808
Perbandingan Efektivitas antara Gel Hand Sanitizer dan Tisu Basah Antiseptik terhadap Jumlah Koloni Kuman di Tangan
Venny Hillery Wahyuni1, Siti Khotimah2, Delima Fajar Liana3
1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN Program Studi Biologi, FMIPA UNTAN 3 Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 2
Abstrak Latar Belakang. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan dapat menyebar dalam berbagai cara. Tangan merupakan salah satu faktor penting dalam jalur penyebaran mikroba patogen. Strategi yang paling baik untuk mengurangi tingkat infeksi dan perpindahan mikroba adalah menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan, tetapi adakalanya sumber air mengalir dan sabun tidak tersedia, tempat mencuci tangan yang tidak strategis, kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan tangan. Untuk mengatasi kendala tersebut, telah beredar pembersih tangan berupa gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas antara gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik terhadap jumlah koloni kuman di tangan. Metodologi. Subjek penelitian ini adalah 40 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011 Universitas Tanjungpura, yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok gel hand sanitizer dan kelompok tisu basah antiseptik. Sampel kuman didapat dari swab telapak tangan, kemudian ditumbuhkan pada media Plate Count Agar dengan metode pour plate. Jumlah koloni kuman dihitung menggunakan colony counter dan memenuhi Standard Plate Counts. Hasil. Penggunaan gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik dapat menurunkan jumlah koloni kuman di tangan akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,113 (p<0,05) Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan efektivitas dalam menurunkan jumlah koloni kuman di tangan antara penggunaan gel hand sanitizer dan tisu basah antiseptik Kata Kunci: Gel hand sanitizer, tisu basah antiseptik, koloni kuman
Abstract Background. infectious disease was a disease caused by pathogenic germ and spread in various ways. Hand was one of significant factor in transmission of germs. It has been suggested that the most important way to prevent the transmission of dangerous diseases is to frequently wash hands with soap and water. However, sometimes water source and hand soap was unavailable, unstrategic place of hand washing, tight schedule, less of hand hygiene awareness. As a respond for such conditions, hand gel sanitizer and antiseptic wet wipes used worldwide. This study aims to determine the effectiveness of hand gel sanitizer and wet wipes antiseptic in reducing the number of germs on hands. Method. the design of this study was comparative analytic observational, the subject in this study was 40 medical students of Universitas Tanjungpura, grade of 2011, which was divided into 2 groups called hand gel sanitizer group and antiseptic wet wipes group. The germ sample obtained from hand swab, then planted on plate count agar medium with a pour plate method. A total microbe’s counted used colony counter which fulfilled standard plate counts. Result. the using of hand gel sanitizer and antiseptic wet wipes were capable to decrease hand’s total microbe. Nevertheless there was no significant difference with p=0,113 (p<0,05). Conclusion. there was no difference in the effectiveness of decreasing hand’s total microbe between the use of hand gel sanitizer and antiseptic wet wipes Keyword: hand gel sanitizer, wet wipes, hand germs colonies
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
809
penyakit.1,2 Kebersihan tangan yang buruk
LATAR BELAKANG Penyakit infeksi adalah penyakit
dapat mentransmisikan penyakit melalui
yang disebabkan oleh mikroba patogen
kontak fisik secara langsung atau melalui
dan bersifat sangat dinamis. Mikroba
rute
sebagai mahluk hidup tentunya ingin
menyebabkan penyakit, seperti penyakit
bertahan hidup dengan cara berkembang
saluran cerna, diare, polio, pneumonia, dan
biak pada suatu reservoir baru dengan cara
lain-lain.3,4
berpindah atau menyebar. Mekanisme
fecal-oral
Berdasarkan
sehingga
World
dapat
Health
transmisi mikroba patogen ke pejamu yang
Organization (WHO) pada tahun 2012,
rentan
cara,
diare merupakan salah satu penyakit
diantaranya dengan cara langsung, seperti
infeksi yang memiliki angka morbiditas
sentuhan, gigitan, bersin, batuk, bicara,
dan mortalitas tertinggi di dunia, dengan
sedangkan transmisi dengan cara tidak
angka mortalitas berkisar 1,2 juta orang
langsung seperti menyentuh barang/bahan
(2,7%).5 Hasil Riset Kesehatan Dasar
yang
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
dapat
melalui
terkontaminasi,
makanan
atau
beberapa
mengonsumsi
minuman
yang
terjadinya
penurunan prevalensi
diare
terkontaminasi. Manusia dalam kehidupan
klinis di Indonesia dari 9,0% pada tahun
sehari-hari
suatu
2007 menjadi 3,5% pada tahun 2013.
