PENGKAJIAN PAKET PEMUPUKAN ANORGANIK

Download ABSTRAK. Tanah pasir kuarsa (quartzipsamment) sangat marginal karena sifat fisik dan kimia kurang mendukung untuk budidaya tanaman pertania...

0 downloads 509 Views 909KB Size
PENGKAJIAN PAKET PEMUPUKAN ANORGANIK TANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI DI TANAH PASIR KUARSA M. A. Firmansyah, N. Yuliani, W.A. Nugroho Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah

ABSTRAK Tanah pasir kuarsa (quartzipsamment) sangat marginal karena sifat fisik dan kimia kurang mendukung untuk budidaya tanaman pertanian. Pengkajian ini bertujuan untuk memperoleh paket pemupukan anorganik untuk tanaman semangka (Citrulus vulgaris) tanpa biji di tanah pasir kuarsa di Palangka Raya. Pengkajian disusun dengan RAK 3 perlakuan dan diulang 3 kali. Perlakuan adalah paket pemupukan anorganik PP-1, PP-2, PP-3 dan semua perlakuan ditambah 3 ton pupuk kandang ayam. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan paket pemupukan anorganik pada seluruh parameter yang diamati (diameter pangkal batang, lingkar buah, jumlah buah pertanaman, berat buah per tanaman, panjang tanaman, bobot brangkasan, jumlah dan bobot cabang sekunder, jumlah dan bobot cabang tersier) tidak berbeda nyata antar perlakuan, hanya pada panjang buah perlakuan PP-2 lebih tinggi (29,13 cm) dan berbeda nyata dari perlakuan lainnya yaitu PP-1 (26,96 cm) dan PP-3 ( 25,09 cm). Uji organoleptik pada derajat tertinggi (sangat) menunjukkan bahwa perlakuan PP-3 memiliki rasa sangat manis dan sangat disukai responden, sedangkan perlakuan PP-1 memiliki warna sangat menarik, dan perlakuan PP-2 memiliki kesegaran yang sangat segar dibandingkan perlakuan lainnya. Aspek efisiensi ekonomi menunjukkan seluruh perlakuan tergolong efisien dari terbesar ke terkecil diperoleh perlakuan PP-1, PP2 dan PP-3 dengan R/C ratio berturut-turut sebesar 3,44, 3,18, dan 3,08. Kata Kunci: Citrulus vulgaris, tanah pasir kuarsa. PENDAHULUAN Tanah pasir kuarsa di Palangka Raya mencapai 33,6 % atau 89.955 hektar (BPS Palangka Raya, 2008). Tanah pasir tersebut diklasifikasikan sebagai quartzipsamment, memiliki ciri pada fraksi 0,02 sampai 2,0 mm (debu hingga pasir) memiliki mineral resisten (umumnya kuarsa, atau rutil, zircon, turmalin dan beril) lebih besar dari 90 % pada rata-rata tertimbang (Soil Survey Staff, 1998). Marjinalitas tanah pasir kuarsa di Palangka Raya merupakan kendala utama. Ketidaksuburan tanah-tanah berpasir tersebut berhubungan erat dengan kandungan kuarsa (SiO2) yang tinggi. Luas permukaan pasir yang kecil (2-3 m2/g) maka muatan permukaannya dapat diabaikan sehingga sangat kecil sekali peranannya dalam ikut mempengaruhi reaksi kimia atau sifat-sifat kimia tanah (Hakim dkk, 1986; Tan 1992). Kendala utama yang menyebabkan quartzipsamment diklasifikasikan tidak sesuai untuk budidaya tanaman semangka karena tekstur yang kasar dan drainase tergolong cepat (Djaenuddin dkk, 2000). Petani di Palangka Raya mulai mencoba bertanam semangka di tanah quartzipsamment karena keterbatasan lahan subur dan lokasinya dekat dengan pusat pemasaran. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan paket pemupukan anorganik serta mengevaluasi kelayakan usahatani semangka tanpa biji di tanah pasir kuarsa (Quartzipsamment) di Kota Palangka Raya. BAHAN DAN METODE Pengkajian ini berlangsung pada bulan Maret hingga Juni 2010 di tanah pasir kuarsa (quartzipsamment), Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Rancangan percobaan digunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang dicoba antara lain: 1) paket pemupukan tanaman semangka dosis rendah (PP-1),2) paket pemupukan tanaman semangka dosis sedang (PP-2), dan paket pemupukan tanaman semangka dosis tinggi (PP-3) (Tabel 1). Penetapan paket pemupukan dosis tinggi tersebut didasarkan pada kebiasaan petani di sentra semangka Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan. Paket pemupukan dosis rendah didasarkan pada perlakuan petani di lahan pasir kuarsa lokasi penelitian, sedangkan untuk paket pemupukan dosis sedang didasarkan antara dosis tinggi dan rendah. Pupuk kandang ayam digunakan sebanyak 9 zak (180 kg) per 600m2 yang diberikan dua tahap, yaitu pada saat tanam dan pada saat pengisian buah atau 1,5 bulan setelah tanam. Satu satuan percobaan ditempatkan pada petakan berupa guludan atau bedengan dengan lebar 1,3 m, tinggi 0,25 m, dan panjang

