prospek perekonomian indonesia 2017 - Dosen Perbanas

1. PROSPEK PEREKONOMIAN. INDONESIA 2017. Sri Mulyani Indrawa: Menteri Keuangan Republik Indonesia. Kuliah Umum. Hari Ulang Tahun ke-47 Harian Media In...

28 downloads 406 Views 1016KB Size
PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 Sri Mulyani Indrawa: Menteri Keuangan Republik Indonesia Kuliah Umum Hari Ulang Tahun ke-47 Harian Media Indonesia Jakarta, 19 Januari 2017

1

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA cukup berdaya tahan di tengah berbagai gejolak 6.3

6.2

6.0

6.2

6.0 5.6

5.5

5.0 4.6

4.8

5.0

5.1

Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 oleh berbagai lembaga: Bank Indonesia 5,0% - 5,4% IMF 5,1% World Bank 5,3% Consensus Forecast 5,2%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016f 2017f



Sumber : BPS & Kemenkeu

2

PERTUMBUHAN PDB BERDASARKAN SISI PENGELUARAN Konsumsi RT dan Investasi sebagai engines of growth

Investasi (PMTB) •  Rata rata 2006-2015 : 6,8% •  Pertumbuhan Q3 2016 4,1%

Net Ekspor 1.7%

Lainnya 1.2%

Investasi (PMTB) 29.7%

Produk Domestik Bruto Konsumsi Pemerintah •  Rata rata 2006-2015 : 6,3% •  Pertumbuhan Q3 2016 -3,0%

Konsumsi Pemerintah 9.1%

Konsumsi Rumah Tangga 58.3%

* Termasuk LNPRT Sumber: BPS, Diolah

Ekspor •  Rata rata 2006-2015 : 5,3% •  Pertumbuhan Q3 2016 -6,0% Impor •  Rata rata 2006-2015 : 5,1% •  Pertumbuhan Q3 2016 -3,9% Konsumsi Rumah Tangga* •  PeRata rata 2006-2015 : 4,9% •  Pertumbuhan Q3 2016 5,0% 3

PERTUMBUHAN PDB BERDASARKAN SISI PRODUKSI

PRIMER

Didukung pertumbuhan sektor jasa yang terus tumbuh tinggi

Pertanian, Pertambangan, Perikanan Distribusi terhadap PDB 2006 - 2015: 23,6%

2.7%

2.9%

3.2%

4.1%

3.3%

4.1%

3.9%

3.5%

2.8%

0.3%

TERTIER

SEKUNDER

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

•  Dipengaruhi oleh harga dan perdagangan komoditas dunia yang saat ini cenderung lemah •  Dominan di beberapa daerah (Kalimantan, Papua, Sumatera)

Industri Pengolahan Distribusi terhadap PDB: 22,0%

4.6%

4.7%

3.7%

2.2% 4.7%

6.3% 5.6%

4.4%

4.6%

4.2%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

•  Diharapkan terus membaik seiring dengan reformasi struktural •  Sektor unggulan padat karya yang memiliki nilai tambah yang tinggi •  Sektor yang memiliki porsi tertinggi dalam PDB

Sektor Jasa (terbagi dalam 14 sektor) Distribusi terhadap PDB: 51,9%

7.4%

9.0%

8.6%

6.1%

8.2%

8.5%

6.8%

6.3%

6.2% 5.7%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

•  Tumbuh relatif tinggi dan stabil dalam beberapa tahun terakhir •  Top pertumbuhan rata-rata sektor: Informasi & Komunikasi, Jasa Keuangan & Asuransi, Transportasi & Pergudangan,

4

Meski Ekonomi Tumbuh Tinggi DISPARITAS ANTAR DAERAH MASIH LEBAR KALIMANTAN: 5,7% thd PDB Pertambangan, Industri, Pertanian

