PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PUTRI ADMI PERDANI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-Mail:
[email protected]
Abstract:The aims of this research is to get information and data about the effort to increase children’s social skills in grade B kindergarten through playing method of traditional games in TK Nurul ‘Ain, Desa Gue Gajah, Aceh Besar.Research method used action research method. This method conduced in two cycles according to Kemmis and Taggart model which consist of 4 stages (plan, action, observation, and reflection). Data collecting techniques used field notes, interview, documentation, and observation. Sample was taken from 20 children of 5-6 years old.The result of the research shows that children’s social skills through playing method of traditional games could increase of grade B kindergarten. Analysis of data obtained from the comparison between preintervency and post-intervency score. The end result of the overall analysis of the data is the percentage increase which showed from pre-intervency the class average is 42,55 up to 54,13 at posttest result. Keywords: Social Skills, Traditional Games, Playing Method
Abstrak:Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi dan data tentang upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial anak kelas B melalui metode permainan tradisional di TK Nurul 'Ain, Desa Gue Gajah, Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kemmis dan Taggrat yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Sampel terdiri dari 20 anak berusia 5-6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak TKkelas B melalui metode permainan tradisional bermain dapat meningkat sebesar 42,13% dari pra-intervensi rata-rata kelas dan 54,13% pada hasil posttest. Kata kunci:Keterampilan Sosial, Permainan Tradisional, Metode Bermain
Pendidikan anak usia dini adalah penting, mengingat anak berada pada masa “golden age”. Pada masa ini anak dapat belajar mempersiapkan dirinya untuk menjadi bagian dari kehidupan baik sebagai pribadi yang utuh maupun sebagai bagian dari kehidupan sosial masyarakat. Taman Kanak-Kanak merupakan wadah bagi anak belajar sambil bermain diajarkan, dan dituntut untuk mengi-
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada anak untuk belajar bersosialisasi melalui kegiatan bermain, dimana kegiatan dilakukan lebih pada situasi yang agak formal dan berstruktur sesuai dengan ukuran kurikulum yang berlaku dan sudah pasti kurikulum Taman KanakKanak. Di Taman Kanak-Kanak anak secara bertahap diperkenalkan
kuti berbagai keharusan yang kelak
129
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
di Sekolah Dasar dia temui dengan
metode yang sering dilakukan. Hasil
sikap dan cara yang menarik yaitu
pengamatan ditemukan masalah ten-
sambil bermain (Sari, 1996: 83-84)
tang keterampilan sosial, seperti:
Pendidikan anak usia dini
siswa yang cenderung senang dan
adalah penting, mengingat anak bera-
memilih bermain sendiri, tidak mau
da pada masa “goldenage”. Pada
berinteraksi dan bersosialisasi den-
masa inianak dapat belajar memper-
gan anak lain, mengasingkan diri,
siapkan dirinya untuk menjadi bagian
suka mengganggu anak lain, sukar
dari kehidupan baik sebagai pribadi
diatur, dan suka membantah. Selain
yang utuh maupun sebagai bagian
itu, para guru di TK Nurul ‘Ain
dari kehidupan sosial masyarakat.
adalah guru-guru yang sering menda-
Taman Kanak-Kanak merupakan wa-
patkan pelatihan dan seminar tentang
dah bagi anak belajar sambil bermain
pendidikan untuk anak TK, bahkan 2
yang bertujuan untuk memberikan
dari 7 orang guru di TK Nurul ‘Ain
kesempatan pada anak untuk belajar
merupakan guru yang berprestasi.
bersosialisasi melalui kegiatan ber-
Atas dasar ini pula peneliti merasa
main, dimana kegiatan dilakukan
ingin dan perlu memberikan motivasi
lebih pada situasi yang agak formal
juga inovasi kepada guru-guru di TK
dan berstruktur sesuai dengan ukuran
ini, terutama dalam rangka mening-
kurikulum yang berlaku dan sudah
katkan keterampilan sosial anak.
pasti
kurikulum
Taman
Kanak-
Kanak. Di Taman Kanak-Kanak
Keterampilan Sosial
anak secara bertahap diperkenalkan,
Seefeldt dan Barbour (1994:
diajarkan, dan dituntut untuk mengi-
57-59)
kuti berbagai keharusan yang kelak
keterampilan
di Sekolah Dasar dia temui dengan
keterampilan komunikasi, berbagi
sikap dan cara yang menarik yaitu
(sharing),
sambil bermain (Sari, 1996: 83-84)
berpartisipasi
dalam
masyarakat.
