PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE APPRAISAL) PADA

Download Fakultas Psikologi, Universitas AKI. Abstract. One system of ... Staffing Process Deficiencies ..... Psikologi. Industri/Organisasi. Modern...

0 downloads 519 Views 560KB Size
Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan Qurrotu Ayun Fakultas Psikologi, Universitas AKI Abstract

One system of enterprise resources management is conducting a performance appraisal on employees. Performance assessment is a systematic review of the working conditions of employees carried out formally associated with the standard of working that has been carried out by the company. This assessment is expected to assist the decisions and actions in accordance with the needs of the company. There are several formats/models in assessing employee performance adjusted to the needs at each position and the purposes of organizing the performance appraisal. With the performance appraisal in the organization/company, it will help human resource decisions such as placement, promotion, payroll and others.

Key words: Performance appraisal, model of performance appraisal, steps in conducting performance appraisal

(SDM). Sumber daya manusia merupakan

Pendahuluan Setiap organisasi atau perusahaan

sumber

daya

yang

digunakan

untuk

memerlukan sumber daya untuk mencapai

menggerakkan dan menyinergikan sumber

tujuannya. Sumber daya adalah merupakan

daya

sumber energi, tenaga, kekuatan yang

organisasi.

diperlukan

mencapai

tujuan

Arti penting sumber daya manusia

gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan.

adalah bermuara dari kenyataan bahwa

Sumber daya tersebut terdiri dari sumber

manusia adalah merupakan elemen yang

daya alam, sumber daya finansial, sumber

selalu ada dalam organisasi. Tidak peduli

daya

ilmu

apa keunggulan-keunggulan lainnya yang

pengetahuan dan sumber daya teknologi. Di

dimiliki organisasi, organisasi tidak akan

antara sumber daya tersebut, sumber daya

dapat memaksimalkan produktivitas dan

terpenting adalah sumber daya manusia

labanya tanpa adanya karyawan – karyawan

manusia,

menciptakan

untuk

daya,

-74-

untuk

lainnya

sumber

daya

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun)

kompeten

yang

berdedikasi

terhadap

keinginan perusahaan selanjutnya. Modal organisasi

lain

selain

yang

modal

kinerja

karyawan

untuk

tindakan apa yang sudah dilakukan atau

dibutuhkan sumber

daya

yang akan dilakukan selanjutnya. Umpan balik yang spesifik dari atasan

manusia adalah modal fisik, seperti modal

memudahkan

financial dan modal non financial . Semua

perencanaan-perencanaan

jenis modal tersebut memiliki nilai, dapat

keputusan-keputusan

dikelola dan dapat dihitung. Keberhasilan

untuk kemajuan perusahaan.

semua

jenis

modal

mengetahui

tergantung

akan

karyawan untuk membuat kerja

serta

yang lebih efektif

pada

Dalam melakukan penilaian kinerja,

keberhasilan manajemen modal manusia.

yang dinilai adalah kontribusi karyawan

Jika manajemen modal manusia berhasil,

kepada organisasi selama periode waktu

maka kinerja semua jenis modal akan

tertentu.

berhasil.

karyawan mengetahui seberapa baik mereka

Manajemen pengelolaan

Umpan

balik

memungkinkan

modal

bekerja bila dibandingkan dengan standar

manusia dapat dilakukan melalui penilaian

organisasi. Dari beberapa pengertian yang

kinerja

dikemukakan mengenai penilaian kinerja

karyawan

appraisal.

atau

Penilaian

adalah

performance

kinerja

proses

karyawan

dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

merencanakan,

berkenaan dengan seberapa baik seseorang

mengorganisasi, menyupervisi, mengontrol

melakukan

dan

diberikan.

menilai

kinerja.

Penilaian

kinerja

pekerjaan

yang

ditugaskan/

merupakan muara akhir dari manajemen modal manusia (Wirawan 2009 : 2). Menilai

kinerja

Manfaat Penilaian Kinerja (Performance berarti

Appraisal) Menurut Riva’i dan Basri (2005 :

membandingkan kinerja aktual bawahan dengan

standar

yang

ditetapkan

oleh

perusahaan. Jika dikerjakan dengan benar,

51), kegunaan atau manfaat hasil penilaian kinerja adalah:

hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, atasan

serta

departemen SDM dan perusahaan. Atasan atau Supervisor atau

manajer menilai

1.

Performance Improvement Performance Improvement berbicara

mengenai umpan balik atas kinerja yang

-75-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

bermanfaat

bagi

karyawan,

manajer,

6.

Staffing Process Deficiencies

supervisor, dan spesialis SDM dalam bentuk

Baik buruknya kinerja berimplikasi

kegiatan yang tepat untuk memperbaiki

dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam

kinerja pada waktu yang akan datang.

prosedur penempatan di departemen SDM.

