PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA

Download 28. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya karena berkat pertolongannya se...

1 downloads 617 Views 659KB Size
26

PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI DI PT MULTI PLASTINDO UTAMA TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh:

YOSI GUSNITA 31106010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK BATAM 2009

27

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI DI PT MULTI PLASTINDO UTAMA

Oleh: YOSI GUSNITA 31106010

BATAM, 16 Juli 2009

Dosen Pembimbing

Hendra Gunawan, SE NIK 100004

28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya karena berkat

pertolongannya sehingga penulis

dapat

menyelesaikan Tugas Akhir (TA) yang berjudul “Penyusunan Anggaran Produksi Sebagai Alat Perencanaan Biaya Produksi pada PT Multi Plastindo Utama” selama 3 (tiga) bulan dimulai dari bulan Februari hingga Mei 2009. Penulisan Tugas Akhir (TA) yang merupakan salah satu syarat kelulusan Diploma III Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Akuntansi di Politeknik Batam. Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir (TA) ini agar penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan antara teori yang telah diperoleh penulis selama di perkuliahan dengan kenyataan yang ada di perusahaan. Dalam penulisan penelitian ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka di sini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orangtua, beserta kakak dan adik penulis yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan moril maupun materil. 2. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto selaku Direktur Politeknik Batam. 3.

Bapak M. Zaenuddin selaku kepala program studi akuntansi Politeknik Batam.

4. Bapak Hendra Gunawan selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir (TA). 5. Bapak Tie Tie selaku Direktur dan pemilik PT Multi Plastindo Utama.

29

6. Ibu Miske selaku Manager Operasional dan Finance di PT Multi Plastindo Utama. 7. Mbak Dwi selaku pembimbing di PT Multi Plastindo Utama 8. Mbak Hera, kak heni, cece, sintia, dan semua karyawan yang telah membantu. 9. Joy yang selalu menemani, mendukung penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 10. Teman-teman seperjuangan AK-06 yang juga menyusun Tugas Akhir (TA).

Akhir kata penulis berharap penyusunan Tugas Akhir (TA) ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Selamat membaca dan memperolah manfaat dari laporan ini.

Batam,

Juli 2009

Penulis

30

DAFTAR ISI

Lembar Judul ……………………………………………………………...

i

Lembar Pengesahan ……………………………………………………….

ii

Kata Pengantar …………………………………………………………….

iii

Daftar Isi …………………………………………………………………...

v

Daftar Tabel ………………………………………………………………..

viii

Daftar Gambar …………………………………………………………….

ix

Daftar Lampiran …………………………………………………………..

x

Abstrak ……………………………………………………………………..

xi

PENDAHULUAN ……………………………………………

1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………...

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..

3

1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………

3

1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………...

4

1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………….

4

1.6 Sistematika Pwnulisan ………………………………………………...

4

TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………..

6

2.1 Akuntansi Biaya ………………………………………………………

6

2.1.1

Pengertian Akuntansi Biaya …………………………………..

6

2.1.2

Tujuan Akuntansi Biaya ………………………………………

6

2.1.3

Fungsi Akuntansi Biaya ……………………………………….

7

2.2 Biaya …………………………………………………………………..

7

2.2.1

Pengertian Biaya ………………………………………………

7

2.2.2

Macam-Macam Biaya …………………………………………

8

2.2.3

Penggolongan Biaya …………………………………………..

8

2.3 Anggaran ……………………………………………………………...

11

2.3.1

Pengertian Anggaran ………………………………………….

11

2.3.2

Karakteristik Anggaran ………………………………………..

12

2.3.3

Kegunaan Anggaran …………………………………………..

13

2.3.4

Kelemahan-Kelemahan Anggaran …………………………….

13

BAB I

BAB II

31

2.3.5

Macam-Macam Anggaran …………………………………….

14

2.3.6

Penyusunan Anggaran ………………………………………...

16

2.3.7

Metode Dalam Anggaran ……………………………………...

17

2.3.8

Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) ………..

18

2.3.9

Metode Anggaran Basis Nol (Zero Based Budget) …………...

19

2.4 Anggaran Produksi ……………………………………………………

20

2.4.1

Pengertian Anggaran Produksi ………………………………..

20

2.4.2

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi ………………………

21

2.4.3

Penyusunan Anggaran Produksi ………………………………

22

2.4.4

Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Produksi …………..

22

2.4.5

Anggaran

Produksi

sebagai

Alat

Perencanaan,

Pengkoordinasian dan Pengawasan……………………............ BAB III

METODOLOGI

PENELITIAN

DAN

23

GAMBARAN

UMUM PERUSAHAAN …………………………………….

25

3.1 Metodologi Penelitian …………………………………………………

25

3.1.1

Objek Penelitian ………………………………………………

25

3.1.2

Teknik Pengumpulan Data ……………………………………

25

3.1.3

Metode Analisis Data …………………………………………

27

3.2 Gambaran Umum Perusahaan ………………………………………..

27

3.2.1

Sejarah Berdirinya Perusahaan ………………………………..

27

3.2.2

Visi dan Misi Perusahaan ……………………………..............

28

3.2.3 Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir …………………………………………..

28

3.2.4 Prosedur dan Tata Kerja ………………………………………

29

3.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan ………………………………

31

PEMBAHASAN ……………………………………………...

36

4.1 Penyusunan Anggaran Produksi ………………………………………

36

4.2 Alur Penyusunan Anggaran Produksi …………………………………

37

4.3 Perhitungan Anggaran Produksi ………………………………………

38

BAB IV

4.4 Penyusunan

Anggaran

Produksi

dengan

Metode

Inkremental

(Incremental Budget) ................……………………………………….

40

32

4.4.1 Keuntungan Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) menurut perusahaan …………………………………. 4.4.2

Kelemahan Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) menurut perusahaan …………………………………

4.4.3

45

Alasan

Perusahaan

Memilih

Anggaran

45

Inkremental

(Incremental Budget) ………………………………………….

46

4.5 Penyusunan Anggaran Produksi dengan Metode Basis Nol (Zero Based Budget) …………………………………………………………

46

4.6 Perbandingan Penyusunan Anggaran Produksi Menggunakan Metode Anggaran

Inkremental

(Incremental

Budget)

dengan

Metode

Anggaran Basis Nol (Zero Based Budget) ……………………………

49

BAB V PENUTUP …………………………………………………………

54

5.1

Kesimpulan …………………………………………………………...

54

5.2

Saran …………………………………………………………………..

55

Daftar Pustaka …………………………………………………………….

56

Lampiran …………………………………………………………………..

57

33

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Anggaran Produksi Bulan Januari-Maret 2009 .............................

38

Tabel 4.2

Anggaran Bahan Langsung Bulan Januari-Maret 2009 …………

39

Tabel 4.3

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Bulan Januari-Maret 2009 .....

39

Tabel 4.4

Anggaran Overhead Pabrik Bulan Januari-Maret 2009 …………

40

Tabel 4.5

Anggaran Produksi Tahun 2008 …………………………………

42

Tabel 4.6

Anggaran Bahan Langsung Tahun 2008 ………………………...

42

Tabel 4.7

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008 ………………… 42

Tabel 4.8

Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2008 .......................................

42

Tabel 4.9

Perbandingan Anggaran Produksi Tahun 2008 dan 2009 .............

43

Tabel 4.10

Perbandingan Anggaran Bahan Langsung Tahun 2008 dan 2009

43

Tabel 4.11

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008 dan 2009 ............

44

Tabel 4.12

Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2008 dan 2009 .......................

44

Tabel 4.13

Anggaran Produksi Tahun 2010 ....................................................

47

Tabel 4.14

Anggaran Bahan Langsung Tahun 2010 .......................................

47

Tabel 4.15

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010 ............................ 48

Tabel 4.16

Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2010 ………………………...

Tabel 4.17

Perbandingan Anggaran Produksi

48

Metode Inkremental dan

Metode Basis Nol Tahun 2010 ...................................................... 49 Tabel 4.18

Perbandingan Anggaran Bahan Langsung Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010 ...............................................

Tabel 4.19

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010 ......................................................

Tabel 4.20

50

50

Anggaran Overhead Pabrik Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010 ...................................................................

51

34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………..

32

35

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Deskripsi Kegiatan Flowchart Verifikasi Invoice Raw Material Purchase Requisition Purchase Order Delivery Order

36

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran produksi di PT Multi Plastindo Utama dengan menggunakan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) jika dibandingkan dengan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dengan pihak-pihak di PT Multi Plastindo Utama menyangkut penelitian yang penulis buat, observasi dengan cara meneliti secara langsung proses anggaran yang dibuat, serta dokumentasi atas data-data yang penulis dapatkan di PT Multi Plastindo. Sedangkan metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, di mana penulis menceritakan dan memaparkan dari hasil analisis yang penulis dapatkan berdasarkan teori-teori yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan metode anggaran inkremetal (Incremental Budget) memiliki banyak kelemahan-kelemahan yang dapat mempersulit perusahaan dalam menyusun anggaran produksi jika dibandingkan dengan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget). Penyusunan anggaran inkremental (Incremental Budget) lebih mudah dan tidak rumit dibandingkan anggaran basis nol (Zero based Bidget) namun karena kelebihan ini perusahaan bisa saja menganggap mudah dan tidak memperhatikan dampak dari penyusunan anggaran inkremental (Incremental Budget)

37

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam

rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (profit planning). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Karena demikian besarnya pengaruh dari masing-masing kegiatan dalam perusahaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang lainnya, manajemen perusahaan tidak mempunyai pilihan lain kecuali berusaha sebaik-baiknya supaya pelaksanaan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya yang tepat dalam hal ini adalah menyusun sistem perencanan yang memadai dalam sebuah anggaran (budget). Anggaran ini merupakan alat bantu manajemen perusahaan untuk menyusun perencanaan kegiatan, tidak saja bagi perusahaan besar namun juga bagi perusahaan menengah dan kecil. Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang (sektor) industri komponen plastik, akan berdampak semakin kecilnya peluang penjualan produk tersebut bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk menghadapi dan mengatisipasi tekanantekanan dan untuk memenangkan persaingan, tugas perusahaan bukan sekedar memproduksi dan memasarkan produknya, namun mempertimbangkan besar