304

|

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

34,5 m. Setiap petak percobaan tersebut terdapat 18 lubang tanam dengan jarak tanam 1,7 m, dan jarak antar petak percobaan dipisahkan dengan tabukan selebar 0,6 m. Sekeliling lokasi percobaan dibuat parit dengan kedalaman 0,5 m. Tabel 1. Perlakuan Paket Pemupukan Tanaman Semangka di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment), Palangka Raya Paket pemupukan (kg/600m2) Jenis pupuk PP-1 PP-2 PP-3 Urea 10 35 50 SP-18 5 15 25 KCl (K<12%) 3 4 5 NPK (16:16:16) 3 7 10

Pemupukan dilakukan bertahap, untuk paket pupuk dosis rendah diberikan dalam sekaligus, untuk paket pemupukan dosis sedang diberikan 2 tahap, dan paket pemupukan dosis tinggi diberikan terbagi dalam 3 tahap. Pupuk cair digunakan dengan dosis 50 cc per 10 liter air yang di siramkan di sekeliling pangkal tanaman semangka setiap minggu sekali. Pemeliharaan tanaman dari gangguan hama dan penyakit dilakukan berdasarkan gejala serangan di lapangan. Kebutuhan air untuk tanaman dicukupi dari curah hujan. Guna meningkatkan keberhasilan penyerbukan, maka dilakukan perkawinan buatan antara bunga jantan dan betina. Parameter tanaman yang diamati adalah: 1) diameter pangkal batang, 2) jumlah buah, 3) berat buah, 4) diameter buah, 5) panjang buah, 6) brangkasan atas tanaman, terdiri dari: berat brangkasan, jumlah dan panjang cabang sekunder dan tersier.Uji kesukaan (organoleptik) buah semangka yang telah dipanen juga dilakukan untuk masing-masing perlakuan, meliputi: warna, kesegaran, tingkat kemanisan, dan kesukaan pada 19 responden. Guna mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan uji BNT 5%, sedangkan untuk mengetahui kelayakan usahatani digunakan R/C ratio. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Iklim dan Tanah Berdasarkan data iklim tahun 1998-2007 curah hujan rata-rata tahunan di Kota Palangka Raya mencapai 2.765 mm/th, dengan suhu udara rata-rata 27,39oC. Kondisi bulan defisit (curah hujan lebih rendah dari evapotranspirasi potensial) terjadi pada bulan Juli hingga September, sedangkan diluar bulan tersebut kondisi tergolong surplus (curah hujan lebih tinggi dari evapotranspirasi potensial) (Firmansyah, 2010). Tanah di lokasi penelitian tergolong Quartzipsamment lokasi penelitian, umumnya memiliki kesuburan yang rendah (Tabel 1). Tabel 1. Analisis Tanah Lokasi Pengkajian Sifat Tanah

Nilai

Tekstur - pasir (%) - debu (%) - liat (%) pH H2O C-organik (%) N-Total (%) P Bray-1 (ppm) K-dd (me/100g) Ca-dd (me-100g) Mg-dd (me/100g) Na-dd (me/100g)

93,56 2,26 4,18 5,23 3,98 0,24 0,08 1,47 0,59 0,03

Penelitian Firmansyah (2007) menunjukkan karakteristik tanah Quartzipsamment di lahan pertanian Palangka Raya (UPT Sei Gohong) didominasi pasir dengan mineral kuarsa, serta memiliki kandungan hara umumnya rendah (Tabel 2).

Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Berbasis Inovasi

|

305

Tabel 2. Sifat Fisik dan Mineralogi Tanah Quartzipsamment di Palangka Raya Lapisan Tanah (cm)

Pasir (%) PT 97,34 97,21 97,82 97,70

0-20 20-30 30-63 63-100

Liat (%)

Debu (%)

PSH 0,78 0,61 0,61 0,19

LT 2,53 2,47 1,88 1,39

0,13 0,32 0,31 0,91

Peluang Mineral Fraksi Pasir Kuarsa Kalsedon Lapuk-an

Bobot Isi (g/cc)

LH 0,00 0,00 0,00 0,00

1,41 1,57 1,72 1,80

97

1

2

Keterangan: PT = Pasir Total; PSH = Pasir Sangat Halus, LT = Liat Total, LH = Liat Halus.

Kandungan bahan organik umumnya meningkat pada lapisan kedua, hal ini menunjukkan sifat pasir yang porous menyebabkan bahan organik yang diberikan akan terbawa air infiltrasi ke lapisan tanah bagian dalam (Tabel 3). Tabel 3. Sifat Kimia Tanah Quartzipsamment di Palangka Raya Lapisan Tanah (cm) 0-20 20-30 30-63 63-100

C -org (%)

KTK (me/100g)

N Tot. (%)

P -Bray1 (ppm)

K-dd (me/100g)

Ca-dd (me/100g)

Mg-dd (me/100g)

Al-dd (me/100g)

4,03 5,95 3,20 1,30

0,09 0,15 0,08 0,05

8.96 13,96 14,65 9,69

0,13 0,13 0,13 0,06

2,68 3,9 1,44 0,29

0,35 0,67 0,43 0,08

0,39 0,49 0,39 0,48

2,94 5,97 1,19 0,16

Parameter Pertumbuhan Parameter pertumbuhan yang diamati adalah diameter pangkal batang. Hasil pengamatan pada selang 2 minggu menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan, namun terdapat kecenderungan bahwa pertambahan diameter pangkal batang paling pesat pada 8 MST antara 1,14 – 1,25 cm, dan setelah itu terjadi penurunan antara 1,09 – 1,16 cm (Tabel 4; Gambar 1). Tabel 4. Parameter Pertambahan Diameter Pangkal Batang per Tanaman Semangka Riendow F1 pada Berbagai Paket Pemupukan Anorganik di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment ) Palangka Raya Perlakuan

2 MST(cm)

4 MST(cm)

a

PP-1 PP-2 PP-3

0,31 0,30a 0,33a

a

0,56 0,55a 0,55a

6 MST(cm) a

0,86 1,00a 0,97a

8 MST(cm) a

1,14 1,18a 1,25a

10 MST(cm) 1,09a 1,16a 1,16a

Keterangan: MST = Minggu Setelah Tanam

PP-1 PP-2

P

PP-3 Waktu - (Minggu Setelah Tanam)

Gambar 1. Penambahan diamater pangkal batang semangka Riendow F1 pada berbagai paket pemupukan anorganik selama 2 – 10 MST di tanah pasir kuarsa (Quartzipsamment) Palangka Raya

Parameter Produksi

Parameter produksi buah tanaman semangka Riendow F1 menunjukkan bahwa peningkatan dosis paket pemupukan tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan secara nyata pada lingkar, jumlah dan bobot buah, kecuali pada panjang buah. Panjang buah paket pemupukan kedua (PP-2) menunjukkan panjang buah terpanjang yaitu 29,13 cm, sedangkan PP-1 26,96 cm dan PP-3 25,09 cm (Tabel 5). Jumlah buah per tanaman tertinggi pada perlakuan PP-3 sebanyak 2,89 butir pertanaman, disusul oleh PP-1 dan PP-2 berturut-turut 2,78 dan 2,56 butir/tanaman.

