PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

dengan PSAK 65, entitas disyaratkan untuk mengukur investasi dalam entitas anak dengan menggunakan metode biaya...

19 downloads 868 Views 9MB Size
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA PENGURUS DAERAH DKI JAYA 2014 - 2019

―IMPLEMENTASI PSAK 70: AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK‖ (MEMAHAMI PERLAKUAN AKUNTANSI BAGI ENTITAS YANG MENGIKUTI PROGRAM AMNESTI PAJAK)

Santika Hotel Kelapa Gading, Mahaka Square, Bl. HF3, Kelapa Gading, JAKARTA. Sabtu, 22 Oktober 2016

ARDHIE WIDYANTHO SUMARSO, SE, M.ACC, BKP, CPSAK

• Mengawali karirnya setelah lulus dari STAN Jakarta di Departemen Keuangan RI selama beberapa tahun. Kemudian ia bergabung pada konsultan Pajak sebagai Senior Konsultan dan Senior Trainer. Dengan pemahaman yang sangat baik atas perubahan peraturan perpajakan dan pengalamannya sebagai praktisi konsultan, ia sering diundang sebagai pembicara aktif dalam berbagai seminar, lokakarya, dan pelatihan perpajakan di Indonesia. • Hingga saat ini ia masih aktif sebagai dosen dan pengajar di STAN Jakarta dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan latar belakang bekerja yang bervariasi memberikan sebuah sinergi dalam meningkatkan keahliannya dalam memenuhi kebutuhan kliennya. Beliau adalah kandidat master dalam bidang akuntansi. Memiliki ijin konsultan pajak sertifikat C dan ijin sebagai Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak. • Beliau juga memiliki gelar CPSAK yang menunjukkan penguasaan terhadap akuntansi dengan baik.

SUSUNAN ACARA JAM 08.30 s/d 09.00 09.00 s/d 09.15

KEGIATAN

Registrasi Ulang dan Coffee Break I Ucapan Selamat Datang dan Pembukaan 1. Ucapan Selamat Datang dan Laporan Kegiatan oleh Ketua PENGDA DKI JAYA 2. Pembukaan Oleh Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia 09.15 s/d 11.00 Materi I : Memahami PSAK 70 11.00 s/d 12.00 Materi II : Hubungan PSAK 70 Dengan PSAK Lainnya 12.00 s/d 13.00 ISOMA 13.00 s/d 15.30 Materi III : Lanjutan - Hubungan PSAK 70 Dengan PSAK Lainnya 15.30 s/d 16.00 Coffee Break I 16.00 s/d 17.00 Materi IV : Lanjutan - Hubungan PSAK 70 Dengan PSAK Lainnya 17.00 s/d Selesai Pembagian Sertifikat PPL

AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

PSAK 70

TUJUAN Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (―UU Pengampunan Pajak‖).

RUANG LINGKUP • Dalam menentukan apakah entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan keuangannya, entitas mengikuti ketentuan dalam UU Pengampunan Pajak. • Entitas menerapkan persyaratan dalam Pernyataan ini, jika entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan keuangannya. • Pernyataan ini dapat diterapkan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), jika entitas tersebut mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan keuangannya.

DEFINISI • Aset pengampunan pajak adalah aset yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak. • Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah nilai aset berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak. • Liabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak. • Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap aset dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU Pengampunan Pajak.

DEFINISI • Surat Keterangan Pengampunan Pajak (Surat Keterangan) adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan sebagai bukti pemberian pengampunan pajak. Dalam hal jangka waktu 10 hari terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak, Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri Keuangan belum menerbitkan Surat Keterangan, maka Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak dianggap sebagai Surat Keterangan. • Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak (Surat Pernyataan Harta) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk mengungkapkan aset, liabilitas, nilai aset neto, serta penghitungan dan pembayaran uang tebusan. • Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan pengampunan pajak.

KEBIJAKAN AKUNTANSI Paragraf 06 Pada saat diterbitkannya Surat Keterangan, entitas dalam laporan posisi keuangannya: (a)mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak, jika pengakuan atas aset atau liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK; (b)tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas, jika SAK tidak memperkenankan pengakuan item tersebut; dan (c) mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan SAK.

KEBIJAKAN AKUNTANSI • Terlepas dari ketentuan dalam paragraf 06, Pernyataan ini memberikan opsi bagi entitas pada saat pengakuan awal untuk mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 10-23. • Entitas menerapkan opsi kebijakan akuntansi yang telah dipilih secara konsisten untuk seluruh aset dan liabilitas pengampunan pajak yang diakui.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENGAKUAN Entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak, jika pengakuan atas aset dan liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK. Entitas tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas, jika SAK tidak memperkenankan pengakuan item tersebut,

PENGUKURAN AWAL • Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan aset pengampunan pajak sebagaimanana didefinisikan dalam Paragraf 05. Biaya perolehan aset pengampunan pajak merupakan deemed cost dan menjadi dasar bagi entitas dalam melakukan pengukuran setelah pengakuan awal sesuai dengan Paragraf 15. • Liabilitas pengampunan pajak diakui sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.

PENGUKURAN AWAL • Entitas mengakui selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak di ekuitas dalam pos tambahan modal disetor. Jumlah tersebut tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba. • Entitas mengakui uang tebusan yang dibayarkan dalam laba rugi pada periode Surat Pernyataan disampaikan. • Entitas melakukan penyesuaian atas saldo klaim, aset pajak tangguhan, dan provisi dalam laba rugi pada periode Surat Pernyataan disampaikan sesuai dengan UU Pengampunan Pajak sebagai akibat hilangnya hak yang telah diakui sebagai klaim atas kelebihan pembayaran pajak, aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, dan provisi pajak sebelum menerapkan Pernyataan ini.

PENGUKURAN SETELAH PENGUKURAN AWAL Paragraf 15 Pengukuran setelah pengakuan awal aset dan liabilitas pengampunan pajak mengacu pada SAK yang relevan, termasuk, namun tidak terbatas pada: (a) Properti investasi, sesuai dengan PSAK 13: Properti Investasi (b) Persediaan, sesuai dengan PSAK 14: Persediaan (c) Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama, sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama (d) Aset tetap, sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap (e) Aset takberwujud, sesuai dengan PSAK 19: Aset Takberwujud (f) Instrumen keuangan, sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PENGUKURAN SETELAH PENGUKURAN AWAL Paragraf 16 • Entitas diperkenankan, namun tidak disyaratkan, untuk mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak berdasarkan nilai wajar sesuai dengan SAK pada tanggal Surat Keterangan. • Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada tanggal Surat Keterangan dengan biaya perolehan aset dan liabilitas pengampunan pajak yang telah diakui sebelumnya disesuaikan dalam saldo tambahan modal disetor. • Nilai hasil pengukuran kembali menjadi dasar baru bagi entitas dalam menerapkan ketentuan pengukuran setelah pengakuan awal sesuai dengan Paragraf 15.

PENGUKURAN SETELAH PENGUKURAN AWAL Paragraf 17 • Jika entitas menyimpulkan bahwa pengampunan pajak mengakibatkan entitas memperoleh pengendalian atas investee sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, entitas disyaratkan untuk, selama periode pengukuran kembali, mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak pada tanggal Surat Keterangan. • Periode pengukuran kembali dimulai setelah tanggal Surat Keterangan sampai dengan 31 Desember 2017. Dalam hal investee bukan merupakan entitas sepengendali, maka entitas menerapkan ketentuan pengukuran dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis.

PENGUKURAN SETELAH PENGUKURAN AWAL Lanjutan Paragraf 17 • Jika investee merupakan entitas sepengendali, maka entitas menerapkan ketentuan pengukuran dalam PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali pada tanggal Surat Keterangan. • Entitas menerapkan prosedur konsolidasi sesuai dengan PSAK 65 Paragraf PP86-PP88 sejak dilakukannya pengukuran kembali. • Sejak tanggal Surat Keterangan sampai dengan periode sebelum entitas menerapkan prosedur konsolidasi sesuai dengan PSAK 65, entitas disyaratkan untuk mengukur investasi dalam entitas anak dengan menggunakan metode biaya. • Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada tanggal Surat Keterangan dengan nilai yang telah diakui sebelumnya disesuaikan dalam saldo tambahan modal disetor.

PENGHENTIAN PENGAKUAN Entitas menerapkan kriteria penghentian pengakuan atas masing-masing aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan ketentuan dalam SAK untuk masing-masing jenis aset dan liabilitas tersebut.

PENYAJIAN Paragraf 19 Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, jika entitas memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan Paragraf 07, namun namun tidak menerapkan Paragraf 16 dan 17. Jika entitas menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi tersendiri dalam laporan posisi keuangan, maka entitas dapat menyajikan secara terpisah aset pengampuan pajak lancar dan tidak lancar serta liabilitas pengampunan pajak jangka pendek dan jangka panjang jika, dan hanya jika, entitas memiliki informasi yang memadai untuk melakukan pemisahan klasifikasi tersebut. Jika dasar pemisahan klasifikasi tersebut bersifat arbiter, maka entitas menyajikan aset dan liabilitas pengampunan pajak sebagai bagian dari aset tidak lancar dan liabilitas jangka panjang dalam laporan posisi keuangan.

PENYAJIAN Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak, yang sebelumnya disajikan sesuai dengan Paragraf 19, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa, ketika: (a) entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Paragraf 16; atau (b) entitas memperoleh pengendalian atas investee sesuai Paragraf 17. Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat sebelumnya, hanya jika tanggal laporan keuangan tersebut adalah setelah tanggal Surat Keterangan.

PENYAJIAN Entitas tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pengampunan pajak

PENGUNGKAPAN • Entitas mengungkapkan, dalam laporan keuangannya, tanggal Surat Keterangan dan jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan, serta jumlah liabilitas pengampunan pajak. • Entitas menggunakan petimbangannya dalam mengungkapkan kebijakan dan estimasi akuntansi, serta rincian atas jumlah tercatat yang memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan untuk menghasilkan informasi yang relevan dan andal.

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF • Entitas menerapkan ketentuan dalam PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan Paragraf 41-53, jika entitas memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan Paragraf 06. • Entitas menerapkan persyaratan dalam Pernyataan ini secara prospektif, jika memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan Paragraf 07. Laporan keuangan untuk periode sebelum tanggal efektif Pernyataan ini tidak perlu disajikan kembali. Pernyataan ini berlaku sejak tanggal pengesahan UU Pengampunan Pajak.

PSAK 16: ASET TETAP DAN PSAK TERKAIT

SIFAT ASET TETAP Ya

Aset tetap mempunyai umur yang panjang atau permanen. Tidak

Aset tetap berwujud karena mempunyai bentuk fisik.

Ya

Tidak Ya

Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk dijual sebagai bagian dari operasional.

Tidak

Aset Tetap Beban / Biaya

Aset Tetap Aset tak berwujud Aset Tetap Persediaan Investasi

PENGATURAN ASET TETAP DALAM PSAK Bunga Pinjaman

Penurunan Nilai Aset

PSAK 48

PSAK 26

Aset Tetap

PSAK 16

Sewa

PSAK 30 ISAK 8

PSAK – Terkait Aset tetap PSAK 13 & 19 ISAK 25

PSAK 58 Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Investasi Properti Aset tidak berwujud Tanah

27

IKHTISAR PERUBAHAN PSAK 16 (REVISI 2011) No

Perihal

PSAK 16 Revisi

PSAK 16 Lama

1

Istilah

Aset

Aktiva

2

Penyusutan

Digabung di PSAK 16. Bagian yg signifikan disusutkan terpisah.

Diatur di PSAK lain

3

Komponen biaya Termasuk: perolehan • biaya imbalan kerja • biaya pengujian aset – hasil penjualan dari pengujian

Tidak mengatur 2 hal tsb secara spesifik.

4

Bukan Kegiatan insidental ini komponen biaya mungkin terjadi sebelum perolehan atau selama konstruksi atau aktivitas pengembangan (misal : parkir)

Tidak mengatur hal tsb secara spesifik.

5

Pertukaran aset

Membedakan pertukaran sejenis dan 28 tidak sejenis

Membedakan antara ada substansi komersial atau tidak.

IKHTISAR PERUBAHAN PSAK 16 (REVISI 2011) No

Perihal

PSAK 16 Revisi

PSAK 16 Lama

6

Pengukuran Cost Model atau setelah Revaluation Model pengakuan Awal

Hanya Cost Model, revaluasi boleh dilakukan jika sesuai ketentuan pemerintah

7

Telaah ulang nilai residu, umur manfaat & metode penyusutan

Harus dilakukan minimum tiap akhir tahun dan perubahannya diperlakukan sebagai perubahan estimasi (prospektif).

Telaah nilai residu tidak diatur, perubahan umur manfaat diperlakukan prospektif, perubahan metode penyusutan retrospektif.

8

Aktiva Lain-lain

Diatur di PSAK lain

Mengatur Aktiva Lainlain

9

Dismantling cost

Diakui sebagai biaya perolehan dan kewajiban

Tidak diatur 29

PENGERTIAN ASET TETAP • Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri ► ―Used in operations‖ and not

for resale. ► Long-term in nature and usually depreciated. ► Possess physical substance.

 Tidak berlaku untuk Hak penambangan Reservasi tambang 30

HARGA PEROLEHAN ASET TETAP - DIKAPITALISASI

Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria : • Terjadi dari transaksi masa lalu • Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat di masa mendatang • Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa depan dari aset tersebut control over future benefits

HARGA PEROLEHAN ASET TETAP DIALOKASIKAN  BEBAN DEPRESIASI Alokasi — proses membebankan biaya yang dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut memberikan manfaat. Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode alokasi Proses alokasi dikenal sebagai: • Depreciation untuk aset tetap

PENGAKUAN ASET TETAP Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) a)Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan b)Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.  Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal. 33

PENGAKUAN ASET TETAP  Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika  digunakan lebih dari satu periode  hanya digunakan untuk aset tertentu  komponen yang diganti tidak diakui lagi.  Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.  Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan. 34

PENGAKUAN ASET TETAP MATERIALITAS  Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual.

 Mempengaruhi nilai aset  Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba (potensi earning management)

 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap  Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode berjalan.  Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak  material sehingga dikapitalisasi

35

PENGAKUAN ASET TETAP MATERIALITAS  Agregasi  Entitas membeli satu buah kursi seharga Rp1.000.000  Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000  Materialitas  Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp 1.500.000  Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000

 ?  ?

 ?

 ?

36

PERTIMBANGAN - MATERIALITAS Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi sebagai aset tetap:  Ukuran entitas  Relevansi informasi bagi pengguna  Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari pencatatan aset tetap tersebut.

 Konsekuensi ekonomis  Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung dicatat sebagai beban  laba akan kecil  administrasi pencatatan aset lebih mudah  Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt  Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi  sehingga aset tidak dipelihara. 37

PENGUKURAN AWAL Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15) Biaya Perolehan Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset 38

BIAYA PEROLEHAN AWAL  Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang.  Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang.  Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri.

39

BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL  Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan laba rugi komprehensif periode berjalan  Perawatan  Suku cadang kecil

 Penggantian aset akan menambah aset jika:

 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)  Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset

 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:  Memenuhi kriteria aset  Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya

40

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul – ketika aset tersebut diperoleh, atau – karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. 41

BIAYA DIATRIBUSIKAN LANGSUNG a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap. b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c) Biaya handling dan penyerahan awal; d) Biaya perakitan dan instalasi e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut) f) Komisi profesional

42

BUKAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN a) Biaya pembukaan fasilitas baru b) Biaya pengenalan produk baru c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf d) Administrasi dan overhead umum e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh f) Kerugian awal operasi g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas. h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan). i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan. 43

ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN • Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari luar neger. Harga peralatan 200.000 USD. • Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD. • Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF. • PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%. • Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat transaksi sebesar 11.100.