permukaan, baik itu permukaan tubuh,
Penurunan angka diare ini berbanding
benda, ataupun bahan, sehingga tangan
lurus
akan
banyak
kehigienisan tangan di masyarakat yang
mikroorganisme, oleh karena itu dapat
mengacu pada data Riskesdas pada tahun
dikatakan bahwa tangan merupakan salah
2013 yang menyatakan bahwa perilaku
satu faktor penting dalam jalur penyebaran
mencuci tangan dengan benar di Indonesia
bakteri dan virus yang dapat menyebabkan
meningkat dari 23,2% pada tahun 2007
akan
menyentuh
mengandung
dengan
meningkatnya
angka
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
810
menjadi 47,0%, sehingga perilaku mencuci
Terdapat
penelitian
yang
tangan berperan penting dalam penurunan
mengemukakan bahwa gel hand sanitizer
penyakit diare.6
ataupun tisu basah antiseptik merupakan
Strategi
yang
direkomendasikan
paling untuk
baik
dan
mengurangi
alternatif yang dapat
diterima
untuk
menggantikan cuci tangan menggunakan
tingkat infeksi dan perpindahan mikroba
sabun
adalah menjaga kebersihan tangan dengan
perbandingan efektivitas antara gel hand
cara mencuci tangan,7,8 tetapi adakalanya
sanitizer dan tisu basah antiseptik masih
sumber air mengalir tidak tersedia, seperti
belum ada penelitian yang mendukung.9,10
saat sedang berpergian, lokasi tempat
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
mencuci tangan yang tidak strategis,
peneliti
ketiadaan sabun ketika berada di luar
perbandingan efektivitas antara gel hand
rumah, tidak adanya waktu (jadwal yang
sanitizer dan tisu basah antiseptik terhadap
padat),
jumlah koloni kuman di tangan.
kurangnya
kesadaran
dalam
dan
air,
tertarik
namun
penilaian
untuk
meneliti
menjaga kebersihan tangan, meremehkan pentingnya kehigienisan tangan, dan lupa untuk
membersihkan
tangan.8
Untuk
METODE Waktu dan Tempat Penelitian
mengatasi kendala tersebut, telah beredar pembersih
tangan
berupa
gel
hand
Penelitian Laboratorium
dilakukan Mikrobiologi
di Fakultas
sanitizer dan tisu basah antiseptik yang
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
mengandung zat aktif alkohol 60% dan
Universitas Tanjungpura. Adapun kegiatan
benzalkonium
yang
yang dilakukan diantaranya: pengambilan
memiliki spektrum antimikroba yang luas,
swab telapak tangan, pembuatan media
baik terhadap bakteri gram negatif atau
plate
bakteri gram positif .4,7
efektivitas gel hand sanitizer dan tisu
chloride
0,1%
count
agar
(PCA),
pengujian
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
811
basah antiseptik, kultur sampel, dan
Dokter
angkatan
pembacaan hasil kultur.
Tanjungpura.
2011
Total
Universitas
mahasiswa
yang
menjadi subjek penelitian berjumlah 40 orang, yang terbagi menjadi 2 kelompok,
Alat Penelitian Alat
yang
digunakan
dalam
dan terdiri dari kelompok gel hand
penelitian diantaranya gelas ukur, batang
sanitizer
dan
kelompok
pengaduk, hot plate, pH indikator, oven,
antiseptik.
