PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE

mengembalikan berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan berkas, ... Berdasarkan Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004, rata-rata waktu adalah suatu wakt...

37 downloads 791 Views 432KB Size
PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA Nuryati Program Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM [email protected]

Angga Eko Pramono Program Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM [email protected]

Anita Wijayanti Program Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM [email protected]

ABSTRAK Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam manajemen puskesmas maka puskesmas harus melaksanakan manajemen rekam medis yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dengan terpenuhinya jumlah petugas rekam medis yang sesuai dengan uraian pekerjaannya maka pelayanan akan menjadi lebih maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uraian pekerjaan dan jumlah kebutuhan petugas rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta dengan menggunakan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian berupa uraian kegiatan tenaga pendaftaran dan pengelolaan rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II yang secara garis besar meliputi kegiatan registrasi pasien serta pengelolaan rekam medis. Selain itu, tenaga pendaftaran dan rekam medis juga turut serta dalam kegiatan rapat, lokakarya serta seminar di bidang rekam medis. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan SDM dengan metode WISN, kebutuhan tenaga pendaftaran dan rekam medis yang ideal di Puskesmas Gondokusuman II adalah sejumlah 5 orang. Dengan jumlah tenaga saat ini yang hanya 3 orang maka diperlukan penambahan sebanyak 2 orang. Tentu saja, penambahan SDM tersebut juga dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi tenaga di bidang rekam medis agar tertib administrasi pada pengelolaan rekam medis semakin baik. Kata Kunci : Puskesmas, rekam medis, kebutuhan SDM, WISN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan sebuah organisasi di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berfungsi untuk

menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di peringkat kecamatan. Pelayanan yang ditawarkan bersifat menyeluruh, berpadu, dapat diterima dan dijangkau

oleh

mengutamakan

masyarakat keterlibatan

(Depkes aktif

RI,

2000).

masyarakat,

Puskesmas penggunaan

juga hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan upaya dan kemampuan pemerintah serta masyarakat (Depkes RI, 2002). Keberhasilan

pelayanan

kesehatan

melalui

dinas

kesehatan

beserta

perangkatnya (puskesmas) memberikan kontribusi cukup besar di dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015. Keberhasilan pelayanan kesehatan di dinas kesehatan melalui perangkatnya khususnya puskesmas didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni. Untuk mencapai visi dan misi puskesmas dan/atau dinas kesehatan, keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendiagnosa dan mengintervensi permasalahan sehingga didapatkan penyelesaian dari setiap permasalahan yang menjadi tugas dan fungsi puskesmas dan/atau dinas kesehatan tersebut. Agar tercapai pelayanan kesehatan yang mengikuti kaidah tertib administrasi yang baik, puskesmas perlu didukung oleh suatu pengelolaan rekam medis yang baik. Pengelolaan rekam medis yang baik membutuhkan tenaga yang kompeten di bidang rekam medis. Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan oleh setiap organisasi serta harus menjadi fokus perhatian sehingga langkah-langkah yang diambil oleh manajemen menjadi tepat guna, lebih menjamin bahwa di dalam organisasi tersedia tenaga kesehatan yang tepat untuk menduduki jabatan dan pekerjaan yang tepat dalam waktu yang tepat dalam rangka mencapai suatu tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk perencanaan sumber daya manusia kesehatan adalah perencanaan tenaga rekam medis. Kepmenkes RI No. 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit merupakan pedoman yang digunakan untuk penyusunan rencana penyediaan dan kebutuhan SDM di institusi

pelayanan

kesehatan

(rumah

sakit,

puskesmas).

Pedoman

tersebut

menggunakan metode WISN (Workload Indicators of Staffing Need), dimana metode tersebut merupakan indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga

pada

sarana

kesehatan

berdasarkan

beban

kerja,

sehingga

lokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional. Dari hasil observasi di Puskesmas Gondokusuman II, perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan khususnya rekam medis yang dibuat masih belum sempurna sehingga kebijakan dalam perencanaan kebutuhan tenaga di bagian pendaftaran dan rekam medis belum jelas. Dilihat dari segi alur proses kebijakan perencanaan kebutuhan tenaga pendaftaran dan rekam medis, langkah-langkah, koordinasi, dan proses konsultasi terkait perencanaan tersebut belum terstruktur dengan baik. Pengelolaan SDM kesehatan khususnya perencanaan kebutuhan tenaga rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II selama ini masih bersifat administratif kepegawaian dan belum dikelola secara profesional. Akibatnya, tenaga yang ada belum sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk mencukupi kebutuhan akan tenaga rekam medis, Puskesmas Gondokusuman II menggunakan jasa tenaga teknis pada rekam medis dengan melalui proses administrasi tanpa melalui proses perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Kepmenpan atau pun WISN. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan analisis kebutuhan tenaga rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II dengan metode WISN.