SULAWESI: 3,4% thd PDB

11,1%

Pertanian, konstruksi, perdagangan

6.5%

4,9%

4,1%

22,0%

7,5%

4,0%

11,0%

SUMATERA: 19,4% thd PDB Pertanian, Industri pengolahan, pertambangan

14,7%

6,0 %

PAPUA: 1,5% thd PDB

Pertambangan, pertanian, dan administrasi pemerintahan

5,8%

10,1%

BALI & NUSRA: 1,8% thd PDB Pertanian, pariwisata, perdagangan

JAWA: 57,0% thd PDB

Industri pengolahan, perdagangan, konstruksi Pertumbuhan PDRB, rata-rata 2006-2015, YoY Source: BPS

Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016 Source: BPS

5

PERTUMBUHAN EKONOMI TELAH MEMBANTU MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA, TETAPI… GINI Ratio

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Angka Kemiskinan sumber: BPS

0.41

16.0

0.40 0.39 0.38 0.37 0.36

18.0

0.38 0.37 0.36 0.35

14.0 12.0

0.40 10.0

0.35

8.0 6.0

0.34

16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 12.0 11.4 11.3 11.2

10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00

10.70

4.00 3.00 2.00

0.32

2.0

1.00

0.31

0.0

-

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

4.0

0.33

9.11 8.39 7.87 7.48 7.14 6.18 6.17 6.13 5.94

5.61

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

0.41 0.41 0.41 0.41 0.41

0.42

6

INFLASI SUDAH LEBIH TERKENDALI

Sementara itu tekanan terhadap nilai tukar Rupiah sudah relatif mereda Inflasi (%)

Pergerakan nilai tukar Rupiah thd dolar AS 15000

yoy (%) 24.0

Inflasi - Harga Bergejolak

21.0

14000

Inflasi - Harga diatur Pemerintah 13000

18.0 15.0

12000

12.0 9.0 6.0

Inflasi - In:

10000

3.0 0.0 -3.0

11000

Inflasi - Umum

-6.0

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

9000

8000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

7

Kinerja neraca eksternal Indonesia masih menghadapi tantangan baik dari perlambatan pemulihan ekonomi global maupun permintaan domestik (USD miliar)

(USD miliar)

[SERIES NAME]

50

130

40

110

30

90

[SERIES NAME]

20

[SERIES NAME] 70

10

50

0

30

-10

10

[SERIES NAME]

-20

-10

-30

-30

-40

-50

2005 USD miliar 250 200

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

[SERIES NAME]

2016 Q3

144.43

150

Neraca Perdagangan

100 50 0

[VALUE]

-50 -100 -150 -200

-135.65

[SERIES NAME]

-250

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016 8

TANTANGAN DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT ADIL & MAKMUR Mengentaskan Kemiskinan

Pertumbuhan yang Inklusif dan Berkualitas Meningkatkan Produktivitas

Meningkatkan Daya Saing

Mengurangi Ketimpangan Tata kelola yang baik Institusi yang bersih & efektif

9

APBN MERUPAKAN INSTRUMEN PEMBANGUNAN Memiliki peran sentral dalam mendorong pertumbuhan

Belanja Negara

Pendapatan Negara 25% 2500

5%

500

200 0

0% 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

2080.5

1859.5

10% 1000

1806.5

15% 1500

1777.2

1550.5

1438.9

1210.6

995.3

400

848.8

600

981.6

800

1338.1

1000

1750.3

13.1% 12.4% 12.8%

15.1%

1551.8

1200

20% 18.1% 18.2% 17.4% 16.9% 16.2% 15.7% 14.9% 15.2% 16.7% 15%

1491.4

16.3% 16.2% 15.8% 15.4% 14.7%

19.9%

1295

1400

% thd PDB (RHS)

1650.6

20% 2000

937.4

19.8%

1508

1600

Nominal (Rp Tn)

% thd PDB (RHS)

985.7

Nominal (Rp Tn)

1800

25%

1042.1

2000

0

10%

5%

0% 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 10 10

PAJAK ADALAH TULANG PUNGGUNG NEGARA Sumber penerimaan utama dalam APBN

Penerimaan Perpajakan (Rp Tn)