cawan petri, autoclave, pipet volumetrik,
Rancangan Penelitian
tisu
basah
vortex, stopwatch, alumunium foil, spuit 3
Penelitian ini menggunakan desain
cc, timbangan analitik, tabung reaksi,
penelitian studi observasional analitik
kapas swab steril, bunsen, inkubator,
komparatif
colony counter, gelas beker, termometer,
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
rak tabung, penjepit tabung reaksi, sarung
membandingkan efektivitas antara gel
tangan, label, masker.
hand sanitizer dan tisu basah antiseptik
Bahan
dalam hal mereduksi jumlah koloni kuman
Bahan
yang
digunakan
dalam
yang
dengan
ada
di
menggunakan
tangan
dengan
penelitian diantaranya adalah media Plate
menumbuhkannya di media Plate Count
Count Agar, aquadest, NaCl 0,9%, spirtus,
Agar dan diinkubasi selama 48 jam,
gel hand sanitizer dari sebuah merek
kemudian koloni kuman yang terbentuk
tertentu (1 merek), tisu basah antiseptik
akan
dari sebuah merek tertentu (1 merek), dan
colony counter.
alkohol 70%.
Prosedur Kerja
Responden Penelitian
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
dihitung
dengan
menggunakan
Subjek penelitian ini adalah semua
kelompok dengan perlakuan gel hand
mahasiswa Program Studi Pendidikan
sanitizer dan kelompok dengan perlakuan
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
812
tisu basah antiseptik. Tiap kelompok
responden, setelah itu dimasukkan
perlakuan dilakukan dua pengambilan
ke dalam tabung berisi 10 ml NaCl
swab,
0,9%.
yaitu
sebelum
menggunakan
perlakuan (pre-perlaukan), yaitu mencuci
iv. Kemudian tangan dibiarkan selama
tangan dengan air mengalir, dan setelah
15
menggunakan perlakuan (post-perlakuan),
perlakuan berikutnya.
yaitu setelah menggunakan gel hand
menit
sebelum
dimulai
v. Sesudah itu responden diminta
sanitizer atau tisu basah antiseptik.
membersihkan
tangan
a. Persiapan responden penelitian dan
menggunakan gel hand sanitizer
pengambilan swab telapak tangan
dan tisu basah antiseptik yakni 20
i. Menyiapkan responden penelitian
orang
yang
sesuai
dengan
kriteria
menggunakan
sanitizer
penelitian
dan
gel 20
hand orang
menggunakan tisu basah antiseptik
ii. Sebelum diberi perlakuan gel hand
vi. Ambil sampel post-perlakuan swab
sanitizer dan tisu basah antiseptik,
telapak tangan responden tersebut
responden diminta mencuci tangan
dengan menggunakan kapas lidi
dengan air mengalir selama 20
steril
detik untuk sampel pre-perlakuan.
dilarutkan dalam larutan NaCl
yang
sebelumnya
telah
iii. Ambil sampel pre-perlakuan swab
0,9% kemudian disapukan dengan
telapak tangan responden tersebut
cukup kuat pada telapak tangan
dengan menggunakan kapas lidi
responden, setelah itu dimasukkan
steril
ke dalam tabung berisi 10 ml NaCl
yang
sebelumnya
telah
dilarutkan dalam larutan NaCl
0,9%.
0,9% kemudian disapukan dengan
b. Pemeriksaan sampel swab telapak
cukup kuat pada telapak tangan
tangan
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
813
i. Siapkan
cawan
petri,
masing-
sampel uji dan medium akan
masing diberi label nama sampel uji, tanggal pengujian, dan tingkat
tercampur merata. v. Diamkan cawan petri yang berisi
pengenceran sampel uji.
sampel uji pada suhu ruangan
ii. Sampel uji swab telapak tangan yang
telah
diambil
sehingga
medium
membeku
dikocok
kemudian diinkubasikan ke dalam
memutar. Selanjutnya diambil 1ml
inkubator pada suhu 37°C selama
dan dimasukkan ke tabung yang
48 jam dengan posisi cawan petri
berisi 9 ml larutan NaCl 0,9% dan
terbalik.
campur (pengenceran 10-1).
vi. Amati
iii. Diambil 3 ml dari pengenceran 101
catat
pertumbuhan
koloni serta hitung angka kuman
dan diinokulasikan ke dalam 2
cawan petri yang telah disiapkan
dan
dengan colony counter. vii. Perhitungan jumlah kuman.
masing-masing 1 ml dan 1 ml dimasukkan ke dalam tabung yang
HASIL
berisi 9 ml larutan NaCl 0,9% dan campur (pengenceran 10-2).
