PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE EMPRIT (ZINGIBER OFFICINALE VAR

Download Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat salinitas terhadap pertumbuhan jahe emprit dan mengetahui pada ...

0 downloads 475 Views 45KB Size
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

Pertumbuhan Tanaman Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Rubrum) pada Media Tanam Pasir dengan Salinitas yang Berbeda

Hefika Cipta Sari *, Sri Darmanti *, Endah Dwi Hastuti* *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstrac The aim of this research to know influence the salinity to growth of ginger emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) and know NaCl concentration can maintain ginger emprit growth. Research use Complete Random Device (RAL) single Pattern. The treatment of NaCl concentration ( PO = 0 % o, P1 = 3 % o, P2 = 6%o, P3 = 9 % o, P4 = 12 % o). Colected data using analysis of variance followed by Duncan’s Multiple Range Test at 5% significance level. The results showed that treatment of different salinity give different influence to growth of ginger emprit. Treatment of concentration salinity 3%o can maintain growth of ginger emprit posed at by wet weight, dry weight and amount of bud . Excelsior salinity cause reduced of growth of ginger emprit. . Key words : growth, salinity, Zingiber officinale var. Rubrum. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat salinitas terhadap pertumbuhan jahe emprit dan mengetahui pada konsentrasi NaCl berapakan jahe emprit masih dapat mempertahankan pertumbuhannya. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tunggal, dengan perlakuan berupa bemberian larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu : PO = 0 %o, P1 = 3 %o, P2 = 6%o, P3 = 9 %o, P4 = 12 %o. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anova pada taraf uji 5%, dilanjutkan dengan Duncan’s pada tingkat signifkasi 95%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : perlakuan salinitas yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jahe emprit. Perlakuan salinitas konsentrasi 3%o dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) yang ditunjukkan oleh berat basah, berat kering dan jumlah tunas tanaman . Semakin tinggi tingkat salinitas menyebabkan pertumbuhan tanaman jahe emprit terhambat. Kata kunci : pertumbuhan, salinitas, Zingiber officinale var. Rubrum

PENDAHULUAN Jahe merupakan salah satu jenis tanaman obat yang berpotensi besar untuk

diandalkan

sebagai

komoditas

ekspor

nonmigas dalam bentuk jahe segar, jahe kering, minyak atsiri, dan oleoresin.

dikembangkan sebagai bumbu, bahan obat

Jahe emprit (Zingiber officinale var.

tradisional, dan bahan baku minuman serta

Rubrum) merupakan salah satu jenis jahe

makanan. Jahe banyak dimanfaatkan sebagai

yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan

obat antiinflamasi, obat nyeri sendi dan otot,

baku obat-obatan. Hal ini dikarenakan

tonikum, serta obat batuk. Jahe juga

rimpang

19

jahe

emprit

berserat

lembut,

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

beraroma tajam, dan berasa pedas meskipun

kebanyakan tanaman menurun pada salinitas

ukuran rimpang kecil. Rimpang jahe emprit

3-5%o, dan hanya tanaman tertentu yang

juga mengandung gizi cukup tinggi, antara

tumbuh normal pada salinitas 5-10%o, serta

lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin

hampir

dan 1-3% minyak atsiri (Rukmana, 2000).

berproduksi pada salinitas lebih dari 10%o.

semua

tanaman

tidak

dapat

Semakin pesatnya industri obat tradisional

Bintoro dalam Pangaribuan (2001)

dan industri lain yang menggunakan bahan

menyatakan bahwa tanaman biet, asparagus,

baku jahe menyebabkan permintaan jahe

dan jagung memiliki toleransi yang tinggi

cenderung

upaya

terhadap tanah salin. Tomat, ketimun,

pemenuhan kuantitas bahan baku tersebut

bawang merah, wortel, kentang, serta selada

masih mengalami hambatan terutama dalam

merupakan

pengadaannya.

sedang, dan jenis kacang-kacangan sangat

meningkat,

Indonesia

namun

merupakan

negara

tanaman

yang

bertoleransi

peka terhadap tanah salin. Hasil penelitian

kepulauan yang mempunyai daerah pantai

Darmanti

(2000)

sangat luas dan belum dimanfaatkan secara

semakin

tinggi

optimal.