2.

7.

Compensation Adjustment

Informational Inaccuracies

Penilaian kinerja membantu dalam pengambilan

keputusan

siapa

Kinerja

yang

buruk

dapat

yang

mengindikasikan adanya kesalahan dalam

seharusnya menerima kenaikan pembayaran

informasi analisis pekerjaan, perencanaan

dalam bentuk upah, bonus ataupun bentuk

SDM, atau hal lain dari sistem manajemen

lainnya yang didasarkan pada suatu sistem

SDM. Hal demikian akan mengarah pada

tertentu.

ketidaktepatan

3.

mempekerjakan karyawan, pelatihan

Placement Decision Kegiatan

promosi,

atau

demosi

jabatan dapat didasarkan pada kinerja masa

dalam

keputusan dan

keputusan konseling. 8.

Job Design Error

lalu dan bersifat antisipatif, seperti dalam

Kinerja yang buruk mungkin sebagai

bentuk penghargaan terhadap karyawan

suatu gejala dari rancangan pekerjaan yang

yang memiliki hasil kinerja baik pada tugas-

salah atau kurang tepat. Melalui penilaian

tugas sebelumnya.

kinerja

4.

kesalahan tersebut.

Training and Development Needs Kinerja yang buruk mengindikasikan

sebuah

kebutuhan

untuk

9.

dapat

didiagnosis

kesalahan-

Feedback to Human Resourches

melakukan

Kinerja yang baik dan buruk di

pelatihan kembali sehingga setiap karyawan

seluruh

perusahaan

mengindikasikan

hendaknya selalu memiliki kemampuan

bagaimana baiknya fungsi departmen SDM

untuk mengembangkan diri agar sesuai

yang diterapkan.

dengan tuntutan jabatan saat ini. 5.

Career Planing n Development Umpan

sangat

Menurut Wirawan (2009:82) model

pengambilan

umum dan instrumen yang digunakan untuk

keputusan utamanya tentang karir spesifik

penilaian kinerja dalam organisasi adalah

dari karyawan, sebagai tahapan untuk

sebagai berikut:

membantu

balik

dalam

kinerja

Model Penilaian Kinerja

proses

pengembangan diri karyawan tersebut. -76-

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun)

1.

Model Esai

2.

Model Critical Incident

Model esai adalah metode evaluasi

Model

critical

incident

adalah

kinerja yang penilainya merumuskan hasil

kejadian penting yang dilakukan karyawan

penilaiannya dalam bentuk esai. Isi esai

dalam pelaksanaan tugasnya. Model ini

melukiskan

mengharuskan

kegiatan

dan

kelemahan

penilai

untuk

membuat

indikator kinerja karyawan yang dinilai.

catatan berupa pernyataan yang melukiskan

Model ini menyediakan peluang yang sangat

perilaku baik yaitu perilaku yang dapat

baik untuk melukiskan kinerja ternilai secara

diterima atau perilaku yang harus dilakukan

terperinci. Pada model ini, sistem evaluasi

sesuai dengan standar dan perilaku buruk

kinerja

indikator-indikator

yaitu perilaku yang tidak diterima atau

kinerja yang harus dinilai dan definisi

perilaku yang harus dihindari ternilai yang

operasional setiap indikator. Penilai hanya

ada

membuat esai mengenai indikator-indikator

Insiden-insiden

tersebut dan tidak boleh menyimpang dari

sepanjang

indikator dan dimensinya. Definisi setiap

Pernyataan tersebut juga berisi penjelasan

indikator berisi deskriptor level kinerja

singkat mengenai apa yang terjadi dan apa

setiap dimensi yang menunjukkan kinerja

yang dilakukan karyawan ternilai. Dengan

sangat baik sampai sangat buruk untuk

kata

setiap dimensi. Esai mengenai kinerja

mengobservasi

pegawai, antara lain berisi

membuat

a)

Persepsi menyeluruh penilai mengenai

kinerjanya yang baik dan yang buruk. Setiap

kinerja ternilai termasuk keunggulan

catatan

dan

mendapatkan nilai tertentu, perilaku yang

menentukan

kelemahan

setiap

indikator-

indikator kinerja

hubungannya

dicatat

periode

lain,

setiap

baik

pekerjaan.

oleh

penilai

penilaian

kinerja.

hari

pegawai

catatan

yang

dengan

penilai ternilai

mengenai

dan

harus dan

indikator

yang

buruk

baik diberi angka positif, sedangkan perilaku

b) Kemungkinan promosi ternilai

yang tidak dapat diterima diberi angka

c)

Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan

negatif. Pada akhir penilaian, keduanya

ternilai sekarang

dijumlahkan dan merupakan kinerja akhir

d) Kekuatan dan kelemahan ternilai e)

karyawan

Kebutuhan pengembangan SDM ternilai

-77-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

3.