Pada kelompok gel hand sanitizer rerata jumlah koloni kuman di telapak
iv. Diambil 2 ml dari pengenceran 10-2
tangan sebelum diberi gel hand sanitizer
dan diinokulasikan ke dalam 2
berjumlah 54,68 CFU/cm2 dan setelah
cawan petri masing-masing 1 ml
diberikan
dilakukan secara aseptis, tuangkan
penurunan jumlah koloni kuman menjadi
media agar (PCA) ke dalam 4
2,58 CFU/cm2, hal ini menunjukkan
cawan petri sebanyak 15-20 ml,
persentase pengurangan jumlah koloni
goyangkan
kuman pada kelompok gel hand sanitizer
memutar
sehingga
sebesar
gel
hand
93,95%.
sanitizer
Sedangkan
terjadi
pada
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
814
kelompok tisu basah antiseptik rerata
sedangkan sesudah menggunakan gel hand
jumlah koloni kuman di telapak tangan
sanitizer dikategorikan bersih. Hasil uji t
sebelum
berpasangan menunjukkan bahwa terjadi
diberi
tisu
basah antiseptik
berjumlah 59,85 CFU/cm2 dan setelah
penurunan
diberikan tisu basah antiseptik terjadi
antara sebelum dan sesudah menggunakan
penurunan jumlah koloni kuman menjadi
gel hand sanitizer. Sehingga menunjukkan
4,09 CFU/cm2, hal ini menunjukkan
bahwa gel hand sanitizer efektif dalam
persentase pengurangan jumlah koloni
menurunkan jumlah koloni kuman di
kuman
tangan.
pada
kelompok
tisu
basah
antiseptik sebesar 88,82%.
Gel
yang
hand
alkohol
bermakna
sanitizer
60%,
(p<0,001)
terdiri
polyacrylic
dari acid,
humectants, dan minyak esensial pada
PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh uji
tumbuhan.
Penurunan
jumlah
koloni
gel hand sanitizer terhadap jumlah koloni
kuman pada telapak tangan responden
kuman di tangan menunjukkan rerata
setelah menggunakan gel hand sanitizer
jumlah koloni kuman di tangan sebelum
dikarenakan
penggunaan gel hand sanitizer sebesar
terkandung di dalamnya, yaitu alkohol
54,68 CFU/cm2; dan setelah menggunakan
60%. Kandungan alkohol 60% berperan
gel hand sanitizer turun menjadi 2,58
sebagai
CFU/cm2. Berdasarkan guideline jumlah
menghambat
koloni
interpretasi
Alkohol bersifat bakterisid kuat terhadap
tangan,11
bakteri gram positif dan bakteri gram
menunjukkan bahwa tangan responden
negatif (mencakup Methicillin resistant
sebelum menggunakan gel hand sanitizer
staphylococcus aureus dan Vancomycin
dikategorikan
resistant enterococci), M. tuberculosis,
kuman
indikator
menurut
kebersihan
sangat
kontaminasi,
kandungan
antimikroba atau
aktif
yang
yang
mampu
membunuh kuman.
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
815
dan berbagai jenis jamur, tetapi alkohol
pertumbuhan
tidak memiliki aktivitas untuk melawan
kuman,
bakteri berspora atau ookista protozoa, dan
menyebabkan kematian sel (lisis sel).
virus
12,13,14
tidak
berkapsul
(non-
lipophilic).4,7,8,12, 13
dari
perkembangan
dan
selanjutnya
sel dapat 7,
Pada kelompok tisu basah antiseptik
Aktivitas antimikroba pada alkohol berasal
dan
kemampuannya
juga
menunjukkan
adanya
penurunan
untuk
jumlah koloni, dapat dilihat pada Tabel
menyebabkan kerusakan membran sel dan
1.1. Hal ini ditunjukkan dengan rerata
mendenaturasi
cepat.
