PENJURUSAN SMU DENGAN FUZZY C-MEANS

Download Penerapan algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan di Sekolah ...... Susanto [6] mengkaji tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk m...

0 downloads 441 Views 638KB Size
PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

Oleh : BAHAR

P31.2008.00539

Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2011 1

1

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PENGESAHAN STATUS TESIS JUDUL

: PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

NAMA

: BAHAR

NPM

: P31.2008.00539

mengijinkan Tesis Magister Komputer ini disimpan di Perpustakaan UniversitasDian Nuswantoro dengan syarat-syarat kegunaan sebagai berikut: 1. Tesis adalah hak milik Universitas Dian Nuswantoro 2. Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro dibenarkan membuat salinanuntuk tujuan referensi saja. 3. Perpustakaan juga dibenarkan membuat salinan Tesis ini sebagai bahanpertukaran antar institusi pendidikan tinggi. 4. Berikan tanda √ sesuai dengan kategori Tesis □ Sangat Rahasia □ Rahasia □ Biasa Disahkan oleh:

……………………………………… ……………………….…………… Bahar

Dr. Abdul Syukur

Alamat Tetap: Jl. Ir. PM. Noor- Perum. GADIK B/14 Sei Ulin Banjarbaru Tanggal :

Tanggal :

2

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERNYATAAN PENULIS

JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA

: BAHAR

NPM

: P31.2008.00539

“Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang masingmasing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain yang mengklaim bahwa Tesis ini sebagai karyanya, yang disertai dengan buktibukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Magister Komputer saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut”.

Semarang, 17 Maret 2011

BAHAR Penulis

3

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TESIS

JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA

: BAHAR

NPM

: P31.2008.00539

Tesis ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 17 Maret 2011

Dr. Ing.Vincent Suhartono Pembimbing Utama

Romi Satria Wahono, M.Eng Pembimbing Pembantu

Dr. Abdul Syukur Direktur MTI UDINUS

4

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TESIS

JUDUL : PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS NAMA

: BAHAR

NPM

: P31.2008.00539

Tesis ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang Tesis tanggal 16 Maret 2011. Menurut pandangan kami, Tesis ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Magister Komputer (M.Kom.)

Semarang, 17 Maret 2011 Dewan Penguji:

Dr. Stefanus Santosa, M.Kom Ketua

Dr. Ing. Vincent Suhartono Pendamping

M. Arief Soeleman, M.Kom Anggota 1

H. Himawan, M.Kom Anggota 2

5

ABSTRACT

Appropriate curriculum applicable across Indonesia, 10th grade high school student who went up to class 11 will experience a selection of majors (majors). Majors are available at the high school fields of interest include the Natural Sciences, Social Sciences, and Language Sciences. Majors will be tailored to students' abilities in areas of interest that exist, the aim for later in life, lessons will be given to students to be more focused because it has been in accordance with capability in the field of interest. One consideration for selecting students are majoring in determining student achievement in semesters one and two (grade 10) in the form of a score value. Less accurate election process majors with manual systems at high schools or cause the need for a use of computational methods to classify students majoring in the election process. Fuzzy C-Means algorithm is an algorithm that is easy and often used in data clustering technique kerana efsien make an estimate and does not require many parameters. Several studies have concluded that the Fuzzy C-Means algorithm can be used to classify data based on certain attributes. This research will be used Fuzzy CMeans algorithm to cluster high school student data based on the value of core subjects for the majors. This study also examined the accuracy of Fuzzy C-Means algorithm in determining the majors in high school. Application of Fuzzy C-Means algorithm in determining the majors in high school students in 81 samples tested in this study show that the Fuzzy C-Means algorithm has a higher degree of accuracy (average 78.39%), compared with the method manually determining the direction has been done (only have an average accuracy level of 56.17%).

Keywords: Clustering, Majors Students, Completeness Minimum Criteria, Fuzzy C-Means

6

ABSTRAK

Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas 10 SMA yang naik ke kelas 11 akan mengalami pemilihan jurusan. Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi bidang minat Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan siswa pada bidang minat yang ada, tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan kemampuan pada bidang minatnya. Salah satu pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi siswa pada semester satu dan dua (kelas 10) dalam bentuk skor nilai. Kurang akuratnya proses pemilihan jurusan dengan sistem manual pada Sekolah Menengah Atas menyebabkan perlunya suatu penggunaan metode komputasi untuk mengelompokkan siswa dalam proses pemilihan jurusan. Algoritma Fuzzy C-Means merupakan satu algoritma yang mudah dan sering digunakan di dalam teknik pengelompokan data kerana membuat suatu perkiraan yang efsien dan tidak memerlukan banyak parameter. Beberapa penelitian telah menghasilkan kesimpulan bahwa algoritma Fuzzy C-Means dapat dipergunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan atribut-atribut tertentu. Pada penelitian ini akan digunakan algoritma Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan data siswa Sekolah Menengah Atas berdasarkan Nilai mata pelajaran inti untuk proses penjurusan. Penelitian ini juga menguji tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan pada Sekolah Menengah Atas. Penerapan algoritma Fuzzy C-Means dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas pada 81 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Algoritma Fuzzy C-Means memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (rata-rata 78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %).

Kata Kunci : Klastering, Penjurusan Siswa, Kriteria Ketuntasan Minimum Fuzzy C-Means

7

ACKNOWLEDGMENTS

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rakhmat- Nya sehingga tesis dengan judul “Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Atas Dengan Algoritma Fuzzy C-Means” ini dapat diselesaikan dengan baik. Disadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan beberapa pihak, tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak DR. Abdul Syukur selaku Direktur Magister Teknik Informatika yang telah memfasilitasi selama perkuliahan berlangsung hingga terselesaikannya penulisan tesis ini. 2. Bapak DR. Ing. Vincent Suhartono dan bapak Romi Satria Wahono, M.Eng selaku pembimbing tesis, yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan selama penyusunan tesis. 3. Seluruh Staf Pengajar Magister Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, yang telah membagi pengetahuannya selama proses perkuliahan. 4. Seluruh Staf Administrasi Magister Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro, yang telah membantu urusan administratif selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis ini. 5. Staf Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, yang telah membantu kelancaran proses peneliatain. 6. Keluarga tercinta dan kawan-kawan yang telah membantu secara moril dan materil selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini. Disadarari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga saran dan koreksi sangat dibutuhkan dalam proses penyempurnaannya. Semoga tesis ini memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Semarang, Maret 2011

PENULIS

8

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i PENGESAHAN STATUS TESIS ............................................................................... 1 PERNYATAAN PENULIS ........................................................................................ iii PERSETUJUAN TESIS ............................................................................................. iv PENGESAHAN TESIS ............................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii ACKNOWLEDGMENTS ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. 10 DAFTAR TABEL ................................................................................................... x10 BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6 1.5. Metode Penelitian ................................................................................................. 6 BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 9 2.1. Tinjauan Studi ....................................................................................................... 9 2.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 10 2.2.1. Konsep Clustering dalam Data Mining ..................................................... 10 2.2.2. Algoritma Clustering ................................................................................. 13 2.2.3. Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) ........................................... 15 2.2.4. Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means ................................................. 18 2.2.5. Sistem Penilaian dan Penjurusan di Sekolah Menengah Atas ................... 34 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 37 3.1. Metode Penelitian .............................................................................................. 37 3.1.1

Jenis Penelitian ........................................................................................ 37

9

3.1.2

Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 37

3.1.3

Metode Pengukuran ................................................................................ 43

3.2. Penerapan Fuzzy C-Means dalam Penentuan Jurusan ........................................ 43 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 76 4.1. Hasil Penelitian ................................................................................................... 76 4.2. Pembahasan ......................................................................................................... 79 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 84 5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 84 5.2. Saran ................................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86

10

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................... 7 Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering................................................................... 13 Gambar 2.2 Dendogram ................................................................................................. 14 Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antar Mata Pelajaran dengan Peminatan ...................... 44 Gambar 3.2 Posisi Klaster Untuk Data Pertama (Peminatan IPA) ................................ 68 Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Kedua (Peminatan IPS) ................................... 69 Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data Ketiga (Peminatan Bahasa) ............................. 70 Gambar 4.1 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Pertama (Kelas XI) ................................................................ 83 Gambar 4.2 Garafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Kedua (Kelas XII) ................................................................. 83

11

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses Penjurusan ........................................................................................................ 2 Tabel 2.1 Data Industri Kecil ......................................................................................... 18 Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Klaster Pertama....................................................... 21 Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 ........................................................................................ 22 Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif ............................................................... 23 Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 ........................................................................................ 24 Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5 ......................................................................................... 25 Tabel 2.7 Detail Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru ............................................. 26 Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 ......................................................................................... 27 Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster dengan FCM .............. 33 Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu Sebelum Peminatan ....................................................................................................... 38 Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Siswa Angkatan 2008 SMA N 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan ......................... 40 Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke- ........47 Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2.. ....50 Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3... .....52 Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif Pada Iterasi Pertama .............................. 55 Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru .............................................. 59 Tabel 3.8 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Klaster Dengan FCM Pada Iterasi Terakhir ..................................................................................... 73 Tabel 4.1 Hasil Peminatan yang Dipilih dan Hasil Peminatan yang Dihasilkan Oleh FCM ..................................................................................................... 77 Tabel 4.2 Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM .................................................... 80

12

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus

diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa. Tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa selama proses pendidikan. Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas. Dengan adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penempatan yang tidak sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki adalah rendahnya prestasi belajar siswa [1]. Oleh karena itu, manajemen sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh siswa. Penempatan siswa sesuai dengan kapasitas kemampuannya atau sering disebut dengan penjurusan siswa di sekolah menengah ditentukan oleh kemampuan akademik yang didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang berminat pada Matematika misalnya, akan memusatkan perhatiannya lebih banyak ke bidang Matematika daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan [1]. Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan (penjurusan). Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa. Tujuannya adalah

13

agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Salah satu pertimbangan untuk menyeleksi siswa dalam menentukan jurusan adalah prestasi siswa pada semester satu dan dua (kelas X) dalam bentuk nilai mata pelajaran[1]. Proses penjurusan diselenggarakan untuk menyeleksi dan mengumpulkan kemampuan peserta didik yang sama untuk menempuh satu program pendidikan yang sama juga. Disamping itu, penjurusan juga diselenggarakan untuk menyesuaikan kemampuan dan minat peserta didik terhadap bidang yang dipilihnya. Penempatan penjurusan yang sesuai akan meningkatkan minat dan memberikan kenyamanan seseorang dalam belajar. Dengan dasar kemampuan yang sama diharapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa ada yang mengalami kesulitan dan dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar peserta didik. Sebaliknya, kurangnya minat untuk belajar akibat kesalahan dalam memilih jurusan menyebabkan kelesuan dan hilangnya gairah dalam belajar. Peserta didik sering tidak masuk belajar, membuat kelas gaduh, meninggalkan jam pelajaran dan sebagainya sehingga menyebabkan prestasinya menurun[2]. Tabel 1.1 berikut ini memperlihatkan data prestasi siswa di sebuah Sekolah Menengah Atas setelah proses penjurusan dilaksanakan: Tabel 1.1 Data Prestasi Siswa di Sebuah Sekolah Menengah Atas Setelah Proses Penjurusan (Peminatan) Jurusan Yang Dipilih

Siswa

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

1

Bahasa

75,50

74,20

2

IPS

77,00

75,50

3

IPA

75,50

78,00

4

Bahasa

72,00

74,50

5

IPA

72,80

71,50

6

IPA

71,50

74,50

7

IPS

69,00

65,50

8

IPA

70,50

72,50

9

Bahasa

76,25

75,50

10

Bahasa

74,50

72,50

14

Siswa

Jurusan Yang Dipilih

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

11

Bahasa

78,00

76,50

12

IPS

73,00

74,80

13

IPS

71,50

74,00

14

IPS

67,50

65,00

15

Bahasa

75,50

69,50

16

IPA

84,30

81,30

17

IPS

80,70

82,50

18

Bahasa

76,00

80,50

19

Bahasa

81,50

82,50

20

IPA

74,00

71,00

21

IPA

69,50

73,50

22

IPS

82,50

79,50

23

IPS

72,50

70,75

24

Bahasa

65,50

70,50

25

IPA

66,00

68,30

26

IPS

78,00

76,50

27

IPA

72,50

71,00

28

Bahasa

71,00

67,50

29

Bahasa

82,00

80,00

30

IPA

72,50

67,80

31

Bahasa

71,90

73,50

32

IPA

80,70

75,50

33

Bahasa

80,50

88,50

34

IPS

82,75

80,50

35

IPS

83,50

81,50

36

IPA

78,20

75,50

37

IPA

74,50

72,00

38

Bahasa

79,00

81,30

39

IPS

70,70

72,00

40

IPS

69,50

77,50

41

IPA

79,50

70,30

42

IPS

75,80

72,30

43

Bahasa

80,50

82,50

44

IPS

78,50

75,80

45

IPA

74,50

72,80

46

IPA

74,00

72,70

47

IPA

73,60

71,80

15

Siswa

Jurusan Yang Dipilih

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

48

Bahasa

73,80

74,50

49

Bahasa

78,50

82,00

50

IPA

80,50

79,40

51

IPS

77,50

80,00

52

Bahasa

85,00

81,70

53

Bahasa

73,80

69,80

54

IPA

75,50

80,60

55

IPA

83,60

84,50

56

Bahasa

78,50

82,60

57

IPS

79,60

75,50

58

IPS

74,20

72,50

59

Bahasa

75,80

77,00

60

IPA

70,50

74,30

61

Bahasa

75,00

75,20

62

IPA

78,10

75,80

63

IPS

77,50

81,20

64

Bahasa

66,90

68,20

65

Bahasa

74,50

74,00

66

IPA

77,60

78,00

67

IPS

79,00

80,60

68

IPA

77,50

78,00

69

IPS

80,20

82,80

70

Bahasa

76,40

78,10

71

IPS

74,00

74,50

72

IPA

70,80

69,50

73

IPA

84,20

82,50

74

IPS

75,80

75,00

75

IPS

87,60

82,80

76

Bahasa

74,50

72,10

77

Bahasa

75,80

77,10

78

IPA

72,40

74,00

79

IPA

78,60

82,10

80

Bahasa

80,20

79,60

81

IPS

67,80

74,00

Sumber: Akademik SMU Negeri 2 Banjarbaru, 2010

16

Data pada tabel 1.1 memperlihatkan

81 sampel data dari 115 anggota

populasi siswa kelas X yang telah melaksanakan penjurusan. Pada tabel tersebut, ada 42 siswa (41,98%) saat di kelas XI dan 46 siswa (45,68%) saat di kelas XII yang memiliki nilai rata-rata Mata Pelajaran peminatan kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal sebesar 75 [3]. Pembentukan klaster atau kelompok data merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam mengekstrak pola kecenderungan suatu data. Analisis klaster atau klastering merupakan proses membagi data dalam suatu himpunan ke dalam beberapa kelompok yang kesamaan datanya dalam suatu kelompok lebih besar daripada kesamaan data tersebut dengan data dalam kelompok lain[4]. Suatu cara yang sangat terkenal dalam pengklasteran data set adalah dengan penerapan algoritma klastering [5].

Ada beberapa algoritma klastering data, salah satu

diantaranya adalah Fuzzy C-Means. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati dan Susanto [6] mengkaji tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk membagi peserta kuliah berdasarkan nilai mata kuliah prasyarat/pendukung yang pernah mereka peroleh. Penelitian ini berhasil membagi kelas para peserta kuliah sebagai hasil penerapan algoritma Fuzzy Clustering, dan merekomendasikan peserta kelas dengan valid. Penelitian ini akan menganalisis penerapan algoritma Fuzzy Clustering C-Means untuk pengelompokan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam penentuan jurusan berdasarkan prestasi siswa.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan suatu permasalahan yaitu rendahnya prestasi akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelompok mata pelajaran peminatan akibat salah memilih bidang minat (jurusan) yang sesuai dengan kemampuan akademik pada saat proses peminatan (penjurusan). Penggunaan metode Fuzzy Clustering C-Means akan menjadi solusi yang diharapkan lebih tepat dan akurat dalam pemilihan jurusan di SMA berdasarkan kemampuan akademik siswa.

17

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini

bertujan untuk menerapkan algoritma Clustering Fuzzy

C-Means untuk mengelompokkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan nilai (prestasi) akademik mata pelajaran peminatan dalam proses penentuan jurusan.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis: diharapkan dapat menjadi referensi untuk penggunaan model Algoritma Clustering Fuzzy C-Means bagi praktisi atau peneliti lain untuk diterapkan pada

kasus penelitian yang lain, dengan melihat karakteristik

penggunaan algoritma ini dalam pengolahan (pengelompokan) data siswa SMA untuk pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi akademik. 2. Manfaat praktis: diharapkan dapat membantu pihak sekolah (khususnya manajemen Sekolah Menengah Atas) untuk meningkatkan akurasi dalam proses pengelompokan siswa dalam pemilihan jurusan berdasarkan nilai prestasi siswa. 3. Manfaat kebijakan: diharapkan metode Fuzzy C-Means akan menjadi metode standar yang digunakan oleh jajaran manajemen Sekolah Menengah Atas (SMU) dalam proses penjurusan siswa.

1.5

Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian yang telah dilaksanakan mengacu pada kerangka pemikiran seperti pada gambar 1.1:

18

Masalah Proses Pemilihan Jurusan (Penjurusan) di Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Nilai (Prestasi) Akademik Siswa Tidak Akurat

Pendekatan Komputasi Pengelompokan siswa SMA dalam Proses Pemilihan Jurusan Berdasarkan Nilai Akademik menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means

Tools Activity Diagram dan Software MATLAB

Pengujian

dan Analisis

Uji dan Analisis komparasi hasil klastering algoritma Fuzzy C-Means dengan data empiris Penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

HASIL Manajemen akademik Sekolah Menengah Atas (SMA) Akurat dalam melakukan penjurusan siswa berdasarkan nilai prestasi akademik

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

1. Identifikasi Permasalahan: merupakan studi pendahuluan untuk mengkaji permasalahan pada

proses pengelompokan siswa SMA berdsarkan nilai

prestasi akademik dalam proses penjurusan. 2. Pendekatan dalam Penyelelesaian Masalah: merupakan tahapan menemukan metode yang tepat dalam penyelesaian permasalahan berdasarkan kajian pustaka. Algoritma Clustering Fuzzy C-Means , yang sudah teruji melalui beberapa penelitian untuk kasus pengelompokan data akan diuji coba dalam pengelompokan data nilai prestasi akademik untuk proses penjurusan siswa. 3. Penerapan

dan Pengujian serta analisis hasil: merupakan tahapan proses

pengujian hasil klaster metode

Fuzzy C-Means

dalam mengelompokan

siswa SMA berdasarkan nilai prestasi akademik dalam proses penjurusan,

19

dengan data traning berupa data nilai prestasi akademik siswa kelas X. Hasil penerapan metode Fuzzy C-Means diuji dengan uji komparasi kondisi real hasil Penjurusan di SMA. 4. Penarikan kesimpulan hasil penelitian

terhadap

20

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Studi

Ernawati dan Susanto dari Program Studi Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta, meneliti tentang penerapan Fuzzy Clustering untuk pembagian kelas peserta kuliah [ 6]. Penelitian ini menggunakan sampel 121 orang mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang menempuh perkuliahan Struktur Data Lanjut. Setiap mahasiswa dicirikan oleh dua atribut, yaitu nilai yang pernah mereka peroleh untuk dua mata kuliah prasyarat (Algoritma dan Pemrograman dan Struktur Data). Dalam pembahasan untuk menilai anggota kelompok yang sah dan valid, menggunakan ukuran Fukuyama-Sugeno’s Fuzzy Cluster Validity Index. Hasil dari penelitian ini adalah pembagian kelas para peserta kuliah sebagai hasil penerapan algoritma Fuzzy Clustering terhadap data ke121 peserta mata kuliah Struktur Data Lanjut untuk pelbagai kemungkinan jumlah kelas, dan rekomendasi peserta kelas yang valid. Arwan Ahmad Khoiruddin

dari Jurusan Teknik Informatika Universitas

Islam Indonesia, meneliti tentang Penentuan Nilai Akhir Kuliah dengan Fuzzy CMeans [7]. Penelitian menyimpulkan bahwa metode Fuzzy C-Means dapat digunakan untuk menentukan nilai akhir kuliah secara alami karena didasarkan pada kecenderungan masing-masing data pada clusternya. Emha Taufiq Luthfi dari STMIK Amikom Yogyakarta, meneliti tentang algoritma Fuzzy C-Means untuk Clustering Data Performance Mengajar Dosen [8]. Dalam penelitian tersebut dilakukan percobaan untuk mengetahui kemungkinan adanya

cluster-cluster

dari

data

performance

mengajar dosen.

Penelitian

menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan dalam proses clustering yaitu: penguasaan dan kemampuan dalam menjelaskan materi, kemampuan dalam menjawab pertanyaan, kemampuan dalam member motivasi mahasiswa, kemampuan dalam membuat suasana kelas menyenangkan dan kedisiplinan hadir dalam perkuliahan. Penelitian ini berhasil memunculkan beberapa custer data yang dapat dianalisis lebih lanjut persamaan dan perbedaannya. Dari 4 pusat cluster yang di set

21

di awal iterasi, ada 2 cluster yang mempunyai nilai sama, yaitu cluster 3 dan cluster 4, dengan demikian hanya dihasilkan 3 buah cluster performance mengajar dosen.