mengandung

menyebabkan pertumbuhan tanaman jawan

senyawa garam yang berasal dari air laut

(Echinochola cruss-galii) terhambat. Hal ini

dengan cara merembes ke daratan baik lewat

didukung oleh penelitian Sopandie dalam

saluran bawah tanah maupun permukaan

Kusmiyati dkk. (2000) menunjukkan bahwa

tanah.

meningkatnya

Daerah

Hutabarat

pantai

dan

Evans

(1986)

menyatakan tingkat

konsentrasi

bahwa salinitas

NaCl

akan

menyatakan bahwa unsur-unsur utama yang

meningkatkan kadar Na pada tajuk dan akar

terkandung dalam air laut adalah natrium,

tanaman barley. Penelitian tentang salinitas telah

magnesium, kalsium, potassium, strontium, klorida, sulfat, bikarbonat, bromide, borate

banyak

dan fluoride. Senyawa garam yang dominant

mengenai

pada tanah salin di daerah pantai adalah

pertumbuhan

natrium klorida (NaCl). Kandungan NaCl

khususnya tanaman jahe emprit belum

yang tinggi di daerah pantai menyebabkan

dilakukan. Pessarakli (1993) menyatakan

tanah menjadi salin

bahwa

sehingga hanya

dilakukan, pengaruh

tetapi

informasi

salinitas

terhadap

tanaman

cekaman

salinitas

empon-empon

menyebabkan

tanaman tertentu yang dapat tumbuh normal.

jumlah air pada tanaman semakin berkurang.

Hal ini sesuai dengan Rosmarkam dan

Stres air terus-menerus dimungkinkan dapat

Yuwono (2001) yang menyatakan bahwa

meningkatkan produksi metabolit sekunder

pada salinitas 1-3%o hasil produksi menurun

dari rimpang tanaman jahe emprit. Oleh

untuk tanaman yang sensitif, hasil produksi

sebab itu, perlu kiranya dilakukan penelitian

20

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

tentang

pengaruh

terhadap

Media tanam berupa pasir pantai

pertumbuhan tanaman jage emprit (Zingiber

yang telah dicuci dan dicampur dengan

officinale var. Rubrum) pada tanah pasir

pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.

pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah

Perlakuan dengan cara disiram dengan

untuk mengetahui pengaruh tingkat salinitas

larutan NaCl sesuai konsentrasi pelakuan

terhadap pertumbuhan jahe emprit dan

dengan volume yang sama untuk semua

mengetahui

NaCl

perlakuan tiap 2 hari sekali.

masih

dapat

dihentikan setelah jahe mengalami gejala

mempertahankan pertumbuhannya.

Hasil

kelayuan,

berapakan

salinitas

pada jahe

konsentrasi emprit

dan

dilakukan

Perlakuan

pemanenan.

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

Parameter yang diamati adalah : berat basah

bagi

tanaman (gr), berat kering tanaman (gr),

pengembangan

tanaman

obat

khususnya jahe di daerah pantai.

tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah akar, jumlah tunas.

METODOLOGI Penelitian

ini

menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tunggal,

dengan

perlakuan

Berdasarkan penelitian yang telah

berupa

dilakukan mengenai pengaruh perbedaan

bemberian larutan NaCl dengan konsentrasi

salinitas terhadap pertumbuhan tanaman

yang berbeda, yaitu : PO = 0 %o, P1 = 3 %o,

jahe

P2 = 6%o, P3 = 9 %o, P4 = 12 %o. Data yang

Rubrum)

diperoleh dianalisis dengan Anova pada

sebagai berikut:

taraf uji 5%, dilanjutkan dengan Duncan’s pada tingkat signifkasi 95% (gomez dan gomez, 1995).

21

emprit

(Zingiber

dapat

officinale

dikemukakan

var.

data-data

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006 Tabel 1. Rerata Berat Basah (gr), Berat Kering (gr), Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun, Jumlah Akar dan Jumlah Tunas Tanaman Jahe Emprit dengan Perlakuan NaCl pada Konsentrasi yang Berbeda.

