PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

Download 17 Okt 2016 ... rendah, sedangkan intensi perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah tidak berbeda ... Dek...

0 downloads 446 Views 2MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh : Christina Ratna Arum Riry NIM: 119114014

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PERBEDAAN II\TTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Disusun Oleh

.

Christina Ratna Arum Riry

MM:

119114014

Telah Disetujui Oleh

:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Tanggal:

14 OCI

201 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Dipersiapkan dan ditulis oleh Christina Ratna Arum Riry

NIM:

:

119114014

Telah dipertanggungjawabkan di depan panitia penguji pada tangg al 27 luli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Tanda Tangan

Penguji 1 : Dr. YB. Cahya Widiyantc, M. Si.

Penguji 2 :Drs. H. Wahyudi, M. Si.

Penguji 3 : R. Landung Eko P., M. Psi.

Yogyakarta,

liOCi

201$

F

Dharma

Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.

lll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Kerajinan tanpa pengetahuan, tidak baik; orang yang tergesah-gesah akan membuat kesalahan”. -Amsal 19:2-

“Keyakinan bisa merubah segala sesuatu yang sulit menjadi mudah”. -Mh Putra-

“A GOAL WITHOUT A PLAN IS JUST A WISH” -NN-

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya persembahkan karya ini untuk : Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberiku perlindungan dankebahagiaan. Mamah Putri (Alm.) yang selalu kurindukan. Papah (Pieter) dan Mamah (Ike) yang selalu mendukung kegiatan dan sekolahku. Mas Dewa yang menguatkanku, membantu kesulitanku dan menghiburku. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat dan kegembiraan.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERI\IYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang

telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Oklober 2016 Penulis,

Christina Ratna Arum Rirv

VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Christina Ratna Arum Riry

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif dengan tujuan mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi merupakan variabel bebas, dan intensi perilaku prososial merupakan variabel tergantung. Subjek terdiri dari 207 orang remaja berusia 15 – 21 tahun. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala intensi perilaku prososial dengan (α = 0,908). Hasil analisis dari penelitian ini menggunakan One Way ANOVA dengan perolehan nilai probabilitas atau nilai signifikansi sebesar 0.002 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan pada tiap kelompoknya menunjukkan bahwa remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan ketika dibandingkan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah, sedangkan intensi perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi.

Kata kunci : Intensi Perilaku Prososial, Status Sosial Ekonomi Orang Tua

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DIFFERENCES IN ADOLESCENT PROSOCIAL BEHAVIOR INTENTION VIEWED FROM PARENTS’ SOCIO-ECONOMIC STATUS

Christina Ratna Arum Riry

ABSTRACT

This is a quantitative comparative research in order to know the differences in adolescents prosocial behavior intention viewed from parent’s socio-economic status. Socio-economic status is an independent variable, and pro social behavior intention is a dependent variable. Subjects consisted of 207 adolescents aged 15-21 years. The data collection method using pros ocial behavior intention scale (α = 0.908). Analytical results from this study using One Way ANOVA with the acquisition value of the probability or significance at 0.002 (p <0.05). This results shows that there were differences in adolescents pro social behavior intentions viewed from parents’ socio-economic status. The differences of three socio-economic status group show that adolescent from high and middle socio economic status have the prosocial behavior intentions significantly than adolescent from lower socioeconomic status, while the prosocial behaviors intention in adolescents of middle socio economic status did not differ significantly by high socio-economic status.

Keyword : Prosocial Behaviors Intention, Parents’ Socio-Economic Status

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama

: Christina Ratna Arum

NIM

: 119114014

Rirv

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna karya ilmiah saya yang berjudul:

..PERBEDAAN INTENSI PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA' Besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

hak untuk

menyimpan,

di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 17 oktober 2016

Yang Menyatakan,

ll

0q/4 v)/ Christina Ratna Arum Riry

IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar, sebagai salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk medapatkan gelar sarjana psikologi (S.Psi.) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selama penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma (Dr.

T.

Priyo

Widiyanto, M.Si.) beserta jajaran Dekanat 2. Prof. Dr. A. Supratiknya

selaku dosen pembimbing akademik atas nasehat-

nasehatnya yang sangat membangun 3. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya dan kesabarannya membimbing saya dalam proses penyusunan skripsi ini 4. Teman-teman yang berkenan membantu selama proses pengambilan data 5. Teman-teman satu bimbingan yang telah berjuang bersama, saling memberi masukan dan semangat (Clara, Betrik, Mbak Tirza, Olga, Reza, Mas Efreim, Ruth, Mas Rio) 6. Teman-teman OMK Kraton (Ika, Nia, Nina, Mas Seno, Linda, Mas Dewa) yang selalu menanyakan selama proses pengerjaan skripsi ini

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7.

Sahabatku (Arum, Ratna, Mbokdhe, Pipin, Sita, Mega, Ria, Vania, Retha) atas semangat dan penghiburan serta selalu bersedia memberi membantu selama

peneiti menyusun skripsi ini Saya merasa skripsi ini

jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf

atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata maupun

dalam penulisan. Semoga skripsi

ini

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang

membutuhkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 17 Oktober 2016 Penulis,

l,

Cil4 Christina Ratna Arum Riry

XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT.......................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................9 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................9 D. Manfaat Penelitian ...............................................................................10 1. Manfaat Teoritis .............................................................................10

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Manfaat Praktis ..............................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................11 A. Status Sosial Ekonomi .........................................................................11 1. Definisi Status Sosial Ekonomi .....................................................11 2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi ............................................13 3. Penentu Status Sosial Ekonomi .....................................................14 B. Intensi Perilaku Prososial.....................................................................17 1. Definisi Intensi Perilaku Prososial .................................................17 2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial ....................................................19 3. Indikator Perilaku Prososial ...........................................................20 4. Faktor Penentu Perilaku Prososial .................................................20 C. Remaja..................................................................................................25 D. Kerangka Konseptual ...........................................................................26 E. Hipotesis Penelitian ..............................................................................32 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................33 A. Jenis Penelitian.....................................................................................33 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................33 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................33 1. Status Sosial Ekonomi ...................................................................34 2. Intensi Perilaku Prososial................................................................34 D. Subjek Penelitian..................................................................................35

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................35 1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................................36 2. Skala Intensi Perilaku Prososial ................................................37 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................39 1. Validitas .....................................................................................39 2. Seleksi Item................................................................................39 3. Reliabilitas .................................................................................41 G. Metode Analisis Data...........................................................................41 1. Uji Asumsi .....................................................................................41 2. Uji Hipotesis ..................................................................................42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................44 A. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................44 B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................45 C. Deskripsi Data Penelitian.....................................................................49 1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Subejek Penelitian ....................49 2. Intensi Perilaku Prososial.................................................................51 D. Analisis Data Penelitian ........................................................................52 1. Uji Normalitas................................................................................52 2. Uji Homogenitas ............................................................................53 3. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................54 E. Pembahasan..........................................................................................57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................63 xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kesimpulan ..........................................................................................63 B. Keterbatasan Penelitian.......................................................................63 C. Saran.....................................................................................................64 1. Bagi Orang Tua ..............................................................................64 2. Bagi Lembaga Pemerintahan .........................................................65 3. Bagi Penelitian Selanjutnya ...........................................................66 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................67 LAMPIRAN.....................................................................................................71

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL Tabel 1.

Koding Penghasilan Ayah ............................................................36

Tabel 2.

Pemberian Skor pada Skala Intensi Perilaku Prososial ................37

Tabel 3.

Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item ...................................38

Tabel 4.

Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item.....................................40

Tabel 5.

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................45

Tabel 6.

Deskripsi Usia Subjek ..................................................................46

Tabel 7.

Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek .......................47

Tabel 8.

Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek ........................................47

Tabel 9.

Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek .....................................49

Tabel 10.

Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek ....................50

Tabel 11.

Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek .................................51

Tabel 12.

Hasil Uji Normalitas .....................................................................53

Tabel 13.

Hasil Uji Homogenitas..................................................................54

Tabel 14.

Hasil Uji Hipotesis ........................................................................55

Tabel 15.

Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial ..........56

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Skala Uji Coba..........................................................................72

Lampiran 2.

Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Uji Coba...........................89

Lampiran 3.

Skala Penelitian ........................................................................93

Lampiran 4.

Reliabilitas Skala Penelitian ...................................................107

Lampiran 5.

Deskripsi Data Berdasarkan Kelompok Status Sosial Ekonomi Orang Tua ....................................................110

Lampiran 6

Hasil Uji Normalitas, Hasil Uji Homogenitas, dan Hasil Uji ANOVA ...........................................................112

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sebuah jurnal berjudul, “Having Less Giving More” tentang suatu penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Piff, Kraus dan Keltner pada tahun 2010 di Amerika dilakukan untuk melihat pengaruh kelas sosial seseorang terhadap perilaku prososialnya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari kelas sosial bawah lebih prososial dari pada subjek yang berasal dari kelas sosial atas. Jurnal tersebut menarik bagi peneliti dan memunculkan pertanyaan untuk direfleksikan. Benarkah orang miskin lebih dermawan daripada orang kaya? Apakah orang kaya tidak mau menolong karena mereka pelit atau enggan mengalami kerugian secara materi dan waktu saat mereka menolong orang lain? Saat berada di tempat umum, tidak jarang terlihat beberapa orang yang cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitar. Sikap acuh tak acuh ini ditunjukkan oleh orang-orang cenderung kurang peduli dengan keadaan orang lain yang sedang membutuhkan bantuan. Penyebabnya bisa

jadi karena pengaruh budaya hedonis dan individualis,

sehingga

seseorang hanya mementingkan kesenangan dan kepentingan pribadi. Sebagai contoh, pelaku kasus korupsi atau kasus penipuan yang sering kita lihat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

pemberitaannya di media berlatar belakang status sosial ekonomi tinggi. Kasus tersebut merupakan tindakan yang hanya mementingkan kepentingan dan kesenangan pribadi tetapi sangat merugikan orang lain. Akan tetapi, seseorang dengan latar belakang status sosial ekonomi rendah juga bisa memiliki kecenderungan untuk kurang prososial dan cenderung lebih berisiko untuk menjadi pelaku tindakan kejahatan yang bertolak belakang dengan tindakan prososial. Menurut hasil pendataan Podes 2011, sebanyak 62,79 persen desa / kelurahan di DIY mengalami tindak kejahatan pencurian sebagai bentuk tindak kejahatan yang paling sering terjadi (BPS DIY, 2011). Logikanya, orang mencuri karena mengalami persoalan ekonomi dan masalah kesejahteraan hidup. Penyebabnya karena tidak memiliki pekerjaan atau pendapatan yang mencukupi untuk memenuhi kubutuhan hidup sehari-hari sehingga

seseorang

melakukan

tindakan

kriminal

demi

kesejahteraan

hidupnya dan mengabaikan kesejahteraan hidup orang lain. Menurut Anwar (dalam Kompasiana.com, kemiskinan

memiliki

2015) khusus dalam bidang sosial ekonomi,

korelasi

yang

positif terhadap

tingkat

perbuatan

kriminal. Oleh sebab itu, orang miskin memiliki kecenderungan lebih besar untuk kurang prososial daripada orang kaya. Kriteria kaya dan miskin merupakan suatu label dalam masyarakat yang berhubungan dengan status sosial ekonomi yang dimiliki seseorang. Seseorang dikatakan kaya karena memiliki status sosial ekonomi yang tinggi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

sedangkan orang miskin memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Status sosial

ekonomi

adalah

kedudukan

seseorang

secara

umum

didalam

masyarakat berdasarkan unsur-unsur ekonomi yang sehubungan dengan lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1990). Status sosial ekonomi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan karakteristik

pendidikan,

pekerjaan

dan

penghasilan

(Santrock,

2003).