Tax Ratio Indonesia (%) 13.3

1495.9 11.1 11.2

11.8 11.9 11.9

11.4

10.7

10.3

1283.6 1240.4 1146.9 1077.3 980.5

11.0

873.9 723.3 658.7 619.9

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumber: Kemenkeu

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumber: Kemenkeu 11 11

KEPATUHAN PAJAK MASIH RENDAH Jumlah Pegawai Pajak Juga Masih Terbatas

63,16%

35,000,000 30,000,000

62.00%

60.42%

25,000,000

59.12%

60.00%

20,000,000 15,000,000

58.00%

56.21%

56.00%

10,000,000

54.00%

5,000,000 0

52.00% 2013

2014 WP TERDAFTAR

NO

64.00%

URAIAN/TAHUN

1 WP TERDAFTAR 2 WP TERDAFTAR WAJIB SPT 3 TARGET RASIO KEPATUHAN (%) TARGET RASIO KEPATUHAN - SPT ( 3 x 4 2) 5 REALISASI SPT

2015

WP TERDAFTAR WAJIB SPT

2016

REALISASI SPT

RASIO

2013 24.347.763

2014 27.379.256

2015 30.044.103

2016 32.769.215

17.731.736

18.159.840

20.165.718

65,00%

18.357.833 70,00%

70,00%

72,50%

11.525.628

12.852.301

12.711.888

14.620.146

9.966.833

10.852.301 10.972.336 12.737.541

6 RASIO KEPATUHAN ( 5 : 2 )

56,21%

59,12%

60,42%

63,16%

7 CAPAIAN RASIO KEPATUHAN ( 5 : 4 )

86,48%

84,45%

86,32%

87,12%

Jumlah Pegawai pajak 39.980 orang 12

PAJAK MEMILIKI FUNGSI REDISTRIBUSI

Namun pendapatan pajak masih terkonsentrasi di Jawa

Distribusi per Pulau

PULAU PPh & PPN Dana Transfer Belanja APBD

PULAU PPh & PPN Dana Transfer Belanja APBD

SUMATERA 25,75 T (8,8%) 207,3 T (28,3%) 322,51 T

KALIMANTAN 11,08 T (3,8%) 70,9 T (9,7%) 108,99 T

JAWA 737,65 T (81,3%) 198,3 T (27,0%) 383,61 T

SULAWESI PAPUA & MALUKU 9,13 T (3,1%) 4,77 T (1,6%) 73,8 T 10,1%) 144,7 T (19,7%) 85,81 T 64,86 T

BALI & NUSA TENGGARA 3,96 T (1,4%) 38,8 T (5,3%) 53,74 T

13

AMNESTI PAJAK sebuah

awal reformasi perpajakan

Uang Tebusan Rp

109,8 triliun Wajib Pajak

627.309 orang Diperkuat dengan

REFORMASI PERPAJAKAN

Nilai aset

Rp

4.314 triliun

Deklarasi DN Rp3.160 T Repatriasi Rp141 T Deklarasi LN Rp1.013 T Data hingga 17 Januari 2016

yang lebih komprehensif

Reformasi Kebijakan

Revisi peraturan perundang-undangan pajak

Reformasi Administrasi IT, database, SDM, tata kelola

14

PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA PADA BELANJA K/L

3.541m 3.541 m jembatan jembatan

155 km

infrastruktur subsidi

jalan

52.631 ha sawah

11.900

rumah prajurit

10 ribu

Gaji Polri setahun BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

3.541 m jembatan 729 ribu RTS

93 ribu ton benih

Rp

1 triliun

9,4 ribu

gaji guru senior

beras

306 ribu ton pupuk

2,2 juta/ 1,3 juta/1 juta

siswa SD/SMP/SMA

355 ribu

belanja pegawai bantuan sosial

keluarga miskin

3,6 juta PBI orang miskin

15

PENGGUNAAN PENERIMAAN NEGARA PADA TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA

6.765 3.541 m jembatan

1,25 juta

DAK Fisik BOS

ruang kelas SD

5.511

BOS siswa SD/ Ibddaiyah setahun

1 juta

BOS siswa SMP/ Tsanawiyah setahun

ruang kelas SMP

ruang kelas SMA

50

rumah sakit

23.585 org Tunj.prof guru setahun 24.911 org Tunj.khss guru setahun BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

714.286

Rp

4.182

+

1 triliun

BOS siswa SMA/ Aliyah setahun +

2.018

BOK Puskesmas

4,2 juta

tunj.profesi guru BOK

Jampersal ibu hamil

2.144

Akreditasi RS 16

Alokasi Anggaran (trillion rupiah)

KUALITAS ALOKASI BELANJA MEMBAIK SEIRING PENINGKATAN BELANJA PRODUKTIF… namun efektivitas dan efisiensi belanja perlu terus diperbaiki Awal Reformasi

Komitmen Reformasi

450.0

416.1 Pendidikan 387.3

375.5

400.0

2017 : 2014

Infrastruktur

350.3

350.0

10,8% 117,7%

300.0

250.0

200.0

177.9

150.0

100.0

104.0 Kesehatan

67.5

77.3

50.0

54,1%

Subsidi Energi 77,9%

0.0

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Sumber: MoF BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

17

PERTUMBUHAN ALOKASI BELANJA K/L DALAM APBN 2017 LEBIH REALISTIS, NAMUN ALOKASI BELANJA BARANG MASIH DOMINAN DAN BELANJA MODAL MASIH KECIL % dari Belanja Pemerintah Pusat 2017

(non transfer ke daerah dan dana desa)

800

700

97.2

55.7 49.6

600

500

400

92.1

97.9

180.9

147.3

300

200

100

215.4

233.1

200.7

165.0

257.7

285

169.7

176.6

140.2

155.4

186.5

205.4

222.2

2013 LKPP

2014 LKPP

2015 LKPP

2016 Realisasi

2017 APBN

4,23% 15,25% 21,66% 16,89%

0

Pegawai

Barang

Modal

Bansos 18

PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL

Perimbangan keuangan Pusat dan daerah semakin baik, namun tetap perlu perbaikan kualitas belanja di daerah Total TKDD 513,3

573,7

623,1

710,9

764,9

Belanja K/L 582.9

577.2

732.1

677.6

763.6

900 800 700 600 500

20.8

0

0

46.7

200

602.3

573.7

513.3

664.2

0

2014 LKPP

Transfer ke Daerah

2015 LKPP Dana Desa

2016 Realisasi

Rp60,0 T (Dana Desa)

Rp7,5 T (DID)

Rp503, 6 T (DTU)

704.9

100

2013 LKPP

(Otsus & DIY)

Rp173, 4 T (DTK)

400 300

60

Rp20,3 T

2017 APBN

UU APBN TA 2017 minimal 25% DTU untuk belanja infrastruktur

Belanja Kementerian/Lembaga 19

MENJAGA DEFISIT PADA TINGKAT YANG AMAN

dengan defisit dan utang yang rendah, pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satu paling tinggi Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir 9.6

-4.1

surplus/defisit fiskal (%) 3.9 3.5

3.9 2.4

1.1

1.6

1.5

7.5

pertumbuhan PDB (%)

5.7 3.6

Defisit APBN (Rp Tn)

2.7

3.3

2.8

2.6 2.4

1.2 1.4

0.9

-88.6

-153.3

-2.9 -3.0 -3.1 -3.2 -3.3 -4.4 -4.5

-211.7 -226.7 -7.7

India

Japan

-6.7 -7.0

United States

United Kingdom

Brazil

France

Mexico

South Africa

Italy

Argendna

Australia

Turkey

Canada

Indonesia

China

Germany

Russia

Korea

-6.2

Saudi Arabia

-84.4

0.5

-0.5

-0.7 -0.8 -0.9

-1.6 -1.9 -2.2

-46.8

-298.5 -307.7 -330.2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: World Economic Outlook – IMF, Oktober 2016 & CEIC, diolah