Parameter

P0

P1

P2

P3

P4

(0%o)

(3%o)

(6%o)

(9%o)

(12%o)

a

28,52

a

27,44

a

26,88

a

21,24b

Berat Basah (gr)

30,80

Berat Kering (gr)

5,49c

5,18c

5,05cd

4,24de

4,19e

Tinggi Tanaman (cm)

25,74f

20,80g

17,44gh

13,84h

9,18l

Jumlah Daun

5,60l

3,20k

2,80k

2,00k

0,80l

Jumlah Akar

11,60m

7,40n

4,00o

4,20o

3,80o

Jumlah Tunas

6,80p

5,20p

4,40pq

1,40qr

0,20r

Keterangan : Superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata dalam uji Duncan taraf uji 5%.

Berat Basah, Berat Kering dan Tinggi

dengan semua hasil perlakuan, begitu juga

Tanaman Jahe Emprit

dengan

P4. Sedangkan P1 tidak berbeda

Hasil analisa terhadap berat basah,

nyata dengan P2 tetapi berbeda nyata P3 dan

berat kering dan tinggi tanaman jahe emprit

P4. P3 tidak berbeda nyata dengan P2 dan

memperlihatkan bahwa perlakuan NaCl

P1 tetapi berbeda nyata dengan P0 dan P4.

memberikan pengaruh yang berbeda nyata

Berat basah dan berat kering

terhadap berat basah, berat kering dan tinggi

tanaman jahe emprit dengan perlakuan

tanaman. Uji Duncan terhadap berat basah

salinitas memperlihatkan adanya penurunan.

menunjukkan bahwa PO tidak berbeda nyata

Respon tanaman jahe emprit terhadap

dengan P1, P2, dan P3. Sedangkan P4

perlakuan salinitas yang ditunjukkan berat

berbeda nyata dengan semua perlakuan.

basah menurun dan berbeda nyata dengan

Hasil uji Duncan terhadap berat kering

perlakuan lain pada konsentrasi NaCl 12%o.

tanaman menunjukkan bahwa PO tidak

Penurunan berat basah tanaman diakibatkan

berbeda nyata dengan P1 dan P2, tetapi

adanya penyiraman larutan NaCl dengan

berbeda nyata dengan P3 dan P4. P3 tidak

konsentrasi

berbeda nyata dengan P2 dan P4 tetapi

menyebabkan kepekatan larutan tanah lebih

berbeda nyata dengan P0 dan P1, sedangkan

besar sehingga jumlah air yang masuk ke

hasil P4 tidak berbeda nyata dengan P3,

akar tanaman akan berkurang. Adanya

tetapi berbeda nyata dengan P0, P1, dan P2.

garam-garam

Hasil uji Duncan terhadap tinggi tanaman

terhadap penurunan kemampuan tanaman

menunjukkan bahwa

untuk mengabsorbsi air sehingga jumlah air

22

P0 berbeda nyata

12%o

dalam

pada

tanah

media

tanah

berpengaruh

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

sel tanaman semakin berkurang dan dapat

tanaman jahe emprit yang ditumbuhkan

menaikkan titik layu tanaman (Hakim,

pada media tanah salin dengan konsentrasi

1986). Hal ini didukung oleh Pangaribuan

NaCl 9%o dan 12%o yaitu berupa akar

(2001) yang menyatakan bahwa adanya

berwarna coklat dan lunak, batang kuning

NaCl

kecoklatan, serta daun berwarna kuning dan

mengakibatkan

peningkatan

transpirasi. Peningkatan laju transpirasi akan

keriting.