1.2 Tujuan Mengetahui uraian pekerjaan dan mengetahui jumlah kebutuhan petugas rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta dengan metode WISN. 1.3 Kontribusi Diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa masukan terkait perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas Gondokusuman II khususnya kebutuhan tenaga rekam medis.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif kualitatif dengan

pendekatan

induktif.

Penelitian

dilakukan

di

Puskesmas

Gondokusuman II. Sampel penelitian adalah SDM kesehatan di Puskesmas Gondokusuman II pada bagian pendaftaran dan rekam medis sebanyak 3 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer yaitu data mengenai uraian pekerjaan dan data sekunder berupa analisis jabatan (anjab) tiap jabatan serta data kepegawaian yang ada di Puskesmas Gondokusuman II.

3.2 Studi Lapangan 3.2.1 Pengamatan (observasi) Observasi yang dilakukan adalah dengan cara observasi sistematis yaitu melihat kegiatan yang dilakukan oleh petugas dari awal sampai akhir kegiatan di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Tenaga pengamat adalah peneliti sendiri. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa ceklis observasi, stopwatch dan formulir-formulir pencatatan. 3.2.2 Wawancara Dalam wawancara, peneliti mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dengan bantuan panduan wawancara, dan jawaban dicatat dengan menggunakan alat pencatat serta direkam menggunakan recorder. 3.2.3 Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan untuk mengetahui sumber data sekunder yang mendukung penelitian ini antara lain prosedur tetap, kebijakan, analisis jabatan, uraian pekerjaan, data kepegawaian, profil puskesmas dan

aturan yang berlaku di Puskesmas Gondokusuman II. Alat yang digunakan adalah ceklis studi dokumentasi.

3.3 Analisis Hasil 3.3.1 Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan pemilahan data dari penelitian yang dilakukan di lapangan. Semua catatan-catatan tertulis saat penelitian dikumpulkan dan dipilah baik yang akan digunakan maupun tidak digunakan (Notoatmodjo, 2002) 3.3.2 Penyajian Data Penyajian data adalah proses setelah dilakukan reduksi data. Setelah dilakukan pengolahan maka data disajikan baik berupa angka maupun bukan angka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga penyajian data bukan berupa angka namun berupa teks yang bersifat naratif. Penyajian seperti itu dapat memberikan informasi yang detail dan paham (Notoatmodjo, 2002). 3.3.3 Menarik kesimpulan/verifikasi Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid saat peneliti mengumpulkan data di lapangan. Oleh karena itu, kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Notoatmodjo, 2002).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Pekerjaan Petugas Rekam Medis Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta Berdasarkan Profil Puskesmas Gondokusuman II tahun 2012 dinyatakan bahwa jumlah kunjungan pasien di puskesmas selama satu tahun sebanyak 24.018 pasien. Pasien baru berjumlah 8.132 orang dan pasien lama berjumlah 15.886 orang. Uraian kegiatan tenaga pendaftaran dan rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II meliputi kegiatan mendaftar pasien serta entry

data pasien ke dalam Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), memberikan informasi yang diperlukan oleh pasien dan atau keluarga, membuat tracer untuk pengambilan berkas rekam medis, mencari dan mengembalikan berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan berkas, mendistribusikan berkas rekam medis ke klinik, mencetak register kunjungan pasien, membuat laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas(SP2TP) dan laporan tahunan puskesmas, membuat laporan perencanaan kebutuhan rekam medis, serta turut berperan dalam kegiatan posyandu. Selain itu, tenaga pendaftaran dan rekam medis juga turut serta dalam kegiatan rapat bulanan puskesmas, rapat profesi rekam medis, lokakarya serta seminar di bidang rekam medis. Berikut disajikan data mengenai uraian kegiatan tenaga pendaftaran dan rekam medis beserta kuantitas kerja dan waktu kerja per kegiatan.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tabel 1. Uraian Kegiatan Tenaga Rekam Medis Rata-rata Waktu per Kegiatan Satuan Kuantitas Kegiatan (menit) Menyiapkan peralatan Kali 288 10 pendaftaran Wawancara pasien baru Pasien 8132 3 Wawancara pasien lama Pasien 15886 1,5 Memberikan info Kali 24018 1 Membuat tracer Pasien 24018 1 Membuat RM baru Berkas 8132 1 Membuat kartu berobat baru Kartu 8132 1 Mencatat no. RM baru Kali 8132 0,5 Entry data sosial pasien baru Pasien 8132 3 Entry data pasien lama Pasien 15886 0,5 Mencari RM lama Berkas 15886 2 Distribusi RM Berkas 24018 0,5 Entry data pemeriksaan Kali 24018 5 (coding) Membuat map RM baru Berkas 8132 2 Sortir berkas RM Berkas 24018 0,25 Mengembalikan RM ke filing Berkas 24018 2 Cetak register harian Kali 288 15 merapikan no. urut pendaftaran Kali 288 15 membuat laporan SP2TP Kali 12 180 Membuat laporan tahunan kali 1 300

