PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI PANCASILA SEBAGAI DASAR

Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ... Peran Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan i...

107 downloads 625 Views 308KB Size
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG

Oleh : Drs. Wawan Setiawan,MM. TRI MULYANI, SPd, SH, M.H.

DIBIAYAI OLEH UNIVERSITAS SEMARANG SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DOSEN UNIVERSITAS SEMARANG NOMOR : 061.15/USM.H8/L/2014

UNIVERSITAS SEMARANG 2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG Wawan Setiawan dan Tri Mulyani Dosen Universitas Semarang RINGKASAN Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi, dapat memberikan peluang kepada ilmuwan untuk bertindak tanpa memperhatikan nilainilai Pancasila. Keadaan yang demikian perlu diantisipasi dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi. Peningkatan pemahaman mengenai Pancasila sebagai dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan dapat memberikan jalan keluar terhadap beberapa masalah yang dihadapi, diantaranya: 1. Kurang pahamnya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang mengenai dampak positif dan negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi. 2. Kurang mengetahuinya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang mengenai persoalan nilai atau dimensi moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Kurang dapatnya peserta didik SMA Kesatrian I Semarang menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di SMA Kesatrian I Semarang dengan peserta sebanyak 44 orang yang terdiri dari perwakilan pengurus OSIS. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan penyuluhan dan Tanya jawab. Untuk mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan diberikan kuesioner, baik sebelum maupun sesudah penyuluhan. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diberikan kepada peserta, baik sebelum maupun sesudah penyuluhan dilakukan, mengalami peningkatan pemahaman terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi sebesar 18.18%.

SUMMARY The lack of understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication technology, can provide an opportunity for scientists to act without regard to the values of Pancasila. Such circumstances should be anticipated by performing community service to improve the understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication technology. Increased understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication technology, is expected to provide solutions to some of the problems encountered, including: 1. Less than high school students understanding Kesatrian I Semarang on the effects of positive and negative developments in science and information and communication technology. 2. Less than high school students know Kesatrian I Semarang on the question of value or moral dimension in the development of science and information and communication technology. 3. Less failure by high school students Semarang Kesatrian I apply the values of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication technology. Community service was held at the high school I Kesatrian Semarang with as many as 44 participants consisting of representatives of the management council. The method used in this devotion is the extension and question and answer. To measure the participants' level of understanding of Pancasila as the basis for the development of science and information and communication technology, namely the questionnaires given both before and after counseling. Based on the results of data processing of the questionnaires given to the participants, both before and after counseling done, increased understanding of Pancasila as the basis for the development of science and technology information and communications at 18:18%.

PENDAHULUAN Analisis Situasi Pengaturan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) bidang Informasi dan Komunikasi dapat diketemukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronoik (ITE). Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi ini dalam kehidupan manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini secara ekstensif telah mampu menjangkau semua bidang kehidupan manusia. Setiap aktivitas manusia tanpa disadari tidak bisa terlepas dan selalu menggunakan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang pada kenyataan riilnya semua kebutuhan itu dapat tercukupi olehnya. Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronoik (ITE), pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi bangsa Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi. Fasilitas Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang disediakan oleh pemerintah ini dapat dipergunakan untuk kemudahan dalam berbagai bidang dalam kehidupan seharihari, seperti misalnya pemanfaatan dalam bidang bisnis, perbankan, industri, pertahanan dan keamanan termasuk juga bidang pendidikan. Di bidang pendidikan keberadaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat dibutuhkan untuk mempermudah proses belajar mengajar.