2.2

Tinjauan Pustaka

2.2.1

Konsep Clustering dalam Data Mining Konsep dasar data mining adalah menemukan informasi tersembunyi dalam

sebuah basis data dan merupakan bagian dari Knowledge Discovery in Databased (KDD) untuk menemukan informasi dan pola yang berguna dalam data [9]. Data mining mencari informasi baru, berharga dan berguna dalam sekumpulan data dengan melibatkan komputer dan manusia serta bersifat iteratif baik melalui proses yang otomatis ataupun manual. Secara umum sifat data mining adalah: a. Predictive: menghasilkan model berdasarkan sekumpulan data yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai data yang lain. Metode yang termasuk dalam prediktif data mining adalah: -

Klasifikasi: pembagian data ke dalam beberapa kelompok yang telah ditentukan sebelumnya

-

Regresi: memetakan data ke suatu prediction variable

-

Time Series Analisys: pengamatan perubahan nilai atribut dari waktu ke waktu

b. Descriptive: mengidentifikasi pola atau hubungan dalam data untuk menghasilkan informasi baru. Metode yang termasuk dalam Descriptive Data Mining adalah: -

Clustering: identifikasi kategori untuk mendeskripsikan data

-

Association Rules: Identifikasi hubungan antar data yang satu dengan yang lainnya.

-

Summarization: pemetaan data ke dalam subset dengan deskripsi sederhana.

-

Sequence Discovery: identifikasi pola sekuensial dalam data

Clustering membagi data menjadi kelompok-kelompok atau cluster berdasarkan suatu kemiripan atribut-atribut diantara data tersebut [9]. Karakteristik tiap cluster tidak ditentukan sebelumnya, melainkan tercermin dari kemiripan data

22

yang terkelompok di dalamnya. Oleh sebab itu hasil clustering seringkali perlu diinterprestasikan oleh pihak-pihak yang benar-benar mengerti mengenai karakter domain data tersebut. Selain digunakan sebagai metode yang independen dalam data mining, clustering juga digunakan dalam pra-pemrosesan data sebelum data diolah dengan metode data mining yang lain untuk meningkatkan pemahaman terhadap domain data. Karakteristik terpenting dari hasil clustering yang baik adalah suatu instance data dalam suatu cluster lebih ”mirip” dengan instance lain di dalam cluster tersebut daripada dengan instance di luar dari cluster itu [10]. Ukuran kemiripan (similarity measure) tersebut bisa bermacam-macam dan mempengaruhi perhitungan dalam menentukan anggota suatu cluster. Jadi tipe data yang akan di-cluster (kuantitatif atau kualitatif) juga menentukan ukuran apa yang tepat digunakan dalam suatu algoritma. Selain kemiripan antar data dalam suatu cluster, clustering juga dapat dilakukan berdasarkan jarak antar data atau cluster yang satu dengan yang lainnya. Ukuran jarak (distance atau dissimilarity measure) yang merupakan kebalikan dari ukuran kemiripan ini juga banyak ragamnya dan penggunaannya juga tergantung pada tipe data yang akan di-cluster. Kedua ukuran ini bersifat simetris, dimana jika A dikatakan mirip dengan B maka dapat disimpulkan bahwa B mirip dengan A. Ada beberapa macam rumus perhitungan jarak antar cluster. Untuk Tipe data

numerik, sebuah data set X beranggotakan x1 ∈ X, i = 1, ..., n,

tiap item

direpresentasikan sebagai vektor X1= {Xi1, Xi2, Xim} dengan m sebagai jumlah dimensi dari item. Rumus-rumus yang biasa digunakan sebagai ukuran jarak antara Xi dan Xj untuk data numerik ini antara lain:

a. Euclidean Distance



( −  )  … … … … … … … … … … … … … … … (2.1)  

Ukuran ini sering digunakan dalam clustering karena sederhana. Ukuran ini memiliki masalah jika skala nilai atribut yang satu sangat besar dibandingkan nilai atribut lainnya. Oleh sebab itu, nilai-nilai atribut sering dinormalisasi sehingga berada dalam kisaran 0 dan 1.

23

b. City Block Distance atau Manhattan Distance

 −    … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.2)  

Jika tiap item digambarkan sebagai sebuah titik dalam grid, ukuran jarak ini merupakan banyak sisi yang harus dilewati suatu titik untuk mencapai titik yang lain seperti halnya dalam sebuah peta jalan. c. Minkwoski Metric

 

( −  )  … … … … … … … … … … … . . … … . . (2.3)  

Ukuran ini

merupakan bentuk umum dari

Euclidean Distance

dan

Manhattan Distance. Euclidean Distance adalah kasus dimana nilai p=2 sedangkan Manhattan Distance merupakan bentuk Minkwoski dengan p=1. Dengan demikian, lebih banyak nilai numerik yang dapat ditempatkan pada jarak terjauh di antara 2 vektor. Seperti pada Euclidean Distance dan juga Manhattan Distance, ukuran ini memiliki masalah jika salah satu atribut dalam vektor memiliki rentang yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut lainnya. d. Cosine – Corelation (ukuran kemiripan dari model Euclidean n-dimensi) ∑  ( .   )

∑     . ∑  

Ukuran ini bagus digunakan

… … … … … … … … … … … … … … … … . . … (2.4) pada data dengan tingkat kemiripan tinggi

walaupun sering pula digunakan bersama pendekatan lain untuk membatasi dimensi dari permasalahan. Dalam mendefenisikan ukuran jarak antar cluster yang digunakan beberapa algoritma untuk menentukan cluster mana yang terdekat, perlu dijelaskan mengenai atribut-atribut yang menjadi referensi dari suatu cluster [10]. Untuk suatu cluster Km berisi N item {Xm1, Xm2, ..., Xmn}:

24

-

Centroid: suatu besaran yang dihitung dari rata-rata nilai dari setiap item dari suatu cluster menurut rumus:  =

-

∑  | |

… … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.5)

Medoid: item yang letaknya paling tengah

Metode-metode untuk mencari jarak antar cluster: -

Single Link: jarak terkecil antar suatu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda.

-

Complete Link: jarak terbesar antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda.

-

Average: jarak rata-rata antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda

-

Centoid: jarak antar centroid dari tiap cluster dengan centroid cluster lainnya.

-

Medoid: jarak antar medoid dari tiap cluster dengan medoid cluster lainnya.

2.2.2

Algoritma Clustering Secara umum pembagian algoritma clustering dapat digambarkan sebagai

berikut:

Clustering

Hierarchical

Agglomerative

Partitional

Divisive

Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering

Clustering Large Data

25

Hierarchical clustering menentukan sendiri jumlah cluster yang dihasilkan. Hasil dari metode ini adalah suatu struktur data berbentuk pohon yang disebut dendogram dimana data dikelompokkan secara bertingkat dari yang paling bawah dimana tiap instance data merupakan satu cluster sendiri, hingga tingkat paling atas dimana keseluruhan data membentuk satu cluster besar berisi cluster-cluster seperti gambar 2.2

1 2

3 A

B

C

D

E

4

Gambar 2.2 Dendogram

Divisive hierarchical clustering mengelompokkan data dari kelompok yang terbesar hingga ke kelompok yang terkecil, yaitu masing-masing instance dari kelompok data tersebut. Sebaliknya, agglomerative hierarchical clustering mulai mengelompokkan data dari kelompok yang terkecil hingga kelompok yang terbesar [10]. Beberapa algoritma yang menggunakan metode ini adalah: RObust Clustering Using LinKs (ROCK), Chameleon, Cobweb, Shared Nearest Neighbor (SNN). Partitional clustering yang mengelompokkan data ke dalam k cluster dimana k adalah banyaknya cluster dari input user. Kategori ini biasanya memerlukan pengetahuan yang cukup mendalam tentang data dan proses bisnis yang memanfaatkannya untuk mendapatkan kisaran nilai input yang sesuai. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: K-Means, Fuzzy C-Means, Clustering Large Aplications (CLARA), Expectation Maximation (EM), Bond Energy Algorithm (BEA), algoritma Genetika, Jaringan Saraf Tiruan.

26

Clustering Large Data, dibutuhkan untuk melakukan clustering pada data yang volumenya sangat besar sehingga tidak cukup ditampung dalam memori komputer pasa suatu waktu. Biasanya untuk mengatasi masalah besarnya volume data, dicari teknik-teknik untuk meminimalkan berapa kali algoritma harus membaca seluruh data. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: Balanced Iteratif Reducing and clustering using hierarchies (BIRCH), Density Based Spatial Clustering of Application With Noise (DCSCAN), Clustering Categorical Data Using Summaries (CACTUS).

2.2.3

Algoritma Fuzzy Clustering C-Means (FCM) Pada proses pengklasteran (clustering) secara klasik (misalnya pada

algoritma Clustering K-Means), pembentukan partisi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap obyek berada tepat pada satu partisi. Namun, adakalanya tidak dapat menempatkan suatu obyek tepat pada suatu partisi, karena sebenarnya obyek tersebut terletak di antara 2 atau lebih partisi yang lain. Pada logika fuzzy, metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan sejumlah data dikenal dengan nama fuzzy clustering. Fuzzy Clustering lebih alami

jika dibandingkan dengan

pengklasteran secara klasik. Suatu algoritma clustering dikatakan sebagai fuzzy clustering jika algoritma tersebut menggunakan parameter strategi adaptasi secara soft competitive. Sebagian besar algoritma fuzzy clustering didasarkan atas optimasi fungsi obyektif atau modifikasi dari fungsi obyektif tersebut [11]. Salah satu teknik fuzzy clustering adalah Fuzzy C-Means (FCM). FCM adalah suatu teknik pengklasteran data yang keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh nilai/derajat keanggotaan tertentu. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 [11]. Berbeda dengan teknik pengklasteran secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi anggota suatu klaster tertentu), dalam FCM setiap data bisa menjadi anggota dari beberapa cluster. Batas-batas cluster dalam FCM adalah lunak (soft). Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiaptiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki

27

pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap-tiap data secara berulang, maa akan terlihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimasi fungsi obyektif. Fungsi Obyektif yang digunakan pada FCM adalah[11]:

Jw(U,V;X) = ∑*$ ) ∑(# )("#$ )% (&#$ )' … … … … … … … … … … … … … . … . . (2.6)

dengan + ∈ ,1, ∞),

6 3 3 &#$ = &(/$ − 0# ) = 1 ∑7 2 )(/$2 − 0#2 4 … … … … … … … … … . … … … … (2.7) 5

x adalah data yang akan diklaster: /)) /= 8 ⋮ /*)

⋯ ⋯

/)7 ⋮ ; …………………………….…………………… (2.8) /*7

dan v adalah matriks pusat cluster : 0)) 0= 8 ⋮ 07)



0)7 ⋮ ; ………………………………………………… (2.9) 077



nilai Jw terkecil adalah yang terbaik, sehingga:

∗ (> ∗ <% , ? ∗ ; A) = min <(>, ?, A) …………………………………………(2.10)

Jika &#$ > 0, ∀H, I; + > 1 dan X setidaknya memiliki m elemen, maka (>, ?) ∈ JK7 / L 7M dapat meminimasi Jw hanya jika:

"#$ =

Z5 6 [Z5

N∑W RX5OPQR S TUR V Y

Z5

6 [Z5 W ∑W UX5N∑RX5OPQR S TUR V Y

; 1 ≤ i ≤ m; 1 ≤ k ≤ n ………………………..…(2.11)

dan ?$2 =

[ ∑] QX5((\QU ) ∗ PQR ) [ ∑] QX5(\QU )

; 1 ≤ i ≤ m; 1 ≤ j ≤ m ……………………………………(2.12)

28

Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) diberikan sebagai berikut [12]: 1.

Menentukan data yang akan di cluster X, berupa matriks berukuran n x m (n=jumlah sampel data, m = atribut setiap data). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m).

2.

3.

Menentukan: - Jumlah cluster

=c

- Pangkat

=w

- Maksimum interasi

= MaxIter

- Error terkecil yang diharapkan



- Fungsi objektif awal

= Po = 0

- Interasi awal

= t =1

Membangkitkan bilangan random µ ik, i=1,2,3 ..., n; k=1,2,3 ...c; sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U. Menghitung jumlah setiap kolom:

^# ∑_UX5 \QU …………...…………………...………..………( 2.13)

dengan j=1,2,...n. Menghitung: "#$ = 4.

\QU `Q

menghitung pusat cluster ke-k: Vkj, dengan k=1,2,...c; dan j=1,2,...m [ ∑] QX5((\QU ) ∗ PQR )

?$2 = 5.

…………...……………..………………………..…( 2.14)

[ ∑] QX5(\QU )

…………...……………..………( 2.15)

menghitung fungsi objektif pada interasi ke-t :

ab ∑]

6 _ W [ QX5 ∑UX5cN∑RX5OPQR S TUR V Y(\QU ) d

6.

……………......…… ( 2.16)

menghitung perubahan matriks partisi :

"#$ =

Z5 6 [Z5

N∑W RX5OPQR S TUR V Y

Z5 6 [Z5

∑_UX5N∑W RX5OPQR S TUR V Y

…………………….……( 2.17)

29

dengan: i=1,2,...n; dan k=1,2,...c. 7.

Memeriksa kondisi berhenti: - Jika: (|Pt – Pt-1|< ξ) atau (t > MaxIter) maka berhenti - Jika tidak: t=t+1, mengulang langkah ke-4.

2.2.4

Contoh Kasus Penerapan Fuzzy C-Means Misalkan pada suatu Pemerintah Daerah di sutau kabupaten mendata 30

industri kecil di lingkungannya berdasarkan modal awal yang mereka miliki, ratarata penjualan per bulan dan rata-rata laba setiap bulan. Data lengkap disajikan pada tabel 2.1 berikut [12]:

Tabel 2.1 Data Industri Kecil No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Modal Awal (Rp) 15.000.000 20.000.000 17.820.000 16.205.000 8.000.000 14.260.000 7.025.000 25.032.000 24.320.000 25.602.000 19.872.000 19.000.000 16.540.200 28.920.000 15.870.200 26.840.320 24.601.200 21.650.000 18.602.000 35.024.000

Rata-rata Penjualan per Bulan (Rp)

Lama Beroperasi (Bulan)

Rata-rata Laba per Bulan (Rp)

25.000.000 26.420.000 22.025.000 18.500.000 15.200.000 19.640.000 15.230.000 34.000.000 35.100.000 38.200.000 28.000.000 25.000.200 30.000.200 41.000.000 26.750.000 39.000.200 38.450.000 37.525.000 30.500.000 52.000.000

42 72 35 12 5 15 19 28 39 43 27 41 29 58 19 47 64 60 74 73

5.000.000 5.230.000 5.200.000 4.250.000 3.500.000 4.023.000 5.000.000 8.000.000 12.500.000 13.250.000 10.500.000 6.350.000 7.525.000 15.620.000 4.025.000 13.025.000 11.000.250 9.850.000 11.230.000 18.230.000

30

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Modal Awal (Rp)

Rata-rata Penjualan per Bulan (Rp)

39.024.300 27.500.000 32.500.500 27.963.000 37.250.020 16.523.000 25.690.000 34.500.000 9.850.000 16.950.000

52.050.000 36.500.000 45.600.000 40.250.000 51.000.000 26.750.000 39.565.000 51.065.000 1.350.000 24.580.000

Lama Beroperasi (Bulan) 26 6 10 38 68 9 48 37 13 18

Rata-rata Laba per Bulan (Rp) 15.725.000 10.560.000 16.583.000 13.670.000 18.530.000 8.500.000 15.250.000 21.500.000 2.000.000 4.500.000

Untuk memberikan pengarahan lebih intensif ke setiap industri kecil, pemerintah kabupaten tersebut membagi industri-industri ini menjadi beberapa kelompok, di mana setiap kelompok terdiri atas industri-industri dengan latar belakang modal, rata-rata penjualan dan rata-rata laba yang senada. Apabila diinginkan industri-industri tersebut terbagi dalam 5 kelompok, maka dengan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) clustering dapat ditetapkan nilai awal sebagai berikut: 1. Jumlah cluster (c)

=5

2. Pangkat (w)

=2

3. Maksimum interasi (MaxIter)

= 100

4. Error terkecil yang diharapkan (ξ)

= 10-5

5.

=0

Fungsi objektif awal (ae )

6. Interasi Awal (t)

=1

Misalnya matrik partisi awal U yang terbentuk (secara random) adalah sebagai berikut :

31

U=

0,198 0,153 0,149 0,290 0,267 0,132 0,144 0,034 0,290 0,046 0,312 0,063 0,308 0,141 0,300 0,221 0,087 0,040 0,105 0,392 0,129 0,066 0,262 0,273 0,315 0,284

0,302 0,188 0,219 0,191 0,154 0,387 0,202 0,266 0,087 0,068 0,205 0,323 0,231 0,062 0,046 0,338 0,227 0,176 0,250 0,142 0,178 0,261 0,102 0,131 0,063 0,230

0,144 0,258 0,277 0,080 0,351 0,151 0,176 0,224 0,118 0,208 0,113 0,372 0,266 0,313 0,273 0,228 0,189 0,340 0,216 0,167 0,227 0,274 0,095 0,250 0,150 0,222

0,329 0,201 0,029 0,277 0,026 0,306 0,228 0,235 0,271 0,314 0,164 0,232 0,035 0,315 0,241 0,088 0,214 0,098 0,198 0,128 0,327 0,009 0,257 0,125 0,198 0,044

0,027 0,199 0,326 0,163 0,202 0,024 0,250 0,242 0,233 0,364 0,205 0,011 0,161 0,169 0,139 0,125 0,283 0,347 0,231 0,171 0,138 0,390 0,284 0,222 0,273 0,221

Pada Interasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.15: ' ∑fg # )(("#$ ) ∗ A#2 ) ?$2 = ' ∑fg # )("#$ )

32 Dapat dihitung 5 pusat cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 dengan hasil

sebagai berikut :

V=

23415237,321 19786121,906 21650776,799 22289318,266 23805225,136

34458605,766 28318197,338 31860653,544 31476609,100 34502849,349

35,679 33,243 37,392 33,699 36,530

11053343,091 7997495,834 9587036,692 9653529,753 11243922,161

Berikut adalah hasil perhitungan pusat cluster selengkapnya untuk pusat cluster yang pertama: Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Pusat Cluster Pertama Derajat Keanggotaan Cluster 1 µi1 0,198 0,153 0,149 0,290 0,267 0,132 0,144 0,034 0,29 0,046 0,312 0,063 0,308 0,141 0,300 0,221 0,087 0,040 0,105 0,392 0,129 0,066

Data yang di Cluster Xi1 15.000.000 20.000.000 17.820.000 16.205.000 8.000.000 14.260.000 7.025.000 25.032.000 24.320.000 25.602.000 19.872.000 19.000.000 16.540.200 28.920.000 15.870.200 26.840.320 24.601.200 21.650.000 18.602.000 35.024.000 39.024.300 27.500.000

Xi2 25.000.000 26.420.000 22.025.000 18.500.000 15.200.000 19.640.000 15.230.000 34.000.000 35.100.000 38.200.000 28.000.000 25.000.200 30.000.200 41.000.000 26.750.000 39.000.200 38.450.000 37.525.000 30.500.000 52.000.000 52.050.000 36.500.000

Xi3 42 72 35 12 5 15 19 28 39 43 27 41 29 58 19 47 64 60 74 73 26 6

Xi4 5.000.000 5.230.000 5.200.000 4.250.000 3.500.000 4.023.000 5.000.000 8.000.000 12.500.000 13.250.000 10.500.000 6.350.000 7.525.000 15.620.000 4.025.000 13.025.000 11.000.250 9.850.000 11.230.000 18.230.000 15.725.000 10.560.000

33

Derajat Keanggotaan Cluster 1 0,262 0,273 0,315 0,284 0,113 0,188 0,072 0,105

Data yang di Cluster 32.500.500 27.963.000 37.250.020 16.523.000 25.690.000 34.500.000 9.850.000 16.950.000

Derajat Keanggotaan Cluster 1 45.600.000 40.250.000 51.000.000 26.750.000 39.565.000 51.065.000 1.350.000 24.580.000

Data yang di Cluster 10 38 68 9 48 37 13 18

Derajat Keanggotaan Cluster 1 16.583.000 13.670.000 18.530.000 8.500.000 15.250.000 21.500.000 2.000.000 4.500.000

Tabel 2.3 Lanjutan Tabel 2.2 Derajat Keanggotaan Cluster 1 ( µi1)

(µi1)²

(µi1)² x Xi1

(µi1)² x Xi2

(µi1)² x Xi3

(µi1)² x Xi4

0,198 0,153 0,149 0,290 0,267 0,132 0,144 0,034 0,290 0,046 0,312 0,063 0,308 0,141 0,300 0,221 0,087 0,040 0,105 0,392 0,129

0,039 0,023 0,022 0,084 0,071 0,017 0,021 0,001 0,084 0,002 0,097 0,004 0,095 0,020 0,090 0,049 0,008 0,002 0,011 0,154 0,017

588.060,000 468.180,000 395.621,820 1.362.840,500 570.312,000 248.466,240 145.670,400 28.936,992 2.045.312,000 54.173,832 1.934.419,968 75.411,000 1.569.069,533 574.958,520 1.428.318,000 1.310.908,069 186.206,483 34.640,000 205.087,050 5.381.927,936 649.403,376

980.100,000 618.465,780 488.977,025 1.555.850,000 1.083.592,800 342.207,360 315.809,280 39.304,000 2.951.910,000 80.831,200 2.725.632,000 99.225,794 2.845.938,973 815.121,000 2.407.500,000 1.904.808,768 291.028,050 60.040,000 336.262,500 7.990.528,000 866.164,050

1,647 1,685 0,777 1,009 0,356 0,261 0,394 0,032 3,280 0,091 2,628 0,163 2,751 1,153 1,710 2,296 0,484 0,096 0,816 11,217 0,433

196.020,000 122.429,070 115.445,200 357.425,000 249.511,500 70.096,752 103.680,000 9.248,000 1.051.250,000 28.037,000 1.022.112,000 25.203,150 713.851,600 310.541,220 362.250,000 636.154,025 83.260,892 15.760,000 123.810,750 2.801.294,720 261.679,725

34

Derajat Keanggotaan Cluster 1 ( µi1)