Menurut Gilarso (2004), status sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia digolongkan menjadi tiga. Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang tergolong miskin. Kedua, keluarga dengan status sosial ekonomi menengah yang tergolong cukup. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi yang tergolong makmur atau kaya. Sebagai mahkluk sosial, manusia wajib untuk saling tolong menolong satu sama lain tanpa mempedulikan status seseorang. Tindakan menolong merupakan direncanakan

tindakan untuk

prososial

yang

memberikan

mencakup

manfaat

bagi

setiap orang

tindakan lain,

yang tanpa

mempedulikan motif-motif si penolong (Sears dkk, 1985). Tindakan prososial dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik secara fisik maupun psikologis orang tersebut. Jika seseorang melakukan tindakan kejahatan, maka tindakan orang tersebut bertolak belakang dari tindakan prososial dengan apapun motifnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

Berkaitan dengan konsep solidaritas, perilaku prososial bisa dilandasi oleh adanya rasa solidaritas dari individu karena merasa memiliki sifat-sifat yang sama, menganut kepercayaan yang sama, dan suatu tujuan yang sama antar anggota suatu kelompok. Namun, sikap solidaritas yang mencerminkan tindakan

prososial

kesejahteraan memperjuangkan

adalah

orang suatu

lain

tindakan seperti

keadilan,

yang

bertujuan

mengungkap

melawan

suatu

penindasan

meningkatkan kebenaran, yang

dapat

meningkatkan kesejahteraan hidup orang banyak. Jika sikap solidaritas dilandasi dengan tujuan untuk mencelakai orang lain seperti balas dendam, tawuran, dan bahkan merencanakan suatu tindakan untuk mencelakai orang lain dengan menggunakan kekerasan, maka tindakan tesebut tidak termasuk dalam tindakan prososial karena terdapat unsur yang dapat merugikan pihak lain. Dewasa ini, semakin marak pemberitaan mengenai kenakalan remaja di media elektronik maupun media cetak yang memberitakan mengenai kasus kriminalitas yang dilakukan oleh remaja. Contoh kasus kenakalan remaja beberapa waktu lalu yang cukup heboh di Yogyakarta yakni seorang remaja melakukan penyekapan dan penyiksaan kepada teman sebayanya karena persaingan sebuah tatto (suaramerdeka.com). Remaja tersebut menculik, menyekap dan menyiksa temannya karena rasa tidak suka terhadap temannya tersebut. Pada tahun 2013, dari 37 jenis tindak kejahatan yang dihimpun oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

Kepolisian, 12 di antaranya dilakukan oleh remaja. Kejahatan tersebut meliputi pemerkosaan, perzinahan, cabul, penganiayaan ringan, berat, hingga pengeroyokan. Termasuk tindak kejahatan seperti pencurian dengan pemberat (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian kendaraan bermotor dan membawa lari anak perempuan (Lidwina dalam kompasiana.com, 2015). Usia remaja yang potensial menjadi harapan orang tua, masyarakat dan bangsa terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji. Tindakan tersebut tidak mencerminkan tindakan prososial karena dampaknya sangat merugikan orang lain. Apakah tindakan remaja yang jauh dari sikap prososial ini karena ada pengaruh dari latar belakang status sosial ekonomi keluarga? Dasar dari perilaku prososial adalah empati. Individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi untuk menolong seorang teman dari pada mereka yang memiliki empati rendah (Schlenker & Britt dalam Baron & Byrne,

2005).

Rasa empati memotivasi seseorang melakukan tindakan

altruistik. Secara afektif, orang yang berempati adalah orang yang merasakan apa yang orang lain rasakan (Darley dalam Baron & Byrne, 2005). Secara kognitif, orang yang berempati adalah orang yang memahami apa yang orang lain rasakan (Azar dalam Baron & Byrne, 2005). Orang yang berempati mampu

mempertimbangkan

sudut

pandang

orang

lain

dan

mampu

menempatkan diri dalam posisi orang lain. Maka dari itu, penting untuk mengembangkan pemahaman sosial pada remaja yang melibatkan kesadaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

diri dan refleksi sebagai bentuk dari empati. Jika pemahaman sosial dan empati gagal dikembangkan, hal ini akan menjerumuskan remaja ke dalam kesulitan sosial antara lain mengalami hambatan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, menjalin hubungan dengan orang lain, sulit mengendalikan kontrol sosialnya, dan kurang mampu bekerja sama dengan orang lain (David Howe, 2015). Selain itu, gagalnya perkembangan sosial remaja akan membuat remaja mudah terlibat dalam kasus kenakalan remaja dan mengurangi tindakan prososialnya. Keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia akan menentukan perkembangan pemahaman sosial pada remaja. Di dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial antar anggota keluarga yang akan memunculkan pembentukan norma-norma sosial, internalisasi norma-norma, dan rasa saling memiliki (Gerungan, 1987). Status sosial ekonomi keluarga tentulah

mempunyai

peran

terhadap

perkembangan

remaja

khususnya

mengenai perkembangan sosialnya. Situasi dan interaksi yang terjadi di lingkungan keluarga pada tiap kelompok status sosial ekonomi cenderung berbeda. Hubungan orang tua dan remaja yang hidup dalam situasi sosial ekonomi menengah atau tinggi yang akan kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental seperti memperoleh nafkah dan tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan hidup

primer manusia,

sehingga orang tua dapat

mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada remaja. Hal ini berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

dengan keluarga yang hidup dalam status sosial ekonomi rendah yang akan mengalami

tekanan-tekanan

fundamental

untuk

mencari

nafkah

dan

memenuhi kebutuhan hidup, sehingga perhatian keluarga terpusat untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Status

sosial

ekonomi

tidak

menjadi

faktor

mutlak

dalam

perkembangan sosial pada remaja, sebab hal tersebut bergantung pada sikap orang tua dan bagaimana corak interaksi dalam masing-masing keluarga. Perkembangan sosial memang ditentukan oleh pengaruh dari banyak faktor di luar diri dan di dalam diri remaja, sehingga tidak mudah untuk menentukan faktor manakah yang paling menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial remaja. Seperti faktor budaya yang melalui proses sosialisasi normanorma, adat istiadat dan nilai-nilai yang diterapkan di daerah setempat bisa memengaruhi perilaku

seseorang

khususnya terhadap

perilaku prososial

seseorang. Walaupun demikian, keterkaitan antara status sosial ekonomi dan intensi perilaku prososial dapat ditunjukkan dengan adanya faktor umum dari situasi keluarga seperti gaya pengasuhan yang dapat memberi pengaruh yang menguntungkan

atau

pengaruh

yang

menghambat

perkembangan

sosial

remaja. Pengaruh yang menguntungkan perkembangan sosial seperti memberi kehangatan dan kasih sayang, penjelas untuk setiap tindakan yang dilakukan remaja akan membuat remaja memiliki intensi perilaku prososial. Sedangkan pengaruh yang menghambat perkembangan sosial seperti hukuman, rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

amarah orang tua dan kekerasan baik fisik maupun verbal pada remaja akan membuat remaja kurang memiliki intensi perilaku prososial. Pengalaman yang kurang menyenangkan dan model yang kurang positif yang didapat oleh remaja akan menyebabkan remaja mengalami kesulitan dan kegagalan saat menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Psikiater Rober Coles (dalam Baron & Byrne, 2005) menekankan pentingnya ibu dan ayah dalam membentuk inteligensi moral pada anak dengan mengajarkan anak

untuk

berperilaku baik dan untuk berpikir

mengenai orang lain selain dirinya sendiri. Penelitian oleh Chernyak dan Kushnir (dalam Utomo, 2014) menunjukkan fakta bahwa jika anak dibiasakan untuk saling berbagi dengan orang lain sejak balita, akan mendorong anak menjadi pribadi senang menolong di masa depan. Selain itu model-model prososial dan kekuatan dari contoh positif dapat mendukung tindakan prososial pada anak (Baron & Byrne, 1994). Rasa empati dapat ditingkatkan ketika orang tua dapat mendiskusikan emosi-emosi bersama anak-anak. Sebaliknya, rasa amarah orang tua jika dipakai sebagai cara utama untuk mengontrol anak dapat menjadi penghambat utama perkembangan empati anak (Azar dalam Baron & Byrne, 1994). Oleh karena itu, peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam membantu remaja menjalankan fungsi sosial dalam perkembangannya karena konteks sosial di mana remaja tinggal khususnya

di

dalam

keluarga

akan

banyak

berpengaruh

terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

perkembangan anak dan remaja (Santrock, 2010). Hal ini yang menjadi faktor adanya

perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap

kelompok

masyarakat. Penting bagi orang tua untuk selalu mengikuti perkembangan anaknya sehingga

diharapkan

anak

memiliki perilaku yang positif pada tahap

perkembangan selanjutnya, khususnya pada tahapan remaja yang sangat perlu pengawasan dan perhatian dari orang tua. Hal tersebut akan membantu remaja terhindar dari tindakan antisosial atau tindakan kriminal. Melihat fenomena yang ada, peneliti ingin melihat perbedaan perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah status sosial ekonomi menyebabkan perbedaan perilaku prososial pada remaja.

B. Rumusan Masalah Apakah secara empirik ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini ingin melihat perbedaan intensi perilaku prososial yaitu kecenderungan perilaku prososial pada remaja dengan orang tua yang berstatus sosial ekonomi rendah, remaja dengan orang tua yang berstatus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

sosial ekonomi menengah, dan remaja dengan orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi, kemudian hasilnya akan dibandingkan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah disiplin ilmu Psikologi, khususnya pada pembelajaran Psikologi Perkembangan dan juga Psikologi Sosial mengenai topik tentang perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sesuai dengan topik yang terkait.

1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau bahan refleksi bagi orang tua dan anak khususnya remaja di tengah maraknya kenakalan remaja yang semakin meningkat. Dari hasil penelitian ini, orang tua bisa mengetahui bagaimana meningkatkan perilaku prososial remaja sehingga remaja tidak mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam kenakalan remaja dan terhindar dari perilaku antisosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Status Sosial Ekonomi 1. Definisi Status Sosial Ekonomi Soekanto (1990) menjelaskan bahwa status sosial dapat diartikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat, sedangkan status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang menempatkan seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat berdasarkan unsur ekonomi. Menurut Berk (2012), status sosial ekonomi menjadi faktor yang menentukan posisi sosial dan kesejahteraan ekonomi seseorang. Posisi sosial tersebut dilihat dengan menggabungkan tiga variabel yang tidak sepenuhnya tumpang tindih. Pertama adalah pendidikan. Kedua adalah gengsi pekerjaan seseorang dan keterampilan yang diperlukan. Keduanya menjadi ukuran status sosial. Ketiga adalah pendapatan yang menjadi ukuran status ekonomi. Menurut Gilarso (2004), ada tiga kelompok di dalam masyarakat. Pertama, keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang tergolong miskin. Keluarga yang tergolong miskin memiliki pendapatan setiap bulan lebih sedikit dari pengeluaran yang digunakan sehingga terpaksa harus hidup dengan kekurangan atau berhutang pada orang lain. Kedua, keluarga dengan 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

status sosial ekonomi menengah yang tergolong cukup. Keluarga yang tergolong cukup memiliki pendapatan setiap bulan yang semuanya habis dibelanjakan guna membeli kebutuhan sehari-hari dan tidak ada sisa, tetapi juga tidak ada hutang. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi yang tergolong makmur atau kaya. Keluarga yang tergolong makmur memiliki pendapatan yang lebih besar setiap bulannya sehingga uang yang dibelanjakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari sisa. Sisa uang tersebut bisa

dijadikan

tabungan

dan

dapat

digunakan sewaktu-waktu.

Dalam

masyarakat, seseorang dengan status sosial ekonomi tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosial ekonominya lebih rendah. Jadi, status sosial ekonomi dapat dikatakan sebagai kedudukan seseorang (orang tua) di dalam kelompok masyarakat berdasarkan unsur ekonomi yang didukung dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tersebut. Seseorang yang menempuh pendidikan yang tinggi, idealnya akan mendapatkan jenis pekerjaan yang baik dan penghasilan yang tinggi. Seorang yang berprofesi sebagai dokter akan memiliki penghasilan yang berbeda dengan seseorang yang berprofesi sebagai buruh. Semakain tinggi kehidupan ekonomi seseorang, maka semakin tinggi pula status sosial suatu keluarga dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

2. Faktor-Faktor Status Sosial Ekonomi Menurut Soekanto (1990), status sosial atau kedudukan sosial yang dimiliki seseorang diperoleh melalui dua cara : a. Ascribed-Status Kedudukan

seseorang

dalam

masyarakat

tanpa

memperhatikan

perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan dengan cara ini diperoleh karena kelahiran. Anak yang lahir dari keturunan bangsawan, secara otomatis anak tersebut akan menjadi bangsawan pula. Seseorang yang dilahirkan dan disosialisasikan dalam keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi, mereka langsung mendapatkan status sebagai orang kaya. Selain itu, anak-anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan hidup yang lebih baik dan terjamin.

b. Achieved-Status Kedudukan

seseorang

yang

didapat

dengan

usaha-usaha

yang

disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Seseorang yang baru mengalami menjadi orang kaya yang memiliki banyak uang, tetapi mungkin tidak memiliki gaya hidup seperti orang dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, mereka bisa membeli rumah, mobil, pakaian dan barangbarang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

3. Penentu Status Sosial Ekonomi Ada beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua. Menurut Horton & Hunt (1980), penentu status sosial ekonomi antara lain pendapatan, pekerjaan dan pendidikan. Namun, ada faktor tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tinggi dan rendahnya status sosial ekonomi seseorang yakni kekayaan berupa fasilitas atau barang berharga yang dimiliki orang tersebut.

a. Pendidikan Fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan anak didik (Mahmud, 1990). Melalui pendidikan, seseorang akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih dari orang yang tidak menempuh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, idealnya akan menunjang seseorang untuk mendapatkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Pendidikan yang ditempuh seseorang tidak hanya membawa keterampilan kerja, tetapi juga membawa perubahan dalam rasa, tujuan, etiket, dan cara keseluruhan hidup seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh seseorang, maka orang tersebut dijunjung dan dihormati sehingga harapannya orang tersebut dapat menjadi panutan dan contoh. Menurut Wibowo (2004), jenjang pendidikan di Indonesia dapat digolongkan menjadi enam

tingkatan

yaitu

tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

berpendidikan, SD,

SMP,

SMA/ sederajat,

Diploma/ Sarjana muda, dan

Sarjana (S1) ke atas.