Produk Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang sering dipergunakan antara lain LCD, Komputer, Laptop, Internet, dan lain-lain. Salah satu produk Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sangat membatu para pelajar atau peserta didik dalam proses belajar adalah Internet. Dengan memasuki dunia internet, tanpa bantuan pendidik, para pelajar atau peserta didik dapat dengan mudah memperoleh materi-materi untuk mengerjakan tugastugas di rumah. Selain itu para pelajar atau peserta didik juga dapat membaca apa saja tanpa membuka buku untuk memperluas wawasan pengetahuan. Di bidang pendidikan, Internet adalah salah satu bagian dari teknologi yang dianggap sangat penting dalam mengakses informasi dan sarana untuk berkomunikasi, tetapi sekaligus dapat menjadi malapetaka jika terjadi penyalahgunaan dan tidak dimanfaatkan secara bijaksana. Penyalahgunaan produk ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi berupa internet di bidang pendidikan sering terjadi. Fungsi utama internet adalah untuk mempermudah proses belajar demi mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dan mencetak generasi penerus yang bermoral dan beraklhak mulia, namun jika teknologi tersebut disalahgunakan maka dapat merusak mentalitas dan moral penggunanya. Seperti misalnya seorang pelajar awalnya tidak berniat untuk melihat pornografi dan akan memanfaatkan internet untuk tujuan baik, tetapi situs pornografi ini dapat muncul secara tiba-tiba saat seorang pelajar mencari bahan informasi untuk tugas sekolahnya atau untuk keperluan lainnya. Seorang pelajar yang masih lugu belum dapat menilai baik atau buruknya suatu hal, menjadi obyek sasaran para pebisnis situs pornografi. Sebagian kalangan dengan membuat situs-situs pornografi di internet, merupakan sebuah bisnis yang menjanjikan penghasilan

yang sangat besar. Industri pornografi di Indonesia berkembang sangat pesat. Dalam seminggu ada lebih dari 4.000 situs porno dibuat. Di Indonesia lebih dari 500 judul film porno lokal beredar di Indonesia, dengan peredaran uang mencapai Rp 19,6 miliar. Situs-situs pornografi di internet tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapapun termasuk para pelajar atau peserta didik . Dampak dari bisnis ini, berupa kejahatan seksual yang menimpa kalangan siswa, dan anak-anak remaja bahkan anak di bawah umur seperti maraknya pemerkosaan, hamil di luar nikah, penyakit kelamin, dan berbagai dampak buruk lainnya. Berdasarkan Hasil survei Komnas Perempuan mencatat bahwa jumlah kejahatan seksual pada wanita dan anakanak di tanah air setiap tahun meningkat, tahun 2007 sebanyak 642 kasus, 2008 sebanyak 764 kasus, 2009 sebanyak 705 kasus, 2010 sebanyak 926 kasus, 2011 sebanyak 1.075 kasus, dan 2012 sebanyak 1.591 kasus. Sedangkan di akhir tahun 2013 menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang disampaikan Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Ridwan jika dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah kasus yang muncul pada tahun 2013 meroket tajam hingga mencapai 60 persen yaitu 3.023 kasus . Korban paling banyak anak perempuan dan rata-rata berasal dari kelas ekonomi bawah. Berdasarkan klasifikasi usia, dari 3.023 kasus tersebut, sebanyak 1.291 kasus (45 persen) terjadi pada anak berusia 13 hingga 17 tahun. Adapun korban berusia 6 hingga 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 persen) dan usia 0 hingga 5 tahun, sebanyak 849 kasus atau 29 persen. Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, dapat dikatakan bahwa dengan semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini, ternyata dapat menimbulkan dampak bagi manusia itu sendiri. Dampak tersebut

dapat dilihat dari segi positif dan negatifnya. Dari segi positif dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi mampu memfasilitasi kebutuhan hidup manusia, bahkan mampu memanjakan manusia dengan hasil ciptaan dunia artifisialnya. Dari sisi negatif, dapat dikatakan bahwa pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi modern ini dapat menimbulkan potensi berbagai jenis kejahatan yang dapat menghancurkan mentalitas dan moral generasi muda penerus bangsa. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini harus senantiasa berorientasi pada Pancasila. Peran Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ini harus sampai pada penyadaran bahwa dalam mengembangkan ilmu harus berpegang teguh pada kaidah keilmuwan yang mencakup berbagai pertimbangan etis, religius, humanis, nasionalis, demokratis dan berkeadilan sosial (kelima nilai Pancasila) bagi kehidupan manusia yang berbudaya. Melihat obyek sasaran kejahatan teknologi informasi dan komunikasi lewat internet adalah para pelajar atau peserta didik, anak-anak remaja bahkan anak-anak di bawah umur termasuk di dalamnya para pelajar atau peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang, maka Tim Pengabdian Universitas Semarang akan melakukan pengabdian masyarakat dengan judul “Peningkatan Pemahaman Mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi” di SMA Kesatrian 1 Semarang. Perumusan Masalah 1. Kurang pahamnya peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai dampak positif dan negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi

dan Komunikasi 2. Kurang mengetahuinya peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai persoalan nilai atau dimensi moral dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Kurang dapatnya peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang menerapkan nilainilai Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Tujuan Kegiatan 1. Agar peserta didik lebih mengerti dan paham mengenai dampak positif dan negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2. Agar peserta didik lebih mengerti dan paham mengenai persoalan nilai atau dimensi moral dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Agar peserta didik lebih mengerti, memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi MATERI DAN METODE Kerangka Pemecahan Masalah Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diselenggarakan di SMA Kesatrian 1 Semarang. Kegiatan ini dikhususkan pada peserta didik dan dilaksanakan dengan mengadakan penyuluhan mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Metode dalam pengabdian ini dilakukan dengan penyuluhan dan tanya jawab. Sebelum penyuluhan dilakukan, Tim Pengabdian memberikan kuesioner (Pre Test) kepada peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai Pancasila Sebagai

Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman peserta didik sebelum dilakukan penyuluhan. Sesudah penyuluhan, peserta didik diberikan kuesioner lagi (Post Test). Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik setelah penyuluhan dilakukan. Kuesioner ini sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta didik sebelum dan sesudah penyuluhan dan tanya jawab. Kuesioner (sebelum penyuluhan)

Penyu luhan

Tanya jawab

Kuesione r (setelah penyuluh an)

Penyuluhan

Realisasi Pemecahan Masalah Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, perlu adanya kegiatan pengabdian kepada peserta didik yang dilakukan melalui penyuluhan dan tanya jawab. Sebelum dilakukan penyuluhan diberikan kuesioner kepada peserta, hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh peserta mengetahui dan memahami mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Kemudian dilakukan penyuluhan oleh Tim Pengabdian Universitas Semarang mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Setelah penyuluhan, diadakan tanya jawab atau diskusi untuk memberikan informasi dan jalan keluar kepada peserta mengenai hal-hal yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka pahami mengenai penyidikan tindak pidana lalulintas dan angkutan jalan atau mengenai kasus tindak

pidana yang ada di sekitar mereka. Tahap akhir untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman peserta didik setelah diadakannya penyuluhan, diberikan kuesioner sehingga dapat diukur mengenai peningkatan pemahaman atau keberhasilan dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat. Khalayak Sasaran Peningkatan pemahaman ini ditujukan pada peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang khususnya Pengurus OSIS. Khalayak sasaran tersebut hampir mewakili semua unsur peserta didik yang ada di SMA Kesatrian 1 Semarang, hal ini dikarenakan peserta didik SMA merupakan peserta didik yang mulai banyak menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berupa internet, sehingga perlu untuk diberikan pemahaman mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Diharapkan nantinya apabila setelah dilakukan peningkatan pemahaman melalui penyuluhan, peserta didik tersebut dapat menyampaikan atau menyebarluaskan kepada masyarakat lain yang belum paham mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi dan yang belum memahami bahwa Pancasila merupakan moralitas bangsa yang nilainilainya mampu menangkal nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia Metode yang Digunakan 1. Metode yang pertama adalah pemberian kuesioner kepada peserta penyuluhan (Pre Test). Kuesioener sebelum penyuluhan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman peserta didik selama ini mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. 2. Metode yang kedua adalah penyuluhan, dalam penyuluhan ini akan diberikan penjelasan dan pemahaman kepada peserta didik mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. 3. Metode yang ketiga adalah tanya jawab. Metode ini digunakan untuk menjawab hal-hal yang tidak diketahui atau belum dipahami oleh peserta didik mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. 4. Metode yang keempat dilakukan dengan memberikan kuesioner lagi setelah dilakukan penyuluhan dan tanya jawab (Post Test). Hal ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik setelah dilakukan penyuluhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Untuk memberikan pemahaman mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi berupa internet kepada peserta didik khususnya SMA Kesatrian 1 Semarang, perlu dilakukan secara bertahap sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal. Pada umumnya peserta didik yang duduk di bangku SMA ataupun SMK sudah menggunakan teknologi informasi berupa internet. Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang dilaksanakan di SMK Kesatrian 1 Semarang, dimulai dengan memberikan kuesioner kepada peserta penyuluhan yaitu seluruh Pengurus OSIS. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman peserta

