PERANCANGAN ALAT BANTU PEWARNAAN BATIK (COLET) DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ANALISA RULA UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA Winarsi, Ratih Setyaningrum, Rudi Tjahyono Alumni Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Intisari Postur/ sikap tubuh pekerja khususnya pada aktivitas pewarnaan dilakukan dengan duduk diatas kursi yaitu kain di letakkan di spanram. Keadaan sikap tubuh atau posisi ini menyebabkan pekerja melakukan pekerjaan statis (diam) rata-rata 3 jam per pewarnaan. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan pada beban otot statis. Berdasarkan Kuisioner Nordic Body Map awal, diketahui keluhan musculosketal yang dialami oleh pembatik yaitu 63% merasakan sakit pada leher bagian atas, 77% sakit pada leher bagian bawah, 83% sakit pada bahu kanan, 77% pada punggung, 87% sakit pada pinggang, 67% pada pergelangan tangan kanan, 63% pada lutut kanan dan 53% pada lutut kiri.Dalam rangka mengurangi beban otot statis maka peneliti mencoba untuk merancang alat alternatif yaitu alat bantu mencolet yang ergonomis sebagai pengganti spanram. Pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang alat bantu pewarnaan colet yang ergonomis dilakukan dengan pendekatan anthropometri. Sedangkan untuk mengetahui dan menampung segala kebutuhan konsumen menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Setelah dilakukan penerapan produk alat bantu colet yang ergonomis, mengalami peningkatan kenyamanan kerja yang ditunjukkan dengan berkurangnya keluhan musculoskeletal yaitu 37% merasakan sakit pada leher bagian atas, 33% sakit pada leher bagian bawah, 37% sakit pada bahu kanan, 30% pada punggung, 40% sakit pada pinggang, 23% pada pergelangan tangan kanan, 27% pada lutut kanan dan 20% pada lutut kiri begitu pula dengan bagian tubuh lainnya.Dari analisis RULA diketahui para pengrajin batik mengalami penurunan skor RULA, pada saat menggunakan produk lama menunjukkan rata-rata sebesar 6 dan menurun saat menggunakan alat bantu colet yang ergonomis menjadi rata-rata sebesar 3, yang berarti postur kerja sudah baik dengan menggunakan produk tersebut Kata Kunci :Alat Bantu Batik, Ergonomis, Quality Function Deployment (QFD)
Abstract Posture / gesture workers in particular on the activities of the coloring is done by sitting on a chair that is in place in the fabric spanram. The state of the posture or position is causing workers perform jobs static (stationary) average of 4 hours per staining. It can cause fatigue in static muscle loads. Based on the questionnaire Nordic Body Map earlier, unknown complaints musculosketal experienced by workers ie 63% feel the pain differences on neck section, 77% of sore on neck bottom, 83% pain on right shoulder, 77% of sore on backs, 87% of sore on waist , 67% at serbi right ankle, knee 63% at 53% at right and left knee. In order to reduce static muscle loads the researchers tried to tool design alternative is mencolet ergonomic tools as a substitute spanram. The approach can be used to design tools dab ergonomic coloring done with anthropometric approach. As for knowing and accommodate all the needs of consumers using Quality Function Deployment (QFD). After the application of tools products dab ergonomic, increased working comfort shown by the reduction of complaints musculoskeletal experienced by workers, while using a work station the old complaints on the right shoulder and waist that is 87%, after using tools ergonomic complaints on the part was reduced to 40%, as well as body parts others. From RULA analysis known batik artisans decreased scores RULA, when using old products showed an average of 6 and decreases when using a dab of ergonomic tools to an average of 3, which means the already good working posture by using these products. Keywords: Tools Batik, Ergonomics, Quality Function Deployment (QFD)
1
2
1. PENDAHULUAN Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Salah satu Usaha Kecil Menengah di daerah Jawa Tengah adalah CANTING MAS yang beralamat di Jl. Pondok Raden Patih, Sayung Kab. Demak. Produk yang dihasilkan UKM ini adalah batik tulis dan batik cap. Batik dengan teknik pewarnaan coletan atau dulitan ialah cara memberi warna pada kain batik setempat dengan larutan zat warna yang dikuaskan atau dilukiskan dimana daerah yang diwarnai itu dibatasi oleh garis-garis lilin sehingga warna tidak mengalir daerah yang lain. Biasanya untuk coletan dipakai cat Rapid atau Indigosol. Peralatan yang digunakan untuk pewarnaan dengan sistenm colet pada UKM CANTING MAS menggunakan mangkok yang berisi cairan warna dan kuas. Alat lain yang digunakan adalah spanram yang terbuat dari kayu sesuai dengan ukuran (250 cm x 115 cm), untuk membentangkan kain batik pada saat mencolet. Sedangkan postur/sikap tubuh pembatik duduk membungkuk karena spanram diletakkan di atas lantai. Keadaan sikap tubuh atau posisi ini menyebabkan pembatik melakukan pekerjaan statis (diam) kurun waktu 3 jam per perwanaan. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan pada beban otot statis.