b. Pekerjaan Pekerjaan adalah penentu lain dari status sosial ekonomi. Bekerja adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup yang

layak. Begitu orang mengembangkan jenis khusus dari suatu

pekerjaan, mereka membandingkan beberapa jenis pekerjaan yang lebih terhormat daripada yang lain (Horton & Hunt, 1980). Para pekerja dengan prestise yang tinggi umumnya menerima pendapatan yang lebih tinggi. Jika kita tahu pekerjaan seseorang, maka kita dapat membuat beberapa dugaan tentang jenis pendidikan,

standar hidup,

dan rutinitas sehari-hari atau

kehidupan keluarganya.

c. Pendapatan Pendapatan merupakan hasil atau upah dari usaha seseorang bekerja. Pendapatan atau penghasilan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi (Gilarso, 2004). Penghasilan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, atau hasil dari milik. Pendapatan seorang yang bekerja biasanya berupa uang. Selama periode waktu tertentu, uang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

menguntungkan bagi orang-orang dari status sosial ekonomi tinggi karena dengan mudah mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup baik primer, sekunder dan tersier. Pendapatan dari setiap jenis pekerjaan akan berbeda. Sifat dan sumber pendapatan seseorang menunjukkan latar belakang suatu keluarga dan cara kemungkinan hidup mereka. Maka, pendapatan merupakan faktor yang penting sebagai penentu dari pengelompokan status sosial ekonomi. Berdasarkan daftar UMP di Indonesia pada tahun 2016 (liputan6. com), Provinsi Jakarta menetapkan UMP cukup tinggi sebesar Rp 3.100.000 dibandingkan dengan UMP di Provinsi lain. Yogyakarta menetapkan UMK sebesar

Rp

1.452.400

(kompas.com)

yang

tergolong

cukup

rendah

dibandingkan dengan UMK di daerah lain. Peneliti menggunakan UMK Yogyakarta sebagai batas bawah dan UMP Jakarta sebagai batas atas dalam pengelompokkan berdasarkan pendapatan orang tua. Pengelompokan tersebut dibedakan menjadi < Rp1.500.000 , Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 , > Rp 3.000.000.

d. Kepemilikan Fasilitas dan Barang Berharga Barang-barang berharga yang dimiliki oleh suatu keluarga yang digunakan secara pribadi maupun yang digunakan bersama oleh anggota keluarga dapat memperlihatkan status sosial ekonomi keluarga tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

misalnya barang-barang elektronik yang digunakan di rumah. Jika semakin banyak alat-alat elektronik yang digunakan, maka semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Dari hal tersebut juga dapat dilihat bagaimana tingkat kemampuan finansial suatu keluarga. Selain barang-barang elektronik, kendaraan pribadi menjadi barang berharga yang dapat memperlihatkan latar belakang status sosial ekonomi seseorang. Jika semakin tinggi harga atau banyaknya jumlah kendaraan yang dimiliki seperti motor dan mobil, maka kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut berasal dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan penentu yang utama untuk mengelompokkan status sosial ekonomi seseorang karena orang tua yang memiliki pengasilan yang tinggi belum tentu memiliki kendaraan pribadi mewah. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup karena mungkin ada orang yang lebih suka dengan gaya hidup yang sederhana walaupun berasal dari status sosial ekonomi tinggi

B. Intensi Perilaku Prososial 1. Definisi Intensi Perilaku Prososial Intensi merupakan suatu keinginan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku di kehidupan nyata. Azwar (dalam Utomo, 2014) menyatakan bahwa intensi merupakan bagian dari sikap manusia yang merupakan kecenderungan melakukan perilaku tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

Perilaku prososial adalah tindakan yang memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan bantuan (Staub, 1978). Menurut Baron & Byrne (2005) perilaku prososial yaitu suatu tindakan menolong yang menguntungkan

orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan

langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin melibatkan risiko bagi orang yang menolong. Pengertian yang serupa juga dikemukakan oleh Sear, dkk (1994) bahwa perilaku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa mempedulikan motif-motif si penolong. William (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2009) membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku prososial bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan orang lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensi perilaku prososial merupakan kecenderungan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang lain sehingga memberi manfaat bagi penerima bantuan, terlepas dari motif-motif orang yang memberikan bantuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Menurut Mussen (dalam Asih dan Pratiwi, 2010) terdapat 5 aspekaspek dari perilaku prososial yaitu : a. Berbagi (sharing) Kesediaan seseorang untuk berbagi perasaan atau pengalaman yang dialami kepada orang lain, baik dalam suasana suka maupun duka. b. Kerjasama (cooperating) Kesediaan seseorang bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Adanya unsur saling menguntungkan satu dengan yang lain dan secara bersama-sama menerima konsekuensi baik dan buruk. c. Menolong (helping) Kesediaan seseorang secara sukarela untuk membantu orang lain yang mengalami kesusahan tanpa memperdulikan untung maupun rugi. d. Kejujuran (honesty) Bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan berkata sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan tidak kenyataan yang sebenarnya.

menambahkan atau mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

e. Berderma (donating) Kesediaan seseorang memberikan barang atau sesuatu yang dimilliki dalam bentuk materi kepada orang lain yang membutuhkan. Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan. Menurut Wentzel (2007), bentuk dari kompetensi sosial pada remaja adalah sharing, helping, dan cooperative. Jadi, tiga dari lima aspek perilaku prososial yaitu berbagi, menolong, dan kerjasama merupakan bentuk perilaku prososial yang akan lebih sering muncul pada usia remaja.

3. Indikator Perilaku Prososial Ada tiga indikator yang menandai tindakan prososial yakni pertama tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku. Kedua, tindakan yang dilakukan secara sukarela. Ketiga, tindakan yang dilakukan menghasilkan kebaikan (Staub, 1978).

4. Faktor Penentu Perilaku Prososial Ada banyak faktor yang menjadi penentu seseorang melakukan tindakan prososial. Faktor-faktor tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

a. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang yang memengaruhi dirinya untuk melakukan tindakan prososial. Faktor ekternal tersebut diantaranya adalah faktor kehadiran orang lain yang memberi dampak terhadap usaha seseorang untuk menolong. Semakin banyak orang yang hadir (efek penonton) terkadang menghambat dalam usaha untuk memberi pertolongan. Kehadiran orang lain atau efek penonton menyebabkan adanya

penyebaran

tanggung

jawab

dan

ambiguitas

dalam

menginterpretasikan situasi (Sear dkk, 1985). Faktor kondisi lingkungan menjadi faktor lain yang memberi pengaruh terhadap kesediaan seseorang dalam memberikan bantuan. Seperti efek cuaca yang terkadang orang lebih cenderung membantu saat cuaca cerah. Selain itu, kondisi lingkungan yang bising dapat menurunkan daya tanggap orang terhadap semua kejadian di lingkungan (Sear dkk, 1985). . Faktor tekanan waktu dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam memberikan

bantuan.

Seseorang

yang

sedang

tergesa-gesa mempunyai

kecenderungan yang lebih kecil untuk menolong, dibandingkan orang yang tidak mengalami tekanan waktu (Darley dan Batson dalam Sears, dkk 1985). Menurut Honig (1990), gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang menentukan

anak

dan

remaja

melakukan

tindakan

prososial.

Model

pengasuhan orang tua yang hangat dan menggunakan penalaran induktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perasaan orang lain dapat membuat anak menjadi lebih prososial. Ada tiga tipe gaya pengasuhan menurut Diana Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Gaya

pengasuhan

authoritarian

adalah

gaya

pengasuhan

yang

membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua. Orang tua yang otoriter tidak memberi peluang yang besar pada anak untuk bermusyawarah sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara anak

dan

orang

tua.

Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan

inkompetensi sosial anak-anak. Gaya

pengasuhan

authoritative

adalah

gaya

pengasuhan

yang

mondorong anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan anak, serta terjalin musyawarah verbal antar anak dan orang tua. Pada gaya pengasuhan ini orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Anak-anak yang mempunyai orang

tua

dengan

gaya

pengasuhan

authoritative

akan

cenderung

berkompetensi secara sosial. Gaya pengasuhan permissive adalah gaya pengasuhan yang kurang atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak sehingga gaya pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial pada anak, khususnya kurangnya kendali diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

Faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung juga menjadi faktor lain anak dan remaja melakukan tindakan prososial. Banyak penelitian yang mencatat bahwa model peran yang kuat seperti seorang guru dapat membuat hubungan positif yang memengaruhi kemurahan hati anak terhadap orang lain yang kurang beruntung karena guru menjadi model yang positif bagi anak didiknya. Teman sebaya dan saudara kandung juga memengaruhi kesediaan anak untuk menyumbang, berbagi, bekerja sama dan membantu orang lain (Honig, 1990). Faktor eksternal yang terakhir adalah faktor budaya. Mussen (1990), menyatakan bahwa seorang anak yang dibesarkan dalam budaya yang ekonomi dan cara hidup yang didasarkan pada kerja sama di antara anggota keluarga dan masyarakat akan dilatih untuk kerja sama, sedangkan anak yang dibesarkan dalam masyarakat yang kompetitif akan disosialisasikan dengan cara yang berbeda. Jadi faktor ekternal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial terdiri dari kehadiran orang lain, kondisi

lingkungan, tekanan waktu, gaya

pengasuhan, faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung, serta faktor budaya. Namun, faktor gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang utama sebagai penentu perilaku prososial pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

b. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seseorang yang dapat berpengaruh terhadap keputusan seseorang melakukan tindakan prososial. Faktor kepribadian merupakan faktor internal yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tindakan prososial. Seseorang yang mempunyai tingkat kebutuhan yang tinggi untuk diterima secara sosial merupakan salah satu tipe kepribadian yang memberi pengaruh sekaligus memotivasi seseorang melakukan tindakan prososial. Selain itu, orang yang mempunyai tingkat kebutuhan tinggi untuk menjadi pengasuh cenderung lebih prososial. Pada anak

dan remaja,

kemampuan berempati menjadi bagian dari faktor

kepribadian dan menentukan dalam perilaku prososial (Sear dkk, 1985). Faktor suasana hati menjadi faktor lain penentu perilaku prososial. Seseorang lebih terdorong untuk memberikan bantuan saat mereka mengalami suasana hati yang baik. Hal tersebut dikarenakan suasana hati yang buruk menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada diri sendiri sehinga mengurangi kemungkinan untuk membantu orang lain (Thompson, Cowan, & Rosenhan, 1980). Faktor rasa bersalah mempunyai relevansi khusus dengan perilaku prososial.

Ketika seseorang melakukan tindakan yang dianggap salah,

perasan gelisah akan muncul. Keinginan untuk mengurangi rasa bersalah bisa menyebabkan seseorang menolong orang yang kita rugikan atau dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

melakukan tindakan baik. Suatu penelitian menunjukkan bahwa rasa bersalah yang timbul meningkatkan kesediaan untuk menolong (Cunningham dkk, 1980). Faktor distress diri dan empati merupakan reaksi pribadi seseorang seperti perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya dan perasaan apapun yang dialami seseorang terhadap penderitaan orang lain. Seseorang yang mengalami kondisi empati tinggi cenderung menjadi sukarelawan untuk membantu. Jadi faktor internal yang dapat menjadi penentu perilaku prososial terdiri dari kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distress diri dan empati.

C. Remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa transisi ini ada perubahan yang terjadi baik dari lingkungan sosial maupun fisik

pada remaja. Dalam peralihan menuju

dewasa, ada tuntutan atau tanggung jawab yang lebih besar yang harus diterima oleh remaja, sehingga remaja perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya agar mampu memenuhi tuntutan dan tanggung jawab tersebut. Masa remaja dibedakan menjadi tiga periode yaitu remaja awal dimulai pada usia 12 - 14 tahun, remaja madya pada usia 15 – 18 tahun dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

remaja akhir pada usia 19 - 21 tahun (Steinberg, 2002). Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah remaja pada usia madya dan remaja akhir. Hal ini dilakukan karena remaja pada usia madya mulai muncul adanya kecenderungan “narcissistic” yaitu mencintai diri sendiri, serta muncul suatu kebingungan mengenai peka atau tidak peka, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya (Sarwono, 1989). Sedangkan pada remaja akhir merupakan tahap menuju periode dewasa yang ditandai dengan salah satuanya

upaya

mengantikan

egonsentrisme

yakni

terlalu

memusatkan

perhatian pada diri sendiri ke arah keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain. Namun, muncul suatu pembatas yang memisahkan antar diri pribadinya dengan masyarakat umum (Sarwono, 1989) . Jadi, remaja pada usia madya dan remaja akhir akan mulai mendapat tuntutan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan sosialnya. Sehingga remaja pada usia tersebut diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dan dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

ini ingin

mencoba

memperlihatkan

adanya perbedaan

intensi perilaku prososial pada remaja berdasarkan latar belakang status sosial ekonomi orang tua. Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja muncul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

karena kondisi sosial ekonomi orang tua yang memengaruhi interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Keluarga akan memberi pengaruh terhadap pembentukan perilaku remaja khususnya terhadap

