PRODUKSI IKAN HIAS NEMO HYBRID VARIAN BLACK PHOTON

Download Perkembangan ikan hias nemo di Balai Budidaya Laut Ambon semakin terlihat variasinya. ..... ikan anemon: suatu percobaan pengalihan Jurnal ...

0 downloads 358 Views 706KB Size
PRODUKSI IKAN HIAS NEMO HYBRID VARIAN BLACK PHOTON SKALA RUMAH TANGGA Oleh : Abdul Gani, Hariyano, Herlina Tahang dan Erdy Asmaul Basir Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon [email protected] Abstrak Perkembangan ikan hias nemo di Balai Budidaya Laut Ambon semakin terlihat variasinya. Hingga saat ini sudah mencapai 8 spesies yang sudah berhasil dikembangkan, baik yang masih murni spesies asli ataupun spesies hybrid atau persilangan antar spesies yang ada. Ikan hias nemo hybrid varian black photon merupakan ikan hias nemo hasil persilangan antara Amphiprion ocellaris dan A. percula yang mempunyai bentuk dan warna yang lebih indah dari kedua spesies tersebut, serta harganya juga lebih tinggi dari kedua spesies tersebut. kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan ikan hias nemo hybrid varian black photon skala rumah tangga. Kegiatan ini berlangsung dari bulan April – Mei 2014 yang bertempat di Outdoor Hatchery ikan hias Balai Budidaya Laut Ambon dengan format skala rumah tangga. Induk yang digunakan berupa sepasang ikan hias nemo tersebut dengan jantan adalah A. ocellaris dan betina A. percula yang dipelihara dalam wadah aquarium kapasitas 100 liter. Wadah lain yang digunakan adalah bak fiber kapasitas 1 atau 2 ton sebagai tempat pemeliharaan larva dan sebuah aquarium kapasitas 100 liter untuk pemeliharaan benih. Hasil kegiatan selama tiga bulan masa pemeliharaan diperoleh jumlah telur sebanyak 8.500 butir dan menghasilkan lebih dari 5000 ekor benih ukuran 3,5 cm. Selanjutnya dilakukan analisa usaha pembanding terhadap kegiatan ini dan hasilnya ikan hias nemo hybrid black photon dapat memberikan keuntungan 9 kali terhadap spesies A. ocellaris dan keuntungan 4 kali dari spesies A. percula. Kata Kunci : Nemo hybrid, black photon, skala rumah tangga

NEMO FISH PRODUCTION OF HYBRID VARIETY OF BLACK PHOTON HOUSEHOLD SCALE By: Abdul Gani, Hariyano, Herlina Tahang and Erdy Asmaul Basir Center For Mariculture Ambon [email protected] Abstract The development of ornamental fish nemo in Ambon Mariculture Center more visible variations. Until now reached 8 species that have been successfully developed, both pristine native species or species hybrids or crosses between species that exist. Ornamental fish nemo hybrid variant black ornamental fish nemo photon is the result of a cross between Amphiprion ocellaris and A. percula that has the shape and the color is more beautiful than these two species, and the price is also higher than these two species. This activity aims to produce ornamental fish nemo photon hybrid variant black household. This activity lasts from April to May 2014 Fish Hatchery located in Outdoor ornamental Mariculture Center Ambon household scale format. Parent who used a pair of ornamental fish is nemo with male A. ocellaris and female A. percula reared in a container tank capacity of 100 liters. Another container used is fiber tub 1 or 2 ton capacity as a larval rearing tank and a 100 liter capacity for maintenance of seed. The results of the activities during the three-month maintenance period the number of eggs obtained 8,500 grains and produce 5000 fry size of 3,5 cm. Further comparative analysis of the business's activities and the results of hybrid ornamental fish nemo black 9 photons can provide benefits to the species A. ocellaris times and 4 times the profit of the species A. percula. Keywords: hybrid nemo, black photons, household scale