Ranking Method

membuat

Metode ranking yaitu mengurutkan

indikator kinerja karyawan

beserta

definisi

singkat.

Selain

itu,

pegawai yang nilainya tertinggi sampai yang

deskriptor level kinerja dikemukakan dalam

paling rendah. Metode ini dimulai dengan

bentuk

mengobservasi dan menilai kinerja para

mempunyai nilai angka. Dalam metode ini,

karyawan, kemudian merangking kinerja

penilai mengobservasi indikator kinerja

mereka.

karyawan

skala

yang

ternilai

masing-masing

dan

memberi

tanda

centang atau silang pada skala. 4.

Model Cheklist Penilaian kinerja model checklist

6.

Model forced Distribution

berisi daftar indikator-indikator hasil kerja,

Model

penilaian

kinerja

forced

perilaku kerja, atau sifat pribadi yang

distribution adalah sistem penilaian kinerja

diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan.

yang mengklasifikasikan karyawan menjadi

Dalam metode evaluasi kinerja checklist,

5 sampai 10 kelompok kurva normal dari

penilai

yang sangat rendah sampai yang sangat

mengobservasi

kemudian

memilih

kinerja indikator

ternilai, yang

tinggi.

Kelompok I

tersebut,

(nilainya

melukiskan kinerja atau karakteristik ternilai

kelompok

dan memberikan tanda checklist. Bentuk

berjumlah 10 %, kelompok II (nilainya

instrumen checklist beragam. Ada instrumen

rendah) berjumlah 20 %. Kelompok III

checklist berbobot, yaitu metode checklist

(nilainya

yang mencantumkan bobot nilai untuk setiap

kelompok IV (nilainya baik ) berjumlah 20

indikator kinerja. Proses penilaian metode

%, dan kelompok V (nilainya sangat baik)

ini adalah penilai mengobservasi, kemudian

berjumlah

memberikan tanda checklist di indikator

mengobservasi kinerja ternilai, kemudian

kinerja yang ada di instrumen. Setiap

memasukkannya

indikator mempunyai bobot dan jumlah

karyawan dalam klasifikasi karyawan.

sedang)

10

sangat

misalnya

berjumlah

%.

ke

Penilai

dalam

rendah)

20

%,

semula

kelompok

bobot, kemudian dijumlahkan. 7. 5.

Model Graphic Rating Scale

Model Forced Choice Scale Dalam model ini, penilai dipaksa

Ciri dari model Graphic Rating

memilih beberapa set dari empat perilaku

Scale adalah penilaian kinerja dengan

yang disebut tetrads, perilaku mana yang

-78-

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun)

paling baik melukiskan ternilai dan mana

oleh anggota tim. Kejadian khusus yang

yang paling tidak melukiskan perilakunya.

terpilih kemudian ditempatkan dalam skala

Model forched choices terdiri atas 15 – 50

tinggi sampai skala rendah.

tetrad bergantung pada level pekerjaan yang dievaluasi dan kompleksitas dan tugas-

9.

tugas.

Model Behavior Observation Scale (BOS) Model penilaian kinerja BOS sama

8.

Model Behaviorally Anchor Rating

dengan BARS. Keduanya didasarkan pada

Scale (BARS)

perilaku kerja, perbedaannya, dalam BOS

Sistem penilaian

kinerja model

penilai diminta untuk menyatakan berapa

BARS merupakan sistem penilaian yang

kali

perilaku

tersebut

muncul.

Penilai

menggunakan pendekatan perilaku kerja

mengobservasi perilaku ternilai berdasarkan

yang menggabungkan pendekatan perilaku

anchor perilaku yang tersedia, kemudian

kerja yang sering digabungkan dengan sifat

memberikan cek pada skala deskripsi level

pribadi. BARS terdiri atas suatu seri, 5- 10

kinerja yang tersedia. Selanjutnya, angka

skala perilaku vertikal untuk setiap indikator

pada skala yang di cek dijumlahkan.

kinerja. Untuk setiap dimensi, disusun 5 – 10 anchor, yaitu berupa perilaku yang

10. Model

menunjukkan kinerja untuk setiap dimensi.