puskesmas rapat bulanan Lokakarya Rapat profesi Seminar Posyandu Membuat laporan perencanaan 26 RM 27 Validasi laporan SP2TP 21 22 23 24 25

Berdasarkan

uraian

pekerjaan

Kali Kali Kali Kali Kali

12 1 12 4 24

120 120 120 240 60

Kali

1

120

Kali

4

120

petugas

rekam

medis

di

Puskesmas

Gondokusuman II, pekerjaan paling singkat yang dilakukan oleh petugas adalah 0,25 menit untuk sortir berkas rekam medis dan pekerjaan yang paling banyak menyita waktu adalah pembuatan laporan tahunan. Setiap sumber daya manusia memiliki uraian pekerjaan yang harus mereka gunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnnya. Uraian pekerjaan merupakan ringkasan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk di dalamnya tugas dan tanggung jawab. Dengan kata lain, uraian pekerjaan menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan serta bagaimana cara ringkas mengerjakannya. Penyelenggaraan rekam medis menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.135/Kep/Menpan/12/2002 dalam Hatta (2008) adalah kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan

informasi

kesehatan

bagi

pemberi

pelayanan

kesehatan,

administrator, dan manajemen pada sarana pelayanan kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan rekam medis. Terselenggaranya manajemen informasi kesehatan dimulai dengan dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang kemudian dikelola secara terencana melalui teknologi informasi dan komunikasi. Penyelenggaraan rekam medis yang baik bergantung pada petugas rekam medis itu sendiri. Dengan terpenuhinya jumlah petugas rekam medis yang sesuai dengan uraian pekerjaan di tiap-tiap unit kerja maka pelayanan akan menjadi lebih maksimal. Oleh karena itu, perencanaan untuk pengambilan keputusan kebutuhan tenaga kerja sesuai

uraian pekerjaan yang ada diperlukan agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan secara maksimal. Menurut Sastrohadiwirya (2002), uraian pekerjaan merupakan rincian pekerjaan yang berisikan informasi menyeluruh tentang tugas atau kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi yang diperlukan apabila pekerjaan tersebut dikerjakan serta pedoman, petunjuk, dan arah tindakan bagi tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaansesuai tugas dan tanggung jawab. Berdasarkan Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004, rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang tenaga pendaftaran dan rekam medis dalam menyelesaikan semua kegiatan pokoknya selama satu tahun adalah 399.125,5 menit.

4.2 Perhitungan Kebutuhan Petugas Rekam Medis Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta Dengan Metode WISN 4.2.1 Waktu Kerja Tersedia Per SDM pada Unit Rekam Medis Hari kerja dalam satu tahun di Puskesmas Gondokusuman II adalah 288 hari (jumlah hari kerja dalam satu tahun yang sudah dikurangi hari libur nasional, cuti, ketidakhadiran kerja, dan lain-lain). Adapun waktu kerja efektif dalam satu hari kerja adalah 5 jam. Dengan demikian, total waktu kerja tersedia selama satu tahun di Puskesmas Gondokusuman II adalah 86.400 menit yang diperoleh berdsarkan perhitungan berikut. Waktu kerja tersedia = 288 hari x 5 jam = 1.440 jam = 86.400 menit Berdasarkan hasil penelitian dari Saputri, et.al (2009), waktu kerja produktif di puskesmas adalah 3,5 jam. Artinya, sebanyak 58.33% waktu kerja produktif per hari digunakan untuk memberikan pelayanan langsung kepada

pasien dan sisanya (41.67%) digunakan untuk kegiatan lain. Petugas rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II berjumlah 3 orang. Selain mengerjakan tugas di bagian pendaftaran dan pengelolaan rekam medis, petugas tersebut juga mendapatkan pekerjaan lain di luar pekerjaan pokoknya. Pekerjaan lain tersebut diantaranya membantu manajemen puskesmas dalam hal keuangan, menjadi programer untuk kegiatan puskesmas, dan tugas lain yang diberikan baik oleh Kepala Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Dengan demikian, dari total jam kerja efektif (5 jam) yang tersedia, petugas tesebut tidak sepenuhnya mengerjakan tugas pokok sebagai perekam medis.