bawah, 83% sakit pada bahu kanan, 77% pada punggung, 87% sakit pada pinggang, 67% pada pergelangan tangan kanan, 63% pada lutut kanan dan 53% pada lutut kiri. Pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang alat bantu pewarnaan colet yang ergonomis dilakuakan dengan pendekatan anthropometri. Sedangkan untuk mengetahui dan menampung segala kebutuhan konsumen menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Sehingga diperoleh dimensi perancangan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Suma’mur (1992) menyatakan bahwa penerapan ergonomi ke dalam sistem kerja telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja. Berdasarkan dari uraian di atas penulis bermaksud untuk memberikan usulan perancangan alat ba`ntu pewarnaan colet dengan melakukan penelitian melalui Tugas Akhir ini dengan judul “Perancangan Alat Bantu Pewarnaan Batik (Colet) dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Metode RULA Untuk Mengurangi KeluhanPekerja 2.METODOLOGI PENELITIAN MULAI
OBSERVASI AWAL
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH
PENENTUAN TUJUAN MASALAH
Hasil survey awal yang dilakukan terhadap 30 responden pembatik pada pewarnaan colet mengenai kepuasan kondisi saat ini yang sudah ada, 60% responden menyatakan tidak puas. Untuk tingkat kenyamanan dalam bekerja sebanyak 80% menyatakan perlu alat bantu pewarnaan colet yang nyaman. Harga juga dipertimbangkan sebanyak 80% responden menginginkan harga terjangkau, selain itu 60% menginginkan alat bantu pewarnaan colet yang mudah dalam penggunaan dan perawatan, 80% menginginkan alat tersebut dapat mempersingkat waktu proses pengerjaan. Dilihat dari segi postur kerja pembatik saat pewarnaan colet menimbulkan keluhan musculosketal yaitu 63% merasakan sakit pada leher bagian atas, 77% sakit pada leher bagian
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA TAHAP AWAL - KUESIONER TERBUKA
POSTUR AWAL
PENGOLAHAN QFD
PENGOLAHAN QFD : 1. identifikasi kebutuhan konsumen 2. penentuan tingkat kepentingan konsumen 3. pengukuran tingkat kepuasan konsumen 4. penentuan nilai target 5. penentuan rasio perbaikan (improvement ratio) 6.penentuan titik jual (sales point) 7. penentuan Raw weight 8. penentuan Normalized Raw Weight 9. Penyusunan kepentingan teknis 10. Penyusunan HOQ (House Of Quality)
ANTHOPOMETRI : 1. perhitungan dimensi tubuh (rata-rata standar deviasi) 2. pengujian kecukupan data (N’) 3. pengujian keseragaman data (BKA, BKB) 4. uji normalitas data 5. perhitungan (percentile)l
PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN PROTOTYPE
POSTUR AKHIR
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
SELESAI
Gambar 3. 1 Alur Penelitian Sumber : Olah Data, 2016
3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi yang dilakukan di UKM Batik CANTING MAS dengan kuesioner awal yang dibagikan ke 30 responden dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Rekap Data Hasil Tingkat Kepentingan
Tabel 1. Hasil Kuisioner NBM
2. Tingkat Kepuasan Konsumen Pada tahap ini mmenentkuan tingkat kepentingan konsumen yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada. Hasil untuk kepuasan konsumen terhadap atribut produk yang sudah ada adalah sebagai berikut: Tabel 2. Tabel Nilai RULA
Dari data tersebut, kemudian langkah selanjutnya diberikan kuesioner tingkat kepentingan konsumen dan tingkat kepuasan konsumen. 1. Tingkat Kepentingan Konsumen Pada tingkat ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan konsumen yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada. Hasil untuk kepentingan konsumen terhadap atribut produk yang akan dibuat adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Rekap Data Hasil Tingkat Kepuasan
3. Nilai Target (Goal) Pada tahap ini, nilai target ditentukan oleh pihak perusahaan yang menunjukkan target nilai target yang akan dicapai untuk tiap kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah hasil Nilai Target untuk produk alat bantu pewarnaan yang ergonomis: Tabel 5. Goal (Target)
4
4. Rasio Perbaikan (Iprovement Ratio) Pada tahap ini, rasio perbaikan digunakan untuk membandingkan antara nilai target yang akan dicapai (goal) pihak perusahaan dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Berikut ini adalah hasil Nilai Rasio Perbaikan untuk produk alat bantu pewarnaan yang ergonomis:
Tabel 8. Raw Weight
Tabel 6. Improvement Ratio
7. Normalized Raw Weight Pada tahap ini, Normalized Raw Weight merupakan nilai dari Raw weight yang dibuat dalam skala 0-1 atau dibuat dalam bentuk presentase. Berikut ini adalah hasil Nilai Normalized Raw Weight untuk produk Alat bantu pewarnaan yang ergonomis: Tabel 9. Normalized Raw Weight