306

|

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Bobot buah perlakuan PP-2 menunjukkan bobot terberat yaitu 3,81 kg/butir dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut dapat dikarenakan panjang buah dan lingkar buah yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya, serta jumlah buah yang relatif lebih jarang yaitu 2,56 butir/tanaman. Jumlah buah yang relatif lebih jarang berkecenderungan akan membentuk perkembangan buah yang lebih pesat. Tabel 5. Parameter Panjang, Lingkar, Jumlah, Bobot per Butir, Bobot Buah per Tanaman Semangka Riendow F1 pada Berbagai Paket Pemupukan Anorganik di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment ) Palangka Raya Perlakuan

Panjang Buah (cm)

Lingkar Buah (cm)

Jumlah Buah (butir)

Bobot Buah (kg/butir)

PP-1 PP-2 PP-3

26,96a 29,13b 25,09a

57,72a 61,64a 58,45a

2,78a 2,56a 2,89a

3,51a 3,81a 3,47a

Hasil per Tanaman (kg/tnm) 9,78 9,59 10,04

Daryono dkk., (1986) menunjukkan bahwa semangka non biji yang dijual di Jakarta umumnya memiliki berat utuh 2,909 gr/butir, lingkar buah 58 cm/butir dan panjang buah 56,2 cm/butir. Sedangkan Purnomo (1993) melakukan uji adaptasi semangka di Pasuruan menunjukkan bahwa beberapa semangka yang diuji memiliki bobot buah antara 1,96 – 2,54 kg/butir dan bobot buah per tanaman antara 6,57 – 9,32 kg/tanaman. Hasil semangka yang dikaji di quartzipsamment Palangka Raya menghasilkan bobot buah per butir lebih tinggi antara 3,47 – 3,81 kg/butir dan bobot buah per tanaman antara 9,59 – 10,04 kg/tanaman (Tabel 5). Hal tersebut menunjukkan bahwa Semangka Riendow F1 yang ditanam di pasir kuarsa Palangka Raya masih melebihi bobot semangka yang di jual di Jakarta dan semangka yang diuji di Pasuruan. Perlakuan PP-2,nampaknya memiliki parameter produksi lebih besar pada panjang buah, lingkar buah dan bobot buah, namun memiliki jumlah buah terendah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah buah yang lebih sedikit mampu menghasilkan ukuran dan bobot buah yang lebih berat. Sari (2009) membuktikan pada tanaman melon, bahwa perlakuan 1 buah per tanaman menghasilkan panjang, lingkar dan diameter buah pada umur 9 MST sampai 11 MST lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan 2 buah per tanaman. Produksi tertinggi pada berat buah semangka per tanaman diperoleh perlakuan PP-3 sebesar 10,03 kg/tanaman, sedangkan pada perlakuan lainnya relatif sama yaitu 9,76 (PP-1) dan 9,75 (PP-2) Daryono (1986) menunjukkan bahwa rata-rata buah semangka non biji di pasaran jakarta memiliki bobot buah 2,9 kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa bobot semangka tanpa biji Riendow F1 lebih tinggi dibandingkan semangka tanpa biji di pasaran Jakarta. Tanaman semangka tanpa biji triploid (2n=3x) dibentuk dari persilangan antara semangka tetraploid (2n = 4x) dan diploid (2n = 2x). Semangka tetraploid dibentuk dari penggandaan kromosom tanaman diploid menggunakan kokhisin. Ihsan dkk (2008) menunjukkan bahwa tetraploid dapat dibentuk dari diploid melalui induksi ploidi dengan perendaman benih pada kolkhisin 0,5% selama 35 jam, menghasilkan perubahan jaringan diploid menjadi tetraploid pada semangka kultivar R11 rata-rata 8,33%.