(BES)

Anchor- anchor tersebut disusun dari yang

organisasi/

Anchor

(expectation)

dapat

berupa

critical

Expectation

Scale

Ketika merekrut seorang pegawai,

nilainya tinggi sampai yang nilainya rendah. tersebut

Behavior

perusahaan agar

mengharapkan

pegawai

tersebut

incident yang diperoleh melalui analisa

melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

jabatan. Model BARS umumnya disusun

Seorang pegawai mendapat tugas tertentu

oleh suatu tim yang terdiri atas spesialis

yang tercermin dalam uraian tugasnya. Ia

SDM, manajer, dan pegawai. Tim bertugas

harus menyelesaikan tugasnya dengan cara

mengidentifikasi

dimensi

tertentu, berperilaku sesuai dengan kode

kinerja dan mengidentifikasi 5 – 10 kejadian

etik, dan mengikuti prosedur tertentu agar

khusus untuk setiap dimensi. Kemudian,

mampu menciptakan kinerja sesuai dengan

kejadian khusus tersebut ditelaah dan dinilai

standar kinerja yang disusun oleh organisasi.

karakteristik

-79-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

Untuk mengukur kinerja yang diharapkan

produksi, kinerjanya dapat dihitung atau di

oleh

instrumen

unit pelayanan pelanggan. Model MBO sulit

evaluasi kinerja Behavior Expectation Scale

dilakukan untuk pegawai yang pengukuran

(BES) atau skala perilaku yang diharapkan

kinerjanya rumit karena terdiri atas hasil

yang setiap anchornya dimulai dengan kata

kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi yang

“dapat

ada

organisasi,

disusunlah

diharapkan”atau

“could

be

hubungannya

dengan

pekerjaan.

expected”.

Misalnya, kinerja para guru dan dosen.

11. Management By Objectives (MBO)

12. 360 Degree Performance Appraisal

Pemakaian

konsep

MBO

dalam

Model

evaluasi kinerja dikemukakan pertama kali

Dalam model ini, penilaian kinerja

oleh Douglas Mc Gregor tahun 1957. Dalam

yang digunakan adalah sistem evaluasi esai,

artikelnya, ia mengkritik evaluasi kinerja

MBO, BARS, Checklist dan sebagainya. Hal

tradisional yang pada masa itu berfokus

yang membedakan model evaluasi kinerja

pada kepribadian dan sifat-sifat pribadi

360 derajat dengan sistem tersebut adalah

karyawan.

mengubah

penilainya lebih dari satu atau penilai

sistem tersebut dan menggunakan konsep

multipel. Penilainya dapat terdiri dari atasan

MBO. Karyawan mempunyai kewajiban

langsung,

menyusun konsep tujuan jangka pendek dan

pelanggan, nasabah, klien, dan diri sendiri.

kemudian menelaahnya dengan manajer.

Formulir penilaian yang didistribusikan

Jika diterima manajernya, tujuan tersebut

kepada para penilai sering berada di tempat

menjadi

berbeda untuk menilai kinerja ternilai.

Ia

menyarankan

tolok

ukur

penilaian

kinerja

bawahan,

teman

karyawan. Setiap perusahaan mempunyai

Sejumlah

organisasi

objective, yaitu tujuan atau sasaran yang

information

communication

akan

seperti

dicapai

dalam

sebagai

penjabaran

rencana

strategis

tahun

untuk

technology,

mendistribusikan

instrumen evaluasi kinerja dan mengolah

Penilaian

hasilnya, kemudian menyampaikan hasilnya

kinerja model MBO dapat dilaksanakan

kepada ternilai. Selanjutnya, hasil penilaian

pada pekerjaan yang keluarannya dapat

penilai dianalisis untuk mendapatkan nilai

diukur secara kuantitatif. Misalnya untuk

rata-rata yang kemudian diberikan kepada

mengukur

ternilai sebagai umpan balik.

-80-

tujuan

e-mail,

menggunakan

dalam

kinerja

dan

mendatang

sekerja,

perusahaan.

karyawan

bagian

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun) ketrampilan dan pengalaman dalam menyusun

13. Model Paired Comparison Sistem evaluasi kinerja model paired comparison adalah dengan membandingkan

sistem evaluasi kinerja b.

Manajer Sumber Daya Manusia Keikutsertaan manajer sumber daya

kinerja setiap karyawan dengan karyawan lainnya, sepasang demi sepasang. Dasar dari perbandingan adalah kinerja menyeluruh atau nilai akhir dari kinerja karyawan. Jumlah pasangan yang dibandingkan dapat dihitung dengan rumus berikut:

manusia dalam tim merupakan keharusan karena dialah

yang

akan

memimpin

pelaksanaan

penilaian kinerja dalam organisasi. Jika evaluasi kinerja tidak dapat diterima manager SDM, maka pelaksanaannya akan mengalami jalan buntu

N(N-1)/2 dimana N adalah jumlah

c.