44

ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN • • • • • • • •

Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000 Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000 PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000 PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000 PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250 Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000

Peralatan Utang Dagang Peralatan (bea masuk) Peralatan (PPnBM) Kas PPN Masukan Pajak dby dmk PPh22 Kas

2.310.000.000 2.310.000.000 349.650.000 536.130.000 885.780.000 268.065.000 67.016.250 604.800.000 45

ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN Contoh

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 1. 20 milyar untuk pembelian mesin 2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi mesin sesuai layout pabrik. 3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 4. 300 juta untuk pengiriman mesin 5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk. 6. Biaya promosi produk baru 700 juta 7. Biaya pengetesan awal 250 juta 8. Biaya grand opening 350 juta 9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 150 juta 10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120 juta

Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan? ?

46

PENGUKURAN AWAL Example

• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 = 23.700 milyar • Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. 1. Biaya grand opening 350 juta 2. Biaya promosi produk baru 800 juta 3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120 juta

47

DISMANTLING COST

Contoh

Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai 2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar 1.000juta. Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran. 100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%

Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 1.062,741 jt Cr Kas 1.000 jt Kewajiban diestimasi 63,741jt Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 Cr Beban bunga 3,764 jt Kewajiban diestimasi

3,764jt 48

DISMANTLING COST

Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94. Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 524,94 milyar Cr Kas 500 milyar Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 Cr Beban bunga 1,497 milyar Kewajiban diestimasi 1,497 milyar 49

DISKUSI - PENGUKURAN AWAL • Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600 juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan peralatan tersebut 400 juta? • Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya perolehan aset ?

• Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset. • Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa mendatang. • Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode berikutnya 50

DISKUSI - PENGUKURAN AWAL • Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait dengan aset tersebut? • Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu? • Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat menjadi satu sebagai nilai aset. • Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen biaya perolehan. • Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi sebelum atau sesudah aset utama diperoleh. • Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat sebagai aset. • Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap  ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.

51

DISKUSI - PENGUKURAN AWAL • Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing komponen. • Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah • Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah • Aset dapat diidentifikasi secara terpisah • Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen. • Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift; tanah dan bangunan. • Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah.

52

Perolehan Bangunan Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi : 

Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri



Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.



Fee profesional



Ijin pendirian bangunan

53

PEROLEHAN TANAH Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan : (1) Harga Beli

(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll. (3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran

bangunan yang tidak diperlukan.

54

ILUSTRASI : PEROLEHAN Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Biaya arsitek membangun gedung Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk tanah dan 5.000 bangunan Biaya komisi pembelian pabrik Biaya untuk membangun pagar di sekeliling tanah dan bangunan Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada di atas tanah sebelum gedung dibangun Hasil dari penjualan sisa bangunan yang dihancurkan Biaya untuk membangun lahan parkir Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar bangunan

1. 2.

Bangunan Tanah

3. 4.

Tanah Land Improvement

5.

Tanah

6.

(Tanah)

7. 8.

Land Improvement Land 55

PSAK 13 TANAH DAN BANGUNAN  INVESTASI PROPERTI • Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah: • properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:

1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. • Sebagian aset digunakan sebagian yang lain disewakan  prorata 56

PSAK 13 PENGAKUAN INVESTASI PROPERTI • Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 • Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang • Dapat diukur dengan andal

• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. • Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal • Biaya pengurusan surat-surat

• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan : • Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi • Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan. 57

PSAK 13 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) • Menggunakan nilai wajar

• Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas (laba komprehensif atau laba rugi untuk penurunan nilai.

• Tidak ada penyusutan.

• Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler.

58

ILUSTRASI - INVESTASI PROPERTI • Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan menyewakan gedung.

• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi • Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

ILUSTRASI - INVESTASI PROPERTI • PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut: 31/12/2012

31/12/2013

Tanah

2.000

2.100

Bangunan

3.000

2.800

• Properti Investasi 4.500 Kas 4.500 • Properti Investasi 500 Keuntungan peningkatan nilai • Kerugian penurunan nilai 100 Properti investasi 100

500

PEROLEHAN PERALATAN  Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin dan peralatan lain.  Biaya perolehan meliputi (1) (2) (3) (4) (5)

Harga beli, Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan Biaya transportasi Biaya asuransi selama pengiriman barang Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi (6) Biaya untuk pengetesan peralatan 61

ASET DIBANGUN SENDIRI • Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: • Material dan tenaga kerja • Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset. • Biaya bunga selama proses pembangunan

62

BUNGA SELAMA PROSES KONSTRUKSI • Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul selama proses konstruksi Rp 0

Biaya bunga tidak dikapitalisasi selama konstruksi

Menambah Nilai Aset

Kapitalisasi biaya bunga aktual selama konstruksi (dengan modifikasi)

Rp ?

Kapitalisasi semua biaya bunga

IFRS/PSAK 63

BUNGA PINJAMAN (PSAK 26)    

PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi) SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi Konsisten dengan prinsip harga perolehan Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan 1. Qualifying assets 2. Periode kapitalisasi 3. Jumlah yang dikapitalisasi

Qualifying Assets / Aset kualifikasi  Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau menyiapkan aset tujuan penggunaannya:  Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset yang akan dijual / disewakan. 64

BUNGA PINJAMAN (PSAK 26) Periode Kapitalisasi 



Dimulai :

1. terjadinya pengeluaran untuk aset; 2. terjadinya biaya pinjaman; dan 3. entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.

Berakhir

1. Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan 2. Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force major maka kapitalisasi dihentikan sementara.

65

BUNGA PINJAMAN (PSAK 26) Jumlah yang dikapitalisasi 

Jumlah yang lebih kecil antara  Biaya bunga aktual  Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.

66

BUNGA PINJAMAN (PSAK 26)  Pinjaman dapat meliputi 1. 2.

Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset tersebut Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut terjadi

• Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus sebelum digunakan. • Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata. • Dana yang digunakan gabungan ?? • •

PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan bunga pinjaman umum

67

PENGAKUAN PSAK 26 • Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar: • biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi • penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

68

PENGAKUAN BUNGA PINJAMAN • Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut. • Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian. • Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi. • Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus dan pinjaman umum • Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi • Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman umum yang digunakan untuk pembangunan aset

69

ILUSTRASI KAPITALISASI BUNGA PINJAMAN • PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%. Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan sehingga sebagian dana diinvestasikan. • Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.

• Total biaya bunga yang terjadi adalah: 10.000 x 8% = 800 juta • Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah 800 juta – 300 juta = 500 juta 70

ILUSTRASI KAPITALISASI BUNGA PINJAMAN • PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010 • Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9% • Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8% • Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5% • Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta. Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut. • Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075) / (1.600 + 4.000 + 800) = 8% • Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta

71

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011: Jan 31: 480.000juta Juli 31: 360.000 juta.

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb: 1. 10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta 2. 8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

ILUSTRASI KAPITALISASI BUNGA PINJAMAN

Expenditure 840.000

Up to specific loan, 500.000 at 10% x 11/12

45.833 avoidable

Excess (840,000 less 500.000 = 340.000) At 8% x 5/12

11.333 avoidable

+

600 Revenue 56.567

-

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman Bunga yang dapat dihindari : 56.567 Bunga aktual : • 500,000 @ 10% = 50.000 • 400,000 @ 8% = 32.000 82.000 • Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567. • Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).

PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN •

Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset  aset dicatat setelah diskon



Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai beban bunga.



Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal.



Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki masa manfaat berbeda). 75

PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN •



Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan. •

Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.



Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.

Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.

76

PERTUKARAN ASET Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: – Tidak memiliki substansi komersial, atau

Substansi Komersial

– Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal

Nilai wajar Aset dipertukarkan

 Biaya perolehannya diukur dengan tercatat dari aset yang diserahkan.

jumlah 77

ILUSTRASI PEMBAYARAN TANGGUHAN • PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan 200juta per tahun. • Tingkat bunga yang berlaku 12% • Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720,95 • Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95 Jurnal perolehan  Kendaraan 1.230,95 Kas Utang Pembayaran angsuran 1  Utang 113,49 Beban bunga 86,51 Kas

500 720,95

200 78

PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN ASET



Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure.



Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal

PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN ASET •

Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja pendapatan = revenue expenditure.



Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemerliharaan

PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN ASET KEWAJIBAN

CAPITAL EXPENDITURE 1. Biaya awal 2. Penambahan 3. Peningkatan 4. Perbaikan luar biasa

ASET

EKUITAS PEMILIK Laba bersih

BEBAN

PENDAPATAN

REVENUE EXPENDITURE

Perbaikan dan pemeliharaan normal dan rutin

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL

Entitas harus memilih antara:

Cost Model

Revaluation Model

 Sebagai kebijakan akuntansinya, dan

 Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

82

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Cost Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :  Biaya perolehan dikurangi  Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. 83

NILAI WAJAR Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. 84

HIRARKI PENENTUAN NILAI WAJAR • Kuotasi harga di pasar aktif; • Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: • penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; • referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; • analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan • model penetapan harga opsi (option pricing model)

85

DEFINISI NILAI WAJAR – PSAK 68 • harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

• ―...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.‖ IFRS 13 par 9

86

HIRARKI FAIR VALUE – PSAK 68

Yes

Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Level 1)

* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya ‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda

No

Apakah ada input selain harga kuotasioan yang dapat diobservasi*

Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1

Harus digunakan tanpa penyesuaian

87

No Yes

Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung, pengukuan ‡ Level 2 87

Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi. Level 3

PENENTUAN NILAI WAJAR • Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. • Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

88

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL • Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka  Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan  penghasilan atau  biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost).

89

FREKUENSI PENILAIAN • Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. • Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. • Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. • Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. 90

REVALUATION MODEL Revaluation Model

Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi. 91

AKUMULASI PENYUSUTAN – REVALUTION MODEL Revaluation Model

Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: • proporsional Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi.

• eliminasi.

Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi 92

REVALUATION MODEL Metode Proporsional

1/1/2012 31/12/2012 31/12/ 2012

Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.

Aset tetap Kas Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan

100.000.000 100.000.000 20.000.000 20.000.000

Aset Tetap 12.500.000 Akumulasi Penyusutan Surplus Revaluasi

2.500.000* 10.000.000

*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000 93

REVALUATION MODEL Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000.

Metode Eliminasi

1/1/2012 31/12/2012

31/12/ 2012

Aset tetap Kas Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan

100.000.000 100.000.000 20.000.000 20.000.000

Akumulasi Penyusutan

20.000.000

Aset Tetap Aset Tetap Surplus Revaluasi

20.000.000 10.000,000 10.000.000 94

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Revaluation Model • Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka • seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi • Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. • Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment. • Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. • Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.

Entire class

To Equity directly

Negative to P/L

95

REVALUATION MODEL Revaluation Model

• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. • Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan • Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba

• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi. 96

REVALUATION MODEL • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap

3.300.000

Dr – Aset Tetap Cr – Surplus Revaluasi

1.200.000

3.300.000

1.200.000

97

REVALUATION MODEL Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap

3.300.000

Dr – Aset Tetap Cr – Keuntungan Revaluasi Cr - Surplus Revaluasi

1.200.000

3.300.000

400.000 800.000

98

REVALUATION MODEL • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Rugi Revaluasi Cr – Aset Tetap 700.000.

3.300.000

700.000

99

REVALUATION MODEL • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap Dr – Rugi Revaluasi Dr – Surplus Revaluasi Cr – Aset Tetap

3.300.000

300.000 400.000 700.000 100

REVALUATION MODEL Revaluation Model

Contoh

1.1.2010

Dr Aset tetap 50,000 • PT. Kenanga membeli Cr Kas 50,000 mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 31.12.2010 2010 dan Dr Beban Penyusutan 10,000 menggunakan Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 metode revaluasi • Mesin tersebut Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 disusutkan dengan Cr Aset tetap 2,000 metode garis lurus Cr Surplus Revaluasi 8,000 5thn. 31.12.2011 • Pada 31 Desember Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000 2010 direvaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 sebesar 48.000 Dr Surplus Revaluasi 2,000 • Buat jurnal untuk tahun Cr Saldo Laba 2,000 2010 dan 2011. 101

PENYUSUTAN Cost Model Penyusutan

Revaluation Model Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

102

SIFAT PENYUSUTAN Semua aset tetap kecuali tanah kehilangan kapasitasnya saat digunakan. Kehilangan kapasitas produksi ini diakui sebagai Beban Depresiasi. Depresiasi  alokasi biaya perolehan

Depresiasi fisik terjadi dari pengausan atau perusakan saat digunakan atau karena cuaca.

Depresasi fungsional terjadi saat aset tetap tidak lagi dapat digunakan pada tingkat yang diharapkan.

SIFAT PENYUSUTAN Faktor yang Mempengaruhi Beban Depresiasi Biaya Perolehan

-

Nilai Sisa

=

Biaya didepresiasi

Masa manfaat Beban depresiasi periodik

PENYUSUTAN • Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. • Contoh : rangka dan mesin pesawat • Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain.

Penyusutan

105

PENYUSUTAN  Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan – Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

 Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: – Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan – Aset dihentikan pengakuannya.

 Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh

Penyusutan

Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: – tidak digunakan atau – dihentikan penggunaannya

106

PENYUSUTAN • Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku • Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.

107

PENYUSUTAN Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. •

Prakiraan daya pakai aset;



Prakiraan tingkat keausan fisik;



Keusangan teknis dan keusangan komersil;



Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa).

108

PENYUSUTAN • Metode penyusutan yang digunakan: • Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. • Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan • Perubahan diperlakukan perubahan estimasi.

metode sebagai

109

PENYUSUTAN Metode Penyusutan

Garis Lurus

Saldo Menurun

Jumlah Unit

Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan

110

PENYUSUTAN Sebagian besar perusahaan di USA menggunakan metode garis lurus / straight line Saldo Menurun

Lainnya 4%

8%

5%

Unit Produksi

83%

Garis Lurus Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.

Data Biaya Awal.....…………..... 2.400.000 Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun Masa manfaat dalam jam…... 10.000 Nilai sisa............................

200.000

Metode Penyusutan Garis Lurus Biaya – Nilai Sisa

Masa Manfaat 2.400.000 – 200.000 5 tahun

= depresiasi tahunan = 440.000 depresiasi tahunan 440.000 2.400.000

= 18.3%

Tingkat depresiasi garis lurus

Metode Garis Lurus

Tahun 1 2 3 4 5

Akum. Depr. pada awal Biaya tahun

2.400.000 2.400.000 440.000 2.400.000 880.000 2.400.000 1.320.000 2.400.000 1.760.000

Nilai Buku pada awal tahun 2.400.000 1.960.000 1.520.000 1.080.000 640.000

Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000) Estimasi Masa Manfaat 5 thn)

Beban Depr. 440.000 440.000 440.000 440.000 440.000

=

Nilai buku pada akhir tahun 1.960.000 1.520.000 1.080.000 640.000 200.000

Beban Depresiasi tahunan (440.000)

114

METODE UNIT PRODUKSI Biaya – Estimasi nilai sisa Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb.

2.400.000 – 200.000 10,000 jam

= Depresiasi per unit, jam, dsb.

= 220 per jam.

Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus saat jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun.

METODE SALDO MENURUN Tahap 1 Mengabaikan nilai sisa, menghitung tingkat garis lurus

2.400.000 – 200.000 5 tahun 480.000 2.400.000

= 480.000 = 20%

Tahap 2 Tingkat garis lurus dikali dua. 0.20 x 2 = .40

Cara mudahnya dengan membagi satu dengan jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).

Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40. 116

TABEL PERHITUNGAN SALDO MENURUN Tahap 3 Nilai Buku Awal Tahun

Tahun

Depresiasi Tahunan

Tingkat

Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Akhir Tahun Akhir Tahun

1

2.400.000

40%

960.000

960.000

1.440.000

2

1.440.000

40%

576.000

1.536.000

864.000

3

864.000

40%

345.600

345.600

518.400

4

518.400

40%

207.360

207.360

311.040

5

311.040

111.040

111.040

200.000

311.040 – 200.000

Nilai Buku akhir yang diinginkan

PENURUNAN NILAI – PSAK 48 • PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:



• • • •

1.

Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,

2.

Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan

3.

Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

118

IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI PENURUNAN NILAI ASET Akhir periode Entitas menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai

Jika ada indikasi Entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset.