Jumlah biji per butir, PP-3, 150 Jumlah biji per butir, PP-1, 126

J

Jumlah biji per butir, PP-2, 56

Riendow F1 yang diklaim seedless atau tanpa biji, ternyata masih menghasilkan biji tua (hitam coklat) antara 59 – 150 biji/butir semangka (Gambar 2). Padahal tanaman semangka tanpa biji seharusnya secara genetik adalah tanpa biji sejak awal,. Daryono (1986) menunjukkan bahwa semangka non biji di pasaran jakarta memang tanpa biji (berat 0(% w/w). Jika semangka tanpa biji masih ditemukan biji ada banyak dugaan tiga diantaranya, yaitu: 1) kemurnian benih masih belum sesuai klaim perakitnya, 2) proses perakitan belum sempurna, atau 3) tanaman semangka tersebut masih tergolong tetraploid.

Paket pemupukan anorganik

Gambar 2. Jumlah biji per butir semangka Riendow F1 pada berbagai paket pemupukan anorganik di tanah pasir kuarsa (Quartzipsamment) Palangka Raya.

Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Berbasis Inovasi

|

307

Parameter Brangkasan Panen Parameter brangkasan yang diamati menunjukkan kecenderungan bahwa perlakuan PP-2 lebih tinggi walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Parameter brangkasan pada bobot brangkasan panen, diitampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Parameter Brangkasan Panen di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment ) Palangka Raya Bobot (gr)

Panjang (cm)

891,67a 1.816,67a 878,33a

370,00a 479,00a 378,33a

Perlakuan PP-1 PP-2 PP-3

Jumlah Cabang Sekunder 12,00a 9,67a 10,67a

Panjang Cabang Sekunder (gr) 144,09a 226,94a 184,25a

Jumlah Cabang Tersier

Panjang Cabang Tersier (gr)

7,67a 15,67a 13,13a

69,33a 110,72a 91,07a

Parameter brangkasan panen pada PP-3 cenderung lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Hal tersebut diduga tingginya pemupukan urea menyebabkan respon tanaman negatif. Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa dalam proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak (> 2%). Uji Organoleptik Uji organoleptik menunjukkan bahwa warna daging buah yang sangat menarik diperoleh perlakuan PP-1 (42%), rasa sangat manis diperoleh perlakuan PP-3 (35,29%), kesegaran sangat segar diperoleh perlakuan PP-2 (26,32 %), dan yang sangat disukai diperoleh perlakuan PP-3 (26,32 %) (Gambar 3; Tabel 7). Gambar 3. Penampang melintang semangka Riendow F1 pada berbagai perlakuan paket pemupukan anorganik PP-1 (kanan dekat mistar), PP-2 (tengah), dan PP-3 (kiri) di tanah pasir kuarsa (Quartzipsamment) Palangka Raya

Perlakuan

Tabel 7. Parameter Uji Organoleptik Buah Semangka Riendow F-1 pada Berbagai Paket Pemupukan Anorganik di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment) Palangka Raya Derajat (%) / parameter 1

2

PP-1 PP-2 PP-3

42,10 5,26 15,79

42,10 15,79 47,37

PP-1 PP-2 PP-3

10,53 21,05 35,29

68,42 21,05 35,29

PP-1 PP-2 PP-3

10,53 26,32 22,22

57,89 47,37 50,00

PP-1 PP-2 PP-3

10,53 15,79 26,32

73,68 31,58 47,37

3 Warna daging buah 15,79 36,84 21,05 Rasa Manis daging buah 21,05 36,84 17,66 Kesegaran daging buah 26,32 26,32 16,66 Kesukaan daging buah 15,79 36,84 21,05

4

5

10,53 15,79

31,59 -

10,53 11,75

-

5,26 11,11

-

10,53 5,26

5,26 -

Keterangan: Warna (1:sangat menarik, 2. menarik, 3. cukup menarik. kurang menarik, 5. tidak menarik); Rasa manis (1. sangat manis, 2. manis, 3. cukup manis, 4. kurang manis, 5. tidak manis); Kesegaran (1. sangat segar, 2. segar, 3. cukup segar,4. kurang segar, 5. tidak segar); kesukaan (1. sangat suka, 2. suka, 3. cukup suka, 4. kurang suka, 5. tidak suka).