jumlah koloni kuman pada kelompok tisu
Membran sel bakteri sendiri terdiri dari
basah antiseptik, rerata jumlah koloni
fosfolipid dan molekul protein. Kerusakan
kuman sebelum penggunaan tisu basah
membran sel dapat terjadi ketika alkohol
antiseptik sebesar 59,85 CFU/cm2; dan
bereaksi dengan sisi aktif dari membran sel
setelah menggunakan tisu basah antiseptik
atau dengan melarutkan konstituen lipid
turun menjadi 4,09 CFU/cm2. Berdasarkan
atau
meningkatkan
guideline jumlah koloni kuman menurut
permeabilitasnya. Akibatnya dapat terjadi
interpretasi indikator kebersihan tangan,11
lisis
menunjukkan bahwa tangan responden
protein
protein
sel.
secara
dan
Protein
yang
merupakan
komponen enzim, yang apabila mengalami
sebelum
kerusakan akan menganggu kerja enzim.
antiseptik
Apabila terjadi kerusakan pada enzim,
kontaminasi,
maka
gangguan
menggunakan
tisu
metabolisme, sehingga produksi adenosin
dikategorikan
bersih.
trifosfat
berpasangan menunjukkan bahwa terjadi
akan
mengakibatkan
(ATP)
menurun.
Adenosin
menggunakan
tisu
dikategorikan sedangkan
yang
basah Hasil
bermakna
basah sangat sesudah
antiseptik uji
t
trifosfat yang menurun mengakibatkan
penurunan
(p<0,001)
gangguan metabolisme yaitu terhambatnya
antara sebelum dan sesudah menggunakan
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
816
tisu
basah
antiseptik.
Sehingga
akhirnya akan menyebabkan lisis sel.
menunjukkan bahwa tisu basah antiseptik
Target utama dari Benzalkonium klorida
efektif dalam menurunkan jumlah koloni
adalah membran sitoplasma pada sel
kuman di tangan.
bakteri dan membran plasma sel jamur.7,8
Penurunan jumlah koloni kuman
Benzalkonium
menggunakan
dinding sel, kemudian akan bereaksi
antiseptik
dengan
di dalamnya.
Kandungan Benzalkonium
tersusun atas fosfolipid dan protein)
klorida berperan sebagai zat antimikroba
sehingga akan menyebabkan gangguan
dalam
pada membran sitoplasma yang berujung
atau
membunuh
terjadinya
bakteriostatik dan fungistatik, walaupun
Reaksi
Benzalkonium klorida bersifat bakterisid
perubahan struktur dan susunan asam
melawan beberapa mikroorganisme pada
amino,
konsentrasi tinggi. Benzalkonium klorida
ketidakseimbangan genetik pada rantai
lebih efektif melawan bakteri gram positif
DNA dan akan mengalami kerusakan,
daripada
negatif.
yang pada akhirnya akan mendorong
Benzalkonium klorida memiliki aktivitas
terjadinya lisis sel bakteri. Hilangnya
lemah dalam melawan Mycobacteria dan
organisasi
jamur dan memiliki aktivitas yang lebih
membran sitoplasma bakteri dan diikuti
besar melawan virus lipofilik.7,8 Aktivitas
dengan kerusakan pada sel lainnya.7, 8, 15,16
bakteri
gram
antimikroba disebabkan absorbsi pada membran
sitoplasma,
dengan
diikuti
kebocoran isi sitoplasma sehingga pada
isi
(yang
kuman. Benzalkonium klorida bersifat
ini
kebocoran
sitoplasma
dalam
dikarenakan bahan aktif yang terkandung
menghambat
membran
ke
di
absorbsi
basah
berpenetrasi
akan
pada telapak tangan responden setelah tisu
dan
klorida
sitoplasma.