Anak-anak
Hasil observasi prapenelitian
mengatakan
bahwa
sosial
bekerja
meliputi:
sama,
dan
kelompok yang
di TK Nurul ‘Ain ditemukan bahwa
mempunyai kesadaran diri yang kuat,
kegiatan bermain bukanlah salah satu
siap untuk belajar hidup bersama
130
Peningkatan Keterampilan Sosial... Putri Admi Perdani
dengan
orang
lain.
berkomunikasi
Kemampuan
adalah
perilaku-
disiplin sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku).
untuk
Elksnin dan Elksnin (1999: 2)
digunakan individu dalam situasi-
mengidentifikasikan ciri-ciri ketera-
situasi
mpilan social, meliputi: perilaku
perilaku
yang
dipelajari
interpersonal
untuk memelihara
interpersonal;
lingkungan.
berhubungan dengan diri sendiri;
diperoleh
perilaku yang berhubungan dengan
melalui proses belajar, baik belajar
kesuksesan akademis; perilaku yang
dari orang tua sebagai figur yang
berhubungan
paling dekat dengan anak maupun
teman sebaya (peer acceptace); dan
belajar
keterampilan komunikasi.
memperoleh
dan
penguatan
dari
Keterampilan
sosial
dari
lingkungan
teman
sebaya
masyarakat.
dan
perilaku
dengan
yang
penerimaan
Perilaku interpersonal adalah
Walker
(Rosenberg, 1992: 41) menjelaskan
perilaku
keterampilan sosial secara umum
keterampilan yang digunakan selama
merupakan
dan
melakukan interaksi social yang
memberikan
disebut juga keterampilan menjalin
respon-respon
keterampilan seorang
yang individu
untuk
yang
persahabatan,
menyangkut
misalnya
memper-
mempertahankan hubungan positif
kenalkan diri, menawarkan bantuan
dengan
Penerimaan
dan memberikan atau menerima
teman-teman sebayanya, penguasaan
pujian. Keterampilan ini memung-
ruang
kinkan hubungan dengan usia dan
orang
kelas
memberikan
lain.
yang
baik
individu
dan untuk
jenis
kelamin.
Perilaku
yang
mengatasi secara efektif dan bisa
berhubungan dengan diri sendiri
diadaptasi
lingkungan
merupakan keterampilan mengatur
sosial.Pendapat diatas disimpulkan
diri sendiri dalam situasi sosial,
bahwa keterampilan sosial adalah
dengan kemampuan ini anak dapat
kemampuan berkomunikasi, bekerja-
memperkirakan
sama, berbagi, berpartisipasi, dan
yang mungkin akan terjadi dan
beradaptasi (bentuk simpati, empati,
dampak perilakunya pada situasi
mampu memecahan masalah serta
sosial
dengan
tertentu.
kejadian-kejadian
Perilaku
yang 131
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
berhubungan
dengan
akademis,meliputi:
kesuksesan
yang
serupa
diungkapkan
oleh
perilaku
atau
Tedjasaputra (2001: xvi) dimana
yang
dapat
bermain adalah dunia kerja anak usia
keterampilan
sosial
mendukung
prestasi
di
prasekolah dan menjadi hak setiap
sekolah. Perilaku yang berhubungan
anak untuk bermain, tanpa dibatasi
dengan penerimaan teman sebaya
usia. Berdasarkan pengertian di atas,
(peer acceptace).
maka
belajar
dapat
disimpulkan
bahwa
bermain pada masa kanak-kanak Bermain Permainan Tradisional
merupakan
kegiatan
keseharian
suatu
sebagai dasar pembelajaran yang
sarana yang memungkinkan anak
dilakukan dengan serius oleh setiap
berkembang secara optimal. Bermain
anak secara alamiah mengenai diri
dapat
sendiri
Bermain
merupakan
mempengaruhi
semua
dan
lingkungannya
dan
perkembangan dengan memberikan
pekerjaan anak yang menunjukkan
kesempatan
tingkah laku yang menyenangkan,
kepada
anak
untuk
belajar tentang dirinya sendiri, orang lain
dan
lingkungan.
dinamis, aktif, dan konstruktif. Permainan
Bermain
tradisional
memberikan kebebasan kepada anak
merupakan salah satu folkfore yang
untuk
beredar
berimajinasi,
bereksplorasi,
secara
lisan
dan
turun
dan menciptakan sesuatu (Carron &
termurun serta banyak mempunyai
Jan,
variasi
1999: 21).Bruner
(Hurlock,
sehingga
permainan
1980: 121) bermain adalah kegiatan
tradisional dipastikan usianya sudah
yang serius dan merupakan kegiatan
tua, tidak diketahui asal usulnya juga
pokok dalam masa kanak-kanak.