Gejala-gejala

menurunkan jumlah air tanaman sehingga

karena

adanya

tanaman menjadi layu. Hal inilah yang

ketidakseimbangan ion sehingga tanaman

menyebabkan berat basah tanaman jahe

kekurangan unsur hara khususnya NPK. Hal

emprit menurun.

ini didukung oleh Pangaribuan (2001) yang

Respon terhadap

tanaman

perlakuan

jahe

emprit

salinitas

yang

tersebut

NaCl

diduga

menyebabkan

menyatakan bahwa hambatan pertumbuhan tanaman

oleh

cekaman

garam

dapat

ditunjukkan oleh berat kering menurun pada

menurunkan penyerapan nitrogen, kalium

konsentrasi NaCl 9%o. Perlakuan NaCl

dan

phosphor.

Nitrogen

diserap

oleh

+

menyebabkan jumlah air dalam tanaman

tanaman dalam bentuk NH4 (ammonium)

berkurang sehingga turgor sel-sel penutup

dan NO3- (nitrat). Terbatasnya ketersediaan

stomata turun. Penurunan turgor stomata

karbohidrat akan menurunkan penyerapan

mengakibatkan proses fotosintesis terhambat

NH4+. Banyaknya ion Cl- yang diserap oleh

sehingga jumlah asimilat yang dihasilkan

akar

oleh

berkurang.

penyerapan kation lain seperti NO3-. Hal ini

Pangaribuan (2001) menyatakan bahwa

sesuai dengan Pessarakli (1993) menyatakan

salinitas

bahwa

tanaman

semakin

yang

tinggi

menyebabkan

tanaman

menyebabkan

akumulasi

ion

Cl-

rendahnya

pada

akar

ketidakseimbangan proses respirasi dan

mengakibatkan berkurangnya penyerapan

fotosintesis. Apabila respirasi lebih besar

NO3- sehingga asam amino yang terbentuk

dari pada fotosintesis maka berat kering

semakin sedikit. Nitrogen berperan penting

tanaman

sebagai penyusun klorofil daun sehingga

semakin

didukung

oleh

menyatakan

berkurang.

Gardner

bahwa

hasil

Hal

(1991) berat

ini yang

kering

defisiensi

nitrogen

menyebabkan

daun

berwarna kuning dan keriting seperti gejala

tanaman merupakan keseimbangan antara

yang

muncul

pada

tanaman

yang

pengambilan CO2 untuk fotosintesis dan

ditumbuhkan pada media tanah yang diberi

pengeluaran CO2 melalui respirasi.

perlakuan NaCl dengan konsentrasi salinitas

Pada penelitian ini, penurunan berat

mulai 9%o. Perubahan aktivitas metabolisme

basah dan berat kering tanaman disertai

tanaman pada tanah salin juga disebabkan

dengan

berkurangnya penyerapan kalium. Kalium

23

munculnya

gejala-gejala

pada

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+

belum menyebabkan gangguan absorbsi air

dan berperan penting sebagai katalisator

pada tanaman jahe emprit. Sedangkan hasil

berbagai

enzim.

menyebabkan

Akumulasi

ion

berkurangnya

+

Na

analisa

berat

kering

yang

sama

kalium

menunjukkan bahwa absorbsi unsur hara

sehingga aktivitas enzim seperti nitrat

mulai terganggu pada konsentrasi NaCl 9%o

reduktase yang mengubah NO3 menjadi NH3

. Hal ini menunjukkan bahwa pada tanah

sebagai penyusun protein akan menurun.

salin, tanaman jahe emprit mempunyai batas

Perlakuan larutan NaCl juga menurunkan

toleransi

penyerapan phosphor. Phospor diserap oleh

memperlihatkan

2-

-

tanaman dalam bentuk HPO4 dan H2PO4 . -

terhadap

perlakuan penurunan

NaCl mulai

konsentrasi 3%o. Hal ini menunjukkan

Akumulasi ion Cl cenderung menurunkan

bahwa tinggi tanaman jahe emprit sangat

penyerapan kedua anion tersebut. Phospor

sensitif terhadap salinitas. Adanya perlakuan

berperan penting dalam menggerakan dan

NaCl akan mengganggu perkembangan

menyimpan energi serta perkembangan akar.

jaringan meristem sehingga tanaman jahe

Defisiensi

emprit tidak berkembang dengan baik.