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus: • Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test). • • •

Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Aset tidak berwujud yang belum digunakan Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis 119

IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI PENURUNAN NILAI ASET

PSAK 48 par 12

Informasi minimum yang dipertimbangkan Informasi dari sumber-sumber eksternal • Perubahan signifikan nilai pasar • Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum • Perubahan suku bunga • Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya

Informasi dari sumber-sumber internal • Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset • Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset • Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.

120

PENDEKATAN UMUM DARI PENGUKURAN PENURUNAN NILAI

Carrying Amount

Recoverabl e Amount  Nilai tertinggi

Nilai Aset

Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan

Nilai Pakai

Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai

Recovered through sale Recovered through use

121

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN • PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara: Fair Value Less Costs to Sell

adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihakpihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset.

da n

Nilai pakai (Value in Use)

adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.

122

PENGAKUAN RUGI PENURUNAN NILAI nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya – –

nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai

PSAK 48 Par 59-6061

Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, • Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap)

123

PENGAKUAN RUGI PENURUNAN NILAI • Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut

124

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI 1 Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari

peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai pakainyaRp 205 juta. Rp 200 juta

Rp 205 juta

Tidak ada penurunan nilai

Rp 180 juta

Rp 205 juta 125

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI 2 Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta. Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai Rp 200 juta

Rp 180 juta

Rp 180 juta

Illustration 11-15

Rp 175 juta 126

Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)

PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian penurunan nilai:. Dr. Kerugian Penurunan Nilai

Rp 20 juta

Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan

Rp 20 juta

127

PENGHENTIAN PENGAKUAN • Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a) dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jualsewa balik). • Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. 128

PENGHENTIAN PENGAKUAN • Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap • Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset, • Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan .

• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : • Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan • Jumlah tercatat dari aset. 129

PENGHENTIAN PENGAKUAN Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. dibuang, 2. dijual, atau 3. ditukar tambah dengan aset serupa. Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi, namun secara umum terdiri dari: • Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan • Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan saldonya dari buku besar. • Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada • Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian

PENGHENTIAN ASET Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000 telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14 Februari, peralatan tersebut dibuang. Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan Peralatan Menghapus peralatan yang sudah sepenuhnya disusutkan.

2.500.000 2.500.000

PENJUALAN ASET • Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau keuntungan.  Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi.  Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih tersebut.  Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar selisih tersebut.

• Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.

PENJUALAN ASET Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan (terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar 700.000. Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan

75.000

Ak. Penyusutan—Peralatan Mencatat beban penyusutan tahun berjalan atas peralatan yang dijual.

75.000

1.000.000 × ¾ ×10%

PENJUALAN ASET Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 225.000, jadi tidak untung maupun rugi. Okt. 1 Kas

225.000

Ak. Penyusutan—Peralatan Peralatan Menjual peralatan.

775.000 1.000.000

PENJUALAN ASET Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 100.000, jadi terjadi kerugian.125.000 Okt. 1 Kas

100.000

Ak. Penyusutan—Peralatan

775.000

Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap

125.000

Peralatan Menjual peralatan.

1.000.000

PENJUALAN ASET Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 300.000, jadi terjadi keuntungan.75.000 Okt. 1 Kas

300.000

Ak. Penyusutan—Peralatan Keuntunganatas Pelepasan Aset Peralatan Menjual peralatan.

775.000 75.000 1.000.000

ILUSTRASI PENJUALAN ASET Penjualan Aset PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000. Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut. Mencatat depresiasi 3 bulan Beban depresiasi 1.600.000 Akumulasi depresiasi 1.600.000 Jurnal penjualan Akumulasi depresiasi 10.000.000 Kas 10.500.000 Mesin 20.000.000 Akumulasi depresiasi 5.000.000 Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11 4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000 137

PSAK 58 - ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI DIHENTIKAN

• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Kriteria : • aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera • penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset.

• Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan • Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya. 138

KLASIFIKASI ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual JIKA Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut

• Syarat yang harus terpenuhi: • Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual • Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

PENYAJIAN MENURUT PSAK 58 Annual Report:

140

CONTOH 1 • PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan Rp100juta. • Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai ―aset dimiliki untuk dijual‖. • Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta. • Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

141

CONTOH 1 a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007: a. b.

Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki untuk dijual Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur sebesar Rp73juta.

b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)

142

CONTOH 1 • Jurnal: • 1 Desember 2007 Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta Cr. Aset tetap Rp100juta • 30 Juni 2008 Dr. Kas Rp77juta Cr. Aset dimiliki utk dijual Cr. Keuntungan penjualan aset

Rp73juta Rp4juta 143

PENGUNGKAPAN  Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto  Metode penyusutan yang digunakan  Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan  Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.  Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode  Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang  Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan  Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan  Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.  Pemilihan metode akuntansi  Perubahan estimasi 144

PENGUNGKAPAN REVALUASI • Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva • Tanggal efektif penilaian • Nama penilai independen, bila ada • Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti • Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap • Surplus penilaian kembali neraca

145

PENYAJIAN DAN ANALISIS Analisis Aset Tetap Asset Turnover Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan yang dihasilkan dari aset yang diinvertsasikan

Illustration 11-24

146

PENYAJIAN DAN ANALISIS Analisis Aset Tetap Profit Margin on Sales

Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan

Illustration 11-25

147

PENYAJIAN DAN ANALISIS Analisis Aset Tetap Rate of Return on Assets Mengukur keberhasilan perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba

Illustration 11-26

148 LO

8

PENYAJIAN DAN ANALISIS ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas

Rate of Return on Assets Net Income Average Total Assets

=

=

Profit Margin on Sales Net Income Net Sales

x

x

Asset Turnover

Net Sales Average Total Assets

149

PENYAJIAN DAN ANALISIS Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi Profitabilitas Rate of Return on Assets

=

€644

Profit Margin on Sales

x

€644

(€9,533 €8,325) / 2

€10,799 (€9,533 €8,325) / 2

€10,799 =

Asset Turnover

x

=

7.2%

Efisiensi

5.96%

x

1.21

150

ILUSTRASI KAPITALISASI BUNGA Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya. Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011: Pengeluaran Aktual 2011: 1 Januari $100,000 30 April 150,000 1 November 300,000 31 Desember 100,000 Total pengeluaran $650,000

Pinjaman umum yang ada pada 1 Januari 2011: Obligasi $500,000, 14%, 10 tahun Wesel bayar $300,000, 10%, 5 tahun 151

MENGHITUNG AVOIDABLE INTEREST RATE Up to specific loan, $200,000 at 10% x 11/12

Expenditure $650,000

$18,333.33 avoidable

+ Excess ($650,000 less $200,000 = $450,000) At 12.5% x 8/12

$37,500 avoidable

$22,500

$3,333.33 Revenue

152

MEMBANDINGKAN BUNGA AKTUAL DAN AVOIDABLE: Avoidable interest: $22,500 Actual interest:  $500,000 @ 14% = 70,000  $300,000 @ 10% = 30,000 $100,000  Capitalize avoidable interest of $22,500 (the lesser of avoidable and actual interest).  Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).

KASUS PERTUKARAN ASET Santana Company exchanged equipment used in its manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar equipment used in the operations of Delaware Company. The following information pertains to the exchange. Equipment (cost) Accumulated Depreciation Fair value of equipment Cash given up

Santana $28,000 19,000 13,500 2,000

Delaware $28,000 10,000 15,500

Instructions: Prepare the journal entries to record the exchange on the books of both companies. 154

KASUS PERTUKARAN ASET Calculation of Gain or Loss Fair value of equipment received Cash received / paid

Santana $15,500

Delaware $13,500

(2,000)

2,000

Less: Bookvalue of equipment ($28,000-19,000)

(9,000)

($28,000-10,000) Gain or (Loss) on Exchange

(18,000) $4,500

($2,500)

155

KASUS PERTUKARAN ASET Has Commercial Substance Santana: Equipment Accumulated depreciation Cash Equipment Gain on exchange

15,500 19,000 2,000 28,000 4,500

Delaware: Cash Equipment Accumulated depreciation Loss on exchange Equipment

2,000 13,500 10,000 2,500 28,000 156

KASUS PERTUKARAN ASET Santana (Has Commercial Substance): Equipment Accumulated depreciation Cash Equipment Gain on disposal of equipment

15,500 19,000 2,000 28,000 4,500

Santana (LACKS Commercial Substance): Equipment (15,500 – 4,500) Accumulated depreciation Cash Equipment

11,000 19,000 2,000 28,000 157

KASUS PERTUKARAN ASET Delaware (Has Commercial Substance): Cash Equipment Accumulated depreciation Loss on disposal of equipment Equipment

2,000 13,500 10,000 2,500 28,000

Delaware (LACKS Commercial Substance): Cash Equipment Accumulated depreciation Loss on disposal of equipment Equipment

2,000 13,500 10,000 2,500 28,000 158

KASUS REVALUASI Revaluation—Land Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for €1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use revaluation accounting for the land in subsequent periods. At December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The entry to record the land at fair value is as follows.

Land Unrealized Gain on Revaluation - Land

200,000 200,000

Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive income in the statement of comprehensive income. 159

KASUS REVALUASI Revaluation—Depreciable Assets Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for ¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life of five years, is depreciated using the straight-line method of depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to revalue its equipment to fair value over the life of the equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000 (¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows. Depreciation Expense Accumulated Depreciation—Equipment

100,000 100,000

160

KASUS REVALUASI Revaluation—Depreciable Assets After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of ¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an independent appraisal for the fair value of equipment at December 31, 2010, which is ¥460,000. Accumulated Depreciation—Equipment

100,000

Equipment

40,000

Unrealized Gain on Revaluation—Equipment

60,000

161

KASUS REVALUASI Revaluation—Depreciable Assets Illustration 11-22 Financial Statement Presentation—Revaluations

Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative balance. 162

KASUS – MODEL REVALUASI & COST An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a 5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used. • On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 1.200.000 • On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 450.000 • On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 500.000 Required: a. Prepare all necessary journal based on revaluation model! b. Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment! 163

ILUSTRASI PERUBAHAN ESTIMASI Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at the end of that time. Questions: •

What is the journal entry to correct the prior years’ depreciation?



Calculate the depreciation expense for 2010.

164

KASUS PENURUNAN NILAI Impairments Illustrations

Case 1

At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The equipment has a total useful life of four years with a residual value of VND2,000,000. The following information relates to this equipment. 1.

The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000).

2.

Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000 for 2011 and is recorded.

3.

Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at

December 31, 2011, is VND11,000,000. 4.

The remaining useful life after December 31, 2011, is two years. 165

KASUS PENURUNAN NILAI Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at December 31, 2011, as follows. VND3,000,000 Impairment Loss

VND14,000,000

VND11,000,000

Loss on Impairment 3,000,000 Accumulated Depreciation— Equipment 3,000,000

166

KASUS PENURUNAN NILAI Equipment Less: Accumulated Depreciation-Equipment Carrying value (Dec. 31, 2011)

VND 26,000,000 15,000,000 VND 11,000,000

Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has not changed (remaining useful life is still two years). However, the estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi continues to use straight-line depreciation and makes the following journal entry to record depreciation for 2012. Depreciation Expense

5,500,000

Accumulated Depreciation—Equipment

5,500,000 167

KASUS PENURUNAN NILAI Impairments Illustrations

Case 2

At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining useful life of five years. Because there is little market-related information on which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future

cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all cash flows occur at the end of the year. Illustration 11-16

168

KASUS PENURUNAN NILAI Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. $33,486 Impairment Loss Illustration 11-15

$200,000

$166,514

Unknown

$166,514 169

KASUS PENURUNAN NILAI Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. $33,486 Impairment Loss Illustration 11-15

$200,000

$166,514

Loss on Impairment 33,486 Accumulated Depreciation— machine 33,486

Unknown

$166,514 170

KASUS PENURUNAN NILAI Reversal of Impairment Loss Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for $300,000, useful life of three years, and no residual value.

At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000. Loss on Impairment 20,000 Accumulated Depreciation—Equipment

20,000 171

KASUS PENURUNAN NILAI Reversal of Impairment Loss Depreciation expense and related carrying amount after the impairment.

At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss. Accumulated Depreciation—Equipment Recovery of Impairment Loss

6,000 6,000 172

PSAK 22: Kombinasi Bisnis

IFRS 3: BUSINESS COMBINATION

ISI

Metode Akuisisi

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Pengungkapan

Pedoman Aplikasi

174

TEORI KONSOLIDASI • •

Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas induk Atribut

Entity Theory

Parent Theory

Perbedaan fair value dari aset dan liabilitas terindentifikasi pada saat akuisisi

Diakui penuh, mencerminkan hak induk dan kepentingan nonpengendali.

Hanya diakui sebesar hak induk

Penyajian pihak Nonpengendali / NCI

Sebagai bagian dari ekuitas

Tidak sebagai equity atau utang (sebelum ekuitas)

Goodwill

Goodwill merupakan aset entitas yang diakui penuh pada tanggal akuisis

Goodwill hanya milik induk

175

PRINSIP DALAM PSAK 22 Pendekatan dua kolom Elemen yang dikeluarkan Goodwill Imbalan diberikan

Kepemilikan sebelumnya Kepentingan nonpengendali

Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih

TUJUAN Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya

Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali

Mangakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon

Menentukan jenis informasi yang diungkapkan

177

RUANG LINGKUP • Diterapkan untuk transaksi atau memenuhi definisi bisnis kombinasi • Tidak diterapkan untuk:

1 Pembentukan ventura bersama

peristiwa

lain

yang

2

3

Akuisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis

Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali (B01B04)

178

IDENTIFIKASI KOMBINASI BISNIS

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh ―pengendalian‖ atas satu atau lebih bisnis. ―penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)”

179

BISNIS

Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya.

180

PENGENDALIAN – PSAK 4 Pengendalian  Ketika entitas induk: • memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%) kekuasaan suara suatu entitas, kecuali • dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.

METODE AKUISISI Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.

a Pengidentifikasian pihak pengakuisisi

b Penentuan tanggal akuisisi

c Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali

d Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon

182

PIHAK PENGAKUISISI Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi (Par. 06). Entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. (B14-B18)

1 Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas

2 Menerbitkan ekuitas. ―Reverse acqusition‖ penerbit = diakuisisi

3 Ukuran relatifnya signifikan lebih besar

183

4 Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi

PENENTUAN TANGGAL AKUISISI Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi, yaitu tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi.

• Tanggal pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil alih liabilitas pihak yang diakuisisi, yaitu tanggal penutupan. • Dapat terjadi sebelum atau sesudah tanggal penutupan. • Mempertimbangkan semua fakta dan keadaan

184

PENGAKUAN Excluded elements Consideration transferred Previously held interest Noncontrolling interest

Goodwill Identifiable assets and liabilities

Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, secara terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi. (Par. 10-11)

• Memenuhi definisi aset dan liabilitas sesuai dengan KDPPLK pada tanggal akuisisi. • Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis (Par. 51-53), bukan hasil transaksi terpisah (SAK terkait). • Memungkinkan munculnya aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi. • Pengecualian 22-28, Sewa Operasi (B28-B40)

185

PENGAKUAN Excluded elements Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

Mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK lain. Membuat klasifikasi berdasarkan persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau akuntansinya, dan kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal akuisisi. Pengecualian atas kontrak sewa operasi dan kontrak asuransi; dilihat kondisi kontrak pada tanggal akuisisi

186

PENGUKURAN Excluded elements Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. • Pengukuran kepentingan nonpengendali, baik pada nilai wajar maupun pada proporsi kepemilikan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. • Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan nonpengendali (B41-45) • Pengecualian Par. 24-31

187

PENGECUALIAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Excluded elements

• Pengakuan • Liabilitas kontijensi (PSAK 57 tidak berlaku)

• Pengukuran dan pengakuan • Pajak penghasilan (PSAK 46), • Imbalan kerja (PASK 24), • Aset idemnifikasi (Nilai yang dijamin).

Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

• Pengukuran • Hak yang diperoleh kembali aset takberwujud (B35-36), • Penghargaan pembayaran berbasis saham (PSAK 53), • Aset dimiliki untuk dijual (PSAK 58)

188

GOODWILL (PAR. 32) Excluded elements

Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih (a) atas (b) :

Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

a) Nilai agregat dari: i. Imbalan yang dialihkan  nilai wajar pada tanggal akuisisi (Par. 37); ii. Kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi; dan iii. untuk kombinasi bisnis bertahap (Par. 41 dan Par. 42), nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi. b) Selisih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi

189

GOODWILL (PAR. 33) Excluded elements

 Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakuisisi lebih andal, goodwill ditentukan dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas yang dialihkan.  Jika terdapat imbalan yang dialihkan  nilai wajar kepentingan ekuitas pengakuisisi ditentukan dengan teknik penilaian (B4649)

Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

190

PEMBELIAN DISKON (PAR. 34-36) Excluded elements Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

 Jika jumlah b melebihi jumlah a: Pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.  Terjadi karena pembelian terpaksa atau karena pengecualian (Par. 22-31).  Sebelum diakui, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang dialihkan serta aset/kewajiban lain.

191

IMBALAN YANG DIALIHKAN Excluded elements Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

 Diukur dengan nilai wajar  Penjumlahan seluruh aset yang dialihkan pengakuisisi, liabilitas yang diakui pengakuisisi, dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh pengakuisisi.  Penghargaan karyawan (Par. 30).  Nilai tercatat imbalan yang dialihkan diukur dengan nilai wajar. Keuntungan dan kerugian pada tanggal akuisisi, (kecuali tetap berada dalam entitas tidak boleh diakui).

192

IMBALAN KONTIJENSI  Imbalan kontijensi timbul karena kesepakatan.  Mengakui imbalan kontijensi dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.  Diklasifikasikan sebagai liabilitas atau ekuitas berdasarkan definisi instrumen ekuitas (PSAK 50).  Pengakuisisi mengklasifikasikan hak atas imbal hasil dari imbalan yang dialihkan sebelumnya sebagai aset jika memenuhi kondisi tertentu (Par. 58) 

Jika laba perusahaan yang diakuisisi dalam dua tahun pertama meningkat lebih dari 10%, maka akan diberikan tambahan pembayaran sebesar 10% dari kenaikan laba di atas 10%.



Pihak yang diakuisisi diberikan opsi saham dengan nilai tertentu yang dikaitkan dengan kinerja

193

KEPEMILIKAN SEBELUMNYA – AKUISISI BERTAHAP  Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan.  Jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui dengan dasar yang sama sebagaimana dipersyaratkan jika pengakuisisi telah melepas secara langsung kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya.

194

KOMBINASI BISNIS TANPA PENGALIHAN IMBALAN

Pengendalian dapat diperoleh tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk: • Pihak yang yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakuisisi memperoleh pengendalian. • Hilangnya hak veto yang sebelumnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan. • Pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak semata. Contoh: penggabungan dua bisnis bersama-sama dalam satu kesepakatan gabungan (stapling arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation) Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan nonpengendali yang dominan atau seluruhnya.

195

PERIODE PENGUKURAN  

 



Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan, maka pihak pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses akuntansinya belum selesai. Pihak pengakuisisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui pada tanggal akuisisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi dan berdampak pada pengukuran yang diakui. Pihak pengakuisisi mengakui aset atau liabilitas tambahan jika informasi baru diperoleh mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisi menerima informasi yang dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi atau mempelajari bahwa informasi lebih tidak dapat diperoleh. Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.

196

ELEMEN YANG DIKELUARKAN Elemen yang dikeluarkan (Par. 51) 

Hubungan antara pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi sebelum negosiasi kombinasi bisnis dimulai.



Mengidentifiikasi setiap jumlah yang bukan bagian yang dipertukarkan.



Pihak pengakuisisi mengakui hanya atas imbalan yang dialihkan untuk pihak yang diakuisisi serta aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih yang dipertukarkan untuk pihak yang diakuisisi sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi.



Transaksi terpisah lainnya diperlakukan sesuai dengan SAK yang relevan.

Excluded elements Consideration transferred

Goodwill

Previously held interest Non-ontrolling interest

Identifiable assets and liabilities

197 © 2009

ELEMEN YANG DIKELUARKAN Elemen yang dikeluarkan

Pembayaran yang dilakukan pada saat akuisisi yang tidak termasuk bagian transaksi kombinasi bisnis. Pertimbangkan alasan, siapa yang menginisiasi dan waktu transaksi (B50) Contoh • • • • • •

Biaya transaksi (Par 53). Penyelesaian hubungan yang telah ada (Par 52). Remunerasi jasa karyawan di masa mendatang (Par 52). Penggantian untuk pihak yang diakuisisi (Par. 52). Biaya penerbitan saham atau utang (Par. 53). Pembayaran aset idemnifikasi (Par. 57).

Excluded elements Consideration transferred Previously held interest Non-ontrolling interest

Goodwill Identifiable assets and liabilities

 Biaya akuisisi dicatat sebagai biaya periode berjalan dengan satu pengecualian.  Biaya penerbitan utang dan ekuitas PSAK 55, mengurangi nilai tambahan modal disetor

ASET INDEMNIFIKASI (INDEMNIFICATION) • Penjual menjamin pihak pengakuisisi atas ketidakpastian kontijensi atau aset/liabilitas tertentu (Par. 27-28). Misal: Penjual menjamin liabilitas pengakuisisi tidak akan melampaui jumlah tertentu. • Pihak pengakuisisi memperoleh aset indemnifikasi, saat yang sama dengan saat mengakui hal yang dijamin dan diukur dengan dasar yang sama. • Setiap akhir periode, pengakuisisi mengukur aset indemnifikasi dengan dasar yang sama dengan aset/liabilitas yang dijamin (Par. 57). • Pengakuan dihentikan jika pengakuisisi mengambil aset, menjual, atau kehilangan hak.

AKUNTANSI DAN PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL • Secara umum, pihak pengakuisisi mengukur dan mencatat aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis sesuai dengan SAK terkait untuk pos-pos (items) tersebut, tergantung dari sifatnya. • Panduan khusus (a) hak yang diperoleh kembali; (b) liabilitas kontinjensi yang diakui pada tanggal akuisisi; (c) aset indemnifikasi; dan (d) imbalan kontinjensi.

• Paragraf B63 memberikan panduan aplikasi yang terkait.

200

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal • Hak yang diperoleh kembali; • Diakui sebagai aset takberwujud dan diamortiasasi selama sisa periode kontraktual yang mendasari kontrak tersebut. • Jumlah tercatat sebagai dasar untuk menentukan keuntungan dan kerugian jika dijual.

• Liabilitas kontinjensi yang diakui pada tanggal akuisisi; • Diakui selama belum kadaluwarsa atau dibatalkan sebesar nilai yang lebih tinggi dari: • Jumlah yang seharusnya diakui menurut PSAK 57; • Jumlah yang pada awalnya diakui dikurangi dengan akumulasi amortiasi (PSAK 23)

201

Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal • Aset Indemnifikasi • Mengukur aset indemnifikasi yang diakui dengan dasar yang sama dengan liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk kepada setiap pembatasan kontraktual atas jumlahnya. • Untuk aset indemnifikasi yang setelah pengakuan awalnya tidak diukur pada nilai wajarnya, subjek dari penilaian manajemen tentang kolektibilitas aset indemnifikasi tersebut. • Pihak pengakuisisi menghentikan pengakuan ketika pihak pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau kehilangan hak atasnya.

• Imbalan kontijensi • Ekuitas, tidak diukur kembali dan penyelesaiannya diperhitungkan dalam ekuitas. • Instrumen keuangan (PSAK 55) diukur dengan nilai wajar munculnya keuntungan/kerugian (P/L atau penghasilan komprehensif lain). • Tidak termasuk instrumen keuangan (PSAK 57)

202

PENGUNGKAPAN • Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi: • selama periode pelaporan berjalan; atau • setelah akhir periode pelaporan, tetapi sebelum tanggalpenyelesaian laporan keuangan.

• Diatur lebih lanjut (Par. B64-B66).

203

PENGUNGKAPAN • Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan sebelumnya (Par. B67). • Jika pengungkapan spesifik yang dipersyaratkan tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka pihak pengakuisisi mengungkapkan seluruh informasi tambahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

204

KETENTUAN TRANSISI • Aset dan liabilitas yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 tidak disesuaikan dengan berlakunya Pernyataan ini. • Goodwill yang diakui sebelumnya diakui secara prospektif untuk kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011. • Menghentikan amortisasi goodwill • Mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan goodwill • Melakukan uji penurunan nilai atas goodwill

• Goodwill negatif yang diakui sebelumnya • Jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku 1 Januari 2011.

205

KETENTUAN TRANSISI • Investasi yang dicatat dengan metode ekuitas setelah 1 Januari 2011 Diperoleh setelah 1 Januari 2011 • Amortisasi goodwill tidak termasuk dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi investee. • Penghasilan jika muncul goodwill negatif; menentukan bagian entitas atas laba rugi Diperoleh sebelum 1 Jnauari 2011 • Menghentikan amortisasi goodwill • Menghentikan goodwill negatif • Pajak Penghasilan • Pengakuisisi menerapkan PSAK 46 secara prospektif. • Pengakuisisi mengakui perubahan dalam aset pajak tangguhan tersebut sebagai penyesuaian laba atau bukan jika disyaratkan dalam PSAK 46

206

ILUSTRASI PENGGABUNGAN USAHA • Entitas A memperoleh 80% saham Entitas B pada tanggal 2 Januari 2013 dengan mengeluarkan 8.000 lembar dengan harga 10/lembar dan nilai nominalnya 5/lembar. Total aset neto Entitas B pada tanggal akuisisi adalah 80.000. Berdasarkan informasi penilai, aset Entitas B dalam rangka akuisisi dinilai kembali dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi tersebut, dikeluarkan biaya konsultan dan akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi akuisi saham sebesar 2.000. • Jurnal akuisisi Entitas A Investasi pada Entitas B 80.000 Biaya akuisisi 4.000 Modal saham 40.000 Tambahan modal saham 40.000 Kas 4.000 Tambahan modal disetor 2.000 Kas 2.000 Nilai investasi 80.000 Jumlah tercatat 80.000 Nilai wajar 90.000. Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000. Goodwill parent 8.000 Goodwill total 10.000

ILUSTRASI PENGGABUNGAN USAHA PT Induk mengakuisi 80% saham PT Anak dengan mengeluarkan kas sebesar 1.200.000. Jumlah tercatat ekuitas PT Anak pada tanggal akuisisi adalah 1.000.000. Terdapat perbedaan jumlah tercatat dan nilai wajar sebesar 300.000, yaitu tanah 200.000 dan gedung 100.000 (masih memiliki masa manfaat 10 thn). Laba PT Anak selama tahun tersebut adalah 200.000 dan dividen yang dibagikan 100.000 Induk

Anak

Anak

2.200.000

1.000.000

Aset lancar

3.200.000

Aset tidak lancar

5.000.000

1.500.000 Ekuitas

6.000.000

1.000.000

8.200.000

2.000.000

8.200.000

2.000.000

Induk

Anak

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

1.500.000 Ekuitas

6.000.000

1.000.000

2.000.000

8.200.000

2.000.000

Aset lancar

2.000.000

Aset tidak lancar

5.000.000

Investasi di anak

1.200.000 8.200.000

500.000 Liabilitas

Induk

500.000 Liabilitas

ILUSTRASI PENGGABUNGAN USAHA • Goodwill = Investasi – (% Kepemilikan X FV Aset) • Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000 • Goodwill = 1.200.000 – (80% x 1.300.000) = 160.000  Goodwill untuk induk • Goodwill untuk NCI = (160.000/80%) x 20% = 40.000 • Jika goodwilll hanya untuk induk = 160.000 • Jika untuk induk dan kepentingan nonpengendali = 200.000 • •

Aset menjadi lebih besar

Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000 + 300.000 = 1.800.000 Kepentingan nonpengendali = 20% x 1.300.000 = 260.000 Induk

Anak 500.000 Liabilitas

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

Aset lancar

3.200.000

Aset tidak lancar

5.000.000

1.800.000 Ekuitas

6.000.000

1.300.000

8.200.000

2.300.000

8.200.000

2.000.000

ILUSTRASI PENGGABUNGAN USAHA Induk Aset lancar

2.000.000

Aset tidak lancar

5.000.000

Investasi di anak

1.200.000 8.200.000

Anak

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

1.800.000 Ekuitas

6.000.000

1.300.000

2.300.000

8.200.000

2.300.000

500.000 Liabilitas

Konsolidasi

Konsolidasi

Aset lancar

2.500.000 Liabilitas

3.200.000

Aset tidak lancar

6.800.000 Ekuitas

6.000.000

Goodwill

200.000 Non pengendali 9.500.000

300.000 9.500.000

210

ILUSTRASI PENGGABUNGAN USAHA BERTAHAP • Entitas A memiliki 20% saham Entitas B dengan nilai 320 juta. Total jumlah tercatat Entitas B adalah 1.500 juta. • Entitas A membeli tambahan 60% saham entitas B dengan harga 1.200 juta. Nilai wajar aset B pada tanggal adalah 1.800 juta. Total kepemilikan baru = 20% + 60% = 80%. Nilai wajar 60% saham yang baru = 1.200; 100% = 2.000 Nilai wajar aset yang dibeli 1.800: • Goodwill total 2.000 - 1.800 = 200; Goodwill NCI = 40 • Goodwiil induk = 1.600 – (80% x 1.800) = 1.600 – 1.440 = 160 Kepemilikan lama = 20% x 2.000 = 400; Keuntungan 400 - 320 = 80. Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600 Jurnal: Investasi 1.200 Kas 1.200 Investasi 80 Keuntungan investasi 80

GOODWILL TIDAK DIAMORTISASI • Goodwill diuji untuk menilai adanya penurunan nilai. • Jika goodwill mengalami penurunan nilai, maka nilai goodwill diturunkan dan direview minimum setiap akhir tahun. • Penurunan nilai: jumlah tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan Jumlah terpulihkan (recoverable amount) • Jumlah terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara : • nilai wajar dikurangi biaya pelepasan; dan • nilai pakai

Jumlah tercatat 5.000.000

Nilai wajar -/biaya pelepasan 4.500.000

Penurunan nilai

500.000

Jumlah terpulihkan 4.500.000

Nilai pakai 4.000.000

PENURUNAN NILAI Investasi pada PT. A memiliki komponen aset neto sebagai berikut: Goodwill 20.000 Properti Investasi 40.000 Aset Tetap 60.000 Total 120.000 Jumlah terpulihkan

90.000

Goodwill

Carrying amount Impairment loss -

20.000 (20.000)

Penurunan nilai : 1. Pertama dialokasikan ke goodwill 2. Sisanya dialokasikan ke aset tidak lancar secara prorata

Properti

Aset Tetap

Total

40.00 (4.000) 36.000

60.000 (6.000) 54.000

120.000 (30.000) 90.000

213

PSAK 55: INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

KLASIFIKASI INSTRUMEN KEUANGAN

Definisi Instrumen Keuangan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain

Aset Keuangan Kas

Instrumen ekuitas entitas lain

Hak kontraktual

Kontrak diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Liabilitas keuangan Kewajiban kontraktual

kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Ekuitas Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya 215

JENIS INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen Keuangan

Aset Keuangan Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual

Liabilitas Keuangan Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban Lainnya

Instrumen Ekuitas

Instrumen Derivatif

Instrumen Lindung Nilai

Instrumen Ekuitas Biasa

Derivatif Biasa

Atas Nilai Wajar

Instrumen Ekuitas Majemuk

Derivatif Melekat

Atas Arus Kas

Instrumen Ekuitas Sinstesis

Atas Investasi Neto pada Operasi Luar Negeri

216

KATEGORI ASET KEUANGAN Pinjaman atau Piutang

NO

Bentuk Investasi dlm Utang

NO

Tujuan Spekulatif NO

YES YES

Keinginan memegang

Available for Sale

Trading

Diukur dg Nilai Wajar

YES Held to maturity

YES

No

YES

Nilai Wajar Nilai Beli

217

INSTRUMEN KEUANGAN • setiap kontrak yang menambah nilai: ►aset keuangan entitas , dan (di sisi lain) ►liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. ►Aset Keuangan

 Kas  Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain  Hak kontraktual: • untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau • untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau  Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas • nonderivatif • derivatif

►LiabilitasKeuangan  Kewajiban kontraktual: • untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau • untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;  kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu: • non derivatif; atau • derivatif

218

TUJUAN

Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan.

219

RUANG LINGKUP Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk:  Investasi pada entitas anak, asosiasi, dan ventura bersama (PSAK 65, PSAK 15, dan PSAK 66)  Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 30)  Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)  Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas  Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)  Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)  Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)  Transaksi imbalan berbasis saham (PSAK 53)

220

RUANG LINGKUP Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup • komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan entitas sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. • komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan penyerahan/penerbitan instrumen keuangan lainnya. • komitmen untuk menyediakan pinjaman yang diberikan pada tingkat suku bunga di bawah suku bunga pasar. Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan, 221

ASET/LIABILITAS KEUANGAN YANG DIUKUR PADA NILAI WAJAR MELALUI LABA RUGI

 Diperdagangkan: • • •

Diperoleh/dimiliki untuk tujuan dijual/dibeli kembali dalam waktu dekat (trading); Bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang memiliki pola ambil untung dalam jangka pendek; atau merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan efektif).

 Ditetapkan untuk dinilai pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

222

INVESTASI DIMILIKI HINGGA JATUH TEMPO Kriteria:  Aset keuangan nonderivatif;  Pembayaran tetap/ telah ditentukan;  Jatuh tempo telah ditetapkan;  Entitas memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh tempo

Kecuali:

ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;  ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual;  memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

223

PINJAMAN DIBERIKAN DAN PIUTANG

Kecuali:

Kriteria:  Aset keuangan nonderivatif;  Pembayaran tetap/ telah ditentukan;  tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,

 dimaksudkan utk dijual dlm waktu dekat (trading);  ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;  diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual;  pinjaman yang diberikan dan piutang yang investasi awalnya tidak akan diperoleh kembali secara substansial (kecuali karena penurunan kualitas), sehingga diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

224

ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL Kriteria:

 Aset keuangan nonderivatif;  Ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual;  Tidak diklasifikasikan sebagai:  pinjaman yang diberikan dan piutang,  dimiliki hingga jatuh tempo, atau  diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

225

TRANSFER / REKLASIFIKASI Loans & Receivabl e

HTM

Diizinkan jika ada perubahan intensi.

Situasi yang langka Diizinkan, namun harus memenuhi tainting rule

FVTPL

AFS

TAINTING • Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo

TAINTING • Kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan: • Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo) • Setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau • Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

PENGUKURAN AWAL Aset dan Liabilitas Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Selain yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Nilai wajar

Nilai wajar ditambah biaya transaksi

(Biaya transaksi: Expense)

(Biaya transaksi: dikapitalisasi)

229

DEFINISI NILAI WAJAR Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. • ―...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.‖ IFRS 13 para 9

230

PENGUKURAN SELANJUTNYA Klasifikasi

Laporan Posisi Keuangan

Biaya Transaksi

Keuntungan Bunga dan atau Dividen Kerugian Nilai Wajar

Penurunan Nilai

Pembalikan Penurunan Nilai

FVTPL

Nilai wajar

Dibebankan

Laba rugi

Laba rugi

By default

By default

HTM

Harga Perolehan Diamortisasi

Dikapitalisasi

-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Harga Perolehan Diamortisasii

Dikapitalisasi

-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

PENGUKURAN SELANJUTNYA Klasifikasi

Jenis / Biaya Transaksi

Utang/ Dikapitalisasi

AFS

Ekuitas/ Dikapitalisasi Ekuitas: Tidak dapat diukur secara andal/ Dikapitalisasi

Laporan Posisi Keuangan

Keuntungan Bunga dan atau Kerugian Dividen Nilai Wajar

Nilai wajar

Penghasilan komprehensif Laba Rugi lain*

Nilai wajar

Penghasilan komprehensif Laba Rugi lain*

Harga perolehan

-

Laba Rugi

Penurunan Nilai

Pemulihan Penurunan Nilai

Laba Rugi

Laba Rugi

Laba Rugi

Penghasilan komprehensif lain

Laba Rugi

-

* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL PINJAMAN DAN PIUTANG

a) Nilai wajar b) Harga perolehan diamortisasi c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan) • PSAK 55 mengklasifikasikan: • 4 kategori aset keuangan • 2 kategori liabilitas keuangan • Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan untuk pengukuran selanjutnya 233

HARGA PEROLEHAN AMORTISASI

Jumlah saat pengukuran awal

Plus or Minus Akumulasi amortisasi dengan metode suku bunga efektif

Minus Pembayaran

Minus Penurunan Nilai

234

SUKU BUNGA EFEKTIF • Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang. • Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan. • Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang ditetapkan. • Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi premium atau diskonto.

235

BIAYA TRANSAKSI DAN PROVISI

• Biaya transaksi/Provisi merupakan biaya yang dikeluarkan terkait dengan suatu kredit yang diberikan • Pinjaman yang diberikan kepada peminjam sebesar nilai nominal pinjaman, namun yang dicatat oleh pemberi pinjaman adalah : • Pokok pinjaman; • Ditambah biaya yang secara langsung dikeluarkan; • Dikurangi dengan provisi (biaya yang ditanggung oleh penerima kredit)

236

ILUSTRASI PROVISI Enitas A memberikan pinjaman Rp6.000.000, bunga 8% per tahun. Bunga sebesar 8% dari total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun dan pokok pijaman dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A membebankan provisi sebesar 4% yang dipotong dari pinjaman yang diberikan Jumlah pinjaman yang diberikan/diterima adalah sebesar 6.000.000 dikurang 4% = 5.760.000. Bunga efektif dihitung sebesar yang menyamakan nilai kini arus kas yang akan diterima dengan nilai pinjaman 5.760.000.

237

ILUSTRASI PROVISI Tidak ada provisi Pembayaran 8% 1 480.000 2 480.000 3 480.000 3 6.000.000

Dengan provisi 4% Pembayaran 9.59708% 1 480.000 2 480.000 3 480.000 3 6.000.000

6.000,000 PV 444.444 411.520 381.040 4.762.990 6.000.000

5.760.000 PV 437.970 399.620 364.620 4.557.790 5.760.000

• Tingkat suku bunga efektif lebih besar karena nilai uang yang diberikan lebih kecil. • Perusahaan tetap akan memperoleh pembayaran bunga 8% dari pokok • Tingkat suku bunga efektif dihitung sebesar 9,59708%. 238

ILUSTRASI PROVISI… LANJUTAN Kredit yang diberikan 5.760.000 Kas 5.760.000 (Kredit dapat dicatat sebesar 6.000.000 dikurangi diskon 40.000) Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi biaya transaksi Kas 480.000 Kredit yang diberikan 72.790 Pendapatan bunga 552.790

Pendapatan bunga dihitung dengan suku bunga efektif

239

ILUSTRASI PROVISI … LANJUTAN

Pembayaran

Bunga

Amortisasi

9.59708%

Pinjaman 5.760.000

1

480.000

552.790

72.790

5.832.790

2

480.000

559.780

79.780

5.912.570

3

480.000

567.430

87.430

6.000.000

3

6.000.000

6.000.000

240

PENURUNAN NILAI • Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila: • Jumlah tercatat/biaya perolehan diamortisasi melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali • Evaluasi apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai dilakukan pada setiap tanggal laporan keuangan

• Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka entitas mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dan mengakui rugi penurunan nilai

PENURUNAN NILAI Piutang setiap pelaporan dievaluasi apakah terdapat bukti objektif aset keuangan tersebut mengalami penurunan nilai

Jika terdapat bukti objektif, maka entitas mengakui rugi penurunan nilai

Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa depan

242

PENURUNAN NILAI Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam Pelanggaran kontrak seperti terjadi penundaan pembayaran bunga maupun pokok Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang dialami peminjam Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar turun 243

PENURUNAN NILAI

Terdapat bukti objektif

Kerugian diukur sebesar selisih antara jumlah tercatat piutang dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan

Tingkat diskonto  suku bunga efektif yang berlaku pada saat pengakuan awal dari aset tersebut

Kerugian diakui dalam laporan laba rugi

Jumlah tercatat piutang dikurangi langsung/dibuat pencadangan

244

PENURUNAN NILAI

Piutang dagang

Piutang dagang terbukti tidak dibayar

Tidak dibayar

Menghapuskan seluruh piutang tersebut, kecuali terdapat jaminan

Dibayar, tetapi waktu pembayarannya lebih panjang dari yang diperjanjikan

Kerugian diakui sebesar piutang yang tidak mempunyai jaminan

245

PENURUNAN NILAI Evaluasi bukti objektif secara individual Piutang dimasukkan dalam kelompok piutang yang mengalami penurunan nilai secara kolektif

Jika tidak terdapat bukti objektif individual piutang

Jika terdapat bukti objektif  menghitung arus kas masa depan dari piutang

Selisihnya diakui sebagai rugi penurunan nilai 246

PENURUNAN NILAI – ASET KEUANGAN YANG DICATAT BERDASARKAN BIAYA PEROLEHAN DIAMORTISASI • Meliputi investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang

• Aset individual yang signifikan: • Penurunan nilai pertama kali dinilai secara individual. • Jika tidak terdapat bukti penurunan nilai saat penilaian individual, maka piutang dinilai dalam kelompok yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa.

• Penilaian secara kelompok: • Untuk aset-aset yang secara individu tidak signifikan dan aset-aset lain • Tidak dapat dievaluasi secara individual

PENURUNAN NILAI KOLEKTIF – ASET KEUANGAN YANG DICATAT BERDASARKAN BIAYA PEROLEHAN DIAMORTISASI

Penurunan nilai secara kolektif aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi meliputi: 1. Kelompok aset keuangan sejenis yang tidak signifikan secara individual; dan 2. Aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan evaluasi secara individual;

PENURUNAN NILAI KOLEKTIF – ASET KEUANGAN – BIAYA PEROLEHAN DIAMORTISASI

• Kerugian penurunan nilai diukur sebesar selisih antara jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. • Jumlah tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. • Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.

PENURUNAN NILAI KOLEKTIF – ASET KEUANGAN – BIAYA PEROLEHAN DIAMORTISASI • Jika pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan. • Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. • Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

PENURUNAN NILAI – ASET KEUANGAN YANG DICATAT PADA BIAYA PEROLEHAN • Jumlah kerugian penurunan nilai diukur sebesar selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa • Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

PENURUNAN NILAI – ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL • Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi • Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. • Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

IMPAIRMENT OF FINANCIAL ASSETS MEASURED AT AMORTIZED COST Procedures for assessing impairment (IAS 39: 63-65) Test for impairment for Financial Assets Not Individually Significant

Individually Significant Individually Fail

Pass

Individually Fail

Collectively

Pass

Collectively tested with similar credit risk 253

IMPAIRMENT OF AFS FINANCIAL ASSETS Changes in fair value of AFS taken to equity Decline in fair value must be determined

Objective evidence of impairment Cumulative loss in equity transferred to income statement

Decline in fair value

Acquisition cost

-

Previous Current fair impairment loss value

Debt instrument: Reversible Equity instrument: Non reversible 254

PENURUNAN NILAI – PENGHITUNGAN • Piutang yang signifikan secara individu  dihitung secara individu • Jika peminjam pailit dan tidak ada yang menjamin piutang  diturunkan nilainya seluruhnya • Seluruh piutang tersebut dihapuskan dan diakui entitas sebagai beban • Jika peminjam pailit dan terdapat jaminan atas piutang • Jumlah penurunan nilai  Seluruh nilai piutang dicatat sebesar nilai jaminan yang dikuasai oleh perusahaan 255

ILUSTRASI PELANGGAN PAILIT Entitas A memiliki piutang kepada Entitas B sebesar 100.000. Piutang diberikan 1 Juni 2013. Pada 15 Desember 2014 Entitas A mendapatkan informasi bahwa Entitas B dipailitkan oleh pengadilan. Piutang ini tidak dijamin, aset Entitas B tidak dapat digunakan untuk membayar utang dagang. Piutang diturunkan seluruhya karena arus kas masa depan Rp0. Entitas A menghapuskan piutang  mendebit cadangan penurunan nilai piutang Pencadangan penurunan nilai Beban penurunan nilai piutang Cadangan penurunan nilai piutang Penghapusan piutang Cadangan penurunan nilai piutang Piutang Dagang

100.000 100.000 100.000 100.000

256

PENURUNAN NILAI – PENGHITUNGAN  Piutang masih dapat ditagih, tetapi proses pembayarannya terlambat dari yang diperjanjikan.  Entitas mengestimasi waktu penerimaan kas atas piutang tersebut dan menghitung nilai kini piutang tersebut dengan menggunakan suku bunga pasar.  Piutang berbunga  menggunakan bunga efektif pinjaman

257

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG INDIVIDU

Entitas A melakukan penjualan kredit pada Entitas B pada 1 Agustus 2014 sebesar 500.000. Menurut perjanjian, pembayaran akan dilakukan dalam waktu sebulan setelah penjualan. Hingga 31 Desember 2014, ketika Entitas A menyusun laporan keuangannya, belum ada pembayaran atas piutang tersebut. Entitas B menjanjikan melunasi utangnya pada awal Juli 2016. Suku bunga pasar adalah 5%.

258

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG INDIVIDUAL 5% PV 5% 1,5 tahun

500,000 464,714 35,286

PV piutang 500.000 x 0.962250 (PV 5%, n=1,5) = 464.714 Penurunan nilai = 500.000 -- 64.714 = 35.286 Jumlah ini akan digabungkan dengan penurunan nilai piutang lain dan penurunan nilai secara kolektif. Jika dibuat jurnal sendiri: Beban penurunan nilai piutang 35.286 Cadangan penurunan nilai piutang 35.286 Jika pada 1 Juli 2015 dibayar, maka jurnal yang dibuat adalah: Cadangan penurunan nilai piutang 35.286 Beban penurunan nilai piutang 35.286 Kas 500.000 Piutang dagang 500.000 259

PENURUNAN NILAI – PENGHITUNGAN Pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit  Tanda kegagalan: Restrukturisasi Hasil restrukturisasi: Nilai kini arus kas masa depan

<

Jumlah tercatat pinjaman

Penurunan nilai

260

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG

Entitas A memberikan pinjaman kepada Entitas B 400.000 pada 30 Desember 2012. Jangka waktu pinjaman 2 tahun, suku bunga 10% dikenakan atas saldo pinjaman setiap tahun dan pinjaman dilunasi seluruhnya pada akhir tahun kedua. Pada 30 Desember 2013, Entitas B tidak membayar bunganya karena mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, dilakukan negosiasi ulang atas pinjaman tersebut.