(µi1)²

0,004 0,069 0,075 0,099 0,081 0,013 0,035 0,005 0,011 1,303

0,066 0,262 0,273 0,315 0,284 0,113 0,188 0,072 0,105 ∑

6 ∑jk QX5((\QU ) ∗ PQR ) 6 ∑jk QX5(\QU )

(µi1)² x Xi1

(µi1)² x Xi3

(µi1)² x Xi2

(µi1)² x Xi4

119.790,000 158.994,000 2.230.964,322 3.130.166,400 2.084.054,427 2.999.792,250 3.696.133,235 5.060.475,000 1.332.679,088 2.157.548,000 328.035,610 505.205,485 1.219.368,000 1.804.841,360 51.062,400 6.998,400 270.994,500 186.873,750 30.506.884,551 44.894.311,975

0,026 45.999,360 0,686 1.138.323,452 2,832 1.018.811,430 6,747 1.838.639,250 0,726 685.576,000 0,613 194.727,250 1,308 759.896,000 0,067 10.368,000 0,198 49.612,500 46,485 14.401.013,846

23.415.230,704 34.458.145,683

35,679 11.053.343,091

Fungsi objektif pada interasi pertama a) dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan (2.16) sebagai berikut : ab ∑]

6 _ W [ QX5 ∑UX5cN∑RX5OPQR – TUR V Y(\QU ) d

= 1.665.619.664.535.720 Detail penghitungan fungsi objektif ini dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut : Tabel 2.4 Detail Perhitungan Fungsi Objektif Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i

'

'

N∑i2 )OA#2 – ?)2 V Y ("#) )'

N∑i2 )OA#2 – ?'2 V Y ("#' )'

µi1²

µi2²

µi3²

µi4²

µi5²

L1

L2

0,039 0,023 0,022 0,084 0,071 0,017 0,021 0,001

0,091 0,035 0,048 0,036 0,024 0,150 0,041 0,071

0,021 0,067 0,077 0,006 0,123 0,023 0,031 0,050

0,108 0,040 0,001 0,077 0,001 0,094 0,052 0,055

0,001 0,040 0,106 0,027 0,041 0,001 0,063 0,059

7.720.224.365.103,210 2.579.539.618.196,020 4.872.945.725.051,790 29.683.103.194.213,500 47.448.278.087.206,400 6.147.800.023.503,830 13.997.258.715.998,100 14.042.099.435,308

3.912.868.460.121,970 399.667.483.779,781 2.443.941.356.677,160 4.496.836.232.640,330 7.855.385.218.135,080 18.218.762.255.676,300 14.001.163.152.330,100 4.231.359.137.954,440

35

0,084 0,002 0,097 0,004 0,095 0,020 0,090 0,049 0,008 0,002 0,011 0,154 0,017 0,004 0,069 0,075 0,099 0,081 0,013 0,035 0,005 0,011

0,008 0,005 0,042 0,104 0,053 0,004 0,002 0,114 0,052 0,031 0,063 0,020 0,032 0,068 0,010 0,017 0,004 0,053 0,009 0,000 0,052 0,043

0,014 0,043 0,013 0,138 0,071 0,098 0,075 0,052 0,036 0,116 0,047 0,028 0,052 0,075 0,009 0,063 0,023 0,049 0,070 0,040 0,029 0,006

0,073 0,099 0,027 0,054 0,001 0,099 0,058 0,008 0,046 0,010 0,039 0,016 0,107 0,000 0,066 0,016 0,039 0,002 0,055 0,076 0,091 0,199

0,054 0,132 0,042 0,000 0,026 0,029 0,019 0,016 0,080 0,120 0,053 0,029 0,019 0,152 0,081 0,049 0,075 0,049 0,086 0,109 0,053 0,027

279.462.554.388,776 49.949.662.822,808 5.312.481.411.666,050 520.245.392.776,487 7.550.484.274.578,620 1.867.752.473.920,500 14.917.301.787.237,900 1.770.227.417.668,660 131.250.655.377,892 22.346.993.588,814 428.530.954.141,854 75.905.142.853.697,400 9.567.316.392.719,060 91.894.019.047,561 16.285.773.140.198,500 4.551.432.811.638,660 51.668.220.868.096,200 9.150.027.911.853,230 623.915.513.761,899 17.946.867.943.955,500 7.061.429.459.062,650 2.010.215.274.100,410

657.158.355.554,766 735.513.901.452,197 267.747.649.933,025 1.496.217.296.665,790 725.090.307.601,494 1.162.265.757.082,430 71.043.452.440,576 21.608.417.448.907,700 6.948.939.936.103,020 2.839.601.778.570,260 1.038.218.170.565,490 18.101.723.827.778,700 31.462.854.380.431,800 9.060.926.640.990,590 5.556.016.859.625,990 4.142.777.867.056,500 3.692.700.258.442,220 706.729.077.003,233 1.890.419.463.315,080 22.905.821.466,548 44.416.974.761.411,900 1.467.586.130.471,130

Tabel 2.5 Lanjutan Tabel 2.4 Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i

'

'

N∑i2 )OA#2 – ?f2 V Y ("#f )'

N∑i2 )OA#2 – ?i2 V Y ("#i )'

µi1²

µi2²

µi3²

µi4²

µi5²

L3

L4

0,039 0,023 0,022 0,084 0,071 0,017 0,021 0,001 0,084 0,002 0,097 0,004

0,091 0,035 0,048 0,036 0,024 0,150 0,041 0,071 0,008 0,005 0,042 0,104

0,021 0,067 0,077 0,006 0,123 0,023 0,031 0,050 0,014 0,043 0,013 0,138

0,108 0,040 0,001 0,077 0,001 0,094 0,052 0,055 0,073 0,099 0,027 0,054

0,001 0,040 0,106 0,027 0,041 0,001 0,063 0,059 0,054 0,132 0,042 0,000

2.329.530.030.149,130 3.415.368.471.012,940 9.984.792.815.163,180 1.514.544.055.806,240 61.720.386.821.658,200 5.356.558.192.697,360 15.845.242.797.196,100 929.668.908.774,938 363.472.194.124,566 2.994.628.893.264,170 241.362.123.987,962 8.935.572.093.028,470

12.635.617.628.628,300 2.035.317.101.180,840 108.179.503.347,340 18.001.348.204.248,200 342.717.498.936,832 22.124.139.177.567,700 26.959.269.330.946,700 918.058.487.685,752 1.862.128.056.226,970 6.814.275.823.723,410 501.522.996.403,418 3.427.339.992.485,760

36

0,095 0,020 0,090 0,049 0,008 0,002 0,011 0,154 0,017 0,004 0,069 0,075 0,099 0,081 0,013 0,035 0,005 0,011

0,053 0,004 0,002 0,114 0,052 0,031 0,063 0,020 0,032 0,068 0,010 0,017 0,004 0,053 0,009 0,000 0,052 0,043

0,071 0,098 0,075 0,052 0,036 0,116 0,047 0,028 0,052 0,075 0,009 0,063 0,023 0,049 0,070 0,040 0,029 0,006

0,001 0,099 0,058 0,008 0,046 0,010 0,039 0,016 0,107 0,000 0,066 0,016 0,039 0,002 0,055 0,076 0,091 0,199

0,026 0,029 0,019 0,016 0,080 0,120 0,053 0,029 0,019 0,152 0,081 0,049 0,075 0,049 0,086 0,109 0,053 0,027

2.393.765.901.008,750 48.709.409.881,146 16.925.703.031.674,000 16.894.016.916.755,000 6.742.646.078.385,730 5.530.836.411.574,050 4.664.216.259.680,020 686.759.978.319,491 1.933.279.661.002,670 2.554.804.654.979,920 3.716.999.056.718,750 355.639.585.921,216 645.987.147.290,085 667.853.460.354,075 18.382.677.069.689,900 10.763.264.570.158,200 38.498.532.618.545,200 79.147.431.955.012,400 4.255.578.343.515,930 4.309.795.234,713 3.207.752.475.585,150 23.233.129.456.437,800 7.930.992.817.032,320 1.957.735.711.687,230 15.516.620.188.558,100 26.806.797.924.525,300 2.641.352.487.190,650 110.200.780.628,826 7.509.146.831.390,960 5.981.264.171.948,270 27.304.133.267.892,100 51.277.467.907.595,700 32.208.852.005.231,700 102.232.910.503.968,000 630.235.906.851,786 20.414.829.748.224,900

Tabel 2.6 Lanjutan Tabel 2.5

Kuadrat Derajat Keanggotaan Cluster data ke-i

i

lOA#2 – ?m2 V n ("#m )' '

2 )

µi1²

µi2²

µi3²

µi4²

µi5²

L5

0,039 0,023 0,022 0,084 0,071 0,017 0,021 0,001 0,084 0,002 0,097 0,004 0,095 0,020 0,090

0,091 0,035 0,048 0,036 0,024 0,150 0,041 0,071 0,008 0,005 0,042 0,104 0,053 0,004 0,002

0,021 0,067 0,077 0,006 0,123 0,023 0,031 0,050 0,014 0,043 0,013 0,138 0,071 0,098 0,075

0,108 0,040 0,001 0,077 0,001 0,094 0,052 0,055 0,073 0,099 0,027 0,054 0,001 0,099 0,058

0,001 0,040 0,106 0,027 0,041 0,001 0,063 0,059 0,054 0,132 0,042 0,000 0,026 0,029 0,019

150.773.747.861,210 4.592.902.266.538,090 24.164.565.495.812,700 9.638.424.349.289,580 27.843.566.866.939,600 209.754.622.381,640 43.250.327.599.814,400 719.216.579.115,121 119.404.125.799,660 2.772.085.354.351,400 2.450.508.420.179,920 16.618.261.892,453 2.252.141.508.035,600 2.499.771.414.412,770 3.384.732.655.025,810

L1+L2+L3+L4+L5

26.749.014.231.863,800 13.022.794.940.707,700 41.574.424.896.052,200 63.334.256.036.197,800 145.210.334.492.876,000 52.057.014.271.826,800 114.053.261.596.285,000 6.812.345.212.965,560 3.281.625.286.094,740 13.366.453.635.614,000 8.773.622.602.170,370 14.395.993.036.849,000 12.970.191.401.105,600 39.349.509.593.844,700 30.646.560.384.664,100

37

0,049 0,008 0,002 0,011 0,154 0,017 0,004 0,069 0,075 0,099 0,081 0,013 0,035 0,005 0,011

0,114 0,052 0,031 0,063 0,020 0,032 0,068 0,010 0,017 0,004 0,053 0,009 0,000 0,052 0,043

0,052 0,036 0,116 0,047 0,028 0,052 0,075 0,009 0,063 0,023 0,049 0,070 0,040 0,029 0,006

0,008 0,046 0,010 0,039 0,016 0,107 0,000 0,066 0,016 0,039 0,002 0,055 0,076 0,091 0,199

0,016 0,080 0,120 0,053 0,029 0,019 0,152 0,081 0,049 0,075 0,049 0,086 0,109 0,053 0,027

509.534.405.940,872 29.239.155.510.516,700 1.303.284.322.071,650 12.871.559.229.535,200 1.892.999.128.534,330 8.827.586.543.333,370 2.299.674.927.425,360 5.080.264.659.776,860 14.059.554.514.093,700 137.212.362.835.418,000 10.657.075.614.348,600 169.333.210.961.057,000 2.754.184.446.488,760 16.166.893.245.277,600 18.329.907.539.413,600 66.612.579.471.261,000 2.769.893.182.042,630 21.352.832.389.457,300 37.712.077.858.772,800 135.396.417.098.395,000 5.893.476.667.536,190 18.501.786.924.212,100 3.909.189.555.860,410 19.913.935.536.276,600 53.782.462.190.106,800 150.333.837.131.017,000 73.601.351.597.071,000 259.521.518.326.745,000 5.135.455.994.672,340 29.658.323.054.320,600 ∑ 1.665.619.664.535.720,000

Selanjutnya memperbaiki matrik partisi U berdasarkan persamaan (2.17) "#$ =

N∑7 2 )OA#2

S) ' %S)

− ?$2 V Y

∑($ ) N∑7 2 )OA#2

S) ' %S)

− ?$2 V Y

Penghitungan derajat keanggotaan baru yang terhimpun dalam matriks partisi seperti terlihat pada tabel 2.7. Pengaliana setiap kolom pada tabel dengan

10)i , hanya ditujukan untuk memperbesar nilai, karena hasil L1, L2, L3, L4, L5

yang sangat kecil.

Tabel 2.7 Detail perhitungan Derajat Keanggotaan Baru (Matriks Partisi) i

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

L1 0,5078 0,9075

'

i

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

L2 2,3309 8,8434

'

i

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

L3 0,8901 1,9490

'

i

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

L4 0,8566 1,9850

'

i

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

L5 0,4835 0,8622

'

i

S)

lOA#2 – ?)2 V n 2 )

'

LT=L1+L2+ L3+L4+L5 5,0689 14,5471

38

0,4556 0,2833 0,1502 0,2834 0,1481 8,2324 30,0935 4,2363 1,8324 0,7629 1,2564 1,0644 0,6033 2,7590 5,7668 7,1598 2,5727 0,2024 0,1739 4,7402 0,4215 1,6375 0,1920 0,8815 2,0466 0,1969 0,0734 0,5484

1,9624 0,8113 0,3019 0,8221 0,2914 1,6722 1,1518 0,6287 15,6957 6,9729 7,3592 0,3307 2,9785 0,5287 0,7415 1,0909 6,0199 0,1114 0,1007 0,7518 0,1873 0,4142 0,1075 7,4852 0,4674 0,1091 0,1160 2,9197

0,7685 0,4226 0,1996 0,4257 0,1955 5,3972 3,8308 1,4447 5,2904 1,5487 2,9558 0,5788 1,1053 1,1145 1,8477 3,1100 7,2224 0,1517 0,1338 1,7642 0,2813 0,7880 0,1450 1,8659 0,9281 0,1480 0,0887 0,9903

0,7774 0,4262 0,1972 0,4232 0,1928 6,0154 3,9439 1,4469 5,3629 1,5704 2,5149 0,5873 1,0501 1,1276 1,7925 2,7005 5,8702 0,1522 0,1351 1,8794 0,2843 0,7981 0,1462 1,7568 0,9233 0,1486 0,0892 0,9744

0,4398 0,2757 0,1465 0,2746 0,1445 8,1427 45,4666 4,7797 1,7150 0,7281 1,1509 1,1425 0,5708 3,0665 6,1452 6,3608 2,3204 0,2080 0,1787 5,5225 0,4400 1,7793 0,1976 0,8287 2,2111 0,2025 0,0725 0,5237

Tabel 2.8 Lanjutan Tabel 2.7 "o)

L1/LT

"o'

L2/LT

"of

L3/LT

"oi

"om

L4/LT

L5/LT

0,100 0,062 0,103 0,128 0,151

0,460 0,608 0,446 0,366 0,303

0,176 0,134 0,175 0,190 0,201

0,169 0,136 0,177 0,192 0,198

0,095 0,059 0,100 0,124 0,147

4,4037 2,2191 0,9954 2,2290 0,9723 29,4599 84,4866 12,5363 29,8964 11,5830 15,2372 3,7037 6,3080 8,5963 16,2937 20,4220 24,0056 0,8257 0,7222 14,6581 1,6144 5,4171 0,7883 12,8181 6,5765 0,8051 0,4398 5,9565

39

0,127 0,152 0,279 0,356 0,338 0,061 0,066 0,082 0,287 0,096 0,321 0,354 0,351 0,107 0,245 0,241 0,323 0,261 0,302 0,244 0,069 0,311 0,245 0,167 0,092

0,369 0,300 0,057 0,014 0,050 0,525 0,602 0,483 0,089 0,472 0,062 0,046 0,053 0,251 0,135 0,139 0,051 0,116 0,076 0,136 0,584 0,071 0,136 0,264 0,490

0,191 0,201 0,183 0,045 0,115 0,177 0,134 0,194 0,156 0,175 0,130 0,113 0,152 0,301 0,184 0,185 0,120 0,174 0,145 0,184 0,146 0,141 0,184 0,202 0,166

0,190 0,198 0,204 0,047 0,115 0,179 0,136 0,165 0,159 0,166 0,131 0,110 0,132 0,245 0,184 0,187 0,128 0,176 0,147 0,185 0,137 0,140 0,185 0,203 0,164

0,123 0,149 0,276 0,538 0,381 0,057 0,063 0,076 0,308 0,090 0,357 0,377 0,311 0,097 0,252 0,247 0,377 0,273 0,328 0,251 0,065 0,336 0,252 0,165 0,088

40

U=

0,100 0,062 0,103 0,128 0,151 0,127 0,152 0,279 0,356 0,338 0,061 0,066 0,082 0,287 0,096 0,321 0,354 0,351 0,107 0,245 0,241 0,323 0,261 0,302 0,244 0,069 0,311 0,245 0,167 0,092

0,460 0,608 0,446 0,366 0,303 0,369 0,300 0,057 0,014 0,050 0,525 0,602 0,483 0,089 0,472 0,062 0,046 0,053 0,251 0,135 0,139 0,051 0,116 0,076 0,136 0,584 0,071 0,136 0,264 0,490

0,176 0,134 0,175 0,190 0,201 0,191 0,201 0,183 0,045 0,115 0,177 0,134 0,194 0,156 0,175 0,130 0,113 0,152 0,301 0,184 0,185 0,120 0,174 0,145 0,184 0,146 0,141 0,184 0,202 0,166

0,169 0,136 0,177 0,192 0,198 0,190 0,198 0,204 0,047 0,115 0,179 0,136 0,165 0,159 0,166 0,131 0,110 0,132 0,245 0,184 0,187 0,128 0,176 0,147 0,185 0,137 0,140 0,185 0,203 0,164

0,095 0,059 0,100 0,124 0,147 0,123 0,149 0,276 0,538 0,381 0,057 0,063 0,076 0,308 0,090 0,357 0,377 0,311 0,097 0,252 0,247 0,377 0,273 0,328 0,251 0,065 0,336 0,252 0,165 0,088

Selanjutnya melakukan pengecekan kondisi berhenti. Karena | a) - ag | = |

1.665.619.664.535.720 – 0| = 1.665.619.664.535.720 >> ξ (10Sm), dan interasi = 1 < MaxIter (=100), maka kita lanjutkan ke interasi ke-2 (t=2). Pada interasi ke-2, dapat dihitung kembali 5 pusat cluster, ?$2 dengan k =

1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4 sebagai berikut :

41

26144188,964 17391918,127 21292678,972 21624696,547 26268002,626

V=

38057223,719 25284354,899 30928619,239 31067004,417 38079300,648

41,004 31,628 36,270 34,865 40,375

12525754,377 6528999,150 9681023,240 9705528,308 12688594,080

Fungsi objektif pada interasi a) dapat sebagai : ab ∑]

6 _ W [ QX5 ∑UX5cN∑RX5OPQR – TUR V Y(\QU ) d

= 1.180.012.821.223.876,7 Selanjutnya memperbaiki matrik Partisi U :

U=

0,019 0,028 0,025 0,057 0,094 0,053 0,096 0,187 0,363 0,474 0,032 0,009 0,046 0,416 0,026 0,436 0,498 0,296 0,039 0,317 0,308 0,449 0,360 0,443 0,314 0,021

0,827 0,649 0,779 0,594 0,440 0,616 0,430 0,052 0,024 0,001 0,160 0,891 0,349 0,023 0,750 0,002 0,010 0,046 0,088 0,083 0,090 0,015 0,055 0,011 0,085 0,731

0,070 0,152 0,087 0,149 0,189 0,141 0,192 0,273 0,127 0,005 0,417 0,047 0,297 0,055 0,102 0,007 0,035 0,187 0,456 0,137 0,144 0,052 0,105 0,028 0,139 0,119

0,065 0,143 0,083 0,144 0,184 0,136 0,187 0,309 0,140 0,005 0,358 0,044 0,263 0,058 0,096 0,007 0,037 0,196 0,380 0,140 0,147 0,056 0,109 0,030 0,143 0,108

0,019 0,027 0,025 0,056 0,093 0,053 0,095 0,178 0,345 0,515 0,032 0,009 0,045 0,447 0,026 0,549 0,420 0,275 0,038 0,322 0,312 0,427 0,370 0,488 0,319 0,021

42

Selanjutnya dilakukan pengecekan kembali kondisi berhenti. Karena | a) -

a) | = | 1.180.012.821.223.876,7– 1.665.619.664.535.720 | = >> ξ (10Sm), dan

interasi = 2 < MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke interasi ke-3 (t=3).

Demikian seterusnya, hingga : | ab - abS) | < ξ atau t > MaxIter. Untuk kasus ini, proses baru akan berhenti setelah interasi ke-73.

Pada interasi ke-73 ini, 5 cluster, ?$2 dengan k = 1,2,...,5; dan j = 1,2,3,4

adalah sebagai berikut :

V=

26.097.128,366 8.234.631,216 16.681.512,964 18.413.841,096 35.965.416,453

38.367.129,554 12.525.801,532 23.440.686,716 28.798.309,673 50.846.152,565

43,168 12,189 28,951 38,362 47,930

12.708.683,466 3.783.433,770 4.873.526,540 9.035.488,840 18.284.604,166

Informasi yang bisa diperoleh dari kelima pusat cluster ini adalah: pada kabupaten tersebut, industri-industri kecil dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok: 1. Kelompok pertama (cluster ke-1), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 26.097.128,366; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 38.367.129,554; sudah beroperasi sekitar 43,168 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 12.708.683,466. 2. Kelompok kedua (cluster ke-2), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 8.234.631,216; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 12.525.801,532; sudah beroperasi sekitar 12,189 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 3.783.433,770. 3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 16.681.512,964; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 23.440.686,716; sudah beroperasi sekitar 28,951 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 4.873.526,540. 4. Kelompok keempat (cluster ke-4), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 18.413.841,096; memiliki rata-rata penjualan per bulan

43

sekitar Rp. 28.798.309,673; sudah beroperasi sekitar 38,362 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 9.035.488,840. 5. Kelompok kelima (cluster ke-5), berisi industri-industri kecil yang memiliki modal awal sekitar Rp. 35.965.416,453; memiliki rata-rata penjualan per bulan sekitar Rp. 50.846.152,565; sudah beroperasi sekitar 47,930 bulan; dan memiliki rata-rata laba per bulan sekitar Rp. 18.284.604,166.