perkembangan sosial

remaja karena keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling dekat dengan remaja. Remaja dalam masa perkembangan sosialnya akan mengalami proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya di dalam maupun di luar rumah seperti menyesuaikan diri dengan tuntutan dan norma-norma yang ada, memahami perspektif orang lain, saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, dan mementingkan kesejahteraan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. Gaya pengasuhan merupakan sebagai salah satu faktor penentu perilaku prososial pada remaja. Dalam keluarga, orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda menerapkan gaya pengasuhan dan cara pendisiplinan yang berbeda kepada remaja. Penerapan gaya pengasuhan yang berbeda tersebut akan memunculkan perilaku yang berbeda pada remaja termasuk perilaku prososial Ada tiga tipe gaya menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Menurut Hurlock (1967) orang tua

dari status sosial ekonomi rendah cenderung menggunakan gaya

pengasuhan authoritarian. Tuntutan ekonomi yang dialami keluarga dari status

sosial

ekonomi

rendah

melemahkan

sistem

keluarga

sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

berdampak pada interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Hal tersebut membuat orang tua mudah marah, bingung, dan tertekan, sehingga dengan cara membatasi dan menghukum, orang tua bisa mengontrol anak mereka ketika anak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja tanpa memberikan penjelasan kepada anak. Orang tua lebih banyak menuntut dan anak harus menaati perintah orang tua tanpa adanya diskusi bersama sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara remaja dan orang tua. Gaya pengasuhan ini membuat anak mengalami ketakutan, merasa kurang aman, komunikasi lemah, tidak percaya diri dan terkadang anak menjadi lebih agresif. Remaja yang mendapat gaya pengasuhan authoritarian cenderung kurang memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga perilaku prososialnya cenderung rendah. Orang

tua

dari

status

sosial

ekonomi

menengah

cenderung

menggunakan gaya pengasuhan authoritative dengan mendorong anak agar lebih mandiri. Orang tua tetap menetapkan batasan dan pengendalian, namun memperlihatkan kehangatan dan kasih sayang. Orang tua juga menjalin komunikasi dua arah dengan anak mereka, mengenai peraturan yang dibuat, serta anak diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang mereka perbuat. Hal tersebut yang membantu mengambangkan rasa empati pada remja sebagai dasar perilaku prososial. Orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini pada anak mereka, membuat remaja mampu mengendalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

diri, mampu menjalin hubungan yang ramah dengan orang lain, mampu bekerja sama, sehingga anak berkompetensi sosial dengan baik sehingga perilaku prososialnya tinggi. Orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi tinggi memiliki pekerjaan yang bergengsi dan materi yang berlimpah bagi anak mereka, namun orang tua cenderung tidak bisa melakukan interaksi keluarga dan pengasuhan yang baik untuk perkembangan anak mereka karena orang tua sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk bertemu sehingga orang tua kurang memiliki kedekatan fisik dan emosional dengan anak mereka. Anak pun kurang mendapatkan arahan dari orang tua, namun tuntutan terhadap anak mereka tinggi. Orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk anak mereka, akan menebus kesalahan mereka dengan cenderung memanjakan remaja dengan cara memenuhi keinginan dan permintaannya. Orang tua yang menggunakan gaya pengasuhan permissive, tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak dan memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan dan keinginan. Hal tersebut menyebabkan remaja mengalami adaptasi yang buruk, kurang memiliki pengendalian diri yang baik, tidak mandiri, mengalami kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya atau orang lain. Remaja yang mengalami gaya pengasuhan ini kurang memiliki

kompetensi

sosial

yang

baik

prososialnya rendah. Dari paparan di atas,

sehingga

cenderung

perilaku

penelitian ini berasumsi bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

gaya pengasuhan orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi yang menyebabkan perbedaan perilaku prososial pada remaja. Pentingnya interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak akan membuat perkembangan sosial anak menjadi lebih baik sehingga anak memiliki perilaku prososial yang tinggi. Pengalaman interaksi sosial di dalam keluarga akan menentukan pula cara-cara dan tingkah laku remaja terhadap orang lain. Jika interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinan interaksi sosial dalam masyarakat juga berlangsung tidak lancar sehingga remaja mengalami hambatan dalam pergaulanya di lingkungan masyarakat dan kurang memiliki keterampilan sosial yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

Gambar 1. Skema Penelitian

Remaja

Status Sosial Ekonomi Rendah

Orang tua menerapkan pola asuh authoritarian:

Status Sosial Ekonomi Menengah

Status Sosial Ekonomi Tinggi

Orang tua menerapkan pola asuh authoritative:

Orang tua menerapkan pola asuh permissive :

-hangat dan penuh kasing sayang -menjalin komunikasi dua arah -membantu mengembangkan empati anak

-kurang atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak

Remaja kurang memiliki kompetensi sosial

Remaja berkompetensi sosial.

Remaja kurang memiiki kompetensi sosial

Perilaku Prososial Rendah

Perilaku Prososial Tinggi

Perilaku Prososial Rendah

-membatasi dan menghukum -menuntut tanpa ada komunikasi dua arah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial pada remaja di tiap kelompok status sosial ekonomi. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian komparatif yang bersifat membandingkan dengan pendekatan kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistik untuk mengetahui perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas

: Status Sosial Ekonomi Orang Tua

2. Variabel Tergantung

: Intensi Perilaku Prososial

C. Definisi Operasinal Variabel Peneltian Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel atau konsep yang abstrak dengan operasi-operasi atau langkah-langkah yang akan kita tempuh dalam

rangka

mengukur

variabel

atau

konsep

yang

bersangkutan

(Supratiknya, 2015). Definisi operasional pada penelitian ini, yaitu :

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang (orang tua) dalam masyarakat

berdasarkan

unsur

ekonomi.

Unsur

ekonomi

yang

dimaksud adalah penghasilan atau upah kerja yang diperoleh oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini akan menggunakan penghasilan ayah sebagai acuan untuk mengategorikan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi. Penghasilan ayah yang tergolong tinggi menunjukkan bahwa subjek termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi tinggi.

Penghasilan

termasuk

ayah

dalam kelompok

yang

tergolong

sedang

menunjukkan

status sosial ekonomi menengah.

subjek Terakhir,

penghasilan ayah yang tergolong tinggi menunjukkan subjek termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi rendah.

2.

Intensi Perilaku Prososial Perilaku prososial yang diteliti dalam penelitian berwujud intensi yang

merupakan suatu kecenderungan perilaku manusia yang belum diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan nyata. Sehingga definisi operasional untuk variabel intensi perilaku prososial memiliki arti sebagai kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi orang lain tanpa mempedulikan motif-motifnya. Intensi perilaku prososial pada penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala intensi perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

prososial yang didasarkan pada 5 aspek perilaku prososial menurut Mussen, dkk

(1990)

yaitu

berbagi,

kerjasama,

menolong,

kejujuran,

dan

kedermawanan. Perolehan skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi prososial yang tinggi. Sedangkan perolehan skor yang rendah pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi perilaku prososial yang rendah.

D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15 – 21 tahun yang berada di Yogyakarta. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu melakukan pemilihan subjek yang sesuai dengan ciri dan karakteristik tertantu yang sudah ditentukan sebelumnya. Teknik purposive sampling dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya karena penelitian ini lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian (Bungin, 2005).

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan skala. Angket dalam penelitian ini berkaitan dengan data diri orang tua subjek untuk

mengetahui status sosial ekonomi orang tua subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

Sedangkan skala yang digunakan adalah skala intensi perilaku prososial yang disusun oleh peneliti yang mengacu pada landasan teori yang ada.

1. Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Angket dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh subjek penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pendidikan terakhir ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, penghasilan ayah dan ibu setiap bulan serta pertanyaan tentang kepemilikan fasilitas dan barang-barang berharga yang dimiliki oleh orang tua subjek. Namun, sebagai acuan dalam mengategorikan subjek ke dalam kelompok status sosial ekonomi, peneliti hanya mengacu pada penghasilan ayah selaku kepala keluarga. Penghasilan ayah akan diberi coding sebagai berikut :

Tabel 1 Koding Penghasilan Ayah Pendapatan

Koding

Keterangan

< Rp 1.500.000;

1

Rendah

Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000

2

Menengah

> Rp 3.000.000;

3

Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

2. Skala Intensi Perilaku Prososial Skala intensi perilaku prososial dibuat oleh peneliti untuk melihat intensi perilaku prososial pada remaja. Skala pada penelitian ini menggunakan model skala Likert yang terdiri dari dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. Alternatif jawaban tersebut antara lain sebagai berikut :

Tabel 2 Pemberian Skor pada Skala Perilaku Intensi Prososial Item Favorable

Item Unfavorable

Sangat Setuju (SS)

4

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Tidak Setuju (TS)

3

Tidak Setuju (TS)

2

Setuju (S)

2

Setuju (S)

3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Sangat Setuju (STS)

4

Skala dalam penelitian ini terdiri dari 40 item yang pada tiap aspeknya memiliki bobot yang berbeda. Menurut Azwar (2009), komponen yang membentuk

suatu atribut belum tentu memiliki signifikansi yang sama.

Sehingga satu komponen dapat lebih menentukan dari komponen lainnya dan komponen yang lebih penting mendapatkan bobot yang lebih banyak atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

memperoleh

porsi yang

lebih

besar

dalam menentukan jumlah item.

Perbandingan proporsional bobot komponen ini dibuat dengan mengacu pada teori yang ada dan menggunakan penilaian ahli (professional judgement) berdasarkan kepatutan akal (common sense). Terdapat 5 aspek perilaku prososial yang akan di ukur, antara lain sebgai berikut:

Tabel 3 Sebaran Item Skala Sebelum Seleksi Item Aspek

Favorable

Unfavorable

11% (20, 29, 31, 51,

11% (5, 9, 15, 27,

56, 63, 67)

34, 37, 55, 59)

11% (13, 16, 21, 45,

11% (8, 11, 25, 33,

Berbagi

Jumlah

15 item (22%)

Kerjasama

15 item (22%) 49, 54, 58)

38, 52, 65, 66)

13% (17, 24, 39, 44,

13% (2, 7, 14, 22,

47, 53, 60, 62, 68)

28, 32, 35, 57, 64)

7,5% (3, 19, 26, 40,

7,5% (4, 6, 23, 43,

61)

48)

7,5% (1, 12, 41, 42,

7,5% (10, 18, 30, 36,

46)

50)

Menolong

18 item (26%)

Kejujuran

10 item (15%)

Bederma

10 item (15%)

TOTAL

68 item (100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Validitas dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi agar alat ukur menghasilkan data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan

penelitian.

Validitas

isi dalam penelitian

ini dilakukan

dengan

berkonsultasi melalui professional judgment yaitu dosen pembimbing skripsi untuk pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional.

2. Seleksi Item Skala psikologi yang baik sangat ditentukan oleh kualitas item-item di dalamnya.

Pentingnya melakukan analisis item dengan tujuan untuk memilih

item-item yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen dan memiliki daya diskriminasi yang baik untuk mengungkap perbedaan atribut yang diukur pada tiap responden. Pemilihan item didasarkan pada besarnya koefisien korelasi (rix ) dengan batasan yang digunakan rix ≥ 0,30. Item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini seleksi item dilakukan menggunakan program IBM SPSS versi 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

Berdasarkan uji coba skala yang dilakukan kepada 45 responden, jumlah item sebelum dilakukan pengguguran sebanyak 68 item dengan rentang nilai koefisien rix antara -0.026 sampai dengan 0.622. Setelah dilakukan pengguguran item, diperoleh hasil akhir item sebanyak 40 item yang lolos yang memiliki koefisien korelasi rix ≥ 0,30 dengan rentang nilai rix 0.309 sampai dengan 0.648.

Tabel 4 Sebaran Item Skala Setelah Seleksi Item Aspek

Favorable

Unfavorable

Jumlah

Berbagi

7,5% (31, 51, 56)

7,5% (5, 27, 34)

15 % (6 item)

12,5% (21, 45, 49,

15% (8, 25, 33,

54, 58)

38, 52, 65)

17,5% (24, 39, 47,

10% (7, 22, 35,

Kerjasama

27,5 % (11 item)

Menolong

27,5% (11 item) 53, 60, 62, 68)

64)

Kejujuran

7,5% (19, 26, 61)

5% (4, 43)

12,5% (5 item)

Bederma

10% (1, 12, 41, 42)

7,5% (10, 30, 50)

17,5% (7 item)

TOTAL

100% (40 item)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

3. Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan hasil sebuah alat ukur dari waktu ke waktu. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau angkanya mendekati angka 1,00 menunjukkan semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2009). Reliabilitas

dalam

penelitian

ini

dihitung

dengan

menggunakan

Cronbach’s Alpha (α) melalui program SPSS. Berdasarkan penghitungan melalui program SPSS tersebut hasilnya menunjukkan koefisien reliabilitas pada skala intensi perilaku prososial sebesar 0,908 yang menandakan bahwa skala pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.

G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui motode yang tepat dalam menganalisis data. Uji asumsi tersebut antara lain adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika kedua asumsi tersebut memenuhi syarat, maka uji hipotesis One Way ANOVA dapat dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa data penelitian yang kita ambil berasal dari populasi yang besarannya normal atau tidak normal. Hasil sebaran data yang normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya atau nilai p (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22. Pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi atau p > 0,05 maka data yang diuji berdistribusi normal (Priyatno, 2014).