I. 1.1.

PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan nemo atau Clownfish berasal dari famili Pomacentridae. Salah satu famili terbesar dalam komunitas ikan karang Hingga saat ini diketahui ada sekitar 32 spesies. 2 spesies diantaranya termasuk dalam marga Amphiprion dan dua lainnya marga Premnas. Sedangkan hybrid sendiri adalah perkawinan silang antara 2 jenis spesies yang berbeda untuk mendapatkan keturunan yang berbeda pula. Mengingat jumlah spesies clownfish yang cukup banyak tersebut dapat memberikan peluang untuk melakukan perkawinan silang. Sampai saat ini Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon telah mengembangkan 8 spesies clownfish dan berhasil menghibrid beberapa spesies dari jenis tersebut. Ukuran maksimal clownfish bisa mencapai 10 – 18 cm. Pada dasarnya clownfish terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau pasangannya. Untuk mencapai ukuran induk membutuhkan waktu sekitar 8 bulan sampai 1 tahun. Clownfish merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah. Jika dilihat dari segi ukuran dan usia pemeliharaan, dibandingkan dengan harganya yang cukup tinggi maka dapat memberikan asumsi bahwa budidaya clownfish dapat memberikan keuntungan yang luar biasa. Tingginya harga clownfish sangat ditentukan oleh keunikan warna dan coraknya. Untuk Amphiprion percula, salah satu faktor penentu harga adalah ketebalan warna hitamnya. Induk Amphiprion percula onyx yang hampir semua tubuhnya berwarna hitam hanya mampu mewariskan warna yang sama dengan induknya sekitar 5 – 7 % dan sisahnya hanya memiliki warna hitam separuh badan dan bahkan ada yang tidak memiliki warna hitam. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dan pengkajian dalam menciptakan corak dan warna yang diinginkan oleh pasar sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut adalah dengan melalui perkawinan silang (hybrid). Dari hasil temuan hybrid antara clonfish Amphiprion percula dan Amphiprion ocelaris dapat memberikan warna dan variasi corak yang unik serta daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap serangan penyakit. Dengan demikian hasil hybrid ini dapat memberikan nilai tambah terhadap benih yang diproduksi sehingga kegiatan ini dapat menjadi acuan untuk budidaya clownfish skala rumah tangga yang mandiri dan kreatif. 1.2.

Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan ikan hias nemo hybrid varian black photon skala rumah tangga. II. 2.1.

METODE Waktu Dan Tempat Kegiatan ini berlangsung dari bulan April – Mei 2014 yang bertempat di Outdoor Hatchery ikan hias Balai Budidaya Laut Ambon. 2.2. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Peralatan Akuarium 50 – 100 liter Bak fiber 2 ton Instalasi air laut dan air tawar Instalasi aerasi Potongan pipa paralon 4” Peralatan kualitas air Alat tulis menulis kamera Peralatan kerja

Bahan Betina A. percula jantan A. ocelaris (biasa) jantan A. ocelaris (black australis) Anemon Air Laut Air Tawar Pakan buatan ( pellet ) Artemia Cacing darah Obat-obatan

2.3. Metode 2.3.1. Seleksi Induk Indunk yang digunakan adalah induk yang sudah pernah memijah atau induk produktif dengan asumsi untuk mempercepat proses pemijahan. Induk betina yang digunakan adalah Amphiprion percula (onyx) berukuran 7 cm dimana jenis ini mempunyai harga dan pasaran yang cukup bagus. Untuk menciptakan variasi yang berbeda maka digunakan dua jenis induk jantan yang berbeda yaitu Amphiprion ocelaris biasa dan Amphiprion ocelaris (black Australis) dan masing masing berukuran sekitar 5 cm. 2.3.2. Penjodohan Perjodohan dilakukan dengan cara menempatkan keduan calon induk yang berlainan spesies tersebut dalam akuarium bervolume 50 liter dengan sistem air mengalir dan dilengkapi dengan aerasi. Selama 3 hari induk tidak diberikan selter atau anemon dengan tujuan untuk menghindari sifat soliternya. Apabila didapatkan ketidak cocokan terhadap kedua induk tersebut maka perlu diganti pasangannya, pada saat mengganti pasangan sebaiknya kedua induk direndam air tawar secara bersamaan dalam satu wadah. Perendaman air tawar tersebut bertujuan untuk melemaskan kedua induk dan pada saat dimasukkan kedalam akuarium, induk betina berkonsentrasi untuk berosmoregulasi sehingga sifat galaknya berkurang. Setelah keduanya rukun atau sudah cocok dengan pasangannya maka selter dan anemonpun dimasukan kedalam akuarium tersebut sebagai rumahnya dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan. Sistem persilangan dimana betina spesies Amphiprion percula sedangkan jantan dari spesies Amphiprion ocelaris yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Betina

Amphiprion percula (onyx)

Jantan

Jantan

Amphiprion percula (onyx) Amphiprion ocelaris(Black Australis)

Jantan

Amphiprion ocelaris (biasa)

Betina

Amphiprion ocelaris (biasa) 2.3.3. Pemijahan dan pengeraman Sebelum ikan memijah biasanya ditandai dengan adanya kerjasama antara induk jantan dan betina dengan melakukan pembersihan pada selter, selain itu terlihat dari induk betina dengan perut membuncit dan pada bagian dubur atau saluran telur terlihat menonjol keluar. Pemijahan biasanya terjadi pada siang hari atau sore hari. Pada saat pemijahan induk betina menempelkan telurnya pada selter dan dibuahi oleh jantan. Telur

tersebut rutin dibersihkan dan dijaga oleh kedua induk namun yang paling dominan adalah jantan dan akan menetas setelah 6 sampai 8 hari tergantung lingkungan dan kualitas telur. 2.3.4. Penetasan Telur Telur yang mau menetas ditandai warna transparan sehingga larva yang ada didalampun terlihat jelas, selain itu dapat ditandai dengan mata yang menyala atau berwarna perak. Sebelum penetasan terlebih dahu bak dibilas dengan kaporit dan dicuci sampai bersih kemudian diisi dengan air laut. Bak fiber berkapasitas 2 ton tersebut selanjutnya diisi Phytoplankton sekitar 30-50 liter seperti yang terlihat pada gambar dibawah. Pemindahan telur kebak larva dapat dilakukan sehari sebelum telur menetas dengan cara memindahkan induk dan selternya ke bak larva denagn menggunakan keranjang yang sudah diberi pelampung. Tujuannya tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada induk untuk merawat telur sampai menetas sehingga HRnya bisa lebih bagus dan dengan metode ini larva bisa beradaptasi langsung dengan lingkungannya dan larva tidak stress akibat pemindahan.

Gambar 2. Penetasan Telur 2.3.5. Pemeliharaan Larva Larva yang berumur 1 hingga 7 hari terkadan stress dan terkumpul didinding bak, hal ini biasa terjadi apabila air dalam bak terlalu jernih sehingga perlu adanya penambahan phytoplankton. Phitoplankton bertujuan untuk menstabilkan kualitas air dan juga sebagai makanan rotifer sehingga sangat penting keberadaannya dalam pemeliharaan larva, akan tetapi phytoplankton yang terlalu padat juga dapat merusak kualitas air. Pakan yang diberikan pada hari pertama adalah rotifer, selanjutnya naupli artemia dapat ditambahkan stelah semua larva berubah warna dari hitam menjadi kemerah merahan atau dapat ditandai dengan munculnya garis putih pada leher dan ini biasanya terlihat pada hari ke 7 atau hari ke 8. Pakan rotifer dapat dihentikan setelah semua larva dapat mengkonsumsi naupli artemia. Perbaikan kualitas air dapat dilakukan dengan penyiponan dan pergantian air pada hari 7 sekitar 20-30 %. Larava dapat dipanen setelah berumur + 15 hari. Dalam 1 pasang induk dapat menghasilkan benih sekitar 250 -700 ekor tergantung banyaknya telur, HR dan SR larva. 2.3.6. Pemeliharaan benih Benih yang baru dipanen dipelihara dalam wadah aquarium dengan system sirkulasi air selama 24 jam dengan kepadatan 5-8 ekor perliter sesuai ukuran ikan. Frekwensi pemberian pakan dapat dilakukan 4-6 kali sehari dengan dosis sampai kenyang. Pakan yang digunakan adalah naupli artemia dan pakan buatan yang disesuaikan dengan bukaan mulut. Penyiponan kotoran dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Grading dilakukan 2 minggu sekali untuk memisahkan ikan yang berukuran sama. Khusus untuk pembesaran clownfish sebaiknya dilakukan pada wadah akuarium berwarna hitam dengan tujuan untuk memunculkan warna hitamnya.

Gambar 3. Pemeliharaan Benih

2.3.7. Panen dan Penjualan Pemanenan dapat dilakukan berdasarkan ukuran permintaan karena clownfish saat ini sudah dapat dipasarkan benihnya untuk dibudidayakan di keramba jaring apung. Khusus untuk budidaya di keramba jaring apung biasanya pembudidaya memesan ukuran 2 cm. sedangkan untuk eksportir biasanya dipasarkan setelah berukuran 3,5 cm dan ukuran ini dapat dicapai setelah pemeliharaan sekitar 3 sampai 4 bulan. Pemanenan harus disesuaikan permintaan baik itu jumlah, ukuran maupun motif yang diinginkan oleh pasar. III. 3.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Adapun hasil dari kegiatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

3.1.1. Amphiprion ocelaris tanpa hybrid Induk

Benih yang dihasikan

Amphiprion ocelaris tanpa hybrid melahirkan benih yang mempunyai corak, warna dan bentuk persis seperti induknya. Setelah benih berumur sekitar 12 hari garis putih pada bagian tengah badannya sudah mulai muncul. Harganya berkisar antara Rp 3000 sampai Rp 5000 dan benihnya sangat rentang terhadap serangan penyakit.

3.1.2. Amphiprion percula onyx tanpa hybrid Induk

Benih

Hasil benih setelah dewasa

1. Corak biasa

3. Misbar

2. setengah hitam

4. ful hitam (onyx)

Amphiprion percula onyx tanpa hybrid melahirkan motif corak dan warna yang bervariasi mulai dari yang bisa, setengah hitam, misbar maupun ful hitam yang biasa disebut onyx. Harganya bervariasi sesuai dengan motifnya dan yang paling bagus harganya diantara motif tersebut adalah onyx akan tetapi setiap induk hanya mampu memproduksi 5-7% onyx sedangkan misbar dan setengah hitam hanya mampu dihasilkan sekitar 10 %. 3.1.3. Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris biasa Induk

Corak yang dihasilkan

Benih

Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris biasa dapat melahirkan banyak corak dan setelah dewasa mempunyai warna yang cukup terang akan tetapi setelah hampir mencapai ukuran induk lama kelamaan berubah menjadi sedikit gelap, hanya beberapa persen saja yang setengah hitan dan tidak ada mampu menjadi onyx. Kelebihan hasil hybrid ini adalah daya tahan tubuhnya cukup tinggi terhadap serangan penyakit setelah berukuran 3 cm. 3.1.4. Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris Black Australis Induk

Benih

Hasil benih setelah dewasa

Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris Black Australis dilakukan untuk mendapatkan mendapatkan hasi benih yang mempunyai warna hitam yang lebih pekat dan prosentasenya lebih tinggi. Dari hasil benih yang didapatkan menunjukkan bahwa pada 12 hari warna hitamnya sudah mulai muncul dan semakin hari semakin bertambah gelap dan setelah menginjak usia dewasa warnanyapun semakin cantik seperti yang terlihat pada gambar diatas. Pasaran untuk ikan ini cukup bagus dan harganya lebih tinggi. Jika dilihat secara teliti bentuknya sedikit berbeda dari kedua induknya. Hasil hybrid ini biasa disebut dengan black photon dan mempunyai pertumbuhan serta daya tahan tubuh yang lebih bagus disbanding dengan non hybrid. 3.2. PEMBAHASAN Dari hasil uji coba pada beberapa pasang induk baik yang non hybrid maupun hybrid menunjukan hasil yang sangat berbeda. Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris Black Australis mempunyai kelebihan terhadap benih yang dihasilkan baik cari segi corak, warna, bentuk, daya tahan tubuh terhada serangan penyakit serta pertumbuhan yang lebih dibandingkan dengan ketiga pasang induk lainnya. Ketebalan warna hitam pada keturunan Amphiprion percula dapat meningkatkan harga berlipat ganda dibandingkan dengan yang bermotif biasa dan terbukti pada Amphiprion percula onyx hybrid Amphiprion ocelaris Black Australis mampu memunculkan warna hitam yang tebal dan memenuhi tubuhnya. Hasil kegiatan selama tiga bulan masa pemeliharaan diperoleh jumlah telur sebanyak 8.500 butir dan menghasilkan lebih dari 5000 ekor benih ukuran 3,5 cm. Selanjutnya dilakukan analisa usaha pembanding terhadap kegiatan ini dan hasilnya ikan hias nemo hybrid black photon dapat memberikan keuntungan berlipat ganda dari hasil sebelumnya.

IV. 4.1.

PENUTUP Kesimpulan Dengan adanya hasil hybrid ini dapat meningkatkan nilai tambah bagi pembenihan clownfish skala rumah tangga begitupula pembudidaya clownfish di keramba jaring apung.

4.2.

Saran Perlu pengembangan lebih lanjut dan didesiminasikan ke masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Allen, G. 1997. Ikan Laut Tropis Australia dan Asia Tenggara. Perth: Museum Australia Barat. Arvedlund, M., L. Nielsen. 1996. Apakah ikan anemon Amphiprion ocellaris (Pisces: Pomacentridae) jejak diri mereka tuan rumah anemon laut Heteractis magnifica (Athozoa: Actinidae). Etologi Arvedlund, M., I. Bundgaard, L. Nielsen. 2000. Tuan pencetakan di anemonefishes (Pisces: Pomacentridae): apakah itu menentukan preferensi situs pemijahan Ikan Biologi Lingkungan Fautin, D., G. Allen. 1992 Lapangan Panduan untuk Anemonefishes dan Host Anemon Laut mereka..Perth: Museum Australia Barat. Fricke, H., S. Fricke. 1977. Monogami dan perubahan seks dengan dominasi agresif dalam ikan terumbu karang Alam Nelson, J., P. Phang, L. Chou. 1996. Kelangsungan hidup dan tingkat pertumbuhan Amphiprion ocellaris dari ikan anemon: suatu percobaan pengalihan Jurnal Biologi Ikan,