Matrik partisi U:

U=

0,012 0,041 0,008 0,030 0,007 0,025 0,010 0,513 0,791 0,992 0,029 0,024 0,032 0,777 0,027 0,987 0,931 0,649 0,055 0,007 0,044 0,876 0,254 0,913 0,005 0,024 0,912 0,038 0,050 0,004

0,022 0,029 0,017 0,168 0,923 0,166 0,901 0,029 0,013 0,001 0,010 0,023 0,015 0,013 0,033 0,001 0,005 0,022 0,014 0,001 0,006 0,009 0,015 0,006 0,001 0,020 0,006 0,005 0,665 0,006

0,855 0,488 0,922 0,667 0,046 0,686 0,057 0,114 0,043 0,002 0,069 0,651 0,119 0,032 0,694 0,003 0,015 0,075 0,070 0,002 0,011 0,028 0,031 0,015 0,001 0,238 0,016 0,009 0,0,16 0,953

0,106 0,431 0,051 0,125 0,021 0,114 0,028 0,302 0,127 0,004 0,886 0,296 0,827 0,060 0,239 0,005 0,036 0,213 0,853 0,002 0,016 0,061 0,051 0,030 0,002 0,713 0,035 0,013 0,099 0,036

0,004 0,010 0,002 0,010 0,003 0,009 0,004 0,043 0,026 0,002 0,005 0,006 0,006 0,118 0,007 0,004 0,014 0,041 0,009 0,988 0,923 0,026 0,649 0,037 0,991 0,005 0,030 0,936 0,026 0,001

44

Dari matriks partisi U tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kecenderungan suatu industri kecil untuk masuk ke kelompok (cluster) yang mana. Suatu industri kecil memiliki derajat keanggotaan tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok. Tentu saja derajat keanggotaan tersebar menunjukkan kecenderungan tertinggi suatu industri untuk masuk menajadi anggota kelompok. Tabel 2.9 menunjukkan derajat keanggotaan tiap industri kecil pada setiap kelompok (cluster) beserta kecenderungan tertinggi suatu industri kecil untuk masuk dalam suatu kelompok. Tabel 2.9 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Cluster Dengan FCM

Data Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster 1

2

3

4

5

0,012 0,041 0,008 0,030 0,007 0,025 0,010 0,513 0,791 0,992 0,029 0,024 0,032 0,777 0,027 0,987 0,931 0,649 0,055 0,007 0,044 0,876 0,254

0,022 0,029 0,017 0,168 0,923 0,166 0,901 0,029 0,013 0,001 0,010 0,023 0,015 0,013 0,033 0,001 0,005 0,022 0,014 0,001 0,006 0,009 0,015

0,855 0,488 0,922 0,667 0,046 0,686 0,057 0,114 0,043 0,002 0,069 0,651 0,119 0,032 0,694 0,003 0,015 0,075 0,070 0,002 0,011 0,028 0,031

0,106 0,431 0,051 0,125 0,021 0,114 0,028 0,302 0,127 0,004 0,886 0,296 0,827 0,060 0,239 0,005 0,036 0,213 0,853 0,002 0,016 0,061 0,051

0,004 0,010 0,002 0,010 0,003 0,009 0,004 0,043 0,026 0,002 0,005 0,006 0,006 0,118 0,007 0,004 0,014 0,041 0,009 0,988 0,923 0,026 0,649

Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster 1

2

3

4

5

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

45

Derajat keanggotaan Data Pada Cluster

Data Ke24 25 26 27 28 29 30

Derajat Keanggotaan Data Pada Cluster

1

2

3

4

5

1

0,913 0,005 0,024 0,912 0,038 0,050 0,004

0,006 0,001 0,020 0,006 0,005 0,665 0,006

0,015 0,001 0,238 0,016 0,009 0,0,16 0,953

0,030 0,002 0,713 0,035 0,013 0,099 0,036

0,037 0,991 0,005 0,030 0,936 0,026 0,001

*

2

3

4

5 *

* * * * *

Dari tabel 2.9 tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Kelompok pertama (cluster ke-1), akan berisi industri-industri kecil ke: 8, 9, 10, 14, 16, 17, 18, 22, 24, dan 27 2. Kelompok kedua (cluster ke-2), akan berisi industri-industri kecil ke: 5, 7 dan 29. 3. Kelompok ketiga (cluster ke-3), akan berisi industri-industri kecil ke: 1, 2, 3, 4, 6, 12, 15, dan 30. 4. Kelompok keempat (cluster ke-4), akan berisi industri-industri kecil ke: 11, 13, 19, dan 26. 5. Kelompok kelima (cluster ke-5), akan berisi industri-industri kecil ke: 20, 21, 23, 25, dan 28.

2.2.5 Sistem Penilaian dan Penjurusan Di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Sesuai kurikulum yang berlaku di seluruh Indonesia, maka siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan jurusan/penjurusan. Penjurusan yang tersedia di SMA meliputi Ilmu Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa. Tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan minatnya. Dari keseluruhan mata pelajaran di SMA, tidak seluruhnya dijadikan dasar untuk proses penjurusan,

46

melainkan hanya mata pelajaran inti dari tiap jurusan tersebut. Mata pelajaran inti untuk jurusan IPA terdiri atas: Biologi, Fisika, Matematika IPA, Kimia. Mata pelajaran inti untuk IPS adalah: Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Sedangkan mata kuliah inti untuk jurusan Bahasa adalah: Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia [3]. Tujuan dilaksanakannya penjurusan adalah [3]: 1. Mengelompokkan siswa sesuai kecakapan, kemampuan, dan bakat, yang relatif sama. 2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja. 3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja). Waktu penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X. Pelaksanaan penjurusan program dimulai pada semester 1 (satu) kelas XI. Kriteria penjurusan program dilakanakan berdasarkan nilai akademik. Peserta didik yang naik kelas XI dan akan mengambil program

tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program tersebut. Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta didik, misalnya : -

Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia dan Geografi (2 mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri khas program IPS), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Bahasa.

-

Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas Bahasa dan 1 ciri khas IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPS.

-

Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosilologi, dan Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program Bahasa), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPA.

47

-

Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga program di SMA) maka perlu diperhatikan prestasi nilai mata pelajaran yang lebih unggul daripada program lainya (siswa tersebut dapat dijuruskan ke program yang nilai prestasi mata pelajaran yang lebih unggul tersebut), atau dengan mempertimbangkan minat peserta didik. Untuk mengetahui minat peserta didik dapat dilakukan melalui angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksinya. Skala penilaian penilaian yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah-sekolah di

Indonesia adalah [3]: 1. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100. 2. Ketuntasan belajar setiap indikator

yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %. 3. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal

(KKM)

dibawah nilai ketuntasan belajar ideal. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. 4. KKM ditetapkan oleh forum guru pada awal tahun pelajaran. 5. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB dan seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.

harus diinformasikan kepada

48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah jenis penelitian eksperimen, yaitu melakukan pengujian tingkat akurasi algoritma Fuzzy C-Means dalam pemetaan kesamaan minat siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran bidang peminatan. Data eksperimen diambil dari tempat penelitian yaitu di SMA Negeri 2 Banjarbaru.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data 3.1.2.1 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder: a. Data Primer: berupa data tentang mekanisme pelaksanaan peminatan yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri 2 Banjarbaru, yang diperoleh dengan wawancara. b. Data Sekunder: berupa data siswa dan nilai mata pelajaran peminatan sebelum pelaksanaan peminatan dan setelah pelaksanaan peminatan, yang diperoleh dari database akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru tahun 2010. 3.1.2.2 Sampel Data Sampel data yang digunakan adalah data nilai (sebelum dan setelah peminatan/penjurusan) siswa SMA Negeri 2 Banjarbaru (angkatan tahun 2008) sebanyak 81 siswa dari 115 siswa. Penetapan jumlah sampel ini di dasarkan pada metode penentuan sampel

yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael untuk

menentukan ukuran sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000 [13]. Tingkat kesalahan untuk menentapkan jumlah sampel yang dipilih dalam metode ini ini adalah sekitar 10%. Parameter data yang akan digunakan dalam

49

eksperimen berupa rata-rata nilai mata pelajaran kelompok peminatan, yaitu: jurusan IPA (mata pelajaran Biologi, Matematika, Fisika dan Kimia), jurusan IPS (mata pelajaran Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi), jurusan Bahsa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia). Sampel data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Tabel 3.1 Sampel Data Nilai Rata-rata Siswa pada Bidang Minat Tertentu Sebelum Peminatan Nilai Rata-rata Peminatan

Siswa

IPA

IPS

Bahasa

1

72,2

74,8

76,5

2

74,9

76,5

67,3

3

77,5

70,6

74,6

4

68,1

77,1

77,8

5

76,6

71,3

76,1

6

78,2

76,4

64,6

7

70,4

74,5

72,9

8

75,3

75,2

68,7

9

77,1

73,7

80,5

10

71,5

77,6

77,8

11

74,0

69,8

80,3

12

72,8

78,4

69,8

13

73,7

73,9

71,4

14

73,1

73,9

72,5

15

71,9

73,2

74,9

16

74,3

73,2

70,3

17

78,3

79,2

79,0

18

71,8

74,3

77,9

19

74,1

75,3

80,3

20

74,7

72,4

72,1

21

74,0

71,3

71,9

22

70,6

78,5

76,6

23

76,8

78,6

73,5

24

75,3

71,2

77,6

25

76,1

72,4

72,4

26

70,7

78,9

69,0

27

83,4

76,1

78,8

50

Siswa

Nilai Rata-rata Peminatan IPA

IPS

Bahasa

28

70,8

76,6

79,0

29

78,3

75,5

80,2

30

76,7

76,4

73,8

31

74,4

79,4

86,1

32

80,4

76,7

78,8

33

66,5

71,0

71,4

34

69,2

76,4

69,0

35

82,7

86,1

80,0

36

75,3

73,5

71,5

37

82,5

79,3

70,8

38

69,3

70,8

73,8

39

77,5

80,6

77,9

40

67,6

75,5

73,0

41

80,3

75,7

74,8

42

70,3

74,2

68,5

43

78,5

65,0

82,5

44

68,5

77,5

72,5

45

81,7

70,5

72,5

46

77,5

75,0

75,8

47

87,5

70,5

77,0

48

75,9

78,0

86,5

49

70,5

70,0

75,5

50

79,0

72,0

65,0

51

65,0

80,0

70,5

52

78,0

75,0

89,5

53

72,5

75,0

82,5

54

81,0

65,7

75,5

55

89,7

76,5

68,0

56

78,5

67,5

85,7

57

65,0

89,5

70,5

58

70,7

92,0

78,5

59

75,5

70,0

79,5

60

85,0

75,5

80,2

61

68,5

65,0

78,5

62

82,5

69,5

72,1

63

74,5

90,2

70,5

64

69,5

72,5

79,0

65

70,9

74,5

91,5

51

Siswa

Nilai Rata-rata Peminatan

IPS

IPA

Bahasa

66

82,5

72,5

70,6

67

75,8

82,1

70,8

68

80,2

74,5

72,5

69

74,5

91,5

69,5

70

60,5

68,7

77,8

71

74,5

77,8

69,8

72

79,0

72,5

73,8

73

87,5

75,2

71,8

74

65,0

76,8

67,5

75

76,0

94,8

74,0

76

65,0

77,8

81,5

77

65,5

68,0

75,8

78

80,4

75,5

74,2

79

90,1

78,7

74,3

80

75,7

74,0

87,5

81

74,9

77,3

65,0

Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, Tahun 2010.

Tabel 3.2 Sampel Data Nilai Rata-rata Bidang Peminatan Siswa Angkatan 2008 SMA Negeri 2 Banjarbaru Tahun 2010 Setelah Peminatan. Jurusan Yang Dipilih

Siswa

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

1

Bahasa

75,50

74,20

2

IPS

77,00

75,50

3

IPA

75,50

78,00

4

Bahasa

72,00

74,50

5

IPA

72,80

71,50

6

IPA

71,50

74,50

7

IPS

69,00

65,50

8

IPA

70,50

72,50

9

Bahasa

76,25

75,50

10

Bahasa

74,50

72,50

11

Bahasa

78,00

76,50

52

Siswa

Jurusan Yang Dipilih

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

12

IPS

73,00

74,80

13

IPS

71,50

74,00

14

IPS

67,50

65,00

15

Bahasa

75,50

69,50

16

IPA

84,30

81,30

17

IPS

80,70

82,50

18

Bahasa

76,00

80,50

19

Bahasa

81,50

82,50

20

IPA

74,00

71,00

21

IPA

69,50

73,50

22

IPS

82,50

79,50

23

IPS

72,50

70,75

24

Bahasa

65,50

70,50

25

IPA

66,00

68,30

26

IPS

78,00

76,50

27

IPA

72,50

71,00

28

Bahasa

71,00

67,50

29

Bahasa

82,00

80,00

30

IPA

72,50

67,80

31

Bahasa

71,90

73,50

32

IPA

80,70

75,50

33

Bahasa

80,50

88,50

34

IPS

82,75

80,50

35

IPS

83,50

81,50

36

IPA

78,20

75,50

37

IPA

74,50

72,00

38

Bahasa

79,00

81,30

39

IPS

70,70

72,00

40

IPS

69,50

77,50

41

IPA

79,50

70,30

42

IPS

75,80

72,30

43

Bahasa

80,50

82,50

44

IPS

78,50

75,80

45

IPA

74,50

72,80

46

IPA

74,00

72,70

47

IPA

73,60

71,80

48

Bahasa

73,80

74,50

53

Siswa

Jurusan Yang Dipilih

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan Kelas XI

Kelas XII

49

Bahasa

78,50

82,00

50

IPA

80,50

79,40

51

IPS

77,50

80,00

52

Bahasa

85,00

81,70

53

Bahasa

73,80

69,80

54

IPA

75,50

80,60

55

IPA

83,60

84,50

56

Bahasa

78,50

82,60

57

IPS

79,60

75,50

58

IPS

74,20

72,50

59

Bahasa

75,80

77,00

60

IPA

70,50

74,30

61

Bahasa

75,00

75,20

62

IPA

78,10

75,80

63

IPS

77,50

81,20

64

Bahasa

66,90

68,20

65

Bahasa

74,50

74,00

66

IPA

77,60

78,00

67

IPS

79,00

80,60

68

IPA

77,50

78,00

69

IPS

80,20

82,80

70

Bahasa

76,40

78,10

71

IPS

74,00

74,50

72

IPA

70,80

69,50

73

IPA

84,20

82,50

74

IPS

75,80

75,00

75

IPS

87,60

82,80

76

Bahasa

74,50

72,10

77

Bahasa

75,80

77,10

78

IPA

72,40

74,00

79

IPA

78,60

82,10

80

Bahasa

80,20

79,60

81

IPS

67,80

74,00

Sumber: Database Akademik SMA Negeri 2 Banjarbaru, 2010.

54

3.1.3 Metode Pengukuran Akurasi penerapan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam peminatan/ penjurusan di SMA diuji dengan cara: 1. Data sampel siswa dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sebelum peminatan dikelompokan dengan algoritma Fuzzy C-Means untuk membagi siswa ke dalam bidang minat tertentu (Kelompok IPA, IPS dan Bahasa) sesuai dengan kesamaan perolehan nilai rata-rata bidang peminatan tersebut. 2. Hasil peminatan Fuzzy C-Means dibandingkan dengan hasil peminatan yang telah diaksanakan di tempat penelitian (terhadap data sampel nilai rata-rata mata pelajaran pada peminatan yang telah dijalani oleh siswa). 3. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan >= Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal (>=75), maka FCM dinyatakan AKURAT. 4. Jika minat yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan < Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan TIDAK AKURAT. 5. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan >= Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan TIDAK AKURAT. 6. Jika minat yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan FCM dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan yang diperoleh setelah peminatan < Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ideal, maka FCM dinyatakan AKURAT. 7. Selanjutnya dihitung persen tingkat akurasi FCM dengan: % Akurasi = (Jumlah Data Akurat / Total Sampel) * 100

3.2

Penerapan Fuzzy C-Means Dalam Peminatan/Penentuan Jurusan Pada tahap awal dilakukan pemetaan korelasi antara peminatan dengan mata

pelajaran peminatan, hasilnya ditunjukan pada gambar 3.1 berikut:

55

Peminatan Jurusan

Mata Pelajaran

Biologi

Matematika Fisika Bidang Minat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Bidang Minat Ilmu Penget. Sosial (IPS)

Kimia

Sosiologi

Geografi Bidang Minat Bahasa

Sejarah Ekonomi Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Gambar 3.1 Diagram Korelasi Antara Mata Pelajaran Dengan Peminatan

Selanjutnya ditentukan nilai bidang minat tertentu, yang diperoleh dari hasil rata-rata mata pelajaran peminatan yang berada dalam kelompok bidang minat tersebut sebelum dilakukan peminatan. Data ini akan digunakan sebagai data parameter ujicoba peminatan menggunakan FCM ( tabel 3.1.) Setelah parameter nilai rata-rata bidang minat diketahui, selanjutnya dilakukan pemetaan/klastering data mengikuti algoritma FCM: 1. Menetapkan matriks partisi awal U berupa matriks berukuran n x m (n adalah jumlah sampel data, yaitu=42, dan m adalah parameter/atribut setiap data, yaitu=3). Xij = data sampel ke-i (i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m). Data untuk matriks partisi awal yang digunakan adalah data pada tabel 3.3.

56

2. Menentukan Nilai Parameter Awal : -

Jumlah cluster ( c )

= 3

-

Pangkat

= 2

-

Maksimum interasi (MaxIter)

= 100

-

Error terkecil yang diharapkan ( ξ )

= 10-5

-

Fungsi objektif awal (P0)

= 0

-

Interasi awal (t)

= 1

(w)

-

3. Membangkitkan bilangan random µik, i=1,2,...,n; k=1,2,...c; sebagai elemenelemen matriks partisi awal (U). Berdasarkan persamaan 2.1, matrik partisi awal (u0) secara random yang terbentuk dengan menggunakan Matlab adalah: >> rand('state',0) >> X=[rand(27,3);rand(27,3);rand(27,3)] X= 0.9501 0.6038 0.1509 0.2311 0.2722 0.6979 0.6068 0.1988 0.3784 0.4860 0.0153 0.8600 0.8913 0.7468 0.8537 0.7621 0.4451 0.5936 0.4565 0.9318 0.4966 0.0185 0.4660 0.8998 0.8214 0.4186 0.8216 0.4447 0.8462 0.6449 0.6154 0.5252 0.8180 0.7919 0.2026 0.6602 0.9218 0.6721 0.3420 0.7382 0.8381 0.2897 0.1763 0.0196 0.3412 0.4057 0.6813 0.5341 0.9355 0.3795 0.7271 0.9169 0.8318 0.3093 0.4103 0.5028 0.8385 0.8936 0.7095 0.5681 0.0579 0.4289 0.3704 0.3529 0.3046 0.7027 0.8132 0.1897 0.5466 0.0099 0.1934 0.4449 0.1389 0.6822 0.6946 0.2028 0.3028 0.6213 0.1987 0.5417 0.7948 0.9568 0.5298 0.4120 0.5226 0.6405 0.7446

57

0.8801 0.1730 0.9797 0.2714 0.2523 0.8757 0.7373 0.1365 0.0118 0.8939 0.1991 0.2987 0.6614 0.2844 0.4692 0.0648 0.9883 0.5828 0.4235 0.5155 0.3340 0.4329 0.2259 0.5798 0.7604 0.0164 0.1901 0.5869 0.0576 0.3676 0.6315 0.7176 0.6927 0.0841 0.4544 0.4418 0.3533 0.1536 0.6756 0.6992 0.7275 0.4784 0.5548 0.1210 0.4508 0.7159 0.8928 0.2731 0.2548

0.2091 0.3798 0.7833 0.6808 0.4611 0.5678 0.7942 0.0592 0.6029 0.0503 0.4154 0.3050 0.8744 0.0150 0.7680 0.9708 0.9901 0.7889 0.4387 0.4983 0.2140 0.6435 0.3200 0.9601 0.7266 0.9084 0.2319 0.2393 0.0498 0.0784 0.6408 0.1909 0.8439 0.1739 0.1708 0.9943 0.4398 0.3400 0.3142 0.3651 0.3932 0.5915 0.1197 0.0381 0.4586 0.8699 0.9342 0.2644 0.1603

0.2679 0.4399 0.9334 0.6833 0.2126 0.8392 0.6288 0.1338 0.2071 0.6072 0.6299 0.3705 0.5751 0.4514 0.0439 0.0272 0.3127 0.0129 0.3840 0.6831 0.0928 0.0353 0.6124 0.6085 0.0158 0.9669 0.6649 0.8704 0.0099 0.1370 0.8188 0.4302 0.8903 0.7349 0.6873 0.3461 0.1660 0.1556 0.1911 0.4225 0.8560 0.4902 0.8159 0.4608 0.4574 0.4507 0.4122 0.9016 0.0056

58

0.8656 0.8729 0.2974 0.2324 0.2379 0.0492 0.8049 0.6458 0.6932

4.