4.2.2 Standar Beban Kerja Per SDM pada Unit Rekam Medis Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama satu tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga. Menurut Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004, standar beban kerja dapat dihitung dengan rumus: STD =

Waktu Kerja Tersedia Waktu kerja per kegiatan pokok

Berikut disajikan standar beban kerja tenaga rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II per kegiatan pokok. Tabel 2. Standar Beban Kerja per Kegiatan Pokok No 1 2 3 4 5 6

Kegiatan Menyiapkan peralatan pendaftaran Wawancara pasien baru Wawancara pasien lama Memberikan info Membuat tracer Membuat RM baru

Standar Beban Kerja 8640 28800 57600 86400 86400 86400

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Membuat kartu berobat baru Mencatat no. RM baru Entry data sosial pasien baru Entry data pasien lama Mencari RM lama Distribusi RM Entry data pemeriksaan (coding) Membuat map RM baru Sortir berkas RM Mengembalikan RM ke filing Cetak register harian merapikan no. urut pendaftaran membuat laporan SP2TP Membuat laporan tahunan puskesmas Posyandu Membuat laporan perencanaan RM Validasi laporan SP2TP

86400 172800 28800 172800 43200 172800 17280 43200 345600 43200 5760 5760 480 288 1440 720 720

Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh data standar beban kerja paling rendah adalah kegiatan sortir berkas rekam medis sebesar 345.600 menit/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sortir berkas rekam medis membutuhkan waktu 1/345.600 dari hari kerja tersedia dalam 1 tahun. Sedangkan standar beban kerja paling tinggi adalah pada kegiatan pembuatan laporan sebesar 288 menit/tahun. Hal ini menunjukkan untuk membuat laporan petugas membutuhkan waktu 1/288 dari hari kerja tersedia dalam 1 tahun. 4.2.3 Standar Kelonggaran Per SDM pada Unit Rekam Medis Penyusunan standar kelonggaran bertujuan untuk memperoleh faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tiap kategori tentang: kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada pasien, misalnya rapat, penyusunan laporan

kegiatan, menyusun kebutuhan bahan habis pakai; frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan; serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan. Menurut Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004, standar kelonggaran dapat dihitung dengan rumus:

SKG =

Rata −rata waktu per faktor kelonggaran Waktu kerja tersedia

Berikut disajikan standar kelonggaran tenaga rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II. Tabel 3. Standar Kelonggaran No

Kegiatan

1 2 3 4

Rapat bulanan Lokakarya Rapat profesi Seminar Jumlah

Satuan

Kuantitas

kali kali kali kali

12 1 12 4

Waktu (menit) 120 120 120 240

Standar Kelonggaran 0,001388889 0,001388889 0,001388889 0,002777778 0,006944444

Dari tabel 3 tersebut diketahui bahwa standar kelonggaran yang diperoleh sebesar 0,0069. Artinya, setiap tenaga pendaftaran dan rekam medis mempunyai faktor kelonggaran sebesar 0,0069 SDM, atau dengan kata lain, setiap petugas menyita atau membutuhkan waktu untuk menghadiri rapat atau seminar sebesar 0,69% dari total waktu kerja tersedia. Standar kelonggaran yang paling banyak membutuhkan waktu adalah menghadiri seminar dengan standar 0,0027 SDM atau 0,2% dari total waktu kerja tersedia.

4.2.4 Kebutuhan SDM Pendaftaran dan Rekam Medis yang Ideal Menurut Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004, kebutuhan SDM untuk bagian pendaftaran dan rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II dihitung dengan menggunakan rumus:

Kebutuhan SDM =

Kuantitas kegiatan pokok Standar beban kerja

+ Standar kelonggaran

Tabel 4. Kebutuhan SDM Pendaftaran dan Rekam Medis No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Kegiatan Menyiapkan peralatan pendaftaran Wawancara pasien baru Wawancara pasien lama Memberikan info Membuat tracer Membuat RM baru Membuat kartu berobat baru Mencatat no. RM baru Entry data sosial pasien baru Entry data pasien lama Mencari RM lama Distribusi RM Entry data pemeriksaan (coding) Membuat map RM baru Sortir berkas RM Mengembalikan RM ke filing Cetak register harian merapikan no. urut pendaftaran membuat laporan SP2TP Membuat laporan tahunan puskesmas Posyandu Membuat laporan perencanaan RM Validasi laporan SP2TP Jumlah