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan varian antar populasi (Santoso, 2010). Penelitian ini akan membandingkan tiga kelompok data sehingga uji homogenitas perlu dilakukan sebagai prasyarat sebelum melakukan analisis ANOVA. Pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yaitu jika nilai signifikansi atau nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data homogen atau tidak memiliki perbedaan varian.

2. Uji Hipotesis Penelitian

ini

dilakukan

dengan

tujuan

membandingkan

intensi

perilaku prososial pada remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi tinggi. Terdapat lebih dari dua kelompok data dalam penelitian ini, sehingga uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji One Way ANOVA yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata tiga atau lebih kelompok data yang independen (Priyatno, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama satu bulan lebih yakni sejak tanggal 23 Desember 2015 sampai 30 Januari 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di Yogyakarta berusia 15 tahun sampai 21 tahun yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar 225 skala intensi perilaku prososial beserta angket status sosial ekonomi secara bersamaan yang telah disusun oleh peneliti. Skala dan angket diberikan secara langsung kepada subjek penelitian. Selain itu peneliti juga meminta bantuan kepada beberapa teman untuk menyebarkan skala dan angket penelitian untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dalam penelitan. Dari 225 skala yang disebar, terdapat 207 skala yang dapat digunakan dalam penelitian ini, karena 17 skala lain tidak terisi lengkap sehingga perlu digugurkan dan 1 skala tidak kembali.

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja yang terdiri dari remaja laki-laki dan remaja perempuan yang berusia antara 15 – 21 tahun. Berikut tabel deskripsi dan penjelasan subjek penelitian berdasarkan data demografi subjek peneltian.

Tabel 5 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

65

Perempuan

142

TOTAL

207

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, subjek berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 142 orang dari pada subjek laki-laki yang berjumlah sebanyak 65 orang dari total keseluruhan subjek penelitian sebanyak 207 orang remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Tabel 6 Deskripsi Usia Subjek Usia (th)

Jumlah

15 th

9

16 th

41

17 th

38

18 th

26

19 th

34

20 th

29

21 th

30

TOTAL

207

Dari seluruh

subjek dalam penelitian ini, kelompok subjek paling

banyak adalah kelompok usia 16 tahun yaitu sebanyak 41 orang , subjek dengan usia 17 tahun sebanyak 38 orang, subjek dengan usia 19 tahun sebanyak 34 orang, subjek dengan usia 21 tahun sebanyak 30 orang, subjek dengan usia 20 tahun sebanyak 29 orang, subjek dengan usia 18 tahun sebanyak 26 orang, dan paling sedikit terdapat pada usia 15 tahun sebanyak 9 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Tabel 7 Deskripsi Pendidikan Terakhir Orang Tua Subjek Penelitian Status Pendidikan

Ayah

Ibu

Tidak Sekolah

-

2

SD

18

20

SMP

16

26

SMA/Sederajat

86

74

Akademi / Sarjana

87

85

TOTAL

207

207

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan orang tua subjek dari tiga kelompok status sosial ekonomi paling banyak adalah pendidikan terakhir akademi atau sarjana baik ayah sebanyak 87 orang dan ibu sebanyak 85 orang.

Tabel 8 Deskripsi Pekerjaan Orang Tua Subjek Status Pekerjaan

Ayah

Ibu

Tidak Bekerja

16

79

Buruh

41

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

Petani

10

4

Pedagang

2

16

Wiraswasta

48

18

Pengajar

15

26

Pegawai

60

37

Supir

2

-

PNS

4

2

Pemimpin suatu Instansi

5

2

POLRI

1

-

Pelayaran

1

-

Chef

1

-

Teknisi

1

-

TOTAL

207

207

Dari tabel di atas, diketahui bahwa status pekerjaan orang tua subjek penelitian dari tiga kelompok status sosial ekonomi yakni pada ayah sebanyak 16 orang ayah tidak bekerja dan 191 orang ayah bekerja. Sedangkan pada ibu sebanyak 79 orang ibu tidak bekerja dan 128 orang ibu sisanya bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

Tabel 9 Deskripsi Pendapatan Orang Tua Subjek Pendapatan

Ayah

Ibu

< Rp 1.500.000;

74

125

Rp 1.500.000 – Rp 3.000.00

62

28

> Rp 3.000.000;

71

54

TOTAL

207

207

Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa orang tua subjek khususnya pada ayah yang memiliki penghasilan rendah sebanyak 74 orang, yang memilliki penghasilan

sedang sebanyak

62

orang,

dan yang memiliki

penghasilan tinggi adalah sebanyak 71 orang. Sedangkan pada ibu subjek penelitian, sebagian besar memiliki penghasilan yang rendah yaitu sebanyak 125 orang, yang memiliki penghasilan sedang sebanyak 28 orang dan ibu yang memiliki penghasilan tinggi sebanyak 54 orang.

C. Deskripsi Data Penelitian 1.

Status Sosial Ekonomi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, pengelompokan subjek ke dalam kelompok

status sosial ekonomi mengacu pada penghasilan ayah. Jika ayah subjek tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

bekerja,

maka

mengelompokkan

penghasilan subjek

ke

ibu

subjek

yang

dalam kelompok

status

digunakan

untuk

sosial ekonomi.

Berdasarkan penghasilan ayah, maka pengelompokan subjek penelitian ke dalam kelompok status sosial ekonominya adalah sebagai berikut :

Tabel 10 Deskripsi Kelompok Status Sosial Ekonomi Subjek Kelompok Status Sosial Ekonomi

Jumlah

Presentase

Rendah

73

35,3%

Menengah

63

30,4%

Tinggi

71

34,3%

TOTAL

207

100%

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam kelompok status ekonomi rendah berjumlah 73 orang (35,3%), remaja yang termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi menengah berjumlah 63 orang (30,4%), dan remaja

yang

termasuk

dalam kelompok

berjumlah 71 orang (34,3%).

status

sosial ekonomi tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

2.

Intensi Perilaku Prososial Deskripsi data penelitian berdasarkan mean teoritis dan mean empiris

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11 Deskripsi Intensi Perilaku Prososial Subjek Teoritis

Sig.

Empiris

Pengukuran

SD Mean

Intensi Perilaku

Xmin Xmax

Mean

Xmin Xmax

Hasil Uji-t

100

40

100

142,7

98

173

11,5

0.000

100

40

100

138,9

98

171

12,4

0.000

100

40

100

143,9

117

173

11,9

0.000

100

40

100

145,4

125

164

9,1

0.000

Prososial Prososial SSE Rendah Prososial SSE Menengah Prososial SSE Tinggi

Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, diketahui bahwa skor mean empiris dari subjek penelitian lebih besar daripada skor mean teoritisnya (142,7 > 100). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki tingkat intensi perilaku prososial yang tinggi.

Hasil ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

didukung dengan hasil uji One Sample t - Test yang menunjukkan bahwa antara mean empiris dan mean teoritis memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai p yang diperoleh sebesar 0.000 (p < 0,05). Hasil tersebut menegaskan bahwa secara signifikan subjek

penelitian memiliki tingkat

intensi perilaku prososial yang tinggi. Selain itu, ketiga kelompok status sosial ekonomi memiliki mean empiris yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek di tiap kelompok status sosial ekonomi dalam penelitian

ini secara signifikan memiliki intensi

perilaku prososial yang tinggi. Signifikansi pada tiap kelompok status sosial ekonomi adalah 0,000. Dari tabel 11, dapat diketahui juga bahwa intensi perilaku prososial tertinggi sampai terendah yaitu kelompok status sosial ekonomi tinggi (145,4), kelompok status sosial ekonomi menengah (143,4), dan yang terendah adalah kelompok status sosial ekonomi rendah (138,9).

D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data dalam

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov - Smirnov dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22. Data dapat dikatakan normal jika memenuhi syarat p > 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

SSE Statistic Prososial

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Rendah

.063

73

.200*

.980

73

.283

Menengah

.052

63

.200*

.990

63

.881

Tinggi

.075

71

.200*

.985

71

.585

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor variabel intensi perilaku prososial pada ketiga kelompok status sosial ekonomi memperoleh nilai p = 0,200. Hasil p > 0,05 menunjukkan bahwa variabel intensi perilaku prososial pada seluruh kelompok data memiliki sebaran data yang normal.

2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah variasi dari sampel penelitian memiliki perbedaan atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Pengambilan keputusan dalam uji homogenitas yaitu data dinyatakan homogen jika p > 0,05 dan dinyatakan tidak homogen jika p < 0,05. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan menggunakan program SPSS melalui Levene’s Test dah hasil yang diperoleh yakni nilai p sebesar 0,131. Hal tersebut menunjukkan bahwa varian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

kelompok data dalam penelitian bersifat homogen atau sama karena nilai p > 0,05. Berikut hasil uji homogenitas dalam penelitia ini :

Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic

df1

df2

Sig.

2.054

2

204

.131

3. Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 22 dengan analisis One Way ANOVA. Pengambilan keputusan dalam analisi ANOVA yaitu ada perbedaan jika F hitung > F tabel dan taraf signifikansi (p) < 0,05. Hasil uji penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Sum of

Mean df

Squares

F

Sig.

6.617

.002

Square

Between Groups

1672.324

2

836.162

Within Groups

25779.106

204

126.368

Total

27451.430

206

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa F hitung dari data penelitian sebesar 6,617 dengan nilai p sebesar 0,002. Setelah diketahui F hitung dan taraf signifikansinya, maka perlu mencari nilai F tabel untuk dibandingkan dengan nilai F hitungnya. Diketahui bahwa nilai F tabel yang diperoleh sebesar 3,04. Dapat diambil kesimpulan bahwa F hitung sebesar 6,617 lebih besar dari F tabel sebesar 3,04 dengan signifikansi 0,002 < 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada intensi perilaku prososial remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Setelah mengetahui bahwa ada perbedaan nilai rata-rata variabel tergantung di semua kelompok data yang dibandingkan, maka perlu dilihat lebih lanjut perbedaan dari masing-masing tiap kelompok status sosial ekonomi. Hasil Pos –Hoc Test dengan pengujian LSD dapat dilihat pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Tabel 15 Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial (I)

(J)

(I-J)

Kelompok

Kelompok

Mean Defference

Menengah

-5.05262*

.010

Tinggi

-6.50511*

.001

Rendah

5.05262*

.010

Tinggi

-1.45249

.456

Rendah

6.50511*

.001

Menengah

1.45249

.456

Sig.

Rendah

Menengah

Tinggi

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ketika kelompok status sosial ekonomi rendah dibandingkan dengan kelompok status sosial ekonomi menengah hasil yang muncul adalah nilai p

=

0,010.

Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial antara dua kelompok tersebut. Hasil yang sama juga ditemukan ketika kelompok status sosial ekonomi rendah dibandingkan dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi karena hasil yang diperoleh p = 0,001 yang menandakan bahwa ada perbedaan yang signifikan di antara dua kelompok tersebut. Akan tetapi, ketika membandingkan antara kelompok status sosial ekonomi menengah dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi hasil yang diperoleh adalah p =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

0,456 yang menandakan bahwa tidak ada perbedaan intensi perilaku prososial antara dua kelompok tersebut karena nilai p > 0,05.

E. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima karena terdapat perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Hal tersebut dibuktikan dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar p = 0,002 (p < 0,05). Dari hasil analisis data juga diketahui bahwa intensi perilaku prososial pada remaja dengan status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi prososial yang lebih signifikan dibandingkan dengan remaja yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Namun, tidak terdapat perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan antara remaja dari status sosial ekonomi menengah dan tinggi. Dalam penelitian ini, subjek yaitu remaja dari status sosial ekonomi rendah,

menengah dan tinggi ternyata memiliki tingkat intensi perilaku

prososial yang cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari skor mean empiris yang lebih besar dari skor mean teoritis (142,7 > 100,0) pada subjek di ketiga kelompok status sosial

ekonomi. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja

dari ketiga kelompok status sosial ekonomi memiliki kecenderungan untuk mau menolong dan peduli dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Jika dilihat dari nilai mean di tiap kelompok status sosial ekonomi, remaja dari status sosial ekonomi tinggi memiliki skor rata-rata intensi perilaku prososial yang lebih tinggi daripada remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah dan rendah. Sedangkan remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah memiliki rata-rata skor intensi perilaku prososial yang paling rendah di antara ketiga kelompok status sosial ekonomi. Menurut Bradley & Corwyn (dalam Berk, 2012), orang tua dari status sosial ekonomi tinggi saat ini lebih sering berkomunikasi, memberi kehangatan, penjelasan dan pujian kepada anak mereka sehingga remaja lebih prososial. Sedangkan perintah, kritik, dan hukuman fisik, semuanya lebih sering dijumpai dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Hal tersebut menyebabkan remaja dari status sosial ekonomi rendah perilaku prososialnya lebih rendah. Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan adalah orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada orang tua dari kelompok status sosial ekonomi rendah. Pendidikan memiliki peran besar bagi variasi pengasuhan remaja (Berk, 2012). Pendidikan khususnya

bagi perempuan,

mendorong

pola-pola

pikir

yang

mampu

meningkatkan kualitas hidup orang tua dan remaja. Selain itu pendidikan yang tinggi dapat mendukung orang tua untuk mendapat jenis pekerjaan yang semakin

baik

sehingga

penghasilan

yang

diperoleh

dapat

menunjang

kesejahteraan hidup keluarga. Orang tua yang hidup dengan kecukupan akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental, sehingga orang tua dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam pada remaja karena tidak dibebani masalah kebutuhan primer hidup manusia (Gerungan, 2009). Orang tua dari status sosial ekonomi tinggi cenderung terhindar dari konflik yang biasanya disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga terjalin interaksi yang lebih baik dalam keluarga dan orang tua bisa lebih fokus dalam memberikan perhatian kepada remaja. Dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa hasil deskriptif data mengenai orang tua subjek penelitian sebesar 75% ayah dari kelompok status sosial ekonomi tinggi memiliki pendidikan terakhir yakni akademi atau sarjana dan presentase untuk ibu sebesar 68% dan sisanya berpendidikan terkahir SMA (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran). Faktor eksternal seperti teman sebaya, guru dan lingkungan sekolah juga memberi pengaruh terhadap perilaku prososial pada remaja. Pada dasarnya remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki kesempatan untuk masuk ke lingkungan sekolah yang lebih baik di mana sekolah tersebut menjunjung tinggi

nilai-nilai sebagai pedoman

yang digunakan untuk membentuk karakter yang baik demi kemajuan para siswanya dan sekolah. Sekolah memiliki program yang dapat dijadikan sebagai sarana agar anak didik mereka mengalami proses belajar dari kegiatan yang positif seperti pengabdian masyarakat, kegiatan kerohanian, service