phosphor

perkembangan

akar

menyebabkan

tanaman

terhambat

Penurunan tinggi tanaman juga diakibatkan

sehingga akar yang terbentuk jumlahnya

terbatasnya

sedikit.

organik dalam jaringan. Penurunan jumlah Hasil penelitian Darmanti (1996)

persediaan

air

dan

bahan

air menyebabkan sel kehilangan turgor

menunjukkan bahwa perlakuan salinitas

sehingga

dengan air laut pada kisaran 0-100%

plasmalema untuk lepas dari dinding sel

menurunkan rerata berat basah dan berat

(plasmolisis). Pada proses pemanjangan sel,

kering tanaman jawan (Echinochloa cruss-

tanaman memerlukan keseimbangan air

galli L.) pada konsentrasi 25%. Pada

yang sesuai karena kekuatan pemanjangan

penelitian ini, respon tanaman jahe emprit

sel merupakan akibat dari tekanan turgor.

terhadap perlakuan NaCl pada kisaran 0-

Salisbury dan Ross (1995) menyatakan

memperlihatkan hasil yang sama sampai

dinding sel yang mengakibatkan dinding sel

konsentrasi 9%o, sedangkan berat kering

mengalami peregangan sehingga ikatan

tanaman memperlihatkan hasil yang sama

antara dinding sel melemah. Hal inilah yang

sampai

mendorong

dinding

mengalami kecenderungan menurun. Hasil

bertambah

besar,

analisa berat basah yang sama diduga karena

ketersediaan

perlakuan NaCl sampai konsentrasi 9%o

pertumbuhan tanaman. Terbatasnya bahan

konsentrasi

6%o

berat

bagi

bahwa adanya air akan meningkatkan turgor

24

ditunjukkan

kecenderungan

basah

12%o

yang

terdapat

meskipun

air

dan

membran

sehingga akan

sel

minimnya menghambat

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

organik juga menghambat pertumbuhan

Penurunan

tinggi

tanaman

jahe

(1991)

emprit pada konsentrasi 3%o sesuai dengan

menegaskan bahwa proses diferensiasi sel

hasil penelitian Darmanti (1996) yang

pada tahap perkembangan jaringan primer

menunjukkan bahwa perlakuan air laut pada

sangat

untuk

kisaran 0-10%o menurunkan rerata tinggi

penebalan dinding sel epidermis batang dan

tanaman jawan (Echinochloa cuss-galli (L.)

perkembangan

akar

batang.

Beauv.) pada konsentrasi 2,5%o. Hal ini

Perlakuan

NaCl

menyebabkan

didukung oleh Kramer dalam Darmanti

tinggi

tanaman.

Gardner

memerlukan

dkk.

karbohidrat

maupun

ketidakseimbangan

ion

tanaman

proses

sehingga

jaringan

(1996) yang menyatakan bahwa akibat dari

metabolisme

kadar garam yang tinggi di dalam tanah

pada

terganggu dan pertumbuhan tinggi tanaman

adalah berupa tanaman menjadi kerdil.

menurun. Selain hal tersebut diatas, cekaman

Jumlah Daun, Akar dan Tunas Tanaman

garam akan menyebabkan berkurangnya

Jahe Emprit.

sintesis hormon yang memacu pertumbuhan

Hasil

analisis

Anava

terhadap

yang

jumlah daun, akar dan tunas tanaman jahe

menghambat pertumbuhan. IAA merupakan

emprit menunjukkan bahwa penyiraman

hormon

pembelahan,

larutan NaCl pada media pasir memberikan

pemanjangan dan perbesaran sel. Adanya

pengaruh yang berbeda nyata terhadap

salinitas

jumlah daun, akar dan tunas. Uji lanjut

dan

meningkatnya

yang

hormon

merangsang

yang

tinggi

menyebabkan

berkurangnya asam amino seperti triptofan

Duncan’s

yang diperlukan dalam sintesis hormon IAA

memperlihatkan bahwa PO berbeda nyata

sehingga konsentrasi hormon IAA menurun.

dengan semua perlakuan salinitas, hal ini

Penurunan hormon IAA akan menghambat

juga terjadi pada P4. P1 tidak berbeda nyata

pertumbuhan

dengan P2 dan P3 tetapi berbeda nyata

tanaman

jahe

emprit.

