BOKS 1. ANALISIS SWOT PROSPEK PEREKONOMIAN

Download analisis tersebut, untuk menutupi segala ancaman yang ada di lingkungan eksternalnya. Strength (Kekuatan). Salah satu ... investasi industr...

0 downloads 402 Views 121KB Size
Boks 1. Analisis SWOT Prospek Perekonomian Sulawesi Tengah pada tahun 2013-2014

Sebagai sebuah provinsi yang memiliki peranan besar di kawasan timur Indonesia dan dalam menghadapi tahun yang penuh tantangan di tahun 2014, maka Sulawesi Tengah perlu memetakan apa saja kekuatan, kelemahan yang dimiliki saat ini dan kemudian melihat bagaimana tantangan dan peluang ke depan untuk mencapai hasil dan tujuan yang lebih baik lagi. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk melakukan pemetaan ini adalah Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat ). Suatu daerah harus membuat analisis SWOT dengan menekankan kepada kekuatannya untuk menutupi atau mengalahkan kelemahannya sambil menggunakan peluang-peluang yang terlihat dari analisis tersebut, untuk menutupi segala ancaman yang ada di lingkungan eksternalnya.

Strength (Kekuatan) Salah satu kekuatan utama Sulawesi Tengah adalah sumber daya alamnya yang melimpah, mulai dari subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan hingga pertambangan. Sebut saja komoditas kakao yang walaupun mengalami penurunan dalam 3 tahun belakangan akan tetapi masih menjadi penopang utama di sektor perkebunan. Demikian halnya dengan kelapa sawit yang terus mengalami ekspansi di beberapa daerah seperti kabupaten Banggai dan Morowali. Di sisi lain perikanan juga menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan produksi rumput laut, diversifikasi udang vaname dan investasi industri pengolahan ikan di Sulawesi Tengah merupakan salah satu indikator positif ini. Sektor pertambangan di Morowali juga tidak kalah masifnya. Semakin banyaknya perusahaan tambang yang beroperasi berimplikasi pada meningkatnya produksi dan ekspor tambang dari perusahaan ini yang pada gilirannya meningkatkan PDRB Sulawesi Tengah. Kekuatan lain yang dimiliki Sulteng adalah letak geografis yang strategis diantara berbagai provinsi di Sulawesi dan Kalimantan. Kondisi ini tentu berdampak positif pada jalur perdagangan dan berperan menjadi hub dalam masterplan perencanaan ekonomi nasional seperti MP3EI dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Weakness (Kelemahan) Tidak menutup mata, Provinsi Sulawesi Tengah juga masih memiliki kekurangan khususnya dalam hal kesejahteraan petani. Hal ini tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) provinsi Sulawesi Tengah yang dirilis BPS Provinsi Sulawesi Tengah yang saat ini masih berada di bawah 100 (indeks yang diterima lebih kecil dibandingkan indeks yang dibayar). Ke depan, selain mendorong produktivitas dan produksi berbagai komoditas unggulan Sulawesi Tengah, pemerintah daerah juga perlu mendorong investasi pabrik pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah dari komoditas-komoditas tersebut. Di sisi lain walaupun terus mengalami penurunan penduduk miskin, akan tetapi tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah masih berada di atas nasional. Sejalan dengan hal tersebut pendapatan per kapita Sulawesi Tengah juga perlu terus ditingkatkan yang tercermin dari nilai nominal yang masih di bawah nasional. %

Sulawesi Utara

45

Sulawesi Tengah

35 30.52

30

40

Sulawesi Selatan

35

Sulawesi Tenggara

25

30

Gorontalo

20

25

Sulawesi Barat

15

15.13

20

Maluku

10

9.30

15

Maluku Utara

10

Papua Barat

Papua

5

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber : BPS

Grafik 1 . Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi di Sulampua dan Nasional

23.76

18.77 11.29

20.73

12.52

14.13

16.48

18.66

5 -

2007

Indonesia

0

27.30

Sumber : BPS

2008

2009

2010

2011

2012

Pendapatan Per kapita Sulteng (Rp juta) Pendapatan Per kapita Nasional (Rp juta)

Grafik 2 . Perkembangan Pendapatan Per Kapita Sulteng dan Nasional

Opportunity (Peluang) Ke depan, potensi pengembangan perekonomian Sulawesi Tengah sangat besar. Berdasarkan data dari Bank Indonesia diperoleh informasi bahwa rasio kredit terhadap PDRB (atas dasar harga berlaku) baru mencapai 28,48%. Artinya ruang untuk penambahan cabang bank dan penyaluran kredit di Sulawesi Tengah saat ini masih besar. Di Sulawesi Tengah saat ini baru ada 19 Kantor Cabang Bank Umum dan 9 Kantor Cabang BPR. Bandingkan dengan jumlah penduduk Sulawesi Tengah yang di akhir tahun 2013 diperkirakan mencapai 2.786 ribu orang dan luas provinsi Sulteng yang mencapai 68.033 km2. Dengan program financial inclusion yang diluncurkan Bank Indonesia maka aksesibilitas masyarakat terhadap perbankan diharapkan semakin meningkat dan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