308

|

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Efisiensi Usahatani Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani semangka di lahan pasir kuarsa (quartzipsamment) tergolong efisien diusahakan pada seluruh perlakuan yang diuji. Meskipun perlakuan PP-3 memiliki bobot panen semangka lebih tinggi (sekitar 45 kg) dari perlakuan lainnya, namun penambahan biaya pemupukan yang lebih tinggi tidak diimbangi peningkatan hasil yang lebih menguntungkan. Dengan demikian perlakuan PP-1 dengan senjang hasil dibawah PP-3 lebih efisien secara finansial untuk dikembangkan. Nilai ratio R/C tertinggi pada PP-1 sebesar 3,44, disusul PP-2 sebesar 3,18 dan PP-3 sebesar 3,08 (Tabel 5). Tabel 5. Efisiensi Usahatani Semangka Tanpa Biji Riendow F1 pada Berbagai Perlakuan Paket pemupukan Anorganik di Tanah Pasir Kuarsa (Quartzipsamment) Palangka Raya (dalam 600 m2) PP-1 Uraian Biaya Olah lahan Pengguludan Semprot gulma Sarana produksi Benih Pupuk urea Pupuk SP-18 Pupuk KCl Pupuk NPK Pukan ayam Pupuk Daun Herbisida Pestisida Fungisida Pemeliharaan Penanaman Pemupukan Kendali HPT Polinasi Penjagaan buah Panen Pendapatan Panen semangka R/C

PP-2

PP-3

Nilai

Harga (Rp000)

Jumlah (Rp000)

Nilai

Harga (Rp000)

Jumlah (Rp000)

Nilai

Harga (Rp000)

Jumlah (Rp000)

6OH 1OH

50 50

300 50

6 OH 1 OH

50 50

300 50

6 OH 1 OH

50 50

300 50

1 bgks 10 kg 5 kg 3 kg 3 kg 9 zak 1 pkt 1 lt 1 pkt 1 pkt

125 2 4 4 10 15 15 85 30 35

20 20 12 30 135 15 85 30 35

1bgks 35 kg 15 kg 4 kg 7 kg 9 zak 1 pkt 1 lt 1 pkt 1 pkt

125 2 4 4 10 15 15 85 30 35

125 70 60 16 70 135 15 85 30 35

1 bgks 50 kg 25 kg 5 kg 10 kg 9 zak 1 pkt 1 lt 1 pkt 1 pkt

125 2 4 4 10 15 15 85 30 35

125 100 100 20 100 135 15 85 30 35

1 OH 4 OH 4 OH 2 OH 7 OH 1 OH

50 50 50 50 50 50

50 200 200 100 350 50

1 OH 4 OH 3 OH 3 OH 7 OH 1 OH

50 50 50 50 50 50

50 200 200 100 350 50

1 OH 4 OH 3 OH 3 OH 7 OH 1 OH

50 50 50 50 50 50

50 200 200 100 350 50

1.581kg

3.500

1.625kg

3.500

3,44

5.533

1.580kg

3.500

3,18

5.530

5.687

3,08

KESIMPULAN 

Berbagai perlakuan pemupukan anorganik (PP-1, PP-2, PP-3) pada tanah pasir kuarsa (quartzipsamment) di Palangka Raya pada seluruh parameter yang diamati (diameter pangkal batang, panjang buah, lingkar buah, bobot buah per butir, jumlah buah pertanaman, bobot buah per tanaman, panjang tanaman, bobot brangkasan, jumlah dan bobot cabang sekunder, jumlah dan bobot cabang tersier) tidak berbeda nyata antar perlakuan, hanya pada panjang buah perlakuan PP2 lebih tinggi dan berbeda nyata dari perlakuan lainnya.



Uji organoleptik pada derajat tertinggi (sangat) menunjukkan bahwa perlakuan PP-3 memiliki rasa sangat manis dan sangat disukai responden, sedangkan perlakuan PP-1 memiliki warna sangat menarik, dan perlakuan PP-2 memiliki kesegaran yang sangat segar dibandingkan perlakuan lainnya.