261

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG Kasus 1 Diberikan grace period pada tahun pertama dan pembayaran bunga dimulai pada tahun kedua, piutang baru dilunasi pada tahun ketiga Tahun Skedul awal 1 40,000 2 40,000 2 400,000

PV lama 36,364 33,058 330,579

Perubahan Skedul 40,000 40,000 400,000

400,000

Kerugian

PV baru 33,058 30,053 300,526 363,636

36,364

Rugi penurunan nilai

262

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG Kasus 2 Pinjaman akan diangsur mulai 2013, namun angsuran pertama akan memperhitungkan bunga tertunggak selama tahun pertama. Untuk angsuran kedua dan pelunasan akan dilakukan pada tahun berikutnya Tahun 1 2 2

Skedul awal 40,000 40,000 400,000

PV lama 36,364 33,058 330,579

Perubahan Skedul

PV baru

84,000 40,000 400,000

400,000

Kerugian

69,421 30,053 300,526 400,000

-

Tidak terjadi penurunan nilai

263

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI Kasus 3 Kesepakatan menyebutkan bahwa pinjaman mulai diangsur pada tahun 2013 dan sisanya di tahun berikutnya, tetapi Entitas B dikenakan kenaikan suku bunga menjadi 12%. Pembayaran angsuran pertama dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga tertunggak dan bunga periode tersebut yang dihitung berdasarkan rate baru secara flat. Bunga = (Rp200.000*0,12*2 = Rp48.000) Perubahan Skedul

PV baru

3

148.000.000

111.194.591

4

136.000.000

92.889.830

Tahun Skedul awal

PV lama

1

120.000.000

109.090.909

2

110.000.000

90.909.091

200.000.000

< (4.084.420)

204.084.420

tidak terjadi penurunan nilai 264

PENURUNAN NILAI • Tidak seluruh piutang yang dimiliki signifikan • Tidak seluruh piutang yang mengalami penurunan nilai • Dievaluasi kolektif

penurunan

nilainya

signifikan secara

265

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG KELOMPOK Entitas M memiliki piutang beberapa pelanggan pada 31 Desember 2014 Nama Pelanggan

Nilai Piutang

Entitas A

300.000

Entitas B

260.000

Entitas C

250.000

Entitas D

150.000

Entitas E

50.000

Entitas F

30.000

Piutang lain tidak signifikan

250.000

266

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG KELOMPOK Seluruh piutang tidak memiliki jaminan. Terdapat informasi Entitas F mengalami kesulitan keuangan dan dinyatakan pailit. Piutang kepada Entitas D telah berumur 3 bulan, di mana dalam perjanjian piutang akan dilunasi dalam 1 bulan. Entitas D baru dapat melunasi piutangnya pada 31 Desember 2015. Bunga incremental borrowing sebesar 6%. Berdasarkan pengalaman dan data historis, tingkat piutang tidak tertagih adalah 2% dari nilai piutang.

267

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG KELOMPOK

Entitas F dinyatakan pailit sehingga terdapat bukti objektif penurunan nilai piutang. Arus kas yang diharapkan di masa depan adalah 0 sehingga seluruh piutang sebesar 30.000 di-impairment. Piutang kepada Entitas D baru dibayar setahun kemudian. Entitas memperhitungkan nilai kini dari arus kas di masa depan. Nilai kini dari arus kas dengan tingkat bunga 6%, satu tahun = 150.000 x 0.9434 = 141.500 Jumlah tercatat piutang = 150.000 Kerugian penurunan nilai = 8.500

268

ILUSTRASI PENURUNAN NILAI PIUTANG KELOMPOK Piutang lain yang tidak signifikan dan piutang yang secara individual tidak mengalami penurunan nilai adalah: 300.000+260.000+250.000+50.000+250.000= 1.111.000 Penurunan nilai kolektif: 2% x 1.111.000 = 22.220 Total penurunan piutang sebesar 30.000 + 8.500 + 22.200 = 60.700. Jurnal yang dibuat adalah: Beban penurunan nilai piutang Cadangan penurunan nilai piutang

60.700 60.700

269

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun sebelumnya (3-5 tahun)

Metode Metode pembebanan rata-rata (Average charge method)

&

Metode roll rate

270

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF

Average charge-off methodMendasarkan jumlah penurunan nilai berdasarkan

1 2

3 4

data historis rata-rata tingkat kerugian pinjaman

Masing-masing tahun diperoleh data saldo piutang, jumlah piutang yang dihapuskan serta jumlah piutang yang telah dihapuskan namun dapat ditagih Hitung jumlah pinjaman neto yang dihapuskan  pinjaman yang dihapuskan dikurangi pinjaman yang telah dihapuskan namun dapat ditagih (recovery) Rata-rata kerugian pinjaman tiap tahun  pinjaman neto yang dihapuskan dibagi rata-rata pinjaman untuk masing-masing tahun selama 5 th 271

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Average charge-off method 2005 Pinjaman yang dihapuskan Pinjaman recovery Pinjaman net yang dihapuskan

Pinjaman Rata-rata Pinjaman Rata-rata kerugian

2006

2007

2008

Rata2 5 tahun

2009

450.000.000

420.000.000

400.000.000

390.000.000

380.000.000

(80.000.000)

(78.000.000)

(70.000.000)

(64.000.000)

(60.000.000)

370.000.000

342.000.000

330.000.000

326.000.000

320.000.000

36.500.000.000 35.800.000.000 36.500.000.000 36.150.000.000

0,0101

0,0095

36.800.000.00 0 36.300.000.00 0

0,0091

38.000.000.00 0 38.600.000.000 37.400.000.00 0 38.300.000.000

0,0087

0,0084 272

0,009 2

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Average charge-off method Pinjaman yang Pinjaman secara individu yang Total pinjaman mengalami dievaluasi tahun 2011 penurunan nilai secara kolektif

48.000.000.000

(8.000.000.000) 40.000.000.000

Rata-rata data historis kerugian pinjaman

Penurunan nilai kolektif

0,0092

366.000.000

273

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Roll Rate Method menghitung probability piutang pada periode sekarang akan tetap menjadi piutang pada periode berikutnya Misal: Piutang yang belum jatuh tempo pada bulan Jan 2010 sebesar 5.000.000, dari jumlah tersebut yang masih belum tertagih pada Feb 2011 sebesar Rp1.000.000 sehingga roll rate ratio sebesar 20%  dihitung dalam jangka waktu

1 tahun, untuk kemudian dihitung nilai rata-ratanya

274

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Roll Rate Method Bulan/ tahun 2 Jan 2011 2 Feb 2011 Roll rate

Current 5.000.000

20%

1-30 hari

31-60 hari

61-180 181-365 > 365 hari hari hari

1.500.000 1.000.000 800.000

400.000

1.000.000

560.000 320.000

40%

600.000 500.000 50%

70%

80%

100%

275

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Roll Rate Method Bulan/tahun

Current 1-30 hari

2 Jan 2011 2 Feb 2011 2 Mar 2011 2 Apr 2011 2 Mei 2011 2 Jun 2011 2 Jul 2011 2 Agt 2011 2 Sep 2011 2 Oct 2011 2 Nop 2011 2 Dec 2011 Rata-rata roll rate

20% 25% 22% 25% 26% 28% 26% 25% 18% 19% 18% 18% 22.50%

40% 42% 44% 45% 43% 41% 40% 41% 38% 38% 36% 38% 40.50%

31-60 hari 50% 54% 50% 52% 46% 48% 50% 52% 54% 52% 50% 48% 50.50%

61-180 hari 70% 68% 62% 70% 66% 64% 68% 72% 66% 68% 70% 66% 67.50%

181-365 hari > 365 hari 80% 78% 78% 78% 86% 84% 80% 82% 80% 76% 80% 78% 80.00%

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100.00% 276

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Roll Rate Method Umur Piutang Current 1-30 hari 31-60 hari 61-180 hari 181-365 hari > 365 hari

% Penurunan Nilai 2.48% 11.04% 27.27% 54.00% 80.00% 100.00%

Perhitungan 22.50%*40,50%*50.50%*65.50%*80.00%*100% 40.50%*50.50%*65.50%*80.00%*100% 50.50%*65.50%*80.00%*100% 65.50%*80.00%*100% 80.00%*100% 100.00%

Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak tertagih untuk masing-masing umur piutang dengan mengalikan prosentase tidak tertagih pada periode tersebut dan setelahnya  digunakan untuk menentukan penurunan nilai piutang secara kolektif 277

MENGHITUNG PENURUNAN NILAI KOLEKTIF Cadangan penurunan nilai awal periode Beban penurunan nilai periode tsb Piutang yang dihapuskan (individu&kolektif) Piutang recovery (sudah dihapuskan tertagih) Cadangan penurunan nilai akhir periode

5000 2000 (1000) 500 6500

278

PENURUNAN NILAI – ESTIMASI Konsep penyisihan piutang dilakukan karena perusahaan dalam laporan keuangan harus menyajikan piutang sebesar jumlah yang dapat direalisasi

diperlukan estimasi jumlah yang tidak dapat ditagih di masa depan

X

Estimasi didasarkan pada:

Nilai Piutang

Nilai Penjualan

Tidak diperkenankan oleh PSAK 55 279

PSAK – 65: LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

IFRS 10: Consolidated Financial Statements

KOMBINASI BISNIS Penggabungan usaha entitas tidak sepengendali (PSAK 22) – nilai wajar, selisih nilai wajar dan imbalan yang dialihkan diakui sebagai goodwiill

Laporan Keuangan Konsolidasi didahului dengan kombinasi bisnis Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali (PSAK 38) – jumlah tercatat, selisih imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat diakui sebagai tambahan modal disetor 281

PERUBAHAN PSAK 65 (REVISI 2013) Hal

PSAK 65

PSAK 4 dan ISAK 7

Ruang Lingkup

Tidak meliputi LK tersendiri

Diatur

Definisi

Diatur dalam lampiran tersendiri

Diatur

Pengendalian

Definisi yang umum meliputi: kekuasaan, ekposur hak dan kemampuan menggunakan kekuasaan

Diatur

Pengendalian tanpa adanya hak suara mayoritas

Memberikan panduan penerapan dalam menaksir pengendalian tanpa hak suara

Diatur

Hak suara potensial

Ketentuan lebih detail

Diatur

Hubungan keagenan

Terdapat pedoman penerapan hubungan keagenan

Tidak Diatur 282

Perubahan PSAK 65 (Revisi 2013) Hal

PSAK 65

PSAK 4 dan ISAK 7

Persyaratan akuntansi

LK konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan yan sama

Diatur

Kepentingan non pengendali

Penyajiannya terpisah dari ekuitas pemiliki entitas induk

Diatur

Penentuan apakah entitas adalah entitas investasi

Terdapat definisi

Tidak Diatur

Entitas investasi pengecualian terhadap konsolidasi

Tidak dikonsolidasi tetapi mengukur investasinya dengan nilai wajar

Tidak Diatur

283

PSAK 65 LK Konsolidasian

Isi

Tujuan Ruang lingkup Pengendalian Persyaratan akuntansi Penentuan apakah entitas adalah entitas investasi  Entitas investasi – pengecualian terhadap konsolidasi     

Lampiran  Lampiran A: Definisi  Lampiran B: Pedoman Penerapan  Lampiran C: Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi  Contoh Ilustrasi (bukan bagian)  Menarik PSAK 4  Menarik ISAK 7

LAMPIRAN A - DEFINISI • Aktivitas relevan (relevant activities) adalah aktivitas investee yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee. • Entitas anak (subsidiary) adalah entitas yang dikendalikan oleh entias lain. • Entitas induk (parent) adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.

• Entitas investasi (investment entity) adalah entitas yang: (a)memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi; (b)menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan (c)mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial berdasarkan pada nilai wajar.

LAMPIRAN A - DEFINISI • Hak pencabutan (removal rights) adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan. • Hak protektif (protective rights) adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan pihak pemegang hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada pihak tersebut atas entitas di mana hak tersebut terkait. • Kekuasaan (power) adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan. • Kelompok usaha (group) entitas induk dan entitas anaknya. • Kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada entitas induk. • Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statements) adalah laporan keuangan kelompok usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas

LAMPIRAN A - DEFINISI • Pengambil keputusan (decision maker) adalah entitas dengan hak pengambilan keputusan yang merupakan prinsipal maupun agen untuk pihak lain. • Pengendalian atas investee (control of investee). Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.

TUJUAN Menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain. (a)mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain (entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian; (b)mendefinisikan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai dasar konsolidasi; (c) menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga investor mengonsolidasi investee;

(d)menetapkan persyaratan akuntansi keuangan konsolidasian; dan

untuk

penyusunan

laporan

(e) mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.

RUANG LINGKUP • Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian. • Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas, kecuali: (a) program imbalan pascakerja atau program imbalan kerja jangka panjang lain yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja. (b) entitas investasi tidak perlu menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan Paragraf 31.

PENGENDALIAN – PSAK 65 • Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. • Investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal berikut ini: (a)kekuasaan atas investee (lihat Paragraf 10-14); (b)eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee (lihat Paragraf 15 dan 16); dan (c)kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor (lihat Paragraf 17 dan 18).

Kekuasaan

Eksposur imbal hasil Kemampuan

Pengendalian

KOMPONEN PENGENDALIAN (PEDOMAN PENERAPAN)

Hak

Substantif

Aktivitas Relevan

• Tergantung pada sifat kegiatan, struktur hukum, dan pengambilan keputusan. • Hak suara, hak suara potensial, dan hak kontraktual • Hak protektif diabaikan. • Mengevaluasi dampak dari berbagai hak dan interaksi mereka • Kemampuan praktis untuk melaksanakan hak • Kemampuan saat ini untuk aktivitas relevan langsung • Tidak perlu semua hak dilaksanakan secara aktif (pemilik mayoritas yang pasti memiliki semua kekuasaan) • Aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee. • Contoh: pembelian/penjualan, manajemen aset keuangan, pembiayaan. • Keputusan dalam aktivitas relevan: anggaran, perekrutan/kompensasi dari manajemen, keputusan investasi.

KEKUASAAN • Memiliki kemampuan untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara signifikan mempengarui imbal hasil investee. • Kekuasaan timbul dari hak. Penaksiran kekuasaan mudah ditentukan ketika kekuasaan berasal dari instrumen ekuitas. Penaksiran kadang kompleks dan perlu mempertimbangkan banyak faktor. • Bukti investor mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu menentukan kekuasaan, namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya meyakinkan. • Investor yang paling mempengaruhi imbal hasil investee yang memiliki kekuasaan. • Kekuasaan muncul dari hak termasuk: • • • • •

Hak suara Hak suara potensial Hak menunjuk personil manajemen kunci Hak pengambilan keputusan dalam kontrak manajemen Hak mengganti (kick-out)

IMBAL HASIL • Investor terekspos atas imbal hasil variabel dengan investee ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negatif, atau positif dan negatif. • Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh, pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi dari investee. • Contoh: • Dividen, bunga, dan perubahan nilai investasi. • Renumerasi jasa atas atas investee, fee dan eksposur atas kerugian pemberian bantuan likuiditas, hak residual atas likuidasi, manfaat pajak, dan sebagainya. • Tidak tersedia bagi pihak lain, misalnya penggabungan aset investor dan investee untuk meningkatkan nilai aset investor.

KEKUASAAN DAN IMBAL HASIL • Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasaan atas investee dan eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari keterlibatannya dengan investee. • Investor dengan hak pengambilan keputusan menentukan apakah investor bertindak sebagai prinsipal atau agen. Investor yang bertindak sebagai agen, sesuai dengan Paragraf PP58-PP72, tidak mengendalikan investee ketika investor tersebut melaksanakan hak pengambilan keputusan yang didelegasikan kepada investor tersebut.

KEKUASAAN DAN IMBAL HASIL • Kekuasaan dapat dilaksanakan sendiri. • Kekuasaan dapat didelegasikan pada pihak lain (wewenang pengambilan keputusan) melalui agen dan prinsipal. • Ruang lingkup pengambilan keputusan. • Hak pihak lain (misalnya hak pencabutan atau membebastugaskan pengambil keputusan tanpa sebab, dan pembatasan diskresi pengambil keputusan). • Renumerasi (sepadan dengan jasa yg diberikan dan perjanjian renumerasi persyaratan untuk jasa serupa) • Eksposur variabilitas imbal hasil dari kepentingan (interest) lain, yaitu ketika memiliki kepentingan (interest) pada investee apakah eksposurnya berbeda dg investor lain.