38

kecilnya biaya yang akan terjadi untuk meningkatkan efisiensi. Kriteria efisiensi digunakan sebagai alat pengukur untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tingkat efisiensi tertentu dapat dilaksanakan dengan cara penekanan biaya produksi yang mengakibatkan rendahnya harga pokok produksi. Pada perusahaan industri, aktifitas produksi merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Karena dari aktifitas produksi ini perusahaan dapat melakukan penjualan dan menghasilkan dana untuk membiayai seluruh aktivitas yang ada. Tanpa disertai usaha produksi yang efektif, produk perusahaan sangat mungkin mengalami penurunan dan akhirnya akan berhenti sama sekali. PT Multi Plastindo Utama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri komponen plastik dengan memproduksi berbagai macam barang yang berbeda. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, perusahaan melakukan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau siap untuk dipakai. Di PT Multi Plastindo Utama terdapat kebijakan dalam mengendalikan anggaran biaya produksi agar tidak terjadi pemborosan biaya dan tidak terlalu menyimpang dari anggarannya. Metode penganggaran yang digunakan oleh PT Multi Plastindo Utama adalah anggaran inkremental (Incremental Budget), di mana perusahaan hanya mempertimbangkan perubahan sumber daya dari anggaran sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengetahui di dalam praktik nyata, bagaimana anggaran perusahaan diterapkan, menganalisis serta menjawab permasalahan yang mungkin dihadapi perusahaan yang akan dituangkan dalam Laporan Penelitian yang berjudul “Penyusunan Anggaran

39

Produksi Sebagai Alat Perencanaan Biaya Produksi pada PT Multi Plastindo Utama”.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang

muncul adalah bagaimana penyusunan anggaran produksi di PT Multi Plastindo Utama dengan menggunakan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) jika dibandingkan dengan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget).

1.3

Batasan Masalah Setelah menetapkan judul yang sesuai beserta rumusan masalah agar

penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, kiranya perlu dilakukan pembatasan masalah yang dibahas. Dalam hal ini penulis membatasi masalah yaitu: 1. Batasan Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data produksi barang Arm Shaft di bagian produksi pada PT Multi Plastindo Utama dan bagian terkait lainnya dengan periode bulan Januari sampai dengan Maret 2009. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan data-data yang berhubungan dengan biaya-biaya yang mempengaruhi perhitungan anggaran serta dokumen-dokumen lainnya yang menunjang penelitian ini. 2. Batasan Lapangan Perusahaan yang akan diteliti adalah PT Multi Plastindo Utama terutama di bagian produksi.

40

1.4

Tujuan Penelitian Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran

produksi di PT Multi Plastindo Utama dengan menggunakan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) jika dibandingkan dengan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget).

1.5

Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah:

1. Bagi Perusahaan Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perusahaan demi perkembangan perusahaan. 2. Sebagai tambahan referensi Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai anggaran, khususnya tentang proses penyusunan anggaran dan dapat berguna untuk referensi. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian laporan ini akan memberikan gambaran dan memberikan pengetahuan bagi penulis di bidang anggaran khususnya dengan anggaran produksi serta hubungannya dengan perencanaan.

1.6 BAB I

Sistematika Penulisan PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan landasan teori atau konsep yang mendasari penyusunan penelitian ini seperti pengertian biaya, pengertian alokasi biaya, dan teori lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini. BAB III METODOLOGI

PENELITIAN

DAN

GAMBARAN

UMUM

PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan tentang lingkup objek penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisa data, dan gambaran umum perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah yaitu bagaimana penyusunan anggaran produksi di PT Multi Plastindo Utama. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari hasil analisis yang akan dilakukan dan saran yang diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Akuntansi Biaya

2.1.1

Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Muhadi (2001:1) akuntansi biaya ditinjau dari aktivitasnya adalah

proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa dengan caracara tertentu serta menafsirkan hasilnya. Apabila ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.

2.1.2

Tujuan Akuntansi Biaya Salah satu tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan informasi bagi

manajemen dalam penentuan harga pokok produksi. Muhadi (2001:2) menyatakan tujuan akuntansi biaya adalah: a) Penentuan harga pokok produk (Product Costing) Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk dilakukan pencatatan, penggolongan

dan

peringkasan

biaya-biaya

pembuatan

produk

atau

penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu. b) Pengendalian biaya (Cost Control) Untuk memenuhi tujuan pengendalian biaya, maka biaya pembuatan produk yang seharusnya terjadi ditetapkan lebih dahulu.

43

c) Pengambilan keputusan khusus (Special Decision Making) Untuk pengambilan keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi biaya masa yang akan datang (future cost) karena pengambilan keputusan berhubungan dengan masa depan.

2.1.3

Fungsi Akuntansi Biaya Fungsi akuntansi biaya menurut Kusnadi (1999:4):

1) Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya dalam penentuan harga pokok produk. 2) Merinci biaya mengenai harga pokok produk. 3) Memberikan informasi dasar dalam pembuatan perencanaan biaya dan beban. 4) Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran dalam setiap periode tertentu.

2.2

Biaya

2.2.1

Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan pengertian biaya adalah biaya

merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam biaya, yaitu: 1. Pengorbanan sumber ekonomis. 2. Diukur dalam satuan uang.

44

3. Telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi. 4. Untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2

Macam-Macam Biaya Menurut Mulyadi (2005:14) menyatakan terdapat berbagai macam biaya

dalam suatu perusahaan, yaitu: 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. 2. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. 3. Biaya Administrasi dan Umum Biaya

administrasi

dan

umum

merupakan

biaya-biaya

untuk

mengkoordinasikan kegiatan produk dan pemasaran produk.

2.2.3

Penggolongan Biaya Terdapat berbagai macam penggolongan biaya (Mulyadi, 2005:13):

1. Penggolongan biaya menurut unsur atau komponennya a. Biaya bahan baku Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.

45

b. Biaya tenaga kerja Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang. c. Biaya overhead pabrik Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label biaya tersebut, biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. 2. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 3. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan industri, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

46

4. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: d. Biaya langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai itu tidak ada, maka biaya langsung tersebut tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. e. Biaya tidak langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 5. Penggolongan biaya menurut perilakunya dengan perubahan volume kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi: a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

47

b. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada jumlah produksi. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 6. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya a. Pengeluaran modal Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. b. Pengeluaran pendapatan Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

2.3

Anggaran

2.3.1

Pengertian Anggaran Menurut Munandar (1993:1) anggaran adalah suatu rencana yang disusun

secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

48

Dari pengertian tersebut, nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu: 1.

Rencana adalah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

2.

Meliputi seluruh kegiatan perusahaan yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

3.

Dinyatakan dalam unit moneter yaitu unit (satuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan yang beraneka ragam.

4.

Jangka waktu tententu yang akan datang, menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang.

2.3.2

Karakteristik Anggaran

1

Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis.

2

Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter.

3

Anggaran pada umumnya mencakup periode satu tahun.

4

Anggaran merupakan komitmen manajemen.

5

Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak yang menganggarkan.

6

Anggaran yang telah disetujui hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan.

7

Secara berkala kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisih yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

49

2.3.3

Kegunaan Anggaran Anggaran

merupakan

bagian

penting

dari

sistem

pengendalian

manajemen. Anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok (Munandar, 2001:10): 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam peruahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3. Sebagai alat pengawasan kerja anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat perbandingan untuk menilai

(evaluasi)

realisasi

kegiatam

perusahaan

nanti.

Dengan

membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja.

2.3.4

Kelemahan-Kelemahan Anggaran Menurut Adisaputro dan Asri (2000:53) meskipun begitu banyak manfaat

yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

50

1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. 2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh. 3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. 4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.

2.3.5

Macam-Macam Anggaran Menurut Adisaputro dan Asri (2000:63) anggaran diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Anggaran operasional Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang pada umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional terdiri dari: i.

Anggaran penjualan Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan menggambarkan berapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjualan pada periode yang akan datang.

ii.

Anggaran produksi

51

Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. iii.

Anggaran bahan langsung Apabila tingkat produksi telah dihitung, maka anggaran bahan langsung harus dibuat untuk menunjukkan seberapa banyak bahan yang akan diperlukan dalam produksi dan berapa banyak bahan yang harus dibeli untuk memenuhi persyaratan ini.

iv.

Anggaran tenaga kerja langsung Anggaran tenaga kerja hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung dan selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya.

v.

Anggaran overhead pabrik Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang.

vi.

Anggaran biaya penjualan dan administrasi Anggaran biaya penjualan dan administrasi memuat biaya operasi yang terlibat dalam penjualan produk dan dalam mengelola bisnis.

vii.

Laporan laba-rugi yang dianggarkan Memuat ringkasan proyeksi dari berbagai komponen pendapatan dan biaya selama periode anggaran. 2. Anggaran keuangan a. Anggaran proyeksi neraca Mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva yang akan dimiliki oleh perusahaan pada akhir suatu periode produksi.

52

b. Anggaran pembantu proyeksi neraca Merinci masing-masing pos yang ada dalam neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan. Antara lain: 1) Anggaran kas Anggaran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. 2) Anggaran piutang Anggaran piutang mendasarkan diri pada anggaran penjualan. 3) Anggaran utang Anggaran

utang

disusun

dengan

mendasarkan

dari

besarnya

pembelian-pembelian secara kredit dan besarnya bunga pinjaman yang belum dibayar. 4) Anggaran penambahan modal Anggaran penambahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka panjang. 5) Anggaran penyusutan aktiva Anggaran depresiasi perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan lebih dari satu (banyak), usia masing-masing aktiva tetap berlainan dan metode penghitungan penyusutan masing-masing aktiva tetap berlainan pula.

2.3.6

Penyusunan Anggaran Menurut Shim dan Siegel (2001:6) anggaran haruslah menyeluruh dan

dapat dicapai. Dalam anggaran harus terdapat inovasi dan fleksibilitas untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak diduga.