Supervisor atau first line manager

pegawai yang dibandingkan. Teknik ini

Keikutsertaan supervisor dalam tim

dapat dipakai untuk menyeleksi pegawai

karena supervisor merupakan orang yang paling

yang di PHK.

mengerti mengenai pekerjaan yang dilakukan para karyawan yang dipimpinnya. Disamping

Langkah-langkah

dalam

Melakukan

penilaian kinerja sehingga supervisor akan

Penilaian Kinerja Menurut Wirawan (2009:49), langkah langkah dalam melakukan penilaian kinerja

menerima penilaian kinerja yang disusunnya jika berpartisipasi

d.

Membentuk Tim

perlu dilakukan dengan hati-hati karena akan

organisasi.

kinerja

pegawai

Langkah

mengembangkan

dan

pertama

penilaian

kinerja

kinerja dalam adalah

menyusun suatu tim pengembangan evaluasi

penilaian

Disamping

supervisor,

para

karyawanlah yang mengetahui seluk beluk pekerjaan yang mereka lakukan. Keikutsertaan wakil

karyawan

dalam

tim

dikarenakan

penilaian kinerja akan menentukan karier dan nasib mereka. Keikutsertaan karyawan akan membuat penilaian kinerja dapat diterima para

kinerja yang terdiri dari: a.

penyusunan

Wakil dari Karyawan

Pengembangan sistem penilaian kinerja

menentukan

dalam

kinerja

adalah sebagai berikut: 1.

itu, supervisor lah yang akan melaksanakan

Profesionalis sumber daya manusia

karyawan

Yaitu pakar atau konsultan manajemen SDM. Profesional manajemen SDM adalah pakar

yang

mempunyai

pengetahuan,

2.

Analisis Pekerjaan Analisis

pekerjaan

adalah

proses

mengumpulkan informasi mengenai pekerjaan. -81-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011 Jenis

informasi

yang

dikumpulkan

dalam

kinerja karyawan yang melaksanakan pekerjaan.

analisis pekerjaan adalah:

Ketiga,

a.

Kewajiban dan tanggung jawab dalam suatu

digunakan

pekerjaan,

adalah

untuk

standar

kinerja.

Dengan

tujuan

pekerjaan,

informasi hasil analisis pekerjaan yang akurat,

yang

dilakukan,

standar kinerja dapat disusun secara akurat,

bagaimana melakukannya, tanggung jawab

reliabel dan dapat dicapai oleh karyawan

apa saja yang dimiliki oleh pelaksana

disamping

pekerjaan

Keempat, informasi hasil analisa kinerja juga

kewajiban

b.

Informasi analisis pekerjaan juga

apa

Karakteristik

saja

yang

diisyaratkan

untuk

digunakan

memenuhi

untuk

harapan

menyusun

organisasi.

dimensi

dan

melaksanakan pekerjaan, adalah kualifikasi

indikator instrumen evaluasi kinerja. Selain itu,

yang

melaksanakan

informasi tersebut juga dapat digunakan untuk

pekerjaan yang terdiri atas pengetahuan,

menentukan jenis instrumen yang cocok untuk

ketrampilan,

mengukur kinerja karyawan. Jika pekerjaan

diperlukan

pendidikan,

untuk

kemampuan,

yang

merupakan pekerjaan yang menyajikan jasa,

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

maka indikator yang digunakan dalam instrumen

Persyaratan

adalah indikator perilaku kerja dan sifat pribadi

diperlukan

dan

pelatihan,

fisik agar

pengalaman

dan

kejiwaan

pekerjaan

juga dapat

yang berhubungan dengan pekerjaan.

dilaksanakan dengan baik c.

Kondisi kerja, adalah keadaan lingkungan

3.

kerja ketika pekerjaan dilaksanakan dan peralatan

d.

yang

diperlukan

untuk

Menentukan Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan

dalam melakukan

penilaian

kinerja dapat berupa tujuan umum dan tujuan

melaksanakan suatu pekerjaan

khusus. Tujuan umum dipakai untuk menilai

Keluaran Kerja, adalah keluaran atau hasil

kinerja karyawan secara rutin. penilaian kinerja

kerja yang diharapkan setelah pekerjaan

juga dapat dilakukan untuk mencapai tujuan

dilaksanakan dengan baik.

khusus. Misalnya,

penilaian

kinerja

dapat

disusun untuk mengurangi jumlah karyawan. Hasil informasi

analisis

mengenai

pekerjaan pekerjaan.

berupa Pertama,

Informasi pekerjaan digunakan untuk menyusun

Jika

perusahaan

melakukan

restrukturisasi,

merger atau diakuisisi oleh perusahaan lain, maka akan terjadi pengurangan karyawan.

deskripsi pekerjaan. Kedua, Informasi analisis pekerjaan juga dapat digunakan untuk menyusun

4.