20 20

0

17 14

Sumber: World Economic Outlook – IMF, Oktober 2016, diolah

2,917 2,501 2,468 1,665 1,339 1,157

South Africa Turkey Thailand Russia Vietnam India

934

4,266

Mexico

Philippines

4,945

Malaysia

997

6,017

Argendna

Indonesia

7,200

32 27 32

Brazil

133

32,224

2016

UK

2006

62,020

250

US

300

85,635

Rasio Utang terhadap PDB (%)

Japan

Saudi Arabia

Russia

Indonesia

56 52 52 46 41 39

Turkey

Korea

Australia

China

South Africa

50

Argendna

68 68

Mexico

Germany

78

India

97 92 89

Brazil

100

United Kingdom

108

Canada

200

France

United States

150

Italy

250

Japan

MEMPERKUAT PENGELOLAAN PEMBIAYAAN YANG PRUDEN Tingkat utang publik Indonesia salah satu paling rendah Utang Per Kapita (US$)

21 21

TANTANGAN PENGELOLAAN APBN Penerimaan

Proyeksi & Estimasi

Membuat estimasi penerimaan yang akurat dan kredibel Peningkatan kapasitas mengumpulkan penerimaan negara

Rasio penerimaan perpajakan masih

rendah

Pembiayaan

Belanja

Komitmen Membuat keputusan belanja yang strategis Efektif dan memperbaiki fondasi Indonesia

Terus diperbaiki Reformasi di Sektor Keuangan, antara lain melalui pendalaman pasar keuangan

Mengurangi kemiskinan, kesenjangan, dan pemerataan kesejahteraan Memerangi inefisensi dan korupsi

Reformasi perpajakan Sangat dibutuhkan

Reformasi belanja menuju efisiensi dan efektifitas

22 22

Memperkuat Reformasi Struktural untuk mendorong daya beli dan meningkatkan iklim investasi 1

9 Sept 15

•  Deregulasi •  Akselerasi proyek strategis •  Mendorong pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

6

5 Nov 15

•  Pembangunan KEK •  Perbaikan suplai air bersih •  Penyederhanaan izin impor untuk farmasi

2

29 Sept 15

•  Peluncuran program perizinan 3 jam •  Pembebasan PPN untuk industri transportasi •  Fasilitas logisdk terintegrasi

7

4 Dec 15

•  Percepatan proses serdfikasi tanah •  Insendf pajak untuk industri padat karya

11 29 Mar 16 •  Insendf kredit usaha REIT berbasis ekspor •  Indonesia Single Risk Mgmt (ISRM) •  Pembangunan industri farmasi

3

7 Oct 15

4

15 Oct 15

•  Penurunan harga BBM •  Sistem upah yang dan TDL simpel dan adil •  Penyederhanaan izin •  Kredit UMKM yang investasi mudah dan •  Perluasan basis terjangkau penerima kredit UMKM

8

21 Dec 15

•  One Map Policy •  Pembangunan pengolahan sumber daya alam (refinery) •  Insendf untuk industri penerbangan

12 28 Apr 16

9

27 Jan 16

5

23 Oct 15

•  Penurunan pajak revaluasi aset •  Penghapusan pajak berganda REITs

10 11 Feb 16

•  Percepatan konstruksi infrastruktur ketenagalistrikan •  Stabilisasi harga daging •  Deregulasi sektor logisdk

•  Perbaikan kemudahan berinvestasi (ease of doing business)

13 24 Aug 16

14 10 Nov 16

•  Penyederhanaan izin, prosedur, •  Percepatan pembangunan durasi dan biaya memulai bisnis rumah murah bagi MBR melalui kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan

•  Pembiayaan E-commerce •  Insendf pajak bagi pelaku usaha digital •  Perlindungan konsumen •  Perbaikan logisdk 23 23

Pengakuan atas upaya reformasi Indonesia – Perbaikan signifikan posisi Ease of Doing Business 70

