Problematika Minyak di Timur Tengah: Analisa Teori Dependensia

Teori Dependensia Penetrasi asing dan ketergantungan eksternal menyebabkan ... sosial yang gawat dan akhirnya mendorong timbulnya penindasan...

4 downloads 285 Views 1MB Size
Problematika Minyak di Timur Tengah: Analisa Teori Dependensia #Sesi 3, Selasa, 10 Maret 2015

Teori Dependensia

Penetrasi asing dan ketergantungan eksternal menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur ekonomi “pinggiran” (periphery) yang pada gilirannya menimbulkan konflik sosial yang gawat dan akhirnya mendorong timbulnya penindasan negara terhadap rakyat di masyarakat yang tergantung itu.

Penetrasi Asing Distori sektor perdagangan Distorsi ekonomi internal Distorsi sosiopolitik

Konflik sosiopolitik

• Penetrasi finansial & teknologi: MNCs & fenomena product cycle. • Penetrasi politik & kultural: budaya konsumerisme, di kalangan elit, hegemoni budaya Barat, dll.

• Terjadinya enclave. • Perdagangan internasional menjadi sangat penting bagi negara pinggiran.

• Sektor enclave ekspor jauh lebih berkembang. • Berbagai sektor ekonomi terpecah tidak saling terkait. • Perbedaan upah yang sangat timpang antara buruh pabrikan/ pertambangan dan pertanian.

• Terjadinya aliansi segitiga: negara, birokrat dan PNM. • Timbulnya kediktatoran, bukan demokrasi.

• Disahkannya kekerasan, baik penggunaan kekerasan (daya paksa) secara langsung maupun meluasnya “kekerasan struktural”, yaitu ketimpangan dan kemiskinan.

Analisa Teori Dependensia di Timteng Secara Umum •

Penetrasi politik negara super power di Timur Tengah adalah dalam jaringan ketergantungan ekonomi yang menjaga kawasan ini tetap sebagai subordinat/ underdeveloped terhadap negara kapitalis inti.



Negara-negara Timur Tengah menghasilkan produk-produk mentah dan selalu tergantung pada ekspor produk tunggal seperti katun atau minyak.



Ketergantungan ekonomi membuat negara tidak berkembang dan lemah secara politik.

Analisa dalam Kasus •

Mesir pada masa PD II: basis ekonomi kuat karena proyek nasionalisasi dan dukungan dana Soviet.



Mesir masa Anwar Sadat: membuka hubungan persahabatan dengan AS, menjadi tergantung dengan bantuan AS dan jatuh kepada perangkap hutang kepada AS (Barat).

Dependensia dalam Minyak AS

Inggris

Sebelum PD II

15 %

70 %

1950an

60 %

30 %

Tabel Kontrol Minyak di Timteng •



‘Seven sisters’ & ‘Six families’ bahkan bisa mempermaikan harga minyak: •

1948: $ 2.18 menjadi $ 1.80/ barrel.



1960: $ 2.68 menjadi $ 3.28/ barrel.

Respon Timteng terhadap fenomena tersebut adalah dengan proyek nasionalisasi (Mesir, Iran, Irak) & negosiasi ulang konsesi (Saudi) serta pendirian OPEC.

Minyak sebagai Senjata Melawan Barat •

Perang Arab Israel 1973 membawa semangat solidaritas Arab dan meningkatkan sentimen anti Barat (AS).



OPEC secara sepihak menaikkan harga minyak dari $ 3 ke $ 5/ barrel dan memotong pengiriman minyak ke AS. Hasilnya minyak dunia naik menjadi $ 11.65/ barrel pada bulan Desember 1973.



Ekonomi AS terpukul karena 15 % impor minyaknya dari Timteng. Namun pukulan berat adalah bagi sekutu AS di Eropa.

Dari Dependensia ke Interdependensia •

Keadaan berubah drastis pasca perjanjian Camp David. Konsesi dari Mesir kepada AS adalah dengan mencabut embargo minyak kepada Washington.



Washington menggunakn strategi “relays in a metropolitan circle of capital”.



84 % pemasukan minyak Saudi diinvestasikan Bank dan produk investasi Barat. Saudi adalah investor terbesar bagi bank di AS, dengan pemasukan $ 10 milyar pertahun (1970an).



Negara-negara Semenanjung Arab dan Teluk bahkan jika ditotal nilai investasi mereka ke AS mencapai $ 1 triliun pertahun.



Dengan demikian dua pihak saling berkepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi masing-masing.