terhadap

dengan

stres

akan

menunjukkan bahwa P0 berbeda nyata

yang

dengan semua hasil perlakuan salinitas. P1

sensitif terhadap garam. Hastuti dkk. (2000)

berbeda nyata dengan semua hasil perlakuan

menambahkan bahwa kandungan hormon

salinitas. P2 tidak berbeda nyata dengan P3

ABA meningkat pada kondisi stres. ABA

dan P4 tetapi berbeda nyata dengan P0 dan

mempunyai

dengan

P1. Jumlah tunas memperlihatkan bahwa P0

menghambat

tidak berbeda nyata dengan P1 dan P2 tetapi

menurunkan

hormone

IAA

peran IAA

pertumbuhan.

25

yang

berlebihan

pada

tanaman

antagonis yaitu

dan

P4.

Jumlah

daun

Pessarakli (1993) menyatakan bahwa tingkat garam

P0

jumlah

akar

berbeda nyata dengan P3 dan P4. P2 tidak

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

berbeda nyata dengan P1 dan P3 tetapi

faktor genetik, hormonn dan lingkungan.

berbeda nyata dengan P0 dan P4. Sedangkan

Perlakuan larutan NaCl juga mempengaruhi

P4 tidak berbeda nyata dengan P3 tetapi

sintesis hormon IAA. Berkurangnya IAA

berbeda nyata dengan P0, P1 dan P2.

menyebabkan

proses

perkembangan

sel

Respon jumlah daun dan akar tanaman terhadap perlakuan larutan NaCl

pembelahan

terhambat

dan

sehingga

jaringan yang terbentuk sedikit.

memperlihatkan penurunan pada perlakuan

Penurunan jumlah daun tanaman

NaCl dengan konsentrasi 3%o, sedangkan

jahe emprit yang ditumbuhkan pada tanah

jumlah tunas menurun pada konsentrasi

salin

NaCl 6%o. Penurunan jumlah daun, akar dan

diakibatkan berkurangnya ketersediaan air

tunas pada tanaman jahe yang ditumbuhkan

dan unsur hara pada tanaman menyebabkan

pada

bahwa

penurunan turgor sel sehingga stomata

pertumbuhan jumlah daun, akar dan tunas

menutup. Fitter dan Hay (1992) menyatakan

jahe emprit merupakan tanaman yang

bahwa penurunan stomata pada daun akan

sensitif terhadap garam. Penurunan ini

memotong suplai CO2 ke sel-sel mesofil

disebabkan adanya larutan NaCl pada media

sehingga

tanah mengakibatkan jumlah air dan unsur

fotosintat yang terbentuk sedikit. Pada awal

hara pada tanaman semakin berkurang

perkembangan

sehingga proses metabolisme terhambat.

untuk mengembangkan daun secara cepat.

Penurunan

menyebabkan

Setelah daun berkembang penuh dengan

tanah

salin

menunjukkan

jumlah

air

mulai

konsentrasi

fotosintesis

daun,

NaCl

3%o

terhambat

fotosintat

dan

ditahan

penurunan

fotosintesis

sehingga

kandungan pati yang tinggi maka fotosintat

ketersediaan

karbohidrat

menurun.

akan ditranslokasi ke daun-daun yang lebih

Karbohidrat sangat diperlukan untuk proses

muda.

awal pembentukan jaringan seperti akar,

asimilat sangat mempengaruhi pembentukan

batang, dan daun, sehingga penurunan

daun.

karbohidrat

menyebabkan

Sehingga

ketersediaan

sejumlah

Penurunan akar dan tunas tanaman

pembentukan

jaringan tanaman terhambat. Gardner dkk,

jahe

(1991)

ketidakseimbangan

ion

pada

Penyiraman

NaCl

pada

menyatakan

bahwa

proses

diferensiasi sel pada tahap perkembangan jaringan

primer

sangat

memerlukan

emprit

juga

larutan

disebabkan akar. media +

menyebabkan akumulasi ion Na

karbohidrat untuk penebalan dinding sel

berlebihan

epidermis batang dan perkembangan akar

permiabilitas

maupun batang. Pembelahan sel-sel inisial

menggantikan ion Ca+ di dinding sel akar.