5. Titik Jual (Sales Point) Pada tahap ini, titik jual digunakan untuk mengetahui kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Berikut ini adalah hasil Nilai Titik Jual untuk produk alat bantu pewarnaan yang ergonomis:
Tabel 7. Sales Point
6. Raw Weight Pada tahap ini, Raw weight digunakan untuk mengetahui nilai keseluruhan dari data-data yang dimasukkan dalam Planning Matriks tiap kebutuhan konsumen untuk proses perbaikan selanjutnya dalam pengembangan produk. Berikut ini adalah hasil Nilai Raw Weight untuk produk alat bantu pewarnaan yang ergonomis:
8. Technical Responses Pada tahap ini, Technical Responses berisi data atau informasi teknis yang digunakan perusahaan untuk mendeskriptifkan kinerja dari produk atau jasa yang disediakannya. Cara yang dapat digunakan untuk menentukan isi dari matrik ini adalah dengan menentukan dimensi dan cara mengukurnya, dengan melihat fungsi produk atau jasa tersebut dan subsistemnya. Sementara itu untuk ukuran kinerja di bidang jasa dapat menggunakan pendekatan proses atau jalannya proses dari pelayanan jasa tersebut dari awal hingga akhir sampai ke konsumen. Berikut ini adalah hasil Technical Responses untuk produk Alat bantu pewarnaan yang ergonomis:
5
Tahapan terakhir adalah melakukan perancangan desain dengan mempertimbangkan dan mengolah data yang diperoleh. Adapun data yang diperoleh terkait dengan kebutuhan konsumen, target spesifikasi dan data antropometri. Berikut hasil perancangan desain produk alat bantu pewarnaan yang ergonomis.
Tabel 10. Technical Responses
Gambar 3. Tampak Muka Produk Tahapan selanjutnya adalah menyusun House Of Ergonomic (HOE) berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut hasil penyusunan HOE Alat bantu pewarnaan yang ergonomis: Tabel 11. House Of Ergonomic = Strong Positive = Positive X = Negative = Strong Negative
= 9 (Hubungan Kuat) О = 3 (Hubungan Sederhana) ∆ = 1 (Hubungan Lemah)
Product Requirement
Mudah dalam pengoperasian Desain disesuaikan dengan ukuran postur tubuh Tidak menimbulkan rasa sakit saat digunakan Memiliki tingkat keamanan yang baik Dapat digunakan ditempat yang yang berbeda-beda Penggunaan bahan baku yang kuat dan awet Dapat dipakai dalam kurun waktu yang lama Dapat mempersingkat waktu proses Harga produk terjangkau Mudah dalam perawatan
Gambar 4. Tampak Samping Produk
Product Characteristic
3.97 6.76 4.10 4.17 4.21 4.03 4.21 3.83 4.00 4.28
Importance to Customer
Alat mudah digunakan
Menggunakan kayu, tahan sampai 10th
Bahan baku kuat dan awet
Desain minimalis dan ringan
Mudah dipindah tempat
Harga Rp 1.295.000
Harga produk terjangkau
Mudah dibersihkan
Mudah dibersihkan
Desain Anthopometri
Nyaman digunakan
Menggunakan roll
Proses penyoletan lebih cepat
Menggunakan analisis RULA
Mengurangi kelelahan kerja Customer Satisfaction Performance
3.97 6.76 4.10 4.17 4.21 4.03 4.21 3.83 4.00 4.28
Goal Target
1.67 2.65 1.72 1.83 1.77 2.02 1.82 1.06 1.71 1.97
Improvement Ratio
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Sales Point
9.91 26.85 10.62 11.47 11.16 12.21 11.49 6.07 10.24 12.62
Raw Weight
Gambar 5. Gambar Kerja
alat bantu colet yang sudah ada
3.83 3.79 4.07 4.28 4.10 4.31 4.00 3.86 4.14 4.21
alat bantu colet yang ergonomis
1 2 3 4 5
alat bantu colet yang sudah ada alat bantu colet yang ergonomis
Competitive Analysis (1= Worst, 5= Best)
Normalized Raw Weight
2.38 2.55 2.38 2.28 2.38 2.00 2.31 3.62 2.34 2.17
Gambar produk
alat bantu colet yang ergonomis
0.08 0.22 0.09 0.09 0.09 0.10 0.09 0.05 0.08 0.10
alat bantu colet yang sudah ada
`
2.38 2.55 2.38 1.83 1.77 2.00 2.31 3.62 2.34 2.17
3.907 2.593 0.564 1.573 1.017 3.141 1.345 2.621 16.76 0.233 0.155 0.034 0.094 0.061 0.187 0.080 0.156 1.00 1 4 8 5 7 2 6 3
Alat dapat dibongkar pasang
Tahapan selanjutnya adalah melakukan penentuan antropometri sebagai dasar dimensi ukuran produk. Berikut tabel rekap data antropometri yang diambil:
6
Tahapan selanjutnya setelah perancangan desain produk. Pembuatan produk dan implementasi produk pada UKM Batik Tulis. Dari tahap Implementasi didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 6. Tahap Implementasi Produk
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pengolahan model Quality Function Deployment, diperoleh prioritas dalam perancangan produk dengan nilai tertinggi sebesar 2,89 untuk atribut alat mudah digunakan dengan ukuran gawangan 180 x 145 cm. Dilihat dari analisa RULA saat menggunakan alat yang lama, didapatkan rata-rata score RULA yaitu 6 dimana diperlukan investigasi dan pergantian produk secara segera, sedangakan saat menggunakan alat bantu colet yang ergonomis, didapatkan score RULA yaitu 3, yang berarti postur kerja sudah baik dengan menggunakan produk tersebut. 2.