Menentukan Dimensi Kinerja

sistem penilaian kinerja. Dalam menyusun

Menurut Richard L. Henderson (1984)

sistem penilaian kinerja, hasil analisis pekerjaan

dimensi kinerja adalah : kualitas-kualitas atau

digunakan untuk menyusun tujuan dan rencana

wajah suatu pekerjaan atau aktivitas – aktivitas

-82-

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun) yang terjadi ditempat kerja yang konduktif

karyawan

terhadap

pekerjaan

melaksanakan pekerjaannya. Misalnya sifat

menyediakan alat untuk melukiskan keseluruhan

tenang dan sabar dibutuhkan untuk seorang

cakupan aktivitas ditempat kerja. Sementara itu,

supir taksi supaya terhindar dari kecelakaan

tanggung jawab dan kewajiban menyediakan

lalu lintas.

pengukuran.

Dimensi

yang

diperlukan

dalam

suatu deskripsi depersonalisasi suatu pekerjaan, dimensi kinerja memungkinkan proses deskriptif

5.

untuk mengambil suatu rute situasional dan personalisasi.

Dimensi

kinerja

dapat

Menentukan Standar Kinerja Dalam penilaian kinerja, ada standar

yang disebut dengan standar kinerja. penilaian

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan

a)

Hasil Kerja. Adalah keluaran kerja dalam

dengan baik tanpa adanya standar kinerja. Esensi

bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung

penilaian kinerja adalah membandingkan kinerja

dan diukur kualitas dan kuantitasnya.

ternilai dengan standar kinerjanya. standar

Perilaku Kerja. Ketika berada ditempat

kinerja adalah tolok ukur minimal kinerja yang

kerja, seorang karyawan mempunyai dua

harus dicapai karyawan secara individual atau

perilaku yaitu perilaku pribadi dan perilaku

kelompok pada semua indikator kinerjanya.

kerja. Perilaku pribadi adalah perilaku yang

Dalam definisi ini, standar kinerja adalah tolok

tidak ada hubungannya dengan pekerjaan,

ukur minimal, artinya jika prestasi kinerja

misalnya cara berjalan, cara makan, serta

karyawan dibawah standar kinerja minimal

cara

adalah

tersebut, maka kinerjanya tidak dapat diterima,

perilaku yang ada hubungannya dengan

buruk atau sangat buruk. Standar kinerja

pekerjaan, misalnya kerja keras, ramah

meliputi standar untuk semua indikator kinerja.

b)

berbicara.

Perilaku

kerja

terhadap pelanggan dll. Perilaku kerja digolongkan menjadi dua yaitu perilaku

6.

Mengembangkan bentuk formulir PA

kerja khusus dan perilaku kerja umum.

Setelah proses pembobotan selesai

Perilaku kerja umum adalah perilaku kerja

dilakukan, penilai kemudian membuat form

yang

P.A dan diperlihatkan kepada ternilai untuk

diperlukan

pekerjaan,

untuk

misalnya

semua

disiplin

jenis kepada

organisasi, loyalitas. Perilaku kerja khusus adalah perilaku kerja yang dibutuhkan

meminta persetujuan terhadap format yang telah dibuat.

untuk jenis jabatan tertentu c)

Sifat

pribadi

yang ada hubungannya

7.

Membuat prosedur skoring

dengan pekerjaan, adalah sifat pribadi -83-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

Membuat prosedur scoring dilakukan

Menurut Mathis n Jackson (2002 :

untuk memudahkan memberikan penilaian

87) penilaian kinerja dapat dilakukan oleh

terhadap ternilai, sebab dengan prosedur

beberapa penilai yaitu :

scoring yang jelas akan diketahui dimana letak kelemahan dan kekuranga

individu

1.

Penilaian Oleh Atasan Langsung

secara jelas.

Penilaian

karyawan

oleh

atasan

diasumsikan atas asumsi bahwa atasan 8.

Mengembangkan program training

langsung adalah orang yang secara langsung

bagi rater, yang dinilai, manual

mengetahui pekerjaan bawahannya sehingga

Dalam

mengembangkan

program

training bagi penilai, maka departemen

akan mampu memberikan penilaian kinerja secara realistis, objektif dan adil.

SDM menjelaskan kepada penilai mengenai 1.

Siapa yang dinilai

2.

Apa yang dinilai

3.

Waktu Penilaian

kepada

4.

Cara penilaian kinerja

membantu atasan untuk mendiagnosis gaya

5.

Menjelaskan efek penilaian kinerja

manajemen , mengidentifikasi masalah dan

Departemen

2.

Penilaian ini dilakukan oleh bawahan

SDM

menjelaskan

kepada karyawan mengenai 1.