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

learning atau kegiatan sosial lainnya yang dapat membangun kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan mereka. Penner, dkk (2005) mengemukakan bahwa seseorang yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi selalu aktif menjadi anggota dalam suatu kegiatan seperti kegiatan keagamaan. Menurut Yusuf (2011), remaja dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan tertentu karena memiliki latar belakang pendidikan dengan reputasi yang tinggi sehingga mereka berusaha mendapatkan prestasi atau pencapaian dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan diri mereka agar menjadi lebih baik. Semakin aktif seorang remaja terlibat dalam suatu kegiatan bersama dengan kelompok teman sebayanya hal tersebut dapat membantu remaja semakin terlatih beradaptasi dengan lingkungan baru dan tau bagaimana berinteraksi dengan orang lain, mengontrol tingkah laku sosial, dan saling bertukar perasaan dan masalah yang sedang dialami (Yusuf, 2011), sehingga remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi lebih percaya diri dalam pergaulannya dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam bertindak, termasuk dalam tindakan prososial. Terkait dengan faktor dalam diri, suasana hati bisa menjadi penentu remaja untuk melakukan tindakan prososial. Remaja yang berasal dari status sosial ekonomi rendah cenderung mudah mengalami banyak tekanan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

masalah-masalah yang sedang dihadapi. Hal tersebut dapat membuat remaja merasa sedih, khususnya ketika melihat orang tua yang selalu dipusingkan oleh masalah ekonomi dan bahkan sampai terjadi konflik di dalam keluarga akan membuat suasana hati remaja menjadi buruk. Suasana hati yang buruk karena masalah yang dialami remaja menyebabkan remaja lebih terpusat pada dirinya sendiri, sehingga mengurangi kemungkinan untuk membantu orang lain. Hal tersebut yang dapat dijadikan alasan mengapa dalam penelitian ini remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah memiliki intensi prososial yang lebih rendah. Selain itu, berdasarkan pengecekan ulang yang dilakukan peneliti terhadap alat ukur, ditemukan bahwa adanya salah satu aspek perilaku prososial yaitu aspek berderma yang cenderung mempengaruhi hasil dalam penelitian ini. Jumlah item pada aspek berderma memiliki proporsi yang cukup besar pada alat ukur yaitu sebesar 17,5% dibandingkan dengan aspek berbagi dan kejujuran yang masing-masing hanya 15% dan 12,5%. Hal tersebut cukup mempengaruhi hasil yang menimbulkan variabilitas yang besar terhadap perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi. Tindakan berderma jelas akan lebih mudah dilakukan oleh remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi karena mereka memiliki cukup atau lebih materi atau barang-barang yang dapat disumbangkan bagi orang yang membutuhkan. Sehingga remaja dari status sosial ekonomi tinggi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

prososial dalam hal berderma daripada remaja dari status sosial ekonomi rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa ada perbedaan intensi perilaku prososial ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai p = 0,002 (p < 0,05). Perbedaan tersebut yaitu remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan menengah memiliki perbedaan intensi perilaku prososial yang signifikan dibandingkan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah. Sedangkan, remaja dari kelompok status sosial ekonomi menengah tidak memiliki intensi perilaku prososial yang berbeda secara signifikan dengan remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan dan keterbatasan.

Keterbatasan

pembuatan alat ukur.

tersebut

yaitu

peneliti kurang

teliti dalam

Penetapan proporsi item-item pada tiap aspek

sebelumnya telah diatur menurut pertimbangan berdasarkan teori. Setelah dilakukan uji coba alat ukur, ternyata beberapa item pada tiap aspek

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

mengalami pengguguran dan kemudian proporsi yang dibuat sebelumnya menjadi berubah. Peneliti tidak meninjau kembali proporsi item pada tiap aspek tersebut dan hanya meggunakan item-item yang lolos untuk dijadikan sebagai skala penelitian. Hal tersebut menyebabkan proporsi item pada skala penelitian mengalami perbedaan dengan skala uji coba karena kurang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan telah dibuat sebelumnya.

C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Orang Tua Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa status sosial ekonomi memberi dampak

pada

perilaku

prososial remaja.

Dampak

tersebut

diasumsikan karena adanya perbedaan pemahaman sosial pada remaja di tiap kelompok status sosial ekonomi yang timbudari gaya pengasuhan orang tua. Maka dari itu, orang tua perlu memperkuat pemahaman sosial remaja dengan menghindari

model

pengasuhan

yang

kaku

dan

lebih

memberikan

kesempatan untuk berdiskusi dengan remaja untuk membangun empati. Walaupun orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi pastilah menghadapi berbagai masalah yang berbeda-beda, tetapi jangan sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

orang tua lupa atau mengabaikan untuk memberi perhatian dan kasih sayang yang hangat kepada remaja.

2. Bagi Lembaga Pemerintahan Masalah perekonomian cenderung menjadi sumber masalah yang berdampak pada interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Kesejahteraan keluarga menjadi sangat tergantung pada keadaan perekonomian keluarga tersebut. Fokus orang tua menjadi tertuju pada bagaimana mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan mengabaikan perhatian mereka kepada remaja. Saran peneliti bagi lembaga pemerintahan yaitu pemerintah bisa membantu meringankan beban masyarakat yang tidak mampu dengan menyediakan lapangan kerja dengan penghasilan yang layak bagi orangorang miskin. Jika para orang tua memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang pantas, maka dapat meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga dan meminimalkan konflik ekonomi yang terjadi di dalam keluarga, sehingga orang tua lebih fokus dalam mendidik remaja. Remaja mendapat perhatian secara lebih baik dari orang tua yang nantinya akan berdampak pada sikap remaja terhadap lingkungan dan orang di sekitarnya. Remaja lebih bisa bersikap prososial, terhindar dari kasus kriminal, dan kasus kenakalan remaja dapat berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Topik tentang perilaku prososial dan status sosial ekonomi sangat menarik jika diteliti lebih dalam karena masih banyak hal yang bisa ditemukan terkait dengan topik tersebut. Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik ini mampu melihat lebih mendalam terkait faktor faktor gaya pengasuhan sebagai salah satu faktor yang membentuk

perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial

ekonomi orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

____________. Statistik Politik dan Keamanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011. NO KATALOG : 4603001.34. Penerbit : Badan Pusat Statistik Provinsi D.I.YOGYAKARTA. Ade, J. (2015). Tindakan Pidana Di Indonesia Masih Tinggi, Ini Penyebabnya. Diunduh pada 26 November 2015, dari http://www.kompasiana.com. Ahmadi, H. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Aronson, E., Wilson, T. D. & Akert, R. M. (2005). Social Psychology (ed. Ke-5). New Jerssey : Pearson Education, Inc. Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Pskologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, R. A. & Byrne, P. (2005). Psikologi Sosial, (ed. Ke- 10, jilid II). Jakarta: Erlangga. Berk, L. E. (2012). Development Through The Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja (Transisi Menjelang Dewasa), ed. Ke- 5 volume 1. Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (ed. Ke- 2). Jakarta: Penerbit Kencana. Dayakisni & Hudania. (2009). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press. Deny, S. (2016). Cek Daftar Lengkap UMP 2016 di 31 Provinsi. Diunduh pada 25 Januari 2016, dari http://bisnis.liputan6.com/read/2409607/cek-daftar-lengkapump-2016-di-31-provinsi?p=2 Dipl, Gerungan (1987). Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco. Dovidio, J. F., Piliavin, J. A., Schroeder, D. A. & Penner, L. A. (2006). The Social Psychology of Prosocial Behavior. London : Lawrence Erlbaum Associates. Gilarso (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (ed. Revisi). Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Gerungan, W. A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Penerbit PT. Refika Aitama. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

Hadi, Sutrisno (2015). Metodologi Riset. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Honig, A. S. (1990). Social Behavior Updated: A Review of Eisenberg and Mussen’s The Roots of Prosocial Behavior in Children. Merril-Palmer Quarterly, Vol. 36, No. 4, pp. 581-583. Horton, P. B. & Hunt, C. L. (1980). Sociology (ed. Ke-5). New York : McGraw-Hill, Inc. Howe, David (2015). Empati: Makna dan Pentingnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, E. B. (1967). Adolescent Development. New York: Mc.Graw-Hill. Irianto, H. A. (2004). Statistik: Konsep Dasar & Aplikasiny. Jakarta: Kencana. Krevans, J. & Gibbs, J. C. (1996). Parents’ Use of Inductive Discipline: Relations to Children’s Empathy and Prosocial Behavior. Society for Research in Child Development, 67, 3263-3277. Kusuma, W. (2015). UMK di DIY Diumumkan, Kota Yogyakarta Tertinggi. Diunduh pada 5 Desember 2015, dari http://regional.kompas.com/read/2015/11/02/20310431/UMK.di.DIY.Diumumka n.Kota.Yogyakarta.Tertinggi Lan, C. H. (2004). Relationships among socio-economic status, parenting, academic achievement, and self esteem in early and middle adolescence : a longitudinal study. Retrospective These and Dissertations. Paper 117. Iowa State Univrsity. Lidwina, E. H. (2015). Dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap Peningkatan Kenakalan Remaja. Diunduh pada 29 September 2015, dari http://www.kompasiana.com/lidwinaeka/dampak-pertumbuhan-pendudukterhadap-peningkatan-kenakalan-remaja_54f38329745513972b6c7986 Mahmud, M. D. (1990). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Mussen P. H., Conger, J. J., Kagan, J. & Huston, A. C. (1990). Child Development & Personality (ed. Ke- 7). New York : Harper & Row, Publisher, Inc. Myes, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Penner, L. A., Dovidio, J. F., Piliavin, J. A. & Schoeder, D. A. (2005). Prosocial Behavior : Multilevel Perspective. Annu. Rev. Psychol. 56:14.1-14.28. Piff, P. K., Kraus, M. W., Cote, S., Cheng, B. H. & Keltner, D. (2010). Having Less, Givig More : The Inluence of Social Class on Prosocial Behavior . Journal of Personality and Social Psychology . 5, 771-784.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terparaktis. Yogyakarta: C.V Andy OFFSet. Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit USD. Santrok, J. W. (2002). Life-Span Development, (ed. Ke-5 jilid I). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Penerbit. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santrock J. W. (2007). Perkembangan Anak (ed. Ke- 2 jilid 2). Jakarta: Erlangga. Sarwono, J. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali. Sarwono, J. (2015). Rumus-Rumus Populer Dalam SPSS 22 untuk Riset Skripsi. Yogyakarta: C.V Andy OFFSet. Sears, O. D., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (1994). Psikologi Sosial, (ed. Ke- 5 jilid 2). Jakarta: Erlangga. Siregar, S. (2013). Metode penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Penerbit Kencana. Soekanto, S. (1990). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. Staub. (1978). Positive Social Behavior And Morality. New York: Academic Press. Steinberg, L. (2002). Adolescence, (ed. Ke- 6). New York: Mc.Graw-Hill Education. Sugiarto. (2012). Kenakalan Remaja Di Indonesia Sudah Sangat Parah. Di unduh pada 29 September 2015 dari, http:/www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/07/124082 Sugiyono. (2014). Statistik untuk Penelitian. Bandung Penerbit Alfabet. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta : Penrbit Universitas Sanata Dharma. Supratiknya, A. (2015). Metodolodi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial . Jakarta : Rajawali Pers

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

Utomo, D. (2014). Intensi Perilaku Prososial Anak Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan. Jurnal Online Psikologi Vol. 02, No. O1. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang. Wentzel, K. R., Filisetti, L. & Looney, L. (2007). Adolescent Prosocial Behavior: The Role of Self-Processes and Contextual Cues. Child Development, volume 78, number 3, pages 895-910.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1 SKALA UJI COBA

