistem dapat mengolah dan menyimpan data peserta ke dalam database. Valid.

Gambar 8. Pengujian Compatibility

3.12 Pengujian User Acceptance Test (UAT) Pengujian UAT diajukan kepada pemangku kepentingan sistem informasi manajemen DIKLAT yaitu seksi fasilitas peningkatan mutu pendidikan sebagai panitia dan admin, dan guru sebagai peserta. Berdasarkan hasil 3 kuisioner didapatkan hasil sistem 100% diterima. 3.13 Pengujian Kinerja Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software Apache Jmeter versi 3.3 dan proses yang diujikan hanyalah proses pendaftaran. Pengujian tersebut terbagi dua yaitu mengakses halaman dan mengirimkan data peserta. Berdasarkan hasil pengujian kinerja didapatkan bahwa waktu terlama yang dibutuhkan dalam mengakses sistem adalah 123 milidetik atau 0.123 detik dan waktu terlama yang dibutuhkan dalam mengirimkan data pada sistem adalah 204 milidetik atau 0.204 detik.

3.11 Pengujian Compatibility Pengujian Compatibility dilakukan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam menyesuaikan diri terhadap web browser yang digunakan. Pengujian ini dilakukan menggunakan software SortSite versi 5.27.804.0. Software tersebut melakukan pengecekan struktur sistem yang tidak compatible ketika diakses menggunakan berbagai macam web browser. Berdasarkan hasil pengujian Compatibility yang dijelaskan pada Gambar 8, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen DIKLAT memiliki masalah mayor issue pada web browser Internet Explorer versi 9 sampai dengan 11, Microsoft Edge versi 15, Mozila Firefox versi 56, Android sistem versi 3 ke bawah dan Android sistem versi 4. Selain itu, sistem informasi manajemen DIKLAT juga memiliki masalah minor issue pada web browser Internet Explorer versi 9, dan Blackberry versi 7.1 kebawah. Sedangkan pada web browser Safari versi 11 ke bawah, Opera versi 47, Google Chrome versi 61 dan IOS Sistem versi 11 ke bawah tidak ditemukan masalah apapun.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

Berdasarkan hasil dari pengujian kinerja didapatkan bahwa kemungkinan total waktu terlama yang dibutuhkan dalam melakukan proses pendaftaran adalah 327 milidetik atau 0.327 detik. Jika dibandingkan dengan proses sebelum adanya sistem yaitu 15 sampai 20 menit, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat mempercepat proses pendaftaran peserta.

2.

Berdasarkan hasil iterasi, didapatkan hanya terjadi 1 kali iterasi. Iterasi tersebut menghasilkan penambahan masukkan pada proses pendaftaran yaitu Nomor Induk Pegawai (NIP), dan tambah fitur peserta dapat mengubah data peserta.

3. Berdasarkan hasil dari pengujian validasi didapatkan seluruh fungsional mendapatkan hasil valid yang artinya sistem dapat dieksekusi dengan baik. Berdasarkan hasil pengujian

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

compatibility, sistem dapat dijalankan pada seluruh web browser. Berdasarkan hasil pengujian UAT, didapatkan bahwa sistem dapat 100% diterima dengan jawaban “YA” pada seluruh kuisioner yang dibagikan. 5. DAFTAR PUSTAKA Dwivedi, S., 2016. Software Development Life Cycle Models - A Comparative analysis. India: KIIT University. Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Sommerville, I., 2003. Software Engineering: Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi 6. Jakarta: Erlangga. Verma, S., 2014. Analysis of Strengths and Weakness of SDLC Models. India: Delhi University.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3592