di daerah meristem sangat dipengaruhi oleh

Rosmarkam

26

sehingga dinding

dan

akan

yang

sel

merusak

dengan

Yuwono

cara

(2001)

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

menyatakan

bahwa

berperan

Derajat keasaman yang diukur pada

sebagai penguat dinding sel, meningkatkan

awal penelitian menunjukkan nilai 5,26 dan

pembelahan

meristem,

pada akhir penelitian rata-rata nilai pH

membantu penyerapan nitrat dan mengatur

menjadi 4,82. Hal ini tidak sesuai dengan

ketersediaan

Sehingga

pendapat Buckman dalam Kusmiyati dkk.

menyebabkan

(2000) yang menyatakan bahwa derajat

pertumbuhan akar terhambat. Perlakuan

keasaman tanah salin sekitar 8,5 atau

NaCl juga mempengaruhi sintesis hormon

kurang. Rendahnya derajat keasaman ini

giberelin pada akar. Berkurangnya GA akan

diduga adanya pupuk kandang yang bersifat

menghambat

baru.

asam sehingga menurunkan nilai pH. Nilai

bahwa

pH ini kurang sesuai dengan pertumbuhan

sel

Pessarakli tanaman

di

air

berkurangnya

kalsium

daerah

dalam

sel.

kalsium

pembentukan (1993)

dalam

tunas

menegaskan keadaan

stres

air

tanaman jahe. Menurut Salisbury dan Ross

menunjukkan penurunan GA yang sangat

(1995), aktivitas enzim dipengaruhi oleh

cepat.

nilai pH. Biasanya terdapat pH optimum bagi suatu enzim untuk dapat berfungsi. Umumnya pH optimum berkisar 6-8, tapi

Faktor Lingkungan Faktor lingkungan sebagai pendukung dalam

penelitian

ini

meliputi

suhu,

bisa lebih tinggi atau lebih rendah bagi beberapa

enzim.

Berdasarkan

hasil

kelembaban, pH dan salinitas. Dari hasil

penelitian, diduga ketidaksesuaian faktor

pengukuran diperoleh data suhu selama

lingkungan

penelitian berkisar antara 24,9 -33,2oC.

tanaman jahe emprit kurang optimum.

menyebabkan

pertumbuhan

Kisaran suhu tersebut kurang sesuai dengan

Salinitas tanah dihitung dengan

suhu lingkungan untuk pertumbuhan dan

mengukur tetesan air dari polibag pada hari

perkembangan tanaman jahe yang berkisar

ke-30

antara 19 – 30oC. Data kelembaban tanah

penelitian semua perlakuan menunjukkan

yang diperoleh selama penelitian adalah

salinitas 0%o tetapi setelah perlakuan.,

33,0 – 57,4% sehingga kurang sesuai juga

masing-masing

dengan kelembaban yang dibutuhkan oleh

rata-rata salinitas 0%o, 3,3%o, 6,5%o, 9,6%o

pertumbuhan tanaman jahe, yaitu berkisar

dan 12,5%o. Peningkatan salinitas di akhir

60-90%.

penelitian

kelembapan meningkat

Suhu

tinggi

rendah, sehingga

menyebabkan

laju jumlah

27

perlakuan.

perlakuan

Pada

awal

menunjukkan

memperlihatkan

bahwa

transpirasi

penyiraman larutan NaCl menyebabkan

air

terjadinya akumulasi garam-garam pada

yang

dibutuhkan bagi tanaman berkurang dan pertumbuhan tanaman terhambat.

setelah

tanah.