mengakibatkan
sehingga
struktural
terjadinya
menimbulkan
dan
integritas
Hasil uji statistik Mann-Whitney perbandingan selisih penurunan angka kuman
antara
penggunaan
gel
hand
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
817
sanitizer
dan
antiseptik
ligand binding dominand yang terdapat
menunjukan nilai p=0,113 (p>0,05) yang
pada N terminal yang berfungsi sebagai
berarti tidak terdapat perbedaan yang
penempelan bakteri ke sel inang, protein A
bermakna antara penggunaan gel hand
yang mencegah proses fagositosis karena
sanitizer dan tisu basah antiseptik. Hal ini
memblokir salah satu ujung IgG, dan
dapat diartikan bahwa gel hand sanitizer
protein
dan
memiliki
membantu dalam proses adhesi bakteri
efektivitas yang sama dalam menurunkan
yang dikenal dengan microbial surface
angka kuman di tangan. Hal ini dapat
component recognizing adhesive matrix
dikarenakan
yang
molecules.17,18,19 Dengan adanya efek dari
terkandung dari gel hand sanitizer dan tisu
alkohol tersebut maka sifat virulensi dari
basah antiseptik yang memiliki mekanisme
S. aureus itu akan berkurang. Enzim dan
kerja yang hampir serupa, yang pada
toksin yang yang berbahaya bagi manusia
akhirnya dapat menyebabkan lisis sel
dihasilkan oleh S. aureus terdiri dari
kuman. Dimana alkohol yang terkandung
protein, apabila protein tersebut rusak
dalam
maka
tisu
gel
tisu
basah
dari
hand
basah
antiseptik
bahan
aktif
sanitizer
memiliki
permukaan
lainnya
akan mengganggu
bakteri
membran
sel
mendenutarasi
kematian sel bakteri.17,20,21 Pada tisu basah
protein.7,8,13
Protein ini
sendiri
antiseptik yang mengandung bahan aktif
pada
dapat
metabolisme
kemampuan yang menyebabkan kerusakan dan
sehingga
yang
menyebabkan
beberapa bakteri seperti S. aureus, yang
benzalkonium
klorida
merupakan patogen yang sering ditemukan
kemampuan
pada kulit manusia, tertanam di permukaan
sitoplasma sehingga akan menganggu
dinding sel S. aureus dan mengambil alih
fungsi dari membran sitoplasma.15,16 Jika
penting dalam sifat virulensi S. aureus.
membran sitoplasma rusak maka akan
Sifat virulensi S. aureus diantaranya yaitu
mengganggu integritas sel bakteri, dimana
absorbsi
pada
memiliki membran
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
818
membran sitoplasma merupakan struktur
Konsentrasi
antiseptik,
kecepatan
vital yang mengelilingi sel yang berfungsi
membunuh
mikroorganisme
sebagai barier yang memisahkan bagian
meningkat
dengan
dalam sel (sitoplasma) dari lingkungannya.
konsentrasi zat antimikroba.22,
Jika fungsi dari membran ini rusak, maka
penelitian ini faktor-faktor tersebut telah
integritas sel akan hancur, yang pada
disamakan sehingga memungkinkan hasil
akhirnya isi sitoplasma akan bocor ke luar,
efektivitas keduanya dapat menunjukkan
dan sel akan mati.20, 21 Gel hand sanitizer
hasil tidak ada perbedaan yang bermakna.
akan
meningkatnya 23
Dalam
dan tisu basah antiseptik tersebut memiliki mekanisme yang hampir serupa yang pada
KESIMPULAN
akhirnya akan menyebabkan lisis sel.
Gel hand sanitizer dengan bahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
aktif alkohol 60% dan tisu basah antiseptik
efektivitas penggunaan antiseptik antara
dengan bahan aktif benzalkonium klorida
lain: jumlah mikroorganisme, semakin
0,1% efektif dalam mengurangi jumlah
besar jumlah bakteri sebagai kontaminan
koloni kuman di tangan, tetapi tidak
maka makin lama pula antiseptik bisa
terdapat
membunuh bakteri tersebut. Lamanya
menurunkan jumlah koloni kuman di
kontak dengan antiseptik. Keberadaan
tangan
mikroorganisme,
sanitizer dan tisu basah antiseptik.
keadaan
kering atau
perbedaan
antara
efektivitas
penggunaan
gel
dalam
hand
gumpalan darah, nanah, sisa-sisa buangan, sisa
susu
dapat
melindungi
DAFTAR PUSTAKA 1.
mikroorganisme antiseptik
secara
dari
kontak
efektif.
dengan
Temperatur,
2.
dengan meningkatnya suhu maka akan 3.
terjadi
peningkatan
reaksi
kimia.