60,000

35%

50,000 40,000

20.30% 21.29%

22.93%

28.48% 25.18% 26.08%

30% 25% 20%

30,000

15%

20,000

10%

10,000

5%

-

0% 2007

2008

2009

2010

2011

2012

Nominal PDRB (Berlaku)-Rp miliar

Nominal Kredit -Rp miliar

Rasio Kredit thd PDRB Harga Berlaku

Pert. PDRB (Berlaku)

Pert. Kredit

Sumber : BPS & BI

Grafik 3 . Perkembangan Rasio Kredit Terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

Di sisi lain, arus investasi yang semakin meningkat di Sulawesi Tengah juga menjadi opportunity bagi pelaku ekonomi di kawasan ini. Pembangunan perusahaan LNG Donggi Senoro, PLTA Sulewana, pembangunan infrastruktur bandara di berbagai kabupaten serta penetapan Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dapat menjadi katalisator arus investasi baik PMA maupun PMDN yang lebih besar lagi di Provinsi Sulawesi Tengah. Ke depan, selain sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) dan konstruksi yang semakin marak di Sulawesi Tengah, investasi juga diarahkan pada hilirisasi produk-produk utama seperti kakao, rumput laut, kopra maupun komoditas perikanan lainnya. Selain memberikan dampak positif pada peningkatan daya saing produk dari Sulawesi Tengah, kebijakan ini juga membantu peningkatan NTP dan kesejahteraan petani. Di tahun 2014, pelaku ekonomi di Sulawesi Tengah juga dihadapkan pada peluang usaha yang berkaitan dengan Pemilu. Meningkatnya konsumsi pemerintah dan swasta memberikan pilihan bagi masyarakat dalam bisnis yang berkaitan dengan Pemilu. Pelaku UMKM diharapkan dapat mengoptimalkan peluang ini dengan lebih baik. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor keamanan. Dengan situasi keamanan yang kondusif diharapkan kinerja investasi di Sulawesi Tengah semakin membaik dan berpengaruh positif pada sektor ekonomi lainnya.

Threat (Ancaman) Permasalahan yang sering dihadapi baik di tingkat daerah maupun nasional adalah infrastruktur. Klasik tapi penting. Di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah

yang terus meningkat bahkan di atas nasional, pemerintah bersama swasta perlu terus menambah infrastruktur baik itu jalan, energi , pelabuhan, bandara maupun infrastruktur penunjang lainnya. Dalam hal ini porsi belanja modal APBD di tingkat provinsi maupun kabupaten perlu terus ditingkatkan demi penambahan infrastruktur yang lebih memadai. Ancaman lainnya adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tengah pada tahun 2011 sebesar 71,62 atau masih berada di bawah nasional sebesar 72,77. Walaupun berada dalam kategori menengah, namun secara nasional, IPM Provinsi Sulawesi Tengah berada pada peringkat 22 dari 33 provinsi di Indonesia. Dalam hal ini peningkatan kualitas SDM baik dari tingkat pendidikan, kesehatan maupun daya beli penting untuk dijadikan prioritas utama Pemda. Selain untuk mempersiapkan SDM yang handal dalam menghadapi arus investasi yang semakin besar di Sulawesi Tengah juga untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang rencananya akan diimplementasikan pada tahun 2015.

Outlook Dengan menggunakan kekuatan (strength) dan mengoptimalkan opportunity yang ada serta mengatasi kelemahan (weakness) dan meminimalkan ancaman (threat) yang ada double digit

pada tahun 2014 bukan

mustahil dapat tercapai dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Keterangan Pertumbuhan Ekonomi PDB ADHK Nasional (Rp miliar) PDRB ADHK Sulteng (Rp miliar) Pert. Ekonomi Nasional Pert. Ekonomi Prov. Sulteng Inflasi IHK Nasional IHK Sulteng Inflasi Nasional Inflasi Sulteng

2008

2009

2010

2011

2012

2013 (f)

2.082.456 15.047 6,01% 7,78%

2.178.850 16.208 4,63% 7,71%

2.314.459 17.624 6,22% 8,74%

2.464.677 19.237 6,49% 9,15%

2.618.139 21.019 6,23% 9,27%

5,5%-5,9% 9,73%

113,86 114,41 11,06% 10,40%

117,03 120,96 2,78% 5,73%

125,17 128,7 6,96% 6,40%

129,91 134,45 3,79% 4,47%

135,49 142,34 4,30% 5,87%

147,43 152,89 8,81% 7,41%

Sumber : BPS dan Proyeksi Bank Indonesia

--- o0o ---