53

Dalam penganggaran hal-hal berikut harus dipertimbangkan oleh manajer yaitu: jenis produk dan jasa, jumlah karyawan dan kemampuan mereka, kondisi manufaktur dan kendala kapasitas, stabilitas operasi, penetapan harga, ketersediaan dan biaya bahan baku, sumber daya fisik dan manusia, saldo dan keadaan persediaan, tingkat perputaran aktiva, siklus, aspek teknologi, kendali mutu dan kemampuan pelayanan, kondisi pasar, persyaratan pendanaan, lingkungan ekonomi dan politik. Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran meliputi: 1. Penetapan tujuan. 2. Pengevaluasian sumber daya yang tersedia. 3. Negoisasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran. 4. Pengkoordinasian dan peninjauan komponen. 5. Pendistribusian anggaran yang disetujui.

2.3.7

Metode Dalam Anggaran Terdapat beberapa sistem dalam penganggaran, yaitu:

1. Penganggaran Inkremental (Incremental Budgeting) 2. Penganggaran Basis Nol (Zero Based Budgeting) 3. Penganggaran Statik (Static Budgeting) 4. Penganggaran Fleksibel (Flexible Budgeting) 5. Penganggaran Bergulir (Rolling Budget) 6. Line item budget 7. Planning programming budgeting system 8. Performance budget

54

2.3.8

Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) Menurut Bastian (2001:168) sistem ini menggunakan revisi anggaran

tahun berjalan untuk menentukan anggaran tahun yang akan datang. Sekali suatu pos muncul di dalam anggaran, maka selamanya pos tersebut ada pada anggaran periode berikutnya dengan perubahan/kenaikan yang didasarkan dari jumlah yang dianggarkan dari periode sebelumnya. Titik perhatiannya adalah selisih inkremental (incremental) antara anggaran tahun ini dan tahun sebelumnya, bukan pada anggaran secara menyeluruh. Alasan diterapkan sistem anggaran inkremental (Incremental Budget) ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun anggaran yang sebelumnya merupakan kegiatan yang harus diteruskan pada tahun berikutnya. Keunggulannya: a. Membantu mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran. b. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu tinggi untuk memahami program-program baru. c. Dapat mengurangi konflik. Kelemahannya: a. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran sangat kurang pertimbangan. b. Diabaikannya prestasi yang dicapai atas realisasi penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan. c. Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan yang rasional dalam menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.

55

2.3.9

Metode Anggaran Basis Nol (Zero Based Budget) Menurut Bastian (2001:170) anggaran basis nol (Zero Based Budget)

adalah anggaran yang dibuat berdasarkan pada suatu yang sedang dilakukan atau merupakan sesuatu yang baru, dan tidak berdasarkan pada apa yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan dilihat dari sesuatu yang mandiri dan bukan merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dilakukan. Keunggulannya: a. Proses pembuatan keputusan dapat menjamin tersedianya informasi yang lebih bermanfaat bagi manajemen. b. Dana dapat dialokasikan dengan lebih efisien, karena terdapat beberapa alternatif keputusan dan alternatif pelaksanaan keputusan tersebut. c. Setiap program dan kegiatan selalu ditinjau ulang. d. Pengambil keputusan dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan yang ada dalam kondisi kritis dan mendesak. Kelemahannya: a.

Sulit untuk diterapkan karena memakan waktu yang lama, terlalu teoritis dan tidak pratis, memakan biaya yang besar dan serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.

b. Implementasi dalam anggaran basis nol (Zero Based Budget) menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi. c. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru, bahwa semua paket keputusan harus masuk kedalam anggaran.

56

d. Anggaran basis nol (Zero Based Budget) cenderung menekankan manfaat yang bersifat jangka pendek. e. Memerlukan keahlian khusus di dalam penentuan prioritas. f. Memerlukan data yang lebih lengkap dan dukungan analisis yang cukup kuat.

2.4

Anggaran Produksi

2.4.1

Pengertian Anggaran Produksi Menurut Shim dan Siegel (2001:57) anggaran produksi merupakan

pernyataan output berdasarkan produk dan biasanya dinyatakan dalam unit. Anggaran ini harus mempertimbangkan anggaran penjualan, kapasitas pabrik, apakah persediaan harus ditingkatkan atau diturunkan, dan pembelian dari luar. Jumlah unit yang diperkirakan akan diproduksi untuk memenuhi anggaran penjualan dan persyaratan persediaan ditetapkan dalam anggaran tersebut. Volume produksi yang diharapkan ditentukan dengan mengurangi estimasi persediaan pada awal periode dari jumlah unit yang diperkirakan dapat dijual dan persediaan yang diinginkan pada akhir periode. Menurut Adisaputro dan Asri (2000:65) anggaran produksi disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub bagian, yaitu: 1. Anggaran jumlah unit yang harus diproduksi Rencana tentang jumlah produk yang harus dihasilkan dengan memperhatikan terlebih dahulu anggaran penjualan, persediaan awal dan persediaan akhir tahun.

57

2. Anggaran bahan mentah, yang terdiri dari: a. Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit). b. Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga). c. Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga). 3. Anggaran tenaga kerja langsung. 4. Anggaran biaya overhead pabrik yaitu anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya material dan biaya tenaga kerja langsung.

2.4.2

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir

kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan disusunnya anggaran, Adisaputro dan Asri (2000:183): 1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai. Artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu besar tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi menyatakan bahwa tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang menjadi beban perusahaan. Sebaliknya tingkat persediaan yang terlalu kecil mengakibatkan banyaknya gangguan, kekurangan persediaan bahan mentah mendatangkan gangguan pada proses produksi, sedangkan kekurangan persediaan barang jadi

58

mengakibatkan banyaknya langganan yang kecewa dan hilang peluang memperoleh keuntungan. 3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin.

2.4.3

Penyusunan Anggaran Produksi Menurut Adisaputro dan Asri (2000:183) secara garis besar anggaran

produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut : Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan) ............................................. XXX Tingkat persediaan akhir ............................................................................ XXX ________________________________________________________________ + Jumlah ....................................................................................................... XXX Tingkat persediaan awal ............................................................................ XXX ________________________________________________________________ _ Tingkat produksi ........................................................................................ XXX

2.4.4

Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Produksi Menurut Adisaputro dan Asri (2000:184) anggaran produksi merupakan

dasar dari penyusunan anggaran-anggaran lainnya seperti anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja, dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga langkahlangkah penyusunan anggaran produksi dapat dilakukan dengan cara: a. Tahap perencanaan 1) Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran produksi.

59

2) Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan. b. Tahap pelaksanaan 1) Menentukan kapan barang diproduksi. 2) Menentukan dimana barang akan diproduksi. 3) Menentukan urut-urutan proses produksi. 4) Menentukan

standar

penggunaan

fasilitas-fasilitas

produksi

untuk

mencapai efisiensi. 5) Menyusun program tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service dan peralatan. 6) Menyusun standar biaya produksi. 7) Membuat perbaikan bila diperlukan.

2.4.5

Anggaran Produksi sebagai Alat Perencanaan, Pengkoordinasian dan Pengawasan Menurut Adisaputro dan Asri (2000:196) anggaran produksi berfungsi

sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan. Anggaran produksi disusun dengan berdasarkan pada anggaran penjualan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa semua hal yang berhubungan dengan produksi, seperti kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas mesin-mesin, penambahan modal dan kebijaksanaan persediaan, diselaraskan dengan kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggaran produksi mempunyai fungsi sebagai alat perencanaan. Apabila anggaran produksi memang betul-betul disusun dengan baik, maka anggaran inipun dapat berfungsi sebagai alat pengkoordinasian. Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah yang

60

akan diproduksi dengan keadaan finansial, keadaan permodalan, perkembangan produk dan tingkat penjualan. Sebetulnya antara bagian penjualan dengan bagian produksi harus selalu ada hubungan timbal balik. Kepala bagian penjualan harus mengetahui banyak keadaan/kemampuan bagian produksi sebelum membuat anggaran penjualan. Selanjutnya anggaran produksi dapat pula dipakai sebagai alat pengawasan. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas dan tentu saja pengawasan biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi pengawasan, hal-hal utama yang perlu diperhatikan adalah pengawasan bahan mentah, penganalisaan proses produksi, penentuan scheduling, pemberian perintah kerja dan akhirnya sampai kepada follow-up. Untuk keperluan pengawasan terhadap tingkat produksi dan tingkat persediaan barang jadi, baik harian maupun mingguan disusunlah laporan pelaksanaan. Dalam laporan pelaksanaan dilakukan perbandingan antara rencana dengan

realisasinya,

sehingga

penyimpangan-penyimpangan.

akan

segera

tampak

apabila

terdapat

61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1

Metodologi Penelitian

3.1.1

Objek Penelitian Penulis membatasi objek penelitian yang digunakan, yaitu membahas

tentang penyusunan anggaran produksi untuk barang Arm Shaft bulan Januari sampai dengan Maret 2009.

3.1.2

Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2006:129). Data primer yang penulis kumpulkan adalah beberapa hasil wawancara dengan pihak perusahaan. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2006:129). Untuk data sekunder tersebut penulis memperoleh data dari pihak perusahaan, seperti bagan struktur organisasi perusahaan, bagan proses produksi, dan lain-lain. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan ini adalah: a. Wawancara Wawancara adalah salah satu metode penelitian dengan cara melakukan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto

62

2004). Dengan metode ini penulis akan melakukan wawancara dengan bagianbagian terkait yang dapat memberikan informasi tentang proses penyusunan anggaran produksi, serta informasi lainnya yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian ini. b. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono 2006:130). Observasi yang dilakukan penulis adalah pengamatan secara langsung proses anggaran yang dilakukan oleh PT Multi Plastindo Utama yang meliputi kegiatan operasional dan administrasi. Observasi dilakukan selama jangka waktu penelitian. c. Dokumentasi Adalah proses mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto 2002:236). Dalam penelitian ini data yang berasal dari dokumentasi antara lain bagan struktur organisasi, tabel anggarananggaran, bagan proses produksi serta data-data lain yang terkait dengan topik penelitian.