tidak
Mayesky (1990: 196) mengatakan
menciptakan
bagi anak-anak bermain adalah hal
(Danandjaya, 1987: 171). Permainan
yang mereka lakukan sepanjang hari
tradisional disebut juga permainan
karena hidupnya adalah bermain.Ki
rakyat, merupakan permainan yang
Hajar
243)
tumbuh dan berkembang pada masa
merupakan
lalu terutama tumbuh di masyarakat
kegiatan keseharian setiap anak. Hal
pedesaan (Yunus, 1981). Permainan
Dewantara
mengatakan
132
(1977:
bermain
diketahui
siapa
permainan
yang tersebut
Peningkatan Keterampilan Sosial... Putri Admi Perdani
tradisional tumbuh dan berkembang
permainan.
berdasarkan kebutuhan masyarakat
dimainkan secara bersamaan atau
setempat.Kebanyakan
kelompok.Kekuatan
permainan
Permainan
tradisional
dari
bermain
tradisional,
yaitu
tradisional dipengaruhi oleh alam
permainan
sekitarnya,
mengutamakan interaksi sosial yang
sehingga
menarik,
menghibur sesuai dengan kondisi
mengutamakan
masyarakat saat itu.
kekompakan, saling asah asih asuh,
Nilai-nilai
budaya
kerjasama,
yang
dan melatih emosi serta moral anak,
terkandung
dalam
permainan
karena dalam proses bermaian anak
tradisional
menurut
Sukirman
dituntut untuk bermain jujur, adil dan
Dharmamulya (Andang Ismail, 2006:
penuh tanggung jawab.Permainan
106), antara lain: melatih sikap
tradisional memiliki nilai-nilai luhur
mandiri;
mengambil
dan pesan moral, seperti: nilai-nilai
keputusan; penuh tanggung jawab;
kebersamaan, kejujuran, tanggung
jujur; sikap dikontrol oleh lawan;
jawab, lapang dada (kalau kalah),
kerjasama; saling membantu dan
dorongan berprestasi, menghargai
saling
orang lain,
berani
menjaga;
kepentingan
membela
kelompok;
berjiwa
aktif,
keakraban,
kreatif,
toleransi,
kemandirian,
demokrasi; patuh terhadap peraturan;
kepedulian
penuh
sekitar, solidaritas, sportivitas, dan
perhitungan;
ketepatan
terhadap
lingkungan
tidak
taat pada aturan, jika pemain dapat
cengeng; berani; bertindak sopan;
menghayati, menikmati, dan mampu
dan bertindak luwes.
menikmati
permainan.
permainan
tradisional
memiliki
permainan
fleksibel, yaitu dapat dimainkan di
berpikir
dan
bertindak;
Karakteristik tradisional tradisional
adalah
menggunakan
alam
Permainan sifat
yang
dalam ruangan maupun di luar
sekitar sebagai sumber bermain dan
ruangan
(walau
sebagai sumber alat permainan yang
dimainkan
didukung kemampuan dan kreativitas
lapangan terbuka) dan peraturan
dalam menggunakan bahan yang ada
permainan pun dapat disesuaikan
di lingkungan sekitar menjadi alat
dengan kesepakatan para pemain.
di
luar
lebih
banyak
ruangan/
di
133
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
Pengalaman
yang
didapat
dari
45,61% dan 38,60% masuk kedalam
pemainnya merupakan pengalaman
kriteria
“cukup”,
yang bersifat emosional yang lahir
kenaikan sebesar 42,55%. Hasil
dari kontak fisik dan kontak mata
dengan
penelitian
rerata
post-
intervensi diperoleh data seorang
juga komunikasi antarpemain.
siswa
yang
mencapai
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
jumlah
dinyatakan
target” nilai
“belum
yaitu
dengan
sebesar
69,30%
metode penelitian tindakan (action
walaupun termasuk ke dalam kriteria
research)
“baik”.
model
Kemmis
dan
Seorang
siswa
mampu
Taggart, yang meliputi: perencanaan,
mencapai peningkatan keterampilan
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
sosial dengan nilai sempurna yaitu
Tindakan yang diberikan permainan
sebesar 100%, dengan rerata sebesar
tradisional
54,13.
galasin,
kejar-kejaran
Hasil pre-test dan post-test
(Kriim), dan lompat.Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan
terjadi
peningkatan
metode wawancara, observasi, dan
adaptasi yaitu indikator ke-16 (Anak
observasi. Penelitian dilaksanakan
mau
pada bulan januari-maret 2013 di TK
terjadi perubahan pada keterampilan
Nurul Ain, Desa Gue Gajah, Aceh
anak untuk mau memberikan pujian
Besar.Subjek penelitian adalah siswa
kepada temannya ketika bermain
kelompok B (usia 5 hingga 6 tahun).
bersama.