Menentukan Pusat Klaster (V) Pada iterasi pertama, dengan menggunakan persamaan 2.3 : ' ∑p) # )(("#$ ) ∗ A#2 ) ?$2 = ' ∑p) # )("#$ )

dapat dihitung 3 pusat klaster Vkj dengan k=1,2,3 dan j=1,2,3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-1 Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-1 (µi1)

Data yang diklaster (µi1)² Xi1

Xi2

Xi3

(µi1)² x Xi1 (µi1)² x Xi2 (µi1)² x Xi3

1

0,9501

72,2

74,8

76,5

0,9027

65,2

67,5

69,1

2

0,2311

74,9

76,5

67,3

0,0534

4,0

4,1

3,6

3

0,6068

77,5

70,6

74,6

0,3682

28,5

26,0

27,5

4

0,4860

68,1

77,1

77,8

0,2362

16,1

18,2

18,4

5

0,8913

76,6

71,3

76,1

0,7944

60,9

56,6

60,5

6

0,7621

78,2

76,4

64,6

0,5808

45,4

44,4

37,5

7

0,4565

70,4

74,5

72,9

0,2084

14,7

15,5

15,2

8

0,0185

75,3

75,2

68,7

0,0003

0,0

0,0

0,0

9

0,8214

77,1

73,7

80,5

0,6747

52,0

49,7

54,3

10

0,4447

71,5

77,6

77,8

0,1978

14,1

15,3

15,4

11

0,6154

74,0

69,8

80,3

0,3787

28,0

26,4

30,4

12

0,7919

72,8

78,4

69,8

0,6271

45,7

49,2

43,8

13

0,9218

73,7

73,9

71,4

0,8497

62,6

62,8

60,7

14

0,7382

73,1

73,9

72,5

0,5449

39,8

40,3

39,5

15

0,1763

71,9

73,2

74,9

0,0311

2,2

2,3

2,3

59

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-1 (µi1)

Data yang diklaster Xi1

Xi2

Xi3

(µi1)²

(µi1)² x Xi1 (µi1)² x Xi2 (µi1)² x Xi3

16

0,4057

74,3

73,2

70,3

0,1646

12,2

12,0

11,6

17

0,9355

78,3

79,2

79,0

0,8752

68,5

69,3

69,1

18

0,9169

71,8

74,3

77,9

0,8407

60,4

62,5

65,5

19

0,4103

74,1

75,3

80,3

0,1683

12,5

12,7

13,5

20

0,8936

74,7

72,4

72,1

0,7985

59,6

57,8

57,6

21

0,0579

74,0

71,3

71,9

0,0034

0,2

0,2

0,2

22

0,3529

70,6

78,5

76,6

0,1245

8,8

9,8

9,5

23

0,8132

76,8

78,6

73,5

0,6613

50,8

52,0

48,6

24

0,0099

75,3

71,2

77,6

0,0001

0,0

0,0

0,0

25

0,1389

76,1

72,4

72,4

0,0193

1,5

1,4

1,4

26

0,2028

70,7

78,9

69,0

0,0411

2,9

3,2

2,8

27

0,1987

83,4

76,1

78,8

0,0395

3,3

3,0

3,1

28

0,9568

70,8

76,6

79,0

0,9155

64,8

70,1

72,3

29

0,5226

78,3

75,5

80,2

0,2731

21,4

20,6

21,9

30

0,8801

76,7

76,4

73,8

0,7746

59,4

59,2

57,2

31

0,1730

74,4

79,4

86,1

0,0299

2,2

2,4

2,6

32

0,9797

80,4

76,7

78,8

0,9598

77,2

73,6

75,6

33

0,2714

66,5

71,0

71,4

0,0737

4,9

5,2

5,3

34

0,2523

69,2

76,4

69,0

0,0637

4,4

4,9

4,4

35

0,8757

82,7

86,1

80,0

0,7669

63,4

66,0

61,3

36

0,7373

75,3

73,5

71,5

0,5436

40,9

40,0

38,9

37

0,1365

82,5

79,3

70,8

0,0186

1,5

1,5

1,3

38

0,0118

69,3

70,8

73,8

0,0001

0,0

0,0

0,0

39

0,8939

77,5

80,6

77,9

0,7991

61,9

64,4

62,2

40

0,1991

67,6

75,5

73,0

0,0396

2,7

3,0

2,9

41

0,2987

80,3

75,7

74,8

0,0892

7,2

6,8

6,7

42

0,6614

70,3

74,2

68,5

0,4374

30,8

32,5

30,0

43

0,2844

78,5

65,0

82,5

0,0809

6,3

5,3

6,7

44

0,4692

68,5

77,5

72,5

0,2201

15,1

17,1

16,0

45

0,0648

81,7

70,5

72,5

0,0042

0,3

0,3

0,3

46

0,9883

77,5

75,0

75,8

0,9767

75,7

73,3

74,0

47

0,5828

87,5

70,5

77,0

0,3397

29,7

23,9

26,2

48

0,4235

75,9

78,0

86,5

0,1794

13,6

14,0

15,5

49

0,5155

70,5

70,0

75,5

0,2657

18,7

18,6

20,1

50

0,3340

79,0

72,0

65,0

0,1116

8,8

8,0

7,3

51

0,4329

65,0

80,0

70,5

0,1874

12,2

15,0

13,2

60

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-1 (µi1)

Data yang diklaster

Xi1

Xi2

Xi3

(µi1)²

(µi1)² x Xi1 (µi1)² x Xi2 (µi1)² x Xi3

52

0,2259

78,0

75,0

89,5

0,0510

4,0

3,8

4,6

53

0,5798

72,5

75,0

82,5

0,3362

24,4

25,2

27,7

54

0,7604

81,0

65,7

75,5

0,5782

46,8

38,0

43,7

55

0,0164

89,7

76,5

68,0

0,0003

0,0

0,0

0,0

56

0,1901

78,5

67,5

85,7

0,0361

2,8

2,4

3,1

57

0,5869

65,0

89,5

70,5

0,3445

22,4

30,8

24,3

58

0,0576

70,7

92,0

78,5

0,0033

0,2

0,3

0,3

59

0,3676

75,5

70,0

79,5

0,1351

10,2

9,5

10,7

60

0,6315

85,0

75,5

80,2

0,3988

33,9

30,1

32,0

61

0,7176

68,5

65,0

78,5

0,5149

35,3

33,5

40,4

62

0,6927

82,5

69,5

72,1

0,4798

39,6

33,3

34,6

63

0,0841

74,5

90,2

70,5

0,0071

0,5

0,6

0,5

64

0,4544

69,5

72,5

79,0

0,2065

14,4

15,0

16,3

65

0,4418

70,9

74,5

91,5

0,1952

13,8

14,5

17,9

66

0,3533

82,5

72,5

70,6

0,1248

10,3

9,0

8,8

67

0,1536

75,8

82,1

70,8

0,0236

1,8

1,9

1,7

68

0,6756

80,2

74,5

72,5

0,4564

36,6

34,0

33,1

69

0,6992

74,5

91,5

69,5

0,4889

36,4

44,7

34,0

70

0,7275

60,5

68,7

77,8

0,5293

32,0

36,4

41,2

71

0,4784

74,5

77,8

69,8

0,2289

17,1

17,8

16,0

72

0,5548

79,0

72,5

73,8

0,3078

24,3

22,3

22,7

73

0,1210

87,5

75,2

71,8

0,0146

1,3

1,1

1,1

74

0,4508

65,0

76,8

67,5

0,2032

13,2

15,6

13,7

75

0,7159

76,0

94,8

74,0

0,5125

39,0

48,6

37,9

76

0,8928

65,0

77,8

81,5

0,7971

51,8

62,0

65,0

77

0,2731

65,5

68,0

75,8

0,0746

4,9

5,1

5,7

78

0,2548

80,4

75,5

74,2

0,0649

5,2

4,9

4,8

79

0,8656

90,1

78,7

74,3

0,7493

67,5

59,0

55,7

80

0,2324

75,7

74,0

87,5

0,0540

4,1

4,0

4,7

81

0,8049

74,9

77,3

65,0

0,6479

48,5

50,1

42,1

∑ 26,9003

2.025,6

2.041,6

2.026,9

75,30

75,89

75,35

61

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-2 Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-2 (µi2)

Data yang diklaster (µi2)² Xi1

Xi2

Xi3

(µi2)² x Xi1 (µi2)² x Xi2 (µi2)² x Xi3

1

0,6038

72,2

74,8

76,5

0,3646

26,3

27,3

27,9

2

0,2722

74,9

76,5

67,3

0,0741

5,5

5,7

5,0

3

0,1988

77,5

70,6

74,6

0,0395

3,1

2,8

2,9

4

0,0153

68,1

77,1

77,8

0,0002

0,0

0,0

0,0

5

0,7468

76,6

71,3

76,1

0,5577

42,7

39,8

42,4

6

0,4451

78,2

76,4

64,6

0,1981

15,5

15,1

12,8

7

0,9318

70,4

74,5

72,9

0,8683

61,1

64,7

63,3

8

0,4660

75,3

75,2

68,7

0,2172

16,4

16,3

14,9

9

0,4186

77,1

73,7

80,5

0,1752

13,5

12,9

14,1

10

0,8462

71,5

77,6

77,8

0,7161

51,2

55,6

55,7

11

0,5252

74,0

69,8

80,3

0,2758

20,4

19,3

22,1

12

0,2026

72,8

78,4

69,8

0,0410

3,0

3,2

2,9

13

0,6721

73,7

73,9

71,4

0,4517

33,3

33,4

32,3

14

0,8381

73,1

73,9

72,5

0,7024

51,3

51,9

50,9

15

0,0196

71,9

73,2

74,9

0,0004

0,0

0,0

0,0

16

0,6813

74,3

73,2

70,3

0,4642

34,5

34,0

32,6

17

0,3795

78,3

79,2

79,0

0,1440

11,3

11,4

11,4

18

0,8318

71,8

74,3

77,9

0,6919

49,7

51,4

53,9

19

0,5028

74,1

75,3

80,3

0,2528

18,7

19,0

20,3

20

0,7095

74,7

72,4

72,1

0,5034

37,6

36,4

36,3

21

0,4289

74,0

71,3

71,9

0,1840

13,6

13,1

13,2

22

0,3046

70,6

78,5

76,6

0,0928

6,6

7,3

7,1

23

0,1897

76,8

78,6

73,5

0,0360

2,8

2,8

2,6

24

0,1934

75,3

71,2

77,6

0,0374

2,8

2,7

2,9

25

0,6822

76,1

72,4

72,4

0,4654

35,4

33,7

33,7

26

0,3028

70,7

78,9

69,0

0,0917

6,5

7,2

6,3

27

0,5417

83,4

76,1

78,8

0,2934

24,5

22,3

23,1

28

0,5298

70,8

76,6

79,0

0,2807

19,9

21,5

22,2

29

0,6405

78,3

75,5

80,2

0,4102

32,1

31,0

32,9

30

0,2091

76,7

76,4

73,8

0,0437

3,4

3,3

3,2

31

0,3798

74,4

79,4

86,1

0,1442

10,7

11,5

12,4

32

0,7833

80,4

76,7

78,8

0,6136

49,3

47,1

48,3

33

0,6808

66,5

71,0

71,4

0,4635

30,8

32,9

33,1

62

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-2 (µi2)

Data yang diklaster

Xi1

Xi2

Xi3

(µi2)²

(µi2)² x Xi1 (µi2)² x Xi2 (µi2)² x Xi3

34

0,4611

69,2

76,4

69,0

0,2126

14,7

16,2

14,7

35

0,5678

82,7

86,1

80,0

0,3224

26,7

27,8

25,8

36

0,7942

75,3

73,5

71,5

0,6308

47,5

46,4

45,1

37

0,0592

82,5

79,3

70,8

0,0035

0,3

0,3

0,2

38

0,6029

69,3

70,8

73,8

0,3635

25,2

25,7

26,8

39

0,0503

77,5

80,6

77,9

0,0025

0,2

0,2

0,2

40

0,4154

67,6

75,5

73,0

0,1726

11,7

13,0

12,6

41

0,3050

80,3

75,7

74,8

0,0930

7,5

7,0

7,0

42

0,8744

70,3

74,2

68,5

0,7646

53,7

56,7

52,4

43

0,0150

78,5

65,0

82,5

0,0002

0,0

0,0

0,0

44

0,7680

68,5

77,5

72,5

0,5898

40,4

45,7

42,8

45

0,9708

81,7

70,5

72,5

0,9425

77,0

66,4

68,3

46

0,9901

77,5

75,0

75,8

0,9803

76,0

73,5

74,3

47

0,7889

87,5

70,5

77,0

0,6224

54,5

43,9

47,9

48

0,4387

75,9

78,0

86,5

0,1925

14,6

15,0

16,6

49

0,4983

70,5

70,0

75,5

0,2483

17,5

17,4

18,7

50

0,2140

79,0

72,0

65,0

0,0458

3,6

3,3

3,0

51

0,6435

65,0

80,0

70,5

0,4141

26,9

33,1

29,2

52

0,3200

78,0

75,0

89,5

0,1024

8,0

7,7

9,2

53

0,9601

72,5

75,0

82,5

0,9218

66,8

69,1

76,0

54

0,7266

81,0

65,7

75,5

0,5279

42,8

34,7

39,9

55

0,9084

89,7

76,5

68,0

0,8252

74,0

63,1

56,1

56

0,2319

78,5

67,5

85,7

0,0538

4,2

3,6

4,6

57

0,2393

65,0

89,5

70,5

0,0573

3,7

5,1

4,0

58

0,0498

70,7

92,0

78,5

0,0025

0,2

0,2

0,2

59

0,0784

75,5

70,0

79,5

0,0061

0,5

0,4

0,5

60

0,6408

85,0

75,5

80,2

0,4106

34,9

31,0

32,9

61

0,1909

68,5

65,0

78,5

0,0364

2,5

2,4

2,9

62

0,8439

82,5

69,5

72,1

0,7122

58,8

49,5

51,3

63

0,1739

74,5

90,2

70,5

0,0302

2,3

2,7

2,1

64

0,1708

69,5

72,5

79,0

0,0292

2,0

2,1

2,3

65

0,9943

70,9

74,5

91,5

0,9886

70,1

73,7

90,5

66

0,4398

82,5

72,5

70,6

0,1934

16,0

14,0

13,7

67

0,3400

75,8

82,1

70,8

0,1156

8,8

9,5

8,2

68

0,3142

80,2

74,5

72,5

0,0987

7,9

7,4

7,2

69

0,3651

74,5

91,5

69,5

0,1333

9,9

12,2

9,3

63

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-2 (µi1)

Data yang diklaster

Xi1

Xi2

Xi3

(µi1)²

(µi1)² x Xi1 (µi1)² x Xi2 (µi1)² x Xi3

70

0,3932

60,5

68,7

77,8

0,1546

9,4

10,6

12,0

71

0,5915

74,5

77,8

69,8

0,3499

26,1

27,2

24,4

72

0,1197

79,0

72,5

73,8

0,0143

1,1

1,0

1,1

73

0,0381

87,5

75,2

71,8

0,0015

0,1

0,1

0,1

74

0,4586

65,0

76,8

67,5

0,2103

13,7

16,2

14,2

75

0,8699

76,0

94,8

74,0

0,7567

57,5

71,7

56,0

76

0,9342

65,0

77,8

81,5

0,8727

56,7

67,9

71,1

77

0,2644

65,5

68,0

75,8

0,0699

4,6

4,8

5,3

78

0,1603

80,4

75,5

74,2

0,0257

2,1

1,9

1,9

79

0,8729

90,1

78,7

74,3

0,7620

68,7

60,0

56,6

80

0,2379

75,7

74,0

87,5

0,0566

4,3

4,2

5,0

81

0,6458

74,9

77,3

65,0

0,4171

31,2

32,2

27,1

∑ 25,4330

1.920,2

1.914,7

1.914,3

75,50

75,28

75,27

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Pusat Klaster pada Iterasi Pertama Klaster ke-3 Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-3 (µi3)

Data yang diklaster (µi3)² Xi1

Xi2

Xi3

(µi3)² x Xi1 (µi3)² x Xi2 (µi3)² x Xi3

1

0,1509

72,2

74,8

76,5

0,0228

1,6

1,7

1,7

2

0,6979

74,9

76,5

67,3

0,4871

36,5

37,3

32,8

3

0,3784

77,5

70,6

74,6

0,1432

11,1

10,1

10,7

4

0,8600

68,1

77,1

77,8

0,7396

50,4

57,0

57,5

5

0,8537

76,6

71,3

76,1

0,7288

55,8

52,0

55,5

6

0,5936

78,2

76,4

64,6

0,3524

27,6

26,9

22,8

7

0,4966

70,4

74,5

72,9

0,2466

17,4

18,4

18,0

8

0,8998

75,3

75,2

68,7

0,8096

61,0

60,9

55,6

9

0,8216

77,1

73,7

80,5

0,6750

52,0

49,7

54,3

10

0,6449

71,5

77,6

77,8

0,4159

29,7

32,3

32,4

11

0,8180

74,0

69,8

80,3

0,6691

49,5

46,7

53,7

64

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-3 (µi3)

Data yang diklaster

Xi1

Xi2

Xi3

(µi3)²

(µi3)² x Xi1 (µi3)² x Xi2 (µi3)² x Xi3

12

0,6602

72,8

78,4

69,8

0,4359

31,7

34,2

30,4

13

0,3420

73,7

73,9

71,4

0,1170

8,6

8,6

8,4

14

0,2897

73,1

73,9

72,5

0,0839

6,1

6,2

6,1

15

0,3412

71,9

73,2

74,9

0,1164

8,4

8,5

8,7

16

0,5341

74,3

73,2

70,3

0,2853

21,2

20,9

20,1

17

0,7271

78,3

79,2

79,0

0,5287

41,4

41,9

41,8

18

0,3093

71,8

74,3

77,9

0,0957

6,9

7,1

7,5

19

0,8385

74,1

75,3

80,3

0,7031

52,1

52,9

56,5

20

0,5681

74,7

72,4

72,1

0,3227

24,1

23,4

23,3

21

0,3704

74,0

71,3

71,9

0,1372

10,2

9,8

9,9

22

0,7027

70,6

78,5

76,6

0,4938

34,9

38,8

37,8

23

0,5466

76,8

78,6

73,5

0,2988

22,9

23,5

22,0

24

0,4449

75,3

71,2

77,6

0,1979

14,9

14,1

15,4

25

0,6946

76,1

72,4

72,4

0,4825

36,7

34,9

34,9

26

0,6213

70,7

78,9

69,0

0,3860

27,3

30,5

26,6

27

0,7948

83,4

76,1

78,8

0,6317

52,7

48,1

49,8

28

0,4120

70,8

76,6

79,0

0,1697

12,0

13,0

13,4

29

0,7446

78,3

75,5

80,2

0,5544

43,4

41,9

44,5

30

0,2679

76,7

76,4

73,8

0,0718

5,5

5,5

5,3

31

0,4399

74,4

79,4

86,1

0,1935

14,4

15,4

16,7

32

0,9334

80,4

76,7

78,8

0,8712

70,0

66,8

68,7

33

0,6833

66,5

71,0

71,4

0,4669

31,0

33,1

33,3

34

0,2126

69,2

76,4

69,0

0,0452

3,1

3,5

3,1

35

0,8392

82,7

86,1

80,0

0,7043

58,2

60,6

56,3

36

0,6288

75,3

73,5

71,5

0,3954

29,8

29,1

28,3

37

0,1338

82,5

79,3

70,8

0,0179

1,5

1,4

1,3

38

0,2071

69,3

70,8

73,8

0,0429

3,0

3,0

3,2

39

0,6072

77,5

80,6

77,9

0,3687

28,6

29,7

28,7

40

0,6299

67,6

75,5

73,0

0,3968

26,8

30,0

29,0

41

0,3705

80,3

75,7

74,8

0,1373

11,0

10,4

10,3

42

0,5751

70,3

74,2

68,5

0,3307

23,3

24,5

22,7

43

0,4514

78,5

65,0

82,5

0,2038

16,0

13,2

16,8

44

0,0439

68,5

77,5

72,5

0,0019

0,1

0,1

0,1

45

0,0272

81,7

70,5

72,5

0,0007

0,1

0,1

0,1

46

0,3127

77,5

75,0

75,8

0,0978

7,6

7,3

7,4

47

0,0129

87,5

70,5

77,0

0,0002

0,0

0,0

0,0

65

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-3 (µi3)

Data yang diklaster Xi1

Xi2

Xi3

(µi3)²

(µi3)² x Xi1 (µi3)² x Xi2 (µi3)² x Xi3

48

0,3840

75,9

78,0

86,5

0,1475

11,2

11,5

12,8

49

0,6831

70,5

70,0

75,5

0,4666

32,9

32,7

35,2

50

0,0928

79,0

72,0

65,0

0,0086

0,7

0,6

0,6

51

0,0353

65,0

80,0

70,5

0,0012

0,1

0,1

0,1

52

0,6124

78,0

75,0

89,5

0,3750

29,3

28,1

33,6

53

0,6085

72,5

75,0

82,5

0,3703

26,8

27,8

30,5

54

0,0158

81,0

65,7

75,5

0,0002

0,0

0,0

0,0

55

0,9669

89,7

76,5

68,0

0,9349

83,9

71,5

63,6

56

0,6649

78,5

67,5

85,7

0,4421

34,7

29,8

37,9

57

0,8704

65,0

89,5

70,5

0,7576

49,2

67,8

53,4

58

0,0099

70,7

92,0

78,5

0,0001

0,0

0,0

0,0

59

0,1370

75,5

70,0

79,5

0,0188

1,4

1,3

1,5

60

0,8188

85,0

75,5

80,2

0,6704

57,0

50,6

53,8

61

0,4302

68,5

65,0

78,5

0,1851

12,7

12,0

14,5

62

0,8903

82,5

69,5

72,1

0,7926

65,4

55,1

57,1

63

0,7349

74,5

90,2

70,5

0,5401

40,2

48,7

38,1

64

0,6873

69,5

72,5

79,0

0,4724

32,8

34,2

37,3

65

0,3461

70,9

74,5

91,5

0,1198

8,5

8,9

11,0

66

0,1660

82,5

72,5

70,6

0,0276

2,3

2,0

1,9

67

0,1556

75,8

82,1

70,8

0,0242

1,8

2,0

1,7

68

0,1911

80,2

74,5

72,5

0,0365

2,9

2,7

2,6

69

0,4225

74,5

91,5

69,5

0,1785

13,3

16,3

12,4

70

0,8560

60,5

68,7

77,8

0,7327

44,3

50,3

57,0

71

0,4902

74,5

77,8

69,8

0,2403

17,9

18,7

16,8

72

0,8159

79,0

72,5

73,8

0,6657

52,6

48,3

49,1

73

0,4608

87,5

75,2

71,8

0,2123

18,6

16,0

15,2

74

0,4574

65,0

76,8

67,5

0,2092

13,6

16,1

14,1

75

0,4507

76,0

94,8

74,0

0,2031

15,4

19,3

15,0

76

0,4122

65,0

77,8

81,5

0,1699

11,0

13,2

13,8

77

0,9016

65,5

68,0

75,8

0,8129

53,2

55,3

61,6

78

0,0056

80,4

75,5

74,2

0,0000

0,0

0,0

0,0

79

0,2974

90,1

78,7

74,3

0,0884

8,0

7,0

6,6

66

Derajat Keanggotaan Siswa Pada Klaster ke-3

Data yang diklaster

(µi3)

Xi1

Xi2

Xi3

(µi3)²

(µi3)² x Xi1 (µi3)² x Xi2 (µi3)² x Xi3

80

0,0492

75,7

74,0

87,5

0,0024

0,2

0,2

0,2

81

0,6932

74,9

77,3

65,0

0,4805

36,0

37,1

31,2

∑ 26,0654

1.956,2

1.970,3

1.963,4

75,05

75,59

75,33

Pusat klaster (V) yang terbentuk pada iterasi pertama adalah:

75,30

V1 =

5.

75,89 75,28 75,59

75,50 75,05

75,35 75,27 75,33

Menghitung Fungsi Objektif (P)

Fungsi objektif pada iterasi pertama (p1) dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4:

a) ∑r5

6 j j 6 QX5 ∑UX5cN∑RX5OPQR – TUR V Y(\QU ) d q.f)),qfpi

Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada table 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Fungsi Objektif pada Iterasi Pertama

Siswa

Kuadrat Derajat Keanggotaan Data ke i

µi1 ²

L1

L2

L3

LT= L1+L2+L3

µi2 ²

µi3 ²

1 0,9027

0,3646

0,0228

10,9411

4,6058

0,2303

15,7773

2 0,0534

0,0741

0,4871

3,4893

4,8434

31,8206

40,1534

3 0,3682

0,0395

0,1432

12,2932

1,0414

4,5011

17,8357

4 0,2362

0,0002

0,7396

14,0080

0,0151

41,9231

55,9462

5 0,7944

0,5577

0,7288

18,5263

9,8934

15,5960

44,0157

67

Siswa

Kuadrat Derajat Keanggotaan Data ke i

µi1 ²

L1

L2

L3

LT= L1+L2+L3

µi2 ²

µi3 ²

6 0,5808

0,1981

0,3524

72,1538

24,2478

44,2958

140,6975

7 0,2084

0,8683

0,2466

6,6570

27,9883

7,0816

41,7269

8 0,0003

0,2172

0,8096

0,0153

9,3836

35,7630

45,1619

9 0,6747

0,1752

0,6750

23,3166

5,6790

23,2908

52,2863

10 0,1978

0,7161

0,4159

4,6209

19,8944

9,4589

33,9742

11 0,3787

0,2758

0,6691

23,9654

15,8829

39,6975

79,5458

12 0,6271

0,0410

0,4359

27,1867

1,9270

18,9773

48,0909

13 0,8497

0,4517

0,1170

18,7979

9,0892

2,3537

30,2408

14 0,5449

0,7024

0,0839

9,2218

10,7731

1,2310

21,2259

15 0,0311

0,0004

0,1164

0,5905

0,0067

1,8417

2,4389

16 0,1646

0,4642

0,2853

5,5531

14,1420

9,0073

28,7024

17 0,8752

0,1440

0,5287

29,1241

5,3459

19,5945

54,0646

18 0,8407

0,6919

0,0957

17,8907

14,9222

1,8015

34,6145

19 0,1683

0,2528

0,7031

4,4259

6,8919

18,0604

29,3782

20 0,7985

0,5034

0,3227

18,4479

9,5560

6,6908

34,6948

21 0,0034

0,1840

0,1372

0,1162

5,4170

4,2903

9,8235

22 0,1245

0,0928

0,4938

3,7940

3,3538

14,7561

21,9039

23 0,6613

0,0360

0,2988

8,6078

0,5702

4,6224

13,8005

24 0,0001

0,0374

0,1979

0,0027

0,8272

4,8470

5,6768

25 0,0193

0,4654

0,4825

0,4152

7,8612

9,5835

17,8599

26 0,0411

0,0917

0,3860

2,9013

6,9185

27,0007

36,8205

27 0,0395

0,2934

0,6317

3,0621

22,1673

51,8148

77,0442

28 0,9155

0,2807

0,1697

31,1960

10,5947

5,5254

47,3161

29 0,2731

0,4102

0,5544

8,9238

13,2070

19,0100

41,1408

30 0,7746

0,0437

0,0718

3,5806

0,2123

0,4105

4,2033

31 0,0299

0,1442

0,1935

3,8516

19,5418

25,3368

48,7302

32 0,9598

0,6136

0,8712

37,0186

23,6142

36,5008

97,1337

33 0,0737

0,4635

0,4669

8,6146

52,9746

51,1794

112,7686

34 0,0637

0,2126

0,0452

4,9519

17,0638

3,3875

25,4032

35 0,7669

0,3224

0,7043

138,5136

61,6698

134,3662

334,5496

36 0,5436

0,6308

0,3954

11,1628

10,9885

7,5517

29,7031

37 0,0186

0,0035

0,0179

1,5683

0,2984

1,6074

3,4741

38 0,0001

0,3635

0,0429

0,0090

22,0533

2,5025

24,5648

39 0,7991

0,0025

0,3687

26,7897

0,0992

13,9024

40,7913

40 0,0396

0,1726

0,3968

2,5752

11,6668

24,1792

38,4213

41 0,0892

0,0930

0,1373

2,2608

2,1803

3,8237

8,2647

68

Siswa

Kuadrat Derajat Keanggotaan Data ke i

µi1 ²

L1

L2

L3

LT= L1+L2+L3

µi2 ²

µi3 ²

42 0,4374

0,7646

0,3307

32,7119

56,6086

23,5300

112,8505

43 0,0809

0,0002

0,2038

14,5553

0,0376

35,7520

50,3449

44 0,2201

0,5898

0,0019

12,5385

36,3339

0,1051

48,9776

45 0,0042

0,9425

0,0007

0,3281

64,9928

0,0578

65,3787

46 0,9767

0,9803

0,0978

5,6989

4,2734

0,6426

10,6149

47 0,3397

0,6224

0,0002

61,3468

105,7030

0,0306

167,0803

48 0,1794

0,1925

0,1475

23,1606

25,7261

19,3609

68,2475

49 0,2657

0,2483

0,4666

15,3477

13,1430

24,2550

52,7457

50 0,1116

0,0458

0,0086

15,1654

5,8839

1,1643

22,2137

51 0,1874

0,4141

0,0012

27,4553

64,3008

0,1792

91,9353

52 0,0510

0,1024

0,3750

10,6300

21,3833

78,6969

110,7102

53 0,3362

0,9218

0,3703

20,0876

56,5531

21,5719

98,2126

54 0,5782

0,5279

0,0002

78,8379

64,4515

0,0333

143,3226

55 0,0003

0,8252

0,9349

0,0704

211,2334

251,6547

462,9585

56 0,0361

0,0538

0,4421

6,7851

9,5893

81,7373

98,1116

57 0,3445

0,0573

0,7576

108,4487

19,1957

240,7788

368,4233

58 0,0033

0,0025

0,0001

0,9642

0,7763

0,0292

1,7698

59 0,1351

0,0061

0,0188

7,0206

0,2813

0,9167

8,2186

60 0,3988

0,4106

0,6704

46,9636

47,0589

82,2806

176,3032

61 0,5149

0,0364

0,1851

89,9898

6,0171

30,5553

126,5623

62 0,4798

0,7122

0,7926

49,5354

65,8451

81,6599

197,0404

63 0,0071

0,0302

0,5401

1,6192

7,4502

128,0436

137,1130

64 0,2065

0,0292

0,4724

12,0697

1,6815

25,4233

39,1745

65 0,1952

0,9886

0,1198

55,0652

281,9395

33,5254

370,5301

66 0,1248

0,1934

0,0276

10,7214

15,1910

2,4090

28,3215

67 0,0236

0,1156

0,0242

1,4042

7,6970

1,5365

10,6377

68 0,4564

0,0987

0,0365

15,5483

2,9983

1,3044

19,8510

69 0,4889

0,1333

0,1785

136,1702

39,6403

51,3062

227,1167

70 0,5293

0,1546

0,7327

146,4656

42,4699

194,3769

383,3125

71 0,2289

0,3499

0,2403

8,0311

13,0402

8,5948

29,6660

72 0,3078

0,0143

0,6657

8,4906

0,3172

18,3009

27,1087

73 0,0146

0,0015

0,2123

2,3707

0,2265

35,5909

38,1881

74 0,2032

0,2103

0,2092

34,2509

36,3703

34,2643

104,8855

75 0,5125

0,7567

0,2031

184,4537

289,7453

75,5027

549,7017

76 0,7971

0,8727

0,1699

117,6194

135,6338

24,4593

277,7125

77 0,0746

0,0699

0,8129

11,8211

10,7154

121,1451

143,6816

69

Siswa

Kuadrat Derajat Keanggotaan Data ke i

µi1 ²

L1

L2

L3

LT= L1+L2+L3

µi2 ²

µi3 ²

78 0,0649

0,0257

0,0000

1,7844

0,6476

0,0009

2,4329

79 0,7493

0,7620

0,0884

170,8610

172,0472

20,9827

363,8909

80 0,0540

0,0566

0,0024

8,1746

8,5603

0,3657

17,1006

81 0,6479

0,4171

0,4805

70,7925

45,8402

52,6923

169,3250

Fungsi Objek4ve = ∑

dengan:

f

s1 = lOA#2 – ?)2 V n ("#) )' '

2 ) f

s2 = lOA#2 – ?'2 V n ("#' )' '

2 ) f

s3 = lOA#2 – ?f2 V n ("#f )' '

2 )

6.

Menghitung Perubahan Matriks Partisi (U)

Perubahan matriks partisi (U) dihitung menggunakan persamaan 2.5: "#$ =

N∑f2 )OA#2

S) ' 'S)

− ?$2 V Y

∑($ ) N∑f2 )OA#2

S) ' 'S)

− ?$2 V Y

Hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada table 3.8 berikut:

7.311,7384

70

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Derajat Keanggotaan Baru (Matriks Partisi Baru)

Siswa

L1

L2

L3

LT

µi1

µi2

µi3

L1/LT

L2/LT

L3/LT

1

10,9411

4,6058

0,2303

15,7773

0,6935

0,2919

0,0146

2

3,4893

4,8434

31,8206

40,1534

0,0869

0,1206

0,7925

3

12,2932

1,0414

4,5011

17,8357

0,6892

0,0584

0,2524

4

14,0080

0,0151

41,9231

55,9462

0,2504

0,0003

0,7493

5

18,5263

9,8934

15,5960

44,0157

0,4209

0,2248

0,3543

6

72,1538

24,2478

44,2958

140,6975

0,5128

0,1723

0,3148

7

6,6570

27,9883

7,0816

41,7269

0,1595

0,6708

0,1697

8

0,0153

9,3836

35,7630

45,1619

0,0003

0,2078

0,7919

9

23,3166

5,6790

23,2908

52,2863

0,4459

0,1086

0,4454

10

4,6209

19,8944

9,4589

33,9742

0,1360

0,5856

0,2784

11

23,9654

15,8829

39,6975

79,5458

0,3013

0,1997

0,4991

12

27,1867

1,9270

18,9773

48,0909

0,5653

0,0401

0,3946

13

18,7979

9,0892

2,3537

30,2408

0,6216

0,3006

0,0778

14

9,2218

10,7731

1,2310

21,2259

0,4345

0,5075

0,0580

15

0,5905

0,0067

1,8417

2,4389

0,2421

0,0027

0,7551

16

5,5531

14,1420

9,0073

28,7024

0,1935

0,4927

0,3138

17

29,1241

5,3459

19,5945

54,0646

0,5387

0,0989

0,3624

18

17,8907

14,9222

1,8015

34,6145

0,5169

0,4311

0,0520

19

4,4259

6,8919

18,0604

29,3782

0,1507

0,2346

0,6148

20

18,4479

9,5560

6,6908

34,6948

0,5317

0,2754

0,1928

21

0,1162

5,4170

4,2903

9,8235

0,0118

0,5514

0,4367

22

3,7940

3,3538

14,7561

21,9039

0,1732

0,1531

0,6737

23

8,6078

0,5702

4,6224

13,8005

0,6237

0,0413

0,3349

24

0,0027

0,8272

4,8470

5,6768

0,0005

0,1457

0,8538

25

0,4152

7,8612

9,5835

17,8599

0,0232

0,4402

0,5366

26

2,9013

6,9185

27,0007

36,8205

0,0788

0,1879

0,7333

27

3,0621

22,1673

51,8148

77,0442

0,0397

0,2877

0,6725

28

31,1960

10,5947

5,5254

47,3161

0,6593

0,2239

0,1168

29

8,9238

13,2070

19,0100

41,1408

0,2169

0,3210

0,4621

30

3,5806

0,2123

0,4105

4,2033

0,8518

0,0505

0,0977

31

3,8516

19,5418

25,3368

48,7302

0,0790

0,4010

0,5199

32

37,0186

23,6142

36,5008

97,1337

0,3811

0,2431

0,3758

33

8,6146

52,9746

51,1794

112,7686

0,0764

0,4698

0,4538

34

4,9519

17,0638

3,3875

25,4032

0,1949

0,6717

0,1334

35

138,5136

61,6698

134,3662

334,5496

0,4140

0,1843

0,4016

71

Siswa

L1

L2

L3

LT

µi1

µi2

µi3

L1/LT

L2/LT

L3/LT

36

11,1628

10,9885

7,5517

29,7031

0,3758

0,3699

0,2542

37

1,5683

0,2984

1,6074

3,4741

0,4514

0,0859

0,4627

38

0,0090

22,0533

2,5025

24,5648

0,0004

0,8978

0,1019

39

26,7897

0,0992

13,9024

40,7913

0,6567

0,0024

0,3408

40

2,5752

11,6668

24,1792

38,4213

0,0670

0,3037

0,6293

41

2,2608

2,1803

3,8237

8,2647

0,2735

0,2638

0,4627

42

32,7119

56,6086

23,5300

112,8505

0,2899

0,5016

0,2085

43

14,5553

0,0376

35,7520

50,3449

0,2891

0,0007

0,7101

44

12,5385

36,3339

0,1051

48,9776

0,2560

0,7418

0,0021

45

0,3281

64,9928

0,0578

65,3787

0,0050

0,9941

0,0009

46

5,6989

4,2734

0,6426

10,6149

0,5369

0,4026

0,0605

47

61,3468

105,7030

0,0306

167,0803

0,3672

0,6326

0,0002

48

23,1606

25,7261

19,3609

68,2475

0,3394

0,3770

0,2837

49

15,3477

13,1430

24,2550

52,7457

0,2910

0,2492

0,4598

50

15,1654

5,8839

1,1643

22,2137

0,6827

0,2649

0,0524

51

27,4553

64,3008

0,1792

91,9353

0,2986

0,6994

0,0019

52

10,6300

21,3833

78,6969

110,7102

0,0960

0,1931

0,7108

53

20,0876

56,5531

21,5719

98,2126

0,2045

0,5758

0,2196

54

78,8379

64,4515

0,0333

143,3226

0,5501

0,4497

0,0002

55

0,0704

211,2334

251,6547

462,9585

0,0002

0,4563

0,5436

56

6,7851

9,5893

81,7373

98,1116

0,0692

0,0977

0,8331

57

108,4487

19,1957

240,7788

368,4233

0,2944

0,0521

0,6535

58

0,9642

0,7763

0,0292

1,7698

0,5448

0,4387

0,0165

59

7,0206

0,2813

0,9167

8,2186

0,8542

0,0342

0,1115

60

46,9636

47,0589

82,2806

176,3032

0,2664

0,2669

0,4667

61

89,9898

6,0171

30,5553

126,5623

0,7110

0,0475

0,2414

62

49,5354

65,8451

81,6599

197,0404

0,2514

0,3342

0,4144

63

1,6192

7,4502

128,0436

137,1130

0,0118

0,0543

0,9339

64

12,0697

1,6815

25,4233

39,1745

0,3081

0,0429

0,6490

65

55,0652

281,9395

33,5254

370,5301

0,1486

0,7609

0,0905

66

10,7214

15,1910

2,4090

28,3215

0,3786

0,5364

0,0851

67

1,4042

7,6970

1,5365

10,6377

0,1320

0,7236

0,1444

68

15,5483

2,9983

1,3044

19,8510

0,7832

0,1510

0,0657

69

136,1702

39,6403

51,3062

227,1167

0,5996

0,1745

0,2259

70

146,4656

42,4699

194,3769

383,3125

0,3821

0,1108

0,5071

71

8,0311

13,0402

8,5948

29,6660

0,2707

0,4396

0,2897

72

8,4906

0,3172

18,3009

27,1087

0,3132

0,0117

0,6751

73

2,3707

0,2265

35,5909

38,1881

0,0621

0,0059

0,9320

72

Siswa

L1

L2

L3

LT

µi1

µi2

µi3

L1/LT

L2/LT

L3/LT

74

34,2509

36,3703

34,2643

104,8855

0,3266

0,3468

0,3267

75

184,4537

289,7453

75,5027

549,7017

0,3356

0,5271

0,1374

76

117,6194

135,6338

24,4593

277,7125

0,4235

0,4884

0,0881

77

11,8211

10,7154

121,1451

143,6816

0,0823

0,0746

0,8432

78

1,7844

0,6476

0,0009

2,4329

0,7334

0,2662

0,0004

79

170,8610

172,0472

20,9827

363,8909

0,4695

0,4728

0,0577

80

8,1746

8,5603

0,3657

17,1006

0,4780

0,5006

0,0214

81

70,7925

45,8402

52,6923

169,3250

0,4181

0,2707

0,3112

matrik partisi baru (U) untuk iterasi pertama adalah: U1 = 0,6935

0,2919

0,0146

0,0869

0,1206

0,7925

0,6892

0,0584

0,2524

0,2504

0,0003

0,7493

0,4209

0,2248

0,3543

0,5128

0,1723

0,3148

0,1595

0,6708

0,1697

0,0003

0,2078

0,7919

0,4459

0,1086

0,4454

0,1360

0,5856

0,2784

0,3013

0,1997

0,4991

0,5653

0,0401

0,3946

0,6216

0,3006

0,0778

0,4345

0,5075

0,0580

0,2421

0,0027

0,7551

0,1935

0,4927

0,3138

0,5387

0,0989

0,3624

0,5169

0,4311

0,0520

0,1507

0,2346

0,6148

0,5317

0,2754

0,1928

0,0118

0,5514

0,4367

0,1732

0,1531

0,6737

0,6237

0,0413

0,3349

0,0005

0,1457

0,8538

0,0232

0,4402

0,5366

0,0788

0,1879

0,7333

0,0397

0,2877

0,6725

73

0,6593

0,2239

0,1168

0,2169

0,3210

0,4621

0,8518

0,0505

0,0977

0,0790

0,4010

0,5199

0,3811

0,2431

0,3758

0,0764

0,4698

0,4538

0,1949

0,6717

0,1334

0,4140

0,1843

0,4016

0,3758

0,3699

0,2542

0,4514

0,0859

0,4627

0,0004

0,8978

0,1019

0,6567

0,0024

0,3408

0,0670

0,3037

0,6293

0,2735

0,2638

0,4627

0,2899

0,5016

0,2085

0,2891

0,0007

0,7101

0,2560

0,7418

0,0021

0,0050

0,9941

0,0009

0,5369

0,4026

0,0605

0,3672

0,6326

0,0002

0,3394

0,3770

0,2837

0,2910

0,2492

0,4598

0,6827

0,2649

0,0524

0,2986

0,6994

0,0019

0,0960

0,1931

0,7108

0,2045

0,5758

0,2196

0,5501

0,4497

0,0002

0,0002

0,4563

0,5436

0,0692

0,0977

0,8331

0,2944

0,0521

0,6535

0,5448

0,4387

0,0165

0,8542

0,0342

0,1115

0,2664

0,2669

0,4667

0,7110

0,0475

0,2414

0,2514

0,3342

0,4144

0,0118

0,0543

0,9339

0,3081

0,0429

0,6490

0,1486

0,7609

0,0905

0,3786

0,5364

0,0851

0,1320

0,7236

0,1444

0,7832

0,1510

0,0657

0,5996

0,1745

0,2259

0,3821

0,1108

0,5071

0,2707

0,4396

0,2897

74

7.