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

KESIMPULAN Perlakuan salinitas yang berbeda memberikan

pengaruh

yang

berbeda

terhadap pertumbuhan tanaman jahe emprit. Perlakuan salinitas konsentrasi 3%o dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) yang ditunjukkan oleh berat basah, berat kering dan jumlah tunas tanaman . Semakin tinggi

tingkat

pertumbuhan

salinitas tanaman

menyebabkan jahe

emprit

terhambat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1998. Profil Simplisia Nabati Jilid I. Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes Dep. Kes. RI. Tawangmangu. Bidwell. R.G.S. 1974. Plant Physiologi. Adisson Wisley Publishing Co. New York. Darmanti, S. 1996. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Jawan (Echinochloa crus-galli (L) Beauv.). SELULA Edisi 9 Bulan Oktober Jurusan Biologi Fakultas Mipa Undip Semarang. Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1992, Fisiologi Lingkungan Tanaman UGM Press. Yogyakarta. Gardner, P.F.R.B. Pearce dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Penerbit UI Press. Jakarta. Gomez, K.A dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian edisi II (Penerjemah: Tohari dan Soedharoedjian). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hadini, H. 2000. Respond an Strategi Pemuliaan Tanaman Pada Tanah Salin, Jurnal Penelitian Mimbar Akademik Edisi No. 12

28

Bulan Mei. Lembaga Penelitian Universitas Hauoleo. Kendari. Hakim. 1986. Fisiologi Tanaman. Penerbit Bharata Karya Aksara. Jakarta. Harjadi, S. 1991. Pengantar Agronomi. PT Gramedia. Jakarta. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Hastuti, E.D., E. Prihastanti, dan R.B. Hastuti. Fisiologi Tumbuhan II.Lab.BSF Tumbuhan Fakultas MIPA UNDIP Semarang. Hutabarat dan Evans. 1986. Pengantar Oceanografi. PT Angkasa. Bandung. Jumin, H.B. 1992. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Penerbit Rajawali Press. Jakarta. Kardiman, A. dan A. Ruhnayat, 2003. Budidaya Tanaman Obat Secara Organik Agromedia Pustaka. Tangerang. Kusmiyati, Florentina, E.D. Purbajanti dan W. Slamet. 2000. Pengaruh Pemupukan Kalsium dan Nitrogen terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Rumput Pakan Pada tanah salin. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP Semarang. Muhlisah, F. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon. Kanisius. Yogyakarta. Nyakpa, Y.M, Lubis A.M; Pulung M.A; Amrah A.G dan Munawar A. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung. Nybakken, W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia, Pustaka Utama Jakarta. Paimin, F.B dan Murhananto. 2002. Budidaya, Pengolahan dan Perdagangan Jahe, PT Penebar Swadaya. Jakarta. Pangaribuan, N. 2001. Hardening dalam Upaya Mengatasi Efek Salin pada Tanaman, Bayam (Amaranthus sp). http.//www.ut.ac.id/imst/nurmala/hard ening.htm. Pessarakli, M. 1993. Handbook of Plan and Crop Stress. Marcel Dekker Inc. New York.

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006

Poerwidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. PT Angkasa Bandung. Rosmarkam, A dan N.M Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. PT. Kanisius. Yogyakarta. Salisbury, F.B. dan C.W Ross. 1995. Fisiologi TumbuhanI.(alih bahasa; Diah R, Lukman, dan Sumaryono). Penerbit ITB. Bandung. -------------------------, 1995. Fisiologi Tumbuhan II.(alih bahasa: Diah R;Lukman dan Sumaryono). Penerbit ITB. Bandung. -------------------------, 1995. Fisiologi Tumbuhan III. (alih bahasa: Diah R;

29

Lukman dan Sumaryono). Penerbit ITB. Bandung. Suliastiningsih, R. 2002. Penyaringan Toleransi Salinitas Beberapa Kultivar Padi Pada Fase Perkecambahan. Penerbit Lembaga Penelitian UPN Veteran. Yogyakarta. Syukur, C. 2001. Agar Jahe Berproduksi Tinggi. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Tan, Kim H. 1995. Dasar-dasar Kimia Tanah. UGM Press. Yogyakarta. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. UGM Press. Yogyakarta. Thomson, H.C dan W.C. Kelly, 1978. Vegetable Crops. Mc Graw Hill Book Co. Inc. New York. USA.