Penilaian oleh bawahan

atasannya,

proses

ini

dapat

mengambil tindakan perbaikan dengan para manajer sebagaimana yang diharapkan.

Siapa yang menilai dan siapa saja yang dinilai

3.

Penilaian diri sendiri

2.

Apa yang dinilai

Penilaian

3.

Waktu penilaian

karyawan

4.

Aspek-aspek penilaian yang ditentukan

memikirkan

dalam penilaian kinerja

mereka dan menetapkan tujuan untuk

5.

Cara penilaian kinerja

pengembangan.

6.

Menjelaskan efek penilaian kinerja 4.

9.

Sumber penilaian

yang

ini

dilakukan

bersangkutan

kekuatan

dan

oleh dengan

kelemahan

Penilaian dari luar (Peers Assesment) Penilaian ini dilakukan oleh ahli

sumber daya manusia yang ditunjuk oleh perusahaan. -84-

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun)

perasaaan supaya penilaiannya bukan 5.

Penilaian dari Rekan kerja Penilaian

beberapa

ini

orang

didasarkan atas suka atau tidak suka

dilakukan

rekan

kerja

oleh

c.

yang

Penilai harus mengetahui secara jelas uraian pekerjaan dari setiap karyawan

berinteraksi secara langsung dengan ternilai

yang

akan

dalam kaitannya dengan pekerjaan

penilaiannya

dinilai

supaya

hasil dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik 6.

Penilaian dari berbagai Sumber (360

d.

derajat)

Penilaian harus mempunyai keimanan supaya penilaian jujur dan adil

Penilaian ini dilakukan oleh atasan , bawahan, rekan kerja, pelanggan internal

Kesalahan dalam Melakukan Penilaian

dan eksternal dengan cara mengisi kuesioner

Kinerja

survei mengenai karyawan ternilai

Kesalahan

Penentuan siapa yang melakukan

kesalahan

yang

penilaian terjadi

adalah

karena

penilaian merupakan suatu masalah pokok

membiarkan

dalam proses penilaian karena penetapan

dikehendaki mempengaruhi keputusannya

nilai

mengenai kuantitas dan kualitas kinerja

erat

sekali

hubungannya

dengan

faktor-faktor

ternilai.

obyektif

kesalahan dalam melakukam penilaian yaitu:

tidak

(Hasibuan,

2002).

Penetapan penilai yang qualified sulit karena harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: a.

b.

a.

beberapa

tidak

persoalan apakah hasil penilaian tersebut atau

Terdapat

yang

penilai

macam

Liniency Error Liniency

error

atau

kesalahan

Penilai harus jujur, adil, obyektif dan

lembek adalah kesalahan dimana penilai

mempunyai penilaian sesuai dengan

memberikan nilai lebih positif dari yang

realitas atau fakta yang ada

seharusnya. Jika terjadi liniency error,

Penilai

hendaknya

mendasarkan

organisasi atau perusahaan akan dirugikan,

penilaiannya atas benar atau salah, baik

sedangkan para karyawan diuntungkan.

atau buruk, terhadap unsur – unsure

Penilaian yang lembek akan membebani

yang dinilai sehingga hasil penilaiannya

keuangan perusahaan karena makin banyak

jujur, adil dan obyektif. Penilai tidak

karyawan yang mendapatkan kenaikan gaji

boleh mendasarkan penilaiannya atas

dan pangkat. Implikasinya, akan terjadi

-85-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

kenaikan biaya SDM. Jika kesalahan ini

indikator kinerja. Penilai memberikan nilai

terjadi

berdasarkan persepsi umumnya mengenai

pada

perusahaan

padat

karya,

perusahaan dapat mengalami kerugian terus

ternilai,

menerus

disetiap indikator kinerjanya.

b.

e.

Severity Error

bukan

berdasarkan

penilaian

High Potential Error

Severity error terjadi jika penilai

Yaitu kesalahan yang mengacaukan

mengevaluasi karyawan dan memberi nilai

potensi ternilai dimasa mendatang dengan

lebih rendah dari yang seharusnya. Penilai

kinerja ternilai sekarang. Misalnya, ternilai

memberikan nilai lebih rendah dari yang

baru tamat dari universitas ternama dengan

seharusnya

dengan

prestasi akademik baik. Perusahaan yang

penilaian yang dilakukan secara objectiv.

merekrut dan mmeilihnya untuk masuk

Severity error merugikan karyawan dan

dalam pencarian bakat baru dalam program

menguntungkan

pelatihan. Manajernya terpengaruh dengan

jika

dibandingkan

perusahaan.

Akibatnya,

makin sedikit karyawan yang mendapatkan

kinerjanya

kenaikan pangkat dan gaji sehingga akan

memberinya nilai sangat baik, padahal

menimbulkan kesalahan atau

kinerjanya dalam pelatihan hanya dinilai

diantara

para

karyawan.

grievance

Menurunnya

kepuasan kerja yang dapat bermuara pada

di

universitas

sehingga

sedang f.

Similar to-me error

menurunnya kinerja; dan terjadi pemogokan

Yaitu

penilai

menilai

ternilai-

karyawan

perilaku, sikap, kebiasaan dan sebagainya

c.

miirip dengan penilai, lebih tinggi dari

Central Tendency Error Central tendency error terjadi karena

penilai memberi nilai sebagian terbesar ternilai

dengan

menilai

semua

nilai

rata-rata.

ternilai

dengan

ternilai lainnya g.

Strereotyping error

Penilai nilai

Stereotyping kecenderungan

error penilai

yaitu untuk

mendekati titik tengah atau rata-rata. Hanya

menggeneralisasi kelompok tertentu dan

sedikit ternilai yang menerima nilai sangat

mengabaikan

tinggi atau sangat rendah.

Stereotyping

d.

menyamaratakan kinerja orang bersuku

Hallo Error Hallo

error

terjadi

jika

penilai

memberikan nilai yang sama di sejumlah -86-

perbedaan error

terjadi

individual. dengan

bangsa, ras atau golongan tertentu, baik atau buruk

Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan (Qurrotu Ayun)

h.

Recency Error Dalam

agama atau satu alumni pendidikan dengan error,

penilai

penilai, maka evaluasi kinerja tidak punya

berdasarkan

kinerja

nilai. Evaluasi kinerja yang mengandung

ternilai akhir-akhir ini, satu atau dua bulan

contrast effect akan mendapat tantangan dari

terakhir

para pegawai yang dirugikan.

memberikan

recency nilai

sebelum

mengabaikan bulan-bulan

kinerja

penilaian, ternilai

sebelumnya.

Jika

dengan sepanjang kinerja

Kesimpulan

ternilai akhir-akhir ini baik, penilai akan

Penilaian

kinerja

menjelaskan

memberi nilai baik. Jika kinerja ternilai

mengenai

buruk, penilai akan memberikan nilai buruk

akuntabilitas ditengah

i.

dimana perusahaan menuntut kinerja yang

Spillover Effect

kinerja

karyawan

dan

kompetisi

global

Yaitu nilai evaluasi masa lalu yang

tinggi. Karyawan juga membutuhkan umpan

digunakan untuk menilai evaluasi kinerja

balik atas kinerja mereka sebagai pedoman

yang sedang dilakukan walaupun kinerja

perilakunya dimasa depan. Penilaian kinerja

ternilai sudah berubah. Jika nilai kinerja

pada prinsipnya mencakup aspek kualitatif

evaluasi yang lalu buruk, maka nilai yang

maupun

sekarang juga buruk, begitu sebaliknya.

pekerjaan. Penilaian kinerja juga merupakan

j.

salah

Contrast Effect

kuantitatif

satu

aktivitas

dari

dasar

pelaksanaan

departemen

Adalah kecenderungan penilai untuk

manajemen sumber daya manusia sehingga

membandingkan ternilai dengan pegawai

akan didapatkan nilai atas kemampuan yang

lainnya, bukan membandingkan kinerja

sesungguhnya

ternilai dengan standar kinerjanya. Pegawai

memudahkan perusahaan dalam mengelola

yang dijadikan sebagai pembanding oleh

modal perusahaan yang berupa modal

penilai umumnya adalah pegawai yang

sumber daya manusia untuk mencapai target

kinerjanya minimal, baik atau dianggap

dan tujuan perusahaan di masa yang akan

baik.

datang

Jika

perbandingan

dilakukan

dari

karyawan,

sehingga

berdasarkan penilaian kinerja , masih ada manfaatnya. Akan tetapi, jika pembanding

Daftar Pustaka

adalah sekedar pegawai yang disenangi

Bernardin HJ & Russel. 1996. Human Resources Management, New York: Mc Graw-Hill, Inc.

penilai, atau pegawai yang satu suku bangsa,

-87-

Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 3, September 2011

Munandar, 2001. Psikologi Industri Organisasi, Jakarta : Penerbit UI Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya manusia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Ino Yuwono, dkk., 2004, Psikologi Industi dan Organisasi, Surabaya : Universitas Airlangga

-88-

Noe, et.al, 2004, Fundamentals of Human Resources Management, New York : Mc Graw-Hill Cmpany, Inc. Jewell, LN & Marc Siegall, (Pujatmoko & Meitasari -penterjemah), 1990, Psikologi Industri/Organisasi Modern, Jakarta : Penerbit Arcan