0,3132

0,0117

0,6751

0,0621

0,0059

0,9320

0,3266

0,3468

0,3267

0,3356

0,5271

0,1374

0,4235

0,4884

0,0881

0,0823

0,0746

0,8432

0,7334

0,2662

0,0004

0,4695

0,4728

0,0577

0,4780

0,5006

0,0214

0,4181

0,2707

0,3112

Mengecek Kondisi Berhenti Karena | a) - ag | = | 7.311,7384 – 0| = 7.311,7384 >> ξ (10Sm), dan interasi =

1 < MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke iterasi kedua (t=2)

Pada iterasi kedua ditentukan kembali 3 pusat klaster Vkj (seperti langkah perhitungan pada iterasi pertama) dengan k=1,2,3 dan j=1,2,3. Hasilnya seperti berikut: 75,73

V2 =

74,53 75,08

75,50 75,38 75,35

74,95 74,91 75,49

Fungsi objektif pada iterasi kedua (P2) juga dihitung seperti cara perhitungan fungsi objektif pada iterasi pertama. Hasilnya adalah:

a' ∑r5

6 j j 6 QX5 ∑UX5cN∑RX5OPQR – TUR V Y(\QU ) d f.tqt,fqmu

Hasil perbaikan matriks partisi untuk iterasi ke dua (U2) : U2 = 0,9124 0,0103 0,8681 0,1187 0,4977 0,6462

0,0873 0,0195 0,0073 0,0000 0,1609 0,0773

0,0003 0,9703 0,1247 0,8813 0,3414 0,2764

75

0,0741 0,0000 0,5119 0,0559 0,2650 0,6539 0,8325 0,5256 0,1198 0,1025 0,6647 0,6737 0,0622 0,7234 0,0003 0,0715 0,7153 0,0000 0,0010 0,0106 0,0026 0,8989 0,1245 0,9651 0,0151 0,3850 0,0155 0,0896 0,4546 0,3999 0,4346 0,0000 0,7818 0,0106 0,1591 0,2498 0,1472 0,1371 0,0000 0,4246 0,2234 0,3438 0,2691 0,8572

0,8527 0,0552 0,0344 0,7653 0,1098 0,0029 0,1534 0,4654 0,0000 0,5980 0,0278 0,3216 0,1408 0,1736 0,5761 0,0412 0,0043 0,0328 0,3806 0,0516 0,1757 0,0795 0,3369 0,0077 0,3879 0,2112 0,4773 0,8690 0,1003 0,3795 0,0194 0,9854 0,0000 0,1605 0,2360 0,6205 0,0000 0,8629 1,0000 0,5674 0,7766 0,4345 0,1552 0,1371

0,0732 0,9448 0,4537 0,1788 0,6251 0,3432 0,0140 0,0091 0,8802 0,2995 0,3075 0,0047 0,7970 0,1030 0,4236 0,8874 0,2804 0,9672 0,6184 0,9378 0,8217 0,0217 0,5386 0,0272 0,5970 0,4038 0,5072 0,0414 0,4451 0,2206 0,5459 0,0146 0,2182 0,8290 0,6050 0,1297 0,8528 0,0000 0,0000 0,0080 0,0000 0,2217 0,5757 0,0057

76

0,1769 0,0176 0,1087 0,5774 0,0000 0,0071 0,1696 0,6113 0,9837 0,1825 0,9017 0,1632 0,0002 0,2184 0,0374 0,2841 0,0296 0,9410 0,8116 0,3723 0,2058 0,1465 0,0039 0,3402 0,2715 0,4590 0,0104 0,8292 0,4542 0,4734 0,4930

0,8231 0,0737 0,7877 0,4226 0,4204 0,0147 0,0050 0,3882 0,0016 0,2222 0,0036 0,3398 0,0033 0,0033 0,9499 0,6990 0,9308 0,0502 0,0692 0,0273 0,5204 0,0003 0,0000 0,3288 0,6820 0,5236 0,0072 0,1708 0,5383 0,5257 0,2049

0,0000 0,9088 0,1036 0,0000 0,5796 0,9782 0,8254 0,0006 0,0148 0,5953 0,0947 0,4969 0,9966 0,7783 0,0127 0,0169 0,0397 0,0088 0,1192 0,6004 0,2738 0,8532 0,9960 0,3310 0,0465 0,0175 0,9824 0,0000 0,0075 0,0009 0,3021

Karena | a' - a) | = | 7.311,7384 – 3.979,3756| = 3.332,3628 >> ᶓ (10Sm), dan

interasi = 2 < MaxIter (=100), maka proses dilanjutkan ke iterasi ketiga (t=3).

Demikian seterusnya, hingga | ab - abS) | < ξ, atau t> MaxIter. Dalam

penelitian ini, proses berhenti setelah iterasi ke-72.

>> X=load('c:\siswa.dat'); >> [center,U,ObjFcn] = fcm(X,3,[2,100,10^-5])

77

Iteration count = 1, obj. fcn = 3942.376703 Iteration count = 2, obj. fcn = 3295.862096 Iteration count = 3, obj. fcn = 2546.108203 Iteration count = 4, obj. fcn = 2530.106430 Iteration count = 5, obj. fcn = 2512.474976 Iteration count = 6, obj. fcn = 2493.115613 Iteration count = 7, obj. fcn = 2475.079402 Iteration count = 8, obj. fcn = 2462.425069 Iteration count = 9, obj. fcn = 2455.091763 Iteration count = 10, obj. fcn = 2450.629864 Iteration count = 11, obj. fcn = 2447.344143 Iteration count = 12, obj. fcn = 2444.570059 Iteration count = 13, obj. fcn = 2442.113530 Iteration count = 14, obj. fcn = 2439.930548 Iteration count = 15, obj. fcn = 2438.012479 Iteration count = 16, obj. fcn = 2436.351811 Iteration count = 17, obj. fcn = 2434.934267 Iteration count = 18, obj. fcn = 2433.739142 Iteration count = 19, obj. fcn = 2432.741841 Iteration count = 20, obj. fcn = 2431.916480 Iteration count = 21, obj. fcn = 2431.237870 Iteration count = 22, obj. fcn = 2430.682760 Iteration count = 23, obj. fcn = 2430.230472 Iteration count = 24, obj. fcn = 2429.863089 Iteration count = 25, obj. fcn = 2429.565387 Iteration count = 26, obj. fcn = 2429.324600 Iteration count = 27, obj. fcn = 2429.130136 Iteration count = 28, obj. fcn = 2428.973271 Iteration count = 29, obj. fcn = 2428.846858 Iteration count = 30, obj. fcn = 2428.745065 Iteration count = 31, obj. fcn = 2428.663153 Iteration count = 32, obj. fcn = 2428.597275 Iteration count = 33, obj. fcn = 2428.544318 Iteration count = 34, obj. fcn = 2428.501764 Iteration count = 35, obj. fcn = 2428.467583 Iteration count = 36, obj. fcn = 2428.440135 Iteration count = 37, obj. fcn = 2428.418099 Iteration count = 38, obj. fcn = 2428.400413 Iteration count = 39, obj. fcn = 2428.386221 Iteration count = 40, obj. fcn = 2428.374834 Iteration count = 41, obj. fcn = 2428.365700 Iteration count = 42, obj. fcn = 2428.358373 Iteration count = 43, obj. fcn = 2428.352497 Iteration count = 44, obj. fcn = 2428.347786 Iteration count = 45, obj. fcn = 2428.344008 Iteration count = 46, obj. fcn = 2428.340979 Iteration count = 47, obj. fcn = 2428.338550 Iteration count = 48, obj. fcn = 2428.336604 Iteration count = 49, obj. fcn = 2428.335043

78

Iteration count = 50, obj. fcn = 2428.333792 Iteration count = 51, obj. fcn = 2428.332790 Iteration count = 52, obj. fcn = 2428.331986 Iteration count = 53, obj. fcn = 2428.331342 Iteration count = 54, obj. fcn = 2428.330826 Iteration count = 55, obj. fcn = 2428.330412 Iteration count = 56, obj. fcn = 2428.330081 Iteration count = 57, obj. fcn = 2428.329815 Iteration count = 58, obj. fcn = 2428.329602 Iteration count = 59, obj. fcn = 2428.329432 Iteration count = 60, obj. fcn = 2428.329295 Iteration count = 61, obj. fcn = 2428.329185 Iteration count = 62, obj. fcn = 2428.329098 Iteration count = 63, obj. fcn = 2428.329027 Iteration count = 64, obj. fcn = 2428.328971 Iteration count = 65, obj. fcn = 2428.328926 Iteration count = 66, obj. fcn = 2428.328890 Iteration count = 67, obj. fcn = 2428.328861 Iteration count = 68, obj. fcn = 2428.328837 Iteration count = 69, obj. fcn = 2428.328819 Iteration count = 70, obj. fcn = 2428.328804 Iteration count = 71, obj. fcn = 2428.328792 Iteration count = 72, obj. fcn = 2428.328782 center = 72.0635 76.3067 71.5032 73.5371 74.7951 79.7301 80.0742 75.0224 74.4123

Pada iterasi terakhir (iterasi ke-72) ini, pusat kelaster Vkj yang dihasilkan (Software Matlab) dengan k=1,2,3; dan j=1,2,3 adalah:

V=

72,0635 76,3067 71,5032 73,5371 74,7951 79,7301 80,0742 75,0224 74,4123

Penyebaran masing-masing anggota klaster pada iterasi terakhir dapat dilihat pada cluster interface gambar 3.1, 3.2 dan 3.3. : > findcluster

79

Gambar 3.1 Posisi Klaster Untuk Data Pertama (Peminatan IPA)

Berdasarkan matriks V iterasi terakhir dan gambar 3.1 dapat diperoleh informasi bahwa

pada

mata

pelajaran

peminatan

pertama

(IPA)

siswa

dapat

dikelompokkan/diklaster dalam tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu: 1.

Kelompok pertama (klaster pertama), terdiri atas siswa yang memiliki nilai ratarata mata pelajaran peminatan sekitar 72.0635.

2.

Kelompok kedua (klaster kedua), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 73.5371.

3.

Kelompok ketiga (klaster ketiga), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 80.0742

80

Gambar 3.2 Posisi Klaster Untuk Data kedua (Peminatan IPS)

Berdasarkan matriks V iterasi terakhir dan gambar 3.2 dapat diperoleh informasi bahwa

pada

mata

pelajaran

peminatan

kedua

(IPS)

siswa

dapat

dikelompokkan/diklaster dalam tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu: 1. Kelompok pertama (klaster pertama), terdiri atas siswa yang memiliki nilai ratarata mata pelajaran peminatan sekitar 76,3067. 2. Kelompok kedua (klaster kedua), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 74,7951. 3. Kelompok ketiga (klaster ketiga), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 75,0224.

81

Gambar 3.3 Posisi Klaster Untuk Data ketiga (Peminatan Bahasa)

Berdasarkan matriks V iterasi terakhir dan gambar 3.3 dapat diperoleh informasi bahwa

pada

mata

pelajaran

peminatan

ketiga

(Bahasa)

siswa

dapat

dikelompokkan/diklaster dalam tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu: 1. Kelompok pertama (klaster pertama), terdiri atas siswa yang memiliki nilai ratarata mata pelajaran peminatan sekitar 71,5032. 2. Kelompok kedua (klaster kedua), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 79,7301 3. Kelompok ketiga (klaster ketiga), terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan sekitar 74,4123. Secara keseluruhan siswa dapat dikelompokkan/diklaster dalam tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu:

82

1. Kelompok pertama, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 72,0635; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 76,3067; dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 71,5032. 2. Kelompok kedua, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 73,5371; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 74,7951; dan nilai rmata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 79,7301. 3. Kelompok ketiga, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 80,0742; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 75,0224; dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 74,4123. Matriks partisi U yang dihasilkan pada iterasi terakhir (iterasi ke-72) adalah: U= Columns 1 through 7 0.2747 0.6732 0.2025 0.5176 0.1908 0.3856 0.8169 0.6126 0.1088 0.2436 0.3569 0.4428 0.1548 0.1153 0.1127 0.2179 0.5539 0.1255 0.3664 0.4596 0.0678 Columns 8 through 14 0.2337 0.0894 0.6452 0.0829 0.0787 0.1293 0.1134 0.1037 0.8123 0.2439 0.7761 0.0601 0.0938 0.1140 0.6626 0.0983 0.1108 0.1410 0.8612 0.7769 0.7726 Columns 15 through 21 0.3634 0.2037 0.4106 0.1196 0.0124 0.2898 0.2067 0.5475 0.1185 0.4202 0.8141 0.9770 0.1824 0.2671 0.0891 0.6778 0.1692 0.0663 0.0106 0.5278 0.5261 Columns 22 through 28 0.4390 0.4652 0.1630 0.1814 0.8208 0.1163 0.7705 0.4286 0.1772 0.2527 0.4484 0.0970 0.6719 0.1502 0.1324 0.3576 0.5843 0.3702 0.0922 0.2118 0.0794

83

Columns 29 through 35 0.1106 0.5568 0.6224 0.1120 0.2570 0.8313 0.4290 0.5441 0.1593 0.2070 0.6210 0.5795 0.0881 0.2453 0.3453 0.2839 0.1706 0.2669 0.1635 0.0805 0.3257 Columns 36 through 42 0.3036 0.2068 0.3213 0.3773 0.7012 0.0092 0.1013 0.1406 0.1357 0.5174 0.3988 0.1974 0.0082 0.0970 0.5557 0.6575 0.1653 0.2339 0.1014 0.9826 0.8017 Columns 43 through 49 0.2005 0.7794 0.1387 0.1189 0.1655 0.6203 0.1857 0.4538 0.1387 0.7120 0.6915 0.6079 0.2219 0.4375 0.3457 0.0820 0.1493 0.1896 0.2265 0.1578 0.3768 Columns 50 through 56 0.3953 0.6289 0.1760 0.8747 0.2139 0.2390 0.1804 0.1691 0.2192 0.5502 0.0626 0.5010 0.1924 0.5095 0.4356 0.1518 0.2738 0.0626 0.2851 0.5685 0.3101 Columns 57 through 63 0.4765 0.3665 0.6629 0.2617 0.2289 0.1649 0.3087 0.2864 0.3563 0.2093 0.5963 0.4679 0.1766 0.2641 0.2371 0.2772 0.1279 0.1419 0.3033 0.6585 0.4272 Columns 64 through 70 0.6922 0.5725 0.1569 0.1793 0.0372 0.4232 0.3804 0.1980 0.2214 0.1154 0.3045 0.0511 0.2649 0.4172 0.1099 0.2061 0.7278 0.5162 0.0918 0.3119 0.2024 Columns 71 through 77 0.1433 0.0914 0.1726 0.6536 0.3676 0.5384 0.3953 0.0793 0.8140 0.1603 0.1909 0.3045 0.3011 0.4089 0.7775 0.0946 0.6671 0.1555 0.3278 0.1605 0.1958 Columns 78 through 81 0.0049 0.2110 0.1512 0.2574 0.0048 0.1987 0.6320 0.1379 0.9903 0.5903 0.2168 0.6047

84

Dari matriks partisi U iterasi terakhir

dapat diperoleh informasi mengenai

kecenderungan siswa untuk masuk ke kelompok peminatan tertentu. Setiap peminatan memiliki derajat keanggotaan tertentu untuk menjadi anggota suatu kelompok. Derajat keanggotaan terbesar

menunjukkan kecenderungan tertinggi

seorang siswa untuk masuk menjadi anggota peminatan tertentu.

Secara detail

disajikan pada table 3.9 berikut:

Tabel 3.8 Derajat Keanggotaan Tiap Data Pada Setiap Klaster dengan FCM (Pada Iterasi Terakhir) Nilai Rata-rata Peminatan Siswa P1

P2

P3

Derajat Keanggotaan (µ) pada Iterasi T erakhir (µ1)

(µ2)

(µ3)

Kecenderungan data masuk pada klaster C1

C2

C3

1

72,2

74,8

76,5

0,2747

0,6126

0,1127

*

2

74,9

76,5

67,3

0,6732

0,1088

0,2179

3

77,5

70,6

74,6

0,2025

0,2436

0,5539

4

68,1

77,1

77,8

0,5176

0,3569

0,1255

5

76,6

71,3

76,1

0,1908

0,4428

0,3664

6

78,2

76,4

64,6

0,3856

0,1548

0,4596

7

70,4

74,5

72,9

0,8169

0,1153

0,0678

8

75,3

75,2

68,7

0,2337

0,1037

0,6626

9

77,1

73,7

80,5

0,0894

0,8123

0,0983

10

71,5

77,6

77,8

0,6452

0,2439

0,1108

11

74,0

69,8

80,3

0,0829

0,7761

0,1410

12

72,8

78,4

69,8

0,0787

0,0601

0,8612

*

13

73,7

73,9

71,4

0,1293

0,0938

0,7769

*

14

73,1

73,9

72,5

0,1134

0,1140

0,7726

*

15

71,9

73,2

74,9

0,3634

0,5475

0,0891

16

74,3

73,2

70,3

0,2037

0,1185

0,6778

17

78,3

79,2

79,0

0,4106

0,4202

0,1692

*

18

71,8

74,3

77,9

0,1196

0,8141

0,0663

*

19

74,1

75,3

80,3

0,0124

0,9770

0,0106

*

20

74,7

72,4

72,1

0,2898

0,1824

0,5278

*

21

74,0

71,3

71,9

0,2067

0,2671

0,5261

*

22

70,6

78,5

76,6

0,4390

0,4286

0,1324

*

23

76,8

78,6

73,5

0,4652

0,1772

0,3576

*

24

75,3

71,2

77,6

0,1630

0,2527

0,5843

* * * * * * * * * *

* *

*

85

Nilai Rata-rata Peminatan Siswa P1

P2

P3

Derajat Keanggotaan (µ) pada Iterasi T erakhir (µ1)

(µ2)

(µ3)

Kecenderungan data masuk pada klaster C1

C2

C3

25

76,1

72,4

72,4

0,1814

0,4484

0,3702

*

26

70,7

78,9

69,0

0,8208

0,0970

0,0922

27

83,4

76,1

78,8

0,1163

0,6719

0,2118

28

70,8

76,6

79,0

0,7705

0,1502

0,0794

29

78,3

75,5

80,2

0,1106

0,5441

0,3453

30

76,7

76,4

73,8

0,5568

0,1593

0,2839

*

31

74,4

79,4

86,1

0,6224

0,2070

0,1706

*

32

80,4

76,7

78,8

0,1120

0,6210

0,2669

*

33

66,5

71,0

71,4

0,2570

0,5795

0,1635

*

34

69,2

76,4

69,0

0,8313

0,0881

0,0805

*

35

82,7

86,1

80,0

0,4290

0,2453

0,3257

*

36

75,3

73,5

71,5

0,3036

0,1406

0,5557

*

37

82,5

79,3

70,8

0,2068

0,1357

0,6575

*

38

69,3

70,8

73,8

0,3213

0,5174

0,1653

*

39

77,5

80,6

77,9

0,3773

0,3988

0,2239

*

40

67,6

75,5

73,0

0,7012

0,1974

0,1014

41

80,3

75,7

74,8

0,0092

0,0082

0,9826

*

42

70,3

74,2

68,5

0,1013

0,0970

0,8017

*

43

78,5

65,0

82,5

0,2005

0,4538

0,3457

44

68,5

77,5

72,5

0,7794

0,1387

0,0820

45

81,7

70,5

72,5

0,1387

0,7120

0,1493

*

46

77,5

75,0

75,8

0,1189

0,6915

0,1896

*

47

87,5

70,5

77,0

0,1655

0,6079

0,2265

*

48

75,9

78,0

86,5

0,6203

0,2219

0,1578

49

70,5

70,0

75,5

0,1857

0,4375

0,3768

50

79,0

72,0

65,0

0,3953

0,1691

0,4356

51

65,0

80,0

70,5

0,6289

0,2192

0,1518

52

78,0

75,0

89,5

0,1760

0,5502

0,2738

53

72,5

75,0

82,5

0,8748

0,0626

0,0626

54

81,0

65,7

75,5

0,2139

0,5010

0,2851

55

89,7

76,5

68,0

0,2390

0,1924

0,5685

56

78,5

67,5

85,7

0,1804

0,5095

0,3101

57

65,0

89,5

70,5

0,4765

0,2864

0,2371

*

58

70,7

92,0

78,5

0,3665

0,3563

0,2772

*

59

75,5

70,0

79,5

0,6629

0,2093

0,1279

*

60

85,0

75,5

80,2

0,2617

0,5963

0,1419

*

61

68,5

65,0

78,5

0,2289

0,4679

0,3033

*

* * * *

*

* *

* * * * * * * * *

86

Nilai Rata-rata Peminatan Siswa P1

P2

P3

Derajat Keanggotaan (µ) pada Iterasi T erakhir (µ1)

(µ2)

(µ3)

Kecenderungan data masuk pada klaster C1

C2

C3

62

82,5

69,5

72,1

0,1649

0,1766

0,6585

*

63

74,5

90,2

70,5

0,3087

0,2641

0,4272

*

64

69,5

72,5

79,0

0,6922

0,1980

0,1099

*

65

70,9

74,5

91,5

0,5725

0,2214

0,2061

*

66

82,5

72,5

70,6

0,1569

0,1154

0,7278

*

67

75,8

82,1

70,8

0,1793

0,3045

0,5162

*

68

80,2

74,5

72,5

0,0372

0,0511

0,9118

*

69

74,5

91,5

69,5

0,4232

0,2649

0,3119

70

60,5

68,7

77,8

0,3804

0,4172

0,2024

71

74,5

77,8

69,8

0,1433

0,0793

0,7775

72

79,0

72,5

73,8

0,0914

0,8140

0,0946

73

87,5

75,2

71,8

0,1726

0,1603

0,6671

74

65,0

76,8

67,5

0,6536

0,1909

0,1555

*

75

76,0

94,8

74,0

0,3676

0,3045

0,3278

*

76

65,0

77,8

81,5

0,5384

0,3011

0,1605

*

77

65,5

68,0

75,8

0,3953

0,4089

0,1958

78

80,4

75,5

74,2

0,0049

0,0048

0,9903

*

79

90,1

78,7

74,3

0,2110

0,1987

0,5903

*

80

75,7

74,0

87,5

0,1512

0,6320

0,2168

81

74,9

77,3

65,0

0,2574

0,1379

0,6047

* * * * *

*

* *

Dari tabel 3.9 dapat disimpulkan: 1. Kelompok/klaster Pertama berisi siswa nomor 2, 4, 7, 10, 22, 23, 26, 28, 30, 31, 34, 35, 40, 44, 48, 51, 53, 57, 58, 59, 64, 65, 69, 74, 75 dan 76. 2. Kelompok/klaster Kedua berisi siswa nomor 1, 5, 9, 11, 15, 17, 18, 19, 25, 27, 29, 32, 33, 38, 39, 43, 45, 46, 47, 49, 52, 54, 56, 60, 61, 70, 72, 77 dan 80. 3. Kelompok/klaster Ketiga berisi siswa nomor 3, 6, 8, 12, 13, 14, 16, 20, 21, 24, 36, 37, 41, 42, 50, 55, 62, 63, 66, 67, 68, 71, 73, 78, 79 dan 81.