Kebutuhan SDM 0,033333333 0,282361111 0,275798611 0,277986111 0,277986111 0,09412037 0,09412037 0,047060185 0,282361111 0,09193287 0,367731481 0,138993056 1,389930556 0,188240741 0,069496528 0,555972222 0,05 0,05 0,025 0,003472222 0,016666667 0,001388889 0,005555556 4,619508102

Jumlah kebutuhan SDM = 4,6195 + 0,0069 = 4,6264 ≈ 5 SDM. Jumlah tenaga pendaftaran dan rekam medis yang ada di Puskesmas Gondokusuman II sampai dengan Bulan Maret 2013 sebanyak 3 orang. Dengan demikian, tenaga pendaftaran dan pengelolaan rekam medis masih kurang 2 orang lagi. Berdasarkan Berdasarkan Kepmenkes RI No. 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta rumah Sakit dinyatakan bahwa perencanaan SDM kesehatan ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pada sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lainnya. Oleh sebab itu,

perencanaan kebutuhan SDM bukanlah kegiatan yang ringan. Hal ini dikarenakan perhitungan kebutuhan SDM harus menggunakan metode perhitungan yang berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode tersebut haruslah mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif, dan realistis. Metode yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN). Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Ningsih, 2012), analisis beban kerja dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan atau unit kerja dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kapasitas organisasi yang profesional, transparan, proposional, dan rasional. Selain itu, menurut penelitian Suharyono dan Adisasmito (2006), kelebihan penghitungan tenaga kesehatan menggunakan metode WISN adalah lebih fokus pada penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan serta menyesuaikan dengan uraian pekerjaan yang ada pada unit kerja yang akan diteliti sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan beban kerja berdasarkan uraian pekerjaannya.

5. PENUTUP Uraian kegiatan tenaga pendaftaran dan rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II secara garis besar meliputi kegiatan registrasi pasien serta pengelolaan rekam medis. Selain itu, tenaga pendaftaran dan rekam medis juga turut serta dalam kegiatan rapat, lokakarya serta seminar di bidang rekam medis. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan SDM dengan metode WISN, jumlah kebutuhan SDM pendaftaran dan pengelolaan rekam medis yang ideal di Puskesmas Gondokusuman II adalah sejumlah 5 orang. Dengan demikian, Puskesmas

Gondokusuman

II

perlu

melakukan

perencanaan

untuk

penambahan tenaga pendaftaran dan pengelolaan rekam medis sebanyak 2 orang dengan menggunakan kaidah Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004.

Tentu saja, penambahan SDM tersebut juga dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi tenaga di bidang rekam medis agar tertib administrasi pada pengelolaan rekam medis semakin baik. Saran dari penelitian

ini,

sebaiknya

dalam

perencanaan

mendatang

Pukesmas

Gondokusuman II memiliki sistem informasi ketenagaan yang baik sehingga dapat menjadi landasan dalam mengajukan permintaan penambahan SDM kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. 2000. Panduan Pelaksanaan Jaminan Kualitas Model Evaluasi Pelayanan Kesehatan Dasar bagi Puskesmas. Jakarta: Direktorat Kesehatan Khusus, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2. Departemen Kesehatan RI. 2002. Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. 4. Notoatmodjo S. 2002. Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: Rineka Cipta. 5. Sastrohadiwirya S. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 6. Hatta Gemala R. (2008). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI Press. 7. Suharyono M. W. dan AdisasmitoWiku B.B. (2006). Analisis Jumlah Kebutuhan Tenaga Pekarya Dengan Work Sampling Di Unit Layanan Gizi Pelayanan Kesehatan Saint Carolus. Tersedia di alamat http://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2009/10/analisis-jml-kebutuhantenagapekarya-dengan-work-sampling-out.pdf. 8. Ningsih, D.W. 2012. Perencanaan Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Uraian Pekerjaan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Di Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta tahun 2012. Tugas Akhir. D-3 Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM. 9. Saputri V.W, Misnaniarti, Ainy A. 2009. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dengan Metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Di Puskesmas Merdeka Kota Palembang Tahun 2009. Tersedia di alamat http://eprints.unsri.ac.id/65/.