3.1.3

Metode Analisa Data Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif, yaitu suatu

metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

63

suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 1999:63). Dengan metode ini data-data yang ada dikumpulkan dan disusun untuk dianalisis sesuai dengan teori yang ada.

3.2

Gambaran Umum Perusahaan

3.2.1

Sejarah Berdirinya Perusahaan PT Multi Plastindo Utama didirikan pada tanggal 26 Mei 1998 di daerah

Batam Centre. Perusahaan didirikan oleh 2 (dua) orang, yaitu Ibu Kim Fong sebagai Direktur dan Bapak Karyadi sebagai Komisaris. Pendirian perusahaan ini berdasarkan akte notaris nomor 58 yang dikeluarkan di Batam oleh notaris Yondri Darto, SH. Akte ini telah mengalami perubahan pada tanggal 04 Desember 2007 dengan akte notaris nomor 10 di hadapan notaris Maria Anastasia Halim, SH mengenai perubahan modal dasar pemegang saham dan susunan pengurus perseroan. Perusahaan telah mendapat pengesahaan menteri kehakiman Republik Indonesia nomor C2-21815 HT .01. 01. Th.98 tahun 1998 tanggal 26 Oktober 1998. Perusahaan bergerak dalam bidang komponen plastik.

Adapun data-data pendirian PT Multi Plastindo Utama antara lain dapat dilihat sebagai berikut: Nama Perusahaan

: PT Multi Plastindo Utama

Didirikan

: 26 Mei 1998

64

Pemilik

: Kim Fong

Alamat

: Kara industrial park blok A2/1, Batam Centre

Telepon

: (0778) 462179

3.2.2

Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi suatu perusahaan yang bergerak diberbagai bidang pada

dasarnya merupakan pandangan kehidupan yang menunjukkan arah untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain merupakan gambaran ke depan suatu perusahaan yang diinginkan agar kelangsungan dan perkembangan perusahaan dapat tercapai. Rumusan visi dan misi haruslah realistis berdasarkan kondisi dan potensi yang dapat dikembangkan serta dapat dicapai sekaligus bertahap dalam rentan waktu yang panjang. Visi dan misi PT Multi Plastindo Utama adalah berusaha dalam bidang Perdagangan Umum, Industri, pemborongan Umum, Pembangunan, Pengembangan Lingkungan, Real Estate, Distributor, Supplier, Perbengkelan, Cleaning Service dan Angkutan.

3.2.3

Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir Bidang kegiatan yang sedang ditekuni oleh PT Multi Plastindo Utama saat

ini adalah manufaktur. Produksi utama PT Multi Plastindo Utama adalah injeksi plastik. PT Multi Plastindo Utama juga melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong dari perusahaan-perusahaan yang ada di Batam maupun di luar Batam. Sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan yaitu manufaktur, PT Multi Plastindo Utama telah banyak melakukan perencanaan untuk memenuhi kapasitas

65

produksinya, berikut beberapa nama barang yang telah diproduksi PT Multi Plastindo Utama, yaitu Frame, Arm Shaft, Case A, Case B, Plate, Bottom Case. Dewasa ini PT Multi Plastindo Utama memperkerjakan sekitar 200 orang karyawan yang terdiri dari 40 orang karyawan tetap atau permanen dan 160 orang karyawan kontrak dari berbagai tingkatan.

3.2.4

Prosedur dan Tata Kerja Tata tertib suatu perusahaan sangat perlu diperhatikan, karena apabila

dengan kerja tidak memenuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh pimpinan tersebut maka tidak akan menghasilkan hasil produksi yang diharapkan. Biasanya peraturan-peraturan tersebut berisikan hak-hak dan kewajiban para pekerja yang harus dipatuhi, yang bertujuan untuk menjaga hubungan antara pimpinan dan bawahan lebih harmonis. Peraturan-peraturan yang berlaku untuk tenaga kerja di perusahaan PT Multi Plastindo Utama adalah bagi tenaga kerja diperusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan untuk menjadi tenaga kerja harus dapat memenuhi peraturan yang telah dibuat oleh pihak perusahaan. Prosedur perusahaan diadakan untuk menciptakan suasanan kerja yang baik serta menimbulkan semangat kerja. Dengan adanya peraturan diharapkan hak dan kewajiban karyawan di perusahaan menjadi jelas. Peraturan-peraturan ini berlaku bagi karyawan tetap dan karyawan kontrak dengan ketentuan yang telah diukur dengan perjanjian kerja. Jam kerja dan hari kerja perusahaan sebagai berikut:

66

a. jam kerja adalah waktu dimana karyawan diharuskan berada ditempat kerja seperti yang ditentukan perusahaan. b. Hari kerja adalah hari dimana karyawan diharuskan hadir untuk bekerja ditempat yang ditentukan perusahaan. c. Waktu istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja. d. Hari dan jam kerja dihitung sebagai berikut: -

Senin s/d jumat: 07.00 s/d 16.00 WIB

-

Istirahat senin s/d jumat: 12.00 s/d 13.00 WIB Pencatatan kehadiran karyawan yaitu pada saat datang dan pulang,

karyawan diharuskan mendaftarkan kartu hadir/absensi sebagai bukti kehadiran karyawan, atau memasukkan kartu hadir pada mesin absensi. Seragam dan tanda pengenal karyawan sebagai berikut: a. Karyawan disediakan seragam dan diharuskan menggunakan pakaian kerja tersebut pada waktu melakukan pekerjaan. b. Karyawan diharuskan memakai tanda pengenal (ID Card) yang diberikan perusahaan sebagai bukti karyawan PT Multi Plastindo Utama selama berada dilingkungan perusahaan. Tindakan kedisiplinan dilakukan dengan tahapan: a. Peringatan lisan b. Peringatan tertulis c. Pembebasan tugas sementara d. Pemutusan hubungan kerja (PHK)

3.2.5

Struktur Organisasi Perusahaan

67

Struktur organisasi perusahaan adalah suatu bentuk susunan kerangka yang menunjukkan hubungan antara bawahan dengan atasan, sehingga dengan jelas dapat dilihat kedudukan/posisi dan wewenang seseorang serta tanggung jawab masing-masing bagian dalam suatu kebulatan kerja yang teratur dan bertanggung jawab. Serta dapat menunjukkan bagaimana kondisi perusahaan yang dijalankan oleh perusahaan. Pada umumnya setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memiliki struktur organisasi, karena dengan struktur organisasi ini setiap karyawan dan pimpinan akan mengetahui kedudukannya dalam perusahaan serta kepada siapa mereka mempunyai tanggung jawab. Pengorganisasian dalam PT Multi Plastindo Utama menggunakan struktur organisasi bentuk garis (Line), dimana suatu garis perintah yang menghubungkan secara langsung antara pimpinan dengan bawahannya. Di PT Multi Plastindo Utama Direktur membawahi Operational Manager, dan Operational Manager membawahi Operational Head-1 dan Operational Head-2, ini merupakan rangkaian dalam tugas untuk membentuk kerja sama yang akan dicapai bersama. Berikut gambar struktur organisasi pada PT Multi Plastido Utama dapat dilihat pada gambar 3.1 pada halaman berikutnya:

68

DIRECTOR KIM FONG

OPERATIONAL MANAGER LIE KOEI TJAI

OPERATION HEAD-1 MISKE TJANDRA

FINANCE DWI

HRD HERAWATI

OPERATION HEAD-2 VACANT

PURCHASING HENI

TOOLING AFERI PRODUCTION JAMES

SALES EDDY ASSEMBLY NIKKO

PPIC RUSLY QC/QA M. DON

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

69

Penjelasan struktur organisasi Masing-masing pimpinan perusahaan dalam PT Multi Plastindo Utama mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Direktur

:

- Memastikan

sistem

mutu

perusahaan

dan

kebijaksanaan dimengerti, diimplementasikan dan dijaga. - Untuk menentukan rencana bisnis tahunan dan kualitas. - Membimbing dan memprakarsai tinjauan ulang manajemen

secara

periodik

pada

sistem

manajemen mutu agar memastikan kelanjutan yang selayaknya dan seefektifitasnya. b. Operational Manager :

- Memastikan semua peralatan yang digunakan sesuai

dengan

kualifikasi

kualitas

bagian

produksi pada level fungsi yang baik. - Memastikan para pekerja menggunakan metode yang tepat pada proses produksi menurut spesifikasi dokumen yang tepat. c. Operational Head-1

:

- Melakukan pelatihan kepada para pekerja dan melatih kembali kesalahan para pekerja untuk menghindari human error guna mendapatkan hasil yang maksimal.

d. Operational Head-2

:

- Mempersiapkan standar kerja dan instruksi kerja untuk proses yang baru atau pun proses yang

70

sudah berjalan untuk mencegah kesalahan produksi. e. Finance

:

- Bertanggung jawab untuk semua pembayaran kepada supplier dan mengirimkan invoice kepada customer setelah barang selesai. - Mencatat dan membukukan semua aktifitasas kas.

f. HRD

:

- Merumuskan,

merevisi

dan

menginterprestasikan kebijakan perusahaan dan prosedur termasuk pekerjaan, kompensasi dan keuntungan,

hubungan

tenaga

kerja

dan

memastikan mereka berada pada garis peraturan pemerintah. - Menecanakan,

membangun,

mengadministrasikan

program

dan dari

gaji,

keuntungan dan kompensasi. g. Purchasing

:

- Bertanggung

jawab

untuk

melakukan

pemesanan barang kepada supplier. h. Production

:

- Merencanakan,

membuat

dan

menjalankan

proses produksi dan hasilnya. - Memastikan bahwa hasil produk memuaskan. i. Tooling

:

- Mengecek kualitas dari mesin-mesin yang digunakan untuk produksi.

j. Assembly

:

- Merakit barang yang diproduksi.