Tabel 12. Hasil Benchmarking Nordic Body Map Alat yang Lama dan Alat yang Ergonomis
Setelah dilakukan penerapan produk alat bantu colet yang ergonomis, mengalami penurunan keluhan musculoskeletal misalnya keluhan pada pinggang yaitu 87% menjadi 40%, begitu pula dengan bagian tubuh lainnya. Terdapat 3 roll untuk memudahkan saat memutar kain dan pengatur sudut yang dapat disesuaikan dengan kenyamanan pekerja. Harga sesuai dengan kualitas produk yaitu < Rp 1.295.000,- , Awet dan tahan lama dimana produk dapat bertahan 8 hingga 20 tahun,
5. DAFTAR PUSTAKA
Tabel 12. Hasil Benchmarking RULA Alat yang Lama (Atas) dan Alat yang Ergonomis (Bawah)
Ahmad, T. L.2015. Rancang Bangun Alat Pengering Limbah Ikan Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design Experments Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomi Pendapatan UKM Ikan Asap. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro. Al Zhahrir, H.2012. Gambaran Faktor Risiko Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Karyawan di Kantor Pusat PT X Jakarta. Depok: Universitas Indonesia. Akao Yoji.1990. Introduction to Quality Deployment. Japannese: Juse Press.
7
Cohen, L. 1995. Quality function deployment: How to make QFD work for you. USA: Addison Wesley publishing compayi Djati,
Imam.W. 2003. Perencanaan dan pengembangan produk. Jogjakarta : UII Press
Ginting, Rosnani.2010. Yogyakarta: Graha Ilmu. Izzhati,
Perancangan
Sri,Soedewi.S.2007.Teknik dan Ragam Hias Batik. Jakarta:TitianFoundation.
Produk. Ulrich & Eppinger. 1995. Product Design and Development. NY: McGraw-Hill.
Dwi Nurul. 2009. Perancangan Alat Pemotong Tahu yang Ergonomis di Industri Kecil – Menengah Tahu Langen Sari Semarang. UNISULA.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks. Muchlisin,Riadi.Analisis Metode Rapid Upper Limb Asesment. http://www.kajianpustaka.com/2014/06/an alisis-metode-rapid-upper-limb.html diakses tanggal 15 Juli 2016. Muhammad,Ahlan.Metode RULA Rapid Upper LimbAsesment. https://id.scribd.com/doc/57440325/RULA -Rapid-Upper-Limb-Assessment-Bab-2Landasan-Teori-Modul-5-LaboratoriumPerancangan-Sistem-Kerja-DanErgonomi-Data-Praktikum-Risalah. Diakses tanggal 16 Juli 2016. Natasya, RR.S.R. 2015. Perancangan Meja Produksi Ayam Potong Menggunakan Model Kano Dan Metode Quality Function Deployment (Qfd) Sebagai Upaya Meningkatkan Produktivitas Produksi Ayam PotongI. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Nurmianto,E.2008.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Pangaribuan,D.M.2009. Analisa Postur Kerja dengan Metode RULA Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Universitas Sumatera Utara, Medan. Rina,P.S.2013. Keterampilan Anak. Solo : Arcita.
Sewan,Susanto,S.K.1973.Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta : Balai Penelitian dan Kerajinan Lembaga Penelitian Industri, Departemen Perindustrian RI.
Membatik
Untuk
Ulrich, Karl T., dan Steven D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba Teknika. Zuraida, Rida. 2012. Analisis Penyebab Nyeri Dan Ketidaknyamanan Dalam Bekerja Pada Pengrajin Keset Kain Limbah-Pringapus Semarang. Universitas Bina Nusantara.