AKTIVITAS RELEVAN • Aktivitas relevan (penentuan kebijakan operasional dan keuangan): • • • • •

Penjualan dan pembelian barang atau jasa; Pengelolaan aset keuangan; Seleksi, akuisisi, dan pelepasan aset; Riset dan pengembangan produk atau proses baru; Penentuan struktur pendanaan atau perolehan pendanaan.

• Keputusan aktivitas relevan • Keputusan operasional dan permodalan investe (misal anggaran); • Penunjukan dan pemberian renumerasi personil manajemen kunci atau penyedia jasa atau pemutusan hubungan kerja tersebut.

TUJUAN DAN DESAIN INVESTEE • Traditional Entities

Hak suara sebagai faktor dominan; pihak yang memiliki hak suara yang cukup untuk menentukan kebijakan operasional dan keuangan investee merupakan pihak yang mengendalikan investee (pemegang hak suara mayoritas).

• Structured Entities

Hak suara bukan merupakan faktor yang dominan (hak suara hanya terkait tujuan administratif). • Hak suara; • Risiko terhadap investor (desain paparan, desain pihak yang terpapar, dan apakah investor terpapar risiko tersebut).

Tujuan setiap investor, alasan keterlibatan investor dengan investee, dan bagaimana keterlibatan tersebut

HAK SAAT INI Indikator Utama • • • • •

Hak suara; Hak untuk menunjuk, memindahtugaskan, atau mengganti personil manajemen kunci; Hak menunjuk atau mengganti entitas lain yang mengarahkan aktivitas relevan; Hak mengarahkan investee untuk melakukan atau memveto perubahan terhadap transaksi untuk kepentingan investor; Hak lain (misalnya hak pengambilan keputusan dalam kontrak manajemen).

HAK SAAT INI Indikator Tambahan • • • • •

Dapat menunjuk atau menyetujui personil manajemen kunci; Dapat mengarahkan investee melakukan atau memveto perubahan terhadap transaksi untuk kepentingan investor; Dapat mendominasi proses nominasi organ pengatur atau memperoleh mandat dari pemegang suara lain; Personil manajemen kunci investee adalah pihak berelasi dengan investor (misal CEO investee adalah juga CEO investor); Mayoritas organ pengatur investee adalah pihak berelasi dengan investor.

HAK SAAT INI Indikator Lain • • • •

Personil manajemen kunci investee adalah karyawan atau mantan karyawan investor; Kegiatan operasional investee bergantung pada investor; Porsi signifikan aktivitas investee melibatkan investor atau atas nama investor; Eksposur atau hak atas imbal hasil tidak proporsional lebih besar daripada hak suara.

HAK SAAT INI • HAK SUBSTANTIF • Kemampuan praktis untuk melaksanakan hak tersebut. • Terdapat hambatan (ekonomi dan lain)? Misal insentif keuangan atau penalti, ketentuan hukum atau regulasi,dsb • Ketika perlu persetujuan pihak lain, terdapat mekanisme untuk melaksanakan hak secara kolektif? • Para pihak yg memiliki hak akan memperoleh manfaat dari hak tsb?

• Hak substantif jika dapat dilaksanakan ketika perlu dibuat keputusan arah aktivitas relevan • Hak substantif dapat dilaksanakan saat ini (umumnya) atau tidak saat ini

HAK SAAT INI Hak Protektif Melindungi pemilik hak, tetapi tanpa kekuasaan atas investee (misalnya hak kreditur untuk membatasi penggunaan dana pinjaman dan mengambil alih aset jika debitur gagal bayar). • Hak veto umumnya merupakan hak protektif; • Waralaba Pewaralaba (franchisee) memberi hak ke pemilik waralaba (franchisor) untuk melindungi merek waralaba franchisor memiliki hak protektif (dukungan keuangan franchisor dan paparan variabilitas imbal hasil dari franchisee).

HAK SUARA • Hak suara mayoritas memiliki kekuasaan. • Hak suara mayoritas tanpa kekuasaan: • Aktivitas relevan diarahkan pihak lain berdasarkan perjanjian dan pihak lain tersebut bukan agen dari investor; • Hak suara tidak substantif (misalnya aktivitas relevan diarahkan oleh Pemerintah, Pengadilan, kurator, likuidator, dan sebagainya.

HAK SUARA Hak suara bukan mayoritas kekuasaan (pengendalian de-facto, kemampuan praktis untuk mengarahkan aktivitas relevan secara sepihak): •

• • •

Ukuran relatif hak suara investor terhadap ukuran dan sebaran pemegang hak suara lain (besaran hak suara, besaran hak suara relatif, dan jumlah banyak pihak lain bertindak bersama); Hak suara potensial; Hak dalam pengaturan kontraktual; Fakta dan keadaan tambahan.

CONTOH HAK SAAT INI RUPS menentukan arah aktivitas relevan dan dijadwalkan dilakukan delapan bulan lagi. Pemegang saham individual atau kolektif sebesar 10% dapat meminta RUPSLB paling cepat 30 hari setelah pemberitahuan kepada pemegang saham lain. • Investor memiliki hak suara mayoritas investee: hak substantif; • Investor memiliki forward contract untuk memperoleh saham mayoritas investee dengan tanggal penyelesaian dalam 25 hari: hak substantif; • Investor memiliki opsi substantif untuk memperoleh saham mayoritas investee dalam 25 hari: hak substantif; • Investor memiliki forward contract untuk memperoleh saham mayoritas investee dalam 6 bulan: bukan hak substantif.

HUBUNGAN KEAGENAN Investor B mempunyai kemampuan untuk mengarahkan

Investor A mempunyai kemampuan untuk mengarahkan Persetujuan Regulator

Mengembangkan dan memasarkan produk

• •

• •

Memproduksi dan memasarkan produk

Siapakah yang mempunyai kekuasaan atas investee? Apakah aktivitas relevan investee? Berbagai macam faktor perlu dipertimbangkan:

(a) tujuan dan desain investee, (b) faktor yang menentukan marjin laba, pendapatan, dan nilai investee maupun nilai dari produk, (c) dampak imbal hasil investee yang dihasilkan dari wewenang pengambilan keputusan masing-masing investor pada huruf (b), (d) eksposur investor atas variabilitas imbal hasil, (e) ketidakpastian dan usaha dalam memperoleh persetujuan regulator, (f) investor mana yang mengendalikan produk ketika tahap pengembangan telah berhasil.

Seluruh fakta dan keadaan harus dipertimbangkan dan memerlukan pertimbangan (judgement). Perlu penilaian kembali jika fakta dan keadaan berubah.

CONTOH • A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak suara). • A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B (berdasarkan ukuran absolut).





C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain (masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain, masing-masing 1%. C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐masing 26% secara bersama-sama dapat mencegah pihak C untuk mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.

CONTOH • E memiliki 45% hak suara F; sisa 55% hak suara F dimiliki secara tersebar oleh 11 pemegang saham yang masing-masing memiliki 5%. • Ukuran kepemilikan hak suara E dan penyebaran hak suara lain tidak secara konklusif menentukan apakah E memiliki kekuasaan atas F. Fakta dan keadaan lain harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah E memiliki kekuasaan atas F. •



C memiliki 40% hak suara D; sisa 40% hak suara D dimiliki oleh G, sebesar 15% dimiliki dana pesiun perusahaan, dan lainnya dimiliki oleh pihak lain yang masing-masing memegang kurang dari 1%. C memiliki kekuasaan atas D, karena dana pernsiun tidak mungkin memiliki keputusan yang berbeda dengan perusahaan, sehingga secara de facto entitas C mengendalikan D.

CONTOH • AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% pemegang saham. AAA tidak memiliki kekuasaan atas BBB.

• AAA memiliki 38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75%. AAA memiliki kekuasaan atas BBB?

PERSYARATAN AKUNTANSI • Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. • Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas investee. • Paragraf PP109–PP116 menetapkan pedoman penyusunan laporan keuangan konsolidasian.

KEPENTINGAN NONPENGENDALI • Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. • Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). • Paragraf PP117–PP119 menetapkan pedoman akuntansi untuk kepentingan nonpengendali dalam laporan keuangan konsolidasian.

KEHILANGAN PENGENDALIAN • Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk: • menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi keuangan konsolidasian; • mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama; • mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

KEHILANGAN PENGENDALIAN – PP98 Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk: a. menghentikan pengakuan: i. ii.

aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada jumlah tercatatnya ketika pengendalian hilang; dan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu ketika pengendalian hilang (termasuk setiap komponen penghasilan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali).

b. mengakui: i.

ii.

iii.

nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa, atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian; jika transaksi, peristiwa, atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian.

KEHILANGAN PENGENDALIAN – PP98 c. reklasifikasi ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, jumlah yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dalam kaitan dengan entitas anak atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf PP99; d. mengakui perbedaan apapun yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi yang diatribusikan kepada entitas induk. Paragraf PP99 Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk mencatat seluruh jumlah yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika entitas induk telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait, yaitu ke laba rugi atau saldo laba.

HAK SUARA POTENSIAL • Instrumen yang dapat dikonversi menjadi saham: option, forward, convertible instrument, dan sebagainya. • Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. • Pertimbangan hak suara potensi secara substansi: harga exercise , cash dan pendanaan yang tersedia, dan periode exercise. • Dipertimbangkan secara individual atau kombinasi. • Tidak dikeluarkan: modal ventura, reksa dana, dan unit perwalian • Aktivitas tidak sama tetap dikonsolidasi: segmen operasi

CONTOH KEHILANGAN PENGENDALIAN • Entitas A memiliki 100% saham Entitas B (aset neto 500) • Entitas A menjual 85% saham Entitas B, sisa 15% saham Entitas B diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (AFS). • Hasil penjualan 85% saham Entitas B 750 • Nilai wajar sisa 15% saham Entitas B 130 Aset keuangan tersedia untuk dijual 130 Kas 750 Investasi pada Entitas B (entitas anak) Keuntungan Perhitungan keuntungan: 85%  750 – (85% x 500) 15%  130 – (15% x 500) Total

500 380

325 55 380

316

CONTOH TIDAK KEHILANGAN PENGENDALIAN • Entitas A memiliki 100% saham Entitas B (aset neto 4.000) • Entitas A menjual 10% saham Entitas B dengan harga 500

Kas

500 Investasi pada Entitas B (10% x 4.000) Tambahan modal disetor

400 100

317

PENGGABUNGAN TRANSAKSI • • • •

Disepakati pada waktu sama atau terkait; Transaksi tunggal secara komersial; Ketergantungan antar perjanjian; Secara ekonomi, tidak dapat dijustifikasi secara individual, tetapi dapat dijustifikasi secara gabungan.

318

CONTOH PENGGABUNGAN TRANSAKSI • • • •

Entitas A memiliki 70% saham Entitas B (aset neto 1.100) Pada Desember 20X1, Entitas A menjual 19% saham Entitas B dengan harga 200 Pada Februari 20X2, Entitas A menjual 51% saham Entitas B dengan harga 550 Kedua transaksi diperlakukan sebagai transaksi tunggal

Hasil penjualan (200 + 550) Bagian aset neto (70% x 1.100) Pengendalian Kerugianhilang pada Febuari

20X2 mengkonsolidasi Entitas B untuk tahun 20X1. Des

Kas

Entitas

A

tetap

200 Uang muka

Feb

750 (770) sehingga ( 20)

Kas Uang muka Kerugian Investasi pada Entitas B

200

550 200 20 770 319

CONTOH PENGGABUNGAN TRANSAKSI Entitas A memiliki 70% saham Entitas B (aset neto 1.100) Pada Desember 20X1, Entitas A menjual saham Entitas B dengan harga 750 Kas diterima oleh Entitas A sebesar 200 pada Desember 20X1, dan sisanya sebesar 550 diterima pada Februari 20X2. Kedua transaksi diperlakukan sebagai transaksi tunggal

• • • •

Hasil penjualan Bagian aset neto (70% x 1.100) Kerugian

750 (770) ( 20)

Pengendalian hilang pada Desember 20X1 sehingga Entitas A tidak mengkonsolidasi Entitas B untuk tahun 20X1. Des

Kas Piutang Kerugian

200 550 20 Investasi pada Entitas B

Feb

Kas

770 550

Piutang

550 320

HUBUNGAN KEAGENAN Haruskah manajer investasi mengonsolidasi reksa dana yang dikelolanya?

Manajer investasi/aset bertindak sebagai prinsipal - mengonsolidasi Manajer investasi/aset bertindak sebagai agen - tidak mengonsolidasi

Hal- hal yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah manajer investasi/aset adalah agen: a) ruang lingkup wewenang pengambilan keputusannya atas investee; b) hak yang dimiliki pihak lain; c) remunerasi yang menjadi haknya sesuai dengan perjanjian remunerasi; d) eksposur pengambil keputusan terhadap variabilitas imbal hasil yang berasal dari kepentingan lain yang dimilikinya dalam investee. Pembobotan berbeda diterapkan untuk setiap faktor berdasarkan fakta dan keadaan tertentu.

PENGECULIAN KONSOLIDASI Entitas investasi dikecualikan dari konsolidasi. Entitas investasi adalah entitas yang: a) memperoleh dana dengan tujuan jasa manajemen investasi; b) tujuan bisnisnya untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan c) mengukur dan mengevaluasi pada nilai wajar.

Karakteristik khusus entitas yang harus dipertimbangkan entitas dalam menaksir apakah dirinya merupakan entitas investasi atau bukan, yaitu: a) b) c) d)

Memiliki lebih dari satu investasi; Memiliki lebih dari satu investor; Memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari entitas; dan Memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk ekuitas atau kepentingan serupa.

TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI Menggabungkan LK entitas induk dan entitas anak: menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban.

1

2

3

Investasi entitas induk pada anak dengan porsi entitas atas ekuitas anak dieliminasi (muncul goodwill)

Kepentingan nonpengendali diidentifikasi: ekuitas awal dan perubahan, laba/rugi

Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh: belum direaliasi, dampak pajak penghasilan

ELIMINASI • Investasi • Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak; • Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100%, maka akan muncul kepentingan nonpengendali; • Perbedaan jumlah tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas entitas anak pada tanggal akuisisi diperhitungkan dalam konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi; • Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar. • Akun • Utang-piutang antara anak dan induk dieliminasi. • Transaksi • Transaksi yang diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi antara induk dan anak dieliminasi.

ELIMINASI TRANSAKSI • Persediaan • Penjualan dan harga pokok penjualan; • Jika barang belum terjual, maka laba yang belum direalisasi harus dikurangkan dari nilai persediaan dan mempengaruhi laba yang telah diakui. • Aset tetap • Pada tahun terjadinya transaksi tidak mengakui keuntungan/ kerugian dari transaksi tersebut; • Laba yang ada dalam aset tersebut dieliminasip • Nilai penyusutan disesuaikan. • Obligasi • Obligasi diakui hanya sebesar obligasi pada pihak eksternal; • Pendapatan/beban bunga dieliminasi.

LABA YANG BELUM DIREALISASI • Keuntungan dan kerugian dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam persediaan, aset tetap, dan obligasi dieliminasi: • Mempengaruhi nilai aset dan liabilitas. • Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan: harga pokok penjualan, beban bunga, dan penyusutan.

• Jika terdapat penjualan hulu dari entitas induk, maka laba yang disesuaikan mempengaruhi bagian laba induk. • Jika terdapat penjualan hilir dari entitas anak, maka laba yang disesuaikan mempengaruhi bagian laba/ kepentingan nonpengendali, karena laba terjadi di entitas anak.

TANGGAL LAPORAN KEUANGAN • LK yang digunakan untuk menyusun LK konsolidasian disusun dengan tanggal yang sama. • Jika tidak sama, menyusun LK dengan tanggal yang sama, kecuali tidak praktis. • Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas dampak transaksi/peristiwa yang signifikan (tidak lebih dari 3 bulan). • Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode, sama dari periode ke periode.

PROSEDUR • LK konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. • Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.