Efisiensi finansial menunjukkan bahwa seluruh perlakuan tergolong efisien. Perlakuan PP-1 memiliki efisiensi tertinggi dibandingkan PP-2 dan PP-3 dengan R/C ratio berturut-turut 3,44, 3,18, dan 3,08.



Saran: Perlunya kajian lebih lanjut tentang pemberian amelioran yang mampu menahan kehilangan pupuk anorganik di media perakaran tanaman semangka.

Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Berbasis Inovasi

|

309

DAFTAR PUSTAKA BPS Palangka Raya. 2008. Kota Palangka Raya dalam angka. Daryono, M., S.D. Sabari, dan S. Pratikno. 1986. Analisis fisik dan kimia beberapa kultivar buah semangka. Bul. Penel. Hort. XIV(2): 9-16. Djaenudin, D., H. Marwan, H. Subagyo, A. Mulyani, N. Suharta. 2000. Kriteria kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. 264 hal. Firmansyah, M.A. 1997. Karakterisasi dan resiliensi tanah terdegradasi di lahan kering Kalimantan Tengah. Disertasi. IPB. Bogor. 196 hal. N. Yuliani, A. Bhermana, dan W.A. Nugroho. 2010. Laporan karakterisasi dan evaluasi kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian di Desa Palingkau SP-3 dan Penda Katapi, di Kabupaten Kapuas, Desa Anjir Pulang Pisau, Desa Jabiren, dan Desa Sigi di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. BPTP Kalteng – Care International Indonesia. 119 hal. Hakim, N.H., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, A.A. Dike, G.B. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. 488 hal. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal. Ihsan, F., A. Wahyudi, dan Sukarmin. 2008. Teknik pembentukan semangka tetraploid untuk perakitan varietas semangka tanpa biji. Buletin Teknik Pertanian. 13(2):75-78. Purnomo, S. 1993. Daya adaptasi semangka dan melon di dataran rendah Grati. Jurnal Hortikultura 3(1):63-69. Sari, A.Y.N. 2009. Pengaruh jumlah buah dan pangkas pucuk (Toping) terhadap kualitas buah pada budidaya melon (Curcumis melo L. ) dengan sistem hidroponik. Skripsi. Program Studi Hortikultura. FP-IPB. Soil Survey Staff. Washington.

1998.

Keys to soil taxonomy.

United States Departement of Agriculture.

Tan, K.H. 1992. Principles of soil chemistry 2nd. Ed. Marcel dekker INC. New York. 360p.

310

|

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

PROSIDING SEMINAR NASIONAL AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI DAN SUMBERDAYA LOKAL Manokwari, 28 September 2011

Penanggung Jawab

: Kasdi Subagyono Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Penyunting

: Abdul Wahid Rauf Rachmat Hendayana Entis Sutisna Atekan Subaedah Ruku

Penyunting Pelaksana

: Mimin Yulita Kusumaningrum Apresus Sinaga Imam Prambudi

Desain/seting

: Agung Susakti

Diterbitkan oleh

: Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Jl. Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114 Telp. : (0251) 8351277 Fax : (0251) 8350928 E-mail: [email protected] Website: www.bbp2tp.litbang.deptan.go.id

ISBN 978-979-1415-72-9

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor, 2011

Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi dan Sumberdaya Lokal

|

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI DAN SUMBERDAYA LOKAL Manokwari, 28 September 2011

Hak Cipta @ 2011. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl Tentara Pelajar No.10, Bogor 16114 Telp. : (0251) 8351277 Fax. : 0251) 8350928 E-mail: [email protected] Website: www.bbp2tp.litbang.deptan.go.id

Isi prosiding dapat disitasi dengan menuliskan sumbernya.

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Prosiding Seminar Nasional Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian Dan Perdesaan Berbasis Inovasi Dan Sumberdaya Lokal/ Abdul Wahid Rauf, dkk. Bogor. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2011.

ISBN 978-979-1415-72-9 1. I. III.

Makalah Utama, 2. Tanaman Pangan, 3. Hortikultura, 4. Perkebunan, 5. Peternakan, 6. Pasca Panen, 7. Kelembagaan dan Sosial Ekonomi. Judul II. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Abdul Wahid Rauf

Dicetak di Bogor, Indonesia

ii

|

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian