PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN

Download Telah dilakukan pengolahan limbah cair industri tahu dengan teknik lucutan plasma. Sebagai cuplikan diambil limbah cair hasil proses pebuat...

2 downloads 555 Views 3MB Size
KE DAFTAR ISI 20

ISSN 0216 - 3128

Isyuniarto,

dkk .•

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN TEKNIK LUCUTAN PLASMA Isyuniarto, Widdi Usada, Suryadi, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

ABSTRAK PENGOLAHAN

L1MBAH

CAIR

INDUSTRI

TAHU

DENGAN

TEKNIK

LUCUTAN

PLASMA

Telah

dilakukan pengolahan limbah cair industri tahu dengan teknik lucutan plasma. Sebagai cuplikan diambil limbah cair hasil proses pebuatan tahu industri rumah tangga di daerah Klaten, Jawa Tengah. Sebelum diproses lebih Ianjut, limbah awal disaring ter/ebih dahulu dengan lapisan pasir, untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada dalam limbah. Kemudian kedalamnya ditambahkan tawas dengan variasi : O%. I%. 2%, 3%. dan 4% ("/0 berat), setelah itu pH limbah dibuat 8 dengan penambahan susu kapur. Setiap perlakuan diozonisasi 20 menit. Setelah diperoleh berai tawas optimum, dilanjutkan variasi pH dari : 8. 9, 10, II dan 12. kemudian dilanjutkan lagi dengan variasi waktu ozonisasi dari : 15', 20', 25', dan 30 '. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian bahan koagulan tawas yang dikombinasikan dengan proses ozonisasi dapat menurunkan nilai BOD, COD dan TSS limbah cair industri tahu dengan sangat signifikan, yaitu pada pemakaian tawas 1% (berat), pH 12 dan waktu ozonisasi 20 menU diperoleh nilai BOD, COD dan TSS yang memenuhi persyaratan air buangan dari suatu industri, yaitu sebesar berturut-turut 130 mg/L, 180 mg/L dan 265 mg/L.

ABTRACT TOFU INDUSTRIAL LIQUID WASTE PROCESSING WITH PLASMA DISCHARGE TECHNIQUE. Tofu industrial liquid waste processing with plasma discharge techllique have been done. As smple was taken hy liquid waste result of brand tofu process home industry ill Klatell, Celltral Java. Before processed furthermore, waste of early filtered beforehand with the salld coat, to eliminate the existing dirt ill waste. Later then enhanced by alum with the variation of: 0%, 1%, 2%, 3%, and 4 (% heavy), afterwards pH waste made by 8 with the milk addition calcifY. Each every treatmellt ozonisation 20 minute. After obtained by a optimum alum weight, continued by variation of pH from 8. 9, 10, II and 12, later then gone on to with the variation of time ozonisationfrom: 15',20',25', and 30'. From this research can be taken conclusion that usage of substance of alum combined with the process ozonisation can degrade the value BOD, COD and TSS industrial liquid waste know considerably signifikan, that is at alum usage 1% (heavy), pH 12 and time of ozonisation 20 minute obtained value BOD, COD and TSS fulfilling conditions irrigate the discard from a industry, that is equal to successively 130 mg / L, 180 mg / Land 265 mg / L.

PENDAHULUAN Kedelai sejak

(Glycinetahun max)SMsudah 1500 dan dibudidayakan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama se.tahun. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai yang dalam bahasa latinnya adalah Glicinemax

merupakan merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi daripada beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, terutama protein dan karbohidrat.(I). Kedelai mengandung protein 35% bahkan pad a varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40-43%, (2) seperti pada Tabel I. Kualitas protein 'kedelai termasuk paling unggul dibandingkan' dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin. fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan. Asam-asam amino tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh.

Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

Isyulliarto, dkk.

Tabell. No

ISSN 0216-3128

Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan Besi Abu Kalsium Serat Karbohidrat Gizi Air kalori B2 Vitamin I Kandungan Protein Lemak 400 22.6 4.2 0.66 8.5 4.0 gram 32.0 17.7 10.2 0.22gram gram EnergiZat B 35.1

21

titik Metcalf & Eddy (2003P>, berdasarkan sumbemya, mendefinisikan air limbah sebagai kombinasi cairan atau air atau limbah yang dihasilkan dari pemukiman, institusi, dan kegiatan komersial dan industri, yang bisa saja bercampur dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Hal ini senada dengan definisi yang diberikan oleh Sugiharto (1987i6J, bahwa air limbah (wastewater) adalah kotoran dari masyarakat, dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Tabel2.

Kandungan

Kal gram mg gram mg gram

gizi per 100 gram tahu 0.1 0.9 0.4 2.2 4.1 150 7.9 63 86.7 gram 0.04 mg per 100 Kadar

Gizi Kalori Abu Vitamin BKomposisi I Lemak Protein Karbohodrat Serat Besi Kalsium Air

Sumber:

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2001

Kualitas protein kedelai termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, [enilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan. Asam-asam amino tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh. Banyak prod uk makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai, diantaranya adalah tahu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tahu merupakan suatu produk makanan berbentuk padatan dengan tekstur lunak, dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara mengendapkan protein, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang di ij inkan.(J) Tahu berasal dari gumpalan protein yang dipadatkan dan mempunyai wama asli putih. Kepopulerannya bukan terbatas pada rasa yang enak, tetapi juga harganya terjangkau oleh masyarakat diberbagai tingkat ekonomi. Protein sering mengalaimi perubahan sifat setelah mengalami perlakuan tertentu dan belum mengakibatkan pemecahan ikatan kovalen, proses ini disebut denaturasi protein.(4) Sedangkan kandungan gizi tahu dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 200 I tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang dimaksud dengan air limbah adalah sisa dari suatl! hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cairo Menurut

Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1989

Air limbah yang dihasilkan dari proses produksi industri tahu mengandung zat organik yang tinggi. Proses fermentasi kedelai pada pembuatan tahu telah merubah protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Kandungan bahan kimia yang ada di air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara.(6J Untuk itu perlu diketahui kandungan zat kimia apa saja yang terdapat di dalam limbah cair suatu industri. Secara umum, karakteristik kimia limbah cair dapat dibedakan menjadi zat organik dan zat anorganik.(7) Bau dapat menunjukkan apakah suatu air limbah masih baru atau telah membusuk. Air limbah yang baru hampir tidak berbau. Bau-bauan yang busuk, menyerupai bau hidrogen sulfida menunjukkan adanya air limbah yang bus uk. Bau disebabkan adanya campuran N, S, P, pembusukan protein dan bahan bahan organik lain yang terdapat dalam air limbah.(8) Penyebab adanya bau busuk pad a air limbah sebagian besar disebabkan oleh adanya bahan volatil, gas terlarut, hasil samping dari pembusukan

Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

22

ISSN 0216-3128

bahan organik j dan minyak utama dari mikroorganisme.(6) Hal ini juga terjadi pada pabrik tahu yang berada di kJaten Jawa Tengah. Limbah yang dihasilkan oleh dabrik tahu tersebut telah mencemari lingkungan sekit~mya dengan bau yang tidak sedap bahkan sampaij radius I kilometer, meresahkan masyarakat sekitamya.

Untuk ikut berperan aktif memecahkan problem nasional sesuai dengan kemampuan iptek yang dimiliki dalam pembuatan generator ozon dan aplikasinya(9) maka BAT AN Yogyakarta ikut berpartisipasi menyumbangkan kemampuannya dalam memecahkan problem daerah khususnya dalam teknologi pengolahan limbah cair pabrik tahu, untuk disosialisasikan kepada masyarakat luas pada umumnya dan pada industri tahu pad a khususnya. Dalam hal ini teknologi pembuatan ozon yang digunakan adalah dengan metoda plasma lucutan terhalang dielektrik (dielectric barrier discharge)(lo.ll) atau karena lucutannya yang nyaris tak terdengar maka metode ini sering dikatakan metode plasma lucutan senyap. Untuk mendukung penyempumaan aplikasi, dengan metode ini akan dirancang bangun ozonizer dengan keluaran daya 1.000 - J.500 watt. Keunggulan teknologi lucutan senyap dibanding dengan teknologi sinar UV adalah efisiensi ozon yang dihasilkan lebih besar.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah aquades. tawas, kapur dan cuplikim limbah cair industri tahu didaerah Klaten, Jawa Tengah.

Alat

sehingga

Salah satJ manfaat uji BOD terhadap limbah cair adalah uJtuk menentukan apakah limbah diijinkan dibuang ke Iingkungan.(7) Sedangkan uji COD digunakan untuk mengukur kadar materi organik air limb~h dan air bersih. COD digunakan juga untuk menkukur materi organik pada industri dan limbah yang mengandung senyawa beracun untuk biotik. qOD dalam limbah biasanya lebih tinggi dari BOD karena senyawa-senyawa lebih dapat dioksidas'i secara kimia daripada secani biologi. COD lebih sering digunakan karena COD dapat ditentukan dalam waktu 3 jam, dibandingkan BOD yang memerlukan waktu 5 hari. COD biasa digunakan sebagai kontrol treatment plant dan operasi.(7) Disamping itu kontrol pH sangJt penting dalam proses pengolahan air limbah, terutama untuk proses secara biologis. Effiuen air buangan yang telah diolah dapat dibuang ke lingkungan bila telah memenuhi range pH 6.5-8.5.(7) Nilai pH yang nonnal untuk kehidupan di dalam air adalah netral, sekitar 6- 8. Bila terJalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan organisme dalam air.

TAT A KERJA

Isyuniarto. dkk..

Alat ozonizer, pH meter digital, timbangan, kertas saring, dan alat-alat gelas.

Cara Kerja Menentuan berat tawas optimum -

Kedalam be rat.

limbah

cair dimasukkan

-

pH limbah diatur sampai menambahkan kapur.

-

Setelah itu dilakukan ozonisasi selama 20 men it.

-

Dilakukan analisis BOD dan COD.

-

Percobaan diulang dengan mengganti berat tawas menjadi 2%, 3%, dan 4%

angka

tawas

J%

8 dengan

Menentuan pH optimum -

Kedalam limbah cair dimasukkan tawas dengan berat yang optimum dari percobaan no. I.

-

pH limbah diatur sampai menambahkan kapur.

-

Setelah itu dilakukan ozonisasi selama 20 menit.

-

Dilakukan analisis BOD dan COD.

-

Percobaan diulang dengan menjadi 9, 10, II, dan 12.

angka

8 dengan

mengganti

pH

Menentuim waktu ozonisasi optimum -

Kedalam limbah cair dimasukkan tawas dengan berat yang optimum dari percobaan no. I.

-

pH limbah diatur pad a pH optimum menambahkan kapur.

-

Setelah itu dilakukan ozonisasi selama 10 menit.

-

DiJakukan analisis BOD dan COD.

-

Pcrcobaan diulang dcngan I11cngubah waktll ozonisasi menjadi 15',20',25', dan 30'.

dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN Tawas merupakan bahan koagulan yang sering digunakan di pengolahan air minum ataupun pada air buangan domestik dan industri, ini Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

ISSN 0216 - 3128

l.fYUlliarto, dkk.

disebabkan bahwa tawas dapat mengurangi konsentrasi wama, bau, kekeruhan. Sehingga nantinya diinginkan hasil akhir pengolahan air limbah yang cukup jemih. Oalam perlakuan limbah yang pertama ini digunakan koagulan tawas yang telah dihaluskan, sehingga dalam proses ozonisasi nantinya didapatkan hasil yang optimal. Semakin kccil ukuran butiran tawas maka daya penyerapnya sClllakin tinggi, karena luas kontaknya semakin luas. Penambahan tawas sebagai koagulan dalam penelitian ini bertujuan untuk menurunkan pertikel yang banyak terkandung dalam air limbah pabrik tahu. Hal ini dikarenakan proses ozonasi tidak akan efektif jika masih terdapat banyak partikulat padat yang akan menghalangi reaksi antara ozon dengan zat organik dalam air limbah. Oengan turunnya kandungan partikulat padat dalam hal ini TSS, diharapkan proses ozonasi akan lebih efektif, karena ozon radikal akan langsung bertumbukan dengan zat organik daJam air limbah, dan megoksidasinya sehingga parameter pencemar dalam air limbah akan turun .. Pada penelitian ini, konsentrasi tawas optimum yang akan digunakan pada proses selanjutnya adalah 1% dari sampel air limbah. Konsentrasi 1% ini diperoleh berdasarkan hasil terbaik pada penelitian awal. Berikut adalah grafik yang menunjukkan pengaruh penambahan berat tawas terhadap penurunan parameter BOD, COD, dan TSS limbah pabrik tahu .. 7000 ::3 C, 6000 E "-...

~

~\.

\

'""

;5000 ........

23

tawas yang ditambahkan sebagai koagulan, maka semakin banyak partikel padat tersuspensi yang disisihkan. Apabila dilihat dari efisiensi penambahan tawas (% berat) maka dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. 80 70

/

80

c

01

~

.;

30

/(

...,. j'III 1,1 /",

-

-

:r-

in 20 10

,10

2

Percobaan

I-+- pH---

B()()'+-

5 CCJO-.+<-

l5S

6

I

Gambar 2. Efisiensi penurunan BOD, COD, dan TSS pada variasi berat tawas Oari Gambar 2 tersebut terlihat bahwa pada penambahan tawas 1%, terjadi penurunan kadar TSS optimum dengan efisiensi 70,5%. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa tidak selamanya penambahan tawas dalam air limbah dengan berat berlebih, akan semakin meningkatkan efisiensi reduksi TSS. Hal ini dikarenakan pad a penambahan tawas dalam konsentrasi besar atau berlebih akan memicu kenaikan endapan tersuspensi pada air limbah, sehingga akan menimbulkan kenaikan TSS dalam air limbah tesebut. Oari Gambar I terlihat bahwa ozon memiliki peran besar dalam menurunkan BOD dan COD, karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat yaitu dengan adanya atom oksigen yang tidak stabil, sehingga sangat reaktif. Hal ini dapat diterangkan dalam reaksi berikut ini :

£:4000

c c 81

2 O·

3000

~2000

03

1000

r-

I-+- BO[)-.--

O,_O_

COD-+-15S

I

•.•.•.•••.••.•.•.•..•.

(2)

1,0 2,0 3,0 40 Penambahan tawas (% be rat) .

0,

Gambar

(I)

o

o

1. Pengaruh penambahan tawas terhadap BOD, COD, dan TSS

Oari Gambar 1 dapat dilihat bahwa kondisi optimum penyisihan partikel organik dalam hal ini TSS sam pel air limbah pabrik tahu terjadi pada penambahan tawas 1%. Oari Gambar 1 terse but menunjukkan bahwa pada penambahan tawas lebih dari 1% tidak diperoleh hasil yang optimal, tetapi kebalikannya, yaitu kenaikkan TSS meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini berlainan dengan hipotesa sebelumnya, bahwa semakin banyak konsentrasi

Gambar 3. Reaksi pembentukan

ozon (03)

O· ini bersifat radikal sehingga apabila bertumbukan dengan air akan membentuk ion hidroksil (OH') membentuk OH' radikal, yang kemudian pada gilirannya akan berperan dalam merombak ikatan-ikatan dari persenyawaan kimia, baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam

Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

ISSN 0216 - 3128

24

Iimbah, dengan demikian akan mengurangi jumlah oksigen yang terkandungdidalam limbah terse but. Proses ozonisasi akan lebih efektif pad a pH lebih dari pada 7. Sedangkan baku mutu untuk pH pada air limbah berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah adalah sebesar 6 - 9. Pada penelitian ini dilakukan variasi pH yaitu 8, 9, 10, 1I, dan 12. Sedangkan waktu kontaknya adalah 20 men it, karena dengan waktu terse but diharapkan proses ozonasi berlangsung tidak terlalu lama dan ozon sudah menyebar merata pada sampel air limbah. Selain itu pada percobaan selanjutnya yaitu penentuan waktu optimum, digunakan waktu kontak antara 10 - 30 men it, sehingga pada penentuan pH optimum kami ambil waktu 20 menit yang merupakan titik tengahnya. Dibawah ini adalah grafik pengaruh pH terhadap konsentrasi BOD, COD, dan TSS. 7000

:; a,

eooo

" '\ \"\.

5000 ""-

E

i

'""

"'\

didalam air limbah tersebut. Pada pH > 7 ion OH' yang ada dapat memberituk radikal bebas H02 dan HO untuk mengoksidasi senyawa organik. Adapun reaksi lengkap ozon dalam air adalah sebagai berikut

+ H20 -> HO+ + OH"

03

\~

HO+ + OH" -> 2H02

(4)

+ H02 -> HO + 202

03

HO + H02->

(5)

H20 + O2

(6)

Kapur yang ditambahkan untuk menaikkan pH air sampel adalah berupa CaO. Kapur ini banyak diperoleh dipasaran dengan harga yang murah, hal inilah yang menjadi pertimbangan menggunakan kapur untuk menaikkan pH sampel air limbah. Adapun reaksinya dalam air sebagai berikut :

DO+~O

->

Ca(OH)2

(7)

C~OHh

->

Ca2++ OH'

(8)

secara catu (batch). Sampel yang digunakan sebanyak 500 ml pada tiap variasi waktunya. Data penurunan konsentrasi BOD, COD, dan TSS akibat proses ozonisasi dapat dilihat pad a Gambar 6 berikut.

"3000

~ 2000

~

1000

5,15

e,oo

BO[)-e- COD-+- TSS 1

9,00

10,00

11,00

12,00

pH 7000

:1 6000 a,

Gambar

(3)

Proses ozonisasi yang dilakukan, tidak dilakukan secara kontinu melainkan dilakukan

~--

:; 4000

1--

Isyuniarto, dkk •.

4. Pengaruh dan TSS

pH terhadap

BOD, COD,

.5. •......... 5000 'II .c

c

4000

" \

-......... "-

~..::::,...

."-

3000

IR

Berikut ini adalah grafik efisiensi pengaruh pH terhadap penurunan kadar BOD, COD dan TSS limbah pabrik tahu.

100 80

;-

eo

,;

40

1000

10

j,

~

V

20

4

P. rcob •• n

l--pH __ BOO-"-COO-W-TSS I 5. Efisiensi Penurunan

BOD, COD, dan

TSS pad a variasi pH Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa pad a pH yang lebih tinggi, penurunan kadar BOD maupun COD lebih efektif, hal ini dikarenakan semakin tinggi pH air limbah, maka ion OH" radikal yang terbentuk semakin banyak, sehingga akan lebih efektif dalam oksidasi zat organik yang terkandung

15

20

25

30

waktu (menlt)

Gambar

ID

Gambar

2000

1-- BO[)-e-

120

_ .,.

~a

1

COD-+- TSS

6. Pengaruh waktu ozonisasi BOD, COD, dan TSS

terhadap

Dari data tersebut dapat dilihat terjadi penurunan yang cukup signifikan untuk parameter BOD dan COD. Kadar BOD turun menjadi 130 mglL. Kadar BOD ini sudah memenuh baku mutu yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Propinsi DIY No 10 tahun 2004. Untuk BOD, apabila dilihat dari tingkat penurunannya, terllihat cukup efektif dengan efisiensi sekitar 90,3% - 90,4% pad a waktu kontak 20 menit. Efisiensi ini merupakan efisiensi proses ozonisasi sendiri, sedangkan efisiensi keseluruhan pada waktu kontak 20 menit proses ozonisasi berkisar antara 96,7% - 96,8%. Efisiensi ini masih bisa dinaikkan jika proses ozonisasi tidak hanya satu kali proses.

Prosiding PPI • PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

/.~'·llIIi(lrfo, dkk.

ISSN

Sarna halnya dcngan BOD, kadar COD juga terjadi penurunan yang signiJikan pada waktu kontak 20 men it, yaitu antara 91, I% - 91,2% menjadi 180 mglL. Sedangkan untuk efisiensi pada waktu kontak 20 menit proses ozonisasi secara keseluruhan adalah 97%. Pada parameter TSS untuk waktu kontak yang sarna juga terjadi penurunan konsentrasi dari 1905 mg/L rnenjadi 265 mg/L. Sehingga dapat dihitung efisiensi proses secara keseluruhan, yaitu antara 86, I% - 86,4%. Sedangkan efisiensi ozon dalam menurunkan parameter TSS pada waktu kontak yang sarna adalah 53,3% - 54,2%. Hal ini dapat dipahami karena dengan semakin lama proses ozonisasi dilakukan, maka semakin banyak ozon dimasukkan ke dalam sam pel limbah. Sehingga semakin banyak pula atom oksigen radikal dan hidroksil radikal yang ada dalam limbah. Akibatnya semakin banyak pula senyawa-senyawa organik yang teroksidasi, yang pada akhirnya akan menyebabkan turunnya BOD dan COD limbah. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa lirnbah am an dibuang ke lingkungan karena sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No 10 tahun 2004, yaitu batas maksimum untuk BOD = 150 mglL, COD = 275 mglL dan TSS = ]00 mglL.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian bahan koagulan tawas dan kapur yang dikombinasikan dengan proses ozonisasi dapat menurunkan nilai BOD, COD dan TSS limbah cair industri tahu dengan sangat signifikan, yaitu pada pemakaian tawas 1% (berat), pH ]2 dan waktu ozonisasi = 20 menit. Dengan kondisi proses yang optimum ini akan diperoleh nilai BOD, COD dan TSS berturut-turut 130 mg/L, 180 mglL dan 265 mglL. Kondisi ini sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No 10 tahun 2004, yaitu batas maksimum untuk BOD = 150 mg/L, COD = 275 mg/L dan TSS = 100 mg/L.

0216 - 312R

25

I>AFTAn PLJSTAI
GIZI,

Departemen

Kesehatan

4. SURIA WI RIA, U., Bandung (1996).

Mikrobiologi Air, Alumni,

5. ECKENFELDER, Pollution Control, Singapore (2000).

W. W, Industrial Water McGraw Hill Company,

6. SUGIHARTO, Dasar dasar Pengelolaan Air Limbah, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta (\987). 7. TCHOBANOGLOUS, G., BURTON, F.L, STENSEL, H.D., Wastewater Engineering : Treatment and Reuse, McGraw Hill Company, New York (2003). 8. MAHIDA, U.N, Pencemaran Air Pemanfaatan Limbah Industri, Penerbit Rajawali, Jakarta (1984).

dan C.Y

9. PURWADI, A, USADA W., SURYADI, dan SRI SUKMAJA YA, Rancang Bangun Ozonizer Jinjing Saluran Ganda dan Manfaatnya, Prosiding PPI Litdas Iptek Nuklir P3TMBATAN, Yogyakarta (2003). 10. KOGELSCHATZ, U., ELiASSON, B.,and HIRTH, M., Ozone Generation From Oxygen And Air: Discharge Physics And Reaction Mechanism, Ozone Science & Engineering, vol 10, pp. 367-368, (1988). ] I. KOGELSCHATZ, U., Industrial Ozone Production, Presented in International Ozone Symposium, Anniversary of Christian Friedrich Schonbein The Discoverer of Ozone, Basel, Switzerland, October 2] and 22, (1999).

UCAP AN TERIMA KASIH

TANYAJAWAB

Dengan selesainya penelitian ini, disarnpaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Sdr. Bimo Hatmanto, mahasiswa tugas akhir Fak. Teknik Lingkungan UNDIP Semarang, ternan-ternan teknisi Kelompok Plasma atas semua bantuannya dari awal hingga selesainya penelitian ini.

Prayit - Mohon dikaji dari proses awal sampai ozonisasi dari proses penyaringan, penambah tawas, pengaturan RH, dicari per efisiensi proses yangada.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

26

ISSN 0216 - 3128

- Coba dihitung etisiensi per proses pengelolaan dari penyaringan, penembah tawar, pengaturan RH.

- Efisiensi ozonisasi dilihat setelah proses kimia.

lsyuniarto, dkk ..

No Name - Penelitian ini diilhami dengan tercemamya sumur dengan limbah tahu, secara tradisionl dengan penemuan bahan tawas dan kapur, permasalahan tersebut dapat diselesaikan, lalu apa peranan ozonisasi disini?

Isyuniarto - Terima kasih a/as sarannya. -

Un/uk menghitung efisiensi per proses perlu data ana/isis. padahal ana/isis hanya dilakukan pada akhir proses. Masukan dari bapak akan kami perha/ikan un/uk pene/i/ian selanju/nya.

- Bila ana/isis per proses sudah kami lakukan, usul bapak akankami laksanakan.

Isyuniarto - Peran ozon adalah membunuh bak/eri-bak/eri yang ada dalam /imbah dan penyebab ball, sehingga /imbah aman dibuang ke /ingkungan, apabila hanya diberi tawas dan kapur saja, /idak dapa/ menghilangkan bau limbah. sehingga perlll di/ambah dengan ozonisasi.

KE DAFTAR ISI

Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006