memberikan
pada
pujian),
Peningkatan
aspek
yaitu
terendah
terjadi pada aspek partisipasi yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN Data praintervensi diperoleh
indikator ke-12 (anak mau bermain dengan teman dekat) karena sudah
data sebanyak 4 orang siswa (20%)
banyak
dinyatakan “belum mencapai target”,
mempraktikkan
yaitu
sosialnya dalam hal mau bermain
2
orang
siswa
dengan
presentase nilai 68,42% dan 57,89% masuk kedalam kriteria “baik”; 2 orang siswa dengan presentasenilair 134
anak
dengan teman dekat.
yang
mampu
keterampilan
Peningkatan Keterampilan Sosial... Putri Admi Perdani
berperan
SIMPULAN Keterampilan sosial anak di
motivator
sebagai
fasilitator
untuk
dan
memberikan
kelas B3 TK Nurul ‘Ain mengalami
bimbingan, arahan, dan motivasi
peningkatan
serta
setelah
distimulus
dengan
menggunakan
bermain
permainan
(Galasin,
Kriim,
penguatan
berdasarkan
metode
kebutuhan dan karakter siswadengan
tradisional
memberikan contoh nyata pada anak
dan
Lompat
sesuai dengan lingkungan.
Karung). Hal ini dilihat dari hasil pra-intervensi dimana keterampilan
SARAN Hendaknya
sosial yang dimiliki siswa B3 secara
terus
keseluruhan sebesar 851 dengan
menggali
rerata 42,5. Tindakan siklus I terjadi
potensi yang dimiliki setiap siswa
peningkatan sebesar 939,5 dengan
dengan menerapkan metode-metode
rerata 47 dan siklus II sebesar 1039,5
yang menyenangkan, inovatif, dan
dengan
post-
kreatif. Kepala sekolah memberikan
intervensi diperoleh adalah 1082,5
pembinaan, arahan, dan motivasi
dengan
kepada guru agar mau menjadi guru
rerata
rerata
tradisional
52.
Data
54,1.
cukup
Permainan
efektif
untuk
yang
dan
guru
mengembangkan
berdedikasi
tinggi
dan
dijadikan menu pembelajaran dalam
memantau kegiatan pembelajaran,
meningkatkan keterampilan sosial
baik di dalam kelas maupun di luar
anak di kelas B3 TK Nurul ‘Ain.
kelas, terutama dalam penekanan
Permainan tradisional yang
“belajar sambil bermain”. Orang tua
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
dapat memberikan perhatian yang
galasin, kriim, dan lompat karung;
cukup,
memiliki
bimbingan,
dan
mau
karakteristik
permainan
bekerjasama dengan guru dalam
mengasahdan
mampu
kegiatan pembinaan anak, karena
memberikan stimulus kepada siswa
tanpa kerjasama maka sulit mencari
dalam interaksi teman sebaya berupa
jalan keluar bagi permasalah yang
kebersamaan,
dihadapi putra-putri kita.
yang
nikasi,
berbagi,
partisipasi
kemampuan
berkomu-
aktif
serta
beradaptasi.Guru 135
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
DAFTAR PUSTAKA Adiwikarta, Sudardja, Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1988. Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education. Sixth Edition. United States of America: Pearson Education, Inc., 2007. Carron, Carol E. & Ellen Jan, Early Childhood Curricullum: Creative Play Model. New Jersey, USA: Prentice-Hal. Inc., 1999. Danandjaya, James. Folklore Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1987. Dewantara, Ki Hajar, Bagian Pertama - Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1997. Elksnin & Elksnin, Keterampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir. 1999. (http:f4jar.multiply.com/jou rnal/item/191) (diakses 23 April 2012) Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006. Ismail, Andang. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media, 2006.
136
Jarolimek, John. Social Competencies and Skill: Learning to Teach as an Intern. New York: McMillan Publishing, 1977. Mayesky, Mary, Creative Activities for Young Children. Fourth Edition. New York: Delmar Publishers Inc.,1990. McIntyre, Teaching Social Skills to Kids Who Don’t Have Them Now Behavior Advisor. New York: Merril, an Imprint of Macmillan Publishing Company, 2005. Osland, Joice. S, David Kolb, dan Irwin Rubin, The Organizational Behavior Reader. New Jersey: Prentice Hall, 2002. Rosenberg, Michael S., et.al.,Educating Students With Behavior Disorders. Boston London: Allyn and Bacon, 1992. Sari, Dini P. Daeng, Metode Mengajar di Taman KanakKanak.Bagian II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1996. Seefeldt, Carol dan Nita Barbour, Early Childhood Education.An Introduction.Third Edition. New York: Macmillan College Publishing Company, 1986. Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan, dan Permainan.Jakarta: PT Grasindo, 2001.