didik mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi sebelum diadakan penyuluhan. Setelah dilakukan penyuluhan kembali diberikan kuesioner, sehingga dapat diketahui peningkatan pemahaman peserta didik mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan. Jumlah peserta didik yang hadir dalam penyuluhan ini ada 44 orang, yang keseluruhan merupakan pengurus OSIS. Seluruh dari peserta penyuluhan ini, menggunakan alat teknologi informasi berupa internet sehingga tepat apabila pengabadian kepada masyarakat ini diberikan kepada mereka. Pembahasan Setelah dilakukan pengolahan data, dari 44 peserta didik yang mengikuti penyuluhan ada peningkatan pemahaman mengenai Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi sekitar 18,18%. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner yang diberikan kepada peserta sebelum diadakan penyuluhan dan setelah penyuluhan dilaksanakan. Prosentase diambil dari jumlah pernyataan “tahu” sebelum penyuluhan dan jumlah pernyataan “tahu” setelah dilaksanakan penyuluhan. Dari jumlah tersebut dapat diketahui tingkat pemahaman masing-masing peserta sebelum dan sesudah penyuluhan mengenai pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam kuesioner, berdasarkan hasil kuesioner : 1. Untuk pernyataan pertama mengenai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronoik (ITE). Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan

dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 2 orang dan yang menjawab tidak tahu 42 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 42 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi 2 orang. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 90,92%. 2. Untuk pernyataan kedua mengenai pemanfaatan IPTEK Informasi dan Komunikasi bagi bangsa Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. 3. Untuk pernyataan ketiga mengenai banyak terjadi penyalahgunaan IPTEK Informasi dan Komunikasi disekitar kita. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. 4. Untuk pernyataan keempat mengenai banyak terjadi penyalahgunaan IPTEK Informasi dan Komunikasi oleh peserta didik. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi

5.

6.

7.

8.

kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. Untuk pernyataan kelima mengenai dampak positif IPTEK Informasi dan Komunikasi mampu memfasilitasi kebutuhan hidup manusia. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. Untuk pernyataan keenam mengenai dampak negatif internet memunculkan banyak beragam kejatahan yang dapat merusak mentalitas dan moralitas generasi muda penerus bangsa. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. Pernyataan ke tujuh yang menyatakan bahwa Nilai-nilai Pancasila harus sebagai dasar pengembangan IPTEK Informasi dan Komunikasi. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. Untuk pernyataan ke delapan bahwa Nilai-nilai Pancasila mampu menangkal segala bentuk kejahatan. Terhadap pernyataan ini, dari 44 peserta, sebelum

penyuluhan dilaksanakan, yang menjawab tahu pernyataan tersebut 43 orang dan yang menjawab tidak tahu 1 orang. Setelah dilaksanakan penyuluhan, yang menjawab tahu menjadi 44 orang dan yang menjawab tidak tahu menjadi kosong. Dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman 2,27%. Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah diberikan kepada peserta penyuluhan baik sebelum maupun sesudah dilakukan penyuluhan, terdapat peningkatan pemahaman dari peserta penyuluhan yaitu peserta didik dari SMA Kesatrian 1 Semarang. Meskipun peningkatan pemahaman terhitung kecil sekitar 18,18% tapi hal ini menunjukkan adanya respon dari peserta penyuluhan. Para peserta didik yang mengikuti penyuluhan mulai mengerti bahwa nilai-nilai Pancasila mampu menangkal segala bentuk kejahatan sehingga mereka mulai menyadari akan pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berupa internet dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat ini, para peserta didik menjadi paham bahwa ketika tiba-tiba saat belajar muncul situs porno atau sesuatu tayangan yang bersifat a moral, kejahatan atau segala sesuatu yang menimbulkan dampak negative maka harus menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai filter ataupun perisai untuk pertahanan diri sehingga dapat terhindar dari dampak negative yang tidak diinginkan tersebut. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdian dari MKU Pendidikan Kewarganegaraan Dan Pancasila Universitas Semarang, dapat menambah pemahaman peserta didik terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronoik (ITE) dan Pancasila Sebagai

Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi tersebut. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan 1. Faktor Pendukung Dalam kegiatan Pengabdian yang dilakukan di SMA Kesatrian 1 Semarang, apabila dibandingkan dengan factorfaktor penghambat, ternyata factor pendukung lebih banyak dirasakan, antara lain: a. Adanya respon positif dari berbagai pihak, mulai dari perizinan instansi terkait, sampai kepada respon seluruh siswa peserta pengabdian, sehingga program pengabdian dapat berjalan dengan lancer. b. Program kegiatan ini tepat sasaran, sebab ternyata siswa SMA Kesatrian 1 Semarang hampir semua belum memahami tentang Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi 2. Factor Penghambat Disamping terdapat factor pendukung, tentunya dalam setiap kegiatan ada factor penghambat, meskipun sekecil apa. Pada dasarnya kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di SMA Kesatrian 1 Semarang tidak mengalami hambatan yang signifikan, hanya bersifat teknis, yaitu berkenaan dengan waktu pelaksanaan kegiatan.

KESIMPULAN 1. Pemahaman peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai dampak positif dan negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi menunjukkan adanya peningkatan 2,27%, itu artinya bahwa

terdapat respon yang positif dari para peserta didik mengenai pentingnya mengetahui dampak positif dan negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2. Pemahaman peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai persoalan nilai atau dimensi moral dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi menunjukkan adanya peningkatan 2,27%, itu artinya bahwa terdapat respon yang positif dari para peserta didik mengenai pentingnya persoalan nilai atau dimensi moral dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Pemahaman peserta didik SMA Kesatrian 1 Semarang mengenai penerapan nilainilai Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi menunjukkan adanya peningkatan 18,18%, itu artinya bahwa terdapat respon yang positif dari para peserta didik mengenai pentingnya penerapan nilainilai Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi SARAN 1. Perlunya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang lebih berkesinambungan dalam bentuk perjanjian kerjasama pengabdian (MOU) sebagai wadah hukum sehingga dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan pengabdian mengenai topik Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi maupun dengan topik-topik yang lain, sehingga para peserta didik SMA Kesatrian I Semarang dan khalayak masyarakat pada umumnya lebih merasakan manfaatnya. 2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan lebih efektif apabila melibatkan

para ilmuwan sebagai pihak pencipta dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi agar didalam menciptakan inovasi baru memperhatikan persoalan nilai atau dimensi moral sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang kemungkinan terjadi. 3. Keefektifan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi dan Komunikasi diperlukan kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan, sehingga iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman (without religion is blind, religion science is lame artinya bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

Perpustakaan Nasional) Jalan Hasanudin No. 30 Salatiga. 2002 Sutardjo, Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Tarsito, Bandung. 1992 Suteng Sulasmono, Bambang. Mengkaji Ulang Dasar Negara Pancasila (Materi Pendidikan Pancasila). Salatiga, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kewarganegaraan Dan Demokrasi Jurusan Studi PPKn - FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana. 2002 Widisuseno, Irianto, Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu, FIB-Universitas Diponegoro Semarang. 2013 Van Melsen, Ilmu Pengetahuan Dan Tanggungjawab Kita, Kanisius, Yogyakarta. 1987

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronoik (ITE)

Buku-buku: AYS. Memahami Sejarah Bangsa Indonesia (Materi Pendidikan Pancasila). Salatiga, Widya Sari Pers (Anggota