KETENTUAN TRANSISI • Tanggal efektif: 1 Januari 2015. • Ketentuan transisi: • Menerapkan pernyataan ini secara retrospektif sesuai PSAK 25; • Referensi untuk ―Periode Terdekat Sebelumnya‖

• PSAK 65 menggantikan PSAK 4 dan ISAK 7

KETENTUAN TRANSISI • Tidak terjadi perubahan status konsolidasi: tidak ada penyesuaian. • Terjadi perubahan status konsolidasi menjadi tidak dikonsolidasi: berlaku retrospektif • Terjadi perubahan status konsolidasi menjadi dikonsolidasi: konsolidasi sejak tanggal entitas memiliki pengendalian tanpa goodwill, penyesuaian saldo awal ekuitas.

PP – HAK SUARA POTENSIAL • Perbedaan pengaruh signifikan, pengendalian bersama, dan pengendalian. • Hak suara potensial tidak ada jika tidak memiliki substansi ekonomi. • Ilustrasi: • Contoh opsi posisi tidak untung (out of the money); • Kemungkinan pelaksanaan atau konversi; • Hak lainnya yang mempunyai potensi untuk meningkatkan hak suara suatu entitas atau mengurangi hak suara entitas lain; • Maksud manajemen; • Kemampuan manajemen.

ILUSTRASI 1: HAK SUARA POTENSIAL Issued ordinary shares

Percentage of ordinary shares

Issued share warrants

Potential shares from warrants

Total shares (issued and potential)

Percentag e of total shares

Company A

10,000,000

50%

5,000,000

10,000,000

20,000,000

62.50%

Other investors

10,000,000

50%

1,000,000

2,000,000

12,000,000

37.50%

Total

20,000,000

100%

6,000,000

12,000,000

32,000,000

100.00%

Although Company A owns only 50% of the total issued ordinary shares, its holding of the share warrants gives it de facto control over Company B

Ilustrasi 2: Goodwill • Entitas A membeli seluruh kepemilikan saham di Entitas B dengan harga 20,000. Pada tanggal tersebut ekuitas Entitas B terdiri dari: • Saham 5,000 • Saldo laba 6,000.

• Saham dan saldo laba dielminasi dengan harga perolehan investasi, selisihnya akan dicatat sebagai goodwill. Harga perolehan 20,000 Dikurangi : Net aset Entitas B Saham 5,000 Saldo Laba 6,000 11,000 Goodwill 9,000 333

ILUSTRASI 3: PENGGABUNGAN USAHA PT Induk mengakuisi 80% saham PT Anak dengan mengeluarkan kas sebesar 1.200.000. Jumlah tercatat ekuitas PT Anak pada tanggal akuisisi adalah 1.000.000. Terdapat perbedaan jumlah tercatat dan nilai wajar sebesar 300.000, yaitu tanah 200.000 dan gedung 100.000 (masih memiliki masa manfaat 10 thn). Laba PT Anak selama tahun tersebut adalah 200.000 dan dividen yang dibagikan 100.000 Induk

Anak

Anak

2.200.000

1.000.000

Aset lancar

3.200.000

Aset tidak lancar

5.000.000

1.500.000 Ekuitas

6.000.000

1.000.000

8.200.000

2.000.000

8.200.000

2.000.000

Induk

Anak

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

1.500.000 Ekuitas

6.000.000

1.000.000

2.000.000

8.200.000

2.000.000

Aset lancar

2.000.000

Aset tidak lancar

5.000.000

Investasi di anak

1.200.000 8.200.000

500.000 Liabilitas

Induk

500.000 Liabilitas

ILUSTRASI 3: PENGGABUNGAN USAHA • Goodwill = Investasi – (% Kepemilikan X FV Aset) Aset • Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000 menjadi • Goodwill = 1.200.000 – (80% x 1.300.000) = 160.000 lebih  Goodwill untuk induk besar • Goodwill untuk NCI = (160.000/80%) x 20% = 40.000 • Jika goodwilll hanya untuk induk = 160.000 • Jika untuk induk dan kepentingan nonpengendali = 200.000 • •

Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000 + 300.000 = 1.800.000 Kepentingan nonpengendali = 20% x 1.300.000 = 260.000 Induk

Anak 500.000 Liabilitas

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

Aset lancar

3.200.000

Aset tidak lancar

5.000.000

1.800.000 Ekuitas

6.000.000

1.300.000

8.200.000

2.300.000

8.200.000

2.000.000

ILUSTRASI 3: PENGGABUNGAN USAHA

Induk

Aset lancar

2.000.000

Aset tidak lancar

5.000.000

Investasi di anak

1.200.000 8.200.000

Anak

Induk

Anak

2.200.000

1.000.000

1.800.000 Ekuitas

6.000.000

1.300.000

2.300.000

8.200.000

2.300.000

500.000 Liabilitas

Konsolidasi

Konsolidasi

Aset lancar

2.500.000 Liabilitas

3.200.000

Aset tidak lancar

6.800.000 Ekuitas

6.000.000

Goodwill

200.000 Non pengendali 9.500.000

300.000 9.500.000

336

ILUSTRASI 4: PENGGABUNGAN USAHA BERTAHAP • Entitas A memiliki 20% saham Entitas B dengan nilai 320 juta. Total jumlah tercatat Entitas B adalah 1.500 juta. • Entitas A membeli tambahan 60% saham entitas B dengan harga 1.200 juta. Nilai wajar aset B pada tanggal adalah 1.800 juta. Total kepemilikan baru = 20% + 60% = 80%. Nilai wajar 60% saham yang baru = 1.200; 100% = 2.000 Nilai wajar aset yang dibeli 1.800: • Goodwill total 2.000 - 1.800 = 200; Goodwill NCI = 40 • Goodwiil induk = 1.600 – (80% x 1.800) = 1.600 – 1.440 = 160 Kepemilikan lama = 20% x 2.000 = 400; Keuntungan 400 - 320 = 80. Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600 Jurnal: Investasi 1.200 Kas 1.200 Investasi 80 Keuntungan investasi 80

ILUSTRASI 5 • Entitas A membeli 60% saham Entitas B pada 1 Januari 20X1 (40% kepentingan nonpengendali) dengan harga 18.000. Pada tanggal akusisi, ekuitas Entitas B adalah : Saham 5.000 Saldo laba 15.000 • Laba setelah pajak pada 31 December 200X1 adalah 10,000 dan saldo laba 25.000. • Selisih harga perolehan dan nilai wajar aset adalah goodwill Harga perolehan 18,000 Kepentingan nonpengendali (40% × (5,000+15,000)) 8,000 Total 26,000 Net Aset Entitas B (5,000 + 15,000) (20.000) Goodwill 6,000 • Kepentingan nonpengendali akhir periode 12,000 (40% x (5,000+25,000)). • Bagian laba untuk kepentingan nonpengendali 4,000 (40% x 10,000). • Dalam saldo laba konsolidasian, terdapat bagian induk atas peningkatan saldo laba sebesar 6,000 (60% x (25,000 - 15,000)). • Saldo laba sebelum akuisisi dieliminasi dengan harga perolehan. 338

ILUSTRASI 6 • PT I mengakuisisi PT A pada tanggal 1 Januari 20X0 dengan harga 6.000. • Pada saat akuisisi, nilai aset tetap PT A 1.000 lebih tinggi dari jumlah tercatatnya. • Aset tetap didepresiasi 5 tahun.

ILUSTRASI 6: KONSOLIDASI 100%

Cash Securities Loans Plant assets Investment in PT A Goodwill Time deposit Liability Common stock Retained Earning

PT I 25.000 30.000 255.000 10.000 6.000 326.000 250.000 11.000 20.000 45.000 326.00

PT A Elimination 2.000 3.000 30.000 4.000 1.000 (6.000) 1.000 39.000 (4.000) 32.000 3.000 1.000 (1.000) 3.000 (3.000) 39.000 (4.000)

Consolidated 27.000 33.000 285.000 15.000 1.000 361.000 282.000 14.000 20.000 45.000 361.000

ILUSTRASI 7 • PT I mengakuisisi 70% kepemilikan PT A pada tanggal 1 Januari 20X0 dengan harga 4.000. • Pada tanggal akuisisi, nilai aset PT A 1.000 lebih tinggi dari jumlah tercatatnya. • Aset disusutkan selama 5 tahun.

ILUSTRASI 7 : KONSOLIDASI – KURANG 100% Cash Securities Loans Plant assets Investment in PT A Goodwiil Time deposit Liabilities NCI Common stock Retained Earning

PT I 26.000 30.000 255.000 10.000 4.000 325.000 250.000 10.000

20.000 45.000 325.000

PT A Elimination 2.000 3.000 30.000 4.000 1.000 (4.000) 500 39.000 (2.500) 32.000 3.000 1.500 1.000 (1.000) 3.000 (3.000) 39.000 (2.500)

Consolidated 28.000 33.000 285.000 15.000 500 361.500 282.000 13.000 1.500 20.000 45.000 361.500

ILUSTRASI 8 PT I memiliki 60% kepemilikan saham PT A. Berikut ini laporan keuangan tersendiri kedua perusahaan: PT I Piutang usaha 280.000, termasuk 50.000 dari PT A Utang usaha 220.000, termasuk 10.000 dari PT A PT A Piutang usaha 125.000, termasuk 10.000 dari PT I Utang usaha 95.000, termasuk 50.000 dari PT I Angka-angka berikut ini dimasukkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian kedua entitas: Piutang usaha: 280.000 - 50.000 + 125.000 - 10.000 = 345.000 Utang usaha: 220,000 - 10.000 + 95.000 - 50.000 = 255.000 Saldo utang-piutang dieliminasi penuh. Piutang usaha dan usaha hanya memasukkan saldo dari pihak ketiga.

utang 343

ILUSTRASI 9 PT Induk memiliki 75% kepemilikan PT Anak. Pada akhir periode pelaporan, entitas memiliki persedian yang dibeli dari entitas lain seharga 50.000 ditambah biaya tambahan (cost plus) 25%. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian sehubungan dengan kepemilikan persediaan ini. Penyesuaian dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk persediaan, Kepentingan Nonpengendali, dan saldo laba ditetapkan berdasarkan asumsi sebagai berikut: Asumsi 1: PT Induk memegang persediaan yang dibeli dari PT Anak. Asumsi 2: PT Anak memegang persediaan yang dibeli dari PT Induk. Berdasarkan kedua asumsi tersebut, 10.000 dari laba harus dikeluarkan dari nilai tercatat persediaan (25/125 x 50.000 = 10.000). Jumlah ini dihapus dari saldo laba penjual. • Asumsi 1 – PT Anak adalah penjualan Bagian dari pengurangan tersebut adalah untuk mengurangi kepentingan nonpengendali sehingga kepentingan nonpengendali berkurang sebesar 25% dari 10.000 = 2.500 dan saldo laba (berkurang) sebesar 75% = 7.500. • Asumsi 2 – PT Induk adalah penjual Seluruh 10.000 mengurangi saldo laba. 344

UJI PEMAHAMAN 1 Berikut ini istilah yang menggambarkan laporan keuangan entitas induk yang investasinya diperhitungkan berdasarkan kepentingan langsung adalah: a. b. c. d.

Laporan keuangan tunggal Laporan keuangan gabungan Laporan keuangan terpisah Laporan keuangan konsolidasi.

345

UJI PEMAHAMAN 2 PT Paimo memiliki 75% kepemilikan saham PT Surti. Berikut ini adalah laporan keuangan tersendiri kedua entitas: PT Paimo: Piutang usaha 1.040.000, termasuk 30.000 dari PT Surti. PT Surti: Piutang usaha 215.000, termasuk 40.000 dari PT Paimo. Berdasarkan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, berapakah piutang usaha dalam Laporan Posisi Keuangan ? a. 1.215.000 b. 1.225.000 c. 1.255.000 d. 1.185.000 346

UJI PEMAHAMAN 3 PT Papa mengakuisisi 60% saham PT Sony ketika ekuitas PT Sony terdiri dari modal saham 100.000 dan saldo laba 150.000. Laporan posisi keuangan PT Sony menunjukkan modal saham 100.000, saldo laba 300.000, dan keuntungan revaluasi 75.000. Berapakah Kepentingan Nonpengendali yang dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian? a. 150.000 b. 160.000 c. 190.000 d. 90.000

disajikan

347

UJI PERMAHAMAN 4 PT Besak memiliki 70% kepemilikan saham PT Kecik. Pada akhir tahun berjalan, PT Besak memegang persediaan yang dibeli dari PT Kecik seharga 270.000 dengan keuntungan 20%. Penyesuaian apa yang dilakukan dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk Kepentingan Nonpengendali dan Saldo Laba? Kepentingan Nonpengendali

Saldo Laba Tidak ada perubahan

a. Berkurang 45.000 b. perubahan Berkurang 54.000 c. Berkurang 16.200 d. Berkurang 13.500

Tidak

ada

Berkurang 37.800 Berkurang 31.500 348

UJI PEMAHAMAN 5 PT Gede memiliki 65% kepemilikan saham PT Kecit. Pada hari terakhir periode akuntansi, PT Kecit menjual aset tidak lancar ke PT Gede dengan harga 200.000. Jumlah tercatat aset tersebut adalah 160.000 dan harga perolehannya 500.000.

Penyesuaian apa yang dibuat untuk aset tidak lancar dan saldo laba? Aset tidak lancar Saldo laba a. Meningkat 300.000 Meningkat 195.000 b. Berkurang 40000 Berkurang 26.000 c. Berkurang 40000 Berkurang 40.000 d. Meningkat 300.000 Meningkat 300.000

349

UJI PEMAHAMAN 6 PT Gunung memiliki 75% kepemilikan saham PT Bukit. Pada tanggal 31 Desember 20X1, hari terakhir periode akuntansi, PT Bukit menjual aset tidak lancar ke PT Gunung dengan harga 200.000. Jumlah tercatat aset adalah 160,000 dan harga perolehannya 500.000. Penyesuaian apa yang dibuat dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk saldo laba dan Kepentingan Nonpengendali?

a. b. c. d.

Saldo laba Meningkat 225.000 b. Meningkat 300.000 Berkurang 30,000 Berkurang 40.000

Kepentingan Nonpengendali Meningkat 75.000 Tidak ada perubahan Berkurang 10.000 Tidak ada perubahan 350

UJI PEMAHAMAN 7 PT Adam memiliki 65% kepemilikan saham PT Habil. Pada tanggal 31 Desember 20X1, hari terakhir periode akuntansi, PT Adam menjual aset tidak lancar ke PT Habil dengan harga 1.000. Biaya perolehan aset tersebut adalah 2.500 dan jumlah tercatatnya 800. Penyesuaian apa yang harus dibuat dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk aset tidak lancar dan Kepentingan Nonpengendali? a. b. c. d.

Aset tidak lancar Meningkat 1.500 Berkurangi 200 Berkurang 200 Meningkat 1.500

Kepentingan Nonpengendali Meningkat 525 Tidak ada perubahan Berkurang 70 Tidak ada perubahan

351

UJI PEMAHAMAN 8 PT Investee membeli peralatan pada tanggal 1 Januari 20X1 dengan harga 800.000. Peralatan ini disusutkan 8 tahun dan tidak ada nilai residu. Pada tanggal 1 Januari 20X4, PT Investor mengakuisisi 100% kepemilikan saham PT Investee. Nilai wajar peralatan diperkirakan 460.000 dan sisa masa manfaatnya 5 tahun. Nilai wajar tidak dimasukkan dalam pembukuan PT Investee dan beban penyusutan dihitung dengan dasar harga perolehan. Penyesuaian apa yang harus dibuat untuk jumlah tercatat aset dan beban penyusutan dalam Laporan Posisi Keuangan untuk menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X5? Beban Depresiasi Jumlah tercatat a. Meningkat 8.000 Meningkat 24.000 b. Meningkat 8.000 Berkurang 24.000 c. Berkurang 8.000 Meningkat 24.000 d. Berkurang 8.000 Berkurang 24.000 352