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir

Disusun oleh : Christina Ratna Arum Riry 119114014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas saya sebagai mahasiswa, maka saya : Nama

: Christina Ratna Arum Riry

NIM

: 119114014

Fakultas

: Psikologi

Univrsitas

: Sanata Dharma Yogyakarta

Dengan ini memohon bantuan teman-teman untuk bersdia meluangkan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya buat. Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuisioner status sosial ekonomi orangtua yang berisi beberapa pertanyaan. Sedangkan, bagian yang kedua adalah skala pengukuran psikologis yang berisi beberapa pernyataan. Teman-teman diminta untuk menjawab pertanyaan dan merespon pernyataan tersebut. Jawaban dan respon yang diberikan tersebut akan terjaga kerahasiaannya, sehingga saya sangat berharap temen-temen mengisis skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari. Yogyakarta, November 2015 Christina Ratna Arum Riry

(Peneliti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

PERNYATAAN KESEDIAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan secara sukarela mengisi skala ini dangan sejujur-jujurnya demi mendukung terlasananya penelitian ilmiah yang sedang dilakukan. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunaan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Inisial

:

Usia

:

Jenis Kelamin

:

Menyetujui, Tanda tangan

(Responden)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

PETUNJUK PENGERJAAN KUISIONER Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan orangtua teman-teman. Teman-teman diminta untuk mengungkapkan kondisi orangtua teman-teman sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawablah setiap pertanyaan yang ada dengan memberikan tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang tersedia. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan orang tua teman-teman saat ini. 1. Apa pendidikan terakhir ayah anda? a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA/SMK e. Akademik/Perguruan tinggi 2. Apa pendidikan terakhir ibu anda? a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA/SMK e. Akademik/Perguruan tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

3. Apa pekerjaan ayah anda? a. Tidak bekerja b. Petani c. Pedagang d. Buruh e. Pengajar f. Pegawai g. Wiraswasta h. Pengusaha i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta j. ……………………………………………………………….. k. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan yang lain) 4. Apa pekerjaan ibu anda? a. Tidak bekerja b. Petani c. Pedagang d. Buruh e. Pengajar f. Pegawai g. Wiraswasta h. Pengusaha i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta l. ……………………………………………………………….. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan yang lain) 5. Berapa penghasilan ayah anda dalam sebulan? a. < Rp 1.500.000 b. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 c. > Rp 3.000.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

6. Berapa pengasilan ibu anda dalam sebulan ? a. < Rp 1.500.000 b. Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 c. > Rp 3.000.000 7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Tidak memiliki barang elektronik b. Radio c. Televisi d. Kulkas e. Mesin cuci f. Computer g. Laptop h. AC i. Kipas angin 8. Kendaraan pribadi apa saja yang digunakan orang tua anda? Sebutkan jumlahnya! (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Tidak memiliki kendaraan pribadi b. Sepeda (…… buah) c. Sepeda motor (…… buah) d. Mobil (…… buah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA Berikut terdapat sejumlah pernyataan dan teman-teman diminta untuk merespon pernyataan tersebut dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang temen-temen alami. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut : STS : Sangat Tidak Setuju TS

: Tidak Setuju

S

: Setuju

SS

: Sangat Setuju

Contoh : No. 1.

Pernyataan

STS

TS

S

SS

X

Saya berolah raga setiap hari.

Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya. Contoh : No. 1.

Pernyataan Saya berolah raga setiap hari.

STS X

TS

S X

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan temanteman terhadap pernyataan yang tersedia. SELAMAT MENGERJAKAN  No.

Pernyataan

1.

Saya menyumbangkan uang saya untuk korban bencana alam

2.

Saya akan membantu teman yang kesusahan ketika suasan hati saya sedang baik.

3.

Saya segera mengembalikan barang milik teman yang ketinggalan.

4.

Saya pura-pura tidak tahu saat ada yang menanyakan alamat pada saya.

5.

Saya merasa bosan saat mendengarkan teman bercerita tentang masalahnya.

6.

Saya akan mengambil uang yang saya temukan di jalan untuk saya sendiri.

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

No. 7.

Pernyataan Saya berharap ketika menolong orang, ia akan menceritakan kebaikan saya kepada orang lain.

8.

Saya pura-pura sibuk saat diajak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di daerah tempat tinggal saya.

9.

Saya hanya menceritakan pengalaman-pengalaman yang baik saja kepada orang lain.

10. Saya menghindar saat melihat pengemis yang hendak menghampiri saya. 11. Saya mengalami kesulitan saat bekerja bersama degan orang lain. 12. Saya memberikan uang saya untuk teman yang sedang membutuhkan. 13. Saya belajar secara berkelompok bersama teman-teman saat akan menghadapi ujian. 14. Saya hanya akan membantu orang yang saya kenal.

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

No.

Pernyataan

STS

15. Saya enggan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah orang lain. 16. Saya ikut serta saat ada kerja bakti di tempat tinggal saya. 17. Saat

membantu

orang

tua

membereskan rumah setiap hari. 18. Saya menolak orang yang datang ke rumah untuk meminta sumbangan. 19. Saya bersedia melaporkan tindakan kejahatan yang terjadi di sekitar saya. 20. Saya bercerita kepada teman tentang masalah yang sedang saya alami. 21. Saat ada teman satu kelompok yang tidak paham mengenai tugas yang harus dikerjakan, saya akan memberikan penjelasan agar ia lebih paham.

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83

No.

Pernyataan

22. Saya akan membantu teman jika diberi imbalan. 23. Saya membiarkan teman saya berbuat curang saat ujian karena bukan urusan saya. 24. Saya akan membantu orang lain, walaupun saya sedang mengalami kesusahan. 25. Saya menyalahkan teman-teman satu kelompok ketika hasil kerja kelompok buruk. 26. Saya segera mengembalikan barang yang terjatuh milik orang lain. 27. Saya enggan memberikan solusi untuk teman yang sedang menghadapi masalah. 28. Saya enggan memungut sampah yang bukan sampah milik saya. 29. Saya bercerita kepada teman mengenai perasaan yang sedang saya alami.

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

No.

Pernyataan

30. Saya enggan menyumbangkan uang saya untuk kegiatan amal. 31. Saya memberi solusi untuk teman yang sedang menghadapi masalah. 32. Saya akan terus melaju kendaraan saya saat ada kecelakaan di jalan. 33. Saya lebih baik diam saja ketika kepanitiaan yang saya ikuti menghadapi masalah. 34. Saya merasa mendengarkan teman bercerita hanya akan membuang waktu saja. 35. Saya hanya akan membantu teman yang pernah membantu saya. 36. Saya menutup pintu saat ada pengamen yang menghampiri rumah saya. 37. Saya enggan membagikan pengalaman saya kepada orang lain.

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

No.

Pernyataan

38. Saya sibuk dengan aktifitas saya sendiri saat ada diskusi kelompok berlangsung. 39. Saya akan membantu orang lanjut usia menyeberang jalan, walaupun saya sedang tergesah-gesah. 40. Saya enggan mencontek saat mengerjakan ujian. 41. Saya menyumbangkan uang saya untuk membantu kegiatan pembangunan tempat ibadah. 42. Saya memberi sedikit uang lebih saat membeli dagangan penjual keliling yang sudah tua. 43. Saya enggan mengakui kesalahan yang saya perbuat karena takut mendapat hukuman. 44. Saya memberikan tempat duduk saya untuk orang lanjut usia yang berdiri di dalam bis umum. 45. Saya mempersiapkan terlebih dahulu bahan-bahan tugas kelompok sebelum kerja

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

kelompok dilakukan. 46. Saya menyumbangkan barangbarang bekas untuk kegiatan sosial. 47. Saya membereskan rumah tanpa disuruh orang tua. 48. Saya enggan mengembalikan uang kembalian yang lebih saat membeli sesuatu. 49. Saya antusias saat mengerjakan tugas kelompok. 50. Saya pura-pura tidak punya uang saat ada teman yang membutuhkan uang karena terkena musibah. 51. Saya antusias mendengarkan teman yang sedang bercerita tentang pengalamnnya 52. Saya membiarkan teman mengerjakan tugas kelompok sendirian agar pekerjaan cepat selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

No.

Pernyataan

53. Saya akan meluangkan waktu untuk teman yang membutuhkan bantuan saya. 54. Saya merasa tugas akan lebih ringan jika dikerjakan secara berkelompok. 55. Saya menyimpan sendiri masalah yang sedang saya alami. 56. Saya bersedia mendengarkan teman bercerita saat ia sedang merasa sedih. 57. Saya membantu orang yang kesusahan agar saya terlihat baik. 58. Saya terlibat secara aktif bersama anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok. 59. Saya hanya akan bercerita mengenai pengalaman saya kepada teman-teman dekat saya. 60. Saya segera membantu orang yang terjatuh di jalan. 61. Saya bersedia mengakui kesalahan yang telah saya perbuat.

STS

TS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88

No.

Pernyataan

STS

TS

S

62. Saya bersedia meminjamkan barang saya kepada orang lain. 63. Saya menceritakan pengalamanpengalaman saya kepada orang lain. 64. Saya memberikan bantuan karena tertarik dengan imbalan yang ditawarkan. 65. Saya memilih teman-teman yang pintar untuk menjadi teman satu kelompok kerja. 66. Saya akan diam saja ketika teman satu kelompok belum menyelesaikan tugas bagiannya. 67. Saya bersedia membagi pengalaman buruk saya agar orang lain tidak mengalami hal yang serupa dengan saya. 68. Saya membantu orang yang mengalami kecelakaan, walaupun saya akan datang terlambat.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA!

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2 RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA SKALA UJI COBA

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90

RELIABILITAS SKALA SEBELUM SELEKSI ITEM Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded

a

Total

% 45

100.0

0

.0

45

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .879

68 Item-Total Statistics Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Item1

204.8222

195.059

.384

.877

Item2

205.7778

203.631

-.226

.883

item3

204.5333

195.709

.233

.878

Item4

204.6000

191.882

.480

.875

Item5

204.6000

193.427

.415

.876

Item6

204.6444

194.598

.249

.878

Item7

204.6222

192.013

.420

.876

Item8

205.1111

192.283

.394

.876

Item9

204.9111

200.128

-.026

.881

Item10

204.7778

192.040

.451

.876

Item11

204.8444

197.725

.141

.879

Item12

204.8000

194.436

.342

.877

Item13

205.0444

196.953

.124

.880

Item14

205.2000

200.345

-.041

.883

Item15

204.6444

197.871

.116

.879

Item16

205.1111

195.601

.190

.879

Item17

204.8667

197.391

.113

.880

Item18

204.9556

196.907

.139

.879

Item19

204.6889

193.128

.435

.876

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91

Item20

204.8444

195.362

.213

.879

Item21

204.4000

191.109

.622

.874

Item22

204.4889

189.437

.566

.874

Item23

205.4889

195.528

.171

.879

Item24

204.8222

194.968

.318

.877

Item25

204.6000

191.973

.512

.875

Item26

204.6000

193.973

.350

.877

Item27

204.6222

190.740

.523

.875

Item28

204.8667

195.027

.251

.878

Item29

204.9333

192.700

.333

.877

Item30

204.5778

193.613

.396

.876

Item31

204.6667

193.955

.344

.877

Item32

205.3111

198.083

.083

.880

Item33

204.7333

194.109

.359

.877

Item34

204.5778

195.931

.268

.878

Item35

204.8222

193.786

.367

.877

Item36

205.2667

195.291

.225

.878

Item37

204.8222

198.695

.070

.880

Item38

204.7111

194.528

.387

.877

Item39

204.9778

192.113

.459

.875

Item40

205.0000

196.364

.117

.881

Item41

204.7111

193.801

.493

.876

Item42

204.7333

194.064

.395

.876

Item43

205.0444

193.907

.346

.877

Item44

204.7778

198.631

.050

.881

Item45

204.7556

191.053

.498

.875

Item46

204.7778

197.540

.220

.878

Item47

204.8667

188.891

.490

.874

Item48

204.5778

194.795

.258

.878

Item49

204.9778

192.749

.452

.876

Item50

204.6000

193.973

.378

.877

Item51

204.6667

193.591

.430

.876

Item52

204.6444

192.734

.411

.876

Item53

204.5333

194.345

.406

.876

Item54

204.6000

190.018

.499

.875

Item55

205.3556

193.098

.239

.879

Item56

204.4444

195.980

.272

.878

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92

Item57

204.9333

195.745

.205

.879

Item58

204.6889

194.174

.445

.876

Item59

205.8444

193.907

.238

.878

Item60

205.0000

192.864

.431

.876

Item61

204.8000

192.845

.414

.876

Item62

204.8222

192.786

.466

.876

Item63

205.0444

194.453

.292

.877

Item64

204.6000

194.291

.308

.877

Item65

205.0000

191.136

.388

.876

Item66

204.6889

198.628

.082

.880

Item67

204.4000

199.655

.001

.881

Item68

204.9778

192.386

.335

.877

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 3 SKALA PENELITIAN

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94

SKALA PENELITIAN Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir

Disusun oleh : Christina Ratna Arum Riry 119114014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95

Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas saya sebagai mahasiswa, maka saya : Nama