- China 82 - Vietnam

78

80

- INDONESIA

90

91

#91

Dari 190 negara

Skor: 61,5 (↑3,4)

- Philippines

99

100

110

Melonjak 15 peringkat

120

2016: #106 2015: #120 - Brazil

123

- India

130

130

140

150

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

“Indonesia is amongst the top 10 improvers in Doing Business 2017: Equal Opportunity for All” - World Bank Group, Press Release EODB 2017 Source: World Bank Ease of Doing Business Report 2017 24 24

TANTANGAN 2017 Ketidakpastian global

Tingkat permintaan yang lemah Harga komoditas yang rendah Economic rebalancing Tiongkok Isu Geopolitik, e.g. Brexit Kebijakan ekonomi AS di bawah pemerintahan baru Kenaikan suku bunga The FED Pembalikan arus modal dari EMEs

25 25

ASUMSI EKONOMI MAKRO

Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)

2016

2017

Realisasi

*

5,0

APBN

5,1

INDIKATOR KESEJAHTERAAN Tingkat Pengangguran (%)

2016

2017

Realisasi

Target

5,61

5,3 – 5,6

IMF 5.1%, World Bank 5.3%, ADB 5.1%, Bloomberg Consensus 5.3%, Bank Indonesia 5,0 – 5,4%

Angka Kemiskinan (%)

10, 70

9,5 – 10,5

Inflasi

3,02

Gini ratio (indeks)

0,397

0,38

SPN 3 Bulan

5,7

5,3

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

70,1

70,11

13.307

13.300

ICP

40

45

Lifting Minyak

829

815

1.184

1.150

(%, yoy)

(rata-rata %)

Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$)

(US$/barrel)

(ribuan barrel/hari)

Lifting Gas

(setara dengan ribuan barrel minyak/hari) BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

4,0

Kunci utama pertumbuhan: •  Memperkuat ekonomi domestik melalui stabilitas konsumsi, peningkatan investasi, dan ekspansi belanja pemerintah yang efektif •  Meningkatan daya saing produk dalam negeri untuk mendukung perbaikan ekspor

Postur realisasi APBN-P 2016 & APBN 2017 2016 Deksripsi (Triliun Rupiah)

APBN-P

Outlook

2017

Realisasi Sementara

Realisasi thd Outlook

APBN

Pertumbuhan thd realisasi 2016

A. Pendapatan Negara

1.786,2

1.582,9

1.551,8

98,0%

1.750,3

12,8%



I. Penerimaan Dalam Negeri

1.784,2

1.580,9 1.546,0

97,8%

1.748,9

13,1%



1. Penerimaan Pajak

1.539,2

1.320,2 1.283,6

97,2%

1.498,9

16,8%



2. PNBP

245,1

260,7

262,4

100,7%

250,0

-4,7%



II. Hibah

2,0

2,0

5,8

290,0%

1,4

-75,9%

B. Belanja Negara

2.082,9

1.898,6 1.859,5

97,9%

2.080,5

11,9%



I. Pemerintah Pusat

1.306,7

1.195,3 1.148,6

96,1%

1.315,5

14,5%



1. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L)

767,8

672,0

677,6

100,8%

763,6

12,7%



2. Belanja Non K/L

538,9

523,3

471,0

90,0%

552,0

17,2%



II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

776,3

703,3

710,9

101,1%

764,9

7,6%



1. Transfer Ke Daerah

729,3

659,1

664,2

100,8%

704,9

6,1%



2. Dana Desa

47,0

44,2

46,7

105,7%

60,0

28,5%

C. Keseimbangan Primer

(105,5)

(126,4) (124,9)

98,8% (109,0)

-12,7%

D. Surplus/Defisit

(296,7)

(315,7) (307,7)

97,5% (330,2)

7,3%



(2,35)

(2,50) (2,46)

98,4% (2,41)

-2,0%

% terhadap PDB

E. Pembiayaan

296,7

315,7

330,3

104,6%

330,2

0,0%

I. Pembiayaan Utang II. Pembiayaan Investasi

371,6

387,8

n/a

n/a

384,7

n/a

(94,0)

(91,5)

n/a

n/a (47,5)

n/a

III. Pembiayaan Lainnya

19,1

19,4

n/a

n/a (7,0)

n/a 27

PRIORITAS STRATEGIS 2017 1

Akselerasi pembangunan infrastruktur, baik dari APBN, BUMN dan Swasta Efektivitas Belanja daerah dan Dana Desa.

2

3

Untuk mengurangi kemiskinan Menciptakan kesempatan kerja Mengurangi kesempatan

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi APBN guna mendukung ekonomi dan pembangunan inklusif Mendukung Daya Beli

§ Gaji/Pensiun (2017: Rp343,4 T) § Subsidi Masyarakat / transfer keluarga miskin (2017: Rp204,6 T)

Investasi membangun produktivitas dan daya saing § belanja infrastruktur (2017: Rp387,7 T) § belanja pendidikan (20% APBN) § belanja kesehatan (5% APBN) § belanja riset/litbang (2017: Rp12,8 T)

Membangun institusi

§ belanja legislatif (DPR, DPD, MPR) (2017: Rp6,1 T) § Yudikatif (MA, MK, Pengadilan seluruh Indonesia) (2017: Rp8,4 T) § Eksekutif (Pusat, Pemda)

Menjaga stabilitas dan keamanan

§ Belanja Kemhan/TNI (2017: Rp108 T) § Belanja POLRI (2017: Rp84 T)

28 28

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia MASIH LEBIH BAIK Dibandingkan Dengan Negara Lainnya di Dunia Rata-rata pertumbuhan PDB satu dekade terakhir (%,yoy) Negara – Negara G20 & BRICS

Negara – Negara ASEAN

12.0

12.0

9.6

10.0

7.5

8.0

6.0

2.0

0.5

Sumber: IMF & BPS

Brunei Darussalam

Thailand

Malaysia

Italy

Japan

France

United Kingdom

United States

Germany

Mexico

Russia

South Africa

Australia

Brazil

Argendna

Korea

Turkey

Saudi Arabia

Indonesia

0.0

Singapore

0.3 Philippines

0.9

Indonesia

1.2

-0.5 India

4.9

2.4 2.4 1.6 1.5 1.4

China

-2.0

5.4 5.4

3.3

Vietnam

2.8 2.7 2.6

2.0

0.0

5.7

4.0

Cambodia

3.5 3.3

Myanmar

3.9 3.9

4.0

7.0 6.1

5.7

6.0

7.9 7.6

Lao P.D.R.

8.0

Canada

10.0

29 29

Namun beberapa hal masih perlu untuk diperbaiki a.l. DAYA SAING INDONESIA Peringkat Global Competitiveness Index 100

81

80

China

Saudi Arabia

44

58

60

Vietnam

29

41

Russia

28

34

39

Indonesia

26

Korea

22

25

Malaysia

21

Australia

20

France

40

43

India

Ket: Semakin kecil peringkat, semakin baik

Italy

54

57

Brunei

2016

60

Philippines

2007

47

Brazil

Japan

South Africa

United Kingdom

Thailand

Germany

Canada

7

8

2

5

United States

0

3

Singapore

15

30 30

Kebijakan Ekonomi yang Tepat Sasaran, Efektif, dan Berefek Berorientasi kepada pertumbuhan ganda ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan

#1

Lembaga Pemerintahan yang Bersih, Transparan, dan Efektif Mencakup lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, baik di pusat maupun di daerah

#2

INDONESIA YANG ADIL DAN MAKMUR #3 Keterbukaan Pikiran dalam Menerima Keragaman Mencakup lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, baik di pusat maupun di daerah

#4 Investasi Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Meningkatkan produktivitas dan daya saing SDM yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi 31

TERIMA KASIH Sri Mulyani Indrawa: Menteri Keuangan Republik Indonesia Kuliah Umum Hari Ulang Tahun ke-47 Harian Media Indonesia Jakarta, 19 Januari 2017

32 32