87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari informasi pusat kelaster V yang dihasilkan (Matlab) pada iterasi terakhir, dapat ditentukan kelompok peminatan.

72,0635 76,3067 71,5032 V=

73,5371 74,7951 79,7301 80,0742 75,0224 74,4123

Misalkan nilai tertinggi pada rata-rata kelompok mata pelajaran peminatan yang dijadikan dasar untuk menentukan peminatan, maka: 1. Pada klaster pertama (baris pertama), nilai tertinggi berada pada kolom kedua (peminatan IPS), sehingga klaster pertama diidentifikasi sebagai kelompok peminatan IPS. 2. Pada klaster kedua (baris kedua), nilai tertinggi berada pada kolom ketiga (peminatan Bahasa), sehingga klaster kedua diidentifikasi sebagai kelompok peminatan Bahasa. 3. Pada klaster ketiga (baris ketiga), nilai tertinggi berada pada kolom pertama (peminatan IPA), sehingga klaster ketiga dididentifikasi sebagai kelompok peminatan IPA.

88

Berdasarkan table 3.8 (kecenderungan siswa pada kelompok peminatan tertentu), berikut ini disajikan data peminatan yang telah dilakukan dan hasil peminatan/klastering dengan menggunakan Fuzzy C-Means (Tabel 4.1):

Tabel 4.1 Hasil Peminatan yang Dipilih dan Hasil Peminatan yang Dihasilkan oleh FCM

89

Siswa

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Sebelum Peminatan/ Penjurusan (Kelas X) IPA

IPS

Bhs

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Peminatan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

Kelas XII

1

72,2

74,8

76,5

Bahasa

Bahasa

75,50

74,20

2

74,9

76,5

67,3

IPS

IPS

77,00

75,50

3

77,5

70,6

74,6

IPA

IPA

75,50

78,00

4

68,1

77,1

77,8

Bahasa

IPS

72,00

74,50

5

76,6

71,3

76,1

IPA

Bahasa

72,80

71,50

6

78,2

76,4

64,6

IPA

IPA

71,50

74,50

7

70,4

74,5

72,9

IPS

IPS

69,00

65,50

8

75,3

75,2

68,7

IPA

IPA

70,50

72,50

9

77,1

73,7

80,5

Bahasa

Bahasa

76,25

75,50

10

71,5

77,6

77,8

Bahasa

IPS

74,50

72,50

11

74,0

69,8

80,3

Bahasa

Bahasa

78,00

76,50

12

72,8

78,4

69,8

IPS

IPA

73,00

74,80

13

73,7

73,9

71,4

IPS

IPA

71,50

74,00

14

73,1

73,9

72,5

IPS

IPA

67,50

65,00

15

71,9

73,2

74,9

Bahasa

Bahasa

75,50

69,50

16

74,3

73,2

70,3

IPA

IPA

84,30

81,30

17

78,3

79,2

79,0

IPS

Bahasa

80,70

82,50

18

71,8

74,3

77,9

Bahasa

Bahasa

76,00

80,50

19

74,1

75,3

80,3

Bahasa

Bahasa

81,50

82,50

20

74,7

72,4

72,1

IPA

IPA

74,00

71,00

21

74,0

71,3

71,9

IPA

IPA

69,50

73,50

22

70,6

78,5

76,6

IPS

IPS

82,50

79,50

23

76,8

78,6

73,5

IPS

IPS

72,50

70,75

24

75,3

71,2

77,6

Bahasa

IPA

65,50

70,50

25

76,1

72,4

72,4

IPA

Bahasa

66,00

68,30

26

70,7

78,9

69,0

IPS

IPS

78,00

76,50

27

83,4

76,1

78,8

IPA

Bahasa

72,50

71,00

28

70,8

76,6

79,0

Bahasa

IPS

71,00

67,50

29

78,3

75,5

80,2

Bahasa

Bahasa

82,00

80,00

30

76,7

76,4

73,8

IPA

IPS

72,50

67,80

31

74,4

79,4

86,1

Bahasa

IPS

71,90

73,50

90

Siswa

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Sebelum Peminatan/ Penjurusan (Kelas X) IPA

IPS

Bhs

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Peminatan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

Kelas XII

32

80,4

76,7

78,8

IPA

Bahasa

80,70

75,50

33

66,5

71,0

71,4

Bahasa

Bahasa

80,50

88,50

34

69,2

76,4

69,0

IPS

IPS

82,75

80,50

35

82,7

86,1

80,0

IPS

IPS

83,50

81,50

36

75,3

73,5

71,5

IPA

IPA

78,20

75,50

37

82,5

79,3

70,8

IPA

IPA

74,50

72,00

38

69,3

70,8

73,8

Bahasa

Bahasa

79,00

81,30

39

77,5

80,6

77,9

IPS

Bahasa

70,70

72,00

40

67,6

75,5

73,0

IPS

IPS

69,50

77,50

41

80,3

75,7

74,8

IPA

IPA

79,50

70,30

42

70,3

74,2

68,5

IPS

IPA

75,80

72,30

43

78,5

65,0

82,5

Bahasa

Bahasa

80,50

82,50

44

68,5

77,5

72,5

IPS

IPS

78,50

75,80

45

81,7

70,5

72,5

IPA

Bahasa

74,50

72,80

46

77,5

75,0

75,8

IPA

Bahasa

74,00

72,70

47

87,5

70,5

77,0

IPA

Bahasa

73,60

71,80

48

75,9

78,0

86,5

Bahasa

IPS

73,80

74,50

49

70,5

70,0

75,5

Bahasa

Bahasa

78,50

82,00

50

79,0

72,0

65,0

IPA

IPA

80,50

79,40

51

65,0

80,0

70,5

IPS

IPS

77,50

80,00

52

78,0

75,0

89,5

Bahasa

Bahasa

85,00

81,70

53

72,5

75,0

82,5

Bahasa

IPS

73,80

69,80

54

81,0

65,7

75,5

IPA

Bahasa

75,50

80,60

55

89,7

76,5

68,0

IPA

IPA

83,60

84,50

56

78,5

67,5

85,7

Bahasa

Bahasa

78,50

82,60

57

65,0

89,5

70,5

IPS

IPS

79,60

75,50

58

70,7

92,0

78,5

IPS

IPS

74,20

72,50

59

75,5

70,0

79,5

Bahasa

IPS

75,80

77,00

60

85,0

75,5

80,2

IPA

Bahasa

70,50

74,30

61

68,5

65,0

78,5

Bahasa

Bahasa

75,00

75,20

62

82,5

69,5

72,1

IPA

IPA

78,10

75,80

63

74,5

90,2

70,5

IPS

IPA

77,50

81,20

64

69,5

72,5

79,0

Bahasa

IPS

66,90

68,20

65

70,9

74,5

91,5

Bahasa

IPS

74,50

74,00

91

Siswa

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Sebelum Peminatan/ Penjurusan (Kelas X) IPA

IPS

Bhs

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Peminatan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

Kelas XII

66

82,5

72,5

70,6

IPA

IPA

77,60

78,00

67

75,8

82,1

70,8

IPS

IPA

79,00

80,60

68

80,2

74,5

72,5

IPA

IPA

77,50

78,00

69

74,5

91,5

69,5

IPS

IPS

80,20

82,80

70

60,5

68,7

77,8

Bahasa

Bahasa

76,40

78,10

71

74,5

77,8

69,8

IPS

IPA

74,00

74,50

72

79,0

72,5

73,8

IPA

Bahasa

70,80

69,50

73

87,5

75,2

71,8

IPA

IPA

84,20

82,50

74

65,0

76,8

67,5

IPS

IPS

75,80

75,00

75

76,0

94,8

74,0

IPS

IPS

87,60

82,80

76

65,0

77,8

81,5

Bahasa

IPS

74,50

72,10

77

65,5

68,0

75,8

Bahasa

Bahasa

75,80

77,10

78

80,4

75,5

74,2

IPA

IPA

72,40

74,00

79

90,1

78,7

74,3

IPA

IPA

78,60

82,10

80

75,7

74,0

87,5

Bahasa

Bahasa

80,20

79,60

81

74,9

77,3

65,0

IPS

IPA

67,80

74,00

4.2 Pembahasan

Penetapan hasil akurasi didasarkan pada ketentuan bahwa jika nilai peminatan yang dipilih lebih besar dari standar Kriteria Ideal Ketuntasan (KKM) yaitu lebih besar atau sama dengan 75 maka peminatan yang dilakukan oleh algoritma FCM dianggap TIDAK AKURAT, sedangkan jika nilai peminatan yang dipilih lebih kecil dari KKM maka peminatan yang dilakukan oleh algoritma FCM dianggap AKURAT. Akurasi hasil peminatan yang dilakukan oleh algoritma FCM disajikn pada tabel 4.2 berikut:

92

Tabel 4.2 Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM

93

Hasil Klastering/ Peminatan

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

1

Bahasa

Bahasa

75,50

74,20 Akurat

Tidak Akurat

2

IPS

IPS

77,00

Akura t

3

IPA

IPA

75,50

75,50 Akura t 78,00 Akura t

4

Bahasa

IPS

72,00

Akura t

5

IPA

Bahasa

72,80

74,50 Akura t 71,50 Akura t

6

IPA

IPA

71,50

Ti da k Akura t

7

IPS

IPS

69,00

74,50 Ti da k Akura t 65,50 Ti da k Akura t

8

IPA

IPA

70,50

Ti da k Akura t

9

Bahasa

Bahasa

76,25

72,50 Ti da k Akura t 75,50 Akura t

10

Bahasa

IPS

74,50

Akura t

11

Bahasa

Bahasa

78,00

72,50 Akura t 76,50 Akura t

12

IPS

IPA

73,00

Akura t

13

IPS

IPA

71,50

74,80 Akura t 74,00 Akura t

14

IPS

IPA

67,50

Akura t

15

Bahasa

Bahasa

75,50

65,00 Akura t 69,50 Akura t

16

IPA

IPA

84,30

Akura t

17

IPS

Bahasa

80,70

81,30 Akura t 82,50 Ti da k Akura t

18

Bahasa

Bahasa

76,00

19

Bahasa

Bahasa

81,50

20

IPA

IPA

74,00

21

IPA

IPA

69,50

22

IPS

IPS

82,50

23

IPS

IPS

72,50

24

Bahasa

IPA

65,50

25

IPA

Bahasa

66,00

26

IPS

IPS

78,00

27

IPA

Bahasa

72,50

28

Bahasa

IPS

71,00

29

Bahasa

Bahasa

82,00

30

IPA

IPS

72,50

31

Bahasa

IPS

71,90

32

IPA

Bahasa

80,70

33

Bahasa

Bahasa

80,50

Siswa

Kelas XII

Hasil

Kelas XI

Kelas XII

Akura t Akura t Ti da k Akura t Akura t Akura t Akura t Ti da k Akura t Ti da k Akura t

80,50 Akura t 82,50 Akura t

Akura t

71,00 Ti da k Akura t 73,50 Ti da k Akura t

Ti da k Akura t

79,50 Akura t 70,75 Ti da k Akura t

Akura t

Akura t Ti da k Akura t Ti da k Akura t

70,50 Akura t 68,30 Akura t

Akura t

76,50 Akura t 71,00 Akura t

Akura t

67,50 Akura t 80,00 Akura t

Akura t

67,80 Akura t 73,50 Akura t

Akura t

75,50 Ti da k Akura t 88,50 Akura t

Ti da k Akura t

Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t

94

Hasil Klastering/ Peminatan

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

34

IPS

IPS

82,75

35

IPS

IPS

83,50

36

IPA

IPA

78,20

37

IPA

IPA

74,50

38

Bahasa

Bahasa

79,00

39

IPS

Bahasa

70,70

40

IPS

IPS

69,50

41

IPA

IPA

79,50

42

IPS

IPA

75,80

43

Bahasa

Bahasa

80,50

44

IPS

IPS

78,50

45

IPA

Bahasa

74,50

46

IPA

Bahasa

74,00

47

IPA

Bahasa

73,60

48

Bahasa

IPS

73,80

49

Bahasa

Bahasa

78,50

50

IPA

IPA

80,50

51

IPS

IPS

77,50

52

Bahasa

Bahasa

85,00

53

Bahasa

IPS

73,80

54

IPA

Bahasa

75,50

55

IPA

IPA

83,60

56

Bahasa

Bahasa

78,50

57

IPS

IPS

79,60

58

IPS

IPS

74,20

59

Bahasa

IPS

75,80

60

IPA

Bahasa

70,50

61

Bahasa

Bahasa

75,00

62

IPA

IPA

78,10

63

IPS

IPA

77,50

64

Bahasa

IPS

66,90

65

Bahasa

IPS

74,50

66

IPA

IPA

77,60

67

IPS

IPA

68

IPA

IPA

Siswa

Kelas XII

Hasil Kelas XI

Kelas XII

80,50 Akura t 81,50 Akura t

Akura t

75,50 Akura t 72,00 Ti da k Akura t

Akura t

Akura t Ti da k Akura t

81,30 Akura t 72,00 Akura t

Akura t

77,50 Ti da k Akura t 70,30 Akura t

Akura t

72,30 Ti da k Akura t 82,50 Akura t

Akura t

75,80 Akura t 72,80 Akura t

Akura t

72,70 Akura t 71,80 Akura t

Akura t

74,50 Akura t 82,00 Akura t

Akura t

79,40 Akura t 80,00 Akura t

Akura t

81,70 Akura t 69,80 Akura t

Akura t

80,60 Ti da k Akura t 84,50 Akura t

Ti da k Akura t

82,60 Akura t 75,50 Akura t

Akura t

72,50 Ti da k Akura t 77,00 Ti da k Akura t

Ti da k Akura t

74,30 Akura t 75,20 Akura t

Akura t

75,80 Akura t 81,20 Ti da k Akura t

Akura t

Akura t Ti da k Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t Akura t Ti da k Akura t Akura t Ti da k Akura t

68,20 Akura t 74,00 Akura t

Akura t Akura t

79,00

78,00 Akura t 80,60 Ti da k Akura t

Ti da k Akura t

77,50

78,00 Akura t

Akura t

Akura t

95

Hasil Klastering/ Peminatan

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Peminatan Setelah Peminatan/ Penjurusan

Yang Dipilih

C-Meas

Kelas XI

69

IPS

IPS

80,20

70

Bahasa

Bahasa

76,40

71

IPS

IPA

74,00

72

IPA

Bahasa

70,80

73

IPA

IPA

84,20

74

IPS

IPS

75,80

75

IPS

IPS

87,60

76

Bahasa

IPS

74,50

77

Bahasa

Bahasa

75,80

78

IPA

IPA

72,40

79

IPA

IPA

78,60

80

Bahasa

Bahasa

81

IPS

IPA

Siswa

Kelas XII

Hasil Kelas XI

Kelas XII

82,80 Akura t 78,10 Akura t

Akura t

74,50 Akura t 69,50 Akura t

Akura t

82,50 Akura t 75,00 Akura t

Akura t

82,80 Akura t 72,10 Akura t

Akura t

77,10 Akura t 74,00 Ti da k Akura t

Akura t

Akura t Akura t Akura t Akura t Ti da k Akura t Akura t

80,20

82,10 Akura t 79,60 Akura t

67,80

74,00 Akura t

Akura t

Akura t

Pada tabel 4.2 hasil peminatan yang dilakukan oleh algoritma Fuzzy

C-

Means (FCM) dapat dijelaskan bahwa pada tahun pertama pelaksanaan peminatan (kelas XI), sebanyak 64 dari 81 data sampel siswa atau 79,01% yang tepat dalam memilih peminatan. Pada tahun kedua pelaksanaan peminatan (kelas XII), sebanyak 33 dari 81 data sampel siswa atau 77,77% yang tepat dalam memilih peminatan. Jika dibandingkan dengan tingkat akurasi peminatan yang dilakukan secara manual, terdapat kenaikan rata-rata tingkat akurasi sebesar 22% (78,39% - 56,17%) dengan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means. Akurasi peminatan algoritma FCM disajikan pada grafik berikut ini.

96

Tingkat Akurasi FCM Pada Peminatan di SMA Tahun Pertama (Kls XI)

20,99% Akurat Tidak Akurat

79,01%

Gambar 4.1 Grafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Pertama (Kelas XI)

Tingkat Akurasi FCM Pada Peminatan di SMA Tahun kedua (Kelas XII)

22,23% Akurat Tidak Akurat

77,77%

Gambar 4.2 Grafik Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM pada Peminatan di SMA Tahun Kedua (Kelas XII)

97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

1. Dari hasil pengujian algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas pada 81 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa Algoritma FCM memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (yaitu rata-rata 78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %). 2. Dari data yang dilatih, diperoleh tiga kelompok berdasarkan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan, yaitu: -

Kelompok pertama, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 72,0635; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 76,3067; dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 71,5032.

-

Kelompok kedua, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 73,5371; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 74,7951; dan nilai rmata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 79,7301.

-

Kelompok ketiga, terdiri atas siswa yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPA sekitar 80,0742; nilai rata-rata mata pelajaran peminatan IPS sekitar 75,0224; dan nilai rata-rata mata pelajaran peminatan Bahasa sekitar 74,4123.

3. Proses klastering dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan jumlah klaster yang terbentuk di awal proses sesuai dengan jumlah kelompok (Jurusan) yang diinginkan. Dengan demikian, tidak dapat dipastikan berapa sesungguhnya jumlah klaster ideal yang terbentuk dari data nilai siswa yang ada, sehingga akurasi hasil pengelompokkan tidak dapat terukur.

98

5.2

Saran 1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel prestasi siswa dalam bentuk nilai mata pelajaran pada semester satu dan dua sebagai variabel komputasi dengan FCM, sesuaikan dengan metode yang diterapkan di beberapa Sekolah Menengah Atas. Namun demikian, di beberapa Sekolah Menengah Atas lainnya, disamping menggunakan variabel prestasi siswa dalam bentuk nilai mata pelajaran, juga menjadikan minat (yang diperoleh dari test psikologi) sebagai variabel dalam proses penentuan jurusan bagi siswa. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian ini dikembangkan lagi dengan menambahkan (menyertakan) variabel minat siswa sebagai variabel komputasi dalam algoritma yang digunakan. 2. Untuk mendapatkan tingkat akurasi yang lebih baik dalam penerapan algoritma FCM untuk pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Atas, serta untuk memberikan kontribusi yang lebih besar di dunia riset, disarankan agar hasil penelitian ini dikembangkan dengan cara memodifikasi/updating algoritma FCM yang digunakan saat ini, atau dengan menggabungkan algoritma FCM dengan algoritma lain . 3. Keterbatasan lain dari hasil penelitian ini adalah hanya uji coba untuk menilai tingkat akurasi penggunaan algoritma (FCM). Agar penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang lebih besar, disarankan untuk dikembangkan dengan cara menerapkan algoritma (FCM) dalam suatu alat bantu (berupa software), sehingga dapat langsung diterapkan untuk penyelesaian masalah tingkat akurasi yang rendah dalam proses pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Atas. 4. Disarankan juga agar penelitian ini dikembangkan untuk melihat berapa sesungguhnya klaster (Jurusan) yang ideal yang terbentuk dari range nilai seluruh mata pelajaran yang menjadi dasar untuk menentukan Jurusan siswa Sekolah Menengah Atas.

99

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Departemen Pendidikan Nasional (2004), Panduan Penilaian Penjurusan Kenaikan Kelas dan Pindah Sekolah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta

[2]

Eko Sudaryanto, 2009, Pengaruh Minat Belajar dan Penjurusan Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Katolik ST Lois Randublatung, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadia Surakarta, Surakarta

[3] Departemen Pendidikan Nasional (2006), Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA, Jakarta 2006. [4]

Kusrini, 2006, Algoritma Data Mining, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[5] Afivi, Refcan (2005), Pengelompokkan Selari Untuk Data Skala Besar dan Dimensional Tinggi Pada Aplikasi Perlombongan Data, Proceedings of the Postgraduate Annual Research Seminar, Faculty of Computer Science and Information System, Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia. [6] Ernawati, Susanto (2009), Pembagian Kelas Peserta Kuliah Berdasarkan Fuzzy Clustering dan Partition Coefficient and Exponential Separation Index, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. [7]

Arwan Ahmad Khoiruddin, 2007, Menentukan Nilai Akhir Kuliah Dengan Fuzzy C-Means, Proceeding pada Seminar Nasional Sistem dan Informatika di Bali, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

[8] Emha Taufiq Luthfi, 2007, Fuzzy C-Means Untuk Clustering Data Performance Mengajar Dosen, Proceeding pada Seminar Nasional Teknologi di Ygyakarta, STMIK AMIKOM, Yogyakarta [9]

Dunham, Margaret,H. (2003), Data Mining Introuctory and Advanced Topics, New Jersey, Prentice Hall.

[10] Kantardzic, Mehmed (2003), Data Mining Concepts Models, Methods, and Algorithms, New Jersey, IEEE

100

[11] Kusumadewi, S., Hartati, S., 2006, Fuzzy Multi Atribute Decision Making, Graha Ilmu, Yogyakarta [12]

Kusumadewi, S., Purnomo, H., 2010, Keputusan, Graha Ilmu, Jakarta

Aplikasi Fuzzy Untuk Pendukung

[13] Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , Alfabeta, Bandung.

101