71

- Mengecek kualitas dari barang yang telah dibuat. k. QC/QA

:

- Mempunyai tanggung jawab untuk mendukung pekerjaan manajemen per hari. - Bekerja sama untuk menganalisa masalah untuk mencegah masalah yang akan datang. - Meninjau

kembali

hasil

(report)

sebelum

diserahkan kepada manajer. l. PPIC

:

- Merencanakan persediaan bahan baku. - Mengkomunikasikan

jadwal

yang

harus

ditindaklanjuti. - Memastikan

stok

aman

untuk

mencegah

kesalahan pengiriman. - Menyusun jadwal produksi m. Sales

:

- Mencari customer untuk penjualan barang. - Melakukan penjualan kepada customer. - Membuat list penawaran barang dan quotation.

72

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Penyusunan Anggaran Seperti yang telah dijelaskan pada bab II, anggaran adalah suatu rencana

yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk mencapai laba yang optimal. Dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat, perusahaan haruslah memiliki strategi yang kuat, salah satunya adalah dalam memproduksi suatu barang, dapat menekankan biaya produksi sehingga akan berdampak baik pada harga pokok produksi barang tersebut tanpa mengabaikan dari kualitas barang tersebut.

Perencanaan

perlu

dilaksanakan

dalam

menjalankan

kegiatan

perusahaan, tanpa adanya perencanaan akan mengakibatkan kurangnya koordinasi atau kerja sama antara masing-masing bagian dalam perusahaan sehingga akan mengganggu kelancaran jalannya perusahaan. Kegagalan melaksanakan salah satu kegiatan akan berakibat terhadap kegiatan yang lain. Perencanaan biaya produksi dapat dilakukan melalui penyusunan suatu anggaran yang baik. Penyusunan anggaran yang baik sebaiknya mengikuti langkah-langkah seperti penetapan tujuan, pengevaluasian sumber daya yang tersedia, negoisasi antara pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran, pengkoordinasian dan peninjauan komponen, persetujuan akhir, pendistribusian anggaran yang disetujui.

73

PT Multi Plastindo Utama merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi baarang-barang komponen plastik seperti untuk membuat kerangkakerangka elektronik yaitu kerangka telepon, mobile phone, komputer dan lainlain. Untuk memproduksi barang-barang tersebut PT Multi Plastindo Utama memproduksi berdasarkan permintaan atau pesanan dari customer. PT Multi Plastindo Utama akan melakukan proses produksi apabila ada pesanan atau permintaan dan memproduksinya sesuai dengan aktual jumlah barang yang dipesan. Oleh sebab itu PT Multi Plastindo Utama harus membuat anggaran produksi, dimana PT Multi Plastindo Utama menentukan jumlah biaya unit yang akan diproduksi dan biaya overhead pabrik berdasarkan aktual dari berapa kebutuhan dan biaya operasionalnya untuk membuat satu jenis barang. Penyusunan anggaran produksi di PT Multi Plastindo Utama tersebut berdasarkan dari data laporan PT Multi Plastindo Utama yang telah dibuat sebelumnya yaitu dari data penjualan barang Arm Shaft

dan berdasarkan

permintaan terhadap aktual barang tersebut. Sehingga dari data tersebut PT Multi Plastindo Utama dapat menetapkan besarnya jumlah anggaran untuk anggaran produksi.

4.2

Alur Penyusunan Anggaran Produksi Penyusunan anggaran produksi merupakan salah satu hal terpenting dalam

perusahaan. Jika penyusunan dilakukan dengan baik maka dapat dinilai kualitas dari kinerja perusahaan tersebut dalam menyusun anggaran produksi. Alur penyusunan anggaran produksi di PT Multi Plastindo Utama di mulai dari order atau pesanan dari customer. customer meminta PT Multi Plastindo membuat

74

barang Arm Shaft dengan unit yang telah ditentukan oleh customer. Kemudian bagian penjualan menetapkan harga per unit barang yang akan diproduksi berdasarkan harga tahun sebelumnya. Jika telah terjadi kesepakatan antara perusahaan dengan customer kemudian PPIC memeriksa ke bagian gudang apakah bahan-bahan yang dibutuhkan cukup untuk diproduksi atau tidak. Jika kurang maka bagian PPIC membuat RMPR untuk mengajukan pembelian bahan yang ditujukan kepada bagian pembelian. Lalu bagian pembelian melakukan pembelian kepada supplier, setelah barang diterima, kembali ke bagian gudang untuk membuat laporan yang ditujukan kepada PPIC bahwa barang telah diterima dan cukup untuk diproduksi. Kemudian PPIC membuat planning production atau anggaran, untuk menganggarkan berapa biaya bahan baku yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja, dan biaya Overhead pabrik untuk menyelesaikan produk sesuai dengan pesanan customer. Lalu bagian produksi memproduksi barang tersebut sesuai pesanan hingga barang selesai, lalu dikirim kebagian gudang untuk di kirim ke customer beserta delivery order dan invoice.

4.3

Perhitungan Penyusunan Anggaran Produksi Peneliti mencantumkan penyusunan anggaran produksi di setiap bulan,

yaitu dari bulan Januari sampai dengan Maret 2009 untuk barang Arm Shaft pada bagian produksi. Tabel 4.1 Anggaran Produksi Bulan Januari-Maret 2009

Rencana penjualan Persediaan akhir yang diinginkan Total kebutuhan Persediaan awal Total yang harus diproduksi (unit)

Januari 15.800 1.500 + 17.300 1.580 15.720

Februari 15.000 1.620 + 16.620 1.500 15.120

Maret 16.200 1.000 + 17.200 1.620 15.580

Total 47.000 4.120 + 51.120 4.700 46.420

75

Tabel di atas menunjukkan anggaran produksi perusahaan untuk barang Arm Shaft pada bulan Januari sampai Maret 2009. Terdapat total dari rencana penjualan adalah 47.000 unit ditambah dengan total persediaan akhir yang diinginkan oleh perusahaan adalah 4.120 unit dan dikurangi total persediaan awal yang dimiliki perusahaan sebesar 4.700 unit. Sehingga terdapat keseluruhan total akhir barang yang akan di produksikan sebesar 46.420 unit. Tabel 4.2 Anggaran Bahan Langsung Bulan Januari-Maret 2009

Januari Februari Maret Total Unit yang akan diproduksi 15.720 15.120 15.580 46.420 Kebutuhan bahan per unit x3 x3 x3 x3 Kebutuhan bahan untuk produksi 47.160 45.360 46.740 139.260 Persediaan akhir bahan yang diinginkan 4.536 + 4.674 + 4.700 + 13.910 + Total kebutuhan 51.696 50.034 51.440 153.170 Persediaan awal bahan 4.716 4.536 4.674 13.926 Bahan yang harus dibeli 46.980 45.498 46.766 139.244 Harga per unit x$0,1088 x$0,1088 x$0,1088 x$0,1088 Biaya pembeliaan 5.111,42 4.950,18 5.088,14 15.149,75 Tabel ini menunjukkan anggaran bahan langsung bulan Januari sampai Maret. Unit yang akan diproduksi telah dihitung pada tabel anggaran produksi sebelumnya, dan dibutuhkan 3 kg bahan untuk membuat 1 unit barang. Total persediaan akhir bahan yang diinginkan menurut perusahaan adalah 13.910 unit dan persediaan bahan awal bahan yang masih ada sebesar 13.926 unit harga untuk membuat 1 unit barang sebesar $0,1088. Sehingga dari perhitungan tabel di atas ditemukan total biaya pembelian untuk barang tersebut sebesar $15.149,75. Tabel 4.3 Anggaran Tenaga Kerja Langsung Bulan Januari-Maret 2009

Unit yang harus diproduksi Jam tenaga kerja langsung per unit Total jam Biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung

Januari 15.720 x5 78.600 x$5 393.000

Februari 15.120 x5 75.600 x$5 378.000

Maret 15.580 x5 77.900 x$5 389.500

Total 46.420 X5 232.100 x$5 1.160.500

76

Dari tabel ini, unit yang harus diproduksi telah dihitung pada tabel anggaran produksi, sedangkan untuk membuat 1 unit barang dibutuhkan waktu 5 jam, dan biaya 1 unit barang tersebut sebesar $5,00, dan total akhir biaya tenaga kerja adalah $1.160.500,00. Tabel 4.4 Anggaran Overhead Pabrik Bulan Januari-Maret 2009

Jam tenaga kerja langsung Tarif overhead variabel overhead variabel yang dianggarkan Overhead tetap yang dianggarkan Total Overhead yang dianggarkan Penyusutan Pengeluaran kas untuk Overhead

Januari 78.600 x2

Februari 75.600 x2

Maret 77.900 x2

Total 232.100 x2

157.200 140.000+ 297.200 80.000217.200

151.200 140.000+ 291.200 80.000211.200

155.800 140.000+ 295.800 80.000215.800

464.200 420.000+ 884.200 240.000644.200

Jam tenaga kerja pada table ini telah di hitung pada tabel anggaran tenaga kerja langsung. Tarif overhead variabel sebesar $2,00 dan total biaya overhead tetap yang dianggarkan sebesar $420.000,00 dikurangi dengan total penyusutan dalam perusahaan sebesar $240.000,00 sehingga total pengeluaran untuk overhead sebesar $644.200,00.

4.4

Penyusunan

Anggaran

Produksi

dengan

Metode

Anggaran

Inkremental (Incremental Budget) Anggaran inkremental (Incremental Budget) merupakan metode anggaran yang mempertimbangkan perubahan sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Dalam hal ini anggaran sebelumnya, berfungsi sebagai landasan bagi penganggaran sumber daya inkremental. Anggaran inkremental (Incremental Budget) hanya menambah dan mengurangi jumlah rupiah dalam item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun

77

sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang dalam. Pendekatan semacam ini tidak saja belum menjamin terpenuhnya kebutuhan rill, namun juga dapat mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya yang dijadikan sebagai tahun dasar penyusunan anggaran tahun ini telah didasarkan atas kebutuhan yang wajar. Masalah utama anggaran inkremental (Incremental Budget) adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value of money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektifitas sering kali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran ini. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value of money sering kali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan. Aktivitas-aktivitas susulan ini semata-mata dimaksudkan untuk menghabiskan sisa anggaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan akan berdampak pada alokasi anggaran tahun berikutnya. Hal ini disebabkan karena pada metode ini, kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yang diajukan dan bukan berdasarkan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki. Berikut merupakan tabel-tabel angaran pada tahun 2008. penjelasan tabel sama dengan penjelasan pada anggaran tahun 2009 yang telah di buat pada halaman sebelumnya.

78

Tabel 4.5 Anggaran Produksi Tahun 2008

Rencana penjualan Persediaan Akhir yang diinginkan Total Kebutuhan Persediaan Awal Total yang harus diproduksi (unit)

Januari 15.000 1.300 + 16.300 1.500 14.800

Februari 13.000 1.450 + 14.450 1.300 13.150

Maret 14.450 1.950 + 16.400 1.450 14.950

Total 42.450 4.700 + 47.150 4.250 42.900

Tabel 4.6 Anggaran Bahan Langsung Tahun 2008

Januari Februari Maret Total Unit yang akan diproduksi 14.800 13.150 14.950 42.900 Kebutuhan bahan per unit x3 x3 x3 x3 Kebutuhan bahan untuk produksi 44.400 39.450 44.850 128.700 Persediaan akhir bahan yang diinginkan 3.945 + 4.201 + 5.780 + 13.926 + Total kebutuhan 48.345 43.651 50.630 142.626 Persediaan awal bahan 4.440 3.945 4.201 12.586 Bahan yang harus dibeli 43.905 39.706 46.429 130.040 Harga per unit x$0,1088 x$0,1088 x$0,1088 X$0,1088 Biaya pembeliaan 4.776,864 4.320,013 5.051,475 14.148,352

Tabel 4.7 Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008

Unit yang harus diproduksi Jam tenaga kerja langsung per unit Total jam Biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung

Januari 14.800 x5 .74.000 x$5 370.000

Februari 13.150 x5 65.750 x$5 328.750

Maret 14.950 X5 74.750 x$5 373.750

Total 42.900 X5 214.500 x$5 1.072.500

Tabel 4.8 Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2008

Jam tenaga kerja langsung Tarif overhead variable overhead variabel yang dianggarkan Overhead tetap yang dianggarkan Total overhead yang dianggarkan Penyusutan Pengeluaran kas untuk overhead

Januari .74.000 x2

Februari 65.750 x2

Maret 74.750 x2

Total 214.500 x2

148.000 140.000+ 288.000 80.000208.000

131.500 140.000+ 271.500 80.000191.500

149.500 140.000+ 289.500 80.000209.500

429.000 420.000+ 849.000 240.000609.000

79

Berikut adalah tabel perbandingan anggaran produksi untuk tahun 2008 dan 2009 untuk membuat anggaran inkremental pada tahun 2010. Tabel 4.9 Perbandingan Anggaran Produksi Tahun 2008 dan 2009

Rencana penjualan Persediaan akhir yang diinginkan Total kebutuhan Persediaan awal Total yang harus diproduksi (unit)

2008 42.450 4.700 + 47.150 4.250 42.900

2009 47.000 4.120 + 51.120 4.700 46.420

2010 51.550 3.540 55.090 4.120 50.970

Berdasarkan tabel perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa rencana penjualan di tahun 2008 sebesar 42.450 unit meningkat di tahun 2009 sebesar 47.000 unit sehingga selisih antara tahun 2008 dan 2009 menjadi 4.550 unit. Dalam penggunaan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) dapat dianalisis bahwa kemungkinan rencana penjualan di tahun 2010 juga akan meningkat sebesar 51.550 unit berdasarkan selisih antara tahun 2008 dan tahun 2009 ditambahkan dengan rencana penjualan di tahun 2009. begitu juga dengan persediaan akhir yang diinginkan pada tahun 2008 sebesar 4.700 unit menurun sebesar 4.120 unit di tahun 2009, sehingga terdapat selisih sebesar 580 unit dan kemungkinan persediaan akhir yang diinginkan di tahun 2010 meningkat sebesar 3.540 unit yaitu berdasarkan selisih antara 2008 dan 2009 ditambahkan dengan tahun 2009. dan persediaan awal pada tahun 2010 sebesar 4.120 unit karena persediaan akhir pada akhir tahun 2009 sebesar nilai tersebut. Tabel 4.10 Perbandingan Anggaran Bahan Langsung Tahun 2008 dan 2009

Unit yang akan diproduksi Kebutuhan bahan per unit Kebutuhan bahan untuk produksi Persediaan akhir bahan yang diinginkan Total kebutuhan Persediaan awal bahan Bahan yang harus dibeli

2008 42.900 x3

2009 46.420 x3

2010 50.970 X3

128.700

139.260

152.910

13.926 + 141.346 12.586 128.760

13.910 + 153.170 13.926 139.244

13.894 + 166.804 13.910 152.894

80

Harga per unit Biaya pembeliaan

X$0,1088 14.009,088

x$0,1088 15.149,74

X$0,1088 16.634,86

Perbandingan anggaran bahan langsung tahun 2008 dan tahun 2009 sama seperti perbandingan anggaran produksi. Pada tabel ini unit yang akan diproduksi telah dibuat dalam anggaran produksi. Dan untuk memproduksi 1 unit arm shaft dibutuhkan bahan 3 kg dan setiap tahun sama besar kebutuhan bahan untuk 1 unit barang. Persediaan akhir bahan yang diinginkan pada tahun 2008 sebesar 13.926 unit meningkat pada tahun 2009 sebesar 13.910 unit, selisih dari penurunan ini ditambah dengan tahun 2009 akan dimasukkan kedalam tahun 2010. Persediaan awal bahan tahun 2010 berdasarkan persediaan akhir tahun 2009. Sedangkan harga per unit barang telah ditentukan perusahaan untuk setiap tahunnya sama besar. Tabel 4.11 Perbandingan Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008 dan 2009

Unit yang harus diproduksi Jam tenaga kerja langsung per unit Total jam Biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung

2008 2009 42.900 46.420 x5 x5 214.500 232.100 x$5 x$5 1.072.500 1.160.500

2010 50.970 x5 254.850 x5 1.274.250

Pada tabel di atas unit yang diproduksi telah ditentukan dalam tabeb anggaran produksi. Sedangkan jam kerja langsung untuk membuat satu unit barang yaitu 5 jam dan sama dengan tahun berikutnya begitu pula biaya tenaga kerja per unitnya sama. Tabel 4.12 Perbandingan Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2008 dan 2009

Jam tenaga kerja langsung Tarif overhead variable overhead variabel

2008 214.500 x2 yang

2009 232.100 x2

2010 254.850 x2

81

dianggarkan Overhead tetap yang dianggarkan Total overhead yang dianggarkan Penyusutan Pengeluaran kas untuk overhead

429.000 420.000+ 849.000 240.000609.000

464.200 420.000+ 884.200 240.000644.200

509.700 420.000+ 929.700 240.000689.700

Tabel ini menunjukkan bahwa jam tenaga kerja langsung telah duhitung pada tabel anggaran tenaga kerja langsung. Tarif overhead variabel, overhead tetap dan penyusutan telah ditentukan oleh perusahaan. Di sini dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan di setiap tahunnya. Jadi untuk membuat anggaran inkremental tahun 2010 dengan dihitung selisih dari tahun 2008 dan 2009 kemudian ditambahkan pada tahun 2009.

4.4.1

Keuntungan Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) menurut PT Multi Plastindo Utama Menurut PT Multi Plastindo Utama metode anggaran inkremental

(Incremental Budget) memiliki beberapa keuntungan, yaitu: dengan metode ini PT Multi Plastindo Utama dapat melaksanakan proses produksi dengan cepat dan baik, karena PT Multi Plastindo Utama tidak perlu menyusun ulang pos-pos yang baru sehingga penyusunan akan lebih mudah.

4.4.2

Kelemahan Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) Menurut PT Multi Plastindo Utama Menurut

PT

Multi

Plastindo

Utama,

meskipun

perusahaan

ini

menggunakan metode anggaran inkremental (Incremental Budget), tidak dihidari adanya kelemahan-kelemahan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) dalam penyusunan anggaran produksi diantaranya yaitu: dengan menggunakan

82

metode anggaran inkremental (Incremental Budget) menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh apakah efektif atau tidaknya pengeluaran tersebut, karena lebih berorientasi pada input bukan outputnya sehingga menyebabkan anggaran inkremental (Incremental Budget) tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan. Anggaran bersifat tahunan, hal ini terlalu pendek dan dapat mendorong praktek-praktek yang tidak diinginkan seperti terdapatnya penyalahgunaan dana atau korupsi.

4.4.3

Alasan PT Multi Plastindo Utama Menggunakan Metode Anggaran Inkremental (Incremental Budget) Alasan PT Multi Plastindo Utama menggunakan metode inkremental

(Incremental Budget) karena metode ini dapat mempermudah pekerjaan, tidak perlu meninjau ulang kegiatan yang berlangsung, sehingga tidak terkendala pada satu penyelesaian kegiatan saja. Membantu mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran dibandingkan metode lain, yang memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak untuk membuat anggaran tersebut.

4.5

Penyusunan Anggaran Produksi dengan Metode Anggaran Basis Nol (Zero Based Budget) Anggaran basis nol (Zero Based Budget) merupakan metode anggaran

yang mengharuskan semua sumber daya dimulai dari nol dan mengestimasikan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mendanai aktivitas tahun yang dianggarkan.

83

Tabel 4.13 Anggaran Produksi Tahun 2010

Rencana penjualan Persediaan Akhir yang diin.ginkan Total Kebutuhan Persediaan Awal Total yang harus diproduksi (unit)

2010 51.550 3.540 55.090 4.120 50.970

Tabel anggaran produksi tahun 2010, menunjukkan bahwa pada tahun ini semua kegiatan di mulai dari nol bukan berdasarkan pada anggaran tahun sebelumnya, sehingga anggaran ini tidak memasukkan tabel anggaran tahun 2008 dan 2009. diasumsikan rencana penjualan pada tahun ini 51.500 unit, persediaan akhir yang diinginkan sebesar 4.000 unit dan persediaan awal yang dimliki sebesar 5.300 unit. Tabel 4.14 Anggaran Bahan Langsung Tahun 2010

2010 Unit yang akan diproduksi 50.970 Kebutuhan bahan per unit x3 Kebutuhan bahan untuk produksi 152.910 Persediaan akhir bahan yang diinginkan 14.000 + Total kebutuhan 166.910 Persediaan awal bahan 14.400 Bahan yang harus dibeli 152.510 Harga per unit x$0,1088 Biaya pembeliaan 16.593,09

Unit yang akan diproduksi telah dihitung pada tabel anggaran produksi sebesar 50.200 unit, kebutuhan bahan per unit sebesar 3 kg, persediaan akhir bahan yang diinginkan sebesar 16.000 dan persediaan awal bahan yang dimiliki sebesar 14.400 dan biaya per unit barang sebesar $0,1088.

84

Tabel 4.15 Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010

Unit yang harus diproduksi Jam tenaga kerja langsung per unit Total jam Biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung

2010 50.970 x5 254.850 x$5 1.274.250

Dari tabel ini, unit yang harus diproduksi telah dihitung pada tabel anggaran produksi sebesar 50.200 unit, sedangkan untuk membuat 1 unit barang dibutuhkan waktu 5 jam, dan biaya 1 unit barang tersebut sebesar $5,00, dan total akhir biaya tenaga kerja adalah $1.225.000,00. Tabel 4.16 Anggaran Overhead Pabrik Tahun 2010

Jam tenaga kerja langsung Tarif overhead variabel overhead variabel yang dianggarkan Overhead tetap yang dianggarkan Total Overhead yang dianggarkan Penyusutan Pengeluaran kas untuk Overhead

2010 254.850 x2 509.700 420.000+ 929.700 240.000689.700

Jam tenaga kerja pada table ini telah di hitung pada tabel anggaran tenaga kerja langsung sebesar 251.000. Tarif overhead variabel sebesar $2,00 dan total biaya overhead tetap yang dianggarkan sebesar $420.000,00 dikurangi dengan total penyusutan dalam perusahaan sebesar $240.000,00 sehingga total pengeluaran untuk overhead sebesar $682.000,00.

85

4.6

Perbandingan Penyusunan Anggaran Produksi menggunakan Metode Anggaran

Inkremental

(Incremental

Budget)

dengan

Metode

Anggaran Basis Nol (Zero Based Budget)

Tabel 4.17 Perbandingan Anggaran Produksi Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010

Rencana penjualan Persediaan Akhir yang diinginkan Total Kebutuhan Persediaan Awal Total yang harus diproduksi (unit)

2008 42.450 4.700 + 47.150 4.250 42.900

2009 47.000 4.120 + 51.120 4.700 46.420

Inkremental 2010 51.550 3.540 55.090 4.120 50.970

Basis Nol 2010 51.550 3.540 55.090 4.120 50.970

Selisih 0 0 0 0 0

Perbandingan dalam metode dalam tabel ini menunjukkan perbandingan antara penggunaan metode anggaran inkremental dan anggaran basis nol. Dapat dilihat bahwa penggunaan anggaran inkremental untuk tahun 2010 didasarkan pada kenaikan yang terjadi pada tahun 2009. sehingga untuk tahun 2010 ditentukan bahwa rencana penjualan, persediaan akhir yang diinginkan dan persediaan awal dihitung dengan melihat kenaikan yang terjadi antara tahun 2008 dan 2009 ditambah dengan tahun 2009 akan menjadi anggaran tahun berikutnya. Sedangkan untuk anggaran basis nol tidak perlu melihat anggaran tahun sebelumnya karena anggaran ini dimulai dari nol atau dari yang baru. Namun untuk data produksi semua nilai yang tertera pada metode apapun nilainya tetap sama. Sehingga tidak terdapat selisih dari kedua metide tersebut.

86

Tabel 4.18 Perbandingan Anggaran Bahan Langsung Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010

Unit yang akan diproduksi Kebutuhan bahan per unit Kebutuhan bahan untuk produksi Persediaan akhir bahan yang diinginkan Total kebutuhan Persediaan awal bahan Bahan yang harus dibeli Harga per unit Biaya pembeliaan

Inkremental 2010 50.970 x3

Basis Nol 2010 50.970 x3

139.260

152.910

152.910

0

13.910 + 153.170 13.926 139.244 x$0,1088 15.149,74

13.894 + 166.804 13.910 152.894 x$0,1088 16.634,86

14.000 + 166.910 14.400 152.510 x$0,1088 16.593,09

(106) + (106) (490) 384 x$0,1088 41,77

2008 42.900 x3

2009 46.420 x3

128.700 13.926 + 141.346 12.586 128.760 X$0,1088 14.009,09

Selisih 0 0

Perbandingan antara metode inkremental dengan basis nol dapat dilihat bahwa unit yang akan diproduksi, persediaan akhir bahan, persediaan awal bahan untuk tahun 2010 ditentukan dengan melihat kenaikan pada tahun sebelumnya, sedangkan untuk kebutuhan bahan per unit dan biaya per unit telah ditetapkan oleh perusahaan dan diasumsikan nilai tersebut juga dimasukkan pada anggaran basis nol. Unit yang akan diproduksi sama dengan metode inkremental, persediaan akhir bahan terdapat kenaikan dibandingkan dengan metode anggaran inkremental dan pada persediaan awal terdapat kenaikan persediaan yang ada di gudang. Sehingga biaya pembelian untuk kedua metode ini terdapat penurunan menjadi $16.593,09 pada anggaran basis nol. Dan selisig dari kedua metode tersebut adalah sebesar $41,77. Tabel 4.19 Anggaran Tenaga Kerja Langsung Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010

Unit yang harus diproduksi Jam tenaga kerja langsung per unit Total jam Biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung

2008 42.900 x5 214.500

2009 46.420 x5 232.100

x$5 1.072.500

x$5 1.160.500

Inkremental 2010 50.970 x5 254.850 x$5 1.274.250

Basis Nol 2010 50.970 x5 254.850 x$5 1.274.250

Selisih 0 x5 0 x$5 0

87

Pada tabel ini unit yang akan diproduksi, jam tenaga kerja dan biaya tenaga kerja per jam diasumsikan sama dengan anggaran inkremental, sehingga tidak terdapat selisih dari kedua metode ini. Tabel 4.20 Anggaran Overhead Pabrik Metode Inkremental dan Metode Basis Nol Tahun 2010

Jam tenaga kerja langsung Tarif overhead variable overhead variabel yang dianggarkan Overhead tetap yang dianggarkan Total Overhead yang dianggarkan Penyusutan Pengeluaran kas untuk Overhead

2008 214.500 x2 429.000 420.000+ 849.000 240.000609.000

2009 232.100 x2 464.200 420.000+ 884.200 240.000644.200

Inkremental 2010 254.850 x2 509.700 420.000+ 929.700 240.000689.700

Basis Nol 2010 254.850 x2

Selisih

509.700 420.000+ 929.700 240.000689.700

0 0+ 0 00

0 x2

Jam tenaga kerja langsung telah dihitung sebelumnya, sedangkan untuk tarif overhead variable, overhead tetap dan penyusutan telah ditentutan oleh perusahaan sehingga diasumsikan pada anggaran basis nol nilainya juga sama. Sehingga dalam tabel ini juga sama pada tabel-tabel sebelumnya bahwa selisih dari kedua metode ini nol. Dari tabel-tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan metode anggaran inkremental didasarkan pada anggaran tahun sebelumnya dengan cara melihat perbandingan anggaran tahun 2008 dan 2009 sehingga selisih dari tahun 2008 dan 2009 akan ditambahkan anggaran tahun 2009 sehingga akan menjadi anggaran untuk tahun 2010 yang akan datang, sedangkan metode anggaran basis nol tidak melihat perbandingan anggaran tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 dan 2009 untuk membuat anggaran tahun 2010 karena anggaran basis nol ini dimulai dari nol.

88

Metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada metode anggaran inkremental (Incremental Budget) penyusunan dengan menggunakan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) dapat menghilangkan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) karena anggaran diasumsikan mulai dari nol. Penyusunan anggaran inkremental (Incremental Budget) mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan. Sedangkan anggaran basis nol (Zero Based Budget) tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan perusahaan dapat dihilangkan dari struktur anggaran, atau mungkin juga muncul item baru. Pendekatan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) menentukan jumlah pembiayaan minimum untuk masing-masing kegiatan. Jumlah dana di atas tingkat minimum harus memiliki alasan yang benar-benar kuat agar dapat disahkan oleh menejemen di atasnya. Masing-masing program produk diamati setiap tahun guna menentukan tingkat keuntungannya. Bila suatu kegiatan dianggap tidak menguntungkan maka kegiatan itu tidak akan dibiayai. Perusahaan tidak perlu lagi memperhatikan pengalaman periode sebelumnya melainkan periode yang sedang berjalan serta kelayakannya dimasa akan datang. Program yang kurang efisien dan efektif, bersifat pemborosan, dan yang tidak lagi menguntungkan dari segi keuangan akan disingkirkan.

89

Analisis biaya atau manfaat harus dilakukan untuk mengetahui apakah manfaat yang dihasilkan metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) ini sebanding dengan biaya yang akan dikeluarkan. Sehubungan dengan biaya dan waktu yang diperlukan, maka metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) harus dilakukan dalam rentan waktu tertentu dan bukan dalam waktu setahun. Evaluasi yang dilakukan setiap tahun akan sangat tidak efektif dari segi biaya.

90

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Cara penyusunan anggaran inkremental adalah: 1.

Hitung data-data tahun sebelumnya seperti yang telah di bahas yaitu data tahun 2008 dan 2009 untuk mencari dan menentukan anggaran tahun berikutnya yaitu tahun 2010.

2.

tentukan dan buat jumlah unit yang akan diproduksi berdasarkan data-data tahun sebelumnya yang telah dihitung.

3.

tentukan nilai bahan baku langsung untuk tahun-berikutnya dari data tahun lalu.

4.

hitung biaya tenaga kerja berdasarkan jam kerja dan biaya per jam kerja.

5.

dan hitung biaya overhead pabrik untuk menentukan anggaran pada tahun berikutnya.

Cara menghitung anggaran basis nol adalah: 1. untuk menghitung dan menentukan anggaran tahun 2010 berdasarkan nilai yang baru yang dimulai dari nol tidak berdasarkan data tahun sebelumnya. 2. tentukan jumlah unit yang akan diproduksi. 3. hitung biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja dan overhead pabrik untuk tahun 2010 saja tanpa melihat dan mencari data sebelumnya.

91

Perbandingan penyusunan anggaran incremental dan basis nol adalah: 1. meskipun metode yang digunakan berbeda namun untuk jumlah unit yang akan diproduksi nilai yang tertera pada metode inkremental dan basis nol sama karena rencana penjualan, persediaan unit akhir dan awal telah ditentukan sama sehingga berpengaryh juga pada anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja dan overhead pabrik kecuali untuk persediaan bahan mentah awal dan akhir berbeda.

5.2

Saran Setelah penulis melakukan penelitian di PT Multi Plastindo Utama yaitu

mengenai penyusunan anggaran produksi sebagai alat perencanaan biaya produksi, proses penyusuna anggaran produksi dengan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) terdapat beberapa kesalahan atau permasalahan, agar permasalahan tersebut dapat diminimalisasikan atau dihindarkan sehingga dapat memperbaiki aktivitas produksi menjadi lebih baik lagi, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan jumlah laba sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah penulis uraikan maka saran yang dapat penulis sampaikan kepada PT Mulit Plastindo Utama adalah perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode anggaran inkremental (Incremental Budget) untuk penyusunan anggaran produksi dalam perusahaan tersebut. Metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) lebih baik dari pada metode anggaran inkremental (Incremental

Budget) dikarenakan proses

92

pembuatan keputusan pada metode anggaran basis nol (Zero Based Budget) dapat menjamin tersedianya informasi yang lebih bermanfaat bagi manajemen.

93

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Bastian, Indra. (2001). Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Gunawan Adisaputro, Marwan Asri. (2000). Anggaran Perusahaan 1. Yogyakarta: BPFE.

Jae K.Shim, Joel G. Siegel. (2001). Budgeting. Prentice-Hall, Inc.

Jogiyanto, H.M. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Muhadi J, Siswanto. (2001). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Kansius.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Munandar, M. (1993). Budgeting. Yogyakarta: BPFE.

Nazir, Mohammad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

94

Lampiran 1

Daftar Pertanyaan 1.

PT Multi Plastindo bergerak dalam bidang usaha apa dan barang apa saja yang dihasilkan perusahaan?

2.

Siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam membuat anggaran?

3.

Siapa yang memiliki wewenang untuk menentukan dan membuat suatu anggaran?

4.

Metode anggaran apa yang digunakan oleh perusahaan untuk menyusun anggaran?

5.

Masalah apa saja yang dihadapi perusahaan jika terjadi kesalahan dalam penyusunan anggaran produksi?

6.

Tindakan atau kebijakan apa saja yang akan diambil oleh perusahaan jika terdapat masalah dalam penyusunan anggaran produksi?

7.

Dokumen apa saja yang digunakan dalan anggaran produksi?

8.

Bagaimana alur proses penyusunan anggaran produksi?

9.

Cara apa yang digunakan perusahaan dalam memproduksi produknya (Sistem pengumpulan harga pokok produk)?

10.

Apa yang diharapkan perusahaan untuk masa yang akan datang dengan menggunakan metode inkremental?

11.

Apa keuntungan dari metode anggaran inkremental?

12.

Apa kelemahan metode anggaran inkremental menurut perusahaan?

13.

Bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk membuat produksi Arm Shaft?

95

14.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang Arm Shaft?

15.

Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat i unit Arm Shaft?

16.

Biaya-biaya apa saja yang di buat untuk memproduksi barang tersebut?

17.

Kepada perusahaan mana barang tersebut dijual dan berapa harga jual per unit barang tersebut?

96

1.

Deskripsi Kegiatan dan Identifikasi Permasalahan Dalam Magang.

a.

Uraian Kegiatan Praktek kerja Lapangan (PKL) di mulai dr tanggal 16 Februari hingga

tanggal 16 Mei 2009 di Multi Plastindo Utama. Selama PKL penulis di tempatkan di bagian Finance & Accounting. Bagian keuangan bertugas mengatur dan memegang kas perusahaan. Dalam hal ini setiap terjadi pemasukan atau pengeluaran kas, maka bagian keuangan akan membuat voucher yang disertai dengan bukti-bukti seperti kwitansi atau nota. Setelah membuat voucher kemudian bagian keuangan akan membuat laporan kas harian dengan menggunakan Microsoft Excel. Setalah laporan di buat, kemudia memibuat jurnalnya, menginput data dan transaksi yang di peroleh. Penulis membantu bagian keuangan dalam menginput data ke komputer, mengecek invoice beserta DO, membuat jurnal di komputer, serta membuat bukti kas masuk, kas keluar serta bukti kas kecil.

2.

Sistem dan Prosedur-Prosedur Sistem yang digunakan dalam menginput data dari transaksi-transaksi

yang terjadi yaitu menggunakan sistem Microsof Excel. Bagian finance menginput kas masuk dan kas keluar. Jika terjadi transaksi kas masuk akan di catat ke dalam cash receipt voucher dan kas keluar akan di catat ke dalam cash payment voucher. Setelah transaksi di catat ke dalam voucher, kamudian bagian Finance akan menginput data ini ke dalam komputer. Dari data ini kemudian dibuat daily cash report-nya. Rekening Koran diterima setiap bulan. Rekening Koran dari bank akan di bandingkan dengan rekening koran perusahaan.

97

Dari daily cash report ini kemudian bagian Accounting akan membuat jurnal. Selain itu bagian keuangan akan membuat laporan keuangan. Selanjutnya laporan keuangan ini akan diperiksa oleh Finance & Control manager.

3.

Masalah dan Kendala yang Dihadapi Dalam menjalankan kegiatan magang industri selama 3 bulan di PT Multi

Plastindo Utama, penulis menemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan magang seperti: 1. Media komputer yang sangat berperan penting dalam operasianal perusahaan kurang mencukupi kebutuhan. 2. Proses penyerahan dokumen dari bagian lain yang lambat sehingga memperlambat penyelesaian tugas. 3. Penulis kesulitan melaksanakan tanggung jawab karena kurangnya pemahaman penulis akan tanggung tersebut.

4.

Manfaat Magang Industri Dengan adanya masalah dan kendala yang dihadapi penulis selama menjalankan kegiatan magang industri di PT Multi Plastindo Utama, penulis banyak memperoleh manfaat yang dapat menunjang pengetahuan penulis khususnya dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Adapun manfaat yang didapatkan oleh penulis yaitu: 1.

Belajar lebih fokus, bekerja dengan teliti, cepat dan benar.

2.

Mengerti tugas HR (Human Resource) dan administrasi.

3.

Belajar bersosialisasi dengan baik dan mampu bekerja secara tim dan lain-lain.

98

5.

Resume Pekerjaan Selama 3 bulan Waktu

Minggu 1

Pekerjaan yang

Media/peralatan

Data yang

dilaksanakan

yang digunakan

dibutuhkan

Menyusun yang

invoice Filing cabinet

ada

cabinet

di

PIC

invoice

Dwi

Invoice

Dwi

Invoice

Dwi

Form

Dwi

filing

berdasarkan

urutan tanggal Minggu 2

Memposting

piutang Komputer

yang

ditagih

akan

berdasarkan invoice. Minggu 3

Mencocokkan invoice Komputer dengan

statement

account Minggu 4

Mencocokkan

Komputer,

rekonsiliasi bank yang Penggaris

rekonsiliasi

telah

bank

diterima

untuk

bulan Januari dengan yang telah dibuat oleh perusahaan Minggu 5

Membuat Bukti

Kas Pena, Tip-x,

Invoice,

Keluar dan Kas Kecil Petty Cash.

Form

berdasarkan statement

Request,

account atau invoice dari

pelanggan

dan

Dwi

99

request dari department lain. Minggu 6

Membuat

Jurnal Pena, Tip-x,

Invoice

Dwi

Invoice

Dwi

Invoice

Dwi

Form

Dwi

Pembelian di Invoice Komputer dan di Komputer Minggu 7

Memposting

Piutang Komputer

yang

ditagih

akan

berdasarkan invoice. Minggu 8

Mencocokkan invoice Komputer dengan

statement

account Minggu 9

Mencocokkan

Komputer,

rekonsiliasi bank yang Penggaris,

rekonsiliasi

telah

bank

diterima

untuk Komputer

bulan Ferbruari dengan yang telah dibuat oleh perusahaan Minggu 10

Membuat jurnal

Pena, Tip-x,

penjualan untuk bulan

Komputer

Invoice

Dwi

Januari 2009 di Invoice dan di masukkan ke dalam computer Minggu 11

Mencocokkan

nilai Pena,

Kertas, Invoice, PO

invoice dengan yang Penggaris,

Dwi

100

telah

dibuat

dalam Komputer

komputer dan dengan yang ada di PO Minggu 12

Mencocokkan

Komputer,

Form

Dwi

rekonsiliasi bank yang Penggaris,

rekonsiliasi

telah

bank

diterima

untuk Komputer

bulan Maret dan April dengan

yang

telah

dibuat oleh perusahaan

Mengetahui,

PIC

101

1. Flowchart verifikasi invoice

Mulai

Mencocokkan invoice dengan harga PO

Ya

PO

Tidak

Pada Invoce stamp payment control

Buat jurnal debit nama barang kredit supplier

Konfirmasi

Benar

Salah

Konfirmasi

Selesai