Comer MM, Ibrahim M, McMillan VJ, Baker GG, Patterson SG. Reducing the spread of infectious disease through hand washing. Journal of extension. 2009 Feb 23; 47 (1). Darmadi. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008. p. 6-7. Oranusi SU, Akande VA, Dahunsi SO. Assessment of microbial quality and antibacterial activity of commonly used hand
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017
819
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. 13.
washes. Journal of Biological and Chemical Research. 2013 Dec 05; 30 (2). p. 570-580. Verma DK, Tesfu K, Getachew M, Workineh Y, Mekuriaw F, Tilahun M. Evaluation of antibacterial efficacy of different hand gel sanitizer in University of Gondar Students, North-west Ethiopia. Journal of Global Biosciences. 2003 Nov 07; 2(6). p. 166-173. WHO (World Health Organisation). WHO Report on top ten causes of the death. 2014 May. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs 310/en/ (6 Juli 2014) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013: laporan nasional 2013. 2013. World Health Organization (WHO). WHO guidelines on hand hygiene in health care. 2009. Centers for Disease Control and Prevention. Guideline for hand hygiene in health care settings. 2002 Oct 25; 51 (RR-16). Yuliyana, I. Efektivitas tisu basah antiseptik sebagai alternatif cuci tangan biasa dalam menurunkan jumlah bakteri telapak tangan [tesis]. Bandung: Universitas Maranatha; 2011. Desiyanto FA, Djannah SN. Efektivitas mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer) terhadap jumlah angka kuman. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health). 2013 Sep; 7(2). p. 55-112. Center for Disease Control. Enviroment Hygiene Monitoring: A Guide for Enviroment Health Officer, CDC: Provincial Health Service Authority. 2010. Waluyo, Lud. Mirkobiologi umum. Edisi revisi. Malang: UMM Press; 2007. Oke MA, Bello AB, Odebisi MB, Ahmed ElImam AM, Kazeem MO. Evaluation of Antibacterial Efficacy of Some Alcohol-
14.
15.
16.
17.
18. 19.
20.
21.
22.
23.
Based Hand Sanitizers Sold in Ilorin (NorthCentral Nigeria). Ife Journal of Science vol. 15, no. 1. 2013 Kumud M, Neha S, Seema T. Comparative Evaluation of Efficacy of Alcoholic VS Nonalcoholic Hand Sanitizer. Int. J. LifeSc. Bt & Pharm I SSN 2250-3137 www.ijlbpr.com Vol. 1, No. 4, October 2012 MCDonnelli G, Denver R. Antiseptics and Disinfectants: Activity, Action, and Resistance. Clinical Microbiology Reviews Vol. 12 No. 1. Jan. 1999, p. 147–179 Ascenzi JM. Handbook of Disinfectants and Antiseptics. New York: 1996. ISBN 0-82479524-5 Ramadha, Izkar. Efek Antiseptik Berbagai Merk Hand Sanitizer. Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syaruf Hidayatullah. 2013 Lowy FD. Staphylococcus aureus Infection. N Engl J Med, 1998; 339-520 L.G. Harris, S.J. Foster, and R.G. Richards. An Introduction to Staphylococcus aureus, and Techniques for Identifying and Quantifyings Adhesins In Relation to Adhesion to Biomaterials: Review. European Cells and Materials Vol. 4. 2002; 39 – 67. Madigan MT, Martinko JM, Parker J. Brock Biology of Microorganisms,. Tenth Edition, International Edition. United States of America: Pearson Education International. 2003 Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Medical Microbiology. New York: Thieme Stuttgart. 2005 Jawetz E, J.L. Melnick and E.A. Adelberg. 2005. Flora Mikroba Normal tubuh Manusia of Medical Mikrobiologi Permatasari Y. Perbandingan efektivitas antiseptik chlorexidine glukonat dengan phenoxylethanol terhadap penurunan angka kuman pada telapak tangan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012
Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017