: Christina Ratna Arum Riry

NIM

: 119114014

Fakultas

: Psikologi

Univrsitas

: Sanata Dharma Yogyakarta

Dengan ini memohon bantuan teman-teman untuk bersdia meluangkan waktunya dalam rangka mengisi skala yang saya buat. Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuisioner status sosial ekonomi orangtua yang berisi beberapa pertanyaan. Sedangkan, bagian yang kedua adalah skala pengukuran psikologis yang berisi beberapa pernyataan. Teman-teman diminta untuk menjawab pertanyaan dan merespon pernyataan tersebut. Jawaban dan respon yang diberikan tersebut akan terjaga kerahasiaannya, sehingga saya sangat berharap temen-temen mengisis skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari. Yogyakarta, November 2015 Christina Ratna Arum Riry

(Peneliti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

PERNYATAAN KESEDIAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan secara sukarela mengisi skala ini dangan sejujur-jujurnya demi mendukung terlasananya penelitian ilmiah yang sedang dilakukan. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunaan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Inisial

:

Usia

:

Jenis Kelamin

:

Menyetujui, Tanda tangan

(Responden)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97

PETUNJUK PENGERJAAN KUISIONER Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan orangtua teman-teman. Teman-teman diminta untuk mengungkapkan kondisi orangtua teman-teman sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawablah setiap pertanyaan yang ada dengan memberikan tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang tersedia. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan orang tua teman-teman saat ini. 1. Apa pendidikan terakhir ayah anda? a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA/SMK e. Akademik/Perguruan tinggi 2. Apa pendidikan terakhir ibu anda? a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA/SMK e. Akademik/Perguruan tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98

3. Apa pekerjaan ayah anda? a. Tidak bekerja b. Petani c. Pedagang d. Buruh e. Pengajar f. Pegawai g. Wiraswasta h. Pengusaha i. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta j. ……………………………………………………………….. k. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan yang lain) 4. Apa pekerjaan ibu anda? a. Tidak bekerja b. Petani Pedagang c. Buruh d. Pengajar e. Pegawai f. Wiraswasta g. Pengusaha h. Pemimpin suatu instansi pemerintahan / swasta i. ……………………………………………………………….. (jika jawaban tidak sesuai dengan pilihan yang ada, sebutkan yang lain) 5. Berapa penghasilan ayah anda dalam sebulan? a. < Rp 1.500.000; b. Rp 1.500.000; – Rp 3.000.000; c. > Rp 3.000.000;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99

6. Berapa pengasilan ibu anda dalam sebulan ? a. < Rp 1.500.000; b. Rp 1.500.000; – Rp 3.000.000; c. > Rp 3.000.000; 7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Tidak memiliki barang elektronik b. Radio c. Televisi d. Kulkas e. Mesin cuci f. Computer g. Laptop h. AC i. Kipas angin 8. Kendaraan pribadi apa saja yang digunakan orang tua anda? Sebutkan jumlahnya! (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Tidak memiliki kendaraan pribadi b. Sepeda (…… buah) c. Sepeda motor (…… buah) d. Mobil (…… buah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA Berikut terdapat sejumlah pernyataan dan teman-teman diminta untuk merespon pernyataan tersebut dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang temen-temen alami. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut : SS

: Sangat Setuju

S

: Setuju

TS

: Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju Contoh : No. 1.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

X

Saya berolah raga setiap hari.

Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya. Contoh : No. 1.

Pernyataan Saya berolah raga setiap hari.

SS X

S

TS X

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan temanteman terhadap pernyataan yang tersedia. SELAMAT MENGERJAKAN  No.

Pernyataan

1.

Saya menyumbangkan uang saya untuk korban bencana alam

2.

Saya pura-pura tidak tahu saat ada yang menanyakan alamat pada saya.

3.

Saya merasa bosan saat mendengarkan teman bercerita tentang masalahnya.

4.

Saya berharap ketika menolong orang, ia akan menceritakan kebaikan saya kepada orang lain.

5.

Saya pura-pura sibuk saat diajak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di daerah tempat tinggal saya.

6.

Saya menghindar saat melihat pengemis yang hendak menghampiri saya.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102

No. 7.

Pernyataan Saya memberikan uang saya untuk teman yang sedang membutuhkan.

8.

Saya bersedia melaporkan tindakan kejahatan yang terjadi di sekitar saya.

9.

Saat ada teman satu kelompok yang tidak paham mengenai tugas yang harus dikerjakan, saya akan memberikan penjelasan agar ia lebih paham.

10. Saya akan membantu teman jika diberi imbalan. 11. Saya akan membantu orang lain, walaupun saya sedang mengalami kesusahan. 12. Saya menyalahkan teman-teman satu kelompok ketika hasil kerja kelompok buruk. 13. Saya segera mengembalikan barang yang terjatuh milik orang lain.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103

No.

Pernyataan

15. Saya enggan menyumbangkan uang saya untuk kegiatan amal. 16. Saya memberi solusi untuk teman yang sedang menghadapi masalah. 17.

Saya lebih baik diam saja ketika kepanitiaan yang saya ikuti menghadapi masalah.

18. Saya merasa mendengarkan teman bercerita hanya akan membuang waktu saja. 19. Saya hanya akan membantu teman yang pernah membantu saya. 20. Saya sibuk dengan aktifitas saya sendiri saat ada diskusi kelompok berlangsung. 21. Saya akan membantu orang lanjut usia menyeberang jalan, walaupun saya sedang tergesahgesah.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104

No. 22.

Pernyataan Saya menyumbangkan uang saya untuk membantu kegiatan pembangunan tempat ibadah.

23.

Saya memberi sedikit uang lebih saat membeli dagangan penjual keliling yang sudah tua.

24.

Saya enggan mengakui kesalahan yang saya perbuat karena takut mendapat hukuman.

25.

Saya mempersiapkan terlebih dahulu bahan-bahan tugas kelompok sebelum kerja kelompok dilakukan.

26.

Saya membereskan rumah tanpa disuruh orang tua.

27.

Saya antusias saat mengerjakan tugas kelompok.

28.

Saya pura-pura tidak punya uang saat ada teman yang membutuhkan uang karena terkena musibah.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105

No. 29.

Pernyataan Saya antusias mendengarkan teman yang sedang bercerita tentang pengalamnnya

30.

Saya membiarkan teman mengerjakan tugas kelompok sendirian agar pekerjaan cepat selesai.

31.

Saya akan meluangkan waktu untuk teman yang membutuhkan bantuan saya.

32.

Saya merasa tugas akan lebih ringan jika dikerjakan secara berkelompok.

33.

Saya bersedia mendengarkan teman bercerita saat ia sedang merasa sedih.

34.

Saya terlibat secara aktif bersama anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok.

35.

Saya segera membantu orang yang terjatuh di jalan.

36.

Saya bersedia mengakui kesalahan yang telah saya perbuat.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106

37.

Saya bersedia meminjamkan barang saya kepada orang lain.

38.

Saya memberikan bantuan karena tertarik dengan imbalan yang ditawarkan.

39.

Saya memilih teman-teman yang pintar untuk menjadi teman satu kelompok kerja.

40.

Saya membantu orang yang mengalami kecelakaan, walaupun saya akan datang terlambat.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 4 RELIABILITAS SKALA PENELITIAN

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

RELIABILITAS SKALA SETELAH SELEKSI ITEM Case Processing Summary N Cases

Valid Excluded

a

Total

% 45

100.0

0

.0

45

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items .908

40 Item-Total Statistics Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

Item1

123.4000

115.427

.368

.906

Item4

123.1778

113.559

.419

.906

Item5

123.1778

114.513

.370

.906

Item7

123.2000

113.118

.404

.906

Item8

123.6889

113.628

.356

.907

Item10

123.3556

113.462

.409

.906

Item12

123.3778

115.059

.318

.907

Item19

123.2667

113.382

.470

.905

Item21

122.9778

111.977

.648

.903

Item22

123.0667

111.109

.553

.904

Item24

123.4000

115.291

.309

.907

Item25

123.1778

112.240

.570

.904

Item26

123.1778

114.559

.338

.907

Item27

123.2000

112.436

.484

.905

Item30

123.1556

114.453

.369

.906

Item31

123.2444

113.371

.426

.906

Item33

123.3111

113.992

.404

.906

Item34

123.1556

115.453

.312

.907

Item35

123.4000

113.336

.445

.905

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109

Item38

123.2889

114.483

.423

.906

Item39

123.5556

112.889

.467

.905

Item41

123.2889

114.028

.524

.905

Item42

123.3111

115.219

.329

.907

Item43

123.6222

114.559

.330

.907

Item45

123.3333

112.318

.487

.905

Item47

123.4444

110.525

.487

.905

Item49

123.5556

113.707

.433

.905

Item50

123.1778

113.468

.462

.905

Item51

123.2444

113.643

.476

.905

Item52

123.2222

113.222

.430

.905

Item53

123.1111

114.556

.422

.906

Item54

123.1778

110.922

.530

.904

Item56

123.0222

115.340

.331

.907

Item58

123.2667

114.609

.444

.905

Item60

123.5778

113.204

.462

.905

Item61

123.3778

113.968

.380

.906

Item62

123.4000

112.927

.519

.904

Item64

123.1778

113.968

.359

.906

Item65

123.5778

111.022

.462

.905

Item68

123.5556

112.980

.345

.907

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 5 DESKRIPTIF DATA BERDASARKAN KELOMPOK STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

A. Status Pendidikan Pendidikan Oran Tua Subjek Penelitian SSE Rendah SSE Menengah SSE Tinggi Status Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu Tidak Sekolah 2 (3%) SD 16 (22%) 17 (23%) 2 (3%) 3 (5%) SMP 9 (12%) 19 (26%) 7 (11%) 7 (11%) SMA 42 (58%) 27 (37%) 26 (41%) 24 (38%) 18 (25%) 23 (32%) Akademi/Sarjana 6 (8%) 8 (11%) 28 (45%) 29 (46%) 53 (75%) 48 (68%) TOTAL 73 (100%) 63 (100%) 71 100%) B. Status Pekejaan Orang Tua Subjek Penelitian SSE Rendah SSE Menengah Status Ayah Ibu Ayah Ibu Tidak Bekerja 11 (15%) 27 (37%) 4 (6%) 23 (37%) Buruh 32 (44%) 19 (26%) 8 (13%) 4 (6%) Petani 5 (7%) 3 (4%) 4 (6%) 1 (2%) Pedagang 1 (1%) 13 (18%) 1 (2%) 2 (3%) Wiraswasta 16 (22%) 5 (7%) 16 (25%) 4 (6%) Pengajar 1 (1%) 3 (4%) 3 (5%) 10 (16%) Pegawai 5 (7%) 3 (4%) 24 (38%) 18 (29%) Supir 2 (3%) PNS 1 (2%) POLRI Pelayaran Chef Teknisi Pemimpin Instansi 2 (3%) 1 (1%) 73 (100%) 63 (100%) C. Penghasilan Orang Tua Subjek Penelitian SSE Rendah SSE Menengah Penghasilan Ayah Ibu Ayah Ibu < Rp 1.500.000; 73 67 (92%) 1 (2%) 31 (50%) (100%) Rp 1.500.000 – 5 (7%) 62 (98%) 16 (25%) Rp 3.000.00 > Rp 3.000.000; 1 (1%) 16 (25%) TOTAL

73 (100%)

63 (100%)

SSE Tinggi Ayah Ibu 1 (1%) 29 ( 41%) 1 (1%) 1 (1%) 1 (1%) 16 (23%) 9 (13%) 11 (16%) 13 (18%) 31 (44%) 16 (23%) 3 (5%) 2 (3%) 1 (1%) 1 (1%) 1 (1%) 1 (1%) 3 (5%) 1 (1%) 71 100%)

SSE Tinggi Ayah Ibu -

27 (38%)

-

7 (10%)

71 37 (52%) (100%) 71 (100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 6 HASIL PENELITIAN : Hasil Uji Normalitas , Hasil Uji Homogenitas, dan Hasil Uji ANOVA

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113

A. UJI NORMALITAS INTENSI PERILAKU PROSOSIAL Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova SES Prososial

Statistic

df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

*

.980

73

.283

Rendah

.063

73

.200

Menengah

.052

63

.200*

.990

63

.881

71

*

.985

71

.585

Tinggi

.075

.200

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

B. HASIL UJI HOMOGENITAS Test of Homogeneity of Variances Prososial Levene Statistic 2.054

df1

df2 2

Sig. 204

.131

C. HASIL UJI ANOVA ANOVA Prososial Sum of Squares Between Groups

df

Mean Square

1672.324

2

836.162

Within Groups

25779.106

204

126.368

Total

27451.430

206

F 6.617

Sig. .002

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

Multiple Comparisons Dependent Variable: Prososial 95% Confidence Interval

Mean Difference

LSD

(I) SES

(J) SES

(I-J)

Rendah

Menengah

-5.05262 *

1.93311

.010

-8.8641

-1.2412

-6.50511

*

1.87374

.001

-10.1995

-2.8107

Rendah

5.05262

*

1.93311

.010

1.2412

8.8641

Tinggi

-1.45249

1.94568

.456

-5.2887

2.3837

Rendah

6.50511 *

1.87374

.001

2.8107

10.1995

Menengah

1.45249

1.94568

.456

-2.3837

5.2887

Tinggi Menengah

Tinggi

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound